guru profesional
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, Indonesia harus mampu meningkatkan mutu pendidikan,
sehingga tidak kalah bersaing dengan negara lain. Negara kita harus mencetak orang-orang
yang berjiwa mandiri dan mampu berkompetisi di tingkat dunia. Saat ini, Indonesia
membutuhkan orang-orang yang dapat berfikir secara efektif, efisien dan juga produktif. Hal
tersebut dapat diwujudkan jika kita mempunyai tenaga pendidik yang handal dan mampu
mencetak generasi bangsa yang pintar dan bermoral.
Guru merupakan ujung tombak keberhasilan kegiatan pembelajaran di sekolah terlibat
langsung dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kualitas kegiatan
pembelajaran yang dilakukan sangat bergantung pada perencanaan dan pelaksanaan proses
pembelajaran yang dilakukan guru. Untuk mewujudkan munculnya generasi bangsa yang
pintar, kreatif dan bermoral, maka guru diharapkan memiliki kompetensi yang tinggi dalam
mendidik di sekolah. Guru harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang bahan ajar
yang diajarkan dan gurus harus meningkatkan mutunya sendiri, Nasution (1982 :16).
Pada saat sekarang ini, telah diterapkan kurikulum 2013 sehingga pada
pelaksanaannya sangat diperlukan guru yang profesional. Mutu pendidikan yang baik dapat
dicapai dengan guru yang profesional dengan segala kompetensi yang dimiliki. Untuk
menjadi guru yang professional harus memiliki syarat khusus yang harus menguasai betul
seluk beluk pendidikan dan pengajaran. Tugas dan peran guru tidakalah terbatasi dalam
masyarakat, bahkan guru pada hakekatnya guru merupakan komponen strategis yang memilih
peran penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa.
Profesi guru mempunyai tugas sebagai fasilitator dan komunikator untuk mendidik,
mengajar dan melatih anak didiknya. Tugas guru sebagai suatu profesi, menuntut kepada
guru untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu
profesi. Tugas guru sebagai pendidik, meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup
kepada anak didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti
mengembangkan ketrampilan dan menerapakannya dalam kehidupan demi masa depan anak
didik.
1
Guru juga mempunyai kemampuan, keahlian atau sering disebut dengan kompetinsi
profesional. Kompetensi profesional yang dimaksud tersebut adalah kemampuan guru untuk
menguasai masalah akademik yang sangat berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar
mengajar, sehingga kompetensi ini mutlak dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya sebagai
pendidik dan pengajar. Kompetensi profesi pendidik meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi profesional dan kompetensi sosial. Pada makalah ini
akan dibahas tentang guru profesional baik tentang peran dan karakteristiknya.
2.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa itu guru profesional?
2. Bagaimana karakteristik guru profesional?
3. Bagaimana kompetensi guru profesional?
4. Bagaimana peran guru berkaitan dengan kompetensi guru?
2.3. Tujuan
Penulisan makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian guru profesional
2. Mengetahui dan memahami karakteristik guru profesional
3. Memahami kompetensi guru profesional
4. Bagaimana peran guru berkaitan dengan kompetensi guru
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Guru Profesional
Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas
utamanya adalah: mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik. Guru juga dapat diartikan dengan digugu dan ditiru setiap
ucapan, tindakan ataupun tingkah lakunya sebagai suatu pedoman atau penuntun pada setiap
peserta didik baik dilingkungan sekolah ataupun lingkungan keluarga dan juga masyarakat.
Para ahli memberikan pengertian guru profesional dengan berbeda-beda. Menurut
Suyatno (2013: 3), Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup;
mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan; melatih berarti
mengembangkan keterampilan-keterampilan untuk kehidupan siswa. Profesional adalah
pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma
tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.
Menurut Rusman (2012:19) “ Guru profesional adalah orang yang memiliki
kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan, sehingga dia mampu melakukan
tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal”. Guru profesional akan
tercermin dalam penampilan pelaksanaan pengabdian tugas-tugas yang ditandai dengan
keahlian baik dalam materi maupun metode.
Keahlian yang dimiliki oleh guru profesional adalah keahlian yang diperoleh melalui
suatu proses pendidikan dan pelatihan yang diprogramkan secara khusus untuk itu. Keahlian
tersebut mendapat pengakuan formal yang dinyatakan dalam bentuk sertifikasi, akreditasi,
dan lisensi dari pihak yang berwenang (dalam hal ini pemerintah dan organisasi profesi).
Dengan keahliannya itu seorang guru mampu menunjukkan otonominya, baik secara pribadi
maupun sebagai pemangku profesinya.
