gerakan tanah di cantillever dan jalur … dan sebagian dari gunung tampomas. membentuk dataran...

9
Gerakan Tanah di Cantillever dan Jalur Jalan Cadas Pangeran, Sumedang (Sumaryono, dkk) Hal :23 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 3,Desember 2010 : 23-31 GERAKAN TANAH DI CANTILLEVER DAN JALUR JALAN CADAS PANGERAN, SUMEDANG Sumaryono, Sri Hidayati, dan Cecep Sulaeman Sari Jalur Cadas Pangeran merupakan daerah rawan dan berisiko terhadap gerakan tanah. Dalam kurun waktu 8 tahun sudah terjadi lima kali gerakan tanah. Kondisi gerakan tanah lama dan kondisi tiang penyangga jalur Cadas Pangeran sudah mengalami retak-retak dan berlubang sehingga berisiko tinggi terjadi bencana gerakan tanah dan runtuhnya tiang penyangga. Berdasarkan hasil pemantauan dan penyelidikan, diketahui bahwa pada Tiang penyangga dan lereng di jalur jalan ini mengalami deformasi horizontal sebesar 0.3 1.2 cm. Sedangkan pergeseran vertikal sampai 18.6 cm dalam kurun waktu dua bulan. Mengingat padatnya lalu lintas dan beban kendaraan yang melebihi tonase desain tiang penyangga, maka pembatasan tonase kendaraan yang melewati jalur ini sangatlah penting. Kejadian gerakan tanah dan retaknya tiang penyangga di Cadas Pangeran tidak hanya dipicu oleh curah hujan dan meningkatnya tekanan air pori, tetapi juga dipicu oleh beban kendaraan yang melebihi tonase desain awal tiang penyangga. Kata kunci : gerakan tanah, deformasi, curah hujan, beban kendaraan Pendahuluan Ruas Cadas Pangeran berada pada jalur Bandung Cirebon yang merupakan jalur utama dan strategis bagi perekonomian nasional dan regional terlihat dari volume lalulintas rata- rata diatas 18.500 kendaraan/ hari. Jalur Bandung Sumedang yang melewati Cadas Pangeran juga merupakan satu-satunya alternatif jalur transportasi yang tersedia saat ini untuk pergerakan antara dua wilayah pengembangan, yaitu wilayah Bandung, Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan. Kondisi tiang penyangga mengalami retak dan bencana alam gerakan tanah sering terjadi di jalur jalan Cadas Pangeran menyebabkan daerah ini sangat berisiko terhadap keruntuhan konstrusi dan gerakan tanah. Berdasarkan basis data gerakan tanah terjadi di tahun 2002, 2006 dan 30 April 2009, Mei dan November 2010. Pemantauan tiang penyangga dan pergerakan lereng yang intensif sangat penting dilakukan di jalur Cadas Pangeran ini. Metodologi Penyelidikan Metoda penyelidikan yang dilakukan adalah metode langsung, meliputi: pengamatan kondisi geologi setempat, jenis gerakan tanah, dimensi gerakan tanah, faktor penyebab gerakan tanah, tata guna lahan, kondisi keairan, pengamatan jenis, sifat fisik tanah serta pemantauan deformasi dengan menggunakan peralatan Global Positioning System (GPS) pada jalur jalan dan tiang penyangga di Cadas Pangeran, Sumedang. Landasan Teori Cruden (1991) mendefinisikan longsoran (landslide) sebagai pergerakan suatu massa batuan, tanah, atau bahan rombakan material penyusun lereng (yang merupakan percampuran tanah dan batuan) menuruni lereng. Namun sebelumnya, Varnes (1978) mengusulkan terminologi gerakan lereng (slope movement) yang dianggap lebih tepat untuk mendefinisikan longsoran, yaitu sebagai gerakan material penyusun lereng ke arah bawah atau keluar lereng dibawah pengaruh gravitasi bumi. Metoda pemantauan GPS adalah metoda penentuan posisi dari beberapa titik secara teliti (orde ketelitian mm-cm) terhadap satu atau beberapa titik kontrol (pantau) yang telah diketahui koordinatnya, dengan menggunakan data pengamatan fase dari beberapa satelit GPS yang diamati selang waktu tertentu.

