gtc last
DESCRIPTION
Gigi Tiruan CekatTRANSCRIPT
![Page 1: GTC LAST](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081420/557213ac497959fc0b92c46f/html5/thumbnails/1.jpg)
I. PENDAHULUAN
Kehilangan gigi pada umumnya dikarenakan oleh karies, penyakit
periodontal, atau trauma. Hilangnya satu gigi atau lebih dapat menyebabkan
gangguan keseimbangan fungsi dari gigi-gigi yang masih tersisa. Akibat-akibat
yang timbul karena hilangnya gigi dalam waktu yang lama dan tidak dibuatkan
gigi tiruan pengganti adalah :
1. Migrasi gigi: tipping, rotasi, ekstrusi
2. Kontak proksimal yang terbuka menyebabkan food impaction
3. Tulang alveolar mengalami resorpsi pada bagian gigi yang hilang
4. Gangguan oklusal
5. Hilangnya dimensi vertikal oklusal
6. Beban berlebih pada regio anterior
7. Gangguan fungsi pengunyahan yang berakibat pemusatan pengunyahan
pada satu sisi saja
8. Disfungsi temporomandibular (TMD)
9. Pada regio anterior, kehilangan gigi dapat juga mengakibatkan gangguan
estetika dan cara berbicara
Pasien yang kehilangan giginya baik sebagian maupun lengkap perlu
dibuatkan geligi tiruan untuk menghindari terjadinya akibat-akibat diatas. Tujuan
pembuatan gigi tiruan adalah:
1. Mengembalikan fungsi pengunyahan
2. Mengembalikan fungsi estetik
3. Mengembalikan fungsi fonetik (pengucapan)
4. Mencegah terjadinya pemindahan tempat dari gigi-gigi sekitar ruangan
yang kosong (sudah hilang giginya). Pemindahan tempat tersebut dapat
berupa migrasi, rotasi, miring, atau ekstrusi.
5. Untuk memelihara atau mempertahankan kesehatan gusi
1
![Page 2: GTC LAST](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081420/557213ac497959fc0b92c46f/html5/thumbnails/2.jpg)
Dalam bidang kedokteran gigi, istilah gigi tiruan meliputi: gigi tiruan
sebagian lepasan (partial denture), gigi tiruan cekat (fixed denture), dan gigi
tiruan lengkap (full denture). Pada kasus kehilangan satu atau beberapa gigi
dimana pasien menginginkan gigi tiruan yang pemakaiannya tanpa dilepas, maka
pasien dapat dibuatkan gigi tiruan cekat (fixed denture/fixed bridge). Keuntungan
dari pembuatan gigi tiruan cekat, antara lain:
1. Terfiksasi kuat dengan gigi sehingga tidak perlu repot untuk
melepaskannya dan terhindar dari resiko gigi tiruan rusak atau bahkan
tertelan
2. Terlihat mirip dengan gigi asli
3. Tidak akan bergeser dari permukaan gigi saat dipakai mengunyah ataupun
aktivitas fungsional lainnya
4. Mempunyai efek splinting pada gigi yang dilekati dan melindunginya dari
tekanan yang merugikan
5. Mentransfer tekanan fungsional pada gigi dengan cara menstimulasi
jaringan pendukung secara merata
2
![Page 3: GTC LAST](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081420/557213ac497959fc0b92c46f/html5/thumbnails/3.jpg)
II. TINJAUAN PUSTAKA
Gigi tiruan cekat adalah suatu restorasi yang tidak dapat dilepas sendiri
oleh pasien maupun dokter gigi karena dilekatkan secara permanen pada gigi asli
atau akar gigi yang merupakan pendukung utama dari alat tersebut. Gigi tiruan
cekat disebut juga fixed bridge prosthesis atau fixed partial denture (Ewing,
1959).
Indikasi gigi tiruan cekat:
1. Usia 20 – 50 tahun
2. Struktur gigi sehat
3. Kesehatan mulut (oral hygiene) baik
4. Penggantian gigi terbatas
5. Kondisi ridge dalam batas normal (tidak resorbsi berlebihan)
6. Jaringan pendukung alveolar baik (pembentukan akar baik, tebal, lebar, dan
divergen)
7. Gigi abutment baik dan penempatannya seimbang dengan jumlah gigi yang akan
diganti. Desain ideal adalah 2 gigi abutment untuk mendukung 1 gigi. Pada bagian
posterior, dapat digunakan 2 gigi abutment untuk 2 gigi jika posisinya dalam satu
garis lurus. Pemilihan gigi abutment hendaknya mempertimbangkan beberapa hal
sebagai berikut:
Vitalitas gigi
Status periodontal
Ratio mahkota-akar
Konfigurasi akar
Luas area permukaan jaringan periodontal (Hukum Ante)
