83285698 gangguan kepribadian paranoid

22
BAB I PENDAHULUAN I. Latar belakang Kepribadian dapat didefinisikan sebagai totalitas emosional dan perilaku yang menandai kehidupan seseorang dari hari ke hari. Kepribadian merupakan kata yang menunjukkan pola perilaku yang menetap pada diri seseorang dan juga cara orang tersebut dalam merasakan sesuatu. Karakter kepribadian secara mencolok membedakan diri seseorang dengan orang lain. Kepribadian relatif stabil dan dapat diramalkan. Gangguan kepribadian adalah suatu varian dari sifat karakter seseorang yang tidak seperti pada umumnya yang ditemukan pada sebagian besar orang. Sifat kepribadian yang tidak fleksibel dan maladaptif dapat menyebabkan gangguan fungsional yang bermakna atau penderitaan bagi seseorang. (1,2) Gangguan kepribadian yang merupakan pola kronis dari perasaan dan tingkahlaku secara mencolok menyimpang dari kebiasaan dan harapan yang berlaku dalam kehidupan, entah norma secara kelompok atau pribadi. Mereka yang mengalami gangguan kepribadian cenderung akan berperilaku kaku, tidak fleksibel, dan maladaptif, sehingga menyebabkan penderita pada hilangnya fungsi mental seperti terjadinya 1

Upload: reza-saihak-ii

Post on 25-Jul-2015

147 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: 83285698 Gangguan Kepribadian Paranoid

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar belakang

Kepribadian dapat didefinisikan sebagai totalitas emosional dan perilaku yang

menandai kehidupan seseorang dari hari ke hari. Kepribadian merupakan kata yang

menunjukkan pola perilaku yang menetap pada diri seseorang dan juga cara orang

tersebut dalam merasakan sesuatu. Karakter kepribadian secara mencolok

membedakan diri seseorang dengan orang lain. Kepribadian relatif stabil dan dapat

diramalkan. Gangguan kepribadian adalah suatu varian dari sifat karakter seseorang

yang tidak seperti pada umumnya yang ditemukan pada sebagian besar orang. Sifat

kepribadian yang tidak fleksibel dan maladaptif dapat menyebabkan gangguan

fungsional yang bermakna atau penderitaan bagi seseorang.(1,2)

Gangguan kepribadian yang merupakan pola kronis dari perasaan dan

tingkahlaku secara mencolok menyimpang dari kebiasaan dan harapan yang berlaku

dalam kehidupan, entah norma secara kelompok atau pribadi. Mereka yang

mengalami gangguan kepribadian cenderung akan berperilaku kaku, tidak fleksibel,

dan maladaptif, sehingga menyebabkan penderita pada hilangnya fungsi mental

seperti terjadinya perasaan sedih yang bersifat merusak di dalam diri penderita.(1)

Orang tersebut jauh lebih mungkin menolak bantuan psikiatrik dan

menyangkal masalahnya dibandingkan orang dengan gangguan kecemasan, gangguan

depresif, atau gangguan obsesif-kompulsif. Gejala gangguan kepribadian adalah alo-

astik (yaitu mampu mengadaptasi dan mengubah lingkungan eksternal) dan ego-

sintonik (yaitu, dapat diterima oleh ego orang tersebut). Mereka dengan gangguan

kepribadian tidak merasa cemas tentang perilaku maladaptifnya, karena orang

tersebut tidak secara rutin merasakan sakit dari apa yang dirasakan oleh masyarakat

sebagai gejalanya, mereka seringkali dianggap sebagai tidak bermotivasi untuk

pengobatan dan tidak mempan terhadap pemulihan.(2)

1

Page 2: 83285698 Gangguan Kepribadian Paranoid

BAB II

PEMBAHASAN

II. DEFINISI GANGGUAN KEPRIBADIAN PARANOID

Kepribadian paranoid adalah suatu gangguan kepribadian dengan sifat curiga

yang menonjol. Orang seperti ini mungkin agresif dan setiap orang yang lain dilihat

sebagai seorang agresor terhadapnya, dimana ia harus mempertahankan dirinya. Ia

bersikap sebagai pemberontak dan angkuh untuk menahan harga diri, sering ia

mengancam orang lain sebagai akibat proyeksi rasa bermusuhannya sendiri. Dengan

demikian ia kehilangan teman-teman dan mendapatkan banyak musuh.

