hasil evaluasi jakstranas 2010-2014

33
Evaluasi Jakstranas Iptek 2010-2014 & Jakstranas Iptek 2015-2019 KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI Rakornas Ristek 2013 Gedung Sasono Langen Budoyo Taman Mini Indonesia Indah Jakarta, 27-28 Agustus 2013

Upload: bhinuktin9678

Post on 08-Apr-2016

50 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

TRANSCRIPT

Page 1: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

EvaluasiJakstranas Iptek 2010-2014

&Jakstranas Iptek 2015-2019

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGIRakornas Ristek 2013

Gedung Sasono Langen Budoyo Taman Mini Indonesia Indah Jakarta, 27-28 Agustus 2013

Page 2: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

1. HASIL EVALUASI JAKSTRANAS IPTEK 2010-2014

2. PENYUSUNAN JAKSTRANAS IPTEK 2015-2019

2

SISTEMATIKA

Page 3: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

HASIL EVALUASI JAKSTRANAS IPTEK 2010-2014

3

Page 4: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

Data1. DATA SEKUNDER2. DATA PRIMER

a. Kuesionair: terkirim ke 272 instansi (LPNK, LPK, Balitbangda/Bappeda Provinsi, Balitbangda/Bappeda Kabupaten/Kota, LPPM), terkumpul kembali sebanyak 50 kuesionair

b. Wawancara: • Deputi KRT • LPNK - Ristek • Kementerian: Balitbangtan, Balitbang KKP, Balitbang Kemkes, BP KIMI

Perindustrian, Deputi Sumber Daya KUKM, Ditjen Dikti • Perguruan Tinggi: LPPM-UGM, LPPM-IPB, LPPM ITB, DRPM-UI, LPPM UPN

Yogyakarta, LP USU, LPPM Unhas, LP/LPM-UNG, LPPM Unsri, LP Unlam, LPPM Unram

• Pemda: Yogyakarta (Bappeda dan BAP), Sumatera Utara (Balitbangda), Sulawesi Selatan (Balitbangda), Gorontalo (Balihristi), Sumatera Selatan (Balitbanginov), Kalimantan Selatan (Balitbangda), Nusa Tenggara Barat (DRD)

c. FGD dengan industri: Batam dan Jawa Timur4

Page 5: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

5

Evaluasi: POTRET 4 DIMENSI JAKSTRANAS IPTEK 2010-2014

• Dukungan konstitusi UUD 1945 Amandemen-4: Pasal 28c dan Pasal 31, Ayat 5, dan Pasal 33

• UU 18/2002: memperkuat daya dukung iptek untuk mempercepat pencapaian tujuan negara; meningkatkan daya saing; meningkatkan kemandirian.

• UU No. 32/2004 ttg Pemda: daya saing daerah (Pasal 2.3, Pasal 27.1.g)

• Perpres 28/2008 tentang kebijakan Industri Nasional: iptek merupakan enabler yang mutlak harus ada agar dapat bersaing di pasar internasional

• Kebijakan sektor: menekankan penelitian dan pengembangan

• Dalam UU 25/2004 Jakstranas Iptek tidak memiliki peran yang tegas,

• UU 17/2003: penyelenggaraan urusan pemerintah dalam Iptek sama dengan urusan pemerintah yang lain.

• Ada perbedaan lingkungan pada saat perumusan dan saat implementasia (MP3EI, Kepmen 16/2013

• UU No. 17/2007 ttg RPJP; bagian IV.1.2 Butir C Penguasaan, Pengembangan, dan Iptek: penguatan sistem inovasi untuk mendorong pembangunan ekonomi berbasis pengetahuan.