Panjang mahkota klinis
Hubungan antara aksis gigi dengan arah insersi
8. Oklusi dan jaringan periodonsium baik (membran periodontal sama rata tebalnya)
9. Untuk pasien yang menuntut penampilan
10. Kesehatan umum dan sosial indikasi baik
11. Tidak mempunyai bad habit.
3
![Page 4: GTC LAST](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081420/557213ac497959fc0b92c46f/html5/thumbnails/4.jpg)
Kontraindikasi gigi tiruan cekat:
1. Pasien terlalu muda atau tua
2. Struktur gigi lemah
3. Hygiene mulut jelek
4. Gigi yang harus diganti banyak
5. Kondisi daerah tak bergigi mengalami resorbsi berlebih
6. Alveolus pendukung gigi kurang dari 2/3 akar gigi (akar tipis dan
berbentuk taper)
7. Gigi abutment abnormal (malformasi dan aksis gigi tidak paralel)
8. jaringan periodonsium tidak sehat
9. Oklusi abnormal
10. Kesehatan umum jelek
11. Tidak terjalin kooperatif dari pasien dan operator.
12. Mempunyai bad habit
13. Gigi hipersensitif walaupun sudah dianestesi
Komponen gigi tiruan cekat
Suatu gigi tiruan cekat terdiri dari 4 bagian:
1. Penyangga (abutment), adalah gigi atau akar yang digunakan sebagai pendukung
gigi tiruan cekat
2. Retainer, adalah restorasi (inlay, partial veneer crown, full crown) yang
dilekatkan pada gigi abutment yang dipreparasi
3. Pontik, adalah bagian dari gigi tiruan cekat yang menggantikan gigi yang hilang
4. Konektor (penghubung atau joint), adalah penghubung antara pontik dan retainer,
yang dapat merupakan perlekatan yang rigid maupun non rigid
Retainer
Klasifikasi retainer:
1. Tipe dalam dentin (intra coronal retainer )
preparasi dan badan retainer sebagian besar ada di dalam dentin atau di dalam
mahkota gigi. Contoh : tumpatan MOD inlay
4
![Page 5: GTC LAST](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081420/557213ac497959fc0b92c46f/html5/thumbnails/5.jpg)
2. Tipe luar dentin (ekstra coronal retainer )
Preparasi dan bidang retensi sebagian besar ada di luar dentin atau di luar
badan mahkota gigi. Contoh : preparasi full cast crown
3. Tipe dalam akar (intra radikuler retainer)
Preparasi dan bidang retensi sebagian besar ada di dalam saluran akar.
Contoh: mahkota pasak inti.
Beberapa bentuk retainer :
full veneer crown/mahkota penuh : merupakan suatu restorasi yang menutupi
seluruh permukaan mahkota klinis dari suatu gigi. Keuntungannya, preparasi
mudah, memberikan area kontak yang luas, dan merupakan bentuk yang
paling retentif.
Indikasi mahkota penuh pada gigi anterior : mempunyai permukaan labial
yang berkaries, yang mengalami erosi, perubahan warna, atau ada stain.
Indikasi mahkota penuh pada gigi posterior : gigi dengan indeks karies tinggi,
terdapat kerusakan akibat karies atau fraktur sehingga tidak dapat dibuatkan
bentuk retainer lain
partial veneer crown/mahkota sebagian : restorasi yang menutupi sebagian
permukaan gigi. Bagian yang tidak tertutup mahkota adalah bagian labial atau
bukal.
Indikasi: bagian labial atau bukal dalam keadaan baik, histologis anatomis,
maupun estetis, cukup tebal untuk membuat pari-parit proksimal yang cukup
dalam memberi retensi, mempunyai mahkota klinis yang cukup panjang,
besar, dan tidak ada karies proksimal, serta kedudukannya normal (tidak
malposisi). Gigi yang cocok dibuatkan mahkota sebagian adalah gigi incisivus
sentral, premolar maksila, kaninus dan premolar kedua mandibula. Mahkota
sebagian pada gigi molar tidak dianjurkan oleh karena batas logam dengan
gigi menjadi terlampau panjang sehingga mudah terjadi karies.
Inlay
Kita menggunakan inlay sebagai retainer untuk GTC yang pendek, mengganti
tidak lebih dari satu gigi pada pasien yang indeks kariesnya rendah. Gigi
5
![Page 6: GTC LAST](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081420/557213ac497959fc0b92c46f/html5/thumbnails/6.jpg)
abutment untuk inlay harus besar dan mempunyai mahkota cukup panjang,
masih vital, dan tidak ada karies atau tambalan di bagian servikal.
Pontik
Bahan untuk pembuatan pontik menggunakan logam, porcelain, ceramic, ataupun
kombinasi. Beberapa bentuk pontik yang sering digunakan:
Beberapa macam bentuk pontik adalah :
1. Hygiene / sanitary pontic
Pontik ini sama sekali tidak menempel pada edentulous ridge (menggantung)
sehingga self clensing sangat terjamin. Biasanya untuk gigi posterior bawah.
