formulasi sediaan obat kumur mengandung ekstrak buah …

17
28 Universitas Indonesia Formulasi Sediaan Obat Kumur Mengandung Ekstrak Buah Kepel (Stelechocarpus burahol (BI.) Hook.F.&Th) Terstandar Muhammad Al-Furqon Setyo Utomo, Sutriyo, Abdul Mun’im 1. Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI Depok, Depok, 16424, Indonesia 2. Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI Depok, Depok, 16424, Indonesia 3. Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI Depok, Depok, 16424, Indonesia E-mail: [email protected] Abstrak Halitosis adalah masalah yang membuat tidak nyaman. Stelechocarpus burahol (kepel) dapat menghilangkan halitosis karena mengandung flavonoid sebagai agen pengadsorbsi. Untuk meningkatkan potensinya dilakukan ekstraksi. Ekstrak distandardisasi. Standardiasi yang dilakukan antara lain parameter spesifik kadar total flavonoid 0,30 %, kadar total fenol 7,85 g GAE/100 g, kadar logam berat 0 ppm, dan kadar sisa pelarut 0 ppm, sedangkan parameter non spesifik kadar abu 94,95 %, kadar abu tidak larut asam 0,97 %, kadar air 28,36 %, uji kelarutan ekstrak 1:10. Ekstrak dibuat sediaan obat kumur. Sediaan obat kumur ini mengandung ekstrak buah kepel, isomaltulosa, mentol, asam malat, natrium benzoat, sorbitol, dan etanol. Formulasi I, II, dan III secara berturut-turut memiliki pemanis isomaltulosa 4 %, 8 %, dan 12 %, dari ketiga formulasi tersebut diuji untuk menentukan formulasi yang paling disukai dan stabil. Formula II mendapatkan nilai rata-rata tertinggi pada parameter warna dan aroma, serta peringkat kedua pada parameter rasa, pada pengujian fisik obat kumur, formulasi I berbau mentol; jernih; warna incosete 0605 orange; pH 5,35; dan bobot jenis 1,0349; formula II berbau mentol; jernih; warna incosete 0605 orange; pH 5,36; dan bobot jenis 1,1234; formula III berbau mentol; jernih; warna incosete 0605 orange; pH 5,37; dan bobot jenis 0,9953. Formulations Mouthwash Containing Kepel Fruit Extract (Stelechocarpus burahol (BI.) Hook.F. & Th) Standardized Abstract Halitosis is a problem that can make people uncomfortable. Stelechocarpus burahol (Kepel) empirically proven eliminate halitosis, because contains flavonoid as an adsorbent agent. To improve the potency, kepel fruit is extracted. Standardized extract. Standardization is carried out include specific parameters such as levels of total flavonoids 0.30%, total phenol content 7.85gGAE/100g, heavy metal content 0ppm, levels of residual solvent 0ppm, non-specific parameters form of ash content 94.95%, acid insoluble ash content 0.97%, water content 28.36%, solubility test extract 1:10. Extracts made into a mouthwash preparations. This mouthwash contains fruit extracts kepel, isomalt, menthol, malic acid, sodium benzoate, sorbitol and ethanol. Formulations I, II, III consecutive had a sweetener isomalt 4%, 8%, and 12%, all formulations were tested to determine the most preferred formulation and stable. Formulation II get the highest average score on parameters of color and aroma, and was ranked second in taste parameters, formulation I have a menthol smell, transparant, 0605 incosete orange color, pH 5.35, and specific gravity of 1.0349, formulation II has the smell of menthol, transparant, 0605 incosete orange color, pH 5.36, and specific gravity of 1.1234, formulation III has a menthol odor, transparent, 0605 incosete orange color, pH 5.37, and specific gravity of 0.9953. Formulasi Sediaan..., Muhammad Al Furqon Setyo Utomo, FF UI, 2014

Upload: others

Post on 07-Nov-2021

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Formulasi Sediaan Obat Kumur Mengandung Ekstrak Buah …

28    

Universitas Indonesia

Formulasi Sediaan Obat Kumur Mengandung Ekstrak Buah Kepel (Stelechocarpus burahol (BI.) Hook.F.&Th) Terstandar

Muhammad Al-Furqon Setyo Utomo, Sutriyo, Abdul Mun’im

1. Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI Depok, Depok, 16424, Indonesia 2. Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI Depok, Depok, 16424, Indonesia 3. Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI Depok, Depok, 16424, Indonesia

E-mail: [email protected]

Abstrak

Halitosis adalah masalah yang membuat tidak nyaman. Stelechocarpus burahol (kepel) dapat menghilangkan halitosis karena mengandung flavonoid sebagai agen pengadsorbsi. Untuk meningkatkan potensinya dilakukan ekstraksi. Ekstrak distandardisasi. Standardiasi yang dilakukan antara lain parameter spesifik kadar total flavonoid 0,30 %, kadar total fenol 7,85 g GAE/100 g, kadar logam berat 0 ppm, dan kadar sisa pelarut 0 ppm, sedangkan parameter non spesifik kadar abu 94,95 %, kadar abu tidak larut asam 0,97 %, kadar air 28,36 %, uji kelarutan ekstrak 1:10. Ekstrak dibuat sediaan obat kumur. Sediaan obat kumur ini mengandung ekstrak buah kepel, isomaltulosa, mentol, asam malat, natrium benzoat, sorbitol, dan etanol. Formulasi I, II, dan III secara berturut-turut memiliki pemanis isomaltulosa 4 %, 8 %, dan 12 %, dari ketiga formulasi tersebut diuji untuk menentukan formulasi yang paling disukai dan stabil. Formula II mendapatkan nilai rata-rata tertinggi pada parameter warna dan aroma, serta peringkat kedua pada parameter rasa, pada pengujian fisik obat kumur, formulasi I berbau mentol; jernih; warna incosete 0605 orange; pH 5,35; dan bobot jenis 1,0349; formula II berbau mentol; jernih; warna incosete 0605 orange; pH 5,36; dan bobot jenis 1,1234; formula III berbau mentol; jernih; warna incosete 0605 orange; pH 5,37; dan bobot jenis 0,9953.