3
2.2. Karakteristik Guru Profesional
Karakteristik guru adalah segala tindak tanduk atau sikap dan perbuatan guru baik di
sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Misalnya, sikap guru dalam meningkatkan
pelayanan, meningkatkan pengetahuan, memberi arahan, bimbingan dan motivasi kepada
peserta didik, cara berpakaian, berbicara, dan berhubungan baik dengan peserta didik, teman
sejawat, serta anggota masyarakat lainnya.
Guru yang efektif dan profesional tentulah memiliki karakter sebagai berikut:
1. Memiliki kadar pengetahuan yang maju di mata pelajaran spesialisasinya. Guru yang
pengetahuannya sudah maju menghasilkan siswa yang nilainya lebih bagus dalam tes
standar. Guru yang menguasai wilayah mata pelajarannya, lebih siap menjawab
pertanyaan-pertanyan siswa dan menjelasakan konsep secara lebih baik. Tidak gugup
dan penjelasannya tidak membingungkan.
2. Berpengalaman mengajar (paling sedikit tiga tahun). Guru yang berpengalaman
cenderung tahu lebih baik apa aktivitas dan praktik mengajar yang harus dipakai saat
mengajarkan konsep-konsep tertentu. Dia juga lebih mampu mengindividualisir
pelajaran agar cocok dengan kebutuhan setiap siswa.
3. Ucapannya jelas. Guru dengan kemampuan verbal tinggi dan punya kosakata luas
cenderung menghasilkan siswa yang dapat mengerjakan tes standar secara lebih baik.
4. Antusias. Jika anda menunjukkan antusiasme saat mengajar, maka akan memotivasi
siswa untuk belajar. Antusiasme dapat ditandai dengan penyampaian vokal secara
cepat dan bersemangat., dengan gerak tangan, kontak mata yang bervariasi dan tingkat
energi tinggi. Antusiasme guru juga diikuti dengan meningkatnya penyimpanan
memori di kalangan siswa.
5. Peduli. Tunjukkan kepedulian yang tulus. Benar-benar memperhatikan kesehatan dan
kehidupan pribadi siswa. Bersikap ramah dan mau mendengarkan masalah siswa
maupun orang tuanya. Sehingga suasana kelas terbangun menjadi hangat dan siswa
berani ikut terlibat mengambil keputusan. guru peduli sering menghadiri
ekstrakurikuler siswa, melihat kegiatan konser atau pertandingan olah raga.
6. Ceria dan santai. Kepribadiannya amat baik karena menikmati kegembiraan dari
pekerjaannya sebagai pengajar. Ia berpartisipasi dalam kegiatan dengan siswa, punya
rasa humor yang baik dan akan sering tertawa bersama siswa.
7. Siap bekerjasama dengan guru lain maupun orang tua siswa.
8. Berniat memperbaiki kecakapan mengajarnya dan memajukan pendidikannya.
4
9. Kelasnya secara struktural teratur baik untuk memaksimalkan waktu mengajar.
10. Menjaga waktu transisi antar kegiatan sesedikit mungkin.
11. Masuk kelas dalam keadaan siap.
12. Dorongan positif.
13. Memonitor dan menangani gangguan di kelas.
14. Mendisiplinkan siswa secara adil dan wajar
15. Menyampaikan harapan akademik yang tinggi.
16. Menunjukkan suatu tingkat perencanaan dan organisasi yang tinggi.
2.3 Kompetensi Guru
Glesser (dalam Rusman, 1998) menyatakan bahwa ada empat hal yang harus dikuasai
guru, yaitu menguasai bahan pelajaran, mampu mendiagnosa tingkah laku siswa, mampu
melaksanakan proses pembelajaran, dan mampu mengevaluasi hasil belajar.
Berdasarkan UU NO. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, pasal 10 ayat 1, guru
disebut profesional jika sudah memiliki 4 kompetensi. Kompetensi tersebut antara lain:
1. Kompetensi Pedagogik, Yaitu kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.2. Kompetensi Kepribadian, Yaitu kemampuan guru yang mencerminkan sebuah kepribadian yang
mantap, berbudi pekerti luhur, wibawa dan bisa menjadi tauladan yang baik bagi siswa-siswanya.3. Kompetensi Sosial, Yaitu kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan siswa, sesama guru, orang
tua siswa dan masyarakat.4. Kompetensi Profesional, Yaitu kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran secara luas dan
mendalam.
Kemampuan guru profesional akan lebih dijelaskan lebih spesifik sebagai berikut:
1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik.
