gaya belajar

25
Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi ISSN: 0853- 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara psikologis, belajar dapat didefinisikan sebagai “suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara sadar dari hasil interaksinya dengan lingkungan” (Slameto, 1991:2). Definisi ini menyiratkan dua makna. Pertama, bahwa belajar merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan tertentu yaitu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku. Kedua, perubahan tingkah laku yang terjadi harus secara sadar. Dengan demikian, seseorang dikatakan belajar apabila setelah melakukan kegiatan belajar ia menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan. Misalnya, ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, keterampilannya meningkat, sikapnya semakin positif, dan sebagainya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa perubahan tingkah laku tanpa usaha dan tanpa disadari bukanlah belajar. Dari pengertian belajar di atas, maka kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku merupakan proses belajar,

Upload: zikriguci

Post on 08-Apr-2016

88 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Gaya Belajar

TRANSCRIPT

Page 1: Gaya Belajar

Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi

ISSN: 0853-7283 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara psikologis, belajar dapat didefinisikan sebagai “suatu

usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku secara sadar dari hasil interaksinya dengan

lingkungan” (Slameto, 1991:2). Definisi ini menyiratkan dua makna.

Pertama, bahwa belajar merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan

tertentu yaitu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku. Kedua,

perubahan tingkah laku yang terjadi harus secara sadar. Dengan demikian,

seseorang dikatakan belajar apabila setelah melakukan kegiatan belajar ia

menyadari bahwa dalam dirinya telah terjadi suatu perubahan. Misalnya, ia

menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, keterampilannya meningkat,

sikapnya semakin positif, dan sebagainya. Secara singkat dapat

dikatakan bahwa perubahan tingkah laku tanpa usaha dan tanpa disadari

bukanlah belajar.

Dari pengertian belajar di atas, maka kegiatan dan usaha untuk

mencapai perubahan tingkah laku merupakan proses belajar, sedangkan

perubahan tingkah laku itu sendiri merupakan hasil belajar. Hal ini

berarti bahwa belajar pada hakikatnya menyangkut dua hal yaitu proses

belajar dan hasil belajar dalam tulisan ini yang dimaksud adalah

pengetahuan (Hudojo, 1990:2). Perolehan hasil belajar dapat dilihat,

diukur, atau dirasakan oleh seseorang yang belajar atau orang lain, tetapi

tidak demikian halnya dengan proses belajar bagi seseorang yang sedang

belajar. Hal ini menimbulkan pertanyaan, bagaimanakah terjadinya proses

belajar sehingga seseorang memperoleh pengetahuan?

Terjadinya proses belajar sebagai upaya untuk memperoleh hasil

belajar sesungguhnya sulit untuk diamati karena ia berlangsung di dalam

mental. Namun demikian, kita dapat mengidentifikasi dari kegiatan yang

dilakukannya selama belajar. Sehubungan dengan hal ini, para ahli

Page 2: Gaya Belajar

Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi

ISSN: 0853-7283 2

psikologi cenderung untuk menggunakan pola tingkah laku manusia sebagai

suatu model yang menjadi prinsip- prinsip belajar. Misalnya Piaget

(sebagai “bapak” psikologi kognitif), memandang bahwa

pengetahuan terbentuk melalui proses asimilasi dan akomodasi.

Maksudnya, apabila pada seseorang diberikan suatu informasi (persepsi,

konsep, dsb), dan informasi itu sesuai dengan struktur kognitif yang telah

dimiliki orang tersebut, maka informasi itu langsung berintegrasi

(berasimilasi) dengan struktur kognitif yang sudah ada dan diperoleh

pengetahuan baru. Sebaliknya, apabila informasi itu belum cocok dengan

struktur kognitif yang telah dimiliki orang tersebut, maka struktur kognitif

yang sudah ada direstrukturisasi sehingga terjadi penyesuaian (akomodasi)

dan baru kemudian diperoleh pengetahuan baru.

Kurangnya ilmu dan pengaplikasian daripada para mahasiswa

sekarang untuk dapat melakukan proses pembelajaran dengan benar.

