issue tapak bukit darmo.docx

24
Bukit Darmo Property Fokus Selesaikan 2 Proyek Di Surabaya Bisnis.com, SURABAYA - Pengembang properti PT Bukit Darmo Property Tbk tengah fokus menyelesaikan dua proyek pembangunan properti di Surabaya dengan menyiapkan belanja modal Rp200 miliar tahun ini. Dua proyek PT Bukit Darmo Property yang sedang berjalan itu adalah Melia Adhiwangsa Hotel bintang 5 dan gedung perkantoran berkonsep privat office 9BLV (nineboulevard) Premium Office Tower. Presiden Direktur Bukit Darmo Property Philip Tonggoredjo mengatakan gedung perkantoran 9BLV diperkirakan beroperasi pada Desember 2014 dan Melia Adhiwangsa Hotel rampung pada 2015. "Tahun ini kami lebih konsentrasi pada penyelesaian proyek- proyek di Surabaya dulu karena momennya tepat ketika potensi Surabaya bisa tumbuh pesat," kata Philip usai acara MoU PT Bukit Darmo Property Tbk dengan Kawan Lama Retail Group, di Surabaya, Kamis (27/3/2014). Dia menjelaskan dalam perencanaan, Hotel Melia Adhiwangsa memiliki tinggi 31 lantai dengan total 250 kamar. Hotel maupun perkantoran tersebut berada di kawasan Surabaya Barat atau tidak jauh dari proyek-proyek properti Bukit Darmo sebelumnya.

Upload: nerisa-arviana

Post on 10-Dec-2015

39 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Bukit Darmo Property Fokus Selesaikan

2 Proyek Di SurabayaBisnis.com, SURABAYA - Pengembang properti PT Bukit Darmo Property Tbk

tengah fokus menyelesaikan dua proyek pembangunan properti di Surabaya dengan

menyiapkan belanja modal Rp200 miliar tahun ini.

Dua proyek PT Bukit Darmo Property yang sedang berjalan itu adalah Melia

Adhiwangsa Hotel bintang 5 dan gedung perkantoran berkonsep privat office 9BLV

(nineboulevard) Premium Office Tower.

Presiden Direktur Bukit Darmo Property Philip Tonggoredjo mengatakan gedung

perkantoran 9BLV diperkirakan beroperasi pada Desember 2014 dan Melia

Adhiwangsa Hotel rampung pada 2015.

"Tahun ini kami lebih konsentrasi pada penyelesaian proyek-proyek di Surabaya

dulu karena momennya tepat ketika potensi Surabaya bisa tumbuh pesat," kata

Philip usai acara MoU PT Bukit Darmo Property Tbk dengan Kawan Lama Retail

Group, di Surabaya, Kamis (27/3/2014).

Dia menjelaskan dalam perencanaan, Hotel Melia Adhiwangsa memiliki tinggi 31

lantai dengan total 250 kamar.

Hotel maupun perkantoran tersebut berada di kawasan Surabaya Barat atau tidak

jauh dari proyek-proyek properti Bukit Darmo sebelumnya.

Ke depan, lanjut Philip, Bukit Darmo berencana membangun superblok di wilayah

Surabaya Barat atau di atas lahan yang masih dimilikinya.

Namun, Philip masih merahasiakan detail proyek superblok tersebut.

"Kalau melihat perkembangan gaya hidup, yang paling dibutuhkan nanti adalah

properti dengan konsep mix used. Kami ingin coba membuat itu," katanya.

Philip menambahkan selama ini sekitar 50% pendapatan Bukit Darmo Property

merupakan kontribusi dari penjualan property landed dan apartemen, dan 50% di

antaranya merupakanrecurring income dari sewa ruang perkantoran dan mal

Bukit Darmo bangun perkantoran premium berkonsep golf view

SURABAYA, kabarbisnis.com: Menggeliatnya kawasan Surabaya Barat sebagai pusat

bisnis dan pemukiman menengah atas rupanya ditangkap PT Bukit Darmo Property Tbk

sebagai peluang bisnis. Pengembang ini saat ini tengah mengembangkan gedung

perkantoran premium dengan nama 9blv (baca: Nine Boulevard) yang berlokasi di areal

komersial yang menyatu (mixed use) dengan pusat perbelanjaan, apartemen, hotel,

serta lapangan golf.

