hakikat dan peranan model pembelajaran.docx

Upload: anisatul-khabibah-zaen

Post on 18-Jan-2016

324 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Model-model Pembelajaran Konsep Dasar IPS yang Kreatif, Inovatif, dan Menyenangkan

KEGIATAN BELAJAR 1Hakikat dan Peranan Model Pembelajaran Konsep Dasar IPS

Secara Umum, istilah inquiry berkaitan dengan masalah dan penelitian untuk menjawab suatu masalah. Inkuiri merupakan suatu proses untuk mengajukan pertanyaan dan mendorong semangat belajar para siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Inkuiri adalah suatu proses mempertanyakan makna / arti tertentu yang memurut seseorang menampilkan kemampuan intelektual agar idea tau pemikirannya dapat dipahami.Inkuiri merupakan salah satu pendekatan yang saat ini digunakan oleh para pengembangan kurikulum khususnya di sekolah-sekolah Australia dan Amerika Serikat sebagai suatu pendekatan dalam proses belajar mengajar di persekolahan. Penggunaan pendekatan ini didasarkan atas beberapa pemikiran dari para ahli pendidikan dan hasil-hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pendekatan ini memiliki keunggulan terutama untuk mengembangkan kemampuan berpikir maupun pengetahuan.Pendekatan inkuiri adalah salah satu cara untuk mengatasi masalah kebosanan siswa dalam belajar di kelas karena proses belajar lebih terpusat kepada siswa (student-centred instruction) daripada kepada guru (teacher-centred instruction).Langkah-langkah model pembelajaran inkuiri untuk kelas IPS sebagai berikut. Pertama, Perumusan Masalah (Problem Formulation). Sebelum seorang siswa melakukan penelitian tentang suatu masalah atau isu, terlebih dahulu ia harus memiliki ide yang jelas atau masalah yang akan dipecahkan.Sebelum melakukan penelitian, siswa sebagai peneliti harus merumuskan masalah. Kita menyadari bahwa sikap anak itu beraneka ragam. Sikap anak itu bias meliputi sikap terhadap sekolah, guru-guru, orang tua, mainan, makanan, dan terhadap orang atau benda lainnya yang ada di lingkungan masyarakat.Kedua, Perumusan Hipotesis (Formulation of Hypotheses). Setelah para siswa merumuskan masalah atau pertanyaan yang tepat dan dapat diteliti, selanjutnya ia berusaha merumuskan dugaan atau jawaban sementara untuk mengarahkan proses penelitian. Penelitian ini akan lebih terfokus atau bermanfaat apabila si peneliti memiliki sejumlah idea tau pemikiran tentang cara-cara budaya asing itu masuk dan dapat mempengaruhi remaja-reamaja di kota bandung.Ketiga, definisi Istilah: konseptualisasi. Pada awal proses inkuiri, peneliti harus membuat definisi istilah atau konsep yang jelas tentang masalah penelitiannya walaupun pekerjaan ini merupakan masalah utama bagi para ilmuwan sosial. Kesulitannya adalah konsensus tentang arti konsep atau istilah yang belum ada. Seperti istilah agresi, kelas social, dan perilaku social adalqah contoh-contoh konsep ilmu-ilmu social yang didefinisikan secara bervariasi oleh para peneliti.Keempat, Pengumpulan data (Collection of Data). Pertanyaan dijawab dan hipotesis diuji dengan data dan informasi yang dikumpulkan oleh peneliti. Di dalam ilmu-ilmu sosial, para ilmuan biasanya menggunakan tiga metode utama pengumpulan data untuk melakukan analisis, ialah eksperimen, survey sampel, dan studi kasus. Di samping itu, mereka pun dapat menggunakan kajian historis, analisis literature, dan teknik lainnya.\Kelima, Pengujian dan Analisis Data (Evaluation and Analysis of Data). Dalam proses ininkuiri, harus berusaha menentukan kredibilitas dan kebermaknaan informasi yang sedang dikumpulkan.Keenam, Menguji Hipotesisi untuk Memperoleh Generalisasi dan Teori. Seorang siswa calon ilmuwan sosial memulai rangkaian proses penelitian dengan sebuah pertanyaan, biasanya berkaitan dengan teori atau pengetahuan yang telah ada. Ketika data dikumpulkan dan dianalisis, peneliti berusaha menguji apakah hipotesisnya dapat dibuktikan dengan berdasarkan informasi yang terkumpul. Demikian, model pembelajaran inkuiri yang digambarkan di atas dapat berdaur ulang dan bersifat linier atau terputus.

