issue tapak bukit darmo.docx
TRANSCRIPT
Bukit Darmo Property Fokus Selesaikan
2 Proyek Di SurabayaBisnis.com, SURABAYA - Pengembang properti PT Bukit Darmo Property Tbk
tengah fokus menyelesaikan dua proyek pembangunan properti di Surabaya dengan
menyiapkan belanja modal Rp200 miliar tahun ini.
Dua proyek PT Bukit Darmo Property yang sedang berjalan itu adalah Melia
Adhiwangsa Hotel bintang 5 dan gedung perkantoran berkonsep privat office 9BLV
(nineboulevard) Premium Office Tower.
Presiden Direktur Bukit Darmo Property Philip Tonggoredjo mengatakan gedung
perkantoran 9BLV diperkirakan beroperasi pada Desember 2014 dan Melia
Adhiwangsa Hotel rampung pada 2015.
"Tahun ini kami lebih konsentrasi pada penyelesaian proyek-proyek di Surabaya
dulu karena momennya tepat ketika potensi Surabaya bisa tumbuh pesat," kata
Philip usai acara MoU PT Bukit Darmo Property Tbk dengan Kawan Lama Retail
Group, di Surabaya, Kamis (27/3/2014).
Dia menjelaskan dalam perencanaan, Hotel Melia Adhiwangsa memiliki tinggi 31
lantai dengan total 250 kamar.
Hotel maupun perkantoran tersebut berada di kawasan Surabaya Barat atau tidak
jauh dari proyek-proyek properti Bukit Darmo sebelumnya.
Ke depan, lanjut Philip, Bukit Darmo berencana membangun superblok di wilayah
Surabaya Barat atau di atas lahan yang masih dimilikinya.
Namun, Philip masih merahasiakan detail proyek superblok tersebut.
"Kalau melihat perkembangan gaya hidup, yang paling dibutuhkan nanti adalah
properti dengan konsep mix used. Kami ingin coba membuat itu," katanya.
Philip menambahkan selama ini sekitar 50% pendapatan Bukit Darmo Property
merupakan kontribusi dari penjualan property landed dan apartemen, dan 50% di
antaranya merupakanrecurring income dari sewa ruang perkantoran dan mal
Bukit Darmo bangun perkantoran premium berkonsep golf view
SURABAYA, kabarbisnis.com: Menggeliatnya kawasan Surabaya Barat sebagai pusat
bisnis dan pemukiman menengah atas rupanya ditangkap PT Bukit Darmo Property Tbk
sebagai peluang bisnis. Pengembang ini saat ini tengah mengembangkan gedung
perkantoran premium dengan nama 9blv (baca: Nine Boulevard) yang berlokasi di areal
komersial yang menyatu (mixed use) dengan pusat perbelanjaan, apartemen, hotel,
serta lapangan golf.
Presdir PT Bukit Darmo Property Tbk Philip Tonggoredjo mengatakan, kawasan Surabaya Barat terus berkembang menjadi sebuah pusat bisnis favorit. Kian meningkatnya gaya hidup serta kebutuhan akan efektivitas pekerjaan membuat permintaan akan ruang perkantoran khususnya segmen premium diyakini juga meningkat.
"Selama ini ruang perkantoran masih terpusat di tengah kota. Kalaupun ada di kawasan Surabaya Barat masih sebatas ruko atau SOHO (small office home office, red). Padahal, banyak pebisnis yang menginginkan ruang kantor yang bisa menjaga privasinya," kata Philip saat paparan publik perseroan di Club House Bukit Darmo Golf Surabaya, Jumat (13/12/2013).
Oleh karena itu, pihaknya yakin jika 9blv akan mendapat tanggapan positif, mengingat konsep yang diusungnya benar-benar belum ada di Surabaya.