• Kelembagaan: pusat unggulan, konsorsium, dan sentra HKI meningkat• Meningkatnya investasi Iptek Nasional dari 0,05% menjadi 0,055% PDB

• Produktivitas Iptek: publikasi dan patent terdaftar meningkat• Jumlah pemanfaatan teknologi hasil litbang nasional untuk industri dan masyarakat meningkat

• Dampak sosial dan ekonomi belum terukur

• Belum selaras dengan kebijakan sektor sehingga tingkat implementasi pada pembangunan sektor rendah

• Tidak ada pembagian peran antar aktor iptek dalam pelaksanaan Jakstranas Iptek

• Setiap lembaga memiliki visi atau rencana strategis yang tidak mudah untuk disesuaikan dengan Jakstranas

• Keterbatasan anggaran sehingga seringkali prioritas terabaikan

• Sosialisasi kurang• Tidak mempunyai panduan operasional sehingga sulit di

implementasikan

• Ada perbedaan prioritas antar sektor

• Terlalu teoritis dan tidak implementatif• Kedudukan legal tidak cukup kuat untuk

“memaksa” setiap unsur kelembagaan Iptek

• Substansinya belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan

• Belum didasarkan pada hasil kajian yang kuat tidak ada baseline data iptek yang kuat..

• Secara legal kedudukan Jakstranas Iptek lemah

• Kelemahan dalam identifikasi masalah.• Masih banyak dalam tataran teoritik. belum sampai pada

analisis secara praktis/ detail tentang kondisi riil dan isu-isu strategis yang ada.

• Belum bisa menciptakan sebuah skenario pengembangan riset nasional yang berkesinambungan.

• Tidak menggambarkan grand-strategy yang menaungi kegiatan riset nasional. • Tidak ada tolok ukur kesuksesan (sasaran) yang jelas. Proses perumusan telah melibatkan LPNK, Balitbang Kementerian, DRN, dan unsur non-government seperti industri, masyarakat tapi dipandang belum melibatkan stakeholders Iptek secara luas.

• Tercapainya revitalisasi 2 sarana dan prasarana• Tercapainya jumlah artikel iptek elektronik yang dapat

diakses dari perpustakaan on-line menjadi 1,5 juta artikel

• Meningkatnya jumlah Pranata litbang terakreditasi menjadi 34

• Meningkatnya jumlah peneliti per 1 juta penduduk menjadi 438 peneliti

• Mengembangkan STP sebagai tools dalam pembangunan ekonomi daerah berbasis inovasi

Perumus

anImplementasi

Lingk

unga

nKinerja

Page 6: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

SARAN UNTUK PENYUSUNAN JAKSTRANAS IPTEK 2015-2019 (1)

6

- Kebijakan riset mendatang harus bersifat problem-solving, sehingga bisa menjadi solusi untuk membangun bangsa berbasis iptek

- Proses perumusan Jakstranas hendaknya melibatkan berbagai pemangku kepentingan yang lebih luas agar memiliki ownership yang tinggi

- Indonesia butuh grand-policy yang secara efektif dan efisien menaungi kegiatan riset nasional

- Ada kesatuan arah- Basis legal yang cukup dalam bentuk Peraturan Presiden- Basis ilmiah yang kokoh, hasil studi yang mendukung dan

evaluasi komprehensif pelaksanaan Jakstranas sebelumnya.- Disosialisasikan dengan baik kepada para pelaku Iptek di level

makro, meso, maupun mikro.

Page 7: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

SARAN UNTUK PENYUSUNAN JAKSTRANAS IPTEK 2015-2019 (2)

7

- Buku 1 Jakstranas menjadi ruh dari RPJMN 2015-2019, sehingga implementatif berbentuk program-kegiatan yang diacu oleh Renstra 2015-2019 K/L Iptek.

- ARN (Jakstranas Buku 2) mengacu pada/diturunkan dari RPJMN 2015-2019 Bab Iptek, sehingga benar-benar dapat diacu. Indikasi siapa melakukan apa perlu ditegaskan.

- Mengupayakan, agar penyusunan program/anggaran Iptek “satu pintu”. Usulan dari lembaga Iptek “direkomendasikan Kemenristek”, sebelum disetujui Bappenas.

- Penajaman 7 bidang fokus, menjadi area riset yang lebih khusus untuk target 5 tahunan didukung 16 isu strategis.

- Indikator Kuantitatif yang jelas.

