hasil penjaminan kualitas klhs bali

Upload: tria-fukada

Post on 04-Mar-2016

343 views

Category:

Documents


45 download

DESCRIPTION

hasil PK KLHS Sektor SD air Prov. Bali

TRANSCRIPT

  • Hasil Penjaminan Kualitas

    Terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pengelolaan Dan Pelestarian Sumber Daya Air Provinsi Bali

  • Hasil Penjaminan KualitasTerhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pengelolaan Dan Pelestarian Sumber Daya Air Provinsi Bali

    Asiten Deputi Urusan Kajian Kebijakan Wilayah dan SektorDeputi Bidang Tata LingkunganKementerian Lingkungan Hidup

    2012

  • ii

    Hasil Penjaminan Kualitas Terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pengelolaan Dan Pelestarian Sumber Daya Air Provinsi Bali

    PengarahImam Hendargo Abu IsmoyoDeputi Menteri Lingkungan Hidup Bidang Tata Lingkungan

    Ketua TimDrs. Heru Waluyo, M.Com.Asisten Kajian Kebijakan Wilayah dan Sektor

    Narasumber dan Tim PenyusunMartin Smutny, PhD (International Specialist for SEA Guidance, Capacity Building and Application), Prof. Dr. Bakti Setiawan, Prof. Dr. Kukuh Murtilaksono, Dr. Kabul Sarwoto

    Tim EditorQurie Purnamasari, Indra Soekarjono, Inge Retnowati, Rifan Asnanto, Tria Yuliatidan Erlina Daniati

    Apresiasi: Ucapan terima kasih disampaikan kepada Danish International Development Agency (DANIDA) melalui Environmental Support Programme (ESP) Phase 2

    Grafis dan Foto:Agus Wiyono

  • iii

    Hasil Penjaminan Kualitas Terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pengelolaan Dan Pelestarian Sumber Daya Air Provinsi Bali

    Dengan ditetapkannya Undang-Undang No-mor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUP-PLH), pemerintah dan pemerintah daerah wajib melaksanakan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) dalam penyusunan atau evaluasi rencana tata ruang wilayah beserta rencana rincinya. Sebagaima-na diamanatkan dalam Pasal 15 ayat (1) UUPPLH, ke-wajiban pemerintah dan pemerintah daerah melak-sanakan KLHS adalah untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau pro-gram.

    Tujuan dari KLHS umumnya dipahami sebagai memastikan bahwa isu-isu pembangunan yang ber-kelanjutan termasuk pertimbangan-pertimbangan lingkungan menjadi landasan dan diintegrasikan di dalam pengambilan keputusan strategis untuk men-dukung pembangunan yang berwawasan lingkun-gan dan berkelanjutan. Definisi tersebut juga sejalan dengan ketentuan yang terkait dalam Undang-Un-dang No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pen-gelolaan Lingkungan Hidup yang menetap-kan bah-wa tujuan keseluruhan dari KLHS adalah untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan yang berkelanjutan telah menjadi dasar dan diintegrasi-kan dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau Kebijakan, Rencana dan/atau Program.

    Dengan mempertimbangkan hal tersebut di atas, efektivitas KLHS dapat dievaluasi terutama dalam kaitannya dengan sejauh mana temuan-temuan KLHS tersebut diintegrasikan dalam Kebijakan, Ren-

    cana dan/atau program (selanjutnya disebut KRP) dan proses pengambilan keputusan terkait yakni se-jauh mana rekomendasi dari KLHS tersebut dipertim-bangkan dalam penyusunan, persetujuan dan/atau pelaksanaan kebijakan, rencana atau program. Oleh karena itu diperlukan penjaminan kualitas terhadap kajian lingkungan hidup strategis dalam kebijakan, rencana dan/atau progam pembangunan. Dalam hal ini KLH mencoba melakukan penjaminan kualitas terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pen-gelolaan dan Pelestarian Sumber Daya Air di Provinsi Bali.

    Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada jajaran Asdep Kajian Kebijakan Wilayah dan Sektor Kementerian Lingkungan Hidup, ESP 2 DANIDA serta seluruh pihak yang telah mendukung terlaksananya laporan penjaminan kualitas KLHS Pengelolaan dan Pelestarian Sumber Daya Air di Provinsi Bali. Semoga penjaminan kualitas ini bisa bermanfaat sebagai masukan terhadap Pembuat KRP maupun Pelaksana KLHS serta referensi bagi para pembuat Kebijakan, Rencana dan/atau Program lainnya .

    Jakarta, Oktober 2012

    Deputi MENLHBidang Tata Lingkungan,

    Imam Hendargo Abu Ismoyo

    SAMBUTANDEPUTI MENLH BIDANG TATA LINGKUNGAN

  • iv

    Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkah dan rahmat-Nya salah satu uji coba penjaminan

    kualitas untuk Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pengelolaan dan Pelestarian Sum-ber Daya Air di Provinsi Bali ini telah dapat diselesaikan. Tentunya pelaksanaan penjami-nan kualitas KLHS ini tidak dapat terlaksana tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak.

    Pelaksanaan penjaminan kualitas Kajian Lingkun-gan Hidup Strategis (KLHS) ini merupakan salah satu upaya Kementerian Lingkungan Hidup untuk melak-sanakan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 15-19 UUPPLH serta Peraturan Menteri LH No. 9 tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis. Sebagaimana dipahami bahwa penjaminan kualitas KLHS merupakan sebuah upaya untuk memastikan bahwa proses KLHS sudah dilaksanakan sesuai dengan mekanisme atau taha-pannya, termasuk substansi hasil KLHS telah direko-mendasikan. Pelaksanaan penjaminan kualitas men-jadi tanggung jawab pembuat kebijakan, rencana, dan/atau program itu sendiri. Publik dan pihak lain yang berkepentingan dapat melakukan penilaian kualitas KLHS. Oleh karena itu Kementerian Lingkun-gan Hidup mencoba melakukan penjaminan kualitas Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pengelolaan dan Pelestarian Sumber Daya Air di Provinsi Bali yang telah dilaksanakan oleh Pemda Provinsi Bali se-bagai pilot project dalam mengembangkan pedoman penjaminan kualitas KLHS.

    Penjaminan kualitas yang dilakukan ini terutama didasarkan pada informasi yang termuat dalam doku-

    men KLHS yang tersedia. Hasil dari tinjauan kualitas ini juga sudah disampaikan dan didiskusikan kepada pihak terkait, khususnya tim penyusun KLHS, Pemer-intah Provinsi Bali dan Kemendagri melalui sebuah workshop penjaminan kualitas di Denpasar Bali pada tanggal 29 Februari 2012.

    Kami mengucapkan terima kasih atas dukungan semua sektor terkait, Bappenas, Kementerian PU, Kementerian Dalam Negeri maupun YIPD dan ESP 2 DANIDA serta seluruh pihak yang telah mendukung terlaksananya laporan penjaminan kualitas KLHS ini. Apa yang kami lakukan adalah sebagai upaya mak-simal dengan berbagai keterbatasan yang ada se-bagai bahan pembelajaran bersaama. Oleh karena itu, kami mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam pelaksanaan laporan ini. Apabila ada saran, masukan dan kritik yang membangun maupun per-tanyaan dengan senang hati dapat disampaikan melalui email [email protected] cc. [email protected] untuk memperkaya penyempurnaan dan pengembangan KLHS di Indonesia.

    Akhir kata, semoga hasil penjaminan kualitas KLHS ini dapat bermanfaat dalam upaya mengem-bangkan pedoman Penjaminan Kualitas KLHS serta menghasilkan kualitas KLHS dan kebijakan, rencana dan/atau program yang lebih baik.

    Jakarta, 2012Asisten Deputi Urusan Kajian Kebijakan Wilayah dan Sektor,

    Drs. Heru Waluyo, M.Com

    KATA PENGANTAR

  • vHasil Penjaminan Kualitas Terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pengelolaan Dan Pelestarian Sumber Daya Air Provinsi Bali

    DAFTAR ISI

    Sambutan Deputi Bidang Tata Lingkungan KLH ................................................................................................. iii

    Kata Pengantar Asisten Deputi Urusan Kajian Kebijakan Wilayah dan Sektor ............................................ iv

    1. Pendahuluan ..............................................................................................................................................................1

    1.1 Latar belakang ................................................................................................................................................1

    1.2 Pendekatan Penjaminan Kualitas KLHS .................................................................................................1

    2. Hasil Evaluasi Umum ...............................................................................................................................................1

    3. Rekomendasi untuk Perbaikan Pelaksanaan KLHS ......................................................................................3

    4. Hasil Penjaminan Kualitas KHLS ..........................................................................................................................4

    Lampiran

    Dokumentasi KLHS Pengelolaan dan Pelestarian Sumber Daya Air di Provinsi Bali ............................... 25

    EXECUTIVE SUMMARY ........................................................................................................................................ 26

    BAB I Pendahuluan ..................................................................................................................................... 39

    BAB II Pendekatan, Proses dan Metodologi Penyempurnaan Pelingkupan ............................ 41

    BAB III Profil Singkat Provinsi Bali ............................................................................................................. 45

    BAB IV Tinjauan Hasil Pelingkupan pada Workshop I ....................................................................... 65

    BAB V Hasil Penyempurnaan Pelingkupan Serta Rumusan Sub-Tujuan dan Program Pem-bangunan Prioritas Pada Workshop II ...................................................................................... 69

    BAB VI Keterkaitan Isu Strategis Prioritas dengan RPJPD, RTRW dan Program Instansi Terkait pada Workshop III ............................................................................................................................ 91

    BAB VII Prioritas Pembangunan ................................................................................................................. 99

    BAB VIII Manajemen Dampak Dan Mitigasi ..........................................................................................103

    BAB IX Indikator Dan Monitoring ...........................................................................................................107

    BAB X Rekomendasi ...................................................................................................................................111

  • vi

  • 1Hasil Penjaminan Kualitas Terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pengelolaan Dan Pelestarian Sumber Daya Air Provinsi Bali

    1. Pendahuluan1.1. Latar Belakang

    Penjaminan kualitas ini dilakukan untuk Pengelo-laan dan Pelestarian Sumber Daya Air di Provinsi Bali pada tahun 2010 selanjutnya disebut KLHS Bali. KLHS ini dilakukan dengan dukungan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pada tahun 2011. Pen-jaminan kualitas ini dilakukan berdasarkan kriteria penjaminan kualitas yang disarankan dalam Pand-uan Penjaminan Kualitas12.

    Tujuan dilakukannya penjaminan kualitas ini ada-lah untuk mencermati kualitas proses pelaksanaan KLHS Pengelolaan dan Pelestarian Sumber Daya Air di Provinsi Bali dan mengujicobakan draft Panduan Penjaminan Kualitas. Kesimpulan penjaminan kuali-tas ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pihak terkait untuk menyempurnakan draft Panduan Penja-minan Kualitas dan memperhatikan lebih cermat lagi proses pelaksanaan KLHS di masa datang dengan memperhatikan kriteria penjaminan kualitas dalam memastikan agar prinsip pembangunan berkelanju-tan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam KRP yang dikaji serta dalam pengambilan keputusan strategis untuk mendukung pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

    1.2. Pendekatan Penjaminan Kualitas KLHSLaporan penjaminan kualitas ini didasarkan teru-

    tama kepada informasi yang tersedia dalam doku-mentasi KLHS sebagaimana terlampir. Hasil dari pen-jaminan kualitas ini telah dibahas dalam Workshop Penjaminan Kualitas KLHS di Denpasar, Bali pada tanggal 29 Februari 2012.

    12 Draft Panduan Penjaminan Kualitas per 24 Februari 2012

    2. Hasil Evaluasi Umum Pelaksanaan KLHS

    Hasil evaluasi umum terhadap KLHS Pengelolaan dan Pelestarian Sumber Daya Air (selanjutnya disebut juga KLHS Bali) adalah sebagai berikut:

    KLHS Bali menyajikan pendekatan yang menarik, namun demikian dapat dipahami bahwa yang tertuang adalah sebuah kajian lingkungan se-mata, dan belum merupakan kajian stratejik ter-hadap sebuah kebijakan, rencana dan/atau pro-gram (KRP) yang akan ditetapkan. Dengan kata lain, KLHS Bali tidak melekat pada KRP tertentu.

