gaya belajar
DESCRIPTION
Gaya BelajarTRANSCRIPT
Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi
ISSN: 0853-7283 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara psikologis, belajar dapat didefinisikan sebagai “suatu
usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku secara sadar dari hasil interaksinya dengan
lingkungan” (Slameto, 1991:2). Definisi ini menyiratkan dua makna.
Pertama, bahwa belajar merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan
tertentu yaitu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku. Kedua,
perubahan tingkah laku yang terjadi harus secara sadar. Dengan demikian,
seseorang dikatakan belajar apabila setelah melakukan kegiatan belajar ia
menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan. Misalnya, ia
menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, keterampilannya meningkat,
sikapnya semakin positif, dan sebagainya. Secara singkat dapat
dikatakan bahwa perubahan tingkah laku tanpa usaha dan tanpa disadari
bukanlah belajar.
Dari pengertian belajar di atas, maka kegiatan dan usaha untuk
mencapai perubahan tingkah laku merupakan proses belajar, sedangkan
perubahan tingkah laku itu sendiri merupakan hasil belajar. Hal ini
berarti bahwa belajar pada hakikatnya menyangkut dua hal yaitu proses
belajar dan hasil belajar dalam tulisan ini yang dimaksud adalah
pengetahuan (Hudojo, 1990:2). Perolehan hasil belajar dapat dilihat,
diukur, atau dirasakan oleh seseorang yang belajar atau orang lain, tetapi
tidak demikian halnya dengan proses belajar bagi seseorang yang sedang
belajar. Hal ini menimbulkan pertanyaan, bagaimanakah terjadinya proses
belajar sehingga seseorang memperoleh pengetahuan?
Terjadinya proses belajar sebagai upaya untuk memperoleh hasil
belajar sesungguhnya sulit untuk diamati karena ia berlangsung di dalam
mental. Namun demikian, kita dapat mengidentifikasi dari kegiatan yang
dilakukannya selama belajar. Sehubungan dengan hal ini, para ahli
Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi
ISSN: 0853-7283 2
psikologi cenderung untuk menggunakan pola tingkah laku manusia sebagai
suatu model yang menjadi prinsip- prinsip belajar. Misalnya Piaget
(sebagai “bapak” psikologi kognitif), memandang bahwa
pengetahuan terbentuk melalui proses asimilasi dan akomodasi.
Maksudnya, apabila pada seseorang diberikan suatu informasi (persepsi,
konsep, dsb), dan informasi itu sesuai dengan struktur kognitif yang telah
dimiliki orang tersebut, maka informasi itu langsung berintegrasi
(berasimilasi) dengan struktur kognitif yang sudah ada dan diperoleh
pengetahuan baru. Sebaliknya, apabila informasi itu belum cocok dengan
struktur kognitif yang telah dimiliki orang tersebut, maka struktur kognitif
yang sudah ada direstrukturisasi sehingga terjadi penyesuaian (akomodasi)
dan baru kemudian diperoleh pengetahuan baru.
Kurangnya ilmu dan pengaplikasian daripada para mahasiswa
sekarang untuk dapat melakukan proses pembelajaran dengan benar.
B. Tujuan Pembuatan Makalah
Tujuan dibuat makalah ini adalah untuk memahami lebih jauh
bagaimana seseorang (mahasiswa) mampu untuk belajar dengan
efektif serta mampu mengoptimalkan hasil belajarnya , oleh karena
itu maka makalah ini akan membahas beberapa langkah dan cara yang
berkaitan dengan hal tersebut. Ada empat cara utama yang akan diuraikan
dalam tulisan ini yaitu sistem belajar "MURDER", cara-cara belajar yang
efektif, mengatur jadwal belajar dengan efektif dan sepuluh tips dalam
persiapan ujian. Uraian dalam maka lah ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai bekal untuk memahami, mendorong, dan memberikan arah
terhadap kegiatan belajar mahasiswa dalam rangka memperoleh cara belajar
yang efektif dan mampu untuk mengoptimalkan hasil belajar sehingga
terciptalah generasi-generasi yang cerdas nantinya.
Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi
ISSN: 0853-7283 3
BAB II
PEMBAHASAN
Masing-masing individu dalam belajar memiliki berbagai macam cara, ada
yang belajar dengan cara mendengarkan, ada yang belajar dengan membaca,
serta belajar dengan cara menemukan. Cara belajar p es ert a didik yang
beraneka ragam tersebut dikenal sebagai gaya belajar (learning style) yang
dipengaruhi oleh pengalaman, jenis kelamin, etnis (Philbin, et.al., 1995) dan
secara khusus melekat pada setiap individu. Untuk meng- identifikasi
kecenderungan gaya belajar, telah dikem- bangkan beberapa model
pengukuran diantaranya Kolb’s Learning Style Inventory atau Kolb’s LSI
(1981 dalam Adel, et al., 2003), Canfield’LSI (1988, dalam Eide, et al., 2001),
dan model Myers Briggs Type Indicators atau MBTI.
Berdasarkan pengujian empiris, Francis, et al (1995) menyarankan
model Canfield’s LSI untuk mengidentifikasi gaya belajar di lingkungan
pendidikan akuntansi. Pembuktikan sebaliknya diajukan oleh Barbara, et al.
(2001) terha- dap model Canfield’s LSI yang dinilai kurang mendis- kripsikan
gaya belajar. Beberapa penelitian di lingkung- an pendidikan akuntansi yang
bermaksud mengidentifi- kasi gaya belajar mahasiswa akuntansi menemukan
bahwa. mahasiswa dengan jenis gaya belajar tertentu menunjukkan prestasi
yang lebih baik karena mereka lebih puas selama mengikuti perkuliahan
(Baker, et. al., 1986, 1987; dan Mc. Kee, et .al., 1999). Hasil lain
menunjukkan bahwa mahasiswa dengan gaya belajar yang mirip dosen
pengampu mata kuliah tertentu, cenderung memiliki kinerja yang lebih baik
atau lebih tinggi tingkat kepuasannya (Geiger & Boyle,1992).
Penelitian Adel, et al.(2003) yang bemaksud membandingkan
kecenderungan gaya belajar menemukan bahwa mahasiswa program studi
akun- tansi cenderung memiliki gaya belajar yang berbeda dibandingkan
mahasiswa program studi manajemen dan mahasiswa bisnis. Sehingga
perbedaan gaya belajar tersebut mempengaruhi strategi dosen dalam
menyajikan mata kuliah.
Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi
ISSN: 0853-7283 4
Terdapat beberapa teori dan model tentang gaya pembelajaran atau
learning style dan faktor-faktor yang mempengaruhi gaya belajar seseorang.
Secara umum model gaya pembelajaran dapat diklasifikasikan dalam tiga ruang
lingkup, yaitu information process- ing, environment, dan personality
(Hickoc, 1995). Beberapa instrumen untuk menilai gaya pembelajaran
seseorang telah banyak dikembangkan oleh beberapa ahli antara lain
dikembangkan oleh Kolb (1976,1984) yang dikenal dengan Learning Style
Inventory (LSI) atau Kolb’LSI. Model yang dikembangkan oleh Carl Jung yang
kemudian dikenal dengan nama Myers Briggs Type Indicator (MBTI).
Model Multiple Int elegence yang dikemba ngka n oleh Howar d Gardner
(1993). Model lain yang dikembangkan oleh Canfield disebut dengan Learning
Style Inventory (Canfield’LSI).
Berdasarkan penelitian Kolb terdapat empat jenis gaya belajar, yakni
accomodator, diverger, as- similator dan converger
• Gaya belajar accomodator/activist.
Gaya belajar accomodator adalah gaya belajar seseorang yang lebih
menyukai pengalaman (concentrate experience) dan aktif bereksperi-
men (active experimentation). Seseorang lebih menyukai mendapatkan
informasi dari feeling dan memrosesnya dengan cara memraktikkan atau
melakukannya.
• Gaya belajar diverger/refflector.