Upload: dinhhanh

Post on 14-Apr-2018

218 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Gerakan Tanah di Cantillever dan Jalur Jalan Cadas Pangeran, Sumedang (Sumaryono, dkk)

Hal :23 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 3,Desember 2010 : 23-31

GERAKAN TANAH DI CANTILLEVER DAN JALUR JALAN CADAS PANGERAN,SUMEDANG

Sumaryono, Sri Hidayati, dan Cecep Sulaeman

Sari

Jalur Cadas Pangeran merupakan daerah rawan dan berisiko terhadap gerakan tanah. Dalam kurun waktu 8 tahunsudah terjadi lima kali gerakan tanah. Kondisi gerakan tanah lama dan kondisi tiang penyangga jalur CadasPangeran sudah mengalami retak-retak dan berlubang sehingga berisiko tinggi terjadi bencana gerakan tanah danruntuhnya tiang penyangga.Berdasarkan hasil pemantauan dan penyelidikan, diketahui bahwa pada Tiang penyangga dan lereng di jalurjalan ini mengalami deformasi horizontal sebesar 0.3 – 1.2 cm. Sedangkan pergeseran vertikal sampai 18.6 cmdalam kurun waktu dua bulan. Mengingat padatnya lalu lintas dan beban kendaraan yang melebihi tonase desaintiang penyangga, maka pembatasan tonase kendaraan yang melewati jalur ini sangatlah penting. Kejadiangerakan tanah dan retaknya tiang penyangga di Cadas Pangeran tidak hanya dipicu oleh curah hujan danmeningkatnya tekanan air pori, tetapi juga dipicu oleh beban kendaraan yang melebihi tonase desain awal tiangpenyangga.

Kata kunci : gerakan tanah, deformasi, curah hujan, beban kendaraan

Pendahuluan

Ruas Cadas Pangeran berada pada jalurBandung – Cirebon yang merupakan jalurutama dan strategis bagi perekonomian nasionaldan regional terlihat dari volume lalulintas rata-rata diatas 18.500 kendaraan/ hari. JalurBandung – Sumedang yang melewati CadasPangeran juga merupakan satu-satunyaalternatif jalur transportasi yang tersedia saat iniuntuk pergerakan antara dua wilayahpengembangan, yaitu wilayah Bandung,Cirebon, Indramayu, Majalengka danKuningan.Kondisi tiang penyangga mengalami retak danbencana alam gerakan tanah sering terjadi dijalur jalan Cadas Pangeran menyebabkandaerah ini sangat berisiko terhadap keruntuhankonstrusi dan gerakan tanah. Berdasarkan basisdata gerakan tanah terjadi di tahun 2002, 2006dan 30 April 2009, Mei dan November 2010.Pemantauan tiang penyangga dan pergerakanlereng yang intensif sangat penting dilakukan dijalur Cadas Pangeran ini.

Metodologi Penyelidikan

Metoda penyelidikan yang dilakukan adalahmetode langsung, meliputi: pengamatan kondisi

geologi setempat, jenis gerakan tanah, dimensigerakan tanah, faktor penyebab gerakan tanah,tata guna lahan, kondisi keairan, pengamatanjenis, sifat fisik tanah serta pemantauandeformasi dengan menggunakan peralatanGlobal Positioning System (GPS) pada jalurjalan dan tiang penyangga di Cadas Pangeran,Sumedang.

