gambaran kardiologi mokard infark
DESCRIPTION
skripsi koas terganteng seDUNIATRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Infark Miokard Akut adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh karena sumbatan
arteri koroner (Hudak & Gallo; 1997). Sumbatan akut terjadi oleh karena adanya
ateroksklerotik pada dinding arteri koroner, sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan
otot jantung.Aterosklerotik adalah suatu penyakit pada arteri-arteri besar dan sedang dimana
lesi lemak yang disebut Plak Ateromatosa timbul pada permukaan dalam dinding arteri.
Sehingga mempersempit bahkan menyumbat suplai aliran darah ke arteri bagiuan distal
(Hudak & Gallo; 1997).
Faktanya , pada populasi Negara – Negara yang berkembang memiliki angka kejadian
terbesar untuk terjadinya Infark miokard di karenakan Hal ini sangat berpengaruh pada life
style masyarakat yang tinggal di Negara maju . Adapun faktor resiko infark miokard seperti
perokok , obesitas , hipertensi serta diabetes akan berpengaruh besar untuk bertambahnya
populasi angka kejadian penderita infark miokard .
Elektrokardiogram (EKG) adalah grafik yang dibuat oleh sebuah
elektrokardiograf, yang merekam aktivitas kelistrikan jantung dalam waktu tertentu. Pada
infark miokard terdapat elevasi segmen ST diikuti perubahan sampai inversi gelombang T,
kemudian muncul peningkatan gelombang Q minimal di dua sadapan untuk menentukan
lokasi infark miokard ( inferior , anterior , lateral maupun posterior ) .
Karena Negara – Negara maju seperti Indonesia memiliki angka kejadian yang tinggi
untuk terjadinya infark miokard . penulis menggunakan elektrokardiograf sebagai alat untuk
mendiagnosis kelainan pada jantung dikarnakan alat ini sudah sangat familiar di kalangan
kedokteran maupun masyarakat , harganya pun relatif terjangakau dan sering digunakan pada
klinik – klinik dan praktek pribadi dokter.
Dengan ini penelitian ini penulis ingin mengetahui dan mendalami bagaimana cara
menilai dan menginterpretasikan hasil elektrokadiografi pada miokard infark serta bagian
mana yang paling sering menjadi lokasi terjadinya infark miokard pada gambaran hasil
elektrokardiograf khususnya pada usia lanjut di atas 40 tahun.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menginterpretasikan hasil elektrokadiografi pada miokard infark ?
2. Bagian mana yang sering menjadi lokasi terjadinya infark miokard pada gambaran
hasil elektrokardiografi ?
1.3 Tujuan
1. Dapat menilai dan menginterpretasikan hasil elektrokardiografi pada miokard infark
khususnya pada kalangan usia lanjut di atas 40 tahun.
2. Dapat menentukan lokasi terjadinya infark miokard pada gambaran hasil
elektrokardiograf.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan bisa menjadi referensi bagi
masyarakat ilmiah dan ilmu kedokteran tentang infark miokard maupun dapat meninjau
lebih lanjut lokasi yang paling sering terjadinya infark pada gambaran hasil
elektrokardiografi. Selain itu diharapkan penelitian ini dapat manjadi bahan pertimbangan
untuk penelitian selanjutnya dan bagi instansi pendidikan untuk dapat memberikan
informasi tentang gambaran hasil elektrokardiograf pada penyakit Miokard infark .
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Infark Miokard
Infark miokardium adalah nekrosis miokard akibat gangguan aliran darah ke otot jantung.
Klinis sangat mencemaskan karena sering berupa serangan mendadak umumya pada pria
35-55 tahun, tanpa gejala pendahuluan.Infark miokard biasanya disebabkan oleh trombus
arteri koroner; prosesnya mula-mula berawal dari rupturnya plak yang kemudian diikuti oleh
pembentukan trombus oleh trom-bosit. Lokasi dan luasnya infark miokard tergantung pada
jenis arteri yang oklusi dan aliran darah kolateral.
2.2 Definisi Elektrokardiografi
Elektrokardiografi (EKG) adalah pencatatan potensi bioelektrik yang di pancarkan oleh
jantung memalalui elektroda – elektroda yang di letakan pada posisi di permukaan tubuh.
Pada infark miokard terdapat elevasi segmen ST diikuti perubahan sampai inverse
gelombang T, kemudian muncul peningkatan gelombang Q minimal di dua sadapan untuk
menentukan lokasi infark miokard ( inferior , anterior , Lateral maupun posterior ) .