Gaya belajar diverger adalah gaya belajar sese- orang yang lebih
menyukai pengalaman (con- centrate experiencing) dan mengamati
(reflec- tive observation). Peserta didik diverger lebih menyukai
memperoleh informasi dengan feel- ing dan memrosesnya dengan cara
melihat dan mendengar.
• Gaya belajar converger/pragmatis.
Gaya belajar converger adalah gaya belajar seseorang yang lebih
menyukai sesuatu yang abstrak (abstract conceptualization) dan aktif
bereksperimen (active experimentation). Pe- serta didik memperoleh
informasi dengan cara memikirkan (thinking) dan kemudian melaku-
Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi
ISSN: 0853-7283 5
kannya (doing)
• Gaya belajar Assimilator/Theorist
Gaya belajar assimilator adalah gaya belajar seseorang yang lebih
menyukai pada sesuatu yang abstrak (abstract conceptualization)
dan mengamati (reflective observation), yaitu gaya belajar seseorang
yang menyukai belajar dengan berfikir, melihat atau mendengar.
Kelemahan dari model Kolb ini adalah gaya bela- jar yang dinilai sendiri
oleh individu bersangkutan tidak dapat menunjukkan atau mengukur
actual beha- viour atau perilaku yang sebenarnya (Adel, et al.,
2003). Kelemahan lain adalah bahwa Kolb’s LSI miskin dalam menilai
aspek psikomotorik (Stont, Rable, 1994).
Pada MBTI, preferensi gaya belajar seseorang dibedakan menjadi
empat dimensi, yaitu:
Introvert menemukan kekuatan dalam inner world dari ide konsep
dan abstraksi., peserta didik ini cenderung lebih banyak berfikir
dibandingkan berbi- cara. Introvert leaner dalam mengembangkan ke-
rangka kerja dengan cara menyatukan dan menghu- bungkan informasi
yang mereka pelajari. Pengeta- huan yang diperolehnya kemudian saling
dihubungkan untuk melihat sesuatu tersebut secara menyeluruh.
Extrovert learner menemukan kekuatan pada benda dan orang.
Mereka lebih suka berinteraksi dengan orang lain. Mereka lebih suka
berbicara diban- dingkan mendengarkan. Secara umum mereka tidak dapat
memahami pelajaran sampai mereka dapat menjelaskan pada diri mereka
sendiri atau pada orang lain (bekerja kelompok). Problem based learning
dan collaborative learning cocok untuk model pembelajaran dengan
karakteristik gaya belajar ini.
Sensing learner adalah peserta didik yang lebih menyukai belajar
dengan menggunakan kelima panca indra mereka. Mereka menyukai
sesuatu dengan rinci dan menginginkan fakta. Mereka lebih menyukai se-
Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi
ISSN: 0853-7283 6
gala sesuatu ditata dengan teratur, pengajaran dilaku- kan secara terstruktur
setahap demi setahap. Berbeda dengan intuitive learner, mereka adalah
peserta didik yang lebih suka berimajinasi dan berinovasi.
Thinking learner adalah peserta didik yang dalam memutuskan
sesuatu berdasarkan pada anali- sis, logika dan prinsip. Dengan kata lain
mereka dalam melihat sesautu lebih kritis dan objektif. Berbeda dengan
feeling learner mereka lebih menggunakan pertimbangan nilai-lilai
kemanusiaan (human values) dalam pengambilan keputusan. Mereka
cenderung menjaga keharmonisan hubungan sosial dalam suatu kelompok.
Mereka lebih menyukai bekerja dalam kelompok kecil.
Judging learner adalah peserta didik yang cenderung melakukan
semua tugas lebih cepat dari batas waktu yang ditentukan. Mereka
menyukai tips atau panduan bagaimana cara mengerjakan sesuatu dengan
cepat. Berbeda dengan perceptive learner, mereka cenderung menunda
tugas sampai menjelang batas akhir waktu yang ditentukan
Menurut Canfield (1998) gaya belajar individu dibedakan dalam
beberapa jenis yaitu social, inde- pendent, applied dan conceptual.