Presdir PT Bukit Darmo Property Tbk Philip Tonggoredjo mengatakan, kawasan Surabaya Barat terus berkembang menjadi sebuah pusat bisnis favorit. Kian meningkatnya gaya hidup serta kebutuhan akan efektivitas pekerjaan membuat permintaan akan ruang perkantoran khususnya segmen premium diyakini juga meningkat.

"Selama ini ruang perkantoran masih terpusat di tengah kota. Kalaupun ada di kawasan Surabaya Barat masih sebatas ruko atau SOHO (small office home office, red). Padahal, banyak pebisnis yang menginginkan ruang kantor yang bisa menjaga privasinya," kata Philip saat paparan publik perseroan di Club House Bukit Darmo Golf Surabaya, Jumat (13/12/2013).

Oleh karena itu, pihaknya yakin jika 9blv akan mendapat tanggapan positif, mengingat konsep yang diusungnya benar-benar belum ada di Surabaya.

9blv sendiri dibangun setinggi 38 lantai yang keseluruhannya berkapasitas 100 unit yang masing-masing memiliki luas 150 meter persegi. Gedung perkantoran ini selain memiliki lokasi strategis karena terintegrasi dengan pusat perbelanjaan Lenmarc, apartemen The Adhiwangsa, juga Hotel Melia Adhiwangsa Surabaya yang saat ini tengah dibangun, serta berlatar pemandangan lapangan golf.

"Sisi premium selain terlihat dari desain, juga adanya exclusive lounge di setiap dua lantai, serta private lift, da tentunya golf view. Ini yang belum ada di Surabaya, karena ternyata banyak pebisnis yang ingin saat keluar masuk kerja terjaga privasinya," jelas Philip didampingi Komisaris Independen, Letjen (purn) Tarub.

Tak heran, dengan segala kemewahan dan eksklusifitas tersebut, harga yang ditawarkan untuk perkantoran 9blv saat ini di kisaran Rp 27,5 juta per meter persegi. Meski demikian, dia mengklaim hingga saat ini sekitar 60% sudah terjual. "Kita mengebut proyek ini, karena gedungnya sendiri sudah dibangun dan kita tinggal menyesuaikan dengan peruntukannya saja. Ditargetkan 9blv akan mulai beroperasi akhir tahun 2014," ujarnya.

Direktur PT Bukit Darmo Property Tbk Brasada Chandra menambahkan, selain perkantoran 9blv, saat ini perseroan juga fokus untuk pengembangan Hotel Melia Adhiwangsa. Perseroan pun telah menyiapkan dana sebesar Rp 200 miliar untuk proyek renovasi dan penyelesaian akhir hotel bintang lima yang ditargetkan mulai beroperasi awal 2015 tersebut.

"Sama dengan 9blv, bangunan gedung hotel sudah terbangun. Jadi awal bulan depan kita buka tender untuk proyek renovasi dan pembenahan akhir. Jika semuanya sudah beroperasi, saya yakin areal ini akan menjadi sebuah gaya hidup modern terbaru di Surabaya," ujarnya.

Sementara itu terkait kinerja perseroan, sepanjang 9 bulan pertama tahun 2013 total aset perseroan mencapai Rp 845,236 miliar, turun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 944,435 miliar. Sementara itu pendapatan perseroan hanya sebesar Rp 8,687 miliar, turun dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 9,106 miliar. Selama 9 bulan pertama 2013 perseroan mengalami rugi bersih sebesar Rp 41,448 miliar, naik dibanding periode yang sama tahun lalu yang juga rugi sebesar Rp 18,061 miliar.

"Rugi ini murni dikarenakan depresiasi rupiah terhadap dolar AS. Karena perseroan juga telah melakukan serangkaian efisiensi biaya-biaya, apalagi rasio likuiditas perseroan juga terbilang masih terjaga dengan baik," pungkas Chandra.