2.3 Anatomy cadiovaskuler
Gambar 1. Anatomy jantung
3
Bagian dalam jantung terdiri dari 4 buah bilik rongga. Keempat rongga tersebut terbagi
menjadi 2 bagian, yaitu bagian kanan dan kiri yang dipisahkan oleh dinding otot yang dikenal
dengan istilah septum.
Pada bagian kanan dan kiri terbagi lagi menjadi 2 bilik. Rongga bilik sebelah atas disebut
dengan atria dan dua bilik bawah yang disebut dengan ventricle yang memiliki peran dalam
memompa darah menuju arteri.
Ruang Jantung terbagi atas empat ruang.
a. Serambi kanan dan serambi kiri yang dipisahkan oleh septum intratrial,
b. Bilik kanan dan bilik kiri yang dipisahkan oleh septum interventrikular.
2.4 Sirkulasi Cadiovaskuler
Jantung memiliki dua fungsi utama:
1. untuk mengumpulkan rendah oksigen darah dan memompanya ke paru-paru untuk
pelepasan karbon dioksida dalam pertukaran dengan oksigen, dan
2. untuk mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke semua
jaringan dalam tubuh untuk menyediakan oksigen dalam pertukaran karbon dioksida. Empat
ruang dalam hati dapat dipisahkan antara sisi kiri dan sisi kanan, masing-masing berisi satu
atrium dan ventrikel. Sisi kanan bertanggung jawab untuk mengumpulkan darah rendah
oksigen dan memompa ke paru-paru. Sisi kiri bertanggung jawab untuk mengumpulkan darah
yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke semua jaringan dalam tubuh. Dalam
setiap sisi, atrium menjadi katup tempat untuk pengumpulan darah sebelum memompa ke
ventrikel. Para ventrikel jauh lebih kuat, karena katup ini berfungsi untuk pemompaan darah
keluar dan jauh dari jantung
.Ventrikel kanan adalah katup yang berisi darah rendah oksigen. Pembulu darah
superior dan inferior vena cava besar, membawa darah rendah oksigen dari atas dan bawah
bagian tubuh ke atrium kanan lalu memompa ventrikel kanan darah keluar dari jantung dan
melalui batang paru rendah oksigen akan di keluarkan sebagai karbon dioksida lalu di tukar
kembali melalui oksigen yang diserap oleh paru – paru.
4
Setelah oksigen
kembali ke jantung
dari paru-paru
kanan dan kiri
melalui paru-paru
kanan dan
kiri vena, masing-
masing ( pembuluh
darah, Pembuluh
yang membawa darah menuju jantung) akan melalui vena paru
Gambar 2 . Sirkulasi Cardiopulmonary
bifurkasio sebelum mencapai jantung. Terdapat empat vena pulmonalis yang masuk atrium
kiri. Darah yang kaya oksigen dipompa keluar jantung melalui atrium kiri menuju ventrikel,
lalu memompanya menuju aorta hingga sampai ke a arteri.
Sisi kanan jantung, arteri pulmonalis, dan vena paru adalah bagian dari Pulmonary
sirkuit. Hal ini karena peran mereka adalah mengumpulkan darah dari jaringan tubuh lalu
memompanya ke paru-paru ( pulmo = "Paru-paru").
Sisi kiri jantung, arteri aorta, dan venae cavae adalah bagian dari rangkaian sistemik.
Hal ini karena peran arteri aorta dan venae cavae adalah mengumpulkan darah dari paru-paru
lalu memompanya ke semua jaringan tubuh .
Empat ruang pada jantung dapat dipisahkan antara sisi kiri dan kanan, masing-masing
berisi sebuah atrium dan ventrikel. Sisi kanan bertanggung jawab untuk mengumpulkan
rendah oksigen darah dan memompanya ke paru-paru. Sisi kiri bertanggung jawab untuk
mengumpulkan darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke tubuh. Melalui
Aorta menuju ke Arteri membawa darah dari jantung hingga mensuplai darah ke seluruh
tubuh.
5
pembuluh vena adalah pembuluh yang membawa darah menuju jantung. Lalu jantung
memompanya menuju paru-paru. Pertukaran karbon dioksida dengan oksigen terjadi di paru-
paru melalui pembuluh terkecil, yaitu kapiler. Darah beroksigen dikembalikan ke jantung
melalui vena paru-paru dan dikumpulkan di atrium kiri.