B. Tujuan Pembuatan Makalah

Tujuan dibuat makalah ini adalah untuk memahami lebih jauh

bagaimana seseorang (mahasiswa) mampu untuk belajar dengan

efektif serta mampu mengoptimalkan hasil belajarnya , oleh karena

itu maka makalah ini akan membahas beberapa langkah dan cara yang

berkaitan dengan hal tersebut. Ada empat cara utama yang akan diuraikan

dalam tulisan ini yaitu sistem belajar "MURDER", cara-cara belajar yang

efektif, mengatur jadwal belajar dengan efektif dan sepuluh tips dalam

persiapan ujian. Uraian dalam maka lah ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai bekal untuk memahami, mendorong, dan memberikan arah

terhadap kegiatan belajar mahasiswa dalam rangka memperoleh cara belajar

yang efektif dan mampu untuk mengoptimalkan hasil belajar sehingga

terciptalah generasi-generasi yang cerdas nantinya.

Page 3: Gaya Belajar

Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi

ISSN: 0853-7283 3

BAB II

PEMBAHASAN

Masing-masing individu dalam belajar memiliki berbagai macam cara, ada

yang belajar dengan cara mendengarkan, ada yang belajar dengan membaca,

serta belajar dengan cara menemukan. Cara belajar p es ert a didik yang

beraneka ragam tersebut dikenal sebagai gaya belajar (learning style) yang

dipengaruhi oleh pengalaman, jenis kelamin, etnis (Philbin, et.al., 1995) dan

secara khusus melekat pada setiap individu. Untuk meng- identifikasi

kecenderungan gaya belajar, telah dikem- bangkan beberapa model

pengukuran diantaranya Kolb’s Learning Style Inventory atau Kolb’s LSI

(1981 dalam Adel, et al., 2003), Canfield’LSI (1988, dalam Eide, et al., 2001),

dan model Myers Briggs Type Indicators atau MBTI.

Berdasarkan pengujian empiris, Francis, et al (1995) menyarankan

model Canfield’s LSI untuk mengidentifikasi gaya belajar di lingkungan

pendidikan akuntansi. Pembuktikan sebaliknya diajukan oleh Barbara, et al.

(2001) terha- dap model Canfield’s LSI yang dinilai kurang mendis- kripsikan

gaya belajar. Beberapa penelitian di lingkung- an pendidikan akuntansi yang

bermaksud mengidentifi- kasi gaya belajar mahasiswa akuntansi menemukan

bahwa. mahasiswa dengan jenis gaya belajar tertentu menunjukkan prestasi

yang lebih baik karena mereka lebih puas selama mengikuti perkuliahan

(Baker, et. al., 1986, 1987; dan Mc. Kee, et .al., 1999). Hasil lain

menunjukkan bahwa mahasiswa dengan gaya belajar yang mirip dosen

pengampu mata kuliah tertentu, cenderung memiliki kinerja yang lebih baik

atau lebih tinggi tingkat kepuasannya (Geiger & Boyle,1992).

Penelitian Adel, et al.(2003) yang bemaksud membandingkan

kecenderungan gaya belajar menemukan bahwa mahasiswa program studi

akun- tansi cenderung memiliki gaya belajar yang berbeda dibandingkan

mahasiswa program studi manajemen dan mahasiswa bisnis. Sehingga

perbedaan gaya belajar tersebut mempengaruhi strategi dosen dalam

menyajikan mata kuliah.

Page 4: Gaya Belajar

Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi

ISSN: 0853-7283 4

Terdapat beberapa teori dan model tentang gaya pembelajaran atau

learning style dan faktor-faktor yang mempengaruhi gaya belajar seseorang.

Secara umum model gaya pembelajaran dapat diklasifikasikan dalam tiga ruang

lingkup, yaitu information process- ing, environment, dan personality

(Hickoc, 1995). Beberapa instrumen untuk menilai gaya pembelajaran

seseorang telah banyak dikembangkan oleh beberapa ahli antara lain

dikembangkan oleh Kolb (1976,1984) yang dikenal dengan Learning Style

Inventory (LSI) atau Kolb’LSI. Model yang dikembangkan oleh Carl Jung yang

kemudian dikenal dengan nama Myers Briggs Type Indicator (MBTI).

Model Multiple Int elegence yang dikemba ngka n oleh Howar d Gardner

(1993). Model lain yang dikembangkan oleh Canfield disebut dengan Learning

Style Inventory (Canfield’LSI).

