gangguan tic (givan)
TRANSCRIPT
-
8/13/2019 Gangguan Tic (givan)
1/9
GANGGUAN TICA. Pengertian
Tic adalah suatu gerakan motorik (yang lazimnya mencakup suatu kelompok otot khas
tertentu) yang tidak di bawah pengendalian, berlangsung cepat, dan berulang-ulang, tidak
berirama, ataupun suatu hasil vocal yang timbul mendadak dan tidak memiliki tujuan yang
nyata. Tic terbagi menjadi tic motorik dan tic vocal. Tic jenis motorik dan jenis vocal mungkin
dapat dibagi dalam golongan yang sederhana dan yang kompleks, sekalipun penggarisan
batasannya kurang jelas.
Tic seringkali terjadi sebagai fenomena tunggal namun tidak jarang disertai variasi
gangguan emosional yang luas, khususnya, fenmena obsesi dan hipokondrik. Namun ada pula
beberapa hambatan perkembangan khas disertai tic. Tiidak terdapat garis pemisah yang jellas
antara gangguan Tic dengan berbagai gangguan emosional dan gangguan emosional disertai
tic. Diagnosisnya mencerminkan gangguan utamanya.
B. Kriteria menurut DSM IV TR
Baik beberapa motor dan satu atau lebih vokal tics telah hadir di beberapa waktu selama sakit,
meskipun tidak selalu bersamaan. Tics terjadi berkali-kali sehari (biasanya dalam serangan) hampir setiap hari atau sebentar-
sebentar selama jangka waktu lebih dari satu tahun, dan selama periode ini tidak pernah ada
periode bebas tic lebih dari tiga bulan berturut-turut.
Gangguan menyebabkan distress yang ditandai atau penurunan yang signifikan dalam sosial,
pekerjaan atau lainnya penting bidang berfungsi.
Onset adalah sebelum usia 18 tahun.
Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya, stimulan) atau
kondisi medis umum.
-
8/13/2019 Gangguan Tic (givan)
2/9
C. Klasifikasi Tics
Gangguan Tic Transien
Satu atau beberapa motor dan / atau vokal tics. Tic ini terjadi berkali-kali sehari, hampir setiap
hari selama sedikitnya 4 minggu, tetapi tidak lebih dari 12 bulan berturut-turut. Onset adalah
sebelum usia 18 tahun. Gangguan ini bukan karena efek fisiologis zat atau kondisi medis umum.
Kriteria tidak pernah bertemu untuk gangguan Tourette atau motor kronis atau Vocal Tic
Disorder
Gangguan Tic Kronis
disebut juga vokal Motor tunggal atau beberapa atau tics vokal hadir beberapa waktu selama
penyakit. Tic terjadi beberapa kali sehari hampir setiap hari atau sebentar-sebentar selama jangka
waktu lebih dari satu tahun dan selama periode ini tidak pernah ada periode tic-bebas lebih dari 3
bulan berturut-turut. Onset adalah sebelum usia 18 tahun. Gangguan ini bukan karena efek
fisiologis zat atau kondisi medis umum. Kriteria tidak pernah bertemu untuk gangguan Tourette.
Sindroma Tourette
Gangguan Tourette Kehadiran kedua motor berganda dan satu atau tics vokal lebih selama sakit.
Tic ini terjadi berkali-kali sehari hampir setiap hari atau sebentar-sebentar selama jangka waktu
lebih dari satu tahun dan selama periode ini tidak pernah ada periode tic-bebas lebih dari 3 bulan
berturut-turut. Onset adalah sebelum usia 18 tahun. Gangguan ini bukan karena efek fisiologis
zat atau kondisi medis umum.
Terdapat gangguan penyampaian syaraf dalam bahan kimiawi otak yang menyebabkan gangguan
atau perilaku tak wajar dari penderita yang kerap disebut ticks. Penyakit ini cukup banyak
ditemukan, dan diantaranya mempengaruhi 1 dari 100 orang dari berbagai lapisan masyarakat,
bangsa maupun ras.
ADHD; sindroma Tourette
Memang, sebagian besar anak ADHD dan kelainan obsesif kompulsif juga menderita
sindroma Tourette. Namun, bukan berarti sindroma Tourette merupakan penyakit yang berkaitan
dengan inteligensia atau keterbelakangan mental. Gangguan ini murni akibat kelainan proses
penyampaian perintah oleh neurotransmitter dalam otak.
-
8/13/2019 Gangguan Tic (givan)
3/9
Tak ada kaitan dengan kemampuan ingatan maupun kecerdasan. Kebanyakan kekurangan
anak sindroma Tourette di bidang akademis ini disebabkan karena ia mengalami masalah sosial
dengan lingkungan sekolah.
