fsm 1 sk 11
TRANSCRIPT
LAPORAN HASIL DISKUSI
Blok Food Service Management
SKENARIO 11
Minggu ke-11
Tanggal 3 Desember 2010 s.d 9 Desember 2010
Kelompok D
Aili Chusniatus S 0810730010
Bonita Estu Pratiwi 0810730025
Dwi Kusuma Wardana 0810730031
Khairizka Citra P 0810730043
Kinanthi Dwi Utami 0810730044
Nakhrisa 0810730049
Radina Fio Sandra 0810730059
Anies Rachmawati 0810733003
Vivian Damayanti 0810733015
JURUSAN GIZI KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWAIJAYA
MALANG
2010
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Daftar Isi
1. Isi
A. Kompetensi Yang Akan Dicapai
B. Skenario
C. Daftar Unclear Term
D. Daftar Cues
E. Daftar Problem Identification
F. Hasil Brainstorming
G. Learning Issues
H. Pembahasan Learning Issues
2. Kegiatan Skill Laboratorium
A. Waktu Pelaksanaan
B. Penugasan
C. Hasil
D. Hambatan Saat Skill Lab
3. Kesimpulan Dan Rekomendasi (Berisi Kesimpulan Kelompok Dan Saran Serta
Rekomendasi Untuk Perbaikan Pemicu/Skenario Yang Telah Dibahas)
4. Referensi/ Daftar Pustaka
5. Tim Penyusun
A. Ketua
B. Sekretaris
C. Anggota
D. Fasilitator
E. Proses Diskusi
1. Kemampuan Fasilitator Dalam Memfasilitasi (Berisi Penjelasan Deskriptif
Mengenai Kemampuan Fasilitator Setiap Kelompok Dalam Memfasilitasi
Kegiatan Diskusi Mahasiswa)
2. Kompetensi/ Hasil Belajar Yang Dicapai Oleh Anggota Diskusi
6. Lampiran
1. Isi
A. Kompetensi Yang Akan Dicapai
Surpervise Quality Improvement, including system and customer satisfaction service
and / or practice.
B. Skenario
“Better Hospital Food”
Direktur RS “Setia Bakti” bertekad untuk memberikan Pelayanan Prima pada
pasien.Berdasarkan laporan tahun lalu dari survey sisa makanan pasien dipiring
rata-rata mencapai 40% dan selama ini belum pernah melakukan survey
kepuasaan konsumen dan karyawan. Kepala instansi gizi diminta untuk membuat
rencana kerja peningkatan kualitas (Quality Improvement) dengan motto ‘Better
Hospital Food’ termasuk salah satunya melakukan survey kepuasaan konsumen
dan karyawan untuk meningkatakan kualitas nakanan.
Buat Plan Of Action dari upaya Quality Improvement untuk Instalasi Gizi yang
dapat saudara rekomendasikan pada ahli gizi rumah sakit tersebut untuk
mendukung ‘Better Hospital Food’.
C. Daftar Unclear Term
1) Quality Improvement
2) Plan Of Action
3) Survey Kepuasaan Konsumen
4) Survey Kepuasaan Karyawan
5) Survey Sisa Makanan Pasien
6) Pelayanan Prima
7) Better Hospital Food
D. Daftar Cues
Ahli gizi membuat Plan Of Action sebagai upaya Quality Improvement dengan
cara survey kepuasaan konsumen dan karyawan untuk mendukung ‘Better Hospital
Food’.
E. Daftar Problem Identification
1). Apa tujuan dan manfaat melakukan Quality Improvement ?
2). Bagaimana cara melakukan Quality Improvement dalam bentuk Plan Of
Action?
3). Bagaimana cara melakukan survey sisa makanan dipiring pada pasien dan
cara interpretasinya?
4). Bagaimana prosedur melakukan survey kepuasaan konsumen dan karyawan
dan apa saja indikatornya?
5). Apa saja metode dalam melakukan survey kepuasaan konsumen?
6). Apa interpretasi dan cut off dalam survey kepuasaan konsumen dan
karyawan?
7). Apa saja point/bentuk dalam Quality Improvement sesuai kasus?
8). Apa saja yang mempengaruhi kualitas dan bagaimana cara meningkatkannya?
9). Bagaimana cara mengukur kualitas makanan?
10). Bagaimana cara mengukur kualitas penjamah makanan, terkait Quality
Improvement?
11). Apa saja kelebihan dan kekurangan dari metode survey?
12). Bagaiamana cara melakukan supervise terhdapa kegiatan QI?
13). Mengapa perlu diadakan survey kepuasaan pekerja?
14). Apa saja kemungkinan penyebab hasil survey berupa 40%?
15). Apakah maksud dari ‘Better Hospital Food’?
F. Hasil Brainstorming
Dk 1
Unclear term
1. Nakh : Quality ImprovmentDwi : usaha untuk meningkatkan kualitas
Khai : dwi + sumber daya
Vian : dwi +salah satunya dengan cara melakukan survey kepuasan konsumen.
Sandra : digabung semua
2. Bo : Plan of Action Vian : rencana dalam melakukan suatu kegiatan
(kms b.ing)
3. Nakh : Survey Kepuasan Konsumen dan karyawanBo : SK konsumen upaya untuk menilai daya terima juga , rasa puas dari
konsumen
Nakh : SK konsumen Karyawam penyelidikan / pengukuran tingkat
kepuasan karyawan dan konsumen thd pelayanan dan fasilitas yg diberikan
Dewi : SK .konsumen dpt dilihat dari sisa makanan
Anis : karyawan > seimbangnya gaji dengan kinerja
Kinan :peningkatan kinerja > SK.karyawan
Bo : survey kepuasan konsumen dan karyawan beda.
Bo : gaji ?? Sepertinya karyawan yang menerima makanan, bukan yg
menyelenggarakan
Nakh : kayaknya perlu asumsi yg sama
Cui ; tolak ukur beda. Konsumen makanan, karyawan > tdk hanya
makanan,tapi fasilitas, budaya kerja
Bo : kayaknya tentang makanan
Nakh : tidak tahu mana yang enaknya difokuskan
Bu ayu : kayaknya penjamah makanan asumsi sementara > better hospital
food
Kes : dewi, anis
Kes : Vian
4. Anies : Survey sisa makanan pasienSan : metode untuk melakukan penilaian terhadap daya penerimaan
makanan oleh pasien
Anis : sandra + dengan cara mengukur sisa makanan di piring, dibandingkan
dengan makanan yang disajikan.
Kesim : anis
5. Dewi: pelayanan primaAili : pelayanan makanan yang diberikan pada pasien yang memiliki keunggulan
Anis : (k. B.Indo ) cara melayani dengan membrikan yang terbaik
Kin : anis lebih pas,
Khai : enakan anis.
