hasil kali kelarutan (ksp)

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Percobaan 1. Menentukan kelarutan elektrolit yang bersifat sedikit larut 2. Menentukan Panas Kelarutan( ∆H 0 ) PbCl 2 , dengan menggunakan sifat ketergantungan Ksp pada suhu. 1.2. Dasar Teori 1.2.1. Larutan Larutan adalah Campuran homogen dari molekul.atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Larutan disebut suatu campuran karena susunannya dapat berubah – ubah. Larutan disebut homogen karena susunannya seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian – bagian yang berbeda, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Dalam campuran heterogen, permukaan – permukaan tertentu dapat dideteksi antara fase – fase yang terpisah. Lazimya semua campuran fase gas bersifat homogen dank arena itu juga dapat disebut larutan, namun molekul – molekulnya terpisah sehingga tidak dapat saling menarik dengan efektif. Larutan fase padat sangat berguna dan dikenal baik, contohnya antara lain : perunggu (tembaga dan zink sebagai penyusun

Upload: ayu-ningrum

Post on 18-Jan-2016

351 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Laporan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

TRANSCRIPT

Page 1: Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Tujuan Percobaan

1. Menentukan kelarutan elektrolit yang bersifat sedikit larut

2. Menentukan Panas Kelarutan(∆ H 0) PbCl2, dengan menggunakan sifat

ketergantungan Ksp pada suhu.

1.2. Dasar Teori

1.2.1. Larutan

Larutan adalah Campuran homogen dari molekul.atom ataupun ion dari

dua zat atau lebih. Larutan disebut suatu campuran karena susunannya dapat

berubah – ubah. Larutan disebut homogen karena susunannya seragam

sehingga tidak dapat diamati adanya bagian – bagian yang berbeda, bahkan

dengan mikroskop optis sekalipun. Dalam campuran heterogen, permukaan –

permukaan tertentu dapat dideteksi antara fase – fase yang terpisah.

Lazimya semua campuran fase gas bersifat homogen dank arena itu juga

dapat disebut larutan, namun molekul – molekulnya terpisah sehingga tidak

dapat saling menarik dengan efektif. Larutan fase padat sangat berguna dan

dikenal baik, contohnya antara lain : perunggu (tembaga dan zink sebagai

penyusun utama), emas perhiasan (biasanya emas dan tembaga) dan amalgam

kedokteran gigi (merkurium dan perak).

Biasanya yang dimaksud dengan larutan adalah fase cair,lazimnya salah

satu komponen (penyusunnya) larutan semacam itu adalah suatu cairan.

1.2.2. Kelarutan

Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu.

Zat terlarut ( solute )untuk larut dalam suatu pelarut ( solvent ).Kelarutan

dinyatakan dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu

pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat – zat

tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap solvent.

Page 2: Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

Umumnya yang membuat zat melarut adalah kesejenisan yaitu senyawa

yang non polar larut dalam pelarut yang non polar, begitu juga senyawa polar

larut dalam senyawa polar.

1.2.3. Faktor – faktor yang mempengaruhi kelarutan

a. Suhu

Suhu mempengaruhi kelarutan suatu zat, pada suhu tinggi partikel –

partikel akan bergerak lebih cepat dibandingkan pada suhu rendah,

akibatnya kontak antara zat terlarut dengan pelarut menjadi lebih sering

dan efektif. Hal ini menyebabkan zat terlarut menjadi lebih mudah larut

pada suhu tinggi.

Kebanyakan dari zat padat akan semakin melarut jika dilakukan

penambahan temperatur namun ada beberapa zat padat yang kelarutannya

menurun jika suhunya dinaikkan, contohnya adalah pembentukan larutan

KNO3 dalam larutan air yang bersifat endoterm, yaitu kalor diserap ketika

KNO3 padat melarut dalam air.

Jika kelarutan zat padat bertambah dengan kenaikan suhu , maka

kelarutan gas berkurang bila suhu dinaikkan, karena gas menguap dan

meninggalkan pelarut.

b. Pengadukan

Pengandukan juga menentukan kelarutan zat terlarut, semakin banyak

jumlah zat umumya menjadi lebih mudah larut.

c. Luas permukaan sentuhan zat

Kecepatan kelarutan dapat dipengaruhi juga oleh luas permukaan

(besar kecilnya partikel zat terlarut). Luas permukaan sentuhan zat terlarut

dapat diperbesar melalui proses pengadukan / penggerusan secara

mekanis, gula halus lebih mudah larut dari pada gula pasir. Hal ini karena

luas bidang sentuh gula halus lebih luas dari gula pasir.