Bukit Darmo andalkan sewa perkantoran dan mall

Properti

 

SABTU, 27 JUNI 2015 | 10:55 WIB ET

  5404

SURABAYA, kabarbisnis.com: PT Bukit Darmo Property Tbk (BKDP) melihat pasar sewa perkantoran dan pusat perbelanjaan di Surabaya masih potensial, meski kondisi perekonomian nasional cenderung melemah. Tak heran jika emiten properti di Surabaya ini bakal mengandalkan sektor ini sebagai penopang pendapatan perseroan.

Direktur Utama PT Bukit Darmo Property Tbk, Philip Tonggoredjo mengatakan, digenjotnya sektor sewa kantor dan mall dikarenakan saat ini proyek perkantoran Nine Boulevard (9blv) sudah terjual lebih dari 70%. Pihaknya sendiri sengaja tidak melepas seluruhnya, karena memang akan dikelola sendiri oleh perseroan untuk disewakan.

"Potensi pasar sewa ruang kantor Surabaya barat masih tinggi. Dan kami bersyukur bahwa proyek 9blv ini sudah kelar dan ditargetkan bisa mulaii operasional usai Lebaran tahun ini, termasuk operasional Hotel Melia Adhiwangsa Surabaya," kata Philip usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perseroan di Surabaya, Jumat (26/6/2015).

Dia berharap, dengan dioperasikannya perkantoran 9blv, akan mampu mengangkat kinerja perseroan di tahun ini. Pasalnya, sepanjang kuartal I tahun 2015, perseroan hanya mampu membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 15,919 miliar atau turun dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 25,347 miliar. Penurunan pendapatan ini juga berdampak pada pencapaian laba perseroan, yang justru minus Rp 3,038 miliar. Padahal di kuartal I tahun 2014 lalu, perseroan berhasil mengemas laba Rp 1,53 miliar.

Selain mengandalkan sewa kantor, pihaknya juga akan menggenjot tenant baru dari Lenmarc mall. Saat ini, lanjut dia, tingkat okupansi Lenmarc sudah 70 persen, sehingga untuk menarik tenant baru akan lebih mudah. Terlebih lagi, konsepnya juga dibikin baru sehingga tidak head to head dengan Mall lain di Surabaya Barat. 

"Konsep baru ini membuat Lenmarc akan lebih menarik. Tidak hanya untuk berbelanja saja namun juga untuk hangout keluarga muda dan anak-anak muda yang sekarang tumbuh subur di Surabaya Barat," tambah Brasada Chandra, Direktur perseroan. 

Selain itu, banyak sesuatu yang baru yang ditawarkan diantaranya adalah Avenue walk dan Distric 21 di Lenmarc mall. "Jadi kami yakin bisa cetak laba lagi," ujarnya

Bukit Darmo padukan hotel, mal, dan golf

Properti

 

SENIN, 13 JUNI 2011 | 09:44 WIB ET

  1275

SURABAYA,kabarbisnis.com: Kawasan Surabaya akan semakin semarak. Setelah banyaknya mal atau pusat perbelanjaan yang dibuka, hotel pun satu per satu muncul.

Salah satunya Hotel Melia Adhiwangsa. Hotel yang terletak satu kawasan dengan Lenmarc Mall dan Bukit Darmo Golf ini rencananya akan segera beroperasi. "Rencananya 2013, tapi kita akan dipercepat," ujar Direktur Utama PT Bukit Darmo Property Tbk, Philip Tonggorejo, Minggu (12/6/2011).

Hotel bintang lima yang menelan biaya Rp 200 miliar ini saat ini masih tahap finishing desain dan arsitektur. "Kita memang akan konsentrasi di finishing ini," tambah Philip.

Dengan 360 kamar kelas atas, Philip mengaku pihaknya melihat bahwa hotel bintang lima di Surabaya sampai saat ini masih stagnan, belum ada penambahan. Berbeda dengan hotel bintang tiga dan empat yang tumbuh secara cepat.

"Lokasi kami ini sebenarnya di pusat kota. Pengembangan pembangunan Surabaya ini bergerak ke barat. Lokasi kami di pusat itu," tutur Phillip.

