formulasi sediaan sunscreen ekstrak rimpang kunir

117
FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR PUTIH (Curcuma mangga Val.) DENGAN CARBOPOL ® 940 SEBAGAI GELLING AGENT DAN SORBITOL SEBAGAI HUMECTANT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Eva Nur Fitriana NIM : 038114096 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: truongxuyen

Post on 13-Feb-2017

267 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG

KUNIR PUTIH (Curcuma mangga Val.) DENGAN CARBOPOL® 940

SEBAGAI GELLING AGENT DAN SORBITOL SEBAGAI HUMECTANT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh:

Eva Nur Fitriana

NIM : 038114096

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2007

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

I asked for strength

and God gave me difficulties to make me strong

I asked for wisdom

and God gave me problem to solve

I asked for prosperity

and God gave me brains to work

I asked for courage

and God gave me dangers to overcome

I asked for love

and God gave me troubled people to help

I asked for favours

and God gave me opportunities

I received nothing that I wanted

but I received everything that I needed

My prayer has been answered

Karya ini kupersembahkan untuk :

Tuhanku yang Maha Kuasa, Allah SWT

Bapak dan Ibu, my angels and my everythings

Kakakku, guru kehidupan yang hebat

CHEmistry 03, persahabatan yang tak mungkin terlupakan

Almamaterku tercinta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas rahmat dan hidayah-Nya kepada

penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Formulasi

Sediaan Sunscreen Ekstrak Rimpang Kunir Putih (Curcuma mangga Val.)

dengan Carbopol® 940 sebagai Gelling Agent dan Sorbitol sebagai

Humectant. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Strata Satu Program Studi Ilmu Farmasi (S.Farm).

Penulisan skripsi ini tidak pernah lepas dari bantuan, dorongan, dan

bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, dan membantu

penulis sehingga skripsi ini akhirnya bisa terselesaikan.

3. Rini Dwiastuti, S.Farm., Apt. selaku dosen penguji atas waktu, bantuan,

masukan, dan saran yang telah diberikan.

4. Dra. A. Nora Iska Harnita, M.Si., Apt. selaku dosen penguji atas waktu,

bantuan, saran, dan kritiknya.

5. Ign. Y. Kristio Budiasmoro, M.Si., Yohanes Dwiatmaka, M.Si., dan Prof.

Dr. Sudibyo Martono, M.S., Apt. yang telah banyak membantu dan

memberikan referensi.

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

6. Dewi Setyaningsih, S.Si., Apt. atas semangat dan dukungan yang telah

diberikan selama proses pembuatan skripsi.

7. Sunscreen team, Tirza dan Renny, atas doa, perhatian, dorongan,

semangat, kepercayaan, dan kebersamaan selama menyelesaikan skripsi.

8. Pak Musrifin, Mas Wagiran, Mas Heru, Mas Andri, Mas Agung, Mas

Iswandi, dan Mas Otto atas bantuan dan kerjasamanya.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian dan penyusunan

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak

kekurangan. Oleh karena itu, sumbangan pemikiran, saran, dan kritik sangat

diharapkan. Akhir kata penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan mudah-

mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Penulis

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

Intisari

Penelitian tentang optimasi formula gel sunscreen ekstrak rimpang kunir putih (Curcuma mangga Val.) dengan variasi komposisi gelling agent (Carbopol®) dan humectant (sorbitol) bertujuan untuk memperoleh komposisi optimum dari gelling agent dan humectant agar didapat formula gel yang memiliki sifat fisik yang baik.

Penelitian ini termasuk dalam rancangan eksperimental murni dengan variabel eksperimental ganda dengan dua faktor, yaitu Carbopol®-sorbitol dan dua level yaitu level tinggi-level rendah. Optimasi komposisi formula gel sunscreen menggunakan metode desain faktorial dengan membuat beberapa variasi kombinasi gelling agent dan humectant. Optimasi dilakukan terhadap parameter sifat fisik gel meliputi daya sebar, viskositas, dan stabilitas sediaan selama penyimpanan. Parameter sifat fisik sediaan gel dianalisis dengan analisis statistik ANOVA menggunakan taraf kepercayaan 95% dengan metode optimasi desain faktorial dan Yate’s Treatment.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa ekstrak rimpang kunir putih dapat memberikan serapan pada panjang gelombang UVA–UVB, Carbopol® merupakan faktor yang dominan dalam menentukan daya sebar, viskositas, dan pergeseran viskositas gel sunscreen. Diperoleh area optimum formula gel sunscreen berdasarkan contour plot superimposed yang meliputi daya sebar, viskositas, dan stabilitas pada level yang diteliti. Optimasi formula menghasilkan gel dengan daya sebar kurang dari 5 cm, viskositas antara 250 – 260 dPa.s, dan pergeseran viskositas kurang dari 3%.

