fraktur

8
PENGERTIAN FRAKTUR Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. (smeltzer S.C & Bare B.G,2001) Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh.( reeves C.J,Roux G & Lockhart R,2001 ) JENIS-JENIS FRAKTUR 1. Complete fraktur (fraktur komplet), patah pada seluruh garis tengah tulang,luas dan melintang. Biasanya disertai dengan perpindahan posisi tulang. 2. Closed frakture (simple fracture), tidak menyebabkan robeknya kulit, integritas kulit masih utuh. 3. Open fracture (compound frakture / komplikata/ kompleks), merupakan fraktur dengan luka pada kulit (integritas kulit rusak dan ujung tulang menonjol sampai menembus kulit) atau membran mukosa sampai ke patahan tulang. Fraktur terbuka digradasi menjadi: o Grade I: luka bersih dengan panjang kurang dari 1 cm. o Grade II: luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif. o Grade III: sangat terkontaminasi, dan mengalami kerusakan jaringan lunak ekstensif. 4. Greenstick, fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya membengkok. 5. Transversal, fraktur sepanjang garis tengah tulang. 6. Oblik, fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang. 7. Spiral, fraktur memuntir seputar batang tulang. 8. Komunitif, fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen. 9. Depresi, fraktur dengan frakmen patahan terdorong ke dalam (sering terjadi pada tulang tengkorak dan wajah). 10. Kompresi, fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang). 11. Patologik, fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit (kista tulang, paget, metastasis tulang, tumor). 12. Avulsi, tertariknya fragmen tulang oleh ligamen atau tendo pada prlekatannya. 13. Epifisial, fraktur melalui epifisis. 14. Impaksi, fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang lainnya. PENYEBAB FRAKTUR Sebagian besar patah tulang merupakan akibat dari cedera, seperti kecelakan mobil, olah raga atau karena jatuh. Patah tulang terjadi jika tenaga yang melawan tulang lebih besar daripada kekuatan tulang.

Upload: veronica-sukardi-jaya

Post on 30-Jun-2015

1.195 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: FRAKTUR

PENGERTIAN FRAKTUR

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya. (smeltzer S.C & Bare B.G,2001) Fraktur adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh.( reeves C.J,Roux G & Lockhart R,2001 )

JENIS-JENIS FRAKTUR

1. Complete fraktur (fraktur komplet), patah pada seluruh garis tengah tulang,luas dan melintang. Biasanya disertai dengan perpindahan posisi tulang.

2. Closed frakture (simple fracture), tidak menyebabkan robeknya kulit, integritas kulit masih utuh.3. Open fracture (compound frakture / komplikata/ kompleks), merupakan fraktur dengan luka pada kulit

(integritas kulit rusak dan ujung tulang menonjol sampai menembus kulit) atau membran mukosa sampai ke patahan tulang. Fraktur terbuka digradasi menjadi:

o Grade I: luka bersih dengan panjang kurang dari 1 cm.o Grade II: luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak yang ekstensif.o Grade III: sangat terkontaminasi, dan mengalami kerusakan jaringan lunak ekstensif.

4. Greenstick, fraktur dimana salah satu sisi tulang patah sedang sisi lainnya membengkok.5. Transversal, fraktur sepanjang garis tengah tulang.6. Oblik, fraktur membentuk sudut dengan garis tengah tulang.7. Spiral, fraktur memuntir seputar batang tulang.8. Komunitif, fraktur dengan tulang pecah menjadi beberapa fragmen.9. Depresi, fraktur dengan frakmen patahan terdorong ke dalam (sering terjadi pada tulang tengkorak dan

wajah).10. Kompresi, fraktur dimana tulang mengalami kompresi (terjadi pada tulang belakang).11. Patologik, fraktur yang terjadi pada daerah tulang berpenyakit (kista tulang, paget, metastasis tulang,

tumor).12. Avulsi, tertariknya fragmen tulang oleh ligamen atau tendo pada prlekatannya.13. Epifisial, fraktur melalui epifisis.14. Impaksi, fraktur dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang lainnya.

PENYEBAB FRAKTUR

Sebagian besar patah tulang merupakan akibat dari cedera, seperti kecelakan mobil, olah raga atau karena jatuh.

