gingivitis

6
GINGIVITIS PADA ANAK-ANAK DAN REMAJA Gusti Rifda Aqiila [email protected] 087814589038 I1DII3229 Gingiva ialah bagian dari mukosa mulut yang menutupi mahkota gigi yang tidak tumbuh dan mengelilingi leher gigi yang sudah tumbuh, berfungsi sebagai struktur penunjang untuk jaringan di dekatnya. Gingiva dibentuk oleh jaringan berwarna merah muda pucat yang melekat dengan kokoh pada tulang dan gigi, yang mukosa alveolar menyambung dengan mukogingival 1 . Dalam istilah awam disebut gusi. Jika jaringan gingiva mengalami inflamasi maka disebut gingivitis. Gingivitis terjadi karena kesehatan mulut yang tidak memadai yang biasanya ditandai dengan adanya kemerahan, bengkak dan kecenderungan pendarahan pada gingiva. 4 Pasien gingivitis pada usia anak-anak sering mengalami gingivitis marginalis kronis, eruption gingivitis, gingivitis pada gigi karies dan loose teeth (eksfoliasi parsial), serta gingivitis pada maloklusi dan malposisi gigi. Gingivitis marginalis kronis merupakan suatu peradangan gusi pada daerah margin yang banyak dijumpai pada anak-anak, ditandai dengan perubahan warna, ukuran, konsistensi, dan bentuk permukaan gusi. Gingivitis marginalis kronis