Gambar 3. Sirkulasi cardiovascular
Pada proses sirkulasi jantung. Darah dikumpulkan dalam atrium kanan dipompa ke ventrikel
kanan. Pada kontraksi dari darah, ventrikel kanan melewati batang paru-paru dan arteri ke
paru-paru. Pompa atrium kiri darah ke ventrikel kiri. Kontraksi kiri ventrikel mengirim darah
melalui arteri aorta ke seluruh jaringan dalam tubuh. Pelepasan oksigen dalam pertukaran
untuk karbon dioksida terjadi melalui kapiler dalam jaringan. Lalu oksigen darah
dikembalikan melalui cavae venae superior dan inferior, yang bermuara di atrium kanan.
Catatan : bahwa aliran searah darah melalui jantung dilakukan dengan katup.
6
2.5 Vaskuler pada Jantung
Gambar 4 . Pasokan pembuluh darah ke jantung.
Pasokan darah ke jantung terjadi melalui arteri koroner kanan dan kiri dan cabang mereka.
Vena drainase vena terjadi melalui jantung. LAD, kiri anterior descending, SVA, vena kava
superior.
Meskipun bilik jantung diisi dengan darah, suplai oksigen sangat sedikit diperoleh
jaringan jantung. Pasokan arteri ke jantung muncul dari pangkal aorta sebagai arteri koroner
kanan dan kiri (berjalan di sulcus koroner). Melalui drainase vena, jantung yang
mengembalikan darah terdeoksigenasi ke atrium kanan. Arteri koroner muncul dari ostia di
sinus kiri dan kanan katup semilunar aorta,di dalam dium epicar-, dan juga mengelilingi
jantung di atrioventrikular tersebut (koroner) dan sulci interventriculare .
Gambar 5 . Pasokan Arteri ke septum interventriculare
7
Arteri koroner kanan memasok sepertiga posterior dari septum interventriculare,
dan koroner kiri dua pertiga anterior. Arteri menuju atrioventrikular node yaitu cabang dari
arteri interventriculare posterior. AV, atrioventrikular, LAD, kiri anterior descending.
2.5.1. Arteri Koroner Kanan
Arteri koroner kanan muncul dari aorta ke dalam atrioventrikular lalu turun melalui
alur, lalu membuat tikungan di inti hati, dan terus ke bawah dalam sulkus interventriculare
posterior. Setelah muncul dari aorta, arteri koroner kanan mengeluarkan dua cabang (Gambar
5). Para konus (arteriosus) arteri berjalan ke konus arteriosus (saluran keluar ventrikel kanan),
dan cabang atrium pergi ke atrium kanan.Cabang atrium bercabang menjadi arteri nodal
sinoatrial yang berjalan di sepanjang atrium kanan anterior vena kava superior, mengepung
dalam searah jarum jam atau berlawanan sebelum mencapai sinoatrial node. Arteri nodal
sinoatrial akan mensuplai sinoatrial node, bundel Bachman bundle’s, crista terminalis, dan
dinding kiri dan kanan atrium.
Arteri koroner kanan akan terus mengikuti alur atrioventrikular dan melepaskan
sejumlah cabang variabel ke atrium kanan dan ventrikel kanan. Yang paling menonjol di
antaranya adalah cabang marjinal kanan, yang berjalan di margin kanan jantung dan
memasok bagian dari ventrikel kanan. Kurva koroner posterior kanan dan turun ke bawah
pada Satu interventriculare arteri posterior (posterior descending), yang berjalan di sulcus
interventriculare posterior. Itu ditujukan ke arah apeks jantung untuk memasok dinding bebas
posterior ventrikel kanan. Dalam 85-90% dari jantung manusia, cabang-cabang arteri ini
(arteri septum posterior) memasok sepertiga posterior dari septum interventriculare (Gambar
5).
8
Arteri kedua adalah arteri nodal atrioventrikular, yaitu cabang-cabang dari arteri
koroner tepat di inti dari jantung dan melewati anterior sepanjang dasar septum atrium untuk
memasok atrioventrikular node proximal bagian dari percabanganya, dan bagian posterior
septum interventriculare yang mengelilingi setiap cabang. Arteri lain melintasi inti ke dalam
alur atrioventrikel kiri untuk memasok permukaan diafragma dari ventrikel kiri dan otot
papilaris posterior katup bikuspid.