Page 8: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

PENYUSUNAN JAKSTRANAS IPTEK 2015-2019

8

Page 9: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

9

1. Identifikasi isu strategis: mengenali, memilah, dan memilih masalah Kriteria:1. telah mencapai titik kritis tertentu yang jika diabaikan akan menjadi ancaman yang

serius;2. telah mencapai tingkat partikularitas tertentu sehingga akan berdampak dramatis;3. menyangkut emosi tertentu dari sudut kepentingan orang banyak (umat manusia)

dan mendapat dukungan dari media massa;4. menjangkau dampak yang amat luas;5. mempermasalahkan kekuasaan dan keabsahan dalam masyarakat;6. menyangkut suatu persoalan yang sulit dijelaskan, tetapi mudah dirasakan

kehadirannya;2. Pengembangan alternatif kebijakan: menyusun alternatif kebijakan yang

dapat dipilih untuk menyelesaikan masalah kebijakan3. Pemilihan alternatif kebijakan terbaik: menilai alternatif kebijakan untuk

menentukan alternatif kebijakan yang terbaik4. Penetapan kebijakan: menetapkan kebijakan yang dipilih sehingga

mempunyai kekuatan hukum yang kuat dan mengikat

PROSES PERUMUSAN JAKSTRANAS IPTEK 2015-2019

Page 10: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

IDENTIFIKASI ISU STRATEGISJAKSTRANAS IPTEK 2015-2019

10

Page 11: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

11

Pemetaan isuJAKSTRANAS IPTEK 2015-2019

Kelembagaan

Sumber Daya

Jaringan

Produktivitas Pendayagunaan

1. Belum berkembangnya budaya inovasi2. Kinerja lembaga masih rendah3. Legislasi Iptek lemah4. Peran dan fungsi Balitbangda tidak optimal5. Belum optimalnya lembaga intermediasi 6. Belum ada sertikasi bagi pengembang software aplikas7. Ada hambatan birokrasi dalam penelitian dan inovasi8. Sistem kelembagaan riset nasional belum efektif dan efisien9. Birokrasi yang rumit dalam penyelenggaraan riset dan penerapan

hasil-hasilnya, apalagi dalam era otonomi daerah10.Kelembagaan litbang belum efektif 1. Keterbatasan sumber daya Iptek

2. Pemborosan sumber daya yang terbatas

3. Jumlah dan kompetensi SDM sangat kurang dan tidak merata

4. Iklim tidak mendukung SDM untuk produktif

5. Penuaan sarana dan prasarana Iptek

6. Sarana pengujian produk teknologi sangat kurang

7. Sarana dan prasarana litbag belum memadai

8. Belum ada basis data Iptek yang terintegrasi

9. Rendahnya kesadaran masyarakat termasuk peneliti/perekayasa untuk mendaftarkan HKI atas invensinya

10.Mekanisme penganggaran tidak mendukung kegiatan litbang secara optimal

11.Terbatasnya pendanaan kegiatan litbang di industri

12.Budgeting power sangat lemah 13.Anggaran Iptek rendah

1. Interaksi Iptek dan industri masih lemah2. Kerja sama belum optimal3. Revitalisasi Puspiptek sebagai STP belum maksimal4. Posisi Indonesia dalam kerjasama internasional lemah5. Jaringan pelaku Iptek masih lemah sehingga kegiatan

penelitian sering tumpang tindih 6. Adanya mismatch antara pemerintah, dunia usaha,

institusi riset dan perguruan tinggi untuk secara bersama-sama membangun ekonomi.

5. Kualitas riset relatif rendah6. Fokus pada kearifan lokal, tidak perlu meniru

negara lain7. Overlapping kegiatan riset antar pelaku riset,

boros sumber daya 8. Pengembangan ilmu dasar dan penciptaan

teknologi untuk mendorong industri

11. Strategi pemanfaatan hasil litbangyasa ke masyarakat masih lemah 12. Kapasitas absorpsi dan kapabilitas inovasi masyaraat masih rendah 13. Strategi sinergi dan dukungan antar aktor inovasi untuk proses difusi

dan diseminasi litbang masih lemah 14. Aspek sosial kurang diperhatikan sehingga hasil-hasil penelitian

sering mengalami kendala dalam penerapannya 15. Ada keengganan pengusaha untuk menggunakan hasil penelitian

dalam negeri dan lebih suka teknologi impor 16. Pemanfaatan hasil litbang di industri rendah 17. Sosialisasi hasil litbang masih kurang 18. Transfer teknologi hasil litbang dalam negeri ke industri lemah 19. Transfer teknologi dari perusahaan asing ke perusahaan dalam

negeri tidak terjadi 20. Belum ada mekanisme transfer teknologi yang berkelanjutan