    KLHS Bali juga dapat dipahami sebagai sebuah latihan penentuan ruang lingkup yang menjadi dasar untuk evaluasi lebih lanjut, artinya dampak dari KRP di masa depan terhadap isu-isu utama dan tujuan-tujuan yang dikembangkan melalui KLHS Bali dapat dievaluasi.

    Meskipun persetujuan informal telah dibuat di antara lembaga perencanaan dan Kemendagri bahwa hasil-hasil dan kesimpulan dari KLHS tersebut akan digunakan dalam penyusunan lebih lanjut KRP provinsi dan dipromosikan di tingkat kabupaten, saat ini tidak jelas apakah dan bagaimana gagasan tersebut dapat diikuti dalam prakteknya.

    KLHS Bali telah direncanakan dengan baik sebe-lum proses tersebut diluncurkan; dan Kemendagri telah membahas pendekatan tersebut dengan pemerintah provinsi dan pemangku kepentingan lainnya.

    KLHS Bali telah secara tepat menyoroti tidak hanya isu-isu lingkungan, tetapi juga memper-timbangkan isu-isu berkelanjutan yang lebih luas (contohnya pertumbuhan penduduk, peningka-tan kesadaran, kerjasama antar daerah hulu-hilir,

  • 2dll.).

    KLHS Bali melibatkan sejumlah pemangku ke-pentingan termasuk perwakilan pemerintah provinsi dan lembaga-lembaga masyarakat terkait (khususnya peran serta lembaga perenca-naan dapat dianggap sangat penting).

    KLHS Bali dilakukan dalam jangka waktu yang singkat (kurang lebih 3 bulan), sehingga menyisa-kan hanya sedikit waktu untuk langkah-langkah akhir dari kajian tersebut (perumusan rekomen-dasi dll.).

    KLHS Bali semata-mata didasarkan pada konsul-tasi dengan para pemangku kepentingan, yakni proses tersebut dilakukan melalui suatu rangkaian yang terdiri dari tiga lokakarya (dan focus group discussion internal dalam lingkup tim KLHS). Pros-es KLHS dalam yang tertuang dokumentasi KLHS dibahas dalam lokakarya-lokakarya tersebut. Karena pendekatan tersebut, dapat disimpulkan bahwa KLHS Bali sampai taraf tertentu kekuran-gan analisis dan substansi, yang artinya kesim-pulan dan rekomendasi didasarkan hanya pada pendapat para pemangku keputusan dan tidak didukung dengan data dan informasi terkait.

    Informasi dasar terbatas pada penjelasan ten-tang keadaan aktual di provinsi tersebut untuk isu-isu yang terkait dengan sumber daya air (arti-nya tanpa informasi tentang kecenderungan dan data time series), merupakan satu-satunya bagian dari KLHS Bali, yang disusun oleh para ahli KLHS, semua bagian lainnya mencerminkan hasil-hasil dari pembahasan dengan para pemangku ke-pentingan.

    Peta-peta yang digunakan dalam dokumentasi KLHS tersebut mengilustrasikan dengan baik keadaan di provinsi tersebut terkait dengan isu-isu yang disoroti dalam lingkup KLHS Bali.

    Dengan mempertimbangkan fokus utama KLHS Bali, informasi yang lebih tentang Kualitas air, sumber-sumber pencemaran air, pemakaian air dan tentang keadaan kesehatan dan keaneka-ragaman hutan seharusnya diberikan dalam do-kumentasi KLHS. Dokumentasi KLHS seharusnya juga menggambarkan aspek-aspek utama dari kesehatan masyarakat (contohnya, status penya-kit-penyakit yang menyebar melalui air dll.) dan pertumbuhan penduduk.

    KLHS Bali secara tepat menyoroti bukan hanya dampak-dampak langsung, tetapi juga dampak-

    dampak sekunder dan tidak langsung (contohnya isu kesadaran masyarakat, penegakan hukum, pembagian insentif ), walaupun hanya terfokus kepada dampak-dampak negatif yang mungkin timbul.

    KLHS Bali tidak meliputi keseluruhan dampak yang mungkin timbul; karena fokus utamanya ke-pada dampak-dampak yang terkait dengan sum-ber daya air, contohnya dampak terhadap keseha-tan masyarakat, dampak yang mungkin timbul akibat perubahan iklim tetap tidak terjawab.

    Walaupun dokumentasi KLHS tersebut memberi-kan gambaran umum tentang pendekatan dan metodologi (namun demikian, sebagian besar metode ditujukan kepada pemberian kemudahan untuk pembahasan dan pengorganisasian masu-kan dari para pemangku kepentingan), tidak jelas bagaimana metode-metode tertentu digunakan (contohnya, disebutkan dalam dokumentasi KLHS tersebut bahwa lembaran peta digunakan untuk perumusan sub-tujuan dan prioritas pembangu-nan, tetapi tidak dijelaskan lebih jauh bagaimana tepatnya metode tersebut dimanfaatkan dan apa saja hasil-hasil utamanya).

    KLHS Bali secara jelas melimpahkan tanggung jawab atas pengelolaan dan mitigasi dampak terkait kepada masing-masing kelompok (cluster) dari prioritas pembangunan (yang mencermink-an langkah-langkah mitigasi).

    KLHS Bali mendefinisikan prioritas-prioritas pem-bangunan untuk masing-masing isu strategis pri-oritas, yang dapat dipahami sebagai suatu bentuk mitigasi tertentu. Sifat dari langkah-langkah miti-gasi yang disarankan lebih umum dan terutama dirumuskan sebagai tujuan-tujuan (contohnya menambah ruang terbuka hijau atau mem-perbanyak penggunaan pupuk dan pestisida organik), dan instruksi serta aktivitas yang lebih spesifik tidak tersedia. Akan tetapi, hal tersebut tampaknya sejalan dengan pendekatan keseluru-han terhadap KLHS Bali. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, tujuan utama adalah untuk men-yarankan prioritas dan tujuan untuk pengelolaan dan pelestarian sumber daya air.

    Dokumentasi KLHS tersebut mudah dibaca dalam hal penggunaan bahasa; akan tetapi, struktur dan logika internal dari dokumen, terutama mengiku-ti lokakarya-lokakarya yang diselenggarakan da-lam lingkup proses KLHS dan mencampuraduk-

  • 3Hasil Penjaminan Kualitas Terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pengelolaan Dan Pelestarian Sumber Daya Air Provinsi Bali

    kannya dengan bab-bab lain. Contohnya, kurang jelas metode apa yang digunakan untuk pemilihan akhir isu-isu strategis priori-tas, mengapa hanya tiga isu strategis prioritas dianalisis, dan dokumentasi KLHS tidak mem-berikan petunjuk yang jelas apakah semua isu yang semula disarankan diterima dan apa mekanisme pemilihan isu-isu untuk daftar akhir dll.

    Indikator-indikator didefinisikan untuk mas-ing-masing isu prioritas strategis.

    Sebagaimana disebutkan sebelumnya, KLHS Bali semata-mata didasarkan pada konsultasi dengan para pemangku kepentingan; akan tetapi, dokumentasi KLHS tersebut tidak memberikan informasi apapun tentang para pemangku kepentingan yang terlibat dalam proses tersebut dan identifikasi mereka, tidak mencakup rangkuman komentar yang diu-tarakan selama proses tersebut, tidak menun-jukkan apakah dan bagaimana komentar-ko-mentar tersebut digunakan dalam KLHS.

    3. Rekomendasi untuk Perbaikan Pelaksanaan KLHS

    Dengan mempertimbangkan hasil evaluasi umum, beberapa hal berikut ini adalah reko-mendasi untuk peningkatan kualitas pelaksan-aan KLHS di masa datang:

    KLHS harus terfokus secara jelas pada suatu KRP tertentu. Hanya beberapa masukan dari KLHS yang tertuang dalam dokumentasi KLHS dapat memberikan masukan ke dalam proses-proses perencanaan dan pengambi-lan keputusan.

    KLHS pada dasarnya harus mengevaluasi dampak-dampak yang mungkin timbul (yang disebabkan oleh pembangunan yang diusul-kan dalam KRP) dan berdasarkan evaluasi tersebut, KLHS harus menyarankan langkah-langkah terkait yang relevan untuk memiti-gasi dampak-dampak merugikan dan menin-gkatkan dampak-dampak positif ).

    KLHS tidak boleh dipersepsikan hanya seba-gai proses konsultasi. Meskipun konsultasi dan peran serta para pemangku kepentin-

    gan mencerminkan bagian yang penting dan tak terpisahkan dari proses KLHS, KLHS juga harus mencakup pekerjaan analisis tertentu, yang seharusnya dilakukan oleh KLHS dan dengan demikian memberikan latar belakang untuk pembahasan dengan para pemangku kepentingan.

    KLHS harus menyoroti berbagai isu lingkun-gan dan keberlanjutan, artinya tidak boleh terbatas kepada sumber daya air saja. Kum-pulan isu yang akan disoroti dalam KLHS tertentu harus ditentukan dalam tahap pe-nentuan ruang lingkup (dan diuraikan lebih lanjut serta dipertajam dalam langkah-lang-kah berikut ini).

    Sebaiknya dilakukan perancangan pelaksa-naan KLHS yang memberikan tahapan yang akan dilakukan secara yang jelas, termasuk analisis yang akan dilakukan, pengidentifika-sian masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya dll.

    Di awal KLHS, sebuah pernyataan tertulis in-formal dapat dipersiapkan oleh pembuat KRP bekerjasama dengan pihak-pihak terkait yang menentukan bagaimana hasil-hasil KLHS akan dipertimbangkan baik dalam proses perencanaan maupun dalam pengambilan keputusan. Pernyataan tersebut dapat dilam-pirkan dalam dokumentasi KLHS, yang dapat digunakan untuk memantau bagaimana im-plementasi dari komitmen-komitmen yang telah disepakati.

    Proses KLHS harus mencakup unsur-unsur atau tahap-tahap dalam mekanisme KLHS, sebagai berikut:

    Kajian pengaruh KRP terhadap kondisi o lingkungan hidup di wilayah yang akan dikaji;Alternatif penyempurnaan KRP; dano Rekomendasi perbaikan KRP. o

    Konsultasi dengan para pemangku kepentin-gan serta keterlibatan mereka harus dilaku-kan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari langkah-langkah tersebut di atas.

    Semua kesimpulan dan hasil yang diberikan oleh KLHS harus didukung dengan bukti, se-baiknya dengan data atau informasi terkait dan kepustakaan atau pendapat ahli. Akan tetapi, harus jelas apa dasar dari pernyataan-

  • 4pernyataan dalam proses dan tahapan KLHS.

    Rekomendasi dan kesimpulan yang diberikan oleh KLHS harus sespesifik mungkin. Logika um-umnya adalah mulai dari isu-isu umum lalu bera-lih ke isu-isu yang lebih rinci. Misalnya apabila air merupakan isu umum, maka analisis dasar harus mengidentifikasikan kecenderungan dan per-masalahan utama, seperti pencemaran udara dari pertanian. Dampak KRP terhadap permasalahan tersebut harus dievaluasi dan dapat menjadi ba-han rekomendasi, misalnya, memberikan spesi-fikasi tentang daerah-daerah di mana ekstensi-fikasi pertanian harus dibatasi karena kurangnya sumber daya air.

    Semua hasil dari setiap tahapan dan proses KLHS harus dikonsultasikan dengan masyarakat dan pemangku kepentingan lain yang relevan, untuk mendapatkan persetujuan bersama yang akan diajukan untuk penyempurnaan KRP. Tahapan dan proses tersebut harus dirangkum dalam do-kumentasi KLHS. Dokumentasi KLHS juga harus memuat catatan-catatan kendala yang dihadapi untuk memberikan gambaran yang jelas terkait dengan rekomendasi.