Karena itu, untuk bisa menarik konsumen dan masyarakat, Melia Adhiwangsa akan memadukan konsep three in one, yakni perpaduan antara hotel, mall dan golf. "Ini yang tidak dipunyai hotel lain. Paling mereka punya mal, tapi kita juga punya padang golf," jelasnya.

Dengan konsep ini, Phillip yakin bahwa Melia Adhiwangsa bisa bersaing bahkan akan disukai.

Kawasan Surabaya Barat Berkembang Paling Pesat

April 27, 2010 §   Meninggalkan komentar

Surabaya memang kota terbesar ke dua setelah Jakarta. Namun, soal harga rumah bisa jadi

Surabaya setara atau bahkan lebih tinggi. Indikasi paling sederhana, di Jakarta masih ada

developer yang menjual rumah Rp100 jutaan, di ibu kota Provinsi Jawa Timur itu tidak ada lagi.

Harga rumah di Surabaya tinggi karena stok lahan perumahannya telah menipis. Di Surabaya

Timur yang lebih dulu menjadi sentra perumahan menengah-atas sudah tidak terlihat lagi

pengembangan perumahan baru. Tinggal satu dua developer yang masih menjajakan rumah.

Sebutlah Galaxi Bumi Permai. Regency 21, dan Pakuwon Laguna. Kebganya dekat kampus

Universitas Airlangga dan ITS Surabaya. serta beberapa kampus perguruan Tinggi swasta.

GOLF MENGELOMPOK

Lahan perumahan terluas di Surabaya tinggal di Surabaya Barat. Tapi, nyaris seluruhnya sudah

dikaveling untuk perumahan-perumahan mewah seperti Graha Famili, Bukit Darmo Golf, Rakuwon

Indah, dan CitraLand. Keempatnya dikembangkan hampir berbarengan di awal 1990-an, beberapa

saat setelah pemerintah melonggarkan kebijakan uang ketat.

Yang menonjol dari perumahan-perumahan itu, seluruhnya dilengkapi lapangan golf. Graha Famili

memiliki lapangan golf 18 hole, Bukit Darmo Golf dan Pakuwon Indah masing-masing sembilan

hole, dan CitraRaya 27 hole. “Kami akan menambah sembilan hole lagi sehingga menjadi 36 hole,”

ujar D Agung Krisprimandoyo, Marketing Manager PT Citraland Surabaya

Menurut dia, pembangunan lapangan golf itu bukan sekedar adu gengsi atau jor-joran fasilitas,

namun terkait dengan tata ruang Surabaya yang menempatkan Surabaya Barat sebagai daerah

permukiman dengan kepadatan rendah. Pasalnya kawasan itu merupakan daerah resapan air.

Apapun alasannya padang golf adalah simbol kemewahan. Sebab itu, kata Sonny Wibisono, Wakil

Ketua Il Jatim, kalangan atas makin banyak yang tertarik tinggal ke Surabaya Barat.

Apalagi, fasilitas lain juga makin komplit. Kolam renang, lapangan tenis, fitness centre, ruang

aerobik, dan Iain-lain tersedia di setiap perumahan.

Sementara fasilitas di luar itu antar-developer seolah “berbagi tugas”. Pusat perbelanjaan Pakuwon

Supermal dan Pakuwon Trade Centre (PTC) disediakan PT Pakuwon Jati di perumahan Pakuwon

Indah, rekreasi air diadakan Grup Ciputra dengan membangun Ciputra Water Park di CitraRaya,

sarana pendidikan seperti SMU Petra dihadirkan Grup Dharmala di Graha Famili, juga oleh Grup

Ciputra dengan TK-SMU Ciputra serta Universitas Ciputra di CitraRaya. Kampus universitas itu

dalam tahap pembangunan. Di luar masih ada Universitas Negeri Surabaya ( UNESA ). Sedangkan

sarana Gereja terbesar di Surabaya Barat terletak di perumahan Citraland yang bernama Gereja

Santo Yakobus dan Gereja Bethany. Juga di kawasan Citraland terdapat rumah sakit internasional

untuk orthopedi dan traumathology center.