Kes : anis
6. Kinan : Better Hospital FoodBo ; usaha untuk memberikan makanan Rs yg lebih baik.
Sand : upya untk peningkatan kualitas makanan di RS
Nakh : upya untuk meningkatkan kualitas makanan di RS agar lebih baik
Kes : Nakh
Cues
Anis : Membuat rencana kerja untuk peningkatan kualitas dlm mendukung
better hosiptal food
Vian : ahli gizi membuat Plan \sebagai upaya QI dgn Survey kepada
konsumen dan Karyawan untuk mendukung motto
Problem Identification
1. Khai : apa tujuan dan manfaat melakukan QITujuan : memberikan pelayanan prima pada
Anis : manfaaat ; meningkatkan kepuasan konsumen dan karyawan
Vian : meningkatkan kualitas makanan
Menurunkan insiden food born ilness.
Manfaat : mengkatkan kepercayaan konsumen dan Rumah Sakit
Bo : tujuan : Goal yang diharapkanterjadi, kalau manfaat untuk dirinya sendiri
Kinan : tujuan : anis
Manfaat : meningkatkan daya terima makanan RS oleh pasien
2. Dewi : Bagaimana cara melakukan QI dlm bentuk plan of action ?San : plan of action ada evaluasi
Eval plan of action sebelumnya terus dimodif sesuai kebutuhan pasien
Aili : QI meningkatkan kualitas sumber daya , yg dignakan untuk memproduksi
makanan
Anis : tujuan survey dulu hasil. jadi indikator QI
Anis : survey pendahuluan untuk membuat POA untuk QI yang tepat
Bo :Survey dilakukan tidak harus melalui survey pendahuluan terlebih dahulu
Anis : ada 2 kali survey . survey yang kedua itu evaluasi. Survey pertama indikator
peningkatan qualitas.
Bo : kan ada tujuan, berisi point/asumsi.
3. Aili : Bagaimana melakukan survey sisa makanan pasien di piring + intrepetasi ?Khai : makanan yang kalong
Anis : makanan yang sisa dibandingkan dengan makanan yang disajikan
Vian : hanya jumlah , awal dan akhir , tidak sampai zat gizi ,
Cui : yang diukur BDD.
Kenapa hanya berat bukan zat gizi
Kin : survey kepuasan konsumen bukan survey kesehatannya
Nakh : tujuannya untuk mengukur penerimaan saja. Mau atau tidak
Sand : kalo zat gizi ribet, karena kebutuhannya beda-beda
Kin : tidak hanya membandingkan, tapi ada acuan. Apakah dia sudah menghabiskan
1/5, ½ dll.
4. Anis : Bagaimana prosedur melakukan survey kepuasan konsumen dan karyawan + indicator ?
Cui : tujuan umum itu apa?, terus susun indikator , metode apa? Kualitatif
atau kuantitatif, direncanakan, diimplementasikan, diintrepetasikan
Dewi : evaluasi perencanaan
5. Cui : Apa saja metode dalam melakukan survey kepuasan konsumen ?Anis : 2 metode, ada kuantitatif plate waste, kualitas dari questionaire
(bagaimana rasanya).
Vian : tabel wajah
6. Vian : Apa intrepetasi + cut off dalam survey kepuasan konsumen dan karyawan ?LO
7. Bo : Apa saja point/ bentuk dalam QI sesuai kasus ?LO
8. Nakh : Apa saja yang mempengaruhi kualitas makanan dan bagaimana cara meningkatkannya ?Cui : Pengadaan makanan, penyimpanan, persiapan, pengolahan, distribusi dan
penyajian
9. Nakh : Bagaimana cara mengukur kualitas makanan ? Khai : persiapan, pengolahan, rasa, komposisi, baunya, aroma
Nakh : cara penyajian
Aili : konsistensi (lembek or kering), variasi bahan makanan, warnanya, porsinya
Dewi : bahan bakunya gimana
10. Khai : Bagaimana cara mengukur kualitas penjamah makanan terkait QI ? Vian : pakai clemek, permenkes
Sand : kualitas kerja, produktivitas kerja
11. San : apa saja + - dri metode surveya. Plate waste
Sandra : + tahu berapa makanan yang diasup dan tidak ,
- Zat gizi tak terdeteksi , lamaQues : cepat, praktis, - memberatkan pasien
Khai : questionairre akan yang nanyai pewawancara
Hedonik : cepat , gmn ekspresi
- Subjektif
- Anis : hedonik kekurangan lama, dan murah, 12. Bo : Bagaimana cara melakukan supervisi terhadap keg QI kalo emang ada? 13. Kin : Mengapa perlu diadakan survey kepuasan karyawan ?
Dewi : untuk meningkatkan kepuasan karyawan itu sendiri
Anis : mampu meningkatkan kualitas kinerja untuk mlayani konsumen
Nakh : produk yang dihasilkan jadi lebih baik
14. Kin : Apa saja kemungkinan penyebab hasil survey 40% ?Rasa kurang, tampilan kurang menarik, keramahan penyaji,
Vian : penyaji
Anis : bwa makanan lain dri luarkarena biasanya lebih enak.
Sand : kurang edukasi
15. Judul kurang digali ?LO kurang 2
Skil lab : Bikin POA sesuai skenario
Membuat ques kepuasan konsumen RS
Ques kepuasan karywaan (penjamah)
Ques Kepuasan konsumen untuk komersial
Contoh : Survey kepuasan konsumen kantin
Food Service 1
Competency
Supervise quality improvement , including systems and customer satisfation service and/or
practice.
Cues
Anis : Membuata renc. Kerja untuk pningkatan kualitas dlm mendukung better hosiptal food
Vian : ahli gizi membuat Plan \sebagai upaya QI dgn Srvey kepada . Kon dn Karyaawan
untuk mendukung motto
PI
DK 2 dan 3
Dwi:
Tujuan Umum : menyediakan pelayanan yang tepat bagi pasien
Tujuan khusus:
Save, spesifik, timely, efisien, equitetable
Aili: manfaat,
Meningkatkan kepuasan, mengurangi kerugian, dll
Khai: mengurangi persaingan
Bonie: mengurangi pemborosan,
Nakh: meningkatkan kepuasaan konsumen, mengurangi food waste,
Kes:
1. Mengurangi pemborosoan2. Mencegah kerugian3. Meningkatkan kepuasaan konsumen4. Nakh
Khai:PI 14
Kualitas:
1. Background2. Membawa makanan dari luar3. Waktu makana
Dll
Anies: Pengaruh obat2an, penyakit yang mempengaruhi, bentuk makanan,
Dewi: Pengurungan glutamate
Sandra: Anoreksia, input dari luar, dll
Dwi: Persepsi tentang makanan, rasa, demografi, selera makan, dll
Kinan: Peramu saji, perlu bersikap dengan baik.