1. Kegiatan riset pengembangan teknologi belum tekait langsung dengan kebutuhan industri

2. Belum terkaitnya kegiatan riset dengan kebutuhan nyata

3. Teknologi masih bergantung pada produk luar negeri

4. Pengembangan local wisdom / inovasi akar rumput, teknologi tepat guna yang benar-benar dibutuhkan oleh dunia usaha

1. Ekspor Indonesia masih didominasi barang mentah (teknologi rendah)

2. Industri berbasis teknologi tidak tumbuh3. Tidak terjadi vertical value added4. Belum optimalnya mekanisme intermediasi Iptek 5. Kelemahan rantai nilai dalam pengembangan produk 6. Tranfer teknologi belum berjalan 7. Audit teknologi sangat lemah 8. Pemanfaatan Iptek belum optimal9. Tarikan pasar terhadap hasil litbang lemah 10.Masih kurangnya keberpihakan pemerintah dan BUMN

terhadap pemanfaatan hasil invensi teknologi dalam negeri

1. Proses pembangunan ekonomi yang pragmatis

2. Daya dukung inovasi yang belum kuat

3. Lemahnya koordinasi Kementerian/lembaga

4. Lemahnya sinergi kebijakan

5. Regulasi yang menghambat

6. Kemampuan memenuhi tantangan global rendah 7. Perdagangan gelap, penyelundupan, sabotase pada event penting, dan pengangkutan material berbahaya (sumber radioaktif)

8. Ekspor masih berupa raw material

9. Kesiapan menghadapi pasar bebas China - ASEAN

10. Belum ada skenario pengembangan berkelanjutan

11. Belum harmonisnya kebijakan Iptek dengan sistem keuangan negara

12. Kesiapan Indonesia dalam menghadapi Komunitas ASEAN 2015 (standardisasi, sertifikasi, kesiapan SDM Iptek, jaringan kerjasama, 'perebutan' pasar, perundang-undangan, dll).

13. Negara Indonesia termasuk dalam 3 (tiga) besar pembajak software di dunia.

14. Kesadaran berinovasi masih sangat rendah

15. Krisis pangan, krisis energi

16. Banyak pembangunan di daerah tidak berdasarkan riset, bahkan berbasiskan data saja tidak ada. Pembangunan di Indonesia tidak berdasarkan evidence based.

17. Pendidikan dan pelatihan teknologi yang spesifik sesuai kebutuhan industri

Page 12: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

12

Pemetaan isu strategisJAKSTRANAS IPTEK 2015-2019

Kelembagaan

Sumber Daya

Jaringan

Produktivitas Pendayagunaan

1.Kelembagaan litbang belum efektif 2.Kinerja lembaga masih rendah

1.Jumlah dan kompetensi SDM sangat kurang dan tidak merata

2.Sarana dan prasarana litbag belum memadai

3.Budgeting power sangat lemah

1.Interaksi Iptek dan industri masih lemah2.Posisi Indonesia dalam kerjasama internasional lemah3.Jaringan pelaku Iptek masih lemah sehingga kegiatan penelitian sering

tumpang tindih

1.Belum terkaitnya kegiatan riset dengan kebutuhan nyata2.Kualitas riset relatif rendah3.Overlapping kegiatan riset antar pelaku riset, boros sumber daya

1.Tranfer teknologi belum berjalan 2.Audit teknologi sangat lemah 3.Pemanfaatan Iptek belum optimal