Berdasarkan penelitian Kolb terdapat empat jenis gaya belajar, yakni

accomodator, diverger, as- similator dan converger

• Gaya belajar accomodator/activist.

Gaya belajar accomodator adalah gaya belajar seseorang yang lebih

menyukai pengalaman (concentrate experience) dan aktif bereksperi-

men (active experimentation). Seseorang lebih menyukai mendapatkan

informasi dari feeling dan memrosesnya dengan cara memraktikkan atau

melakukannya.

• Gaya belajar diverger/refflector.

Gaya belajar diverger adalah gaya belajar sese- orang yang lebih

menyukai pengalaman (con- centrate experiencing) dan mengamati

(reflec- tive observation). Peserta didik diverger lebih menyukai

memperoleh informasi dengan feel- ing dan memrosesnya dengan cara

melihat dan mendengar.

• Gaya belajar converger/pragmatis.

Gaya belajar converger adalah gaya belajar seseorang yang lebih

menyukai sesuatu yang abstrak (abstract conceptualization) dan aktif

bereksperimen (active experimentation). Pe- serta didik memperoleh

informasi dengan cara memikirkan (thinking) dan kemudian melaku-

Page 5: Gaya Belajar

Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi

ISSN: 0853-7283 5

kannya (doing)

• Gaya belajar Assimilator/Theorist

Gaya belajar assimilator adalah gaya belajar seseorang yang lebih

menyukai pada sesuatu yang abstrak (abstract conceptualization)

dan mengamati (reflective observation), yaitu gaya belajar seseorang

yang menyukai belajar dengan berfikir, melihat atau mendengar.

Kelemahan dari model Kolb ini adalah gaya bela- jar yang dinilai sendiri

oleh individu bersangkutan tidak dapat menunjukkan atau mengukur

actual beha- viour atau perilaku yang sebenarnya (Adel, et al.,

2003). Kelemahan lain adalah bahwa Kolb’s LSI miskin dalam menilai

aspek psikomotorik (Stont, Rable, 1994).

Pada MBTI, preferensi gaya belajar seseorang dibedakan menjadi

empat dimensi, yaitu:

Introvert menemukan kekuatan dalam inner world dari ide konsep

dan abstraksi., peserta didik ini cenderung lebih banyak berfikir

dibandingkan berbi- cara. Introvert leaner dalam mengembangkan ke-

rangka kerja dengan cara menyatukan dan menghu- bungkan informasi

yang mereka pelajari. Pengeta- huan yang diperolehnya kemudian saling

dihubungkan untuk melihat sesuatu tersebut secara menyeluruh.

Extrovert learner menemukan kekuatan pada benda dan orang.

Mereka lebih suka berinteraksi dengan orang lain. Mereka lebih suka

berbicara diban- dingkan mendengarkan. Secara umum mereka tidak dapat

memahami pelajaran sampai mereka dapat menjelaskan pada diri mereka

sendiri atau pada orang lain (bekerja kelompok). Problem based learning

dan collaborative learning cocok untuk model pembelajaran dengan

karakteristik gaya belajar ini.

Sensing learner adalah peserta didik yang lebih menyukai belajar

dengan menggunakan kelima panca indra mereka. Mereka menyukai

sesuatu dengan rinci dan menginginkan fakta. Mereka lebih menyukai se-

Page 6: Gaya Belajar

Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi

ISSN: 0853-7283 6

gala sesuatu ditata dengan teratur, pengajaran dilaku- kan secara terstruktur

setahap demi setahap. Berbeda dengan intuitive learner, mereka adalah

peserta didik yang lebih suka berimajinasi dan berinovasi.

Thinking learner adalah peserta didik yang dalam memutuskan

sesuatu berdasarkan pada anali- sis, logika dan prinsip. Dengan kata lain

mereka dalam melihat sesautu lebih kritis dan objektif. Berbeda dengan

feeling learner mereka lebih menggunakan pertimbangan nilai-lilai

kemanusiaan (human values) dalam pengambilan keputusan. Mereka

cenderung menjaga keharmonisan hubungan sosial dalam suatu kelompok.

Mereka lebih menyukai bekerja dalam kelompok kecil.