Kompetensi ini meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik unutk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
Secara substantif, kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya. Kemudian Daryanto (2013) menyatakan bahwa Kompetensi pedagogik
merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang
sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:
5
1. Pemahaman wawasan/landasan kependidikan
2. Pemahaman terhadap peserta didik
3. Pengembangan kurikulum / silabus
4. Perancangan pembelajaran
5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis
6. Pemanfaatan tekhnologi pembelajaran
7. Evaluasi hasil belajar (EHB)
8. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya
Kemudian Suyatno (2013: 49) mengungkapkan bahwa Secara rinci setiap
subkompetensi pedagogik dijabarkan menjadi indikator esensial sebagai berikut;
Memahami peserta didik secara mendalam memiliki indikator esensial: memahami
peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif;
memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan
mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.
Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidikan untuk
kepentingan pembelajaran memiliki indikator esensial: memahami landasan
kependidikan; menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan strategi
pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai,
dan materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang
dipilih.
Melaksanakan pembelajaran memiliki indikator esensial: menata latar (setting)
pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran memiliki indikator esensial:
merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment) proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis hasil evaluasi proses dan
hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning); dan
memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program
pembelajaran secara umum.
Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya,
memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk pengembangan
berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan
berbagai potensi nonakademik.
2. Kompetensi Kepribadian
6
Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang
mantap,berakhlak mulia, arif dan berwibawa serta menjadi teladan peserta didik.
Dalam standar nasional pendidikan, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan
kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia.
Kompetensi kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat besar
pengaruhnya terhadap pertumbuhana dan perkembangan pribadi para peserta didik.
Kompetensi kepribadian ini memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam
membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya
manusia (SDM) serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan Negara, dan bangsa
pada umumnya.
Suyatno (2013: 50) mengungkapkan Secara rinci subkompetensi tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut:
Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial: bertindak sesuai
dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai guru;
dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan kemandirian
dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.
Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang
didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta
menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki perilaku yang
berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani.
Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial: bertindak
sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan
memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.
3. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua / wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial
merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang - kurangnya
memiliki kompetensi untuk:
1. Berkomunikasi secara lisan dan informasi secara fungsional
7
2. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional
3. Bergaul efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali peserta didik
4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar
Sedangkan menurut Suyatno (2013: 51) kompetensi sosial memiliki subkompetensi
dengan indikator esensial sebagai berikut:
a. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik memiliki
indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik; guru bisa
memahami keinginan dan harapan siswa;
b. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga
kependidikan; misalnya berdiskusi tentang masalah-masalah yang dihadapi anak didik
serta solusinya.
c. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik
dan masyarakat sekitar. Contohnya guru bisa memberikan informasi tentang bakat,
minat dan kemampuan peserta didik kepada orang tua peserta didik.
4. Kompetensi Profesional
Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi, pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi
standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan. Adapun ruang
lingkup kompetensi profesional sebagai berikut:
1. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofis, psikologis,
sosiologis, dan sebagainya.
2. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik
3. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung
jawabnya.
4. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi
5. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar
yang relevan
6. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran
7. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik
8. Mampu menumbuhkan kepribadian
Keempat kompetensi tersebut di atas bersifat holistik dan integratif dalam kinerja
guru. Oleh karena itu, secara utuh sosok kompetensi guru meliputi (a) pengenalan peserta
didik secara mendalam; (b) penguasaan bidang studi baik disiplin ilmu (disciplinary content)
8
maupun bahan ajar dalam kurikulum sekolah (c) penyelenggaraan pembelajaran yang
mendidik yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi proses dan
hasil belajar, serta tindak lanjut untuk perbaikan dan pengayaan; dan (d) pengembangan
kepribadian dan profesionalitas secara berkelanjutan.
2.3 Peranan Guru Berkaitan dengan Kompetensi Guru
Peranan guru yang dimaksud adalah berkaitan dengan peran guru dalam
pembelajaran. Adapun peranan guru yang berkaitan dengan kompetensi guru adalah
a. Guru melakukan diagnosa terhadap perilaku awal siswa
b. Guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
c. Guru melaksanakan proses pembelajaran
d. Guru sebagai pelaksana administrasi sekolah
e. Guru sebagai komunikator
f. Guru sebagai mediator dan fasilitaor
g. Guru sebagai evaluator
h. Guru sebagai pengembang kurikulum
BAB III
PEMABAHASAN
9
3.1 Indikator dari Kompetensi yang Harus Dikuasai Guru
Berikut ini ditampilkan beberapa indikator dari kompetensi yang harus dikuasai guru terlihat
pada tabel 1.
