pt. bukit asam (persero) polsri

53
Praktek Kerja Industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan zaman membuat berkembangnya Ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju, sehingga sangat dibutuhkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang memiliki kemampuan yang memadai , mahasiswa yang merupakan calon tenaga kerja yang unggul harus memiliki bekal yang cukup dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. Politeknik yang memiliki praktikum yang lebih banyak dibandingkan teori sehingga kemampuan yang dimiliki lebih siap dalam menghadapi dunia kerja saat ini, dalam hal ini Politeknik Negeri Sriwijaya khususnya jurusan Teknik Mesin memiliki satu program yaitu Kerja Praktek yang yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa semester 6. Hal ini bertujuan agar mahasiswa mendapatkan pengalaman sebelum menghadapi dunia kerja. Pelaksanaan Kerja Praktek diadakan di peusahaan yang sesuai dengan bidangnya masing-masing agar mencapai tujuan dan fungsi yang optimal.

Upload: alfareziie-bae-lah

Post on 18-Dec-2015

181 views

Category:

Documents


36 download

DESCRIPTION

real

TRANSCRIPT

Praktek Kerja IndustriBAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Kemajuan zaman membuat berkembangnya Ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju, sehingga sangat dibutuhkan SDM (Sumber Daya Manusia) yang memiliki kemampuan yang memadai , mahasiswa yang merupakan calon tenaga kerja yang unggul harus memiliki bekal yang cukup dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. Politeknik yang memiliki praktikum yang lebih banyak dibandingkan teori sehingga kemampuan yang dimiliki lebih siap dalam menghadapi dunia kerja saat ini, dalam hal ini Politeknik Negeri Sriwijaya khususnya jurusan Teknik Mesin memiliki satu program yaitu Kerja Praktek yang yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa semester 6. Hal ini bertujuan agar mahasiswa mendapatkan pengalaman sebelum menghadapi dunia kerja. Pelaksanaan Kerja Praktek diadakan di peusahaan yang sesuai dengan bidangnya masing-masing agar mencapai tujuan dan fungsi yang optimal. Pelaksanaan Kerja Praktek sangat dibutuhkan kerjasama yang baik antara pihak Lembaga dengan kalangan praktisi perusahan terkait. PT. Bukit Asam (persero) Tbk, merupakan salah satu perusahaan terbesar di Indonesia dan memberikan kesempatan bagi siswa dan mahasiwa untuk dapat melakukan proses Kerja Praktek dengan waktu yang telah ditetapkan antara mahasiswa dan pihak perusahaan. PT. Bukit Asam (persero) Tbk, merupakan salah satu perusahaan terbesar di Indonesia, yang bergerak dibidang pertambangan dan juga mendirikan pembakit listrik tenaga uap, serta penanaman pohon di tempat yang telah dilakukan proses tambang. Dalam proses produksinya PTBA menggunakan berbagai macam alat bantu mulai dari alat berat, belt Compayer, dan lain-lain. Belt compayer sangat berperan penting dalam produksi batu bara di PTBA , alat ini membawa batu bara dari tambang menuju ketempat yang telah ditentukan,adapun masalah yang sering dialami oleh belt compayer adalah terjadinya kemiringan pada belt compayer. Atas dasar permasalahan ini, penulis ingin menganalisa faktor penyebab terjadinya kemiringan pada Belt Compayer di PT. Bukit Asam (persero) Tbk, dan juga sebagai syarat penyelsaian pendidikan Doplima III di Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang. Penulis akan membuat judul Analisa Belt Compayer Miring.

1. Praktek dasar kejuruan dilaksanakan sebagian di sekolah dan sebagian lainnya di industri. Praktek dasar kejuruan dapat dilaksanakan di industri apabila industri pasangan berkenan memberikan pelatihan. Dan apabila perusahaan tidak berkenan memberikan pelatihan, maka kegiatan praktisi dasar kejuruan sepenuhnya dilaksanakan di sekolah.2. Praktek keahlian produktif dilaksanakan di industri dalam bentuk praktek kerja industri (on the job training) berbentuk kegiatan mengerjakan pekerjaan produksi atau jasa di industri atau perusahaan.

Wawasan dari siswa tentang dunia kerja yang berkaitan dengan industrialisasi sangat diperlukan, sehubungan dengan kondisi objektif Indonesia yang merupakan negara berkembang, di mana teknologi masuk dan di aplikasikan oleh industri terlebih dahulu sehingga dapat diharapkan nantinya siswa sebagai output dari SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) akan lebih mengenal perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di industri, salah satunya lewat hubungan yang baik dengan PTBA (PT. Bukit Asam) melalui PRAKERIN (Praktek Kerja Industri).

Dalam hal ini penulis akan memberikan penjelasan tentang sistem pelumasan boogiepada SP (Spreader), yang dalam pengoperasiannya,sangat penting untuk dirawat karena merupakan salah satu komponen dasar pada spreader.

Salah satu komponen yang sangat penting untuk diberi pelumas yaitu boogie. Akibat yang dapat ditimbulkan apabila boogie tidak diberi pelumas adalah spreader tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Melihat pentingnya peranan dari boogiepada spreader, penulis mencoba membahas sistem pelumasan pada boogie dan hambatan.

