wrap up sk-2 muskuloskeletal b-11

37
DAFTAR ISI Daftar isi………………………………………………………………………….1 Skenario…………………………………………………………………………..2 Kata-kata Sulit………...………………………………………………………….3 Pertanyaan dan Braistorming …....……………………………………………….4 Hipotesa…………………………………………………………………………..6 Sasaran Belajar……..……………………………………………………………..7 LO.I. Memahami dan Menjelaskan Anattomi Tendon Achilles …….........……...8 I.1. Memahami dan Menjelaskan Makroskopis Tendon Achilles I.2. Memahami dan Menjelaskan Mikroskopis Tendon Achilles I.3. Memahami dan Menjelaskan Kinesiologi pada Tendon Achilles LO.II. Memahami Dan Menjelaskan Ruptur Tendon Achilles………………….13 II.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Ruptur Tendon Achilles II.2. Memahami dan Menjelaskan Etiologi Ruptur Tendon Achilles II.3. Memahami dan Menjelaskan Patogenesis Ruptur Tendon Achilles 1

Upload: optaviana

Post on 04-Jan-2016

275 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

sk2 blok muskulo

TRANSCRIPT

Page 1: Wrap Up Sk-2 Muskuloskeletal B-11

DAFTAR ISI

Daftar isi………………………………………………………………………….1

Skenario…………………………………………………………………………..2

Kata-kata Sulit………...………………………………………………………….3

Pertanyaan dan Braistorming …....……………………………………………….4

Hipotesa…………………………………………………………………………..6

Sasaran Belajar……..……………………………………………………………..7

LO.I. Memahami dan Menjelaskan Anattomi Tendon Achilles …….........……...8

I.1. Memahami dan Menjelaskan Makroskopis Tendon Achilles

I.2. Memahami dan Menjelaskan Mikroskopis Tendon Achilles

I.3. Memahami dan Menjelaskan Kinesiologi pada Tendon Achilles

LO.II. Memahami Dan Menjelaskan Ruptur Tendon Achilles………………….13

II.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Ruptur Tendon Achilles

II.2. Memahami dan Menjelaskan Etiologi Ruptur Tendon Achilles

II.3. Memahami dan Menjelaskan Patogenesis Ruptur Tendon Achilles

II.4. Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Ruptur Tendon Achilles

II.5. Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Ruptur Tendon Achilles

II.6. Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis banding Ruptur

Tendon Achilles

II.7. Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan Ruptur Tendon Achilles

II.8. Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Ruptur Tendon Achilles

II.9. Memahami dan Menjelaskan Prognosis Ruptur Tendon Achilles

Daftar Pustaka……………………………………………………………………25

1

Page 2: Wrap Up Sk-2 Muskuloskeletal B-11

SKENARIO

Seorang laki-laki atlet splinter berusia 35 tahun datang ke UGD Rumah Sakit

dengan keluhan sulit berjalan dan nyeri sekali di pergelangan kaki kanannya sejak 1

jam yang lalu.

Keluhan dirasakan saat berlari cepat saat latihan, ketika berlari tiba-tiba kaki

kanannya berbunyi “krek” dan laki-laki tersebut berhenti berlari. Pada pemeriksaan

fisik didapatkan keadaan umum baik dan tanda vital baik. Pada pergelangan kaki

kanan didapatkan nyeri bila ditekan. Pada pemeriksaan tes Simmonds, tidak

didapatkan plantar fleksi kaki kanan.

2

Page 3: Wrap Up Sk-2 Muskuloskeletal B-11

KATA-KATA SULIT

1. Tes Simmonds : tes untuk mengetahui ada atau tidaknya kelainan tendon pada

tulang calcaneus.

2. Plantar flesksi : gerakan meluruskan telapak kaki dari pergelangan kaki.

3

Page 4: Wrap Up Sk-2 Muskuloskeletal B-11

PERTANYAAN

1. Mengapa dirasakan nyeri pada pergelangan kaki?

2. Mengapa perlu dilakukan tes Simmonds?

3. Bagaimana sebaaiknya posisi pergelangan kaki agar dapat menimimalisir

nyeri?

4. Pemeriksaan lain apa yang dapat dilakukan selain tes Simmonds? Apa gold

standard-nya untuk kasus ini?

5. Apa diagnosis dari skenario tersebut?

6. Apa penyebab nyeri pada skenario tesebut?

7. Bagaimana cara melakukan tes Simmonds?

8. Apakah penyakit ini dapat menyebabkan penderita menjadi lumpuh?

9. Apakah hanya gerakan plantar fleksi yang tidak didapatkan pada tes

Simmond? Bagaimana dengan gerakan lain?

10. Mengapa saat penderita berlaki didapatkan bunyi “krek” dan mengapa

penderita tidak bisa berjalan lagi?

11. Bagaimana pertolongan pertama yang harus dilakukan agar tidak

memperparah keadaan pasien?

12. Otot dan sendi apa yang berperan saat berlari?

4

Page 5: Wrap Up Sk-2 Muskuloskeletal B-11

BRAINSTORMING

1. Karena elastisitas pada jaringan menurun yang menyebabkan suplai darah ikut

menurun sehingga pergelangan kaki menjadi kaku dan terjadilah nyeri pada

sendi tersebut.

2. Tes Simmonds perlu dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya Ruptur

pada tendon Achilles. Jika hasilnya positif maka tidak terjadi plantar fleksi.

3. Untuk dapat meminimalisir rasa nyeri pada penderita dapat dilakukan gerakan

plantar fleksi.

4. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan selain Tes Simmonds adalah: MRI,

Rontgen (X-Ray), O’ Brian Test, dan Copelend Test.

5. Diagnosis penyakit yang diderita adalah Ruptur Tendon Achilles.

6. Karena elastisitas pada jaringan menurun yang menyebabkan suplai darah ikut

menurun sehingga pergelangan kaki menjadi kaku dan terjadilah nyeri pada

sendi tersebut.

7. Pasien berbaring dengan tungkai bawah menggantung, pemeriksaan dilakukan

dengan cara menekan betis pasien untuk mengetahui ada tidaknya plantar

fleksi.

8. Apabila penderita tidak diobati maka dapat menyebabkan lumpuh dan bila

terdapat infeksi dapat diamputasi.

9. Gerakan lain yang dapat dilakukan pada tes Simmonds selain plantar fleksi

adalah gerak dorsal fleksi.

10. Karena terjadi ruptur pada Tendon Achilles yang menyebabkan fraktur pada

m. gastrocnemius dan tulang calcaneus sehingga pasien tidak dapat berjalan

lagi.

11. Pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah dengan balut bidai dan

kompres menggunakan air es, serta istirahat yang cukup

12. Fase mengangkat: m. quadratus femoris dengan art. Coxae

Fase mengayun: m. biceps femoris

Fase berlari: mirip dengan fase berjalan tapi tidak ada double stand

5

Page 6: Wrap Up Sk-2 Muskuloskeletal B-11

HIPOTESA

Ruptur Tendon Achilles disebabkan oleh elastisitas pada jaringan menurun yang

menyebabkan suplai darah ikut menurun sehingga pergelangan kaki menjadi kaku dan

terjadilah nyeri pada sendi tersebut dimana terjadi fraktur pada m. gastrocnemius dan

tulang calcaneus yang menyebabkan tidak dapat berjalan. Pertolongan pertama yang

dapat dilakukan adalah melakukan dengan balut bidai, kompres menggunakan air es,

dan istirahat yang cukup serta memposisikan plantar fleksi untuk menimimalisir

nyeri. Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan adalah MRI, Rontgen (X-

Ray), O’ Brian Test, dan Copelend Test dengan salah satunya adalah Tes Simmonds,

yang dapat dilakukan dengan cara pasien berbaring dengan tungkai bawah

menggantung dan menekan betis pasien. Hasil dari pemeriksan ini adalah tidak

ditemukannya plantar fleksi dan dorsal fleksi. Jika ruptur tendon Achilles tidak

diobati, dapat menyebabkan lumpuh dan bila terdapat infeksi dapat diamputasi.

6

Page 7: Wrap Up Sk-2 Muskuloskeletal B-11

SASARAN BELAJAR

LI 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Tendon Achilles

LO 1.1 Memahami dan Menjelaskan Makroskopis Tendon Achilles

LO 1.2 Memahami dan Menjelaskan Mikroskopis Tendon Achilles

LO 1.3 Memahami dan Menjelaskan Kinesiologi pada Tendon Achilles

LO.II. Memahami Dan Menjelaskan Ruptur Tendon Achilles

II.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Ruptur Tendon Achilles

II.2. Memahami dan Menjelaskan Etiologi Ruptur Tendon Achilles

II.3. Memahami dan Menjelaskan Patogenesis Ruptur Tendon Achilles

II.4. Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Ruptur Tendon Achilles

II.5. Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Ruptur Tendon Achilles

II.6. Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis banding Ruptur

Tendon Achilles

II.7. Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan Ruptur Tendon Achilles

II.8. Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Ruptur Tendon Achilles

II.9. Memahami dan Menjelaskan Prognosis Ruptur Tendon Achilles

7

Page 8: Wrap Up Sk-2 Muskuloskeletal B-11

1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Tendon Achilles

1.1. Memahami dan Menjelaskan Makroskopis Tendon Achilles

Gambar 1.1: Letak Tendon Achilles

Tendo Achilles adalah tendo pada bagian tungkai bawah. Tendon

tersebut berfungsi untuk melekatkan otot Gastrocnemius dengan otot soleus

ke salah satu tulang penyusun pergelangan kaki, yaitu Calcaneus. Tendon

Achilles berasal gabungan dari tiga otot yaitu gastronemius, soleus, dan otot

plantaris kaki. Tendon Achilles adalah tendon yang tertebal dan terkuat pada

tubuh manusia yang panjangnya 15 cm, dimulai dari pertengahan tungkai

bawah. Kemudian stukturnya mengumpul dan melekat pada bagian tengah

belakang tulang calcaneus. Tendon bertindak sebagai transduser dari gaya

yang dihasilkan oleh kontraksi otot terhadap tulang. yang dimulai dari

pertengahan tungkai bawah.

Fungsi tendon diantaranya adalah membawa kekuatan tarik tendon dari

otot ke tulang- tulang, membawa pasukan kompresi ketika membungkus

tulang seperti katrol, menekuk dan meregangkan semua sendi dan otot untuk

menahan tulang. Tanpa tendon, otot-otot hanya akan menjadi sekumpulan

besar di satu bidang dan tidak akan bisa bergerak, karena tendon yang

menghubungkan otot dengan tulang.