Gambar 6 . Drainasi vena Jantung
Tiga sistem Vena yang terpisah membawa darah ke atrium kanan: sinus koroner, cardiac vena anterior, hingga (Thebesian) vena jantung yang terkecil.
9
2.5.2 Arteri Koroner Kiri
Arteri koroner kiri (arteri koroner kiri utama) muncul dari aorta melalui ostia dari
puncak aorta kiri dalam sinus Valsava (Gambar 4). Katup semilunar berbentuk miring
cabang ostium dari arteri koroner kiri adalah superior dan posterior ostium koroner kanan.
Perjalanan arteri koroner kiri dari aorta akan melewati antara batang paru-paru dan embel
atrium kiri. Di bawah embel-embel tersebut, arteri terbagi ke anterior interventriculare
(anterior kiri turun) arteri dan arteri sirkumfleksa kiri.Arteri interventriculare anterior akan
menjadi kelanjutan langsung dari arteri koroner kiri yang turun ke dalam alur
interventriculare anterior
Cabang lain dari arteri anterior interventriculare yaitu memperpanjang lateral melalui
epikardium untuk mesuplai dinding ventrikel kiri. Arteri interventriculare anterior juga
memperpanjang cabang untuk memenuhi suplai arteri konus dari kanan koroner untuk
membentuk anastomosis yang disebut lingkaran Vieussens (Raymond Vieussens, Perancis
anatomi, 1641-1715), serta cabang-cabang ke dinding bebas anterior ventrikel kiri (arteri
diagonal)
Kelanjutan paling distal arteri dari kurva interventriculare anterior sekitar puncak dan
perjalanan di sulkus superior posterior interventriculare beranastomosis dengan posterior
turun dari arteri koroner kanan. Singkatnya, arteri anterior dan cabang interventriculare
mensuplai sebagian besar dari septum interventriculare yaitu dinding anterior, lateral, dan
apikal ventrikel kiri, dan juga mensuplai sebagian besar cabang bundel kanan dan kiri, dan
otot papilaris anterior, hingga katup bikuspid (ventrikel kiri). Hal ini juga memberikan
sirkulasi kolateral ke ventrikel kanan anterior, bagian posterior septum interventriculare, dan
arteri posterior.
10
2.5.3 Pembulu Vena
Drainase vena jantung dicapai melalui tiga sistem yang terpisah:
(1) anak sungai vena jantung, yang bertemu untuk membentuk sinus koroner,
(2) jantung anterior (anteventrikel kanan) vena, dan
(3) terkecil jantung (Thebesian) sistem vena
Sebagian besar miokardium dikeringkan oleh pembuluh darah jantung yang tentu
saja sejajar dengan arteri koroner. Ketiga pembuluh darah besar (yang, pembuluh darah besar
jantung, sedang , dan kecil) berkumpul untuk membentuk sinus koroner. Di sisi anterior
jantung vena besar (interventriculare anterior) terletak di dalam sulkus interventriculare
anterior dan berjalan mengitari arteri interventriculare anterior (Gambar 4) dan berjalan
dalam alur atrioventrikular sekitar sisi kiri jantung ke posterior.
Dalam alur atrioventrikular, di sisi posterior jantung, vena jantung besar menjadi
sinus koroner, yang kemudian bermuara di atrium kanan. Dari dalam atrium kanan, dapat
dilihat bahwa sinus koroner membuka ke atrium kanan, membentuk os yang terletak di
anterior dan inferior menuju v. kava inferior. Pada vena, terdapat katup (valve Thebesian)
yang mencakup disetiap sisi pembukaan sinus koroner untuk mencegah arus balik. Vena
jantung besar terbentuk oleh pertemuan vena kecil dari ventrikel kiri dan kanan serta bagian
anterior septum interventriculare.
11
2.6 Gambaran Infark Miokard
Gambar 7. Infark Miokard
Umumnya Infark Miokard didasari oleh adanya arteriosklerosis pembuluh
darah koroner. Secara morfologis Infark Miokard dapat berupa transmural atau sub
endokardial. Ada dua jenis infark miokardial yang saling berkaitan dengan morfologi,
patogenisis, dan penampakan klinis yang cukup berbeda. (Dasar Patologi Penyakit, 1999 :
319)
1. Infark Transmural
12
Infark yang mengenai seluruh tebal dinding ventrikel. Biasanya disebabkan oleh
aterosklerosis koroner yang parah, plak yang mendadak robek dan trombosis oklusif yang
superimposed.
