klhs rdtr surakarta

154
7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 1/154  LAPORAN AKHIR Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I  Tahun 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sebagai tindak lanjut terbitnya Peraturan Daerah (Perda) Kota Surakarta No. 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surakarta, maka sesuai Undang-Undang (UU) No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, RTRW sebagai rencana umum tata ruang memerlukan rencana rinci tata ruang sebagai perangkat operasional berupa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Dalam konteks Kota Surakarta, RTRW Kota Surakarta membagi wilayah kota menjadi enam kawasan perencanaan rinci. Salah satunya adalah Kawasan I yang terdiri sebagian wilayah Kecamatan Jebres, sebagian wilayah Kecamatan Pasarkliwon, sebagian wilayah Kecamatan Serengan dan sebagian wilayah Kecamatan Laweyan. Dalam proses penyusunan atau penetapan Perda tentang RDTR Kota Surakarta Kawasan I, sebagai bagian dari sebuah Kebijakan/Rencana/Program (KRP), untuk meyakinkan bahwa rencana atau kegiatan pembangunan tersebut tidak merusak lingkungan sekaligus menjamin keberlanjutan pembangunan itu sendiri, mengacu pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pemerintah Daerah wajib menyusun Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.

Upload: endang-solehudin

Post on 18-Feb-2018

871 views

Category:

Documents


234 download

TRANSCRIPT

Page 1: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 1/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014I - 1 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.  LATAR BELAKANG

Sebagai tindak lanjut terbitnya Peraturan Daerah (Perda) Kota Surakarta No. 1

Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surakarta, maka

sesuai Undang-Undang (UU) No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, RTRW

sebagai rencana umum tata ruang memerlukan rencana rinci tata ruang sebagai

perangkat operasional berupa Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Dalam konteks

Kota Surakarta, RTRW Kota Surakarta membagi wilayah kota menjadi enam kawasan

perencanaan rinci. Salah satunya adalah Kawasan I yang terdiri sebagian wilayah

Kecamatan Jebres, sebagian wilayah Kecamatan Pasarkliwon, sebagian wilayah

Kecamatan Serengan dan sebagian wilayah Kecamatan Laweyan.

Dalam proses penyusunan atau penetapan Perda tentang RDTR Kota Surakarta

Kawasan I, sebagai bagian dari sebuah Kebijakan/Rencana/Program (KRP), untuk

meyakinkan bahwa rencana atau kegiatan pembangunan tersebut tidak merusaklingkungan sekaligus menjamin keberlanjutan pembangunan itu sendiri, mengacu

pada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup, Pemerintah Daerah wajib menyusun Kajian Lingkungan Hidup

Strategis (KLHS) untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau

kebijakan, rencana, dan/atau program.

Page 2: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 2/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014I - 2 

Definisi KLHS dirumuskan sebagai proses sistematis untuk mengevaluasi

pengaruh lingkungan hidup dari, dan menjamin diintegrasikannya prinsip-prinsip

keberlanjutan dalam pengambilan keputusan yang bersifat strategis. Sesuai amanat

yang secara eksplisit tercantum di Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup terseut, penyusunan RDTR wajib

disertai dokumen KLHS. Oleh karena itu, RDTR Kota Surakarta Kawasan I yang

dilaksanakan pada Tahun 2013 juga wajib melakukan KLHS sesuai mandat undang-

undang dan ketentuan lainnya.

1.2.  MAKSUD DAN TUJUAN

Penyusun dokumen KLHS RDTR Kota Surakarta Kawasan I dimaksudkan

sebagai upaya pengkajian terhadap Kebijakan Rencana dan Program yang telah

tertuang dalam RDTR Kota Surakarta Kawasan I telah memenuhi kaidah lingkungan

dalam konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development).

Sedangkan tujuan penyusun dokumen KLHS RDTR Kota Surakarta Kawasan I

adalah tersedianya dokumen KLHS sebagai pendukung RDTR Kota Surakarta

Kawasan I. Secara teknis tujuan penyusunan KLHS adalah untuk mengarusutamakan

(mainstreaming) prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan di dalam kebijakan,rencana dan program yang tertuang dalam RDTR Kota Surakarta Kawasan I yang

disusun pada Tahun 2013 sehingga kebijakan, rencana dan program tersebut dapat

disempurnakan sesuai dengan kaidah Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009.

1.3.  DASAR HUKUM

Beberapa peraturan perundang-undangan yang dijadikan dasar hukum dalam

penyusunan KLHS RDTR Kota Surakarta Kawasan I adalah :

1.  Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran

Negara Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4725);

2.  Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor

140);

3.  Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak

Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3838);

Page 3: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 3/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014I - 3 

4.  Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan

Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103);

5.  Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran

Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160);

6.  Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 Tentang

Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup Dalam Penataan Ruang

Wilayah;

7.  Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 09 Tahun 2011 tentang Pedoman

Umum Kajian Lingkungan Hidup Strategis;

8.  Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2011 tentang Pedoman

Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota;

9.  Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis

Rencana Usaha dan/atau kegiatan yang wajib di lengkapi dengan analisis

mengenai dampak lingkungan hidup;

10. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 22 Tahun 2003 tentang

Pengelolaan Kawasan Lindung di Provinsi Jawa Tengah (Lembaran DaerahProvinsi Jawa Tengah Tahun 2003 Nomor 134);

11. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2007 tentang

Pengendalian Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2007 Nomor 5 Seri E Nomor 2, Tambahan Lembaran

Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4);

12. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana

Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 - 2029 (Lembaran Daerah

Provinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi

 Jawa Tengah Nomor 28);

13. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 8 Tahun 2009 tentang Bangunan

(Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2009 Nomor 9); dan

14. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kota Surakarta 2011-2031 (Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun

2012 Nomor 1).

Page 4: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 4/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014I - 4 

1.4.  PIHAK-PIHAK YANG TEKAIT DALAM PERAN AKTIF PENGKAJIAN

KLHS

Pihak-pihak yang tekait dalam peran aktif pengkajian KLHS RDTR Kota

Surakarta Kawasan I adalah sebagai berikut :

Tabel I.1.Masyarakat dan Pemangku Kepentingan yang Berperan Aktif dalam Pengkajian

KLHS RDTR Kota Surakarta Kawasan I

NoMasyarakat dan

Pemangku KepentinganInstansi/Lembaga

1 Penyusun KRP   Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda);

  Dinas Pekerjaan Umum (DPU);

  Dinas Tata Ruang Kota

  Badan Lingkungan Hidup (BLH).

2 Instansi terkait   Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika;

  Dinas Perindustrian dan Perdagangan;

  Dinas Pertanian;

  Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga;

  Dinas Kesehatan;

  Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah;

  Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

  Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah;

  Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu;

  Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan

Perempuan Anak dan KB;

  Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

  Kecamatan;

  Kelurahan;

  PT. PLN.

  PT. Telkom.

  PDAM. 

3 Masyarakat yang memiliki

informasi

  Perguruan tinggi atau lembaga penelitian lainnya

  Asosiasi profesi

  Tokoh masyarakat, dan

  LSM bidang lingkungan hidup, kelompok masyarakat /

pemerhati lingkungan hidup di Kota Surakarta khususnya

Kawasan I.

4 Masyarakat yang terkena

dampak

  Tokoh masyakat di Kawasan I Kota Surakarta;

  Kelompok/organisasi masyarakat di Kawasan I Kota

Surakarta;

  Asosiasi Pengusaha.

Sumber: Analisis Tim Penyusun, 2014

Page 5: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 5/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014I - 5 

1.5.  RUANG LINGKUP

1.5.1.  Lingkup Wilayah

Lokasi pelaksanaan Penyusunan Dokumen KLHS adalah di Kota Surakarta

Kawasan I terdiri sebagian wilayah Kecamatan Jebres, sebagian wilayah Kecamatan

Pasarkliwon, sebagian wilayah Kecamatan Serengan dan sebagian wilayah Kecamatan

Laweyan. Kajian Kebijakan, Rencana, dan/atau Program (KRP) dokumen KLHS yaitu

KRP dalam RDTR Kota Surakarta Kawasan I (lihat peta).

1.5.2.  Lingkup Materi

Lingkup materi kegiatan adalah melakukan penyusunan KLHS dengan metode

dan pendekatan yang dapat dipertanggung-jawabkan terhadap kebijakan, rencana danprogram yang tertuang dalam RDTR Kota Surakarta Kawasan I. Adapun lingkup

materi sebagai berikut:

a.  Pengkajian pengaruh RDTR terhadap kondisi lingkungan hidup di wilayah RDTR

Kota Surakarta Kawasan I meliputi :

1.  Identifikasi masyarakat dan pemangku kepentingan

2.  Identifikasi isu pembangunan berkelanjutan

3.  Identifikasi RDTR

4.  Telaahan pengaruh RDTR terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah

b.  Perumusan alternatif penyempurnaan RDTR Kota Surakarta Kawasan I.

c.  Rekomendasi perbaikan RDTR dan pengintegrasian hasil KLHS.

1.6.  METODOLOGI DAN KERANGKA PROSES PELAKSANAAN

1.6.1.  Metode Pengumpulan Data

Kegiatan pengumpulan data (survey) yang dilakukan mencakup 2 jenis

kegiatan yang didasarkan pada jenis datanya, yaitu:

1.  Survey Primer

Survey primer ini dilakukan untuk mendapatkan data-data atau informasi yang

bersifat primer, yaitu data atau informasi yang didapat langsung dari lapangan.

Teknik untuk mendapatkan data tersebut adalah dengan observasi, pengukuran,

perhitungan serta wawancara. Kegiatan ini terutama bertujuan untuk memperoleh

gambaran keadaan yang spesifik di wilayah studi.

Page 6: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 6/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014I - 6 

 2.  Survey Sekunder

Survey sekunder ini dilakukan untuk memperoleh data dan informasi yang bersifat

sekunder, yaitu data-data yang dihasilkan atau dikumpulkan oleh dinas-dinas

maupun instansi sektoral yang terkait. Teknik pengumpulan data yang digunakanadalah dengan wawancara, questioner maupun dengan mereproduksi dari data yang

ada.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data untuk kegiatan

penyusunan KLHS ini adalah:

  Data dan informasi dapat diperoleh dari pemangku kepentingan seperti instansi

pemerintah, perguruan tinggi dan lembaga penelitian;

  Data dan informasi dapat berupa data sekunder maupun primer;

  Data dan informasi yang dikumpulkan yang diperlukan saja, khususnya yang

terkait dengan isu strategis lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan

yang telah disepakati;

  Verifikasi data dan informasi perlu dilakukan untuk menjamin keabsahannya;

  Informasi sekunder dapat digabungkan dengan data primer yang dikumpulkan

melalui diskusi dengan masyarakat lokal yang memahami wilayah studi, misalnya

dengan cara observasi lapangan, wawancara langsung, diskusi dengan stakeholder

atau diskusi kelompok terfokus (FGD) dan survey.

Kebutuhan data dalam Penyusunan KLHS RDTR Kawasan I Kota Surakarta sebagai

berikut :

Tabel II. 2.Kebutuhan Data

No Jenis data/informasi/dokumen Instansi Sumber Data

1 Dokumen perencanaan (RTRW, RPJM, dll) Bappeda, DPU, BLH, Dinas Tata Ruang

Kota

2 Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah

(SLHD)

BLH atau kantor statistik

3 Studi AMDAL yang pernah dilakukan BLH

4 Kecamatan Dalam Angka BPS5 Data hasil penelitian Perguruan Tinggi, Lembaga Pemerintah,

LSM

6 Konsultasi dengan pihak berwenang Instansi pemerintah

7 Wawancara melalui tanya jawab langsung

ataupun pelaksanaan diskusi/FGD

Masyarakat, Dinas terkait, LSM, praktisi,

PT

8 Dokumen RDTR dan Peta Analisis dan

Peta Rencana RDTR

Bappeda, DPU, Dinas Tata Ruang Kota

Sumber: Tim Penyusun, 2014

Page 7: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 7/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014I - 7 

Data dan informasi yang diperoleh dari survei primer dan sekunder, biasanya

masih bersifat kasar, yang mana masih diperlukan adanya pengolahan lebih lanjut

sehingga data dan informasi yang disajikan lebih informatif serta mudah dibaca dan

dipahami. Adapun teknik pengolahan dan penyusunan data didasarkan pada jenisdan sifat data bersangkutan, antara lain :

1.  Data yang sifatnya kuantitatif, diolah dan disusun dengan tabulasi, yang dalam

penyajian akhir berupa tabel-tabel, grafik maupun uraian.

2.  Data yang bersifat kualitatif, diolah dan disusun secara diskriptif, yaitu berupa

uraian yang menerangkan keadaan data tersebut.

3.  Data yang sifatnya menunjukkan letak, diolah dan disusun dengan menggunakan

peta-peta data.

4.  Data yang sifatnya menunjukkan suasana, diolah serta disusun yang berupa foto-

foto serta uraian-uraian.

1.6.2.  Metode Analisis

Secara umum analisis yang digunakan dalam Penyusunan KLHS RDTR

Kawasan I Kota Surakarta dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dan

kuantitatif.

1)  Metode Kualitatif

Metode ini digunakan untuk menganalisa data yang berbentuk non numerik atau

data yang tidak dapat diterjemahkan dalam bentuk angka-angka, misalnya data

mengenai keadaan sosial masyarakat, politik, kebijaksanaan, budaya dan kondisi

fisik alam khususnya yang terkait dengan isu-isu strategis pembangunan

berkelanjutan. Metode ini digunakan karena dianggap praktis dan mudah

dipahami. Kekurangan metode ini kurang mampu menerangkan secara nyata dan

sifatnya kadang-kadang terlalu umum bagi sebagian masalah. Metode ini dapat

bersifat:

  Deskriptif . Analisa yang memberikan gambaran pengertian dan penjelasan

terhadap kondisi wilayah studi.   Normatif . Analisa mengenai keadaan yang seharusnya menurut pedoman ideal

atau norma-norma tertentu. Pedoman atau norma ini dapat berbentuk standar-

standar, landasan hukum, batasan-batasan yang dikeluarkan oleh instansi

tertentu.

   Asumtif .  Analisa dengan menggunakan asumsi-asumsi atau anggapan-

anggapan tertentu yang dibuat berdasarkan kondisi tertentu dan diperkirakan

dapat terjadi dalam waktu yang relatif lama pada wilayah studi, asumsi ini

harus layak dan dapat diterima secara umum.

Page 8: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 8/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014I - 8 

   Komparatif .  Melakukan perbandingan antara berbagai kondisi dan

permasalahan untuk mendapatkan suatu karakteristik struktur wilayah studi.

Misalnya membandingkan suatu masalah dengan masalah lain atau suatu

kondisi dengan kondisi lain yang memiliki kesamaan sehingga dapat diperolehkarakteristik struktur wilayah yang jelas.

2)  Metode Kuantitatif

Metode ini digunakan untuk memprediksi serta analisa lain yang sifatnya

kuantitatif. Teknik yang digunakan, yaitu:

   Proyektif  ; menganalisa bahwa kebijakan, rencana dan/atau program bukanlah

sekedar untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di masa depan, melainkan

 juga untuk merencanakan dan mengendalikan langkah-langkah yang

diperlukan sehingga menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan,

kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan masa

depan.

   Ekonomi ; menganalisa potensi dan masalah sektor ekonomi yang terdapat di

wilayah studi yang terkait dengan kebijakan, rencana dan/atau program,

misalnya dampak sosial ekonomi yang mungkin ditimbulkan dari KRP

tersebut.

  Super-impose ; menganalisis dengan melakukan overlay dari data, misalnya

untuk mengetahui kemampuan lahan, dilakukan dengan melakukan overlay

peta.

  Skoring/ Pembobotan,  analisis pembobotan digunakan untuk memberikan

penilaian/ bobot terhadap suatu faktor/parameter untuk menghasilkan nilai

suatu kelas. Analisis skoring/pembobotan ini digunakan dalam pengkajian

pengaruh KRP terhadap dampak atau resiko lingkungan hidup dari KRP yang

dihasilkan produk RDTR Kawasan I Kota Surakarta. 

1.7.  SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan laporan Akhir penyusunan dokumen KLHS RDTR Kota

Surakarta Kawasan I mencakup 5 (lima) bab, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan,

sasaran, ruang lingkup (lingkup wilayah, materi dan waktu), definisi

operasional, serta sistematika penulisan laporan akhir.

Page 9: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 9/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014I - 9 

BAB II LINGKUP KAJIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran umum wilayah Kota Surakarta,

Tinjauan Kebijakan penataan ruang wilayah Kota Surakarta, Gambaran

Umum Wilayah Perencanaan, Identifikasi isu-isu pengembangan

wilayah berkelanjutan dan rumusan tujuan penataan, prinsip-prinsip

penataan ruang dan/atau program yang telah disepakati ditelaah. 

BAB III PENGKAJIAN PENGARUH TUJUAN PENATAAN RUANG,

PRINSIP-PRINSIP PENATAAN RUANG DAN/ATAU PROGRAM

TERHADAP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Bab ini menguraikan tentang penapisan dan pengkajian pengaruh KRP

terhadap Kondisi Lingkungan Hidup.BAB IV ALTERNATIF TUJUAN PENATAAN, PRINSIP PENATAAN

RUANG, DAN/ATAU PROGRAM

Bab ini menguraikan tentang alternatif tujuan penataan, prinsip

penataan ruang, dan/atau program.

BAB V REKOMENDASI

Bab ini menguraikan tentang Rekomendasi KRP RDTR Kota Surakarta

Kawasan I.

Page 10: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 10/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014I - 10 

Kawasan I 

Page 11: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 11/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014I - 11 

Penyusunan KLHS RDTR Kota SurakartaKawasan I 

Peta Wilayah Studi 

Page 12: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 12/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014 I - 12 

Page 13: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 13/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 1 

BAB II

LINGKUP KAJIAN

2.1.  GAMBARAN UMUM KOTA SURAKARTA

2.1.1  Kondisi Geografi Wilayah

Kota Surakarta secara geografis terletak antara 1100 45’15” dan 1100 45’35“ Bujur Timur

dan antara 70

 36’ dan 70

 56’ Lintang Selatan. Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar diPulau Jawa bagian tengah yang menunjang kota-kota lainnya seperti Semarang maupun

Yogyakarta. Kota Surakarta atau lebih dikenal dengan ”Kota Solo”, secara geografis terletak

pada cekungan di antara dua gunung berapi yaitu Lawu di sebelah timur dan gunung Merapi

di sebelah barat, sehingga topografis relatif rendah dengan ketinggian rata-rata 92 m di atas

permukaan laut dan berada pada pertemuan Sungai Pepe, Jenes dan Bengawan Solo.

Berikut ini adalah wilayah-wilayah yang secara administrasi berbatasan dengan Kota

Surakarta :

  Batas Utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali

  Batas Selatan : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar

  Batas Timur : Kabupaten Sukoharjo

  Batas Barat : Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar

Page 14: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 14/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 2 

2.1.2  Topografi

Berdasarkan kondisi topografi atau ketinggian wilayah Kota Surakarta secara

umumdapat dibagi menjadi tiga bagian, sebagai berikut :

  Kota Surakarta terletak pada ketinggian antara 80 –  130 meter di atas permukaan laut

(mdpl), dengan kemiringan lahan angtara 0 % sampai 15 %.

  Kota Surakarta terletak diantara 2 gunung berapi yaitu Gunung Lawu (Kabupaten

Karanganyar)disebelah timur dan Gunung Merapi serta Merbabu sebelah barat. Dengan

posisi demikian maka Kota Surakarta termasuk sebagai wilayah cekungan air.

  Dibagian timur dan selatan Kota Surakarta mengalir Sungai Bengawan Solo yang menjadi

batas fisik administrasi dengan Kabupaten Karanganyar serta Kabupaten Sukoharjo.

2.1.3  Geologi

Struktur batuan di Kota Surakarta secara umum sebagian besar merupakan Alluvial,

dengan uraian sebagai berikut :

  Aluvial (Qa) merupakan tanah mineral yang baru berkembang, berbentuk lempung,

lumpur, lanau, pasir, kerikil, kerakal dan berangkal. Tanah ini terbentuk dari bahan

endapan yang dibawa oleh aktivitas air sungai. Bahan-bahan tererosi dari puncak bukit

diangkut oleh air melalui aliran permukaan dan masuk ke parit-parit menuju sungai.

Bahan-bahan yang memiliki masa lebih besar diendapkan terlebih dahulu di suatu tempat

yang lebih dekat, sedangkan bahan-bahan yang memiliki masa yang lebih ringan akan

terbawa terus oleh aliran sungai hingga mencapai daerah datar. Pada tempat dimana

aliran air mulai kehilangan daya angkutnya inilah bahan-bahan yang lebih halus

diendapkan dan membentuk dataran Aluvial. Batuan ini terhampar luas sepanjang lembah

bengawan solo dan merupakan batuan dominan di kota Surakarta kecuali di bagian utara

kota (Kecamatan Jebres dan Kecamatan Banjarsari dengan ketebalan berkisar dari beberapa

senti sampai beberapa meter. Kawasan I dalam hal ini termasuk dalam jenis struktur

geologi Aluvium ini.

  Aluvum tua (Qt) berbetuk konglomerat, batu pasir, lanau dan lempung. Pada batuan ini

terdapat di bagian utara kota Surakarta (sebagain Kecamatan Jebres dan Kecamatan

Banjarsari). Pada satuan iniditemukan struktur silang-siur, toreh dan isi dan pelapisan

bersusun. Secara setempat ditemukan fosil Bibos sp. Dan Cervus sp yang diduga berumur

Page 15: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 15/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 3 

Plistosen. Ketebalan batuan ini maksimum 8 meter kedudukannya menindih tidak selaras

batuan yang lebih tua dan tertindih tak selaras oleh aluvium. Umumnya batuan ini berupa

endapan sungai.

  Batuan Gunung merapi (Qvm) berbentuk breksi gunung api, lava dan tuf. Batuan ini

terdapat di bagian barat kota Surakarta. Batuan ini umumnya bersusun andesit. Fosil

tidak ditemukan. Kegiatanya diduga sejak Plistosen akhir.

Gambar 2.1  Ilustrasi Profil Penampang Geologi Bawah Permukaan Kota Surakarta 

Kawasan I 

Page 16: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 16/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 4 

Penyusunan KLHS RDTRKota Surakarta Kawasan I 

Page 17: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 17/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 5 

2.1.4  Hidrogeologi

Kondisi Hidrogeologi di Kota Surakarta berdasarkan kedalaman akuifer yang ada di

Kota Surakarta, maka dapat dibagi benjadi 2 (dua) bagian, yaitu :

  Akifer dangkal, kedalaman akuifer antara 2 sampai 23 m dibawah muka tanah setempat

(mbmt) dengan ketebalan antara 5 sampai 23 m. Di bagian tengah Kota Surakarta akuifer

dangkal disusun oleh pasir tufan, dan pasir hasil lapukan endapan vulkanik dengan

kedalaman antara 2,7 sampai 69,4 mbmt. 

  Air tanah dangkal, mendapat imbuhan langsung dari curah hujan sekitar1.015 juta

m³/tahun. Kedalaman muka air tanah tahun 1999 berkisar antara 2 sampai 23,5 mbmt. Di

bagian tengah sampai selatan, kedalaman air tanah kurang dari 10 mbmt, sedangkan

kedalaman air tanah di bagian utara mencapai 69 mbmt. Fluktuasi air tanah berkisar antara1 sampai 5 m. 

Di samping itu, di Kota Surakarta terdapat beberapa badan air yang semuanya bermuara di

Sungai Bengawan Solo.

2.1.5  Klimatologi

Gambaran kondisi iklim di Kota Surakarta dapat dideskripsikan sebagaimana

penjelasan berikut:

  Kota Surakarta beriklim tropis dengan suhu rata-rata 24,8°C sampai 18,1°C ;

  Kelembaban udara berkisar antara 66-84% ;

  Penyinaran matahari tertinggi terjadi pada bulan Agustus atau September dengan

radiasi matahari antara 80 –  84%, sementara penyinaran terendah terjadi pada bulan

Desember atau Januari dengan radiasi matahari sekitar 48 – 50%.

  Tekanan udara antara 1.007-1011 atmosfir, rata-rata sebesar 1.010 atmosfir;

  Curah hujan pada tahun 2011 sebesar 2.548,50 mm/th, yang lebih kecil dibandingkan

tahun 2010 sebesar 3.408 mm/thn dan tahun 2009 sebesar 2.332,5 mm/th.

  Banyaknya hari hujan mencapai 163 hari.

   Jumlah bulan kering mencapai 5 bulan (Mei sampai September) dan bulan basah

sebanyak 7 bulan (Oktober sampai April) dengan suhu rata-rata 24,8°C sampai 18,1°C ;

Page 18: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 18/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 6 

  Penyinaran matahari tertinggi terjadi pada bulan Agustus atau September dengan

radiasi matahari 84%, sementara penyinaran terendah terjadi pada bulan Desember atau

 Januari

  Kecepatan angin tertinggi 8 knot terjadi pada bulan September dan bulan Oktober.

  Tekanan udara tertinggi 1011,3 atmosfir pada bulan September, rata-rata sebesar 1.008,8

atmosfir.

2.1.6   Jenis Tanah

 Jenis tanah yang terdapat di Kota Surakarta adalah tanah Aluvial yang memiliki

karakateristik sebagai berikut :

  Tanah Aluvial berasal dari endapan batu, tanah Aluvial berlapis-lapis dan memilikikandungan pasir sekitar 60 %. Kawasan I dalam hal ini termasuk dalam kategori jenis

tanah ini.

  Sebagai tanah berpasir, maka jenis tanah ini memiliki permeabilitas lambat sampai sedang

(0,51 cm/jam –  6,35 cm/jam) serta kapasitas infiltrasi sedang (7,50 mm/jam –  15,00

mm/jam), serta cukup peka terhadap gejala erosi. 

Page 19: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 19/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 7 

Penyusunan KLHS RDTRKota Surakarta Kawasan I 

Page 20: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 20/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 8 

2.1.7  Kependudukan dan Sosial

A.  Kependudukan

Data mengenai kependudukan digunakan sabagai dasar untuk perencanaan pada

berbagai bidang pembangunan dan untuk melakukan evaluasi dari hasil pembangunan.

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional, pada tahun 2013 Penduduk Kota

Surakarta mencapai 586.978 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 97,15 %; yang artinya

bahwa pada setiap 100 penduduk perempuan terdapat sebanyak 97 penduduk laki-laki.

Tingkat kepadatan penduduk kota Surakarta pada tahun 2013 mencapai 13.328 jiwa/km2.

Tahun 2013 tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Serengan yang

mencapai angka 19.109 jiwa/km2.Rasio jenis kelamin dan kepadatan penduduk tiap

kecamatan di Kota Surakarta dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :Tabel II.1 

Kondisi Kependudukan Kota Surakarta Tahun 2013

No KecamatanLuas

 Wilayah(km2)

Laki-laki

(Jiwa)

Perempuan(Jiwa)

 JumlahRasio Jenis

Kelamin

TingkatKepadatan(Jiwa/km2)

1 Laweyan 8,64 53.712 55.860 109.572 96,15 12.6822 Serengan 3,19 29.885 31.072 60.957 96,18 19.109

3 Pasar Kliwon 4,82 44.329 46.167 90.496 96,02 18.775

4  Jebres 12,58 73.251 74.305 147.556 98,58 11.729

5 Banjarsari 14,81 88.069 90.328 178.397 97,50 12.046

 Jumlah 44,04 289.246 297.732 586.978 97,15 13.328Sumber : Surakarta Dalam Angka 2014

B.  Kondisi Sosial

Kota Surakarta terkenal dengan kekayaan kehidupan seni dan budaya

tradisionalnya.Baik berupa tari, musik, teater, seni rupa, dan lain-lain. Kekayaan seni budaya

ini menjadi aset yang sangat berharga yang menjadi daya tarik Kota Surakarta untuk

mengundang wisatawan lokal dan mancanegara untuk mengunjungi kota Surakarta dan

memperdalam pengalaman di bidang seni dan budaya lokal.

Kota Surakarta memiliki beragam budaya yang hingga saat ini masih menjadi tradisi

masyarakatnya.Salah satunya adalah perayaan Upacara Sekaten di Surakarta.Upacara tradisi

ini merupakan bagian dari adat istiadat yang berasal dari salah satu upaya masyarakat Jawa

untuk menjaga keharmonisan dengan alam dan sesame manusia.Sebagai perwujudan dari

itu, Keraton Kasunanan Surakarta sekarang ini masih memiliki beranekaragam hasil

Page 21: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 21/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 9 

kebudayaan.Hal tersebut masih tercermin dengan dilakukannya beberapa upacara

tradisional yang hingga saat ini masih sangat diagungkan, diantaranya adalah sebagai

berikut upacara jamasan pusaka, Sekaten, upacara labuhan, upacara garebeg besar, sesaji

mahesa, dan lawung.

2.1.8  Perekonomian

Kondisi Perekonomian Kota Surakarta dapat diketahui melalui besarnya Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Surakarta pada tahun 2010 berdasarkan harga berlaku

sebesar Rp 9.941.136.560.000,- dengan nilai PDRB Per Kapita sebanyak Rp 19.908.672,03.

Sementara Nilai PDRB Kota Surakarta tahun 2010 berdasarkan harga konstan tahun 2000

sebesar Rp 5.103.886.240.000,- atau dengan nilai PDRB Per Kapita sebanyak Rp 10.221.325,97.PDRB Kota Surakarta pada tahun 2011 berdasarkan harga berlaku sebesar Rp

10.992.971.190.000,- atau dengan nilai PDRB Per Kapita sebanyak Rp 21.984.535,37. Nilai PDRB

Kota Surakarta tahun 2011 berdasarkan harga konstan tahun 2000 sebesar Rp 5.411.912.320.000,-

atau dengan nilai PDRB Per Kapita sebanyak Rp 10.823.131,95. Berdasarkan data yang ada,

maka terdapat kenaikan nilai PDRB Kota Surakarta menurut Lapangan Usaha atas dasar harga

berlaku sebesar 10,58%. Sedangkan kenaikan nilai PDRB Kota Surakarta menurut Lapangan

Usaha atas dasar harga konstan sebesar 6,04%.

Tabel II.2 PDRB BERDASARKAN HARGA KONSTAN 2000 dan HARGA BERLAKU (JUTA RUPIAH)

KOTA SURAKARTA TAHUN 2010-2011

No Sektor2010 2011

Berlaku Konstan Berlaku Konstan

1 Pertanian 5.532,79 2.908,82 5.927,58 2.911,03

a.  Tanaman Pangan 3400,59 1.677,25 3.553,64 1.613,51

b.  Perkebunan 413,15 262,95 447,29 261,95

c.  Peternakan 1.703,68 961,78 1.909,46 1.028,29

d.  Perikanan 15,37 6,84 17,19 7,28

2 Penggalian 2.942,37 1.832,36 3.010,49 1.809,03

3 Industri 2.081.494,89 1.277.210,09 2.233.247,76 1.312.945,81

a.  Makanan, minuman &tembakau 936.017,15 560.822,14 991.016,02 574.513,67

b. Tekstil, Barang kulit & alas kaki 346.023,20 206.447,09 379.594,32 214.723,38

Page 22: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 22/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 10 

No Sektor2010 2011

Berlaku Konstan Berlaku Konstan

c.  Barang kayu & hasil hutanlainnya 126.521,66 80.066,55 131.726,21 79.806,77

d. Kertas & Barang cetakan 222.839,14 150.417,79 244.908,95 156.126,42e.  Pupuk, Kimia & barang dari

karet 15.737,09 10.477,02 18.195,40 10.770,16

f.  Semen & barang lain bukanlogam 34.343,93 22.677,30 38.436,32 23.811,80

g. Alat Angkutan, Mesin &peralatan 109.230,22 78.537,19 119.881,81 81.734,62

h. Barang lainnya 290.782,50 167.765,01 309.489,73 171.458,99

4 Listrik dan air bersih 259.004,48 119.194,83 287.576,62 128.648,33

a.  Listrik 2253240,07 111.767,33 250.735,64 120.631,74

b.  Air Bersih 33.764,41 7.427,50 36.840,98 8.016,59

5 Konstruksi bangunan 1.440.525,31 671.926,81 1.584.659,42 717.165,296 Perdagangan 2.556.483,24 1.367.808,36 2.885.293,49 1.466.845,97

a.  Perdaangan besar dan eceran 2.320.693,29 1.235.796,02 2.622.179,91 135.493,23

b.  Hotel 83.420,58 43.817,85 92.027,72 46.346,12

c.  Restoran 152.369,37 88.195,49 171.085,86 95.006,62

7 Pengangkuran & Komunikasi 1.106.229,42 514.407,73 1.206.106,83 549.760,87

a.  Angkutan 797.068,93 361.093,56 867.723,40 384.941,67

b.  Komunikasi 309.160,49 153.314,17 338.383,43 164.819,20

8Keungan, Persewaan & JasaPerusahaan 1.123.362,50 518.980,77 1.282.678,53 567.860,96

a.  Bank 619.197,82 222.925,84 703.653,12 238.337,47

b.  Lembaga Keuangan Bukan Bank 172.823,40 116.085,92 197.741,08 130.399,34

c.   Jasa Penunjang Keuangan 138.561,45 79.646,61 160.166,88 88.747,25

d.  Sewa Bangunan 183.872,30 94.901,63 210.148,81 103.794.59

e.   Jasa Perusahaan 8.907,53 5.420,77 10.968,64 6.582,31

9  Jasa - jasa 1.365.561,57 629.616,47 1.504.470,47 663.965,04

a.  Pemerintahan Umum 939.846,48 449.935,55 1.046.956,89 476.920,63

b.  Swasta 425.715,09 179.680,92 457.513,58 187.044,41

Produk Domestik Regional Bruto 9.941.136,56 4.993.370,00 10.992,971,19 5.411.912.32

PDRB Per Kapita 19,91 10,22 21,98 10,82Sumber : Kota Surakarta Dalam Angka, 2012

Lapangan usaha yang memiliki kontribusi paling besar terhadap nilai domestik kota

Surakarta yaitu sektor perdagangan, hotel dan restoran yang mencapai Rp. 2.885.293,49 juta.

Yang kedua adalah sektor industri pengolahan yang mencapai Rp. 2.233.247,76 juta. Yang

terendah adalah sektor penggalian yang hanya berkontribusi sebesar Rp. 3.010,49 juta.

Page 23: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 23/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 11 

2.2.  TINJAUAN KEBIJAKAN PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA SURA-

KARTA 

2.2.1. Tujuan, Kebijakan dan Strategi

Tujuan Penataan Ruang dalam RTRW Kota Surakarta Tahun 2011 –  2031 adalah untuk

mewujudkan kota sebagai kota budaya yang produktif, berkelanjutan dan berwawasan

lingkungan dengan berbasis industri kreatif, perdagangan dan jasa, pendidikan, pariwisata,

serta olah raga.