Tabel 1. Indikator dari kompetensi yang harus dimiliki guru profesional
Kompetensi Subkompetensi IndikatorPedagogik Memahami peserta didik
secara mendalam1. Memahami peserta didik dengan
memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif.
2. Memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian
3. Mengidentifikasi belajar awal peserta didik
Merancang pembelajajaran, termasuk memaham landasan pendidikan untuk kepentingan pembelajaran
1. Memahami landasan pendidikan2. Menerapkan teori belajar dan
pembelajaran3. Menentukan strategi pembelajaran
berdasarkan peserta didik , kompetensi yang ingin dicapai, dan bahan ajar
4. Menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih
Melaksanakan pembelajaran
1. Menata latar pembelajaran2. Melaksanakan pembelajaran yang
kondusifMerancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran
1. Merancang dan melaksanakan evaluasi proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan menggunakan berbagai metode
2. Menganalisis hasil evaluasi 3. proses dan hasil belajar untuk
menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery learning)
4. Memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas secara umum
Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensinya
1. Menfasilitasi peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik
2. Menfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi akademik
Kepribadian Kepribadian yang mantap dan stabil
1. Bertindak sesuai dengan norma hukum
10
2. Bertindak sesuai dengan norma sosial dan bangga sebagai guru
3. Memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma
Kepribadian yang arif Menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaaant peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berperilaku dan bertindak.
Kepribadian yang berwibawa
Memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani
Berakhlak mulia dan dapat menjadi tauladan
Bertindak sesuai dengan norma, religius (iman, taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong, dan memiliki perilaku yang diteladani oleh pesertaa didik
Sosial Mampu berkomunikasi dan bergaul dengan peserta didik
Berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik
Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan
Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik
Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar
1. Mampu berkomunikasi secara efektif dengan tenaga kependidikan
2. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/ wali peserta didik
3. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif masyarakat sekitar
Menguasai struktur dan metode keilmuan
Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan dan materi bidang studi
Profesional Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuwan yang mendukung mata pelajaran yang diampu
1. Menguasai materi pembelajaran yang dipegang dengan baik
2. Menguasai konsep dengan baik3. Menguasai pola pikir keilmuwan
yang mendukung mata pelajaran yang diampu
Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran bidang pengembangan yang diampu.
1. Menguasai dan memahami standar kompetensi mata pelajaran yang diampu dengan baik
2. Menguasai dan memahami kompetensi dasar mata pelajaran dengan baik
Memanfaatkan teknologi Mampu menmanfaakan teknologi
11
informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri
informasi dan komunikasi dalam proses penbelajaran
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
12
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa guru harus memiliki
kompetensi profesional guna meningkatkan kulitas peserta didik beserta mencerdaskan anak
bangsa. Dalam upaya pembentukan karakeristik siswa yang berlandaskan kependidikan dan
juga mempunyai kepribadian yang baik. Pembahasan tentang cara dan strategi menjadi guru
profesional yang saya sajikan beserta teori kajian ilmu pengetahuan yang melingkupinya.
Saya berharap besar akan kritikan dan saran dalam upaya peningkatan mutu kualitas
pengetahuan saya, walaupun didalamnya masih terdapat kesalahan dan kekurangan.
4.2 Saran
Berdasarkan uraian kajian teori dan pembahasan pada makalah ini maka disarankan
kepada Seorang guru yang profesional hendaknya bisa memahami dan menjalankan tugas
dan fungsinya dengan baik agar proses pembelajaran bisa berlangsung secara optimal untuk
mencapai tujuan pendidikan dan tujuan pembelajaran. Kemudian diharapkan peran serta
berbagai pihak (Masyarakat, Kepala Sekolah, Pengawas, Dinas Pendidikan dan Pemerintah
sangat diperlukan untuk mendukung tugas dan fungsi seorang guru agar bisa menjalankan
pembelajaran dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
13
Daryanto. 2013. Bagaimana GURU PROFESIONAL itu ?. [Online]. Tersedia: www.m-edukasi.web.id/2013/03/bagaimana-guru-profesional-itu.html. diakses 20 September 2014
Nasution. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bandung : Bumi aksara
Rusman. 2012. Model – model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung : Raja Grafindo Persada
Suyatno dan Asep Djihad. 2013. Calon Guru dan Guru Profesional. Yogyakarta: Multi Pressindo.
14