Formulations Mouthwash Containing Kepel Fruit Extract (Stelechocarpus burahol (BI.) Hook.F. & Th) Standardized

Abstract

Halitosis is a problem that can make people uncomfortable. Stelechocarpus burahol (Kepel) empirically proven eliminate halitosis, because contains flavonoid as an adsorbent agent. To improve the potency, kepel fruit is extracted. Standardized extract. Standardization is carried out include specific parameters such as levels of total flavonoids 0.30%, total phenol content 7.85gGAE/100g, heavy metal content 0ppm, levels of residual solvent 0ppm, non-specific parameters form of ash content 94.95%, acid insoluble ash content 0.97%, water content 28.36%, solubility test extract 1:10. Extracts made into a mouthwash preparations. This mouthwash contains fruit extracts kepel, isomalt, menthol, malic acid, sodium benzoate, sorbitol and ethanol. Formulations I, II, III consecutive had a sweetener isomalt 4%, 8%, and 12%, all formulations were tested to determine the most preferred formulation and stable. Formulation II get the highest average score on parameters of color and aroma, and was ranked second in taste parameters, formulation I have a menthol smell, transparant, 0605 incosete orange color, pH 5.35, and specific gravity of 1.0349, formulation II has the smell of menthol, transparant, 0605 incosete orange color, pH 5.36, and specific gravity of 1.1234, formulation III has a menthol odor, transparent, 0605 incosete orange color, pH 5.37, and specific gravity of 0.9953.

Formulasi Sediaan..., Muhammad Al Furqon Setyo Utomo, FF UI, 2014

Page 2: Formulasi Sediaan Obat Kumur Mengandung Ekstrak Buah …

 

Keywords: Kepel fruit, Mouthwash, Stelechocarpus burahol (BI.) Hook.F.&Th.

Pendahuluan

Suatu obat kumur yang aman adalah obat kumur yang tidak toksik jika tertelan,

namun tetap efektif dalam menghilangkan bau mulut. Selain itu obat kumur

tersebut juga tetap memberikan sensasi yang menyegarkan di dalam mulut. Oleh

sebab itu diperlukan bahan yang aman sebagai bahan dasar pembuatan obat

kumur. Salah satu bahan yang dapat dijadikan bahan baku obat kumur adalah

buah kepel. Secara tradisional buah kepel telah digunakan sebagai bahan parfum.

Mengkonsumsi buah kepel dapat mengakibatkan bau keringat menjadi wangi, bau

nafas menjadi harum, serta mengharumkan bau air seni (Verheij dan Coronell,

1997). Ekstrak buah kepel memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Ekstrak etanol

buah kepel tidak menimbulkan efek toksik pada tikus jantan dan betina serta

memiliki potensi toksisitas hampir tidak beracun dengan LD50 > 5000 mg / kg

berat badan (Purwantiningsih dan Nurlaila, 2011). Sediaan obat kumur ini

memakai dasar bahan alami yang aman, sehingga produk ini dapat menjadi solusi

obat kumur yang aman, nyaman, dan berkhasiat.

Daging buah kepel secara ilmiah terbukti sebagai deodoran oral karena memiliki

potensi aktivitas farmakologi sebagai adsorben aroma feses (Darusman, 2012).

Ekstrak buah kepel memiliki aktivitas deodoran cukup tinggi karena memiliki

tanin dan flavonoid. Flavonoid adalah senyawa turunan flavon yang terbagi

menjadi beberapa bagian antara lain antosianidin, proantosianidin, flavonol,

glikoflavon, flavanon, dan isoflavon. Ekstrak buah kepel mengandung senyawa

flavonoid yaitu proantosianidin yang memiliki aktivitas farmakologis yang

potensial sebagai adsorben bau.

Formulasi Sediaan..., Muhammad Al Furqon Setyo Utomo, FF UI, 2014

Page 3: Formulasi Sediaan Obat Kumur Mengandung Ekstrak Buah …

 

Tinjauan Teoritis

Penapisan fitokimia adalah pemeriksaan kandungan kimia secara kualitatif dengan

tujuan untuk rnengetahui golongan-golongan senyawa yang terdapat dalam suatu

tanaman. Pemeriksaan diarahkan pada senyawa metabolit sekunder yang

mempunyai khasiat bagi kesehatan seperti alkaloid, antrakuinon, flavonoid,

glikosida, kuinon, saponin, tanin, serta terpen.

Ekstraksi merupakan kegiatan menarik kandungan kimia yang terdapat dapat larut

sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan menggunakan pelarut

berbentuk cairan (Departemen Kesehatan RI, 2000). Pelarut tidak boleh bereaksi

dengan senyawa yang akan diekstraksi atau senyawa lain yang terdapat di dalam

tanaman, harga larutan tersebut murah, dan tidak berbahaya untuk manusia dan

lingkungan sekitarnya, selain itu larutan tersebut juga harus mudah menguap

secara sempurna. (Samuelsson, 1999). Ekstraksi dapat dilakuan dengan cara

dingin (maserasi dan perkolasi) atau cara panas (refluks, soxhlet, digesti, infus,

dekokta).

