gangguan kepribadian paranoid

Upload: fariz-aiz-munandar

Post on 16-Jul-2015

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

GANGGUAN KEPRIBADIAN PARANOIDI. PENDAHULUAN Kepribadian dapat didefinisikan sebagai totalitas emosional dan perilaku yang menandai kehidupan seseorang dari hari ke hari. Kepribadian merupakan kata yang menunjukkan pola perilaku yang menetap pada diri seseorang dan juga cara orang tersebut dalam merasakan sesuatu. Karakter kepribadian secara mencolok membedakan diri seseorang dengan orang lain. Kepribadian relatif stabil dan dapat diramalkan. Gangguan kepribadian adalah suatu varian dari sifat karakter seseorang yang tidak seperti pada umumnya yang ditemukan pada sebagian besar orang. Sifat kepribadian yang tidak fleksibel dan maladaptif dapat menyebabkan gangguan fungsional yang bermakna atau penderitaan bagi seseorang.(1,2) Gangguan kepribadian yang merupakan pola kronis dari perasaan dan tingkahlaku secara mencolok menyimpang dari kebiasaan dan harapan yang berlaku dalam kehidupan, entah norma secara kelompok atau pribadi. Mereka yang mengalami gangguan kepribadian cenderung akan berperilaku kaku, tidak fleksibel, dan maladaptif, sehingga menyebabkan penderita pada hilangnya fungsi mental seperti terjadinya perasaan sedih yang bersifat merusak di dalam diri penderita.(1) Orang tersebut jauh lebih mungkin menolak bantuan psikiatrik dan menyangkal masalahnya dibandingkan orang dengan gangguan kecemasan, gangguan depresif, atau gangguan obsesif-kompulsif. Gejala gangguan kepribadian adalah aloastik (yaitu mampu mengadaptasi dan mengubah lingkungan eksternal) dan egosintonik (yaitu, dapat diterima oleh ego orang tersebut). Mereka dengan gangguan kepribadian tidak merasa cemas tentang perilaku maladaptifnya, karena orang tersebut tidak secara rutin merasakan sakit dari apa yang dirasakan oleh masyarakat sebagai gejalanya, mereka seringkali dianggap sebagai tidak bermotivasi untuk pengobatan dan tidak mempan terhadap pemulihan.(2)

1

II.

KLASIFIKASI Sebuah gangguan kepribadian, seperti yang didefinisikan dalam Diagnostik

dan Statistik Manual dari American Psychiatric Association, Edisi Keempat, Revisi Teks (DSM-IV-TR), adalah pola yang menetap dari pengalaman batin dan perilaku yang juga jelas berbeda dari harapan budaya individu, kaku, dan tidak fleksibel. Memiliki onset pada masa remaja atau awal masa dewasa, stabil dari waktu ke waktu, dan mengarah ke penderitaan.(3) Gangguan kepribadian dikelompokkan kedalam tiga kelompok dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder edisi keempat (DSM-IV). Kelompok A terdiri dari gangguan kepribadian paranoid, schizoid, dan skizotipal. Orang dengan gangguan ini seringkali tampak aneh dan ekstrinsik. Kelompok B terdiri dari gangguan kepribadian antisosial, ambang, histrionik, dan narsistik. Orang dengan gangguan ini sering tampak dramatik, emosional, dan tidak menentu. Kelompok C terdiri dari gangguan kepribadian menghindar, dependen, dan obsesifkompulsif, serta satu kategori yang dinamakan gangguan kepribadian yang tidak ditentukan (contohnya adalah gangguan kepribadian pasif-agresif dan gangguan kepribadian depresif). Orang dengan gangguan ini sering tampak cemas atau ketakutan. Banyak orang yang menunjukkan sifat yang tidak terbatas pada gangguan kepribadian tunggal. Jika seorang pasien memenuhi kriteria untuk lebih dari satu gangguan kepribadian, masing-masing harus didiagnosis. Gangguan kepribadian dikodekan dalam Aksis II menurut DSM-IV.(2,5) Terdapat banyak jenis gangguan kepribadian yang dapat menyerang mental seseorang, salah satunya adalah gangguan kepribadian paranoid, yang mana berbentuk kesalahan dalam mengartikan perilaku orang lain sebagai suatu hal yang bertujuan menyerang atau merendahkan dirinya. Gangguan ini biasa muncul pada masa dewasa awal yang mana merupakan manifestasi dari rasa tidak percaya dan kecurigaan yang tidak tepat terhadap orang dirinya.(1) lain sehingga menghasilkan