Kesiapan menghadapi pasar bebas China - ASEAN

Page 13: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

PENGEMBANGAN ALTERNATIF KEBIJAKANJAKSTRANAS IPTEK 2015-2019

13

Page 14: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

14

ELEMEN-ELEMEN JAKSTRANAS IPTEK 2015-2019

Jakstranas Iptek Prioritas Utama

Kerangka Kebijakan

Arah Kebijakan Kemana / menuju sasaran strategis

Apa

Bagaimana /strategi

Strategi operasional

untuk menuju sasaran strategis

pada masing-masing prioritas

utama

Strategi implementasi dan

instrumen

Indikator keberhasilan

Page 15: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

ARAH KEBIJAKANJAKSTRANAS IPTEK 2015-2019

15

Page 16: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

Arah Pembangunan Iptek

Daya Saing & Kemandirian

Ultimate Goal: Kesejahteraan

IPTEK

SDA

Pendidikan

Budaya Masyarakat

Tech

nopr

enou

rshi

pManagem

ent & Leadership

Page 17: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

Beneficiary Pengembangan Teknologi

Lakitan, B, (2013), Connecting all the dots: Identifying the “actor level” challenges in establishing effective innovation system in Indonesia, Technology in Society 35 (2013) 41–54

Badan Usaha Milik Negara

UKMK

Perusahaan Multinasional

Perusahaan Subsidiary di Indonesia

Teknologi Dari Luar Negeri

Teknologi Dari Dalam

Negeri

Page 18: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

Beneficiary Kegiatan Riset

Kegiatan Riset

Dunia Usaha

Pemerintah BUMN Strategis yang masalah krusialnya adalah Teknologi

Usaha baru hasil litbang

Masyarakat kecil atau UKMK

Dunia Usaha sendiri

Kegiatan litbang dilakukan baik oleh swasta maupun pemerintah. Hasil penelitian dari perusahaan swasta akan diguanakan untuk industrinya sendiri. Hasil dari Lembaga litbang pemerintah terutama digunakan oleh masyarakat kecil dan UKMK dan untuk memperkuat industri strategis yang memang memerlukan litbang. Untuk hasil litbang yang tidak digunakan oleh BUMN atau masyarakat secara langsung didorong untuk menjadi usaha baru melalui inkubator.

Page 19: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

Kualitas Lembaga riset harus ditingkatkan. Jumlah Pusat Unggulan harus ditingkatkan. Hubungan kelembagaan iptek harus diatur agar hasil penelitian dari lembaga penelitian milik pemerintah dapat diterapkan di badan usaha, terutama dengan industri strategis. Pererat hubungan Ristek, Pendidikan, Industri, BUMN dan lembaga penelitian.

Sumber daya iptek perlu diperkuat, terutama sumber pendanaan dari swasta, agar rencana anggaran penelitian dan pengembangan 1% dari GDP yang telah tercantum di MP3EI dapat diwujudkan. Demikian pula jumlah Sumber Daya Manusia Iptek harus diupayakan agar tidak mengalami stagnasi bahkan kemunduruan. Kebijakan zero growth di bidang SDM iptek harus segera diakhiri. Basis data iptek yang tersebar dibeberapa tempat merupakan sumber daya Iptek yang harus dikembangkan dan masing-masing harus saling dapat diakses. Penguatan Sarpras Iptek: Lab, Pusat Peraga

Jejaring iptek perlu dikembangkan agar terjadi kerja sama antar lembaga penelitian nasional dari pusat hingga ke daerah dan perlu mengembangkan jejaring internasional. Demikian pula jejaring atar peneliti harus digalang agar terjadi cross feritilization; saling mengisi. SINas & SIDa Perlu diperkuat.

Relevansi penelitian harus ditingkatkan dengan semakin mengembangkan konsorsium inovasi. Dengan konsorsium, produktivitas dan relevansi kegiatan penelitian selalu terkait dengan pengguna teknologi.

Pendayagunaan Iptek perlu digalakkan dengan membuat kebijakan-kebijakan teknologi yang sinergis dengan kebijakan lainnya untuk mengukung konsorsium litbang.

19

Alternatif sasaran strategis 2015-2019

Page 20: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

PRIORITAS UTAMA RISET DAN TEKNOLOGIJAKSTRANAS IPTEK 2015-2019

20

Page 21: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

Salah satu tema riset penting dalam bidang fokus ketahanan pangan adalah bekurangnya lahan pertanian yang subur secara progresif disertai perubahan iklim global yang mengancam pasokan pangan nasional. Adanya fakta bahwa kebutuhan pangan akan selalu meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk yang pesat menyebabkan kemampuan penyediaan pangan semakin terbatas, sehingga jika tidak dicarikan solusinya dapat mengarah pada terjadinya krisis pangan. Oleh sebab itu kita membutuhkan terobosan teknologi untuk dapat menggunakan lahan-lahan sub optimal yang saat ini masih belum dimanfaatkan dengan baik agar ketahanan pangan dapat dijaga.