Kata kunci : ekstrak rimpang kunir putih, Carbopol®, sorbitol, desain faktorial

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

Abstract

The research about optimizing of sunscreen gel formula from Curcuma mangga Val. rhizome extract with variation of gelling agent (Carbopol®) and humectant (sorbitol) composition is purposed to get an optimum composition of gelling agent and humectant, so it can achieve gel formula which has good physical characteristic.

This research including pure experimental design with double experimental variable, with two factors that is Carbopol®–sorbitol and two levels that is high level–low level. Optimizing of sunscreen gel formula composition use factorial design method with make some variations of gelling agent and humectant. Optimizing is done to characteristic parameters including spreadability, viscosity, and alteration of viscosity of preparation during storage. The physical characteristic parameters and stability of gel preparation is analyzed with ANOVA statistic using α 95% which is using factorial design optimizing method and Yate’s Treatment.

Data analyze result shows that C. mangga rhizome extract can give absorption at UVA–UVB wavelength, Carbopol® is dominant and significant influential factor in determining spreadability, viscosity, and alteration of viscosity (stability) of sunscreen gel. Optimum area of sunscreen gel formula based on contour plot superimposed including spreadability, viscosity, and stability at the researched level has been found. Formula optimizing produce gel with spreadability less than 5 cm, viscosity between 250 – 260 dPa.s, and viscosity movement is less than 3%.

Key word : C. mangga rhizome extract, Carbopol®, sorbitol, factorial design

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. iv

KATA PENGANTAR ................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vii

INTISARI .................................................................................................... viii

ABSTRACT .................................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................... x

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah ............................................................................ 5

C. Keaslian Penelitian .............................................................................. 5

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 6

E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 8

A. Kunir Putih .......................................................................................... 8

B. Kurkumin ............................................................................................ 10

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

C. Ekstrak ................................................................................................. 11

D. Gel ....................................................................................................... 11

E. Gelling Agent ...................................................................................... 13

F. Humectant ........................................................................................... 14

G. Sinar Ultraviolet (UV) dan Sunscreen ................................................ 15

H. Spektrofotometri UV–Vis.................................................................... 19

I. Metode Desain Faktorial ..................................................................... 22

J. Iritasi Primer ........................................................................................ 25

K. Landasan Teori .................................................................................... 25

L. Hipotesis .............................................................................................. 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 28

A. Jenis Rancangan Penelitian ................................................................. 28

B. Variabel dalam Penelitian ................................................................... 28

C. Definisi Operasional ............................................................................ 29

D. Bahan dan Alat .................................................................................... 30

E. Tata Cara Penelitian ............................................................................ 31

1. Pengumpulan dan penyiapan simplisia rimpang kunir putih ....... 31

2. Pembuatan serbuk rimpang kunir putih ....................................... 31

3. Pembuatan ekstrak rimpang kunir putih ...................................... 31

4. Penetapan konsentrasi ekstrak rimpang kunir putih dengan nilai

SPF (Sun Protection Factors) 30 ................................................. 32

5. Pengukuran kadar kurkumin dalam ekstrak rimpang kunir putih

10 % ............................................................................................. 33

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

6. Optimasi proses pembuatan gel ................................................... 34

7. Uji sifat fisik dan stabilitas gel sunscreen ekstrak rimpang kunir

putih ............................................................................................. 35

8. Uji iritasi primer .......................................................................... 36

F. Analisis Data dan Optimasi ................................................................. 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 38

A. Pembuatan Ekstrak Rimpang Kunir Putih (C. mangga Val.) ............. 38

B. Penetapan Konsentrasi Ekstrak Rimpang Kunir Putih dengan Nilai

SPF 30 ................................................................................................. 41

C. Pengukuran Kadar Kurkumin dalam Ekstrak Rimpang Kunir Putih

10 % .................................................................................................... 45

D. Sifat Fisik dan Stabilitas Gel ............................................................... 47

E. Optimasi Formula Gel Sunscreen ....................................................... 58

F. Uji Iritasi Primer Gel Sunscreen Ekstrak Rimpang Kunir Putih ......... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 65

A. Kesimpulan ......................................................................................... 65

B. Saran .................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 66

LAMPIRAN ................................................................................................ 71

BIOGRAFI PENULIS ................................................................................. 101

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

DAFTAR TABEL

Tabel I. Desain Faktorial dengan Dua Level dan Dua Faktor ................... 24

Tabel II. Formula Desain Faktorial ............................................................. 35

Tabel III. Evaluasi Reaksi Iritasi Kulit ......................................................... 36

Tabel IV. Kriteria Iritasi ............................................................................... 36

Tabel V. Hasil Pengukuran Sifat Fisik dan Stabilitas Gel .......................... 49