Evaluasi sediaan yang dilakuakan antara lain organoleptis, uji pH, penetapan

bobot jenis, uji kejernihan cairan, uji kesukaan, dan uji stabilitas fisik sediaan.

Metode Penelitian

Buah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kepel (Stelechocarpus burahol)

yang diperoleh dari Magelang, Jawa tengah, Indonesia. Bagian dari tanaman ini

yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian daging buah dari tanaman

tersebut.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain AlCl3, asam asetat

anhidrat, asam borat, asam oksalat, aseton, etanol, eter, FeCl3, H2SO4, HCl,

kloroform, magnesium, metanol, seng, timbal asetat (Merck, Jerman), kuersetin

(HWI Analytik, Jerman), mentol, isomaltulosa, sorbitol, asam malat, natrium

benzoat, ethanol, aquadest. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Formulasi Sediaan..., Muhammad Al Furqon Setyo Utomo, FF UI, 2014

Page 4: Formulasi Sediaan Obat Kumur Mengandung Ekstrak Buah …

 

pH meter (Eutech Instrument pH 510, Jerman), Kromatografi Gas (Shimadzu

model GC-17A, Jepang), Oven (Inventum, India), Spektrofotometri Serapan

Atom (Shimadzu, Jepang), Spektrofotometer UV-1800 (Shimadzu, Jepang), dan

alat-alat gelas.

Pada identifikasi tanin, ekstrak dilarutkan didalam 15 mL aquadest panas,

selanjutnya larutan didihkan selama 5 menit. Kemudian filtrat disaring, filtrat

dibagi tiga, 1 mL filtrat digunakan sebagai lautan uji. Selanjutnya tiap bagian

filtrat diperlakukan masing-masing sebagai berikut:

1. Larutan uji ditambahkan FeCl3 1% beberapa tetes, hasil positif ditandai

dengan terbentuknya warna biru hitam atau biru kehijauan.

2. Larutan uji ditambahkan gelatin 10% beberapa tetes, hasil positif ditandai

dengan terbentuknya endapan.

3. Larutan uji ditambahkan dengan larutan gelatin 1% yang mengandung 10%

NaCl, hasil positif ditandai dengan terbentuknya endapan (Departemen

Kesehatan RI, 1989).

Pada identifikasi flavonoid dilakukan prosedur sebagai berikut

1. 5 mL ekstrak etanol ditambahkan HCl dan 0,5 g magnesium, hasil positif

ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah atau pink yang akan hilang

dalam waktu 3 menit.

2. Ekstrak dilarutkan dalam 5 mL etil asetat kemudian ditunggu hingga dingin

dan disaring. Filtrat dibagi menjadi 3 bagian, tiap bagian diambil 1 mL filtrat

dan digunakan sebagai larutan uji. Kemudian tiap-tiap bagian dilakukan

prosedur sebagai berikut:

a. Larutan uji ditambahkan 1 mL etanol 95 %, kemudian ditambahkan 0,1 g

serbuk seng, dan 2 mL HCl 2 N, selanjutnya larutan didiamkan selama 1

menit, kemudian ditambahkan 10 tetes HCl pekat, hasil positif (glikosida-

3-flavonol) ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah intensif.

b. Larutan uji ditambahkan 1 mL etanol 95 %, kemudian ditambahkan 0,1 g

serbuk magnesium dan 10 tetes HCl pekat, hasil positif flavonoid

ditunjukkan dengan terbentuknya warna merah ungu, sedangkan hasil

Formulasi Sediaan..., Muhammad Al Furqon Setyo Utomo, FF UI, 2014

Page 5: Formulasi Sediaan Obat Kumur Mengandung Ekstrak Buah …

 

positif flavon, kalkon, dan auron ditunjukkan dengan terbentuknya warna

kuning jingga.

c. Larutan uji ditambahkan 2 mL aseton, kemudian ditambahkan sedikit demi

sedikit serbuk asam borat dan asam oksalat, dipanaskan secara hati-hati

pada penangas air, pemanasan berlebihan dihindari, campur sisa yang

diperoleh dengan 10 mL eter, hasil positif flavonoid ditunjukkan dengan

flouresensi kuning pada sinar UV 366 nm (Departemen Kesehatan RI,

1989).

Pada identifikasi alkaloid dilakukan prosedur sebagai berikut:

Ekstrak dilarutkan dengan 10 mL campuran aquadest dan HCl 2 N (9:1).

Kemudian dipanaskan selama 2 menit, dan disaring. Selanjutnya filtrat dibagi dua,

diambil 1 mL filtrat yang digunakan sebagai larutan percobaan. Kemudian tiap

bagian filtrat dilakukan prosedur berikut ini:

1. Larutan percobaan dimasukan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambah

dengan 2 tetes pereaksi bouchardat, hasil positif ditandai dengan terbentuknya

endapan coklat sampai hitam.

2. Larutan percobaan dimasukan ke dalam tabung reaksi lain kemudian

ditambahkan 2 tetes pereaksi dragendorf, hasil positif ditandai dengan

terbentuknya endapan jingga coklat (Departemen Kesehatan RI, 1989).

Pada identifikasi sterol – terpen dilakukan prosedur sebagai berikut

1. Ekstrak kental dilarutkan dalam 5 mL eter, kemudian diuapkan di dalam

cawan penguap, ke dalam residu ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat,

kemudian 1 tetes asam sulfat pekat, akan terbentuk warna merah hijau atau

violet biru.

2. 4 mg ekstrak ditambah 0,5 mL asam asetat anhidrat dan 0,5 mL kloroform,

kemudian ditambahkan asam sulfat pekat perlahan-lahan. Warna merah ungu

menunjukan adanya terpenoid, warna hijau kebiruan menunjukan adanya

steroid.