kesalahpahaman atas tindakan orang lain sebagai sesuatu yang akan merugikan

2

III.

DEFINISI GANGGUAN KEPRIBADIAN PARANOID Kepribadian paranoid adalah suatu gangguan kepribadian dengan sifat curiga

yang menonjol. Orang seperti ini mungkin agresif dan setiap orang yang lain dilihat sebagai seorang agresor terhadapnya, dimana ia harus mempertahankan dirinya. Ia bersikap sebagai pemberontak dan angkuh untuk menahan harga diri, sering ia mengancam orang lain sebagai akibat proyeksi rasa bermusuhannya sendiri. Dengan demikian ia kehilangan teman-teman dan mendapatkan banyak musuh. Dalam kepribadian paranoid kita menemukan secara berlebihan

kecenderungan yang sudah umum, yaitu suka melemparkan tanggung jawab kepada orang lain, menolak sifat-sifat orang lain yang tidak memenuhi ukuran yang telah dibuatnya sendiri. Untuk mempertahankan rasa harga dirinya, ia membuat keterangan yang tidak masuk akal tentang kesalahan-kesalahannya, tetapi yang memuaskan emosinya sendiri. Sering diduga bahwa orang lainlah yang tidak adil, bermusuhan, dan agresif.(4) Para penderita gangguan kepribadian paranoid cenderung tidak memiliki kemampuan untuk menyatakan perasaan negatif yang mereka miliki terhadap orang lain. Tetapi mereka pada umumnya juga tidak kehilangan hubungan dengan dunia nyata. Dengan kata lain, mereka berada dalam kesadaran saat mengalami kecurigaan yang mereka alami walau secara berlebihan. Penderita akan merasa sangat tidak nyaman untuk berada bersama orang lain, walaupun di dalam lingkungan tersebut merupakan lingkungan yang hangat dan ramah. Dimana dan bersama siapa saja mereka akan memiliki perasaan ketakutan akan dikhianati (ideas of reference) dan dimanfaatkan oleh orang lain.(1) Orang dengan kepribadian paranoid memproyeksikan konflik dan

permusuhan mereka dengan orang lain. Mereka umumnya dingin dan menjauh dari hubungan. Mereka cenderung mencari permusuhan dan bersikap dengki terhadap orang yang bersifat santai, jujur, dan bahkan yang bersikap positif. Seringkali rasa curiga tersebut menimbulkan sikap agresif atau penolakan dari orang lain, sehingga tampak membenarkan prasangka awal mereka. Penderita juga seringkali mengambil jalur hukum untuk melawan orang lain, khususnya jika mereka merasa sepantasnya