2. Ridge lap pontic
Pontik ini tidak menempel pada permukaan palatinal/lingual, sedangkan
permukaan bukal/labialnya menempel. Keadaan ini untuk memperkecil
terjadinya impaksi dan akumulasi makanan, tetapi tidak mengabaikan factor
estetis. Ridge lap pontic digunakan pada gigi molar atas dan bawah, tetapi
lebih banyak digunakan untuk region anterior.
3. Saddle pontic
Pontik ini menutup seluruh edentulous ridge dan merupakan bentuk pontik
yang konturnya paling mirip dengan gigi asli. Dasar dari pontic berbentuk
konkaf sehingga akan sulit melakukan pembersihan.
Konektor
Ada beberapa tipe GTC menurut konektornya, antara lain:
1. Fixed-fixed bridge : kedua konektor bersifat rigid. Dapat digunakan untuk gigi
posterior dan anterior.
2. Fixed movable bridge : salah satu konektor bersifat rigid dan konektor lain
bersifat non rigid. Dapat digunakan untuk gigi posterior dan anterior.
3. Spring bridge : pontic jauh dari retainer dan dihubungkan dengan palatal bar.
Digunakan pada kasus diastema/space yang mengutamakan estetis.
4. Cantilever bridge : satu ujung bridge melekat secara kaku pada retainer
sedang ujung lainnya bebas/menggantung.
5. Compound bridge : adalah kombinasi dua atau lebih dari tipe bridge.
6
![Page 7: GTC LAST](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081420/557213ac497959fc0b92c46f/html5/thumbnails/7.jpg)
Prinsip preparasi gigi abutment
1. Mempertahankan struktur gigi
2. Retensi dan resistensi
Retensi antara restorasi dan gigi didapat dari preparasi dinding aksial yang
berbentuk parallel atau taper (00 - 100). Bentuk taper dengan sudut 60
memungkinkan pemusatan tekanan terminimalisir sehingga restorasi tidak
akan mudah lepas. Akan tetapi, semakin taper bentuk preparasi justru akan
menjadikannya tidak retentif. Dinding bukal dan lingual gigi yang dipreparasi
harus membentuk sudut mendekati 900 terhadap dinding aksial untuk
meningkatkan resistensi restorasi terhadap gaya rotasi atau memutar.
3. Structural durability (ketahanan struktural)
Pengurangan permukaan oklusal harus mengikuti bentuk groove anatomis
permukaan oklusal gigi asli untuk menjaga fungsi gigi tetap baik. Hal penting
lainnya dalam pengurangan oklusal adalah pembuatan bevel pada tonjol gigi.
Pada molar maksila, bevel dibuat pada tonjol lingual, sedangkan pada molar
mandibula, bevel dibuat pada tonjol bucal. Pembuatan bevel pada tonjol
fungsional ini akan membuat restorasi (metal) cukup kuat dalam menahan
kontak oklusal yang berat.
4. Marginal integrity
Restorasi hanya dapat bertahan pada lingkungan biologis mulut jika garis
tepinya dapat berada tepat pada garis akhir preparasi (cavosurface finish line
of preparation). Dalam preparasi GTC dikenal empat macam finish line terdiri
atas:
Shoulderless / knife edge / tanpa pundak
Dibuat pada gigi pegangan yang tipis atau pada GTC dengan retainer
terbuat dari bahan berkekuatan tepi cukup kuat. Biasanya pada preparasi
mahkota 3/4, mahkota penuh, mahkota berjendela dengan retainer terbuat
dari bahan logam campur.
7
![Page 8: GTC LAST](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081420/557213ac497959fc0b92c46f/html5/thumbnails/8.jpg)
Shoulder / berpundak
Dibuat pada gigi pegangan dengan retainer tanpa kekuatan tepi, sehingga
pada tepi retainer tersebut mempunyai ketebalan, contoh pada resin akrilik
mahkota jaket. Bentuk ini kurang baik untuk mahkota penuh dengan bahan
logam sebagai retainernya (full cast crown), karena di sini ada kesukaran
didalam mewujudkan pertemuan yang akurat dengan tepi retainer dengan
tepi pundak gigi pegangan. Untuk mengatasi keadaan ini biasanya pundak
tersebut dibuat bevel.
Chamfer finish line
Bentuk ini akan menyebabkan kekuatan yang diterima oleh gigi abutment
menjadi berkurang, sehingga mencegah terjadinya kerusakan semen
sebagai bahan perekat yang ada di antara retainer dengan gigi abutment.
Biasanya dibuat untuk retainer jenis mahkota penuh (full veneer cast
crown).
