fraktur doc new

12
FRAKTUR ANAMNESIS Pada intinya, bila dikaitkan dengan fraktur, maka anamnesis harus diarahkan pada berbagai factor resiko seperti 1. riwayat mekanisme terjadinya cidera, keluhan sakit sebelah mana 2. posisi tubuh saat berlangsungnya trauma (bilamana tidak ada riwayat trauma sebelumnya berarti fraktur patologis), 3. pekerjaan, 4. obat-obatan yang dikomsumsi, 5. merokok, 6. riwayat alergi, 7. riwayat osteoporosis serta riwayat penyakit lainnya. MANIFESTASI Tanda-tanda pasti fraktur adalah : Pemendekan (shortening) Rotasi Angulasi False movement

Upload: yulkkab

Post on 07-Aug-2015

301 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Fraktur Doc New

FRAKTUR

ANAMNESIS

Pada intinya, bila dikaitkan dengan fraktur, maka anamnesis harus diarahkan pada

berbagai factor resiko seperti

1. riwayat mekanisme terjadinya cidera, keluhan sakit sebelah mana

2. posisi tubuh saat berlangsungnya trauma (bilamana tidak ada riwayat trauma

sebelumnya berarti fraktur patologis),

3. pekerjaan,

4. obat-obatan yang dikomsumsi,

5. merokok,

6. riwayat alergi,

7. riwayat osteoporosis serta riwayat penyakit lainnya.

MANIFESTASI

Tanda-tanda pasti fraktur adalah :

Pemendekan (shortening)

Rotasi

Angulasi

False movement

PEMERIKSAAN FISIK

1. Inspeksi (look)

Adanya deformitas (kelainan bentuk) seperti swelling/bengkak,

Pemendekan (shortening),

Page 2: Fraktur Doc New

Rotasi,

Angulasi,

Adanya fragmen tulang yang keluar (fraktur terbuka).

Adanya warna kebiruan atau warna pucat (fraktur dengan cedera vaskuler)

Hilangnya fungsi

2. Palpasi (feel)

Diraba adanya ketidakstabilan tulang, krepitasi

Diraba adanya pembengkakan jaringan, kulit yang tegang, nyeri tekan

(tenderness)

Diraba suhu permukaan kulit hangat atau dingin (pada patah tulang disertai

putusnya pembuluh darah atau kematian anggota gerak)

3. Gerakan (move)

Gerakan yang tidak normal (gerakan yang terjadi tidak pada sendi)

Nyeri bila digerakkan, baik pada gerakan aktif maupun pasif

Memeriksa seberapa jauh gangguan fungsi, gerak yang tidak mampu dilakukan,

range of motion dan kekuatan.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Pemeriksaan radiologis (rontgen dan MRI), diperlukan untuk melengkapi deskripsi

fraktur dan dasar untuk tindakan selanjutnya. Pemeriksaan ini terutama dilakukan untuk

fraktur yang tidak memberikan tanda klasik. Pemeriksaaan dilakukan pada daerah yang

dicurigai fraktur, harus mengikuti aturan rules of two, yang terdiri dari :

Mencakup dua gambaran yaitu anteroposterior (AP) dan lateral.

Memuat dua sendi antara fraktur yaitu bagian proximal dan distal.

Memuat dua extremitas (terutama pada anak-anak) baik yang cidera maupun yang

tidak terkena cidera (untuk membandingkan dengan yang normal)

Dilakukan dua kali, yaitu sebelum tindakan dan sesudah tindakan.

2. Pemeriksaan laboratorium, meliputi :

Page 3: Fraktur Doc New

Darah rutin,

Faktor pembekuan darah,

Golongan darah (terutama jika akan dilakukan tindakan operasi),

Urinalisa,

Kreatinin (trauma otot dapat meningkatkan beban kreatinin untuk kliren ginjal).

3. Pemeriksaan arteriografi dilakukan jika dicurigai telah terjadi kerusakan vaskuler akibat

fraktur tersebut.

Menegakkan diagnosa fraktur harus disebut jenis tulang atau bagian tulang yang mempunyai

nama sendiri, kiri atau kanan, bagian mana dari tulang 1/3 proksimal, tengah, atau distal, terbuka

atau tertutup dan komplikasi bila ada.