Landasan TeoriCruden (1991) mendefinisikan longsoran(landslide) sebagai pergerakan suatu massabatuan, tanah, atau bahan rombakan materialpenyusun lereng (yang merupakan percampurantanah dan batuan) menuruni lereng. Namunsebelumnya, Varnes (1978) mengusulkanterminologi gerakan lereng (slope movement)yang dianggap lebih tepat untuk mendefinisikanlongsoran, yaitu sebagai gerakan materialpenyusun lereng ke arah bawah atau keluarlereng dibawah pengaruh gravitasi bumi.Metoda pemantauan GPS adalah metodapenentuan posisi dari beberapa titik secara teliti(orde ketelitian mm-cm) terhadap satu ataubeberapa titik kontrol (pantau) yang telahdiketahui koordinatnya, dengan menggunakandata pengamatan fase dari beberapa satelit GPSyang diamati selang waktu tertentu.

Gerakan Tanah di Cantillever dan Jalur Jalan Cadas Pangeran, Sumedang (Sumaryono, dkk)

Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 3, Desember 2010 : 24-31 Hal :24

Prinsip studi gerakan tanah dengan metoda iniadalah dengan membandingkan koordinat daribeberapa titik pantau pada daerah rawanbencana gerakan tanah yang diperoleh daribeberapa pemantauan GPS yang dilakukandengan selang waktu tertentu. Untuk

mendapatkan nilai perbedaan koordinat yangbaik dengan tingkat ketelitian dalam ordebeberapa mm. Lama pengamatan di setiap titikdisesuaikan dengan jarak antar titik pantau.Perhitungan pergeseran horisontal maupunvertikal dapat dilihat pada gambar 1 dan 2.

Gambar 1. Penghitungan pemantauan gerakan tanah (Abidin H. Z, 2000 )a) pergeseran horizontal; b) pergeseran vertikal; c) panjang pergeseran

HASIL DAN PEMBAHASANMorfologiSecara umum kondisi morfologi lokasi tiangpenyangga dan jalur Cadas Pangeran di wilayahSumedang Selatan merupakan perbukitandengan kemiringan lereng terjal (> 25). Lokasitersebut berada pada kaki bukit dengankemiringan lereng antara 25 - 40 danketinggian antara 500 – 800 meter di ataspermukaan laut. Pada bagian bawah lembahmengalir Sungai Ciledug dan Sungai Cipeles di

bagian atasnya berupa hutan, ladang dan sawahserta terdapat kolam ikan.

GeologiDesa Ciherang dan sekitarnya tersusun olehproduk gunung api muda tak teruraikan (Qyu)yang terdiri dari pasir tufaan, lapili, breksi, lava,aglomerat sebagian berasal dari GunungTangkubanparahu dan sebagian dari GunungTampomas. Membentuk dataran kecil ataubagian-bagian rata dan bukit-bukit rendah

b) Pergeseran vertikal

Gerakan Tanah di Cantillever dan Jalur Jalan Cadas Pangeran, Sumedang (Sumaryono, dkk)

Hal :25 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 3,Desember 2010 : 25-31

antara Sumedang - Bandung. Hasil gunungapitua (Qvb) terdiri dari breksi gunung api aliranlahar dengan susunan komponennya antaraandesit – basal. Hasil gunung api tua lava (Qvl)yang terdiri lava menunjukkan kekar lempengdan kekar tiang, terdiri dari batupasir tufa,

konglomerat, batulempung dan kadang-kadangdan batupasir gampingan dan batugampingFormasi Kaliwungu (Pk). Pada umumnyadaerah yang mengalami gerakan tanah disusunoleh breksi andesit dan pasir tufaan.

Gambar 2. Kondisi Geologi Daerah Cadas Pangeran (Silitonga, 1973)

KeairanAkuifer tertekan dan keluarnya air melaluirekahan batuan (fractured aquifer) merupakankondisi hidrologi pengontrol gerakan tanah/longsor di daerah ini, kedalaman muka air tanah3 – 8 m. Namun demikian, penyelidikan yanglebih rinci tentang stratigrafi, kemiringan dandiskontinuitas batuan sangat diperlukan untukmenganalisis mekanisme saturasi lereng.Memahami mekanisme tersebut akanmendukung prediksi karakteristik curah hujanpemicu gerakan tanah dan perlindungan/perkuatan lereng disekitar Cadas Pangeran.