3. 10 mL ekstrak diuapkan, residu dilarutkan dalam 0,5 mL asam asetat anhidrat

panas kemudian filtrat ditambah 0,5 mL kloroform, ditambahkan pereaksi

Formulasi Sediaan..., Muhammad Al Furqon Setyo Utomo, FF UI, 2014

Page 6: Formulasi Sediaan Obat Kumur Mengandung Ekstrak Buah …

 

liebermann burchardt, terbentuk cincin biru hijau (Departemen Kesehatan RI,

1989).

Pada identifikasi saponin, ekstrak kental dimasukkan ke dalam tabung reaksi

kemudian ditambahkan 10 mL air suling panas, selanjutnya larutan dinginkan,

kemudian tabung reaksi dikocok kuat-kuat selama 10 detik. Hasil positif

ditunjukkan dengan terbentuknya buih yang mantap tidak kurang dari 5 menit

setinggi 1 sampai 10 cm dan saat ditambahkan 1 tetes HCl 2 N, buih tidak hilang.

1 mL ekstrak ditambah air kemudian dikocok kuat, diamati terjadinya buih yang

stabil selama 20 menit (Departemen Kesehatan RI, 1989).

Pada identifikasi glikosida ekstrak sebanyak 5 g dilarutkan dalam 2 mL asam

asetat glasial, selanjutnya ditambahkan dengan 3 tetes FeCl3 dan asam sulfat

pekat, hasil positif yang menunjukan keberadaan golongan glikosida ditandai

dengan terbentuknya warna merah kecoklatan.

Pada penetapan kadar total flavonoid, dilakukan pembuatan kurva kalibrasi dan

uji larutan baku kuersetin dengan cara dibuat larutan kuersetin dalam etanol

dengan konsentrasi 6, 8, 10, 12, dan 14 ppm. Sejumlah 0,5 mL dari masing-

masing larutan, dicampur dengan 1,5 mL etanol 95%, 0,1 mL alumunium klorida

10%, 0,1 mL natrium asetat 1M dan 2,8 mL aquadest. Diinkubasikan pada suhu

kamar selama 30 menit. Diukur serapannya dengan spektrofotometer uv-vis pada

panjang gelombang maksimum yaitu 415 nm. Selanjutnya dibuat dan uji larutan

sampel. Sejumlah 0,5 mL ekstrak etanol buah kepel diperlakukan sama seperti

pada pembuatan kurva kalibrasi. Kemudian dihitung kadar flavonoidnya.

Pada penetapan total kadar fenol, pertama-tama dilakukan penetapan waktu

optimum asam galat dengan cara larutan induk asam galat dibuat dengan

konsentrassi 1000 ppm. Dari larutan induk diambil 5,0 mL dengan menggunakan

pipet volume, kemudian dimasukan ke dalam labu ukur 10,0 mL. Akan diperoleh

konsentrasi asam galat 500 ppm, kemudian dipipet 0,2 mL larutan tersebut ke

dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan dengan 5,8 mL aquadest dan 1,0 mL

pereaksi folin-ciocalteu, selanjutnya dikocok hingga homogen selama 1 menit

dengan menggunakan vortex dan didiamkan selama 8 menit. Kemudian

ditambahkan 5,8 mL Na2CO3 7,5 % b/v, dikocok hingga homogen. Pengukuran

Formulasi Sediaan..., Muhammad Al Furqon Setyo Utomo, FF UI, 2014

Page 7: Formulasi Sediaan Obat Kumur Mengandung Ekstrak Buah …

 

dilakukan dengan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 600-800 nm

setiap 15 menit hingga 120 menit untuk penentuan waktu optimum. Selanjutnya

dilakukan pengukuran sampel dengan cara larutan ekstrak optimum kepel,

sebanyak 0,3 g ekstrak di tambahkan dengan etanol sebanyak 10,0 mL. Dipipet

0,2 mL larutan tersebut ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan dengan 5,8 mL

aquadest dan 1,0 mL pereaksi Folin-Ciocalteu, dikocok hingga homogen selama 1

menit dengan menggunakan vortex dan didiamkan selama 8 menit. Kemudian

ditambahkan 5,8 mL Na2CO3 7,5% b/v. Pengukuran dilakukan dengan

spektrofotometer UV pada panjang gelombang 695,9 nm dan waktu optimum

untuk pengukuran dari asam galat. Hasil ini dinyatakan sebagai berat setara

dengan asam galat tiap berat ekstrak.

Pada penetapan kadar abu total, krusibel dimasukan bersih kosong ke dalam oven

pada suhu ± 600°C selama ± 3 jam. Kemudian krusible dikeluarkan, krusible

diamkan di dalam desikator selama ± 1 jam. Selanjutnya krusibel ditimbang

sampai diperoleh bobot tetap. Lalu ekstrak kental buah kepel ditimbang sebanyak

± 2 g di dalam krusibel. Kemudian ekstrak dimasukan ke dalam oven dengan suhu

± 600°C selama ± 3 jam. Selanjutnya krusibel dikeluarkan, krusible diamkan di

dalam desikator selama ± 1 jam. Dan krusibel yang sudah di oven ditimbang

sampai diperoleh bobot tetap.