1. Infark Subendokardial
Terbatas pada sepertiga sampai setengah bagian dalam dinding ventrikel yaitu daerah yang
secara normal mengalami penurunan perfusi.
2.7 Gambaran EKG pada Infark Miokard
Gambar 8 . EKG pada Infark miokard
Pada EKG terdapat elevasi segmen ST diikuti dengan perubahan sampai inersi
gelombang T, kemudian muncul peningkatan gelombang Q di dua sadapan.
Lokasi infark Sadapan
Anterior V2-4
Inferior aVF
Lateral I, V6
Posterior R tinggi, T tegak , V1-2
13
Tabel 1 . melalui EKG lokasi infark dapat di tentukan dari hasil sadapan
Gambaran khas yang terdapat pada EKG sebagai dari indark transmural miokard
diikuti oleh :
1 . Elevasi segmen ST : hal ini merupakan tanda paling awal dari infark miokardium
dan menetap selama beberapa hari sampai 2 minggu.
2 . Besar (giant , hyperacute) gelombang T tegak lurus dapat dijumpai di banyak
sadapan yang memperlihatkan adanya elevasi ST. Gambaran ini biasanya menghilang
dalam 24 jam.
3. Setelah 1-3 hari, gelombang T menjadi terbalik. Hal ini biasanya mencapai puncak
dalam 1-2 minggu selama waktu tersebut gelombang T menjadi dalam dan terbalik
simetris.
4. Dalam 1-3 hari , timbul gelombang Q abnormal yang menunjukan adanya infark
transmural. Gelombang Q abnormal ditentukan dari criteria sebagai berikut :
a. durasi Q = 0.04 detik atau lebih
b. rasio Q:R = 25% atau lebih
c. kompleks QS dapat dipertimbangkan ekuivalen dengan gelobang Q.
Adapun beberapa letak hasil sadapan Elektrokardiografi pada infark miokard akut (AMI) yang dapat
di identifikasi berdasarkan teori ST segmen yaitu :
1.Anterior ---> ST segmen elevasi di lead V1 sampai V4, reciprocal dengan di tandai ST segment
depresi di lead II,III, aVF.
14
Gambar 9. Anterior Infark Miokard . ST segmen elevasi di V1, V2,V3, V4
2. Inferior ---> ST segmen di lead II, III, aVF, reciprocal dengan ditandai ST segmen depresi di
lateral.
Gambar 10. Inferior Infark Miokard .ST segmen elevasi di lead II, III, aVF dan ST depresi V6, I, aVL
15
3. Posterior ---> ST segmen di lead V8 & V9
Gambar 11. Posterior Infark Miokard . gel R yang tinggi di lead V1, biasanya juga dilakukan sadapan pada lead V8 & V9
untuk menemukan ST segmen elevasi.
4. Septal ---> ST segmen elevasi di lead V1 dan V2,
Gambar 12. Septal ST segmen elevasi di V1 dan V2
5. Lateral ---> ST segmen elevasi di lead V5 & V6, lead I & aVL
16
Gambar 13. Lateral Infark Miokard . ST segmen elevai di lead I, aVL, V6, V6.
Jika hanya ditemukan ST segmen elevasi di lead I dan aVL pada sadapan, maka dinamakan AMI High Lateral.
2.8 Patofisiologi Infark Miokard
Setelah terjadi Infark Miokard daerah miokard setempat akan
memperlihatkan penonjolansitolik (diskinesia) dengan akibat menurunnya ejeksi
fraction, isi sekuncup, dan peningkatan volumeakhir sistolik dan akhir diastolik
ventrikel kiri. Tekanan akhir diastolik ventrikel kiri naik dengan akibat tekanan
atrium kiri juga naik. Peningkatan tekanan atrium kiri diatas 25 mmHg yang
lama a k a n m e n y e b a b k a n t r a n s u d a t c a i r a n k e j a r i n g a n i n t e r s t i t i u m p a r u
( g a g a l j a n t u n g ) .
P e m b u r u k a n hemodinamik ini bukan saja disebabkan karena daerah infark,
tetapi juga daerah iskemik disekitarnya. Miokard yang masih relatif baik akan
mengdakan kompensasi, khususnya dengan b a n t u a n r a n g s a n g a d r e n e r g i k
u n t u k m e m p e r t a h a n k a n c u r a h j a n t u n g t e t a p i d e n g a n p e n i n g k a t a n
kebutuhan oksigen miokard. Kompensasi ini jelas tidak memadai jika daerah yang
17
bersangkutan juga mengalami iskemia atau bahkan sudah fibrotik. Bila infark kecil dan
miokard yang kompensasi masih normal maka pemburukan hemodinamik akan minimal.