2.2.2. Rencana Struktur Ruang Wilayah

Sistem Pusat Pelayanan Kota

Rencana sistem pusat pelayanan kota terkait dengan Kawasan I meliputi :a.  SPK kawasan Ipada Kelurahan Kemlayan yang melayani sebagian wilayah Kecamatan

 Jebres, sebagian wilayah Kecamatan Pasarkliwon, sebagian wilayah Kecamatan Serengan

dan sebagian wilayah Kecamatan Laweyan, dengan fungsi pelayanan, sebagai berikut:

pariwisata budaya; perdagangan dan jasa; olah raga; dan industri kreatif.

b.  PL pada kawasan I adalah Kelurahan Sriwedari, Kelurahan Sangkrah dan Kelurahan

Baluwarti, dengan pelayanan pariwisata (budaya), perdagangan dan jasa, olah raga serta

industri kreatif.;

Rencana Sistem Jaringan Prasarana Wilayah Kota

Sistem jaringan prasarana wilayah kotaterkait Kawasan I terdiri atas:

1.  Rencana Pengembangan Sistem prasarana utama terdiri atas:

A.  Rencana Sistem jaringan transportasi darat terdiri atas:

1)  Rencana Sistem Pengembangan Jaringan jalan diantaranya terdiri atas:

a)  Pengembangan jaringan ruas jalan diantaranya pada ruas Jalan Brigjend.

Slamet Riyadi - Jalan Jend. Ahmad Yani - Jalan Tentara Pelajar - Jalan Ir.

Sutami - Jalan Brigjend. Slamet Riyadi - Jalan Jend. Sudirman - Jalan Jend.

Urip Sumoharjo - Jalan Kol. Sutarto - Jalan Ir. Sutami.

b) Pengembangan jaringan jalan kolektor jalan yang menghubungkan kota

dengan kabupaten sekitar dan antar sub pusat kota (pusat kawasan) dan

antar sub pusat kota (pusat kawasan) dengan PL di bawahnya.

Page 24: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 24/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 12 

Pembangunan jalan akses untuk mengantisipasi pembangunan jalan tol

Semarang –  Surakarta – Mantingan. Pengembangan jaringan jalan kolektor

meliputi:

   Jalan Brigjend. Sudiarto - Jalan Veteran - Jalan Bhayangkara - Jalan Dr.

Rajiman - Jalan KH. Agus Salim;

   Jalan Kom. Yos Sudarso - Jalan Veteran - Jalan Bhayangkara - Jalan Dr.

Rajiman - Jalan KH. Agus Salim;

   Jalan Kol. Sugiyono;

   Jalan Kapten Piere Tendean;

   Jalan Ir. H. Juanda Kartasanjaya - Jalan Kapt. Mulyadi - Jalan Kampung

Sewu – Jalan Laks. RE Martadinata - Jalan Kapten Mulyadi - Jalan Prof. KH.Kahar Muzakir - Jalan Brigjen. Sudiarto;

   Jalan Sutan Syahrir - Jalan Letjend. Suparman - Jalan A.W. Monginsidi.

2)  Rencana prasarana lalu lintas dan angkutan umum meliputi terminal penumpang

dan terminal barang. Rencana pengembangan terminal penumpang di kawasan I

meliputi:

  pengembangan terminal tipe C di Kelurahan Semanggi-Kecamatan

Pasarkliwon dan Kelurahan Pajang-Kecamatan Laweyan.

3)  Rencana pelayanan lalu lintas dan angkutan umum dikembangkan di seluruh

wilayah PPK, SPK dan PL.

a)  Prasarana angkutan umum terdiri atas:

  pengembangan pelayanan angkutan umum yang diarahkan pada sistem

pengembangan Sarana Angkutan Umum Massal;

  pengembangan jaringan angkutan umum massal berbasis jalan terdiri dari

 jaringan utama (trunk line), Bus Priority, Bus Kota, Rail Bus, dan jaringan

pengumpang ( feeder line) disesuaikan dengan hierarki jalan; dan  pengembangan jaringan angkutan umum massal didukung oleh

terminal/stasiun angkutan antar kota dan terminal/stasiun terpadu antar

moda dalam kota.

b)  Pengembangan Sarana Angkutan Umum Massal meliputi jalur Terminal

Kartosuro –  Jalan Brigjend. Slamet Riyadi –  Simpang Empat Gendengan -

Page 25: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 25/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 13 

Bundaran Gladag –  Jalan Jend. Sudirman - Pasar Gede –  Jalan Urip

Sumohardjo - Panggung – Jalan Ir. Sutami – Terminal Palur.

c)  Pengembangan jaringan angkutan umum massal berbasis jalan meliputi: .

  ke arah timur meliputi: Jl. Brigjend. Slamet Riyadi, Jl. Jend. Sudirman, Jl.

 Jend. Urip Sumoharjo, Jl. Ir. Sutami, Jl. Kol. Sutarto; dan

  ke arah barat meliputi: Jl. Kol. Sutarto, Jl. Ir. Sutami, Jl. Jend. Urip

Sumoharjo, Jl. Jend. Sudirman, Jl. Brigjend. Slamet Riyadi.

d)  Penerapan teknologi moda sistem angkutan umum dan koridor/rute

pelayanan pada sistem jaringan angkutan umum massal dimungkinkan bisa

berubah disesuaikan dengan kapasitas pelayanan yang lebih maksimal.

B.  Rencana sistem jaringan transportasi perkeretaapian meliputi:1)  revitalisasi jalur kereta api jalur selatan yang menghubungkan Surakarta – 

Bandung, Surakarta – Jakarta, dan Surakarta – Surabaya;

2)  pengembangan jalur utara –  selatan yang menghubungkan Semarang – Surakarta

– Malang – Surabaya;

3)  pengembangan jalur tengah yang menghubungkan Semarang – Surakarta; dan

4)  pengembangan rel ganda yang meliputi Surakarta –  Yogyakarta –  Kutoarjo – 

Kroya, dan Surakarta – Madiun;

5)  pengembangan kereta api komuter yang menghubungkan Surakarta –  Boyolali,

Sragen –  Surakarta –  Klaten –  Jogyakarta –  Kutoarjo, Surakarta –  Sukoharjo – 

Wonogiri;

6)  pengembangan jalur kereta api yang menghubungkan Kota dengan Bandar Udara

Adisumarmo;

7)  peningkatan kapasitas pelayanan Stasiun Surakarta Balapan, Stasiun Purwosari,

Stasiun Jebres (Jakarta – Semarang - Surakarta – Surabaya) dan Stasiun Sangkrah

(Surakarta – Wonogiri);8)  pengembangan transportasi yang terintegrasi antara angkutan jalan raya dengan

Kereta Api Komuter Surakarta – Boyolali, Surakarta –  Wonogiri, dan Surakarta – 

Sukoharjo; dan

9)  pemeliharaan jalan akses yang menghubungkan jaringan jalan dengan simpul-

simpul stasiun kereta api di Kota.

Page 26: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 26/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 14 

2.  Rencana Pengembangan Sistem Prasarana Lainnya

a.  Rencana sistem jaringan energi meliputi:

1)  Pengembangan prasarana kelistrikan dilaksanakan dengan arahan sebagai berikut:

a)  rencana umum energi listrik daerah yang meliputi perluasan jaringan

transmisi listrik, jaringan distribusi listrik, dan penambahan kapasitas listrik

kota disesuaikan dengan rencana umum energi Provinsi dan Nasional;

b)  sumber energi listrik berasal dari Pembangkit Jawa Bali;

c)  rencana penambahan kapasitas gardu distribusi kurang lebih sebesar 175.000

(seratus tujuh puluh lima ribu) KVA;

d)  pengembangan jaringan transmisi dan distribusi listrik yang terpadu dengan

RTH, jaringan jalan, dan/atau prasarana lainnya di Kecamatan Jebres.2)  Pengembangan energi listrik meliputi:

a)  pemanfaatan tenaga surya; dan

b)  optimalisasi badan-badan air sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro

(PLTM) di aliran sungai Bengawan Solo;

b.  Rencana sistem jaringan telekomunikasi melalui pengembangan jaringan

telekomunikasi meliputi sistem kabel dan sistem nirkabel yang menjangkau seluruh

wilayah kota. Pengembangan dan pemerataan jaringan telepon kabel yang

menjangkau seluruh wilayah kota meliputi: jaringan telepon kabel primer dan jaringan

telepon kabel sekunder yang mengikuti ruas jalan perkotaan. Pengembangan dan

pemerataan jaringan telepon nirkabel yang menjangkau seluruh wilayah kota berupa

telepon seluler pengembangan dan penataan Tower Base Transceiver Station (BTS) secara

terpadu di wilayah kota.

c.  Rencana sistem jaringan sumber daya air kota meliputi:

1)  Sistem jaringan sumber daya air meliputi :

a)  Wilayah Sungai (WS);b)  Cekungan Air Tanah (CAT);

c)  sistem jaringan air baku untuk air bersih; dan

d)  sistem pengendali banjir.

2)  Rencana pengembangan sistem jaringan sumber daya air meliputi aspek

konservasi sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air, dan pengendalian

Page 27: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 27/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 15 

daya rusak air dengan memperhatikan arahan pola dan rencana pengelolaan

sumber daya air Wilayah Sungai Bengawan Solo yang ditetapkan Pemerintah.

3)  Wilayah Sungai yang berada pada kota yaitu Wilayah Sungai Bengawan Solo yang

merupakan Wilayah Sungai lintas Propinsi mencakup DAS Bengawan Solo.

4)  Cekungan Air Tanah yang berada di kota meliputi Cekungan Air Tanah

Karanganyar – Boyolali.

5)  Pengelolaan DAS dilakukan melalui peningkatan, pemeliharaan, dan rehabilitasi

pada DAS Bengawan Solo dengan anak-anak sungainya;

6)  Pengembangan sistem jaringan air baku untuk penyediaan air bersih dengan

pemanfaatan air baku dari air permukaan Sungai Bengawan Solo dan mata air

Ingas Cokrotulung, serta penerapan konsep zero deep well.7)  Penyediaan air bersih dengan memanfaatkan air baku meliputi:

a)  bagian utara wilayah kota dilayani oleh IPA Jebres dengan kapasitas 50 liter

per detik dan SPAM Regional melalui IPA Mojosongo;

b)  bagian tengah wilayah kota dilayani oleh mata air Ingas Cokrotulung dengan

kapasitas 400 liter per detik, IPA Fiber dengan kapasitas 50 liter per detik dan

IPA Jurug dengan kapasitas 200 - 300 liter per detik; dan

c)  bagian selatan wilayah kota dilayani dengan IPA Semanggi dengan kapasitas

300 liter per detik.

8)  Rencana sistem pengendalian banjir terdiri atas pengendalian banjir jangka

panjang dan jangka pendek, di kawasan sekitar Sungai Bengawan Solo, Kali Jenes,

Kali Anyar, Kali Gajah Putih, Kali Pepe Hilir, Kali Wingko, Kali Boro, Kali Pelem

Wulung, dan Kali Tanggul, antara lain:

a)  mengembangkan jalur hijau di sepanjang sepanjang sungai dan kali;

b)  pengendalian banjir jangka panjang dengan pengerukan/normalisasi sungai;

c)  menetapkan badan air berupa saluran dan sungai sesuai peruntukannya;d)  pengembangan prasarana dan sarana untuk pengendalian banjir di pintu air

di sepanjang Sungai dan kali; dan

Page 28: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 28/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 16 

Rencana Pengembangan Infrastruktur Kota

1.  Sistem drainase meliputi:

a.  sistem drainase perkotaan yang terdiri dari jaringan sungai atau kali dan saluran

primer penuntasan permukiman berfungsi untuk mengalirkan limpasan air hujan;

b.   jaringan sungai atau kali adalah Sungai Bengawan Solo, Kali Jenes, Kali Anyar, Kali

Gajah Putih, Kali Pepe Hulu, Kali Pepe Hilir, Kali Wingko, Kali Brojo, Kali Boro, Kali

Pelem Wulung, dan Kali Tanggul; dan

c.  pengaturan mengenai jaringan saluran primer penuntasan permukiman ditetapkan

melalui Peraturan Walikota.

2.  Sistem persampahan meliputi:

a.  mengelola sampah dengan menerapkan konsep reduce, reuse and recycle (3R);b.  optimalisasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah Putri Cempo; dan

c.  mengembangkan konsep Tempat Pembuangan Akhir sampah regional.

3.  Sistem penyediaan air bersih meliputi peningkatan pelayanan jaringan primer dari

Cokrotulung Kabupaten Klaten ke jaringan sekunder dan tersier yang mencakup seluruh

 jaringan jalan di kota serta pengembangan sistem penyediaan air bersih regional yang

mengambil sumber air dari Waduk Gajah Mungkur. Upaya-upaya yang dilakukan dalam

rangka penyediaan air bersih yaitu:

a.  meningkatkan pelayanan air bersih dari 57,26 % (lima puluh tujuh koma dua puluh

enam per seratus) menjadi 80% (delapan puluh perseratus);

b.  mengurangi tingkat kebocoran/kehilangan air dari 39,26% (tiga puluh sembilan koma

dua puluh enam persen) menjadi 20% (dua puluh persen) di akhir tahun perencanaan;

c.  meningkatkan produksi air bersih Perusahaan Daerah Air Minum Kota dari 859,54

(delapan ratus lima puluh sembilan koma lima empat) liter per detik menjadi 1.770,17

(seribu tujuh ratus tujuh puluh koma tujuh belas per seratus) liter per detik;

d.  membangun reservoir baru dengan kapasitas sebesar 300 liter per detik di IPASemanggi, dan IPA Mojosongo; dan

e.  meningkatkan kapasitas sebesar 900 liter per detik melalui SPAM regional.

Pelayanan dan pengelolaan air minum kota disediakan oleh PDAM ke seluruh wilayah.

4.  Sistem pengelolaan air limbah kota meliputi:

Page 29: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 29/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 17 

a.  Sistem pengelolaan terpusat di wilayah pelayanan yaitu :wilayah pelayanan kota

bagian selatan dengan pengolahan IPAL di Kelurahan Semanggi.

b.  Sistem pengelolaan komunal berbasis masyarakat dilakukan di luar sistem perpipaan.

c.  Sistem pengelolaan prasarana air limbah dilakukan melalui:

1)  merehabilitasi jaringan pipa peninggalan Belanda (jaringan saluran disebutkan

daerah pelayanannya sampai ke IPAL Semanggi);

2)  mengoptimalisasi IPAL Semanggi;

3)  meningkatan cakupan pelayanan sambungan air limbah perumahan; dan

4)  membangun IPAL di Kelurahan Pucang Sawit dengan kapasitas 6.000 SR.

d.  Sistem pengelolaan air limbah B3 diatur melalui peraturan perundang-undangan.

5.  Sistem jaringan pedestrian meliputi:a.  pengembangan sistem pedestrian pada pusat-pusat kegiatan serta berada pada

kawasan pariwisata dan tidak mengakibatkan terjadinya gangguan pada sistem

transportasi/sirkulasi yang ada;

b.   jalur pedestrian dan jalur sepeda diintegrasikan dengan jaringan angkutan umum

berikut fasilitas pendukungnya yang memadai dengan memperhitungkan

penggunaannya bagi penyandang cacat;

c.  peningkatan penataan jalur pedestrian pada koridor Purwosari –  Brengosan – 

Gendhengan – Sriwedari – Ngapeman – Gladag – Pasar Gedhe;

d.  pembangunan jalur pedestrian pada koridor menuju kawasan cagar budaya di seluruh

wilayah kota; dan

e.  pembangunan jalur pedestrian pada koridor menuju kawasan strategis di seluruh

wilayah kota.

6.  Sistem jaringan jalur sepeda meliputi:

a.  pengembangan dan perbaikan jalur khusus untuk sepeda di Jalan Brigjend. Slamet

Riyadi, Jalan L.U. Adi Sucipto, Jalan MT. Haryono, Jalan Jend. Urip Sumoharjo, JalanKol. Sutarto, Jalan Ir. Sutami dan Jalan Dr. Rajiman;

b.  menanam pohon-pohon yang rindang di sepanjang jalur sepeda;

c.  mengadakan tempat parkir sepeda yang aman di tempat umum dan tempat kerja;

d.  memperbaiki rambu di setiap simpang, sehingga memudahkan pengendara sepeda

untuk menyeberang jalan tanpa harus bersaing dengan kendaraan bermotor.

Page 30: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 30/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 18 

7.  Sistem jaringan pejalan kaki meliputi:

a.  meningkatan kualitas jalur pejalan kaki; dan

b.  mengembangan jalur pejalan kaki dilaksanakan berdasarkan arahan pengembangan

dan kewenangan yang dimiliki Pemerintah Daerah.

8.  Lokasi parkir dan perpindahan moda terletak di Kelurahan Sondakan-Kecamatan

Laweyan, Kelurahan Joyotakan-Kecamatan Pasarkliwon, Kelurahan Pucangsawit dan

Kelurahan Mojosongo-Kecamatan Jebres

9.   Jalur evakuasi bencana meliputi:

a.   jalur evakuasi (escape way) bencana, meliputi:

1)  arah Selatan, melalui Jalan Veteran –  Jalan Bhayangkara –  Jalan Radjiman – Jalan

dr. Wahidin Sudiro Husodo – Jalan Dr. Muwardi – Lapangan Manahan;2)  arah Tenggara, melalui Jalan Kapten Mulyadi –  Jalan Urip Sumohardjo –  Jalan

 Jend. Ahmad Yani – Lapangan Manahan;

3)  arah Timur, melalui Jalan Ir. Sutami – Jalan Kol. Sutarto – Jalan Jend. Ahmad Yani

– Lapangan Manahan; dan

b.   jalur evakuasi menuju tempat evakuasi (melting point) skala kota yang berlokasi di

Gelanggang/Lapangan Olah Raga Manahan serta tempat evakuasi untuk skala

kawasan dan lokal berlokasi di kantor kecamatan atau kantor kelurahan yang ada

pada masing-masing kawasan.

2.2.3. Rencana Pola Ruang Wilayah

Kebijakan pengembangan pola ruang Kota Surakarta berdasarkan RTRW Kota

Surakarta tahun 2011 – 2031 yaitu :

Kawasan Lindung

Kawasan lindung terdiri atas:

1.  Kawasan perlindungan setempat meliputi kawasan sempadan Sungai Bengawan Solo, Kali Jenes, Kali Anyar, Kali Sumber, Kali Gajahputih, Kali Pepe, Kali Wingko, Kali Brojo, Kali

Boro, Kali Pelem Wulung dengan arahan pengembangan meliputi:

a.  Sungai Bengawan Solo yang melalui kota memiliki garis sempadan sungai sekurang-

kurangnya 5 (lima) meter disebelah luar sepanjang kaki tanggul; dan

Page 31: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 31/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 19 

b.  Kali Jenes, Kali Anyar, Kali Sumber, Kali Gajahputih, Kali Pepe, Kali Wingko, Kali

Brojo, Kali Boro, Kali Pelem Wulung yang melalui kota memiliki garis sempadan

sungai sekurang-kurangnya 3 (tiga) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul.

Luas kawasan perlindungan setempat kurang lebih 401 (empat ratus satu) ha dengan

sebaran lokasi di Kawasan I seluas 47 (empat puluh tujuh) ha, terletak di Kecamatan Jebres

seluas 12 (dua belas) ha, Kecamatan Laweyan seluas 5 (lima) Ha dan Kecamatan

Pasarkliwon seluas 30 (tiga puluh) ha;

Rencana pengembangan kawasan perlindungan setempat, meliputi:

a.  mempertahankan fungsi sempadan sungai dan mengendalikan perkembangannya;

b.  mengembalikan fungsi sempadan sungai di seluruh wilayah kota sebagai RTH secara

bertahap; danc.  merehabilitasi kawasan sempadan sungai yang mengalami penurunan fungsi.

2.  Penyediaan RTH untuk mencapai luasan minimal 30% (tiga puluh persen) dari luas

wilayah kota, dikembangkan RTH privat minimal 10% (sepuluh persen) dan RTH publik

sebesar 20% (dua puluh persen) dari luas wilayah kota. Penyediaan RTH privat meliputi

pekarangan rumah, perkantoran, pertokoan dan tempat usaha, kawasan peruntukan

industri, fasilitas umum, dengan luasan sekitar 446,32 (empat ratus empat puluh enam

koma tiga puluh dua) ha atau sekitar 10,13% (sepuluh koma tiga belas persen) dari luas

kota. RTH publik dengan luasan sekitar 882,04 (delapan ratus delapan puluh dua koma nol

empat) ha atau sekitar 20,03% (dua puluh koma nol tiga persen) dari luas kota meliputi:

a.  RTH taman kota/alun-alun/monumen dikembangkan secara bertahap dengan luas

pengembangan sekitar 357 (tiga ratus lima puluh tujuh) ha.

b.  RTH taman pemakaman dikembangkan secara bertahap dengan luas pengembangan

sekitar 50 (lima puluh) ha.

c.  RTH penyangga air (resapan air) dikembangkan secara bertahap dengan luas

pengembangan sekitar 11,55 (sebelas koma lima puluh lima) ha.d.  RTH jalur jalan kota dikembangkan secara bertahap dengan luas pengembangan

sekitar 214,55 (dua ratus empat belas koma lima puluh lima) ha.

e.  RTH sempadan sungai dikembangkan secara bertahap dengan luas pengembangan

sekitar 77,61 (tujuh puluh tujuh koma enam puluh satu) ha.

Page 32: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 32/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 20 

f.  RTH sempadan rel dikembangkan secara bertahap dengan luas pengembangan sekitar

73 (tujuh puluh tiga) ha.

g.  RTH tanah negara dikembangkan secara bertahap dengan luas pengembangan sekitar

77,23 (tujuh puluh tujuh koma dua puluh tiga) ha.

h.  RTH kebun binatang dikembangkan secara bertahap dengan luas pengembangan

sekitar 21,10 (dua puluh satu koma sepuluh) ha.

3.  Kawasan cagar budaya seluas 81 (delapan puluh satu) ha, dengan sebaran lokasi di

Kawasan I seluas 57 (lima puluh tujuh) ha yang tersebar di Kecamatan Laweyan seluas 4

(empat) ha dan Kecamatan Pasar kliwon seluas 53 (lima puluh tiga) ha;

Kawasan cagar budaya yang terbagi dalam:

a.  kelompok kawasan, meliputi ruang terbuka/taman, dan kawasan bangunan cagarbudaya lainnya yang memenuhi kriteria yang sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku;

b.  kelompok bangunan, meliputi bangunan rumah tradisional, bangunan umum kolonial,

bangunan peribadatan, gapura, tugu, monumen, dan perabot jalan.

Pengembangan dan pengelolaan kawasan cagar budaya melalui:

a.  Pengembangan jalur khusus wisata yang menghubungkan antar kawasan cagar

budaya diatur dalam rencana induk pariwisata kota.

b.  Pelestarian cagar budaya yang mengalami penurunan fungsi dan kondisi bangunan

diatur dalam rencana induk pelestarian cagar budaya.

4.  Kawasan rawan bencana alam meliputi kawasan rawan bencana banjir. Kawasan rawan

bencana banjir meliputi kawasan sepanjang sisi Sungai Bengawan Solo dan sekitarnya.

Kawasan rawan bencana banjir meliputi:

a.  Kecamatan Pasarkliwon di Kelurahan Kampung Baru, Kelurahan Baluwarti,

Kelurahan Gajahan, Kelurahan Joyosuran, Kelurahan Kauman, Kelurahan Kedung

Lumbu, Kelurahan Pasarkliwon, Kelurahan Sangkrah, Kelurahan Semanggi; danb.  Kecamatan Serengan di Kelurahan Danukusuman, Jayengan, Joyotakan, Kemlayan,

Kratonan, Serengan, dan Tipes.

Rencana pengelolaan kawasan rawan bencana banjir meliputi:

a.  normalisasi Sungai Bengawan Solo, Kali Jenes, Kali Anyar, Kali Gajah Putih, Kali Pepe

Hilir, Kali Wingko, Kali Boro, Kali Pelem Wulung dan Kali Tanggul;

Page 33: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 33/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 21 

b.  penguatan tanggul sungai di sekitar Sungai Bengawan Solo, Kali Wingko, Kali Anyar,

Kali Gajah Putih;

c.  pemeliharaan kolam retensi; dan

d.  revitalisasi drainase perkotaan.

Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya terdiri atas:

  Kawasan peruntukan industri meliputi:

a.  Industri rumah tangga diantaranya industri rumah tangga pembuatan shuttle cock dan

gitar di Kecamatan Pasarkliwon;

b.  Industri kreatif meliputi industri batik di Kecamatan Pasarkliwon dan Laweyan.

Kawasan peruntukan industri meliputi:a.  penetapan kegiatan industri ramah lingkungan dan harus dilengkapi dengan sistem

pengolahan limbah; dan

b.  pengembangan kawasan industri yang didukung oleh jalur hijau sebagai penyangga

antar fungsi kawasan.

  Kawasan peruntukan pariwisata terdiri dari pariwisata cagar budaya dan nilai-nilai

tradisional, pariwisata sejarah, pariwisata belanja dan pariwisata kuliner serta transportasi

pariwisata. Kawasan pariwisata cagar budaya, sejarah, dan nilai-nilai tradisional terletak di

Kecamatan Laweyan, Kecamatan Banjarsari, dan Kecamatan Pasarkliwon. Kawasan

pariwisata belanja meliputi wisata belanja batik di Kecamatan Pasarkliwon dan Kecamatan

Laweyan. Kawasan pariwisata kuliner yang tersebar di wilayah kota. Untuk menunjang

pariwisata dikembangkan transportasi wisata yang meliputi:

a.  pengembangan prasarana transportasi wisata menggunakan jaringan jalan rel, jalan

raya, dan sungai;

b.   jaringan transportasi wisata menggunakan jalan rel dan jalan raya berada pada koridor

yang menghubungkan Stasiun Jebres, Stasiun Surakarta Balapan, Stasiun Purwosari,

dan Stasiun Sangkrah;

c.   jaringan transportasi wisata sungai dikembangkan di Kali Pepe, Kali Anyar, dan

Sungai Bengawan Solo.

Pengelolaan kawasan peruntukan pariwisata, meliputi:

a.  pengembangan pola perjalanan wisata kota;

Page 34: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 34/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 22 

b.  pengembangan kegiatan pendukung yang meliputi hotel, restoran, pusat penukaran

uang asing, pusat souvenir, dan oleh-oleh; dan

c.  Pengembangan kawasan peruntukan pariwisata kota lebih lanjut akan diatur dalam

rencana induk pariwisata.

  Kawasan peruntukan permukiman dikembangkan seluas 2.275 (dua ribu dua ratus tujuh

puluh lima) ha, yang tersebar di seluruh wilayah Kota. Pengembangan perumahan vertikal

berupa Rumah Susun Sewa (Rusunawa) di Kecamatan Serengan. Kawasan peruntukan

permukiman yaitu kawasan permukiman kepadatan tinggi dengan sebaran di Kawasan I

seluas 464 (empat ratus enam puluh empat) ha yaitu di:

a)  Kecamatan Jebres seluas 62 (enam puluh dua) ha;

b)  Kecamatan Laweyan seluas 111 (seratus sebelas) ha;c)  Kecamatan Pasarkliwon seluas 186 (seratus delapan puluh enam) ha;

d) Kecamatan Serengan seluas 105 (seratus lima) ha;

Peningkatan kualitas permukiman kumuh di seluruh wilayah kota. Pengembangan

perumahan yang menyediakan ruang terbuka di seluruh wilayah kota. Pengembangan

taman pada masing-masing PPK, SPK dan PL; dan Pengembangan sumur–sumur resapan

individu dan kolektif di setiap pengembangan lahan terbangun.

  Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa meliputi:

a.  Pasar tradisional berada di wilayah Kelurahan Kauman, Kelurahan Kemlayan,

Kelurahan Semanggi, Kelurahan Sudiroprajan, Kelurahan Nusukan, Kelurahan

Danusuman, Kelurahan Panjang, Kelurahan Purwosari, Kelurahan Karangasem,

Kelurahan Manahan, Kelurahan Sriwedari, Kelurahan Ketelan, Kelurahan Keprabon,

Kelurahan Mojosongo dan Kelurahan Pasarkliwon.

b.  Pusat perbelanjaan meliputi:

1)  pengembangan perdagangan skala regional kota diantaranya di Kelurahan

Danusuman, Kelurahan Serengan, Kelurahan Kedung Lumbu-Kecamatan

Pasarkliwon dan Kelurahan Panularan-Kecamatan Laweyan berupa perdagangan

grosir dan pasar besar; dan

2)  pengembangan kawasan perdagangan berbentuk rumah toko di sepanjang jalan

protokol.

Page 35: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 35/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 23 

c.  Toko modern berupa pengembangan pusat perbelanjaan dan toko modern di wilayah

kota yang penempatannya ditetapkan dalam Peraturan Walikota.

  Pengembangan kawasan peruntukan perkantoran di Kawasan I seluas 1 (satu) ha, yaitu di

Kecamatan Laweyan;

  Kawasan RTNH di kawasan I seluas 3 (tiga) ha, terletak di Kecamatan Jebres seluas 1 (satu)

ha dan Kecamatan Pasarkliwon seluas 2 (dua) Ha;

  Kawasan peruntukan kegiatan sektor informal meliputi:

a.  ruang yang sudah ditetapkan sebagai ruang relokasi dan pengelompokkan PKL oleh

Pemerintah Daerah;

b.  ruang sekitar pusat perdagangan disediakan oleh pemilik pusat perdagangan sebagai

bentuk dari Coorporate Social Responsibility (CSR); c.  ruang tempat penyelenggaraan acara Pemerintah Daerah dan/atau pihak swasta

sebagai pasar malam (night market), di Jalan Diponegoro dan Jalan Gatot Subroto; dan

d.  sebaran ruang bagi kegiatan sektor informal, di Kawasan I yaitu di Kelurahan

Kedunglumbu, Kelurahan Jayengan, Kelurahan Keratonan dan Kelurahan Sriwedari-

Kecamatan Pasarkliwon;

  Kawasan peruntukan lain pertanian seluas sekitar 111 (seratus sebelas) ha yang terletak di

Kecamatan Pasarkliwon, Kecamatan Laweyan, Kecamatan Banjarsari dan Kecamatan

 Jebres, terdiri dari lahan pertanian basah dan lahan pertanian kering yang ditetapkan dan

dipertahankan sebagai kawasan lahan pertanian pangan berkelanjutan.

Lahan pertanian kering meliputi lahan kering di kawasan I seluas 3 (tiga) ha yaitu di

Kelurahan Semanggi-Kecamatan Pasarkliwon.

Kawasan peruntukan lain perikanan terdiri dari:

a.  kawasan perikanan tangkap;

b.  Kawasan perikanan budidaya dialokasikan di perairan umum darat tersebar di

Kelurahan Manahan, Kelurahan Sumber, Kelurahan Banyuanyar Kecamatan Banjarsari

dan Kelurahan Mojosongo-Kecamatan Jebres.

c.  Kawasan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan tersebar di Balekambang di depo

Kelurahan Gilingan dan Kelurahan Manahan-Kecamatan Banjarsari.

Page 36: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 36/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 24 

Kawasan peruntukan lain pelayanan umum yang meliputi pendidikan, kesehatan dan

peribadatan dikembangkan di seluruh wilayah kota.

Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan di seluruh wilayah diantaranya meliputi:

a.  Korem 074/ Warastratama di Kecamatan Laweyan;

b.  Komando Rayon Militer (Koramil) yang terdapat di kecamatan-kecamatan;

c.  Pusdiktop Kodiklat di Kecamatan Pasarkliwon;

d.  Kantor Polisi Militer di Kecamatan Pasarkliwon.

2.2.4. Rencana Kawasan Strategis

Kawasan strategis Kota diantaranya adalah :

a.  Kawasan strategis dari sudut kepentingan aspek ekonomi merupakan kawasanterpadu yang diantaranya pada koridor Jalan Jend. Gatot Subroto dan sebagian ruas

 Jalan Dr. Rajiman (Coyudan) Kelurahan Kemlayan-Kecamatan Serengan; dan

b.  Kawasan strategis dari sudut kepentingan aspek sosial budaya diarahkan di kawasan

Keraton Kasunanan, Keraton Mangkunegaran, dan Taman Sriwedari.

c.  Kawasan strategis kota dari sudut kepentingan ilmu pengetahuan di kawasan Solo

Techno Park.

d.  Kawasan strategis kota dari sudut kepentingan lingkungan di Kawasan Satwa Taru

 Jurug

2.3.  GAMBARAN UMUM WILAYAH KAJIAN 

2.3.1   Wilayah Administrasi

Kawasan I Kota Surakarta terdiri dari 22 Kelurahan dengan wilayah administrasi seluas

1.063,45 ha. Kelurahan yang termasuk dalam Kawasan I Kota Surakarta berasal dari 4

Kecamatan yang berbeda antara lain Kecamatan Pasar kliwon sebanyak 9 Kelurahan,

Kecamatan Serengan sebanyak 7 Kelurahan dan Kecamatan laweyan sebanyak 3 Kelurahanserta Kecamatan Jebres sebanyak 3 Kelurahan. Kelurahan yang memiliki wilayah terluas adalah

Kelurahan Semanggi yaitu seluas 166,82 ha sedangkan Kelurahan dengan wilayah administrasi

paling sedikit adalah Kelurahan Kauman yaitu seluas 19,2 ha. Untuk lebih jelasnya mengenai

luasan wilayah administrasi Kawasan I Kota Surakarta dapat dilihat pada Tabel II.5.

Page 37: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 37/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 25 

2.3.2  Kondisi Sosial dan Kependudukan Kawasan I Kota Surakarta

A.   Jumlah penduduk dan Kepadatan Penduduk

Kawasan I Kota Surakarta pada tahun 2013 memiliki penduduk sebanyak 193.435

 jiwa.Kelurahan yang memiliki penduduk paling banyak adalah Kelurahan Semanggi

yaitu sebanyak 34.439 jiwa, kelurahan yang memiliki penduduk paling sedikit adalah

Kelurahan Kauman yaitu sebanyak 3.515 jiwa.

Kepadatan penduduk di Kawasan I Kota Surakarta pada tahun 2013 sebesar 182

 jiwa/ha.Kelurahan dengan angka kepadatan penduduk paling banyak adalah Kelurahan

Gandekan Kecamatan Jebres yaitu sebanyak 275 jiwa/ha, sedangkan kelurahan yang

memiliki kepadatan penduduk terendah adalah Kelurahan Sriwedari yaitu sebanyak 83

 jiwa/ha.

Tabel II.3  Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk (Jiwa/ha) Kawasan I

Kota Surakarta Tahun 2013

No Kecamatan/KelurahanLuas(ha)

 JumlahPenduduk

Kepadatan Jiwa/ha

A Kecamatan Pasar Kliwon

1  Joyosuran 54 11.778 218

2 Semanggi 166,82 34.439 206

3 Pasar Kliwon 36 7.188 200

4 Baluwarti 40,7 7.480 184

5 Gajahan 33,9 5.233 154

6 Kauman 19,2 3.515 183

7 Kampung Baru 30,6 3.635 119

8 Kedung Lumbu 55,1 5.696 103

9 Sangkrah 45,2 11.532 255

 Jumlah A 481,52 90.496 188

B Kecamatan Serengan

1  Joyokatan 45,9 8.936 195

2 Danukusuman 50,8 11.871 234

3 Serengan 64 13.211 2064 Tipes 64 11.597 181

5 Kratonan 32,4 5.699 176

6  Jayengan 29,3 5.764 197

7 Kemlayan 33 3.879 118

 Jumlah B 319,4 60.957 191

C Kecamatan Laweyan

1 Panularan 54,4 9.930 183

Page 38: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 38/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 26 

No Kecamatan/KelurahanLuas(ha)

 JumlahPenduduk

Kepadatan Jiwa/ha

2 Sriwedari 51,3 4.245 83

3 Penumping 50,33 5.625 112

 Jumlah C 156,03 19.800 127D Kecamatan Jebres

1 Sudiroprajan 23 4.999 217

2 Gandekan 35 9.625 275

3 Sewu 48,5 7.558 156

 Jumlah D 106,5 22.182 208

TOTAL 1063,45 193.435 182Sumber : BPS dalam Angka 2014

B.   Jumlah penduduk Menurut Jenis Kelamin

Penduduk di Kawasan I Kota Surakarta pada tahun 2013 sebanyak 193.435 jiwa yang

terdiri dari penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak 94.990 jiwa dan penduduk

berjenis kelamin perempuan sebanyak 98.445 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki paling

banyak terdapat di Kelurahan Semanggi yaitu sebanyak 17.224 jiwa, sedangkan paling

sedikit berada di Kelurahan Kampung Baru yaitu sebanyak 1.554 jiwa.

 Jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan paling banyak berada di Kelurahan

Semanggi yaitu sebanyak 17.215 jiwa dan jumlah penduduk berjenis kelamin perempuan

paling sedikit berada di Kelurahan Kauman yaitu sebanyak 1.720 jiwa. Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel yang

ada berikut.

Tabel II.4 Penduduk Menurut Jenis KelaminKawasan I Kota Surakarta

Tahun 2013

No Kecamatan/Kelurahan Laki-Laki Perempuan Jumlah

A Kecamatan Pasar Kliwon

1 Joyosuran 5.730 6.048 11.778

2 Semanggi 17.224 17.215 34.4393 Pasar Kliwon 3.456 3.732 7.188

4 Baluwarti 3.585 3.895 7.480

5 Gajahan 2.548 2.685 5.233

6 Kauman 1.795 1.720 3.515

7 Kampung Baru 1.554 2.081 3.635

8 Kedung Lumbu 2.890 2.806 5.696

Page 39: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 39/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 27 

No Kecamatan/Kelurahan Laki-Laki Perempuan Jumlah

9 Sangkrah 5.547 5.985 11.532

 Jumlah A 44.329 46.167 90.496

B Kecamatan Serengan

1 Joyokatan 4.496 4.440 8.9362 Danukusuman 5.674 6.197 11.871

3 Serengan 6.516 6.695 13.211

4 Tipes 5.730 5.867 11.597

5 Kratonan 2.756 2.943 5.699

6 Jayengan 2.849 2.915 5.764

7 Kemlayan 1.864 2.015 3.879

 Jumlah B 29.885 31.072 60.957

C Kecamatan Laweyan

1 Panularan 4.903 5.027 9.930

2 Sriwedari 2.062 2.183 4.2453 Penumping 2.671 2.954 5.625

 Jumlah C 9.636 10.164 19.800

D Kecamatan Jebres

1 Sudiroprajan 2.492 2.507 4.999

2 Gandekan 4.826 4.799 9.625

3 Sewu 3.822 3.736 7.558

 Jumlah D 11.140 11.042 22.182

TOTAL 94.990 98.445 193.435Sumber : BPS dalam Angka 2014

C.   Jumlah penduduk Menurut Kelompok Umur

 Jumlah penduduk di Kawasan I Kota Surakarta pada tahun 2013 sebanyak 93.435 jiwa.

Kelompok umur yang paling banyak penduduknya adalah kelompok umur 30 – 39 yaitu

sebanyak 28.608 jiwa, sedangkan kelompok umur paling sedikit jumlahnya adalah

kelompok umur 60 tahun keatas yaitu sebanyak 12.277 jiwa. Berdasarkan kelompok umur

yang ada, maka jumlah penduduk usia produktif (usia 20 sampai dengan 49 tahun)

sebanyak 92.151 jiwa, sedangkan penduduk yang tidak produktif (usia 50 tahun keatas)

sebanyak 31.337 jiwa.

Page 40: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 40/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 28 

Tabel II.5 Penduduk Menurut Kelompok Umum di Kawasan I Kota Surakarta

Tahun 2013

No Kecamatan/Kelurahan 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-39 40-49 50-59 +60 Jumlah

A Kecamatan Pasar Kliwon

1 Joyosuran 1.027 887 735 829 1.442 1.741 1.741 1.690 1.519 167 11.778

2 Semanggi 3.117 2.662 2.692 2.917 2.782 3.170 5.738 4.753 3.670 2.938 34.439

3 Pasar Kliwon 568 515 573 593 610 659 1.092 1.412 829 337 7.188

4 Baluwarti 1.306 566 645 783 749 893 862 742 537 397 7.480

5 Gajahan 325 296 338 390 442 555 908 864 564 551 5.233

6 Kauman 395 234 295 320 239 291 766 497 439 39 3.515

7 Kampung Baru 485 255 345 383 372 302 743 437 271 42 3.635

8 Kedung Lumbu 310 402 453 422 405 376 1.154 887 677 610 5.696

9 Sangkrah 966 959 885 1.019 1.032 1.248 2.046 1.512 1.099 766 11.532

Jumlah A 8.499 6.776 6.961 7.656 8.073 9.235 15.050 12.794 9.605 5.847 90.496

B Kecamatan Serengan

1 Joyokatan 1.384 368 867 1.293 1.200 1.022 968 867 662 305 8.936

2 Danukusuman 975 756 1.486 1.526 1.525 1.350 1.588 1.287 889 489 11.871

3 Serengan 1.040 987 1.687 1.634 1.649 1.576 1.446 1.250 1.181 761 13.211

4 Tipes 789 640 857 943 887 930 2.226 1.843 1.320 1.162 11.597

5 Kratonan 245 235 473 428 405 414 1.030 943 817 709 5.699

6 Jayengan 695 342 591 562 713 728 849 607 416 261 5.764

7 Kemlayan 993 522 327 359 350 358 284 245 262 179 3.879

Jumlah B 6.121 3.850 6.288 6.745 6.729 6.378 8.391 7.042 5.547 3.866 60.957

C Kecamatan Laweyan

1 Panularan 2.438 913 851 1.058 900 861 950 887 832 240 9.930

2 Sriwedari 273 309 302 296 313 319 767 693 478 495 4.245

3 Penumping 577 469 721 652 717 674 672 587 444 112 5.625

Jumlah C 3.288 1.691 1.874 2.006 1.930 1.854 2.389 2.167 1.754 847 19.800

Page 41: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 41/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 29 

No Kecamatan/Kelurahan 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-39 40-49 50-59 +60 Jumlah

D Kecamatan Jebres

1 Sudiroprajan 280 425 381 378 409 499 832 647 617 531 4.999

2 Gandekan 813 847 828 1.297 1.200 987 1.075 1.115 717 746 9.625

3 Sewu 860 654 612 817 965 682 871 837 820 440 7.558

Jumlah D 1.953 1.926 1.821 2.492 2.574 2.168 2.778 2.599 2.154 1.717 22.182

TOTAL 19.861 14.243 16.944 18.899 19.306 19.635 28.608 24.602 19.060 12.289 193.435

Sumber : BPS dalam Angka 2014

Page 42: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 42/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 30 

D.  Jumlah penduduk Menurut Pendidikan

 Jumlah penduduk usia 5 tahun keatas di Kawasan I Kota Surakarta menurut

pendidikan pada tahun 2013 sebanyak 176.236 jiwa. Tingkat pendidikan paling banyak di

Kawasan I Kota Surakarta adalah penduduk Tamatan SLTA yaitu sebanyak 37.515 jiwa,

sedangkan jumlah penduduk yang tidak sekolah sebanyak 13.319 jiwa.Penduduk yang

berpendidikan tamat akademi/perguruan tinggi di Kawasan I Kota Surakarta sebanyak

18.606 jiwa.

Tabel II.6 

Banyaknya Penduduk Usia 5 Tahun Keatas Menurut Pendidikandi Kawasan I Kota Surakarta Tahun 2013

No Kecamatan/Kelurahan

TamatAkademi/PT

TamatSLTA

TamatSLTP

TamatSD

Tidak

TamatSD

BelumTamat SD

TidakSekolah  Jumlah

AKecamatan PasarKliwon

1 Joyosuran 1.166 3.405 1.931 1.664 915 687 1.074 10.842

2 Semanggi 3.193 8.128 7.006 2.320 3.084 5.483 2.109 31.323

3 Pasar Kliwon 209 2.562 1.746 671 777 644 10 6.619

4 Baluwarti 598 1.571 1.698 1.080 313 433 481 6.174

5 Gajahan 842 1.780 928 412 124 405 415 4.906

6 Kauman 603 664 496 297 129 566 365 3.120

7 Kampung Baru 577 1.132 482 311 115 211 320 3.148

8 Kedung Lumbu 656 1.284 943 850 798 642 213 5.3869 Sangkrah 679 3.050 2.185 2.602 203 903 944 10.566

 Jumlah A 8.523 23.576 17.415 10.207 6.458 9.974 5.931 82.084

BKecamatanSerengan

1 Joyokatan 151 1.446 1.639 2.895 317 565 561 7.574

2 Danukusuman 601 3.246 2.758 3.363 367 287 334 10.956

3 Serengan 1.979 4.505 2.786 1.167 686 874 168 12.165

4 Tipes 1.447 3.433 1.839 1.776 812 411 1.190 10.908

5 Kratonan 907 1.880 822 600 417 232 660 5.518

6 Jayengan 725 1.424 971 710 273 754 309 5.166

7 Kemlayan 377 439 441 318 267 868 276 2.986

 Jumlah B 6.187 16.373 11.256 10.829 3.139 3.991 3.498 55.273

CKecamatanLaweyan

1 Panularan 757 2.978 2.865 2.625 254 75 76 9.630

2 Sriwedari 775 1.449 586 363 248 184 367 3.972

3 Penumping 776 1.743 1053 672 90 657 57 5.048

 Jumlah C 2.308 6.170 4504 3.660 592 916 500 18.650

Page 43: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 43/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 31 

No Kecamatan/Kelurahan

TamatAkademi/PT

TamatSLTA

TamatSLTP

TamatSD

TidakTamat

SD

BelumTamat SD

TidakSekolah

 Jumlah

D Kecamatan Jebres

1 Sudiroprajan 573 1.197 684 782 420 380 683 4.7192 Gandekan 832 1.536 1.647 1.786 622 914 1.475 8.812

3 Sewu 183 1.069 2.009 830 676 699 1.232 6.698

 Jumlah D 1.588 3.802 4.340 3.398 1.718 1.993 3.390 20.229

TOTAL 18.606 49.921 37.515 28.094 11.907 16.874 13.319 176.236

Sumber : BPS dalam Angka 2014

E.   Jumlah penduduk Menurut Mata Pencaharian

 Jumlah Penduduk Kawasan I Kota Surakarta menurut mata pencaharian pada tahun

2013 sebanyak 159.406 jiwa.Mata pencaharian yang paling sedikit digeluti olehmasyarakat di Kawasan I Kota Surakarta adalah sebagai petani yaitu sebanyak 4 jiwa.

Penduduk yang bekerja sebagai pengusaha sebanyak 7.006 jiwa, penduduk yang bekerja

sebagai buruh industri sebanyak 25.121 jiwa, penduduk yang bekerja sebagai buruh

bangunan sebanyak 15.070 jiwa, penduduk yang bekerja sebagai pedagang sebanyak

15.722 jiwa, penduduk yang bekerja di sektor angkutan sebanyak 8.966 jiwa, penduduk

yang bekerja sebagai PNS/ TNI/POLRI sebanyak 3.988 jiwa

Gambar 2.2 

Diagram Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencahariandi Kawasan I Kota Surakarta Tahun 2013

Page 44: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 44/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 32 

Tabel II.7 

Banyaknya Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Kawasan I Kota Surakarta Tahun 2013

No Kecamatan/Kelurahan PetaniPemilikUsaha

BuruhIndustri

BuruhBangunan

Pedagang AngkutanPNS/TNI/

POLRIPensiunan lain Jumlah

AKecamatan PasarKliwon

1 Joyosuran 0 48 1.400 580 331 120 121 168 7.175 9.943

2 Semanggi 0 689 3.547 3.072 4.368 1.583 283 300 14.818 28.660

3 Pasar Kliwon 0 74 1.327 1.744 191 111 156 258 2.245 6.106

4 Baluwarti 0 59 568 421 461 231 729 83 3.057 5.609

5 Gajahan 0 102 1.215 57 221 221 233 106 2.457 4.612

6 Kauman 0 342 161 113 718 64 51 78 1.358 2.885

7 Kampung Baru 0 24 74 322 54 12 82 68 2.256 2.892

8 Kedung Lumbu 0 170 487 584 450 979 134 1.117 2.599 6.520

9 Sangkrah 0 1.173 2.615 1.074 1.174 1.504 96 138 2.274 10.048

 Jumlah A 0 2.681 11.394 7.967 7.968 4.825 1.885 2.316 38.239 77.275

B Kecamatan Serengan

1 Joyokatan 1 585 1.610 640 279 100 135 69 3.374 6.793

2 Danukusuman 0 401 1.443 992 451 539 551 72 5.289 9.738

3 Serengan 1 414 581 576 1.360 627 343 235 6.917 11.054

4 Tipes 2 60 783 951 106 27 157 216 7.749 10.0515 Kratonan 0 867 1.239 182 1.188 666 111 97 387 4.737

6 Jayengan 0 99 753 71 578 43 59 67 3.045 4.715

7 Kemlayan 0 230 474 609 587 53 59 74 1 2.087

 Jumlah B 4 2.656 6.883 4.021 4.549 2.055 149 830 26.762 49.175

C Kecamatan Laweyan

1 Panularan 0 797 521 488 989 708 498 377 2.033 6.411

2 Sriwedari 0 15 241 419 530 156 102 136 2.063 3.662

3 Penumping 0 54 2.120 309 9 39 64 111 1.874 4.580

 Jumlah C 0 866 2.882 1.216 1.528 903 664 624 5.970 14.653

Page 45: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 45/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 33 

No Kecamatan/Kelurahan PetaniPemilikUsaha

BuruhIndustri

BuruhBangunan

Pedagang AngkutanPNS/TNI/

POLRIPensiunan lain Jumlah

D Kecamatan Jebres

1 Sudiroprajan 0 708 296 320 483 326 354 349 1.458 4.294

2 Gandekan 0 72 693 818 936 792 890 771 2.993 7.965

3 Sewu 0 23 2.973 728 258 65 46 48 1.903 6.044

 Jumlah D 0 803 3.962 1.866 1.677 1.183 1.290 1.168 6.354 18.303

TOTAL 4 7.006 25.121 15.070 15.722 8.966 3.988 4.938 77.325 159.406

Sumber : BPS dalam Angka 2014

Page 46: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 46/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 34 

F.   Jumlah penduduk Menurut Agama

 Jumlah penduduk di Kawasan I Kota Surakarta tahun 2013 paling banyak menganut

agama islam yaitu sebanyak 154.379 jiwa atau sebesar 79,81% dari penduduk total

Kawasan I Kota Surakarta, penduduk yang memeluk agama katolik sebanyak 18.840 jiwa,

penduduk yang memeluk agama Kristen protestan sebanyak 19.274 jiwa, penduduk yang

beragama budha sebanyak 756 jiwa dan penduduk yang beragama hindu sebanyak 186

 jiwa.

Tabel II.8 

Banyaknya Penduduk Menurut Agama di Kawasan IKota Surakarta Tahun 2013

No Kecamatan/Kelurahan Islam Katolik Protestan Budha Hindu Jumlah

A Kecamatan Pasar Kliwon

1 Joyosuran 7.853 1.894 1.962 56 13 11.7782 Semanggi 30.130 1.712 2.556 10 31 34.439

3 Pasar Kliwon 6.892 24 253 19 0 7.188

4 Baluwarti 6.632 504 311 16 17 7.480

5 Gajahan 3.461 692 860 202 18 5.233

6 Kauman 3.328 93 55 39 0 3.515

7 Kampung Baru 2.231 882 487 24 11 3.635

8 Kedung Lumbu 4.875 445 358 15 3 5.696

9 Sangkrah 9.973 926 617 8 8 11.532

 Jumlah A 75.375 7.172 7.459 389 101 90.496

B Kecamatan Serengan

1 Joyokatan 7.789 341 802 4 0 8.936

2 Danukusuman 8.911 1.427 1.512 21 0 11.8713 Serengan 10.895 1.247 1.047 21 1 13.211

4 Tipes 9.209 1.057 1.309 19 2 11.596

5 Kratonan 4.307 404 965 20 0 5.696

6 Jayengan 4.595 313 795 65 0 5.768

7 Kemlayan 2.430 648 801 0 0 3.879

 Jumlah B 48.136 5.437 7.231 150 3 60.957

C Kecamatan Laweyan

1 Panularan 8.366 1.463 67 19 16 9.931

2 Sriwedari 2.925 623 667 26 4 4.245

3 Penumping 4.218 678 707 15 6 5.624

 Jumlah C 15.509 2.764 1.441 60 26 19.800

D Kecamatan Jebres

1 Sudiroprajan 2.609 918 1.359 105 8 4.999

2 Gandekan 6.206 2.121 1.251 29 18 9.625

3 Sewu 6.544 428 533 23 30 7.558

 Jumlah D 15.359 3.467 3.143 157 56 22.182

TOTAL 154.379 18.840 19.274 756 186 193.435

Sumber : BPS dalam Angka 2014

2.3.3  Sarana dan Prasarana Kota

Page 47: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 47/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 35 

A.  Sarana Perumahan dan Permukiman

Kawasan I Kota Surakarta merupakan kawasan pusat kota dimana terdapat

konsentrasi permukiman yang cukup tinggi (padat). Berkaitan dengan hal tersebut sarana

perumahan dan permukiman pada Kawasan I ini selain berupa perumahan yang telah

lama tumbuh dan berkembang, di kawasan ini juga terdapat dua lokasi rumah susun

yaitu di Begalon Kel.Panularan dan Kel.Semanggi.

Tabel II.9Data Kondisi Rusunawa di Kawasan I Kota Surakarta

No Lokasi RusunawaTahun

PembangunanTerhuni/

tidakpengelola

JumlahPenghuni

Kondisi

1 Rusunawa Begalon Idan II

2003-2004 dan2006-2007

Terhuni UPTD RumahSusun PemkotSurakarta

192 KK Baik

2 Rusunawa Semanggi 2008 Terhuni UPTD RumahSusun PemkotSurakarta

196 KK Baik

Sumber: DPU Kota Surakarta - UPTD Rumah Susun, 2014

Sebagaimana wilayah lain, Kota Surakarta terutama Kawasan I juga menghadapi

masalah dalam penyediaan lingkungan hunian (rumah) yang layak huni, memenuhi

standar rumah yang aman, nyaman, sehat dan produktif. Jumlah Rumah Tidak Layak

Huni (RTLH) di Kota Surakarta secara keseluruhan mencapai sekitar 10,33%. Di KawasanI, secara umum persentase rumah tidak layak ini mencapai lebih besar daripada rata-rata

kota yaitu 15,93%. Persentase RTLH terbesar berada di Kec.Serengan yang mencapai 42%.

Berikut pada Tabel II…. di bawah ini adalah data jumlah rumah tidak layak huni Kota

Surakarta tahun 2012.Besarnya jumlah rumah tidak layak ini ini menunjukkan besarnya

lingkungan kumuh perkotaan, sehingga memerlukan perhatian dalam penataannya, yang

dalam hal ini dapat menjadi perhatian dalam perencanaan RDTR di kawasan ini.

Tabel II.10 Sebaran Rumah Tidak Layak Huni Kota Surakarta 2012

KELURAHAN JUMLAH RUMAH

(UNIT) JUMLAH RTLH

(UNIT)PERSENTASE

(%)

KEC. JEBRES 29.746 3.318 11,15%

Gandekan 1.704 346 20,31%

Sewu 1.420 218 15,35%

Sudiroprajan 750 122 16,27%KEC.LAWEYAN 18.611 1.591 8,55%

Page 48: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 48/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 36 

KELURAHAN JUMLAH RUMAH

(UNIT) JUMLAH RTLH

(UNIT)PERSENTASE

(%)

Panularan 1.696 168 9,91%

Penumping 772 48 6,22%

Sriwedari 687 76 11,06%KEC.PASAR KLIWON 16.139 2.742 16,99%

Baluwarti 1.519 332 21,86%

Gajahan 714 102 14,29%

 Joyosuran 1.878 231 12,30%

Kampung Baru 486 59 12,14%

Kauman 481 14 2,91%

Kedung Lumbu 915 97 10,60%

Pasar Kliwon 1.061 207 19,51%

Sangkrah 2.402 465 19,36%

Semanggi 6.683 1.235 18,48%KEC.SERENGAN 9.862 4.194 42,53%

Danukusuman 1.831 1.075 58,71% Jayengan 832 111 13,34%

 Joyotakan 1.423 696 48,91%

Kemlayan 716 280 39,11%

Kratonan 956 523 54,71%

Serengan 1.963 517 26,34%

Tipes 2.141 992 46,33%KAWASAN I 74.355 11.845 15,93%

Sumber: Solokotakita,2013

Sementara itu dari hasil identifikasi BAPPEDA Kota Surakarta, pada kawasan ini

terdapat 10 titik kawasan permukiman kumuh dengan luas sekitar 92,21 ha, baik berupalingkungan perumahan padat maupun perumahan pada bantaran sungai. Sebaran

kawasan kumuh ini terbanyak berada pada Kec.Pasar Kliwon yaitu pada 5 kelurahan,

disusul Kec.Jebres pada 3 lokasi dan Kec.Serengan meliputi 2 lokasi (lihat Tabel II.17 dan

gambar-gambar di bawah ini).

Tabel II.11 Sebaran Lingkungan Permukiman Kumuh di Kawasan I Kota Surakarta

No Tipologi Kawasan Kumuh Kelurahan KecamatanLuas

KawasanKumuh

1 Bantaran Sungai & Padat Perkotaan SUDIROPRAJAN

 Jebres

4.17

2 Bantaran Sungai GANDEKAN 3.54

3 Bantaran Sungai SEWU 7.97

4 Bantaran Sungai & Padat Perkotaan JOYOTAKANSerengan

6.55

5 Bantaran Sungai & Padat Perkotaan DANUKUSUMAN 8.45

6 Padat Perkotaan JOYOSURAN Pasar Kliwon 3.00

Page 49: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 49/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 37 

No Tipologi Kawasan Kumuh Kelurahan KecamatanLuas

KawasanKumuh

7 Bantaran Sungai & Padat Perkotaan SEMANGGI 21.42

8 Padat Perkotaan PASAR KLIWON 6.44

9 Padat Perkotaan KEDUNG LUMBU 17.38

10 Bantaran Sungai & Padat Perkotaan SANGKRAH 13.29

TOTAL KAWASAN KUMUH KAWASAN I KOTA SURAKARTA 92.21

Sumber: Hasil identifikasi BAPPEDA Kota Surakarta, 2014

Gambar 2.3  Kawasan Kumuh di Kel. Gandekan Kec. JebresSumber :Bappeda Kota Surakarta (2014)

Page 50: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 50/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 38 

Gambar 2.4  Kawasan Kumuh di Kel. Joyotakan Kec. SerenganSumber :Bappeda Kota Surakarta (2014)

Page 51: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 51/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 39 

Gambar 2.5  Kawasan Kumuh di Kel. Danukusuman Kec. SerenganSumber :Bappeda Kota Surakarta (2014)

Page 52: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 52/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 40 

Gambar 2.6  Kawasan Kumuh di Kel. Joyosuran Kec. Pasar KliwonSumber :Bappeda Kota Surakarta (2014)

Page 53: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 53/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 41 

Gambar 2.7  Kawasan Kumuh di Kel. Pasar Kliwon Kec. Pasar KliwonSumber :Bappeda Kota Surakarta (2014)

Page 54: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 54/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 42 

Gambar 2.8  Kawasan Kumuh di Kel. Kedunglumbu Kec. Pasar KliwonSumber :Bappeda Kota Surakarta (2014)

Page 55: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 55/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 43 

Kawasan I 

Penyusunan KLHS RDTR Kota

Page 56: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 56/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 44 

Kawasan perumahan dan permukiman di Kawasan I juga sangat erat terkait dengan

keberadaan Cagar Budaya.Sebagaimana diketahui beberapa lokasi cagar budaya di

Kawasan I Kota Surakarta adalah di kawasan keraton Baluwarti, Kawasan Kampung

Batik (Kauman), Kawasan Kampung Etnik Arab (Pasar Kliwon) dan Kampung Semanggi.

Kawasan-kawasan tersebut menjadi perhatian dalam perencanaan RDTR. Berikut ini

adalah sekilas tentang kondisi kawasan tersebut :

1.  Kawasan Keraton Baluwarti

Keraton Kasunanan Surakarta dibangun

sejak tahun 1945 oleh Pakubuwono II

dengan demikian usia bangunan dan

lingkungan sudah melebihi usia 50 tahun(Monumen Ordonantie Stbl, 238/1931), jadi

keraton dilihat dari usianya sudah lebih dari

setengah abad dan ini termasuk bangunan

dan lingkungan yang dilestarikan.

Keraton dan lingkungannya perlu di konservasi secara keseluruhan sedangkan bentuk

konservasi meliputi: Lingkungan Bagian Gapura Gladag, Bagian Alun-Alun utara,

Pagelaran, Sasono Mulyo, Kamandungan, Inti Keraton Masangur, Siti Hinggil Kidul,

alun-alun kidul dan bagian gapura Gladag. Sedangkan bentuk konservasi meliputi

preservasi, restorasi/ rehabilitasi dan revitalisasi/adaptasi. Keistimewaan dalam hal ini

adalah bangunan yang dilindungi karena memiliki keistimewaan, misalnya terpanjang,

tertinggi, tertua, terbesar, yang pertama dan sebagainya, keraton menjadi istimewa

karena mempunyai bentuk fisik lingkungan yang sangat menonjol, bekas lingkungan

pemerintahan kerajaan, mempunyai nilai sejarah yang tinggi, mempunyai bentuk

arsitektur tradisional jawa, menyatu dengan bentuk arsitektur Islam.

Restorasi merupakan mengembalikan suatu tempat kekeadaan semula denganmenghilangkan tambahan-tambahan dan memasang komponen-komponen semula tanpa

menggunakan bahan baru,1 seperti sekarang dilakukan rehabilitasi Siti Hinggil yang ada

di utara. Revitalisasi/adaptasi merupakan tempat agar digunakan untuk fungsi yang

lebih sesuai, yang dimaksud dengan fungsi yang lebih sesuai adalah kegunaan yang tidak

melihat perubahan drastis atau yang hanya memerlukan sedikit dampak minimal, dalam

Page 57: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 57/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 45 

hal ini dari pihak keraton mengadakan rehabilitasi Siti Hinggil yang saat ini kondisi fisik

bangunannya kurang baik.

Dikaitkan dengan konsepsi kota Jawa masa lalu, kampung Baluwarti dapat diartikan

sebagai “kutha” Sala. Awal pembentukan kampung Baluwarti, bersamaan dengan Kraton

Kasunanan Surakarta.Sebagai ikutan keberadaan Kraton, lingkungan Baluwarti

merupakan permukiman yang sengaja dibuat untuk mendukung keberadaan Kraton,

sekaligus menjadi area pertahanan Kraton.Oleh

karena itu, keberadaan permukiman di Baluwarti

merupakan bagian dari satu kesatuan tidak

terpisahkan dengan Kraton Kasunanan Surakarta.

Untuk menunjang aktivitas kehidupan sehari-hari, terdapat beberapa fasilitas lingkungan yang

digunakan untuk kepentingan Kraton maupun

penduduk di Baluwarti.

2.  Kawasan Kampung Batik (Kauman)

Kauman sebagai kawasan lama kota Surakarta

yang terletak di pusat kota mempunyai nilai

strategis dalam pengembangannya, sehingga

perubahan-perubahan yang terjadi di kawasan ini

tidak akan lepas dari perkembangan kota secara makro. Luas kawasan ini adalah 19,20

Ha, dengan jumlah penduduk 3.508 orang. Kampung Kauman ini merupakan Kelurahan

yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Pasar Kliwon. Kawasan ini dibatasi oleh jalan-

 jalan utama kota yang mempunyai intensitas lalu lintas cukup padat, dengan jaringan

 jalan perkampungannya berpola papan catur dan mempunyai ciri khas berupa lorong-

lorong sempit. Bangunan disini pada awalnya berorientasi ke masjid Agung Surakarta,

dengan bentuk bangunan rumah Jawa.Kondisi permukiman disini cukup padat dan

dilingkungan ini tidak dijumpai ruang terbuka bagi fasiitas komunal penghuninya.Secara

makro saat ini perkembangan fisik kawasan ini dicirikan sebagai daerah perumahan,

perdagangan dan jasa.

Page 58: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 58/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 46 

Pada umumnya bentuk-bentuk bangunan rumah tinggal disini tidak berbeda dengan

bangunan rumah tradisional yang ada di Kota Surakarta yaitu berbentuk limasan, pelana

dan joglo, sedang huniannya sesuai dengan kepercayaan Jawa berorientasi Utara-Selatan.

Selain bangunan yang diperuntukkan sebagai hunian di Kauman ini juga banyak

bangunan hunian yang bergabung dengan pabrik. Rumah-rumah dengan fungsi

gabungan ini dicirikan dengan pagar keliling setinggi antara 5-6 meter, dengan pintu

gerbang (regol) besar disamping sebagai sirkulasi untuk pekerjanya, dan pintu-pintu

dobel (berlapis) dari papan untuk bagian luarnya dan pintu kaca pada bagian dalamnya

sebagai pintu utama. Disamping itu juga dicirikan tidak adanya daerah peralihan antara

publik space dan zone privat hunian.

Dengan perkembangan yang ada sekarang, maka ciri arsitektur kawasan ini sudahbanyak berubah, terutama pada daerah tepian jalan utama yang tumbuh menjadi

kawasan perdagangan, grosir dan jasa.Sedangkan untuk perkampungannya ciri

arsitektur tradisionalnya masih nampak tetapi fungsinya telah berubah.Penggunaan

komponen-komponen baru dipakai terutama pada penyelesaian bukaan-bukaanya

(pintu-jendela), menurut penghuninya untuk mencari kepraktisan dan kemudahan

perawatan. Sedang untuk struktur konstruksinya pada daerah perkampungan ini masih

banyak yang asli hanya pada bangunan yang berubah total dengan wajah baru saja yang

strukturnya telah disesuaikan dengan bentuk bangunannya.

3.  Kawasan Kampung Etnik Arab (Pasar Kliwon)

Perkampungan Arab di Surakarta menempati tiga wilayah kelurahan, yaitu Kelurahan

Pasar Kliwon, Kelurahan Semanggi dan Kelurahan Kedung Lumbu. Kecamatan Pasar

Kliwon atau berada disebelah timur tembok Baluwarti Kraton Surakarta. Penempatan

kampung Arab secara berkelompok tersebut sudah diatur sejak jaman dulu untuk

mempermudah pengurusan bagi etnis asing di Surakarta dan demi terwujudnya

ketertiban dan keamanan. Etnis Arab mulai datang di Pasar Kliwon diperkirakan sejakabad ke-19. Terbentuknya perkampungan di Pasar Kliwon, selain disebabkan oleh

adanya politik pemukiman di masa kerajaan, juga tidak terlepas dari kebijakan

pemerintah kolonial. Pola pemukiman di daerah kerajaan masih mengacu pada

pembagian kelas sosial, yakni sentono dalem, abdi dalem dan kawulo dalem. Sedangkan

kedudukan etnis Arab sebagai orang asing yang berada di luar sistem sosial masyarakat

Page 59: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 59/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 47 

 Jawa, pemukimannya dikelompokkan di daerah tertentu serta terpisah dari penduduk

lainnya. Munculnya perkampungan Arab di Pasar Kliwon yang telah ada sejak zaman

kerajaan, dipertajam lagi pada masa kolonial Belanda. Pemerintah Hindia Belanda selalu

berusaha untuk memisahkan orang- orang Arab dari pergaulan dan kontak sosial dengan

etnis Jawa. Penguasa Hindia- Belanda menentang pembaharuan keturunan Arab dengan

ancaman siapa yang berani membaur berarti melakukan tindakan kriminal.

Pemukiman orang-orang Arab di Pasar Kliwon juga disebabkan oleh tarikan migran

yang datang dalam kelompoknya sendiri mempunyai latar belakang budaya yang sama

sehingga terbentuk suatu perkampungan yang khusus dihuni oleh etnis Arab.

Perkampungan orang-orang Arab tersebut selanjutnya bukan lagi merupakan

pemukiman yang eksklusif. Perkampungan orang-orang Arab di Pasar Kliwon berpolatersebar hampir merata di antara penduduk etnis Jawa. Penyebaran pemukiman ini

sangat menentukan dalam mempercepat proses integrasi kelompok minoritas Arab

dengan penduduk Jawa.

4.  Kampung Semanggi

Semanggi merupakan kelurahan paling tenggara Kota Surakarta yang dua sisi

wilayahnya berbatasan dengan Pemkab Sukoharjo.Dari sisi sejarah, kelurahan berluas

sekitar 166 Ha itu disebut-sebut telah mulai ada sejak zaman Majapahit.Pada zaman itu

penduduk Semanggi dikenal sebagai nelayan yang menggantungkan hidup pada bandar-

bandar di sekitar Bengawan Solo. Dari situ pulalah nama Semanggi dianggap berasal dari

nama tanaman dengan nama sama yang lazim tumbuh di perairan pinggiran bengawan.

Ada sejarawan yang menyebut nama lain Bengawan Solo sebagai Bengawan Semanggi

yang terjadi pada abad ke-17 seperti yang dicatat dalam Further Topographical Notes on

the Ferry Charter of 1359 tulisan J Noorduyn. Pada piagam yang disebut Ferry Charter itu

pulalah ditunjukkan nilai penting Bengawan Semanggi sebagai daerah bandar

besar.Jumlahnya bahkan mencapai 44 bandar, sehingga dapat dibayangkan betapa ramaiaktivitas kapal yang bersauh disitu.Sebagai daerah pinggiran bengawan, Semanggi

tumbuh sebagai daerah yang subur. Wedheg (tanah bercampur pasir) dan waled (tanah

endapan) yang berasal dari aliran bengawan membuat lahan di sekitar itu sebagai lahan

subur untuk pertanian. Kondisi tersebut tentu saja memunculkan komunitas baru.Selain

nelayan dan penambang pasir, Semanggi dihuni kalangan petani.Mereka bercocok tanam

Page 60: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 60/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 48 

berbagai jenis tanaman dan sayuran, antara lain tembakau, jagung, terong, krai,

semangka, cabai, dan kacang.Akan tetapi kondisinya sekarang sudah berubah.Popularitas

Semanggi sebagai wilayah bandar juga pentingnya daerah itu dari sisi historis sejak

zaman Majapahit seakan-akan berkebalikan dari pencitraannya sekarang.

B.  Sarana Pendidikan

Saranapendidikan di Kawasan I Kota Surakarta tahun 2013 terdiri dari SD negeri

sebanyak 61 unit, SD swasta sebanyak 41 unit, SLTP Negeri sebanyak 10 unit, SLTP

swasta sebanyak 21 unit, SLTA Negeri sebanyak 4 unit, SLTA Swasta sebanyak 10 unit

dan sarana pendidikan berupa pendidikan tinggi sebanyak 6 unit. Jumlah sarana

pendidikan berupa SD Negeri paling banyak terdapat di Kelurahan Semanggi KecamatanPasar Kliwon yaitu sebanyak 12 unit.