PENATALAKSANAAN

Penanganan fraktur mengacu kepada empat tujuan utama yaitu:

1. Mengurangi rasa nyeri,

Trauma pada jaringan disekitar fraktur menimbulkan rasa nyeri yang  hebat bahkan

sampai menimbulkan syok. Untuk mengurangi nyeri dapat diberi obat penghilang rasa nyeri,

serta dengan teknik imobilisasi, yaitu pemasangan bidai / spalk, maupun memasang gips.

2. Reposisi atau reduksi

Yaitu upaya mengembalikan tulang ke arah (alignment) yang benar. Dimana

pengembalian dilakukan dari fragmen distal terhadap proksimal.

3. Retaining

Adalah tindakan mempertahankan kedudukan hasil reposisi. Seperti fiksasi eksternal, dan

fiksasi internal, sedangkan pemasangan bidai maupun gips hanya dapat digunakan untuk fiksasi

yang bersifat sementara saja.

Page 4: Fraktur Doc New

4. Rehabilitasi

Merupakan upaya mengembalikan fungsi alat atau anggota gerak yang mengalami

fraktur. penyambungan fraktur butuh waktu lama. Tulang yang fraktur akan mulai menyatu

dalam waktu 4 minggu dan akan menyatu dengan sempurna dalam waktu 6 bulan.

JENIS FRAKTUR

1. Fraktur antebrachii

Fraktur antebrachii adalah patah pada radius+ulna, biasanya pada 1/3 tengah, atau 1/3

distal , maupun proksimal dan biasanya garis patahnya transversal. Tapi bisa pula terjadi

trauma tak langsung yang akan menyebabkan level garis patah pada radius dan ulna tak

sama dan bentuk garis patahnya juga dapat berupa oblique atau spiral. Dan pada fraktur

antebrachii gejala klinis yang muncul adalah deformitas, pemendekan (shortening),

rotasi, angulasi, false movement, dan adanya rasa sakit pada lengan bawah serta tidak

dapat menggerakkan lengan bawahnya

Terapi pada fraktur antebrachii adalah reposisi tertutup. Akan tetapi kalau hasil reposisi

tertutup tidak baik, maka dilakukan tindakan operasi (open reposisi) dengan pemasangan

internal fiksasi dengan pemasangan internal fiksasi dengan plate screw.

2. Fraktur Galeazzi

Fraktur Galeazzi merupakan fraktur radius 1/3 distal disertai dislokasi sendi radioulnar

distal.

Pada fraktur ini, gambaran kliniknya tergantung pada derajat dislokasi fragmen fraktur.

Bila ringan, nyeri dan tegang hanya dirasakan pada daerah fraktur saja. Bila berat,

Page 5: Fraktur Doc New

biasanya terjadi pemendekan lengan bawah. Tampak tangan bagian distal dalam posisi

angulasi ke dorsal. Pada pergelangan tangan dapat diraba tonjolan ujung distal ulna.

Pada pemeriksaan radiologi, foto rontgen AP/Lateral tampak fraktur radius 1/3 distal,

disertai dislokasi sendi radioulna distal.

Fraktur ini biasanya terjadi akibat trauma langsung sisi lateral ketika jatuh. Seperti pada

pasien yang terjatuh dengan tangan terbuka menahan badan dan terjadi pula rotasi. Hal

ini menyebabkan patah pada radius 1/3 distal dan fragment distal-proksimal mengadakan

angulasi ke anterior.

Untuk terapinya, dapat dilakukan reposisi tertutup. Bila hasilnya baik, dilakukan

immobilisasi dengan gips sirkular diatas siku, dipertahankan 4-6 minggu. Biasanya hasil

reposisi tertutup hasilnya kurang baik, karena fraktur tidak stabil. Dalam hal ini

diperlukan tindakan operasi reposisi terbuka dengan internal fikasi. Tulang radius,

dipasang plate-screw atau intramedullary nail. Kalau radius sudah tereposisi dengan

sendirinya dislokasi sendi radius ulna distal akan tereposisi.

Gambar 1. Rontgen fraktur Galeazzi

3. Fraktur Montegia

Page 6: Fraktur Doc New

Fraktur Montegia merupakan fraktur ulna 1/3 proksimal disertai dislokasi sendi

radioulnar proksimal.