Aili: Menjawab PI 3
Survey makanan di piring
Visual plated wasted aggregate plate wasted, recall
Bonie: Weight,recall,visual,.
Anies: interperstasi, tidak boleh sisa lebih dari 20%
Dwi: visual Comstock
Skala 1 seperempat porsi,dll
Sisa makanan 25% ada masalah dimakanan tersebut
Bonie: sisa makanan 50%
Nakh: target menjadi QI adalah 20%
Anies: KepMenKes 20%
Bonie: visual lebih efisien
LO PI 2
Khai: Continus QI
Langkah: 5W 1 H
Menentukan masalah dengan data sekunder, mengindentifikasi penyebab, membuat POA,
Bonie : continous QI digunakan sebagai kegiatan supervise,
Sandra: PDSA,
POA :
6 Langkah: pemetaan kemampuan, menetapakan tujuan, memprioritaskan tujuan,
brainstroming, time line,
Khai: hanya sampai titik plan
Anies: POA, plan pada kedua jenis sama saja
Bonie: Kesimpulan POA bagian dari potongan QI pada point plan
Nakh: PI cara Meningkatkan kualitas makanan
Warna, ukuran, bentuk, tekstur, rasa, karakteristik biokimia, dan mikrobiologi HACCP, TQM,
dan GMP
Dewi:
Persiapan dan pelayanan perlu peningkatan,
Bonie: tiga atribut kualitas makanan RS
Kinan : warna makanan, jenis, dihias, besar porsi makanan sesuai, suhu, bumbu, bahan
penyedap, tekstur makanan, dan aroma
Aili:
Cara meningkatkan kualitas mkanan:
1. Kontrol porsi
2. Tidak mengunakan standar resep
3. Pelatihan dan monitoring
4. Temperaturnya tidak cocok
5. Menu kurang disukai, kesempatan memilih menu
6. Edukasi
LO Kualitas penjamah makanan
Dwi : Aspek Pribadi : bebas penyakit,
Aspek Prilaku: kebiasaan mencuci tangan, tidak merokok,dll
LO 3,4,5
Bonie: ada 5 pengukuran daya terima konsumen
Anies: survey kepuasaan,.
Prosedur langkah2 kuesioner,
Sandra: Survey kepuasaan karyawan
Kuesioner dengan skala secara numerik,
1. Pandangan pekerjaan
2. Pandangan gaji
3. Pelatihan
4. Management
Dll
Nakh:Biar karyawan kerja lebih baik
Kes: Bonie : dimensi makanan dimasukan ke kuesioner
Anies:
1. Faktor – Faktor kepuasaan kerja:
2. Gaji
3. Keamanan kerja
4. Pelatihan untuk meningkatakn kemampuan
5. Komunikasi
6. Situasi kerja
7. Pengaturan waktu kerja dan istirahat
8. Umur
Kinan Faktor-Faktor :
Psikologi, social, fisik, financial
LO15
Nakh:
Better hospital food, merupakan suatu program
1. Pilihan menu
2. Kuesioner
3. Dll
Bonie: all about Better Hospital Food
Sandra: Meningkatkan kualitas, meningkatan kepuasan, mengurangi plate wasted
Kinan: Targetnya lebih ke pasien
Dwi: Tergantung instalansi gizinya melayani siapa.
Kes:
Idealnya diterapkan kesemua.
G. Pembahasan Unclear Term
1) Quality Improvement
Tindakan-tindakan yang diambil guna meningkatkan nilai produk untuk
pelanggan melalui peningkatan efektifitas dan efisiensi dari proses dan
aktivitas melalui struktur organisasi.
2) Plan Of Action
Langkah yang diambil atau aktivitas yang harus dikerjakan dengan baik, sebagai
strategi untuk sukses. Action Plan memiliki 3 elemen,
1. Tugas yang spesifik, apa yang dikerjakan dan oleh sapa.
2. Time Horison: kepan selesai dikerjakan
3. Alokasi Sumber Daya : biaya yang tersedia untuk aktivitas.
3) Survey Kepuasaan Konsumen
Survey yang dilakukan kepada konsumen untuk mengetahui tingkat
kepuasaan akan pelayanan yang diberikan dengan harapan yang diinginkan
oleh konsumen.
4) Survey Kepuasaan Karyawan
Survey yang dilakukan kepada konsumen untuk mengetahui tingkat kepuasaan akan
pelayanan yang diberikan dengan harapan yang diinginkan oleh karyawan, yang
mencakup kepuasaan akan kinerja yang dilakukan dengan upah dan segala sesuatu
yang didapatkan.
5) Survey Sisa Makanan Pasien
Survey yang dilakukan dengan cara menghitung makanan yang tersisa
dipiring pasien, untuk mengetahui tingkat penerimaan pasien akan makanan
yang disajikan.
6) Pelayanan Prima
Pelayanan yang diberikan dengan sebaik-baiknya.
7) Better Hospital Food
Makanan yang disediakan atau ditawarkan oleh rumah sakit yang sesuai
dengan kebutuhan pasien sesuai dengan kebutuhan yang kompleks, juga
penyediaan makanan untuk para healthcare lainnya.
H. Hipotesis
Plate
Pemberian Makanan Rumah
Sakit
Kualitas Makanan: Rasa,
Penampilan, Aroma, Tekstur
Kepuasaan Daya Terima Px
Faktor Kepuasaan Karyawan :
Gaji, Kondisi Tempat Kerja
Kepuasaan Karyawan
Pemberian Pelayanan Prima
Survei Kepuasaan Konsumen
Kuesioner, Fokus Group, dll
Plate Waste Survey kepuasaan
Konsumen
Weighed, Visual Plate,
Recall, dll
Kuesioner, Fokus
Group,dll
Hasil, Analisa, Indikator Improvement
Implementasi QI
Kualitas makanan
Meningkat
Pemenuhan Kepuasaan
Karyawan
I. Pembahasan Problem Identification
1. Quality Improvement
1. Quality ImprovementTindakan-tindakan yang diambil guna meningkatkan nilai produk untuk pelanggan
melalui peningkatan efektifitas dan efisiensi dari proses dan aktivitas melalui struktur
organisasi.
Tindakan yang dapat meningkatkan nilai produk, melalui peningkatan efektifitas dan
efisiensi proses dan aktivitas produksi.
Merupakan kegiatan pengembangan dari jaminan mutu, dan pelaksanaannya adalah
kegiatan implementasi dari Total Quality Managemen mutu terpadu.