Page 3: Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

d. Pengaruh ion senama

Contoh NaCl dan Agcl mempunyai ion senama yaitu Cl- , AgNO3

dan AgCl juga mempunyai ion senama yaitu Ag+ . Ion senama

memperkecil kelarutan. Hal ini sesuai dengan Azas le chatelier tentang

pergeseran kesetimbangan , misalnya reaksi :

AgCl Ag+ + Cl-

Bila ke dalam larutan jenuh AgCl ditambahkan suatu klorida/ suatu

garam perak maka kesetimbangan akan bergeser dari kanan kekiri

membentuk endapan AgCl, berarti bahwa jumlah AgCl yang trlarut

berkurang.

Jumlah AgCl yang mengendap adalah sedemikian hingga larutan

tetap jenuh dimana hasil kali konsentrasi ion Ag+ dengan Cl- tetap sama

dengan Ksp AgCl. makin besar konsentrasi ion senama makin kecil

kelarutan.

e. Tekanan

Perubahan tekanan berpengaruh sedikit saja pada kelarutan jika zat

yang terlarut itu cairan atau padatan. Tetapi dalam pembentukan larutan

jenuh pada gas dalam suatu cairan,tekanan gas sangat berperan dalam

menentukan beberapa banyak gas tersebut yang melarut. Sesuai dengan

bunyi hokum henry “bobot suatu gas yang melarut dalam sejumlah tertentu

cairan berbanding lurus dengan tekanan yang dilakukan oleh gas itu, yang

berada dalam kesetimbangan larutan itu”. Hukum ini tidak berlaku bagi

gas – gas yang dapat melarut dalam air seperti hydrogen klorida atau

amoniak.

1.2.4. Hubungan Kelarutan

a. Larutan jenuh

Larutan jenuh adalah larutan yang mengandung zat terlarut dalam

jumlah yang diperlukan untuk adanya kesetimbangan antara zat terlarut

yang dapat larut dengan yang tidak dapat larut. Pembentukan larutan jenuh

dapat dipercepat dengan pengadukan yang kuat dengan zat terlarut

Page 4: Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

berlebih.Banyaknya zat terlarut yang melarut dalam pelarut yang

banyaknya tertentu untuk menghasilkan suatu larutan jenuh disebut

kelarutan zat terlarut tersebut.

b. Larutan Tak jenuh dan lewat jenuh

Larutan tak jenuh lebih encer disbanding dengan larutan yang jenuh

sedangkan larutan yang lewat jenuh adalah larutan yang lebih pekat

dibanding dengan larutan jenuh.larutan yang lewat jenuh biasanya dibuat

menggunakan air panas,karena zat terlarut akan banyak melarut dengan

pelarut panas dibandingkan dengan pelarut yang dingin.

1.2.5. Reaksi pengendapan

Ksp adalah ambang maksimum hasil kali konsentrasi ion – ion dalam

larutan.penambahan selanjutnya akan menghasilkan pengendapan. Jumlah zat

yang mengendap adalah sedemikian sehingga larutan tetap jenuh. Untuk

elektrolit, Ax By dapat disimpulkan sebagai berikut :

Ax By xAy+

+ y Bx−

Bila : ( Ay+)x(B x−)< Ksp A x B y => larutam belum jenuh (larut).

( A y+)x(B x−)=Ksp A x B y => larutan tepat jenuh.

( A y+)x(B x−)> Ksp A x B y => terjadi pengendapan.

Hasil kali kelarutan ialah hasil kali konsentrasi ion – ion suatu larutan

yang tepat jenuh. Timbal klorida ( PbCl2 ) sedikit larut dalam air.

Kesetimbangan yang terjadi pada larutan PbCl2 jenuh dituliskan sebagai

berikut :

PbCl2 Pb2+ (aq )+ 2Cl

− (aq )

Page 5: Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

Konstanta keseimbangan termodinamika untuk persamaan reaksi diatas

adalah :

Ka=( Pb2+ ) ( Cl− )

( PbCl2)

Karena aktivitas padatan murni = 1, maka persamaan diatas dapat

disederhanakan, menjadi :

Ka=( Pb2+ ) ( Cl− )

Dalam larutan, aktivitas dapat dianggap sama dengan konsentrasi dalam

satuan molar, Nilai Ksp diatas sebagai konstanta hasil kali kelarutan PbCl2

secara matematis dapat ditulis :