Partial shoulder / berpundak sebagian
Bentuk ini mempunyai pundak pada bagian bucal atau labial, kemudian
akan menyempit pada daerah proksimal dan akhirnya hilang sama sekali
pada daerah palatinal / lingual. Maksud bentuk ini untuk memberi
ketebalan pada bagian bucal / labial yang akan ditempati oleh resin akrilik/
porselen sebagai facing. Kasus yang sering terjadi yaitu pada gigi
premolar 1 & 2 atas / bawah dengan retainer full metal crown with
porselain / acrylic resin veneer.
8
![Page 9: GTC LAST](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081420/557213ac497959fc0b92c46f/html5/thumbnails/9.jpg)
III. LAPORAN KASUS
A. Identifikasi
Nama : Wakhyuning Ngarsih
Umur : 21 th
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Buhu 135 E Karang Gayam
Pekerjaan : Mahasiswa
Bangsa : Indonesia
No. Kartu : 103400
Tanggal Pemeriksaan : 7 oktober 2011
B. Anamnesa
Pemeriksaan Subyektif
Motivasi : Pasien datang atas keinginan sendiri ingin dibuatkan gigi tiruan
pada rahang atas kanan
CC : Merasa kurang nyaman saat mengunyah karena telah kehilangan
satu gigi graham sebelah atas kanan
PI : Tidak ada keluhan sakit.
PDH : Pernah mencabutkan gigi graham kanan atas sekitar 3 minggu
yang lalu
PMH : Pernah dirawat inap karena tifus sekitar 6 tahun yang lalu
Tidak dicurigai menderita penyakit sistemik
Tidak memiliki riwayat alergi obat
FH : Ayah : Sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik
Ibu : Sehat, tidak dicurigai menderita penyakit sistemik
Pemeriksaan Obyektif
a. Umum : Jasmani : sehat.
Rohani : kooperatif dan komunikatif.
9
![Page 10: GTC LAST](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081420/557213ac497959fc0b92c46f/html5/thumbnails/10.jpg)
b. Lokal : EO : Wajah : simetris, t.a.k.
Pipi : simetris, t.a.k.
Bibir : simetris, t.a.k.
lnn : tidak teraba.
IO : Mukosa : normal, t.a.k.
Gingiva : normal, t.a.k.
Lidah : normal, t.a.k.
Palatum: normal, t.a.k.
Formula gigi
X X X X X X X X X X
V IV III II I I II III IV V
X
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
8 7 6 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8
K K K K
V IV III II I I II III IV V
X X X X X X X X X X
Keterangan : X : telah dicabut
K : Karies
Klasifikasi Gigi:
Rahang atas : Kennedy Klas III
Pemeriksaan rö foto
Tidak ada area radiolusen di sekitar daerah yang tidak bergigi dan tidak ada
kelainan disekitar gigi 5 7| yang akan dijadikan gigi abutment. Luas ligamen
periodontal gigi abutment lebih besar daripada gigi yang hilang.
10
![Page 11: GTC LAST](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081420/557213ac497959fc0b92c46f/html5/thumbnails/11.jpg)
IV. RENCANA PERAWATAN
Kunjungan I
1. Anamnesis serta memberi penjelasan kepada pasien tentang jalannya
perawatan dalam pembuatan gigi tiruan cekat
2. Persiapan-persiapan di dalam mulut sebelum dibuat gigi tiruan cekat, meliputi
perawatan periodontal yaitu scaling
3. Evaluasi Rö foto untuk mengetahui kondisi gigi abutment dan jaringan
periodontalnya.
4. Indikasi dan mencetak study model RA dan RB dengan :
sendok cetak : perforated stock tray no. 3 untuk rahang bawah dan
rahang atas
bahan cetak : alginat (irreversible hydrocolloid)
metode mencetak : mukostatik
Setelah dilakukan boxing study model kemudian dilakukan pembuatan
desain gigi tiruan cekat rahang bawah. Pasien kehilangan gigi 6 | yang akan
dibuatkan GTC fixed-fixed bridge dengan gigi 7 5| sebagai abutment serta pontic
pada gigi 6 | atau disebut juga gigi tiruan cekat tiga unit. Retainer pada gigi
7 5| berupa full veneer crown yang terbuat dari porcelain fused to metal. Gigi
abutment 7 5 | dipreparasi dengan menggunakan bur kecepatan tinggi (high speed
bur). Bentuk pontic yang digunakan adalah hygiene pontic, yaitu pontic yang
tidak menempel sama sekali pada edentulous ridge (menggantung). Hal ini
dimaksudkan supaya self cleansing dapat terjamin.