3

untuk marah. Mereka tidak mampu untuk melihat kewajiban diri mereka sendiri dalam konflik. Meskipun mereka biasanya bekerja relatif terisolasi, mereka mungkin sangat efisien dan teliti. Individu dengan gangguan kepribadian paranoid umumnya sulit untuk bergaul dan sering memiliki masalah dengan hubungan dekat. Kecurigaan dan permusuhan yang berlebihan dapat mereka nyatakan dan ungkapkan secara langsung. Mereka waspada terhadap ancaman potensial, sehingga mereka mungkin bertindak dengan cara menjaga rahasia dan tampaknya mereka bersikap dingin dan kurang memiliki perasaan lembut. Meskipun mereka mungkin muncul tampak bersikap objektif, rasional, dan tidak emosional, mereka lebih sering tampak labil terhadap apa yang mempengaruhinya, dengan ekspresi bermusuhan, keras kepala, dan sarkastik yang mendominasi. Sifat agresif dan mencurigakan bisa mendapatkan respon yang bermusuhan pada orang lain, yang kemudian berfungsi untuk mengkonfirmasi harapan asli mereka. Individu dengan gangguan kepribadian paranoid kurang memiliki kepercayaan pada orang lain, mereka memiliki kebutuhan yang berlebihan untuk menjadi mandiri dan kuat. Mereka juga perlu memiliki tingkat kontrol yang tinggi atas orang-orang di sekitar mereka. Mereka sering kaku, kritis terhadap orang lain, dan tidak mampu untuk berkolaborasi, dan mereka memiliki kesulitan besar dalam menerima kritik.(6)

IV.

EPIDEMIOLOGI Prevalensi gangguan kepribadian paranoid adalah 0,5 -2,5 persen. Orang

dengan gangguan ini jarang mencari pengobatan sendiri. Jika dirujuk ke pengobatan oleh pasangan atau perusahaannya, mereka seringkali menarik orang lain bersamasama dan tidak tampak menderita. Sanak saudara pasien skizofrenik menunjukkan insidensi gangguan kepribadian paranoid yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Gangguan ini lebih sering pada laki-laki dibandingkan wanita. Insidensi diantara homoseksual tidak lebih tinggi daripada umumnya, seperti yang dulu diperkirakan, tetapi dipercaya lebih tinggi pada kelompok minoritas, imigran, dan tunarungu dibandingkan populasi umum.(2)

4

V.

ETIOLOGI Para peneliti saat ini tidak tahu apa yang menyebabkan gangguan kepribadian

paranoid. Ada banyak faktor tentang kemungkinan penyebab gangguan kepribadian paranoid, seperti : y Faktor biologi/genetik. Gangguan kepribadian paranoid lebih sering ditemukan pada sanak saudara biologis dari pasien skizofrenik dibandingkan kelompok kontrol. Seringkali dalam suatu kasus muncul pada individu yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan skizofrenia, dengan kata lain faktor genetik masih mempengaruhi. Gangguan ini lebih sering pada laki-laki dibandingkan wanita. y Faktor psikologis/pengasuhan. Faktor temperamental yang diidentifikasi pada masa anak-anak mungkin berhubungan dengan gangguan kepribadian pada masa dewasa. Gangguan kepribadian tertentu juga mungkin berasal dari pola pengasuhan yang buruk yaitu ketidaksesuaian antara temperamen dan cara membesarkan anak. Pola asuh dari orang tua yang cenderung tidak menumbuhkan rasa percaya antara anak dengan orang lain juga dapat menjadi penyebab dari berkembangnya gangguan ini.(1) Gangguan kepribadian dianggap disebabkan oleh kombinasi pengaruhpengaruh genetik dan lingkungan. Jika seseorang memiliki gangguan kepribadian ini, penelitian menunjukkan bahwa ada sedikit peningkatan risiko untuk gangguan ini akan diwariskan kepada anak-anak mereka.(6,8) Meskipun penyebab yang tepat dari gangguan kepribadian tidak diketahui, faktor-faktor tertentu tampaknya meningkatkan risiko mengembangkan atau memicu gangguan kepribadian, termasuk:y y y y y

Riwayat keluarga gangguan kepribadian atau penyakit mental lainnya. Status sosial ekonomi rendah. Penelantaran masa kanak-kanak Kehidupan keluarga yang tidak stabil atau kacau masa kanak-kanak Menjadi anak didiagnosis dengan gangguan perilaku

5

y

Kehilangan orang tua melalui kematian atau perceraian traumatis masa kanakkanak.(8)

VI.