Judging learner adalah peserta didik yang cenderung melakukan

semua tugas lebih cepat dari batas waktu yang ditentukan. Mereka

menyukai tips atau panduan bagaimana cara mengerjakan sesuatu dengan

cepat. Berbeda dengan perceptive learner, mereka cenderung menunda

tugas sampai menjelang batas akhir waktu yang ditentukan

Menurut Canfield (1998) gaya belajar individu dibedakan dalam

beberapa jenis yaitu social, inde- pendent, applied dan conceptual.

Peserta didik tipe social, adalah mereka yang lebih suka belajar secara

kelompok. Peserta didik yang independet adalah mereka yang lebih

menyukai belajar secara mandiri. Peserta didik applied lebih menyukai

belajar dengan berpraktik langsung. Adapun conceptual learner adalah

peserta didik yang lebih menyukai belajar secara konseptual.

Kelebihan dari Canfiled ini adalah bahwa individu akan memiliki

preferensi gaya belajar yang merupa- kan kombinasi yang seimbang

diantara condition of learning, area of interest dan mode of learning.

Francis et. Al (1995) menyarankan bahwa Canfiled LSI cocok digunakan

dalam penelitian pendidikan akuntansi. Mesekipun Barbara, et al. (2001)

menya- takan bahwa Canfield LSI hanya sedikit mendukung pada penelitian

akuntansi. Hal ini dikarenakan keter- batasan teoritis yang mendukung

dan kurangnya justifikasi secara empiris.

Adapun hasil dalam kegiatan belajar diartikan sebagai kinerja

Page 7: Gaya Belajar

Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi

ISSN: 0853-7283 7

akademik atau prestasi belajar. Hasil belajar berfungsi untuk mengetahui

tingkat kemajuan atau penguasaan yang telah dicapai siswa dalam segala

aspek meliputi ranah cipta (prestasi kognitif), ranah rasa (prestasi afektif),

dan ranah karsa (prestasi psikomotorik). Guna mengungkapkan hasil

belajar diperlukan beragam norma pengukuran untuk mene- tapkan tingkat

keberhasilan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Untuk mengoptimalkan hasil dan kualitas dalam belajar, maka akan diperlukan

beberapa hal yang akan menjadi penunjangnya, antara lain adalah dengan

memiliki sistim belajar yang benar dan baik seperti sistim belajar MURDER,

yaitu yang terdiri dari Mood, Understand, Recall, Digest, Expand, dan Review.

Dapat menggunakan cara belajar yang efektif dan mampu mengadakan

pengaturan jadwal belajar yang efektif.

A. Sistem Belajar "MURDER”

Sistem belajar ini dikenal dengan "MURDER", yaitu sist im

pembelajaran yang terdiri dari Mood, Understand, Recall, Digest,

Expand, dan Review. Perincian sistem belajar "MURDER" ini, diadaptasi

dari buku The Complete Problem Solver oleh Bob Nelson.

Mood - Suasana Hati:

Ciptakan selalu mood yang positif untuk belajar. Hal ini dapat dilakukan

dengan menentukan waktu, lingkungan dan sikap belajar yang sesuai dengan

pribadi kita masing-masing.

Understand - Pemahaman:

Yaitu dengan menandai informasi bahan pelajaran yang TIDAK kita pahami

dalam satu unit. Kemudian fokuskan pada unit tersebut atau dengan

melakukan beberapa kelompok latihan untuk unit itu.

Recall - Ulang:

Page 8: Gaya Belajar

Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi

ISSN: 0853-7283 8

Setelah belajar satu unit, berhentilah dan ulang bahan dari unit tersebut

dengan kata-kata yang kita buat SENDIRI.

Digest - Telaah:

Kembalilah pada unit yang tidak kita pahami dan PELAJARI KEMBALI

keterangan yang ada. Lihatlah informasi yang terkait pada artikel, buku teks

atau sumber lainnya, atau diskusikan dengan teman atau guru/dosen.

Expand - Kembangkan:

Pada langkah ini, tanyakan tiga persoalan berikut terhadap materi yang telah

kita pelajari:

Andaikan saya bertemu dengan penulis materi tersebut, pertanyaan

atau kritik apa yang hendak saya ajukan?

Bagaimana saya bisa membuat informasi ini menjadi menarik dan

mudah dipahami oleh siswa/mahasiswa lainnya?