10 Steps Of Quality Improvement Proses
1. Menunjuk penanggung jawab2. Menentukan pelanggan atau supplier3. Mengembangkan anjuran pelanggan4. Menuntun proses analisis peningkatan5. Menyiapkan tujuan mutu6. Menetapkan target mutu7. Melengkapi rencana tindakan8. Menerapkan perubahan9. Memonitor dan melakukan tindakan koreksi10. Memelihara peningkatan
Cakupan Peningkatan Mutu
Menciptakan kesadaran akan kebutuhan dsn kesempatan untuk peningkatan kualitas
Mengupayakan peningkatan kualitas dan membuatnya sebagai bagian dari setiap deskripsi pekerjaan
Karyawan Puas
Kinerja meningkat,
Memberikan Pelayanan
Prima
Kepuasan Konsumen
Meningkat
Supervisi
Menciptakan infrastuktur, menetapkan dewan kualitas, memilih objek peningkatan kualitas, menunjuk team, menyiapkan fasilitator.
Memberikan pelatihan cara peningkatan kualitas Meninjau kemajuan secara teratur Memberikan penghargaan kepada yang berhasil Menyebarluaskan hasil-hasil peningkatan kualitas Memperbaiki system reward dalan menjalankan perbaikan kualitas Mempertahankan momentum kualitas mealui perluasan
2. Tujuan dan Manfaat Quality Improvement
Tujuan
a. Tujuan Umum
Menyediakan pelayanan yang tepat untuk tiap pasien setiap saat
b. Tujuan khusus
Safe: menghindari bertambah parahnya keadaan pasien akibat penanganan yang
salah
Effective: menghindari pelayanan yang sia – sia
Patient centered: menyediakan pelayanan yang terfokus pada pasien
Efficient: menghindari pemborosan alat dan tenaga
Equitable: menyediakan pelayanan yang sama, tidak melihat karakteristik personal
pasien
Sumber: Jain, Manoj. Road Map for Quality Improvement. Tennesee Quality
Improvement Organization.
Manfaat
a. Meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen
b. Meningkatkan keuntungan
c. Menurunkan biaya
d. Meningkatkan kepuasan karyawan
e. Meminimalisir kesalahan dan kerja ulang
f. Mengurangi persaingan
Sumber:
- Trisko, K. Continous Quality Improvement. Leading Exellence. Diakses tanggal 6
Desember 2010 http://docs.google.com/gview?a=v&q=cache:8W8p6MF-
N_UJ:www.leadingexcellence.com/customers/106032310281945/filemanager/
Continuous_Quailty_Improvement_Defined.pdf+continuous+quality+improvement+cqi
+benefits&hl=en&gl=us)
- Bakrie, Bachyar. Hakimah, Nurul. 2008. Praktek penerapan MSPM I/M di Rumah
Sakit Instansi Komersial dan Non-Komersial. Malang : Politeknik Kesehatan Depkes
Malang.
3. Plan of Action Quality Improvement
a. Menentukan area mana yang ingin ditingkatkan
Menggunakan pertanyaan what, when, where, who, how. Selain itu, dalam
menentukan area yang ingin ditingkatkan bisa menggunakan data sekuder mengenai
survey konsumen, complain konsumen, saran, dan produktivitas kerja ( misal :
produksi makanan/jam)
b. Identifikasi semua penyebab yang mungkin
Bisa dibantu dengan menggunakan diagram tulang ikan (fishbone diagram).
Identifikasi dilakukan dengan menggunakan brastorming.
Contoh fish bone
c. Membuat POA ( Plan of Action)
RENCANA
KERJAPENGUKURAN
EVALUASI
OUTCOME
PENANGGUNG
JAWABTIME LINE
Pelatihan
Menggarnis
makanan
100% staff akan
berpartisipasi
dalam training
100% staff
menghadiri
training
progam
Manager October
2011
Menentukan
menu yang
akan diberi
Minimal 2 menu
makanan
Makanan
yang diberi
garnis
Pelayan November
2011
garnis meningkat
dari 0
menjadi 2
Sumber: Rampersad.2001. Total Quality Management : An Eksecutive Guide to
Continous Improvement. Germany : Springer-Verlag
3. Bagaimana melakukan survey sisa makanan pasien di piring + intrepetasi ?
Survey Makanan Metode Pengukuran terhadap Daya Terima Konsumen
1. Customer Satisfaction Survey (Survey Kepuasaan)2. Frequencies Acceptance (Frekuensi Penerimaan)3. Plate Waste (Sisa Makanan)4. Self Reported Comsumtion (Laporan Konsumsi Makanan Mandiri)5. Popularity Index (Index Popularitas)
Survey Kepuasaan:
Tingkat kepuasan/perasaan setelah membandingkan antara kinerja yang diberikan
dengan harapan
Dimensi kepuasaan:
1. Ketanggapan (Responsiveness)2. Reliability (Keandaian)3. Empathy4. Assurance (Jaminan)5. Tangibles (Bukti Langsung)
Jenis:
Survey Formal
Survey Informal
Metode-metode yang digunakan untuk melakukan survey sisa makanan .
a. Weighed plate waste study
Metode ini dapat dilakuka baik dengan menimbang secara terpisah
sisa makanan setiap pasien dalam survey (individual plate waste) atau
dengan menggabungkan semua sisa dari seluruh pasien dalam survey
(aggregate plate waste). Jika tujuannya untuk mengetahui intake setiap
pasien, maka digunakan individual plate waste. Jika tujuannya untuk
mengetahui intake pasien dalam survey, maka digunakan aggregate plate
waste. Metode menimbang adalah yang paling akurat karena mengukur
angka pasti tiap ons makanan yang tersisa. Tetapi metode ini memakan
banyak waktu dan tidak cocok digunakan pada survey yang besar dan
membutuhkan tenaga yang terlatih.