9blv sendiri dibangun setinggi 38 lantai yang keseluruhannya berkapasitas 100 unit yang masing-masing memiliki luas 150 meter persegi. Gedung perkantoran ini selain memiliki lokasi strategis karena terintegrasi dengan pusat perbelanjaan Lenmarc, apartemen The Adhiwangsa, juga Hotel Melia Adhiwangsa Surabaya yang saat ini tengah dibangun, serta berlatar pemandangan lapangan golf.
"Sisi premium selain terlihat dari desain, juga adanya exclusive lounge di setiap dua lantai, serta private lift, da tentunya golf view. Ini yang belum ada di Surabaya, karena ternyata banyak pebisnis yang ingin saat keluar masuk kerja terjaga privasinya," jelas Philip didampingi Komisaris Independen, Letjen (purn) Tarub.
Tak heran, dengan segala kemewahan dan eksklusifitas tersebut, harga yang ditawarkan untuk perkantoran 9blv saat ini di kisaran Rp 27,5 juta per meter persegi. Meski demikian, dia mengklaim hingga saat ini sekitar 60% sudah terjual. "Kita mengebut proyek ini, karena gedungnya sendiri sudah dibangun dan kita tinggal menyesuaikan dengan peruntukannya saja. Ditargetkan 9blv akan mulai beroperasi akhir tahun 2014," ujarnya.
Direktur PT Bukit Darmo Property Tbk Brasada Chandra menambahkan, selain perkantoran 9blv, saat ini perseroan juga fokus untuk pengembangan Hotel Melia Adhiwangsa. Perseroan pun telah menyiapkan dana sebesar Rp 200 miliar untuk proyek renovasi dan penyelesaian akhir hotel bintang lima yang ditargetkan mulai beroperasi awal 2015 tersebut.
"Sama dengan 9blv, bangunan gedung hotel sudah terbangun. Jadi awal bulan depan kita buka tender untuk proyek renovasi dan pembenahan akhir. Jika semuanya sudah beroperasi, saya yakin areal ini akan menjadi sebuah gaya hidup modern terbaru di Surabaya," ujarnya.
Sementara itu terkait kinerja perseroan, sepanjang 9 bulan pertama tahun 2013 total aset perseroan mencapai Rp 845,236 miliar, turun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 944,435 miliar. Sementara itu pendapatan perseroan hanya sebesar Rp 8,687 miliar, turun dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 9,106 miliar. Selama 9 bulan pertama 2013 perseroan mengalami rugi bersih sebesar Rp 41,448 miliar, naik dibanding periode yang sama tahun lalu yang juga rugi sebesar Rp 18,061 miliar.
"Rugi ini murni dikarenakan depresiasi rupiah terhadap dolar AS. Karena perseroan juga telah melakukan serangkaian efisiensi biaya-biaya, apalagi rasio likuiditas perseroan juga terbilang masih terjaga dengan baik," pungkas Chandra.
Bukit Darmo andalkan sewa perkantoran dan mall
Properti
SABTU, 27 JUNI 2015 | 10:55 WIB ET
5404
SURABAYA, kabarbisnis.com: PT Bukit Darmo Property Tbk (BKDP) melihat pasar sewa perkantoran dan pusat perbelanjaan di Surabaya masih potensial, meski kondisi perekonomian nasional cenderung melemah. Tak heran jika emiten properti di Surabaya ini bakal mengandalkan sektor ini sebagai penopang pendapatan perseroan.
Direktur Utama PT Bukit Darmo Property Tbk, Philip Tonggoredjo mengatakan, digenjotnya sektor sewa kantor dan mall dikarenakan saat ini proyek perkantoran Nine Boulevard (9blv) sudah terjual lebih dari 70%. Pihaknya sendiri sengaja tidak melepas seluruhnya, karena memang akan dikelola sendiri oleh perseroan untuk disewakan.
"Potensi pasar sewa ruang kantor Surabaya barat masih tinggi. Dan kami bersyukur bahwa proyek 9blv ini sudah kelar dan ditargetkan bisa mulaii operasional usai Lebaran tahun ini, termasuk operasional Hotel Melia Adhiwangsa Surabaya," kata Philip usai rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perseroan di Surabaya, Jumat (26/6/2015).
