halomonas titaniceae
DESCRIPTION
KEPUSTAKAANTRANSCRIPT
Halomonas titaniceae: Para Penghuni Terakhir Titanic
by Theodorus Eko on April 20, 2012 in Biotechnology, Microbiology
Bangkai Titanic dengan 'kehidupan baru' barupa kumpulan H. Titaniceae (image from
dailymail.co.uk)
Tepat satu abad yang lalu, pada tanggal 15 April 1912, RMS Titanic menabrak karang es
pada pelayaran pertamanya menuju Amerika dari Inggris. Kapal tersebut tenggelam dan
hanya 200-an penumpang yang berhasil selamat. Akan tetapi, seperti setiap bencana yang
terjadi dalam sejarah manusia, benih-benih kehidupan siap muncul kembali walaupun
kehidupan yang muncul adalah mikroba.
Ketika bangkai Titanic ditemukan pada tahun 1985 pada kedalaman 3.8 km di bawah
permukaan laut, para ahli terkejut melihat struktur karang yang disebabkan mikroorganisme
seperti cendawan dan bakteri yang telah memenuhi seluruh tubuh kapal yang terbuat dari
besi. Tidak hanya berupa lapisan tipis, karang yang terbentuk tampak seperti bilah-bilah es
dan setiap bagian besi yang ditumbuhi karang menunjukkan ciri-ciri berkarat seperti
berwarna kemerahan.
Hasil yang menarik ditemukan oleh para ilmuwan dari Dalhouse University, ketika mereka
berhasil mengisolasi salah satu spesies bakteri dari kesatuan mikroorganisme tersebut.
Bakteri temuan mereka dinamakan Halomonas titaniceae karena keberadaan mereka yang
sangat menarik: hanya terdapat di bangkai kapal Titanic dan tidak pernah ditemukan di
tempat lainnya. Para ahli masih bertanya-tanya apakah H. titaniceae mengkontaminasi
Titanic sebelum atau sesudah tenggelamnya.
Kiri: Electron micrograph (negative staining) dari Halomonas titanicae; Tengah: Pembesaran
gambar bangkai Titanic; Bakteri yang membentuk semacam stalagmite (Image from
species.asu.edu)
Karakteristik lain dari H. titaniceae selain habitatnya yang sangat spesifik adalah kemampuan
untuk mendigesti logam terutama besi kapal bersama dengan 26 jenis bakteri lainnya yang
ditemukan di dalam pori-pori besi kapal. Para ilmuwan akhirnya mengetahui reaksi karat
yang ditemukan di sepanjang bangkai Titanic disebabkan oleh mikroorganisme yang
mempercepat dekomposisi.
Penemuan H. titaniceae sebagai bakteri pengurai besi bawah laut membuat para ilmuwan
menduga-duga akibat yang bisa ditimbulkan. Beberapa menganggap keberadaannya dapat
berakibat negatif karena beresiko merusak kapal, struktur pengilangan minyak lepas pantai,
dan juga jalur pipa besi bawah laut. Akan tetapi ada yang berpendapat kalau bakteri yang
sama dapat dimanfaatkan untuk mempercepat degradasi limbah logam dan bangkai kapal
yang mengotori ekosistem laut. Penemuan H. titaniceae juga menginspirasi para ilmuwan
untuk mengembangkan pelapis tubuh kapal untuk melindungi dari kontaminasi
mikroorganisme.
Sedangkan untuk sang raksasa Titanic sendiri, keberadaan H. titaniceae seperti bom waktu.
Selain karena arus laut yang kuat dan reaksi korosi, aktivitas H. titaniceae mempercepat
kapal legendaris ini hancur berkeping-keping. Pada akhirnya para ilmuwan berpacu dengan
waktu berusaha untuk menyelamatkan bangkai kapal bersejarah ini sebelum hilang karena
Titanic adalah warisan budaya yang tak ternilai dan saksi bisu perkembangan teknologi di
eranya.
Sumber: http://sciencebiotech.net/halomonas-titaniceae-para-penghuni-terakhir-titanic/