Pada penetapan kadar abu tidak larut asam, hasil penetapan kadar abu ekstrak

buah kepel ditambahkan H2SO4 10% sebanyak 25 mL. Kemudian dipanaskan

selama 10 menit sampai mendidih. Selanjutnya cairan disaring dengan kertas

saring whatman di beaker glass. Lalu krusibel kosong yang masih memiliki sisa

ekstrak ditambahkan air panas, dan disaring kembali dengan kertas whatman yang

sudah digunakan sebelumnya di dalam beaker glass. Kertas whatman dimasukan

ke dalam krusible, kemudian di masukan ke dalam oven selama ± 2 jam dengan

suhu ± 600° C. Krusible didiamkan di dalam desikator selama ± 1 jam.

Selanjutnya krusibel ditimbang sampai didapat bobot tetap.

Pada penetapan kadar air, krusibel bersih dan kosong dimasukan ke dalam oven

pada suhu ± 105°C selama ± 3 jam. Krusible didiamkan di dalam desikator selama

± 1 jam. Kemudian krusibel ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Selanjutnya

Formulasi Sediaan..., Muhammad Al Furqon Setyo Utomo, FF UI, 2014

Page 8: Formulasi Sediaan Obat Kumur Mengandung Ekstrak Buah …

 

ditimbang ekstrak kental buah kepel sebanyak ± 2 g di dalam krusibel dan

dimasukan ke dalam oven dengan suhu ± 105°C selama ± 3 jam. Lalu krusible

didiamkan di dalam desikator selama ± 1 jam. Selanjutnya krusibel yang sudah di

oven ditimbang sampai diperoleh bobot tetap.

Pada pengukuran kadar logam berat, pertama kali dilakukan digest dingin dengan

cara ditimbang ekstrak buah kepel sebanyak 1 g kemudian dimasukan ke dalam

labu erlenmeyer. Selanjutnya ditambahkan 10 mL HNO3 P melalui dinding

tabung. Kemudian diletakkan corong di atas labu erlenmeyer, dan diamkan selama

24 jam. Setelah itu dilakukan digest panas keesokan harinya. Larutan yang didapat

dari digest dingin dipanaskan diatas pemanas pada lemari asam secara bertahap

mulai dari suhu 10°C sampai dengan suhu 60°C. Setelah muncul asap coklat,

ditambahkan 3 tetes HClO4 P melalui dinding tabung. Setelah terbentuk asap

putih, labu erlenmeyer diangkat dari pemanas, kemudian larutan disaring dengan

kertas whatman 41 di dalalm labu ukur 50 mL. Setelah itu tambahkan Aqua DM

sampai batas dan dikocok. Kemudian dilakukan pembuatan larutan baku logam

dan kurva kalibrasinya. Logam Pb ditimbang sebanyak 100 mg dan dilarutkan

dengan aquadest di dalam labu ukur 100 mL, sehingga dihasilkan larutan induk

sebanyak 1000 ppm. Kemudian dibuat larutan dengan konsentrasi 0,5; 2; 4; 5; dan

8 ppm. Setelah itu dilakukan pemeriksaan terhadap kadar logam dari ektrak buah

kepel dengan menggunakan alat spektro fotometri serapan atom.

Pada uji kelarutan ekstrak, beaker glass ditara di atas timbangan analitik.

Kemudian 5 g ekstrak kental buah kepel ditimbang di dalam beaker glass tersebut

dan ditambahkan 20 mL aquadest. Stirrer orbital dipasang, dan dihubungkan ke

sumber listrik. Beaker glass diletakkan pada stirrer orbital. Stirer orbital

dinyalakan dengan kecepatan sedang. Selanjutnya diambahkan 10 mL aquadest

secara perlahan-lahan. Kemudian ditunggu sampai ekstrak jenuh dan tidak dapat

larut lagi. Jika ekstrak belum terlarut sempurna 10 mL aquadest ditambahkan

secara bertahap, sampai ekstrak terlarut sempurna, hasilnya dicatat.

Pada penelitian ini akan dibuat tiga formulasi sediaan obat kumur dari ekstrak

etanol buah kepel. Yang membedakan antara formulasi yang satu dengan

formulasi yang lain adalah pada pemanis dan mentol yang digunakan. Pada

Formulasi Sediaan..., Muhammad Al Furqon Setyo Utomo, FF UI, 2014

Page 9: Formulasi Sediaan Obat Kumur Mengandung Ekstrak Buah …

 

formulasi pertama digunakan isolamalt sebagai pemanis dengan konsentrasi 4%

dan mentol sebanyak 0,02%; sedangkan untuk formulasi kedua digunakan

isomaltulosa sebagai pemanis dengan konsentrasi 8% dan mentol sebanyak

0,012%; dan pada formulasi ketiga digunakan isomaltulosa sebagai pemanis

dengan konsentrasi 12% tanpa memakai mentol.

1. Bahan dan alat yang dibutuhkan disiapkan dan dibuat larutan-larutan berikut:

a. Larutan 1

Natrium benzoat, asam malat, dan isomaltulosa dimasukkan ke dalam

beaker gelas dan dilarutkan dengan 100 mL aquadest. Sorbitol

ditambahkan ke dalam beker gelas dan diaduk dengan pengaduk orbital.

b. Larutan 2

Ekstrak buah kepel dilarutkan dengan 50 mL aquadest pada beaker glass

yang terpisah. Larutan disaring sebanyak dua kali sampai didapat larutan

jernih.

c. Larutan 3

Mentol dilarutkan dengan etanol pada beaker glass.

2. Larutan 2 dimasukan ke dalam larutan 1 dan diaduk secara perlahan-lahan

sampai homogen.

3. Larutan 3 ditambahkan dan diaduk hingga homogen.

4. Aquadest ditambahkan hingga volume 250 mL kemudian diaduk hingga

homogen.

Larutan dipindahkan ke dalam wadah dan ditutup.