Beberapa literatur menyebutkan, kelainan sindroma Tourette bisa didapat secara genetik
atau keturunan. Keturunan yang dimaksud tak harus didapat langsung dari ayah atau ibu, namun
bisa didapat secara riwayat keluarga. Maka, dokter juga akan menelusuri riwayat keluarga untuk
menegakkan diagnosa. Selain keturunan, tic juga bisa didapat akibat infeksi penyakit. Misalnya,
saat masih bayi pernah terinfeksi bakteri streptococcus haemolyticus grup A. Bakteri ini
memiliki protein yang sama dengan protein di area basal ganglia di otak pengatur gerakan.
Akibatnya, antibodi yang dibentuk untuk menghalau bakteri ini dapat menyerang area itu, yang
menghasilkan gerakan-gerakan tak terkontrol.
Beberapa kondisi berkaitan dengan persalinan juga dapat menambah peluang terjadinya
sindroma Tourette, dengan riwayat keluarga pembawa gen sindroma Tourette. Misalnya,
hipoksia akibat persalinan macet, berat badan lahir rendah, cedera otak akibat persalinan tak
lancar, ibu yang mengalami mual-muntah berat, mengonsumsi alkohol, kopi, dan merokok
berlebihan di trimester pertama.
Tic Disorder NOSGangguan Tic Dinyatakan Tidak Ditentukan Kategori ini adalah untuk gangguan dicirikan oleh
tics yang tidak memenuhi kriteria untuk Tic Disorder tertentu. Contohnya termasuk tics yang
berlangsung kurang dari 4 minggu atau tics dengan onset setelah usia 18 tahun
D. Tanda dan Gejala
Gejala diawali saat kanak-kanak dan remaja, seperti gerakan kedipan mata, menggerakan kepala
tanpa sebab atau menghentak-hentakkan kaki. Beberapa contoh untuk gangguan vokal misalnya
berdehem, mendecakkan lidah, menjerit atau merintih. Orang cenderung mengira, penderita tic-
tourette cenderung meneriakkan kata-kata kurang sopan setiap saat. Padahal itu hanya sedikit
gejala saja yang dialami oleh sebagian penderita, disebut dengan coprolalia. Kasus yang lebih
-
8/13/2019 Gangguan Tic (givan)
4/9
sering adalah penderita cenderung mengucapkan kata-kata yang sama setiap saat, dinamakan
echolalia.
Ciri khas terpenting yang membedakan tic dari gangguan motorik lainnya ialah gerakan yang
mendadak, cepat, sekejab dan terbatasnya gerakan, tanpa bukti gangguan neurologis yang
mendasari; sifatnya yang berulang-ulang (biasanya) terhenti saat tidur; dan mudahnya gejala itu
ditimbulkan kembali atau ditekan dengan kemauan. Kurang beriramanya tic itu yang
membedakannya dari gerakan yang sterotipik berulang yang tampak pada beberapa kasus autism
dan retardasi mental. Akivitas motorik manneristik yang tampak pada gangguan ini cenderung
mencakup gerakan yang lebih rumit dan lebih bervariasi daripada gejala tic. Gerakan obsesif
kompulsiif sering memnyerupa tic yang kompleks namun berbeda karena bentuknya
cenderung ditentukan oleh tujuannya (misalnya menyentuh atau memutar benda secara berulang)
dari pada oleh kelompok otot yang terlibat; walaupun demikian acapkali sulit juga untuk
membedakannya.
E. Etiologi
Tics diyakini hasil dari disfungsi tripartit dalam sistem saraf pusat. teknik Imaging telah
menggejala ganglia basal dan korteks frontal dalam patogenesis sindrom Tourette's. Kedua
sumber abnormalitas diperkirakan tidak pantas menjadi peraturan neurotransmiter, terutama
dopamin bukti kuat menunjukkan kelebihan dopamin atau supersensitivity dari dopamin
postsynaptic reseptor adalah mekanisme yang mendasari pathophysiologic's sindrom Tourette.
F. Epidemiologi / Prevalensi
Sebuah komunitas, yang berbasis penelitian besar menunjukkan bahwa lebih dari 19% dari anak-
anak usia sekolah memiliki gangguan tic. Anak-anak dengan gangguan tic dalam penelitian yang
biasanya terdiagnosis. Sebanyak 1 dalam 100 orang mungkin mengalami beberapa bentuk
gangguan tic, biasanya sebelum masa pubertas. Tourette sindrom adalah ekspresi lebih parah dari
spektrum gangguan tic, yang dianggap disebabkan oleh kerentanan genetik yang sama. Perilaku
-
8/13/2019 Gangguan Tic (givan)
5/9
tic umum di kalangan anak-anak usia sekolah. Anak laki-laki dua kali lebih mungkin akan
terpengaruh oleh gangguan tic berbanding perempuan.