Patah tulang terjadi jika tenaga yang melawan tulang lebih besar daripada kekuatan tulang.Jenis dan beratnya patah tulang dipengaruhi oleh:- Arah, kecepatan dan kekuatan dari tenaga yang melawan tulang- Usia penderita- Kelenturan tulang- Jenis tulang.Dengan tenaga yang sangat ringan, tulang yang rapuh karena osteoporosis atau tumor bisa mengalami patah tulang.

Trauma penyebab fraktur dapat bersifat:1. Trauma langsung- Fraktur terjadi di daerah yang mengalami tekanan langsung- biasanya kopmunitif- jaringan lunak mengalami kerusakan2. Trauma tidak langsung- trauma dihantarkan dari daerah yang lebih jauh dari fraktur- jaringan lunak utuh

Tekanan pada tulang dapat berupa :1. tekanan berputar2. tekanan membengkok

Page 2: FRAKTUR

3. tekanan sepanjang aksis tulang4. kompresi vertikal5. trauma langsung disertai dengan resistensi pada satu jarak tertentu6. fraktur oleh karena gemuk7. trauma karena tarikan ligamen atau tendo.

KLASIFIKASI FRAKTUR

Klasifikasi Fraktur terbagi atas :

1.Klasifikasi Etiologis

Fraktur Traumatik terjadi akibat trauma tiba-tiba Fraktur Patologis yaitu terjadi karena kelemahan tulang akibat adanya kelainan patologi pada tulang Fraktur Stress terjadi akibat trauma yang terus-menerus pada suatu daerah tertentu.

2. Klasifikasi Klinis

Fraktur Tertutup yaitu fraktur yang tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar. Fraktur Terbuka yaitu yaitu fraktur yang berhubungan dengan dunia luar  melalui luka.

Klasifikasi patah tulang terbuka: menurut Gustilo

Tipe I

Page 3: FRAKTUR

Luka kecil kurang dan 1 cm, terdapat sedikit kerusakan jaringan, tidak terdapat tanda-tanda trauma yang

hebat pada jaringan lunak. Fraktur yang terjadi biasanya bersifat simpel, tranversal, oblik pendek atau

komunitif

Tipe II

Laserasi kulit melebihi 1 cm tetapi tidak terdapat kerusakan jaringan yang hebat atau avulsi kulit. Terdapat

kerusakan yang sedang dan jaringan

Tipe III

Terdapat kerusakan yang hebat pada jaringan lunak termasuk otot, kulit dan struktur neovaskuler dengan

kontaminasi yang hebat. Dibagi dalam 3 sub tipe:

1. tipe IIIA : jaringan lunak cukup menutup tulang yang patah

2. tipe IIIB : disertai kerusakan dan kehilangan janingan lunak, tulang tidak dapat do cover soft tissue

3. tipe IIIC : disertai cedera arteri yang memerlukan repair segera

Fraktur dengan komplikasi yaitu fraktur yang disertai dengan komplikasi seperti infeksi,mal-union,delayed union,non-union.

3. Klasifikasi Radiologis

Berdasarkan lokalisasi,terdiri atas Diafiseal,Metafiseal,Intra-articuler dan fraktur dengan dislokasi. Berdasarkan konfigurasi,terdiri atas fraktur transversal,fraktur oblik,fraktur spiral,fraktur Z,fraktur

komunitif,fraktur baji,fraktur avulsi,fraktur depresi,fraktur impaksi,fraktur pecah (burst), Fraktur segmental dan Fraktur epifisis.

Berdasarkan ekstensi,terdiri atas Fraktur total, fraktur tidak total (crack), Fraktur turus atau buckle, Fraktur garis rambut dan Fraktur greenstick.

Berdasarkan hubungan antara fragmen dengan fragmen lainnya terdri atas fraktur tidak bergeser dan Fraktur bergeser (bersampingan, Angulasi, rotasi, Distraksi, Over-riding,impaksi).

PEMERIKSAAN FRAKTUR

1. Anamnesis

Riwayat Trauma Riwayat penyakit lain (tumor,infeksi,kelainan kongenital,dll)

2. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan awal perhatikan :

Page 4: FRAKTUR

Syok, anemia, perdarahan. Kerusakan pada organ lain. Faktor predisposisi.