Contoh form:
b. Visual plate waste
Metode visual plate waste memiliki beberapa keuntungan: mudah,
murah, dan tidak memakan banyak waktu. Kekurangan utamanya adalah
tidak seakurat weighed plate waste. Jika ingin menentukan penerimaan
makanan, maka metode visual plate waste lebih realistis dan memberikan
akurasi yang dibutuhkan tetapi jika ingin mengevaluasi intake zat gizi
sebelum dan setelah intervensi, maka akurasi metode visual tidak
mencukupi. Metode visual plate waste dilakukan dengan cara melihat sisa
makanan di piring. Observer yang terlatih menggunakan skala untuk
menandakan tingkat konsumsi. Cornstock mendeskripsikan metode
menggunakan skala 5 point: 0 (dimakan semua), 1 (% tersisa), 2 (% tersisa),
3 (% tersisa), dan 1 (tidak dimakan sama sekali). Skala 6 dan 7 poin juga
dikembangkan mengindikasikan “hampir tidak ada” atau “hampir semua”
makanan tersisa
Kelebihan :
- Memerlukan waktu singkat
- Tidak memerlukan alat yang rumit
- Hemat
Kekurangan :
- Diperlukan penaksir yang terlatih, teliti, dan terampil
Cutt Off
a. skala 0 jika dikonsumsi seluruhnya ( 100% habis)
b. skala 1 jika tersisa ¼ porsi ( 75% habis)
c. skala 2 jika tersisa ½ porsi (50% habis)
d. skala 3 jika tersisa ¾ porsi (25% habis)
e. skala 4 jika hanya dikonsumsi sedikit, 1 sendok makan (5% habis)
f. skala 5 jikatidak dikonsumsi sama sekali
Interpretasi
- Dikatakan bersisa jika sisa makanan > 25%
- Dikatakan tidak bersisa jika sisa makanan < 25%
(Ratna,Maya. 2009. Evaluasi Manajemen Penyelenggaraan Makanan Institusi RS
Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso. Jurusan Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta)
contoh form:
c. Recall method
Metode recall dibatasi oleh keakuratan ingatan murid
(Carr, D. Levins, J and Lindeman, A. Plate Waste Studies. National Food Service
Management Institute. Indiana university. Diakses tanggal 3 Desember 2010
http://www.olemiss.edu/depts/nfsmi/Information/recipes4.pdf)
Interpretasi :
a. Sisa makanan sedikit = <15%
b. Sisa makanan cukup banyak = 15-25%
c. Sisa makanan banyak = >25%
Raharjo, Toto. 1997. Mutu Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit di RSU Dr. Soeselo
Slawi dan RSU Harapan Anda Tegal Ditinjau Dari Sisa Makanan Biasa Pasien Rawat
Inap. http://eprints.undip.ac.id/15392/1/0542.pdf. Diakses tanggal 4 Desember 2010
pukul 20.00 WIB
Berdasarkan Permenkes Nomor 129/Menkes/Sk/Ii/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit, sisa makanan yang tidak termakan oleh pasien seharusnya
≤20 %.
Sumber: Supari, Siti fadilah. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor: 129/Menkes/Sk/Ii/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Jakarta.
4. Bagaimana prosedur melakukan survey kepuasan konsumen dan karyawan
beserta indikator ?
a. Survey Kepuasan Konsumen
1) Tujuan
Mengetahui tingkat kepuasan konsumen yang terdiri dari
persepsi/anggapan pelanggan
Dasar peningkatan pelayanan
2) Metode
NO METODE ATRIBUT KELEBIHAN KEKURANGAN
1. Focus Group - Diskusi kelompok
kecil (6-8 orang)
- Dipandu fasilitator
terlatih
- Menggali informasi
mendalam
- Efisien
mengumpulkan
informasi kualitatif
- Efficient collection
of
- Informasi mendetail
- Bisa kurang
representatif
- Pertanyaan
terbatas
- Makan waktu
- Data sulit untuk
dianalisis
- Kualitas data
tergantung
keahlian
fasilitator
- Fasilitator dapat
mempengaruhi
hasil
- Hambatan
bahasa
2. Questionnaires - Terstrukutur
dengan pertanyaan
terbuka atau
tertutup
- Di desain untuk
mengetahui
feedback klien.
- Jadwal dapat diatur
sendiri oleh
organisasi
- Dapat menggali
data secara
kualitatif maupun
kuantitatif
- Relative murah
- Pertanyaan harus
dibuat dengan
berhati-hati
- Pertanyaan harus
jelas dan relevan
- Umumnya
membutuhkan
software untuk
mendokumentasi
kan hasil
3. Postal
Surveys-
Questionnaires
- Terstrukutur
dengan pertanyaan
terbuka atau
tertutup
- Di desain untuk
mengetahui
feedback klien.
- Dikirimkan via pos
- Pertanyaan harus
jelas dan relevan
- Cost effective.
- Bisa digunakan
untuk Specific
segments
- Cakupan luas
- Sedikit bias
- Responden
memiliki waktu
lebih lama untuk
mengisi kuesioner
- Dapat menggali
data secara
kualitatif maupun
kuantitatif
- Reliabilitas
tergantung waktu
- Potensi bias
4. Email/
Computerised
Surveys
- Terstrukutur
dengan pertanyaan
terbuka atau
tertutup
- Eektif waktu dan
biaya
- Mudah dalam
mengumpulkan
- Akses computer
terbatas
- Di desain untuk
mengetahui
feedback klien.
- Dikirimkan via web
data
5. Personal
Interviews
- Diskusi dilakukan
Face to face
- Interviewer harus
terlatih
- Tidak cocok untuk
survey responden
dalam jumlah besar
- Interaktif
- Interviewer dapat
langsung
mengklarifikasi jika
ada
kesalahpahaman
- Makan waktu
- Interviewer harus
terlatih
- Mahal
- Dapat terjadi bias
interviewer dan
mempengaruhi
hasil
- Penjadwalan sulit
7. Telephone
Interviews
- menggunakan
kuesioner
terstruktur
- membutuhkan
surveyor terlatih
- interaktif
- murah daripada
personal
interviews.
- Dapat terjadi bias
interviewer
- Terbatas pada
responden yang
memiliki telepon
- membutuhkan
surveyor terlatih
Sumber: The Health Boards Executive 2003. Measurement of Patient Satisfaction
Guidelines Health Strategy Implementation Project 2003
3) Prosedur Survey Kepuasan Konsumen
Langkah 1
Tentukan tujuan. Tujuan survey harus spesifik. Tujuan ini akan menjadi acuan
pertanyaan yang akan diberikan saat survey. Usahakan tidak terlalu banyak
tujuan karena berdampak survey akan terlalu lama yang dapat membuat
bosan konsumen.
Langkah 2
Tentukan siapa yang nantinya akan mengisi kuesioner survey apakah
surveyor atau target responden sendiri. Identifikasi target survey.
Langkah 3
Buat pertanyaan sesuai tujuan awal.
Langkah 4
Implementasi survey
Langkah 5
Menganalisa hasil survey
Langkah 6
Komunikasikan hasilnya ke responden untuk follow up
Sumber: Ravindran, Cinoy. 2010. Measuring Customer Satisfaction Six Steps in
Conducting a Successful Survey. Online. http://ezinearticles.com/?Measuring-
Customer-Satisfaction---Six-Steps-in-Conducting-a-Successful-Survey-%28Part-2-of-
3%29&id=417770. Diakses tanggal 3 Desember 2010.
b. Survey Kepuasan Karyawan
Kepuasan karyawan ditentukan dengan menggunakan instrumen
pengukuran yaitu kuesioner/angket
Angket memuat pertanyaan-pertanyaan yang merujuk pada dimensi-
dimensi ataupun indikator-indikator yang secara teori maupun berdasarkan
kebijakan perusahaan yang disepakati sebagai penentu ukuran kepuasan
karyawan
Pertanyaan-pertanyaan tersebut diberi opsi jawaban yang mengikuti skala
Pertanyaan-pertanyaan tersebut selanjutnya diisi oleh para responden
atau karyawan terpilih (teknik sampling)
Jawaban dari para responden dianalisis
Hamdan, Mohamad Rojana, ST., MM. Konsep Survey Kepuasan Karyawan.
http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:q88TyNXsI1cJ:www.slideshare.net/MohamadHamdan/konsep-survey-kepuasan-
karyawan+survey+kepuasan%2Badalah&cd=10&hl=id&ct=clnk&gl=id. Diakses tanggal 5
Desember 2010 pukul 12.00 WIB.