    Upaya untuk membuka proses KLHS kepada masyarakat dan pemangku kepentingan secara luas, perlu dipertimbangkan. Konsultasi dengan para pemangku kepentingan tidak boleh terba-tas hanya dalam penyelenggaraan lokakarya. Rancangan dokumen (contohnya ruang lingkup yang disarankan untuk KLHS atau rancangan do-kumentasi KLHS) dapat dipublikasikan dan dis-ebarluaskan dalam rangka mendapatkan umpan balik dan membiasakan para pemangku kepent-ingan dengan informasi tersebut sebelum rapat atau lokakarya.

    Keterlibatan para pemangku kepentingan harus direncanakan dengan seksama (sebaiknya sebe-lum KLHS dirilis). Dari awal proses tersebut harus jelas bagaimana para pemangku kepentingan akan diidentifikasi, media apa yang akan diguna-kan untuk memastikan peran serta mereka yang efisien, dan kesimpulan-kesimpulan utama sep-erti apa yang diharapkan dari proses konsultasi tersebut.

    Konsultasi dengan para pemangku kepentingan harus didokumentsaikan dengan baik, antara lain rangkuman tentang semua komentar dan pendapat yang diutarakan dalam lingkup proses KLHS, serta bagaimana mengakomodasi masu-kan-masukan tersebut dalam proses KLHS yang dilaksanakan. Sebagai salah satu prasyarat utama untuk keterlibatan para pemangku kepentingan yang efisien, para pemangku kepentingan harus memperoleh kesempatan untuk meninjau kem-bali apa tindak lanjut dari masukan-masukan mereka. Apabila tidak diperhatikan, mereka da-pat merasa bahwa peran serta mereka tidak di-anggap serius dan kesediaan mereka untuk ber-peran serta dalam proses KLHS berikutnya dapat berkurang.

    4. Hasil Penjaminan Kualitas KLHS

    Tabel 1 menyajikan hasil penjaminan kualitas KLHS berdasarkan kriteria kualitas yang dituangkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan.

  • 5Hasil Penjaminan Kualitas Terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pengelolaan Dan Pelestarian Sumber Daya Air Provinsi Bali

    Tabel 1Hasil Penjaminan kualitas KLHS

    No.Pertanyaan untuk

    Penjaminan kualitasEvaluasi Deskriptif

    KomentarSetiap komentar yang relevan

    dengan evaluasi - misalnya saran untuk perbaikan laporan, tindakan

    yang harus dilakukan, dll.

    BAGIAN 1: PENGKAJIAN PENGARUH KRPPengkajian Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup di Wilayah Perencanaan, dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut.

    1.1 PERANCANGAN PROSES KLHS

    1.1.1 Apakah ada penjelasan mengenai maksud dan tujuan KLHS?

    Menurut Undang-Undang no. 32/2009 tentang Perlindungan Lingkungan Hidup, dokumentasi KLHS pada umumnya menyatakan, bahwa KLHS dilakukan dalam rangka memastikan bahwa prinsip prinsip pembangunan yang berkelanjutan diintegrasikan dalam pembangunan provinsi dan dokumen-dokumen strategis terkait. Sebagaimana jelas terlihat dalam dokumentasi KLHS tersebut, tujuan utama KLHS tersebut adalah untuk mendefinisikan isu-isu strategis utama, tujuan dan prioritas program untuk pengelolaan dan pelestarian sumber daya air.

    1.1.2 Apakah mekanisme pelaksanaan KLHS telah direncanakan dan dirancang sesuai dengan KRP?

    Proses KLHS tersebut telah direncanakan sebelum KLHS diluncurkan; kesimpulan-kesimpulan dari pembahasan di antara Kemendagri dan pemerintah provinsi Bali telah digunakan dalam KAK. Dengan demikian, penyusunan KAK benar-benar berfungsi sebagai landasan untuk pembahasan tentang maksud dan tujuan KLHS. KAK menentukan maksud-maksud dari KLHS serta target dan hasil-hasil. KAK secara jelas menyatakan bahwa salah satu targetnya adalah untuk merumuskan rekomendasi untuk penyempurnaan KRP dan pengambilan keputusan terkait yang akan mengintegrasikan prinsip pembangunan yang berkelanjutan.

    Selain tujuan dan target, KAK sebaiknya juga memberikan instruksi-instruksi yang jelas untuk KLHS yakni untuk mendefinisikan langkah-langkah dan tahapan dari proses, analisis yang akan dila- kukan, identifikasi para pemangku kepentingan utama, dll.

    1.1.3 Apakah proses perencanaan KRP dipertimbangkan ketika merancang proses KLHS?

    Tidak ada proses perencanaan tertentu yang harus dipertimbangkan dan diikuti oleh KLHS. Kenyataan tersebut dapat dilihat sebagai salah satu tantangan utama dari pendekatan tersebut, karena tidak ada keterkaitan yang jelas kepada pengambilan keputusan terkait dan dengan demikian kesimpulan dan saran dari KLHS tetap tidak tersoroti oleh para pengambil keputusan.

    Meskipun KLHS seharusnya me- nyoroti lebih dari satu dokumen strategis, harus diperjelas, proses pengambilan keputusan mana dan para pengambil keputusan mana yang harus memperhitungkan kesimpulan dan hasil-hasil KLHS. Apabila tidak, besar risikonya bahwa KLHS tidak akan berdampak nyata pada keputusan(- keputusan) tentang pembangunan lebih lanjut.

  • 6No.Pertanyaan untuk

    Penjaminan kualitasEvaluasi Deskriptif

    KomentarSetiap komentar yang relevan

    dengan evaluasi - misalnya saran untuk perbaikan laporan, tindakan

    yang harus dilakukan, dll.

    1.1.4 Apakah KLHS dilakukan sebagai bagian integral dari proses penyusunan KRP?

    Tidak lihat di atas.

    1.1.5 Jika pelaksanaan proses KLHS sebagai bagian integral dari proses penyusunan KRP tidak terjadi, maka apakah ada penjelasan interaksi antara proses penyusunan KRP dan KLHS?

    Tidak lihat di atas.Akan tetapi, terdapat pernyataan umum informal yang diberikan oleh para perwakilan Bappeda, bahwa hasil-hasil KLHS akan digunakan dalam penyusunan rencana-rencana provinsi di masa depan dan akan dipromosikan untuk dipertimbangkan dalam proses perencanaan di tingkat kabupaten dalam lingkup provinsi tersebut.

    Pernyataan tertulis informal dapat dipersiapkan oleh lembaga peren- canaan bekerja sama dengan tim KLHS di awal proses KLHS yang menentukan bagaimana hasil-hasil KLHS akan dipertimbangkan baik dalam proses perencanaan maupun dalam pengambilan keputusan. Pernyataan tersebut dapat dilampirkan dalam doku- mentasi KLHS, yang memung-kinkan untuk memantau bagaimana komitmen-komitmen yang pada awalnya diterima sudah dipenuhi.

    1.2 IDENTIFIKASI DAN PELIBATAN MASYARAKAT DAN PEMANGKU KEPENTINGAN LAINNYA

    1.2.1 Apakah pemangku kepentingan yang akan dilibatkan dalam KLHS diidentifikasikan pada permulaan proses KLHS?

    Daftar awal dari para pemangku kepentingan disusun oleh para ahli KLHS di awal proses tersebut dan disetujui oleh perwakilan dari pemerintah provinsi, yang menyebarkan undangan untuk lokakarya pertama. Berbagai pemangku kepentingan dibahas dalam setiap lokakarya, yang hasilnya adalah undangan bagi para pemangku kepentigan lain untuk rapat berikutnya.

    1.2.2 Apakah rencana konsultasi dan partisipasi dibuat?

    Karena KLHS Bali dilakukan semata-mata melalui konsultasi dengan para pemangku kepentingan, pendekatan terhadap KLHS juga mencerminkan rencana konsultasi, artinya sebuah gambaran tentang agenda untuk masing-masing lokakarya dan hasil-hasil yang diharapkan telah disusun sebelum proses KLHS dirilis.

    1.2.3 Apakah dijelaskan juga representasi pemangku kepentingan yang dilibatkan, termasuk pembuat KRP?

    Dokumentasi KLHS menyebutkan bahwa wakil- wakil masyarakat terlibat dalam KLHS termasuk pengusaha pariwisata dan industri, pekerja perta-nian dan kelompok komunikasi umum, namun dokumentasi KLHS tidak memberikan daftar orang-orang dan / atau lembaga yang berpartisi-pasi dalam proses KLHS.

    Hal ini dapat direkomendasi-kan untuk menyertakan dalam dokumentasi KLHS (misalnya dalam bentuk lampiran) gambaran dari semua stakeholder yang terlibat dalam proses KLHS.

    1.2.4 Apakah undangan, daftar hadir, notulensi atau berita acara, dari kegiatan diskusi terbuka untuk pemangku kepentingan yang relevan?

    Tidak dapat dievaluasi - perlu didiskusikan dengan tim Kemendagri.

  • 7Hasil Penjaminan Kualitas Terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pengelolaan Dan Pelestarian Sumber Daya Air Provinsi Bali

    No.Pertanyaan untuk

    Penjaminan kualitasEvaluasi Deskriptif

    KomentarSetiap komentar yang relevan

    dengan evaluasi - misalnya saran untuk perbaikan laporan, tindakan

    yang harus dilakukan, dll.

    1.2.5 Apakah partisipasi dan konsultasi dengan pemangku kepentingan dalam pelaksanaan proses KLHS dilakukan bersama-sama dengan pelaksanaan proses penyiapan KRP?

    Tidak ada proses perencanaan yang kepadanya KLHS dapat dilekatkan, oleh karena itu, konsultasi tersebut diselenggarakan hanya dalam lingkup proses KLHS.

    1.2.6 Apakah lingkup KLHS didiskusikan dengan pembuat KRP dan pemangku kepentingan?

    Sebagaimana yang dapat disimpulkan dari dokumentasi KLHS tersebut para pemangku kepentingan dilibatkan pada semua tahap pada kenyataannya KLHS tersebut dilakukan hanya semata-mata melalui konsultasi dengan para pemangku kepentingan.

    1.2.7 Apakah pemangku kepentingan dikonsul-tasikan dengan cara dan pada waktu yang memberikan mereka kesempatan awal dan efektif dalam kerangka waktu yang sesuai untuk menyampaikan pendapat mereka terhadap draf KRP dan dokumentasi KLHS?

    Para pemangku kepentingan dilibatkan pada semua tahap KLHS, oleh karena itu mereka mendapatkan kesempatan untuk menyatakan komentar-komentar mereka secara langsung dalam lokakarya-lokakarya yang diselenggarakan dalam lingkup KLHS. Tidak ada kemungkinan lainnya (misalnya mempublikasikan rancangan kesimpulan untuk mendapatkan umpan balik tertulis).

    Dapat dipertimbangkan untuk membuka proses KLHS di masa depan misalnya dengan mempublikasikan hasil-hasil rancangan kerja dari KLHS (contohnya ruang lingkup kajian yang disarankan, rekomendasi rancangan) dan memungkinkan komentar-komentar untuk dinyatakan secara tertulis (tidak hanya dalam lokakarya).

    1.2.8 Apakah semua pemangku kepentingan yang relevan mempunyai kesempatan untuk memberikan komentar dan masukan selama proses KLHS?

    Seperti telah dijelaskan di atas - pemangku kepen- tingan terlibat dalam semua tahap KLHS, maka mereka memiliki kesempatan untuk mengekspresi-kan komentar mereka langsung di workshopyang diselenggarakan dalam KLHS. Tidak ada kemung-kinan lain (misalnya menerbitkan kesimpulan draft untuk umpan baliktertulis) bagi para pemangku kepentingan tidak diundang untuk memberikan komentar dan masukan untuk KLHS.