3. Pemeriksaan Lokal

a) Inspeksi

Keadaan umum Ekspresi wajah bandingkan dengan bagian yang sehat perhatikan posisi anggota gerak adanya luka perhatikan adanya deformitas anggota gerak keadaan vaskularisasi keadaan mental

b) Palpasi

Lakukan dengan hati-hati Nyeri tekan Krepitasi Pulsasi arteri dan pengisian kapiler Lakukan pengukuran panjang tungkai

c) Pergerakan

Pergerakan aktif Pergerakan pasif

d) Pemeriksaan neurologis

Saraf sensoris Saraf motoris Catat gradasi kerusakan saraf

e) Pemeriksaan Radiologis

Foto polos Pemeriksaan radiologis lainnya (Tomografi, CT-Scan, MRI, Radioisotop Scanning)

Pemeriksaan Fisik :

1. Inspeksi (look)

Adanya deformitas (kelainan bentuk) seperti bengkak, pemendekan, rotasi, angulasi, fragmen tulang (pada fraktur terbuka).

2. Palpasi (feel)

Adanya nyeri tekan (tenderness), krepitasi, pemeriksaan status neurologis dan vaskuler di bagian distal fraktur. Palpasi daerah ektremitas tempat fraktur tersebut, di bagian distal cedera meliputi pulsasi arteri, warna kulit, capillary refill test.

3. Gerakan (moving)

Page 5: FRAKTUR

Adanya keterbatasan gerak pada daerah fraktur.

Pemeriksaan Penunjang :

1. Pemeriksaan radiologis (rontgen), pada daerah yang dicurigai fraktur, harus mengikuti aturan role of two, yang terdiri dari :

*Mencakup dua gambaran yaitu anteroposterior (AP) dan lateral.*Memuat dua sendi antara fraktur yaitu bagian proximal dan distal.*Memuat dua extremitas (terutama pada anak-anak) baik yang cidera maupun yang tidak terkena cidera (untuk membandingkan dengan yang normal)* Dilakukan dua kali, yaitu sebelum tindakan dan sesudah tindakan.

2. Pemeriksaan laboratorium, meliputi:

* Darah rutin,* Faktor pembekuan darah,* Golongan darah (terutama jika akan dilakukan tindakan operasi),* Urinalisa,* Kreatinin (trauma otot dapat meningkatkan beban kreatinin untuk kliren ginjal).

3. Pemeriksaan arteriografi dilakukan jika dicurigai telah terjadi kerusakan vaskuler akibat fraktur tersebut.Komplikasi :

Penyebab komplikasi fraktur secara umum dibedakan menjadi dua yaitu bisa karena trauma itu sendiri, bisa juga akibat penanganan fraktur yang disebut komplikasi iatrogenik.

PENANGANAN FRAKTUR

Penanggulangan fraktur terbuka:

1. Obati sebagai suatu kegawatan2. Evaluasi awal dan diagnosis kelainan yang mungkin akan menjadi penyebab kematian3. Berikan antibiotik dalam ruang gawat darurat, di kamar operasi dan setelah operasi4. Segera lakukan debridement dan irigasi yang baik5. Ulangi debridemen 24-72 jam berikutnya6. Stabilisasi fraktur7. Biarkan luka terbuka antara 5-7 hari8. Lakukan bone graft autogenous secepatnya9. Rehabilitasi anggota gerak yang terkena

Tahap pengobatan patah tulang terbuka

1. Pembersihan luka2. Eksisi jaringan yang mati dan disangka mati3. Pengobatan patah tulang dan penentuan jenis traksi4. Penutupan kulit5. Pemberian antibiotik6. Pencegahan tetanus

Komplikasi patah tulang terbuka

1. perdarahan, syok septik kematian2. septikemi, toksemia oleh karena infeksi piogenik

Page 6: FRAKTUR

3. tetanus4. gangren5. non union dan ma union6. kekakuan sendi7. perdarahan sekunder8. osteomielitis kronik9. delayed union

komplikasi femur

a) Perdarahan, dapat menimbulkan kolaps kardiovaskuler.

Hal ini dapat dikoreksi dengan transfusi darah yang memadai.

b) Infeksi, terutama jika luka terkontaminasi dan debridemen tidak memadai.

c) Non-union, lazim terjadi pada fraktur pertengahan batang femur, trauma kecepatan tinggi dan fraktur dengan

interposisi jaringan lunak di antara fragmen. Fraktur yang tidak menyatu memerlukan bone grafting dan fiksasi

interna.

d) Malunion, disebabkan oleh abduktor dan aduktor yang bekerja tanpa aksi antagonis pada fragmen atas untuk

abduktor dan fragmen distal untuk aduktor. Deformitas varus diakibatkan oleh kombinasi gaya ini.

e) Trauma arteri dan saraf jarang, tetapi mungkin terjadi (2)