Peserta didik tipe social, adalah mereka yang lebih suka belajar secara
kelompok. Peserta didik yang independet adalah mereka yang lebih
menyukai belajar secara mandiri. Peserta didik applied lebih menyukai
belajar dengan berpraktik langsung. Adapun conceptual learner adalah
peserta didik yang lebih menyukai belajar secara konseptual.
Kelebihan dari Canfiled ini adalah bahwa individu akan memiliki
preferensi gaya belajar yang merupa- kan kombinasi yang seimbang
diantara condition of learning, area of interest dan mode of learning.
Francis et. Al (1995) menyarankan bahwa Canfiled LSI cocok digunakan
dalam penelitian pendidikan akuntansi. Mesekipun Barbara, et al. (2001)
menya- takan bahwa Canfield LSI hanya sedikit mendukung pada penelitian
akuntansi. Hal ini dikarenakan keter- batasan teoritis yang mendukung
dan kurangnya justifikasi secara empiris.
Adapun hasil dalam kegiatan belajar diartikan sebagai kinerja
Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi
ISSN: 0853-7283 7
akademik atau prestasi belajar. Hasil belajar berfungsi untuk mengetahui
tingkat kemajuan atau penguasaan yang telah dicapai siswa dalam segala
aspek meliputi ranah cipta (prestasi kognitif), ranah rasa (prestasi afektif),
dan ranah karsa (prestasi psikomotorik). Guna mengungkapkan hasil
belajar diperlukan beragam norma pengukuran untuk mene- tapkan tingkat
keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
Untuk mengoptimalkan hasil dan kualitas dalam belajar, maka akan diperlukan
beberapa hal yang akan menjadi penunjangnya, antara lain adalah dengan
memiliki sistim belajar yang benar dan baik seperti sistim belajar MURDER,
yaitu yang terdiri dari Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, dan Review.
Dapat menggunakan cara belajar yang efektif dan mampu mengadakan
pengaturan jadwal belajar yang efektif.
A. Sistem Belajar "MURDER”
Sistem belajar ini dikenal dengan "MURDER", yaitu sist im
pembelajaran yang terdiri dari Mood, Understand, Recall, Digest,
Expand, dan Review. Perincian sistem belajar "MURDER" ini, diadaptasi
dari buku The Complete Problem Solver oleh Bob Nelson.
Mood - Suasana Hati:
Ciptakan selalu mood yang positif untuk belajar. Hal ini dapat dilakukan
dengan menentukan waktu, lingkungan dan sikap belajar yang sesuai dengan
pribadi kita masing-masing.
Understand - Pemahaman:
Yaitu dengan menandai informasi bahan pelajaran yang TIDAK kita pahami
dalam satu unit. Kemudian fokuskan pada unit tersebut atau dengan
melakukan beberapa kelompok latihan untuk unit itu.
Recall - Ulang:
Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi
ISSN: 0853-7283 8
Setelah belajar satu unit, berhentilah dan ulang bahan dari unit tersebut
dengan kata-kata yang kita buat SENDIRI.
Digest - Telaah:
Kembalilah pada unit yang tidak kita pahami dan PELAJARI KEMBALI
keterangan yang ada. Lihatlah informasi yang terkait pada artikel, buku teks
atau sumber lainnya, atau diskusikan dengan teman atau guru/dosen.
Expand - Kembangkan:
Pada langkah ini, tanyakan tiga persoalan berikut terhadap materi yang telah
kita pelajari:
Andaikan saya bertemu dengan penulis materi tersebut, pertanyaan
atau kritik apa yang hendak saya ajukan?
Bagaimana saya bisa membuat informasi ini menjadi menarik dan
mudah dipahami oleh siswa/mahasiswa lainnya?
Bagaimana saya bisa mengaplikasikan materi tersebut ke dalam hal
yang saya sukai?
Review - Pelajari Kembali:
Pelajari kembali materi pelajaran yang sudah dipelajari. Ingatlah strategi
yang telah membantu kamu mengerti dan/atau mengingat informasi. Jadi,
terapkan strategi tersebut untuk cara belajarmu berikutnya.