    1.2.9 Apakah informasi dan dokumentasi KLHS yang relevan (mulainya proses KLHS, pelingkupan, per- temuan, laporan, reko- mendasi, persetujuan, dll) terbuka untuk publik? Jelaskan juga apakah informasi/dokumen dapat diakses melalui media masa?

    Tidak relevan karena pendekatan khusus terhadap KLHS untuk Bali.

  • 8No.Pertanyaan untuk

    Penjaminan kualitasEvaluasi Deskriptif

    KomentarSetiap komentar yang relevan

    dengan evaluasi - misalnya saran untuk perbaikan laporan, tindakan

    yang harus dilakukan, dll.

    1.2.10 Apakah pemrakarsa KRP melakukan konferensi pers dan/atau pengumuman untuk mensosialisasikan atau mengumumkan hasil KLHS kepada publik untuk mendapatkan komentar?

    Perlu dibicarakan dengan tim Kemendagri.

    1.3 IDENTIFIKASI ISU PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

    1.3.1 Apakah isu-isu strategis lingkungan hidup / pem- bangunan berkelanjutan yang akan ditangani KLHS diidentifikasikan dengan jelas (seperti sebab dan akibat, tingkat keseriusan dan lokasinya)? Jika demikian, jelaskan.

    KLHS tersebut terutama terfokus kepada pengelolaan dan pelestarian sumber daya air, akan tetapi tidak dari segi evaluasi terhadap dampak-dampak yang mungkin timbul terhadap isu tersebut yang dihasilkan oleh KRP, melainkan lebih dari segi definisi dari prioritas dan tujuan yang akan diikuti dalam bidang sumber daya air. Untuk tujuan tersebut, KLHS tersebut menentukan isu-isu strategis prioritas (yang menyoroti karakteristik fisika-kimiawi, keanekaragaman hayati, isu-isu sosial dan budaya serta isu-isu ekonomi) untuk masing-masing isu strategi, penyebab terkait diidentifikasi dan sub-tujuan serta prioritas pembangunan didefinisikan.

    KLHS seharusnya mengevaluasi dokumen strategis dari sudut pandang dampak yang mungkin ditimbulkan. KLHS untuk Bali, meskipun demikian, tidak menyoroti baik KLHS tertentu maupun dampak-dampaknya. Dengan demikian, KLHS tersebut dapat dipersepsikan lebih sebagai sebuah perencanaan lingkungan hidup (yang tidak diragukan lagi dapat menjadi proses yang bermanfaat) dan evaluasi dari dampak-dampak yang mungkin ditimbulkan terhadap sumber daya air yang dihasilkan oleh pembangunan yang direncanakan tersebut sangat terbatas. Dengan mempertimbangkan fokus utama dari KLHS untuk Bali, dapat direkomendasikan bahwa isu-isu lain yang juga berdampak terhadap sumber daya air seharusnya dicakup contohnya pembangunan pertanian.

    1.3.2

    Apakah ruang lingkup wilayah KLHS (yaitu kawasan yang mungkin akan terkena pengaruh KRP) termasuk lokasi di luar batas administratif didefinisikan?

    KLHS tersebut terfokus kepada keseluruhan wilayah pulau Bali. Akan tetapi, ruang lingkup wilayah tersebut secara alami diambil dari perbatasan administratif dan geografis (karena KLHS dilakukan untuk provinsi Bali, yang meliputi seluruh pulau) dan tidak berdasakan evaluasi pendahuluan terhadapa dampak-dampak yang mungkin ditimbulkan (karena KLHS tidak terfokus pada evaluasi dampak). KLHS tersebut mendefinisikan sub-tujuan untuk masing-masing isu strategis prioritas.

  • 9Hasil Penjaminan Kualitas Terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pengelolaan Dan Pelestarian Sumber Daya Air Provinsi Bali

    No.Pertanyaan untuk

    Penjaminan kualitasEvaluasi Deskriptif

    KomentarSetiap komentar yang relevan

    dengan evaluasi - misalnya saran untuk perbaikan laporan, tindakan

    yang harus dilakukan, dll.

    1.3.3 Apakah deskripsi isu strategis lingkungan hidup / pembangunan berkelanjutan telah didukung oleh data, informasi dan analisis yang sesuai?

    KLHS terutama difokuskan pada pengelolaan sumber daya air dan konservasi, serta membuat sebuah daftar isu prioritas strategis dijabarkan ke dalam sub-sasaran dan prioritas pembangunan. Dokumentasi KLHS menyediakan profil dari Provinsi Bali (Bab III), yang selain informasi dasar tentang administrasi pulau ini menyajikan juga fakta tentang topografi, morfologi, struktur geologi, jenis tanah, iklim (termasuk data tentang curah hujan dan suhu udara), hidrologi dan potensi sumber daya air (dengan gambaran rinci tentang sungai, danau, kolam, waduk dan mata air) dan kawasan hutan. Namun, mengingat fokus utama dari KLHS, informasi lebih rinci tentang kualitas air, sumber-sumber pencemaran air, konsumsi air serta mengenai status kesehatan dan keragaman hutan seharusnya diberikan. KLHS juga harus telah menggambarkan aspek utama dari kesehatan masyarakat (misalnya status penyakit yang terbawa air, dll.) dan pertumbuhan penduduk.

    1.3.4 Apakah diterangkan dengan jelas bagaimana isu strategis telah didefinisikan?

    KLHS terutama difokuskan pada pengelolaan sumber daya air dan konservasi, serta membuat sebuah daftar isu prioritas strategis dijabarkan ke dalam sub-sasaran dan prioritas pembangunan. Dokumentasi KLHS menjelaskan bahwa satu set isu prioritas strategis dikembangkan melalui konsul-tasi dengan pihak terkait (dalam bentuk serang-kaian lokakarya), namun tidak memberikan indikasi yang jelas jika semua isu yang awalnya disaran-kan dapat diterima dan apa mekanisme untuk seleksi isu ke daftar akhir.

    1.3.5 Apakah tujuan yang relevan untuk isu-isu strategis pembangunan berkelanjutan diidentifikasi dan dijelaskan?

    KLHS tersebut mendefinisikan sub-tujuan untuk masing-masing isu strategis prioritas.

  • 10

    No.Pertanyaan untuk

    Penjaminan kualitasEvaluasi Deskriptif

    KomentarSetiap komentar yang relevan

    dengan evaluasi - misalnya saran untuk perbaikan laporan, tindakan

    yang harus dilakukan, dll.

    1.3.6 Jika ada isu tertentu yang diabaikan dalam pelaksanaan KLHS, apakah diberikan dan dijelaskan alasannya?

    Sebagaimana telah digambarkan, KLHS tersebut terutama terfokus pada pengelolaan dan pelestarian sumber daya air, dan mendefinisikan sebuah daftar isu-isu strategis prioritas yang diuraikan ke dalam sub-tujuan dan prioritas pembangunan. Dokumentasi KLHS tersebut menjelaskan bahwa sekumpulan isu strategis prioritas dikembangkan melalui konsultasi dengan para pemangku kepentingan terkait (dalam bentuk serangkaian lokakarya), akan tetapi, laporan tersebut tidak memberikan petunjuk yang jelas apakah semua isu yang pada awalnya disarankan diterima dan mekanisme apa yang digunakan untuk memilih isu-isu untuk daftar akhir.

    TPembahasan tentang isu-isu strategis utama dapat didasarkan kepada daftar panjang isu-isu umum (mulai dari komponen lingkungan hidup contohnya udara, iklim, keanekaragaman hayati, dll. Sampai isu-isu yang lebih luas pertanian yang berkelanjutan, penghidupan penduduk asli, dll.) yang disusun oleh tim KLHS dan dibagikan kepada para pemangku kepentingan terkait. Proses selanjutnya harus terfokus kepada kekhususan dari isu-isu umum (contohnya keanekaragaman hayati hutan di daerah pegunungan, Kualitas udara di daerah perkotaan) yang mencerminkan karakteristik utama dari wilayah yang diliputi oleh KRP (keadaan lingkungan, permasalahan sosial yang ada, dll.) dan sifat serta isi yang diharapkan dari KRP. Keseluruhan proses pendefinisian isu-isu utama harus didokumentasikan secara jelas dalam dokumentasi KLHS.

    1.4 IDENTIFIKASI KRP

    1.4.1 Apakah subyek dari kajian (yaitu KRP) didefinisikan dengan jelas?

    KLHS ini difokuskan pada pengelolaan sumber daya air dan tidak terkait dengan KRP tertentu - karena pendekatan ini subjek penilaian tidak didefinisikan.

    1.4.2 Apakah maksud dan tujuan dari KRP yang ditelaah dikemukakan dengan jelas?

    KLHS tersebut tidak terkait dengan suatu KRP tertentu.

    1.4.3 Apakah ada penjelasan mengenai proses KRP?

    As obvious from the ToR and the KLHS report, the KLHS was designed with primary focus on development of priorities and objectives of water resources management and conservation rather than on evaluating a particular strategic document. Thus the KLHS process wasnt attached to any specific planning process.

  • 11

    Hasil Penjaminan Kualitas Terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pengelolaan Dan Pelestarian Sumber Daya Air Provinsi Bali

    No.Pertanyaan untuk

    Penjaminan kualitasEvaluasi Deskriptif

    KomentarSetiap komentar yang relevan

    dengan evaluasi - misalnya saran untuk perbaikan laporan, tindakan

    yang harus dilakukan, dll.

    1.4.4 Apakah bagian-bagian dari KRP yang mempunyai dampak strategis lingkungan hidup diidentifikasikan dan dijelaskan.

    KLHS tersebut tidak terkait dengan suatu KRP tertentu.

    1.5 TELAAHAN PENGARUH KRP TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DI SUATU WILAYAH

    1.5.1 Apakah aspek berikut ditangani dalam evaluasi?

    Seperti telah disebutkan di atas KLHS itu terutama difokuskan pada pengelolaan sumber daya air, sehingga aspek bawah tercantum tidak secara khusus dievaluasi. Namun, consdiering analisis dilakukan, dapat disimpulkan bahwa KLHS ditangani (sampai batas tertentu) aspek berikut:

    kapasitas daya a. dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan

    X - ketersediaan (dan kurang potensial) sumber daya air dapat dianggap sebagai bagian dari daya dukung.

    perkiraan mengenai b. dampak dan risiko lingkungan hidup

    kinerja layanan/jasa c. ekosistem

    X - sistem air dapat dianggap sebagai salah satu layananekosistem.

    efisiensi pemanfaatan d. sumber daya alam

    X-sumber daya air dan manajemen mereka adalah salah satusumber daya alam

    tingkat kerentanan e. dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim

    tingkat ketahanan dan f. potensi keanekaragaman hayati

    X - keanekaragaman hayati dan degradasi hutan penurunandimasukkan antara isu-isu strategis dibahas dalam KLHS

    aspek lain (harap g. dijelaskan)

    X - KLHS ditangani sejumlah aspek dalam bentuk isu stategic

  • 12

    No.Pertanyaan untuk

    Penjaminan kualitasEvaluasi Deskriptif

    KomentarSetiap komentar yang relevan

    dengan evaluasi - misalnya saran untuk perbaikan laporan, tindakan

    yang harus dilakukan, dll.

    1.5.2 Apakah kondisi awal dari isu strategis pembangunan berkelanjutan dijelaskan?

    Dokumentasi KLHS tersebut memuat profil Provinsi Bali (Bab III), yang di samping informasi dasar tentang pemerintahan di pulau tersebut, juga menyajikan fakta-fakta tentang topografi, morfologi, struktur geologi, jenis tanah, iklim (termasuk data tentang curah hujan dan suhu udara), hidrologi dan sumber daya air yang mungkin ada (dengan gambaran umum dari sungai, danau, kolam, waduk dan mata air) serta daerah hutan. Akan tetapi, dengan mempertimbangkan fokus utama KLHS, informasi yang lebih tentang Kualitas air, sumber-sumber pencemaran air, pemakaian air, dan yang terkait dengan status kesehatan dan keanekaragaman hutan seharusnya diberikan. KLHS juga seharusnya menggambarkan aspek-aspek utama kesehatan masyarakat (contohnya keadaan penyakit-penyakit yang menyebar melalui air dll.) dan pertumbuhan penduduk.

