gangguan afektif bipolar (autosaved)

7
GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR Gangguan ini ditandai oleh episode berulang (sekurang kurangnya dua episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas (depresi). Yang khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode. Episode manik biasanya mulai dengan tiba tiba dan berlangsung antara dua minggu sampai 4 – 5 bulan, episode depresi cenderung berlangsung lebih lama (rata rata sekitar 6 bulan) meskipun jarang melebihi 1 tahun kecuali pada orang usia lanjut. Kedua macam episode itu seringkali terjadi setelah peristiwa hidup yang penuh stres atau trauma mental lain (adanya stres tidak esensial untuk penegakkan diagnosis). Menurut DSM-IV-TR, gangguan bipolar I didefinisikan sebagai gangguan dengan perjalanan klinis satu atau lebih episode manik dan kadang-kadang episode depresif berat. Episode campuran adalah suatu periode selama setidaknya 1 minggu dengan episode manik maupun episode depresif berat yang terjadi hampir setiap hari. Suatu varian gangguan bipolar ditandai dengan episode hipomania dan bukannya mania dikenal sebagai gangguan bipolar II. Etiologi 1. Faktor Biologis Banyak penelitian melaporkan abnormalitas metabolit amin biogenik di dalam darah, urin dan cairan serebrospinalis pasien dengan gangguan mood. Laporan data ini paling konsisten dengan hipotesis bahwa gangguan mood disebabkan oleh disregulasi heterogen amin biogenik. Dari amin biogenik, norepinefrin dan serotonin adalah dua neurotransmiter yang paling terkait di dalam patofisiologi gangguan mood. Selain itu gangguan mood juga dipengaruhi oleh hormon pertumbuhan, regulasi neuroimun, pertimbangan neuroanatomis dan lain-lain.

Upload: guruh

Post on 06-Nov-2015

230 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

kesehatan jiwa

TRANSCRIPT

GANGGUAN AFEKTIF BIPOLARGangguan ini ditandai oleh episode berulang (sekurang kurangnya dua episode) dimana afek pasien dan tingkat aktivitasnya jelas terganggu, pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penambahan energi dan aktivitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa penurunan afek disertai pengurangan energi dan aktivitas (depresi).Yang khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar episode. Episode manik biasanya mulai dengan tiba tiba dan berlangsung antara dua minggu sampai 4 5 bulan, episode depresi cenderung berlangsung lebih lama (rata rata sekitar 6 bulan) meskipun jarang melebihi 1 tahun kecuali pada orang usia lanjut. Kedua macam episode itu seringkali terjadi setelah peristiwa hidup yang penuh stres atau trauma mental lain (adanya stres tidak esensial untuk penegakkan diagnosis).Menurut DSM-IV-TR, gangguan bipolar I didefinisikan sebagai gangguan dengan perjalanan klinis satu atau lebih episode manik dan kadang-kadang episode depresif berat. Episode campuran adalah suatu periode selama setidaknya 1 minggu dengan episode manik maupun episode depresif berat yang terjadi hampir setiap hari. Suatu varian gangguan bipolar ditandai dengan episode hipomania dan bukannya mania dikenal sebagai gangguan bipolar II.

Etiologi 1. Faktor BiologisBanyak penelitian melaporkan abnormalitas metabolit amin biogenik di dalam darah, urin dan cairan serebrospinalis pasien dengan gangguan mood. Laporan data ini paling konsisten dengan hipotesis bahwa gangguan mood disebabkan oleh disregulasi heterogen amin biogenik. Dari amin biogenik, norepinefrin dan serotonin adalah dua neurotransmiter yang paling terkait di dalam patofisiologi gangguan mood. Selain itu gangguan mood juga dipengaruhi oleh hormon pertumbuhan, regulasi neuroimun, pertimbangan neuroanatomis dan lain-lain.

2. Faktor GenetikData genetik dengan kuat menunjukkan bahwa faktor genetik yang signifikan terlibat dalam timbulnya gangguan mood tetapi pada pewarisan genetik terjadi melalui mekanisme yang kompleks. Komponen genetik memainkan peranan yang lebih bermakna dalam menurunkan gangguan bipolar I daripada gangguan depresi berat.

Studi KeluargaPewarisan gangguan bipolar I juga tampak di dalam fakta bahwa sekitar 50% pasien gangguan bipolar I setidaknya memiliki satu orang tua dengan gangguan mood, paling sering gangguan depresi berat. Jika salah satu orang tua memiliki gangguan bipolar I, terdapat 25% kemungkinan bahwa setiap anaknya juga memiliki gangguan mood. Jika kedua orang tua memiliki gangguan bipolar I, terdapat 50 sampai 75% kemungkinan anaknya memiliki gangguan mood.

Studi Anak KembarStudi anak kembar menunjukkan bahwa angka konkordansi untuk gangguan bipolar I pada kembar monozigot adalah 33 sampai 90% bergantung pada studi tertentu. Untuk kembar dizigotik konkordansi untuk gangguan bipolar I sekitar 5 sampai 25%.

Studi KeterkaitanHubungan antara gangguan mood, terutama gangguan bipolar I dan penanda genetik telah dilaporkan untuk kromosom 5, 11, 18 dan X.