Tabel 1. Formulasi Obat kumur Ekstrak Buah Kepel

Nama bahan Fungsi Formula

I II III

Ekstrak kental etanol buah kepel (g) Zat aktif 8 8 8

Mentol (g) Perasa 0,05 0,03 -

Asam Malat (g) Anti oksidan 0,1 0,1 0,1

Natrium Benzoat (g) Pengawet 1 1 1

Sorbitol (mL) Humektan 7 7 7

Formulasi Sediaan..., Muhammad Al Furqon Setyo Utomo, FF UI, 2014

Page 10: Formulasi Sediaan Obat Kumur Mengandung Ekstrak Buah …

 

Etanol (mL) Pelarut 1 1 -

Isomalt (g) Pemanis 10 20 30

Aquadest (mL) Pelarut Add 250

Volume Sediaan 250 250 250

Pengamatan Organoleptis dilakukan dengan Mengamati penampilan, warna, dan

bau dari sediaan yang dibuat secara organoleptis (menggunakan panca indera). Uji

pH dilakukan dengan cara menguji setiap formula dengan alat pH meter untuk

mengetahui pH dari settiap formula yang telah dibuat. Uji bobot jenis dilakukan

dengan prosedur sebgai berikut. Piknometer bersih dan kering dikalibrasi dengan

menetapkan bobot piknometer dan bobot air yang baru didihkan, pada suhu 25˚C.

Suhu zat uji diatur hingga lebih kurang 20˚C, kemudian dimasukkan ke dalam

piknometer. Selanjutnya suhu piknometer yang sudah diisi diatur hingga suhu

25˚C, kelebihan zat uji dibuang kemudian piknometer ditimbang. Bobot

piknometer yang telah diisi dikurangkan dengan bobot piknometer kosong. Bobot

jenis suatu zat adalah hasil membagi bobot zat dengan bobot air, dalam

piknometer. Kecuali dinyatakan lain dalam monografi, keduanya ditetapkan pada

suhu 25˚C (Departemen Kesehatan RI, 1995).

Uji Kejernihan Larutan dilakukan dengan cara larutan dimasukan ke dalam wadah

dengan latar belakang kertas putih.

Uji stabilitas fisik sediaan dilakukan dengan cara:

1. Uji Stabilitas Fisik Pada Suhu Rendah

Sampel disimpan pada suhu rendah (4°±2°C). Setiap 2 pekan diamati

perubahan bau, warna, dan pH. Pengujian dilakukan selama 8 pekan.

2. Uji Stabilitas Fisik Pada Suhu Kamar

Sampel disimpan pada suhu ruang (28°±2°C). Setiap 2 pekan diamati

perubahan bau, warna, dan pH. Pengujian dilakukan selama 8 pekan.

3. Uji Stabilitas Fisik Pada Suhu Tinggi

Sampel disimpan pada suhu tinggi (40°±2°C). Setiap 2 pekan diamati

perubahan bau, warna, dan pH. Pengujian dilakukan selama 8 pekan.

Uji kesukaan dilakukan di laboratorium dengan mencoba formulasi tersebut.

Selanjutnya dilakukan uji dengan menyebarkan kuisioner kepada 30 orang panelis

Formulasi Sediaan..., Muhammad Al Furqon Setyo Utomo, FF UI, 2014

Page 11: Formulasi Sediaan Obat Kumur Mengandung Ekstrak Buah …

 

yang mencoba sediaan ini. Panelis yang berprtisipasi dalam penelitian ini adalah

mahasiswa farmasi Universitas Indonesia angkatan 2011. Sejumlah panelis

diminta pendapatnya untuk menilai formula yang telah dibuat. Hasilnya dicatat

dan dilakukan pengolahan data berdasarkan kuisioner yang telah di buat.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada pengujian tanin, pada filtrat pertama, dengan penambahan FeCl3 1%,

terbentuk warna biru hitam. Sedangkan pada filtrat kedua, pada penambahan

Gelatin 10%, terbentuk endapan. Pada filtrat ketiga, penambahan Gelatin 1% yang

mengandung 10% NaCl, terbentuk endapan. Dari tiga kali pengujian tersebut

dapat disimpulkan bahwa ekstrak buah kepel mengandung senyawa tanin.

Identifikasi flavonoid pada ekstrak buah kepel dilakukan dengan 2 cara. Pada cara

pertama dengan menambahkan HCl dan Magnesium, terbentuk warna merah.

Sedangkan pada cara kedua, pada larutan uji terbentuk warna merah intensif yang

menandakan bahwa senyawa flavonoid terdapat pada ekstrak buah kepel. Hasil

reaksi yang dilakukan untuk melakukan pengujian terpen adalah terbentuknya

warna merah kehijauan. Hasil ini menandakan bahwa ekstrak buah kepel

mengandung senyawa terpen. Pengujian senyawa alkaloid dari ekstrak buah kepel

menunjukan bahwa pada filtrat yang pertama, terbentuk endapan coklat,

sedangkan pada filtrat yang kedua, terbentuk endapan jingga coklat. Dari kedua

percobaan di atas menandakan bahwa ekstrak buah kepel mengandung alkaloid.

Dari ekstrak buah kepel terdapat senyawa glikosida karena terbentuk warna merah

kecoklatan pada hasil reaksi.

Tabel 2. Hasil Penapisan Fitokimia

Kandungan Kimia Hasil

Tanin +

Formulasi Sediaan..., Muhammad Al Furqon Setyo Utomo, FF UI, 2014

Page 12: Formulasi Sediaan Obat Kumur Mengandung Ekstrak Buah …

 

Flavonoid +

Terpen +

Alkaloid +

Glikosida +

Dari penetapan kadar total flavonoid didapat bahwa kadar total flavonoid dalam

ekstrak buah kepel adalah sebesar 0,30 %. Kadar total fenol yang terdapat dalam

ekstrak buah kepel adalah sebesar 7,85 g GAE/100 g. Dari data ini dapat diambil

kesimpulan bahwa kadar fenol dalam ekstrak buah kepel lebih besar dibandingkan

dengan kadar flavonoidnya.