    Analisis dasar sebaiknya harus mengikuti isu-isu utama yang didefinisikan dalam tahap penentuan ruang lingkup dari KLHS dan mengarah kepada spesifikasi yang lebih tepat dari permasalahan utama yang akan disoroti.

    1.5.3 Apakah perkembangan kecenderungan pada masa lalu hingga saat ini dianalisis untuk isu-isu strategis?

    Tidak, dokumentasi KLHS tersebut hanya terfokus kepada gambaran darikeadaan saat ini.

    Analisis dari kecenderungan historis menjadi dasar untuk perkiraan dari kemungkinan perkembangan masa depan. KLHS untuk Bali seharusnya menggambarkan, contohnya, evolusi potensi air, data tentang curah hujan di tahun-tahun sebelumnya (hanya data dari tahun 2008 dan 2009 saja yang dicakup dalam laporan tersebut), pengembangan kawasan hutan, dll.

    1.5.4 Jika hal tersebut di atas dilakukan, apakah penggerak utama (yaitu faktor yang mempengaruhi kecenderungan) diidentifikasi?

    Meskipun kecenderungan tidak digambarkan, untuk masing-masing isu strategis prioritas penyebab-penyebab yang terkait digambarkan (contohnya, intrusi air laut disebabkan oleh ekspolitasi air tanah yang berlebihan) dalam dokumentasi KLHS tersebut. Akan tetapi, penyebab penyebab yang digambarkan tidak didukung dengan data dan informasi (contohnya, kerusakan hutan disebutkan sebagai salah satu penyebab penurunan debit air permukaan, tetapi dokumentasi KLHS tersebut tidak memberikan rincian apapun tentang degradasi hutan, perusakan hutan, dll.) dan dengan demikian keabsahan dari pernyataan-pernyataan tersebut tidak dapat dibuktikan.

  • 13

    Hasil Penjaminan Kualitas Terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pengelolaan Dan Pelestarian Sumber Daya Air Provinsi Bali

    No.Pertanyaan untuk

    Penjaminan kualitasEvaluasi Deskriptif

    KomentarSetiap komentar yang relevan

    dengan evaluasi - misalnya saran untuk perbaikan laporan, tindakan

    yang harus dilakukan, dll.

    1.5.5 Tanpa diterapkannya suatu KRP, apakah kecenderungan isu-isu strategis pada masa depan dianalisis?

    Tidak dokumentasi KLHS tersebut tidak menggambarkan perkembanganyang mungkin terjadi di masa depan.

    1.5.6 Apakah wilayah yang lebih luas daripada batas-batas administrasi atau fisik dari wilayah pengaruh KRP dipertimbangkan dalam analisis?

    Tidak, daerah tersebut terbatas kepada wilayah pulau Bali.

    Dampak yang mungkin timbul terhadap laut (khususnya yang terkait dengan pembuangan air limbah ke laut) sebenarnya dapat dipertimbangkan dalam KLHS.

    1.5.7 Apakah hal-hal dan masalah utama yang berkaitan dengan isu-isu strategis dinyatakan dengan jelas?

    Seperti telah dijelaskan, KLHS terutama difokuskan pada pengelolaan sumber daya air dan konservasi, serta membuat sebuah daftar isu strategis prioritas dijabarkan ke dalam sub-sasaran dan prioritas pembangunan. Prioritas isu strate-gis dapat dipahami sebagai menyajikan masalah utama lingkungan. Untuk setiap isu strate-gis lokasi, faktor penyebab, dan dampak / implikasi / konsekuensi didefinisikan melalui konsultasi dengan para pemangku kepentingan yang relevan (dalam bentuk serangkaian lokakarya).

    1.5.8 Bila demikian, apakah dijelaskan jika hal-hal dan masalah utama tersebut dapat dipengaruhi oleh KRP?

    Dokumentasi KLHS tersebut memberikan daftar dampak / implikasi untuk masing-masing isu strategis prioritas (lihat Table 11 dan 17), juga dampak-dampak yang mungkin timbul disebutkan dalam lokakarya yang diselenggarakan dalam lingkup proses KLHS (sebagaimana jelas terlihat dalam Bab V).

    1.5.9 Apakah KLHS dari KRP mempertimbangkan data dan informasi dari KRP lain yang terkait (dan KLHS-nya)?

    Lokakarya ketiga yang diselenggarakan dalam lingkup KLHS tersebut didedikasikan kepada pembahasan tentang keterkaitan di antara berbagai KRP provinsi dan bidang pengelolaan dan pelestarian sumber daya air. Sinergi di antara rencana pembangunan provinsi, rencana tata ruang provinsi, Kebijakan Bali Bersih dan Hijau dan lembaga-lembaga pertanian, juga keterkaitan di antara rencana pembangunan provinsi, prioritas tata ruang dan isu-isu strategis (yang didefinisikan oleh KLHS tersebut) dibahas (lihat Tabel 23 dan 24 dalam dokumentasi KLHS tersebut), akan tetapi, dalam dokumentasi KLHS tersebut tidak sepenuhnya jelas bagaimana kesimpulan-kesimpulan dari pelaksanaan tersebut digunakan dalam langkah-langkah KLHS selanjutnya.

  • 14

    No.Pertanyaan untuk

    Penjaminan kualitasEvaluasi Deskriptif

    KomentarSetiap komentar yang relevan

    dengan evaluasi - misalnya saran untuk perbaikan laporan, tindakan

    yang harus dilakukan, dll.

    1.5.10 Apakah konflik antara sasaran pengelolaan lingkungan hidup terhadap isu-isu strategis dan tujuan KRP diidentifikasi dan dijelaskan?

    Tidak dikarenakan tidak adanya KRP tunggal untuk disoroti oleh KLHS tersebut. Akan tetapi, tampaknya dalam lingkup pembahasan tentang keterkaitan di antara isu-isu strategis prioritas dan KRP provinsi, pertentangan dan sinergi yang mungkin timbul di antara tujuan-tujuan KRP juga disoroti, walaupun kesimpulan-kesimpulannya tidak digambarkan secara jelas dalam dokumentasi KLHS tersebut.

    1.5.11 Apakah dalam analisis KLHS dijelaskan mengenai kemungkinan keterbatasan data dan informasi yang tersedia dan mengenai potensi yang terkait dengan ketidakpastian?

    Tidak, dokumentasi KLHS tersebut tidak menyebutkan permasalahan apapun terkait dengan kurangnya informasi atau data.

    Dalam dokumentasi KLHS tersebut tidak jelas apakah informasi yang diberikan dalam Bab III (Profil singkat dari Provinsi Bali) terbatas dikarenakan ketidaktersediaan data (atau ketiadaan data) atau apakah pendekatan yang dipilih untuk KLHS tidak mempersyaratkan analisis yang lebih .

    1.5.12 Apakah seluruh dampak KRP terhadap isu-isu penting lingkungan hidup / pembangunan berkelanjutan dievaluasi dalam pengkajian?

    Ada dampak-dampak yang secara singkat digambarkan untuk masing-masing isu strategis prioritas dalam dokumentasi KLHS tersebut, akan tetapi, gambaran tersebut sebenarnya menyoroti bagaiman isu strategis prioritas tersebut berdampak terhadap keadaan, artinya gambaran tersebut tidak memberikan informasi tentang bagaimana isu strategis tersebut dapat terkena dampak dari pembangunan yang diusulkan atau diharapkan (yang tercermin dalam bagian penyebab-penyebab).

    KLHS harus mengevaluasi dampak-dampak yang mungkin timbul, artinya bagaiman pembangunan yang diusulkan dapat mempengaruhi isu-isu lingkungan dan/atau berkelanjutan utama, permasalahan, kekhawatiran.

  • 15

    Hasil Penjaminan Kualitas Terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pengelolaan Dan Pelestarian Sumber Daya Air Provinsi Bali

    No.Pertanyaan untuk

    Penjaminan kualitasEvaluasi Deskriptif

    KomentarSetiap komentar yang relevan

    dengan evaluasi - misalnya saran untuk perbaikan laporan, tindakan

    yang harus dilakukan, dll.

    1.5.13 Apakah ada dampak dari isu lingkungan hidup / pembangunan berkelanjutan yang ditiadakan dari evaluasi?

    KLHS tersebut tidak meliputi keseluruhan dari dampak yang mungkin timbul; karena pemba-tasannya terhadap implikasi-implikasi yang terkait dengan sumber daya air, oleh karena itu, misalnya, dampak-dampak yang mungkin timbul terhadap kesehatan masyarakat, dampak yang mungkin timbul dari perubahan iklim tetapi tidak terjawab. Jelas terlihat juga bahwa dampak-dampak yang digambarkan untuk masing-masing isu strategis prioritas telah diperluas, karena prioritas pem-bangunan (yang secara logika harus mencermin-kan dampak-dampak yang diidentifikasi) meliputi cakupan isu dan permasalahan yang jauh lebih luas daripada yang disajikan dalam gambaran dampak(contohnya, tidak ada dampak maupun penyebab yang didefinisikan untuk penurunan Kualitas air permukaan ... yang menyebutkan pencemaran dari pertanian, akan tetapi, beberapa prioritas pembangunan terfokus kepada pengurangan pencemaran air yang disebabkan oleh pertanian.

    Ada dampak-dampak yang terkait dengan sumber daya air, yang sebenarnya dapat dipertimbangkan untuk dicakup dalam kajian tersebut, contohnya kesehatan masyarakat, dampak-dampak dari perubahan iklim terhadap sumber daya air, degradasi daerah pesisir, pencemaran air laut, dll.

    1.5.14 Jika demikian, apakah diberikan alasannya?

    Meskipun tidak dinyatakan secara jelas dalam dokumentasi KLHS tersebut, jelas terlihat bahwa fokus utama kepada sumber daya air disebabkan oleh orientasi keseluruhan dari KLHS untuk Bali.

    1.5.15 Apakah dampak positif dan negatif keduanya dipertimbangkan?

    KLHS tersebut terutama hanya menyoroti dampak-dampak negatif, artinya berdasarkan pembahasan tentang permasalahan utama yang terkait dengan pengelolaan dan pelestarian sumber daya air, dokumentasi KLHS tersebut menyarankan prioritas dan tujuan yang dimaksudkan untuk memperbaiki keadaan saat ini.

    Dapat direkomendasikan bahwa KLHS berikutnya di provinsi Bali harus memperhitungkan juga dampak-dampak positif yang mungkin timbul yang dihasilkan oleh pembangunan yang direncanakan dalam rangka memperkuat kinerja positif dari KRP (dan dengan demikian memberikan bantuan kepada lembaga perencanaan dalam mencapai KRP yang lebih baik dan lebih efisien).

    1.5.16 Apakah dampak sekunder atau turunan dipertimbangkan dalam pengkajian?

    Meskipun tidak dinyatakan secara jelas dalam dokumentasi KLHS tersebut, kajian tersebut jelas secara parsial mempertimbangkan implikasi-implikasi sekunder dan tidak langsung (contohnya yang terkait dengan kesadaran masyarakat, penegakan hukum).

  • 16

    No.Pertanyaan untuk

    Penjaminan kualitasEvaluasi Deskriptif

    KomentarSetiap komentar yang relevan

    dengan evaluasi - misalnya saran untuk perbaikan laporan, tindakan

    yang harus dilakukan, dll.

    1.5.17 Apakah dampak kumulatif dipertimbangkan dalam pengkajian?

    Tidak dampak-dampak digambarkan untuk masing-masing isu strategis prioritas secara terpisah. Akan tetapi, ada keterkaitan di antara isu strategis prioritas dan dampak serta penyebab terkait sebagaiman jelas terlihat dalam Tabel 17 (contohnya, isu prioritas tingginya tingkat eksploitasi air tanah merupakan penyebab bagi intrusi air laut).