GAMBARAN KLINIS Ciri penting dari gangguan kepribadian paranoid adalah kecenderungan yang

pervasif dan tidak diinginkan, dimulai pada masa dewasa awal dan ada dalam berbagai konteks, sering menginterpretasikan tindakan orang lain sebagai

merendahkan atau mengancam secara disengaja. Hampir selalu orang dengan gangguan menganggap dieksploitasi atau disakiti oleh orang lain dalam suatu cara. Seringkali mereka bertanya tanpa pertimbangan tentang loyalitas dan kejujuran teman atau rekan kerjanya. Seringkali orang tersebut cemburu secara patologis, bertanyatanya tanpa pertimbangan tentang kesetiaan pasangannya atau mitra seksualnya. Pasien mengeksternalisasikan emosinya sendiri dan menggunakan pertahanan proyeksi, yaitu mereka melemparkan kepada orang lain impuls dan pikiran yang tidak dapat diterimanya sendiri. Pasien dengan gangguan ini terbatas secara afektif dan tampak tidak memiliki emosi. Mereka membanggakan dirinya sendiri karena mampu berpikir rasional dan objektif, tetapi sebenarnya tidak. Mereka kehilangan kehangatan dan terkesan dengan dan memberikan perhatian pada kekuatan dan urutan, mengekspresikan hinaan pada orang yang dipandangnya sebagai lemah, sakit, terganggu, atau mengalami kekurangan dalam suatu hal. Dalam situasi sosial, orang dengan gangguan kepribadian paranoid mungkin tampak seperti sibuk dan efisien, tetapi mereka seringkali menciptakan ketakutan atau konflik bagi orang lain.(2) Tidak ada temuan fisik tertentu yang berhubungan dengan gangguan kepribadian. Pemeriksaan fisik dapat mengungkapkan temuan yang terkait dengan konsekuensi dan gejala sisa gangguan kepribadian yang beragam.(3)

6

VII.

DIAGNOSIS Pada pemeriksaan psikiatrik, pasien dengan gangguan kepribadian paranoid tampak tegang dan keheranan karena diminta mencari bantuan psikiatrik. Ketegangan otot, tidak dapat santai, dan kebutuhan untuk mencari petunjukpetunjuk di lingkungan mungkin ditemukan. Afek pasien seringkali tanpa humor dan serius. Walaupun beberapa alasan argumentasi mereka mungkin salah, pembicaraan mereka adalah diarahkan oleh tujuan dan logis. Isi pikiran mereka menunjukkan bukti-bukti proyeksi, praduga, dan kadang-kadang gagasan mengenai diri sendiri (ideas of reference).

Tabel Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Kepribadian Paranoid sesuai DSM IV A. Ketidakpercayaan dan kecurigaan yang pervasif kepada orang lain sehingga motif mereka dianggap sebagai berhati dengki, dimulai pada masa dewasa awal dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau lebih) berikut : 1) Curiga tanpa dasar yang cukup, bahwa orang lain memanfaatkan, membahayakan, atau menghianati dirinya. 2) Preokupasi dengan keraguan yang tidak pada tempatnya tentang loyalitas atau kejujuran teman atau rekan kerja. 3) Enggan untuk menceritakan rahasia orang lain karena rasa takut yang tidak perlu bahwa informasi akan digunakan secara jahat melawan dirinya. 4) Membaca arti merendahkan atau ada ancaman yang tersembunyi dari ucapan atau kejadian yang biasa. 5) Secara persisten menaruh dendam, yaitu tidak memaafkan kerugian, cedera, atau kelalaian. 6) Merasakan serangan terhadap karakter atau reputasinya yang tidak tampak bagi orang lain dan dengan cepat bereaksi secara marah atau balas menyerang.

7

7) Memiliki kecurigaan yang berulang, tanpa pertimbangan, tentang kesetiaan pasangan atau mitra seksual. B. Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan skizofrenia, suatu gangguan mood dengan cirri psikotik, atau gangguan psikotik lain dan bukan karena efek fisiologis langsung dari kondisi medis umum.