B. Cara Belajar Yang Efektif
Jika kita Ingin sukses dalam belajar, ingin mendapatkan suatu cara
efektif untuk belajar dengan menyenangkan, maka ada 7 (tujuh) langkah
yang dapat kita lakukan dan kembangkan sendiri yang diadaptasi dari buku
Seven Habits of Highly Effective People karangan Steven Covey
Bertanggung jawab atas diri kita sendiri.
Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi
ISSN: 0853-7283 9
Tanggung jawab merupakan tolak ukur sederhana di mana kita sudah mulai
berusaha menentukan sendiri prioritas, waktu dan sumber-sumber terpercaya
dalam mencapai kesuksesan belajar.
Pusatkan dirimu terhadap nilai dan prinsip yang kita percaya.
Tentukan sendiri mana yang penting bagi diri kita. Jangan biarkan teman
atau orang lain mendikte kita apa yang penting.
Kerjakan dulu mana yang penting.
Kerjakanlah dulu prioritas-prioritas yang telah kita tentukan sendiri. Jangan
biarkan orang lain atau hal lain memecahkan perhatian kita dari tujuan kita
tersebut.
Anggap dirimu berada dalam situasi "co-opetition" (bukan situasi
"win-win" lagi).
"Co-opetition" merupakan gabungan dari kata "cooperation" (kerja sama)
dan "competition" (persaingan). Jadi, selain sebagai teman yang membantu
dalam belajar bersama dan banyak memberikan masukkan/ide baru dalam
mengerjakan tugas, anggaplah dia sebagai saingan kita juga dalam kelas.
Dengan begini, kita akan selalu terpacu untuk melakukan yang terbaik
(do your best) di dalam kelas.
Pahami orang lain, maka mereka akan memahamimu.
Ketika kita ingin membicarakan suatu masalah akademis dengan guru/dosen
kita, misalnya mempertanyakan nilai matematika atau meminta dispensasi
tambahan waktu untuk mengumpulkan tugas, tempatkan diri kita sebagai
guru/dosen tersebut. Nah, sekarang coba tanyakan pada diri kita sendiri,
kira-kira argumen apa yang paling pas untuk diberikan ketika berada dalam
posisi guru/dosen tersebut.
Cari solusi yang lebih baik.
Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi
ISSN: 0853-7283 10
Bila kita tidak mengerti bahan yang diajarkan pada hari ini, jangan hanya
membaca ulang bahan tersebut. Coba cara lainnya. Misalnya, diskusikan
bahan tersebut dengan guru/dosen pengajar, teman, kelompok belajar atau
dengan pembimbing akademis kita. Mereka akan membantu kita untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih baik.
Tantang diri kita sendiri secara berkesinambungan.
Dengan cara ini, belajar akan terasa mengasyikkan, dan mungkin kita
mendapatkan ide-ide yang cemerlang.
C. Mengatur Jadwal Belajar Dengan Efektif
Mengatur jadwal belajar sangatlah diperlukan oleh setiap pelajar, baik siswa
maupun mahasiswa. Dengan mengatur jadwal belajar maka kita akan lebih
terarah dalam melewati waktu dalam kehidupan sehari-hari kita dan pastinya
sebagian besar mata kuliah yang telah dan akan kita lewati menjadi lebih bisa
dimengerti
Pengaturan Waktu :
Mengatur waktu maksudnya adalah membuat dan melakukan jadwal belajar
agar dapat mengatur dan memprioritaskan belajar kita dalam konteks
membagi waktu dengan aktivitas, keluarga, dan lain-lain.
Pedoman:
• Perhatikan waktu
• Refleksikan bagaimana kita menghabiskan waktu kita
• Sadarilah kapan kita menghabiskan waktu kita dengan sia-sia.
• Ketahuilah kapan kita produktif
Dengan mengetahui bagaimana kita menghabiskan waktu dapat
membantu untuk
Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi
ISSN: 0853-7283 11
Membuat daftar "Kerjaan".