MELEJIT SETELAH KRISMON

Daya tarik Surabaya Barat lain adalah lingkungannya yang tertata. An-tar perumahan

dikembangkan secara terintegrasi. Dari satu perumahan ke perumahan lain dihubungkan jalan

yang sangat lebar (RoW 35-55 m), beraspal mulus, dengan pedesterian cukup rapi. Jalan Inner Ring

Road yang tersambung dengan Jl HR Muhammad yang menjadi lokasi keempat perumahan di atas,

misalnya, dibangun konsorsium PT Grande Family View (Graha Famili), PT Pakuwon Jati (Pakuwon

Indah), PT Adhi Baladika Agung (Bukit Darmo Golf) dan PT Citraland Surabaya (CitraRaya).

Kedekatan lokasi berbagai perumahan itu dengan pusat kota makin menambah nilai plus. Dari Jl

Tunjungan, koridor paling populer di Surabaya, jaraknya tidak sampai delapan kilometer.

Aksesibilitasnya bagus dan pada jam-jam sibuk lalu lintasnya belum begitu padat.

Dengan segala kelebihan itu jangan heran Surabaya Barat tidak hanya digandrungi orang

Surabaya dan sekitarnya, melainkan juga kota-kota lain. Bahkan, saat krismon banyak petani

kakao dari wilayah timur Indonesia yang menangguk untung dari lonjakan kurs membeli rumah di

kawasan itu. “Berapapun harganya selalu dibeli,” tukas Agung. Rata-rata pembelian dilakukan

secara tunai, langsung atau bertahap. Hanya sekitar 20 persen yang memakai KPR. Di Citraland 

tunai bertahap bisa diangsur 27 kali, di Graha Famili 30 kali.

Karena banyaknya pembelian bermotif investasi itu, harga tanah pun cepat melejit. Contoh,

kaveling golf di Graha Famili, saat launching perdana 1994 harganya baru Rp450 ribu per meter,

tiga tahun kemudian menjadi Rp850 ribu. Artinya dalam tiga tahun hanya naik 47 persen. Tapi,

setelah itu kenaikan rata-rata hampir 100 persen per tahun sehingga 2006 sudah Rp6,5 juta an. 

“Sekarang hampir habis. Tinggal lima kaveling lagi yang masih dipasarkan,” kata Harto Laksono,

Manager Marketing PT Grande Family View.

CITRALAND DAN GRAHA FAMILY TERMAHAL

Setelah kaveling golf habis, Graha Famili yang belakangan luasnya dimekarkan dari 280 ha

menjadi 375 ha, fokus memasarkan rumah, tidak lagi menjual kaveling siap bangun. Harga

tanahnya Rp3,5 juta – 4,5 juta per m2. Dengan harga tanah setinggi itu Graha Famili bersaing

dengan Citraland dan Pakuwon yang harga tanahnya rata-rata juga sudah ada yang mencapai

mencapai 4 jutaan per meternya ( perumahan termahal di Surabaya ).

Harto menyatakan, hal itu karena proyeknya memiliki beberapa kelebihan dibanding perumahan di

sekitar. Pertama, lokasinya paling strategis, hanya sekilo dari pintu tol Satelit. Kedua, Graha Famili

Golf View , Citraland Bukit Golf Internasional dan Pakuwon Golf Regency adalah perumahan

eksklusif yang dikembangkan dengan konsep hunian mewah di tengah lapangan golf . Ketiga,

komunitasnya sudah terbentuk. ( majalah estate )

Bukit Darmo Golf dan Graha Family Club pernah menjadi tempat

“Welcome Party” event Pariwisata. Yakni Majapahit Travel Fair. Kedua

lapangan golf ini beradaa di  kawasan Surabaya Barat.

Kedua lapangan golf yang serba lengkap ini terdapat driving range,

restaurant, sauna, fitness centre, Jacuzzi dan lapangan tennis. Akomodasi

yang nyaman siap menanti kunjungan Anda.

Bukit Darmo Golf, tepatnya berada di JI. Bukit Darmo Golf blok G-Z,

Surabaya.