Kondisi gigi sebelum dipreparasi:
Jarak mesiodistal 5| : 6,48 mm
Jarak mesiodistal 7| : 9,06 mm
Ruang pada gigi 6| : 9,12 mm
Rencana preparasi gigi:
Pengurangan 5| :
Oklusal : 1,4 mm
Mesial : 1,4 mm
11
![Page 12: GTC LAST](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081420/557213ac497959fc0b92c46f/html5/thumbnails/12.jpg)
Distal : 1,4 mm
Bukal : 1,4 mm
Palatal : 1,4 mm
Pengurangan 7| :
Oklusal : 1,4 mm
Mesiobukal : 1,6 mm
Distobukal : 1,4 mm
Mesiopalatal : 1,4 mm
Distopalatal : 1,6 mm
DESAIN GIGI TIRUAN CEKAT
Keterangan :
1.Gigi abutment
2.Pontic (ridge lap pontic)
3.Rigid Connector
4.Retainer (full veneer crown, dengan veneer logam berlapis porselen)
12
![Page 13: GTC LAST](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081420/557213ac497959fc0b92c46f/html5/thumbnails/13.jpg)
5. Membuat simulasi preparasi gigi tiruan cekat 3 unit
Study model dicetak kembali kemudian diisi dengan stone gips. Setelah
cetakan jadi, dilakukan simulasi preparasi dengan crownmess lalu dibuat
mahkota sementara gigi tiruan cekat 3 unit dengan malam merah. Model kerja
tersebut dikirim ke laboratorium untuk diproses menjadi mahkota sementara
gigi tiruan cekat 3 unit dari self curing acrilic sewarna gigi.
Kunjungan II
Preparasi gigi abutment 5| dan 7| untuk retainer. Pontic pada daerah
edentulous ridge dari gigi 6| yg telah dicabut atau disebut juga GTC tiga unit
bridge. Retainer pada gigi 5| dan gigi 7| dibuat full crown dengan porcelein
fused to metal, retainer pada gigi tersebut dipreparasi dengan menggunakan bur
kecepatan tinggi (high speed bur).
Langkah-langkah preparasi gigi 5| :
a. Pengurangan bagian proksimal
Permukaan mesial dikurangi dengan flat disc bur untuk menghilangkan
contact point dengan gigi tetangganya kemudian dilanjutkan dengan
tappered bur
Bagian mesial masing-masing dikurangi 1,4 mm
Bagian distal masing-masing dikurangi 1,4 mm
Pengurangan dilakukan sejajar/parallel aksis gigi
Setelah diperoleh preparasi gigi yang lurus/sejajar kemudian dibuat
kemiringan ke arah oklusal ± 5˚
b. Pengurangan bagian bukal dan palatal
Pengurangan bagian bukal dengan tappered bur sebanyak 1,4 mm
Pengurangan bagian palatal dengan tappered bur sebanyak 1,4 mm
Pengurangan meluas sampai pada garis pertemuan dengan permukaan
proksimal
Pengurangan dilakukan sejajar/paralel aksis gigi
Setelah diperoleh preparasi gigi yang lurus/sejajar kemudian dibuat
kemiringan ke arah oklusal ± 5º
13
![Page 14: GTC LAST](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081420/557213ac497959fc0b92c46f/html5/thumbnails/14.jpg)
c. Pengurangan permukaan oklusal
Pertahankan bentuk anatomi permukaan oklusal
Menggunakan round edge wheel bur
Bagian oklusal dikurangi sebanyak 1,4 mm
Periksa kontak dengan gigi antagonisnya
d. Pengurangan sudut aksial
Sudut- sudut aksial yang ada ditumpulkan dengan cylindris tappered bur
terutama pada daerah margin gingiva
Untuk sudut aksial yang mudah dijangkau bisa menggunakan cylindris
fissure bur
e. Pembentukan finishing line
Finishing line berbentuk chamfer dan terletak di subgingiva, untuk
mendapatkan finishing line yang baik maka dilakukan retraksi gingiva
dengan cara sebagai berikut :
- Gigi pegangan diisolasi dengan cotton roll, kemudian
dikeringkan
- Benang retraksi direndam di dalam larutan adrenalin
- Benang dilingkarkan ke sekeliling gigi pegangan, kemudian
ditekan ke arah apikal
- Benang dimasukkan ke dalam sulkus gingiva dengan
bantuan instrumen seperti sonde
- Dibiarkan selama 10 menit
- Benang diangkat dari sulkus gingiva
• Setelah gingiva diretraksi dilakukan pembentukan finish line menggunakan bur
chamfer terutama pada daerah gingiva tepi, sehingga terbentuk finish line
berbentuk chamfer.
f. Penghalusan hasil preparasi
Menggunakan sand paper disc
Menghilangkan seluruh bagian yang tajam, runcing, tidak rata dan
undercut-undercut untuk memperoleh hasil preparasi yang cukup halus.
14
![Page 15: GTC LAST](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081420/557213ac497959fc0b92c46f/html5/thumbnails/15.jpg)
Langkah-langkah preparasi gigi 7| :
a. Pengurangan bagian proksimal
Permukaan distal dikurangi dengan flat disc bur untuk menghilangkan
contact point dengan gigi tetangganya kemudian dilanjutkan dengan
tapered bur.