Tabel VI. Efek Carbopol® 3% b/v, Efek Sorbitol, dan Efek Interaksi Antar

Keduanya dalam Menentukan Sifat Fisik Gel Sunscreen ............ 50

Tabel VII. Analisis Yate’s Treatment untuk Respon Daya Sebar Gel .......... 53

Tabel VIII. Analisis Yate’s Treatment untuk Respon Viskositas Gel ............ 55

Tabel IX. Analisis Yate’s Treatment untuk Respon Pergeseran Viskositas

Gel ................................................................................................ 58

Tabel X. Skor Indeks Iritasi Primer Gel Sunscreen pada Kelinci Albino ... 64

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Kurkumin ....................................................................... 10

Gambar 2. Struktur Umum Carbomer........................................................... 13

Gambar 3. Struktur Sorbitol .......................................................................... 15

Gambar 4. Spektrum Serapan Sediaan Sunscreen ........................................ 42

Gambar 5. Scanning Panjang Gelombang Ekstrak Rimpang Kunir Putih .... 43

Gambar 6. Scanning Panjang Gelombang Larutan Kurkuminoid Standar ... 46

Gambar 7. Ikatan Terkonjugasi (Kromofor) dan Gugus Auksokrom pada

Struktur Kurkumin ....................................................................... 47

Gambar 8. Hubungan Pengaruh Carbopol® 3% b/v dan Sorbitol terhadap

Daya Sebar Gel Sunscreen .......................................................... 52

Gambar 9. Hubungan Pengaruh Carbopol® 3% b/v dan Sorbitol terhadap

Viskositas Gel Sunscreen ............................................................ 54

Gambar 10. Hubungan Pengaruh Carbopol® 3% b/v dan Sorbitol terhadap

Pergeseran Viskositas Gel Sunscreen .......................................... 57

Gambar 11. Contour Plot Daya Sebar Gel Sunscreen Ekstrak Rimpang

Kunir Putih .................................................................................. 59

Gambar 12. Contour Plot Viskositas Gel Sunscreen Ekstrak Rimpang Kunir

Putih ............................................................................................. 60

Gambar 13. Contour Plot Pergeseran Viskositas Gel Sunscreen Ekstrak

Rimpang Kunir Putih ................................................................... 61

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

Gambar 14. Contour Plot Super Imposed Sifat fisik dan Stabilitas Gel

Sunscreen Ekstrak Rimpang Kunir Putih .................................... 63

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Konsentrasi C. mangga dengan Nilai SPF 30 ......................... 71

Lampiran 2. Kadar Kurkumin dalam Ekstrak C. mangga 10 % .................. 74

Lampiran 3. Data Penimbangan, Notasi, dan Formula Desain Faktorial .... 78

Lampiran 4. Data Sifat Fisik dan Stabilitas Gel .......................................... 79

Lampiran 5. Perhitungan Efek Sifat Fisik dan Stabilitas Gel ...................... 82

Lampiran 6. Analysis of Variance (ANOVA) dengan Metode Yate’s

Treatment ................................................................................ 84

Lampiran 7. Perhitungan Persamaan Regresi .............................................. 89

Lampiran 8. Data Uji Iritasi Primer ............................................................. 94

Lampiran 9. Foto Tanaman dan Rimpang Kunir Putih (C. mangga) .......... 96

Lampiran 10. Foto Serbuk dan Ekstrak Rimpang Kunir Putih

(C. mangga) ............................................................................. 97

Lampiran 11. Foto Perkolator dan Spectrophotometer UV-Vis GenesysTM

6 (THERMOSPECTRONIC–USA) ........................................ 98

Lampiran 12. Foto Gel Sunscreen Ekstrak Rimpang Kunir Putih ................. 99

Lampiran 13. Foto Uji Iritasi Primer pada Kelinci Albino ............................ 100

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aktivitas manusia sehari-hari tidak pernah lepas dari paparan sinar

matahari, dimana di dalamnya terdapat sinar ultraviolet (UV). Sinar UVA dan

UVB memegang peranan utama bagi kesehatan manusia karena memiliki panjang

gelombang yang panjang mengakibatkan sinar ini dapat mencapai permukaan

bumi, sedangkan sinar UVC memiliki panjang gelombang yang pendek sehingga

sinar ini tertahan oleh atmosfer (Anonim, 2005a). Sinar UV (UVA dan 10%

UVB) selalu ada setiap hari meskipun saat cuaca mendung, lebih dari 80% sinar

UV mampu menembus atmosfer pada hari berawan. Sinar UV dapat dipantulkan

oleh kaca, air, permukaan metal, dinding berwarna terang, dan benda-benda

berwarna terang lainnya (Anonim, 2004a).