Sebaliknya jika infark luas dan miokard yang harus berkompensasi juga buruk akibat
iskemia atau infark lama, tekanan akhir diastolik akan naik dan gagal jantung
terjadi.Perubahan-perubahan hemodinamik Infark Miokard ini tidak statis.
Bila Infark Miokard makintenang fungsi jantung membaik walaupun
tidak diobati. Hal ini disebabkan daerah-daerah yang tadiiskemik mengalami
perbaikan. Perubahan hemodinamik akan terjadi bila iskemik berkepanjangan
atau infark meluas. Terjadinya mekanis penyulit seperti rupture septum ventrikel, regurgitasi
mitralakut dan aneurisma ventrikel akan memperburuk faal hemodinamik jantung.Aritmia
merupakan penyulit Infark Miokard yang tersering dan terjadi pada saat
pertama serangan.Hal ini disebabkan karena perubahan masa refrakter, daya
hantar rangsang dan kepekaan terhadap rangsangan.
Sistem saraf otonom juga berperan terhadap terjadinya aritmia. Penderita Infark
Miokard umumnya mengalami peningkatan tonus parasimpatis dengan akibat
kecenderungan bradiaritmia meningkat. Sedangkan peningkatan tonus simpatis pada
Infark Miokard anterior akan mempertinggi kecenderungan fibrilasi ventrikel dan perluasan
infark.
2.9 Gambaran klinis Infark miokard
Khas adalah nyeri dada retroternal, seperti diremas-remas dan tertekan, nyeri
menjalar ke lengan,(kiri) bahu, leher, rahang bahkan ke punggung dan
epigastrium. Nyeri berlangsung lebih lama dari angina pektoris dan tidak
responsif terhadap nitrogliserin. Kadang-kadang terutama pada penderita
diabetik dan orant ua tidak ditemukan nyeri sama sekali. Nyeri disertai perasaan mual,
muntah, sesak,pusing, keringat dingin, berdebar-debar, atau penderita sering ketakutan.
Walaupun Infark Miokard merupakan manifestasi pertama dari penyakit jantung
koroner, namun bila anamnesa dilakukan secara teliti sering didahului oleh angina,
perasaan tidak enak di dada atau epigastrium.Kelainan pada pemeriksaan fisik
tidak ada berkarakteristik khas dan bahkan dapat normal. Dapatditemui bunyi
jantung kedua yang pecah paradoksal irama gallop. Adanya krepitasi basal merupakan tanda
18
bendungan paru. Takikardi, kulit pecah, dingin dan hipotensi ditemukan pada kasus yang
relatif lebih berat. Kadang-kadang ditemukan pulsasi diskinetik yang tampak
atau teraba di dinding pada Infark Miokard anterior.
3.0 Diagnosis Infark Miokard
- Anamnesis
Pasien biasanya datang dengan keluhan nyeri di dada kiri, terasa seperti di tekan, di iris atau
di cekik dan terasa menjalar ke rahang, tangan kiri, punggung serta dada kanan sampai tangan
kanan.terkadang juga di keluhkan nyeri ulu hati. Nyeri dada biasanya bersifat menentap >20
menit. Pada hampir setengah kasus, terdapat faktor pencetus sebelum terjadinya serangan,
seperti aktifitas fisik berat, stres emosi atau penyakit medis atau bedah. Nyeri tidak
sepenuhnya menghilang dengan istirahat ataupun pemberian nitrogliserin, sering disertai
dengan gejala otonom seperti mual, muntah, dan berkeringat dingin. Tak jarang pasien juga
mengeluh sesak.
- Pemeriksaan fisik.
Pada pasien infark miokardium biasanya tampak distrees dan menderita karena
nyerinya. Seringkali pasien terlihat pucat. Nadi biasanya reguler, meskipun sering di temukan
ekstrasisitol. Adanya bradikardi ataupun takikardi sangat membantu untuk mengetahui lokasi
infark, efeknya terhadap konduksi, tonus vagal dan luasnya miokardium yang terkena infark.