Adapun tema riset bidang energi sangat vital bagi perekonomian kita karena tidak ada kegiatan manusia yang tidak memerlukan energi. Sementara itu cadangan energi fosil kita semakin manipis oleh sebab itu mau tidak mau melakukan terobosan teknologi dalam hal Energi Baru/Terbarukan.

Disisi lain, dengan meningkatnya kegiatan manusia maka meningkat pula kebutuhan transportas nasional. Untuk itu diperlukan teknologi transportasi yang tepat guna, cepat, aman, nyaman, terjangkau, hemat energi, dan ramah lingkungan yang dapat menghubungkan kegiatan perekonomian nasional secara efektif dan efisien.

21

Identifikasi Prioritas Utama 2015-2019

Page 22: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

Selain itu, bidang fokus teknologi TIK mempunyai peran yang juga vital bagi perekonomian kita dimana perlu dipikirkan tema riset untuk memberikan solusi bagi kesenjangan digital yang disebabkan oleh terbatasnya kemampuan adopsi dan adaptasi teknologi.

Upaya untuk mendayagunakan keaneka-ragaman hayati nasional menjadi produk yang bernilai ekonomis tinggi dapat dilakukan melalui riset dalam bidang fokus kesehatan obat untuk pengembangan vaksin.

Aplikasi nano teknologi untuk bidang fokus lainnya. Indonesia kaya akan bahan tambang yang mengandung logam tanah jarang, rare earth, yang sangat dibutuhkan dalam produksi berbagai produk teknologi tinggi. Bidang riset material maju perlu mengembangkan metode-metode baru untuk mengekstrak logam tanah jarang yang sekarang ini terbuang begitu saja sebagai limbah dari pengolahan bahan tambang lainnya.

22

Identifikasi Prioritas Utama 2015-2019

Page 23: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

Yang tidak kalah penting adalah bidang fokus pembangunan IPTEK pertahanan dan keamanan untuk ketersediaan alutsista yang mempunyai deterrence effect tinggi. Untuk itulah maka Hakteknas tahun 2013 ini mengusung tema inovasi pertahanan dan keamanan nasional.

cross cutting issues yang perlu dipecahkan melalui riset-riset yang diagendakan secara nasional dalam ARN 2015-2019. Isu-isu dan kata kunci tersebut antara lain adalah perubahan iklim, teknologi hijau (green technology), peningkatan kandungan komponen dalam negeri, persaingan global dan pembangunan berkelanjutan yang melibatkan semua pihak (sustainable and inclusive development) didukung oleh kajian sosial ekonomi dan budaya agar lebih komprehensif serta dukungan 16 isu strategis.

23

Identifikasi Prioritas Utama 2015-2019

Page 24: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

24

Identifikasi Prioritas Utama 2015-2019

Sumber Bidang fokus

UU 17 2007 RPJPN 1. Ketahanan Pangan2. Energi3. Teknologi dan Manajemen Transportasi4. Teknologi Informasi dan Komunikasi.5. Teknologi Hankam6. Teknologi Kesehatan dan Obat7. Material Maju

Kepmen Ristek 16 /M/Kp/II/2013

1. Pangan dan Pertanian 2. Ilmu Pengetahuan Alam 3. Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemasyarakatan 4. Teknologi untuk Mengentaskan Kemiskinan (Pro-Poor Technology) 5. Kesehatan, Biologi Molekuler, Bioteknologi, dan Kedokteran 6. Material Industri dan Material Maju 7. Energi, Energi Baru dan Terbarukan 8. Ketenaganukliran dan Pengawasannya 9. Penerbangan dan Antariksa 10.Teknologi Pertahanan dan Keamanan 11.Teknologi Maritim 12. Industri Rancang Bangun dan Rekayasa 13. Ilmu Kebumian dan Perubahan Iklim 14.Teknologi Hijau (Green Technology) 15.Teknologi dan Manajemen Transportasi 16.Teknologi Informatika dan Komunikasi