Sinar UV bermanfaat untuk membantu perubahan provitamin D (7-

dehydrocholesterol) menjadi vitamin D, dimana vitamin D sangat bermanfaat bagi

tubuh. Manfaat vitamin D antara lain untuk melancarkan aliran darah dengan cara

menghambat proliferasi sel otot polos, menghindari terjadinya arterosklerosis

(pengerasan pembuluh darah karena penumpukan kolesterol pada dinding

pembuluh darah) dengan cara mengurangi jumlah kolesterol yang terdapat dalam

pembuluh darah, serta juga menghindari kerusakan tulang dengan cara mengatur

pembentukan Ca (kalsium) melalui peningkatan penyerapan Ca di usus (Lucas,

McMichael, Smith, dan Armstrong, 2006). Akan tetapi, paparan sinar UV yang

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

2

berlebihan dapat mengakibatkan sunburn yang menyebabkan eritema,

hiperpigmentasi, penuaan dini (skin aging), bahkan kanker kulit (Badmaev,

Prakash, dan Majeed, 2005 ; Jellinek, 1970). Sinar UV yang secara biologis paling

aktif menyebabkan eritema dan hiperpigmentasi adalah sinar UV yang panjang

gelombangnya berkisar antara 290 – 320 nm (UVB) (Jellinek, 1970 ; Lu, 1995).

Oleh karena itu, dibutuhkan perlindungan pada kulit untuk mengurangi timbulnya

kerusakan karena radiasi sinar UV.

Penggunaan sunscreen merupakan salah satu cara untuk mengurangi

bahaya yang timbul pada kulit akibat radiasi sinar UV yang berlebihan. Sunscreen

adalah senyawa kimia yang mengabsorpsi dan atau memantulkan radiasi sehingga

melemahkan energi UV sebelum terpenetrasi ke dalam kulit. Biasanya sunscreen

merupakan kombinasi dari dua atau lebih zat aktif. Jika hanya digunakan satu zat

aktif, sunscreen tersebut hanya mampu mengabsorpsi energi UV pada spektrum

yang terbatas (Stanfield, 2003).

Saat ini produk sunscreen yang beredar di pasaran masih banyak yang

mengandung bahan aktif berupa senyawa sintetik, seperti PABA (p-amino benzoic

acid) dan turunannya, benzophenone dan turunannya, octyl methoxycinnamate,

dan octyl salicylate. Senyawa sintetik jika masuk ke dalam jaringan tubuh dapat

menimbulkan reaksi alergi pada kulit yang sensitif. Selain itu, beberapa senyawa

sunscreen sintetik seperti PABA dan benzophenone telah diteliti dan dinyatakan

bahwa senyawa tersebut berbahaya karena dapat meningkatkan kemungkinan

timbulnya kanker kulit. Mekanismenya yaitu PABA dan benzophenone serta

turunannya akan teraktivasi oleh energi UV, yang kemudian akan memecah ikatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

3

rangkapnya dan menghasilkan dua radikal bebas yang baru. Sifatnya yang sangat

larut lemak memungkinkan senyawa ini untuk menembus kulit dan membran sel,

serta dapat masuk ke dalam inti sel dimana terdapat DNA. Radikal bebas ini

kemudian akan bereaksi dan berikatan dengan DNA sehingga meningkatkan

resiko kanker kulit (Anonim, 2006a).

Penggunaan bahan alam lebih menguntungkan daripada senyawa sintetik

karena sebagian besar bahan alam dapat memberikan toleransi yang baik pada

kulit dan tidak menimbulkan iritasi berat karena alergi pada kulit yang sensitif.

Penelitian ini akan menggunakan zat aktif yang berasal dari bahan alam, yaitu

ekstrak rimpang kunir putih yang diketahui mengandung kurkumin yang mampu

mengabsorpsi UVA dan UVB (Hutapea, 1993 ; Anonim, 2004b). Oleh karena itu,

kurkumin yang berasal dari bahan alam dapat digunakan sebagai alternatif dalam

pembuatan sunscreen (Muller, 1996).

Pada umumnya sunscreen diaplikasikan dengan cara dioleskan pada

permukaan kulit. Bentuk sediaan sunscreen yang sudah beredar di pasaran saat ini

berupa krim dan lotion. Krim adalah bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi

kental mengandung tidak kurang dari 60% air (Anief, 2003). Minyak yang

terkandung dalam krim akan menimbulkan rasa tidak nyaman saat pemakaian dan

akan menjadi masalah pada orang dengan produksi kelenjar sebasea yang

berlebihan karena dapat merangsang timbulnya jerawat. Lotion adalah sediaan

dengan viskositas yang lebih encer. Saat diaplikasikan, lotion lebih cepat

mengering sehingga tidak dapat bertahan lama pada kulit dan efek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

4

perlindungannya cepat berkurang. Oleh karena itu, perlu dikembangkan bentuk

sediaan lain yang lebih baik dan nyaman saat digunakan.