Takikardi > 120x/menit adalah hal yang mengkhawatirkan dan biasanya menggambarkan
infark yang luas, meskipun pasien dengan infark kecil namun terjadi kondisi hiperadrenergik
juga dapat memberikan gambaran yang sama. Tekanan darah biasanya naik akibat respon
terhadap nyeri dada. Hipotensi dapat disebabkan oleh refleks vagal, dehidrasi, infark
ventrikel kanan, atau gagal jantung. Demam jarang melebihi 38ºC, biasanya terjadi dalam 24
jam pertama dan menghilang dalam waktu beberapa hari.
Pemeriksaan fisik lainnya yang harus dievaluasi adalah tekanan vena jugularis
biasanya normal atau sedikit meningkat atau meningkat sekali pada infark ventrikel kanan.
Pulsasi apeks sulit diraba dan bunyi jantung pertama dan kedua lemah, bunyi jantung ke 4
dapat terdengar pada beberapa kasus sedangkan bunyi jantung ke tiga dapat ditemui bila
terjadi gagal jantung.
2.9 Tatalaksana Infark Miokard
19
Pengobatan ditujukan untuk sedapat mungkin memperbaiki kembali aliran pembuluh
koroner sehingga reperfusi dapat mencegah kerusakan miokard lebih lanjut, serta mencegah
kematian mendadak.
Tatalaksanan di ruang emergensi
Tata laksana awal berupa pemberian MONA: morfin, oksigen, nitrit dan aspirin.
1. Morphin. Obat ini mengurangi atau menghilangkan nyeri dengan menurunkan preload.
Morfin diberian dengan dosis 2-4 mg dan dapat diulang dengan interval 5-15 menit sampai
dosis total 20 mg.
2. Oksigen. Terapi diberikan pada pasien dengan saturasi oksigen arteri < 90%. Oksigen
sebaiknya di berikan dengan masker oksigen atau nasal prong
3. Nitrat. Obat ini untung mananggulangi spasme arteri koroner dan menurunkan miokard
akan oksigen dengan menurunkan tekanan baik preload maupun afterload. Menyebabkan
relaksasi dari otot polos pembuluh darah melalui stimulasi dari prosuk cyclic guanosine
monophosphate intraseluler, mengakibatkan penurunan tekanan darah. Nitrat sublingual
dapat di berikan dengan aman dengan dosis 0,4 md dan dapat di berikan sampai 3 dosis
dengan interval 5 menit.
4. Aspirin. Menghambat sisitem cyclooxygenase, menurunkan level dari tromboxane A2,
yang merupakan aktifator platelet yang poten. Diberikan aspirin dengan dosis 160 atau 325
mg setiap hari.
Tatalaksana di rumah sakit
1. Perawatan pasien dilakukan di ruang intensive.
2. Aktivitas. Pasien harus istirahat dalam 12 jam pertama
3. Diet. Karena risiko muntah dan aspirasi setelah infark miokard, pasien harus puasa dan
20
minum cair dengan mulut dalam 4-12 jam pertama. Diet mencakup lemak < 30% kalori total
dan kandungan kolesterol <300 mg/hari. Menu harus diperkaya dengan makanan yang kaya
serat, kalium, magnesium, dan rendah natrium.
4. Usus. Istirahat di tempat tidur dan efek penggunaan narkotik untuk menghilangkan nyeri
sering mengakibatkan konstipasi. Dianjurkan penggunaan kursi komod di samping tempat
tidur, diet tinggi serat, dan penggunaan pencahar ringan.
5. Sedasi. Diperlukan selam perawatan untuk mempertahankan periode inaktivas dengan
penenang.
6. Terapi farmakologis
Antitrombolitik. Penggunaan untuk menghambat terjadinya obstruksi koroner selama fase
awal penyakit berdasarkan bukti klinis dan laboratoris bahwa trombosis mempunyai peran
penting dalam patogenesis.
Beta bloker Penggunaan memperbaiki keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
miokard, mengurangi nyeri, mengurangi luasnya infark dan menurunkan resiko terjadinya
aritmia ventrikel yang serius. Inhibitor ACE. Pengobatan direkomendasikan untuk
menurunkan mortalitas dan juga untuk pencegahan gagal jantung dan infark miokar
rekuren.Angiostensin receptor blockers (ARB). Pada pasien AMI dengan komplikasi
dysfunction atau gagal jantung klinis yang tak toleran dengan inhibitor ACE.
3.0 komplikasi Infark Miokard
1 . A r i t m i a2 . G a g a l j a n t u n g3. Syok kardiogenik4. Trombo-embolisme5. Perikarditis6. Aneurisma ventrikel7. Regurgitasi mitral akut8. Ruptur jantung dan septum9. Sudden death
21
BAB III
Metode Penelitian
1.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat observasional deskriptif yang dilakukan secara retrospektif
dengan menggunakan pendekatan potong lintang (cross sectional).