Catatan : jika kriteria terpenuhi sebelum onset skizofrenia, tambahkan pramorbid misalnya, gangguan kepribadian paranoid (pramorbid). Tabel dari DSM-IV, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, ed 4. Hak cipta American Psychiatric Association, Washington, 1994. Digunakan dengan ijin.(2)

Pedoman Diagnostik Gangguan Kepribadian Paranoid seusai dengan PPDGJ III : y Gangguan kepribadian dengan cirri-ciri : a) Kepekaan berlebihan terhadap kegagalan dan penolakan. b) Kecenderungan untuk tetap menyimpan dendam, misalnya menolak untuk memaafkan suatu penghinaan dan luka hati atau masalah kecil. c) Kecurigaan dan kecenderungan yang mendalam untuk mendistorsikan pengalaman dengan menyalahartikan tindakan orang lain yang netral atau bersahabat sebagai suatu sikap permusuhan atau penghinaan. d) Perasaan bermusuhan dan ngotot tentang hak pribadi tanpa memperhatikan situasi yang ada (actual situation). e) Kecurigaan yang berulang, tanpa dasar (justification), tentang kesetiaan seksual dari pasangannya. f) Kecenderungan untuk merasa dirinya penting secara berlebihan, yang bermanifestasi dalam sikap yang selalu merujuk ke diri sendiri(selfreferential attitude). g) Preokupasi dengan penjelasan-penjelasan yang bersekongkol dan tidak substantive dari suatu peristiwa, baik yang menyangkut diri pasien sendiri maupun dunia pada umumnya.

8

y VIII.

Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari di atas.(7)

DIAGNOSIS BANDING 1. Waham paranoid Gangguan kepribadian paranoid biasanya dapat dibedakan dari gangguan delusional karena waham yang terpaku tidak ditemukan pada gangguan kepribadian paranoid. 2. Skizofrenia paranoid Gangguan kepribadian paranoid dapat dibedakan dari skizofrenia paranoid karena halusinasi dan pikiran formal tidak ditemukan pada gangguan kepribadian paranoid. 3. Gangguan kepribadian ambang Gangguan kepribadian paranoid dapat dibedakan dari gangguan kepribadian ambang karena pasien paranoid jarang mampu terlibat secara berlebihan dan terganggu dalam persahabatan dengan orang lain seperti pasien gangguan kepribadian ambang. 4. Gangguan kepribadian skizoid Orang dengan gangguan kepribadian skizoid adalah menarik diri dan menjauhkan diri tetapi tidak memiliki gagasan paranoid.(2)

IX.

TERAPI Perawatan untuk gangguan kepribadian paranoid akan sangat efektif untuk

mengendalikan paranoia (perasaan curiga berlebih) penderita, namun hal itu akan selalu menjadi sulit dikarenakan penderita akan selalu memiliki kecurigaan kepada dokter atau terapis yang merawatnya. Jika dibiarkan saja maka keadaan penderita akan menjadi lebih kronis. Perawatan yang dilakukan, meliputi sistem perawatan utama dan juga perawatan yang berada di luar perawatan utama, seperti program untuk mengembangkan diri, dukungan dari keluarga, ceramah, perawatan di rumah, membangun sikap jujur kepada diri sendiri. Semuanya akan menyempurnakan dan membantu proses penyembuhan penderita. Sehingga diharapkan konsekuensi sosial

9

terburuk yang biasa terjadi dari gangguan ini, seperti perpecahan keluarga, kehilangan pekerjaan dan juga tempat tinggal dapat dihindari untuk dialami oleh si penderita.(1) Psikoterapi adalah pengobatan yang terpilih. Terapis harus langsung dalam menghadapi pasien. Terapis harus mengingat bahwa kejujuran dan toleransi keintiman adalah bidang yang sulit bagi pasien dengan gangguan ini. Dengan demikian psikoterapi individual memerlukan gaya yang professional dan tidak terlalu hangat dari terapis. Pada suatu waktu, perilaku pasien dengan gangguan kepribadian paranoid menjadi sangat mengancam sehingga terapis harus mengendalikannya atau menentukan batas dalam hal tersebut.(2)