Dalam kepribadian paranoid kita menemukan secara berlebihan

kecenderungan yang sudah umum, yaitu suka melemparkan tanggung jawab kepada

orang lain, menolak sifat-sifat orang lain yang tidak memenuhi ukuran yang telah

dibuatnya sendiri. Untuk mempertahankan rasa harga dirinya, ia membuat keterangan

yang tidak masuk akal tentang kesalahan-kesalahannya, tetapi yang memuaskan

emosinya sendiri. Sering diduga bahwa orang lainlah yang tidak adil, bermusuhan,

dan agresif.(4)

Para penderita gangguan kepribadian paranoid cenderung tidak memiliki

kemampuan untuk menyatakan perasaan negatif yang mereka miliki terhadap orang

lain. Tetapi mereka pada umumnya juga tidak kehilangan hubungan dengan dunia

nyata. Dengan kata lain, mereka berada dalam kesadaran saat mengalami kecurigaan

yang mereka alami walau secara berlebihan. Penderita akan merasa sangat tidak

nyaman untuk berada bersama orang lain, walaupun di dalam lingkungan tersebut

merupakan lingkungan yang hangat dan ramah. Dimana dan bersama siapa saja

mereka akan memiliki perasaan ketakutan akan dikhianati (ideas of reference) dan

dimanfaatkan oleh orang lain.(1)

Orang dengan kepribadian paranoid memproyeksikan konflik dan permusuhan

mereka dengan orang lain. Mereka umumnya dingin dan menjauh dari hubungan.

2

Page 3: 83285698 Gangguan Kepribadian Paranoid

Mereka cenderung mencari permusuhan dan bersikap dengki terhadap orang yang

bersifat santai, jujur, dan bahkan yang bersikap positif. Seringkali rasa curiga tersebut

menimbulkan sikap agresif atau penolakan dari orang lain, sehingga tampak

membenarkan prasangka awal mereka. Penderita juga seringkali mengambil jalur

hukum untuk melawan orang lain, khususnya jika mereka merasa sepantasnya untuk

marah. Mereka tidak mampu untuk melihat kewajiban diri mereka sendiri dalam

konflik. Meskipun mereka biasanya bekerja relatif terisolasi, mereka mungkin sangat

efisien dan teliti.

Individu dengan gangguan kepribadian paranoid umumnya sulit untuk bergaul

dan sering memiliki masalah dengan hubungan dekat. Kecurigaan dan permusuhan

yang berlebihan dapat mereka nyatakan dan ungkapkan secara langsung. Mereka

waspada terhadap ancaman potensial, sehingga mereka mungkin bertindak dengan

cara menjaga rahasia dan tampaknya mereka bersikap dingin dan kurang memiliki

perasaan lembut. Meskipun mereka mungkin muncul tampak bersikap objektif,

rasional, dan tidak emosional, mereka lebih sering tampak labil terhadap apa yang

mempengaruhinya, dengan ekspresi bermusuhan, keras kepala, dan sarkastik yang

mendominasi. Sifat agresif dan mencurigakan bisa mendapatkan respon yang

bermusuhan pada orang lain, yang kemudian berfungsi untuk mengkonfirmasi

harapan asli mereka. Individu dengan gangguan kepribadian paranoid kurang

memiliki kepercayaan pada orang lain, mereka memiliki kebutuhan yang berlebihan

untuk menjadi mandiri dan kuat. Mereka juga perlu memiliki tingkat kontrol yang

tinggi atas orang-orang di sekitar mereka. Mereka sering kaku, kritis terhadap orang

lain, dan tidak mampu untuk berkolaborasi, dan mereka memiliki kesulitan besar

dalam menerima kritik.(6)

