gangguan kepribadian paranoid

11
GANGGUAN KEPRIBADIAN PARANOID BAB 1 PENDAHULUAN Kepribadian dapat didefinisikan sebagai totalitas sifat emosional dan perilaku yang menandai kehidupan seseorang dari hari kehari dalam kondisi yang biasanya; kepribadian relatif stabil dan dapat diramalkan. (1) Gangguan kepribadian adalah suatu varian dari sifat karakter tersebut yang di luar rentang yang ditemukan pada sebagian besar orang. Hanya jika sifat kepribadian tidak fleksibel dan maladaptif dan dapat menyebabkan gangguan fungsional yang bermakna atau penderitaan subjektif maka dimasukkan sebagai kelas gangguan kepribadian. Pasien dengan gangguan kepribadian menunjukkan pola maladaktif, mendarah daging, tidak fleksibel yang berhubungan dengan mengesankan lingkungan dan dirinya sendiri. (1,2) Orang dengan gangguan kepribadian paranoid ditandai oleh kecurigaan dan ketidakpercayaan pada orang lain pada umumnya yang berlangsung lama. Mereka menolak tanggung jawab atas perasaan mereka sendiri dan melemparkan tanggung jawab pada orang lain. Mereka seringkali bersikap bermusuhan, mudah tersinggung, dan marah. Orang fanatic, pengumpul ketidakadilan, pasangan yang cemburu secara patologis, dan SMF Psikiatri RSUPM 2011 Page 1

Upload: uccikesilaga

Post on 18-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

koass psikiatri

TRANSCRIPT

Anoreksia nervosa

GANGGUAN KEPRIBADIAN PARANOID

BAB 1PENDAHULUAN

Kepribadian dapat didefinisikan sebagai totalitas sifat emosional dan perilaku yang menandai kehidupan seseorang dari hari kehari dalam kondisi yang biasanya; kepribadian relatif stabil dan dapat diramalkan.(1)Gangguan kepribadian adalah suatu varian dari sifat karakter tersebut yang di luar rentang yang ditemukan pada sebagian besar orang. Hanya jika sifat kepribadian tidak fleksibel dan maladaptif dan dapat menyebabkan gangguan fungsional yang bermakna atau penderitaan subjektif maka dimasukkan sebagai kelas gangguan kepribadian. Pasien dengan gangguan kepribadian menunjukkan pola maladaktif, mendarah daging, tidak fleksibel yang berhubungan dengan mengesankan lingkungan dan dirinya sendiri.(1,2) Orang dengan gangguan kepribadian paranoid ditandai oleh kecurigaan dan ketidakpercayaan pada orang lain pada umumnya yang berlangsung lama. Mereka menolak tanggung jawab atas perasaan mereka sendiri dan melemparkan tanggung jawab pada orang lain. Mereka seringkali bersikap bermusuhan, mudah tersinggung, dan marah. Orang fanatic, pengumpul ketidakadilan, pasangan yang cemburu secara patologis, dan orang yang aneh sering kali memiliki gangguan kepribadian paranoid.(1)ISI

1. DEFINISIGangguan kepribadian paranoid adalah kecurigaan dan ketidakpercayaan pada orang lain bahwa orang lain berniat buruk kepadanya, bersifat pervasif, awitan dewasa muda, nyata dalam pelbagai konteks.(2,3)2. EPIDEMIOLOGI

Prevalensi gangguan kepribadian paranoid adalah 0,5% sampai 2,5%. Orang dengan gangguan kepribadian ini jarang mencari pengobatan sendiri; jika dirujuk ke pengobatan oleh pasangan atau perusahaannya, mereka seringkali menarik orang lain bersama-sama dan tidak nampak menderita. Gangguan adalah lebih sering pada laki-laki dibandingkan wanita, dan gangguan ini tampaknya tidak memiliki pola familial.(1)3. ETIOLOGI