1.2Dasar Hukum

1. Pelaksanaan Praktek Kerja Industri didasarkan pada ketentuan ketentuan yang tertuang dalam UndangUndang no. 2 tahun 1989 tentang peran serta masyarakat dalam Pendidikan Nasional.2. Keputusan MENDIKBUD No.080/UU/1993 tentang kurikulum SMK sebagai berikut: Penyelenggara Pendidikan dilaksanakan melalui dua jalur yaitu Pendidikan Sekolah dan jalur pendidikan di luar sekolah.3. UndangUndang Sistem Pendidikan Nasional (UU SISDIKNAS) pasal 3 mengenai Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal (15) yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.4. Dalam pelaksanaan PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam UU no. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS.5. KEPMEN Pendidikan dan Kebudayaan no. 323/UU/1997 tentang penyelenggaraan Praktek Kerja Industri SMK.6. PERMENDIKNAS no. 22 tahun 2006 tentang standar isi.7. Kurikulum SMK edisi 2004 dan edisi 2009 tentang KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan).8. Peraturan Pemerintah no. 29 tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah yang bertujuan meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, alam sekitar dan meningkatkan pengetahuan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan (IPTEK) Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta kebudayaan.9. Peraturan Pemerintah no. 39 tahun 1992 tentang peran serta masyarakat dalam Pendidikan Nasional.10. Keputusan Menteri no. 0490/1993 tentang Kurikulum SMK yang berisi bahwa Dalam melaksanakan pendidikan melalui dua jalur yaitu Pendidikan di dalam sekolah dan pendidikan di luar sekolah.

1.3Tujuan PRAKERIN

1. Bagi Lembaga/Perusahaan/Organisasia. Dapat mengenal kualitas siswa yang belajar dan bekerja di lembaganya.b. Dapat memberi tugas kepada siswa untuk menggali ilmu pengetahuan yang di dapat dari sekolah dengan yang ada di Lembaganya.c. Dapat berpartisipasi dalam rangka pembangunan pendidikan.

2. Bagi Sekolaha. Terjaminnya tujuan pendidikan ke arah keahlian profesional.b. Terdapat kesesuaian antara program sekolah dengan kebutuhan lapangan kerja.c. Memberikan kepuasan bagi sekolah karena siswanya memperoleh pengetahuan dan keterampilan di industri.3. Bagi Siswaa. Setelah tamat siswa memiliki keahlian profesional sebagai bekal siswa untuk meningkatkan taraf hidup dan mengembangkan dirinya.b. Keahlian yang diperoleh dapat mengangkat harga diri dan rasa percaya diri siswa yang selanjutnya mendorong siswa untuk mencapai keahlian profesional pada tingkat yang lebih tinggi.c. Mengenali/mengetahui kebutuhan pekerjaan di tempat Praktek Kerja Industri.d. Menyesuaikan (menyiapkan) diri dalam menghadapi lingkungan kerja setelah mereka menyelesaikan studinya.e. Menyajikan hasil-hasil yang diperoleh selama PRAKERIN dalam bentuk laporan PRAKERIN.

1.4Tujuan Pembuatan Laporan PRAKERIN

Adapun tujuan atau manfaat dari pembuatan laporan PRAKERIN secara umum ialah sebagai berikut:

1. Memahami serta mengerti cara penyusunan dan pengisian dari sistematika laporan yang berada di dalam DU/DI (Dunia Usaha/Dunia Industri) terkait.2. Menjadi sumber pengetahuan bagi pengguna pada umumnya dan bagi siswa SMK pada khususnya, sehingga tujuan utama untuk menghasilkan tamatan SMK yang berkualitas dan memiliki kompetensi dapat tercapai.

1.5Metode Penulisan

Guna mendukung proses Sistem Perawatan dan Perbaikan digunakan metode pengambilan data sebagai berikut :1. ObservasiMengambil secara langsung visual perawatan dan perbaikan di WATSIN PTBA serta gangguan-gangguan yang kerap terjadi kerusakan.2. LiteraturMenggunakan literatur yang berhubungan dengan sistem perawatan dan perbaikan.3. WawancaraTanya jawab (Interview) kepada pembimbing serta karyawan yang berkaitan langsung dengan sistem perawatan dan perbaikan.

1.6Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Industri yaitu mulai tanggal 09 Januari s/d 06 Maret 2014. Praktek Kerja Industri di laksanakan di PT. Bukit Asam (PERSERO) Tbk Tanjung Enim Provinsi Sumatera Selatan. Bertempat pada UPTE PEDULI (Unit Penambangan Tanjung Enim PEDULI) bagian WATSIN (Perawatan Mesin) dengan spesifikasi perawatan pada SP (Spreader) 702.

1.7Pembatasan Masalah

Pada pelaksanaan Praktek Kerja Industri, kita dapat mengetahui bahwa terdapat banyak klasifikasi dalam pembagian kerja yang dilakukan oleh PT. Bukit Asam (PERSERO) Tbk.

Sesuai dengan penjelasan sebelumnya di atas, sebagai batasan masalah, lebih ditekankan dalam membahas sistem pelumasan boogiepada spreader 702.

1.8Sistematika Penulisan Laporan

Dalam menyelesaikan laporan ini penulis melaporkan dalam bentuk tulisan sistematika sebagai berikut.