    1.5.18 Apakah karakteristik dampak (keadaan, signifikansi, probabilitas, lingkup dan jangkauan, frekuensi dan durasi, keterbalikkan/reversibility) dijelaskan?

    Tidak dokumentasi KLHS tersebut hanya secara singkat menggambarkan dampak dari masing-masing isu strategis prioritas.

    1.5.19 Apakah dampak dikuantifikasikan jika mungkin?

    Tidak kajian tersebut hanya dilakukan atas dasar kualitatif.

    Karena data tertentu tentang sumber daya air dan isu-isu terkait jelas tersedia (curah hujan, poten- si sumber daya air, dll.), KLHS sebenarnya dapat melakukan sekurang-kurangnya kuantifikasi umum dan kerangka dari dam- pak-dampak yang mungkin tim- bul (contohnya perkiraan kecen- derungan di masa depan dalam pemakaian air yang disebabkan oleh pertumbuhan penduduk, kecenderungan di masa depan dari produksi air limbah dengan mempertimbangkan pertum-buhan penduduk, dll.). Ini akan membantu menyarankan prioritas-prioritas pembangunan yang lebih tepat dan rekomendasi untuk pembangunan di masa depan.

    1.5.20 Apakah pengkajian dam- pak didukung oleh per- hitungan, contoh, referen- si kepada kepustakaan nasional dan internasional dll.?

    Tidak kajian tersebut didasarkan terutama pada pembahasan dengan para pemangku kepentingan, artinya masukan diberikan dalam bentuk lokakarya dan focused group discussions.

  • 17

    Hasil Penjaminan Kualitas Terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pengelolaan Dan Pelestarian Sumber Daya Air Provinsi Bali

    No.Pertanyaan untuk

    Penjaminan kualitasEvaluasi Deskriptif

    KomentarSetiap komentar yang relevan

    dengan evaluasi - misalnya saran untuk perbaikan laporan, tindakan

    yang harus dilakukan, dll.

    1.5.21 Apakah metode yang digunakan untuk mengkaji dampak dijelaskan?

    Karena KLHS tersebut tidak sepenuhnya menyoroti evaluasi dampak, gambaran dari metode dan perangkat tidak diberikan. Meskipun dokumentasi KLHS tersebut memberikan gambaran umum dari pendekatan dan metodologi (meskipun sebagian besar ditujukan untuk memudahkan pembahasan dan mengatur masukan dari para pemangku kepentingan), tidak jelas bagaimana metode-metode tertentu digunakan (contohnya, disebutkan dalam dokumentasi KLHS tersebut bahwa pelapisan (overlay) peta digunakan untuk perumusan sub-tujuan dan prioritas pembangunan (hal. 7), tetapi selanjutnya tidak jelas bagaimana tepatnya metode tersebut digunakan dan hasil-hasil apa yang diberikan).

    1.5.22 Apakah potensi ketidakpastian dalam pengkajian dampak dijelaskan?

    Tidak.

    BAGIAN 2: PERUMUSAN ALTERNATIF PENYEMPURNAAN KRP

    2.1 Apakah semua alternatif yang diusulkan oleh KRP dikaji berdasarkan analisis dampak dari KLHS?

    Tidak tidak ada alternatif yang disarankan / dikaji, karena KLHS tidak melekat kepada suatu KRP tertentu.

    2.2 Apakah potensi timbulnya dampak dari setiap alternatif dideskripsikan dengan jelas?

    Tidak tidak ada alternatif yang disarankan / dikaji, karena KLHS tidak melekat kepada suatu KRP tertentu.

    2.3 Apakah diberikan peringkat alternatif (bila disarankan oleh KRP)?

    Tidak tidak ada alternatif yang disarankan / dikaji, karena KLHS tersebut tidak melekat kepada suatu KRP tertentu.

    2.4 Apakah KLHS merekomendasikan alternatif dengan kinerja lingkungan hidup / pembangunan berkelanjutan yang lebih baik dibandingkan dengan alternatif yang disarankan oleh KRP?

    Tidak tidak ada alternatif yang disarankan / dikaji, karena KLHS tidak melekat kepada suatu KRP tertentu.

    2.5 Apakah ada alasan mengenai alternatif yang diabaikan atau yang dipilih?

    Tidak tidak ada alternatif yang disarankan / dikaji, karena KLHS tidak melekat kepada suatu KRP tertentu.

  • 18

    No.Pertanyaan untuk

    Penjaminan kualitasEvaluasi Deskriptif

    KomentarSetiap komentar yang relevan

    dengan evaluasi - misalnya saran untuk perbaikan laporan, tindakan

    yang harus dilakukan, dll.

    2.6 Apakah dalam membangun alternatif diberikan arahan atau rambu-rambu mitigasi; penyesuaian ukuran, skala, dan lokasi; penundaan, perbaikan urutan; pengubahan KRP?

    Tidak - tidak ada alternatif yang disarankan / dinilai, karena KLHS tidak terikat pada KRP tertentu.

    BAGIAN 3: REKOMENDASI PERBAIKAN KRP DAN PENGINTEGRASIAN HASIL KLHS

    3.1 Apakah rekomendasi didasarkan pada alternatif KRP?

    Tidak - tidak ada alternatif yang disarankan / dinilai, karena KLHS tidak terikat pada KRP tertentu.

    3.2 Apakah ada penjelasan yang rasional dalam penyusunan rekomendasi?

    Rekomendasi yang dikembangkan oleh KLHS dirumuskan atas dasar isu-isu strategis dan prioritas pembangunan - sebagai hasil dari diskusi dengan pemangku kepentingan.

    3.3 Apakah rekomendasi KLHS didiskusikan dengan pembuat KRP dari sudut pandang sumberdaya yang ada? Jika demikian, apakah hasil diskusi ini diintegrasikan dalam kesimpulan KLHS?

    Tidak dapat dievaluasi - perlu didiskusikan dengan tim Kemendagri.

    3.4 Apakah rekomendasi dalam bentuk perbaikan rumusan dan/atau isi dan/atau substansi dari KRP?

    KLHS ini tidak terikat pada KRP tertentu, sehingga rekomendasi yang dirumuskan oleh KLHS tidak terkait dengan KRP.

    3.5 Apakah kesimpulan dan rekomendasi yang diberikan oleh KLHS dideskripsikan secara eksplisit?

    KLHS tersebut menghasilkan sebuah daftar rekomendasi (Bab X dari dokumentasi KLHS tersebut), yang dirumuskan dalam bentuk tujuan dan prioritas pembangunan (yang sesuai dengan pendekatan keseluruhan terhadap KLHS untuk Bali). Akan tetapi, dalam laporan tersebut tidak jelas, bagaimana rekomendasi yang diusulkan seharusnya digunakan dalam pembangunan selanjutnya, dalam KRP, dalam proses pengambilan keputusan terkait.

  • 19

    Hasil Penjaminan Kualitas Terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pengelolaan Dan Pelestarian Sumber Daya Air Provinsi Bali

    No.Pertanyaan untuk

    Penjaminan kualitasEvaluasi Deskriptif

    KomentarSetiap komentar yang relevan

    dengan evaluasi - misalnya saran untuk perbaikan laporan, tindakan

    yang harus dilakukan, dll.

    3.6 Apakah tindakan yang disarankan oleh KLHS untuk mencegah, mengurangi dan/atau mengimbangi dampak negatif yang signifikan untuk semua dampak utama diidentifikasi?

    Karena KLHS tersebut tidak terfokus pada evaluasi dampak, dokumentasi KLHS tersebut tidak memberikan langkah-langkah mitigasi yang didefinisikan secara jelas. Akan tetapi, prioritas pembangunan yang diusulkan untuk masing-masing isu strategis prioritas (dan kemudian dikelompokkan) dapat dipahami sebagai suatu bentuk mitigasi tertentu, karena prioritas pembangunan bertujuan memperbaiki keadaan saat ini. Sifat dari langkah-langkah mitigasi yang disarankan lebih umum dan dirumuskan sebagai tujuan-tujuan (misalnya,menambah ruang terbuka hijau atau memperbanyak penggunaan pupuk dan pestisida organik), yang sejalan dengan pendekatan keseluruhan terhadap KLHS tersebut.

    KLHS berikutnya dapat memper-timbangkan (apabila sifat dari KRP dan ketersediaan data memung-kinkan) untuk merumuskan langkah-langkah mitigasi yang lebih dan spesifik, yang tidak hanya menyajikan tujuan tetapi juga akan mencakup kegiatan kegiatan spesifik tentang bagaimana tujuan-tujuan tersebut dapat terpenuhi (contohnya, dokumentasi KLHS tersebut mendefinisikan menyempurnakan pelestarian sumber daya air. Tetapi tidak jelas oleh siapa, bagaimana, dimana, dll. hal tersebut harus dilakukan. Sebaiknya, langkah umum tertentu diikuti dengan instruksi-instruksi yang lebih spesifik, contohnya membentuk daerah perlindungan air di DAS XY atau mengambil langkah-langkah teknis dalam rangka mengurangi erosi air di sepanjang hulu sungai XY).

    3.7 Apakah institusi yang bertanggungjawab untuk melaksanakan tindakan mitigasi ditetapkan?

    Dokumentasi KLHS tersebut secara jelas menggambarkan tanggung jawab atas pengelolaan dan mitigasi dampak (Bab VIII) yang terkait dengan masing-masing kelompok (cluster) dari prioritas pembangunan (yang mencerminkan langkah-langkah mitigasi).

    3.8 Apakah dokumen KLHS atau KRP menjelaskan status mengenai saran dan rekomendasi KLHS yang mana yang telah terintegrasi dalam KRP (dalam hal KRP berubah karena KLHS)?

    Tidak dikarenakan fakta bahwa KLHS tidak melekat kepada suatuKRP tertentu.

    Meskipun KLHS tersebut menyoroti sejumlah KRP provinsi, KLHS dapat menentukan secara lebih seksama KRP mana yang seharusnya mengintegrasikan rekomendasi yang diberikan dalam KLHS.

  • 20

    No.Pertanyaan untuk

    Penjaminan kualitasEvaluasi Deskriptif

    KomentarSetiap komentar yang relevan

    dengan evaluasi - misalnya saran untuk perbaikan laporan, tindakan

    yang harus dilakukan, dll.

    3.9 Apakah kesimpulan dan rekomendasi yang diberikan oleh KLHS dipertimbangkan dalam proses pengambilan keputusan KRP?

    Karena KLHS tersebut tidak melekat pada KRP manapun, tidak ada proses pengambilan keputusan yang terkait. Sebuah kesepakatan umum informal telah dicapai di antara Kemendagri dan Bappeda bahwa hasil-hasil dan rekomendasi KLHS akan digunakan dalam perencanaan lebih lanjut di tingkat provinsi (RTRW dan RPJM provinsi) dan dipromosikan untuk digunakan di tingkat kabupaten.

    Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, sebuah pernyataan tertulis informal dapat disusun oleh lembaga perencanaan tersebut di awal proses KLHS berikutnya yang menentukan bagaimana hasil-hasil KLHS akan dipertimbangkan baik dalam proses perencanaan maupun dalam pengambilan keputusan. Pernyataan tersebut dapat dilampirkan dalam dokumentasi KLHS, yang memungkinkan untuk memantau bagaimana komitmen-komitmen yang pada awalnya diterima sudah dipenuhi.

    3.10 Jika beberapa rekomendasi dan saran belum terintegrasi, apakah dalam keputusan persetujuan terhadap rancangan akhir KRP diberikan penjelasan?

    Tidak relevan karena pendekatan yang spesifik terhadap KLHS untuk Bali.

    3.11 Apakah KLHS menyarankan indikator-indikator untuk pemantauan dampak terhadap lingkungan hidup?

    Ya

    3.12 Jika demikian, apakah indikator-indikator tersebut berdasarkan informasi kondisi awal, indikator dan tujuan dari KRP dan/atau KLHS?