Kerentanan Gerakan TanahBerdasarkan Peta Zona Kerentanan GerakanTanah Jawa Bagian Barat (Djadja, 2009),Lokasi bencana termasuk dalam ZonaKerentanan Gerakan Tanah Menengah – Tinggiartinya pada zona ini sering atau dapat terjadigerakan tanah terutama pada daerah yangberbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebingjalan atau jika lereng mengalami gangguan(Gambar 3). Gerakan tanah lama dapat aktifkembali akibat curah hujan yang tinggi.

Gerakan Tanah di Cantillever dan Jalur Jalan Cadas Pangeran, Sumedang (Sumaryono, dkk)

Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 3, Desember 2010 : 26-31 Hal :26

Gambar 3. Peta Zona Kerentanan Gerakan Tanah Jalur Cadas Pangeran (Djadja, 2009)

Jenis Gerakan Tanah Dan Kondisi Tiangpenyangga

Potensi gerakan tanah yang terjadi berupalongsoran dan rayapan atau gerakan tanah tipelambat (Gambar 4 dan 6). Bekas longsoranmembentuk tapal kuda dengan lebar 10 meter,panjang material yang longsor 50 m, longsoranini mengarah ke jalan raya Bandung -

Sumedang. Sedangkan pada bagian atas lerengterdapat retakan dengan panjang 100 meter danlebar 0.5 - 2 cm. Berdasarkan pengamatanlapangan kondisi tiang penyangga ada yangberongga dan sudah terdeformasi (Gambar 5),sehingga perlu antisipasi untuk mencegahterjadinya kerusakan/ patahnya tiangpenyangga.

Gerakan Tanah di Cantillever dan Jalur Jalan Cadas Pangeran, Sumedang (Sumaryono, dkk)

Hal :27 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 3,Desember 2010 : 27-31

Gambar 4.a. Daerah rawan gerakan tanah baik berupa tanah longsor dan runtuhan batu di jalur CadasPangeran, b. Deformasi pada tebing disisi jalan Cadas Pangeran Km 36 sampai 37

Gambar 5. Kondisi tiang penyangga di Jalur Cadas Pangeran

Retakan pada tiangpenyangga di CadasPangeran

Retakan pada tiangpenyangga di CadasPangeran

Retakan pada tiangpenyangga di CadasPangeran

Bagian bawah tiang penyanggayang berongga dan aspal jalansudah kelihatan

a. b.

Gerakan Tanah di Cantillever dan Jalur Jalan Cadas Pangeran, Sumedang (Sumaryono, dkk)

Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 3, Desember 2010 : 28-31 Hal :28

Gambar 6. Material longsoran dan retakan yang berada di bagian puncak bukit

Penyebab dan Mekanisme Gerakan Tanah

Penyebab gerakan tanah dan deformasi tiangpenyangga di lokasi ini disebabkan olehbeberapa faktor antara lain: Beban kendaraan yang melebihi tonase

karena jalur tiang penyangga ini didesainuntuk kendaraan dengan berat 8 ton, tetapikenyataan dilapangan beban tonase jalanmencapai > dari 20 ton dan kondisi tiangpenyangga yang sudah tidak menumpangpada batuan dasar.

Topografi daerah bencana berupaperbukitan dengan kemiringan lereng terjal

Kondisi geologi penyusun lereng berupabreksi, batupasir tufan, batunapal yangterkekarkan dan lapuk secara intensif.

Adanya kontak antara tanah pelapukandengan batuan dasar, batuan dasar iniberfungsi sebagai bidang gelincir.

Perubahan tata guna lahan bagian ataslereng sebagai kolam dan lahanpersawahan.

Kondisi drainase lereng yang kurang baiksehingga turut memicu terjadinya gerakantanah/deformasi.