Sediaan sunscreen dengan bentuk sediaan gel akan dibuat dalam

penelitian ini, dimana gel sunscreen belum banyak beredar di pasaran. Gel

merupakan sistem penghantaran obat yang sempurna untuk cara pemberian yang

beragam dan kompatibel dengan banyak bahan obat yang berbeda (Allen Jr.,

2002). Gel yang dibuat adalah hidrogel. Pemilihan bentuk sediaan ini didasarkan

pada penggunaan gel sunscreen di daerah tropis, seperti Indonesia, dimana

hidrogel memberikan rasa nyaman (tidak terasa panas di kulit) saat digunakan

karena tidak menutup pori kulit dan kompatibilitasnya relatif baik dengan jaringan

biologis (Zatz dan Kushla, 1996). Selain itu, sediaan sunscreen dibuat dalam

bentuk gel bertujuan agar zat aktif yang berperan sebagai penyerap UV tetap

berada di dalam gel (permukaan kulit) dan tidak dapat masuk ke dalam lapisan

kulit, dengan demikian zat aktif dapat tetap bekerja optimum dalam menyerap UV

(menahan UV agar tidak menembus dan masuk ke dalam kulit). Hidrogel cocok

sebagai salep tidak berlemak untuk kulit dengan fungsi kelenjar sebasea yang

berlebihan. Setelah kering, hidrogel akan meninggalkan suatu lapisan tipis

transparan elastis dengan daya lekat tinggi, tidak menyumbat pori kulit, tidak

mempengaruhi respirasi kulit, dan dapat mudah dicuci dengan air (Voigt, 1994).

Penelitian ini menggunakan Carbopol® 940 sebagai gelling agent dan

sorbitol sebagai humectant dalam formula gel sunscreen. Jumlah gelling agent

dan humectant yang digunakan perlu dioptimasi untuk mendapatkan formula gel

sunscreen yang optimum. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan gelling

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

5

agent dan humectant dengan berbagai tingkat konsentrasi untuk mendapatkan

sediaan sunscreen yang mampu mempertahankan efektifitas pemakaian dalam

jangka waktu yang cukup lama. Sediaan sunscreen membutuhkan bahan

tambahan humectant untuk mencegah timbulnya garis atau kerutan, kulit kering,

dan efek jangka panjang lainnya karena paparan UV dari sinar matahari (Johnson,

2002). Sunscreen yang dihasilkan diharapkan memenuhi parameter kualitas sifat

fisik sediaan gel yang meliputi daya sebar, viskositas, stabilitas fisik, maupun

efektivitas dan keamanannya sebagai sunscreen.

B. Perumusan Masalah

1. Apakah ekstrak rimpang kunir putih memberikan serapan pada range panjang

gelombang UVA – UVB (290 – 400 nm)?

2. Apakah ditemukan area komposisi optimum yang diprediksi sebagai formula

optimum gel serta efek yang dominan dari gelling agent, humectant, dan

interaksinya?

C. Keaslian Penelitian

Sejauh penelusuran pustaka yang dilakukan penulis, penelitian tentang

formulasi sediaan sunscreen ekstrak rimpang kunir putih (Curcuma mangga Val.)

dengan Carbopol® 940 sebagai gelling agent dan sorbitol sebagai humectant

belum pernah dilakukan.

Penelitian lain yang berkaitan dengan penggunaan bahan alam sebagai

sunscreen adalah : Cross-regulin Composition of Turmeric-derived

Tetrahydrocurcuminoids for Skin Lightening and Protection Against UVB Rays

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

6

(Badmaev, 2003), dimana penelitian ini menyatakan bahwa aktivitas kurkuminoid

dan THC (tetrahydrocurcuminoid) memiliki kemampuan dalam menghambat

aktivitas enzim tyrosinase, melindungi kulit terhadap radiasi UVB serta terhadap

iritasi kimia, fisika dan biologi (Badmaev, 2003).

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menambah khasanah ilmu pengetahuan bentuk sediaan sunscreen yang berasal

dari bahan alam.

2. Manfaat Praktis

Mengetahui efek dominan dari gelling agent dan humectant dalam menentukan

sifat fisik gel sunscreen ekstrak rimpang kunir putih.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui serapan ekstrak rimpang kunir putih pada range panjang

gelombang UVA – UVB (290 – 400 nm).

2. Mendapatkan formula optimum sediaan sunscreen dalam bentuk sediaan gel

dengan bahan aktif yang berasal dari bahan alam, yaitu ekstrak rimpang kunir

putih (Curcuma mangga Val.).

a. Mengetahui yang lebih dominan antara Carbopol®, sorbitol, atau interaksi

keduanya sebagai gelling agent dan humectant dalam menentukan sifat

fisik gel sunscreen kunir putih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

7

b. Mengetahui area komposisi optimum Carbopol® – sorbitol dari contour

plot superimposed sifat fisik gel sunscreen yang diprediksi sebagai formula

optimum gel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kunir Putih

1. Sistematika

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Classis : Monocotyledone

Ordo : Zingiberales

Familia : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma mangga Val.