Psikoterapi Psikoterapi adalah cara utama untuk mengobati gangguan kepribadian. Psikoterapi adalah istilah umum untuk proses mengobati gangguan kepribadian dengan berbicara tentang kondisi dan isu-isu terkait dengan penyedia kesehatan mental. Selama psikoterapi, pasien belajar tentang kondisi dan suasana hati, perasaan, pikiran dan perilaku dengan menggunakan wawasan dan pengetahuan yang pasien peroleh dalam psikoterapi, pasien dapat mempelajari cara-cara sehat untuk mengelola gejala. Jenis psikoterapi yang digunakan untuk mengobati gangguan kepribadian dapat meliputi:y

Terapi perilaku kognitif. Terapi perilaku dialektis CBT (Cognitive Behavior Therapy) adalah terapi berdasarkan keterampilan (dikembangkan oleh Marsha Linehan, Ph.D) yang dapat digunakan pada format perorangan dan format kelompok. Ini adalah jenis terapi perilaku kognitif yang mengajarkan keterampilan perilaku untuk membantu pasien menoleransi stres, mengatur emosi dan meningkatkan hubungan dengan orang lain. Penekanan terapi berbasis pada pengembangan keterampilan untuk meningkatkan stabilitas afektif dan pengendalian impuls dan mengurangi diri perilaku berbahaya.

10

Terapi kognitif (CBT) didasarkan pada gagasan bahwa kesalahan kognitif didasarkan pada keyakinan lama yang mempengaruhi makna yang dilekatkan pada peristiwa interpersonal. Ini berkaitan dengan bagaimana orang berpikir tentang dunia mereka dan persepsi mereka itu. Bentuk sangat aktif dari terapi ini mengidentifikasi distorsi dan melibatkan pasien dalam upaya untuk merumuskan persepsi dan perilaku. Terapi ini biasanya terbatas pada episode 6-20 minggu, sekali

seminggu. Dalam kasus gangguan kepribadian, episode terapi sering diulang selama bertahun-tahun.y

Psikoterapi psikodinamik. Psikoterapi psikodinamik menelaah cara-cara bahwa pasien memahami peristiwa, didasarkan pada asumsi bahwa persepsi dibentuk oleh pengalaman hidup awal. Psikoterapi ini bertujuan untuk mengidentifikasi distorsi persepsi dan sumbersumber riwayat mereka dan untuk memfasilitasi pengembangan lebih adaptif dari model persepsi dan respon. Terapi ini berfokus pada peningkatan kesadaran pikiran bawah sadar pasien dan perilaku, mengembangkan wawasan baru ke dalam motivasi pasien, dan menyelesaikan konflik untuk hidup lebih bahagia.

y

Psikoedukasi Terapi ini mengajarkan pasien - dan kadang-kadang keluarga dan teman tentang penyakit pasien, termasuk perawatan, dan kemampuan memecahkan masalah. Psikoterapi dapat diberikan dalam sesi individu, dalam terapi kelompok atau dalam sesi yang mencakup keluarga atau bahkan teman-teman. Jenis psikoterapi yang tepat untuk pasien tergantung pada situasi individu pasien.(3,8)

Faramkoterapi Tidak ada obat khusus yang disetujui oleh Badan Administrasi Makanan dan Obat untuk mengobati gangguan kepribadian. Namun, beberapa jenis obat-obatan psikiatri dapat membantu dengan gejala berbagai gangguan kepribadian.(8) Farmakoterapi berguna untuk mengatasi agitasi dan kecemasan. Pada sebagian besar kasus, suatu obat anti ansietas seperti diazepam (Valium) adalah memadai. Akan tetapi, mungkin perlu untuk menggunakan suatu anti psikotik, seperti

