hana sk1 - infeksi non-spesifik

7
INFEKSI NON SPESIFIK A. DEFINISI Infeksi merupakan proses invasi mikroorganisme dan berproliferasi di dalam tubuh sehingga menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005). Infeksi nonspesifik adalah infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang tidak spesifik, berbagai macam mikroorganisme. Salah satu Infeksi contoh infeksi non spesifik terjadi di dalam rongga mulut & sulit diatasi adalah infeksi odontogenik. Infeksi ini berasal dari gigi dan disebabkan oleh flora normal dalam mulut. Flora normal tersebut terdiri dari beberapa macam bakteri, oleh karena itu itu infeksi odontogenik di golongkan sebagai infeksi non spesifik. Karies, penyakit periodontal, pulpitis merupakan ineksi awal yang dapat menyebar hingga prosesus alveolaris dan jaringan wajah yag lebih dalam, rongga mulut, kepala bahkan leher. Ketika infeksi terjadi, maka dapat menyebar lewat tulang hingga jaringan lunak di atasnya. Untuk itu diperlukan pengetahuan mengenai jalur penyebaran infeksi dari gig hingga jaringan sekitarnya untuk menentukan rencana perawatan yang tepat. B. ETIOLOGI Bakteri yang menyebabkan infeksi odontogenik biasanya merupakan flora normal mulut yang bisa ditemukan di permukaan mukosa, sulkus gingiva. Bakteri-bateri

Upload: hanataniar

Post on 21-Nov-2015

16 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

infeksi odontogenik

TRANSCRIPT

INFEKSI NON SPESIFIK

A. DEFINISIInfeksi merupakan proses invasi mikroorganisme dan berproliferasi di dalam tubuh sehingga menyebabkan sakit (Potter & Perry, 2005). Infeksi nonspesifik adalah infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang tidak spesifik, berbagai macam mikroorganisme. Salah satu Infeksi contoh infeksi non spesifik terjadi di dalam rongga mulut & sulit diatasi adalah infeksi odontogenik. Infeksi ini berasal dari gigi dan disebabkan oleh flora normal dalam mulut. Flora normal tersebut terdiri dari beberapa macam bakteri, oleh karena itu itu infeksi odontogenik di golongkan sebagai infeksi non spesifik. Karies, penyakit periodontal, pulpitis merupakan ineksi awal yang dapat menyebar hingga prosesus alveolaris dan jaringan wajah yag lebih dalam, rongga mulut, kepala bahkan leher. Ketika infeksi terjadi, maka dapat menyebar lewat tulang hingga jaringan lunak di atasnya. Untuk itu diperlukan pengetahuan mengenai jalur penyebaran infeksi dari gig hingga jaringan sekitarnya untuk menentukan rencana perawatan yang tepat.

B. ETIOLOGIBakteri yang menyebabkan infeksi odontogenik biasanya merupakan flora normal mulut yang bisa ditemukan di permukaan mukosa, sulkus gingiva. Bakteri-bateri tersebut utamanya adalah bakteri aerob cocci gram positif, anaerob batang gram negatif. Bakteri-bakteri tersebut menyebabkan enyakit umum seperti karies gigi, gingivitis dan periodontitis. Ketika bakteri tersebut mendapatkan akses menuju jaringan yang lebi dalam lewat pulpa nekrotik atau lewat poket periodontal yng dalam, maka akan menyebabkan infeksi odontogenik. Selama infeksi berlanjut lebih dalam, flora-flora yang berbeda dari flora awal penyebab infeksi tersebut mendapatkan kondisi yang lebih baik untuk pertumbuhan mereka.Berbagai studi mikrobiologi telah dilakukan untuk mempelajari mikrobiologi dari infeksi & beberapa faktor penting telah ditemukan. Pertama, hampir semua infeksi odontogenik disebabkan oleh multipel bakteri. Oleh karena itu penting bagi klinisi untuk memahami variasi bateri yang biasa menyebabkan infeksi. faktor terpenting kedua ialah, toleransi oksigen yang dimiliki bakteri yang menyebakan infeksi odontogenik. Karena daam mulut bakterinya ialah kombinasi bakteri aerob dan anaerob , maka kebanyakan infeksi odontogenik disebabkan oleh kombinasi bakteri aerob dan anaerobPenyebab Infeksi Odontogenik

Bakteri Aerob6%Kelompok Predominan (65% kasus) : Streptococcus milleriTerdiri dari : S. anginosus S. intermedius S. constellatus

Bakteri Anaerob44%Gram negative anaerob coccus (65% kasus) : Streptococcus PeptostreptococcusGram negative anaerob batang : Prevotella Porphyromonas spp.