8

Page 9: Wrap Up Sk-2 Muskuloskeletal B-11

1.2. Memahami dan Menjelaskan Mikroskopis Tendon Achilles

Tendon Achilles tersusun atas > 95% serat kolagen dan < 5% serat

elastin yang merupakan jaringan ikat padat. Tendon terdiri dari struktur yang

berlapis, bersifat lentur dan kuat. Komponen terkecil di dalam struktur tendon

adalah kolagen fibril atau tenosite. Tenosite akan dilapisi oleh serat kolagen.

Beberapa serat kolagen terikat bersama dan membentuk lapisan berikutnya

dalam tendon yaitu fasikel.

Endotenon melingkari fasikel untuk menstabilkan dan mengikat

mereka bersama-sama dalam tendon Achilles. Endotenon tersebut kemudian

diikat bersama oleh lapisan akhir dari tendon, yang disebut peritenon.

Epitenon adalah lapisan interior, paling dekat dengan endotenon yang berisi

pembuluh darah, limfatik, dan suplai saraf. Selanjutnya adalah mesotenon

yang diisi dengan cairan pelumas yang memungkinkan Achilles tendon untuk

bergerak ketika gastrocenemius dan otot soleus di betis kontraksi.

Gambar 1.2.1: Struktur Tendon

Gambar 1.2.2: Sediaan Tendon dilihat dari mikroskop

9

Page 10: Wrap Up Sk-2 Muskuloskeletal B-11

Gambar 1.2.3 Tendon achilles normal Gambar 1.2.4 Ruptur tendon Achilles

1.3. Memahami dan Menjelaskan Kinesiologi pada Tendon Achilles

Normal:  Ketika otot gastrocnemius (di betis) berkontraksi (memendek),

tendon yang melekat dari otot ke tulang tumit (kalkaneus) bergerak. Saat

memendek, tendon bergerak ke bawah kaki. Ini adalah tindakan yang

memungkinkan seseorang berdiri di atas jari kakinya sendiri, berlari,

melompat, berjalan normal, dan untuk naik turun tangga (tindakan jinjit).

Pergerakan: Ketika tubuh berada dalam posisi tegak, kaki di sudut yang tepat

ke arah tungkai. Gerakan sendi berasal dari Dorsofleksi dan ekstensi;

dorsofleksi meliputi aproksimasi dorsum kaki ke tungkai depan, sementara

ekstensi tumit ditarik ke atas dan jari-jari kaki menunjuk ke bawah. Kisaran

gerakan bervariasi pada individu yang berbeda, sekitar 50°-90°. Pergerakan

Sumbu transversal terjadi sedikit miring. Malleoli erat merangkul talus di

semua posisi sendi, sehingga setiap sedikit pergerakan derajat dari sisi-ke-sisi

yang mungkin ada, terjadi hanya karena peregangan ligamen dari

syndesmosis talofibular, dan fibula yang sedikit bengkok. Permukaan

artikular superior talus lebih luas di depan daripada di belakang.

Dalam dorsofleksi, ruang yang lebih besar dibutuhkan antara dua

malleoli. Hal tersebut didapat dengan gerakan berputar sedikit keluar dari

ujung bawah fibula dan peregangan ligamen syndesmosis, gerakan lateral ini

dimudahkan dengan sedikit meluncur di tibiofibular artikulasi, dan mungkin

juga oleh fibula yang menekuk. Dari ligamen, deltoideus memiliki kekuatan

sangat besar, terbiasa tahan tekanan seperti proses fraktur. Bagian tengah,

bersama-sama dengan ligamen calcaneofibular, mengikat kuat tulang-tulang

10

Page 11: Wrap Up Sk-2 Muskuloskeletal B-11

tungkai ke kaki, dan menolak pemindahan di segala arah. Serabut anterior dan

posterior membatasi ekstensi dan fleksi kaki masing-masing, dan serat

anterior juga membatasi abduksi.

Posterior ligamentum talofibular membantu dalam melawan

perpindahan calcaneofibular dari kaki belakang, dan memperdalam rongga

untuk penerimaan talus. Talofibular anterior adalah pelindung terhadap

perpindahan kaki ke depan, dan batas perpanjangan sendi. Gerakan inversi

dan eversi kaki, terutama berpengaruh pada sendi tarsal; sendi yang memiliki

jumlah gerak terbesar antara talus dan kalkaneus belakang dan navicular dan

berbentuk kubus di depan. Hal ini sering disebut sendi transversal tarsal, dan

dapat mengganti sendi pergelangan kaki dalam ukuran besar ketika akhirnya

menjadi ankylosed, dengan tarsus sendi subordinat.

Perpanjangan (ekstensi) kaki pada tibia dan fibula dihasilkan oleh

Gastrocnemius, soleus, Plantaris, M. Tibialis posterior, longus Peronæi dan

brevis, M. Fleksor digitorum longus, dan M. Fleksor halusis longus;

dorsofleksi, oleh M. Tibialis anterior, Tertius Peronæus, ekstensor digitorum

longus, dan ekstensor halusis proprius.