III. EPIDEMIOLOGI

Prevalensi gangguan kepribadian paranoid adalah 0,5 -2,5 persen. Orang

dengan gangguan ini jarang mencari pengobatan sendiri. Jika dirujuk ke pengobatan

oleh pasangan atau perusahaannya, mereka seringkali menarik orang lain bersama-

sama dan tidak tampak menderita. Sanak saudara pasien skizofrenik menunjukkan

3

Page 4: 83285698 Gangguan Kepribadian Paranoid

insidensi gangguan kepribadian paranoid yang lebih tinggi dibandingkan kelompok

kontrol. Gangguan ini lebih sering pada laki-laki dibandingkan wanita. Insidensi

diantara homoseksual tidak lebih tinggi daripada umumnya, seperti yang dulu

diperkirakan, tetapi dipercaya lebih tinggi pada kelompok minoritas, imigran, dan

tunarungu dibandingkan populasi umum.(2)

IV. ETIOLOGI

Para peneliti saat ini tidak tahu apa yang menyebabkan gangguan kepribadian

paranoid. Ada banyak faktor tentang kemungkinan penyebab gangguan kepribadian

paranoid, seperti :

Faktor biologi/genetik.

Gangguan kepribadian paranoid lebih sering ditemukan pada sanak saudara

biologis dari pasien skizofrenik dibandingkan kelompok kontrol. Seringkali

dalam suatu kasus  muncul pada individu yang memiliki anggota keluarga

dengan gangguan skizofrenia, dengan kata lain faktor genetik masih

mempengaruhi. Gangguan ini lebih sering pada laki-laki dibandingkan wanita.

Faktor psikologis/pengasuhan.

Faktor temperamental yang diidentifikasi pada masa anak-anak mungkin

berhubungan dengan gangguan kepribadian pada masa dewasa. Gangguan

kepribadian tertentu juga mungkin berasal dari pola pengasuhan yang buruk yaitu

ketidaksesuaian antara temperamen dan cara membesarkan anak. Pola asuh dari

orang tua yang cenderung tidak menumbuhkan rasa percaya antara anak dengan

orang lain juga dapat menjadi penyebab dari berkembangnya gangguan ini.(1)

 Gangguan kepribadian dianggap disebabkan oleh kombinasi pengaruh-

pengaruh genetik dan lingkungan. Jika seseorang memiliki gangguan kepribadian ini,

penelitian menunjukkan bahwa ada sedikit peningkatan risiko untuk gangguan ini

akan diwariskan kepada anak-anak mereka.(6,8)

Meskipun penyebab yang tepat dari gangguan kepribadian tidak diketahui,

faktor-faktor tertentu tampaknya meningkatkan risiko mengembangkan atau memicu

gangguan kepribadian, termasuk:

Riwayat keluarga gangguan kepribadian atau penyakit mental lainnya.

4

Page 5: 83285698 Gangguan Kepribadian Paranoid

Status sosial ekonomi rendah.

Penelantaran masa kanak-kanak

Kehidupan keluarga yang tidak stabil atau kacau masa kanak-kanak

Menjadi anak didiagnosis dengan gangguan perilaku

Kehilangan orang tua melalui kematian atau perceraian traumatis masa kanak-kanak.(8)

V. GAMBARAN KLINIS

Ciri penting dari gangguan kepribadian paranoid adalah kecenderungan yang

pervasif dan tidak diinginkan, dimulai pada masa dewasa awal dan ada dalam

berbagai konteks, sering menginterpretasikan tindakan orang lain sebagai

merendahkan atau mengancam secara disengaja. Hampir selalu orang dengan

gangguan menganggap dieksploitasi atau disakiti oleh orang lain dalam suatu cara.

Seringkali mereka bertanya tanpa pertimbangan tentang loyalitas dan kejujuran teman

atau rekan kerjanya. Seringkali orang tersebut cemburu secara patologis, bertanya-

tanya tanpa pertimbangan tentang kesetiaan pasangannya atau mitra seksualnya.

Pasien mengeksternalisasikan emosinya sendiri dan menggunakan pertahanan

proyeksi, yaitu mereka melemparkan kepada orang lain impuls dan pikiran yang tidak

dapat diterimanya sendiri.