G. Hasil Laboratorium dan Imaging
Neuropathological dan studi neurokimia berimplikasi kelainan pada ganglia basal dan
sirkuit CSTC dalam patogenesis TS. Pada MRI volumetrik, individu dengan TS memiliki
volume berekor lebih kecil dari kontrol normal. Berkurangnya volume berekor pada anak-anak
dengan TS telah dikaitkan dengan keparahan tic dan OCD meningkat di masa dewasa.
Neuroimaging fungsional telah mengungkapkan peningkatan aktivasi korteks frontal dan berekor
selama supresi tics yang disengajakan. Peningkatan aktivasi pada cortex frontal dan nucleus
caudate berkorelasi dengan aktivitas penurunan putamen, globus, pallidus, dan talamus. Positron
studi tomografi emisi di TS telah menunjukkan peningkatan reseptor dopamin striatal dan
kepadatan transporter dan pelepasan dopamin meningkat akibat amfetamin di putamen tersebut.
H. Intervensi
Belum ditemukan pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit ini, namun metode terapi dan
relaksasi ditemukan banyak membantu penderita mengurangi ticks mereka.
Psikoterapi untuk Tic dan Sindrom Tourette
Sejak beberapa dekade yang lalu, haloperidolsering digunakan sebagai obat untuk
mengendalikan gejala pada penderita sindrom Tourette, tetapi beberapa efek samping yang
ditimbulkan telah menurunkan frekuensi penggunaan obat tersebut. Farmakoterapi lainnya antara
lain penggunaanpimozide, clonazepam, danclonidine (Brown & Sammons, 2002, Robertson,
2000). Sebuah penelitian memprediksi bahwa 70% penderita sindrom Tourette akan mengalami
pengurangan gejala saat penderita memasuki usia remaja akhir, dan 30%-40% penderita akan
mengalami kesembuhan total saat melewati usia dewasa akhir (Dhamayanti, dkk., 2004), namun
gejala dapat muncul kembali ataupun menjadi semakin parah akibat stressor-stresor psikologis.
Penelitian lainnya menyebutkan bahwa mayoritas penderita sindrom Tourette dapat hidup tanpa
-
8/13/2019 Gangguan Tic (givan)
6/9
terapi obat (Dhamayanti, dkk., 2004). Asumsi-asumsi tersebut dapat menjadi dasar bagi
penggunaan psikoterapi sebagai salah satu penunjang bagi penderita sindrom Tourette untuk
dapat mengoptimalkan potensinya dan hidup dengan cara-cara yang adaptif.
Tujuan utama dari psikoterapi untuk penderita sindrom Tourette adalah agar ia mampu
mengembangkan strategi koping yang positif. Beberapa pendekatan terapi yang memungkinkan
untuk diterapkan pada penderita sindrom Tourette antara lain adalah sebagai berikut:
Pendekatan Kogni tif Behavioral Habit Reversal (Wi lhelm, dkk., 2003, Piacenti ni , 2004)
Komponen-komponen utama dari pendekatan ini adalah:
Latihan kesadaran (awareness training)
Pemantauan diri (self-monitoring), misalnya menghitung sebelum terjadinya gejala
Latihan relaksasi, misalnya relaksasi otot, pernapasan, imajinasi, dsb. setiap hari selama 10-15
menit, dan dipraktekkan selama 1-2 menit setiap muncul kecemasan atau setelah muncul tics
Prosedur melawan respon
Memikirkan respon tertentu yang inkompatibel dengan tic, berlawanan dengan gerakan, dapat
dipertahankan selama beberapa menit, memunculkan tekanan otot yang sama dengan yang
terjadi saat gerakan tic muncul, tidak terlalu mencolok, serta menguatkan otot yang antagonis
dengan tic.
Manajemen kontingensi
Terapis menginstruksikan keluarga klien untuk memberikan komentar berupapenghargaan jika klien menunjukkan kemajuan dan terus mengingatkan jika klien lupa untuk
berlatih
Klien diikutsertakan dalam aktivitas-aktivitas menyenangkan yang sudah mulai jarangdilakukan
Reviu ketidaknyamanan, berisi reviu ketidaknyamanan, rasa malu, serta kesulitan-kesulitan klien
yang diakibatkan oleh munculnya gejala.