Tendo Achilles memiliki origo pada M.gastrocnemius, M.soleus,

M.plantaris dan ber-insersio pada Os.calcaneus sehingga memiliki sumbu

pergerakan pada Articulatio talocrularis. Memiliki sumbu gerak frontal yang

berjalan dari craniomedialis ujung bawah Maleolus medialis sampai

caudolarteralis ujung bawah Maleolus lateralis, membentuk sumbu

transversal 7˚ dan sumbu frontal 13˚. Hal ini memungkinkan gerakan:

1. Dorsoflexi: M.tibialis anterior, M.extensordigitorum longus, M.peroneus

tertius, M.extensor hallucis longus

2. Plantarflexi: M.gastrocnemius, M.soleus, M.plantaris, M.flexor hallucis

longus, M.peroneus longus & brevis, M.tibialis posterior

11

Page 12: Wrap Up Sk-2 Muskuloskeletal B-11

Gambar 1.3 Kinesiologi Tendo Achilles

Articulatio: 

a.) Articularis Subtalaris (Talocalcanea)

Tulang: Os. Talus & os. Calcaneus

Jenis sendi: Gliding

Gerak sendi: Geser 

Sumbu gerak: Mempunyai sumbu gerak yang berjalan dari posterior

inferior menuju anterosuperior os. Calcaneus

Memperkuat sendi: Ligamentum talocalcaneum laterale, ligamentum

talocacaneum mediale, anterior, posterior & logamentum talocalcaneum

interoseum.

Pada articulatio subtalaris dapat dilihat gerak eversi dimana telapak

kaki bergerak ke lateral, sedangkan gerak inversi bergerak ke medial.

Seringkali istilah inversi & eversi digantikan dengan istilah pronasi dan

supinasi. Eversi 5 derajat terjadi akibat dorsofleksi dan abduksi. Sedangkan

inversi 20 derajat akibat plantarfleksi dan adduksi. 

b.) Articularis Talocalcaneonavicularis

Tulang: Os. Talus, Os. Calcaneus & Os. Cuboideum

Jenis sendi: Gliding

Gerak sendi: Geser & Rotasi

Memperkuat sendi: Ligamentum talonaviculare & ligamentum

Calcaneonaviculare

c.) Articularis Calcaneocuboidea

Tulang: Os. Calcaneus & Os. Cuboideum

Jenis sendi: Plana

12

Page 13: Wrap Up Sk-2 Muskuloskeletal B-11

Gerak sendi: Geser & sedikit rotasi

Memperkuat sendi: Ligamentum calcaneocuboideum dorsale at plantare,

ligamentum plantar longum & articulationes tarsometatarsales

2. Memahami Dan Menjelaskan Ruptur Tendon Achilles

2.1. Memahami dan Menjelaskan Definisi Ruptur Tendon Achilles

Rupture tendon Achilles adalah roben atau putusnya hubungan tendon

(jaringan penyambung) yang disebabkan oleh cidera dari perubahan posisi

kaki secara tiba-tiba atau mendadak dalam keadaan dorsifleksi pasif

maksimal. (Muttaqin, A. 2011)

2.2. Memahami dan Menjelaskan Etiologi Ruptur Tendon Achilles

a)      Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes 

b)      Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat

meningkatkan risiko pecah

c)      Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga

badminton, tenis, basket dan sepak bola

d)     Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis

e)      Obesitas

2.3. Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinis Ruptur Tendon Achilles

- Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang

pergelangan kaki atau       betis seperti adanya rasa sakit pada tendon

Achilles sekitar 1-3 inci di atas tulang tumit. Daerah ini paling sedikit

menerima supplai darah dan mudah sekali mengalami cedera meskipun

oleh sebab yang sederhana, meskipun oleh sepatu yang menyebabkan

iritasi.

- Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan merasakan adanya

kelemahan yang luas pada serat-serat protein kolagen, yang

mengakibatkan robeknya sebagian serat atau seluruh serat tendon.

- Terlihat depresi di tendon 3-5 cm diatas tulang tumit

- Tumit tidak bisa digerakan turun naik

- Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di

atas tulang tumit

13

Page 14: Wrap Up Sk-2 Muskuloskeletal B-11

- Biasanya, snap tiba-tiba atau pop dirasakan di bagian belakang

pergelangan kaki. Pasien mungkin menggambarkan sensasi ditendang di

bagian belakang kaki.

- Nyeri bisa berat. Nyeri yang datang secara tiba-tiba selama melakukan

kegiatan, khususnya saat mengubah arah lari atau pada saat lari mendaki.

Atlet mungkin merasakan adanya bagian yang lembek bila meraba daerah

sekitar tendon, hal ini dikarenakan adanya cairan peradangan yang

berkumpul dibawah selaput peritenon.

- Nyeri lokal, bengkak dengan gamblang kesenjangan sepanjang Achilles

tendon dekat lokasi penyisipan, dan kekuatan plantarflexion lemah aktif

semua sangat menyarankan diagnosis.

2.4. Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Ruptur Tendon Achilles

Tendo Achilles ini terdiri dari dua buah tendo yang bergabung yaitu

otot soleus dan otot gastrocnemius. Kumpulan jaringan otot soleus terselip ke

dalam bagian dalam tulang tumit. Di sekeliling kedua tendo tersebut terdapat

suatu lapisan vascular yang amat penting yaitu peritenon yang memelihara

suplai darah pada jaringan tendo. Rupture traumatic tendon Achilles biasanya

terjadi dalam selubung tendo ini akibat perubahan posisi kaki secara tiba-tiba

atau mendadak dalam keadaan dorsifleksi pasif maksimal sehingga terjadi

kontraksi mendadak otot betis dengan kaki terfiksasi kuat kebawah dan diluar

kemampuan tendon Achilles untuk menerima suatu beban. Karena adanya

penempatan khusus dari masing-masing jaringan tendo maka para atlet

mempunyai kecenderungan menjadi berkaki datar, dan seringkali menarik

tendo soleus in berubang-ulang sehingga dapat meningkatkan cedera pada

tendo soleus tersebut. Para atlet yang mempunyai lengkung kaki tinggi, akan

menarik jaringan gastrocnemius secara terus-menerus sehingga menyebabkan

cedera tendo Achilles menjadi lebih parah dan kompleks.