Dia berharap, dengan dioperasikannya perkantoran 9blv, akan mampu mengangkat kinerja perseroan di tahun ini. Pasalnya, sepanjang kuartal I tahun 2015, perseroan hanya mampu membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 15,919 miliar atau turun dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 25,347 miliar. Penurunan pendapatan ini juga berdampak pada pencapaian laba perseroan, yang justru minus Rp 3,038 miliar. Padahal di kuartal I tahun 2014 lalu, perseroan berhasil mengemas laba Rp 1,53 miliar.
Selain mengandalkan sewa kantor, pihaknya juga akan menggenjot tenant baru dari Lenmarc mall. Saat ini, lanjut dia, tingkat okupansi Lenmarc sudah 70 persen, sehingga untuk menarik tenant baru akan lebih mudah. Terlebih lagi, konsepnya juga dibikin baru sehingga tidak head to head dengan Mall lain di Surabaya Barat.
"Konsep baru ini membuat Lenmarc akan lebih menarik. Tidak hanya untuk berbelanja saja namun juga untuk hangout keluarga muda dan anak-anak muda yang sekarang tumbuh subur di Surabaya Barat," tambah Brasada Chandra, Direktur perseroan.
Selain itu, banyak sesuatu yang baru yang ditawarkan diantaranya adalah Avenue walk dan Distric 21 di Lenmarc mall. "Jadi kami yakin bisa cetak laba lagi," ujarnya
Bukit Darmo padukan hotel, mal, dan golf
Properti
SENIN, 13 JUNI 2011 | 09:44 WIB ET
1275
SURABAYA,kabarbisnis.com: Kawasan Surabaya akan semakin semarak. Setelah banyaknya mal atau pusat perbelanjaan yang dibuka, hotel pun satu per satu muncul.
Salah satunya Hotel Melia Adhiwangsa. Hotel yang terletak satu kawasan dengan Lenmarc Mall dan Bukit Darmo Golf ini rencananya akan segera beroperasi. "Rencananya 2013, tapi kita akan dipercepat," ujar Direktur Utama PT Bukit Darmo Property Tbk, Philip Tonggorejo, Minggu (12/6/2011).
Hotel bintang lima yang menelan biaya Rp 200 miliar ini saat ini masih tahap finishing desain dan arsitektur. "Kita memang akan konsentrasi di finishing ini," tambah Philip.
Dengan 360 kamar kelas atas, Philip mengaku pihaknya melihat bahwa hotel bintang lima di Surabaya sampai saat ini masih stagnan, belum ada penambahan. Berbeda dengan hotel bintang tiga dan empat yang tumbuh secara cepat.
"Lokasi kami ini sebenarnya di pusat kota. Pengembangan pembangunan Surabaya ini bergerak ke barat. Lokasi kami di pusat itu," tutur Phillip.
Karena itu, untuk bisa menarik konsumen dan masyarakat, Melia Adhiwangsa akan memadukan konsep three in one, yakni perpaduan antara hotel, mall dan golf. "Ini yang tidak dipunyai hotel lain. Paling mereka punya mal, tapi kita juga punya padang golf," jelasnya.
Dengan konsep ini, Phillip yakin bahwa Melia Adhiwangsa bisa bersaing bahkan akan disukai.
Kawasan Surabaya Barat Berkembang Paling Pesat
April 27, 2010 § Meninggalkan komentar
Surabaya memang kota terbesar ke dua setelah Jakarta. Namun, soal harga rumah bisa jadi
Surabaya setara atau bahkan lebih tinggi. Indikasi paling sederhana, di Jakarta masih ada
developer yang menjual rumah Rp100 jutaan, di ibu kota Provinsi Jawa Timur itu tidak ada lagi.