Tulislah hal-hal yang harus kita kerjakan, kemudian putuskan apa
yang dikerjakan sekarang, apa yang dikerjakan nanti, apa yang
dikerjakan orang lain, dan apa yang bisa ditunda dulu pengerjaannya
Membuat jadwal harian/mingguan.
Catat janji temu, kelas dan pertemuan pada buku/tabel kronologis.
Selalu mengetahui jadwal selama sehari, dan selalu pergi tidur
dengan mengetahui kita sudah siap untuk menyambut besok.
Merencanakan jadwal yang lebih panjang
Gunakan jadwal bulanan sehingga kita selalu bisa merencanakan
kegiatan kita lebih dulu.
Jadwal ini juga bisa mengingatkan kita untuk membuat waktu luang
kita dengan lebih nyaman.
Rencana Jadwal Belajar Efektif
Beri waktu yang cukup untuk tidur, makan dan kegiatan hiburan
Prioritaskan tugas-tugas
Luangkan waktu untuk diskusi atau mengulang bahan sebelum kelas
Atur waktu untuk mengulang langsung bahan pelajaran setelah kelas
Ingatlah bahwa kemungkinan terbesar untuk lupa terjadi dalam
waktu 24 jam tanpa review.
Jadwalkan waktu 50 menit untuk setiap sesi belajar
Pilih tempat yang nyaman (tidak mengganggu konsentrasi) untuk
belajar
Rencanakan juga "deadline". (batas waktu)
Jadwalkan waktu belajarmu sebanyak mungkin pada pagi/siang/sore
hari.
Jadwalkan review bahan pelajaran mingguan
Hati-hati, jangan sampai diperbudak oleh jadwalmu sendiri!
Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi
ISSN: 0853-7283 12
D. Sepuluh Tips Untuk Membantu Kita Dalam Mengerjakan Ujian
Ujian merupakan momen yang akan menentukan apakah kita akan berhasil
dalam suatu mata kuliah maupun pelajaran, oleh karena itu alangkah baiknya
jika kita memiliki tips-tips maupun persiapan yang matang sebelum kita
melakukan dan menjawab pertanyaan ujian tersebut. Berikut ini merupakan
sepuluh tips dan merupakan salah satu pedoman yang baik untuk
dilaksanakan:
Datanglah dengan persiapan yang matang dan lebih awal.
Bawalah semua alat tulis yang anda butuhkan, seperti pensil, pulpen,
kalkulator, andas, jam (tangan), penghapus, tip ex, penggaris, dan
lain-lainnya. Perlengkapan ini akan membantumu untuk tetap
konsentrasi selama mengerjakan ujian.
Tenang dan percaya diri.
Ingatkan dirimu bahwa anda sudah siap sedia dan akan mengerjakan
ujian dengan baik.
Bersantailah tapi waspada.
Pilihlah kursi atau tempat yang nyaman untuk mengerjakan ujian.
Pastikan kita mendapatkan tempat yang cukup untuk
mengerjakannya. Pertahankan posisi duduk tegak.
Preview soal-soal ujianmu dulu (bila ujian memiliki waktu tidak
terbatas)
Luangkan 10% dari keseluruhan waktu ujian untuk membaca soal-
soal ujian secara mendalam, tandai kata-kata kunci dan putuskan
berapa waktu yang diperlukan untuk menjawab masing- masing soal.
Rencanakan untuk mengerjakan soal yang mudah dulu, baru soal
yang tersulit. Ketika kita membaca soal-soal, catat juga ide-ide yang
muncul yang akan digunakan sebagai jawaban.
Jawab soal-soal ujian secara strategis.
Mulai dengan menjawab pertanyaan mudah yang kita ketahui,
kemudian dengan soal-soal yang memiliki nilai tertinggi.
Pertanyaan terakhir yang seharusnya kita kerjakan adalah:
Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi
ISSN: 0853-7283 13
o Soal paling sulit,
o Yang membutuhkan waktu lama untuk menulis jawabannya,
o Memiliki nilai terkecil.
Ketika mengerjakan soal-soal pilihan ganda, ketahuilah jawaban
yang harus dipilih/ditebak.