KEGIATAN BELAJAR 2Model-model Pembelajaran Konsep Dasar IPS

Kegiatan belajar pertama dalam modul ini, Anda telah mengenal dan memahami model desain pembelajaran inkuiri untuk IPS. Ada dua fokus model desain pembelajaran untuk keterampilan berpikir ialah keterampilan berfikir kreatif (creative thinking skill). Pembahasan materi dalam Kegiatan Belajar 2 modul ini akan difokuskan pada uraian ketrampilan berfikir kritis mengingat kemampuan berpikir ini sangat danjurkan oleh para ahli pendidikan ilmu social. Sedangkan kemampuan berfikir kreatif juga akan disinggung, terutama keterkaitannya dengan keterampilan berpikir kritis.Tujuan berpikir kritis adalah untuk menilai suatu pemikiran, menaksir nilai bahkan mengevaluasi pelaksanaan atau praktik dari suatu pemikiran dan nilai tersebut. Selain itu, berpikir kritis meliputi aktivitas mempertimbangkan berdasarkan pada pendapat yang diketahui. Menurut Lipman (1988) layaknya pertimbangan-pertimbangan ini hendaknya didukung oleh criteria yang dapat dipertanggungjawabkan.Savage Amstrong (1996) mengemukakan bahwa tahap wal sebagai syarat untuk memasuki sikap berpikir kritis adalah adanya sikap siswa memunculkan ide-ide atau pemikiran-pemikiran baru. Tahap ini disebut tahap berfikir kreatif.Model analisis teknik brainstorming salah satu kritis yang dikembangkan oleh Dunn and Dunn (1972). Perhatikanlah langkah-langkah model analisisi berikut ini,1. Pada focus awal, guru mendorong siswa untuk memikirkan bagaimana cara terbaik untuk memecahkan masalah, misalnya apa yang harus dilakukan agar anak-anak dapat selalau menjaga kebersihan di ruang kelas?2. Selanjutnya, guru bertanya mengapa pemikiran ini belum dilaksanakan juga? (Hal apakah yang mencegah kita untuk memecahkan masalah ini?) 3. Setelah siswa menjawab pertanyaan ini, guru menanya siswa lainnya, membantu siswa yang sedang berpikir. (Bagaimana kita dapat mengatasi kesulitan ini?)4. Pada saat ini, guru meminta siswa memikirkan masalah yang mungkian dihadapi dalam menjawab pertanyaan terdahulu. (Apakah yang mencegah kita dalam mengatasi kesulitan yang kita hadapi agar siswa selalu menjaga kebersihan di ruang kelas?)5. Akhirnya, siswa diminta menentukan apakah langkah pertama untuk memecahkan masalah. (Marilah kita kaji apa yang telah dipikirkan. Tindakan apakah yang harus diambil untuk memecahkan masalah ? Jelaskan pilihan kamu.) Siswa menjawab dan mempertahankan pilihan sesuai dengan criteria yang ada.

Perlunya mengembangkan kemampuan berfikir kritis untuk para siswa di sekolah diakui oleh sejumlah ahli pendidikan. Sejumlah teori dan model pengajaran berpikir kritis telah meliputi pendekatan, strategi, perencanaan dan sikap siswa dalam berpikir kritis, dan telah dijelaskan oleh para ahli studi sosial.Dalam menjawab tantangan tentang perlunya mengembangkan sikap antara para pemikir, Fraenkel (1980) menyatakan bahwa orang akan berpikir kritis apabila mereka membuat pertimbangan atau penilaian dalam memilih keputusan yang terbaik dari sejumlah alternative berdasarkan suatu criteria. Di samping itu, Beyer (1985) menegaskan bahwa ada seperangkat ketrampilan berfikir kritis yang digunakan dalam studi sosial atau untuk pembelajaran disiplin ilmu-ilmu sosial. Ketrampilan-ketrampilan tersebut adalah sebagai berikut.1. Membedakan antara fakta dan nilai dari suatu pendapat.2. Menentukan reliabilitas sumber.3. Menentukan akurasi fakta dari suatu pernyataan.4. Membedakan informasi yang relevan dari yang tidak relevan.5. Mendeteksi penyimpangan.6. Mengidentifikasi asumsi yang tidak dinyatakan.7. Mengidentifikasi tuntunan dan argumen yang tidak jelas atau samar-samar.8. Mengakui perbuatan yang keliru dan tidak konsisten9. Membedakan antara pendapat yang tidak dan dapat dipertanggungjawabkan.10. Menentukan kekuatan argument

Selanjutnya, Beyer memperkenalkan strategi kecakapan berpikir kritis yang cukup efektif untuk proses belajar mengajar, ialah strategi induktif yang bersifat direktif. Ada dua strategi yang dapat menjadi alternatif dalam menentukan apakah strategi-strategi ini digunakan lebih efektif dibandingkan dengan kelas studi social lainnya. Penerapan strategi ini mencakup lima langkah yang dapat ditempuh oleh guru :1. Memperkenalkan ketrampilan; dan kemudian siswa;2. Mencobakan ketrampilan sebaik mungkin3. Menggambarkan serta mengartikulasikan apa yang terjadi dalam pikiran ketika menerapkan ketrampilan tersebut;4. Menerapkan pengetahuan tentang ketrampilan baru untuk diterapkan lagi, dan akhirnya;5. Meninjau lagi apa yang terpikir ketika ketrampilan itu diterapkan.