Harga rumah di Surabaya tinggi karena stok lahan perumahannya telah menipis. Di Surabaya
Timur yang lebih dulu menjadi sentra perumahan menengah-atas sudah tidak terlihat lagi
pengembangan perumahan baru. Tinggal satu dua developer yang masih menjajakan rumah.
Sebutlah Galaxi Bumi Permai. Regency 21, dan Pakuwon Laguna. Kebganya dekat kampus
Universitas Airlangga dan ITS Surabaya. serta beberapa kampus perguruan Tinggi swasta.
GOLF MENGELOMPOK
Lahan perumahan terluas di Surabaya tinggal di Surabaya Barat. Tapi, nyaris seluruhnya sudah
dikaveling untuk perumahan-perumahan mewah seperti Graha Famili, Bukit Darmo Golf, Rakuwon
Indah, dan CitraLand. Keempatnya dikembangkan hampir berbarengan di awal 1990-an, beberapa
saat setelah pemerintah melonggarkan kebijakan uang ketat.
Yang menonjol dari perumahan-perumahan itu, seluruhnya dilengkapi lapangan golf. Graha Famili
memiliki lapangan golf 18 hole, Bukit Darmo Golf dan Pakuwon Indah masing-masing sembilan
hole, dan CitraRaya 27 hole. “Kami akan menambah sembilan hole lagi sehingga menjadi 36 hole,”
ujar D Agung Krisprimandoyo, Marketing Manager PT Citraland Surabaya
Menurut dia, pembangunan lapangan golf itu bukan sekedar adu gengsi atau jor-joran fasilitas,
namun terkait dengan tata ruang Surabaya yang menempatkan Surabaya Barat sebagai daerah
permukiman dengan kepadatan rendah. Pasalnya kawasan itu merupakan daerah resapan air.
Apapun alasannya padang golf adalah simbol kemewahan. Sebab itu, kata Sonny Wibisono, Wakil
Ketua Il Jatim, kalangan atas makin banyak yang tertarik tinggal ke Surabaya Barat.
Apalagi, fasilitas lain juga makin komplit. Kolam renang, lapangan tenis, fitness centre, ruang
aerobik, dan Iain-lain tersedia di setiap perumahan.
Sementara fasilitas di luar itu antar-developer seolah “berbagi tugas”. Pusat perbelanjaan Pakuwon
Supermal dan Pakuwon Trade Centre (PTC) disediakan PT Pakuwon Jati di perumahan Pakuwon
Indah, rekreasi air diadakan Grup Ciputra dengan membangun Ciputra Water Park di CitraRaya,
sarana pendidikan seperti SMU Petra dihadirkan Grup Dharmala di Graha Famili, juga oleh Grup
Ciputra dengan TK-SMU Ciputra serta Universitas Ciputra di CitraRaya. Kampus universitas itu
dalam tahap pembangunan. Di luar masih ada Universitas Negeri Surabaya ( UNESA ). Sedangkan
sarana Gereja terbesar di Surabaya Barat terletak di perumahan Citraland yang bernama Gereja
Santo Yakobus dan Gereja Bethany. Juga di kawasan Citraland terdapat rumah sakit internasional
untuk orthopedi dan traumathology center.
MELEJIT SETELAH KRISMON
Daya tarik Surabaya Barat lain adalah lingkungannya yang tertata. An-tar perumahan
dikembangkan secara terintegrasi. Dari satu perumahan ke perumahan lain dihubungkan jalan
yang sangat lebar (RoW 35-55 m), beraspal mulus, dengan pedesterian cukup rapi. Jalan Inner Ring
Road yang tersambung dengan Jl HR Muhammad yang menjadi lokasi keempat perumahan di atas,
misalnya, dibangun konsorsium PT Grande Family View (Graha Famili), PT Pakuwon Jati (Pakuwon
Indah), PT Adhi Baladika Agung (Bukit Darmo Golf) dan PT Citraland Surabaya (CitraRaya).