Saat istirahat, tendon memiliki konfigurasi bergelombang akibat

batasan di fibrilkolagen. Stress tensil menyebabkan hilangnya konfigurasi

bergelombang ini, hal ini yang menyebabkan pada daerah jari kaki adanya

kurva tegangan-regangan. Saat serat kolagen rusak, tendon merespons secara

linear untuk meningkatkan beban tendon. Jika renggangan yang ditempatkan

pada tendon tetap kurang dari 4 persen- yaitu batas beban fisiologi secara

14

Page 15: Wrap Up Sk-2 Muskuloskeletal B-11

umum serat kembali ke konfigurasi asli mereka pada penghapusan beban.

Pada tingkat keteganganantara 4-8 persen, serat kolagen mulai meluncur

melewati 1 sama lain karena jalinan antar molekul rusak. Pada tingkat

tegangan lebih besar dari 8 persen terjadi rupture secara makroskopik karena

kegagalan tarikan oleh karena kegagalan pergeseran fibriller dan interfibriller.

Penyebab pasti pecah Achilles tendon dapat terjadi tiba-tiba, tanpa

peringatan, atau akibat tendinitis Achilles. Tampaknya otot betis yang lemah

dapat menyebabkan masalah. Jika otot-otot menjadi lemah dan lelah, mereka

dapat mengencangkan dan mempersingkat kontraksi. Kontraksi berlebihan

juga dapat menjadi masalah dengan mengarah pada kelelahan otot. Semakin

lelah otot betis, maka semakin pendek dan akan menjadi lebih kuat. Keadaan

kontraksi seperti ini dapat meningkatkan tekanan pada tendon Achilles dan

mengakibatkan kerobekan. Selain itu, ketidakseimbangan kekuatan otot-otot

kaki anterior inferior dan otot-otot kaki posterior yang lebih rendah juga dapat

mengakibatkan cedera pada tendon Achilles. Achilles tendon robek lebih

mungkin ketika gaya pada tendon lebih besar dari kekuatan tendon. Jika kaki

yang dorsofleksi sedangkan kaki bagian bawah bergerak maju dan betis

kontraksi, kerobekan dapat terjadi. Kerobekan banyak terjadi selama

peregangan kuat dari tendon.

2.5. Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Diagnosis banding Ruptur

Tendon Achilles

Dalam mendiagnosis ruptur tendo achilles, ahli bedah kaki dan

pergelangan kaki akan mengajukan pertanyaan tentang bagaimana dan kapan

cedra terjadi dan apakah pasien tersebut sebelumnya cedera tendo atau gejala

serupa juga dialami. Rentang gerak dan kekuatan otot akan dievaluasi dan

dibandingkan dengan kaki terluka dan pergelangan kaki.

Jika tendo Achilles pecah, pasien akan memiliki kekuatan yang kurang

dalam mendorong ke bawah (seperti pada pedal gas) dan akan mengalami

kesulitan naik pada jari kaki. Diagnosis ruptur tendo Achilles biasanya

langsung dan dapat dilakukan melalui pemeriksaan jenis ini. Dalam beberapa

kasus, ahli bedah dapat memesan tes pencitraan MRI atau lainnya.

15

Page 16: Wrap Up Sk-2 Muskuloskeletal B-11

Pemeriksaan fisik

Dari pergerakan tumit dan otot. Apabila pergerakannya lemah atau tidak

ada pergerakan maka dicurigai tendo Achilles mengalami ruptur.

Thompson test

Pertama kali ditemukan oleh Simmonds dan dipopulerkan oleh

Thompson-Doherty. Posisi pasien tengkurap, kemudian betis pasien diremas.

Apabila tendo Achilles normal, maka akan terjadi plantar fleksi tendo

Achilles. Namun apabila terjadi ruptur, maka tidak ada pergerakan.

Gambar 2.5.1 Tes Thompson

Obrien’s Test

Posisi pasien tengkurap, kemudian pada daerah midline 10 cm

proksimal dari calcaneus dimasukkan jarum berukuran 25. Lakukan gerak

dorso fleksi secara pasif, apabila gerak jarum seperti plantar fleksi pertanda

bahwa tendo Achilles tidak mengalami cedera. Bila jarum tidak bergerak,

menandakan tendo Achilles yang mangalami ruptur. Tidak disarankan untuk

dilakukan pada pasien dalam keadaan sadar.

Copeland Test

Posisi pasien tengkurap, kemudian pada betis dipasang torniket.

Pergelangan kaki dilakukan dorsofleksi secara pasif. Apabila tendo utuh, maka

tekanan akan naik sekitar 35-60 mmHg. Namun bila tendo mengalami ruptur,

tekanan hanya naik sedikit atau tidak bergerak sama sekali.

Maffuli mengevaluasi sensitivitas, spesifisitas dan prediktif dan nilai dari

tes pijat betis, jarak teraba, tes Matles, tes jarum O’Brien dan tes

16

Page 17: Wrap Up Sk-2 Muskuloskeletal B-11

sphygmomanometer tes dari 174 ruptur tendon Achilles lengkap. Semua tes

menunjukan nilai prediksi positif tinggi, namun tes pijat betis (tes Thompson)

dan tes Matles ternyata lebih sensitif (0, 96 dan 0, 88) dibandingkan tes lain.