Gabungan Bakteri Aerob dan Anaerob50%

C. PATOGENESIS

4 Tahap Infeksi Odontogenik

KarakteristikHari ke 0 3Hari ke 3 5 Hari ke 5 7

Inoculation stage (edema)Cellulitis stageAbscess stageResolution stage

Durasi0 3 hari1 5 hari4 10 hariTerjadi setelah abses mengalami drainase (baik secara spontan ataupun surgical). Kemudian sistem imun akan menghancurkan sisa bakteri dan terjadilah proses healing dan repair.

Nyeri Ringan, menyebarMenyebarTerlokalisir

UkuranBervariasiBesarLebih kecil

WarnaNormalMerahMengkilap pada bagian tengah

KonsistensiJellylikeBoardlikeLunak pada bagian tengah

PusTidak adaTidak adaAda

BakteriAerobAerob dan AnaerobAnaerob

Tingkat keparahan infeksiRendahLebih tinggiBerkurang

D. PENJALARANSumber infeksi odontogenik :a. PeriodontalBakteri berasal dari pocket periodontal yang menjadi gerbang masuknya bakteri ke jaringan lunak di bawahnya.b. Periapikal Dibanding dengan periodontal, periapikal lebih sering menjadi sumber infeksi odontogenik. Infeksi yang bemula dari karies, berujung ke nekrosis pulpa yang memberikan jalan untuk bakteri menginvasi jaringan periapikal. Infeksi menjalar ke seluruh arah, namun paling cepat menjalar pada area yang lebih tidak resisten. Infeksi menjalar hingga tulang kanselus, kemudian mencapai lempeng kortikal, lempeng kortikal terkikis, dan masuk ke jaringan lunak. Perawatannya tidak cukup hanya memberikan antibiotic, namun harus dilakukan PSA atau ekstraksi. Apabila hanya diberikan antibiotic tanpa dilakukan tindakan, maka infeksi akan muncul lagi. Lokasi penyebaran infeksi ditentukan oleh dua faktor utama1. Ketebalan tulang yang melapisi apeks gigi2. Hubungan perforasi tulang terhadap perlekatan otot maksila dan mandibula

Gambar 1.Infeksi akan memasuki jaringan lunak dengan mengikis tulang (lempeng kortikal) yang tertipis. Gambar 1A. Bagian tulang di labial lebih tipis daripada tulang di palatal, sehingga infeksi perfor melalui tulang di labial. Gambar 1B. Sebaliknya.

Gambar 2. Titik perforasi infeksi pada tulang juga dipengaruhi oleh letak perlekatan otot pada tulang tersebut. Gambar 2A. Apabila apeks akar lebih rendah daripada perlekatan otot, abses akan terbentuk di vestibulum. Gambar 2B. Apabila apeks akar terletak lebih tinggi daripada perlekatan otot, maka akan terbentuk abses pada area fasial.

E. PERBEDAAN PENJALARAN INFEKSI ODONTOGENIK PADA ANAK ANAK DAN ORANG DEWASAPerbedaan penjalaran infeksi odontogenik pada anak - anak dan orang dewasa menurut Sicher :a. Bisa menjalar ke area wide marrow (sum sum)b. Dapat memberi efek kepada benih gigi permanen, yaitu : Terjadinya diskolorasi enamel menjadi warna coklat akibat infeksi kronis (Turners hypoplasia) Menimbulkan kerusakan pada benih gigic. Dapat menjalar ke area pusat tumbuh rahang (condyle), sehingga menyebabkan kecacatan bentukd. Dapat menyebabkan terbentuknya selulitis dan abses, sehingga perlu dilakukan insisi dan drainase

Referensi:Ellis, Edward, James R Hupp, and Myron R Tucker. Contemporary Oral And Maxillofacial Surgery. 5th ed. China: Mosby Elsevier.