3. Faktor PsikososialPeristiwa Hidup dan Stres LingkunganSebuah teori yang diajukan untuk menerangkan pengamatan ini adalah bahwa stres yang menyertai episode pertama mengakibatkan perubahan yang bertahan lama di dalam biologi otak. Perubahan yang bertahan lama ini dapat menghasilkan perubahan keadaan fungsional berbagai neurotransmiter dan sistem pemberian sinyal intraneuron, perubahan yang bahkan dapat mencakup hilangnya neuron dan berkurangnya kontak sinaps yang berlebihan. Akibatnya, seseorang memiliki risiko tinggi mengalami episode gangguan mood berikutnya, bahkan tanpa stresor eksternal.Data yang paling meyakinkan menunjukkan bahwa peristiwa hidup yang paling sering menimbulkan depresi dikemudian hari adalah kehilangan orang tua sebelum usia 11 tahun dan stresor lingkungan yang paling sering menyebabkan awitan episode depresi adalah kematian pasangan.

KlasifikasiKlasifikasi gangguan afektif bipolar menurut PPDGJ-III terdiri dari :1. Gangguan afektif bipolar, episode kini hipomanik Untuk menegakkan diagnosis pasti :(a) episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk hipomania, dan(b) harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif atau campuran) di masa lampau

2. Gangguan afektif bipolar, episode kini manik tanpa gejala psikotik Untuk menegakkan diagnosis pasti :(a) episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania tanpa gejala psikotik, dan(b) harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif atau campuran) di masa lampau

3. Gangguan afektif bipolar, episode kini manik dengan gejala psikotik Untuk menegakkan diagnosis pasti :(a) episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan gejala psikotik, dan(b) harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif atau campuran) di masa lampau

4. Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif ringan atau sedang Untuk menegakkan diagnosis pasti :(a) episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif ringan ataupun sedang, dan(b) harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif atau campuran) di masa lampau

5. Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat tanpa gejala psikotik Untuk menegakkan diagnosis pasti :(a) episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat tanpa gejala psikotik, dan(b) harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif atau campuran) di masa lampau

6. Gangguan afektif bipolar, episode kini depresif berat dengan gejala psikotik Untuk menegakkan diagnosis pasti :(a) episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk episode depresif berat dengan gejala psikotik, dan(b) harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif atau campuran) di masa lampau

7. Gangguan afektif bipolar, episode kini campuran Untuk menegakkan diagnosis pasti :(a) episode yang sekarang menunjukkan gejala-gejala manik, hipomanik dan depresif yang tercampur atau bergantian dengan cepat (gejala mania/hipomania dan depresi sama-sama mencolok selama masa terbesar dari episode penyakit yang sekarang, dan telah berlangsung sekurang-kurangnya 2 minggu), dan(b) harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif atau campuran) di masa lampau

8. Gangguan afektif bipolar, kini dalam remisiSekarang tidak menderita gangguan afektif yang nyata selama beberapa bulan terakhir ini, tetapi pernah mengalami sekurang-kurangnya satu episode afektif hipomanik, manik atau campuran di masa lampau dan ditambah sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik, manik, depresif atau campuran).

9. Gangguan afektif bipolar lainnya10. Gangguan afektif bipolar YTT (yang tidak tergolongkan)

Perjalanan GangguanGangguan bipolar I sering dimulai dengan depresi (75% pada perempuan, 67% pada laki-laki) dan merupakan gangguan berulang. Sebagian besar pasien mengalami episode depresif dan manik, walaupun 10 sampai 20% hanya mengalami episode manik. Episode manik khususnya memiliki awitan cepat (jam atau hari) tetapi dapat berkembang selama beberapa minggu. Episode manik yang tidak diobati dapat bertahan sekitar tiga bulan, sehingga klinisi sebaiknya tidak menghentikan obat sebelum waktu tersebut. Sembilan puluh persen orang yang memiliki satu episode manik cenderung mengalaminya lagi. Ketika gangguan berkembang, waktu antar episode sering berkurang. Meskipun demikian, setelah sekitar lima episode interval, antar episode sering menjadi stabil antara 6 sampai 9 bulan.

PrognosisPasien dengan gangguan bipolar memiliki prognosis yang lebih buruk dibandingkan pasien dengan gangguan depresif berat. Sekitar 40 sampai 50% pasien ganguan bipolar dapat mengalami episode manik kedua dalam 2 tahun sejak episode pertama. Sekitar 7% pasien dengan gangguan bipolar yang tidak mengalami kekambuhan, 45% memiliki lebih dari satu episode dan 40% memiliki gangguan kronik. Pada pemantauan lanjutan jangka panjang, 15% pasien dengan gangguan bipolar membaik, 45% membaik tetapi mengalami kekambuhan beberapa kali, 30% dalam remisi sebagian dan 10% menjadi kronis.

TatalaksanaTerapi pasien dengan gangguan mood harus ditujukan pada beberapa tujuan, yaitu: 1. Keamanan pasien harus terjamin2. Evaluasi diagnostik lengkap pada pasien harus dilakukan3. Rencana terapi yang dilakukan tidak hanya pada gejala saat itu tapi kesejahteraan pasien di masa mendatang juga harus dimulai.Walaupun terapi saat ini yang menekankan pada farmakoterapi dan psikoterapi ditujukan pada pasien secara individual, peristiwa hidup yang penuh tekanan juga dikaitkan dengan meningkatnya angka kekambuhan pada pasien dengan gangguan mood. Dengan demikian, terapi harus menurunkan jumlah dan keparahan stresor di dalam kehidupan pasien.