Kandungan air yang tinggi di daerahtersebut turut memicu terjadinya gerakantanah dan deformasi pada tiang penyangga.

Kandungan air dan tekanan air pori dalam tanahmeningkat, bobot masa tanah menjadibertambah, daya ikat antar butiran tanah(kohesi) dan kuat geser (friksi) berkurang,sehingga tanah penyusun lereng mengalamijenuh air. Interaksi dari faktor pengontrol danpemicu longsoran tersebut menyebabkanstruktur tiang penyangga dan batuan tersebutkehilangan kekuatannya, sehingga lerengmenjadi tidak stabil dan terjadilah deformasi.

Pemantauan Laju Gerakan Tanah

Pengukuran Periode Juli – Agustus 2010Pergeseran horisontal dan vertikal diperolehdari selisih posisi hasil pengukuran ke 2 denganke 1. Nilai pergeseran diperlihatkan pada Tabeldan 1 Gambar 7. Secara horisontal nilaipergeseran rata-rata 1 cm. Sedangkan secaravertikal yang mengalami pergeseran terbesaryaitu PTK2 naik sebesar 18, 62 cm. SedangkanPTK1 turun sebesar 0,21 cm, dan PTK3 naiksebesar 0,3 cm.

Gerakan Tanah di Cantillever dan Jalur Jalan Cadas Pangeran, Sumedang (Sumaryono, dkk)

Hal :29 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 3,Desember 2010 : 29-31

Tabel 1. Pergeseran horisontal dan vertikal Agustus 2010 – Juli 2010

Nama patok dx (cm) dy (cm)vertikaldz (Cm)

panjangvektorhorizontal(Cm)

arah (°)

PAT 0 0 0 0 0

PTK1 0.8100 -0.2200 -0.2100 0.84 105.20

PTK2 1.0100 0.0100 18.6200 1.01 89.43PTK3 -0.3600 1.0400 0.3000 1.10 340.91

Gambar 7. Pergeseran horizontal Agustus 2010 – Juli 2010 (Sumaryono, dkk)

Secara horizontal menunjukkan patok ukur diCadas Pangeran mengalami pergeseranhorisontal relatif kecil dengan nilai rata-rata 1cm. Sedangkan secara vertikal menunjukkanbahwa patok ukur PTK2 naik sebesar 18,6 cm.

Periode Pengukuran Agustus – Oktober2010Nilai pergeseran pada bulan Agustusdibandingkan dengan Oktober, diperlihatkanpada Tabel 2 dan Gambar 8. Secara horisontalnilai pergeseran berkisar antara 0,37 cm hingga

1,20 cm. Arah pergeseran horizontal patok ukuryang berada di pinggir jalan (PTK1, PTK2, danPTK3) ke barat daya atau mengarah ke lembah.Sedangkan arah pergeseran patok ukur yangberada di kebun (PTK5, dan PTK6) ke timurlaut (ke arah jalan raya yang berada di bawahpatok ukur tersebut), kecuali patok PTK4 kebarat laut (Gambar 8). Secara vertikalumumnya patok ukur naik dengan nilai antara0,17 cm hingga 1,82 cm, kecuali patok ukurPTK5 dan PTK6 turun masing-masing 0,78 cmdan 0,94 Cm.

Gerakan Tanah di Cantillever dan Jalur Jalan Cadas Pangeran, Sumedang (Sumaryono, dkk)

Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 3, Desember 2010 : 30-31 Hal :30

Tabel 2. Pergeseran horisontal dan vertikal periode Agustus – Oktober 2010

Nama patok delta X (cm) delta Y (cm)delta Z vertikal (Cm)

panjang vektorhorizontal(Cm)

arah (°)

PAT 0.00 0.00 0.00 0.00 0

PTK1 -0.54 -0.59 0.52 0.80 227.53

PTK2 -0.28 -0.58 1.82 0.64 244.23PTK3 -0.10 -0.90 0.19 0.91 263.66PTK4 -1.09 0.50 0.17 1.20 294.64PTK5 0.35 0.13 -0.94 0.37 20.38PTK6 0.64 0.28 -0.78 0.70 23.63