1) Tujuan
Mengetahui tingkat kepuasan karyawan
Sebagai dasar peningkatan kinerja karyawan
Sebagai pedoman merumuskan kebijakan manajemen terhadap
karyawan
Sumber: Wahyuddin, Parwanto. Pengaruh factor-faktor Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Pusat Pendidikan Komputer Akutansi IMKA di Surakarta. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
2) Dimensi-dimensi kepuasan
a. Pandangan terhadap fungsi-fungsi pendukung di perusahaan
b. Pandangan mengenai pekerjaan sekarang
c. Pandangan terhadap kebijakan penggajian dan bonus
d. Pandangan terhadap proses komunikasi
e. Pernyataan mengenai atasan langsung
f. Pandangan terhadap pelatihan dan pengembangan
g. Pandangan terhadap tim manajemen
h. Pandangan terhadap manajemen penugasan
3) Prosedur Survey Kepuasan Karyawan
a. Menentukan dimensi dan indikator
b. Menyusun kuesioner
c. Uji validitas/reliabilitas (ex. 30 orang)
d. Menentukan responden (sampling)
e. Distribusi dan pengisian kuesioner kepada responden
f. Input hasil dan analisis
g. Indeks kepuasan karyawan
Hamdan, Mohamad Rojana, ST., MM. Konsep Survey Kepuasan Karyawan.
http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:q88TyNXsI1cJ:www.slideshare.net/MohamadHamdan/konsep-survey-kepuasan-
karyawan+survey+kepuasan%2Badalah&cd=10&hl=id&ct=clnk&gl=id. Diakses tanggal 5
Desember 2010 pukul 12.00 WIB.
4) Faktor-faktor Kepuasaan Kerja
a. Faktor intrinsik pekerjaan tingkat kesulitan pekerjaan
b. Gaji, upah, tunjangan, jaminan sosial
c. Jenis pekerjaan
d. Kedudukan/pangkat
e. Keamanan bekerja
f. Kebebasan berpolitik
g. Kesempatan maju, mendapatkan pengalaman dam peningkatan
kemampuan selama bekerja
h. Kelancaran komunikasi antara karyawan dan pihak manajemen.
Kesediaan atasan untuk mendengar, memahami, dan menghargai
prestasi karyawannya
i. Kondisi tempat kerja. Ventilasi yang baik, pencahayaan cukup, adanya
fasilita penunjang, dll.
j. Adanya kesempatan menyumbang gagasan
k. Alokasi waktu kerja dan istirahat
l. Pengarahan dan perintah yang wajar
m. Perusahaan dan manajemen yang baik
n. Perlakuan yang adil dan bijaksana
o. Umur
p. Kebanggaan terhadap perusahaan
q. Rekan kerja
r. Kondisi kerja
s. Kepuasan terhadap pekerjaan
t. Intermediate supervisor
Sumber: Wahyuddin, Parwanto. Pengaruh factor-faktor Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Pusat Pendidikan Komputer Akutansi IMKA di Surakarta. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
(LRI Management Services. 2006. Why Use a Satisfaction Survey?. Available at
http://www.lrims.com/satisfaction-survey1.html)
5. Apa saja yang mempengaruhi kualitas makanan dan bagaimana cara
meningkatkannya?
Cara Mengukur Kualitas Makanan
Dilihat dari 3 sisi:
1. Organoleptik atau Indrawi(warna, bau, tekstur, rasa, dan penampakan)
2. Nilai GiziUntuk pasien RS menyesuaikan dengan kondisi dan keadaan pasien seuai dengan
kebutuhan pasien yang kompleks.
3. Aman dan terhindar dari penyakitSecara Umum:
1. Perencanaan menu2. Pembeli atau pemilihan bahan3. Penyimpanan bahan4. Pengolahan5. Penyajian
Kualitas Makanan Meliputi 3 atribute:
Atribute Pertama:
Bahan dan teknik persiapan
Rasa, kualitas makanan, ukuran porsi, metode persiapan, pelayananAtribute Kedua
Jenis Menu
Harga Menu
Jenis Pelayanan
Atribute Ketiga
Sensorik
Nilai Gizi
Mikrobiologi
Faktor yang mempengaruhi kualitas makanan
Penampilan
- Warna Makanan harus terdapat kombinasi warna minimal 2 macam untuk
membuat penampilan makanan jadi lebih menarik
- Bentuk makanan bentuk rapi, dihias, khusus (tumpeng)
- Besar porsi makanan
- Cara penyajian makanan
Tekstur
Rasa
- Suhu makanan
- Bumbu masak dan bahan penyedap
- Tekstur makanan
- Bau/aroma makanan
Kandungan gizi
Keamanan ; mikrobiologi, kimia
Kualitas bahan
Ukuran porsi
Metode persiapan
Pelayanan
Cara meningkatkan kualitas makanan
Menerapkan HACCP, GMP, dan TQM
Tidak menggunakan kontrol porsi pelatihan pada kntrol porsi
Tidak menggunakan standar resep menstandardisasi resep, pelatihan dan monitoring
pada standar resep yang digunakan
Temperatur tidak cocok menggunakan alat yang benar untuk memelihara suhu
Menu kurang disukai menggunakan siklus menu untuk identifakasi kesukaan pasien
Menu kurang bervariasi mengembangkan menu baru, menyediakan kesempatan
untuk memilih menurch and Practice
Pasien tidak mengerti kebutuhan gizi edukasi
Memperbaiki rasa
Meningkatkan pelayanan
Meningkatkan persiapan
Memperbaiki porsinya
Sumber :
Parker, Rick. 2003. Introduction to Food Science. Chapter 6; Quality Factors in Foods.
www.delmarlearning.com/samplechapters/dl_display_sampchap.aspx?. Diakses pada 5
Desember 2010 21.45
(Kim, K. Kim, M dan Lee, K. 2010. Assessment of Foodservice Quality and Identification
of Improvement Strategies Using Hospital Food Service Quality Model. Nutrition
Research and Practice. Available at
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2867228/pdf/nrp-4-163.pdf)
(http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/10/jtptunimus-gdl-s1-2008-pujinuryat-500-3-
bab2.pdf)
Berdasarkan kuliah Bu Nurul M. FSM 2 “Meals Quality dan Customer Satisfaction”
6. bagaimana cara mengukur kualitas makanan?