Secara spesifik penyebab dari munculnya gangguan ini masih belum diketahui, namun seringkali dalam suatu kasus muncul pada individu yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan skizofrenia, dengan kata lain faktor genetik masih mempengaruhi. Gangguan kepribadian paranoid juga dapat disebabkan oleh pengalaman masa kecil yang buruk ditambah dengan keadaan lingkungan yang dirasa mengancam. Pola asuh dari orang tua yang cenderung tidak menumbuhkan rasa percaya antara anak dengan orang lain juga dapat menjadi penyebab dari berkembangnya gangguan ini.(1,3)4. GAMBARAN KLINISCiri penting dari gangguan kepribadian paranoid adalah kecenderungan yang pervasif dan tidak diinginkandimulai pada masa dewasa awal dan ada dalam berbagai konteksuntuk menginterpretasikan tindakan orang lain sebagai merendahkan atau mengancam secara disengaja. Hampir selalu, orang dengan gangguan mengharapkan dieksploitasi atau disakiti oleh orang lain dalam suatu cara. Seringkali mereka bertanya, tanpa pertimbangan, tentang loyalitas dan kejujuran teman atau teman kerjanya. Sering kali, orang tersebut adalah cemburu secara patologis, bertanya-tanya tanpa pertimbangan tentang kesetiaan pasangannya atau mitra seksualnya.(1)Pasien mengeksternalisasikan emosinya sendiri dan menggunakan pertahanan proyeksi yaitu, mereka menghubungkan kepada orang lain impuls dan pikiran yang tidak dapat diterimanya sendiri. Gagasan mengenai diri sendri dan ilusi yang dipertahankan secara logis adalah sering ditemukan.(1)Pasien dengan gangguan adalah terbatas secara afektif dan tampak tidak memiliki emosi. Mereka membanggakan dirinya sendiri karena mampu rasional dan objektif, tetapi sebenarnya tidak. Mereka kehilangan kehangatan dan terkesan dengan dan memberikan perhatian pada kekuatan dan urutan, mengekspresikan hinaan pada orang yang dipandangnya sebagai lemah, sakit, terganggu, atau mengalami kekurangan dalam suatu hal. Dalam situasi sosial, orang dengan gangguan kepribadian paranoid mungkin tampak seperti sibuk dan efisien, tetapi mereka sering kali menciptakan ketakutan atau konflik bagi orang lain.(1) Singkatnya, gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan; kecenderungan menyimpan dendam, kecurigaan, dan menyalahartikan tindakan orang lain; mempertahankan dengan gigih hak pribadinya; kecurigaan berulang tentang kesetiaan seksual pasangannya; merasa dirinya penting secara berlebihan; dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti.(3)5. PEDOMAN DIAGNOSTIK

a. Kepekaan berlebihan terhadap kegagalan dan penolakanb. Kecenderungan untuk tetap menyimpan dendam, misalnya menolak untuk memaafkan suatu penghinaan dan luka hati atau masalah kecil

c. Kecurigaan dan kecenderungan pervasif untuk menyalahartikan tindakan orang lain yang netral atau bersahabat sebagai suatu sikap permusuhan atau penghinaand. Mempertahankan dengan gigih bila perlu dengan kekuatan fisik tentang hak pribadinya yang sebenarnya tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya

e. Kecurigaan yang berulang, tanpa dasar, tentang kesetiaan seksual dari pasangannya

f. Kecenderungan untuk merasa dirinya penting secara berlebihan yang dinyatakan dalam sikap menyangkut-diri yang menetap

g. Dirundung oleh rasa persekongkolan dari suatu peristiwa terhadap baik diri pasien maupun dunia pada umumnya tanpa bukti(2,4,5)6. DIAGNOSIS BANDING