Tabel II.12 

Banyaknya Sarana Pendidikan di Kawasan I Kota Surakarta Tahun 2013

No Kecamatan/KelurahanSD

NegeriSD

SwastaSLTP N

SLTPSwasta

SLTAN

SLTASwasta

PT

A Kecamatan Pasar Kliwon

1 Joyosuran 4 2 0 0 0 1 0

2 Semanggi 12 4 0 1 0 2 0

3 Pasar Kliwon 2 1 0 0 0 0 0

4 Baluwarti 1 4 0 1 0 0 0

5 Gajahan 1 2 0 1 0 0 0

6 Kauman 0 0 0 2 0 0 0

7 Kampung Baru 0 3 1 3 0 0 0

8 Kedung Lumbu 5 3 3 1 1 0 0

9 Sangkrah 3 2 0 0 0 0 0

 Jumlah A 28 21 4 9 1 3 0

B Kecamatan Serengan

1 Joyokatan 3 1 0 1 0 1 0

2 Danukusuman 4 3 0 2 1 0 0

3 Serengan 3 3 2 1 0 1 1

4 Tipes 4 1 0 2 1 0 2

5 Kratonan 3 3 0 1 0 1 0

6 Jayengan 2 1 0 1 0 0 0

7 Kemlayan 0 1 0 1 0 0 0

 Jumlah B 19 13 2 9 2 3 3

Page 61: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 61/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 49 

No Kecamatan/KelurahanSD

NegeriSD

SwastaSLTP N

SLTPSwasta

SLTAN

SLTASwasta

PT

C Kecamatan Laweyan

1 Panularan 5 1 0 0 0 1 1

2 Sriwedari 1 0 1 0 1 0 0

3 Penumping 3 2 2 2 0 3 2

 Jumlah C 9 3 3 2 1 4 3

D Kecamatan Jebres

1 Sudiroprajan 1 1 0 0 0 0 0

2 Gandekan 1 2 0 0 0 0 0

3 Sewu 3 1 1 1 0 0 0

 Jumlah D 5 4 1 1 0 0 0

TOTAL 61 41 10 21 4 10 6

Sumber : BPS dalam Angka 2014

C.  Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan di Kawasan I Kota Surakarta pada tahun 2013 terdiri dari Rumah

sakit sebanyak 4 unit, balai Pengobatan sebanyak 17 unit, Puskesmas sebanyak 5 unit,

Puskesmas pembantu sebanyak 9 unit dan apotik sebanyak 36 unit. Rumah Sakit paling

banyak terdapat di Kecamatan Serengan yaitu sebanyak 3 unit, Balai Pengobatan paling

banyak terdapat Kecamatan Pasar Kliwon yaitu sebanyak 8 unit, sedangkan untuk sarana

kesehatan berupa apotik paling banyak terdapat di Kecamatan Pasar Kliwon yaitu

sebanyak 12 unit

Tabel II.13 

Banyaknya Sarana Kesehatan di Kawasan I Kota SurakartaTahun 2013

No Kecamatan/Kelurahan RS B. Pengobatan Puskesmas Pustu Apotik

A Kecamatan Pasar Kliwon

1 Joyosuran 0 1 0 1 2

2 Semanggi 0 1 0 1 3

3 Pasar Kliwon 1 2 0 0 2

4 Baluwarti 0 1 0 0 0

5 Gajahan 0 0 1 0 3

6 Kauman 0 0 0 0 07 Kampung Baru 0 0 0 0 1

8 Kedung Lumbu 0 1 0 0 0

9 Sangkrah 0 2 1 0 1

 Jumlah A 1 8 2 2 12

B Kecamatan Serengan

1 Joyokatan 0 1 0 1 0

2 Danukusuman 2 1 0 1 3

Page 62: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 62/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 50 

No Kecamatan/Kelurahan RS B. Pengobatan Puskesmas Pustu Apotik

3 Serengan 0 1 0 1 3

4 Tipes 0 0 0 1 2

5 Kratonan 0 1 1 0 4

6 Jayengan 1 3 1 0 17 Kemlayan 0 0 0 0 1

 Jumlah B 3 7 2 4 14

C Kecamatan Laweyan

1 Panularan 0 0 0 0 3

2 Sriwedari 0 0 0 1 0

3 Penumping 0 1 1 0 3

 Jumlah C 0 1 1 1 6

D Kecamatan Jebres

1 Sudiroprajan 0 0 0 0 2

2 Gandekan 0 1 0 1 2

3 Sewu 0 0 0 1 0

 Jumlah D 0 1 0 2 4TOTAL 4 17 5 9 36

Sumber : BPS dalam Angka 2014

D.  Sarana Peribadatan

Sarana Peribadatan di Kawasan I Kota Surakarta pada tahun 2013 terdiri dari masjid

sebanyak 178 unit, mushola sebanyak 94 unit, gereja sebanyak 55 unit,

Vihara/kuil/klenteng sebanyak 3 unit dan sarana peribadatan berupa pura sebanyak 1

unit. Sarana peribdatan paling banyak terdapat di Kecamatan Pasar Kliwon yaitu

sebanyak 91 unit, sarana peribadatan berupa mushola paling banyak terdapat di

Kecamatan Pasar Kliwon yaitu sebanyak 55 unit, sedangkan sarana peribadatan berupa

gereja paling banyak terdapat di Kecamatan Serengan yaitu sebanyak 19 unit

Tabel II.14 

Banyaknya Sarana Peribadatan di Kawasan I Kota SurakartaTahun 2013

No Kecamatan/Kelurahan Masjid Mushola Gereja Vihara/Kuil/Klenteng Pura

A Kecamatan Pasar Kliwon

1 Joyosuran 12 4 3 0 0

2 Semanggi 38 12 3 0 0

3 Pasar Kliwon 4 4 0 0 0

4 Baluwarti 4 12 1 0 1

5 Gajahan 4 2 4 0 0

6 Kauman 4 6 0 0 0

7 Kampung Baru 5 5 2 0 0

Page 63: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 63/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 51 

No Kecamatan/Kelurahan Masjid Mushola Gereja Vihara/Kuil/Klenteng Pura

8 Kedung Lumbu 7 6 2 1 0

9 Sangkrah 13 4 3 0 0

 Jumlah A 91 55 18 1 1

B Kecamatan Serengan

1 Joyokatan 7 6 4 0 0

2 Danukusuman 15 0 5 0 0

3 Serengan 8 3 4 0 0

4 Tipes 7 5 1 0 0

5 Kratonan 9 0 4 0 0

6 Jayengan 4 5 1 1 0

7 Kemlayan 2 1 0 0 0

 Jumlah B 52 20 19 1 0

C Kecamatan Laweyan1 Panularan 10 6 2 0 0

2 Sriwedari 8 1 2 0 0

3 Penumping 5 3 2 0 0

 Jumlah C 23 10 6 0 0

D Kecamatan Jebres

1 Sudiroprajan 2 0 3 1 0

2 Gandekan 4 5 7 0 0

3 Sewu 6 4 2 0 0

 Jumlah D 12 9 12 1 0

TOTAL 178 94 55 3 1Sumber : BPS dalam Angka 2014

E.  Sarana Perekonomian

Sarana Perekonomian di Kawasan I Kota Surakarta pada tahun 2013 sebanyak 5.815

unit yang terdiri dari pasar tradisional sebanyak 15 unit, supermarket sebanyak 42 unit,

toko/kios sebanyak 4.175 unit dan sarana perekonomian lainnya sebanyak 1.583 unit.

Kelurahan yang paling banyak memiliki sarana perekonomian adalah Kelurahan

Semanggi yaitu sebanyak 742 unit yang terdiri dari pasar tradisional sebanyak 4 unit,

supermarket sebanyak 2 unit, toko/kios/warung sebanyak 450 unit dan sarana

perekonomian lainnya sebanyak 286 unit.

Tabel II.15 

Banyaknya Sarana Perekonomian di Kawasan I Kota Surakarta

Page 64: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 64/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 52 

Tahun 2013

No Kecamatan/KelurahanPasar

TradisionalSupermarket/

swalayanToko/Kios/ Warung

Lainnya Jumlah

A Kecamatan Pasar Kliwon

1 Joyosuran 0 2 125 50 1772 Semanggi 4 2 450 286 742

3 Pasar Kliwon 1 2 85 50 138

4 Baluwarti 0 0 65 40 105

5 Gajahan 1 1 195 150 347

6 Kauman 0 0 115 60 175

7 Kampung Baru 0 0 100 58 158

8 Kedung Lumbu 1 2 98 60 161

9 Sangkrah 1 1 95 80 177

 Jumlah A 8 10 1328 834 2180

B Kecamatan Serengan

1 Joyokatan 0 2 244 74 320

2 Danukusuman 1 1 418 70 490

3 Serengan 0 2 291 103 396

4 Tipes 0 3 278 111 392

5 Kratonan 0 2 181 60 243

6 Jayengan 0 2 238 55 295

7 Kemlayan 1 14 419 53 487

 Jumlah B 2 26 2069 526 2623

C Kecamatan Laweyan

1 Panularan 1 1 203 22 227

2 Sriwedari 1 1 80 11 93

3 Penumping 1 1 45 38 85

 Jumlah C 3 3 328 71 405

D Kecamatan Jebres

1 Sudiroprajan 1 1 238 39 279

2 Gandekan 0 2 136 59 197

3 Sewu 1 0 76 54 131

 Jumlah D 2 3 450 152 607

TOTAL 15 42 4175 1583 5815

Sumber : BPS dalam Angka 2014

F.  Prasarana dan Sarana Transportasi

Prasarana transportasi di Kawasan I utamannya berupa jaringan jalan. Jalan-jalan

utama di kawasan yaitu meliputi :

1.   Jalan Kolektor Primer meliputi ruas jalan :

Page 65: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 65/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 53 

a)   Jalan Slamet Riyadi

b)   Jalan Brigadir Jendral Sudiarto

c)   Jalan Honggowongso

d)   Jalan Kapten Mulyadi

e)   Jalan Veteran

2.   Jalan Lokal Primer meliputi ruas jalan.

Tabel II.16  Jalan Lokal Primer di Kawasan I Kota Surakarta

No. Nama Jalan Fungsi

1.   Jalan Abioso Lokal Primer

2.   Jalan Batanghari Lokal Primer

3.   Jalan Beton Lokal Primer

4.   Jalan Bhayangkara Lokal Primer

5.   Jalan Bogowonto Lokal Primer

6.   Jalan Brigadir Sudiarto Lokal Primer

7.   Jalan Butuh Lokal Primer

8.   Jalan Cakra Lokal Primer

9.   Jalan Cempaka Lokal Primer

10.   Jalan Ciliwung Lokal Primer

11.   Jalan Cipunegara Lokal Primer

12.   Jalan Cisadane Lokal Primer

13.   Jalan Citandui Lokal Primer

14.   Jalan Citarum Lokal Primer15.   Jalan Cokrobaskoro Lokal Primer

16.   Jalan Cut Nyak Dien Lokal Primer

17.   Jalan Dewi Sartika Lokal Primer

18.   Jalan Dewutan Lokal Primer

19.   Jalan Dilagan Lokal Primer

20.   Jalan Dr.Wahidin Lokal Primer

21.   Jalan Gajah Suranto Lokal Primer

22.   Jalan Gajahan Lokal Primer

23.   Jalan Gatot Subroto Lokal Primer

24.   Jalan Gotong Royong Lokal Primer

25.   Jalan Hadiwijayan Lokal Primer

26.   Jalan Haryo Panularan Lokal Primer27.   Jalan Ibu Pertiwi Lokal Primer

28.   Jalan Jatayu Lokal Primer

29.   Jalan Juanda Kartasanjaya Lokal Primer

30.   Jalan Kadipolo Lokal Primer

31.   Jalan Kalilarangan Lokal Primer

32.   Jalan Kalimosodo Lokal Primer

33.   Jalan Kaliwidas 2 Lokal Primer

34.   Jalan Kebangkitan Nasional Lokal Primer

Page 66: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 66/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 54 

No. Nama Jalan Fungsi

35.   Jalan Kemlayan Lokal Primer

36.   Jalan Kepolisian Lokal Primer

37.   Jalan Ki Ageng Mangir Gg II Lokal Primer

38.   Jalan Kiai Gede Sala Lokal Primer39.   JalanKiai Gede Sala Lokal Primer

40.   Jalan Kiai Haji Ashari Lokal Primer

41.   Jalan Kiai Haji Wahid Hasyim Lokal Primer

42.   Jalan Kiai Mojo Lokal Primer

43.   Jalan Madukoro Lokal Primer

44.   Jalan Makam Brenggolo/Jamsaren Lokal Primer

45.   Jalan Manggis Lokal Primer

46.   Jalan Maospati Lokal Primer

47.   Jalan Muhammad Yamin Lokal Primer

48.   Jalan Museum Lokal Primer

49.   Jalan Nirbitan Lokal Primer

50.   Jalan Notoningratan Lokal Primer51.   Jalan Padmonegoro Lokal Primer

52.   Jalan Palu Lokal Primer

53.   Jalan Panembahan Lokal Primer

54.   Jalan Pangeran Wijil Lokal Primer

55.   Jalan Patimura Lokal Primer

56.   Jalan Ponconoko Lokal Primer

57.   Jalan Prof. Kahar Muzakir Lokal Primer

58.   Jalan Rajiman Lokal Primer

59.   Jalan Raya Solo Permai Lokal Primer

60.   Jalan Re Martadinata Lokal Primer

61.   Jalan Reksoninten Lokal Primer

62.   Jalan Roro Mendut Lokal Primer63.   Jalan Sampangan Lokal Primer

64.   Jalan Sasono Mulyo Lokal Primer

65.   Jalan Sawo Lokal Primer

66.   Jalan Senopati Lokal Primer

67.   Jalan Silir Lokal Primer

68.   Jalan Sorogeni Lokal Primer

69.   Jalan Sri Narendro Lokal Primer

70.   Jalan Stiyaki Lokal Primer

71.   Jalan Sunan Kalijaga Lokal Primer

72.   Jalan Sungai Barito Lokal Primer

73.   Jalan Sungai Indragiri Lokal Primer

74.   Jalan Sungai Kapuas Lokal Primer75.   Jalan Sungai Mahakam Lokal Primer

76.   Jalan Sungai Negara Lokal Primer

77.   Jalan Sungai Riam Kanan Lokal Primer

78.   Jalan Sungai Riam Kiri Lokal Primer

79.   Jalan Sungai Sebakung Lokal Primer

80.   Jalan Sungai Serayu Lokal Primer

81.   Jalan Supit Urang Lokal Primer

Page 67: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 67/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 55 

No. Nama Jalan Fungsi

82.   Jalan Sutowijoyo Lokal Primer

83.   Jalan Trisula Lokal Primer

84.   Jalan Untung Suropati Lokal Primer

85.   Jalan Widoro Kandang Lokal Primer86.   Jalan Wijaya Kusuma Lokal Primer

87.   Jalan Wiropaten Lokal Primer

88.   Jalan Wirotamtomo Lokal Primer

89.   Jalan Yos Sudarso Lokal Primer

90.   Jalan Kiai Gede Sala Lokal Primer

91.   Jalan Mayor Sunaryo Lokal Primer

92.   Jalan Ki Ageng Mangir Lokal Primer

93.   Jalan Poncowati Lokal Primer

94.   Jalan Sungai Batanghari Lokal Primer

Sumber : RDTR Kawasan I, th. 2013.

Sarana Transportasi di Kawasan I Kota Surakarta pada Tahun 2013 terdiri dari sarana

transportasi berupa mobil sebanyak 4.427 unit, sepeda motor sebanyak 20.765 unit, taxi

sebanyak 17 unit, angkutan kota sebanyak 183 unit, sarana transportasi berupa bus

sebanyak 97 unit dan truk sebanyak 198 unit. Jumlah sarana transportasi berupa mobil

paling banyak terdapat di Kelurahan Semanggi yaitu sebanyak 1.415 unit. Sarana

transportasi berupa sepeda motor paling banyak terdapat di Kelurahan Kampung Baru

yaitu sebanyak 2.745 unit.

Tabel II.17 Banyaknya Sarana Transportasi di Kawasan I Kota Surakarta

Tahun 2013

No Kecamatan/Kelurahan Mobil Sepeda Motor Taxi Angkot Bis Truk

A Kecamatan Pasar Kliwon

1 Joyosuran 85 1.100 0 0 0 0

2 Semanggi 1.415 2.125 4 35 0 30

3 Pasar Kliwon 175 975 3 5 1 2

4 Baluwarti 25 370 0 0 1 1

5 Gajahan 55 865 0 10 0 5

6 Kauman 175 570 0 0 0 07 Kampung Baru 765 2.745 4 0 1 43

8 Kedung Lumbu 202 1.356 0 58 0 7

9 Sangkrah 105 1.995 4 0 1 10

 Jumlah A 3.002 12.101 15 108 4 98

B Kecamatan Serengan

1 Joyokatan 47 308 0 33 56 54

2 Danukusuman 86 492 0 19 27 0

Page 68: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 68/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 56 

No Kecamatan/Kelurahan Mobil Sepeda Motor Taxi Angkot Bis Truk

3 Serengan 78 1.923 2 3 0 0

4 Tipes 303 1.175 0 5 4 18

5 Kratonan 126 1.220 0 0 0 9

6 Jayengan 59 202 0 10 0 11

7 Kemlayan 122 263 0 5 0 0

 Jumlah B 821 5.583 2 75 87 92

C Kecamatan Laweyan

1 Panularan 102 300 0 0 0 0

2 Sriwedari 89 285 0 0 0 0

3 Penumping 115 948 0 0 0 0

 Jumlah C 306 1.533 0 0 0 0

D Kecamatan Jebres

1 Sudiroprajan 130 276 0 0 0 0

2 Gandekan 78 298 0 0 0 03 Sewu 90 974 0 0 6 8

 Jumlah D 298 1.548 0 0 6 8

TOTAL 4.427 20.765 17 183 97 198

Sumber : BPS dalam Angka 2014

Kemampuan sistem transportasi Kawasan I Kota Surakarta dapat dilihat dari kinerja

ruas jalan pada jalan utama di Kawasn I Kota Surakarta seperti pada tabel berikut.

Tabel II.18 Kinerja Ruas Jalan pada Jalan Utama Kota Surakarta

No Ruas Jalan Panjang

Ruas

Volume lalu

lintas

(kend/ jam)

Kapasitas

(kend/jam)

v/c ratio

1 Jl. Slamet Riyadi 3.500 4432.75 5568 0.7961

2 Jl. Kol. Sutarto 1.300 2834.6 5194 0.5457

3 Jl. Veteran 2.275 1768.35 4978 0.3552

4 Jl. Rajiman 2.000 1607.3 3980 0.4038Sumber : Status Lingkungan Hidup, 2011

G.  Prasarana Drainase

Sistem drainase kawasan I Kota Surakarta merupakan bagian dari system yang

dikembangkan sejak jaman penjajahan Belanda dengan memanfaatkan beberapa sungai

alam yang ada, yaitu Bengawan Solo (sebagai aliran akhir), Kali Jenes, Kali Pepe dan kali

Page 69: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 69/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 57 

Pelemwulung yang semuanya bermuara ke Bengawan Solo. Menurut daerah

tangkapannya system drainase kawasan ini dapat dibedakan menjadi :

  Sistem makro meliputi saluran aliran sungai yang melintasi kota Surakarta dan

mengalir menuju sungai Bengawan Solo yaitu Kali Tanggul/Wingko.

  Sistem mikro meliputi saluran drainase utama di bagian tengah kota yaitu Kali

Pepe Hilir dan Kali Jenes serta saluran tersier dan sekunder/kolektor dalam kota.

Adapun keempat kali yang melalui Kawasan I tersebut sebagaimana terlihat dalam

peta berikut ini.Berdasarkan peta kerawanan bencana di Kota Surakarta, maka diketahui

beberapa wilayah di Kawasan I ini merupakan daerah rawan terjadi banjir/genangan,

yaitu di sekitar aliran Sungai Bengawan Solo, meliputi wilayah :

Kec. Serengan :  Kelurahan Serengan,

  Kelurahan Danukusuman

  Kelurahan Joyotakan;

Kec. Pasarkliwon :

  Kelurahan Joyosuran,

  Kelurahan Gajahan,

  Kelurahan Baluwarti,

  Kelurahan Semanggi,

  Kelurahan Sangkrah,

  Kelurahan Pasar Kliwon.

Kec. Jebres :

  Kelurahan Sewu,

  KecKelurahan Gandekan,

  Kelurahan Pucangsawit,

  Kelurahan Jagalan.

Page 70: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 70/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 58 

Gambar 2.9 Anak Sungai Bengawan Solo di Kota Surakarta

Kawasan I 

Page 71: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 71/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 59 

Kawasan I 

Penyusunan KLHS RDTRKota Surakarta Kawasan I 

Page 72: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 72/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 60 

H.  Prasarana Pengelolaan Sampah

Secara umum pengelolaan sampah di kawasan I merupakan bagian dari pengelolaan

sampah di Kota Surakarta yang kondisi secara keseluruhan ditunjukkan dengan data

teknis operasional sebagai berikut :

Tabel II.19Teknis Operasional Pelayanan Persampahan di Kota Surakarta Tahun 2013

No. Uraian Volume

1 Cakupan pelayanan persampahan 65,12 %

2 Perkiraan timbulan sampah 1.490.969 liter/hari

3 Timbulan sampah yang terangkut: 970.918,7 liter

4 Cakupan wilayah pelayanan 100 %

Sumber: Bappeda Kota Surakarta, 2013

Pengelolaan sampah di Kota Surakarta ini dilakukan oleh beberapa pihak sebagai

berikut :

  Dari rumah tangga sampai TPS dikelola oleh LPMK/kelurahan

  Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta mengelola sampah dari TPS

sampai TPA

  Dinas Pengelolaan Persampahan Pasar: mengelola sampah di 37 lokasi Pasar keTPA (memakai armada sendiri)

  Unit Pelaksana Teknis Daerah Terminal: mengelola sampah di lokasi TPS di

terminal selanjutnya di buang langsung ke TPA dengan armada terminal

TPS memberlakukan jam pembuangan sampai jam 14.00 WIB dalam praktek

pengelolaan sampah, prinsipnya adalah: sampah terangkut pada siang hari dan bersih

pada malam hari, memindahkan TPS-TPA yang dekat dengan lingkungan pemukiman

dan diganti TPS transfer DEPO. TPS transfer DEPO adalah tempat bertemunya gerobak

dengan armada DKP, sampah langsung dimuat di armada sampah.

Timbunan sampah di Kota Surakarta mencapai 972 m3/hari sampah pada tahun 2013,

yang meliputi:

  Sampah rumah tangga dan fasilitas umum lainnya 732 m3 /hari

  Sampah pasar 240 m3 /hari

Page 73: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 73/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 61 

Kelurahan secara langsung mengelola sarana dan prasarana pengumpul sampah

seperti Becak Sampah/Gerobag Dorong Sampah, Gerobak Motor Sampah.

Institusi Penghasil Sampah Lainnya seperti Pusat Perbelanjaan/Mall , Industri, Hotel,

Sarana Kesehatan yang volume sampahnya kurang dari 1 m3/hari diambil oleh DKP,

sedangkan volume sampah melebihi 1 m3/hari dibuang sendiri oleh institusi yang

bersangkutan langsung ke TPA Putri Cempo di Kec. Mojosongo.

Penanganan sampah di Kota Surakarta saat ini secara lebih rinci dapat dapat dijelaskan

sebagai berikut :

  Pengumpulan sampah dari jalan utama / protokol :Sampah dari jalan

utama/protokol dikumpulkan oleh tenaga kebersihan dari DKP dan dibawa ke TPS

terdekat atau kontainer. Sampah dari TPS/kontainer kemudian dibawa ke TPAPutri Cempo menggunakan armada DKP.

  Pengumpulan sampah dari pasar :Sampah dari pasar dikumpulkan oleh tenaga

kebersihan DPP. Sampah kemudian dibawa ke TPS pasar/kontainer , selanjutnya

dibawa ke TPA Putri Cempo menggunakan armada DPP.

  Pengumpulan sampah dari lingkungan permukiman :Sampah dikumpulkan dari

tempat sampah rumah tangga dan kios/warung perumahan kemudian dibawa ke

TPS yang terdekat oleh tenaga sampah yang dipekerjakan Kelurahan atau

masyarakat.Sampah dibawa menggunakan Gerobak sampah atau gerobak motor

sampah.Kemudian DKP mengangkut sampah dari TPS ke TPA Putri Cempo

menggunakan armada Truk.

  Pengumpulan dari institusi lainnya (Perkantoran, Tempat-tempat Kesehatan,

Pasar Modern, Hotel, Sekolahan, Fasum, Industri) :Sampah yang berasal dari

institusi lainnya dikumpulkan oleh tenaga kebersihan yang dipekerjakan oleh

institusi lainnya dibawa ke TPS selanjutnya dibawa ke TPA Putri Cempo

menggunakan armada DKP.Sampah yang mempunyai berat lebih besar dari 1 m3

langsung dibawa ke TPA Putri Cempo dengan menggunakan armada institusi

lainnya. 

Saat ini terdapat permasalahan teknis operasional persampahan di Kota Surakarta

termasuk Kawasan I antara lain:

Page 74: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 74/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 62 

  Cakupan pelayanan masih belum menjangkau wilayah yang seharusnya ditangani

dengan off site system, sehingga banyak sampah yang dibuang ke sungai atau

lapangan area terbuka.

   Jumlah sarana dan prasarana kurang, dibandingkan dengan jumlah timbulan

sampah yang terjadi.

  Kualitas sarana dan prasarana kurang memadai, beberapa peralatan sudah melebihi

usia peruntukan (life time) dan dalam kondisi rusak.

  Pola penanganan sampah masih bertumpu pada pola penanganan on site individu

setempat (menimbun di pekarangan) dan pola konvensional, dimana sampah dari

sumber sampah, diwadahi, dikumpulkan, dan diangkut ke pembuangan akhir.

Upaya pengurangan sampah dari sumbernya sudah ada tetapi masih sangat kecil.Konsekuensi pola ini dibutuhkan biaya inventasi dan operasional yang besar.

  Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) terkonsentrasi pada TPA Pitri Cempo

yang masih menggunakan system open dumping, kurangnya luas lahan serta

fasilitas TPA.

  Pengembangan cakupan pelayanan tidak terencana dengan baik, sehingga wilayah-

wilayah baru yang potensial tidak ditangani dengan cepat (terutama perumahan

dan kawasan baru).

I.  Prasarana Sanitasi Lingkungan

Sanitasi perkotaan merupakan salah satu indikator suatu kota yang sehat dan

berkelanjutan. Sebagaimana diketahui, sebagian besar masyarakat Kota Surakarta dalam

penanganan limbah domestik menggunakan sistem on site dengan septik tank dan

peresapan ke tanah. Kota Surakarta telah membangun sarana penanganan limbah cair

domestik dengan sistem perpipaan, namun belum semua masyarakat kota Surakarta

terjangkau oleh sarana pelayanan ini. Wilayah kawasan I yang telah terlayani sanitasi off-

site dengan pengolahan pada IPAL Semanggi yang berkapasitas 60 ltr/dtk adalah

sebagai berikut :

Page 75: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 75/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 63 

Tabel II.20Cakupan Pelayanan Sistem Off-site di Kawasan I 

No Kelurahan Jumlah SR

Wilayah Pelayanan Selatan 8.157

(1) Kampungbaru 71(2) Tipes 787

(3) Kemlayan 25

(4) Serengan 1.004

(5) Danukusuman 618

(6) Joyosuran 696

(7) Penumping 130

(8) Sriwedari 126

(9) Jayengan 171

(10) Kauman 108

(11) Kedunglumbu 140

(12) Pasarkliwon 60

(13) Baluwarti 125

(14) Semanggi 1.093

Total Keseluruhan 12.714

Sumber : PDAM Kota Surakarta, 2014

Melihat kondisi tersebut penanganan air kotor tidak bisa dipandang sebelah mata dan

merupakan tanggung jawab bersama. Pencemaran yang meluas akan sangat merugikan

dan menjadi ancaman terhadap kesehatan masyarakat, pencemaran air tanah dan badan

air/sungai.Untuk itu isu pengelolaan sanitasi ini perlu diperhatikan dalam perencanaan

RDTR pada kawasan ini.Tingkat risiko air limbah di kawasan ini dapat digambarkan

pada gambar berikut ini.

Page 76: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 76/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 64 

Gambar 2.10  Tingkat Risiko Air Limbah di Kota SurakartaSumber :PDAM Kota Surakarta (2014)

Selain itu, berdasarkan data Status Lingkungan Hidup Kota Surakarta, diketahui status

mutu air sungai di Kota Surakarta untuk mengetahui kondisi mutu air menunjukkan

kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan

membandingkan terhadap baku mutu air yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

Berdasarkan pengambilan sampel di enam sungai di Surakarta dengan mengacu pada PP

No. 82 Tahun 2001, ada beberapa sungai yang tercemar, termasuk yang mengalir melalui

Kawasan I.

Pencemaran sungai terjadi di Sungai Pepe bagian hulu tercemar oleh nitrat, bagian

tengah tercemar oleh logam Cu, dan bagian hilir tercemar oleh logam Cu dan Nitrat. Di

Kawasan I 

Page 77: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 77/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 65 

Sungai Brojo, daerah yang tercemar adalah hilir, tengah, dan hulu, zat pencemarnya

adalah Cu. Selain itu, pada daerah hilir terdapat COD yang melibihi ambang batas.

Kelebihan COD ini dapat menyebabkan kualitas air menurun. Sedangkan Sungai Jenes

bagian hilir tercemar Cu dan Nitrat.Data pencemaran sungai dapat dilihat pada tabel

berikut. 

Tabel II.21  Pencemaran SungaiLokasi Sampel S. Pepe S. Brojo S. Jenes

Hulu Nitrat Cu -

Tengah Cu Cu -

Hilir Cu, Nitrat Cu, COD Cu, Nitrat

Sumber: Dokumen Status Lingkungan Hidup, BLH (2012)

 J.  Permasalahan Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota

Ruang terbuka hijau (RTH) kota merupakan bagian dari penataan ruang perkotaan yang

berfungsi sebagai kawasan lindung yang menjaga keseimbangan lingkungan kota.

Kawasan hijau kota terdiri atas pertamanan kota, hutan kota, RTH untuk rekreasi kota,

RTH untuk olahraga, dan RTH pekarangan. Dalam UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan

Ruang disebutkan bahwa jumlah RTH disetiap kota harus sebesar 30 % dari luas kota

tersebut. Menurut Purnomohadi (2008), RTH perkotaan adalah bagian dari ruang-ruang

terbuka suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan, tanaman dan vegetasi. Fungsiekologis RTH adalah dapat meningkatkan kualitas air tanah, mencegah banjir, mengurangi

polusi udara, dan pengaturan iklim mikro. Fungsi lainnya yaitu sosial-ekonomi untuk

memberikan fungsi sebagai ruang interaksi sosial, sarana rekreasi, dan sebagai

landmarkkota. Sementara evakuasi berfungsi antara lain untuk tempat pengungsian saat

terjadi bencana alam.

RTH di Kawasan I Kota Surakarta saat ini berbentuk RTH public berupa alun-alun,

lapangan olah raga, makam, RTH jalur jalan, sempadan sungai, dan RTH privat yang

seperti RTH perumahan, perdagangan dan jasa serta fasilitas umum. Jumlah RTH ini saat

sekarang masih sangat terbatas baik dalam kuantitas maupun kualitasnya. Sebaran RTH

public dimaksud dapat digambarkan pada peta di bawah ini.

Page 78: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 78/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 66 

Gambar 2.11 Sebaran RTH Di Kawasan I Kota Surakarta

Page 79: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 79/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 67 

2.4.  IDENTIFIKASI ISU-ISU PENGEMBANGAN WILAYAH BERKELANJUTAN

Identifikasi isu-isu pembangunan berkelanjutan merupakan tahapan pelaksanaan KLHS

yang dilakukan dengan tujuan untuk :

  Menetapkan isu-isu pembangunan berkelanjutan yangmeliputi aspek sosial, aspek ekonomidan aspek lingkunganhidup atau keterkaitan antar ketiga aspek tersebut.

  Membahas isu secara terfokus dan signifikan.

  Membantu menentukan capaian tujuan pembangunanberkelanjutan sebagai acuan bagi

penentuan dan/ataupenilaian substansi kebijakan, rencana dan/atau program.

Perumusan isu strategis pembangunan berkelanjutan dalam KLHS RDTR dilakukan

berdasarkan prioritas dengan mempertimbangkan beberapa hal-hal sebagai berikut :

  Karakteristik wilayah;

  Signifikansi potensi dampak terhadap lingkungan hidup;

  Keterkaitan antar isu strategis pembangunan berkelanjutan;

  Keterkaitan dengan materi muatan KRP;

  Masukan masyarakat dan pemangku kepentingan;

  Basis data hasil olahan maupu hasil studi terkait yang pernah dilakukan; dan

  Isu strategis yang terkait dengan kriteria pembangunan berkelanjutan (ekonomi, sosial, dan

lingkungan), dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

Selanjutnya pengelompokan isu-isu pembangunan berkelanjutan dapat dilakukan

dengan berdasarkan salah satu aspek atau kombinasi dari beberapa aspek sebagai berikut :

1.  Aspek pembangunan berkelanjutan, yaitu :

  aspek sosial,

  aspek ekonomi, dan  aspek lingkungan.

2.  Aspek muatan KLHS yang tertuang dalam Pasal 16 UUPPLH, yaitu :

  kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan;

  perkiraan mengenai dampak dan risiko lingkungan hidup;

  kinerja layanan/jasa ekosistem;

  efisiensi pemanfaatan sumber daya alam;

  tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim; dan

  tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.

3.  Aspek muatan KLHS yang tertuang dalam penjelasan Pasal 15 ayat 2 huruf b, yaitu dampak

dan/atau risiko lingkungan hidup yang meliputi:  perubahan iklim;

  kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati;

  peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan,

dan/atau kebakaran hutan dan lahan;

  penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam;

Page 80: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 80/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 68 

  peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan;

  peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan

sekelompok masyarakat; dan/atau

  peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.

Berdasarkan kajian yang mempertimbangkan hal-hal diatas, maka dapat dirumuskan

identifikasi isu pembangunan berkelanjutan dalam penyusunan KLHS RDTR Kawasan I

sebagai berikut:

Tabel II.22 

Identifikasi Isu Pembangunan Berkelanjutan

No

Pengelompokan Isu

Pembangunan

Berkelanjutan

Keterangan

1 Masih tingginya jumlah

masyarakat yangberpenghasilan

rendah/pra-sejahtera

 Terdapat 16 % penduduk tinggal di rumah yang tidak layak

huni.  Jumlah penduduk cukup besar yang bekerja di sector informal.

2 Masih adanya lingkungan

permukiman yang tidak

layak huni atau kawasan

kumuh perkotaan

 Terdapat kawasan kumuh perkotaan seluas 92,1 ha pada 10

lokasi.

 Terdapat 16 % penduduk tinggal di rumah yang tidak layak

huni.

 Sarana hunian berupa rumah susun baru terdapat pada dua

lokasi yang menampung 388 KK.

3 Belum optimalnya

penyediaan sarana

prasarana pengelolaan

sampah

 Meningkatnya produksi sampah.

 Rendahnya jangkauan layanan persampahan.

 Permasalahan pengumpulan dan pengolahan sampah.

 Permasalahan sampah pasar kota dan Pedagang Kaki Lima

(PKL).

 Masih rendahnya kesadaran masyarakat mengelola sampah,

masih terdapat pembuangan sampah di tempat terbuka

(misalnya sungai)

4 Permasalahan drainase

perkotaan

 Dampak perubahan iklim menyebabkan tingginya curah hujan

pada musim penghujan.

 Tingginya aliran permukaan pada puncak musim hujan

melampaui daya tampung sungai dan saluran drainase tidak

sehingga terjadi luapan banjir/genangan di kawasan sekitarnya. Sempadan sungai menyempit, penurunan vegetasi sempadan

sungai semakin mempercepat kerusakan badan sungai.

 Permasalalahan sistem drainase kota.

5 Permasalahan

pencemaran lingkungan

 Kondisi kualitas air sungai tercemar.

 Layanan pengelolaan air limbah off-site perpipaan baru

mencapai 17%.

Page 81: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 81/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 69 

No

Pengelompokan Isu

Pembangunan

Berkelanjutan

Keterangan

 Sanitasi lingkungan yang tidak layak potensial menyebabkan

masalah kesehatan lingkungan. Terdapat wilayah dengan risiko pencemaran air limbah cukup

tinggi.

 Dampak yang ditimbukan yaitu adanya pencemaran lingkungan

(terutama air dan tanah).

6 Kurangnya Ruang

Terbuka Hijau (RTH)

 Kurangnya ketersediaan RTH digambarkan dari masih

terbatasnya RTH baik RTH privat maupun publik.

 Masih rendahnya kualitas vegetasi pada RTH yang ada,

misalnya RTH jalur jalan dan sempadan sungai.

 Dampak yang ditimbulkan dari kurangnya RTH antara lain:

 Kurangnya sarana/tempat sebagai media interaksi sosial

untuk masyarakat

 Meningkatnya ancaman terhadap dampak perubahan iklim

 Meningkatnya suhu udara kawasan.

 Berkurangnya fungsi konservasi sumberdaya air.

 Meningkatnya efek gas rumah kaca / GRK (dalam konteks

perubahan iklim)

 Ancaman RTH sempadan sungai.

 Ancaman RTH tepi jalan karena aktifitas perkotaan.

 Belum optimalnya RTH pemakaman.

7 Masalah transportasi kota  Belum optimalnya layanan angkutan umum missal.

 Tingginya pertumbuhan kendaraan pribadi. Menurunnya kinerja jalan.

 Timbulnya masalah kemacetan lalu-lintas.

 Dampak terjadinya polusi udara.

8 Potensi cagar budaya  Beberapa lokasi cagar budaya di Kawasan I Kota Surakarta

adalah :

  Kawasan keraton di Kel. Baluwarti,

  Kawasan Kampung Batik (Kauman),

  Kawasan Kampung Etnik Arab (Pasar Kliwon),

  Kampung Semanggi, dan

  Kawasan Sriwedari.

Sumber : Analisis, 2014

Page 82: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 82/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 70 

2.5.  RUMUSAN TUJUAN PENATAAN, PRINSIP-PRINSIP PENATAAN RUANG

DAN/ATAU PROGRAM YANG TELAH DISEPAKATI DITELAAH

Rumusan tujuan penataan, prinsip-prinsip penataan ruang dan/atau program yang

telah disepakati ditelaah dalam hal ini merupakan substansi RDTR Kawasan I Kota Surakarta

yang telah disusun pada tahun 2013 sengan muatan sebagai berikut.

2.5.1.  Tujuan penataan Kawasan I Kota Surakarta

Tujuan penataan Kawasan I Kota Surakarta yang merujuk pada fungsi kawasan yang

telah ditetapkan didalam RTRW, yaitu kawasan I sebagai sub pusat pelayanan I memiliki

fungsi sebagai kawasan pariwisata, perdagangan dan jasa serta olar-raga dan RTH, maka

penetapan Tujuan Penataan BWP Kawasan I adalah sebagai berikut: Terwujudnya Kawasan Wisata Budaya Yang Lestari dan Memadukan Perkembangan Sejarah Kuno, Kini, Nanti.

Komponen pengembangan:

   Wisata budaya : bangunan bersejarah Kota Surakarta yang meliputi:

 Jalur Jalan Slamet Riyadi, Taman Sriwedari, Stadion

Sriwedari, Museum Radya Pustaka, Keraton Kasunanan

Surakarta, Kampung Kauman, Masjid Mangkoenegaran,

Kampung Baluwarti, Masjid Agung Surakarta, Pasar

Klewer, Benteng Vastenburg, Rumah Sakit Kustati dan

Masjid Jami’ Assegaf, Kampung Semanggi, Klenteng Tie

Kok Sie, Pasar Gede

  Perkembangan Sejarah

Kuno, Kini dan Nanti

: Pengembangan wisata budaya dengan menampilkan

sejarah Kota Surakarta (Kuno) dengan kemasan kekinian

sehingga terlihat sesuai dengan zaman, dan dapat

dilangsungkan dan berkelanjutan sampai dengan nanti

2.5.2.  Rencana Pola Ruang

1.  Zona Lindung

Kawasan lindung berfungsi utama untuk melindungi kelestarian sumberdaya alam,

sumberdaya buatan seperti tanah, air, iklim, tumbuhan, keanekaragaman hayati, satwa, tipe

ekosistem dan keunikan alam serta nilai budaya dan sejarah bangsa guna kepentingan

Page 83: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 83/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 71 

pembangunan berkelanjutan. Di dalam kawasan ini tidak diperkenankan adanya kegiatan

budidaya yang dapat mengurangi atau merusak fungsi lindungnya, kecuali digunakan untuk

meningkatkan fungsi lindungnya

B.  Kawasan Perlindungan Setempat 

1)  Sempadan Sungai

Kawasan sempadan sungai merupakan kawasan sepanjang kiri dan kanan sungai,

termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat

penting untuk mempertahankan fungsi sungai. Sempadan Sungai di Kota Surakarta

dengan mempertimbangkan PP Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai yang

didalamnya mengatur garis sempadan sungai untuk kawasan perkotaan dan kajian

atau penetapan dari BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) untuk Kota Surakarta.Rencana pengelolaan kawasan sempadan sungai dan saluran di Kawasan I Kota

Surakarta adalah sebagai berikut:

Sungai bertanggul a)  Sungai bertanggul adalah 3 (tiga) meter di sebelah luarsepanjang kaki tanggul;

Sungai tidak bertanggul a)  Sungai berkedalaman kurang dari 3 meter adalah 10(sepuluh) meter;

b)  Sungai berkedalaman 3 (tiga) sampai 20 (dua puluh) meteradalah 15 (lima belas) meter;

Saluran bertanggul a)  3 (tiga) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengandebit 4 m3/detik atau lebih;

b)  2 (dua) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengandebit 1 – 4 m3/detik;

c)  1 (satu) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengandebit kurang 1 m3/detik

Saluran tidak bertanggul a)  4 (empat) kali kedalaman saluran lalu ditambah5 (lima) meter untuk saluran irigasi dan pembuangandengan debit 4 m3/detik;

b)  4 (empat) kali kedalaman saluran ditambah 3(tiga) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengandebit 1-4 m3/detik;

c)  4 (empat) kali kedalaman saluran ditambah 2(dua) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan

debit kurang dari 1 m3/detik.2)   Jalan Persimpangan Sebidang  

a.  Persimpangan Sebidang

  untuk pertigaan, terletak pada sisi-sisi segitiga yang titik sudutnya

ditentukan dari titik pusat pertemuan as jalan masing-masing yaitu : adalah

0,5 kali lebar jalan yang bersangkutan

Page 84: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 84/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 72 

  untuk perempatan, terletak pada sisi-sisi segi empat yang titik sudutnya

ditentukan dari titik pusat pertemuan as jalan masing-masing yaitu 3 (tiga)

kali lebar jalan.

3)   Jalan Tikungan

Garis sempadan jalan tikungan terletak pada garis lengkung yang merupakan

perbatasan dari tali busur yang masing-masing menghubungkan dua titik di as jalan

dan yang meliputi suatu busur dari sumbu itu yaitu: 3 (tiga) kali lebar jalan

4)  Sempadan Industri, Sempadan SUTET dan Sempadan Rel KA

Sempadan Rel Kereta Api di Kawasan I Kota Surakarta yaitu.

a.  Garis sempadan jalan rel kereta api adalah 6 meter dan batas daerah manfaat jalan

rel terdekat apabila jalan rel kereta api itu terletak diatas tanah yang rata.b.  Garis sempadan jalan rel kereta api adalah 2 meter dihitung dari kaki talud

apabila jalan rel kereta api itu terletak diatas tanah yang ditingkatkan.

c.  Garis sempadan jalan rel kereta api adalah 2 meter ditambah lebar lereng sampai

puncak dihitung dari daerah manfaat jalan rel kereta api apabila jalan rel kereta

api itu terletak di dalam galian.

d.  Garis sempadan jalan rel kereta api pada belokan adalah 18 meter diukur dari

lengkung dalam sampai tepi daerah manfaat jalan. Dalam peralihan jalan lurus ke

 jalan lengkung diluar daerah manfaat jalan harus ada jalur tanah yang bebas yang

secara berangsur-angsur melebar dari batas terluar damija rel kereta api sampai 18

meter. Garis sempadan jalan rel kereta api tidak berlaku apabila jalan rel kereta api

tersebut terletak dalam galian.

e.  Garis sempadan jalan perlintasan sebidang antara jalan rel kereta api dengan jalan

adalah 150 meter dari daerah manfaat jalan rel kereta api pada titik perpotongan

as jalan rel kereta api dengan daerah manfaat jalan dan secara berangsur-angsur

menuju batas atau garis sempadan jalan rel kereta api pada titik 500 meter darititik perpotongan as jalan rel kereta api dengan as jalan.

Sempadan SUTET merupakan sempadan untuk saluran udara tegangan ekstra tinggi.

Garis sempadan SUTET diatur dalam Permen PU no. 5 tahun 2008. Garis sempadan

 jaringan tenaga listrik adalah 64 meter yang ditetapkan dari titik tengah jaringan

Page 85: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 85/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 73 

tenaga listrik. Ketentuan jarak bebas minimum antara SUTET dengan tanah dan benda

lain ditetapkan sebagai berikut.

LokasiSUTET

(500 KV)Bangunan Industri 20 m

Pompa bensin 20 m

Penimbunan bahan bakar 50 m

Pagar 3 m

Lapangan Terbuka 15 m

 Jalan Raya 15 m

Pepohonan 8,5 m

Bangunan tahan api 8,5 m

Rel kereta api 15 m

 Jembatan besi/tangga besi/kereta listrik 8,5 m

Dari titik tertinggi tiang kapal 8,5 m

Lapangan olahraga 14 m

SUTT lainnya penghantar udara tegangan rendah, dll 8,5

Sumber : Permen PU no.5 tahun 2008

Untuk sempadan industri merupakan sempadan atau barier seperti jalur hijau yang

mengelilingi kawasan industri. Adapun ketentuan sempadan diatur lebih lanjut

didalam peraturan, yaitu :

a.  Garis sempadan bangunan terhadap sungai bertanggul didalam kawasan perkotaan 

ditetapkan 8 meter dari sebelah luar sepanjang kaki tanggul. Sedangkan garis

sempadan bangunan terhadap sungai bertanggul diluar kawasan perkotaan ditetapkan

10 meter dari sebelah luar sepanjang kaki tanggul.

b.  Khusus garis sempadan bangunan industri dan pergudangan terhadap sungai

bertanggul di dalam kawasan perkotaan  ditetapkan 13 meter dari sebelah luar

sepanjang kaki tanggul. Sedangkan diluar kawasan perkotaan ditetapkan 15 meter dari

sebelah luar sepanjang kaki tanggul.

C.  Zona Ruang Terbuka Hijau

Pada lingkup perkotaan di Kawasan I Kota Surakarta. Kawasan ini merupakan tempat

yang cocok untuk mengawali program pelestarian ruang terbuka hijau di Kawasan I Kota

Surakarta. Kawasan ini bertujuan untuk menciptakan ruang kota yang manusiawi, hijau,

Page 86: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 86/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 74 

sejuk, dan estetis. Fungsi-fungsi yang diperkenankan di kawasan hijau kota didalam

Kawasan I Kota Surakarta adalah sebagai RTH Taman, jalur hijau, dan RTH pemakaman

  RTH Taman Kota

RTH Taman kota adalah taman yang ditujukan untuk melayani penduduk satu kota

atau bagian wilayah kota. Taman ini melayani minimal 480.000 penduduk dengan

standar minimal 0,3 m2 per penduduk kota, dengan luas taman minimal 144.000 m2.

Taman ini dapat berbentuk sebagai RTH (lapangan hijau), yang dilengkapi dengan

fasilitas rekreasi dan olah raga, dan kompleks olah raga dengan minimal RTH 80% -

90%.Semua fasilitas tersebut terbuka untuk umum.

  RTH Jalur Hijau Jalan

Untuk jalur hijau jalan, RTH dapat disediakan dengan penempatan tanaman antara20–30% dari ruang milik jalan (rumija) sesuai dengan kelas jalan.Untuk menentukan

pemilihan jenis tanaman, perlu memperhatikan 2 (dua) hal, yaitu fungsi tanaman dan

persyaratan penempatannya.Disarankan agar dipilih jenis tanaman khas daerah

setempat, yang disukai oleh burung-burung, serta tingkat evapotranspirasi rendah.

  RTH Pemakaman

Penyediaan ruang terbuka hijau pada areal pemakaman disamping memiliki fungsi

utama sebagai tempat penguburan jenasah juga memiliki fungsi ekologis yaitu sebagai

daerah resapan air, tempat pertumbuhan berbagai jenis vegetasi, pencipta iklim mikro

serta tempat hidup burung serta fungsi sosial masyarakat disekitar seperti beristirahat

dan sebagai sumber pendapatan

2.  Zona Budidaya

Kawasan budidaya merupakan kawasan yang memiliki kondisi fisik dan potensi

sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan bagi kepentingan produksi dalam rangka

memenuhi kebutuhan manusia.Kawasan budidaya terbagi dalam kawasan budidaya pertaniandan non pertanian.Wilayah seperti ini statusnya dapat dialihfungsikan. Sedangkan kawasan

budidaya non pertanian meliputi kawasan peruntukkan industri, pertambangan, Fasilitas

ekonomi, permukiman, Fasilitas sosial yang dalam penggunaannya tidak dapat

dialihfungsikan.

Page 87: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 87/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 75 

A.  Zona Perumahan

Kawasan I Kota Surakarta memiliki karakteristik permukiman padat.Hal ini dapat

dilihat dari jumlah backlog rumahnya.Rata-rata setiap rumah dihuni oleh 4 KK sehingga

rumah menjadi sempit dan berdesakan. Jumlah kekurangan rumah atau backlog di

Kawasan I sebesar 10.050 unit dari selisih jumlah rumah sebesar 36.997 unit dengan jumlah

KK sebesar 47.047 jiwa

Arah pengembangan dan pemenuhan kebutuhan akan perumahan dialokasikan diluar

kawasan I ini, yang memang dalam RTRW direncanakan didalam pengembangan

perumahan dan kawasan permukiman. Arahan kawasan perumahan kepadatan tinggi

dilakukan melalui :

  Peningkatan kualitas prasarana lingkungan perumahan dan penyediaan ruang terbukahijau dan ruang terbuka non hijau;

  Peningkatan kualitas hunian di kawasan perumahan melalui pembangunan

perumahan secara vertikal; dan

  Menetapkan koefisien dasar bangunan maksimal 80% dalam setiap pembangunan

kawasan perumahan

Pengembangan kawasan permukiman dan perumahan dilakukan berdasarkan pola

sistem unit lingkungan. Rencana pengembangan kawasan permukiman berkepadatan

tinggi diarahkan di sekitar pusat kota, hal ini disesuaikan dengan kecenderungan

perkembangannya. Untuk permukiman dengan kepadatan sedang dan rendah diarahkan

pada daerah pengembangan (di wilayah utara kota) sedangkan untuk diwilayah kita

diperuntukkan sebagai kawasan permukiman kepadatan tinggi.

Adapun metoda pengembangan permukiman dengan kepadatan tinggi direncanakan

melalui cara rehabilitasi atau program perbaikan dan peningkatan kualitas lingkungan

dengan mengutamakan peningkatan infrastruktur dan fasilitas sosial yang ada, seperti

 jalan lingkungan, saluran drainase, sistem sanitasi, dan persampahan.

Upaya pengembangan kawasan perumahan dan permukiman di Kawasan I Kota

Surakarta diarahkan dalam tujuan pengembangan sebagai berikut :

Page 88: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 88/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 76 

  Memberikan arahan bagi upaya penyediaan rumah tinggal sebagai Fasilitas hunian

masyarakat, sekaligus sebagai bagian dari upaya-upaya untuk meninggalkan

kesejahtaraan masyarakat.

  Menciptakan lingkungan rumah tinggal yang sehat, aman, serasi dan teratur sehingga

memenuhi kaidah-kaidah penciptaan lingkungan perumahan yang layak huni, layak

lingkungan, layak usaha dan layak berkrmbang.

  Sebagai elemen pembentuk ruang kawasan, rencana pengembangan kawasan

perumahan dan permukiman akan mengarahkan perkembangan dan pertumbuhan

melalui penyebaran penduduk yang menghuni Fasilitas perumahan dan permukiman

yang dikembangkan.

  Memberikan dorongan bagi tumbuh dan berkembangnya sektor-sektor pembangnanekonomi dan social budaya di kawasan pengembangan.

B.  Zona Perdagangan dan Jasa 

a.  Pasar

Rencana pengembangan Pasar tradisional yang ada di Kawasan I Kota Surakarta yaitu

dengan melakukan kegiatan diantaranya

  Pengembangan kegiatan pasar dan peningkatan kualitas pasar tradisional.

  Peningkatan pasar skala pelayanan lingkungan yang tersebar di seluruh kecamatan.

Pengembangan pasar modern dan tradisional dengan skala pelayanan regional

dikembangkan pada Kawasan I dengan skala pelayanan jalan regional, sedangkan

untuk pasar tradisional dan modern dengan skala yang lebih kecil (lokal) berada

menyebar di seluruh wilayah dengan jumlah dan ketentuan yang telah ditetapkan.

b. Pertokoan

Pertokoan dikembangkan pada kawasan permukiman dengan lingkup skala yang

berbeda, dimana pertokoan skala kecamatan terdapat di jalan kolektor utama.

Sedangkan untuk pertokoan skala lingkungan menyebar di kawasan permukiman yang

ada di wilayah masing-masing.

Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa 

Page 89: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 89/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 77 

  Pengembangan perdagangan dan jasa skala regional dan kecamatan dikembangkan

disepanjang jalan kolektor utama yang menjadi jalan akses. Pengendalian

pembangunan tetap diberlakukan mengingat jalan utama merupakan jalan kolektor

primer dengan arus pergerakan regional yang tinggi.

  Pengembangan perdagangan dan jasa skala lokal dikembangkan ke arah

permukiman warga.

Kegiatan perdagangan yang dikembangkan di pusat perdagangan umumnya

merupakan kegiatan perdagangan grosir dan eceran dengan lingkup atau skala

pelayanan kota dan regional. Pada kawasan yang memiliki kecenderungan berkembang

menjadi kawasan perdagangan diperlukan pengaturan tata peruntukan lahannya

dengan menetapkan sebagai kawasan perdagangan dan jasa campuran. Dengan adanyapenetapan tersebut, maka akan lebih mudah dilakukan pengawasan dan pengendalian

perkembangannya.

Pertimbangan lain yang digunakan dalam penetapan dan pengembangan lokasi

Fasilitas perdagangan dan jasa antara lain :

  Lokasi berada di lingkungan perumahan dengan jangkauan pelayanan terbatas

pada lingkungan RT untuk Fasilitas warung/kios.

  Lokadi berada di lingkungan perumahan yang skala pelayanan lebih luas dari RT,

misalnya RW.

  Lokasi berada di pusat kegiatan lingkungan (pusat desa/kelurahan), untuk

FasilitasPusat perbelanjaan lingkungan/ pasar lokal.

  Lokasi berada di pusat kota untuk Fasilitas pusat perbelanjaan/pasar induk

C.  Zona Sarana dan Prasarana Umum

a.  Fasilitas Pendidikan 

Standar perhitungan kebutuhan fasilitas pendidikan berdasarkan SNI 03.1733.2004

adalah sebagai berikut:

  TK melayani 1.250 jiwa penduduk; luas lahan yang dibutuhkan 500m².

  SD melayani 1.600 jiwa penduduk; luas lahan yang dibutuhkan 2.000m².

  SMP melayani 4.800 jiwa penduduk; luas lahan yang dibutuhkan 9.000m².

Page 90: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 90/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 78 

  SMA melayani 4.800 jiwa penduduk; luas lahan yang dibutuhkan 12.500m².

b. Fasilitas Peribadatan

rencana penyediaan fasilitas peribadatan di wilayah Kawasan I Kota Surakarta juga

diarahkan pada:

  Penyediaan fasilitas peribadatan sebagai usaha pemenuhan kebutuhan ibadah

kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan pemeluknya masing-masing,

  Peningkatan kualitas fasilitas peribadatan penduduk yang sudah ada, melalui

swadaya masyarakat.

  Penyediaan fasilitas peribadatan, selain memperhatikan jumlah kebutuhan juga

mempertimbangkan petelakan lokasi sarana sehingga pelayanan saranaperibadatan tersebut mampu menjangkau kebutuhan penduduk.

c.  Fasilitas Ruang Terbuka Hijau

Rencana fasilitas ruang terbuka hijau di Kawasan I Kota Surakarta antara lain:

  Kawasan I Kota Surakarta membutuhkan 9 unit taman kelurahan, luas dari masing-

masing taman tersebut adalah 9.000 m2

  Kawasan I Kota Surakarta membutuhkan 2 unit taman kecamatan, luas dari

masing-masing taman tersebut adalah 24.000 m2.

d.  Fasilitas Kesehatan 

Rencana fasilitas kesehatan di Kawasan I Kota Surakarta antara lain :

  Kawasan I membutuhkan 2 puskesmas dengan luasan 1.000 m2 per unit

  Kawasan I membutuhkan 9 puskesmas pembantu dengan luasan 300 m2 per unit.

e.  Fasilitas Olahraga

berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan I pada tahun 2034 membutuhkan 9

unit lapangan olahraga skala kelurahan dan 2 unit lapangan olahraga skala kecamatan.

f.  Fasilitas Sosial Dan Budaya

berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan I pada tahun 2034 fasilitas sosial dan

budaya di Kawasan I Kota Surakarta membutuhkan 2 unit gedung serbaguna

g.  Fasilitas Perekonomian

Page 91: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 91/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 79 

Fasilitas perekonomian merupakan sarana yang digunakan dalam suatu usaha tertentu

misalnya perdagangan. Dalam hal ini fasilitas perdagangan dan niaga menurut SNI

03.1733.2004 adalah sebagai berikut: 

  Toko/warung melayani 250 orang dengan luas 100 m².

  Pertokoan melayani 6000 orang dengan luas 3000 m².

  Pusat Petokoan dan Pasar Lingkungan melayani 30.000 orang dengan luas lahan

10.000 m².

  Pusat Perbelanjaan dan niaga (toko+pasar+bank+kantor) melayani 120.000 dalam

skala kecamatan dengan luas lahan 36.000 m².

berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan I pada tahun 2034 membutuhkan

fasilitas perekonomian sebagao berikut:

  Pasar lingkungan sebanyak 9 unit dengan luas masing-masing pasar 10.000 m2 

  membutuhkan fasilitas pusat perbelanjaan sebanyak 2 unit dengan luas masing-

masing pusat berbelanjaan 36.000 m2 

D.  Zona Industri

Pengembangan dan rencana peruntukkan Kawasan I Kota Surakarta menurut RTRW

Kota Surakarta dibeberapa titik lokasi diperuntukkan sebagai kawasan peruntukkan, sehingga

menjadikan pengembangan kawasan menjadi wilayah yang lebih pesat. Dalam penataan ruang

di wilayah Kawasan I Kota Surakarta.Fasilitas seperti pengelolaan limbah sekaligus outlet

sebagai Fasilitas promosi dan pemasaran.

Untuk industri besar dan menengah dengan mempertimbangkan syarat kawasan

peruntukkan industri sebagai berikut:

  Pengelolaan sesuai dengan manajemen kawasan peruntukkan industri dan memperhatikan

dampak lingkungan;

  Melibatkan penduduk sekitar dalam proses produksi untuk menghindari kesenjangan

interwilayah;

  Pengembangan di luar kawasan peruntukkan industri harus berbasis pada potensi lokal;

  Pembinaan industri kecil dan rumah tangga dilakukan guna meningkatkan nilai produk

hasil-hasil pertanian.

Page 92: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 92/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 80 

Sedangkan untuk kegiatan industri yang lebih kecil tingkatannya sepertti indutri rumah

tangga (rumahan) dapat dilakukan pada masing masing wilayah perencanaan di seluruh

Kawasan I Kota Surakarta dengan mengingat keberlanjutan lingkungan yang ada disekitarnya.

Untuk strategi pengembangan dan pengendalian prasarana penunjang pada industri

besar di yang berada di sepanjang koridor utama jalan kolektor Kawasan I Kota Surakarta.

Untuk strategi pengembangan kawasan peruntukan industri menengah dan besar meliputi:

  menciptakan iklim investasi yang kondusif;

  mengembangkan kawasan peruntukan industri yang ditunjang dengan promosi dan

pemasaran hasil industri;

  mengembangkan industri menengah dan besar untuk mengolah hasil pertanian,

peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan;  menangani dan mengelola limbah yang dihasilkan industri dengan penyediaan instalasi

pengolahan air limbah (IPAL), baik secara individual maupun komunal;

  menyediakan sarana dan prasarana pendukung pengelolaan kegiatan industri; dan

menciptakan keterkaitan antara industri menengah dan besar dengan industri mikro dan

kecil.

Strategi pengembangan kawasan peruntukan industri mikro dan kecil (home industri),

meliputi:

  mengoptimalkan pembinaan industri mikro dan kecil;

  mengembangkan industri agribisnis yang mendukung komoditas agribisnis unggulan

  mengembangkan dan memberdayakan industri mikro dan kecil untuk mengolah hasil

pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan;

  menangani dan mengelola limbah yang dihasilkan industri mikro dan kecil;

  mengembangkan pusat promosi dan pemasaran hasil industri mikro dan kecil; dan

  mengembangkan pola kemitraan antara industri mikro dan kecil dengan industri

menengah dan besar.

Untuk mendukung kualitas lingkungan di kawasan peruntukkan industri, perlu adanya

strategi penyediaan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan meliputi:

  menetapkan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan minimal 30% (tiga puluh persen);

  mengatur ketersediaan ruang terbuka hijau privat dan publik di kawasan perkotaan; dan

Page 93: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 93/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 81 

  menyediakan jalur hijau sebagai zona penyangga pada tepi luar kawasan peruntukkan

industri

2.5.3.  Rencana Pengembangan Jaringan Prasarana

A.  Rencana Pengembangan Jaringan Jalan 

Sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu pada rencana tata ruang wilayah dan

dengan memperhatikan keterhubungan antar kawasan. Pengembangan dan peningkatan

 jaringan jalan di Kawasan I Kota Surakarta direncanakan memanfaatkan pola jaringan jalan dan

embrio jalan yang telah ada. Rencana pengembangan jaringan jalan bertujuan untuk

mendapatkan struktur pelayanan jalan yang efisien.

  Dengan memperhatikan kondisi jalan yang ada, maka struktur dan fungsi jaringan jalanyang direncanakan di Kawasan I adalah sebagai jalan kolektor primer dan lokal primer.

   Jalan primer adalah jalan yang mengubungkan antar kota atau antar daerah. Fungsi jalan

primer yang direncanakan di Kawasan I Kota Surakarta adalah :

3.   Jalan Kolektor Primer adalah jalan yang menghubungkan antar Pusat Kegiatan

Wilayah (PKW) atau antar Pusat Kegiatan Wilayah dengan Pusat Kegiatan Lokal

(PKL). Jalan ini di Kawasan I Kota Surakarta meliputi

f)   Jalan Slamet Riyadi

g)   Jalan Brigadir Jendral Sudiarto

h)   Jalan Honggowongso

i)   Jalan Kapten Mulyadi

 j)   Jalan Veteran

4.   Jalan Lokal Primer adalah jalan yang dirancang untuk menghubungkan antar

kegiatan lokal, seperti antar kelurahan dan antara kawasan pengembangan primer.

Tabel II.23 Rencana Jalan Lokal Primer di Kawasan I Kota Surakarta

No Nama Jalan Fungsi

1 Jalan Abioso Lokal Primer

2 Jalan Abioso Lokal Primer

3 Jalan Batanghari Lokal Primer

4 Jalan Batanghari Lokal Primer

5 Jalan Beton Lokal Primer

6 Jalan Bhayangkara Lokal Primer

Page 94: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 94/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 82 

No Nama Jalan Fungsi

7 Jalan Bogowonto Lokal Primer

8 Jalan Brigadir Sudiarto Lokal Primer

9 Jalan Butuh Lokal Primer

10 Jalan Cakra Lokal Primer11 Jalan Cempaka Lokal Primer

12 Jalan Ciliwung Lokal Primer

13 Jalan Cipunegara Lokal Primer

14 Jalan Cisadane Lokal Primer

15 Jalan Citandui Lokal Primer

16 Jalan Citarum Lokal Primer

17 Jalan Cokrobaskoro Lokal Primer

18 Jalan Cut Nyak Dien Lokal Primer

19 Jalan Dewi Sartika Lokal Primer

20 Jalan Dewutan Lokal Primer

21 Jalan Dilagan Lokal Primer

22 Jalan Dr.Wahidin Lokal Primer23 Jalan Gajah Suranto Lokal Primer

24 Jalan Gajahan Lokal Primer

25 Jalan Gatot Subroto Lokal Primer

26 Jalan Gotong Royong Lokal Primer

27 Jalan Hadiwijayan Lokal Primer

28 Jalan Haryo Panularan Lokal Primer

29 Jalan Ibu Pertiwi Lokal Primer

30 Jalan Jatayu Lokal Primer

31 Jalan Jatayu Lokal Primer

32 Jalan Juanda Kartasanjaya Lokal Primer

33 Jalan Kadipolo Lokal Primer

34 Jalan Kalilarangan Lokal Primer35 Jalan Kalimosodo Lokal Primer

36 Jalan Kaliwidas 2 Lokal Primer

37 Jalan Kebangkitan Nasional Lokal Primer

38 Jalan Kemlayan Lokal Primer

39 Jalan Kepolisian Lokal Primer

40 Jalan Ki Ageng Mangir Gg II Lokal Primer

41 Jalan Kiai Gede Sala Lokal Primer

42 JalanKiai Gede Sala Lokal Primer

43 Jalan Kiai Haji Ashari Lokal Primer

44 Jalan Kiai Haji Wahid Hasyim Lokal Primer

45 Jalan Kiai Mojo Lokal Primer

46 Jalan Madukoro Lokal Primer47 Jalan Makam Brenggolo/Jamsaren Lokal Primer

48 Jalan Manggis Lokal Primer

49 Jalan Maospati Lokal Primer

50 Jalan Muhammad Yamin Lokal Primer

51 Jalan Museum Lokal Primer

52 Jalan Nirbitan Lokal Primer

53 Jalan Notoningratan Lokal Primer

Page 95: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 95/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 83 

No Nama Jalan Fungsi

54 Jalan Padmonegoro Lokal Primer

55 Jalan Palu Lokal Primer

56 Jalan Panembahan Lokal Primer

57 Jalan Pangeran Wijil Lokal Primer58 Jalan Patimura Lokal Primer

59 Jalan Ponconoko Lokal Primer

60 Jalan Prof. Kahar Muzakir Lokal Primer

61 Jalan Rajiman Lokal Primer

62 Jalan Raya Solo Permai Lokal Primer

63 Jalan Re Martadinata Lokal Primer

64 Jalan Reksoninten Lokal Primer

65 Jalan Roro Mendut Lokal Primer

66 Jalan Sampangan Lokal Primer

67 Jalan Sasono Mulyo Lokal Primer

68 Jalan Sawo Lokal Primer

69 Jalan Senopati Lokal Primer70 Jalan Silir Lokal Primer

71 Jalan Sorogeni Lokal Primer

72 Jalan Sri Narendro Lokal Primer

73 Jalan Stiyaki Lokal Primer

74 Jalan Sunan Kalijaga Lokal Primer

75 Jalan Sungai Barito Lokal Primer

76 Jalan Sungai Indragiri Lokal Primer

77 Jalan Sungai Kapuas Lokal Primer

78 Jalan Sungai Mahakam Lokal Primer

79 Jalan Sungai Negara Lokal Primer

80 Jalan Sungai Riam Kanan Lokal Primer

81 Jalan Sungai Riam Kiri Lokal Primer82 Jalan Sungai Sebakung Lokal Primer

83 Jalan Sungai Serayu Lokal Primer

84 Jalan Supit Urang Lokal Primer

85 Jalan Sutowijoyo Lokal Primer

86 Jalan Trisula Lokal Primer

87 Jalan Untung Suropati Lokal Primer

88 Jalan Widoro Kandang Lokal Primer

89 Jalan Wijaya Kusuma Lokal Primer

90 Jalan Wiropaten Lokal Primer

91 Jalan Wirotamtomo Lokal Primer

92 Jalan Yos Sudarso Lokal Primer

93 Jalan Kiai Gede Sala Lokal Primer94 Jalan Mayor Sunaryo Lokal Primer

95 Jalan Ki Ageng Mangir Lokal Primer

96 Jalan Poncowati Lokal Primer

97 Jalan Sungai Batanghari Lokal Primer

B.  Rencana Pengembangan FasilitasTransportasi 

Page 96: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 96/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 84 

Rencana pengembangan fasilitas transportasi di Kawasan I antara lain:

  Penyediaan tempat parkir di Kawasan I menggunakan sistem parkir on street yaitu parkir

berada di bahu jalan

  mengembangkan jaringan trayek agar menjangkau ke seluruh Kota Surakarta

  Menyediakan Halte bus trans di Kawasan I Kota Surakarta yang lokasinya terdapat pada

 jalur hijau dan strategis

C.  Rencana Pengembangan Jalur Sepeda

Pengembangan jalur sepeda di Kawasan I Kota Surakarta ini berada disetiap ruas jalan

yang ada, dengan pembeda cat atau lambang atau garis yang tertera di suatu ruas jalan. Rata

rata jalur sepeda membutuhkan lebar 2 meter. Penerapan jalur sepeda di Kawasan I KotaSurakarta dapat diterapkan di Jalan Jalan Slamet Riyadi, Jalan Brigadir Jendral Sudiarto, Jalan

Honggowongso, Jalan Kapten Mulyadi dan Jalan Veteran.

D.  Rencana Pengembangan Jaringan Energi

Sebagian besar Wilayah Kawasan I sudah terjangkau oleh jaringan listrik PLN,

kebutuhan listrik untuk kawasan ini sampai tahun 2034 dihitung berdasarkan asumsi berikut :

  Rumah Tipe Besar menggunakan listrik rata-rata 1.300 watt

  Rumah Tipe Sedang menggunakan listrik.rata-rata 900 watt

  Rumah Tipe Kecil menggunakan listrik rata-rata 450 watt.

E.  Rencana Jaringan Telekomunikasi

Standar pelayanan sambungan telepon rumah adalah 250 penduduk yang berarti dalam

tiap 250 penduduk harus ada paling sedikit 1 buah sambungan telepon rumah. Sedangkan

standar pelayanan telepon umum adalah 2.000 penduduk, telepon umum ditempatkan di

pusat-pusat aktivitas seperti kawasan perkantoran, pasar, dan fasilitas umum lainnya

F.  Rencana Pengembangan Jaringan Air Minum

Standar perhitungan kebutuhan air bersih di Kawasan I adalah sebagai berikut:

  Air bersih untuk rumah tangga/domestik sebesar 120 liter/orang/hari

Page 97: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 97/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 85 

  Untuk perdagangan sebesar 10% kebutuhan domestik

  Untuk kegiatan sosial dan pelayanan umum sebesar 10% kebutuhan domestik

G.  Rencana Pengembangan Jaringan Drainase

Pada bagian perkotaan Kawasan I Kota Surakarta sistem jaringan drainase yang cocok

adalah drainase tertutup, hal ini untuk mengantisipasi tercemarnya saluran drainase dari

sampah perkotaan sehingga saluran drainase dapat berfungsi lebih efisien. Sedangkan untuk

kawasan perumahan sistem drainase yang cocok adalah drainase terbuka agar masyarakat

dapat lebih mudah membersihkan saluran jika terjadi penyumbatan karena sampah.

Komponen-komponen pelengkap sistem drainase yang harus diperhatikan antara lain

gorong-gorong, pertemuan antar saluran, pintu air, dan sebagainya. Komponen-komponenpenyusun saluran drainase harus sesuai dengan standar SNI yang sudah ditetapkan. Berikut

merupakan tabel ruas-ruas saluran maupun kali yang berada di Kawasan I Kota Surakarta.

Tabel II.24 

Nama ruas, Panjang, dan Lebar Atas Drainase Kawasan I Kota Surakarta

No. Nama RuasPanjang

(m)Lebar

Atas (m)Kelas Drainase

1 Kali Wingko 1.842 50 Primer

2 Kali Tanggul 6.710 60 Primer3 Bengawan Solo 7.800 200 Primer

4 Kali Jenes 3.950 6 Primer

5 Kali Pepe Hilir 5.760 6-40 Primer

6 Kali Boro 2200 6 Primer

7 Sal.Stasiun Jebres-Kali Boro 1900 4 Sekunder

8 Sal.Kp.Sewu 437 2,5 Sekunder

9 Sal.Sorogenen-Gandekan 1.048 1.5-4 Sekunder

10 Sal.Simpon BI 430 2,5 Sekunder

11 Sal.Sekitar Kospin 405 3 Sekunder

12 Kali Toklo 1.550 6 Sekunder

13 Sal.Belakang Hotel Sahid Raya 731 3 Sekunder

14 Kali Kawong 1.288 5 Sekunder15 Sal.Depok-Sambeng 506 3 Sekunder

16 Sal.Sekitar UTP-RS Brayat Minulyo 450 3 Sekunder

17 Sal.Tegalkonas 764 3 Sekunder

18 Sal.Jl.Untung Suropati 1.446 1,75 Sekunder

19 Sal.Jl.Kapten Mulyadi 612 3 Sekunder

20 Sal.Kp.Gajahan-Baturono 1.805 1.75-3 Sekunder

21 Sal.Kalilarangan 2.301 1,75 Sekunder

Page 98: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 98/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 86 

No. Nama RuasPanjang

(m)Lebar

Atas (m)Kelas Drainase

22 Kali Buntung 546 2,5 Sekunder

23 Sal.Jl.Brigjen Sudiarto 922 1 Sekunder

24 Sal.Kp.Semanggi-Jl.Kyai Mojo 1.579 2,5 Sekunder

25 Sal.Jl.Honggowongso 1.874 3 Sekunder

26 Sal.Jl.Gajah Mada 1.164 3 Sekunder

27 Sal.Jl.Bayangkara 1.580 2 Primer

28 Sal.Jl.Dr.Supomo 1.209 2,5 Sekunder

29 Sal.Dr.Cipto Mangunkusumo 1.312 3 Sekunder

30 Sal.Dr.Wahidin 950 5 Primer

31 Sal.Dr.Muwardi 686 4 SekunderSumber : DPU bidang Drainase Kota Surakarta 

H.  Rencana Pengembangan Jaringan Limbah

Air limbah bertujuan memenuhi kebutuhan akan sistem prasarana yanq berfungsi

rnengalirkan adalah air limbah domestik (air limbah rumah tangga) yang berasal dari

perumahan dan permukiman, dalam mencapai ruang hidup yang sehat dan produktif.

Berdasarkan SNI 03.1733.2004, air limbah domestik ini dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu :

a.  Black Water, yaitu air limbah manusia (human waste) yang berasal dari toilet/jamban;

b.  GrayWater, yaitu air buangan rumah tangga yang berasal dari kamar mandi, dapur, dan

tempat cuci (sullage).

Penanganan air limbah di perumahan dan permukiman pada dasarnya merupakantanggung jawab masyarakat sendiri, sedangkan sarana penunjangnya dapat dibantu atau

disediakan oleh pemerintah daerah, baik dengan atau tanpa bantuan pemerintah pusat

maupun kerja sama dengan sektor swasta.

a.  Teknologi/Sistem Sanitasi

Secara teknis ada beberapa jenis pembuangan limbah domestik ini. Secara umum sistem

pembuangan ini dapat digolongkan menjadi setempat (on-site) atau bukan setempat (off-

site), basah atau kering. Sistem setempat membuang limbah pada lokasi rumah. Sistem

bukan setempat mencakup pengumpulan oleh truk, pipa, atau saluran untuk pengelolaan

dan pembuangan di tempat lain. Sistem basah memerlukan air untuk pengeluaran, sistem

kering tidak perlu air

b.  Pembuangan Air Limbah Sistem Setempat

Page 99: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 99/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 87 

Pembuangan air limbah sistem setempat dalam praktek sehari-hari dapat dilakukan

dengan:

-  Individual oleh masing-masing keluarga pada setiap rumah;

-  Komunal secara bersama-sama oleh beberapa keluarga, yang biasanya berupa jamban

 jamak, MCK, atau tangki septik komunal.

I.  Rencana Pengembangan Persampahan

Standar perhitungan produksi sampah domestik atau sampah rumah tangga adalah 2,5

liter/orang/hari. Selain itu kegiatan sosial juga berpotensi menimbulkan sampah,

perhitungannya adalah 20% dari jumlah sampah domestik.

 JumlahTPS di Kawasan I Kota Surakarta adalah 15 unit yang meliputi TPS transfer depodan TPS dari bak biasa. Petugas pengangkutan sampah di kawasan ini dilakukan oleh

pemulung dan dimasing-masing TPS ada 2 pemulung yang mengambil sampah dari rumah

menuju TPS. Untuk TPST berada di TPST Sangkrah dan Sriwedari.

2.5.4.  Sub BWP yang diprioritaskan dalam pengembangan Kawasan I Kota Surakarta

Sub BWP yang diprioritaskan dalam pengembangan Kawasan I Kota Surakarta

memperhatikan tujuan penataan kawasan yaitu Terwujudnya Kawasan Wisata Budaya Yang

Lestari dan Memadukan Perkembangan Sejarah Kuno, Kini, Nanti adalah pada Sub BWP I.

Dengan tujuan tersebut maka yang menjadi point utama adalah kawasan cagar budaya yang

berada di Sub BWP I meliputi meliputi Kelurahan Gajahan, Kelurahan Baluwarti, Kelurahan

Kauman, Kelurahan Pasar Kliwon, Kelurahan Kedunglumbu.Kegiatan yang ada di Sub BWP I

ini adalah sebagai berikut:

1.  Kegiatan pariwisata

Kegiatan pariwisata dengan skala pelayanan regional bahkan internasional yang didukung

oleh kompleks pariwisata keratonan kasunan, dengan fasilitas pendukungnya. Kegiatanpariwisata ini menjadi daya tarik dan pengembangan sektor ekonomi lokal dan perlu

untuk diwadahi didalam jaringan pergerakan, tempat parkir yang memadai.

2.  Kegiatan perdagangan dan jasa

Kegiatan perdagangan dan jasa ini tumbuh dari kegiatan pariwisata dan kebutuhan

pengembangan koridor. Kegiatan pariwisata (komplek keraton kasunan) ini tumbuh dan

Page 100: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 100/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 88 

berkembang menumbuhkan sektor perdagangan pariwisata dan memenuhi kompleks

wisata tersebut dan sekitar koridor pengembangan dengan skala pelayanan mulai dari

regional sampai dengan lingkungan.

3.  Kegiatan permukiman

Kawasan permukiman ini merupakan kawasan permukiman kota lama sebagai kawasan

permukiman cagar budaya dengan ciri bangunan dan kawasan kota lama. Selain itu ada

kawasan permukiman yang merupakan bagian dari permukiman pendukung pedagangan

dan jasa dengan kondisi permukiman yang lebih modern.

2.5.5.  Pembagian BWP Dan Sub BWP

Penyusunan RDTR Kawasan ini, dibutuhkan kedalaman peta dan rencana yang lebihdetail, sehingga dibutuhkan pembagian BWPdan Sub BWP serta blok dalam rangka

mempermudah didalam detail yang akan digunakan. Adapun pertimbangan didalam

penentuan pembagian BWP, Sub BWP dan Blok adalah sebagai berikut:

  Bagian wilayah perkotaan dipilih sebagai bagian kawasan yang paling berpengaruh

terhadap kawasan tersebut (misalnya sebagai pusat aktivitas, pusat kegiatan baik didalam

kawasan/ kota tersebut maupun tujuan bagi wisatawan)

  Kesamaan peruntukkan lahan, sehingga memudahkan didalam menentukan

pengembangan pola ruang yang akan diterapkan pada kawasan tersebut

  Deliniasi fisik, yaitu dengan batas jalan, sungai atau blok bangunan

Kawasan I merupakan BWP (Bagian Wilayah Perkotaan) ke-1 didalam Kota Surakarta

sehingga yang disebut dengan BWP adalah keseluruhan dari Kawasan I. Dari BWP tersebut

kemudian dibagi menjadi Sub BWP dengan melihat karakteritik kawasan. Dari masing masing

Sub BWP tersebut dibagi kembali dengan tingkat kedalaman Blok. Adapun perincian rencana

pembagian Sub BWP dan Blok di Kawasan I adalah berikut:

1.  Sub BWP I merupakan kawasan kompleks keraton yang didukung dengan adanyakeraton kasunan, alun alun keraton, pasar klewer, kawasan permukiman kota lama, dan

kawasan perdagangan yang berada di Sub BWP ini. Untuk wilayahnya sendiri meliputi

Kelurahan Gajahan, Kelurahan Baluwarti, Kelurahan Kauman, Sebagian Kelurahan Pasar

Page 101: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 101/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 89 

Kliwon, Sebagian Kelurahan Kedunglumbu. Sub BWP I dibagi menjadi 2 Blok yaitu Blok

I.I,1 dan Blok I.I.2.

2.  Sub BWP II, merupakan kawasan stadion dan taman sriwedari, Museum Radya Pustaka,

kawasan perdagangan dan jasa, kawasan RTH dengan adanya stadion (lapangan), dan

kawasan permukiman pendukung kegiatan perdagangan dan jasa. Sub BWP II meliputi

Kelurahan Penumping, Kelurahan Panularan, Kelurahan Tipes dan Kelurahan Sriwedari.

Sub BWP II dibagi menjadi 3 Blok, yaitu Blok I.II.1, Blok I.II.2, dan Blok I.II.3.

3.  Sub BWP III, merupakan kawasan perdagangan dan jasa yang didukung oleh kawasan

permukiman yang berada di sekeliling Baluwarti sebagai kawasan permukiman kota

lama. Sub BWP III ini terdiri dari Kelurahan Kemlayan, kelurahan Jayengan, Kelurahan

Keratonan, Kelurahan Serengan. Sub BWP III dibagi menjadi 3 Blok yaitu Blok I.III.1, BlokI.III.2, dan Blok I.III.3.

4.  Sub BWP IV, merupakan kawasan yang berada di sisi selatan kawasan dan merupakan

wilayah perbatasan. Terdiri dari Kelurahan Serengan. Sub BWP IV dibagi menhadi 2

Blok, yaitu Blok I.IV.1 dan I.IV.2.

5.  Sub BWP V, merupakan kawasan perdagangan dan jasa dengan dominasi pusat

perbelanjaan seperti PGS, Luwes, maupun pertokoan disepanjang koridor jalan. Selain itu

 juga terdapat Benteng Vasterberg, kawasan permukiman umumnya adalah permukiman

pendukung perdagangan dan jasa, namun ada juga permukiman kumuh dibantaran

sungai dan rel KA. Sub BWP V terdiri dari Sebagian Kelurahan Semanggi, Sebagian

Kelurahan pasar Kliwon, Sebagian Kelurahan Kedunglumbu, dan sebagian Kelurahan

Sangkrah. Sub BWP V dibagi menjadi 3 Blok yaitu Blok I.V.1, Blok I.V.2 dan Blok I.V.3.

6.  Sub BWP VI, merupakan kawasan perdagangan dan jasa dengan ditandai ada sentra

pasar klitikan, pasar besi tua dan pasar hewan yang berada di Kelurahan Semanggu,

selain itu juga terdapat rusunawa dan IPAL Semanggi. Sub BWP VI terdiri dari Sebagian

Kelurahan Semanggi. Sub BWP VI dibagi menjadi 2 Blok yaitu Blok I.VI.1 dan Blok I.VI.2.7.  Sub BWP VII, merupakan kawasan permukiman padat yang terdapat didalam sub BWP

ini. Sub BWP VII terdiri dari Kelurahan Danukusuman, Kelurahan Joyotakan dan

Kelurahan Joyosuran. Sub BWP VII dibagi menjadi 3 Blok yaitu Blok I.VII.1 dan Blok

I.VII.2.

Page 102: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 102/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 90 

8.  Sub BWP VIII, merupakan kawasan bantaran Kalipepe dan rel kereta api. Dengan

kondisi kawasan permukiman padat dan kumuh, selain itu juga terdapat potensi potensi

perekonomian seperti pasar dan pertokoan, serta perdagangan dan jasa yang tumbuh

disepanjang koridor jalan.. Sub BWP VIII terdiri dari Kelurahan Sewu, Kelurahan

Gandekan, Kelurahan Sudiroprajan dan Kelurahan Sangkrah.Sub BWP VIII dibagi

menjadi 3 Blok yaitu Blok I.VIII.1, Blok I.VIII.2 dan Blok I.VIII.3.

Page 103: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 103/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 91 

Page 104: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 104/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 92 

Page 105: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 105/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 93 

Page 106: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 106/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014II - 94 

Page 107: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 107/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 1 

BAB III

PENGKAJIAN PENGARUH TUJUAN PENATAAN

RUANG, PRINSIP-PRINSIP PENATAAN RUANG

DAN/ATAU PROGRAM TERHADAP

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

3.1.  PENAPISAN

Penapisan merupakan tahapan awal dalam pelaksanaan Kajian Lingkungan

Hidup Strategis (KLHS). Tahapan penapisan yaitu tahapan KLHS yang

mengidentifikasi apakah perlu dilakukan KLHS terhadap suatu kebijakan, rencana,dan/atau program (KRP). Proses penapisan dilakukan oleh pembuat KRP dengan

didukung pendapat ahli. Selain itu penapisan dapat dilakukan berdasarkan hasil

kajian ilmiah serta melalui konsultasi dengan instansi lingkungan hidup dan instansi

terkait lainnya.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

Lingkuan Hidup (PPLH) Pasal 15, menyatakan bahwa “Pemerintah dan Pemerintah  

Daerah (Provinsi, Kota dan Kabupaten) wajib melaksanakan KLHS dalam penyusunan

Rencana Tata Ruangnya”. KLHS dilakukan untuk mengintegrasikan aspek lingkungan

dalam pengambilan keputusan awal kebijakan, rencana, dan program dalam hal iniadalah Rencana Tata Ruang. Berdasarkan ketentuan diatas, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa kegiatan penyusunan KLHS RDTR Kawasan I harus disusun

sebagai dokumen pendamping produk RDTR Kawasan I.

Selain UU Nomor 32 Tahun 2009, Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 15 Tahun

2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang juga menyatakan bahwa : “Pengolahan

data dan analisis paling sedikit meliputi : 1). teknik analisis daya dukung dan daya

tampung lingkungan hidup yang ditentukan melalui kajian lingkungan hidup

strategis; 2). teknik analisis keterkaitan antarwilayah dan/atau kawasan perkotaan;

dan 3). teknik perancangan kawasan”  (Pasal 67 ayat 2 huruf c). PP tersebut juga

menjadi dasar bahwa kegiatan penyusunan KLHS RDTR Kawasan I menjadi wajib

Page 108: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 108/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 2 

dilakukan. Perundangan lain yang mengharuskan adanya penyusunan KLHS dalam

penyusunan RDTR, juga termuat dalam Peraturan Menteri (Permen) Nomor

20/PRT/M/2011 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang/

Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota. Dokumen KLHS dalam batang tubuh subbab 5.3

kelengkapan dokumen untuk persetujuan substansi Rancangan Peraturan Daerah

(raperda) tentang RDTR, menyatakan bahwa dokumen KLHS merupakan dokumen

pendukung dalam proses persetujuan substansi raperda RDTR, sehingga dokumen

KLHS perlu disusun.

Secara singkat tabulasi identifikasi uji penapisan KLHS bagi suatu kebijakan,

rencana, dan/atau program RDTR Kawasan I sebagai berikut :

Tabel III.1  Identifikasi Uji Penapisan KLHS RDTR Kawasan I

No

Kriteria PenapisanKLHS RDTR

Kawasan I

Penilaian

Uraian Pertimbangan dan

Kesimpulan

Kesimpulan: (Signifikan atau

Tidak Signifikan) 

1 UU No 32 Tahun 2009

tentang Perlindungan

dan Pengelolaan

Lingkuan Hidup

(PPLH) Pasal 15

Pemerintah dan Pemerintah

Daerah (Provinsi, Kota)

wajib melaksanakan KLHS

dalam penyusunan Rencana

Tata Ruangnya.

RDTR Kawasan I merupakan

bagian dari RTR Kota

Surakarta yang harus

dilengkapi dengan KLHS. Hal

ini signifikan sesuai dengan

amanah Pasal 15 UU 32 Tahun

2009.2 Peraturan Pemerintah

(PP) Nomor 15 Tahun

2010 tentang

Penyelenggaraan

Penataan Ruang

Pengolahan data dan

analisis, paling sedikit

dilakukan dengan : teknik

analisis daya dukung dan

daya tampung lingkungan

hidup yang ditentukan

melalui kajian lingkungan

hidup strategis (Pasal 67 ayat

2 huruf c).

Muatan substansi KLHS

RDTR Kawasan I salah

satunya adalah telaah daya

dukung dan daya tampung

lingkungan hidup. Hal ini

sangat signifikan dengan PP

No 15 Tahun 2010 (Pasal 67

ayat 2 huruf c).

3 Peraturan Menteri

(Permen) Nomor

20/PRT/M/2011

tentang Pedoman

Penyusunan Rencana

Detail Tata Ruang/

Peraturan Zonasi

Kabupaten/Kota

Dokumen KLHS merupakan

dokumen pendukung dalam

proses persetujuan substansi

Rancangan Peraturan

Daerah (raperda) RDTR.

(subbab 5.3 kelengkapan

dokumen untuk persetujuan

substansi raperda tentang

RDTR).

Hal ini sangat signifikan

menyusun dokumen KLHS

memenuhi Permen No

20/PRT/M/2011 subbab 5.3

kelengkapan dokumen untuk

persetujuan substansi raperda

tentang RDTR.

Sumber : Analisis, 2014.

Page 109: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 109/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 3 

Kajian KLHS dari produk RDTR Kawasan I disesuaikan dengan muatan

substansi RDTR dalam Permen 20/PRT/M/2011 yang mencakup beberapa substansi

pokok, yaitu :

1.  Tujuan penataan BWP

2.  Rencana pola ruang

3.  Rencana jaringan prasarana

4.  Penetapan SBWP yang diprioritaskan

5.  Ketentuan pemanfaatan ruang

6.  Peraturan zonasi

3.2.  PENGKAJIAN PENGARUH K-R-P TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN

HIDUP

Pengkajian pengaruh Kebijakan, Rencana, dan Program (KRP) terhadap kondisi

lingkungan hidup dalam lingkup RDTR Kawasan I dilakukan melalui 4 (empat)tahapan, yaitu : 1) Identifikasi pelibatan masyarakat dan pemangku kepentingan

lainnya, 2) Penilaian isu pembangunan berkelanjutan, 3) Penialian Prioritas Kebijakan,

Rencana, dan Program (KRP), dan 4) Telaah Pengaruh Kebijakan, Rencana, dan

Program (KRP). Masing-masing tahapan kajian pengaruh KRP secara rinci diuraikan

sebagai berikut :

3.2.1.  Identifikasi Pelibatan Masyarakat dan Pemangku Kepentingan Lainnya

Identifikasi pelibatan masyarakat dan pemangku kepentingan dapat dilakukan

sesuai proses dan prosedur penyusunan dan evaluasi masing-masing KRP. Sedangkan

dalam penyusunan KLHS RDTR Kawasan I, untuk bentuk pelibatan masyarakat

disesuaikan dengan perundangan yang terkait yaitu mengacu pada PP No 68 Tahun

2010 tentang bentuk dan tata cara peran masyarakat dalam penataan ruang. Secara

garis besar bentuk pelibatan masyarakat dan pemangku kepentingan dapat dilihat

pada tabel berikut.

Page 110: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 110/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 4 

Tabel III.2  Bentuk Pelibatan Masyarakat dan Pemangku Kepentingan dalam Penyusunan dan Impementasi KLHS RDTRKawasan I

NoTahapan KLHS Identifikasi Bentuk Pelibatan Masyarakat Dan

Pemangku Kepentingan

1 Perencanaan/penyusunan KLHS

a.  Penapisan (kesepakatan perlu tidaknya KLHS)

b.  Identifikasi masyarakat dan pemangku

kepentingan

Instansi/ Lembaga Yang Terlibat :

  Pembuat keputusan :

  Penetapan KLHS RDTR Kawasan I yang akan dilakukan.

  Rekomendasi pelaksanaan kegiatan KLHS  Penyusun KRP dan Instansi terkait :

  Identifikasi pemangku kepentingan.

  Idenitifikasi apakah perlu dilakukan KLHS terhadap RDTR Kawasan I.

  Penetapan KLHS RDTR Kawasan I yang akan dilakukan.

  Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK)

  Masyarakat yang memiliki informasi dan masyarakat yang terkena dampak :

  Keterlibatan pasif masyarakat dalam menerima informasi tentang adanya KLHS

c.  Integrasi proses pelibatan masyarakat

d. Konsultasi publik / dialog / diskusi dengan

masyarakat dan pemangku kepentingan

terkait identifikasi isu lingkungan hidup

dalam pembangunan berkelanjutan.

e.  Identifikasi isu strategis pembangunan

berkelanjutan

  Penyusun KRP dan Instansi terkait :

  Pemberian data dan informasi terkait lingkungan hidup

  Masukan data kebijakan sektor terkait lingkungan hidup

  Masukan data potensi dan masalah penataan ruang

  Masukan data potensi dan masalah pembangunan berkelanjutan

  Masukan isu strategis pembangunan berkelanjutan dari aspek ekonomi, sosial dan

lingkungan.

  Masukan kebijakan sektoral terkait isu strategis pembangunan berkelanjutan

  Masukan prioritas utama dari isu strategis yang ada

  Masyarakat yang memiliki informasi dan masyarakat yang terkena dampak :

  Masukan data karakteristik lokasi studi.

  Masukan data potensi, masalah dan isu strategis dalam pembangunan berkelanjutan

  Aspirasi dan opini masyarakat dalam meminimalisasi dampak lingkungan

Page 111: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 111/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 5 

NoTahapan KLHS Identifikasi Bentuk Pelibatan Masyarakat Dan

Pemangku Kepentingan

  Masukan isu strategis pembangunan berkelanjutan di wilayah studi

  Masukan isu strategis yang paling memberikan dampak menurut masyarakat

  Masukan dampak resiko dari isu strategis pembangunan berkelanjutan

f.  Identifikasi Kebijakan, Rencana, dan/atau

Program (KRP)

  Penyusun KRP dan Instansi terkait :

  Masukan substansi KRP yang paling memberikan pengaruh besar terhadap

lingkungan hidup

  Menentukan muatan dan substansi KRP yang perlu ditelaah pengaruhnya terhadaplingkungan hidup dan diberi muatan pertimbangan aspek pembangunan

berkelanjutan

  Masukan kebijakan sektoral terkait KRP yang perlu ditelaah pengaruhnya terhadap

lingkungan hidup

  Masyarakat yang memiliki informasi dan masyarakat yang terkena dampak :

  Masukan KRP yang memberikan dampak paling besar terhadap lingkungan hidup

  Masukan dampak resiko dari KRP yang mulai ditimbulkan.

g. Telaah Pengaruh Kebijakan, Rencana,

dan/atau Program (KRP)

  Penyusun KRP dan Instansi terkait :

  Masukan hasil kajian kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

  Masukan hasil kajian kinerja layanan/jasa ekosistem

  Masukan hasil kajian efisiensi pemanfaatan SDA

  Masukan hasil kajian tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan

iklim

  Masukan hasil kajian tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati

  Masukan hasil kajian perkiraan dampak/risiko lingkungan hidup yang timbul baik

dari isu strategis maupun KRP.

  Masyarakat yang memiliki informasi dan masyarakat yang terkena dampak :

  Masukan dampak resiko KRP yang dudah mulai timbul di wilayah

  Masukan dampak resiko KRP jika diterapkan.

Page 112: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 112/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 6 

NoTahapan KLHS Identifikasi Bentuk Pelibatan Masyarakat Dan

Pemangku Kepentingan

h. Perumusan Alternatif Penyempurnaan KRP   Penyusun KRP dan Instansi terkait :

  Masukan perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau

program

  Masukan instrumen, metode serta cara mitigasi dampak dan risiko lingkungan

  Masukan alternatif skenario pembangunan

  Masukan alternatif prioritas pembangunan

  Masukan alternatif lokasi yang lebih layak secara lingkungan  Masukan alternatif tahapan pelaksanaan dan identifikasi waktu yang lebih tepat

bagi pembangunan

  Masyarakat yang memiliki informasi dan masyarakat yang terkena dampak :

  Masukan alternatif lokasi yang lebih layak secara lingkungan

i.  Rekomendasi Perbaikan KRP dan

Pengintegrasian Hasil KLHS

  Penyusun KRP dan Instansi terkait :

  Pemberian saran dan pendapat perbaikan untuk pengambilan keputusan KRP yang

mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan

  Masukan perbaikan dalam perubahan prioritas

  Masukan kemungkinan penundaan KRP

  Rekomendasi penyesuaian ukuran dan skala rencana

  Rekomendasi penyesuaian lokasi

  Alternatif rencana dan program

2 Pemanfaatan

 j. 

Keberlanjutan Prosesk. Keberlanjutan Produktifitas

l.  Keselamatan dan Kesejahteraan Masyarakat

 Pembuat keputusan, Penyusun KRP dan Instansi terkait :  Pemerintah dan pemerintah daerah berkewajiban melaksanakan standar pelayanan

minimal dalam rangka pelaksanaan peran masyarakat dalam penataan ruang sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

  Masyarakat yang memiliki informasi dan masyarakat yang terkena dampak :

  Kerjasama dengan Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau sesama unsur

masyarakat dalam pemanfaatan ruang dan pelaksanaan KLHS;

Page 113: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 113/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 7 

NoTahapan KLHS Identifikasi Bentuk Pelibatan Masyarakat Dan

Pemangku Kepentingan

  Memberikan pendapat, saran dan usulan dalam sistem pelaksanaan KLHS.

  Memanfaatkan ruang yang sesuai dengan kearifan lokal dan rencana tata ruang dan

kajian KLHS yang telah ditetapkan

  Menjaga serta memelihara dan meningkatkan kelestarian fungsi lingkungan hidup

dan sumber daya alam

3 Pengedalian, pemeliharaan, pemantauan dan

evaluasi, pengawasan dan penegakan hukumm.  Pencegahan

n.  Penanggulangan

o.  Pemulihan

p.  Konservasi SDA

q.  Pencadangan SDA

r.  Pelestarian fungsi lingkungan hidup

s.  Pembinaan

t.  Sanksi Administrasi

u.  Sanksi Perdata

v.  Sanksi Pidana

  Pembuat keputusan

  Menunjuk instansi lingkungan hidup tingkat kota dalam penyelenggaraan KLHS

termasuk dalam pemantauan dan evaluasi tingkat kota.

  Menyampaikan hasil pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan KLHS kepada

Gubernur.

  Penyusun KRP dan Instansi terkait

  Monotiroing dan evaluasi pelaksanaan KRP secara berkala untuk memastikan

bahwa KRP berjalan sesuai dengan hasil kajian KLHS.

  Menyampaikan hasil pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan KLHS kepada

Walikota.

  Masyarakat yang memiliki informasi dan masyarakat yang terkena dampak

  Ikutserta dalam memantau dan mengawasi pelaksanaan rencana tata ruang dan

hasil KLHS yang telah ditetapkan

  Pelaporan kepada instansi dan/atau pejabat yang berwenang dalam hal

menemukan dugaan penyimpangan atau pelanggaran kegiatan pemanfaatan ruang

yang melanggar rencana tata ruang dan hasil KLHS yang telah ditetapkan

  Pengajuan keberatan terhadap keputusan pejabat yang berwenang terhadap

pembangunan yang dianggap tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan tidak

sesuai dengan kajian KLHS.

Sumber: Analisis, 2014

Page 114: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 114/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 8 

3.2.2.  Penilaian Isu Pembangunan Berkelanjutan

Hasil identifikasi isu strategis pembangunan berkelanjutan sebagaimana

disampaikan pada bab sebelumnya di atas, selanjutnya dilakukan penapisan dari

daftar panjang isu-isu pembangunan berkelanjutan menjadi daftar pendek isu strategis

pembangunan berkelanjutan dengan menggunakan teknik penilaian dan pembobotan.

Adapun tahapan metode pembobotan sebagai berikut :

1.  Menetapkan kriteria untuk menilai isu-isu pembangunan berkelanjutan.

Adapun kriteria dalam menilai isu-isu pembangunan berkelanjutan sebagai

berikut:

  Memiliki keterkaitan antar sektor, wilayah, dan antar generasi.

  Bersifat tidak bisa atau sulit dipulihkan, risiko/dampak mencakup jumlah dan

luasan yang besar dan bersifat kumulatif.

  Memiliki implikasi jangka panjang.

2.  Menggunakan daftar panjang isu-isu pembangunan berkelanjutan untukmerumuskan isu strategis yang prioritas untuk ditelaah pengaruhnya.

3.  Melakukan uji silang isu-isu pembangunan berkelanjutan dengan kriteria

penilaian.

4.  Menetapkan nilai pada masing-masing kriteria berdasarkan tingkat resiko (risk)

untuk setiap isu.

Adapun nilai yang digunakan diklasifikasikan dalam tiga (3) skala, yaitu : nilai 3

(tinggi), nilai 2 (sedang), dan nilai 1 (rendah). Dalam penilaian ini tidak digunakan

nilai nol (0) agar diperoleh kecenderungan. Hal ini terkait dengan asumsi bahwa

setiap tindakan atau perlakuan terhadap suatu kondisi alam dan/atau

lingkungannya akan ada konsekuensi dampaknya (trade-off ).

Asumsi korelasi penilaian dengan kriteria penialaian sebagai berikut :

Tabel III.3  Penilaian Kriteria Isu Pembangunan Berkelanjutan

No Kriteria Tinggi (Skor 3) Sedang (Skor 2) Rendah (Skor 1)

1 Memiliki

keterkaitan antar

sektor, wilayah, dan

antar generasi.

Memiliki keterkaitan 3

(tiga) aspek (antar

sektor, wilayah, dan

generasi)

Meliliki keterkaitan

2 (dua) aspek

Meliliki

keterkaitan salah

satu aspek

2 Bersifat tidak bisa

atau sulit

dipulihkan,

risiko/dampak

mencakup jumlah

dan luasan yang

besar dan bersifat

kumulatif.

  Sulit dipulihkan,

  Risiko/dampak

 jumlah dan luasan

di dalam

kecamatan dan

daerah sekitarnya

  Dampak bersifat

  Bisa pulih dalam

waktu lama

  Risiko/dampak

 jumlah dan

luasan skala

kecamatan,

  Dampak bersifat

  Bisa pulih

dalam waktu

dekat

  Risiko/dampak

 jumlah dan

luasan dalam

skala desa,

  Dampak bersifat

Page 115: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 115/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 9 

No Kriteria Tinggi (Skor 3) Sedang (Skor 2) Rendah (Skor 1)

kumulatif kumulatif tidak komulatif

3 Memiiki implikasi

 jangka panjang.

Implikasi dampak

yang terjadi dalam

 jangka waktu yang

lama/panjang

Implikasi dampak

yang terjadi dalam

 jangka waktu

menengah

Implikasi dampak

yang terjadi dalam

 jangka waktu

pendek

Sumber : Analisis, 2014

Berdasarkan tahapan dan metode pembobotan di atas, dapat diketahui

penilaian isu pembangunan berkelanjutan yang prioritas untuk ditelaah pengaruhnya

dalam KLHS RDTR Kawasan I sebagai berikut.

Page 116: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 116/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 10 

Tabel III.4  Penilaian Isu Pembangunan Berkelanjutan

No Isu Pembangunan Berkelanjutan

Kriteria Penilaian Prioritas Isu PB Nilai Bobot Kriteria

Total

Nilai

(Bobot x

Isu)

Rangking

Prioritas Isu

Pembangunan

Berkelanjutan

Memiliki

keterkaitan

antar sektor,

wilayah, dan

antar generasi

(A)

Bersifat sulit

dipulihkan, risiko/

dampak mencakup

jumlah dan luasan yang

besar dan bersifat

kumulatif (B)

Memiiki

implikasi

jangka

panjang

(C)

A

(30%)

B

(40%)

C

(30%)

1 Masih tingginya jumlah

masyarakat yang berpenghasilan

rendah/pra-sejahtera

3 2 3 0,9 0,8 0,9 2,6 I

2 Masih adanya lingkungan

permukiman yang tidak layak

huni atau kawasan kumuh

perkotaan

2 2 2 0,6 0,8 0,6 2,0 II

3 Belum optimalnya penyediaan

sarana prasarana pengelolaan

sampah

2 2 3 0,6 0,8 0,9 2,3 II

4 Permasalahan drainase perkotaan 3 2 2 0,9 0,8 0,6 2,3 II

5 Permasalahan pencemaran

lingkungan3 2 3 0,9 0,8 0,9 2,6 I

6 Kurangnya Ruang Terbuka Hijau

(RTH)1 1 3 0,3 0,4 0,9 1,6 III

7 Permasalahan transportasi kota 2 1 3 0,6 0,4 0,9 1,9 II

8 Potensi cagar budaya 2 1 2 0,6 0,4 0,6 1,6 III

Total Per Kriteria 18 13 21 5,4 6,4 6,3 16,9

Sumber : Analisis, 2014

Keterangan : Interval Penilaian Rangking Prioritas Isu PB : Rangking I = > 2,3 Rangking II = 1,7 – 2,3 Rangking III = < 1,7 

Page 117: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 117/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 11 

3.2.3. Penilaian Prioritas Kebijakan, Rencana, dan/atau Program

Penilaian prioritas kebijakan, rencana, dan/atau program (KRP) dilakukan baik

untuk kebijakan, rencana, dan/atau program yang akan disusun maupun kebijakan,

rencana, dan/atau program yang telah disusun dan akan dievaluasi. Untuk

identifikasi KRP dalam KLHS RDTR Kawasan I dilakukan pada KRP yang akan

dilakukan. Adapun tujuan identifikasi KRP pada saat KRP tersebut telah disusun,

namun dalam proses penetapan adalah mengetahui dan menentukan muatan dan

substansi rancangan KRP yang perlu ditelaah pengaruhnya terhadap lingkungan

hidup dan diberi muatan pertimbangan aspek pembangunan berkelanjutan.

Tahapan yang dilakukan dalam penetapan KRP yang perlu ditelaah

pengaruhnya dapat dilakukan dengan metode penilaian frekuensi dampak yang

diberikan KRP dalam kaitannya dengan prioritas isu pembangunan berkelanjutan

yang dihasilkan pada tahap sebelumnya. Penilaian frekuensi dampak dilakukan

dengan teknik uji silang antara KRP dan isu pembangunan berkelanjutan yangdihasilkan pada tahap sebelumnya.

Total frekuensi nilai dampak KRP yang menunjukkan nilai negatif merupakan

KRP yang prioritas untuk ditelaah pengaruhnya, mengingat dampak negatif yang

diberikan terhadap lingkungan lebih banyak dibandingkan dengan dampak

positifnya. Secara rinci penetapan prioritas KRP dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 118: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 118/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 12 

Tabel III.5  Penilaian Prioritas KRP

No Program Utama

Isu Pembangunan Berkelanjutan

   F  r  e   k  u  e  n  s   i   D  a

  m  p  a   k   P  o  s   i   t   i   f   (   +   )

   F  r  e   k  u  e  n  s   i   D  a

  m  p  a   k   N  e  g  a   t   i   f   (  -   )

   T  o   t  a   l   F  r  e   k  u  e  n  s   i   D  a  m  p  a   k

   M  a  s   i   h   t   i  n  g  g   i  n  y  a   j  u  m   l  a   h

  m  a  s  y  a  r  a   k  a   t  y  a  n  g

   b  e  r  p  e  n  g   h  a  s   i   l  a  n

  r  e  n   d  a   h   /  p  r  a  -

  s  e   j  a   h   t  e  r  a

   M  a  s   i   h  a   d  a  n  y  a   l   i  n  g   k  u  n  g  a  n

  p  e  r  m  u   k   i  m  a  n  y  a

  n  g   t   i   d  a   k   l  a  y  a   k

   h  u  n   i  a   t  a  u   k  a  w  a  s  a  n   k  u  m  u   h

 

   B  e   l  u  m  o  p   t   i  m  a   l  n

  y  a  p  e  n  y  e   d   i  a  a  n

  s  a  r  a  n  a  p  r  a  s  a  r  a  n  a  p  e  n  g  e   l  o   l  a  a  n

  s  a  m  p  a   h

   P  e  r  m  a  s  a   l  a   h  a  n   d

  r  a   i  n  a  s  e

  p  e  r   k  o   t  a  a  n

   P  e  r  m  a  s  a   l  a   h  a  n  p

  e  n  c  e  m  a  r  a  n

   l   i  n  g   k  u  n  g  a  n

   K  u  r  a  n  g  n  y  a   R  u  a  n  g   T  e  r   b  u   k  a

   H   i   j  a  u   (   R   T   H   )

   P  e  r  m  a  s  a   l  a   h  a  n   t  r  a  n  s  p  o  r   t  a  s   i   k  o   t  a

   P  o   t  e  n  s   i  c  a  g  a  r   b  u

   d  a  y  a

1 PENATAAN RUANG

A Perencanaan

Proses Perda + + + + + + + 0 6

B Pengendalian

1 Penyusunan & pemerdaan zoning Regulasi + + + + + + 6 0 6

2 Penyusunan/Optimalisasi BKPRD + + + + + + 6 0 6

3 Kegiatan Pengendalian Pemanfaatan Ruang + + + + + + + 7 0 7

4 Penertiban pemanfaatan kawasan lindung + + + + + + + 7 0 7

5 Penertiban pemanfaatan kawasan budidaya + + + + + + + 7 0 7

2 CAGAR BUDAYA

1Pembangunan prasasti penanda sejarah pada masing masingkampung/ kelurahan

+ + 2 0 2

2 Pelestarian bangunan cagar budaya (ragawi) + + 2 0 2

3Pelestarian aktivitas sejarah (non ragawi) menjadi asetwarisan budaya yang akan tetap dijalankan didalammasyarakat

+ + + + 4 0 4

Page 119: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 119/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 13 

No Program Utama

Isu Pembangunan Berkelanjutan

   F  r  e   k  u  e  n  s   i   D  a  m  p  a   k   P  o  s   i   t   i   f   (   +   )

   F  r  e   k  u  e  n

  s   i   D  a  m  p  a   k   N  e  g  a   t   i   f   (  -   )

   T  o   t  a   l   F  r  e   k  u  e  n  s   i   D  a  m  p  a   k

   M  a  s   i   h   t   i  n  g  g   i  n  y  a   j  u  m   l  a   h

  m  a  s  y  a  r  a   k  a

   t  y  a  n  g

   b  e  r  p  e  n  g   h  a

  s   i   l  a  n  r  e  n   d  a   h   /  p  r  a  -

  s  e   j  a   h   t  e  r  a

   M  a  s   i   h  a   d  a

  n  y  a   l   i  n  g   k  u  n  g  a  n

  p  e  r  m  u   k   i  m

  a  n  y  a  n  g   t   i   d  a   k   l  a  y  a   k

   h  u  n   i  a   t  a  u   k  a  w  a  s  a  n   k  u  m  u   h

 

   B  e   l  u  m  o  p   t   i  m  a   l  n  y  a  p  e  n  y  e   d   i  a  a  n

  s  a  r  a  n  a  p  r  a

  s  a  r  a  n  a  p  e  n  g  e   l  o   l  a  a  n

  s  a  m  p  a   h

   P  e  r  m  a  s  a   l  a   h  a  n   d  r  a   i  n  a  s  e

  p  e  r   k  o   t  a  a  n

   P  e  r  m  a  s  a   l  a   h  a  n  p  e  n  c  e  m  a  r  a  n

   l   i  n  g   k  u  n  g  a

  n

   K  u  r  a  n  g  n  y  a   R  u  a  n  g   T  e  r   b  u   k  a

   H   i   j  a  u   (   R   T   H   )

   P  e  r  m  a  s  a   l  a   h  a  n   t  r  a  n  s  p  o  r   t  a  s   i   k  o   t  a

   P  o   t  e  n  s   i  c  a  g  a  r   b  u   d  a  y  a

3 PERINDUSTRIAN

1 Pengembangan kawasan industri ramah lingkungan + + - - - - 2 4 -2

2Peningkatan sarana dan prasarana penunjang kegiatanindustri

+ + + + + + 6 0 6

3Peningkatan Pengendalian Polusi (Pembangunan InstalasiPengolahan Air Limbah /IPAL)

+ + + 3 0 3

4 TRANSPORTASI

1 Peningkatan Jalan Kolektor Primer + + + 2 0 3

2 Peningkatan Jalan Lokal Primer + + + + 3 0 4

3 Peningkatan Jalan Lingkungan + + + + 3 0 4

4 Pembangunan dan pengaturan jalur sepada + + + 2 0 3

5 Pembangunan Jalur BST dan halte/ shelter + + + 2 0 36 Pengadaan dan Pemeliharaan rambu lalu lintas + + 2 0 2

7 Pengadaan dan Pemeliharaan penerangan jalan + + 2 0 2

5 AIR BERSIH

Peningkatan pelayanan jaringan air bersih+ + + 3 0 3

Page 120: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 120/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 14 

No Program Utama

Isu Pembangunan Berkelanjutan

   F  r  e   k  u  e  n  s   i   D  a  m  p  a   k   P  o  s   i   t   i   f   (   +   )

   F  r  e   k  u  e  n

  s   i   D  a  m  p  a   k   N  e  g  a   t   i   f   (  -   )

   T  o   t  a   l   F  r  e   k  u  e  n  s   i   D  a  m  p  a   k

   M  a  s   i   h   t   i  n  g  g   i  n  y  a   j  u  m   l  a   h

  m  a  s  y  a  r  a   k  a

   t  y  a  n  g

   b  e  r  p  e  n  g   h  a

  s   i   l  a  n  r  e  n   d  a   h   /  p  r  a  -

  s  e   j  a   h   t  e  r  a

   M  a  s   i   h  a   d  a

  n  y  a   l   i  n  g   k  u  n  g  a  n

  p  e  r  m  u   k   i  m

  a  n  y  a  n  g   t   i   d  a   k   l  a  y  a   k

   h  u  n   i  a   t  a  u   k  a  w  a  s  a  n   k  u  m  u   h

 

   B  e   l  u  m  o  p   t   i  m  a   l  n  y  a  p  e  n  y  e   d   i  a  a  n

  s  a  r  a  n  a  p  r  a

  s  a  r  a  n  a  p  e  n  g  e   l  o   l  a  a  n

  s  a  m  p  a   h

   P  e  r  m  a  s  a   l  a   h  a  n   d  r  a   i  n  a  s  e

  p  e  r   k  o   t  a  a  n

   P  e  r  m  a  s  a   l  a   h  a  n  p  e  n  c  e  m  a  r  a  n

   l   i  n  g   k  u  n  g  a

  n

   K  u  r  a  n  g  n  y  a   R  u  a  n  g   T  e  r   b  u   k  a

   H   i   j  a  u   (   R   T   H   )

   P  e  r  m  a  s  a   l  a   h  a  n   t  r  a  n  s  p  o  r   t  a  s   i   k  o   t  a

   P  o   t  e  n  s   i  c  a  g  a  r   b  u   d  a  y  a

6 DRAINASE

1 Perbaikan saluran drainase primer + + + + + 5 0 5

2 Perbaikan saluran drainase sekunder + + + + + 5 0 5

3 Pembangunan saluran drainase tersier + + + + + 5 0 5

4 Pemeliharaan Jaringan Drainase/Saluran + + + + + 5 0 5

5 Normalisasi saluran pembuangan + + + + + 5 0 5

6 Prokasih (program kalibersih) + + + + + 5 0 5

7 LIMBAH

1Pengadaan Jaringan Pembuangan limbah baik untuk industrimaupun untuk rumah tangga (khususnya home industry)

+ + + 3 0 3

2 Pembangunan IPAL komunal + + + 3 0 3

8 SAMPAH

1 Pengadaan TPS Mobile + + + + + 5 0 5

2 Pembangunan TPST Sriwedari dan TPST Sangkrah + + + + + 5 0 5

3Sosialiasi perilaku masyarakat terkait pentingnya membuangsampah pada tempatnya + + + + + + 6 0 6

Page 121: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 121/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 15 

No Program Utama

Isu Pembangunan Berkelanjutan

   F  r  e   k  u  e  n  s   i   D  a  m  p  a   k   P  o  s   i   t   i   f   (   +   )

   F  r  e   k  u  e  n

  s   i   D  a  m  p  a   k   N  e  g  a   t   i   f   (  -   )

   T  o   t  a   l   F  r  e   k  u  e  n  s   i   D  a  m  p  a   k

   M  a  s   i   h   t   i  n  g  g   i  n  y  a   j  u  m   l  a   h

  m  a  s  y  a  r  a   k  a

   t  y  a  n  g

   b  e  r  p  e  n  g   h  a

  s   i   l  a  n  r  e  n   d  a   h   /  p  r  a  -

  s  e   j  a   h   t  e  r  a

   M  a  s   i   h  a   d  a

  n  y  a   l   i  n  g   k  u  n  g  a  n

  p  e  r  m  u   k   i  m

  a  n  y  a  n  g   t   i   d  a   k   l  a  y  a   k

   h  u  n   i  a   t  a  u   k  a  w  a  s  a  n   k  u  m  u   h

 

   B  e   l  u  m  o  p   t   i  m  a   l  n  y  a  p  e  n  y  e   d   i  a  a  n

  s  a  r  a  n  a  p  r  a

  s  a  r  a  n  a  p  e  n  g  e   l  o   l  a  a  n

  s  a  m  p  a   h

   P  e  r  m  a  s  a   l  a   h  a  n   d  r  a   i  n  a  s  e

  p  e  r   k  o   t  a  a  n

   P  e  r  m  a  s  a   l  a   h  a  n  p  e  n  c  e  m  a  r  a  n

   l   i  n  g   k  u  n  g  a

  n

   K  u  r  a  n  g  n  y  a   R  u  a  n  g   T  e  r   b  u   k  a

   H   i   j  a  u   (   R   T   H   )

   P  e  r  m  a  s  a   l  a   h  a  n   t  r  a  n  s  p  o  r   t  a  s   i   k  o   t  a

   P  o   t  e  n  s   i  c  a  g  a  r   b  u   d  a  y  a

9 PENDIDIKAN

1 Pembangunan lembaga pendidikan kursus ketrampilan + + - + 3 1 2

2 Pembangunan Fasilitas SLTA/perguruan tinggi + - - - - - + 3 5 -2

10 PERIBADATAN

Pengembangan jangkauan pelayanan Fasilitas peribadatankepada masyarakat

+ + + 3 0 3

11 KESEHATAN

1Pengembangan Fasilitas Kesehatan skala pelayanankecamatan

+ + - 2 1 1

2Peningkatan kualitas fasilitas kesehatan skala lingkunganseperti posyandu, bidan, dsb

+ + + + + + 6 0 6

12 FASILITAS PERDAGANGAN1 Pembangunan Sektor ekonomi Kreatif + + - - - - - + 3 5 -2

2 Penataan Sektor Kawasan Perdagangan Informal + + - - - - - + 3 5 -2

3Peningkatan kualitas dan pemeliharaan pasar

+ + - + 3 1 2

Page 122: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 122/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 16 

No Program Utama

Isu Pembangunan Berkelanjutan

   F  r  e   k  u  e  n  s   i   D  a  m  p  a   k   P  o  s   i   t   i   f   (   +   )

   F  r  e   k  u  e  n

  s   i   D  a  m  p  a   k   N  e  g  a   t   i   f   (  -   )

   T  o   t  a   l   F  r  e   k  u  e  n  s   i   D  a  m  p  a   k

   M  a  s   i   h   t   i  n  g  g   i  n  y  a   j  u  m   l  a   h

  m  a  s  y  a  r  a   k  a

   t  y  a  n  g

   b  e  r  p  e  n  g   h  a

  s   i   l  a  n  r  e  n   d  a   h   /  p  r  a  -

  s  e   j  a   h   t  e  r  a

   M  a  s   i   h  a   d  a

  n  y  a   l   i  n  g   k  u  n  g  a  n

  p  e  r  m  u   k   i  m

  a  n  y  a  n  g   t   i   d  a   k   l  a  y  a   k

   h  u  n   i  a   t  a  u   k  a  w  a  s  a  n   k  u  m  u   h

 

   B  e   l  u  m  o  p   t   i  m  a   l  n  y  a  p  e  n  y  e   d   i  a  a  n

  s  a  r  a  n  a  p  r  a

  s  a  r  a  n  a  p  e  n  g  e   l  o   l  a  a  n

  s  a  m  p  a   h

   P  e  r  m  a  s  a   l  a   h  a  n   d  r  a   i  n  a  s  e

  p  e  r   k  o   t  a  a  n

   P  e  r  m  a  s  a   l  a   h  a  n  p  e  n  c  e  m  a  r  a  n

   l   i  n  g   k  u  n  g  a

  n

   K  u  r  a  n  g  n  y  a   R  u  a  n  g   T  e  r   b  u   k  a

   H   i   j  a  u   (   R   T   H   )

   P  e  r  m  a  s  a   l  a   h  a  n   t  r  a  n  s  p  o  r   t  a  s   i   k  o   t  a

   P  o   t  e  n  s   i  c  a  g  a  r   b  u   d  a  y  a

12 KAWASAN PERMUKIMAN

1 Perbaikan Lingkungan Permukiman kumuh dan padat + + + + + + + + 8 0 8

2 Pemenuhan kebutuhan rumah layak huni untuk masyarakat + + + + + + + + 8 0 8

13 LINGKUNGAN

Penataan Kawasan Kalipepe + + + + + + + 7 0 7

Sumber : Analisis, 2014

Keterangan : Kebijakan, Rencana dan Program yang memberikan nilai frekuensi dampak negatif (-) merupakan KRP terpilih yang akandikaji/ditelaah lebih lanjut pada tahap selanjutnya.

Page 123: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 123/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 17 

Berdasarkan tabel penilaian prioritas KRP di atas, dapat diketahui bahwa KRP

RDTR Kawasan I yang mempunyai potensi dampak atau pengaruh negatif terhadap

kondisi lingkungan hidup sebagai berikut :

1.  Pengembangan kawasan industri ramah lingkungan

2.  Pembangunan Fasilitas SLTA/perguruan tinggi

3.  Pembangunan Sektor ekonomi Kreatif

4.  Penataan Sektor Kawasan Perdagangan Informal

Namun demikian terdapat beberapa program yang berdampak positif terhadap

kondisi lingkungan hidup tetapi belum mampu efektif berpengaruh positif karena

skala kegiatan yang kurang misalnya lokasinya kurang dan sebagainya. Kondisi

seperti ini terjadi pada beberapa program sebagai berikut :

1.  Penataan Kawasan Kali Pepe.

2.  Pembangunan TPST di Kawasan Sriwedari dan Sangkrah.3.  Pembangunan RTH skala lingkungan.

3.2.4. Telaah Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup

Telaah pengaruh KRP dilakukan untuk mengetahui kemungkinan dan potensi

pengaruh KRP terhadap isu strategis lingkungan hidup dalam pembangunan

berkelanjutan yang telah diidentifikasi pada tahap sebelumnya. Hasil dari telaah

pengaruh KRP dapat dijadikan acuan dalam identifikasi alternatif untuk memperbaiki

muatan dan substansi KRP agar tujuan dan sasaran KRP dapat berkelanjutan,

termasuk mencegah/mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Secara

garis besar telaah pengaruh KRP dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) tahapan yaitu :

telaah pengaruh terhadap isu pembangunan berkelanjutan, telaah pengaruh KRP,

telaah dampak pengaruh isu pembangunan berkelanjutan dan KRP.

Telaah juga dikaji dengan menggunakan salah satu atau kombinasi substansi

berdasarkan Pasal 16 UU PPLH, yaitu :

1)  Kapasitas daya dukung & daya tampung lingkungan hidup untuk

pembangunan,

2)  Kinerja layanan/jasa ekosistem,

3)  Efisiensi pemanfaatan sumberdaya alam (SDA),

4)  Tingkat kerentanan & kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim,5)  Tingkat ketahanan & potensi keanekaragaman hayati, dan

6)  Perkiraan mengenai dampak & risiko lingkungan hidup.

Telaah pengaruh komponen KRP RDTR perkotaan Kawasan I dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Page 124: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 124/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 18 

Tabel III.6  Telaah Pengaruh KRP pada Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan

No

Komponen Kebijakan, Rencana

dan/atau Program (KRP) RDTR

Kawasan I

Telaah Pengaruh KRP pada Lingkungan Hidup dan

Pembangunan Berkelanjutan

A Kebijakan, Rencana dan/atau Program (KRP) RDTR Kawasan I dengan Nilai Frekuensi Dampak Negatif (-)

1 Pengembangan kawasan industri

ramah lingkungan 

Rencana pengembangan kawasan industri ramah lingkungan, memberikan pengaruh dan dapat

berakibat pada :

  Keterbatasan ketersediaan lahan mendukung penyediaan sarana industry dimaksud.

  Berkurangnya daya tampung lahan untuk mewadahi sarana industry mengingat kegiatan ini

diikuti dengan pergerakan kegiatan tenaga kerja, bahan baku dan produk industry.

  Potensi meningkatnya pencemaran lingkungan (limbah cair dan padat) akibat kegiatan industry di

perkotaan.

  Permasalahan kemacetan lalu-lintas pada titik-titik kegiatan sosial ekonomi seperti kawasan

industri.

  Ancaman berkurangnya luasan lahan terbuka hijau yang dikembangkan untuk penyediaan sarana

industri.

  Dalam jangka panjang seharusnya kegiatan industry yang ada saat ini (contoh industry batik) perlu

dikaji untuk direlokasi ke arah pinggiran atau luar kota. Kegiatan industry yang ada saat ini dapat

dialihfungsikan sebagai kawasan perdagangan dan jasa atau wisata belanja (contoh dapat

digunakan sebagai butik/outlet untuk penjualan produk-produk batik.

2 Pembangunan Fasilitas SLTA/

perguruan tinggi

Rencana pengembangan fasilitas SLTA/perguruan tinggi, memberikan pengaruh dan dapat berakibat

pada :

  Keterbatasan ketersediaan lahan mendukung penyediaan sarana pendidikan dimaksud.  Berkurangnya daya tampung lahan untuk mewadahi sarana pendidikan ini mengingat kegiatan ini

diikuti dengan pergerakan kegiatan siswa/pelajar, tumbuhnya permukiman untuk pelajar

khususnya di sekitar kampus pendidikan tinggi, serta sarana pendukung lainnya seperti pusat

fotocopy dan sebagainya.

  Potensi meningkatnya pencemaran lingkungan (limbah cair dan padat) akibat kegiatan pendidikan

Page 125: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 125/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 19 

No

Komponen Kebijakan, Rencana

dan/atau Program (KRP) RDTR

Kawasan I

Telaah Pengaruh KRP pada Lingkungan Hidup dan

Pembangunan Berkelanjutan

menengah dan tinggi di perkotaan.

  Permasalahan kemacetan lalu-lintas pada titik-titik kegiatan terkait kawasan pendidikan

menengah/tinggi.

  Ancaman berkurangnya luasan lahan terbuka hijau yang dikembangkan untuk penyediaan sarana

pendidikan.

3 Pembangunan Sektor EkonomiKreatif

Rencana pengembangan sector ekonomi kreatif, memberikan pengaruh dan dapat berakibat pada :  Meskipun relatif berdampak kecil terhadap lingkungan, karena kegiatan ekonomi kreatif yang

berbasis budaya, seni, dan kreatifitas, cenderung tidak diusahakan dalam skala besar dan

memanfaatkan sumberdaya alam intensif; namun demikian kegiatan ekonomi ini tetap perlu

mendapat perhatian dalam pengelolaannya.

  Kegiatan ekonomi kreatif potensi meningkatnya pencemaran lingkungan (limbah cair dan padat)

akibat kegiatan yang tidak dikelola dan didukung sarana yang memadai (misalnya fasilitas

pembuangan sampah).

  Permasalahan kemacetan lalu-lintas pada titik-titik tertentu terkait kegiatan ekonomi kreatif.

4 Penataan Sektor Kawasan

Perdagangan Informal

Rencana pengembangan sector perdagangan informal, memberikan pengaruh dan dapat berakibat pada:

  Meskipun relatif berdampak kecil terhadap lingkungan, karena kegiatan penataan berupaya

memperbaiki pedanagang kaki lima yang tidak tettata sebelumnya; namun demikian kegiatan

ekonomi ini tetap perlu mendapat perhatian dalam pengelolaannya.

  Kegiatan penataan sector perdagangan informal potensi meningkatnya pencemaran lingkungan

(limbah cair dan padat) akibat kegiatan yang tidak dikelola dan didukung sarana yang memadai

(misalnya fasilitas pembuangan sampah).

  Permasalahan kemacetan lalu-lintas pada titik-titik tertentu terkait kegiatan perdagangan informal.

  Perlu pengkajian secara mendalam berkaitan dengan keberadaan Pasar Hewan di kawasan

Notoharjo Kel. Semanggi. Mengingat potensi dampaknya terhadap lingkungan perkotaan padat di

sekitarnya.

Page 126: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 126/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 20 

No

Komponen Kebijakan, Rencana

dan/atau Program (KRP) RDTR

Kawasan I

Telaah Pengaruh KRP pada Lingkungan Hidup dan

Pembangunan Berkelanjutan

B Program yang berdampak positif terhadap kondisi lingkungan hidup tetapi belum mampu efektif berpengaruh positif

1 Penataan Kawasan Kali Pepe Dalam RDTR Kawasan I dirumuskan program penataan kawasan Kali Pepe, tidak termasuk bantaran

sungai lainnya (Kali Jenes dan Kali Pelemwulung). Program ini sangat baik dalam meningkatkan

kualitas lingkungan hidup di kawasan sekitar sungai, karena pada kawasan ini merupakan konsentrasi

kawasan kumuh dan daerah rawan banjir.

Untuk itu program ini perlu diperluas pada lokasi-lokasi lainnya yaitu pada kawasan Kali Jenes danKali Pelemwulung.

2 Pembangunan TPST di Kawasan

Sriwedari dan Sangkrah

Pembangunan TPST merupakan salah satu upaya pengurangan produksi sampah yang akan diangkut

menuju TPA Putri Cempo melalui pengolahan di tingkat komunal (setempat). Sehingga program ini

tentunya dapat dilaksanakan pada seluruh kelurahan di Kawasan I, tidak terbatas di Sriwedari dan

Sangkrah. Untuk itu perlu upaya ekstentifikasi wilayah dan prioritas pada beberapa konsentrasi

kawasan kumuh yang biasanya upaya pengelolaan sampah masih kurang yang ditunjukkan dengan

masih banyaknya sampah yang dibuang di badan sungai. Kawasan prioritas pembangunan TPST

antara lain adalah :

1.  Sudiroprajan.

2.  Gandekan.

3.  Sewu.

4.   Joyotakan.

5.  Danukusuman.

6.   Joyosuran.7.  Semanggi.

8.  Pasar Kliwon.

9.  Kedunglumbu.

Page 127: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 127/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 21 

No

Komponen Kebijakan, Rencana

dan/atau Program (KRP) RDTR

Kawasan I

Telaah Pengaruh KRP pada Lingkungan Hidup dan

Pembangunan Berkelanjutan

3 Pembangunan RTH skala

lingkungan.

Dalam RDTR Kawasan I dirumuskan program pembangunan RTH skala lingkungan. Idealnya, dengan

luasan RTH yang masih kurang, perlu pembangunan RTH skala yang lebih besar, misalnya skala

kawasan. Pembangunan RTH skala kawasan yang baru dapat melengkapi RTH kawasan yang sudah

ada seperti alun-alun utara, alun-alun selatan dan Stadion Sriwedari. Untuk itu lokasi-lokasi potensial

dapat dikembangkan sebagai RTH skala kawasan seperti pemanfaatan lahan sempadan/bantaran

sungai dan area lahan kosong yang masih ada untuk pengembangan Hutan Kota. Pengembangan RTHini dapat dilakukan dengan mengintegrasikan potensi RTH yang berdekatan misalnya

sempadan/bantaran sungai, lahan kosong, makam, jalur jalan dan lapangan olah raga.

Sumber : Analisis, 2014

Page 128: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 128/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 22 

Selain kajian telaah pengaruh yang sudah diuraikan diatas, kajian KLHS

Kawasan I juga melakukan telaah terhadap salah satu substansi KLHS yang terdapat

pada Pasal 16 UU PPLH secara lebih detail. Kajian pengaruh secara detail yang terkait

dengan KLHS RDTR Kawasan I yaitu pada kajian kapasitas daya dukung dan daya

tampung lingkungan hidup untuk pembangunan. Secara lebih detail identifikasi daya

dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan dalam kegiatan

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kawasan I dilakukan

berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 tentang

Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam Penataan Ruang

Wilayah.

Penentuan daya dukung lingkungan hidup dilakukan dengan cara mengetahui

kapasitas lingkungan alam dan sumber daya untuk mendukung kegiatan

manusia/penduduk yang menggunakan ruang bagi kelangsungan hidup. Besarnya

kapasitas tersebut di suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan dan karakteristik sumberdaya yang ada di hamparan ruang yang bersangkutan. Kapasitas lingkungan hidup

dan sumber daya akan menjadi faktor pembatas dalam penentuan pemanfaatan ruang

yang sesuai. Daya dukung lingkungan hidup terbatas pada kapasitas penyediaan

sumber daya alam, terutama berkaitan dengan kemampuan lahan serta ketersediaan

dan kebutuhan akan lahan dalam suatu ruang/wilayah.

Dalam identifikasi kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan

hidup, dilakukan beberapa tahapan analisis yang dilakukan untuk mengetahui alokasi

pemanfaatan ruang yang dilakukan berdasarkan 3 (tiga) pendekatan, yaitu:

a.  Kemampuan lahan untuk alokasi pemanfaatan ruang.

b.  Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan lahan.

c.  Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan air.

Secara rinci kajian dan analisis daya dukung lingkungan dalam penataan ruang

ini dapat diuraikan sebagai berikut :

A.  Kemampuan / Daya Dukung Lahan untuk Alokasi Pemanfaatan Ruang

Komponen dalam analisis penetapan kemampuan lahan untuk alokasi

pemanfaatan ruang dibedakan dalam dua bagian, yaitu Kemampuan Lahan dan

Evaluasi Kesesuaian Lahan. Berikut penjelalasan kajian analisis yang dilakukan.

1.  Kemampuan Lahan

Kemampuan lahan merupakan karakteristik lahan yang mencakup sifat tanah (fisik

dan kimia), topografi, drainase, dan kondisi lingkungan hidup lain. Berdasarkan

karakteristik lahan tersebut, dapat dilakukan klasifikasi kemampuan lahan ke

dalam tingkat kelas, sub kelas, dan unit pengelolaan. Dalam analisis ini, mengingat

kondisi lahan sudah merupakan kawasan perkotaan dengan dominasi kawasan

terbangun. Maka analisis hanya dilakukan hingga Kemampuan Lahan dalam

Tingkat Kelas.

Page 129: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 129/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 23 

Lahan diklasifikasikan ke dalam 8 (delapan) kelas, yang ditandai dengan huruf

romawi I sampai dengan VIII. Dua kelas pertama (kelas I dan kelas II) merupakan

lahan yang cocok untuk penggunaan pertanian dan 2 (dua) kelas terakhir (kelas VII

dan kelas VIII) merupakan lahan yang harus dilindungi atau untuk fungsi

konservasi. Kelas III sampai dengan kelas VI dapat dipertimbangkan untuk

berbagai pemanfaatan lainnya. Meskipun demikian, lahan kelas III dan kelas IV

masih dapat digunakan untuk pertanian. Keterangan lebih rinci mengenai

klasifikasi kelas lahan dan penggunaannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel III.7  Klasifikasi Kemampuan Lahan Dalam Tingkat Kelas

Kelas Kriteria Penggunaan

I 1)  Tidak mempunyai atau hanya sedikit hambatan yang

membatasi penggunaannya.

2)  Sesuai untuk berbagai penggunaan, terutama

pertanian.

3)  Karakteristik lahannya antara lain: topografi hampir

datar - datar, ancaman erosi kecil, kedalaman efektif

dalam, drainase baik, mudah diolah, kapasitas

menahan air baik, subur, tidak terancam banjir.

Pertanian:

a.  Tanaman pertanian

semusim.

b.  Tanaman rumput.

c.  Hutan dan cagar alam.

II 1)  Mempunyai beberapa hambatan atau ancaman

kerusakan yang mengurangi pilihan penggunaannya

atau memerlukan tindakan konservasi yang sedang.

2)  Pengelolaan perlu hati-hati termasuk tindakan

konservasi untuk mencegah kerusakan.

Pertanian:

a.  Tanaman semusim.

b.  Tanaman rumput.

c.  Padang Penggembalaan

d. Hutan Produksie.  Hutan Lindung

f.  Cagar Alam

III 1)  Mempunyai beberapa hambatan yang berat yang

mengurangi pilihan penggunaan lahan dan

memerlukan tindakan konservasi khusus dan

keduanya.

2)  Mempunyai pembatas lebih berat dari kelas II dan

 jika dipergunakan untuk tanaman perlu pengelolaan

tanah dan tindakan konservasi lebih sulit diterapkan.

3)  Hambatan pada angka I membatasi lama penggunaan

bagi tanaman semusim, waktu pengolahan, pilihan

tanaman atau kombinasi dari pembatas tersebut.

1.  Pertanian:

a. Tanaman semusim.

b. Tanaman yang

memerlukan

pengolahan tanah.

c. Tanaman rumput.

d. Padang rumput.

e. Hutan produksi.

f.  Hutan lindung dan

cagar alam.

2.  Non-pertanian.

IV 1)  Hambatan dan ancaman kerusakan tanah lebih besar

dari kelas III, dan pilihan tanaman juga terbatas.

2)  Perlu pengelolaan hati-hati untuk tanaman semusim,

tindakan konservasi lebih sulit diterapkan.

1.  Pertanian:

a. Tanaman semusim dan

tanaman pertanian

pada umumnya.

b. Tanaman rumput.

c. Hutan produksi.

d. Padang

penggembalaan

Page 130: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 130/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 24 

Kelas Kriteria Penggunaan

e. Hutan lindung dan

suaka alam.

2.  Non-pertanian.

V 1)  Tidak terancam erosi tetapi mempunyai hambatanlain yang tidak mudah untuk dihilangkan, sehingga

membatasi pilihan penggunaannya.

2)  Mempunyai hambatan yang membatasi pilihan

macam penggunaan dan tanaman.

3)  Terletak pada topografi datar-hampir datar tetapi

sering terlanda banjir, berbatu atau iklim yang kurang

sesuai.

1.  Pertanian:a. Tanaman rumput.

b. Padang

penggembalaan.

c. Hutan produksi.

d. Hutan lindung dan

suaka alam.

2.  Non-pertanian

VI 1)  Mempunyai faktor penghambat berat yang

menyebabkan penggunaan tanah sangat terbatas

karena mempunyai ancaman kerusakan yang tidakdapat dihilangkan.

2)  Umumnya terletak pada lereng curam, sehingga jika

dipergunakan untuk penggembalaan dan hutan

produksi harus dikelola dengan baik untuk

menghindari erosi.

1.  Pertanian:

a. Tanaman rumput.

b. Padangpenggembalaan.

c. Hutan produksi.

d. Hutan lindung dan

cagar alam.

2.  Non-pertanian

VII Mempunyai faktor penghambat dan ancaman berat yang

tidak dapat dihilangkan, karena itu pemanfaatannya

harus bersifat konservasi. Jika digunakan untuk padang

rumput atau hutan produksi

harus dilakukan pencegahan erosi yang berat.

a. Padang rumput.

b. Hutan produksi.

VIII 1)  Sebaiknya dibiarkan secara alami.

2)  Pembatas dan ancaman sangat berat dan tidak

mungkin dilakukan tindakan konservasi, sehingga

perlu dilindungi.

a.  Hutan lindung.

b.  Rekreasi alam.

c.  Cagar alam.

Sumber : Permen Nomor 17 Tahun 2009

Dari hasil analisis overlay pemetaan dengan memperhatikan kondisi tekstur

tanah yang didominasi jenis tanah alluvial dan latosol, tekstur sedang; kondisi

lereng landai; tingkat erosi sedang; dan kondisi banjir kadang-kadang tergenang;

maka didapatkan hasil sebagai berikut :

  Kemampuan Lahan Kelas I. Lahan ini berada pada sebagian besar Kec.

Serengan dan sebagian Kec. Pasar Kliwon bagian barat. Temasuk pula wilayah

Kec. Laweyan. Pada lahan ini tidak mempunyai atau hanya sedikit hambatan

yang membatasi penggunaannya, sehingga sesuai untuk berbagai penggunaan.

Pada awalnya kawasan ini sesuai untuk pertanian. Karakteristik lahannya

antara lain: topografi hampir datar - datar, ancaman erosi kecil, kedalaman

efektif dalam, drainase baik, mudah diolah, kapasitas menahan air baik, subur,

tidak terancam banjir. Namun dengan melihat kondisi lahan ini sudah kawasan

perkotaan yang padat, maka lahan ini juga sesuai untuk budidaya non

pertanian atau kawasan terbangun.

Page 131: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 131/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 25 

  Kemampuan Lahan Kelas II. Lahan dengan kemampuan lahan Kelas II ini

mempunyai hambatan yaitu kadang-kadang tergenang banjir. Lahan ini berada

pada sepanjang alur Sungai Bengawan Solo di Kec. Pasar Kliwon dan Kec.

 Jebres. Mempunyai beberapa hambatan atau ancaman kerusakan yang

mengurangi pilihan penggunaannya atau memerlukan tindakan konservasi

yang sedang. Pengelolaan perlu hati-hati termasuk tindakan konservasi untuk

mencegah kerusakan. Sehingga meskipun saat ini digunakan untuk kawasan

terbangun tetapi dalam pengembangan dan pengelolaannya perlu

memperhatikan aspek tersebut. Untuk itu pada kawasan ini perlu dialokasikan

ruang-ruang untuk mitigasi bencana banjir.

Lebih jelasnya dapat dilihat pada Peta Kelas Kemampuan Lahan di perkotaan

Kawasan I di bawah ini.

Page 132: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 132/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 26 

Gambar 3.1

Kelas Kemampuan Lahan Kawasan I

Page 133: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 133/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 27 

2.  Kesesuaian Penggunaan Lahan untuk Fungsi Lindung dan Budidaya

Kesesuaian penggunaan lahan untuk fungsi lindung ini mengacu Keppres Nomor

32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung. Kawasan lindung

didefiniskan sebagai kawasan yang fungsi utamanya melindungi kelestarian

lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan serta

nilai budaya serta sejarah bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan.

Kesesuaian lahan untuk kawasan lindung dalam konteks perkotaan Kawasan I

adalah dalam bentuk Sempadan sungai. Yaitu merupakan pengaman aliran sungai,

pada jarak tertentu sesuai ketentuan yang berlaku di kanan kiri sungai (sempadan

sungai). Berdasarkan Keppres 32/1990, serta memperhatikan ketentuan peraturan

terkait lainnya (termasuk ketentuan tentang Garis Sempadan yang dikeluarkan

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah) kawasan sempadan sungai mempunyai manfaat

penting untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu

dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik sungai serta mengamankan aliransungai. Penetapan garis sempadan sungai sekurang-kurangnya dilakukan dengan

ketentuan berikut:

Sungai bertanggul Sungai bertanggul adalah 3 (tiga) meter di sebelah luar

sepanjang kaki tanggul;

Sungai tidak

bertanggul

a)  Sungai berkedalaman kurang dari 3 meter adalah 10

(sepuluh) meter;

b)  Sungai berkedalaman 3 (tiga) sampai 20 (dua puluh)

meter adalah 15 (lima belas) meter;

Saluran bertanggul a)  3 (tiga) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan

dengan debit 4 m3/detik atau lebih;

b)  2 (dua) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan

dengan debit 1 – 4 m3/detik;

c)  1 (satu) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan

dengan debit kurang 1 m3/detik

Saluran tidak

bertanggul

a)  4 (empat) kali kedalaman saluran lalu ditambah 5

(lima) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan

dengan debit 4 m3/detik;

b)  4 (empat) kali kedalaman saluran ditambah 3 (tiga)

meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengandebit 1-4 m3/detik;

c)  4 (empat) kali kedalaman saluran ditambah 2 (dua)

meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan

debit kurang dari 1 m3/detik.

Selain sempadan sungai, kawasan I juga terdapat kawasan lindung cagar budaya

berupa kawasan keraton Kasunanan dan kawasan Sriwedari.

Page 134: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 134/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 28 

Mengacu ketentuan tersebut maka seluruh wilayah pada kawasan I sesuai untuk

kawasan budidaya kecuali pada lokasi-lokasi sebagai kawasan sempadan sungai

dan cagar budaya.

3. Evaluasi Kemampuan Lahan dan Kesesuaian Penggunaan Lahan

Evaluasi kemampuan lahan dan kesesuaian penggunaan lahan dilakukan untuk

melihat kesesuaian antara rencana pola ruang yang direncanakan serta hasil analisis

kemampuan lahan / kesesuaian lahan yang mendukung suatu kawasan. Beberapa

parameter pemetaan yang digunakan adalah:

a.  Peta rencana pola ruang

b.  Peta kemampuan lahan

c.  Peta kesesuaian lahan untuk fungsi lindung dan budidaya

Dari hasil analisis evaluasi kesesuaian penggunaan lahan dapat diketahui beberapa

rencana pola ruang yang terindikasi dapat menimbulkan dampak resiko terhadaplingkungan hidup. Berdasarkan hasil analisis maka dihasilkan kondisi evaluasi

kesesuaian lahan perkotaan Kawasan I dalam bentuk 2 (dua) kondisi, yaitu :

a)  Sesuai/Cocok

Merupakan kawasan dengan hasil evaluasi kesesuaian dengan kondisi cocok,

dengan beberapa parameter karakteristik, sebagai berikut :

  Kondisi rencana pola ruang RDTR sesuai dengan kemampuan lahan dan

kesesuaian penggunaan lahan.

  Tidak terdapat faktor penghambat dalam kesesuaian lahannya.

   Jika terdapat faktor penghambat dapat diatasi (tidak berpengaruh negatif).

b) Sesuai/Cocok dengan rekomendasi

Merupakan kawasan dengan hasil evaluasi kesesuaian dengan kondisi cocok

dengan rekomendasi, dengan beberapa parameter karakteristik, sebagai berikut :

  Kondisi rencana pola ruang RDTR sesuai dengan kemampuan lahan dan

kesesuaian penggunaan lahan.

  Terdapat faktor penghambat dalam kesesuaian lahannya, namun bisa

diatasi dengan alternatif penggunaan lahan lainnya.

Dalam kategori ini, sesuai dengan rekomendasi diarahkan pada lahan-lahan disempadan sungai yang dapat dioptimalkan untuk fungsi-fungsi pengaman

sungai dan fungsi-fungsi keseimbangan ekosistem lingkungan perkotaan dengan

memperbesar luasan RTH kota.

B.  Daya Tampung Penduduk

Daya tampung kawasan merupakan kemampuan lahan untuk dapat menampung

 jumlah penduduk tertentu. Oleh karena itu daya tampung kawasan sangat

berkaitan dengan alokasi penggunaan lahan permukiman. Daya tampung kawasan

ditentukan dengan mempertimbangkan kondisi eksisting persebaran kawasan

Page 135: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 135/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014III - 29 

permukiman kawasan tersebut dan juga arahan peran kawasan tersebut dalam

rencana struktur kota. Daya tampung penduduk terhadap ruang ruang untuk

mengakomodasi perkembangan penduduk dan berbagai sarana dan prasarana

kegiatan penduduknya, dicerminkan oleh luas lahan potensial yang tersedia

sebagaimana telah diuraikan sebelumnya.

Kepadatan penduduk menjadi salah satu penentu kualitas lingkungan karena

tingginya aktivitas sosial-ekonomi penduduk akan menekan lingkungan hidup,

baik lingkungan lahan/tanah, air maupun udara. Semakin padat penduduk maka

tekanan terhadap lingkungan akan semakin besar yang akan menyebabkan

penurunan kualitas lingkungan. Jumlah penduduk yang besar akan mengalami

kepadatan penduduk yang berlebihan. Kepadatan penduduk atau Density adalah

 jumlah rata-rata penduduk yang mendiami suatu wilayah administrative tertentu

biasanya dinyatakan dalam jiwa/Ha. Kepadatan penduduk ini terjadi karena tidak

seimbangnya jumlah penduduk yang mendiami wilayah tertentu dengan wilayahyang didiami. Jumlah penduduk yang terus menunjukkan peningkatan tidak

dibarengi dengan luas wilayah suatu tempat yang tetap. Sehingga ini

menyebabkan jumlah penduduk yang ada diwilayah tertentu melebihi jumlah

ideal penduduk yang seharusnya tinggal di wilayah tersebut.

Menurut standar dalam pedoman penetapan wilayah perkotaan besar, seperti Kota

Surakarta, termasuk dalam kategori permukiman kepadatan tinggi dengan

kepadatan penduduk 100 - 1000 jiwa/ Ha. Atas dasar tersebut, maka daya

tampung penduduk perkotaan Kawasan I ditetapkan maksimal sebesar 1.063.000

 jiwa atau kepadatan maksimal 1.000 jiwa / Ha.

Pengembangan ruang untuk 20 tahun mendatang berdasarkan prediksi jumlah

penduduk sesuai RDTR Kec. Kawasan I yaitu sebesar 205.994 jiwa maka kepadatan

rata-rata akan mencapai 194 jiwa/ha atau masih di bawah daya tampung maksimal

kota.

Tabel III.8 

Proyeksi Jumlah Penduduk di Wilayah Perencanaan Sampai Tahun 2035

Tahun Eksisting

th. 2013 2015 2020 2025 2030 2035

Jumlah Penduduk(jiwa) 193.435 194.015 196.943 199.915 202.932 205.994

Kepadatan

(jiwa/ha) 182 183 185 188 191 194

Sumber: hasil analisis, 2014 

Page 136: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 136/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014IV - 1 

BAB IV

ALTERNATIF TUJUAN PENATAAN, PRINSIP

PENATAAN RUANG, DAN/ATAU PROGRAM

Tujuan perumusan alternatif penyempurnaan KRP untuk mengembangkan

berbagai alternatif perbaikan muatan KRP dan menjamin pembangunan berkelanjutan.

Beberapa alternatif untuk menyempurnakan dan atau mengubah rancangan KRP

antara lain :

a.  Memberikan arahan atau rambu-rambu mitigasi terkait dengan kebijakan, rencana,

dan/atau program yang diprakirakan akan menimbulkan dampak lingkungan

hidup atau bertentangan dengan kaidah pembangunan berkelanjutan.b.  Menyesuaikan ukuran, skala, dan lokasi usulan kebijakan, rencana, dan/atau

program.

c.  Menunda, memperbaiki urutan, atau mengubah prioritas pelaksanaan kebijakan,

rencana, dan/atau program.

d.  Mengubah kebijakan, rencana, dan/atau program.

Bentuk alternatif penyempurnaan tersebut antara lain adalah sebagai berikut di

bawah ini:

a.  Kebutuhan pembangunan: mengecek kembali kebutuhan pembangunan yang baru

misalnya target pengentasan kemiskinan atau peningkatan pendapatan penduduk.b.  Lokasi: mengusulkan lokasi baru yang dianggap lebih aman, atau mengusulkan

pengurangan luas wilayah kebijakan, rencana dan/atau program.

c.  Proses, metode, dan teknologi: mengusulkan alternatif proses dan/atau metode

dan/atau teknologi pembangunan yang lebih baik, seperti peningkatan

pendapatan rakyat melalui pengembangan ekonomi kreatif, bukan pembangunan

ekonomi konvensional yang menguras sumber daya alam, seperti pembuatan

 jembatan untuk melintasi kawasan lindung.

d.   Jangka waktu dan tahapan pembangunan: mengusulkan perubahan jangka waktu

pembangunan, awal kegiatan pembangunan, urutan, maupun kemungkinan

penundaan satu program pembangunan.

Page 137: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 137/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014IV - 2 

Perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana, dan/atau program

dalam kajian KLHS RDTR perkotaan Kawasan I Kota Surakarta dapat dilihat pada

Tabel IV.1.

Page 138: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 138/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014IV - 3 

Tabel IV. 1. Alternatif Penyempurnaan Kebijakan, Rencana, dan/atau Program (KRP)

No KRP RDTR

Telaah Pengaruh KRP pada lingkungan

hidup dan Pembangunan

Berkelanjutan

Alternatif Penyempurnaan /Perbaikan KRP

Perbaikan Rumusan

Kebijakan

Perbaikan Muatan

Rencana

Perbaikan Materi

Program

A Kebijakan, Rencana dan/atau Program (KRP) RDTR Kawasan I Kota Surakarta dengan Nilai Frekuensi Dampak Negatif (-)

1 Pengembangan

kawasan industri

ramah lingkungan 

  Keterbatasan ketersediaan lahan

mendukung penyediaan sarana

industri dimaksud.  Berkurangnya daya tampung lahan

untuk mewadahi sarana industri

mengingat kegiatan ini diikuti

dengan pergerakan kegiatan tenaga

kerja, bahan baku dan produk

industri.

  Potensi meningkatnya pencemaran

lingkungan (limbah cair dan padat)

akibat kegiatan industri di

perkotaan.

  Permasalahan kemacetan lalu-lintas

pada titik-titik kegiatan sosial

ekonomi seperti kawasan industri.

  Ancaman berkurangnya luasan

lahan terbuka hijau yang

dikembangkan untuk penyediaan

sarana industri.

  Dalam jangka panjang seharusnya

kegiatan industri yang ada saat ini

(contoh industri batik) perlu dikaji

Mengarahkan

pengembangan

kawasan industri diluar kota (bukan pada

Kawasan I)

  Perubahan zona industri

menjadi zona

perdagangan dan jasa.Kegiatan perdagangan

dan jasa yang

dikembangkan adalah

dalam rangka untuk

menjual atau

mempromosikan

produk indsutri

dimaksud, misalnya

untuk bangunan seperti

butik, factory outlet,

sementara industri

pengolahannya

dipindahkan ke lokasi

lain di luar kawasan

perencanaan.  Alternatif kedua (jika

alternatif di atas tidak

ditempuh) maka perlu

pada zona industri

perlu dibatasi dengan

  Relokasi kegiatan

industri tertentu.

  Penerapan aturanbidang lingkungan

hidup (penerapan

ketentuan tentang

AMDAL,UKL-UPL, Ijin

Gangguan, dan Ijin

Lingkungan).

  Pengaturan / rekayasa

lalu lintas atau

ANDALALIN.

Page 139: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 139/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014IV - 4 

No KRP RDTR

Telaah Pengaruh KRP pada lingkungan

hidup dan Pembangunan

Berkelanjutan

Alternatif Penyempurnaan /Perbaikan KRP

Perbaikan Rumusan

Kebijakan

Perbaikan Muatan

Rencana

Perbaikan Materi

Program

untuk direlokasi ke arah pinggiran

atau luar kota. Kegiatan industri

yang ada saat ini dapat

dialihfungsikan sebagai kawasan

perdagangan dan jasa atau wisata

belanja (contoh dapat digunakan

sebagai butik/outlet untuk

penjualan produk-produk batik.

mangkhususkan pada

 jenis industri yang

sudah ada, serta

persyaratan pengelolaan

lingkungan yang ketat

diatur dalam peraturan

zonasi seperti

pentingnya produksi

bersih, pengolahan

limbah, dan sebagainya.

2 Pembangunan Fasilitas

SLTA/ perguruan

tinggi

Rencana pengembangan fasilitas

SLTA/perguruan tinggi, memberikan

pengaruh dan dapat berakibat pada :

  Keterbatasan ketersediaan lahan

mendukung penyediaan sarana

pendidikan dimaksud.

  Berkurangnya daya tampung lahan

untuk mewadahi sarana

pendidikan ini mengingat kegiatan

ini diikuti dengan pergerakankegiatan siswa/pelajar, tumbuhnya

permukiman untuk pelajar

khususnya di sekitar kampus

pendidikan tinggi, serta sarana

pendukung lainnya seperti pusat

fotocopy dan sebagainya.

Pengaturan kegiatan

kota yang efektif dan

efisien

Perlunya muatan rencana

mengarahkan secara rinci

lokasi-lokasi

pengembangan kegiatan

pendidikan. Hal

diperlukan agar terjadi

keterpaduan antar

kegiatan kota mengingat

perlunya dukungan

kawasan pendukungseperti perdagangan dan

 jasa, sarana olah raga dan

RTH, peribadatan,

permukiman hingga

prasarana seperti jaringan

transportasi dan sarana

  Penataan kawasan

pendidikan terpadu.

  Penyediaan sarana

angkutan umum

massal terpadu dengan

pusat pendidikan.

  Keterpaduan

pengembangan sarana

olah raga dan RTH

dengan kawasanpendidikan.

  Penyediaan jalur

pedestrian dan jalur

sepeda pada kawasan

pendidikan. Penetapan

 jalur sepeda tidak

Page 140: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 140/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014IV - 5 

No KRP RDTR

Telaah Pengaruh KRP pada lingkungan

hidup dan Pembangunan

Berkelanjutan

Alternatif Penyempurnaan /Perbaikan KRP

Perbaikan Rumusan

Kebijakan

Perbaikan Muatan

Rencana

Perbaikan Materi

Program

  Potensi meningkatnya pencemaran

lingkungan (limbah cair dan padat)

akibat kegiatan pendidikan

menengah dan tinggi di perkotaan.

  Permasalahan kemacetan lalu-lintas

pada titik-titik kegiatan terkait

kawasan pendidikan

menengah/tinggi.

  Ancaman berkurangnya luasan

lahan terbuka hijau yang

dikembangkan untuk penyediaan

sarana pendidikan.

angkutan umum. terbatas pada Jl. Slamet

Riyadi, Jl. Brigadir

 Jendral Sudiarto, Jl.

Honggowongso, Jl.

Kapten Mulyadi dan Jl.

Veteran tetapi juga

 jalur alternatif lainnya.

  Penerapan aturan

bidang lingkungan

hidup (penerapan

ketentuan tentang

AMDAL,UKL-UPL, Ijin

Gangguan, dan Ijin

Lingkungan).

  Pengaturan / rekayasa

lalu lintas atau

ANDALALIN.

3 Pembangunan Sektor

Ekonomi Kreatif

Rencana pengembangan sector ekonomi

kreatif, memberikan pengaruh dan dapat

berakibat pada :  Meskipun relatif berdampak kecil

terhadap lingkungan, karena

kegiatan ekonomi kreatif yang

berbasis budaya, seni, dan

kreatifitas, cenderung tidak

diusahakan dalam skala besar dan

Memantapkan peran

kawasan I sebagai

pusat pengembanganekonomi kreatif Kota

Surakarta.

Sektor ekonomi kreatif

perlu diperluas tidak

hanya bertumpu padakeberadaan Keraton

Kasunanan sebagimana

diarahkan pada muatan

SBWP yang diprioritaskan

dalam RDTR. Sektor

konomi kreatif dapat

  Pengembangan pusat-

pusat ekonomi kreatif

seperti :o  Pasar Klitikan

Notoharjo.

o  Kawasan

Sriwedari.

o  Pusat kuliner.

o  Dll.

Page 141: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 141/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014IV - 6 

No KRP RDTR

Telaah Pengaruh KRP pada lingkungan

hidup dan Pembangunan

Berkelanjutan

Alternatif Penyempurnaan /Perbaikan KRP

Perbaikan Rumusan

Kebijakan

Perbaikan Muatan

Rencana

Perbaikan Materi

Program

memanfaatkan sumberdaya alam

intensif; namun demikian kegiatan

ekonomi ini tetap perlu mendapat

perhatian dalam pengelolaannya.

  Kegiatan ekonomi kreatif potensi

meningkatnya pencemaran

lingkungan (limbah cair dan padat)

akibat kegiatan yang tidak dikelola

dan didukung sarana yang

memadai (misalnya fasilitas

pembuangan sampah).

  Permasalahan kemacetan lalu-lintas

pada titik-titik tertentu terkait

kegiatan ekonomi kreatif.

didorong pada kawasan

lainnya dengan

memanfaatkan potensi

lokal kawasan seperti

kuliner, pasar tradisional,

  Meningkatkan peran

komunitas kreatif Kota

Surakarta seperti:

o  Pecinta hewan.

o  Pecinta seni.

o  Pecinta music.

o  Pecinta permainan

anak.

o  Pecinta kendaraan.

o  Pecinta sepeda.

o  Dll.

B Efektifitas Program yang Berdampak Positif terhadap Kondisi Lingkungan Hidup

1 Penataan Kawasan Kali

Pepe

Dalam RDTR Kawasan I dirumuskan

program penataan kawasan Kali Pepe,

tidak termasuk bantaran sungai lainnya

(Kali Jenes dan Kali Pelemwulung).

Program ini sangat baik dalammeningkatkan kualitas lingkungan

hidup di kawasan sekitar sungai, karena

pada kawasan ini merupakan

konsentrasi kawasan kumuh dan daerah

rawan banjir.

Untuk itu program ini perlu diperluas

Peningkatan kualitas

lingkungan kawasan

sekitar sungai

Mengingat penting dan

mendesaknya

penanganan kawasan

sekitar sungai yang

merupakan konsentrasikawasan kumuh, maka

kawasan ini perlu

ditetapkan sebagai Sub

BWP yang diprioritaskan

penanganannya.

  Program penataan

kawasan sepanjang Kali

Pepe.

  Program penataan

kawasan sepanjang Kali Jenes.

  Program penataan

kawasan sepanjang Kali

Pelemwulung.

Page 142: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 142/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014IV - 7 

No KRP RDTR

Telaah Pengaruh KRP pada lingkungan

hidup dan Pembangunan

Berkelanjutan

Alternatif Penyempurnaan /Perbaikan KRP

Perbaikan Rumusan

Kebijakan

Perbaikan Muatan

Rencana

Perbaikan Materi

Program

pada lokasi-lokasi lainnya yaitu pada

kawasan Kali Jenes dan Kali

Pelemwulung.

2 Pembangunan TPST di

Kawasan Sriwedari dan

Sangkrah

Pembangunan TPST merupakan salah

satu upaya pengurangan produksi

sampah yang akan diangkut menuju

TPA Putri Cempo melalui pengolahan di

tingkat komunal (setempat). Sehingga

program ini tentunya dapat

dilaksanakan pada seluruh kelurahan di

Kawasan I, tidak terbatas di Sriwedari

dan Sangkrah. Untuk itu perlu upaya

ekstentifikasi wilayah dan prioritas pada

beberapa konsentrasi kawasan kumuh

yang biasanya upaya pengelolaan

sampah masih kurang yang ditunjukkan

dengan masih banyaknya sampah yang

dibuang di badan sungai. Kawasan

prioritas pembangunan TPST antara lain

adalah :1.  Sudiroprajan.

2.  Gandekan.

3.  Sewu.

4.   Joyotakan.

5.  Danukusuman.

6.   Joyosuran.

Penerapan prinsip

pengelolan sampah

dengan 3R (Reduce-

Reuse-Recycle) dengan

melibatkan peranserta

masyarakat

Perlu penjabaran konsep

penanganan sampah

komunal dipadukan

dengan sistem

pengelolaan sampah skala

kota.

Pembangunan TPST pada

di tingkat kelurahan

dengan prioritas pada

kawasan kumuh di

Kelurahan :

1.  Sudiroprajan.

2.  Gandekan.

3.  Sewu.

4.   Joyotakan.

5.  Danukusuman.

6.   Joyosuran.

7.  Semanggi.

8.  Pasar Kliwon.

9.  Kedunglumbu.

10.  Sangkrah.

Page 143: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 143/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014IV - 8 

No KRP RDTR

Telaah Pengaruh KRP pada lingkungan

hidup dan Pembangunan

Berkelanjutan

Alternatif Penyempurnaan /Perbaikan KRP

Perbaikan Rumusan

Kebijakan

Perbaikan Muatan

Rencana

Perbaikan Materi

Program

7.  Semanggi.

8.  Pasar Kliwon.

9.  Kedunglumbu.

3 Pembangunan RTH

skala lingkungan.

Dalam RDTR Kawasan I dirumuskan

program pembangunan RTH skala

lingkungan. Idealnya, dengan luasan

RTH yang masih kurang, perlu

pembangunan RTH skala yang lebih

besar, misalnya skala kawasan.

Pembangunan RTH skala kawasan yang

baru dapat melengkapi RTH kawasan

yang sudah ada seperti alun-alun utara,

alun-alun selatan dan Stadion Sriwedari.

Untuk itu lokasi-lokasi potensial dapat

dikembangkan sebagai RTH skala

kawasan seperti pemanfaatan lahan

sempadan/bantaran sungai dan area

lahan kosong yang masih ada untuk

pengembangan Hutan Kota.

Pengembangan RTH ini dapat dilakukandengan mengintegrasikan potensi RTH

yang berdekatan misalnya

sempadan/bantaran sungai, lahan

kosong, makam, jalur jalan dan lapangan

olah raga.

Peningkatan luasan

RTH kota dalam

rangka mewujudkan

konsep kota hijau

yang berkelanjutan

Perlu penjabaran rencana

RTH kota ke dalam

arahan lokasi secara rinci.

Pengembangan RTH

terutama hutan kota

dengan mengintegrasikan

potensi RTH yang

berdekatan misalnya

sempadan/bantaran

sungai, lahan kosong,

makam, jalur jalan dan

lapangan olah raga.

Sumber : Analisis, 2014

Page 144: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 144/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014IV - 9 

Page 145: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 145/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014 V - 1 

BAB V

REKOMENDASI

Tujuan rekomendasi adalah mengusulkan perbaikan muatan kebijakan, rencana

dan/atau program berdasarkan hasil perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan,

rencana dan/atau program. Rekomendasi perbaikan rancangan kebijakan, rencana,

dan/atau program ini dapat berupa:

a. perbaikan rumusan kebijakan;

b. perbaikan muatan rencana;

c. perbaikan materi program.

Memperhatikan hasil pengkajian pengaruh RDTR Kawasan I Kota

Surakartaterhadap pembangunan berkelanjutan, serta beberapa alternatif perbaikan /

penyempurnaan RDTR Kawasan I Kota Surakarta sebagaimana dijelaskan dalam Bab

III dan Bab IV, maka rekomendasi yang dapat dirumuskan mencakup perbaikan

muatan rencana dan perbaikan materi program dalam RDTR Kawasan I Kota

Surakarta.

Prioritas perbaikan materi rencana dalam hal ini selain memperhatikan hasil

pengkajian pengaruh RDTR Kawasan I Kota Surakarta terhadap pembangunan

berkelanjutan juga memperhatikan kebijakan pembangunan / penataan ruang terkait

atau yang lebih tinggi terutama RTRW Kota Surakarta yang tertuang dalam Peraturan

Daerah (Perda) Kota Surakarta Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Kota Surakarta 2011-2031. Sehingga rekomendasi perbaikan muatan rencana

dalam RDTR Kawasan I Kota Surakartameliputi :

Page 146: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 146/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014 V - 2 

1.  Perluasan Rencana Zona Sempadan Sungai

Kesesuaian penggunaan lahan untuk fungsi lindung ini mengacu Keppres

Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung. Kawasan lindung

didefiniskan sebagai kawasan yang fungsi utamanya melindungi kelestarian

lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan serta

nilai budaya serta sejarah bangsa guna kepentingan pembangunan berkelanjutan.

Kesesuaian lahan untuk kawasan lindung dalam konteks perkotaan ini adalah

dalam bentuk Sempadan sungai. Yaitu merupakan pengaman aliran sungai, pada

 jarak tertentu sesuai ketentuan yang berlaku di kanan kiri sungai (sempadan

sungai).

Berdasarkan Keppres 32/1990, serta memperhatikan ketentuan peraturan

terkait lainnya (termasuk ketentuan tentang Garis Sempadan yang dikeluarkan

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah) kawasan sempadan sungai mempunyai manfaat

penting untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggudan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik sungai serta mengamankan aliran

sungai. Penetapan garis sempadan sungai sekurang-kurangnya dilakukan dengan

ketentuan berikut:

Sungai bertanggul Sungai bertanggul adalah 3 (tiga) meter di sebelah luar

sepanjang kaki tanggul;

Sungai tidak

bertanggul

a)  Sungai berkedalaman kurang dari 3 meter adalah 10

(sepuluh) meter;

b)  Sungai berkedalaman 3 (tiga) sampai 20 (dua puluh)

meter adalah 15 (lima belas) meter;

Saluran bertanggul a)  3 (tiga) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan

dengan debit 4 m3/detik atau lebih;

b)  2 (dua) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan

dengan debit 1 – 4 m3/detik;

c)  1 (satu) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan

dengan debit kurang 1 m3/detik

Saluran tidak

bertanggul

d)  4 (empat) kali kedalaman saluran lalu ditambah 5

(lima) meter untuk saluran irigasi dan pembuangan

dengan debit 4 m3/detik;e)  4 (empat) kali kedalaman saluran ditambah 3 (tiga)

meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan

debit 1-4 m3/detik;

f)  4 (empat) kali kedalaman saluran ditambah 2 (dua)

meter untuk saluran irigasi dan pembuangan dengan

debit kurang dari 1 m3/detik.

Page 147: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 147/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014 V - 3 

Mengacu ketentuan miminal lebar sempadan sungai di perkotaan

sebagaimana dalam Keppres 32/1990, serta dengan memperhatikan kondisi fisik

morfologi sungai dan daerah sempadannya dimana lebar sempadan sungai secara

fisik dapat mengikuti pola alur sungai dan kondisi penggunaan lahan sempadan

yang mendukung fungsi sebagai sempadan seperti untuk pengaman sungai,

dataran banjir, vegetasi / RTH pendukung fungsi sungai, sehingga tidak

direkomendasikan digunakan untuk fungsi budidaya lainnya (misalnya untuk

perumahan). Atau dengan kata lain lebar sempadan sungai tidak sama/seragam

dengan menggunakan lebar minimal sebagaimana ketentuan di atas.

Dengan perbaikan rencana zona sempadan sungai tersebut, maka dapat

meningkatkan luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik perkotaan di Kawasan I

Kota Surakarta (lihat peta-peta berikut ini).

Page 148: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 148/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014 V - 4 

Rekomendasi garissempadan sungai

Keterpaduan RTHsempadan sungai

dengan RTHlapangan 

Keterpaduan RTHsempadan sungai

dengan RTHmakam 

Page 149: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 149/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014 V - 5 

Rekomendasi garissempadan sungai

Keterpaduan RTHsempadan sungai

dengan RTHmakam dan

lapangan 

Page 150: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 150/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014 V - 6 

Rekomendasi garissempadan sungai

Keterpaduan RTHsempadan sungai

dengan RTHmakam dan

lapangan 

Page 151: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 151/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014 V - 7 

Rekomendasi garissempadan sungai

Keterpaduan RTHsempadan sungai

dengan RTHmakam dan

Page 152: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 152/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014 V - 8 

Rekomendasi garissempadan sungai

Page 153: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 153/154

  LAPORAN AKHIR

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014 V - 9 

2.  Pengurangan Rencana Zona Industri

Direkomendasikan untuk mengurangi/merubah zona industri menjadi zona

perdagangan dan jasa. Kegiatan perdagangan dan jasa yang dikembangkan adalahdalam rangka untuk menjual atau mempromosikan produk indsutri dimaksud,

misalnya untuk bangunan seperti butik,  factory outlet, sementara industri

pengolahannya dipindahkan ke lokasi lain di luar kawasan perencanaan.

Alternatif kedua (jika alternatif di atas tidak ditempuh) maka perlu pada zona

industri perlu dibatasi dengan mangkhususkan pada jenis industri yang sudah ada,

serta persyaratan pengelolaan lingkungan yang ketat diatur dalam peraturan zonasi

seperti pentingnya produksi bersih, pengolahan limbah, dan sebagainya.

3.  Perluasan Rencana Jalur Sepeda

Penyediaan jalur pedestrian dan jalur sepeda pada kawasan pendidikan. Penetapan jalur

sepeda tidak terbatas pada Jl. Slamet Riyadi, Jl. Brigadir Jendral Sudiarto, Jl. Honggowongso,

 Jl. Kapten Mulyadi dan Jl. Veteran tetapi juga jalur alternatif lainnya. Jalur sepeda dapat

diarahkan sebagai jalur alternatif antar jalan-jalan utama, sehingga mampu mengurangi

beban lalu-lintas pada jalan utama.

4.  Penambahan Materi Rencana Jalur Pedestrian dan Sistem Parkir

Meskipun saat ini telah tersedia jalur pedestrian (pejalan kaki), tetapi dalam jangka panjang

perlu direncanakan secara lebih rinci keberadaan jalur tersebut dengan memperhatikan pola

aktifitas kota, terutama aktifitas ekonomi kreatif dan budaya yang menjadi potensi kota. Jalur pedestrian juga perlu dipadukan dengan rencana sistem parkir. Dimana aktifitas

parkir tidak dapat bertumpu pada sarana parkir tepi jalan (on street parking) tetapi juga

perlu mendorong penyediaan sarana parkir lain seperti kantong parkir umum yang

menjangkau aktifitas kota.

5.  Penambahan Sub BWP Prioritas

Direkomendasikan dilakukan penambahan sub BWP prioritas pada lokasi-lokasi :

1.  Kawasan Pasar Klitikan Notoharjo Kel. Semanggi.

2.  Kawasan Sriwedari.3.  Kawasan bantaran Kali Pepe.

4.  Kawasan bantaran Kali Jenes.

5.2. Perbaikan Materi Program

Dengan memperhatikan perbaikan materi rencana dan memperhatikan hasil

pengkajian pengaruh RDTR Kawasan I Kota Surakarta terhadap pembangunan

berkelanjutan, serta beberapa alternatif perbaikan / penyempurnaan materi rencana

dalam RDTR, maka rekomendasi yang dapat dirumuskan melalui perbaikan materiprogram dalam RDTR Kawasan I Kota Surakarta sebagai berikut :

Page 154: KLHS RDTR Surakarta

7/23/2019 KLHS RDTR Surakarta

http://slidepdf.com/reader/full/klhs-rdtr-surakarta 154/154

  LAPORAN AKHIR

1.  Relokasi kegiatan industri tertentu.

2.  Penataan kawasan pendidikan terpadu.

3.  Penyediaan sarana angkutan umum massal.

4.  Penyediaan jalur pedestrian dan jalur sepeda (pada kawasan pendidikan, perdagangandan jasa, pariwisata dan budaya).

5.  Pengembangan pusat-pusat ekonomi kreatif seperti :

a.  Pasar Klitikan Notoharjo.

b.  Kawasan Sriwedari.

c.  Pusat kuliner.

6.  Meningkatkan peran komunitas kreatif Kota Surakarta seperti:

a.  Pecinta hewan.

b.  Pecinta seni.

c.  Pecinta music.

d. 

Pecinta permainan anak.e.  Pecinta kendaraan.

f.  Pecinta sepeda.

7.  Program penataan kawasan sepanjang sungai :

a.  Kali Pepe.

b.  Kali Jenes.

c.  Kali Pelemwulung.

8.  Pembangunan TPST pada di tingkat kelurahan dengan prioritas pada kawasan kumuh

di Kelurahan :

a.  Sudiroprajan.

b.  Gandekan.