Kedekatan lokasi berbagai perumahan itu dengan pusat kota makin menambah nilai plus. Dari Jl
Tunjungan, koridor paling populer di Surabaya, jaraknya tidak sampai delapan kilometer.
Aksesibilitasnya bagus dan pada jam-jam sibuk lalu lintasnya belum begitu padat.
Dengan segala kelebihan itu jangan heran Surabaya Barat tidak hanya digandrungi orang
Surabaya dan sekitarnya, melainkan juga kota-kota lain. Bahkan, saat krismon banyak petani
kakao dari wilayah timur Indonesia yang menangguk untung dari lonjakan kurs membeli rumah di
kawasan itu. “Berapapun harganya selalu dibeli,” tukas Agung. Rata-rata pembelian dilakukan
secara tunai, langsung atau bertahap. Hanya sekitar 20 persen yang memakai KPR. Di Citraland
tunai bertahap bisa diangsur 27 kali, di Graha Famili 30 kali.
Karena banyaknya pembelian bermotif investasi itu, harga tanah pun cepat melejit. Contoh,
kaveling golf di Graha Famili, saat launching perdana 1994 harganya baru Rp450 ribu per meter,
tiga tahun kemudian menjadi Rp850 ribu. Artinya dalam tiga tahun hanya naik 47 persen. Tapi,
setelah itu kenaikan rata-rata hampir 100 persen per tahun sehingga 2006 sudah Rp6,5 juta an.
“Sekarang hampir habis. Tinggal lima kaveling lagi yang masih dipasarkan,” kata Harto Laksono,
Manager Marketing PT Grande Family View.
CITRALAND DAN GRAHA FAMILY TERMAHAL
Setelah kaveling golf habis, Graha Famili yang belakangan luasnya dimekarkan dari 280 ha
menjadi 375 ha, fokus memasarkan rumah, tidak lagi menjual kaveling siap bangun. Harga
tanahnya Rp3,5 juta – 4,5 juta per m2. Dengan harga tanah setinggi itu Graha Famili bersaing
dengan Citraland dan Pakuwon yang harga tanahnya rata-rata juga sudah ada yang mencapai
mencapai 4 jutaan per meternya ( perumahan termahal di Surabaya ).
Harto menyatakan, hal itu karena proyeknya memiliki beberapa kelebihan dibanding perumahan di
sekitar. Pertama, lokasinya paling strategis, hanya sekilo dari pintu tol Satelit. Kedua, Graha Famili
Golf View , Citraland Bukit Golf Internasional dan Pakuwon Golf Regency adalah perumahan
eksklusif yang dikembangkan dengan konsep hunian mewah di tengah lapangan golf . Ketiga,
komunitasnya sudah terbentuk. ( majalah estate )
Bukit Darmo Golf dan Graha Family Club pernah menjadi tempat
“Welcome Party” event Pariwisata. Yakni Majapahit Travel Fair. Kedua
lapangan golf ini beradaa di kawasan Surabaya Barat.
Kedua lapangan golf yang serba lengkap ini terdapat driving range,
restaurant, sauna, fitness centre, Jacuzzi dan lapangan tennis. Akomodasi
yang nyaman siap menanti kunjungan Anda.
Bukit Darmo Golf, tepatnya berada di JI. Bukit Darmo Golf blok G-Z,
Surabaya.
Sedangkan Graha Family & Country Club, berada di Jl. Raya Golf Graha
Family, Surabaya
Tidak salah bila Jawa Timur disebut surganya para pegolf, karena
lapangan golf di Jawa Timur sungguh sangat menjamur. Di Surabaya saja
terdapat beberap diantaranya, Ciputra Golf, Dharmala Golf, Graha
Family Golf, Pakuwon Golf, Yani Golf
Bukit Darmo Golf dan Graha Family Golf merupakan dua padang golf
yang keberadaannya bersebelahan, keduanya lapangan golf ini siang
malam dan terdiri dari 18 hole.