Upload: rifda-aqiila

Post on 06-Nov-2015

9 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

mengenai gingivitis

TRANSCRIPT

GINGIVITIS PADA ANAK-ANAK DAN REMAJAGusti Rifda [email protected] ialah bagian dari mukosa mulut yang menutupi mahkota gigi yang tidak tumbuh dan mengelilingi leher gigi yang sudah tumbuh, berfungsi sebagai struktur penunjang untuk jaringan di dekatnya. Gingiva dibentuk oleh jaringan berwarna merah muda pucat yang melekat dengan kokoh pada tulang dan gigi, yang mukosa alveolar menyambung dengan mukogingival1. Dalam istilah awam disebut gusi. Jika jaringan gingiva mengalami inflamasi maka disebut gingivitis. Gingivitis terjadi karena kesehatan mulut yang tidak memadai yang biasanya ditandai dengan adanya kemerahan, bengkak dan kecenderungan pendarahan pada gingiva.4Pasien gingivitis pada usia anak-anak sering mengalami gingivitis marginalis kronis, eruption gingivitis, gingivitis pada gigi karies dan loose teeth (eksfoliasi parsial), serta gingivitis pada maloklusi dan malposisi gigi. Gingivitis marginalis kronis merupakan suatu peradangan gusi pada daerah margin yang banyak dijumpai pada anak-anak, ditandai dengan perubahan warna, ukuran, konsistensi, dan bentuk permukaan gusi. Gingivitis marginalis kronis disebabkan oleh iritasi lokal yaitu plak, kalkulus, dan materi alba. Selain itu juga oleh gigi berkaries dan tambalan atau restorasi yang tidak baik atau berlebih. Hal ini menyebabkan penumpukan plak. Oleh karena itu perawatan gingivitis marginalis kronis yaitu dengan menghilangkan faktor lokal tersebut. Disamping itu juga harus diintruksikan menjaga kebersihan mulut, nasehat diet dan melakukan pofilaksis.2 Eruption gingivitis merupakan gingivitis yang terjadi di sekitar gigi yang erupsi dan berkurang setelah gigi tumbuh sempurna dalam rongga mulut. Peradangan disebabkan adanya akumulasi plak di daerah gigi yang sedang erupsi. Eruption gingivitis paling sering terjadi pada anak usia 6 sampai 7 tahun ketika gigi permanen mulai tumbuh. Eruption gingivitis ini tidak memerlukan perawatan melainkan hanya meningkatkan kebersihan mulutnya, sehingga jaringan yang terinflamasi akan menjadi normal dan hal ini akan diikuti dengan pertumbuhan gigi yang sempurna.2,5 Gingivitis pada gigi karies dan loose teeth (eksfoliasi teeth) merupakan gingivitis yang terjadi pada daerah gigi yang megalami karies di daerah servikal dan proksimal. Gigi sulung yang mengalami loose teeth atau eksfoliasi teeth dapat menyebabkan gingivitis. Pada pinggiran margin yang tererosi akan terdapat akumulasi plak sehingga dapat terjadi edema sampai dengan abses. Gingivitis pada gigi karies dirawat dengan cara merestorasi kavitas gigi tersebut, sedangkan eksfoliasi parsial sebaiknya dihilangkan bagian yang tajam atau bila diperlukan dilakukan pencabutan pada gigi tersebut.2,5Gingivitis pada maloklusi dan malposisi gigi merupakan gingivitis yang disebabkan adanya maloklusi dan malposisi gigi. Gingivitis lebih parah dan lebih sering terjadi di sekitar malposisi gigi, disebabkan adanya peningkatan akumulasi plak dan materi alba pada daerah tersebut. Gingivitis dapat meningkat pada anak yang memiliki overjet dan overbite yang besar dan bernapas melalui mulut yang merupakan bagian dari maloklusi. Hal ini menyebabkan penumpukan sisa makanan pada gigi anak yang mengalami maloklusi. Perawatannya dengan memperbaiki maloklusi dan malposisi gigi, pembersihan iritasi lokal seperti plak dan kalkulus.2Beberapa penelitian menunjukkan bahwa prevalensi gingivitis meningkat menjelang pubertas. Menjelang remaja prevalensi gingivitis dari 50-99%. Pembesaran level inflamasi gingiva tanpa terjadi peningkatan akumulasi plak yang muncul pada anak-anak adalah ketika memasuki usia pubertas. Sitoplasma sel gingiva mengandung afinitas tinggi yang spesifik, kapasitas reseptor yang rendah untuk estrogen dan testosteron. Reseptor estrogen ditemukan di dalam basal dan lapisan spinous pada epitelium dan di dalam fibroblas dan sel endotelial pada pembuluh darah kecil di dalam jaringan konektif. Oleh karena itu, gingiva menjadi target dari beberapa hormon steroid. Hubungan antara peningkatan level sirkulasi hormon seks dan prevalensi gingivitis pada pubertas diperkuat oleh observasi tersebut, menjelang masa remaja, gingivitis pertama kali muncul pada perempuan (11-13 tahun) daripada laki-laki (13-14). Jumlah P.Intermedius berhubungan dengan plasma estrogen dan progesteron, dan bukti secara in vivo menunjukkan bahwa hormon-hormon tersebut merupakan nutrisi bagi P.Intermedius.3 Perawatan yang dapat dilakukan dengan meningkatkan kebersihan mulut, semua iritasi lokal dihilangkan dengan skeling dan root planning yang sempurna, restorasi gigi dan dibutuhkan rekomendasi diet untuk memastikan status nutrisi yang cukup.3Gingivitis dapat terjadi pada usia berapapun mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa. Gingivitis dapat disebabkan karena adanya akumulasi plak dan kalkulus dari penumpukan sisa makanan, namun dapat pula disebabkan karena faktor sistem endokrin seperti hormon estrogen dan testosteron yang meningkat di usia remaja. Oleh karena itu, pasien perlu diberikan pengetahuan dalam menjaga kesehatan dan kebersihan rongga mulut, pengarahan dari orang tua dan pemeriksaan gingiva yang rutin untuk menjaga kesehatan dan kebersihan rongga mulut.2,3

DAFTAR PUSTAKA

1. Dorland W.A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. 29th ed. Jakarta:EGC.2. Carranza, FA.2002. Clinical Periodontology. 9th ed. Philadelphia: WB Saundaers Company.3. Pari A, Ilango P, Subbareddy V, Katamreddy V, Parthasarthy H. Gingival Diseases in Childhood. Journal of Clinical and Diagnostic Research 2014;8(10):2.4. Mitchell RN, et al. 2008. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit.7th ed. Jakarta:EGC.p. 457.5. Mc Donald RE, Avery DR.2004. Dentistry for Child and Adolescent. 8th ed. Missouri: Mosby Company.