Bagaimana saya bisa mengaplikasikan materi tersebut ke dalam hal

yang saya sukai?

Review - Pelajari Kembali:

Pelajari kembali materi pelajaran yang sudah dipelajari. Ingatlah strategi

yang telah membantu kamu mengerti dan/atau mengingat informasi. Jadi,

terapkan strategi tersebut untuk cara belajarmu berikutnya.

B. Cara Belajar Yang Efektif

Jika kita Ingin sukses dalam belajar, ingin mendapatkan suatu cara

efektif untuk belajar dengan menyenangkan, maka ada 7 (tujuh) langkah

yang dapat kita lakukan dan kembangkan sendiri yang diadaptasi dari buku

Seven Habits of Highly Effective People karangan Steven Covey

Bertanggung jawab atas diri kita sendiri.

Page 9: Gaya Belajar

Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi

ISSN: 0853-7283 9

Tanggung jawab merupakan tolak ukur sederhana di mana kita sudah mulai

berusaha menentukan sendiri prioritas, waktu dan sumber-sumber terpercaya

dalam mencapai kesuksesan belajar.

Pusatkan dirimu terhadap nilai dan prinsip yang kita percaya.

Tentukan sendiri mana yang penting bagi diri kita. Jangan biarkan teman

atau orang lain mendikte kita apa yang penting.

Kerjakan dulu mana yang penting.

Kerjakanlah dulu prioritas-prioritas yang telah kita tentukan sendiri. Jangan

biarkan orang lain atau hal lain memecahkan perhatian kita dari tujuan kita

tersebut.

Anggap dirimu berada dalam situasi "co-opetition" (bukan situasi

"win-win" lagi).

"Co-opetition" merupakan gabungan dari kata "cooperation" (kerja sama)

dan "competition" (persaingan). Jadi, selain sebagai teman yang membantu

dalam belajar bersama dan banyak memberikan masukkan/ide baru dalam

mengerjakan tugas, anggaplah dia sebagai saingan kita juga dalam kelas.

Dengan begini, kita akan selalu terpacu untuk melakukan yang terbaik

(do your best) di dalam kelas.

Pahami orang lain, maka mereka akan memahamimu.

Ketika kita ingin membicarakan suatu masalah akademis dengan guru/dosen

kita, misalnya mempertanyakan nilai matematika atau meminta dispensasi

tambahan waktu untuk mengumpulkan tugas, tempatkan diri kita sebagai

guru/dosen tersebut. Nah, sekarang coba tanyakan pada diri kita sendiri,

kira-kira argumen apa yang paling pas untuk diberikan ketika berada dalam

posisi guru/dosen tersebut.

Cari solusi yang lebih baik.

Page 10: Gaya Belajar

Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi

ISSN: 0853-7283 10

Bila kita tidak mengerti bahan yang diajarkan pada hari ini, jangan hanya

membaca ulang bahan tersebut. Coba cara lainnya. Misalnya, diskusikan

bahan tersebut dengan guru/dosen pengajar, teman, kelompok belajar atau

dengan pembimbing akademis kita. Mereka akan membantu kita untuk

mendapatkan pemahaman yang lebih baik.

Tantang diri kita sendiri secara berkesinambungan.

Dengan cara ini, belajar akan terasa mengasyikkan, dan mungkin kita

mendapatkan ide-ide yang cemerlang.

C. Mengatur Jadwal Belajar Dengan Efektif

Mengatur jadwal belajar sangatlah diperlukan oleh setiap pelajar, baik siswa

maupun mahasiswa. Dengan mengatur jadwal belajar maka kita akan lebih

terarah dalam melewati waktu dalam kehidupan sehari-hari kita dan pastinya

sebagian besar mata kuliah yang telah dan akan kita lewati menjadi lebih bisa

dimengerti

Pengaturan Waktu :

Mengatur waktu maksudnya adalah membuat dan melakukan jadwal belajar

agar dapat mengatur dan memprioritaskan belajar kita dalam konteks

membagi waktu dengan aktivitas, keluarga, dan lain-lain.

Pedoman:

• Perhatikan waktu

• Refleksikan bagaimana kita menghabiskan waktu kita

• Sadarilah kapan kita menghabiskan waktu kita dengan sia-sia.