Psikoterapi Suporti f (Wi lhelm, dkk., 2003)
-
8/13/2019 Gangguan Tic (givan)
7/9
Terapi ini lebih mengarah pada pendekatan humanistik (khususnya Gestalt) di mana
terapis diharapkan untuk tidak bersikap direktif, dan penderita sindrom Tourette memfokuskan
diri pada pengalaman-pengalamannya, merefleksikan serta mengekspresikan perasaan-
perasaannya terkait dengan cara hidup dan cara menyelesaikan masalah.
Hipnoterapi (Kohen & Botts, 1987)
Penderita sindrom Tourette dilatihkan bagaimana menghipnosis diri sendiri dalam rangka
mengendalikan kebiasaan, gejala fisik, dan kondisi-kondisi lainnya. Hipnoterapi juga
menggunakan teknik-teknik relaksasi dan imajinasi, sebagaimana yang sering dilakukan pada
meditasi.
Dalam keadaan terhipnosis, terapis memberi sugesti yang mengarah pada perubahan
perilaku, penurunan kecemasan, dan intensitas gejala.
Teknik-teknik berbasis Psikoanalisis (Bruun, dkk., 1994)
Ketidakmampuan dalam mengendalikan tubuh dan pikiran sendiri seringkali menjadi
sumber kecemasan, ketakutan, rasa bersalah, rasa tidak berdaya, kemarahan, dan depresi.
Sebagian penderita menghadapinya dengan menarik diri, dan sebagian lagi dengan agresivitas.
Reaksi sosial yang negatif pun seringkali tak terhindarkan. Harga diri dan kepercayaan diri
menjadai permasalahan yang umum pada penderita sindrom Tourette, sebagaimana yang sering
dialami oleh pasien dengan penyakit-penyakit kronis. Terapi psikoanalisis lebih memfokuskan
pada permasalahan-permasalahan seputar penerimaan diri.
Terapi keluarga (Bruun , dkk., 1994)
Sebagai gangguan yang kronis, sindrom Tourette juga berdampak pada keluarga
penderita. Orang tua seringkali harus menghadapi saat-saat sulit ketika anak menunjukkan
gejala. Permasalahan yang muncul dalam keluarga dapat berupa:
-
8/13/2019 Gangguan Tic (givan)
8/9
Rasa bersalah orang tua atas kelainan genetik Sulitnya bagi anggota keluarga untuk mengetahui gejala-gejala yang mana yang dapatdan yang tidak dapat dikendalikan
Ketidakadilan yang dipersepsi oleh saudara baik itu adik maupun kakak dari penderita Relasi yang memburuk antara suami istriTerapi keluarga hendaknya difokuskan pada peran penderita sindrom Tourette dalam keluarga,
dimana ia sering menerima perlakuan-perlakuan sebagai berikut:
Overproteksi dari orang tua/anggota keluarga Dihukum Tidak dipahami perasaan/pikirannya Dianggap sebagai sumber aib
Terapis berfungsi sebagai fasilitator bagi keluarga agar dapat belajar menerima anggota
keluarga dengan sindrom Tourette, sehingga ia dapat merasa aman dan mampu menghadapi
lingkungannya dengan lebih adaptif.
Sebagai langkah awal terapi, keluarga perlu diberi informasi dan dipahamkan tentang
berbagai aspek dari gangguan sindrom Tourette. Tujuan akhir dari terapi adalah keluarga mampu
membangun sebuah lingkungan yang mendukung bagi penderita sindrom Tourette, dan dapat
berlaku fleksibel dalam memfasilitasi sehingga tidak terlalu overprotektif.
I ntervensi akademik dan okupasional (Bruun, dkk., 1994)
Anak dengan sindrom Tourette biasanya mengalami kesulitan dalam hal konsentrasi,
perhatian, dan belajar sehingga membutuhkan intervensi pendidikan khusus, misalnya pengajar
khusus, kelas khusus, labboratorium khusus, dsb., yang disesuaikan dengan tingkat keparahan
gejala. Sekolah perlu diinformasikan mengenai sindrom Tourette, karena seringkali sekolah tidak
memahami gangguan tersebut sehingga penderita dicap sebagai anak nakal, mengganggu, dan
bodoh. Umumnya penderita sindrom Tourette tidak mampu menjalankan fungsi mental dan
sosial sesuai dengan usia kronologisnya, atau mengalami perlambatan dalam perkembangannya
(Barkley, 1991).
-
8/13/2019 Gangguan Tic (givan)
9/9
Orang dewasa dengan sindrom Tourette seringkali membutuhkan modifikasi khusus pada
lingkungan kerjanya. Perlu untuk membangun pemahaman pada lingkungan kerja tentang
gangguan yang diderita. Fleksibilitas, kepedulian, serta produktifitas dalam pekerjaan dapat
ditingkatkan dengan intervensi yang tepat bagi penderita yang sangat simtomatik sekalipun.