Gambaran klinik fraktur ini pada umumnya menyerupai fraktur pada lengan bawah.

Namun pada fraktur ini, apabila terdapat dislokasi ke anterior, capitulum radius akan

dapat diraba pada fossa cubitus.

Pada pemeriksaan radiologi, foto rontgen AP/Lateral tampak fraktur ulna 1/3 proksimal,

disertai dislokasi sendi radioulnar proksimal (radiohumeral).

Fraktur ini biasanya terjadi akibat fraktur langsung terhadap ulna, misalnya sewaktu

melindungi kepala dari pukulan.

Terapinya adalah dengan reposisi tertutup. Pada anak-anak, tindakan reposisi tertutup

masih memberikan hasil yang cukup baik. Tapi bila pada reposisi tertutup gagal (terjadi

lagi dislokasi), akan dilakukan tindakan reposisi terbuka dengan pemasangan internal

fiksasi. Pada pasien dewasa, dapat dilakukan tindakan open reposisi dengan internal

fiksasi dipasang plate-screw.

Page 7: Fraktur Doc New

Gambar 2. Fraktur Monteggia

4. Fraktur Batang Humerus

Biasa terjadi pada orang dewasa, terjadi karena trauma langsung yang menyebabkan garis

patah transversal atau komunitif.

Terjadi function laesa pada lengan atas yang cedera, dan untuk menggunakam siku harus

dibantu oleh tangan yang sehat.

Tindakan konservatf memberikan hasil yang baik karena fraktur humerus ini sangat baik

daya penyembuhannya. Imobilisasi dengan gips selama 6 minggu

5. Fraktur collum humerus

Sering pada wanita karena osteoporosis. Berupa sakit di daerah bahu tetapi fungsi lengan

masih baik karena fraktur ini merupakan fraktur stabil.

Terapi pada fraktur ini tidak perlu reposisi, lengan yang cedera cukup diistirahatkan

dengan memakai gendongan (sling) selama 3 minggu. Bila ada dislokasi abduksi lakukan

reposisi dan imobilisasi dengan gips spica, posisi lengan abduksi posisi overhead.

6. Fraktur batang Femur

Umumnya terjadi batang femur pada 1/3 tengah. Klinisnya, daerah paha yang patah akan

sangat membengkak, ada function laesa, nyeri tekan dan nyeri gerak.

Penatalaksanaan tergantung jenis fraktur. Non operatif dapat dilakukan traksi. Indikasi

operatif jika:

- Penanggulangan non operatif gagal

- Fraktur multiple

- Robeknya arteri femoralis

- Fraktur patologik

- Fraktur pada orang tua

7. Fraktur collum femur

Dapat terjadi akibat trauma langsung, pasien terjatuh dalam posisi miring dan trochanter

mayor langsung terbentur benda keras seperti jalanan.

Page 8: Fraktur Doc New

Trauma tidak langsung terjadi karena gerakan eksorotasi yang mendadak dari tungkai

bawah.

Biasanya pada kecelakaan berat, atau pada orang tua dapat karena terpeleset. Pasien tidak

dapat berdiri karena sakit pada panggul, posisi panggul fleksi dan endorotasi.

Pada palpasi sering ditemukan hematoma panggul.

Terapi konservatif dengan traksi kulit selama 3 minggu, dilanjutkan latihan jalan dengan

tongkat (do nothing) atau operasi (do something).

8. Fraktur tibia proksimal

Biasa terjadi akibat trauma langsung dari arah samping lutut dengan kaki yang masih

terfiksasi ke tanah. Misalnya, orang yang sedang berjalan ditabrak mobil dari samping.

9. Fraktur kruris

Akibat terbanyak dari kecelakaan lalu lintas. Pada fraktur tertutup lakukan reposisi

tertutup dan imobilisasi dengan gips. Pada terbuka, lakukan debridemen luka. Kemudian

lakukan reposisi secara terbuka tulang yang patah, lanjutkan dengan imbobilisasi.

10. Fraktur kompresi tulang belakang

Biasa karena trauma indirek dari atas dan dari bawah. Terdapat spasme otot

paravertebral. Bila kepala ditekan ke bawah terasa nyeri. Perlu diperiksa kemampuan

miksi dan defekasi.