11

haloperidol (Haldol), dalam dosis kecil dan dalam periode singkat untuk menangani agitasi parah atau pikiran yang sngat delusional. Obat antipsikotik, pimozide (Orap), telah digunakan secara berhasil untuk menurunkan gagasan paranoid pada beberapa pasien.(2)y

Obat anti depresan. Antidepresan mungkin berguna jika pasien memiliki mood depresi, mudah marah atau putus asa, yang mungkin berhubungan dengan gangguan kepribadian.

y

Obat yang menstabilkan suasana hati. Seperti namanya, penstabil mood dapat membantu perubahan suasana hati atau mengurangi perasaan marah, impulsif, dan agresi. Seperti : Depakote dan Carbamazepin (CBZ).

y

Obat anti cemas. Ini dapat membantu jika pasien memiliki kecemasan, agitasi atau insomnia. Namun dalam beberapa kasus, mereka dapat meningkatkan perilaku impulsif.

y

Obat anti psikotik. Juga disebut neuroleptik, ini mungkin membantu jika gejala pasien termasuk kehilangan penilaian realitas (psikosis) atau dalam beberapa kasus jika pasien memiliki kecemasan atau masalah kemarahan.(8)

X.

KESIMPULAN Kepribadian paranoid adalah suatu gangguan kepribadian dengan sifat curiga yang menonjol, orang seperti ini mungkin agresif dan setiap orang yang lain dilihat sebagai seorang agresor terhadapnya, dimana ia harus mempertahankan dirinya. Ia bersikap sebagai pemberontak dan angkuh untuk menahan harga diri, sering mengancam orang lain sebagai akibat proyeksi rasa bermusuhannya sendiri. Mereka cenderung tidak memiliki kemampuan untuk menyatakan perasaan negatif yang mereka miliki terhadap orang lain. Selain itu, mereka pada umumnya juga tidak kehilangan hubungan dengan dunia nyata, dengan kata lain berada dalam kesadaran saat mengalami kecurigaan yang mereka alami walau secara berlebihan.

12

Secara spesifik penyebab dari munculnya gangguan ini masih belum diketahui, namun seringkali dalam suatu kasus muncul pada individu yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan skizofrenia, dengan kata lain faktor genetik masih mempengaruhi. Gangguan kepribadian paranoid juga dapat disebabkan oleh pengalaman masa kecil yang buruk ditambah dengan keadaan lingkungan yang dirasa mengancam. Pola asuh dari orang tua yang cenderung tidak menumbuhkan rasa percaya antara anak dengan orang lain juga dapat menjadi penyebab dari berkembangnya gangguan ini. Pada pemeriksaan psikiatrik, pasien dengan gangguan kepribadian paranoid tampak kaku dan keheranan karena diminta mencari bantuan psikiatrik. Ketegangan otot, tidak dapat santai, dan kebutuhan untuk mencari petunjuk-petunjuk di lingkungan mungkin ditemukan. Afek pasien seringkali tanpa humor dan serius. Walaupun beberapa alasan argumentasi mereka mungkin salah, pembicaraan mereka diarahkan oleh tujuan dan logis. Isi pikiran mereka menunjukkan bukti-bukti proyeksi, praduga, dan kadang-kadang gagasan mengenai diri sendiri (ideas of reference). Psikoterapi adalah cara utama untuk mengobati gangguan kepribadian. Selama psikoterapi, pasien belajar tentang kondisi dan suasana hati, perasaan, pikiran dan perilaku. Pada psikoterapi, pasien menggunakan wawasan dan pengetahuan yang pasien peroleh sehingga pasien dapat mempelajari cara-cara sehat untuk mengelola gejala. Farmakoterapi adalah berguna dalam menghadapi agitasi dan kecemasan. Pada sebagian besar kasus suatu obat anti ansietas seperti diazepam (Valium) adalah memadai. Tetapi mungkin perlu untuk menggunakan suatu anti psikotik, seperti haloperidol (Haldol), dalam dosis kecil dan dalam periode singkat untuk menangani agitasi parah atau pikiran yang sangat delusional.

13