Pemeriksaan penunjang

Test fleksi Lutut

Pasien diminta untuk aktif melenturkan lutut sampai 90 derajat sambil

berbaring rawan dimeja periksa. Selama gerakan ini, jika kaki pada sisi yang

terkena jatuh ke netral atau dorsofleksi, diagnosis ruptur tendon Achilles dapat

ditegakkan.

Test jarum

Sebuah jarum suntik dimasukkan melalui kulit pada betis, dari medial ke garis

tengah, dan 10 cm proksimal terhadap masuknya tendon. Jarum dimasukkan

dampai ujungnya ada di dalam substansi tendon. Pergelangan kaki kemudian

bergantian melakukan plantar fleksi dan dorsofleksi. Jika, pada dorsofleksi, titik

jarum distal, bagian dari tendon distal jarum dianggaputuh. Jika titik jarum

proksimal, diduga hilangnya kontinuitas antara jarum dan tempat penyisipan dari

tendon.

Tes sphygmomanometer

Untuk tes ini, manset Sphygmomanometer melilit betis di bagian tengah

sementara pasien berbaring rawan. Manset mengembang hingga 100 milimeter

merkuri (13, 33 kilopascal) dengan kaki di fleksi plantar. Kaki kemudian

dorsofleksi. Jika tekanan naik sampai sekitar140 milimeter merkuri (18,66

kilopascal), unit musculotendinous dianggap menjadi utuh.Namun, jika tekanan

tetap sekitar 100 milimeter merkuri (13,33 kilopascal), maka diagnosis ruptur

tendon Achilles dapat ditegakkan. Menjelaskan pemeriksaan radiologi ruptur

tendon Achilles.

Plain Radiograph

Dapat digunakan untuk mengidentifikasi secara tidak langsung robekan tendon

Achilles. Radiografi menggunakan sinar-X untuk menganalisis titik cedera. Hal

17

Page 18: Wrap Up Sk-2 Muskuloskeletal B-11

ini tidak efektif untuk mengidentifikasi cedera pada jaringan lunak. Sinar-X dibuat

ketika elektron energi tinggi menghantam sumber logam. Gambar sinar-X

diperoleh dengan memanfaatkan karakteristik redaman yang berbeda dari padat

(misalnya kalsium dalam tulang) dan kurang padat (otot misalnya) jaringan ketika

sinar melewati jaringan dan ditangkap di film. Sinar-X umumnya dipakai untuk

mengoptimalkan visualisasi benda padat seperti tulang, sementara jaringan lunak

masih relatif tidak dibedakan di latar belakangnya. Radiografi memiliki peran kecil

dalam penilaian cedera tendon Achilles dan lebih berguna untuk

mengesampingkan cedera lain seperti patah tulang kalkanealis.

Gambar 2.5.2 Ruptur tendon Achilles dengan plain radiograph

Ultrasonografi

Gambar 2.5.3 USG ruptur tendon Achilles

18

Page 19: Wrap Up Sk-2 Muskuloskeletal B-11

Dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon, karakter, dan adanya

robekan. Bekerja dengan mengirimkan frekuensi yang sangat tinggi dari suara

melalui tubuh pasien. Beberapa suara dipantulkan kembali dari ruang antara

cairan interstisial dan jaringan lunak atau tulang. Gambar-gambar yang tercermin

ini dapat dianalisis dan dihitung ke dalam suatu gambar. Gambar-gambar

ditangkap secara nyata dan dapat membantu dalam mendeteksi pergerakan

tendon dan memvisualisasikan kemungkinan cedera atau robek. Perangkat ini

membuat pemeriksaan menjadi sangat mudah untuk menemukan kerusakan

struktural jaringan lunak, dan metode yang konsisten untuk mendeteksi jenis

cedera. Alat modalitas gambar ini tidak mahal, tidak melibatkan radiasi pengion

dan di tangan ultrasonographer ahli, bisa diandalkan.

MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Dapat digunakan untuk membedakan ruptur tidak lengkap dari degenerasi

tendon Achilles, dan MRI juga dapat membedakan antara paratenonitis,

tendinosis, dan bursitis. Teknik ini menggunakan medan magnet yang kuat untuk

menyelaraskan jutaan proton berjalan melalui tubuh. Proton ini kemudian

dibombardir dengan gelombang radio yang merubuhkan beberapa dari proton tsb

keluar dari garis (alignment). Ketika proton kembali mereka (proton)

memancarkan gelombang radio mereka sendiri yang unik yang dapat dianalisis

oleh komputer dalam 3D untuk membuat gambar tajam penampang silang dari

area penting. MRI dapat memberikan kontras yang tak tertandingi dalam jaringan

lunak untuk foto berkualitas sangat tinggi sehingga mudah untuk teknisi

menemukan robekan dan cedera lainnya.

19

Page 20: Wrap Up Sk-2 Muskuloskeletal B-11

Gambar 2.5.4 MRI ruptur tendon Achilles

Diagnosis Banding

1. Tendo calcaneal bursitis

Bursa adalah kantung berisi cairan yang dirancang untuk membatasi

gesekan. Ketika bursa ini meradang disebut bursitis. Tendo calcaneal bursitis

adalah peradangan pada bursa di belakang tilang tumit. Bursa ini biasanya

membatasi gesekan. Dimana Achilles tendon fibrosa tebal di belakang tumit

meluncur turun naik.

2. Achilles tendoncitis

Cedera ini biasanya terjadi saat kontraksi kuat dari otot seperti ketika

berjalan/ berlari, achiles tendoncitis adalah sebuah strain kekerasan yang

dapat membuat trauma tendon Achilles dan betis.