Hasil pengukuran kadar logam berat menggunakan alat Spektrofotometri Serapan

Atom, didapatkan hasil kandungan logam Pb dan Cd pada ekstrak buah kepel

bernilai negatif 0 ppm. Batas maksimum yang dipersyaratkan untuk logam Pb ≤

10,0 ppm dan untuk logam Cd ≤ 0,3 ppm, sehingga pada ekstrak buah kepel

masuk ke dalam persyaratan batas maksimum logam berat.

Hasil pengukuran kadar sisa pelarut yaitu etanol dalam ekstrak adalah 0 ppm.

Dapat disimpulkan bahwa tidak ada sisa pelarut etanol dalam ekstrak. Tidak

adanya sisa pelarut di dalam ekstrak membuktikan bahwa proses pembuatan

ekstrak buah kepel ini telah berjalan sempurna.

Hasil perhitungan kadar abu, didapatkan kadar abu sebesar 94,91%; 95,02%; dan

94,92%. Jika dirata-ratakan, kadar abu dalam ekstrak buah kepel adalah sebesar

94,95%. Dari hasil perhitungan, didapatkan kadar abu tidak larut asam adalah

0,76%; 1,32%; dan 0,82%. Jika dirata-ratakan, kadar abu tidak larut asam dalam

ekstrak buah kepel adalah sebesar 0,97%. Kadar abu yang tinggi menandakan

bahwa ekstrak buah kepel memiliki kandungan mineral yang tinggi.

Hasil perhitungan kadar air, didapatkan kadar air dalam ekstrak buah kepel adalah

30,45%; 22,95%; dan 31,67%. Sehingga jika dirata-ratakan, kadar air dalam

ekstrak buah kepel adalah 28,36%. Ekstrak buah kepel larut dalam air dengan

perbandingan 1:10, selain itu ekstrak ini juga larut dalam alkohol 10% dengan

Formulasi Sediaan..., Muhammad Al Furqon Setyo Utomo, FF UI, 2014

Page 13: Formulasi Sediaan Obat Kumur Mengandung Ekstrak Buah …

 

perbandingan 1:5. Dengan demikian ekstrak dapat digunakan dengan pelarut air

untuk dibuat formulasi obat kumur.

Tabel 3. Hasil Standarisasi Ekstrak

Parameter Hasil

Spesifik

Penetapan Kadar Total Flavonoid (%) 0,30

Penetapan Kadar Total Fenol (g GAE/100 g) 7,85

Pengukuran Kadar Logam Berat (ppm) 0

Pengukuran Kadar Sisa Pelarut (ppm) 0

Non Spesifik

Rasa Manis-Sepat

Warna Coklat

Aroma Kepel

Penetapan Kadar Abu (%) 94,95

Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam (%) 0,97

Penetapan Kadar Air 28,36

Uji Kelarutan Ekstrak 1:10

Pada uji organoleptis formula 1 didapatkan sediaan yang jernih berbau mentol dan

Incoset 0605 Orange. Untuk formula II, didapatkan hasil warna Incoset 0605

Orange, berbau mentol, dan jernih, sedangkan untuk formula III memiliki warna

Incoset 0605 Orange, berbau buah kepel, dan jernih.

Pada pengukuran pH, diketahui pH pada formula I adalah 5,35; pH pada formula

II adalah 5,36, dan pH pada formula 3 adalah 5,37. pH pada sediaan masih dalam

rentang pH obat kumur yang tersedia di pasaran yakni antara pH 4 sampai 7.

Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu yang telah

Formulasi Sediaan..., Muhammad Al Furqon Setyo Utomo, FF UI, 2014

Page 14: Formulasi Sediaan Obat Kumur Mengandung Ekstrak Buah …

 

ditetapkan terhadap bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Dari hasil

perhitungan diperoleh bobot jenis sediaan untuk formula I adalah 1,03 g/ml; untuk

formula II adalah 1,12 g/ml; dan untuk formula III adalah 0,99 g/ml.

Kesetabilan sediaan sangat penting untuk sebuah sediaan. Sediaan yang baik

adalah sediaan yang memiliki kesetabilan yang terjaga dari waktu ke waktu.

Pengamatan dilakukan selama 8 pekan terhadap bau, warna, kejernihan, dan pH

dari tiap formula. Pada awal pembuatan, warna obat kumur adalah Incoset 0605

Orange. Setelah 2 pekan penyimpanan mulailah terjadi perbedaan pada formula I

dan formula III. Pada formula I warna berubah menjadi Incoset 045 Yellow

sedangkan pada formula III terjadi perubahan warna menjadi Incoset 075 Orange.

Dari data di atas dapat dilihat bahwa selama 8 pekan tidak terjadi perubahan

warna dan bau pada sediaan. Selama penyimpanan selama 8 minggu, sediaan obat

kumur mengalami perubahan pH namun perubahan yang terjadi tidak signifikan.

Formula I mengalami penurunan pH paling besar dibandingkan dengan formula II

dan formula III. Perubahan pH yang terjadi masih perlu dilakukan penelitian lebih

lanjut untuk menentukan penyebabnya. Tidak terjadinya perubahan warna dan bau

pada sediaan dapat mengindikasikan sediaan yang dibuat stabil, sehingga dapat

disimpulkan bahwa sediaan obat kumur ini stabil.

