hdhhhh

34
makalah praktek kerja las BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Perkembangan zaman yang disertai oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pesat dewasa ini menciptakan era globalisasi dan keterbukaan yang menuntut setiap individu untuk ikut serta didalamnya,sehingga sumber daya manusia harus menguasai IPTEK serta mampu mengaplikasikannya dalam setiap kehidupan.Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan industri karena memegang peran utama dalam rekayasa dan reparasi produksi logam.Hampir tidak mungkin pembangunan suatu pabrik tanpa melibatkan unsur pengelasan.Pada era industrialisasi dewasa ini teknik pengelasan telah banyak dipergunakan secara luas pada penyambungan batang-batang pada konstruksi bangunan baja dan konstruksi mesin. Luasnya penggunaan teknologi ini disebabkan karena bangunan dan mesin yang dibuat dengan teknik penyambungan menjadi ringan dan lebih sederhana dalam proses pembuatannya.Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam bidang konstruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, pipa saluran dan lain sebagainya.Di samping itu proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada coran, membuat lapisan keras pada perkakas, mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan lain-lain.Pengelasan bukan tujuan utama dari konstruksi, tetapi merupakan sarana untuk mencapai pembuatan yang lebih baik.Karena itu rancangan las harus betul-betul memperhatikan kesesuaian antara sifat-sifat las yaitu kekuatan dari sambungan dan memperhatikan sambungan yang akan dilas, sehingga hasil dari pengelasan sesuai dengan yang diharapkan.Dalam memilih proses pengelasan harus dititik beratkan pada proses yang paling sesuai untuk tiap-tiap sambungan las yang ada pada konstruksi.Dalam hal ini dasarnya adalah efisiensi yang tinggi, biaya yang murah, penghematan tenaga dan penghematan energi sejauh mungkin.Mutu dari hasil pengelasan di samping tergantung dari pengerjaan lasnya sendiri dan juga sangat tergantung dari persiapan sebelum pelaksanaan pengelasan, karena pengelasan adalah proses

Upload: anita-galih

Post on 08-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

HDZHZHZD

TRANSCRIPT

Page 1: HDHHHH

makalah praktek kerja las

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Perkembangan zaman yang disertai oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang pesat dewasa ini menciptakan era globalisasi dan keterbukaan yang menuntut setiap individu untuk ikut serta didalamnya,sehingga sumber daya manusia harus menguasai IPTEK serta mampu mengaplikasikannya dalam setiap kehidupan.Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan industri karena memegang peran utama dalam rekayasa dan reparasi produksi logam.Hampir tidak mungkin pembangunan suatu pabrik tanpa melibatkan unsur pengelasan.Pada era industrialisasi dewasa ini teknik pengelasan telah banyak dipergunakan secara luas pada penyambungan batang-batang pada konstruksi bangunan baja dan konstruksi mesin.

Luasnya penggunaan teknologi ini disebabkan karena bangunan dan mesin yang dibuat dengan teknik penyambungan menjadi ringan dan lebih sederhana dalam proses pembuatannya.Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam bidang konstruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, pipa saluran dan lain sebagainya.Di samping itu proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada coran, membuat lapisan keras pada perkakas, mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan lain-lain.Pengelasan bukan tujuan utama dari konstruksi, tetapi merupakan sarana untuk mencapai pembuatan yang lebih baik.Karena itu rancangan las harus betul-betul memperhatikan kesesuaian antara sifat-sifat las yaitu kekuatan dari sambungan dan memperhatikan sambungan yang akan dilas, sehingga hasil dari pengelasan sesuai dengan yang diharapkan.Dalam memilih proses pengelasan harus dititik beratkan pada proses yang paling sesuai untuk tiap-tiap sambungan las yang ada pada konstruksi.Dalam hal ini dasarnya adalah efisiensi yang tinggi, biaya yang murah, penghematan tenaga dan penghematan energi sejauh mungkin.Mutu dari hasil pengelasan di samping tergantung dari pengerjaan lasnya sendiri dan juga sangat tergantung dari persiapan sebelum pelaksanaan pengelasan, karena pengelasan adalah proses penyambungan antara dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi panas.

B.Tujuan

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah :

1. Mampu menggunakan atau mengoperasikan mesin-mesin las.

2. Mengetahui jenis-jenis elektroda yang digunakan dalam pengelasan.

3. Mengenal dan dapat memahami mesin las listrik.

4. Bekerja sesuai dengan jobsit yang telah di tentukan.

5. Untuk mengetahui pengertian dan macam-macam las

6. Untuk mengetahui teknik pengelasan yang baik dan benar

Page 2: HDHHHH

7. Untuk mengetahui peralatan yang digunakan dalam pengelasan

C.Manfaat

1. Menciptakan mahasiswa yang mempunyai keterampilan dalam kerja las.

2. Mahasiswa mampu menerapkan praktek kerja las dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mahasiswa mampu membuat alur las yang baik.