(Hutapea, 1993)

2. Morfologi

Kunir putih berupa semak dengan tinggi 1 – 2 m. Berbatang semu,

tegak, lunak, berwarna hijau, dan batang di dalam tanah membentuk rimpang.

Daun tunggal, berpelepah, lonjong, tepi rata, ujung dan pangkal meruncing,

panjang ± 1 m, lebar 10 – 20 cm, pertulangan menyirip, dan berwarna hijau.

Bunga majemuk di ketiak daun, bentuk tabung, ujung terbelah, benang sari

berwarna putih menempel pada mahkota, putik silindris, kepala putik bulat

berwarna kuning, mahkota lonjong berwarna putih. Buah berbentuk kotak-

8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

9

bulat berwarna hijau kekuningan. Biji berbentuk bulat berwarna coklat.

Berakar serabut berwarna putih (Hutapea, 1993).

Umbi berbentuk seperti umbi jahe, berwarna kuning muda (krem),

dalam keadaan segar baunya seperti buah mangga kweni, bila telah diekstrak

atau dijadikan bubuk warnanya tetap kuning muda (krem) (Anonim, 2003).

3. Kandungan kimia

Rimpang kunir putih mengandung saponin, flavonoida (Hutapea,

1993), alkaloid, steroid, terpen dan minyak atsiri, juga mengandung senyawa

aktif seskuiterpenalkohol yang terdiri dari zederon, zedoaron, furanodien,

curzeron, currenon, furanodienon, isofuranodienon, curdion, curcumenol,

procurcumenol, curcumol, curcumadiol, dehydrocurdion, dan curcumin

(Anonim, 2004b).

4. Kegunaan

Rimpang kunir putih digunakan untuk mengobati demam, sebagai

antipiretik, dan bersifat sebagai penenang. Rimpang ini juga dapat digunakan

sebagai penambah nafsu makan, memperbaiki pencernaan, peluruh angin atau

kembung, penguat lambung, obat penyakit kulit, luka memar, keseleo, peluruh

kencing, penawar racun, bronkhitis (Sayekti dan Ernita, 1994 ; Muhlizah,

1999). Selain itu, rimpang kunir putih juga berkhasiat sebagai anti kanker,

penurun kadar kolesterol darah, asam urat, dan pencegahan osteoporosis

(Anonim, 2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

10

B. Kurkumin

HO

O

OH

O

O O

Gambar 1. Struktur kurkumin (Heinrich, Barnes, Gibbons, dan Williamson,

2004)

Kurkumin adalah komponen warna kuning dari turmeric. Strukturnya

yang rigid dan planar (adanya sistem konjugasi) membuat afinitas kurkumin

terhadap lipid bilayer menjadi besar, dan juga bertanggung jawab terhadap warna

kuning yang ada (Nakayama, 1997).

Kurkumin dapat mengabsorpsi sinar UV yang diantaranya memiliki

panjang gelombang antara 290 – 320 nm (UVB) karena adanya sistem

terkonjugasi dan gugus auksokrom. Selain itu, kurkumin juga dapat menghambat

aktivitas enzim tyrosinase, yaitu enzim yang berperan dalam pembentukan

pigmen kulit dan melanogenesis (Badmaev et al., 2005).

Kurkumin melindungi keratinosit dari kerusakan yang disebabkan oleh

xantin oksidase dan dapat digunakan sebagai antioksidan pada sediaan topikal

(Anonim, 2000a). Kurkumin mempunyai aktivitas sebagai antisiklooksigenase,

antioedema, antilipooksigenase, antioksidan, dan antilipidperoksidasi, sehingga

dapat digunakan sebagai obat anti radang (antinflamasi), antihepatotoksik (lever),

ambien (wasir), anti alergi, asma, menghambat proses penuaan, dan juga sebagai

anti kanker (Anonim, 2004b).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

11

C. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan menyari

nabati atau hewani menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya matahari

langsung. Cairan penyari yang biasa digunakan adalah air, eter, atau cairan etanol-

air (Anonim, 1979). Penyarian simplisia dengan air dapat dilakukan dengan

infundasi, dekok, atau destilasi, sedangkan penyarian simplisia dengan pelarut

organik dapat dilakukan dengan maserasi, perkolasi, dan sokhletasi (Silva, Lee,

dan Kinghorn, 1998).

Etanol dipertimbangkan sebagai penyari karena lebih selektif, kapang

dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas, tidak beracun, netral,

absorpsinya baik, dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan, dan

panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit, sedangkan kerugian etanol

adalah harganya yang mahal. Etanol dapat melarutkan alkaloida basa, minyak

menguap, glikosida, kurkumin, kumarin, antrakinon, flavonoid, steroid, damar,

dan klorofil (Anonim, 1986).