Cara mengukur kualitas makanan dengan cara memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas makanan dibandingkan dengan criteria makanan yang baik.
dilihat dari rasa
Kualitas bahan
Ukuran porsi
7. kualitas penjamah makanan
a. aspek pribadi
- bebas dari penyakit
- bersih diri dan pakaian
- mengikuti pemeriksaan kesehatan secara periodik
- mengetahui proses dan prosedur kerja pelayanan makanan yang benar
b. aspek perilaku
- mencuci tangan dengan sabun
-menggunakan pakaian standar saat bekerja
- Mengolah makanan menurut proses yang telah ditetapkan
- tidak merokok di ruang kerja
( Pelayanan Gizi Rumah Sakit. 2003. Departemen Kesehatan RI)
8. Supervisi Dalam Kegiatan Quality Improvement
Kegiatan supervisi dalam Quality Improvement dilakukan dalam bentuk Continous Quality
improvement.
9. Mengapa perlu diadakan survey kepuasan karyawan?
Tujuan
- Mengetahui tingkat kepuasan karyawan
- Sebagai dasar peningkatan kinerja karyawan
Sumber: Wahyuddin, Parwanto. Pengaruh factor-faktor Kepuasan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Pusat Pendidikan Komputer Akutansi IMKA di Surakarta. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Tujuan pengukuran kepuasan kerja bagi para karyawan adalah :
1) Mengidentifikasi kepuasan karyawan secara keseluruhan, termasuk kaitannya
dengan tingkat urutan prioritasnya (urutan faktor atau atribut tolak ukur kepuasan
yang dianggap penting bagi karyawan). Prioritas yang dimaksud dapat berbeda
antara para karyawan dari berbagai bidang dalam organisasi yang sama dan antara
organisasi yang satu dengan yang lainnya.
2) Mengetahui persepsi setiap karyawan terhadap organisasi atau perusahaan. Sampai
seberapa dekat persepsi tersebut sesuai dengan harapan mereka dan bagaimana
perbandingannya dengan karyawan lain.
3) Mengetahui atribut – atribut mana yang termasuk dalam kategori kritis (critical
perfoment attributes) yang berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan
karyawan. Atribut yang bersifat kritis tersebut merupakan prioritas untuk diadakannya
peningkatan kepuasan karyawan.
4) Apabila memungkinkan, perusahaan atau instansi dapat membandingkannya
dengan indeks milik perusahaan atau instansi saingan atau yang lainnya (Kuswadi,
2004:55-56).
Hubungan Antara Karakteristik Individu dengan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana di
RS Banyumanik, Teguh Setiawan, Univ. negri Semarang 2007
(http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH19f2/13212536.dir/doc.pdf)
10. Faktor-faktor penyebab banyaknya sisa makanan yang tidak dikonsumsi oleh
pasien di rumah sakit
Anoreksia
Input di luar diet
Motivasi rendah
Makanan kurang enak
Porsi makanan terlalu banyak
Lingkungan rumah sakit yang berbeda dengan lingkungan rumah
Kebiasaan makanan yang berbeda, meliputi :
a. Tatacara
b. Waktu
c. Jumlah
d. Citarasa
e. Jenis
f. Tabu/pantangan
g. Agama
Soegianto, Benny, dr. MPH. 2008. Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
www.fk.uwks.ac.id/elib/.../Ilmu%20Gizi/ADVOKASI%20GIZI%20RS.pdf. Diakses tanggal
4 Desember 2010 pukul 20.00 WIB
Hasil survey menyebutkan, faktor utama kepuasan pasien terletak pada pramusaji.
Pramusaji diharapkan dapat berkomunikasi, baik dalam bersikap dan ekspresi wajah.
(http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/10/jtptunimus-gdl-s1-2008-pujinuryat-500-3-
bab2.pdf)
11. Konsep Better Hospital Food
Better Hospital Food
Merupakan suatu program yang memperkenalkan atau menawarkan makanan dengan
kualitas yang baik dan pelayanan ke pasien yang baik
Melayani dua jenis pelayanan makanan:
1. Pasien Makanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien Makanan yang dapat membantu menurunkan obat atau intervensi lain Mengurangi efek dari kegiatan operasi dan kenaikan metabolism tubuh
karena sakit2. Untuk Tenaga Medis
(Dokter, Dietician, Kicthen Staff, Caterers, dan Housekeeper)
Menyediakan makanan yang sesuai dengan kebutuhan
Better Food Hospital:
1. National Dish SelectorMengunakan alat makan yang terstandar secara nasional, yang sesuai dengan
kondisi, terjamin higienenya.
2. Resep Standar menu, sesuai dengan kebijakan rumah sakit Patient Favorit (Makanan yang ditawarkan merupakan menu pilihan, dimana
pelayanan seperti restoran. Pasien dapat memilih makanan sesuai dengan seleranya.)
Resep mengikuti perkembangan musim (Local Resorce) Local menu, sesuai menu khas atau karakteristik makanan local setempat
3. Flexi MenuMenerapkan system siklus menu
4. Protected MealtimesDisesuaikan dengan waktu-waktu makan, bila pada pasien dissesuaikan dengan
waktu makanan sesuai dengan treatment yang diberikan.
5. 24-Hour CateringMakanan hangat tidak selalu tersedia dirumah sakit karena keterlambatan makan
dikarenakan tidak nafsu makan atau diharuskan sedang manjalani proses
pengobatan.
6. SustainabilityPelayanan kesehatan harus menjaga kestabilan atau keberlanjutan dari kebijakan
mengenai produksi makanan. Ini berarti, makanan itu merupakan hal penting dalam
keberlansungan kebijakan.
7. NutritionHarus sesuai dengan kebutuhan pasien maupun healthcare lain
8. BackgroundBerasal dari bahan makanan, proses penyimpanan, pengolah dan penyajian yang
baik sesuai dengan standar.
9. ResourseDiutamakan sumber bahan makanan berasal dari bahan makanan local dengan
harapan lebih murah dan lebih berkualitas dan sesuai dengan kesukaan local.