BAB I:Pada bab ini, penulis mengemukakan mengenai latar belakang, landasan hukum, tujuan, ruang lingkup penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II:Pada bab ini, penulis mengemukakan sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan, kepegawaian, disiplin kerja, K3 dan jenis bidang usaha.

BAB III:Pada bab ini, penulis menjelaskan tentang sistem pelumasan boogiepada spreader 702.

BAB IV:Pada bab ini, penulis mengemukakan beberapa kesimpulan dan saran yang didapat dari isi laporan yang akan berguna bagi pihak perusahaan dan SMK Negeri 2 Muara Enim.

DAFTAR PUSTAKA

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1Sejarah Perusahaan PT. Bukit Asam (PERSERO) Tbk.Sejarah penambangan batubara di Tanjung Enim dimulai tahun 1919. Saat itu tambang batubara pertama mulai dibuka dan beroperasi di Air Laya pada zaman kolonial Belanda dengan sistem penambangan terbuka (open pit mining).

Tambang bawah tanah atau under ground mining mulai dilakukan tahun 1923 sampai tahun 1940-an. Pada tahun 1938, produksi untuk kepentingan komersial mulai dilakukan di dua lokasi tambang yaitu di tambang Air Laya untuk batubara jenis bituminous dan di daerah tambang Suban untuk batubara berjenis semi antrasit. Ketika tuntutan nasionalisasi perusahaan Belanda kian kencang, buruh tambang Bukit Asam ikut berjuang menuntut status yang sama. Tahun 1950 pemerintah menyetujui pembentukan PN TABA (Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam).

Pada tahun 1981, PN TABA berubah status menjadi Perseroan Terbatas. Namanya juga berganti menjadi PT. Bukit Asam. Pada 1990 PTBA digabung dengan Perum Tambang Batubara dan mulai tahun 1994 ditugaskan mengelola Proyek Briket Batubara.

Saat ini PTBA merupakan satu-satunya BUMN di sektor tambang batubara dan mempunyai dua lokasi penambangan (Unit Tanjung Enim dan Ombilin). Pada akhir tahun 2002, PTBA mulai menjadi perusahaan publik dan sahamnya mulai tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya dengan kode PTBA.

Pada tahun 2003 PT. Bukit Asam (PERSERO) berubah status menjadi Perseroan Terbuka dan namanya berubah menjadi PT. Bukit Asam (PERSERO) Tbk.

Gambar 2.1 Kantor Utama PT. Bukit Asam (PERSERO) Tbk. Tanjung Enim

2.1.1 Tugas dan Fungsi

Seiring dengan perkembangan kondisi, tujuan perseroan sebagaimana tercantum pada pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan telah bertambah dengan uraian kegiatan sebagai berikut:1. Mengusahakan pertambangan yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan perdagangan bahan-bahan galian terutama batubara.2. Mengusahakan pengolahan lebih lanjut atas hasil produksi bahan-bahan galian terutama batubara.3. Memperdagangkan hasil produksi hasil sendiri maupun pihak lain, baik di dalam maupun di luar negeri.4. Mengusahakan dan mengoperasikan pelabuhan dan dermaga khusus batubara.5. Mengusahakan dan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga uap.6. Memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang terkait pertambangan batubara dan hasil olahannya.7. Kegiatan unit usaha selain batubara dan briket sampai dengan periode laporan ini masih dalam tahap pengembangan.

Perseroan memiliki dan mengoperasikan wilayah IUP (Izin Usaha Produksi) operasi produksi untuk tambang batubara di Tanjung Enim seluas 66.414 hektar, meliputi Kabupaten Muara Enim dan Lahat di provinsi Sumatera Selatan, yang terdiri atas:

a. AirLaya (751/KPTS/DISPERTAMBEN/2010, 29 Oktober 2010): 7.621 Hab. Muara Tiga Besar (304/KPTS/DISTAMBEN/2010, 30 April 2010): 3.300 Hac. Banko Barat (390/KPTS/TAMBEN/2010, 13 April 2010): 4.500 Had. Banko Tengah Blok Barat (391/KPTS/TAMBEN/2010, 13 April 2010): 2.423 Hae. Banko Tengah Blok Timur (389/KPTS/TAMBEN/2010, 13 April 2010): 22.937 Haf. Banjarsari, Kungkilan, Bunian, Arahan Utara, Arahan Selatan (461/KPTS/HKKS/PERTAMBEN/2003): 24.751 Hag. Bukit Kendi (305/KPTS/DISTAMBEN/2010, 30 April 2010): 882 Ha.

Tambang Batubara Ombilin Seluas 2.950 Ha, yaitu: lembah segar dan talwi (05.87. Perindagkop, 30 April 2010): 2.950 Ha selain IUP Operasi produksi dilokasi Peranap, Indragiri Hulu Riau (09/IUP/54502/IV/2010) seluas 17.100 Ha dan dilokasi kecamatan Paaran, kotamadya Samarinda (melalui anak perusahaan PT Internasional Prima Coal atau IPC dengan no. Keputusan (454/375/HK-KS/VII/2010, 19 juli 2010) dari luas area olahan, hanya lokasi IPC (4,8% Luas Total Kelolahan) yang letaknya berdekatan dengan tambang skala kecil, sehingga terjadi penjadwalan penggunaan infrastruktur jalan. (MM8) sementara untuk lokasi di Tanjung Enim, Perseroan menggunakan infrastruktur jalan kereta api, yang di kelola oleh PT KAI, dalam mengangkut produksi batubara ke areal pelabuhan. Namun secara keseluruhan Perseroan tidak pernah memiliki perjanjian maupun kerjasama dengan pertambangan skala kecil.