Ekstrak rimpang kunir putih adalah ekstrak yang diperoleh dari hasil

perkolasi rimpang kunir putih menggunakan pelarut etanol 70%.

D. Gel

Gel didefinisikan sebagai suatu sistem setengah padat yang terdiri dari

suatu dispersi yang tersusun baik dari partikel anorganik yang kecil atau molekul

organik yang besar dan saling diresapi cairan (Ansel, 1989).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

12

Gel digolongkan berdasarkan 2 sistem klasifikasi. Sistem klasifikasi

pertama membagi gel menjadi inorganik dan organik. Inorganik gel pada

umumnya berupa sistem 2 fase, sedangkan organik gel berupa sistem 1 fase.

Klasifikasi yang kedua membagi gel menjadi hidrogel dan organogel. Hidrogel

mengandung bahan-bahan yang terdispersi sebagai koloid atau larut dalam air

(Allen Jr., 2002), sedangkan organogel mengandung pelarut non aqueous sebagai

fase kontinyu (Zatz, Berry, dan Alderman, 1996).

Gel merupakan sistem penghantaran obat yang sempurna untuk cara

pemberian yang beragam dan kompatibel dengan banyak bahan obat yang berbeda

(Allen Jr., 2002). Gel dengan tujuan penggunaan topikal tidak boleh kasar (less

greasy) (Zatz et al., 1996).

Hidrogel adalah sistem dimana air tidak bisa bergerak (immobilized) oleh

adanya polimer tidak larut. Salah satu alasan disukainya hidrogel sebagai

komponen dari sistem penghantaran dan pelepasan obat dikarenakan

kompatibilitasnya yang relatif baik dengan jaringan biologi. Polimer yang

digunakan dalam hidrogel terhidrolisis lambat dan secara bertahap melepaskan

obat bebas. Banyak polimer untuk tujuan ini telah disintesis (Zatz dan Kushla,

1996).

Hidrogel cocok sebagai salep tidak berlemak untuk kulit dengan fungsi

kelenjar sebasea yang berlebihan. Setelah kering, hidrogel akan meninggalkan

suatu lapisan tipis transparan elastis dengan daya lekat tinggi, tidak menyumbat

pori kulit, tidak mempengaruhi respirasi kulit, dan dapat mudah dicuci dengan air

(Voigt, 1994).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

13

E. Gelling Agent

H2C

HC

COOH n Gambar 2. Struktur umum carbomer (Anonim, 2001)

Carbopol® (carbomer) adalah polimer sintetik asam akrilat yang

memiliki berat molekul besar, berupa serbuk putih dan halus, memiliki bau yang

khas, mudah terion, sedikit asam, higroskopis, terdispersi dalam air

(menghasilkan pH 2,8 – 3,2) tetapi tidak larut dalam air dan sebagian besar

pelarut (Anonim, 2001; Zatz dan Kushla, 1996). Carbopol® 940 memiliki sifat

pengental yang baik pada konsentrasi tinggi serta menghasilkan gel yang jernih,

sangat cocok digunakan pada kosmetik dan sediaan topikal (Anonim, 2006b).

Larutan carbomer memiliki sifat alir pseudoplastic, yaitu viskositas

menurun seiring dengan kecepatan pencampuran yang meningkat (Zatz dan

Kushla, 1996). Carbomer akan menghasilkan gel yang jernih dan stabil pada pH

netral. Pada larutan asam (pH 3,5 – 4), carbomer membentuk sistem dispersi

dengan viskositas rendah sampai sedang. Antara pH 5 – 10, polimer akan

mencapai viskositas yang optimal saat membentuk gel. Pada pH di atas 10,

struktur gel rusak dan viskositas menurun. Dispersi carbomer akan meningkat

viskositasnya seiring dengan peningkatan konsentrasi polimer. Gel carbomer akan

mengalami degradasi oksidatif jika terpapar cahaya matahari dan terkatalisis oleh

logam. Penyerap UV ditambahkan ke dalam gel carbomer untuk mencegah

oksidasi yang dapat mengakibatkan penurunan viskositas dan stabilitas gel

(Anonim, 2001).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

14

Carbomer digunakan sebagai pengental, suspending dan dispersing

agent, stabilizer, dan emulsifier. Carbomer sebagai gelling agent akan

membentuk sistem tiga dimensi, dimana medium pendispersi akan tertahan di

dalam matriks gel. Carbomer biasa digunakan dalam kosmetik pada pH 6 sampai

9 dengan konsentasi di bawah 1%. Carbomer tidak diabsorpsi oleh jaringan tubuh

karena memiliki berat molekul yang besar. Uji klinis menunjukkan bahwa

carbomer memiliki potensial iritasi dan sensitisasi kulit yang rendah sampai pada

konsentrasi 100%. Hal ini membuktikan bahwa carbomer aman digunakan

sebagai bahan kosmetik (Anonim, 2001; Anonim, 2006b)

F. Humectant

Humectant adalah bahan dalam produk kosmetik yang dimaksudkan

untuk mencegah hilangnya lembab dari produk dan meningkatkan jumlah air

(kelembaban) pada lapisan kulit terluar saat produk digunakan (Loden, 2001).