Hasil wawancara Tambahkan Ilmu sosial dan humaniora

Page 25: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

25

Analisis terhadap Prioritas Utama 2015-2019

Pertanian

Teknologi untuk Mengentaskan Kemiskinan (Pro-Poor Technology)

Biologi Molekuler, Bioteknologi, dan Kedokteran

Material Industri

Energi Baru dan Terbarukan

Ketenaganukliran dan Pengawasannya

Penerbangan dan Antariksa

Teknologi Maritim

Industri Rancang Bangun dan Rekayasa

Ilmu Kebumian dan Perubahan Iklim

Teknologi Hijau (Green Technology)Penguatan Ilmu Dasar untuk mendorong

penciptaan teknologi

Daya saing ekonom

i

Ketahanan Pangan

Energi

TIK

Teknologi dan

Manajemen Transportasi

Teknologi Pertahanan

dan Keamanan

Teknologi Kesehatan dan obat

Material Maju

Penguatan Ilm

u Pengetahuan S

osial dan kem

asyarakatan untuk mendukung

penerapan teknologi

Page 26: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

KERANGKA KEBIJAKANJAKSTRANAS IPTEK 2015-2019

26

Page 27: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

27

• Topik Penelitian Top down harus dikerjakan dalam bentuk konsorsium untuk mencapai hasil dalam jangka pendek hingga jangka menengah quick yielding. Topik penelitian Bottom up dilaksanakan untuk menggali ide2 baru terutama dari perguruan tinggi yang berguna dalam jangka panjang.

• Topik penelitian di Kementerian difokuskan pada penelitian kebijakan dan penelitian yang bermuara pada paten dan usaha baru berbasis inovasi peneliti yang didukung program inkubator teknologi.

• Kementerian ristek memfasilitasi dan menjadi katalis terbentuknya konsorsium riset dan konsorsium pengembangan produk strategis.

• Invensi yang sudah terseleksi oleh suatu tim yang melibatkan dunia usaha dan terpilih yang berpotensi inovasi perlu di fasilitasi untuk dapat menjadi usaha baru berbasis teknologi termuan sendiri.

• Pendanaan penelitian yang dianggarkan melalui pendidikan tinggi diutamakan untuk penguatan kapasitas iptek dengan hasil utama publikasi di jurnal ilmiah.

• Penelitian dasar diutamakan dilakukan di Lembaga Penelitian di Perguruan Tinggi.

Kerangka Kebijakan Penguatan SINas

Page 28: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

Sumber: Mesdin Simarmata, Direktur Iptek & Industri Kreatif Bappenas, 2013

Penguatan Sinas

Page 29: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

29

Kebijakan yang urgen untuk diselesaikan:

• Aturan tentang royalti untuk peneliti yang didanai dengan APBN;

• Aturan tentang pendirian perusahaan pemula di lembaga litbang pemerintah;

• Penghargaan bagi para penghasil paten dan usaha baru sebagai hasil penelitian (angka kredit yang tinggi bagi paten, lisensi);

• Peneliti meliputi PNS dan Non PNS

Penguatan SINas

Page 30: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

INDIKATORJAKSTRANAS IPTEK 2015-2019

30

Page 31: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

Indikator Input

1. Peningkatan jumlah dan kualitas SDM Iptek; 2. Peningkatan investasi litbang; 3. Modernisasi peralatan lab yang ditentukan

berdasarkan kinerja dan tuntutan pasar; 4. Peningkatan jumlah proyek konsorsium riset ;5. Jumlah pusat-pusat keunggulan iptek.

Page 32: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014

Indikator Output

1. Jangka pendek dan menengah, diukur melalui keunggulan ilmiah dan jumlah paten & hasil penelitian yg siap diindustrikan (kesiapan Teknologi level 7 – 9).

2. Jangka panjang, benefit dan impact yang diharapkan dapat diukur melalui:

a. Nilai ekonomi: lisensi, spin-off yang, start-up companies yang terbentuk;

b. Daya saing Indonesia: meningkatnya capaian index daya saing.

Page 33: Hasil Evaluasi Jakstranas 2010-2014