Bagian mesial, mesiobukal dikurangi 1,6 mm dan mesiopalatal dikurangi
1,4 mm.
Bagian distal, distobukal dikurangi 1,4 mm dan distopalatal dikurangi 1,6
mm.
Pengurangan dilakukan sejajar/paralel aksis gigi
Setelah diperoleh preparasi gigi yang lurus/sejajar kemudian dibuat
kemiringan ke arah oklusal ± 5º
b. Pengurangan bagian bukal dan palatal
Pengurangan bagian bukal dengan tappered bur sebanyak 1,4 mm
Pengurangan bagian palatal dengan tappered bur sebanyak 1,4 mm
Pengurangan meluas sampai pada garis pertemuan dengan permukaan
proksimal
Pengurangan dilakukan sejajar/paralel aksis gigi
Setelah diperoleh preparasi gigi yang lurus/sejajar kemudian dibuat
kemiringan ke arah oklusal ± 5º
c. Pengurangan permukaan oklusal
Pertahankan bentuk anatomi permukaan oklusal
Menggunakan round edge wheel bur
Bagian oklusal dikurangi sebanyak 1,4 mm
Memeriksa jarak dengan gigi antagonisnya
d. Pengurangan sudut aksial
Sudut-sudut aksial yang ada ditumpulkan dengan cylindris tappered bur
terutama pada daerah margin gingival
Untuk sudut aksial yang mudah dijangkau bias menggunakan cylindris
fissure bur.
15
![Page 16: GTC LAST](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081420/557213ac497959fc0b92c46f/html5/thumbnails/16.jpg)
e. Pembentukan finishing line
Finishing line berbentuk chamfer dan terletak di subgingiva, untuk
mendapatkan finishing line yang baik maka dilakukan retraksi gingiva
dengan cara sebagai berikut :
- Gigi pegangan diisolasi dengan cotton roll, kemudian
dikeringkan
- Benang retraksi direndam di dalam larutan adrenalin
- Benang dilingkarkan ke sekeliling gigi pegangan, kemudian
ditekan ke arah apikal
- Benang dimasukkan ke dalam sulkus gingiva dengan
bantuan instrumen seperti sonde
- Dibiarkan selama 10 menit
- Benang diangkat dari sulkus gingiva
• Setelah gingiva diretraksi dilakukan pembentukan finish line menggunakan bur
chamfer terutama pada daerah gingiva tepi, sehingga terbentuk finish line
berbentuk chamfer.
f. Penghalusan hasil preparasi
Menggunakan sand paper disc.
Menghilangkan seluruh bagian yang tajam, runcing, tidak rata dan
undercut-undercut untuk memperoleh hasil preparasi yang cukup halus.
Setelah dipreparasi dibuat cetakan model kerja :
Sendok cetak : perforated stock tray no. 3
Bahan cetak : elastomer (aquasil)
Metode : double impression one stage
Cara mencetak:
Bahan cetak putty yang terdiri dari base dan katalis dengan perbandingan
1 : 1 diaduk/diuleni dengan tangan kemudian setelah mencapat konsistensi
tertentu, kemudian bahan cetak diletakkan dalam sendok cetak. Selanjutnya,
bahan cetak aquasil injection (base dan katalis jadi satu dalam pistol)
diletakkan di atas sendok cetak yang sudah diberi putty pada region gigi yang
16
![Page 17: GTC LAST](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081420/557213ac497959fc0b92c46f/html5/thumbnails/17.jpg)
dipreparasi kemudian dimasukkan ke dalam mulut pasien. Setelah bahan cetak
setting, maka sendok cetak dikeluarkan dari mulut pasien.
Hasil cetakan diisi dengan glass stone, kemudian dilakukan model malam
pada hasil cetakan tersebut sesuai dengan bentuk gigi yang hilang
menggunakan malam biru. Selanjutnya model kerja dikirim ke laboratorium
untuk pemrosesan gigi tiruan cekat.
Pembuatan GTC sementara
Sebelum pasien pulang terlebih dahulu dibuatkan GTC sementara. GTC
sementara dibuat dari self curing acrylic dengan metode indirek sebagai berikut:
- gigi sebelum dipreparasi dicetak menggunakan bahan cetak exaflex (I).
Exaflex digunakan pada tahap ini karena:
a. material ini mudah digunakan dan memiliki tingkat akurasi yang baik.
b. Working time yang panjang sehingga memudahkan manipulasi
c. Memiliki stabilitas dimensi yang baik. Model dapat bertahan hingga 2
minggu dari waktu penyetakan.