2.1.2Visi, Misi dan Arti Kehadiran Kami

1. VISIMenjadi Perusahaan Energi Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan.

2. MISIMengelola Sumber Energi dengan Mengembangkan Kompetensi Korporasi dan Keunggulan Insani untuk Memberikan Nilai Tambah Maksimal bagi stakeholder dan Lingkungan.

3. ARTI KEHADIRAN KAMIMempersembahkan Sumber Energi untuk Kehidupan Dunia dan Bumi yang Lebih Baik.

2.2Struktur Organisasi

Struktur organisasi yang mampu mengakomodir tuntutan pengembangan usaha harus disertai kemampuan untuk mengarahkan semua sistem yang terlibat di dalamnya agar bekerja lebih efisien, efektif dan produktif.

Struktur organisasi PT. Bukit Asam (PERSERO) Tbk diformulasikan berdasarkan spesialisasi dan fungsi masing-masing anggota di dalam unit kerja perusahaan.Struktur ini mampu mengantisipasi kebutuhan organisasi yang lebih baik dan kinerja yang lebih efisien dalam mencapai target serta tujuan perusahaan. Berikut adalah struktur organisasi PT. Bukit Asam (PERSERO), Tbk:

STRUKTUR ORGANISASI DAN PERSONALIA

Direktur Utama:Milawarma

Sekretaris Perusahaan:Joko Pramono

SM. Satuan Pengawas Intern:Bambang Sutrisno

SM. Sistem Manajemen Perusahaan:Erfan Sayuti

Direktur Keuangan:Achmad Sudarto

SM. Akuntansi dan Anggaran:Suherman

SM. Perbendaharaan dan Pendanaan:Adib Ubaidilah

Mgr. Teknologi Informasi:Endang Purnomo

Mgr. Program Kesehatan:Erdawati

Direktur Operasi/Produksi:Heri Supriyanto

SM. Analisis, Evaluasi dan Optimalisasi:Flidelin Katili

GM. Unit Pertambangan Tanjung Enim:Wibisono

GM. Unit Pelabuhan Tarahan:Ansyori Akhmad

GM. Unit Dermaga Kertapati:Ahmad Saichu

GM. Unit Pertambangan Ombilin:Mochammad jazuli

Direktur Pengembangan Usaha:Anung Dri Prasetya

SM. Perencanaan Korporat:Syaiful Islam

SM. Pengembangan Korporat:Suryo Eko Hadianto

Direktur Niaga:M. Jamil

SM. Pemasaran:Iskandar Surya Alam

SM. Logistik:Novian Suri

Mgr. Pengusahaan Briket.:Djoko Budi Santoso

Direktur SDM & Umum:Maizal Gazali

SM. Sumber Daya Manusia:Muhammad Hatta

Ka. Rumah Sakit Bukit Asam:Chairunni Barkati

SM. Hukum dan Perijinan:Muliato

SM. Corporate Social Responsibility:Danang Sudira Raharja

Mgr. Security:Udjang Mulyana

SM. Sarana dan Prasarana:Bambang Sulistyanto

SM. Pengelolaan Aset Tanah dan Bangunan:Suhedi

Keterangan:1. GM: General Manager2. SM: Senior Manager3. Mgr: Manager4. Ka: Kepala5. Pgs: Pengganti Sementara

DIREKTUR UTAMA

Direktur SDM &UmumDirektur Niaga

Direktur Operasi/ProduksiDirektur Pengembangan UsahaDirektur Keuangan

SM. Akutansi dan AnggaranSM. Perencanaan Koorporat

SM. Perbendaharaan dan PendanaanSM. Pengembangan Koorporat

Mgr. Teknologi InformasiSM. Sumber Daya Manusia

Mgr. Program KesehatanKa. Rumah Sakit Bukit Asam

Sekretaris PerusahaanSM. Hukum dan PerijinanSM. CSR

SM. Sistem Manajemen PerusahaanSM. Satuan Pengawasan InternSM. Security

SM. Sarana dan Prasarana

SM. Pengolahan Aset Tanah & BangunanSM. Analisis, Evaluasi dan Optimasi Produksi

SM. Pemasaran

KoorporatSM. Logistik

Unit Operasional

GM. Unit Dermaga KertapatiGM. Unit Pertambangan OmbilinGM. Unit Pelabuhan TarahanGM. Unit Pertambangan Tanjung Enim

Mgr. Unit Pengusahaan Briket

Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Bukit Asam (PERSERO) Tbk

2.3Kepegawaian

Jumlah karyawan PTBA saat ini 3.486 orang, yang bekerja di PTBA 3.346 orang dan yang diperbantukan di anak perusahaan serta dana pensiun sebanyak 122 orang. PTBA terus meningkatkan kompetensi SDM (Sumber Daya Manusia) miliknya melalui perancangan sistem administrasi dan pengembangan SDM yang kredibel. Beberapa langkah strategis yang telah dijalankan PTBA untuk mempersiapkan manajemen dan pemimpin profesional yang meliputi penyelarasan (aligment) organisasi dan penyempurnaan sistem manajemen SDM serta pembentukan dan sosialisasi budaya unggul yang menekankan pada motivasi diri dan juga peningkatan kesadaran akan peran serta kontribusi untuk meningkatkan performa PTBA. Sedangkan untuk menyiapkan supervisor dan pemenuhan kompetensi teknis terutama di bidang pertambangan, mesin dan listrik.