Selain padang golf juga dibangun berbagai pusat perdagangan,
restaurant, entertain dan hiburan, sport dan lain-lain, terletak di pusat
kawasan Surabaya Barat, sampai saat sekarang kawasan ini terus
dikembangkan menjadi pusat distrik bisnis kelas internasional.
Menuju ke Bukit Darmo Golf dan Graha Family Golf hanya membutuhkan
waktu 30 menit dari bandara Juanda melewati jalan tol Waru-Darmo
Satelit. Memang bagi para pegolf Jawa Timur merupakan surganya.
LOKASI PADANG GOLF ALTERNATIF”Diulas pada Desember 7, 2014
Padang golf yang ada di Bukit Darmo ini tidak terlalu besar. Kawasannya cukup terawat dengan baik karena menyatu dengan perumahan elit. Penjagaan keamanan sangat baik dengan intensitas tinggi. Banyak pertandingan golf diadakan di tempat ini.
Mengunjungi pada Agustus 2014
http://www.tripadvisor.co.id/ShowUserReviews-g297715-d390535-r243275282-Bukit_Darmo-Surabaya_East_Java_Java.html#
pecinta golf sejati akan singgah disini”Diulas pada September 23, 2014
rumput hijau membentang yang menentramkan mata, lokasi favorit bagi para pecinta golf. dan orang-orang elit menyelenggarakan berbagai event, seperti wedding dll. terdapat banyak perumahan mewah dengan tarif milyaran
Mengunjungi pada Agustus 2014
http://www.tripadvisor.co.id/ShowUserReviews-g297715-d390535-r230335888-Bukit_Darmo-Surabaya_East_Java_Java.html#
Bukit Darmo Property: "A Five Star Developer in Surabaya"
Yang menarik, beda dengan Menteng Bintaro, kawasan Darmo di mana Bukit Darmo
Residence itu berada merupakan suatu kawasan yang sangat luas. Bahkan disitu
ada yang namanya Kota Satelit Darmo. Ini jelas merupakan tantangan tersendiri
bagi PT Bukit Darmo Property Tbk (BKDP) yang sedang mengembangkanfive star
property project seperti apartemen The Adhiwangsa dan Lenmarc Mall di area
dengan luas 5 hektar di kawasan tersebut.
BKDP yang didirikan oleh keluarga Sumampow dan kini dipimpin oleh Wim Gideon
Gobel ini memang dikenal selalu mengeluarkan produk high quality dan high-
end sebagai diferensiasinya. Ini bisa dilihat dari konsep, design maupun
pengerjaannya. The Adhiwangsa misalnya, dibangun menggunakan material kelas
satu dengan konsep single face, dimana seluruh unit menghadap satu sisi, dengan
jarak pandang 2,5 km, berpemandangan Bukit Darmo Golf, satu satunya golf course
di Surabaya yang didesign oleh Jack Nicklaus II. Dengan lift pribadi untuk tiap unit
dan satu lobi khusus untuk tiap tower, The Adhiwangsa dapat disebut sebagai the
highest class apartement di Surabaya.
Dengan fokus dan komiten 100 persen pada kualitas produk yang tinggi, tampaknya
BKDP berhasil membangun brand The Adhiwangsa sebagai apartemen high-class
terbaik di Surabaya. Tidak heran kalau saat launching, word of mouth yang tercipta
cukup mengesankan. Sebagian besar orang kaya Surabaya saat itu tertarik untuk
memiliki unit di situ.
Lenmarc Mall adalah pusat perbelanjaan premium yang tidak kalah inovatif dengan
The Adhiwangsa yang terhubung satu sama lain. Semua dinding mall terbuat dari
kaca, sehingga pengunjung mall bisa mendapatkan experience yang unik, dimana
mereka dapat menikmati city view di satu sisi dan golf view di sisi lain. Calon tenant
Lenmarc juga terdiri atas berbagai brand high-end dalam negeri maupun luar negeri.
Semua ini mendukung visi BKDP untuk menjadikan Lenmarc sebagai the modern
lifestyle shopping paradise dan mendukung visi Surabaya 2025 sebagai kota
metropolitan.