1.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan November 2011 sampai Januari 2012 di Bagian
Penyakit Dalam RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
1.3. Populasi dan Sampel Penelitian
1.3.1. Populasi
Semua data rekam medik pasien Infark Miokard Akut di Bagian Penyakit Dalam
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
1.3.2. Sampel
22
Semua data rekam medik pasien Infark Miokard Akut di Bagian Penyakit Dalam
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode Juli 2010- Juli 2011 dan
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
1.3.3. Kriteria Inklusi
Data rekam medik pasien Infark Miokard Akut di Bagian Penyakit Dalam RSUP
Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
1.3.4. Kriteria Eksklusi
Pasien memiliki data yang tidak lengkap.
1.4. Variabel Penelitian
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Umur
4. Riwayat Hipertensi
5. Gambaran ECG
6. Lokasi Infark
7. Infark akut
1.5. Definisi Operasional
Definisi Operasional dalam penelitian ini meliputi:
1. Jenis kelamin. Jenis kelamin pasien Infark Miokard Akut dikategorikan menjadi 2
yaitu laki-laki dan wanita.
2. Umur : adalah lama hidup yang dikelompokkan dalam 2 kelompok :
a. Muda : bila usia < 50 tahun
b. Tua : bila usia >= 50
3. Pasien memiliki riwayat faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya Miokard
infark seperti Hipertensi , Obesitas , Arterosklerosis dan perokok.
4. Pasien yang teridentifikasi Miokard Infark Akut (IMA)
5. Menentukan kesesuaian hasil gambaran Elektrokardiograf dengan lokasi infark
pada pasien IMA.
6. Menentukan lokasi ST elevasi pada hasil Elektrokardiografi yang dapat
teridentifikasi.
7. Menentukan Bagian yang sering menjadi lokasi terjadinya infark miokard pada
gambaran hasil elektrokardiograf (anterior, Posterior , Lateral,Inferior)
23
8. Menarik kesimpulan setelah mengidentifikasi letak lokasi Infark setelah
melakukan pengumpulan data .
1.6. Kerangka Operasional
24
1.7. Cara Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan data sekunder yaitu data hasil rekam
medik pasien Infark Miokard Akut di Bagian Penyakit Dalam RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang periode Juli 2010- Juli 2011.
1.8. Cara Pengolahan Data
Setelah proses pengambilan data selesai dilakukan, data yang diperoleh diolah
oleh peneliti. Data yang didapat dikumpulkan dan dikelompokkan berdasarkan masing-
masing kategori dan disajikan dalam bentuk narasi dan tabel-tabel distribusi oleh peneliti
secara penjelasan deskriptif.
1.9. Jadwal Kegiatan
25
Populasi Poli Penyakit Dalam di RSUP Dr. Mohammad Hoesin PalembangSemua data rekam medik pasien IMA
Pengolahan dan analisis data
Sampel
Pengumpulan dataMelalui data rekam medik
Penyajian data
Kriteria inklusi Kriteria eksklusi
Data rekam medik pasien Infark Miokard Akut di Bagian Penyakit Dalam RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang
Data rekam medik pasien Infark Miokard Akut yang tidak lengkap memuat variable-variabel penelitian.
Tidak dimasukkan pada penelitian
Kegiatan Jun Jul Ags Sep Okt No
v
Des Jan Feb
Penyusunan Proposal
Ujian Proposal
Perbaikan proposal
dan izin penelitian
Pengumpulan dan
analisis data
Penyusunan laporan
skripsi
Ujian Skripsi
Perbaikan laporan
akhir
Penyerahan laporan
skripsi
1.10. Anggaran
Anggaran yang diperlukan selama penelitian yaitu sebagai berikut:
1. Kertas Rp. 99.000,-
2. Fotokopi Rp. 100.000,-
3. Pengambilan data Rp. 270.000,-
4. Penjilidan laporan Rp. 200.000,-
5. Transportasi Rp. 150.000,-
6. Biaya tak terduga Rp. 100.000,- +
Total Anggaran Rp. 919.000,-
Biaya penelitian ditanggung sepenuhnya oleh peneliti.
26
http://quizlet.com/4825782/5-mi-ischemia-acs-stress-tests-flash-cards/
27