Sedangkan Graha Family & Country Club, berada di Jl. Raya Golf Graha

Family, Surabaya

Tidak salah bila Jawa Timur disebut surganya para pegolf, karena

lapangan golf di Jawa Timur sungguh sangat menjamur. Di Surabaya saja

terdapat beberap diantaranya, Ciputra Golf, Dharmala Golf, Graha

Family Golf, Pakuwon Golf, Yani Golf

Bukit Darmo Golf dan Graha Family Golf merupakan dua padang golf

yang keberadaannya bersebelahan, keduanya lapangan golf ini siang

malam dan terdiri dari 18 hole.

Selain padang golf juga dibangun berbagai pusat perdagangan,

restaurant, entertain dan hiburan, sport dan lain-lain, terletak di pusat

kawasan Surabaya Barat, sampai saat sekarang kawasan ini terus

dikembangkan menjadi pusat distrik bisnis kelas internasional.

Menuju ke Bukit Darmo Golf dan Graha Family Golf hanya membutuhkan

waktu 30 menit dari bandara Juanda melewati jalan tol Waru-Darmo

Satelit. Memang bagi para pegolf Jawa Timur merupakan surganya.

LOKASI PADANG GOLF ALTERNATIF”Diulas pada Desember 7, 2014

Padang golf yang ada di Bukit Darmo ini tidak terlalu besar. Kawasannya cukup terawat dengan baik karena menyatu dengan perumahan elit. Penjagaan keamanan sangat baik dengan intensitas tinggi. Banyak pertandingan golf diadakan di tempat ini.

Mengunjungi pada Agustus 2014

http://www.tripadvisor.co.id/ShowUserReviews-g297715-d390535-r243275282-Bukit_Darmo-Surabaya_East_Java_Java.html#

pecinta golf sejati akan singgah disini”Diulas pada September 23, 2014

rumput hijau membentang yang menentramkan mata, lokasi favorit bagi para pecinta golf. dan orang-orang elit menyelenggarakan berbagai event, seperti wedding dll. terdapat banyak perumahan mewah dengan tarif milyaran

Mengunjungi pada Agustus 2014

http://www.tripadvisor.co.id/ShowUserReviews-g297715-d390535-r230335888-Bukit_Darmo-Surabaya_East_Java_Java.html#

Bukit Darmo Property: "A Five Star Developer in Surabaya"

Yang menarik, beda dengan Menteng Bintaro, kawasan Darmo di mana Bukit Darmo

Residence itu berada merupakan suatu kawasan yang sangat luas. Bahkan disitu

ada yang namanya Kota Satelit Darmo. Ini jelas merupakan tantangan tersendiri

bagi PT Bukit Darmo Property Tbk (BKDP) yang sedang mengembangkanfive star

property project seperti apartemen The Adhiwangsa dan Lenmarc Mall di area

dengan luas 5 hektar di kawasan tersebut.

BKDP yang didirikan oleh keluarga Sumampow dan kini dipimpin oleh Wim Gideon

Gobel ini memang dikenal selalu mengeluarkan produk high quality dan high-

end sebagai diferensiasinya.  Ini bisa dilihat dari konsep, design maupun

pengerjaannya. The Adhiwangsa misalnya, dibangun menggunakan material kelas

satu dengan konsep single face, dimana seluruh unit menghadap satu sisi, dengan

jarak pandang 2,5 km, berpemandangan Bukit Darmo Golf, satu satunya golf course

di Surabaya yang didesign oleh Jack Nicklaus II. Dengan lift pribadi untuk tiap unit

dan satu lobi khusus untuk tiap tower, The Adhiwangsa dapat disebut sebagai the

highest class apartement di Surabaya.

Dengan fokus dan komiten 100 persen pada kualitas produk yang tinggi, tampaknya

BKDP berhasil membangun brand The Adhiwangsa sebagai apartemen high-class

terbaik di Surabaya. Tidak heran kalau saat launching, word of mouth yang tercipta

cukup mengesankan. Sebagian besar orang kaya Surabaya saat itu tertarik untuk

memiliki unit di situ.