[ Pb2+ ] [Cl− ]<KspPbCl2 Larutan belum jenuh

[ Pb2+ ] [Cl− ]=KspPbCl2 Larutan tepat jenuh

[ Pb2+ ] [Cl− ]>KspPbCl2 Terjadi endapan

Page 6: Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

BAB II

METODOLOGI

2.1 Alat

1. Rak tabung reaksi

2. 10 tabung reaksi

3. Labu Erlenmeyer 250 ml

4. Gelas kimia 500 ml

5. Buret 50 ml

6. Corong

7. Klem dan statif

8. Hot plate

9. Botol semprot

10. Termometer

2.2 Bahan

1. Larutan Pb ( NO3 )2 0,075 M

2. Larutan KCl 0,1 M

3. Aquadest

2.3 Prosedur kerja

1. Menempatkan Pb(NO3)2 dan larutan KCl pada buret yang berbeda

2. Menyiapkan larutan seperti pada tabel di bawah ini dengan cara pertama-

tama menambahkan 10 ml Pb(NO3)2 ke dalam setiap tabung reaksi,

kemudian menambahkan KCl sebanyak yang dicantumkan. Mengocok

tabung reaksi pada saat dan setelah pencampuran

3. Mendiamkan selam 5 menit dan mengamati apakah sudah terbentuk

endapan atau belum

4. Menempatkan campuran yang terdapat endapan pada penangas labu

erlenmeyer. Menggunakan termometer untuk mengaduk larutan secara

perlahan-lahan ketika penangas dipanaskan

5. Mencatat suhu ketika endapan tepat larut. Melakukan hal yang sama untuk

campuran lain

Page 7: Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Page 8: Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Pengamatan

Tabel 3.1.1 Data suhu pelarutan endapan

No Volume Pb ( NO3 )2

0,075 M ( ml )

Volume KCl 1 M

( ml )

Suhu Kelarutan Endapan (oC)

1 10 0,7 -

2 10 1,0 -

3 10 1,3 55

4 10 1,6 60

5 10 1,9 65

6 10 2,2 73

7 10 2,5 348

8 10 2,8 79

9 10 3,1 83

10 10 3,4 87

Page 9: Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

No Volume Pb(NO3)2

0.075 M (mL)

Volume KCL 1.0 M

(mL)

Pembentukan Endapan

(sudah/belum)

1 10 0.7 Belum

2 10 1.0 Belum

3 10 1.3 Sudah

4 10 1.6 Sudah

5 10 1.9 Sudah

6 10 2.2 Sudah

7 10 2.5 Sudah

8 10 2.8 Sudah

9 10 3.1 Sudah

10 10 3.4 sudah

3.2 Hasil Perhitungan

∆ H=−2266,152

Pada Praktikum Hasil Kali Kelarutan (Ksp) ini bertujuan untuk

menentukan kelarutan elektrolit yang bersifat sedikit larut, dan menentukan

panas pelarutan (∆ H °) PbCl2 dengan menggunakan sifat ketergantungan Ksp

pada suhu.

Pertama – tama mencampurkan dua sampel yaitu Pb (NO3)2 dengan

konsentrasi 0,075 M dan KCl dengan konsentrasi 1 M , dimana volume Pb

(NO3)2 sebanyak 13 ml dan volume KCl yang di variasikan mulai dari 0,7 – 3,4

ml dalam 10 tabung rreaksi . pada saat volume KCl yang dicampurkan sebanyak

1,3 dan 1,6 sudah terdapat endapan. Hal ini berarti larutan sudah lewat jenuh

atau Ksp PbCl2 lebih kecil dari pada Qsp PbCl2 , namun berdasarkan

perhitungan pada volume KCl 1,3 dan 1,6 ml Ksp PbCl2 lebih besar dari pada

Qsp PbCl2, pada hal ini seharusnya endapan belum terbentuk, Hal ini mungkin

dikarenakan adanya kesalahan adanya kesalahan pada praktikum dan pada

volume KCl 1,9 – 3,4 ml terdapat endapan, Hal ini sesuai dengan perhitungan

dimana Qsp PbCl2 lebih besar dari pada Ksp PbCl2, semakin banyak KCl yang

Page 10: Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

dicampurkan maka semakin banyak pula endapan yang terbentuk, reaksi yang

terjadi yaitu :

Pb ( NO3 )2 + 2 KCl PbCl2 + 2 KNO3

Kemudian untuk campuran yang terbentuk endapan dipanaskan sambil

diaduk dengan menggunakan Termometer, lalu mencatat suhu pada saat endapan

tepat larut, semakin banyak endapan yang terbentuk berarti semakin besar suhu

yang dibutuhkan untuk malarutkan endapan tersebut , jadi semakin tinggi suhu

maka Kspnya semakin tinggi.