10. ArchivePerlu system pendokumentasian yang teliti.
(Sumber: Anonim.2007. Medical Caterers Better Food Hospital. www. Diakses.Senin,
6 Desember 2010, Pukul 11.00 WIB)
Tujuan :
a. Meningkatkan kualitas makanan RS
b. Meningkatkan intake makanan pasien
c. Menjaga kepuasan pasien
d. Menurunkan food waste
Program-programnya :
1. Catering service 24 hours
2. Menu baru dengan menggunakan bahan baku berkualitas
3. Snack baru 2x sehari
4. Makanan panas untuk malam hari
Cryer, Paul. 2003. Better Hospital Food.
http://www.touchgroupplc.com/pdf/13/hosp031_p_CRYER.PDF. Diakses tanggal 4
Desember 2010 pukul 20.00 WIB
Program yang ditetapkan NHS (National Health Services) sejak 2001, yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas makanan di rumah sakit. Dengan diterapkannya
program ini, diharapkan akan terjadi peningkatan intake pasien, peningkatan
kualitas makanan, dan penurunan food waste.
Sumber : Better Hospital Food Summits 2001 Presentations. NHS estates
Contoh program yang dirancang untuk anak-anak :
1. Catering service for children
2. Long stay patients and those with special dietary needs
Adanya monitoring pada intake pasien, asupan vitamin D perlu
diperhatikan pada long stay patient, dll.
3. The mealtime framework
Membuat waktu makan menjadi menyenangkan pada anak-anak (misalnya
apabila anak mengonsumsi habis makanannya, anak tersebut diberi
hadiah)
4. 24 hours service
5. Menu and ordering
6. Patient satisfication survey
NHS Estates. Better Hospital Food Catering Service for Children and Young Adults.
http://www.bapen.org.uk/pdfs/bhfi/bhfi_catering.pdf. Diakses tanggal 5 Desember
2010 pukul 15.00 WIB.
4. Referensi/ Daftar Pustaka
Anonim.2007. Medical Caterers Better Food Hospital. www. Diakses.Senin, 6
Desember 2010, Pukul 11.00 WIB
Bakrie, Bachyar. Hakimah, Nurul. 2008. Praktek penerapan MSPM I/M di Rumah
Sakit Instansi Komersial dan Non-Komersial. Malang : Politeknik Kesehatan Depkes
Malang.
Better Hospital Food Summits 2001 Presentations. NHS estates
Carr, D. Levins, J and Lindeman, A. Plate Waste Studies. National Food Service
Management Institute. Indiana university. Diakses tanggal 3 Desember 2010
http://www.olemiss.edu/depts/nfsmi/Information/recipes4.pdf
Cryer, Paul. 2003. Better Hospital Food.
http://www.touchgroupplc.com/pdf/13/hosp031_p_CRYER.PDF. Diakses tanggal 4
Desember 2010 pukul 20.00 WIB
Hamdan, Mohamad Rojana, ST., MM. Konsep Survey Kepuasan Karyawan.
http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:q88TyNXsI1cJ:www.slideshare.net/MohamadHamdan/konsep-survey-
kepuasan-karyawan+survey+kepuasan%2Badalah&cd=10&hl=id&ct=clnk&gl=id.
Diakses tanggal 5 Desember 2010 pukul 12.00 WIB.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/10/jtptunimus-gdl-s1-2008-pujinuryat-500-3-
bab2.pdf
Hubungan Antara Karakteristik Individu dengan Kepuasan Kerja Perawat Pelaksana
di RS Banyumanik, Teguh Setiawan, Univ. negri Semarang 2007
(http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH19f2/13212536.dir/doc.pd
Jain, Manoj. Road Map for Quality Improvement. Tennesee Quality Improvement
Organization.
Kim, K. Kim, M dan Lee, K. 2010. Assessment of Foodservice Quality and
Identification of Improvement Strategies Using Hospital Food Service Quality Model.
Nutrition Research and Practice. Available at
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2867228/pdf/nrp-4-163.pdf
LRI Management Services. 2006. Why Use a Satisfaction Survey?. Available at
http://www.lrims.com/satisfaction-survey1.html
NHS Estates. Better Hospital Food Catering Service for Children and Young Adults.
http://www.bapen.org.uk/pdfs/bhfi/bhfi_catering.pdf. Diakses tanggal 5 Desember
2010 pukul 15.00 WIB.
Parker, Rick. 2003. Introduction to Food Science. Chapter 6; Quality Factors in
Foods. www.delmarlearning.com/samplechapters/dl_display_sampchap.aspx?.
Diakses pada 5 Desember 2010 21.45
Raharjo, Toto. 1997. Mutu Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit di RSU Dr.
Soeselo Slawi dan RSU Harapan Anda Tegal Ditinjau Dari Sisa Makanan Biasa
Pasien Rawat Inap. http://eprints.undip.ac.id/15392/1/0542.pdf. Diakses tanggal 4
Desember 2010 pukul 20.00 WIB
Rampersad.2001. Total Quality Management : An Eksecutive Guide to Continous
Improvement. Germany : Springer-Verlag
Ratna,Maya. 2009. Evaluasi Manajemen Penyelenggaraan Makanan Institusi RS
Ortopedi Prof.Dr.R.Soeharso. Jurusan Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Soegianto, Benny, dr. MPH. 2008. Pelayanan Gizi Rumah Sakit.
www.fk.uwks.ac.id/elib/.../Ilmu%20Gizi/ADVOKASI%20GIZI%20RS.pdf. Diakses
tanggal 4 Desember 2010 pukul 20.00 WIB
Sumber: Wahyuddin, Parwanto. Pengaruh factor-faktor Kepuasan Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Pusat Pendidikan Komputer Akutansi IMKA di Surakarta.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Supari, Siti fadilah. 2008. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
129/Menkes/Sk/Ii/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit. Jakarta.
Trisko, K. Continous Quality Improvement. Leading Exellence. Diakses tanggal 6
Desember 2010 http://docs.google.com/gview?a=v&q=cache:8W8p6MF-
N_UJ:www.leadingexcellence.com/customers/106032310281945/filemanager/
Continuous_Quailty_Improvement_Defined.pdf+continuous+quality+improvement+cq
i+benefits&hl=en&gl=us)
5. Tim Penyusun
A. Ketua:
Kinanthi Dwi Utami
B. Sekretaris:
1. Khairiska Citra Palupi
2. Bonita Estu Pratiwi
C. Anggota:
1. Aili Chusniatus S.
2. Vivian Damayanti
3. Dwi Kusuma Wardana
4. Radina Fio Sandra
5. Kinanthi Dwi Utami
6. Anies Rachmawati
D. Fasilitator
Ayuningtyas
Fajar Ari Nugroho
E. Proses Diskusi
1. Kemampuan Fasilitator dalam Memfasilitasi
Fasilitator sudah cukup baik dalam memfasilitasi diskusi. Tapi kurang
Feed Back dan tanggapan. Penilaian diharapkan dapat berjalan di
sepanjang sesi.
2. Kompetensi/ Hasil Belajar Yang Dicapai Oleh Anggota Diskusi
Mampu melakukan Quality Improvement dan pembuatan Plan Of Action
6. Lampiran