Meskipun demikian kami melihat potensi BKDP untuk semakin sukses dalam
penjualan, yaitu melalui peningkatan customer centricity. Eksplorasi lebih dalam
akan kebutuhan customer akan memungkinkan BKDP menawarkan produk yang
lebih customisedserta memberikan servis yang lebih flexible dan tentu saja
memperkuat posisi BKDP sebagai The Real Five Star Property Developer
in Surabaya.
Laba Bukit Darmo Property Terkerek
Penjualan Kompleks Perkantoran
SURYA Online, SURABAYA - Raksasa properti Surabaya, PT Bukit Darmo
Property Tbk, bergembira menyambut proyek perkantoran mewah mereka,
yakni Nine Boulevard (9BLV), mendapat respon baik dari pasar. Direktur
Utama PT BDP, Philip Tonggoredjo, menyebut, pendapatan mereka tahun ini,
terkerek berkat penjualan unit demi unit dari 9BLV.
"Kami bersyukur, ternyata minat dunia usaha terhadap office building sangat
positif. Pendapatan kami terbesar pada tahun ini didominasi oleh penjualan
unit dari 9BLV," kata Philip, dihubungi Minggu (6/7/2014).
Menurut Philip, saat ini, sebanyak 60 persen unit dari proyek perkantoran di
kawasan Bukit Darmo Boulevard itu, sudah terjual. Padahal, pembangunan
sendiri belum seratus persen rampung, karena masih menyisakan pengerjaan
lobby dan meeting room.
"Untuk transaksi penjualan mencapai sekitar Rp 40-50 miliar. Tapi, target
keseluruhan adalah Rp 300 miliar. Kami optimistis itu tercapai tahun ini,"
ungkap Philip.
Meski menerima uang penjualan sebesar itu, tapi PT BDP masih harus
mengeluarkan sejumlah investasi besar tahun ini. Diantaranya, pembangunan
hotel bintang lima Melia Adhiwangsa, sebesar Rp 120 miliar, serta sisa
pengerjaan 9BLV sendiri yang menelan Rp 15 miliar.
Hingga 31 Maret 2014, kata Philip, perseroan mencatat pendapatan bersih Rp
25,3 miliar, dengan laba bersih sebesar Rp 1,5 miliar
Underpass Satelit Dimulai Bulan Depan
SURABAYA - Konstruksi pembangunan proyek terowongan atau underpass di Bundaran Satelit
antara Jalan Mayjend Sungkono dan HR Muhammad akan dimulai bulan depan.
Ini menyusul telah keluarnya izin yang sudah dikantongi Pemkot Surabaya. Surat izin
penggunaan jalan dalam bentuk hibah dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PU-Pera) Nomor TB.13.03.51/89 itu diterima pada 23 Februari lalu. Underpass ini akan
terintegrasi dengan proyek angkutan massal cepat (AMC).
“Pembangunan underpass itu kewenangannya di bawah Kementerian PU-Pera sehingga harus
ada izin dari kementerian yang menyatakan penggunaan lahan dalam bentuk hibah,” ujar Kepala
Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Agus Imam Sonhaji,
kemarin. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota
Surabaya, Erna Purnawati menambahkan, pengkajian proyek underpass ini sudah dilakukan
sejak 2012.
Pengkajiannya menelan dana Rp50 juta. Selain itu, pihaknya juga melakukan lelang detail
engineering design (DED) dengan anggaran Rp400 juta. Tahun lalu, pihaknya sudah
menuntaskan UKL dan UPL yang menelan anggaran Rp50 juta. “Kami sudah merancang
rekayasa lalu lintas selama proyek berlangsung yakni dengan membuka akses Jalan Dukuh
Kupang Barat, Jalan Simogunung, juga Jalan Banyuurip. Ini untuk antisipasi agar tidak ada
kemacetan,” katanya.
Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya M Machmud sangat mendukung proyek tersebut. Itu
merupakan langkah tepat untuk bisa mengurai kemacetan, terutama kawasan Surabaya barat.
Namun, kata dia, sejauh ini Pemkot Surabaya belum berkoordinasi dengan DPRD Kota
Surabaya terkait pembangunan infrastruktur yang menelan APBD puluhan miliar itu.
“Kami memang pernah berkoordinasi dengan pemkot, tapi itu sebelum ada persetujuan dari
Kemen PU-Pera. Sekarang perizinan sudah turun dan belum ada koordinasi. Nanti kami akan
panggil pemkot untuk menjelaskan teknis proyek itu,” katanya.
Seperti diketahui, saat ini di kawasan Surabaya barat telah berdiri pemukiman mewah dan
menengah seperti Citraland, Pakuwon Indah, Bukit Darmo, Graha Family, Darmo Harapan,
Darmo Satellite Town, Kupang Indah, Bukit Mas, Darmo Hill, dan lain-lain. Selain itu berdiri
Supermal Pakuwon, Waterpark Ciputra, lapangan golf Ciputra dan Dharmala Land. Semuanya
itu menjadi pemicu perkembangan kawasan Mayjen Sungkono.
Di kawasan ini (Jalan Mayjen Sungkono, Jalan HR,Muhammad, dan Jalan Adityawarman) telah
berdiri hotel bintang lima SanghriLa, Hotel Somerset, kompleks pertokoan Darmo Park I dan II
(dibangun PT Surya Inti Permata), apartemen dan hotel Java Paragon, dan Surabaya Square
Town (Sutos). Bahkan, kini berdiri apartemen baru, yakni Skyline Tower Hotel dan Grand
Sungkono Lagoon di dekat Bunderan Satelit.
Proyek properti itu bakal melengkapi superblok Ciputra World di areal seluas 7,7 ha. Selain
dibangun shopping center , Citraland juga membangun enam menara apartemen. Belum lagi
apartemen yang dibangun PT Pakuwon Jati seperti Waterplace. Terpisah, Ketua Persatuan
Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) Jatim Paulus Totok Lucida mengungkapkan, saat ini
ada sekitar 20 pengembang yang akan ikut membantu proyek tersebut.
Proyek senilai Rp84 miliar yang digagas Pemkot Surabaya itu untuk mengurai kepadatan lalu
lintas yang kerap terjadi pada jam-jam tertentu. Pemkot sendiri telah meminta pengembang
untuk membantu membangun fasilitas jalan tersebut. Pasalnya, salah satu faktor penyebab
kepadatan jalan adalah pengembangan real estate di kawasan tersebut. “Saya kira pengembang
harus ikut menyediakan sarana dan prasarana jalan umum itu (tunnel ) agar beban jalan
semakin berukuran termasuk Surabaya barat,” katanya.
Menurut Totok, pertumbuhan properti di Surabaya barat berkembang pesat. Hampir semua
pengembang yang ada di kawasan ini berlombalomba membangun hunian, baik itu high rise
building maupun landed house . Ketika ada kawasan hunian baru, bisa dipastikan akan
menambah beban jalan. “Kami akan segera mengadakan rapat dengan pengembang untuk
membicarakan masalah ini (keterlibatan pengembang dalam proyek underpass ),” kata Totok.
Salah satu investor pembangunan Pasar Turi ini berpendapat, ada banyak cara untuk mengurai
kemacetan lalu lintas. Bisa dengan membangun flyover (jalan layang) atau dengan tunnel .
Pemilihan underpass sebagai proyek untuk mengurai kemacetan, merupakan langkah yang
tepat. Ketika di bangun flyover , maka properti yang ada di kanan kiri proyek tersebut dipastikan
tidak akan laku dijual karena kendaraan akan lewat jalan layang dan tidak melewati properti
tersebut.
“Meski biaya untuk membangun underpass itu mahal, tapi properti akan tetap laku,” tandas
Totok.