Pasien dengan gangguan ini terbatas secara afektif dan tampak tidak memiliki

emosi. Mereka membanggakan dirinya sendiri karena mampu berpikir rasional dan

objektif, tetapi sebenarnya tidak. Mereka kehilangan kehangatan dan terkesan dengan

dan memberikan perhatian pada kekuatan dan urutan, mengekspresikan hinaan pada

orang yang dipandangnya sebagai lemah, sakit, terganggu, atau mengalami

kekurangan dalam suatu hal. Dalam situasi sosial, orang dengan gangguan

kepribadian paranoid mungkin tampak seperti sibuk dan efisien, tetapi mereka

seringkali menciptakan ketakutan atau konflik bagi orang lain.(2)

Tidak ada temuan fisik tertentu yang berhubungan dengan gangguan

kepribadian. Pemeriksaan fisik dapat mengungkapkan temuan yang terkait dengan

konsekuensi dan gejala sisa gangguan kepribadian yang beragam.(3)

5

Page 6: 83285698 Gangguan Kepribadian Paranoid

VI. DIAGNOSIS

Pada pemeriksaan psikiatrik, pasien dengan gangguan kepribadian paranoid

tampak tegang dan keheranan karena diminta mencari bantuan psikiatrik.

Ketegangan otot, tidak dapat santai, dan kebutuhan untuk mencari petunjuk-

petunjuk di lingkungan mungkin ditemukan. Afek pasien seringkali tanpa humor

dan serius. Walaupun beberapa alasan argumentasi mereka mungkin salah,

pembicaraan mereka adalah diarahkan oleh tujuan dan logis. Isi pikiran mereka

menunjukkan bukti-bukti proyeksi, praduga, dan kadang-kadang gagasan mengenai

diri sendiri (ideas of reference).

Kriteria Diagnostik untuk Gangguan Kepribadian Paranoid sesuai DSM IV :

A. Ketidakpercayaan dan kecurigaan yang pervasif kepada orang lain sehingga

motif mereka dianggap sebagai berhati dengki, dimulai pada masa dewasa awal

dan tampak dalam berbagai konteks, seperti yang ditunjukkan oleh empat (atau

lebih) berikut :

1) Curiga tanpa dasar yang cukup, bahwa orang lain memanfaatkan,

membahayakan, atau menghianati dirinya.

2) Preokupasi dengan keraguan yang tidak pada tempatnya tentang loyalitas

atau kejujuran teman atau rekan kerja.

3) Enggan untuk menceritakan rahasia orang lain karena rasa takut yang

tidak perlu bahwa informasi akan digunakan secara jahat melawan

dirinya.

4) Membaca arti merendahkan atau ada ancaman yang tersembunyi dari

ucapan atau kejadian yang biasa.

5) Secara persisten menaruh dendam, yaitu tidak memaafkan kerugian,

cedera, atau kelalaian.

6) Merasakan serangan terhadap karakter atau reputasinya yang tidak

tampak bagi orang lain dan dengan cepat bereaksi secara marah atau balas

menyerang.

7) Memiliki kecurigaan yang berulang, tanpa pertimbangan, tentang

6

Page 7: 83285698 Gangguan Kepribadian Paranoid

kesetiaan pasangan atau mitra seksual.

B. Tidak terjadi semata-mata selama perjalanan skizofrenia, suatu gangguan mood

dengan cirri psikotik, atau gangguan psikotik lain dan bukan karena efek

fisiologis langsung dari kondisi medis umum.

Catatan : jika kriteria terpenuhi sebelum onset skizofrenia, tambahkan

“pramorbid” misalnya, “gangguan kepribadian paranoid (pramorbid).”

Pedoman Diagnostik Gangguan Kepribadian Paranoid seusai dengan PPDGJ III :

Gangguan kepribadian dengan ciri-ciri :

a) Kepekaan berlebihan terhadap kegagalan dan penolakan.

b) Kecenderungan untuk tetap menyimpan dendam, misalnya menolak

untuk memaafkan suatu penghinaan dan luka hati atau masalah kecil.

c) Kecurigaan dan kecenderungan yang mendalam untuk mendistorsikan

pengalaman dengan menyalahartikan tindakan orang lain yang netral

atau bersahabat sebagai suatu sikap permusuhan atau penghinaan.

d) Perasaan bermusuhan dan ngotot tentang hak pribadi tanpa

memperhatikan situasi yang ada (actual situation).

e) Kecurigaan yang berulang, tanpa dasar (justification), tentang

kesetiaan seksual dari pasangannya.

f) Kecenderungan untuk merasa dirinya penting secara berlebihan, yang

bermanifestasi dalam sikap yang selalu merujuk ke diri sendiri(self-

referential attitude).

g) Preokupasi dengan penjelasan-penjelasan yang bersekongkol dan

tidak substantive dari suatu peristiwa, baik yang menyangkut diri

pasien sendiri maupun dunia pada umumnya.

Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3 dari di atas.(7)

7

Page 8: 83285698 Gangguan Kepribadian Paranoid

VII. DIAGNOSIS BANDING

1. Waham paranoid

Gangguan kepribadian paranoid biasanya dapat dibedakan dari gangguan

delusional karena waham yang terpaku tidak ditemukan pada gangguan

kepribadian paranoid.

2. Skizofrenia paranoid

Gangguan kepribadian paranoid dapat dibedakan dari skizofrenia paranoid

karena halusinasi dan pikiran formal tidak ditemukan pada gangguan

kepribadian paranoid.

3. Gangguan kepribadian ambang

Gangguan kepribadian paranoid dapat dibedakan dari gangguan kepribadian

ambang karena pasien paranoid jarang mampu terlibat secara berlebihan dan

terganggu dalam persahabatan dengan orang lain seperti pasien gangguan

kepribadian ambang.

4. Gangguan kepribadian skizoid

Orang dengan gangguan kepribadian skizoid adalah menarik diri dan

menjauhkan diri tetapi tidak memiliki gagasan paranoid.(2)

VIII. TERAPI

Perawatan untuk gangguan kepribadian paranoid akan sangat efektif untuk

mengendalikan paranoia (perasaan curiga berlebih) penderita, namun hal itu akan

selalu menjadi sulit dikarenakan penderita akan selalu memiliki kecurigaan kepada

dokter atau terapis yang merawatnya. Jika dibiarkan saja maka keadaan penderita

akan menjadi lebih kronis. Perawatan yang dilakukan, meliputi sistem perawatan

utama dan juga perawatan yang berada di luar perawatan utama, seperti program

untuk mengembangkan diri, dukungan dari keluarga, ceramah, perawatan di rumah,

membangun sikap jujur kepada diri sendiri. Semuanya akan menyempurnakan dan

membantu proses penyembuhan penderita. Sehingga diharapkan konsekuensi sosial

terburuk yang biasa terjadi dari gangguan ini, seperti perpecahan keluarga,

8

Page 9: 83285698 Gangguan Kepribadian Paranoid

kehilangan pekerjaan dan juga tempat tinggal dapat dihindari untuk dialami oleh si

penderita.(1)

Psikoterapi adalah pengobatan yang terpilih. Terapis harus langsung dalam

menghadapi pasien. Terapis harus mengingat bahwa kejujuran dan toleransi

keintiman adalah bidang yang sulit bagi pasien dengan gangguan ini. Dengan

demikian psikoterapi individual memerlukan gaya yang professional dan tidak terlalu

hangat dari terapis.

Pada suatu waktu, perilaku pasien dengan gangguan kepribadian paranoid

menjadi sangat mengancam sehingga terapis harus mengendalikannya atau

menentukan batas dalam hal tersebut.(2)

Psikoterapi 

Psikoterapi adalah cara utama untuk mengobati gangguan kepribadian.

Psikoterapi adalah istilah umum untuk proses mengobati gangguan kepribadian

dengan berbicara tentang kondisi dan isu-isu terkait dengan penyedia kesehatan

mental. Selama psikoterapi, pasien belajar tentang kondisi dan suasana hati, perasaan,

pikiran dan perilaku dengan menggunakan wawasan dan pengetahuan yang pasien

peroleh dalam psikoterapi, pasien dapat mempelajari cara-cara sehat untuk mengelola

gejala.

Jenis psikoterapi yang digunakan untuk mengobati gangguan kepribadian dapat

meliputi:

Terapi perilaku kognitif. 

Terapi perilaku dialektis CBT (Cognitive Behavior Therapy) adalah terapi

berdasarkan keterampilan (dikembangkan oleh Marsha Linehan, Ph.D) yang dapat

digunakan pada format perorangan dan format kelompok. Ini adalah jenis terapi

perilaku kognitif yang mengajarkan keterampilan perilaku untuk membantu pasien

menoleransi stres, mengatur emosi dan meningkatkan hubungan dengan orang lain.