• Ketahuilah kapan kita produktif

Dengan mengetahui bagaimana kita menghabiskan waktu dapat

membantu untuk

Page 11: Gaya Belajar

Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi

ISSN: 0853-7283 11

Membuat daftar "Kerjaan".

Tulislah hal-hal yang harus kita kerjakan, kemudian putuskan apa

yang dikerjakan sekarang, apa yang dikerjakan nanti, apa yang

dikerjakan orang lain, dan apa yang bisa ditunda dulu pengerjaannya

Membuat jadwal harian/mingguan.

Catat janji temu, kelas dan pertemuan pada buku/tabel kronologis.

Selalu mengetahui jadwal selama sehari, dan selalu pergi tidur

dengan mengetahui kita sudah siap untuk menyambut besok.

Merencanakan jadwal yang lebih panjang

Gunakan jadwal bulanan sehingga kita selalu bisa merencanakan

kegiatan kita lebih dulu.

Jadwal ini juga bisa mengingatkan kita untuk membuat waktu luang

kita dengan lebih nyaman.

Rencana Jadwal Belajar Efektif

Beri waktu yang cukup untuk tidur, makan dan kegiatan hiburan

Prioritaskan tugas-tugas

Luangkan waktu untuk diskusi atau mengulang bahan sebelum kelas

Atur waktu untuk mengulang langsung bahan pelajaran setelah kelas

Ingatlah bahwa kemungkinan terbesar untuk lupa terjadi dalam

waktu 24 jam tanpa review.

Jadwalkan waktu 50 menit untuk setiap sesi belajar

Pilih tempat yang nyaman (tidak mengganggu konsentrasi) untuk

belajar

Rencanakan juga "deadline". (batas waktu)

Jadwalkan waktu belajarmu sebanyak mungkin pada pagi/siang/sore

hari.

Jadwalkan review bahan pelajaran mingguan

Hati-hati, jangan sampai diperbudak oleh jadwalmu sendiri!

Page 12: Gaya Belajar

Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi

ISSN: 0853-7283 12

D. Sepuluh Tips Untuk Membantu Kita Dalam Mengerjakan Ujian

Ujian merupakan momen yang akan menentukan apakah kita akan berhasil

dalam suatu mata kuliah maupun pelajaran, oleh karena itu alangkah baiknya

jika kita memiliki tips-tips maupun persiapan yang matang sebelum kita

melakukan dan menjawab pertanyaan ujian tersebut. Berikut ini merupakan

sepuluh tips dan merupakan salah satu pedoman yang baik untuk

dilaksanakan:

Datanglah dengan persiapan yang matang dan lebih awal.

Bawalah semua alat tulis yang anda butuhkan, seperti pensil, pulpen,

kalkulator, andas, jam (tangan), penghapus, tip ex, penggaris, dan

lain-lainnya. Perlengkapan ini akan membantumu untuk tetap

konsentrasi selama mengerjakan ujian.

Tenang dan percaya diri.

Ingatkan dirimu bahwa anda sudah siap sedia dan akan mengerjakan

ujian dengan baik.

Bersantailah tapi waspada.

Pilihlah kursi atau tempat yang nyaman untuk mengerjakan ujian.

Pastikan kita mendapatkan tempat yang cukup untuk

mengerjakannya. Pertahankan posisi duduk tegak.

Preview soal-soal ujianmu dulu (bila ujian memiliki waktu tidak

terbatas)

Luangkan 10% dari keseluruhan waktu ujian untuk membaca soal-

soal ujian secara mendalam, tandai kata-kata kunci dan putuskan

berapa waktu yang diperlukan untuk menjawab masing- masing soal.

Rencanakan untuk mengerjakan soal yang mudah dulu, baru soal

yang tersulit. Ketika kita membaca soal-soal, catat juga ide-ide yang

muncul yang akan digunakan sebagai jawaban.

Jawab soal-soal ujian secara strategis.

Mulai dengan menjawab pertanyaan mudah yang kita ketahui,

kemudian dengan soal-soal yang memiliki nilai tertinggi.

Pertanyaan terakhir yang seharusnya kita kerjakan adalah:

Page 13: Gaya Belajar

Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi

ISSN: 0853-7283 13

o Soal paling sulit,

o Yang membutuhkan waktu lama untuk menulis jawabannya,

o Memiliki nilai terkecil.