Mula-mula, abaikan jawaban yang kita ketahui salah. Tebaklah
selalu suatu pilihan jawaban ketika tidak ada hukuman pengurangan
nilai, atau ketika tidak ada pilihan jawaban yang dapat kita abaikan.
Jangan menebak suatu pilihan jawaban ketika kita tidak mengetahui
secara pasti dan ketika hukuman pengurangan nilai digunakan.
Karena pilihan pertama akan jawaban kita biasanya benar, jangan
menggantinya kecuali bila kita yakin akan koreksi yang kita lakukan.
Ketika mengerjakan soal ujian esai, pikirkan dulu jawabannya
sebelum menulis.
Buat kerangka jawaban singkat untuk esai dengan mencatat dulu
beberapa ide yang ingin kita tulis. Kemudian nomori ide-ide tersebut
untuk mengurutkan mana yang hendak kita diskusikan dulu.
Ketika mengerjakan soal ujian esai, jawab langsung poin utamanya.
Tulis kalimat pokok pada kalimat pertama. Gunakan paragraf
pertama sebagai overview esaimu. Gunakan paragraf-paragraf
selanjutnya untuk mendiskusikan poin-poin utama secara mendetil.
Dukung poin kita dengan informasi spesifik, contoh, atau kutipan
dari bacaan atau catatan kita.
Sisihkan 10% waktumu untuk memeriksa ulang jawaban.
Periksa jawaban kita; hindari keinginan untuk segera meninggalkan
kelas segera setelah anda menjawab semua soal-soal ujian. Periksa
lagi bahwa kita telah menyelesaikan semua pertanyaan. Baca ulang
jawaban untuk memeriksa ejaan, struktur bahasa dan tanda baca.
Untuk jawaban matematika, periksa bila ada kecerobohan (misalnya
salah meletakkan desimal). Bandingkan jawaban matematik anda
yang sebenarnya dengan penghitungan ringkas.
Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi
ISSN: 0853-7283 14
Analisa hasil ujian.
Setiap ujian dapat membantu dalam mempersiapkan diri untuk ujian
selanjutnya. Putuskan strategi mana yang sesuai dengan diri kita.
Tentukan strategi mana yang tidak berhasil dan ubahlah. Gunakan
kertas ujian sebelumnya ketika belajar untuk ujian akhir.
BAB III
PENUTUP
Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi
ISSN: 0853-7283 15
A. Kesimpulan
a. Agar kita memperoleh dan mendapatkan hasil pembelajaran dengan baik
memanglah harus memiliki cara-cara tersendiri sesuai dengan karakter diri
kita masing-masing
b. Jika rata-rata mahasiswa menggunakan sistim belajar ‘MURDER’, maka
rata-rata mahasiswa tersebut pasti akan memperoleh hasil belajar yang
lebih baik dari sebelumnya
c. Karakter seseorang tersebut tidaklah sama, oleh karena itu belum tentu
dengan menggunakan metode orang lain tersebut untuk belajar akan
membuahkan hasil yang sama baiknya kepada diri kita
B. Saran
a. Gunakanlah sistim belajar yang sesuai dengan karakter diri kita masing-
masing dalam melaksanakan pembelajaran
b. Manajemen waktu akan bermanfaat demi terciptanya hasil belajar yang
optimal bagi setiap mahasiswa, karena jika waktu belajar tidak teratur,
tidak akan mungkin jika tercipta hasil belajar yang optimal
DAFTAR PUSTAKA
Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi
ISSN: 0853-7283 16
Canfield, A., and W. Knight. 1983. Learning Style Inven- tory. Los Angeles. CA:
Western Psycological Ser- vices
Landsberger, Joe. Managing Time
Landsberger, Joe. Effective Habits for Effective Study
Landsberger, Joe. The MURDER Study System
Landsberger, Joe. Ten Tips for Test Taking
Phibin, M., Meier, E., Huffman, S., and Bouverse, P. 1995, April. A Survey of
gender and Learning styles. Sex Roles, 32, 484–494.
Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka
Cipta