Gambar 8. Pergeseran horizontal Agustus – Oktober 2010 (Sumaryono, dkk)

Berdasarkan hasil pemantauan bahwa di daerahini mengalami deformasi/pergerakan baik padatiang penyangga maupun pada lereng. Patokukur yang berlokasi di tiang penyangga CadasPangeran mengalami pergeseran horisontal kearah lembah (barat daya) dengan nilai antara0,64 cm - 0,91 cm. Patok ukur tersebut naik

dengan nilai antara 0,19 cm - 1,82 cm. Patokukur yang berlokasi di kebun (di atas jalanCadas Pangeran) mengalami pergeseranhorizontal ke arah jalan (timur laut) dengannilai antara 0,37 cm - 0,70 cm. Patok ukurtersebut turun dengan nilai masing-masing cm0,78 - 0,94 cm.

Gerakan Tanah di Cantillever dan Jalur Jalan Cadas Pangeran, Sumedang (Sumaryono, dkk)

Hal :31 Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, Volume 5 Nomor 3,Desember 2010 : 31-31

Kesimpulan dan SaranHasil pemantauan menunjukkan di daerah inimengalami deformasi/pergerakan baik padatiang penyangga maupun pada lereng. Patokukur yang berlokasi di tiang penyangga CadasPangeran mengalami pergeseran horizontal kearah lembah (barat daya) dengan nilai antara0,64 cm - 0,91 cm. Patok ukur tersebut naikdengan nilai antara 0,19 cm - 1,82 cm. Patokukur yang berlokasi di kebun (di atas jalanCadas Pangeran) mengalami pergeseranhorisontal ke arah jalan (timur laut) dengannilai antara 0,37 cm - 0,70 cm. Patok ukurtersebut turun dengan nilai masing-masing 0,78cm - 0,94 cm. Mengingat beban kendaraan yangmelebihi tonase (sampai 20 ton) pada jalur tiangpenyangga ini maka disarankan agar tonasekendaraan yang melewati jalur ini sesuaidengan desain tiang penyangga (maksimal 8ton). Jenis gerakan tanah yang terjadi di jalurCadas Pangeran, Sumedang berupa longsorandan rayapan. Berdasarkan pengamatan lapangankondisi tiang penyangga berongga dan sudahterdeformasi sehingga perlu antisipasi untukmencegah terjadinya kerusakan/patahnya tiangpenyangga. Jalur Cadas Pangeran adalah daerahrawan gerakan tanah sehingga pengendara yangmelewati jalur ini harus waspada terutama saatmusim hujan.

Daftar Pustaka

Abidin, Hasanuddin Z, 2000, Penentuan posisidengan GPS dan aplikasinya, PT.Pradnya Paramita, Jakarta.

Cruden D.M., 1991. A simple definition of alandslide. IAEG Bull., 43, 27-29

Djadja, 2009, Peta Zona Kerentanan GerakanTanah Lembar Jawa Bagian barat,Skala 1 : 250.000, Pusat Vulkanologidan Mitigasi Bencana Geologi.

Silitonga, P.H, Peta Geologi Lembar Bandung,Jawa, Skala 1 : 100.000, PusatPenelitian dan Pengembangan GeologiBandung, 1973.

Sumaryono, Sri Hidayati, dan Cecep Sulaeman,2010, Laporan peringatan dinigerakan tanah jalur Cadas Pangeran,Pusat Vulkanologi dan MitigasiBencana Geologi (tidak di terbitkan).

Varnes, D.J. 1978. Slope Movement Typesand Processes. Special Report 176;Landslides; Analysis and Control, Eds :R.L. Schuster dan R.J. Krizek,Transport Research Board, NationalResearch Council, Washington , D.C.pp.11-33.