2.4K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Keselamatan dan kesehatan kerja ini bukan hanya menyangkut keselamatan dan kesehatan karyawan, tetapi juga masyarakat serta lingkungan sekitarnya dengan memperhatikan aspek-aspek hukum yang berlaku sesuai UU (Undang-Undang) yang telah ada.

Beberapa keselamatan dan kesehatan kerja yang telah diatur dalam Undang-Undang:

a. Semua pihak menaati ketentuan tentang keselamatan dan kesehatan kerja.b. Pada waktu memulai, selama dan sesudah melakukan pekerjaan, karyawan wajib menaati prosedur dan langkah-langkah keselamatan dan kesehatan kerja yang diperuntukkan baginya serta juga wajib menjaga sekaligus memelihara alat tersebut.c. Tidak dibenarkan merokok dalam pabrik, gudang atau tempat-tempat lainnya.d. Setiap karyawan wajib berusaha untuk menghindari segala kemungkinan yang menimbulkan kecelakaan baik baik bagi dirinya sendiri maupun lingkungan sekitarnya.

Program 5R dikenal berdirinya PT. Bukit Asam (PERSERO) Tbk. Hal ini menunjukkan bahwa yang dijalankan saat ini dan kemudian diterapkan di PT. Bukit Asam (PERSERO) Tbk. Untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja dengan jalan melaksanakan 5R yaitu:

1. RapihMenempatkan barang atau benda pada yang telah ditentukan sehingga semua orang dapat mengerti dan mencegah kekeliruan.Tujuan:a. Mempercepat pengambilan barang.b. Mengurangi gerakan yang tidak berguna.c. Mengurangi resik kehilangan dan kecelakaan kerja.d. Menghilangkan tidak kepastian peletakan.2. RingkasMemisahkan barang yang perlu dengan barang yang tidak diperlukan, sehingga lingkungan bersih, selain itu penempatannya harus tepat dan pantas serta mudah diambil. Tujuan:a. Efisiensi tempat kerja.b. Mempercepat dan mempermudah pengontrolan.c. Memudahkan perawatan.3. ResikMembuang sampah pada tempatnya sehingga tempat menjadi bersih dan indah serta terhindar dari kotoran.Tujuan:a. Menjaga keselamatan dan kesehatan kerja.b. Membuat tempat kerja yang indah dan nyaman.c. Mencegah kerusakan alat maupun benda kerja.d. Menumbuhkan semangat kerja.4. RawatKonsisten dan konsekuen menjaga, melakukan serta memelihara ketika kondisi bagaimanapun, secara teratur dan rutin terhadap alat ataupun tempat kerja sehingga dapat diketahui dengan cepat bila terjadi kondisi yang tidak normal.Tujuan:a. Menjaga alat agar selalu siap pakai.b. Menjaga kualitas kerja.c. Menjaga dari pemborosan atau pekerjaan yang boros.5. RajinDasar utama untuk mencapai tempat kerja yang selalu disiplin adalah menggunakan pelindung diri, mengikuti prosedur standar kerja dan waktu kerja sehingga tidak membahayakan keselamatan sendiri maupun orang lain.Tujuan:a. Menyadari dan membiasakan diri untuk disiplin di semua bidang.b. Membiasakan kerja sesuai rencana.

2.5Disiplin KerjaDalam menjalankan tugas sebagai karyawan PT. Bukit Asam (PERSERO), Tbk, seluruh karyawan diwajibkan mematuhi peraturan kerja yaitu:

1. Memakai pakaian tugas/dinas karyawan PT. Bukit Asam (PERSERO), Tbk selama bekerja.2. Untuk karyawan tambang diwajibkan memakai helm untuk menjaga keselamatan kerja karyawan (K3).

Di PT. Bukit Asam (PERSERO), Tbk, terdapat pembagian jam kerja yaitu:

1. Tenaga staf, hari kerja senin sampai Jumat.2. Tenaga penunjang, ada 3 shift kerja dengan group A, B, C dan D, kerja untuk setiap shift adalah 8 (delapan) jam dengan rincian sebagai berikut.

Shift I (malam), pukul 23.00 s/d 07.00 WIB. Shift II (pagi), pukul 07.00 s/d 15.00 WIB. Shift III (siang), pukul 15.00 s/d 23.00 WIB.2.6Jenis Bidang Usaha

Bidang Usaha utama PTBA yang saat ini telah operasional ada dua, yakni menambang dan mendistribusikan batubara kepada pelanggan industrial dan memproduksi briket batubara yang didistribusikan kepada pelanggan industrial maupun presidensial.

Produk batubara Perseroan bervariasi, sesuai dengan kandungan kalori dan spesifikasi lainnya, dengan perincian sebagai berikut.