Ketika mengerjakan soal-soal pilihan ganda, ketahuilah jawaban

yang harus dipilih/ditebak.

Mula-mula, abaikan jawaban yang kita ketahui salah. Tebaklah

selalu suatu pilihan jawaban ketika tidak ada hukuman pengurangan

nilai, atau ketika tidak ada pilihan jawaban yang dapat kita abaikan.

Jangan menebak suatu pilihan jawaban ketika kita tidak mengetahui

secara pasti dan ketika hukuman pengurangan nilai digunakan.

Karena pilihan pertama akan jawaban kita biasanya benar, jangan

menggantinya kecuali bila kita yakin akan koreksi yang kita lakukan.

Ketika mengerjakan soal ujian esai, pikirkan dulu jawabannya

sebelum menulis.

Buat kerangka jawaban singkat untuk esai dengan mencatat dulu

beberapa ide yang ingin kita tulis. Kemudian nomori ide-ide tersebut

untuk mengurutkan mana yang hendak kita diskusikan dulu.

Ketika mengerjakan soal ujian esai, jawab langsung poin utamanya.

Tulis kalimat pokok pada kalimat pertama. Gunakan paragraf

pertama sebagai overview esaimu. Gunakan paragraf-paragraf

selanjutnya untuk mendiskusikan poin-poin utama secara mendetil.

Dukung poin kita dengan informasi spesifik, contoh, atau kutipan

dari bacaan atau catatan kita.

Sisihkan 10% waktumu untuk memeriksa ulang jawaban.

Periksa jawaban kita; hindari keinginan untuk segera meninggalkan

kelas segera setelah anda menjawab semua soal-soal ujian. Periksa

lagi bahwa kita telah menyelesaikan semua pertanyaan. Baca ulang

jawaban untuk memeriksa ejaan, struktur bahasa dan tanda baca.

Untuk jawaban matematika, periksa bila ada kecerobohan (misalnya

salah meletakkan desimal). Bandingkan jawaban matematik anda

yang sebenarnya dengan penghitungan ringkas.

Page 14: Gaya Belajar

Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi

ISSN: 0853-7283 14

Analisa hasil ujian.

Setiap ujian dapat membantu dalam mempersiapkan diri untuk ujian

selanjutnya. Putuskan strategi mana yang sesuai dengan diri kita.

Tentukan strategi mana yang tidak berhasil dan ubahlah. Gunakan

kertas ujian sebelumnya ketika belajar untuk ujian akhir.

BAB III

PENUTUP

Page 15: Gaya Belajar

Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi

ISSN: 0853-7283 15

A. Kesimpulan

a. Agar kita memperoleh dan mendapatkan hasil pembelajaran dengan baik

memanglah harus memiliki cara-cara tersendiri sesuai dengan karakter diri

kita masing-masing

b. Jika rata-rata mahasiswa menggunakan sistim belajar ‘MURDER’, maka

rata-rata mahasiswa tersebut pasti akan memperoleh hasil belajar yang

lebih baik dari sebelumnya

c. Karakter seseorang tersebut tidaklah sama, oleh karena itu belum tentu

dengan menggunakan metode orang lain tersebut untuk belajar akan

membuahkan hasil yang sama baiknya kepada diri kita

B. Saran

a. Gunakanlah sistim belajar yang sesuai dengan karakter diri kita masing-

masing dalam melaksanakan pembelajaran

b. Manajemen waktu akan bermanfaat demi terciptanya hasil belajar yang

optimal bagi setiap mahasiswa, karena jika waktu belajar tidak teratur,

tidak akan mungkin jika tercipta hasil belajar yang optimal

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: Gaya Belajar

Pengaruh Faktor Preferensi Gaya Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Akuntansi

ISSN: 0853-7283 16

Canfield, A., and W. Knight. 1983. Learning Style Inven- tory. Los Angeles. CA:

Western Psycological Ser- vices

Landsberger, Joe. Managing Time

Landsberger, Joe. Effective Habits for Effective Study

Landsberger, Joe. The MURDER Study System

Landsberger, Joe. Ten Tips for Test Taking

Phibin, M., Meier, E., Huffman, S., and Bouverse, P. 1995, April. A Survey of

gender and Learning styles. Sex Roles, 32, 484–494.

Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta : Rineka

Cipta