Gangguan kepribadian paranoid biasanya dapat dibedakan dari gangguan delusional karena waham yang terpaku tidak ditemukan pada gangguan kepribadian paranoid. Keadaan ini dapat dibedakan dari skizofrenia paranoid karena halusinasi dan pikiran formal tidak ditemukan pada gangguan kepribadian paranoid. Gangguan kepribadian paranoid dapat dibedakan dari gangguan kepribadian ambang karena pasien paranoid jarang mampu terlibat secara berlebihan dan rusuh dalam persahabatan dengan orang lain seperti pasien ambang. Pasien paranoid tidak memiliki karakter antisosial sepanjang riwayat perilaku antisosial. Orang dengan gangguan kepribadian skizoid adalah menarik diri dan menjauhkan diri tetapi tidak memiliki gagasan paranoid.(1)7. TERAPI

a. PsikoterapiPsikoterapi merupakan pengobatan terpilih. Tetapi ahli terapi harus mengingat bahwa kejujuran dan toleransi keintiman adalah bidang yang sulit bagi penderita gangguan. Psikoterapi individual memerlukan gaya professional yang tidak terlalu hangat. Pasien paranoid tidak bekerja dengan baik dalam psikoterapi kelompok. Klinisi yang terlalu banyak menggunakan interpretasi, khususnya interpretasi mengenai perasaan ketergantungan yang dalam, masalah seksual dan keinginan keintiman secara jelas meningkatkan ketidakpercayaan pasien. Tuduhan delusional harus dihadapi dengan cara yang realistic tetapi jelas tanpa menghina pasien. Penderita akan dilanda ketakutan apabila sang penolong adalah lemah dan tidak berdaya; dengan demikian, ahli terapi tidak boleh mengancam mengambil kendali kecuali mereka berdua mampu dan mau melakukannnya.(1)b. Farmakoterapi

Farmakoterapi berguna dalam menghadapi agitasi dan kecemasan. Obat yang digunakan diantaranya: obat antiansietas (diazepam), antipsikotik (thiorizadine atau haloperidol).(1)8. PROGNOSIS

Tidak ada penelitian jangka panjang yang adekuat terhadap pasien gangguan kepribadian paranoid yang telah dilakukan. Pada beberapa orang gangguan kepribadian paranoid adalah terjadi seumur hidup. Pada orang lain gangguan ini adalah tanda dari skizofrenia. Pada orang lain lagi, saat mereka menjadi semakin matang dan stress menghilang, sifat paranoid memberikan jalan untuk pembentukan reaksi, perhatian yang tepat terhadap moralitas, dan perhatian altruistik. Tetapi, pada umumnya, pasien dengan gangguan kepribadian paranoid memiliki masalah seumur hidupnya dan tinggal bersama orang lain. Masalah pekerjaan dan perkawinan adalah sering ditemukan.(1)BAB IIIKESIMPULANGangguan kepribadian paranoid adalah kecurigaan dan ketidakpercayaan pada orang lain bahwa orang lain berniat buruk kepadanya, bersifat pervasif, awitan dewasa muda, nyata dalam pelbagai konteks.

Singkatnya, gangguan ini ditandai oleh kepekaan berlebihan; kecenderungan menyimpan dendam, kecurigaan, dan menyalahartikan tindakan orang lain; mempertahankan dengan gigih hak pribadinya; kecurigaan berulang tentang kesetiaan seksual pasangannya; merasa dirinya penting secara berlebihan; dan dirundung oleh rasa persekongkolan tanpa bukti.Psikoterapi merupakan pengobatan terpilih. Tetapi ahli terapi harus mengingat bahwa kejujuran dan toleransi keintiman adalah bidang yang sulit bagi penderita gangguan. Farmakoterapi berguna dalam menghadapi agitasi dan kecemasan. Obat yang digunakan diantaranya: obat antiansietas (diazepam), antipsikotik (thiorizadine atau haloperidol).DAFTAR RUJUKAN1. Sadock, James Benjamin & Kaplan, I Harold. 1997. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Edisi ke-7 Jilid 2. Binarupa Aksara: Jakarta2. Elvira, D Sylvia & Hadisukanto, Gitayanti. Buku Ajar Psikiatri. Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta3. Mansjoer Arif dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke-3 Jilid 1. Media Aesculpius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta4. World Health Organization. 1995. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III. Departemen Kesehatan RI: Jakarta5. Guze, Barry dkk. 1997. Buku Saku Psikiatri (The Handbook of Psychiatri). EGC: JakartaSMF Psikiatri RSUPM 2011 Page 8