Penekanan terapi berbasis pada pengembangan keterampilan untuk meningkatkan

stabilitas afektif dan pengendalian impuls dan mengurangi diri perilaku berbahaya.

9

Page 10: 83285698 Gangguan Kepribadian Paranoid

Terapi kognitif (CBT) didasarkan pada gagasan bahwa kesalahan kognitif

didasarkan pada keyakinan lama yang mempengaruhi makna yang dilekatkan pada

peristiwa interpersonal. Ini berkaitan dengan bagaimana orang berpikir tentang dunia

mereka dan persepsi mereka itu. Bentuk sangat aktif dari terapi ini mengidentifikasi

distorsi dan melibatkan pasien dalam upaya untuk merumuskan persepsi dan

perilaku. Terapi ini biasanya terbatas pada episode 6-20 minggu, sekali

seminggu. Dalam kasus gangguan kepribadian, episode terapi sering diulang selama

bertahun-tahun.

Psikoterapi psikodinamik. 

Psikoterapi psikodinamik menelaah cara-cara bahwa pasien memahami

peristiwa, didasarkan pada asumsi bahwa persepsi dibentuk oleh pengalaman hidup

awal. Psikoterapi ini bertujuan untuk mengidentifikasi distorsi persepsi dan sumber-

sumber riwayat mereka dan untuk memfasilitasi pengembangan lebih adaptif dari

model persepsi dan respon. Terapi ini berfokus pada peningkatan kesadaran pikiran

bawah sadar pasien dan perilaku, mengembangkan wawasan baru ke dalam motivasi

pasien, dan menyelesaikan konflik untuk hidup lebih bahagia.

Psikoedukasi

Terapi ini mengajarkan pasien - dan kadang-kadang keluarga dan teman -

tentang penyakit pasien, termasuk perawatan, dan kemampuan memecahkan masalah.

Psikoterapi dapat diberikan dalam sesi individu, dalam terapi kelompok atau dalam

sesi yang mencakup keluarga atau bahkan teman-teman. Jenis psikoterapi yang tepat

untuk pasien tergantung pada situasi individu pasien.(3,8)

Farmakoterapi 

Tidak ada obat khusus yang disetujui oleh Badan Administrasi Makanan dan

Obat untuk mengobati gangguan kepribadian. Namun, beberapa jenis obat-obatan

psikiatri dapat membantu dengan gejala berbagai gangguan kepribadian.(8)

Farmakoterapi berguna untuk mengatasi agitasi dan kecemasan. Pada

sebagian besar kasus, suatu obat anti ansietas seperti diazepam (Valium) adalah

memadai. Akan tetapi, mungkin perlu untuk menggunakan suatu anti psikotik, seperti

10

Page 11: 83285698 Gangguan Kepribadian Paranoid

haloperidol (Haldol), dalam dosis kecil dan dalam periode singkat untuk menangani

agitasi parah atau pikiran yang sngat delusional. Obat antipsikotik, pimozide (Orap),

telah digunakan secara berhasil untuk menurunkan gagasan paranoid pada beberapa

pasien.(2)

Obat anti depresan.

Antidepresan mungkin berguna jika pasien memiliki mood depresi, mudah

marah atau putus asa, yang mungkin berhubungan dengan gangguan kepribadian.

Obat yang menstabilkan suasana hati.

Seperti namanya, penstabil mood dapat membantu perubahan suasana hati

atau mengurangi perasaan marah, impulsif, dan agresi. Seperti : Depakote dan

Carbamazepin (CBZ).

Obat anti cemas.

Ini dapat membantu jika pasien memiliki kecemasan, agitasi atau

insomnia. Namun dalam beberapa kasus, mereka dapat meningkatkan perilaku

impulsif.

Obat anti psikotik.