    Untuk masing-masing isu prioritas strategis terdapat indikator, dan evaluasi tentang indikator-indikator tersebut digambarkan dalam dokumentasi KLHS tersebut (Bab IX). Keterkaitannnya dengan kecenderungan kondisi awal (baseline) tidak dapat dievaluasi, karena informasi kondisi awal tidak dianalisis dalam KLHS tersebut.

    3.13 Ketika pemantauan mungkin mengungkap-kan pengaruh buruk yang signifikan,, apakah KLHS menunjukkan tindakan-tindakan yang perlu dilakukan untuk menanggulangi pengaruh buruk ini?

    Dokumentasi KLHS tersebut tidak secara jelas melimpahkan tanggungjawab atas pemantauan dan atas kegiatan-kegiatan terkait (sebagai tanggapan terhadap hasil-hasil pemantauan), akan tetapi, diasumsikan bahwa hal tersebut seharusnya merupakan peran dari otoritas yang terdaftar dalam Tabel 25 (Bab VIII) untuk masingmasing kelompok (cluster) dari prioritas pembangunan.

  • 21

    Hasil Penjaminan Kualitas Terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pengelolaan Dan Pelestarian Sumber Daya Air Provinsi Bali

    No.Pertanyaan untuk

    Penjaminan kualitasEvaluasi Deskriptif

    KomentarSetiap komentar yang relevan

    dengan evaluasi - misalnya saran untuk perbaikan laporan, tindakan

    yang harus dilakukan, dll.

    BAGIAN 4: DOKUMENTASI KLHS DAN AKSES PUBLIK

    4.1 Apakah dokumentasi KLHS jelas dan ringkas dalam tataletak dan penyajiannya?

    Logika internal dari dokumentasi KLHS tersebut masih dapat diperbaiki laporan tersebut disusun sejalan dengan lokakarya-lokakarya yang diselenggarakan dalam lingkup proses KLHS, tetapi tercampur dengan bagian-bagian lain (contohnya, Bab III Profil singkat dari Provinsi Bali diikuti oleh bab IV yang didedikasikan kepada tinjauan dari Penentuan Ruang Lingkup lokakarya I) tanpa keterkaitan yang jelas di antara bab-bab tersebut (contohnya, bagaimana informasi dalam gambaran keadaan (Bab III) digunakan dalam langkah-langkah selanjutnya, lokakarya dan pembahasan), tidak selalu jelas apa tujuan utama dari suatu langkah KLHS tertentu (apa hasil-hasil utama dari pembahasan tentang keterkaitan di antara isu-isu strategis prioritas dan KRP provinsi).

    4.2 Apakah dokumentasi KLHS menggunakan bahasa yang mudah dan jelas dan menghindari atau menjelaskan istilah teknis?

    Versi Bahasa Inggris dari dokumentasi KLHS tersebut dapat dibaca dengan mudah dari segi bahasa; akan tetapi, struktur dan logika internal dari dokumen tersebut dapat diperbaiki (misalnya, tidak sepenuhnya jelas metode-metode apa yang digunakan untuk pemilihan akhir isu-isu strategis prioritas, mengapa hanya tiga isu strategis prioritas yang dianalisis dalam Tabel 24, dll.).

    Isu-isu berikut ini dapat dipertim-bangkan dalam KLHS berikutnya:

    Dokumentasi KLHS harus di- awali dengan sebuah rang-kuman non-teknis yang terfo- kus khususnya pada temuan- temuan dan kesimpulan utamaDaftar singkatan dan akronim harus tercakupDokumentasi KLHS harus secara jelas menggambarkan apa yang mencerminkan latar belakang dari tiap-tiap langkah dalam KLHS (data, informasi, pendapat para pemangku kepentingan, dll.) dan bagai-mana kesimpulan-kesimpulan akhir didukung (data, pendapat ahli, dll.)Daftar acuan, kepustakaan dn sumbersumber informasi harus tercakupGambaran umum dari semua komentar yang diutarakan oleh para pemangku kepentingan bersama dengan penjelasan bagaimana komentar-komen-tar tersebut telah dipertim-bangkan dalam KLHS harus dilampirkan dalam laporan tersebut.

  • 22

    No.Pertanyaan untuk

    Penjaminan kualitasEvaluasi Deskriptif

    KomentarSetiap komentar yang relevan

    dengan evaluasi - misalnya saran untuk perbaikan laporan, tindakan

    yang harus dilakukan, dll.

    4.3 Apakah dokumentasi KLHS berisikan ringkasan non-teknis?

    Tidak

    4.4 Apakah dokumentasi KLHS menggunakan peta dan ilustrasi lainnya, bila diperlukan?

    Dalam dokumentasi KLHS tersebut, peta digunakan untuk menggambarkan keadaan saat ini di Provinsi Bali dan memberikan gambaran umum tentang aspek-aspek wilayah yang terkait dengan isu-isu strategis prioritas.

    4.5 Apakah dokumentasi KLHS memuat hasil pelaksanaan penapisan, apabila dilakukan (untuk KRP yang bukan wajib melakukan KLHS)?

    Penapisan tidak dilakukan.

    4.6 Apakah dokumentasi KLHS memuat hasil identifikasi pemangku kepentingan?

    Tidak

    4.7 Apakah dokumentasi KLHS memuat hasil identifikasi isu strategis pembangunan berkelanjutan?

    Ya - proses mendefinisikan isu strategis serta daftar akhir dari isu termasuk dalam dokumentasi KLHS.

    4.8 Apakah dokumentasi KLHS memuat hasil pengkajian pengaruh KRP yang signifikan terhadap isu strategis?

    Karena KLHS tersebut tidak difokuskan pada evaluasi dampak, tidak ada hasil penilaian dam-pak dijelaskan ataupun langkah-langkah mitigasi yang jelas dalam dokumentasi KLHS.

    4.9 Apakah dokumentasi KLHS memuat rumusan tindakan mitigasi?

    Karena KLHS tersebut tidak difokuskan pada evalu-asi dampak, tidak ada hasil penilaian dampak di-jelaskan ataupun langkah-langkah mitigasi yang jelas dalam dokumentasi KLHS.

    4.10 Apakah dokumentasi KLHS memuat rumusan alternatif penyempurnaan KRP?

    Tidak - KLHS tidak terikat pada KRP tertentu.

    4.11 Apakah dokumentasi KLHS memuat rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan KRP?

    Tidak - KLHS tidak terikat pada KRP tertentu.

    4.12 Apakah dokumentasi KLHS menjelaskan pendekatan menyeluruh terhadap KLHS?

    Dokumentasi KLHS tersebut menggambarkan pendekatan dan langkah-langkah prosedural dalam Bab II.

  • 23

    Hasil Penjaminan Kualitas Terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pengelolaan Dan Pelestarian Sumber Daya Air Provinsi Bali

    No.Pertanyaan untuk

    Penjaminan kualitasEvaluasi Deskriptif

    KomentarSetiap komentar yang relevan

    dengan evaluasi - misalnya saran untuk perbaikan laporan, tindakan

    yang harus dilakukan, dll.

    4.13 Apakah dokumentasi KLHS memuat rangkaian urutan tahapan pelaksanaan KLHS yang dikerjakan?

    Ya, dokumentasi KLHS jelas menggambarkan ta-hapan KLHS (yaitu serangkaian pertemuan dan diskusi dengan pemangku kepentingan).

    4.14 Apakah dokumentasi KLHS menjelaskan metodologi yang digunakan dalam analisis-analisis?

    Dokumentasi KLHS menggambarkan langkah-langkah prosedural dan gambaran umum tentang metode dan perangkat dalam Bab III.

    4.15 Apakah dokumentasi KLHS mengidentifikasi sumber informasi, termasuk pendapat dan penilaian ahli?

    Hanya sebagian Bab III Profil singkat Provinsi Bali menyebutkan sumber-sumber informasi, akan tetapi, bab-bab selanjutnya tidak menyebutkan sumber-sumber tersebut sebagian besar temuan, kesimpulan jelas didasarkan pada pembahasan di antara para pemangku kepentingan dan dalam dokumentasi KLHS tersebut tidak sepenuhnya jelas apa saja masukan para ahli tersebut (misalnya dari tim KLHS atau dari para ahli lainnya yang terlibat).

    4.16 Apakah dokumentasi KLHS menjelaskan siapa yang dikonsultasikan, metode apa yang digunakan dalam kegiatan konsultasi, dan bagaimana kesimpulan dari konsultasi telah dipertimbangkan dalam KLHS dan/atau KRP?

    Pendekatan terhadap KLHS untuk Bali semata-mata didasarkan kepada konsultasi dan kesimpulan dari pembahasan yang menyajikan masukan-masukan utama untuk kajian tersebut (dan pada kenyataannya menyajikan kajian itu sendiri). Dokumentasi KLHS tersebut menyajikan metode-metode dan perangkat yang digunakan dalam proses KLHS dalam Bab II, akan tetapi, tidak ditunjukkan secara jelas bagaimana komentar-komentar dan pendapat-pendapat yang diajukan oleh para pemangku kepentingan digunakan (apakah semuanya digunakan atau bagaimana pemilihan / pengelompokan (clustering) dilakukan, dll.). Dokumentasi KLHS tersebut tidak memberikan informasi apapun tentang para pemangku kepentingan yang terlibat para pemangku kepentingan mana saja yang berperan serta, bagaimana mereka diidentifikasi, dll.

    Dengan mempertimbangkan pendekatan terhadap KLHS untuk Bali, yang terutama didasarkan pada keterlibatan para pemangku kepentingan, dapat direkomen-dasikan bahwa informasi yang lebih spesifik tentang konsultasi dengan para pemangku kepen-tingan seharusnya diberikan dalam dokumentasi KLHS tersebut khususnya yang terkait dengan komentar-komentar dan penda-pat-pendapat yang diutarakan dan cara mengintegrasikan / menggunakannya dalam kajian tersebut.

  • 24

    No.Pertanyaan untuk

    Penjaminan kualitasEvaluasi Deskriptif

    KomentarSetiap komentar yang relevan

    dengan evaluasi - misalnya saran untuk perbaikan laporan, tindakan

    yang harus dilakukan, dll.

    4.17 Apakah kesimpulan dari komunikasi dalam interaksi antara proses penyiapan KRP dan KLHS (jika ada) didokumentasikan dengan jelas dalam dokumentasi KLHS?

    Dokumentasi KLHS tersebut tidak menyediakan informasi apapun tentangisu tersebut.

    Dokumentasi KLHS tersebut harus secara jelas menggambarkan komunikasi dan konsultasi apapun di antara tim KLHS dan lembaga perencanaan paling tidak dalam bentuk risalah rapat, gambaran umum tentang semua komentar yang diutarakan dan menunjukkan apakah dan bagaimana komentar-komentar tersebut telah dipertimbangkan dalam KLHS.

    4.18 Apakah dokumentasi KLHS mendeskripsikan kesulitan teknis, prosedural dan lainnya?

    No.

    4.19 Apakah dokumentasi KLHS memuat laporan pelaksanaan, metode dan kesimpulan dari setiap pembahasan dan konsul tasi publik (yaitu undangan, daftar hadir, notulen atau berita acara)?

    Dokumentasi KLHS hanya menyediakan kesim-pulan dari pertemuan dan diskusi yang diseleng-garakan dalam proses KLHS, tetapi tidak ada dokumentasi dalam bentuk undangan, risalah dari pertemuan, dll. yang terlampir pada dokumentasi KLHS.

    4.20 Apakah dokumen KLHS diberikan juga kepada institusi lingkungan hidup untuk referensi?

    Perlu dibicarakan dengan tim Kemendagri.