Coal BrandCVTMIMAshVMFCTS

(Kcal/kg, adb)(% ar)(%, adb)(%, adb)(%, adb)(%, adb)(%, adb)

IPC 535.3003415,08,039,040,00,5

BA 555.5003014,77,339,039,00,6

BA 595.9002813,16,040,440,50,6

BA 636.3002111,35,041,242,50,6

BA 676.700187,85,041,542,50,6

BA 707.000146,15,041,947,00,7

Tabel 2.1 Daftar Produk Batubara PT. Bukit Asam (PERSERO) Tbk

Untuk briket, Perseroan memproduksi dua jenis produk, yakni briket karbonasi (super) dari Unit Usaha Tanjung Enim Sumatera Selatan dan briket NK (Non Karbonasi) produk Unit Usaha Lampung dan Unit usaha Gresik. Sementara untuk segmen produk lainnya, hingga tahun pelaporan ini masih belum beroperasi secara komersial.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1Pengertian Sistem PelumasanGrease

Sistem pelumasangrease adalah suatu rangkaian atau sistem yang bertujuan memberikan lapisan film (oil film) dengan menggunakan bahan pelumas grease (minyak gemuk) untuk mencegah kontak langsung pada komponen-komponen yang bergesekan.

3.2 Spesifikasi Grease

1. Pengertian GreaseGrease diartikan sebagai pelumas pasta atau semi cairan yang terdiri atas 85-90% minyak mineral atau sintesis sebagai base oildan pemekat (thickener). Sekitar 90% grease, pemekatnya berasal dari metalic soap yang dibentuk ketika hydroxide bereaksi denganfatty acid, misalnya litium strerate (litium soap). Untuk menghendaki sifat tertentu ditambahkan additive seperti anti oksidan, anti korosi, stabilizer serta menghasilkan mutu grease yang berbeda-beda. Pemekat yang berasal dari metalic soap berfungsi sebagai wadah minyak pelumas. Soap dibentuk oleh jaringan serat soap. Ruang dalam jaringan diisi oleh minyak seperti pori-pori dalam sabut busa yang diisi air.

2. Tipe Grease dan AdditiveBerdasarkan bahan dasar pemekatnya, grease dapat digolongkan menjadi: Ca (Calcium), Sodium, Na (Natrium) dan Li (Litium).

3.2.1Sifat-Sifat GreaseGrease berfungsi melumasi komponen yang saling kontak dengan sifat-sifat penting sebagai berikut.

1. Kapasitas menahan beban2. Konsistensi3. Rentang temperatur4. Pencegah korosi5. Stabilitas mekanik6. Daya campur (miscibility)7. Minyak dasar (viskositas)

BASE OIL + TICKNING AGENT + ADDITIVE = GREASE

Gambar 3.1 Bahan-Bahan Dasar Pelumas Grease

3.3 Macam-Macam Sistem PelumasanGrease

Macam-macam sistem pelumasan yang ada dan dipakai di dalam UPTE (Unit Pertambangan Tanjung Enim) PT. Bukit Asam (PERSERO), Tbk adalah sebagai berikut.

1. Sistem pelumasan manual.2. Sistem pelumasan otomatis.

3.3.1Sistem PelumasanGrease ManualSistem pelumasan greasemanual berfungsi untuk melumasi sambungan-sambungan bergerak seperti bearing ataupun poros berputar, misalnya boogie, puly dan lain-lain dengan menggunakan gerak pompa grease yang dilakukan secara manual atau menggunakan tenaga manusia untuk menjalankannya.

Gambar 3.2 Contoh Tabung Grease Manual

3.3.2Sistem Pelumasan Grease OtomatisSistem pelumasan grease otomatis atau dalam bahasa asing disebut auto lubrication systemmemiliki fungsi yang sama dengan sistem pelumasan manual yaitu melumasi sambungan bergerak maupun poros berputar. Akan tetapi pada sistem ini, gerak pompa grease berjalan sesuai dengan pengaturan interval yang telah ditetapkan.

Gambar 3.3 Contoh Rangkaian Komponen Sistem Pelumasan Otomatis

3.4Fungsi Sistem Pelumasan GreaseSistem pelumasan grease pada mesin mempunyai fungsi sebagai berikut.

1. Mengurangi gesekanMesin terdiri dari beberapa komponen, terdapat komponen yang diam dan ada yang bergerak. Gerakan komponen satu dengan yang lain akan menimbulkan gesekan, dan gesekan akan mengurangi tenaga, menimbulkan keausan, menghasilkan kotoran serta panas. Guna mengurangi gesekan, maka antara bagian yang bergesekan harus dilapisi grease.2. Mencegah terjadinya karat dan korosi pada komponen.Dengan dilapisinya komponen-komponen yang terbuat dari besi ataupun logam menggunakan grease, maka komponen tersebut akan terhindar dari kontak langsung dengan udara maupun air sehingga terbentuknya karat dapat dihindari.3. Mencegah masuknya kotoran/benda ke dalam sistem.4. Membuat lapisan tipis (oil film) antara permukaan komponen yang saling bergesekan.5. Menyebar ratakan panas dan juga mendinginkan.

3.5Manfaat Sistem Pelumasan GreaseAdapun manfaat dari sistem pelumasan grease, baik sistem pelumasan manual maupun otomatis adalah sebagai berikut.