4. Mahasiswa dapat mengetahui cara-cara pengelasan yang baik.

5. Mahasiswa dapat mengetahui teori-teori tentang pengelasan.

BAB II KERJA LAS

A.Keselamatan dan Kesehatan Kerja Las

1. Pakailah alat pelindung kerja las yang sudah di siapkan.

2. Tidak boleh bermain-main dalam bengkel praktek.

3. Taatilah peraturan dalam bengkel pada saat bekerja.

4. Gunakan alat peralatan yang benar.

5. Tidak boleh merokok pada saat bekerja di dalam ruang bengkel praktek.

6. Apabila saat ingin meninggalkan ruangan praktek, peralatan harus di rapikan dahulu dan ruangan harus di bersihkan terlebih dahulu.

Page 3: HDHHHH

7. Menjaga kebersihan ruangan praktek.

B.Landasan Teori

1.Pengertian pengelasan

Pengelasan adalah suatu proses penyambungan logam dimana logam menjadi satu akibat panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan sebagai akibat dari metalurgi yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom.Sebelum atom-atom tersebut membentuk ikatan, permukaan yang akan menjadi satu perlu bebas dari gas yang terserap atau oksida-oksida.Berdasarkan klasifikasinya pengelasan di bagi dalam 2 kelas utama yaitu:

a. Pengelasan cair: cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau semburan api gas yang terbakar.

b. Pengelasan tekan: cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan kemudian ditekan hingga menjadi satu

2.Las busur listrik

Las busur listrik atau pada umumnya disebut las listrik termasuk suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas.Jadi sumber panas pada las listrik ditimbulkan oleh busur api arus listrik, antara elektroda las dan benda kerja.Benda kerja merupakan bagian dari rangkaian aliran arus listrik las.

Elektroda mencair bersama-sama dengan benda kerja akibat dari busur api arus listrik.Gerakan busur api diatur sedemikian rupa, sehingga benda kerja dan elektroda yang mencair, setelah dingin dapat menjadi satu bagian yang sukar dipisahkan.

a.Penggolongan macam proses las listrik

1)Las listrik dengan elektroda karbon

Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda karbon dan logam atau diantara dua ujung elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam yang akan dilas.Sebagai bahan tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi atau elektroda yang berselaput fluksi.

Gambar 1 las listrik dengan elektroda karbon

2)Las listrik dengan elektroda berselaput ( SMAW )

Page 4: HDHHHH

Las listrik ini menggunakan elektroda berselaput sebagai bahan tambah.Busur listrik yang terjadi diantara ujung elektroda dan bahan dasar akan mencairkan ujung elektroda dan sebagian bahan dasar.Selaput elektroda yang turut terbakar akan mencair dan menghasilkan gas yang melindungi ujung elektroda, kawah las, busur listrik dan daerah las di sekitar busur listrik terhadap pengaruh udara luar.Cairan selaput elektroda yang membeku akan menutupi permukaan las yang juga berfungsi sebagai pelindung terhadap pengaruh luar.

Gambar dibawah ini adalah sirkuit las listrik dengan elektroda berselaput dimana G adalah sumber tenaga arus searah dan elektroda dihubungkan ke terminal negetif sedang bahan ke terminal positif.

Gambar 2 sirkuit las listrik

3)Las listrik TIG

Menggunakan elektroda wolfram yang bukan merupakan bahan tambah.Busur listrik yang terjadi antara ujung elektroda wolfram dan bahan dasar adalah merupakan sumber panas untuk pengelasan.Titik cair dari elektroda wolfram sedemikian tingginya sampai 3410o sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur listrik.Tangkai las dilengkapi dengan nosel keramik untuk penyembur gas pelindung yang melindungi daerah las dari pengaruh luar pada saat pengelasan.Sebagai bahan tambah dipakai elektroda tanpa selaput yang digerakkan dan didekatkan ke busur listrik yang terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar.Sebagai gas pelindung dipakai argon, helium atau campuran dari kedua gas tersebut yang pemakaiannya tergantung dari jenis logam yang akan dilas.Tangkai las TIG biasanya didinginkan dengan air yang bersirkulasi.Proses las listrik TIG ditunjukkan pada gambar dibawah ini

Page 5: HDHHHH

Gambar 3 las listrik TIG

4)Las listrik MIG

Las listrik MIG adalah juga las busur listrik dimana panas yang ditimbulkan oleh busur listrik antara ujung elektroda dan bahan dasar, karena adanya arus listrik.Elektrodanya adalah merupakan gulungan kawat yang berbentuk rol yang gerakannya diatur oleh pasangan roda gigi yang digerakkan oleh motor listrik.