  • 25

    Hasil Penjaminan Kualitas Terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pengelolaan Dan Pelestarian Sumber Daya Air Provinsi Bali

    Lampiran

    Dokumentasi KLHS Pengelolaan dan Pelestarian

    Sumber Daya Air di Provinsi Bali

  • 26

    Environmental problems are increasingly wide-spread and complex today, suspected of planning stems from a bias between the priority of economic growth rather than ecology. So it accumulates in the form of an environmental crisis environmental disas-ter, increasing the rate of natural resource degrada-tion and environmental pollution. As a result, the cost (cost) of environmental impacts that must be borne by society and government is much greater than the benefits (benefits) gained economies.

    One of the problems faced by the Bali Regional sustainable development that includes three policy scope of the sustainability of economic develop-ment, social and cultural development and envi-ronmental protection are water resources. Water resource problems are not just about the nature of scarcity and uneven distribution in terms of quantity, but there has been a tendency for the available water resources are inadequate to be utilized for the ben-efit of humans and other living things because it has been a decline in water quality due to contaminated or polluted by a number of materials and / or sub-stance destructive power of water.

    In an effort to ensure that the principles of sus-tainable development has become a fundamental and integrated in the development of an area and / or policies, plans, and / or program the Government is obliged to implement the Regional Strategic Envi-ronmental Assessment (KLHS) into the formulation or evaluation of spatial plans (Spatial ) along with detailed plans, long-term development plan (RPJP), and medium term development plan (Development Plan) and district / city; and policies, plans, and / or program (KRP) that could potentially impact and / or environmental risk Provincial Government Bali in 2010 was implementing KLHS through the facilita-

    tion of Regional Development Bureau, Ministry of Home Affairs has passed all phases of Stage Screen-ing (screening), Scoping Phase (scoping), Phase For-mulation of Sub-Objectives, Priorities and Develop-ment Program Phase Phase Recommendations. The results of screening (screening) KLHS implementation in the province of Bali have agreed on the need for an alternative formulation of refinement KRP at pro-vincial and district level as mandated by the City of Article 15 paragraph (2) of Law no. 32 Know 2009. Central theme in the implementation KLHS agreed in Bali province is supporting the Sustainable Manage-ment of Water Resources of Bali as the Green Prov-ince (Green Bali Province).

    In the process KLHS Water Resources in the prov-ince of Bali, the formulation of strategic issues, the analysis of mitigation, monitoring and evaluation to policy recommendations, plans and programs (KRP) is based on the flow of logical framework, using data and scientific information, as well as by utilizing the analytical models relevant.

    Participatory Approach in Water Resources KLHS scoping process in the province of Bali is the process of involving community participation, particularly related to efforts to ensure the representation of community input to produce a decision (alternative recommendation KRP). This is in line planning of envi-ronmental management principles such as by involv-ing the participation of local communities and other stakeholders to raise peoples aspirations. Article 18 paragraph (1) of Law no. 32 of 2009 on the Control and Management of Environment also mandates that KLHS implemented by involving communities and stakeholders. Involving the community based on norms, standards and guidelines through I-III Work-shop, Focus Group Discussion (FGD) and seminars.

    EXECUTIVE SUMMARY

  • 27

    Hasil Penjaminan Kualitas Terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pengelolaan Dan Pelestarian Sumber Daya Air Provinsi Bali

    Completion of scoping in KLHS Water Resources in the Province of Bali using several methods:

    1) Method of brainstorming. Method of exchanging thoughts with a lot of people in a meeting to listen to various types of information / alternatives related to the topics discussed. Each participant discussed, based on the principles of equality, openness and democratic facilitated to freely voice their opinions and proposals / suggestions in discussing a particular topic. Brainstorming methods used in the refinement process is used at all stages of scoping activities.

    2) Method of meta-plan Meta-plan method in the refinement process in the province of Bali KLHS scoping is used on the stages of identification or mapping of water resource issues, environmental issues and sustainable development issues in the FGD. Each participant wrote down or pour opinion discussion about water resource issues, environmental issues and sustainable development issues within a few sheets of paper. Each issue is written on a piece of paper. The issues raised in any subsequent sheets are grouped, categorized and paired with each other and built up a deal to produce a set of water resource issues, environmental issues and sustainable development issues. The use of meta-plan method in this scoping process to reduce barriers to verbal communication in the discussion process.

    3) Overlay Method Ride-overlay method that is overlaid on the map to see some trends. Technically using a

    number of thematic maps of physiographic and other geophysical Privinsi Bali region, the regions ecosystems, hydrology, land use and spatial planning, as well as some aspects of socio-economic, social and cultural rights. Overlay method was used in the formulation of sub-goals and priorities of development programs.

    4) Method of Matrix Matrix method is used to look at the relationship between one component to another component. Matrix method in the process of scoping KLHS refinement is used to finalize the priority strategic issues, the formulation of sub-goals and priorities of development programs.

    5) Method of Network / Flowchart Methods of network / flowchart to see the influence of one component to another component either directly or indirectly. This method is used in finalizing the priority strategic issues, the formulation of sub-goals and priorities of development programs.

    6) Method of Analogy Analogy is a forecasting method based on similar conditions that occur in places / different times. Analogy method in the refinement process is used in the identification scoping additional water resource issues / environmental issues and the formulation of strategic issues and priorities.

    Description of priority strategic issues of water re-sources, environment and sustainable development in the province of Bali that have been agreed upon, are presented in Table A.

  • 28

    Table A. Description of Strategic Priority Issues Agreements Workshop I

    No Priority Strategic Issues

    Location Causes Impact / Implications / Konskuensi

    A FIELD OF PHYSICAL-CHEMICAL

    1 The decline in surface water discharge

    Springs, rivers, lakes, ponds and reservoirs in Bali

    The destruction of forests, land use change, sedimentation, reduced water catchment area

    Water shortages during the dry season

    2 The decline in the quality of surface water from pollution (solid waste and liquid waste)

    All rivers and lakes in Bali The low public awareness, law enforcement is still weak, limited waste disposal site

    Decreased use of water resources, the emergence of disease, floods, disruption of water biota

    3 The high land use from agricultural to non agricultural

    Throughout the District / City in Bali

    The high rate of population growth, investment pressure, control of space utilization is still weak, there is no land policy

    Open space becomes narrow, reduced water catchment areas, decreasing the carrying capacity of the environment

    4 The high level of groundwater exploitation

    The whole Denpasar, Badung South Central Badung, Karangasem Area tourism, Lovina and Singaraja city, Kec. Melaya, Kec.Negara and Kec. Jembrana, Chedi, Ubud, Sukawati, Gianyar, Blahbatuh

    The limited capacity of public water supply, the price / cost of making cheaper groundwater, groundwater quality is still good

    Hazard reduction in the groundwater, soil subsidence occurs

    5 Sea water intrusion in some areas in Bali

    South Denpasar, Kuta, Legian, Seminyak, Nusa Dua, Tanjung Benoa, Jimbaran, Canggu, Seseh, Cemagi, More, the city of Singaraja, Lovina, Perancak, Loloan, Gilimanuk

    Excessive exploitation of groundwater

    Groundwater quality to decline

    B. FIELD BIOLOGY / bio 1 The still high level

    of destruction / disturbance of forests (state forests and community forests)

    Kec. Rendang and Strait, Kintamani, Sukasada, Gerokgak, Melaya, Belimbingsari, Nusasari, Pupuan, Baturiti, Jatiluwih, evening, around the landfill Suwung and TNBB

    Economic pressure, investment and lack of alternative livelihoods

    Damage to the hydrological system, biodiversity decline

    2 Decreased levels of biodiversity

    Entire District / City in Bali Agricultural land use, deforestation, environmental pollution

    The reduced food resources, disruption of ecosystem balance, reduced economic opportunities

    C. SOCIAL AND CULTURAL AFFAIRS 1 Still weak law

    enforcement in natural resource management

    Throughout the District / City in Bali

    Low law enforcement discipline, commitment, not optimal law enforcement system

    The number of violations, there is no deterrent effect

  • 29

    Hasil Penjaminan Kualitas Terhadap Kajian Lingkungan Hidup Strategis Pengelolaan Dan Pelestarian Sumber Daya Air Provinsi Bali

    2 Not to unequal distribution and public access to natural resources

    Badung: Hill, Pecatu, evening; Buleleng: Gerokgak, Kubutambahan; Bangli: Kintamani; Karangasem: Kubu, Abang the western, eastern Karangasem, Klungkung: Nusa Penida; Gianyar: Village Kertha (Payangan)

    No source of water, topography, infrastructure and distribution network of water reservoirs is still lacking,

    Have not been optimally met the basic needs of the community, disruption of public health, intractable poverty, economic growth declined

    3 Conflicts of interest utilization of water resources

    Throughout the District / City in Bali

    Competition for limited water utilization, distribution system are not clear, control of water resources unilaterally

    Public unrest occurs, security is compromised, the destruction of water resources

    4 Balis high population growth rate resulted in a decreased carrying capacity of the SD nature, infrastructure and facilities

    Entire District / City in Bali The high birth rate and population migration to Bali

    The reduced carrying capacity of the SD nature, infrastructure and facilities available

    5 Still lack of information, communication and education about the environment

    Entire District / City in Bali Less optimal functioning of facilities and IEC lines (communication, information and education) for the environment for the community

    The low public awareness of environmental

    D. ECONOMIC AFFAIRS 1. Not optimal incentive

    and disincentive programs for the region upstream

    Kab. Bangli, Badung, Tabanan, Karangasem, Buleleng

    Regulation policies are not yet available

    Accumulated damage to upstream areas

    Supervision and Control of land use of the 3. upstream Community empowerment and local wisdom 4. in managing water resources Intensification of land for plantations 5. Research and Development of Water Resources 6. Water Resources Management Legislation 7. Efficiency of water utilization 8.

    A.2 The issue of declining quality of surface water from pollution (solid and liquid wastes) has three groups and each response between two to three subgroups of the response in its development priorities, namely:

    Improved management of wastewater and waste Control of water pollution by waste water, 1. waste and B3 Revitalization of existing landfill facilities and 2. infrastructure

    Empowerment of communities and law

    Development priorities are summarized in the workshop II related strategic issues and priorities of each sub objectives presented quite detailed with many different kinds, so it needs to be done group-ings (clusters). In this case the grouping is done by putting it in sub-groups (sub-group response) then dipayungi by the group (the response). Given this re-sponse group the similar activities will be more easily managed. Programnyapun can be further simplified in it though coverage varied but will be more focused to achieve subtujuan contained in the priority strate-gic issues that exist. The response group is consistent with that presented in the following description.

    A.1 The issue of declining surface water discharge has a group of eight subgroups response and the response in its development priorities, namely:

    Conservation of water resources Forest and land rehabilitation of critical 1. Conservation of water resources and soil 2.

  • 30

    enforcement in the management of waste water and garbage

    Increased awareness and public 1. participation Increased law enforcement 2. Waste Management Legislation 3.

    Integration of waste management and waste water with spatial

    Development of city water front 1. Development of a regional landfill 2.

    A.3 The issue of high land conversion from agricultural to non-farm has three groups of responses and each with two to three subgroups of the response in its development priorities, namely:

    Conservation of agricultural land Incentives farm 1. Agricultural land conservation legislation 2.

    Control of space utilization Control of green belt 1. Control of the area woke up on agricultural 2. land

    Development agropolitan Development of rural infrastructure that 1. supports agriculture intensification of agriculture to commodity 2. Subsidies of agricultural production 3. facilities and infrastructure

    A.4 The issue of high levels of ground water exploitation has one response group and the three subgroups of the response in its development priorities, namely:

    Pengendaalian utilization of ground water in an integrated

    Improved facilities and public water services 1. infrastructure (piping) Pengendaalian Soil water use 2. Increased production capacity of raw water 3.

    A.5 The issue of sea water intrusion in some areas in Bali have two groups of responses and each of the three subgroups of the response in its development priorities, namely:

    Integrated coastal management Coast Rehabilitation 1. Handling coast guard 2. Control of beach material mining 3.

    Pengendaalian utilization of ground water in an

    integrated Control and efficiency of utilization of 1. ground water Enhancement of green open space 2. Conservation of water resources and soil 3.

    B.1 The issue of continued high destruction / disturbance of forests has one respons