- gigi pegangan dipreparasi
- gigi sesudah dipreparasi dicetak menggunakan bahan cetak alginate
kemudian diisi dengan gips stone. Setelah gips stone mengeras dan dilepas
dari cetakan didapatlah model gigi setelah preparasi (II)
- cetakan (I) diisi dengan self curing acrylic
- model gigi setelah preparasi (II) dimasukkan ke hasil cetakan (I)
- fiksasi sampai self curing acrylic mengeras
- lakukan pengurangan pada GTC sementara tersebut dan cobakan pada
pasien
- GTC sementara dipasang dengan freegenol
Kunjungan III (Try in)
Gigi Tiruan Cekat pada kasus ini terdiri dari 2 retainer dan 1 pontik yang
dihubungkan secara rigid oleh konektor sehingga termasuk GTC tipe fixed-fixed
bridge. Bentuk pontik yang digunakan pada kasus ini adalah ridge lap pontic,
17
![Page 18: GTC LAST](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081420/557213ac497959fc0b92c46f/html5/thumbnails/18.jpg)
pontik ini tidak menempel pada permukaan palatinal, sedangkan permukaan
bukalnya menempel. Keadaan ini untuk memperkecil terjadinya impaksi dan
akumulasi makanan, tetapi tidak mengabaikan faktor estetis.
Hal-hal yang dilakukan saat try in adalah:
1. Pengepasan gigi tiruan cekat, yang harus diperhatikan adalah retensi,
stabilisasi, oklusi. Perhatikan juga kontak proksimal antara gigi tiruan cekat
dengan gigi sebelahnya dan tepi gigi tiruan cekat yang tidak boleh menekan
gingiva.
Retensi
Kemampuan GTC untuk melawan gaya pemindah yang cenderung
memindahkan gigi tiruan kearah oklusal. Cara mengecek retensi gigi tiruan
adalah dengan cara memasang gigi tiruan tersebut ke dalam mulut pasien. Jika
tidak mempunyai retensi maka gigi tiruan tersebut akan terlepas setelah
dipasang, namun jika tidak terlepas berarti gigi tiruan tersebut sudah
mempunyai retensi.
Stabilisasi
Merupakan perlawanan atau ketahanan GTC terhadap gaya yang
menyebabkan perpindahan tempat atau gaya horizontal. Stabilisasi terlihat
dalam keadaan berfungsi, misal pada mastikasi. Pemeriksaan stabilisasi gigi
tiruan dengan cara menekan bagian gigi tiruan secara bergantian. Gigi tiruan
tidak boleh menunjukkan pergerakan pada saat tes ini.
Oklusi
Pemeriksaan aspek oklusi pada posisi sentrik, lateral dan anteroposterior,
dicek balancing side, working side, serta ada tidaknya prematur kontak.
Caranya dengan memakai articulating paper yang diletakkan di antara gigi
atas dan bawah, kemudian pasien diminta melakukan gerakan menguyah,
setelah itu articulating paper diangkat dan oklusal gigi diperiksa. Bila terlihat
warna yang tidak merata pada permukaan oklusal gigi, maka dilakukan
pengurangan pada oklusal gigi yang bersangkutan. Pengecekan ini dilakukan
sampai tidak terdapat trauma oklusi.
2. Setelah gigi tiruan cekat pas pada tempatnya dilakukan pemasangan
18
![Page 19: GTC LAST](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081420/557213ac497959fc0b92c46f/html5/thumbnails/19.jpg)
sementara dengan freegenol. Cara pemasangan gigi tiruan cekat yaitu:
- Gigi tiruan cekat 3 unit dibersihkan, disterilkan lalu dikeringkan. Gigi yang
akan dipasangi gigi tiruan cekat juga dikeringkan. Daerah sekitar gigi yang
akan dipasangi GTC diisolasi dengna cotton roll.
- Freegenol diaduk dengan konsistensi yang tepat, kemudian dioleskan pada
gigi abutment dan bagian dalam GTC.
- Gigi tiruan cekat 3 unit dipasang kemudian pasien disuruh menggigit secara
oklusi beberapa menit. Sisa-sisa freegenol dibersihkan.
- Pemeriksaan retensi, stabilisasi, dan oklusi (dengan articulating paper).
- Pasien diinstruksikan untuk menjaga kebersihan mulutnya dan diminta
untuk tidak makan atau menggigit makanan yang keras dulu.
Kunjungan IV (Insersi)
Dilakukan pemeriksaan pada pasien apakah mempunyai keluhan, apakah
ada peradangan pada jaringan sekitarnya. Apabila tidak ada keluhan, maka dapat
dilakukan penyemenan permanen dengan menggunakan semen ionomer kaca tipe
I. Cara penyemenan permanen gigi tiruan cekat:
1. Gigi tiruan cekat 3 unit dibersihkan, disterilkan lalu dikeringkan. Gigi
yang akan dipasangi gigi tiruan cekat juga dikeringkan. Daerah sekitar gigi
yang akan dipasangi GTC diisolasi dengna cotton roll.
2. SIK tipe I diaduk dengan konsistens i yang tepat, kemudian dioleskan pada
gigi abutment dan bagian dalam GTC.
3. Gigi tiruan cekat 3 unit dipasang dengan tekanan maksimal, kemudian
pasien disuruh menggigit secara oklusi beberapa menit. Sisa-sisa semen
dibersihkan.
4. Pemeriksaan retensi, stabilisasi, dan oklusi (dengan articulating paper).
5. Pasien diinstruksikan untuk menjaga kebersihan mulutnya dan diminta
untuk tidak makan atau menggigit makanan yang keras dulu. Bila ada keluhan
rasa sakit segera kembali untuk dikontrol.
19
![Page 20: GTC LAST](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081420/557213ac497959fc0b92c46f/html5/thumbnails/20.jpg)
Kunjungan V (Kontrol)
Pasien kontrol dengan melakukan pemeriksaan subjektif dan objektif.
1. Pemeriksaan subjektif, ditanyakan apakah ada keluhan setelah gigi tiruan
cekat dipasang dan dipakai.
2. Pemeriksaan objektif, dilihat keadaan jaringan mulut dan jaringan lunak di
daerah sekitar gigi tiruan cekat apakah ada peradangan atau tidak. Retensi,
stabilisasi, dan oklusi gigi tiruan cekat juga diperiksa.
20
![Page 21: GTC LAST](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081420/557213ac497959fc0b92c46f/html5/thumbnails/21.jpg)
V. DISKUSI
Pada kasus ini pasien mengeluhkan kenyamanan fungsi pengunyahan yang
terganggu sejak hilangnya gigi 6 | sejak 4 bulan yang lalu. Berdasarkan hasil
pemeriksaan subyektif dan obyektif, rencana perawatan untuk kasus ini yaitu
pembuatan gigi tiruan cekat. Faktor usia dan keadaan kondisi gigi geligi pasien
sesuai dengan indikasi gigi tiruan cekat. Hasil rontgen foto pasien menunjukkan
keadaan jaringan pendukung pada daerah yang tak bergigi maupun di sekitar gigi
tetangganya tidak menunjukkan suatu kelainan. Gigi 5 | dan 7 | terpilih sebagai
abutment karena sesuai Hukum Ante bahwa luas jaringan periodonsium gigi
abutment hendaknya sama/lebih besar daripada luas jaringan periodonsium gigi
yang akan diganti. Selain itu, pertimbangan pemilihan gigi 5 | dan 7 | sebagai
abutment dikarenakan kedua gigi tersebut memiliki rasio mahkota-akar yang
cukup, status periodontal baik, jaringan pulpa sehat, dan posisi aksis gigi yang
cukup normal.
Preparasi gigi abutment dipilih full crown dengan pertimbangan retensi
dan resistensinya bagus. Tipe retainer menggunakan extra coronal retainer yaitu
full veneer crown dengan alasan lebih kuat, dapat melindungi gigi terhadap karies
dan fraktur; preparasi, pencetakan, pembuatan dan penyemenan yang mudah.
Bahan yang digunakan terbuat dari bahan porcelain fused to metal. Kombinasi
bahan logam – porselin menjadikan restorasi kuat dan awet tanpa mengabaikan
faktor estetis.
Bentuk pontik yang digunakan pada kasus ini adalah ridge lap pontic,
pontik ini tidak menempel pada permukaan palatinal, sedangkan permukaan
bukalnya menempel. Keadaan ini untuk memperkecil terjadinya impaksi dan
akumulasi makanan, tetapi tidak mengabaikan faktor estetis.
Gigi Tiruan Cekat pada kasus ini terdiri dari 2 retainer dan 1 pontik yang
dihubungkan secara rigid oleh konektor sehingga termasuk GTC tipe fixed-fixed
bridge.
21
![Page 22: GTC LAST](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081420/557213ac497959fc0b92c46f/html5/thumbnails/22.jpg)
VI. PROGNOSA
Prognosa pembuatan GTC pada pasien ini adalah baik, karena:
1. Gigi abutment kuat untuk mendukung GTC
2. Jaringan pendukung sehat
3. Kesehatan umum dan kebersihan mulut baik
4. Pasien komunikatif dan kooperatif
5. Sosial ekonomi pasien baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ewing, J.E., 1959, Fixed Partial Prostheses, Lea & Febinger, Philadelphia.
Alumni, Bandung
Martanto, P., 1985, Teori dan Praktek Ilmu Mahkota dan Jembatan, edisi 2,
Penerbit Alumni, Bandung.
Myers, G.E. 1969. Textbook of Crown and Bridge Prosthodontics. The
C.V.Mosby Company, Saint Louis
Shillingburg, H.T., 1981, Fundamental of Fixed Prosthodontics, 2nd ed,
Quintessence Publishing Co., Inc. Chicago.
http://www.gcindiadental.com/?page_id=158
22