Tabel 4. Hasil Evaluasi Sediaan Obat Kumur Ekstrak Buah Kepel

Parameter Formula

I II III

Kejernihan Jernih Jernih   Jernih  

Bau Mentol Mentol Bau Kepel

Warna Incoset 0605 Orange Incoset 0605 Orange Incoset 0605 Orange

pH 5,35 5,36 5,37

Bobot Jenis (g/ml) 1,0349 1,1234 0,9953

Formulasi Sediaan..., Muhammad Al Furqon Setyo Utomo, FF UI, 2014

Page 15: Formulasi Sediaan Obat Kumur Mengandung Ekstrak Buah …

 

Hasil uji pada panelis terhadap formula I, formula II, dan formula III menunjukan hasil

sebagai berikut:

Tabel 5. Nilai rata-rata hasil uji kesukaan

Formula Parameter

Warna Rasa Aroma

I 3,73 3,53 3,53

II 3,83 3,50 3,90

III 3,57 2,70 2,83

Gambar 1. Grafik nilai rata-rata hasil uji kesukaan

Pada pengujian uji kesukaan, berdasarkan parameter warna, formula II mendapatkan nilai

rata-rata tertinggi yaitu 3,83, sedangkan untuk parameter rasa, formula I mendapatkan nilai

rata-rata tertinggi yaitu 3,53, dan untuk parameter formula II mendapat nilai tertinggi yaitu

3,90. Dari data diatas dapat ambil kesimpulan bahwa formula II lebih disukai, meskipun pada

0  

20  

40  

60  

80  

100  

120  

Warna Rasa Aroma

Nila

i Rat

a-ra

ta

Parameter

I  

II  

III  

Formulasi Sediaan..., Muhammad Al Furqon Setyo Utomo, FF UI, 2014

Page 16: Formulasi Sediaan Obat Kumur Mengandung Ekstrak Buah …

 

parameter rasa formula II mendapat peringkat kedua, namun selisih nilai rata-rata dengan

formula I hanya 0,03. Formula I, II, dan III memiliki perbedaan dari jumlah pemanis

isomaltulosa yang digunakan. Jumlah pemanis yang digunakan dalam formula I adalah 4 %.

Formula I adalah formula yang menggunakan pemanis isomaltulosa yang paling sedikit

diantara formula yang lain, sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan pemanis

isomaltulosa yang tidak banyak dalam obat kumur akan menjadikan sediaan yang dibuat lebih

disukai dari obat kumur yang menggunakan pemanis isomaltulosa lebih banyak.

Kesimpulan

Parameter spesifik penetapan kadar total flavonoid adalah 0,30 %, penetapan kadar total fenol

adalah 7,85 g GAE/100 g, pengukuran kadar logam berat adalah 0 ppm, dan pengukuran

kadar sisa pelarut adalah 0 ppm. Parameter non spesifik berupa penetapan kadar abu adalah

94,95 %, penetapan kadar abu tidak larut asam adalah 0,97 %, penetapan kadar air adalah

28,36 %, uji kelarutan ekstrak 1:10, dan pengujian secara organoleptis memiliki warna

cokelat, rasa manis dan agak sepat, serta memiliki aroma kepel. Formula yang paling disukai

berdasarkan parameter warna, rasa, dan aroma adalah formula II, yang mendapatkan nilai

rata-rata tertinggi pada parameter warna dan aroma, serta mendapat peringkat kedua pada

parameter rasa.

Hasil pengujian fisik obat kumur pada formula I memiliki bau mentol; jernih; warna incosete

0605 orange; pH 5,35; dan bobot jenis 1,0349. Formula II memiliki bau mentol; jernih; warna

incosete 0605 orange; pH 5,36; dan bobot jenis 1,1234. Formula III memiliki bau mentol;

jernih; warna incosete 0605 orange; pH 5,37; dan bobot jenis 0,9953.

Saran

Uji kesetabilan dalam penelitian ini masih perlu diperbaiki lagi dalam penelitian

selanjutnya.

Formulasi Sediaan..., Muhammad Al Furqon Setyo Utomo, FF UI, 2014

Page 17: Formulasi Sediaan Obat Kumur Mengandung Ekstrak Buah …

 

Daftar Referensi

Darusman, H. S., Rahminiwat, M., Sadiah, S., Batubara, I., Darusman, L. K., & Mitsunaga, T.

(2012). Indonesian Kepel Fruit (Stelechocarpus burahol) as Oral Deodorant. Research Journal

of Medicinal Plant, 6(2), 180–188. doi:10.3923/rjmp.2012.180.188.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2000). Parameter Standar Umum Ekstrak

Tumbuhan Obat. Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 3-11.

Departemen Kesehatan RI. (1989). Meteria Medika. Jakarta : Direktorat Jendral Badan

Pengawasan Obat dan Makanan.

Purwantiningsih, & Nurlaila. (2011). One-day Oral Treatment Effect of the Ethanol Extraxt of

Kepel [Stelechocarpus burahol (BI.) Hook.F. & Th.] Leaves on the Body Weight and Organ

of Sprague-Dawley Rats. IJPI ’ s Journal of Pharmacology and Toxicology, 1, 16–23.

Samuelsson, G. (1999). Drugs of origin natural: A text book of pharmacognosy. Sweden:

Swedish Pharmaceutical Press,46-49.

Verheij, E.W.M. dan R.E. Coronel. (1997). Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 2. Buah

Buahan yang Dapat Dimakan. Bogor. Prosea.

Formulasi Sediaan..., Muhammad Al Furqon Setyo Utomo, FF UI, 2014