1. Mengurangi break down dan kerugian produksi akibat kerusakan komponen.2. Memberikan signifikan penghematan biaya bagian perbaikan dan suku cadang.3. Menjaga mesin atau alat agar tetap dalam keadaan prima.4. Meminimalkan keausan komponen.

Dari ke empat manfaat sistem pelumasan grease di atas, dapat dipahami bahwa sistem pelumasan ini merupakan bagian yang sangat penting bagi kelangsungan kerja mesin.

3.6Perbedaan Sistem Pelumasan Grease Manual dan Otomatis

3.6.1Kerugian jika memakai sistem pelumasan grease manual

Siklus Pelumasan Grease Manual

Keterangan:

Gambar 3.4 Kerugian Sistem Manual

Kerugian:1. Kontaminasi2. Breched seal3. Siklus washdown4. Kekurangan pelumasan pada bantalan5. Pelumas tidak sempurna bekerja

3.6.2Keunggulan jika memakai sistem pelumasan grease otomatis

Siklus Pelumasan Grease Otomatis

Keterangan:

Gambar 3.5 Keuntungan Sistem Otomatis

Keuntungan:1. Pemakaian pelumas efektif2. Pelumas merawat atau bekerja secara efektif3. Tidak terjadi kontaminasi dengan benda asing4. Lingkungan aman

3.7Sistem Pelumasan Otomatis Sub-Struktur pada Unit Spreader 702

Sebelum melihat jalur pelumasan pada boogie, berikut adalah pengertian spreader dan data teknisnya.

Gambar 3.6Spreader 702

SP (Spreader)

Spreaderadalah alat yang berfungsi sebagai penghampar tanah, material (tanah) dibuang ke tempat penimbunan (dumping area). Dengan alat ini penghamburan material non batubara dapat efisien dan merata. Adapun data teknis SP (Spreader) adalah sebagai berikut.

Tipe: ARS 1.600. 15/35 + 60 Kapasitas: 2.600 m3/jam Lebar belt: 1.600 mm Kecepatan belt: 6,5 m3/detik Konsumsi listrik: 1.395 KW/500 V Berat total: 900 ton

Sistem pelumasan otomatis sub-struktur pada unit spreader 702 ini melumasi struktur atau komponen berputar pada bagian bawah yaitu sebagai berikut.

1. Boogie-Boogie2. Sporting Rooll3. Drive Tumbler4. Return Tumbler5. Pin Two Wheel Boogie6. Pin Four Wheel Boogie

Dari berbagai struktur atau komponen yang dilumasi pada sistem pelumasan otomatis sup-struktur unit SP 702 tersebut, yang akan dijelaskan adalah sistem pelumasan terhadap boogie. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut.

Boogieadalah suatu ban poros yang terdapat pada track spreader 702, dengan fungsi memperlancar atau mempermudah jalannya track plate.Boogiejuga merupakan komponen yang sangat penting untuk dilumasi menggunakan grease, karena di dalamnya terdapat bagian yang saling bergesekan seperti pin/bushing, pen dan lainnya. Oleh karena itu, perawatan dan pelumasan terhadap boogiejangan sampai ditunda-tunda atau diabaikan. Dibawah ini merupakan gambar dari sub-struktur bagian bawah dari unit spreder 702.

Return TumblerSporting RoollDrive Tumbler

Track PlatePin Four wheel BoogieBoogie

Pin Two Wheel Boogie

Gambar 3.7 Sub-Struktur Bagian Bawah pada Unit Spreader 702

Dalam pelumasannya, boogiemenggunakan sistempelumasan grease otomatis. Sistem ini dipilih karena memiliki beberapa keuntungan sebagai berikut.

1. Memudahkan dalam pelumasan akibat dariletak boogieyang sulit di jangkau.2. Pelumasan tetap dapat berjalan walaupun spreader 702sedang beroperasi.3. Keakuratan dan efisiensi kerja lebih baik.4. Risiko bahaya terhadap mekanik lebih kecil karena keamanan lebih terjamin.

3.7.1Posisi Komponen Utama untuk Pelumasan Otomatis pada BoogieSpreader 702

a)

b)

c)

d)f)

e)

Gambar 3.8 Komponen-komponen Sistem Pelumasan Otomatis pada Boogie

Keterangan:a). Tabung grease (grease drum)b). SAK (Switch Automatic Kontactor)c). Presure gauged). Motor dan grease pumpe). Linef). Distributor

3.7.2Cara Kerja Sistem Pelumasan Grease Otomatispada Boogie Spreader 702

Secara sederhana, sistem ini bermula dari penyaluran grease dari drum (tank grease) menuju ke grease injector melalui grease pump dan velt valve. Adapun gambar skematik dari grease system dalam sistem pelumasan otomatis pada boogie spreader 702adalah sebagi berikut.M

SAK 4/2 valve

D

Keterangan:M

MotorBerfungsi untuk menggerakkan pompa grease.

Grease DumpBerfungsi untuk menampung ketersediaan pelumas grease yang akan dipompakan ke injectordan diteruskan ke boogie.Jenis grease yang digunakan adalah EP 2 Pertamina.

Grease PumpBerfungsi untuk mengalirkan pelumas grease ke masing-masing injector. Adapun jenis pompa (pump) yang digunakan adalah tipe BSB.