3. Achilles tendinopathy atau tendonosis

Kronis yang berlebihan bisa berpengaruh pada perubahan tendon

Achilles yang juga menyebabkan degenerasi dan penebalan tendon.

2.6. Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan Ruptur Tendon Achilles

Pengobatan segera yang dilakukan yaitu:

1. Istirahat

2. Kompres es batu dan pengangkatan, tujuannya adalah untuk

meminimalkan pendarahan dalam pembengkakan serta untuk

mencegah bertambah parahnya cedera. Es batu bertujuan mengurangi

peradangan.

20

Page 21: Wrap Up Sk-2 Muskuloskeletal B-11

3. Membungkus daerah yang mengalami cedera dengan perban elastik

dan mengangkatnya sampai diatas jantung akan membantu mengurangi

pembengkakan, suatu perban bisa dililitkan secara longgar di sekeliling

kantong es batu.

Pengobatan Konservatif

o Imobilisasi langsung untuk ruptur tendo Achilles baik secara parsial,

maupun seluruhnya

o Latihan bergerak sangat penting dalam proses pemulihan rupture tendo

Achilles

o Pemakaian boot orthosis yang bisa dilepas dengan sisipan untuk tumit

agar ujung tendon dapat berdekatan bersama-sama. Kelebihan dari

pemakaian boot ini adalah pasien dapat bergerak

o Pada robekan parsial dilakukan pemasangan gips sirkuler di atas lutut

selama 4-6 minggu dalam posisi fleksi 30°-40° pada lutut dan fleksi

plantar pada pergelangan kaki

o Fisioterapi

Pembedahan

1. Percutaneous Surgery

Pada tindakan ini, dibuat sayatan kecil selebar 2-4 cm. Melalui

luka tusuk, jahitan melewati ujung distal dan proksimal, yang

diperkirakan ketika pergelangan kaki berada pada equinus maksimal.

Jahitan itu kemudian dipotong pendek, diikat menggunakan simpul,

dan mendorong subkutan. Luka-luka kecil dibersihkan dan dipasang

perban kering dan steril Setelah itu, pasien menggunakan bantalan gips

yang tanpa beban. Penggunaan gips dilakukan selama 4 minggu,

diikuti oleh 4 minggu di bantalan berat dan pemakaian gips dengan

elevasi tumit rendah. Meskipun operasi perkutan secara tradisional

dipandang memiliki tingkat rerupture tinggi dibandingkan operasi

terbuka, studi menunjukkan bahwa tingkat rerupture keduanya

sebenarnya sama besar. Sekitar 5 dari 100 orang yang melakukan

operasi untuk ruptur tendon Achilles akan rerupture setelah operasi

21

Page 22: Wrap Up Sk-2 Muskuloskeletal B-11

2. Open Surgical Repair

Perbaikan terbuka dilakukan dengan menggunakan pendekatan

longitudinal medial. Insisi medial memiliki keuntungan visualisasi

yang lebih baik pada tendon plantaris, serta menghindari cedera pada

saraf Sural. Insisi garis tengah jarang digunakan karena tingginya

tingkat komplikasi luka dan adesi. Pada pendekatan ini, dibuat sayatan

sepanjang 3-10 cm. setelah paratenon disayat secara longitudinal,

ujung tendon dapat dikenali dengan mudah dan didekatkan dengan

menggunakan jahitan tipe Kesler/Krackow/Bunnell dengan

menggunakan nonabsorbable suture. Selanjutnya, epitenon disambung

dengan teknik cross-stitch. Paratenon harus disambung kembali agar

tidak terjadi adesi. Kemudian, penutupan oleh kulit akan membatasi

terjadinya komplikasi luka. Setelah operasi, pergelangan kaki

dipertahankan dalam fleksi saat pemasangan orthosis. Setelah periode

imobilisasi, kaki digerakkan secara netral ke plantar atau sedikit dalam

orthosis kaku, dan pasien diperbolehkan memakai bantalan berat

parsial. Imobilisasi biasanya dihentikan 4-6 minggu setelah perbaikan.

Pada saat itu, jangkauan yang aktif dan aktif-dibantu gerak, berenang,

bersepeda stasioner, dan berjalan dalam sepatu dilengkapidengan

mengangkat tumit dapat dimulai. Dalam kebanyakan kasus, pasien

dapat beraktivitas kembali dalam jangka waktu 4 bulan.Tindakan

operasi untuk perbaikan ruptur Achilles tendon telah dilaporkan

memiliki tingkat yang lebih rendah dalam terjadinya rerupture;

peningkatan kekuatan otot pascaoperasi,dan daya tahan, dan

membutuhkan waktu yang lebih singkat agar dapat kembali

beraktivitas normal jika dibandingkan dengan tindakan konservatif.

Namun, kemungkinan terjadinya komplikasi luka seperti infeksi,

drainase, pembentukan sinus, dan pengelupasan kulit lebih tinggi

daripada tindakan non-operasi.

Setelah kedua jenis operasi, kemungkinan akan mengenakan

gips, boot berjalan, atau perangkat serupa untuk 6-12 minggu. Pada

awalnya, boot diposisikan untuk menjaga kaki menunjuk ke bawah

untuk menyembuhkan tendon. Boot kemudian disesuaikan secara

22

Page 23: Wrap Up Sk-2 Muskuloskeletal B-11

bertahap untuk meletakkan kaki dalam posisi netral (tidak mengarah ke

atas atau bawah). Waktu pemulihan total Anda mungkin akan selama 6

bulan.