Kecepatan gerakan elektroda dapat diatur sesuai dengan keperluan.Tangkai las dilengkapi dengan nosel logam untuk menyemburkan gas pelindung yang dialirkan dari botol gas malalui selang gas.Gas yang dipakai adalah C02 untuk pengelasan baja lunak dan baja, argon atau campuran argon dan helium untuk pengelasan aluminium dan baja tahan karat.

Proses pengelasan MIG ini dapat secara semi otomatik atau otomatik.Semi otomatik dimaksudkan pengelasan secara manual sedangkan otomatik adalah pengelasan di mana seluruh pekerjaan las

Page 6: HDHHHH

dilaksanakan secara otomatik.Proses las MIG ditunjukkan pada gambar di bawah ini, dimana elektroda keluar melalui tangkai las bersama dengan gas pelindung.

Gambar 4 las listrik MIG

5)Las listrik submerged

Las listrik submerged yang umumnya otomatik atau semi otomatik menggunakan fluksi serbuk untuk pelindung dari pengaruh udara luar.Busur listrik diantara ujung elektroda dan bahan dasar berada didalam timbunan fluksi serbuk sehingga tidak terjadi sinar las keluar separti biasanya pada las listrik lainnya.

Dalam hal ini operator las tidak perlu menggunakan kaca pelindung mata (helm las).Pada waktu pengelasan, fluksi serbuk akan mencair dan membeku menutup lapisan las.Sebagian fluksi serbuk yang tidak mencair dapat dipakai lagi setelah dibersihkan dari terak-terak las.Elektroda yang merupakan kawat tanpa selaput berbentuk gulungan (rol) digerakkan maju oleh pasangan roda gigi, pasangan roda gigi yang diputar oleh motor listrik dapat diatur kecepatannya sesuai dengan kebutuhan pengelasan .

Gambar 5 las listrik submerged

b.Arus listrik

1)Arus searah (DC)

Pada jenis arus ini, elektron-elektron bergerak sepajang penghantar hanya dalam satu arah.

Page 7: HDHHHH

Gambar 6 arus searah ( DC )

2)Arus bolak-balik (AC)

Arah aliran dari arus bolak-balik adalah merupakan gelombang sinusoida yang memotong garis nol pada interval waktu 1/100 detik untuk mesin dengan frekuensi 50 Hz.Tiap siklus gelombang terdiri dari setengah gelombang positif dan setengah gelombang.Arus bolak-balik dapat diubah menjadi arus searah dengan menggunakan pengubah arus (rectifier).

Gambar 7 arus bolak-balik ( AC )

c.Tegangan dan arus listrik pada mesin las

Page 8: HDHHHH

Volt adalah suatu satuan tegangan listrik yang dapat diukur dengan suatu alat voltmeter.Tegangan diantara elektroda dan bahan dasar menggerakkan elektron-elektron melintasi busur.Ampere adalah jumlah arus listrik yang mengalir yang dapat diukur dengan amperemeter.Lengkung listrik yang panjang akan menurunkan arus dan menaikkan tegangan.

Gambar 8 tegangan dan arus listrik

d.Pengkutuban

1)Pengkutuban langsung

Pada pengkutuban langsung, kabel elektroda dipasang pada terminal negatif dan kabel massa pada terminal positif.Pengkutuban langsung sering disebut sebagai sirkuit las listrik dengan elektroda negatif (DC-)

Gambar 9 pengkutuban lansung

2)Pengkutuban terbalik

Page 9: HDHHHH

Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada terminal positif dan kabel massa dipasang pada terminal negative.Pengkutuban terbalik sering disebut sirkuit las listrik dengan elektroda positif (DC+)

Gambar 10 pengkutuban terbalik

Pengaruh Pengkutuban Pada Hasil Las.

Pemilihan jenis arus maupun pengkutuban pada pengelasan bergantung kepada jenis bahan dasar yang akan dilas, dan jenis elektroda yang dipergunakan.Pengaruh pengkutuban pada hasil las adalah pada penembusan lasnya.Pengkutuban langsung akan menghasilkan penembusan yang dangkal sedangkan pada pengkutuban terbalik akan terjadi sebaliknya.Pada arus bolak-balik penembusan yang dihasilkan antara keduanya.