BoogyMerupakan grease point.

SAK (Switch Automatic Kontactor)Berfungsi untuk mengatur presure yang diperlukan.Jenis SAK yang digunakan pada sistem pelumasan boogieini adalah SAK 4/2 valve dengan tekanan 100 bar.

D

DistributorBerfungsi mendistribusikan/membagi grease dari pump grease ke grease point (boogie).Distributor ini dapat bekerja bila menerima presure lebih dari 50 bar. Jenis-jenis distributor yang terdapat dalam sistem ini adalah 2, 4, 6 dan 8 outlet.

TimerBerfungsi mengatur interval kerja sistem pelumasan otomatis sesuai dengan keperluan pelumasan.

Jalur/LineBerfungsi sebagai jalan untuk mendistribusikan grease ke grease point(boogie).

InjectorBerfungsi untuk menyuplai grease melalui grease line.

Presure GaugeBerfungsi untuk menunjukkan tekanan (presure) yang sedang bekerja.

Gambar 3.9 Skematik Jalur Sistem Grease dan Penjelasan Komponen

Gambar skematik di atas adalah susunan grease system yang terdapat di dalam sistem pelumasan otomatis pada boogie spreader 702. Aliran grease dari grease pump ditujukan ke injector melalui pipa grease yang dipasang secara parallel. Output setelah injector dipasang sebuah pipa/hoses saluran dan selanjutnya menuju pen atau bushing pada boogie.

3.7.3Hasil yang DiharapkanAdapun hasil yang diharapkan dari diterapkannya sistem pelumasan grease otomatis terhadap boogiespreader 702 adalah sebagai berikut.

1. Agar boogiedapat terlumasi dengan baik.2. Agar boogiedapat terus berfungsi secara maksimal.

3.8Masalah-Masalah yang DihadapiDalam penerapan sistem pelumasan grease otomatis pada boogie spreader702, tentunya tidak terhindar dari masalah-masalah yang dapat mengganggu jalannya sistem ini. Adapun masalah yang dapat ditemui adalah sebagai berikut.

1. Saluran grease tersumbat.2. Pecahnyamain Iinepipa.

3.9Pemecahan MasalahUntuk mengatasi masalah-masalah yang disebutkan di atas, berikut ada beberapa cara yang dianjurkan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

1. Sebelum pipa grease dihubungkan atau di instalasi, pastikan tidak ada kotoran yang berada di dalam pipa.

2. Sebelum di instalasi, terlebih dahulu main linepipa harus diisi dengan grease secara manual untuk memastikan dalam pipa tidak ada yang menyumbat.

BAB IV

PENUTUP

4.1KesimpulanSistem pelumasan otomatis adalah bagian dari sistem kerja sebuah mesin. Sistem ini pada umumnya bekerja secara otomatis berdasarkan interval yang ditetapkan oleh teknisi.

Fungsi utama sistem pelumasan otomatis ini adalah upaya melumasi komponen yang bergerak seperti pin terhadap bushing, swing bearing center joint yang dilakukan secara otomatis oleh kerja sebuah timer.

Boogie merupakan komponen yang sangat penting untuk dilumasi grease secara otomatiskarena di dalamnya terdapat bagian yang saling bergesekan seperti pin/bushing, pen dan lainnya. Oleh karena itu, perawatan dan pelumasan terhadap boogiejangan sampai ditunda-tunda atau diabaikan.

Kesimpulan dalam melakukan PRAKERIN

1. Pada saat kita melakukan kegiatan PRAKERIN (Praktek Kerja Industri) baik di dunia usaha maupun di suatu instansi sebaiknya kita dapat mengambil suatu ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dapat kita manfaatkan pada saat kita terjun langsung di dalam pekerjaan.

2. Dalam PRAKERIN kita dituntut hal-hal sebagai berikut.a. Disiplin waktu saat bekerja.b. Mengutamakan dan menggantikan hal-hal yang menyangkut keselamatan kerja.c. Saling bekerja sama dalam melakukan suatu pekerjaan.d. Dapat beradaptasi dengan lingkungan serta dapat membaur dengan karyawan PTBA.e. Diharapkan dapat menggunakan alat sesuai dengan fungsinya.

3. Dengan diadakannya kegiatan PRAKERIN baik di dunia usaha dan instansi, diharapkan siswa dapat mengerti dan membedakan praktek di lingkungan dunia usaha atau instansi.

4.2Saran1. Gunakan sarung tangan saat memasukkan grease ke dalam tabung (grease dump) baik untuk sistem manual maupun otomatis.

2. Buanglah sisa kantung grease ke dalam golongan sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

3. Perlengkapan dan peralatan di sekolah yang menyangkut kegiatan praktek bagi siswa harus lebih lengkap serta memadai agar kegiatan praktek di sekolah dan di dunia usaha/industri memiliki dampak yang sama-sama signifikan bagi siswa.

4. Peningkatan mutu yang berkaitan dengan perkembangan IPTEK di sekolah harus ditingkatkan

5. Guna menambah wawasan dan ilmu pengetahuan, sehingga di masa depan dapat berguna bagi siswa, dimohon pihak sekolah memberikan banyak pelatihan yang kami perlukan mengenai dunia kerja.

CATATAN:

CATATAN: