gambaran hasil hbsag (hepatitis b surface antigen) pada ... · bahan informasi dan menambah kajian...

56
GAMBARAN HASIL HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen) PADA PASIEN SUSPECT HEPATITIS B DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI KARYA TULIS ILMIAH Disusun Sebagai SyaratUntuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan Oleh : LULUN PERMATASARI P00341015022 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KEDARI JURUSAN ANALIS KESEHATAN 2018

Upload: others

Post on 20-Sep-2019

20 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

1

GAMBARAN HASIL HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen) PADA

PASIEN SUSPECT HEPATITIS B DI RUMAH SAKIT

UMUM DAERAH KOTA KENDARI

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Sebagai SyaratUntuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma

III Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan

Oleh :

LULUN PERMATASARI

P00341015022

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEDARI

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

2018

2

3

4

5

RIWAYAT HIDUP

A. Identitas Diri

Nama : Lulun Permatasari

NIM : P00341015022

Tempat, dan Tgl, Lahir : Puulowaru, 15 Maret 1997

Suku/ Bangsa : Tolaki/Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

B. Pendidikan

1. SD Negeri Laloumera, tamat tahun 2009

2. SMP Negeri 2 Besulutu, tamat tahun 2012

3. SMA Negeri 1 Besulutu, tamat tahun 2015

4. Sejak tahun 2015 melanjutkan pendidikan di Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan

v

6

MOTTO

Mimpi Tanpa Tindakan Adalah Halusinasi

Tak Akan Ada Yang Sia-Sia. . .

Asal Mau Berusaha, Tetap Tenang Dan Mau Bersabar

Orang Tua Dan Kepercayaan Diri, Serta Keyakinan

Adalah Pondasiku Menuju Suatu Proses Kesuksesan

Hanya Diri Sendirilah Yang Menentukan. . .

Waktu Adalah Pedang, Jika Tak Bisa Menggunakan

Maka Akan Melukai Diri Sendiri. . .

Karya Tulis Ini Kupersembahkan Kepada

Almamametku,

Ayahanda Dan Ibunda Tercinta

Keluargaku Tersayang

Sahabat-Sahabatku Tersayang

Agama, Bangsa Dan Negaraku

vi

7

ABSTRAK

Lulun Permatasari (P00341015022) Gambaran Hasil Hbsag (Hepatitis B

Surface Antigen) Pada Pasien Suspect Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Kendari dibimbing oleh Ibu Tuty Yuniarty dan Ibu Supiati ( xiii

+ 31 halaman + 4 tabel + 7 lampiran). Latar Belakang : Hepatitis B merupakan

penyakit infeksi atau inflamasi pada hepatosit yang disebabkan oleh virus

hepatitis B yang dapat menyebabkan perdangan hati akut atau menahun.

Penularan virus hepatitis B dapat terjadi melalui pola vertikal dan horizontal. Pada

pola vertikal terjadi pada ibu hamil dengan HBsAg posotif pada anak yang

dilahirkan pada saat persalinan (penularan peranatal). Pada pola horizontal infeksi

virus hepatitis B dapat melalui luka di kulit atau selaput lindir, misalnya melalui

suntikan, transfusi darah, alat operasi, tusuk jarum, pembuatan tatoo, tindik, luka

pada selaput lendir, mulut, hidung, dan genitalia (hubungan intim). Tujuan

Penelitian : Untuk mengetahui Gambaran Hasil HBsAg (Hepatitis B Surface

Antigen) Pada Pasien Suspect Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Kendari. Metode penelitian : Deskriftif dengan populasi sampel 3 pasien dan

besar sampel penelitian berjumlah 15 pasien. Pengambilan sampel menggunakan

teknik Total Sampling. Hasil penelitian : menunjukkan dari 15 pasien, terdapat

12 pasien dengan hasil pemeriksaan HBsAg negatif (80%) dan yang hasil

pemeriksaan HBsAg positif terdapat 3 pasien (20%). Kesimpulan : Dari hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 15 pasien suspect yang melakukan

pemeriksaan HBsAg, jumlah pasien yang negatif lebih banyak daripada yang

positif. Saran : Diharapkan kepada peneliti selanjutnya dapat dijadikan sebagai

bahan informasi dan menambah kajian teori terkait pemeriksaan hasil HBsAg

(Hepatitis B Surface Antigen) Pada Pasien Suspect Hepatitis B.

Kata Kunci : Hepatitis B, HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen), Hati

Daftar pustaka : 17 buah (2006 – 2016)

vii

8

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

penelitian dengan judul “Gambaran Hasil HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen)

Pada Pasien Suspect Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari”.

Penelitian ini di susun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan program diploma III (D III) pada Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari Jurusan Analis Kesehatan.

Rasa hormat, terimakasih dan penghargaan yang sebesar – besarnya

kepada Ayahanda Nanang Syaputra dan Ibunda tercinta Emiyatin dan adik-adikku

tersayang Lilian Armita dan Lila Syafitri atas semua bantuan moril maupun

materil, motivasi, dukungan dan cinta kasih yang tulus serta doanya demi

kesuksesan studi yang penulis jalani selama menuntut ilmu sampai selesainya

karya tulis ini.

Proses penulisan karya tulis ilmiah ini melewati perjalanan panjang, dan

penulis banyak mendapatkan petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis juga menghaturkan rasa terimakasih

kepada Ibu Tuty Yuniarty, S.Si.,M.Kes selaku pembimbing I dan Ibu Supiati,

STP.,MPH selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikiranya

dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab guna memberikan bimbingan serta

petunjuk kepada penulis dalam proses penyusunan karya tulis ilmiah ini hingga

dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih penulis juga tunjukan kepada :

1. Askrening,SKM.,M.Kes Selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari

2. Anita Rosanty, S.ST., M.Kes selaku ketua jurusan analis kesehatan dan

Ibu Fonnie E. Hasan, DCN.,M.Kes selaku penguji I dan Muhaimin

Saranani, S.Kep.,Ns.,M,Sc selaku penguji II yang telah memberikan kritik

dan saran dalam Karya Tulis Ilmiah Ini.

3. Bapak dan Ibu Dosen Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Analis

Kesehatan atas segala fasilitas dan pelayanan akdemik yang diberikan

selama penulis menuntut ilmu.

viii

9

4. Tuty Dwiyana, Amd.Anakes, SKM selaku Kepala Laboratorium Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Kendari yang telah memberi kemudahan dalam

penelitian.

5. Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Elyasari,

SST.,M.Keb yang selalu memberikan semangat dan motivasinya selama

ini.

6. Terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan terima kasih kepada

sahabat-sahabatku Fera, Efran, Ayu, Yulianti, Richardo, Amsar, Ikhwangi,

Ifan, Hijriyani, Nini, Asfian, Gita, Arnando, dan kepada Suci dan Arma

yang telah memberikan bantuan, dukungan dan motivasinya selama ini.

7. Seluruh rekan-rekan, mahasiswa Politeknik Kesehatan Kendari khusunya

jurusan Analis Kesehatan 2015-2018 yang penulis tak bisa sebutkan satu

persatu. Terima kasih atas motivasi, masukan, dukungan dan, kebersamaan

dalam suka maupun duka mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

Kendari Jurusan Analis Kesehatan.

8. Ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Ikra Damayanti, Sri

Wahyuningsih, Jaya Hartono, Ismi Israwati, Nusul Khairun, Nur Intan,

Sitti Hartati dan Nurharlian yang salama ini telah mendoakan dan

memberikan dukungan.

9. Semua pihak yang membantu baik langsung maupun tidak langsung

selama proses penulisan hingga selesainya penulisan Karya Tulis Ilmiah

ini.

Kendari, 12 Juli 2018

Penulis

ix

10

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. v

MOTTO ............................................................................................................... vi

ABSTRAK ........................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL................................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 5

A. Tinjauan Umum Tentang Hepatitis B ........................................................ 5

1. Pengertian Hepatitis B.......................................................................... 5

2. Etiologi Hepatitis B .............................................................................. 5

3. Patologi Hepatitis B ............................................................................. 5

4. Gejala Klinis Hepatitis B ..................................................................... 6

5. Cara Penularan Hepatitis B .................................................................. 6

B. Tinjauan Umum Tentang HBsAg .............................................................. 6

1. Pengertian HBsAg ................................................................................ 6

2. Pemeriksaan HBsAg ............................................................................ 7

3. Metode Pemeriksaan HBsAg ............................................................... 7

BAB III KERANGKA KONSEP ....................................................................... 12

x x

11

A. Dasar Pemikiran ........................................................................................ 12

B. Kerangka Konsep ...................................................................................... 13

C. Variabel Penelitian .................................................................................... 14

D. Defenisi Operasional Dan Kriteria Objektif ............................................. 14

BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 15

A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 15

B. Tempat Dan Waktu Penelitian .................................................................. 15

C. Populasi Dan Sampel ................................................................................ 15

D. Prosedur Pengumpulan Data ..................................................................... 15

E. Instrumen Penelitian.................................................................................. 16

F. Jenis Data .................................................................................................. 17

G. Pengolahan Data........................................................................................ 17

H. Analisis Data ............................................................................................. 18

I. Penyajian Data .......................................................................................... 18

J. Etika Penelitian ......................................................................................... 18

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 20

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................................... 20

B. Hasil Penelitian ......................................................................................... 22

C. Pembahasan ............................................................................................... 25

BAB VI PENUTUP ............................................................................................. 28

A. Kesimpulan ............................................................................................... 28

B. Saran .......................................................................................................... 28

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

xi

12

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Pada Pasien Suspect

Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kenda………21

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Pasien

Suspect Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari

…………………………………………………………………..22

Tabel 5.3 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Interpretasi Hasil Pemeriksaan

HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen) Pada Pasien Suspect

Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari……..23

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan HBsAg (Hepatitis B

Surface Antigen) Pada Pasien Suspect Hepatitis B Di Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Kendari……………………………………24

xii

13

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Hasil Penelitian

Lampiran 2 : Master Tabel

Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian dari Jurusan Analis Kesehatan

Lampiran 4 : Surat Izin Penelitian dari Poltekkes Kemenkes Kendari

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian dan Pengembangan

Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara

Lampiran 6 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 7 : Surat Keterangan Bebas Pustaka

Lampiran 8 : Dokumentasi Penelitian

xiii

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hati merupakan organ yang paling besar dan penting bagi kita dengan

berat kira-kira 1200-1500 gram. Hati berfungsi sebagai pembentukan dan

sekresi empedu, tempat menyimpan glikogen, sintesa urea, metabolisme

kolestrol dan lemak dan detoksifikasi racun. Hati mampu menjaga fungsinya

bahkan ketika ada bagian yang mengalami kerusakan (Widodo, 2014). Selain

itu terdapat pula bahaya dari penyakit hati yang disebabkan oleh virus atau

bakteri yang terbawa oleh makanan dan minuman yang di konsumsi sehari-

hari. Jenis-jenis penyakit hati antara lain yaitu hepatitis, liver, sirosis, kanker

hati, jaundice (penyakit kuning), kegagalan hati, kolangitis, leptospirosis dan

abses hati. Penyakit-penyakit hati akut akan banyak mempengaruhi fungsi-

fungsi hati (Pujiyanta, 2012).

Penyakit liver merupakan peradangan hati yang disebabkan oleh

infeksi virus, bakteri, atau bahan-bahan beracun sehingga hati tidak

melakukan fungsinya dengan baik. Hepatitis merupakan peradangan hati yang

bersifat sistemik, akan tetapi hepatitis bisa bersifat asimtomatik. Lebih dari

80% anak – anak menularkan hepatitis pada anggota keluarga adalah

asimtomatik. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

sampai sekarang telah dikenal tujuh macam Hepatitis virus, yaitu Virus

Hepatitis A (VHA), Virus Hepatitis B (VHB), Virus Hepatitis C (VHC), Virus

Hepatitis D (VHD), Virus Hepatitis E (VHE), Virus Hepatitis F (VHF) dan

Virus Hepatitis G (VHG) (Wijayanti, 2016).

Hepatitis B merupakan penyakit infeksi atau inflamasi pada hepatosit

yang disebabkan oleh virus hepatitis B (VHB) yang dapat menyebabkan

perdangan hati akut atau menahun (Wijayanti, 2016). Penularan VHB dapat

terjadi melalui pola vertikal dan horizontal. Pada pola vertikal terjadi pada ibu

hamil dengan HBsAg posotif pada anak yang dilahirkan pada saat persalinan

(penularan peranatal). Pada pola horizontal infeksi V HB dapat melalui luka di

1

2

kulit atau selaput lindir, misalnya melalui suntikan, transfusi darah, alat

operasi, tusuk jarum, pembuatan tatoo, tindik, luka pada selaput lendir, mulut,

hidung, dan genitalia (hubungan intim) (Handojo, 2014).

Untuk mengetahui adanya virus hepatitis B dalam tubuh di perlukan

pemeriksaan HBsAg. HBsAg merupakan salah satu jenis antigen yang

terdapat pada bagian pembungkus dari virus hepatitis B yang dapat terdeteksi

pada cairan tubuh yang terinfeksi. Pemeriksaan HBsAg dapat dilakukan

dengan beberapa metode yaitu RIA (Radio Immuno Assay), ELISA (Enzym

Linked Immuno Sorbent Assay), RPHA (Reverse Passive Hemagglutination)

dan imuno-chromatografi (Wijayanti, 2016).

Berdasarkan data World Health Organization (WHO), virus hepatitis B

kronis diperkirakan menyerang 350 juta orang di dunia, terutama Asia

Tenggara dan Afrika, dan menyebabkan kematian 1,2 juta orang pertahun.

Dari jumlah itu 15-25% yang terinfeksi kronis meninggal dunia karena

komplikasi dari sirosis dan kanker hati. Virus hepatitis B menjadi pembunuh

nomor 10 di dunia dengan jumlah orang terinfeksi mencapai 2 milyar jiwa

(Arief, 2012).

Di Indonesia, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas,

2013) menemukan bahwa prevalensi HBsAg adalah 7,2%. Kasus Hepatitis B

di Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2008-2012 berfluktuatif namun ada

kecenderungan menurun. Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Provinsi

Sulawesi Tenggara kasus Hepatitis B tahun 2008 berjumlah 53 kasus yang

terjadi di 2 kabupaten (2 kasus di Kabupaten Kolaka dan 51 kasus di

Kabupaten Bombana), tahun 2009 tidak ada kasus yang dilaporkan, tahun

2010 dilaporkan 13 kasus, seluruhnya ditemukan di kabupaten Bombana,

tahun 2011 ditemukan 4 kasus di Kota Kendari dan tahun 2012 dilaporkan 14

kasus yg keseluruhannya ditemukan di kabupaten Kolaka (Profil Kesehatan

Sultra, 2012).

Pada tahun 2016 jumlah kasus Hepatitis di dilingkup kerja Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Kendari sebesar 35 kasus dan mengalami peningkatan

pada tahun 2017 dengan jumlah 26 kasus. Pada bulan Januari 2018 kasus

3

Hepatitis sebanyak 3 kasus (Rekam Medik dan SIRS RSUD Kota Kendari,

2018).

Telah dilakukan penelitian sebelumnya tentang Faktor Risiko Hepatitis

B Pada Tenaga Kesehatan Kota Pekanbaru oleh Rina Amtarina, Arfianti,

Andi Zainal, dan Fifia Chandra, yang dilakukan pada tahun 2006 dimana

hasil di dapatkan yaitu HBsAg positif dengan faktor penularan/terpapar

hepatitis B adalah perna melakukan perawatan gigi/cabut gigi, tertusuk jarum

bekas/tidak steril dan beberapa orang perna terinfeksi hepatitis B yang

ditemukan pada Tenaga Kesehatan Kota Pekanbaru.

Berdasarkan uraian di atas peneliti ingin melakukan penelitian tentang

Gambaran Hasil HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen) Pada Pasien Suspect

Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah Gambaran Hasil HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen)

Pada Pasien Suspect Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari

?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui Gambaran Hasil HBsAg (Hepatitis B Surface

Antigen) Pada Pasien Suspect Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Daerah

Kota Kendari.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini :

1. Bagi Peneliti

Sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman penulis dalam dalam

mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh salama mengikuti

perkuliahan khususnya mata kuliah Imunoserologi.

2. Bagi Institusi

Sebagai refferensi pengetahuan bagi akademik mengenai bahaya virus

Hepatitis B.

4

3. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan informasi bagi masyarakat tentang bahaya virus Hepatitis

B.

4. Ilmu Pengetahuan

Sebagai sumber pengetahuan dan refferensi untuk dilakukan penelitian

selanjutnya.

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Hepatitis B

1. Pengertian Hepatitis B

Hepatitis B merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus

hepatitis B (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat

menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian

kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati. Sekitar

sepertiga dari populasi dunia atau lebih dari 2 miliar orang, telah terinfeksi

dengan v irus hepatitis B. Deteksi virus Hepatitis B dalam tubuh dapat

dilakukan dengan pemeriksaan dengan pemeriksaan HBsAg secara

imunologis dengan menggunakan metode yang efektif dean efisien yaitu

HBsAg Rapid skrining test dengan metode imunochromatografi

(Wijayanti, 2016).

2. Etiologi Hepatitis B

Virus hepatitis B (VHB) merupakan virus DNA, suatu prototype

virus yang termaksud kelompok Hepadnaviridae. Mempunyai DNA untai

tunggal (single standed DNA) dan DNA polymerase endogen yang

berfungsi menghasilkan DNA untai ganda (double standed DNA). Virion

berupa struktur berlapis ganda dengan diameter 42 nm, bagian inti sebelah

dalam (inner core) berdiameter 28 nm dan dilapisi selaput (envelop) tebal

7 nm, mengandung dsDNA dengan BM 1,6 x 106. Envelop mengelilingi

core antigenic (HBcAg) dan antigen permukaan (HBsAg) (Harti, 2013).

3. Patologi Hepatitis B

Sel hati manusia merupakan target organ bagi virus Hepatitis B.

Virus Hepatitis B mula-mula melekat pada reseptor spesifik di membran

sel hepar kemudian mengalami penetrasi ke dalam sitoplasma sel hepar.

Virus melepaskan mantelnya di sitoplasma, sehingga melepaskan

nukleokapsid. Selanjutnya nukleokapsid akan menembus sel dinding hati.

Asam nukleat VHB akan keluar dari nukleokapsid dan akan menempel

5

6

pada DNA hospes dan berintegrasi pada DNA tersebut. Proses selanjutnya

adalah DNA VHB memerintahkan sel hati untuk membentuk protein bagi

virus baru. Virus Hepatitis B dilepaskan ke peredaran darah, terjadi

mekanisme kerusakan hati yang kronis disebabkan karena respon

imunologik penderita terhadap infeksi (Mustofa & Kurniawaty, 2013)

4. Gejala klinis Hepatitis B

Kebanyakan gejala hepatitis B tidak nyata, gejala tersebut dapat

berupa selera makan hilang, rasa tidak enak di perut, mual sampai muntah,

demam ringan kadang-kadang disertai nyeri sendi dan bengkak pada perut

kanan atas. Setelah satu minggu akan muncul gejala utama seperti bagian

putih pada mata tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air

seni berwarna seperti teh (Harti, 2013).

5. Cara penularan Hepatitis B

Ada dua macam cara penularan hepatitis B yaitu secara vertical

dan secara horizontal.

a) Secara vertical, terjadi dari ibu yang mengidap virus hepatitis B kepada

bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau segera setelah

persalinan.

b) Secara horizontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang

tercemar, tindik telinga, tusuk jarum, transfuse darah, penggunaan

pisau cukur dan sikat gigi secara bersama-sama serta hubungan seksual

dengan penderita (Harti,2013).

B. Tinjauan Umum tentang HBsAg

1. Pengertian HBsAg

HBsAg merupakan protein selubung terluar VHB, dan merupakan

petanda bahwa individu tersebut pernah terinfeksi VHB. HBsAg positif

dapat ditemukan pada pengidap sehat (healthy carrier), hepatitis B akut

(simtomatik atau asimtomatik), hepatitis B kronik, sirosis hati, maupun

kanker hati primer. Pemeriksaan dan HBsAg biasanya dilakukan untuk

monitoring perjalanan penyakit hepatitis B akut, skrining sebelum

dilakukan vaksinasi, serta untuk skrining ibu hamil pada program

7

pencegahan infeksi VHB perinatal. Anti-HBs merupakan antibodi yang

muncul setelah vaksinasi atau setelah sembuh dari infeksi VHB. Pada

hepatitis B akut, anti-HBs muncul beberapa minggu setelah HBsAg

menghilang (Atmarina,2006).

2. Pemeriksaan HbsAg

Diagnosis infeksi Hepatitis B kronis didasarkan pada pemeriksaan

serologi, virologi, biokimiawi dan histologi.

a) Pemeriksaan serologi, pemeriksaan yang dianjurkan untuk diagnosis

dan evaluasi infeksi Hepatitis B kronis adalah : HBsAg, HBeAg, anti

HBe dan HBV DNA.

b) Pemeriksaan virologi dilakukan untuk mengukur jumlah HBV DNA

serum, yang sangat penting, karena dapat menggambarkan tingkat

replikasi virus.

c) Pemeriksaan biokimiawi yang penting untuk menentukan keputusan

terapi adalah kadar ALT. Peningkatan kadar ALT menggambarkan

adanya aktifitas kroinflamasi. Oleh karena itu, pemeriksaan ini

dipertimbangkan sebagai pr ediksi gambaran histologi. Pasien yang

kadar ALT-nya menunjukkan proses nekroinflamasi yang lebih berat

dibandingkan dengan ALT yang normal. Pasien dengan kadar ALT

normal mempunyai respon serologi yang kurang baik pada terapi

antiviral. Jadi, pasien dengan kadar ALT normal lebih baik tidak

diterapi, kecuali bila hasil pemeriksaan histologi menunjukkan proses

nekroinflamasi aktif.

d) Pemeriksaan histologi adalah untuk menilai tingkat kerusakan hati,

menyisihkan diagnosis penyakit hati lain, prognosis dan menentukan

manajemen anti viral (Harti, 2013).

3. Metode pemeriksaan HbsAg

Pemeriksaan HBsAg dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu

dengan metode :

8

a) Imunochromatografi

Prinsip pemeriksaan metode ini adalah bereaksinya

imunochromatografi yang menggunakan membrane berwarna untuk

mendeteksi HBsAg dalam serum, membrane dilapisi dengan anti-HBs

pada daerah test (T) dapat bereaksi secara kapilaritas sehingga

membentuk garis merah.

1) Pra analitik

Persiapan sampel : Serum

Persiapan alat dan bahan :

a. Tourniquet

b. Sentrifuge

c. Tabung reaksi

d. Tabung penampung darah

e. Rak tabung

f. Pipet tetes

g. Spoit 3 cc

h. Strip Test HbsAg

i. Kapas alkohol 70%

j. Serum (sampel)

k. Kapas kering

l. Masker

m. Handscoon

2) Analitik

Persiapan sampel

a. Siapkan alat dan bahan.

b. Lakukan pengambilan darah vena sebanyak 3 cc, kemudian

masukam kedalan tabung penapung darah.

c. Dimasukan darah kedalam setrifuge kedalam sentifus selama

15 menit dengan kecepatan 3000 rpm.

d. Pisahkan serum dengan pipet tetes kedalam wadah atau tabung

yang besih.

9

Prosedur pemeriksaan

a. Menyiapkan tabung serologis dan diletakkan pada rak tabung

serologis.

b. Mengambil serum atau plasma dengan menggunakan clinipete

sebanyak 200 ul.

c. Meletakkan pada tabung yang telah diberikan lebel identitas

sesuai dengan pemilik sampel tersebut.

d. Memasukkan strip dalam tabung secara berlahan-lahan

e. Tunggu dan biarkan selama 10-15 menit supaya serum bereaksi

secara sempurna.

3) Pasca Analitik

Interpretasi hasil

a. Positif (+) : terbentuk dua garis merah pada area kontrol (C)

dan test.

b. Negatif (-) : terbentuk satu garis pada area kontrol

c. Invalid : tidak terbentuk garis dan hanya satu garis pada area

test. (Wijayanti, 2016)

b) ELISA (Enzym Linked Immuno Sorbent Assay)

Prinsip pemeriksaan metode ini ialah untuk penemtuan HBsAg

yang terdapat dalam serum/plasma akan di ikat oelh anti-HBs yang

dilapiskan pada dinding sumur dari lempengan mikrotitrasi. Setelah

bagian serum yang tak terikat dibuang, dan dicuci, ditambahkan

konjugat, yaitu antibody anti-HBs berlabel enzim yang akan terikat

pada epitop kedua dari HBsAg dalam serum.

1) Pra Analitik

Persiapan sampel : Serum

Persiapan alat dan bahan :

a. Spektrofotometer

b. Sentrifuge

c. Mikroplate

d. Inkubator

10

e. Tabung microsentrifuge

f. Alat cuci automatik

g. Set uji (fase-solid, reagen, dan kontrol)

h. Tip mikropipette

i. Aquadest

j. Konjugat

k. Substrate Solution

l. Stop Solution

m. Serum

2) Analitik

a. Diteteskan sampel (serum) uji dan kontrol pada sistem fase-

solid yang dilapisi dengan anti-HBs, dan inkubasi sistem

tersebut sesuai petunjuk yang diberikan.

b. Kemudian dengan pompa vakum atau alat-cuci automatik,

isap cairan pada fase-solid perlahan-lahan dan cuci kembali

sistem tersebut.

c. Ditambahkan sejumlah konjugat (anti-HBs terikat-enzim) dan

inkubasi lagi sistem tersebut sesuai petunjuk yang diberikan.

d. Di isap lagi cairannya untuk melepaskan konjugat yang tak-

terikat dan cuci lagi sistem fase-solid tersebut.

e. Tambahkan substrat solution dan inkubasi di dalam ruangan

yang gelap. (Tahap ini merupakan tahap pembentukan warna

sehingga sistem harus terhindar dari paparan cahaya.)

f. Tambahkan reagen stop solution. Reagen ini akan

menghambat reaksi lanjut antara enzim dan substrat.

g. Baca hasilnya dengan spektrofotometer pada panjang

gelombang tertentu absorbansi 450 nm.

3) Pasca Analitik

a. Negatif : apabila nilai absorben lebih kecil dari dari nilai cut

off

b. Positif : apabila nilai absorben lebih besar dari nilai cut off.

11

c) Enzym Immonuassay (EIA)

Prinsip metode ini adalah yang berdasarkan prinsip sandwich

untuk mendeteksi antigen permukaan virus hepatitis B.

1) Pra Analitik

Persiapan sampel : Serum

Persiapan alat dan bahan :

a. Intrumen Cobas Core

b. Rak tabung

c. Tabung mikro

d. Pipet volumetrik

e. Kit enzymatik TMB

f. Konjugat A-HBs-POD

g. Kontrol negatif

h. Kontrol positif

i. Manic-manik (dilapisi antobodi monoclonal)

j. Asam sulfat 5%

k. Aquadest

2) Analitik

a. Disiapkan alat dan bahan

b. Dimasukkan 500 ul serum kedalam tabung mikro

c. Diletakkan tabung mikro pada tempatnya di Cobas Core

d. Tekan tombol HBsAg pada alat Cobas Core, ikuti perintah

pada alat

e. Hasil akan keluar, berupa lembar print out.

3) Pasca Analitik

a. Positif (+) : hasil di atas cut off

b. Negatif (-) : hasil di bawah cut off (Hardjoeno, 2003).

12

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran

Hepatitis merupakan suatu proses peradangan hati pada jaringan hati

yang disebabkan oleh virus hepatitis. Salah satu penyebab hepatitis yang

paling sering terinfeksi yaitu hepatitis B yang disebabkan oleh VHB (Virus

Hepatitis B). Infeksi hepatitis B dapat terjadi melalui paparan virus, bakteri,

parasit, obat-obatan, toksin, dan alkohol melalui makanan dan minuman yang

di konsumsi sehari-hari.

Penularan virus Hepatitis B dapat terjadi melalui pola vertikal dan

horizontal. Pada pola vertikal terjadi pada ibu hamil dengan HBsAg positif

pada anak yang dilahirkan pada saat persalinan (penularan peranatal). Pada

pola horizontal infeksi virus Hepatitis B dapat melalui luka di kulit atau

selaput lindir.

Ketika seorang terinfeksi virus hepatitis B, gejala yang dirasakan

tersebut dapat berupa selera makan hilang, rasa tidak enak di perut, mual

sampai muntah, demam ringan kadang-kadang disertai nyeri sendi dan

bengkak pada perut kanan atas. Setelah satu minggu akan muncul gejala

utama seperti bagian putih pada mata tampak kuning, kulit seluruh tubuh

tampak kuning dan air seni berwarna seperti teh. Pemeriksaan hepatitis B

dapat dilakukan dengan metode imunochromatografy/strip test, dimana

metode ini dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya HBsAg dalam

serum.

12

13

B. Kerangka Konsep

Hasil Pemeriksaan HBsAg

(Hepatitis B Surface Antigen)

Positif/ Negative

Virus hepatitis B

Hati

Infeksi/Peradangan

Selera makan hilang, mual, muntah,

nyeri sendi, mata tampak kuning, urin

berwarna seperti teh, dan tubuh tampak

kuning.

Pemeriksaan Laboratorium

Uji HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen)

Pasien suspect

Darah vena

Sentrifuge

Serum

Strip HBsAg

14

C. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas adalah hasil pemeriksaan HBsAg

2. Variable terikat adalah Pasein Suspect Hepatitis B

D. Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Defenisi Operasional

a) HBsAg merupakan protein selubung terluar VHB (Virus Hepatitis B),

dan merupakan petanda bahwa individu tersebut pernah terinfeksi VHB

(Virus Hepatitis B).

b) Pasien suspect adalah pasien yang datang di rumah sakit umum daerah

kota kendari yang di duga terinfeksi hepatitis B kemudian dilakukan

pemeriksaan HBsAg.

2. Kriteria Objektif :

a) Positif (+) : terbentuk dua garis merah pada area kontrol (C) dan test

(T).

b) Negatif (-) : terbentuk satu garis pada area kontrol (C)

c) Invalid : tidak terbentuk garis dan hanya satu garis pada area test.

15

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang bertujuan

untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaan HBsAg (H epatitis B Surface

Antigen) pada pasien suspect Hepatitis B di Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Kendari.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Tempat penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Kendari

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2018

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah pasien suspect yang ada di

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.

2. Sampel

Sampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah pasien suspect yang

datang di di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Kendari dan

terdiagnosa oleh dokter, untuk melakukan pemeriksaan HBsAg. Teknik

pengambilan sampel menggunakan Total Sampling artinya mengambil

pasien suspect yang ada pada saat penelitian hingga mencapai 1 bulan

(Notoadmojo, 2010).

D. Prosedur pengumpulan data

1. Data primer di peroleh dari hasil pemeriksaan HBsAg pada

penderita/pasien Hepatitis B di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.

2. Data sekunder di peroleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari

terkait data jumlah penderita/pasien Hepatitis B di Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Kendari.

15

16

E. Intrumen Penelitian

1. Instrumen penelitian

Pada penelitian ini instrumen yang digunakan ialah :

a) Sentrifuge

b) Strip HBsAg

c) Mikropipet 100 Ul

d) Tip kuning

e) Cup sampel

f) Rak tabung

g) Tabung penampung darah

d) Masker

e) Handscoon

2. Proses pemeriksaan

Dalam proses penelitian ini digunakan 3 tahap pemeriksaan yaitu :

a) Pra analitik

1) Persiapan Pasien :

Menjelaskan kepada pasien terhadap tindakan yang akan

dilakukan.

2) Persiapan Sampel :

Tidak memerlukan persiapan khusus.

3) Persiapkan Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :

Alat

a. Tabung penampung darah

b. Rak tabung

c. Cup sampel

d. Mikropipet 100 Ul

e. Tip kuning

f. Sentrifuge

Bahan

a. Strip HBsAg

17

b. Sampel (darah vena)

b) Analitik

1) Sampel di Sentrifuge

a. Dimasukkan sampel (darah vena) kedalam sentrifuge

b. Disentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm.

c. Serum yang diperoleh dijadikan sebagai bahan untuk

pemeriksaan.

2) Pemeriksaan Sampel

a. Siapkan alat dan bahan

b. Dipipet serum sebanyak 200 Ul menggunakan mikropipet, lalu

dimasukkan kedalam cup sampel

c. Keluarkan strip HBsAg dari bungkusan strip

d. Dicelupkan strip HBsAg kedalam serum , lalu diamkan selama

15 menit

e. Baca hasilnya.

3) Pasca Analitik

a. Positif (+) : terbentuk dua garis merah pada area kontrol (C)

dan test (T).

b. Negatif (-) : terbentuk satu garis pada area kontrol (C).

c. Invalid : tidak terbentuk garis dan hanya satu garis pada area

test.

F. Jenis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif yaitu hasil

pemeriksaan Hepatitis B pada pasien rawat jalan Di Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Kendari.

G. Pengolahan Data

1. Editing, yaitu mengkaji dan meneliti data yang telah terkumpul.

2. Coding, yaitu kegiatan mengklasifikasikan data menurut kategori dan jenis

masing-masing untuk memudahkan dalam pengolahan data maka setiap

kategori diberi kode.

18

3. Scoring, yaitu setelah melakukan pengkodean, maka dilanjutkan dengan

tahap pemberian skor pada masing-masing sampel yang digunakan dalam

bentuk angka.

4. Tabulating, yaitu untuk meringkas data yang diperlukan dalam bentuk

tabel yang telah dipersiapkan. Data yang diperoleh kemudian

dikelompokkan dan diproses dengan menggunakan tabel menurut

kategorinya masing-masing.

H. Analisis Data

Data yang telah diolah kemudian dianalisa dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

Keterangan :

X : Jumlah presentase hasil yang diteliti

f : Jumlah variabel yang diteliti

n : Jumlah sampel penelitian

k : Konstanta (100%)

I. Penyajian Data

Data yang telah dianalisis disajikan dalam bentuk tabel dan kemudian

dijelaskan dalam bentuk narasi.

J. Etika Penelitian

1. Ananomity (tanpa nama)

Dilakukan dengan cara tidak memberikan nama responden pada lembar

data, dan hanya memberikan kode pada lembar pengambilan data.

2. Informed Consesi

Lembar persetujuan di berikan pada responden yang akan diteliti yang

memenuhi kriteria inklusi. Bila subjek menolak, maka peneliti tidak

memaksa dan tetap menghormati hak-hak subjek.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Menjamin kerahasiaan hasil penelitian baik informasi maupun masalah-

maslah lainnya. Informasi yang di kumpulkan di jamin kerahasiaannya

19

oleh peneliti, hanya kelompok dan data tertentu yang akan di laporkan

pada hasil pemeriksaan.

20

BAB V

HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah

RSUD. Kota Kendari merupakan bangunan atau gedung peninggalan

pemerintah Hindia Belanda yang didirikan pada tahun 1927 oleh Pemerintah

Belanda pada tahun 1927. Kemudian dilakukan rehabilitasi oleh Pemerintah

Jepang pada tahun 1942 – 1945. Pada tahun 1945 – 1960 menjadi Rumah

Sakit Tentara. Pada tahun 1960 – 1989. Pada tahun 1960 – 1989 menjadi

RSU. Kabupaten Kendari. Pada tahun 1989 – 2001 menjadi Puskesmas

Gunung Jati, dan menjadi RSU Kota Kendari pada tahun 2001 berdasarkan

Perda Kota Kendari No.17 Tahun 2001. Kemudian Diresmikan

penggunaannya sebagai RSUD. Abunawas Kota Kendari oleh bapak

Walikota Kendari pada tanggal 23 Januari 2003 dan pada Tahun 2008 , oleh

pemerintah Kota Kendari telah membebaskan lahan seluas 13.000 ha untuk

relokasi Rumah Sakit, yang dibangun secara bertahap dengan menggunakan

dana APBD, TP, DAK dan DPPIPD. Pada tanggal 9 Desember 2011

Rumah Sakit Umum Daerah Abunawas Kota Kendari resmi menempati

Gedung baru yang terletak di Jl. Brigjen Z.A Sugianto No : 39 Kel Kambu

Kec. Kambu Kota Kendari. Pada tanggal 12 – 14 Desember 2012 telah

divisitasi oleh TIM Komite Akreditasi Rumah Sakit ( KARS ), dan berhasil

terakreditasi penuh sebanyak 5 pelayanan ( Administrasi & Manajemen,

Rekam Medik, Pelayanan Keperawatan, Pelayanan Medik dan IGD )

Berdasarkan SK Walikota Kendari no 16 Tahun 2015 tanggal 13 Mei 2015

dikembalikan namanya menjadi RSUD Kota Kendari sesuai PERDA Kota

Kendari No. 17 Tahun 2001.

2. Letak geografis

RSUD Kota Kendari awalnya terletak di kota Kendari, tepatnya di

Kelurahan Kandai Kecamatan Kendari dengan luas lahan 3.527 M2 dan

luas bangunan 1.800 M2 . Pada Tahun 2008, oleh pemerintah Kota Kendari

telah membebaskan lahan seluas 13.000 ha untuk relokasi Rumah Sakit,

20

21

yang dibangun secara bertahap dengan menggunakan dana APBD, TP,

DAK dan DPPIPD

3. Sarana

RSUD Kota Kendari saat ini memiliki sarana gedung terdiri :

a. Gedung Anthurium ( Kantor )

b. Gedung Bougenville ( Poliklinik )

c. Gedung ( IGD )

d. Gedung Matahari ( Radiologi )

e. Gedung Crysant ( Kamar Operasi )

f. Gedung Asoka ( ICU )

g. Gedung Teratai ( Obgyn - Ponek )

h. Gedung Lavender ( Rawat inap penyakit dalam )

i. Gedung Mawar ( Rawat Inap Anak )

j. Gedung Melati ( Rawat Inap Bedah )

k. Gedung Tulip (Rawat Inap Saraf & THT)

l. Gedung Anggrek ( Rawat Inap VIP, Kls I dan Kls II )

m. Gedung Instalasi Gizi

n. +Gedung Loundry

o. Gedung Laboratorium

p. Gedung Kamar Jenazah

q. Gedung VIP

r. Gedung ICU, Bedah Sentral, IGD, Apotek (Pembangunan Tahun 2016)

s. Gedung PMCC ( Private Medical Care Centre ) dalam proses

Pembangunan.

Dalam menunjang pelaksanaan kegiatan, RSUD. Kota Kendari

dilengkapi dengan4 unit mobil ambulance, 1 buah mobil direktur, 11 buah

mobil operasional dokter spesialis dan 10 buah sepeda motor.

4. Tenaga Pelayanan Kesehatan

Jumlah tenaga kerja yang ada di RSUD. Kota Kendari pada tahun 2016

sebanyak 486 ( 198 PNS dan 288 Non PNS ) yang terdiri dari dari

22

Tenaga medis, Tenaga paramedis Perawatan, Tenaga paramedis non

perawatan, dan Tenaga administrasi.

B. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan yaitu Gambaran Hasil

HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen) Pada Pasien Suspect Hepatitis B Di

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari yang dilakukan pada tgl 4 mei- 5

juni 2018 di laboratorium rumah sakit umum daerah kota kendari sebagai

berikut :

1. Karakteristik Pasien

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Pada Pasien

Suspect Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari.

Umur (tahun) Frekuensi (n) Pernsentase (%)

20-25 2 13,35

26-30 5 33,35

31-35 4 26,66

36-40 − 0

41-45 1 6,66

46-50 − 0

51-55 1 6,66

56-60 1 6,66

61-65 1 6,66

Jumlah 15 100

Sumber: Data Primer 2018

Data tabel 5.1 distribusi frekuensi berdasarkan umur sampel

sebanyak 15 pasien suspect hepatitis B. Dapat dilihat bahwa interval umur

yang melakukan pemeriksan HBsAg pada umur 20-25 tahun sebanyak 2

pasien dengan persentase 13,35%, pada umur 26-30 tahun sebanyak 5

pasien dengan persentase 33,35%, pada umur 31-35 tahun sebanyak 4

pasien dengan persentase 26,66%, pada umur 36-40 tahun sebanyak 0,

pada umur 41-45 tahun sebanyak 1 pasien dengan persentase 6,66%, pada

umur 46-50 tahun sebanyak 0, pada umur 51-55 tahun sebanyak 1 pasien

dengan persentase 6,66%, pada umur 56-60 tahun sebanyak 1 pasien

dengan persentase 6,66% dan pada umur 61-65 tahun sebanyak 1 pasien.

23

Dari data jumlah umur pasien suspect hepatitis B terbanyak yaitu berumur

20-30 tahun dengan jumlah 5 pasien dan yang paling sedikit yaitu berumur

41-45 tahun, 51-55 tahun, 56-60 dan 61-65 tahun hanya berjumlah 1

pasien. Dari data di atas dapat dijelaskan pasien yang positif hepatitis B

pada umur 30-35 tahun, hal ini menunjukkan bahwa usia yang rentan

terinfeksi virus hepatitis B adalah kelompok umur 30an keatas.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Pada

Pasien Suspect Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Kendari.

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Pesentase (%)

Laki-laki 3 20

Perempuan 12 80

Jumlah 15 100

Sumber : Data Primer 2018

Pada data tabel 5.2 dapat dilihat distribusi frekuensi pasien suspect

hepatitis B berdasarkan jenis kelamin, dan yang paling banyak melakukan

pemeriksaan yaitu jenis kelamin perempuan sebanyak 12 pasien dengan

persentase 80% dan jenis kelamin laki-laki lebih sedikit yaitu sebanyak 3

pasien dengan persentase 20%. Hal ini menunjukkan bahwa pemeriksaan

hepatitis B lebih sering dilakukan oleh perempuan, terlebih bagi

perempuan yang sedang hamil. Pemeriksaan ini diwajibkan bagi ibu hamil

di karenakan untuk mencegah terjadinya penularan virus hepatitis B pada

bayinya melalui pada saat proses persalinan. Sedangkan laki-laki jarang

melakukan pemeriksaan hepatitis B. Pemeriksaan ini hanya dilakukan oleh

laki-laki apabila gejala yang dirasakan sangat nyata seperti bagian putih

pada mata tampak kuning, kulit seluruh tubuh tampak kuning dan air seni

berwarna seperti the.

2. Variable Penelitian

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Interpretasi Hasil Pemeriksaan HBsAg

(Hepatitis B Surface Antigen) Pada Pasien Suspect Hepatitis B Di

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari

24

No. Kode

Sampel

Hasil Pemeriksaan

Control (C) Test (T)

Ada Garis

Merah

Tidak Ada

Garis

Merah

Ada Garis

Merah

Tidak Ada

Garis

Merah

1 A1 √ − √

2 A2 √ − √

3 A3 √ − √

4 A4 √ − √

5 A5 √ − √

6 A6 √ − √

7 A7 √ − √

8 A8 √ − √

9 A9 √ − √

10 A10 √ − √

11 A11 √ − √

12 A12 √ − √

13 A13 √ − √

14 A14 √ − √

15 A15 √ − √

Jumlah 15 3 12

Persentase

(%) 100%

20% 80%

Sumber : Data Primer 2018

Pada tabel diatas menunjukkkan distribusi frekuensi dari

interpretasi hasil pemeriksaan HBsAg dengan metode

immunochromatografy pada pasien suspect hepatitis B di Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Kendari. Hasil positif apabila terbentuk garis merah

pada area control (C) dan pada area Test (T), dan hasil negatif apabila

terbentuk garis merah pada area control (C) saja. Dari data tersebut,

terdapat 3 sampel yang membentuk garis merah pada area control (C) dan

pada area Test (T) yang berarti sampel tersebut positif (+) dan terdapat

juga 12 sampel yang hanya membentuk garis merah pada area Control (C)

saja yang berarti sampel tersebut negatif (-).

25

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan HBsAg (Hepatitis B

Surface Antigen) Pada Pasien Suspect Hepatitis B Di Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Kendari

Hasil Frekuensi (n) Pesentasi (%)

Positif 3 20

Negatif 12 80

Jumlah 15 100

Sumber : Data Primer 2018

Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, didapatkan

hasil pemeriksaan dengan tanda positif (+) sebanyak 3 pasien dengan

persentase 20% dan hasil pemeriksaan dengan tanda negatif (-) sebanyak

12 pasien dengan persentase 80%. Hal ini dapat dikatakan bahwa pada

pemeriksaan HBsAg hanya terdapat 3 pasien suspect dengan hasil

pemeriksaan positif, dan yang hasil pemeriksaan negatif terdapat 12

pasien. Pasien yang positif hepatitis B dinyatakan bahwa telah terinfeksi

virus hepatitis B.

C. Pembahasan

Pada penelitian ini yaitu pemeriksaan HBsAg pada pasien suspect hepatitis

B, yang datang untuk melakukan pemeriksaan tersebut sesuai dengan keluhan

yang dirasakan pasien dan dirujuk oleh dokter untuk melakukan pemeriksaan

HBsAg. Pada pemeriksaan ini sampel yang digunakan adalah darah vena dari

pasein tersebut kemudian disentrifuge selama 15 menit dengan kecepatan

3000 rpm. Darah yang disentrifuge akan membentuk serum, kemudian

dilakukan pemeriksaan menggunakan strip HBsAg.

Pemeriksaan HBsAg ini dilkakukan dengan menggunakan metode

immonuchromatografy dengan melihat adanya garis merah pada area control

(C) dan area test (T).

Telah dilakukan penelitian tentang Gambaran Hasil HBsAg (Hepatitis B

Surface Antigen) Pada Pasien Suspect Hepatitis B Di Rumah Sakit Umum

Daerah Kota Kendari, tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

26

gambaran hasil pemeriksaan HBsAg pada pasien suspect hepatitis B di rumah

sakit umum daerah kota kendari.

Pada tabel 5.1 (distribusi berdasarkan umur) menunjukkan bahwa pasien

suspect yang melakukan pemeriksaan terbanyak pada umur 26-30 tahun

dengan jumlah 5 pasien, dan yang paling sedikit pada umur 41-45 tahun, umur

masing 1 pasien. Pada tabel 5.2 (distribusi berdasarkan jenis kelamin)

menunjukkan bahwa pasien yang banyak melakukan pemeriksaan yaitu jenis

kelamin perempuan dengan jumlah 12 orang pasien dengan persentase (80%),

sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki hanya berjumlah 3 orang pasien

dengan persentase (20%). Hal ini menunjukkan bahwa yang paling banyak

melakukan pemeriksaan HBsAg adalah pasien perempuan.

Pada tabel 5.3 (hasil pemeriksaan HBsAg metode immunochromatografy)

dapat dilihat bahwa jika hasil pemeriksaan positif dinyatakan apabila muncul

garis merah pada area control (C) dan area test (T), sedangkan jika hasil

pemeriksaan negatif makanya dinyatakan apabila muncul garis merah pada

area control (C) saja.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil pemeriksaan

HBsAg yang bertanda negatif sebanyak 12 pasien (80%) sedangkan hasil

pemeriksaan HBsAg yang bertanda positif sebanyak 3 pasien (20%) dengan

kata lain bahwa pasien tersebut telah terinfeksi virus hepatitis B, dimana

pasien yang positif hepatitis B tersebut masing-masing berjenis kelamin

perempuan dan sedang hamil. Terinfeksi virus hepatitis B bagi ibu hamil

memang sangat rentan dari pada laki-laki, hal ini sesuai dengan teori Fazidah

Aguslina Siregar (2003) yang menyatakan bahwa wanita 3x lebih sering

terinfeksi hepatitis B dibanding pria. Seorang wanita atau ibu hamil yang

terinfeksi virus hepatitis B tersebut dapat terjadi karena persoalan sanitasi dan

juga nutrisi yang kurang baik, dan dapat juga terjadi karena penularan pada

masa remaja disebabka karena aktivitas seksual, suntikan yang tidak steril

yang telah terkontaminasi virus hepatitis B yang dapat terjadi ketika

melakukan tes darah dirumah sakit, dan pernah menerima donor darah. Virus

hepatitis B yang masuk kedalam tubuh pasien akan menimbulkan penyakit

27

hepatitis B akut apabila kondisi ini tidak ditangani maka virus akan terus

berkembang dan merusak sel-sel. Sehingga akan menyebabkan gejala menjadi

hepatitis B kronis dan beresiko terjadinya kerusakan hati, kanker hati dan

sirosis hati. Pada bayi yang tertular virus hepatitis B dari ibunya akan

mengalami asfiksia, berat badan lahir rendah, pertumbuhannya akan lambat,.

selain itu bayi tersebut dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada

tumbuh kembang selanjutnya. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan

oleh dr. Rina Atmarina, M.Sc (2006) dengan judul “Faktor Risiko Hepatitis B

Pada Tenaga Kesehatan Kota Pekanbaru” dimana didapatkan 1(0,9%) sampel

dengan hasil pemeriksaan HBsAg positif dengan penularan melalui tertusuk

jarum bekas/tidak steril. Penularan hepatitis B terjadi secara parenteral yaitu

dimana terjadi penembusan kulit atau mukosa misalnya melalui tusuk jarum

atau benda yang sudah tercemar virus hepatitis B dan pembuatan tattoo,

penularan non parenteral yaitu karena persentuhan yang erat dengan benda

yang tercemar virus hepatitis B, penularan secara vertikal yaitu penularan

infeksi virus hepatitis B dari ibu yang HBsAg positif kepada anak yang

dilahirkan yang terjadi selama masa perinatal. Penularan horizontal yaitu

penularan infeksi virus hepatitis B dari seorang pengidap virus hepatitis B

kepada orang lain disekitanya, misalnya melalui hubungan seksual. Sampai

saat ini penularan hepatitis B cukup tinggi dan sampai sekarang belum

ditemukan obat yang spesifik untuk menyembuhkan. Berdasarkan kasus

penularan penyakit hepatitis B yang terjadi dalam masyarakat sampai sekarang

ini belum ditemukan obat untuk membunuh virus hepatitis B (HBV) ini,

karena penyebab dari hepatitis B ini bersembunyi didalam sel hati sehingga

sulit untuk oleh antibiotik dan akibatnya penyakit yang disebabkan oleh virus

itu sulit untuk disembuhkan. Oleh karena itu perlu dilakukan cara pencegahan

melalui tindakan Health Promotion baik pada hospes maupun lingkungan dan

perlindungan khusus terhadap penularan.

Hepatitis yang disebabkan oleh virus hepatitis B pertama kali ditemukan

oleh Blumberh tahun 1965. Penelitian Blumberh menunjukkan adanya

antibodi yang dihasilkan terhadap senyawa poliprotein dari dua orang

28

penderita hemopili yang sering mendapatkan transfusi darah, mereka memiliki

antibodi yang dapat bereaksi dengan antigen dari seorang aborigin Australia

pada saat itu didapatkan bahwa antigen tersebut ditemukan pada 20%

penderita virus hepatitis Antigen ini sebelumnya dinamakan dengan Australia

antigen yang sekarang dikenal dengan nama HBsAg. Virus hepatitis B (VHB)

mula-mula melekat pada reseptor spesifik dimembran sel hepar kemudian

mengalami penetrasi ke dalam sitoplasma sel hepar, dalam sitoplasma VHB

melepaskan mantelnya, sehingga melepaskan nukleokapsid. Selanjutnya

nukleokapsid akan menembus dinding sel hati. Di dalam inti asam nukleat

VHB akan keluar dari nukleokapsid dan akan menempel pada DNA hospes

dan berintegrasi pada DNA tersebut. Selanjutnya DNA VHB memerintahkan

gel hati untuk membentuk protein bagi virus baru dan kemudian terjadi

pembentukan virus baru. Virus ini dilepaskan ke peredaran darah, mekanisme

terjadinya kerusakan hati yang kronik disebabkan karena respon imunologik

penderita terhadap infeksi (Siregar, 2003).

Kekurangan dari penelitian ini ialah peneliti tidak melakukan pengambilan

sampel kepada pasien dan kurangnya pasien yang melalukukan pemeriksaan

HBsAg oleh karena itu jumlah sampel pada penelitian ini sedikit.

29

BAB VI

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu Gambaran Hasil HBsAg

(Hepatitis B Surface Antigen) Pada Pasien Suspect Hepatitis B Di Rumah

Sakit Umum Daerah Kota Kendari dari 15 pasien dapat disimpulkan bahwa

ditemukan 3 (20%) pasien yang positif terinfeksi virus hepatitis B dan 12

(80%) pasien yang negatif tidak terinfeksi virus hepatitis B dengan kata lain

bahwa dengan adanya pasien yang positif, hal ini berarti perlunya mewaspadai

penularan virus hepatitis B karena dapat menular pada siapa saja dan dapat

berdampak pada kerusakan hati.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas dapat disarankan:

1. Diharapkan bagi masyarakat, terkhusus wanita hamil agar selalu menajga

kesehatan dan sadar akan sesuatu yang beresiko keterpaparan virus

hepatitis B.

2. Diharapkan masyarakat dapat menghindari aktivitas-aktivitas yang dapat

mengakibatkan terinfeksi hepatitis B masuk kedalam tubuh.

3. Bagi pemerintah daerah, dan dinas kesehatan kabupaten sebaiknya

melakukan upaya vaksinasi untuk melindungi mereka yang telah terinfeksi

virus hepatitis B.

4. Bagi peneliti selanjutnya permasalahan yang sama masih dapat diteliti

lagi dengan menggunakan desain penelitian yang berbeda, baik melalui

penelitian observasional maupun eksperimental dan dapat dijadikan

sebagai bahan informasi dan kajian teori terkait virus hepatitis B.

29

30

DAFTAR PUSTAKA

Amtarina, Rina., dkk. 2006. Faktor Risiko Hepatitis B Pada Tenaga kesehatan

Kota Pekanbaru. Bagian Biologi Kedokteran Fakultas Kedokteran

Universitas Riau.

Arief, S. 2012. Hepatitis Virus. In ed. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi.

Jakarta: IDAI

Bakry, F. 2007. Hepatitis Alkohol. Dalam : Ilmu Penyakit Hati. Jaya Abadi

Conreng, Dicky. 2014. Hubungan Konsumsi Alkohol Dengan Gangguan Fungsi

Hati Pada Subjek Pria Dewasa Muda Di Kelurahan Tateli Dan Teling

Atas Manado. Jurnal E-Clinic 2 (2) : 1-2.

Harti, Agnes Sri. 2013. Imunologi Dasar Dan Imunologi Klinis. Surabaya :

Airlangga University Press.

Hardjoeno, dkk. 2003. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik. Makassa :

Lembaga Penerbitan Universitas Hasanuddin.

Handojo, Indro. 2014. Imunologi Terapan Pada Beberapa Penyakit Infeksi.

Surabaya : Airlangga Universitas Press.

Istiqomah, Arifah. 2013. Hubungan Status Hbsag Pada Ibu Bersalin Dengan

Kejadian Berat BadanLahir Rendah (BBLR). Jl. Pemuda Gandekan

Bantul : Akademi Kebidanan Ummi Khasanah

Mahode, Albertus Agung. 2011. Pedoman Teknik Dasar Untuk Laboratorium

Kesehatan (Manual of Basic Techniques for A Health Laboratory) Ed.2.

Jakarta : EGC.

Mustofa, S & Kurniawaty, E. 2013. Manajemen Gangguan Saluran Cerna

Panduan Bagi Dokter Umum. Lampung : Anugrah Utama Raharja.

Notoadmojo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka

Cipta.

Profil kesehatan Sulawesi Tenggara. 2012. Kasus Hepatitis B di Provinsi Sulawesi

Tenggara tahun 2008–2012.

Rekam Medik dan SIRS RSUD Kota Kendari, 2018

31

Siregar, Azidah Aguslina. 2003. Hepatitis B Ditinjau Dari Kesehatan Masyarakat

Dan Upaya Pencegahan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Sumatera Utara

Widodo, Pudji. 2014. Rule-Based Classifier Untuk Mendeteksi Penyakit Liver.

Jurnal Bianglala Informatika 2 (1) : 71-80.

Wijayanti, Ika Budi. 2016. Efektivitas Hbsag-Rapid Screening Test Untuk Deteksi

Dini Hepatitis B. Jurnal Kesmadaska : 29-30.

World Healh Organization. 2014. Retrieved 2014, from Hepatitis B:

http://www.who.int/csr/disease/hepatitis/whocdscsrlyo20022/en/index2.ht

ml

32

LAMPIRAN

33

MASTER TABEL

GAMBARAN HASIL HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen) PADA PASIEN SUSPECT

HEPATITIS B DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI

No. Kode

Sampel Umur

Jenis

Kelamin

Hasil Pemeriksaan

Keterangan Control (C) Test (T)

Ada Garis

Merah

Tidak Ada Garis

Merah

Ada Garis

Merah

Tidak Ada Garis

Merah

1 A1 31 P √ − √ Positif

2 A2 24 P √ − √ Negatif

3 A3 30 L √ − √ Negatif

4 A4 19 P √ − √ Negatif

5 A5 30 P √ − √ Negatif

6 A6 28 P √ − √ Negatif

7 A7 60 P √ − √ Negatif

8 A8 54 L √ − √ Negatif

9 A9 44 P √ − √ Negatif

10 A10 32 P √ − √ Positif

11 A11 27 P √ − √ Negatif

12 A12 30 P √ − √ Negatif

13 A13 34 P √ − √ Positif

14 A14 31 P √ − √ Negatif

15 A15 65 L √ − √ Negatif

35

Keterangan :

Positif (+) : Terbentuk Dua Garis Merah Pada Area Kontrol (C) Dan Test (T).

Negatif (-) : Terbentuk Satu Garis Pada Area Kontrol (C).

36

37

38

39

40

41

1. Pra Analitik

Persiapan Alat dan Bahan

Gambar Keterangan

Sentrifuge

Strip HBsAg

Mikropipet

Tip kuning

42

Cup sampel

2. Analitik

Pemeriksaan Sampel

Gambar Keterangan

Sampel di masukkan kedalam

sentrifuge selama 15 menit

dengan kecepatan 3000rpm

Sampel yang telah di sentrifuge

akan menghasilkan serum

Alat dan bahan pemeriksaan

43

Memipet serum untuk

dimasukkan kedalam cup

sampel sebanyak 200ul

Strip yang dicelupkan kedalam

serum dan ditunggu hasilnya

selaama 15 menit

3. Pasca Analitik

Interpretasi Hasil

Gambar Keterangan

Hasil pemeriksaan HBsAg