Gambar 11 pengaruh pengkutuban hasil las

C.Alat dan Bahan

1.Alat-alat kerja

a.Mesin las listrik

Mesin las merupakan sumber tenaga yang memberi jenis tenaga listrik yang diperlukan serta tegangan yang cukup untuk terus melangsungkan suatu lengkung listrik las.Sumber tenaga mesin las dapat diperoleh dari motor bensin atau diesel gardu induk tegangan pada mesin las listrik biasanya:110 volt

Page 10: HDHHHH

220 volt 380 volt.Antara jaringan dengan mesin las pada bengkel terdapat saklar pemutus.Mesin las digerakkan dengan motor, cocok dipakai untuk pekerjaan lapangan atau pada bengkel yang tidak mempunyai jaringan listrik.Busur nyala terjadi apabila dibuat jarak tertentu antara elektroda dengan benda kerja dan kabel massa dijepitkan ke benda kerja.Jenis-jenis mesin las las listrik terbagi atas :

1)Transformator arus bolak-balik (AC)

Macam-macam pesawat las ini seperti transformator las, pembangkit listrik motor diesel atau motor bensin.Transformator las yang kebanyakan digunakan di industri-industri mempunyai kapasitas 200 sampai 500 amper.Pesawat las ini sangat banyak dipakai karena biaya operasinya yang rendah disamping harganya yang relatif murah.Voltase keluar dari pesawat transformator ini antara 38 sampai 70 volt.

Gambar 12 tranformator arus bolak balik (AC)

Keuntungan-keuntungan mesin las AC antara lain :

Busur nyala kecil, sehingga memperkecil kemungkinan timbulnya keropos pada rigi-rigi las dan perlengkapan dan perawatan lebih murah.

2)Rectifier arus searah (DC)

Mesin ini mengubah arus listrik bolak-balik (AC) yang masuk, menjadi arus listrik searah (DC) keluar.Pada mesin AC, kabel masa dan kabel elektroda dapat dipertukarkan tanpa mempengaruhi perubahan panas yang timbul pada busur nyala.

Gambar 13 Rectifier arus searah (DC)

Keuntungan-keuntungan mesin las DC antara lain :

Page 11: HDHHHH

Busur nyala stabil, dapat menggunakan elektroda bersalut dan tidak bersalut, dapat mengelas pelat tipis dalam hubungan DCRP, dan dapat dipakai untuk mengelas pada tempat-tempat yang lembab dan sempit.

3)Mesin las AC-DC

Pesawat las ini merupakan gabungan dari pesawat las arus bolak-balik dan arus searah.Dengan, pesawat ini akan lebih banyak kemungkinan pemakaiannya karena arus yang keluar dapat arus searah maupun arus bolak-balik.Pesawat las jenis ini misalnya transformator-rectifier maupun pembangkit listrik motor diesel.

Gambar 14 mesin las AC-DC

b.Kabel las

Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilih dan dibungkus dangan karet isolasi.Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu kabel elektroda, kabel massa, dan kabel tenaga.Kabel elektroda adalah kabel yang menghubungkan

Page 12: HDHHHH

pesawat las dengan elektroda.Kabel massa menghubungkan pesawat las dengan benda kerja.Kabel tenaga adalah kabel yang menghubungkan sumber tenaga atau jaringan listrik dengan pesawat las.

Gambar 15 kabel las

c.Penjepit elektroda dan penjepit massa

Penjepit elektroda dan penjepit massa dibuat dari bahan yang mudah menghantarkan arus listrik.Bahan yang biasa digunakan adalah tembaga.Pada pemegang elektroda pada mulutnya sudah dibentuk sedemikian rupa sehingga memudahkan tukang las memasang/menjepit pada pemegang elektroda.Dalam penggunaannya elektroda harus ditempat pada sela-sela yang ada, dapat diposisikan dengan sudut 180 derajat, 90 derajat atau 45 derajat terhadap pemegang elektroda.Sedang pada penjepit massa dibuat sedemikian rupa sehingga dapat mencengkeram dengan kuat pada benda kerja.Penjepit elektroda maupun penjepit massa tidak diperkenankan terkena busur las.Pada penjepit elektroda, penggunaan elektroda disisakan 1 inch sehingga tidak sampai habis menyentuh pemegang elektroda.Sedangkan pemegang massa tidak diperkenankan untuk menjadi tempat mencoba elektroda/menyalakan elektroda agar tidak rusak.Penjepit benda kerja ditempatkan pada dekat benda kerja atau meja las dengan kuat agar aliran listrik dapat maksimal/tidak banyak arus yang terbuang.

Gambar 16 penjepit elektroda dan penjepit massa

d.Palu las

Palu las adalah alat untuk membersihkan terak dari hasil pengelasan.Dalam menggunakan palu terak ini jangan sampai membuat luka pada hasil pengelasan maupun pada base metalnya.Karena luka bekas

Page 13: HDHHHH

pukulan adalah merupakan cacat pengelasan.Palu las sebelum digunakan dicek ketajamannya dan kondisinya.Apabila sudah tumpul, maka harus ditajamkan dengan menggerindanya.Setelah selesai menggunakannya, tempatkan palu las pada tempatnya secara rapi.Palu las digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada jalur las dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah las.Berhati-hatilah membersihkan terak las dengan palu las karena kemungkinan akan memercik ke mata atau ke bagian badan lainnya.

Gambar 17 palu las

e.Gerinda tangan

Gerinda tangan ini berfungsi untuk menyiapkan material yang akan di las berupa penyiapan kampuh las.Gerinda ini juga digunakan untuk membantu dalam proses

pengelasan khususnya dalam pembersihan lasan sebelum di sambung atau sebelum ditumpuki dengan lasan lapis berikutnya.Gerinda tangan ini juga digunakan untuk membantu dalam memperbaiki cacat las yang memerlukan penggerindaan dalam persiapannya sebelum diperbaiki cacat pengelasan tadi.

Dalam penggunaannya, periksa kabel gerinda apakah ada yang terkelupas atau tidak, jika ada segera diisolasi agar operator tidak tersengat listrik.Pastikan saklar dalam kondisi OFF sebelum kabel dihubungkan pada sumber listrik.Pastikan batu gerinda terpasang dengan kuat dan tepat dan kemudian peganglah gerida pada tangkai gerinda dengan kuat.Hubungkan kabel gerinda pada listrik dan kemudian hidupkan dengan menekan tombol ON.Gunakan kaca mata putih saat menggerinda.Setelah selesai saklar OFF dan lepas kembali kabel dari sumber arus.Gulung kabel sedemikian rupa dan simpanlah pada tempatnya dengan aman dan tidak saling bertindih dengan alat lain.

Gambar 18 gerinda tangan

Page 14: HDHHHH

f.Sikat kawat

Dipergunakan untuk membersihkan benda kerja yang akan dilas.Membersihkan terak las yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan palu las.

Gambar 19 sikat kawat

g.Tang (penjepit)

Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang masih panas

Gambar 20 tang

2.Alat-alat keselamatan kerja

a.Helm las/topeng las

Helm las maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari sinar las (sinar ultra violet dan ultra merah) yang dapat merusak kulit maupun mata.Sinar las yang sangat terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung sampai jarak 16 meter.Helm las ini dilengkapi dengan kaca khusus yang dapat mengurangi sinar ultra violet dan ultra merah tersebut.Ukuran kaca las yang dipakai tergantung pada pelaksanaan pengelasan.

Umumnya penggunaan kaca las adalah sebagai berikut:

No. 6. dipakai untuk las titik

No. 6 dan 7 untuk pengelasan sampai 30 amper.

No. 6 untuk pengelasan dari 30 sampai 75 amper.

No. 10 untuk pengelasan dari 75 sampai 200 amper.

No. 12. untuk pengelasan dari 200 sampai 400 amper.

No. 14 untuk pangelasan diatas 400 amper.

Page 15: HDHHHH

Untuk melindungi kaca penyaring ini biasanya pada bagian luar maupun dalam dilapisi dengan kaca putih.

Gambar 21 helm las

b.Sarung tangan

Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan memegang pemegang elektroda.Pada waktu mengelas harus selalu dipakai sepasang sarung tangan.

Gambar 22 sarung tangan

c.Balu las/apron

Baju las/apron dibuat dari kulit atau dari asbes.Baju las yang lengkap dapat melindungi badan dan sebagian kaki.Bila mengelas pada posisi diatas kepala, harus memakai baju las yang lengkap.Pada pengelasan posisi lainnya dapat dipakai apron.

Page 16: HDHHHH

Gambar 23 apron

d.Sepatu las

Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api.Bila tidak ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga dipakai.

Gambar 24 sepatu las

e.Kamar las

Kamar las dibuat dari bahan tahan.api.Kamar las penting agar orang yang ada disekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las.Untuk mengeluarkan gas, sebaiknya kamar las dilengkapi dangan sistim ventilasi.Didalam kamar las ditempatkan meja las.Meja las harus bersih dari bahan-bahan yang mudah terbakar agar terhindar dari kemungkinan terjadinya kebakaran oleh percikan terak las dan bunga api.

Page 17: HDHHHH

Gambar 25 kamar las

f.Masker las

Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun.

Gambar 26 masker las

3.Bahan

a. Plat dengan ukuran 200x100 mm tebal 3 mm

b. Elektroda

Dinegara-negara industri elektroda las terbungkus sudah banyak yang distandarkan penggunannya, di Jepang misalnya elektroda las terbungkus untuk baja kekuatan sedang telah distandarkan berdasarkan standar industry Jepang (JIS).Sedangkan di Amerika Serikat (ASTM) didasarkan pada standar asosiasi las Amerika (AWS).Walaupun dalam memberikan simbol angka berbeda antara kedua sistem standar tersebut, tetapi dasarnya adalah sama.Sebagai contoh misalnya huruf D dalam JIS dan huruf E dalam ASTM keduanya berarti elektroda yang dimaksud adalah elektroda terbungkus.Dua angka pertama baik dalam JIS maupun ASTM menunjukkan kekuatan terendah dari logam las hanya saja dalam JIS satuannya adalah (kg/mm2) sedangkan dalam ASTM adalah (psi) dua angka terakhir dalam kedua kedua sistem standar tersebut menunjukkan fluks.

Contoh :

Elektroda JIS = D4301

Elektroda ASTM = E60

D.Langkah Kerja

Page 18: HDHHHH

1. Menyiapkan alat dan bahan yang kita perlukan.

2. Mengukur pelat.

3. Menggaris pelat.

4. Menitik pelat.

5. Memotong pelat dengan mesin las potong.

6. Membersihkan pelat.

7. Merapikan pelat dengan menggunakan mesin gerinda.

E.Temuan Praktek

1. Alur las tidak rata dan sering berlubang.

2. Sulit dalam menentukan sudut yang tepat pada awal mengelas sampai akhir mengelas.

3. Hasil las tidak sama dalam membuat alur-alur las karena sudutnya berubah-ubah.

4. Saat benda kerja sudah di las untuk membuat alur, pergerakan elektroda tidak boleh terlalu cepat dan terlalu lambat di sesuaikan dengan irama pernapasan.

5. Rigi-rigi las tidak teratur dan tidak lurus.

6. Benda kerja berlubang disebabkan oleh arus terlalu besar dan terlalu lambat dalam pengelasan.

7. Terlalu banyak menggunakan elektroda pada saat mengerjakan jobsheet.

8. Busur elektroda sering melekat ke benda kerja di sebabkan oleh busur elektroda terlalu dekat dengan benda kerja.

9. Hasil pengelasan tidak bagus dan tidak sesuai dengan jobsheet yang diberikan di sebabkan oleh tangan yang gemetaran dan kaku.

10.Tidak bisa menyelesaikan jobsheet dengan cepat karena pada waktu percobaan masih belum mendapatkan hasil las yang bagus.

F.Gambar Kerja

JOB SHEET 1.Membuat alur las dengan posisi dibawah tangan (flat)

1.Alat dan bahan

a.Alat :

1. Mesin las listrik dan perlengkapannya

2. Meja las

Page 19: HDHHHH

3. Topeng las listrik

4. Sarung tangan

5. Apron kulit

6. Tang penjepit

7. Palu

8. Palu terak

9. Sikat baja

10. Penitik

11. Penggores

b.Bahan :

1. 1 buah besi pelat ST 37 ukuran 2 x 200 x 100 mm

2. Elektroda las ø 2,6 mm

2.Gambar kerja

a.Langkah kerja

1. Potong benda kerja dengan ukuran 200 x 100 mm.

2. Buatlah garis sebanyak 5 buah, sebagai tanda alur pengelasan dengan menggunakan penggores atau kapur dan penitik.

3. Letakkan benda kerja diatas meja las.

Page 20: HDHHHH

4. Hidupkan mesin las listrik dan atur amper/arus sesuai dengan diameter elektroda dan ketebalan plat yang digunakan.

5. Perhatikan posisi kemiringan elektroda terhadap benda kerja pada saat pengelasan berlangsung (60o s/d 80o terhadap arah pengelasan).

6. Lakukan proses pengelasan dengan baik dan benar

7. Jika telah selesai melakukan pengelasan angkat benda kerja dengan menggunakan. tang dan bersihkan daerah pengelasan dengan palu terak dan sikat baja untuk melihat hasilnya.

8. Tanyakan pada dosen jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami.

b.Penilaian

No Uraian yang diberi nilaiNilai

Max Ses

1. Aktifitas 10

2. Rigi-rigi las 25

3. Jarak antara alur las 15

4. Kelurusan alur las 15

5. Kerapian benda kerja 10

6. Ketepatan waktu pengumpulan 10

Jumlah Point 85

JOB SHEET 2.Membuat sambungan las dengan posisi dibawah tangan (flat)

1.Alat dan bahan

a.Alat :

1. Mesin las listrik dan perlengkapannya

2. Meja las

3. Topeng las listrik

4. Sarung tangan

5. Apron kulit

6. Tang penjepit

7. Palu terak

8. Palu

Page 21: HDHHHH

9. Sikat kawat

10. Penitik

11. Penggores

b.Bahan :

1. 2 buah besi Pelat ST 37 ukuran 4 x 200 x 50 mm

2. Elektroda las ø 2,6 mm

2.Gambar kerja

a.Langkah kerja

1. Potong benda kerja dengan ukuran 200 x 50 mm sebanyak 2 buah

2. Letakkan kedua benda kerja diatas meja las sesuai gambar secara berdampingan pada bagian sisi panjangnya dengan jarak ± 1-2 mm

3. Hidupkan mesin las listrik dan atur amper/arus sesuai dengan diameter elektroda dan ketebalan plat yang digunakan.

4. Perhatikan posisi kemiringan elektroda terhadap benda kerja pada saat pengelasan berlangsung (60o

s/d 80o terhadap arah pengelasan).

5. Lakukan pengelasan titik pada kedua ujungnya.Jika tampak sudah rapi, lakukan pengelasan penyambungan seperti gambar.

Page 22: HDHHHH

6. Jika telah selesai melakukan pengelasan angkat benda kerja dengan menggunakan tang dan bersihkan daerah pengelasan dengan palu terak dan sikat baja untuk melihat hasilnya.

7. Tanyakan pada dosen jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami.

b.Penilaian

No Uraian yang diberi nilaiNilai

Max Ses

1. Aktifitas 10

2. Rigi-rigi las 25

3. Sambungan benda kerja 15

4. Kelurusan alur las 15

5. Kerapian benda kerja 10

6. Ketepatan waktu pengumpulan 10

Jumlah Point 85

JOB SHEET 3.Membuat sambungan T dengan posisi dibawah tangan (flat)

1.Alat dan bahan

a.Alat :

1. Mesin las listrik dan perlengkapannya

2. Kacamata las listrik/ masker las

3. Sarung tangan

4. Apron kulit

5. Tang penjepit

6. Palu terak

7. Sikat kawat

8. Klem

Page 23: HDHHHH

9. Meja las

b.Bahan :

1. Pelat ST 37 ukuran 3-5 x 120 x 50

2. Pelat ST 37 ukuran 3-5 x 120 x 100

3. Elektroda las ø 2,6 mm

2.Gambar kerja

a.Langkah kerja

1. Hidupkan mesin las listrik dan atur ampere/arus sesuai dengan diameter elektroda dan ketebalan plat yang digunakan.

2. Letakkan kedua benda kerja sesuai seperti terlihat pada gambar diatas meja las dengan menggunakan bantuan penjepit atau tang

3. Perhatikan posisi kemiringan elektroda terhadap benda kerja pada saat pengelasan berlangsung

4. Lakukan pengelasan titik pada kedua ujungnya.Jika tampak sudah rapi, lakukan pengelasan penyambungan dari arah kiri ke kanan pada kedua sisi sambungan.

5. Jika telah selesai melakukan pengelasan angkat benda kerja dengan menggunakan tang dan bersihkan daerah pengelasan dengan palu terak dan sikat kawat untuk melihat hasilnya.

6. Tanyakan pada instruktur jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami

b.Penilaian

No Uraian yang diberi nilai Nilai

Page 24: HDHHHH

Max Ses

1. Aktifitas 10

2. Rigi-rigi las 25

3. Sambungan benda kerja 15

4. Kesikuan benda kerja 15

5. Kerapian benda kerja 10

6. Ketepatan waktu pengumpulan 10

Jumlah Point 85

JOB SHEET 4.Membuat sambungan tumpang (lap joint) dengan posisi dibawah tangan (flat)

1.Alat dan bahan

a.Alat :

1. Mesin las listrik dan perlengkapannya

2. Kacamata las listrik/ masker las

3. Sarung tangan

4. Apron kulit

5. Tang penjepit

6. Palu terak

7. Sikat kawat

8. Klem

9. Meja las

b.Bahan :

1. 2 buah Pelat ST 37 ukuran 3-5 x 120 x 50

2. Elektroda las ø 2,6 mm

2.Gambar kerja

Page 25: HDHHHH

a.Langkah kerja

1. Hidupkan mesin las listrik dan atur ampere/arus sesuai dengan diameter elektroda dan ketebalan plat yang digunakan.

2. Letakkan kedua benda kerja sesuai seperti terlihat pada gambar diatas meja las dengan menggunakan bantuan penjepit atau tang

3. Perhatikan posisi kemiringan elektroda terhadap benda kerja pada saat pengelasan berlangsung

4. Lakukan pengelasan titik pada kedua ujungnya.Jika tampak sudah rapi, lakukan pengelasan penyambungan dari arah kiri ke kanan pada kedua sisi sambungan.

5. Jika telah selesai melakukan pengelasan angkat benda kerja dengan menggunakan tang dan bersihkan daerah pengelasan dengan palu terak dan sikat kawat untuk melihat hasilnya.

6. Tanyakan pada instruktur jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami

b.Penilaian

No Uraian yang diberi nilaiNilai

Max Ses

1. Aktifitas 10

2. Rigi-rigi las 25

3. Sambungan benda kerja 15

Page 26: HDHHHH

4. Kelurusan alur las 15

5. Kerapian benda kerja 10

6. Ketepatan waktu pengumpulan 10

Jumlah Point 85

JOB SHEET 5.Membuat alur las dengan posisi horizontal

1.Alat dan bahan

a.Alat :

1. Mesin las listrik dan perlengkapannya

2. Meja las

3. Topeng las listrik

4. Sarung tangan

5. Apron kulit

6. Helm las

7. Tang penjepit

8. Palu

9. Palu terak

10. Sikat baja

11. Penggores

12. Penitik

b.Bahan :

1. 1 buah besi Pelat ST 37 ukuran 3 x 200 x 100 mm

2. Elektroda las ø 2,6 mm

2.Gambar kerja

Page 27: HDHHHH

a.Langkah kerja

1. Potong benda kerja dengan ukuran 200 x 100 mm

2. Buatlah garis sebanyak 5 buah, sebagai tanda alur pengelasan dengan menggunakan penggores atau kapur dan penitik.

3. Jepit benda kerja pada dudukan yang terdapat dimeja las sehingga memungkinkan untuk melakukan pengelasan dengan posisi horizontal.

4. Hidupkan mesin las listrik dan atur amper/arus sesuai dengan diameter elektroda dan ketebalan plat yang digunakan.

5. Perhatikan posisi kemiringan elektroda terhadap benda kerja pada saat pengelasan berlangsung (seperti terlihat pada gambar).

6. Lakukan pengelasan dengan baik dan benar.

7. Jika telah selesai melakukan pengelasan, lepas benda kerja dari jepitannya dengan menggunakan tang dan bersihkan daerah pengelasan dengan palu terak dan sikat baja untuk melihat hasilnya.

8. Tanyakan pada dosen jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami.

b.Penilaian

No Uraian yang diberi nilaiNilai

Max Ses

1. Aktifitas 10

2. Rigi-rigi las 25

3. Jarak antara alur las 15

Page 28: HDHHHH

4. Kelurusan alur las 15

5. Kerapian benda kerja 10

6. Ketepatan waktu pengumpulan 10

Jumlah Point 85

JOB SHEET 6.Membuat alur las dengan posisi vertikal

1.Alat dan bahan

a.Alat :

1. Mesin las listrik dan perlengkapannya

2. Meja las

3. Topeng las listrik

4. Sarung tangan

5. Apron kulit

6. Helm las

7. Tang penjepit

8. Palu

9. Palu terak

10. Sikat baja

11. Penggores

12. Penitik

b.Bahan :

3. 1 buah besi Pelat ST 37 ukuran 3 x 200 x 100 mm

4. Elektroda las ø 2,6 mm

2.Gambar kerja

Page 29: HDHHHH

a.Langkah kerja

1. Potong benda kerja dengan ukuran 200 x 100 mm

2. Jepit benda kerja pada dudukan yang terdapat dimeja las sehingga memungkinkan untuk melakukan pengelasan dengan posisi vertikal.

3. Hidupkan mesin las listrik dan atur amper/arus sesuai dengan diameter elektroda dan ketebalan plat yang digunakan.

4. Perhatikan posisi kemiringan elektroda terhadap benda kerja pada saat pengelasan berlangsung (seperti terlihat pada gambar).

5. Lakukan pengelasan dengan baik dan benar.

6. Jika telah selesai melakukan pengelasan, lepas benda kerja dari jepitannya dengan menggunakan tang dan bersihkan daerah pengelasan dengan palu terak dan sikat baja untuk melihat hasilnya.

7. Tanyakan pada dosen jika terdapat hal-hal yang kurang dipahami.

b.Penilaian

No Uraian yang diberi nilaiNilai

Max Ses

1. Aktifitas 10

2. Rigi-rigi las 25

3. Jarak antara alur las 15

4. Kelurusan alur las 15

5. Kerapian benda kerja 10

6. Ketepatan waktu pengumpulan 10

Jumlah Point 85

Page 30: HDHHHH

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari kegiatan praktikum ini dapat melatih kita untuk sabar dan teliti dalam mengerjakan jobsheet.Kerapian, kelurusan dan kerataan rigi-rigi las sangatlah penting untuk menentukan hasil pengelasan.Penentuan sudut pengelasan juga memegang peranan penting.Kecepatan pengumpulan benda kerja juga sangat penting, sehingga mampu mengejar target jobsheet yang telah ditentukan.

B.Saran

Dalam melakukan kerja praktek kita harus teliti dan sabar, tidak tergesa-gesa dalam bekerja, tidak bersenda gurau dan selalu berhati-hati dalam bekerja, serta selalu memakai alat-alat keselamatan kerja yang sudah disiapkan.