geoteknik 2-3

22
GEOTEKNIK PERTEMUAN KE 2 DAN 3

Upload: ian-afri-wijaya

Post on 07-Dec-2015

261 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

jk

TRANSCRIPT

GEOTEKNIK

PERTEMUAN KE 2 DAN 3

MateriTanah dan Batuan

Geologi StruktuR

Peraturan perundangan yang berhubungan dengan lereng penambangan

Teknologi Penambangan

Klasifikasi Batuan

Tanah dan Batuan

Tanah adalah kumpulan agregat – agregat mineral padat yang belum tersementasi dari bahan organik yang terdiri dari air , udara dan butiran padat

Batuan adalah bahan padat bentukan alam yang umumnya tersusun oleh kumpulan atau kombinasi dari satu macam mineral atau lebih.

Geologi Struktur

Cabang geologi yang menjelaskan struktur geologi secara detail disebut GEOLOGI STRUKTUR,dimana geologi struktur merupakan cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai bentuk arsitektur kulit bumi

Struktur geologi adalah struktur perubahan lapisan batuan sedimen akibat kerja kekuatan tektonik,sehingga tidak lagi memenuhi hukum superposisi disamping itu struktur geologi juga merupakan struktur kerak bumi produk deformasi tektonik

Struktur geologi yang harus diketahui meliputi struktur regional maupun lokal, struktur mayor maupun minor. Struktur geologi ini mencakup pencatatan adanya kekar, sesar, bidang perlapisan, siklin dan antiklin, ketidak selaran, dll. Struktur Geologi ini sangat mempengaruhi kekuatan batuan atau tanah atau paling tidak merupakan tempat-tempat rembesan air sehingga akan mempengaruhi cepat atau lambatnya proses pelapukan. Penentuan arah jurus dan kemiringan bidang-bidang tersebut merupakan bagian yang sangat penting dalam melengkapi data analisa.

Peraturan Perundangan Tentang Lereng

Kestabilan lereng merupakan salah satu pertimbangan teknis yang perlu diperhitungkan di dalam perencanaan tambang. Regulasi yang menjadi rujukan utama adalah Kepmen Pertambangan Dan Energi No. 555. K/26/M.PE/1995 tanggal 22 Mei 1995 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum yang merupakan penyempurnaan atau pengganti MPR No. 341 tahun 1930.

Menyangkut kestabilan lereng seperti yang di atur di dalam Kepmen Pertambangan Dan Energi No. 555. K/26/M.PE/1995 Bab VI pasal 240 sampai dengan pasal 242 berisi tentang peraturan mengenai tinggi jenjang, lebar jenjang, dan sudut lereng yang sangat tergantung pada ukuran peralatan, jenis batuan, sistem penambangan yang dipakai serta kondisi dari keadaan geologi tempat bekerja seperti rekahan, patahan, atau tanda-tanda tekanan atau tanda-tanda kelemahan lainnya.

pasal-pasal yang berkaitan dengan

kestabilan lereng

Pasal 240    :    Cara Kerja

a) Kepala Teknik Tambang harus menjamin bahwa kestabilan lereng penambangan, penimbunan dan material lainnya telah diperhitungkan dalam perencanaan tambang

b)  Penimbunan tanah penutup hanya dapat dilakukan pada jarak sekurang  kurangnya 7,5 meter dari ujung teras penambangan

c) Dilarang melakukan penggalian potong bawah (under cutting) pada permuka kerja, teras atau galeri, kecuali mendapat persetujuan Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang

d)  Permuka kerja harus aman dari batuan menggantung dan pada waktu pengguguran batuan, para pekerja pada tempat tersebut harus menyingkir

e)   Permuka kerja tambang permukaan pada bagian atas daerah kegiatan tambang bawah tanah hanya dapat dibuat setelah mendapat persetujuan Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang

f)       Dilarang bekerja atau berada di atas timbunan aktif batu pecah, kecuali:

o  berdasarkan perintah seorang pengawas tambang

o  curahan batu ke dan dari timbunan telah dihentikan

o  telah diperoleh kepastian bahwa corongan di bawah timbunan telah ditutup

o  pekerja menggunakan sabuk pengaman yang dihubungkan dengan tali yang sesuai dengan panjangnya, diikatkan secara kuat dan aman pada titik tetap diatasnya.

Pasal 241    :    Tinggi Permuka Kerja dan Lebar Teras Kerja

(1)         Kemiringan, tinggi, dan lebar teras harus dibuat dengan baik dan aman untuk keselamatan para pekerja agar terhindar dari material atau benda jatuh

(2) Tinggi jenjang (bench) untuk pekerjaan yang dilakukan pada lapisan yang mengandung pasir, tanah liat, kerikil, dan material lepas lainnya harus:

a.      tidak boleh lebih dari 2,5 meter apabila dilakukan secara manual

b.      tidak boleh lebih dari 6 meter apabila dilakukan secara mekanis

c.  tidak boleh lebih dari 20 meter apabila dilakukan dengan menggunakan clamsheel, dragline, bucket wheel excavator atau alat sejenis, kecuali mendapat persetujuan Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang

(3) Tinggi jenjang untuk pekerjaan yang dilakukan pada material kompak tidak boleh lebih dari 6 meter apabila dilakukan secara manual

(4) Dalam hal penggalian dilakukan sepenuhnya dengan alat mekanis yang dilengkapi dengan kabin pengaman yang kuat, maka tinggi jenjang maksimum untuk jenis material kompak 15 meter, kecuali mendapat persetujuan Kepala Pelaksana Inspeksi Tambang

(5)    Studi kestabilan lereng harus dibuat apabila:

a.      tinggi jenjang keseluruhan pada sistem penambangan berjenjang lebih dari 15 meter

b.      tinggi setiap jenjang lebih dari 15 meter

(6)         Lebar lantai teras kerja sekurang-kurangnya 1,5 kali tinggi jenjang atau disesuaikan dengan alat-alat yang digunakan sehingga dapat bekerja dengan aman dan harus dilengkapi dengan tanggul pengaman (safety berm) pada tebing yang terbuka dan diperiksa pada setiap gilir kerjadari kemungkinan adanya rekahan atau tanda-tanda tekanan atau tanda-tanda kelemahan lainnya.

Teknologi Penambangan

Adapun Teknologi penambangan yang siap diaplikasikan, antara lain adalah :

Sistem Penambangan Batubara Bawah Tanah Menggunakan Metode Shortwall.

Sistem Penambangan Emas dengan Lebar Urat < 2 cm Menggunakan Metode Underhand Stull Stoping.

Desain Lereng Tambang Batubara Terbuka pada Daerah Endapan Rawa.

Teknologi Perkuatan Massa Batuan dengan Sistem Cable Bolt.

Sistem Pemantauan Produksi Batubara dan Pemeliharaan Alat Utama Penambangan.

Klasifikasi Batuan

Tujuan Pengklasifikasian Massa Batuan :

Mengidentifikasi parameter-parameter yang mempengaruhi kelakuan/sifat massa batuan.

Membagi massa batuan ke dalam kelompok-kelompok yang mempunyai kesamaan sifat dan kualitas.

Menyediakan pengertian dasar mengenai sifat karakteristik setiap kelas massa batuan.

Menghubungkan berdasarkan pengalaman kondisi massa batuan di suatu tempat dengan kondisi massa batuan di tempat lain.

Memperoleh data kuantitatif dan acuan untuk desain teknik.

Menyediakan dasar acuan untuk komunikasi antara geologist dan engineer.

Keuntungan dari digunakannya klasifikasi massa batuan:

Meningkatkan kualitas penyelidikan lapangan berdasarkan data masukan sebagai parameter klasifikasi.

Menyediakan informasi kuantitatif untuk tujuan desain.

Memungkinkan kebijakan teknik yang lebih baik dan komunikasi yang lebih efektif pada suatu proyek.

Keuntungan dari digunakannya klasifikasi massa batuan:

Meningkatkan kualitas penyelidikan lapangan berdasarkan data masukan sebagai parameter klasifikasi.

Menyediakan informasi kuantitatif untuk tujuan desain.

Memungkinkan kebijakan teknik yang lebih baik dan komunikasi yang lebih efektif pada suatu proyek.

Macam – macam Klasifikasi Massa Batuan :

Klasifikasi Massa Batuan Terzaghi

Rock Quality Designation (RQD)

Rock Mass Rating (RMR)

Rock Structure Rating (RSR)

Rock Tunnelling Quality Index