Terakhir menghitung panas pelarutan (∆ H °), dimana panas pelarutan

sebesar – 470,7931 J/mol.

Page 11: Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa panas

pelarutan (∆ H °) PbCl2 yang diperoleh sebesar – 2266,152 J/mol.

Page 12: Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

DAFTAR PUSTAKA

Keenan, Dkk ,1980. “ kimia untuk universitas ”. Jakarta : Erlangga http : // www.

Wikipedia. Org / Kelarutan / 05 – 06- 2010

Tim Laboratorium Kimia Dasar. 2010. “Penuntun Praktikum kimia fisika”.

Samarinda: POLNES

Page 13: Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

LAMPIRAN

Page 14: Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

PERHITUNGAN

● Perhitungan Ksp Secara Teoritis.

mmol Pb ( NO3 )2 = M x V

= 0,075 x 10

= 0,75 mmol

mmol KCl = M x V

= 1 x 1,3

= 1,3

Pb ( NO3 )2 + 2 KCl PbCl2 + 2 KNO3

m 0,75 1,3 -

b 0,65 1,3 0,65 1,3

s 0,1 - 0,65 1,3

PbCl2 Pb2+

+ 2Cl−

0,65 0,65 1,3

Ksp PbCl2 = [ Pb ] [ Cl ]

= [ 0,6511,3 ] [ 1,3

11,3 ] = 7,61 x 10

−4

Qsp Grafik

1. Tabung reaksi 3

Ksp PbCl2 = [ Pb ] [ Cl ]

= [ 0,7511,3 ] [ 1,3

11,3 ] x ¿1T

=2,92 ×10−3

= 8,78 x 10−4

-log Ksp = 3,06

Page 15: Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

2. Tabung reaksi 4

Ksp PbCl2 = [ Pb ] [ Cl ]

= [ 0,7511,6 ] [ 1,6

11,6 ] x ¿1T

=¿ 2,91 x 10−3

y = 1,23 x 10−3

- log Ksp = 2,91

3. Tabung reaksi 5

Qsp PbCl2 = [ Pb ] [ Cl ]

= [ 0,7511,9 ] [ 1,9

11,9 ] x ¿1T

=¿ 2,90 x 10−3

y = 1,065 x 10−3

- log Ksp = 2,79

4. Tabung reaksi 6

Ksp PbCl2 = [ Pb ] [ Cl ]

= [ 0,7512,2 ] [ 2,2

12,2 ] x ¿1T

=¿ 2,89 x 10−3

y = 1,99 x 10−3

- log Ksp = 2,70

5. Tabung reaksi 7

Ksp PbCl2 = [ Pb ] [ Cl ]

= [ 0,7512,5 ] [ 2,5

12,5 ] x ¿1T

=¿ 2,87 x 10−3

y = 2,40 x 10−3

- log Ksp = 2,62

6. Tabung reaksi 8

Ksp PbCl2 = [ Pb ] [ Cl ]

= [ 0,7512,8 ] [ 2,8

12,8 ] x ¿1T

=¿ 2,86 x 10−3

y = 2,80 x 10−3

- log Ksp = 2,55

Page 16: Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

7. Tabung reaksi 9

Ksp PbCl2 = [ Pb ] [ Cl ]

= [ 0,7513,1 ] [ 3,1

13,1 ] x ¿1T

=¿ 2,85 x 10−3

y = 3,21 x 10−3

- log Ksp = 2,49

8. Tabung reaksi 10

Ksp PbCl2 = [ Pb ] [ Cl ]

= [ 0,7513,4 ] [ 3,4

13,4 ] x ¿1T

=¿2,84x 10−3

y = 3,60x 10−3

- log Ksp = 2,44

Page 17: Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

Lampiran II

0.00280 0.00285 0.00290 0.00295 0.00300 0.00305 0.00310 0.003150.0000

0.5000

1.0000

1.5000

2.0000

2.5000

3.0000

3.5000

f(x) = 2493.14121037449 x − 4.47931729106585R² = 0.968567667207882

Grafik -log Ksp Vs 1/T

1/T

-Log

Ksp

Page 18: Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

GAMBAR ALAT

ERLEMEYER TABUNG REAKSI GELAS KIMIA

TERMOMETERBURET HOT PLATE

BULP RAK TABUNG REAKSI