Lenmarc Mall adalah pusat perbelanjaan premium yang tidak kalah inovatif dengan

The Adhiwangsa yang terhubung satu sama lain. Semua dinding mall terbuat dari

kaca, sehingga pengunjung mall bisa mendapatkan experience yang unik, dimana

mereka dapat menikmati city view di satu sisi dan golf view di sisi lain. Calon tenant

Lenmarc juga terdiri atas berbagai brand high-end dalam negeri maupun luar negeri.

Semua ini mendukung visi BKDP untuk menjadikan Lenmarc sebagai the modern

lifestyle shopping paradise dan mendukung visi Surabaya 2025 sebagai kota

metropolitan.

Meskipun demikian kami melihat potensi BKDP untuk semakin sukses dalam

penjualan, yaitu melalui peningkatan customer centricity. Eksplorasi lebih dalam

akan kebutuhan customer akan memungkinkan BKDP menawarkan produk yang

lebih customisedserta memberikan servis yang lebih flexible dan tentu saja

memperkuat posisi BKDP sebagai The Real Five Star Property Developer

in Surabaya.

Laba Bukit Darmo Property Terkerek

Penjualan Kompleks Perkantoran

SURYA Online, SURABAYA - Raksasa properti Surabaya, PT Bukit Darmo

Property Tbk, bergembira menyambut proyek perkantoran mewah mereka,

yakni Nine Boulevard (9BLV), mendapat respon baik dari pasar. Direktur

Utama PT BDP, Philip Tonggoredjo, menyebut, pendapatan mereka tahun ini,

terkerek berkat penjualan unit demi unit dari 9BLV.

"Kami bersyukur, ternyata minat dunia usaha terhadap office building sangat

positif. Pendapatan kami terbesar pada tahun ini didominasi oleh penjualan

unit dari 9BLV," kata Philip, dihubungi Minggu (6/7/2014).

Menurut Philip, saat ini, sebanyak 60 persen unit dari proyek perkantoran di

kawasan Bukit Darmo Boulevard itu, sudah terjual. Padahal, pembangunan

sendiri belum seratus persen rampung, karena masih menyisakan pengerjaan

lobby dan meeting room.

"Untuk transaksi penjualan mencapai sekitar Rp 40-50 miliar. Tapi, target

keseluruhan adalah Rp 300 miliar. Kami optimistis itu tercapai tahun ini,"

ungkap Philip.

Meski menerima uang penjualan sebesar itu, tapi PT BDP masih harus

mengeluarkan sejumlah investasi besar tahun ini. Diantaranya, pembangunan

hotel bintang lima Melia Adhiwangsa, sebesar Rp 120 miliar, serta sisa

pengerjaan 9BLV sendiri yang menelan Rp 15 miliar.

Hingga 31 Maret 2014, kata Philip, perseroan mencatat pendapatan bersih Rp

25,3 miliar, dengan laba bersih sebesar Rp 1,5 miliar

 

Underpass Satelit Dimulai Bulan Depan

SURABAYA - Konstruksi pembangunan proyek terowongan atau underpass di Bundaran Satelit

antara Jalan Mayjend Sungkono dan HR Muhammad akan dimulai bulan depan. 

Ini menyusul telah keluarnya izin yang sudah dikantongi Pemkot Surabaya. Surat izin

penggunaan jalan dalam bentuk hibah dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat (PU-Pera) Nomor TB.13.03.51/89 itu diterima pada 23 Februari lalu. Underpass ini akan

terintegrasi dengan proyek angkutan massal cepat (AMC). 

“Pembangunan underpass itu kewenangannya di bawah Kementerian PU-Pera sehingga harus

ada izin dari kementerian yang menyatakan penggunaan lahan dalam bentuk hibah,” ujar Kepala

Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Agus Imam Sonhaji,

kemarin. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota

Surabaya, Erna Purnawati menambahkan, pengkajian proyek underpass ini sudah dilakukan

sejak 2012. 

Pengkajiannya menelan dana Rp50 juta. Selain itu, pihaknya juga melakukan lelang detail

engineering design (DED) dengan anggaran Rp400 juta. Tahun lalu, pihaknya sudah

menuntaskan UKL dan UPL yang menelan anggaran Rp50 juta. “Kami sudah merancang

rekayasa lalu lintas selama proyek berlangsung yakni dengan membuka akses Jalan Dukuh

Kupang Barat, Jalan Simogunung, juga Jalan Banyuurip. Ini untuk antisipasi agar tidak ada

kemacetan,” katanya. 

Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya M Machmud sangat mendukung proyek tersebut. Itu

merupakan langkah tepat untuk bisa mengurai kemacetan, terutama kawasan Surabaya barat.

Namun, kata dia, sejauh ini Pemkot Surabaya belum berkoordinasi dengan DPRD Kota

Surabaya terkait pembangunan infrastruktur yang menelan APBD puluhan miliar itu. 

“Kami memang pernah berkoordinasi dengan pemkot, tapi itu sebelum ada persetujuan dari

Kemen PU-Pera. Sekarang perizinan sudah turun dan belum ada koordinasi. Nanti kami akan

panggil pemkot untuk menjelaskan teknis proyek itu,” katanya. 

Seperti diketahui, saat ini di kawasan Surabaya barat telah berdiri pemukiman mewah dan

menengah seperti Citraland, Pakuwon Indah, Bukit Darmo, Graha Family, Darmo Harapan,

Darmo Satellite Town, Kupang Indah, Bukit Mas, Darmo Hill, dan lain-lain. Selain itu berdiri

Supermal Pakuwon, Waterpark Ciputra, lapangan golf Ciputra dan Dharmala Land. Semuanya

itu menjadi pemicu perkembangan kawasan Mayjen Sungkono. 

Di kawasan ini (Jalan Mayjen Sungkono, Jalan HR,Muhammad, dan Jalan Adityawarman) telah

berdiri hotel bintang lima SanghriLa, Hotel Somerset, kompleks pertokoan Darmo Park I dan II

(dibangun PT Surya Inti Permata), apartemen dan hotel Java Paragon, dan Surabaya Square

Town (Sutos). Bahkan, kini berdiri apartemen baru, yakni Skyline Tower Hotel dan Grand

Sungkono Lagoon di dekat Bunderan Satelit. 

Proyek properti itu bakal melengkapi superblok Ciputra World di areal seluas 7,7 ha. Selain

dibangun shopping center , Citraland juga membangun enam menara apartemen. Belum lagi

apartemen yang dibangun PT Pakuwon Jati seperti Waterplace. Terpisah, Ketua Persatuan

Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) Jatim Paulus Totok Lucida mengungkapkan, saat ini

ada sekitar 20 pengembang yang akan ikut membantu proyek tersebut. 

Proyek senilai Rp84 miliar yang digagas Pemkot Surabaya itu untuk mengurai kepadatan lalu

lintas yang kerap terjadi pada jam-jam tertentu. Pemkot sendiri telah meminta pengembang

untuk membantu membangun fasilitas jalan tersebut. Pasalnya, salah satu faktor penyebab

kepadatan jalan adalah pengembangan real estate di kawasan tersebut. “Saya kira pengembang

harus ikut menyediakan sarana dan prasarana jalan umum itu (tunnel ) agar beban jalan

semakin berukuran termasuk Surabaya barat,” katanya. 

Menurut Totok, pertumbuhan properti di Surabaya barat berkembang pesat. Hampir semua

pengembang yang ada di kawasan ini berlombalomba membangun hunian, baik itu high rise

building maupun landed house . Ketika ada kawasan hunian baru, bisa dipastikan akan

menambah beban jalan. “Kami akan segera mengadakan rapat dengan pengembang untuk

membicarakan masalah ini (keterlibatan pengembang dalam proyek underpass ),” kata Totok. 

Salah satu investor pembangunan Pasar Turi ini berpendapat, ada banyak cara untuk mengurai

kemacetan lalu lintas. Bisa dengan membangun flyover (jalan layang) atau dengan tunnel .

Pemilihan underpass sebagai proyek untuk mengurai kemacetan, merupakan langkah yang

tepat. Ketika di bangun flyover , maka properti yang ada di kanan kiri proyek tersebut dipastikan

tidak akan laku dijual karena kendaraan akan lewat jalan layang dan tidak melewati properti

tersebut. 

“Meski biaya untuk membangun underpass itu mahal, tapi properti akan tetap laku,” tandas

Totok.