Obat-Obatan

Obat hanya diresepkan untuk mengurangi gejala-gejala nyeri.

Obat-obat ini mungkin termasuk

a) Salisilat,salisilamid, dan diflunisal

Digunakan sebagai analgetik, antipiretik, dan antiinflamasi.

Dibsorbsi di lambung lambat, absorbsi melalui kulit cepat,

metabolisme di hati dan diekskresikan melalui ginjal.

b) Asetaminofen, Fenasetin

Memiliki efek analgetik dan antipiretik yang cukup tapi hampir

tidak memiliki efek antiinflamasi. Diabsorpsi oral cepat dan

sempurna. T ½: 1-3 jam. Di metabolisme di hati. Toksisitas:

nekrosis hati

c) Pirazolon dan derivatnya

Memiliki efek analgetik dan antipiretik

Diindikasikan sebagai analgetik dan antipiretik yang tidak dapat

diturunkan oleh obat lain. Efek samping obat: agranulositosis,

anemia aplastik, trombositopenia

d) Fenilbutazon dan Oksifenbutazon

Tidak lagi dianjurkan sebagai antiinflamasi

e) Asam Mefenamat dan Meklofenamat

Asam mefenamat lebih sering digunakan sebagai analgesik,

antiinflamasi. Efek samping obat: Iritasi lambung, waspada dengan

interaksi terhadap antikoagulan

f) Diklofenak

Diabsorbsi cepat dan lengkap dari saluran cerna. Ikatan protein

99%. T ½: 1-3 jam. Diakumulasi di cairan sinovial. Efek samping

obat: gangguan saluran cerna

g) Ibuprofen, Ketoprofen, dan Naproksen

23

Page 24: Wrap Up Sk-2 Muskuloskeletal B-11

Sebagai analgesik dan antiinflamasi. Ibuprofen juga digunakan

sebagai antipiretik. Menurunkan efek diuresis dan natriuretik

furosemid dan tiazid, alfa dan beta bloker dan katopril.

2.7. Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Ruptur Tendon Achilles

Untuk membantu mencegah cedera Achilles tendon, peregangan

Achilles tendon dan otot betis sebelum mengambil bagian dalam kegiatan

fisik. Lakukan latihan peregangan perlahan, peregangan ke titik di mana

seseorang merasa menarik terlihat, tetapi tidak sakit. Tidak bouncing selama

peregangan. Untuk membantu otot dan tendon menyerap tenaga lebih banyak

dan menghindari cedera, cobalah latihan yang memperkuat betis. Contohnya

adalah:

Hindari kegiatan yang menempatkan stres berlebih pada tendon Achilles

Anda, misalnya bukit-berlari dan melompat kegiatan.

Jika anda melihat rasa sakit selama latihan, istirahat.

Jika salah satu latihan atau kegiatan yang menyebabkan Anda sakit terus-

menerus, coba yang lain.

Berdampak tinggi olahraga alternatif, seperti berlari, dengan olahraga-

dampak rendah, seperti berjalan, bersepeda atau berenang.

Menjaga berat badan yang sehat.

Kenakan sepatu yang baik dengan bantalan yang tepat atletik di tumit.

2.8. Memahami dan Menjelaskan Komplikasi Ruptur Tendon Achilles

Komplikasi rupture tendon Achilles yaitu infeksi. Infeksi adalah

adanya suatu organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai dengan

gejala klinis, masuk dan berkembang biaknya bibit penyakit atau parasit,

mikroorganisme kedalam tubuh manusia. Penyakit yang disebabkan oleh

suatu bibit penyakit seperti bakteri, virus, jamur dan lain-lainnya.

2.9. Memahami dan Menjelaskan Prognosis Ruptur Tendon Achilles

Kebanyakan orang yang mengalami RTA, tendonnya akan kembali

normal. Jika operasi dilakukan, tedon mungkin menjadi lebih kuat dan kecil

kemungkinannya untuk ruptur lagi dibanding yang memilih pengobatan

konservatif. Biasanya, kegiatan berat seperti berjalan baru bisa dilakukan lagi

24

Page 25: Wrap Up Sk-2 Muskuloskeletal B-11

setelah 6 minggu. Atlite biasanya kembali berolah raga setelah 4-6 minggu

setelah operasi. 

25

Page 26: Wrap Up Sk-2 Muskuloskeletal B-11

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan SG, Setiabudy R, Nafrialdi. (2007). Farmakologi dan Terapi ed 5. Jakarta:

FKUI

Price, A.S dan Wilson, L.M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses-proses

Penyakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Putz, R.Pabst. (2002). Sobotta : Atlas Anatomi Manusia. Edisi 22. Jilid 2. Jakarta:

EGC

Syamsir, HM. (2011). Gerak Tubuh Manusia. Jakarta: FKUY

Tracy Hodge. (2014). Ruptured Achilles Tendon Prognosi. [online]. Tersedia :

https://books.google.co.id/books/about/

Rupture_of_the_Tendo_Achilles_in_Chicken.html?

id=l6t8MwEACAAJ&redir_esc=y. Diakses pada tanggal 17 September 2015, Jam

20:00.

http://www.ehow.com/facts_5762647_ruptured-achilles-tendon-prognosis.html

http://emedicine.medscape.com/article/85024-treatment . Diakses pada tanggal 17

September 2015

26