Juga disebut neuroleptik, ini mungkin membantu jika gejala pasien termasuk

kehilangan penilaian realitas (psikosis) atau dalam beberapa kasus jika pasien

memiliki kecemasan atau masalah kemarahan.(8)

11

Page 12: 83285698 Gangguan Kepribadian Paranoid

BAB III

KESIMPULAN

Kepribadian paranoid adalah suatu gangguan kepribadian dengan sifat curiga

yang menonjol, orang seperti ini mungkin agresif dan setiap orang yang lain dilihat

sebagai seorang agresor terhadapnya, dimana ia harus mempertahankan dirinya. Ia

bersikap sebagai pemberontak dan angkuh untuk menahan harga diri, sering

mengancam orang lain sebagai akibat proyeksi rasa bermusuhannya sendiri. Mereka

cenderung tidak memiliki kemampuan untuk menyatakan perasaan negatif yang

mereka miliki terhadap orang lain. Selain itu, mereka pada umumnya juga tidak

kehilangan hubungan dengan dunia nyata, dengan kata lain berada dalam kesadaran

saat mengalami kecurigaan yang mereka alami walau secara berlebihan.

Secara spesifik penyebab dari munculnya gangguan ini masih belum

diketahui, namun seringkali dalam suatu kasus  muncul pada individu yang memiliki

anggota keluarga dengan gangguan skizofrenia, dengan kata lain faktor genetik masih

mempengaruhi. Gangguan kepribadian paranoid juga dapat disebabkan oleh

pengalaman masa kecil yang buruk ditambah dengan keadaan lingkungan yang dirasa

mengancam. Pola asuh dari orang tua yang cenderung tidak menumbuhkan rasa

percaya antara anak dengan orang lain juga dapat menjadi penyebab dari

berkembangnya gangguan ini.

Pada pemeriksaan psikiatrik, pasien dengan gangguan kepribadian paranoid

tampak kaku dan keheranan karena diminta mencari bantuan psikiatrik. Ketegangan

otot, tidak dapat santai, dan kebutuhan untuk mencari petunjuk-petunjuk di

lingkungan mungkin ditemukan. Afek pasien seringkali tanpa humor dan serius.

Walaupun beberapa alasan argumentasi mereka mungkin salah, pembicaraan mereka

diarahkan oleh tujuan dan logis. Isi pikiran mereka menunjukkan bukti-bukti

proyeksi, praduga, dan kadang-kadang gagasan mengenai diri sendiri (ideas of

reference).

Psikoterapi adalah cara utama untuk mengobati gangguan kepribadian.

Selama psikoterapi, pasien belajar tentang kondisi dan suasana hati, perasaan, pikiran

12

Page 13: 83285698 Gangguan Kepribadian Paranoid

dan perilaku. Pada psikoterapi, pasien menggunakan wawasan dan pengetahuan yang

pasien peroleh sehingga pasien dapat mempelajari cara-cara sehat untuk mengelola

gejala.

Farmakoterapi adalah berguna dalam menghadapi agitasi dan kecemasan.

Pada sebagian besar kasus suatu obat anti ansietas seperti diazepam (Valium) adalah

memadai. Tetapi mungkin perlu untuk menggunakan suatu anti psikotik, seperti

haloperidol (Haldol), dalam dosis kecil dan dalam periode singkat untuk menangani

agitasi parah atau pikiran yang sangat delusional.

13

Page 14: 83285698 Gangguan Kepribadian Paranoid

DAFTAR PUSTAKA

1. Evi Kristiyarini. Kecendrungan gangguan kepribadian pada remaja dan dewasa

awal di Desa Sedeng Pacitan. 2009. http://gdl.itb.ac.id/gdl.php?

mod=browse&op=read&id=jiptumm-gdl-s1-2003-evikristiy-270&q=Health

2. Psikologi Kepribadian. http://www.slideshare.net/bocahbancar/psikologi-

kepribadian

3. David, A Tomb. Buku Saku Psikiatri, Alih bahasa Martina Wiwie S Nasrun. Ed

6. Jakarta. EGC. 2003

4. Gangguan Kepribadian. 2010. http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-

makalah-tentang/gangguan-kepribadian

5. Castillo, Heather.2003. Personality disorder; Temperament or Trauma. Jessica

Kingsley Publisher. London.

6. Maslim, Rusdi, 2001, Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas

dari PPDGJ III, Jakarta

7. Kaplan & Saddock, 1997, Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku

Psikiatri Klinis, Edisi ke-7, jilid 2, Binarupa Aksara, Jakarta.

8. Nida UI Hasanat, 2004, Print out Personality Disorder, Yogyakarta.

9. Sri Mulyani Martaniah, MA, Prof. Dr. 1999, Handout Psikologi Abnormal,

Yogyakarta.

14