Humectant merupakan senyawa higroskopis yang umumnya larut dalam air.

Humectant tidak menutup kulit dan mudah hilang jika tercuci. Gliserol, propilen

glikol, dan sorbitol biasa digunakan sebagai humectant dalam sediaan untuk

mencegah penguapan dan pembentukan lapisan kering pada permukaan produk

(Zocchi, 2001). Humectant membantu menjaga kelembaban kulit dengan cara

menjaga kandungan air pada lapisan stratum corneum serta mengikat air dari

lingkungan ke kulit (Rawlings, Harding, Watkinson, Chandar, dan Scott, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

15

Gambar 3. Struktur sorbitol (Anonim, 1979)

Sorbitol merupakan serbuk, granul, atau serpihan berwarna putih, bersifat

higroskopik, berasa manis, biasanya meleleh pada suhu sekitar 96ºC. Satu gram

sorbitol larut dalam 0,45 mL air, sedikit larut dalam alkohol, metanol, atau asam

asetat (Anonim, 2000b). Sorbitol sangat tidak larut dalam pelarut organik.

Sorbitol bersifat inert dan dapat bercampur dengan bahan tambahan lainnya

(Loden, 2001). Larutan sorbitol berupa cairan seperti sirup yang tidak berwarna,

jernih, berasa manis, tidak memiliki bau yang khas, dan bersifat netral. Larutan

sorbitol tidak untuk diinjeksikan (Anonim, 2000b).

Sorbitol sifatnya tidak iritatif pada kulit, dan tidak toksik jika digunakan

peroral sampai dosis 9 gram/hari. Pada umumnya sorbitol digunakan sebagai

pemanis (Loden, 2001). Saat ini sorbitol sering digunakan dalam kosmetik

modern sebagai humectant dan bahan pembengkak (thickener) karena sifatnya

yang higroskopis (Anonim, 2005b). Sorbitol, di bawah kondisi 25ºC dengan

kelembaban relatif 50%, memiliki higroskopisitas sebesar 1 mg H2O / 100 mg dan

kapasitas menahan air sebesar 21 mg H2O / 100 mg (Rawlings et al., 2002).

G. Sinar UV dan Sunscreen

Sinar matahari terdiri dari tiga kategori yang dikelompokkan berdasarkan

panjang gelombangnya, yaitu UV, sinar tampak, dan infra merah. UV dekat

dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu UVA (320 – 400 nm), UVB (290 – 320 nm),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

16

dan UVC (200 – 290 nm). Sinar UVC umumnya tidak mencapai permukaan bumi

karena memiliki panjang gelombang yang paling pendek sehingga terserap

seluruhnya di lapisan ozon. Sinar UVB memiliki panjang gelombang yang lebih

panjang daripada UVC sehingga masih dapat melewati lapisan ozon sekitar 10%.

Apabila lapisan ozon menipis, sinar UVB yang dapat melewati lapisan ozon akan

semakin banyak sehingga UVB yang mencapai permukaan bumi akan meningkat

jumlahnya. Sinar UVA memiliki panjang gelombang yang paling panjang diantara

sinar UV dekat lainnya sehingga sinar ini hampir seluruhnya dapat melewati

lapisan ozon. Dengan demikian sinar UV yang paling banyak mencapai

permukaan bumi adalah sinar UVA. (Anonim, 2005a ; Lucas et al., 2006).

Sinar UVB dapat memberikan efek positif dengan menginduksi produksi

vitamin D di kulit. Sepuluh dari seribu kematian di US setiap tahunnya

disebabkan oleh kanker akibat kekurangan UVB (kekurangan vitamin D).

Kekurangan vitamin D juga dapat menyebabkan osteomalasia, yang dapat

mengakibatkan sakit pada tulang, sulit menahan berat badan, dan terkadang patah

tulang (Anonim, 2007a). Namun demikian, UVB merupakan sinar UV yang

paling bertanggung jawab mengakibatkan sunburn di kulit. Sinar ini hanya

mampu menembus kulit sampai pada lapisan epidermis, dimana pada lapisan ini

terdapat keratinosit (sel kulit), sel basal, dan sel melanosit. Sel melanosit

mensintesis enzim tirosinase dan pigmen melanin yang kemudian dipindahkan ke

keratinosit dan menimbulkan warna di kulit. UVB akan merangsang sel melanosit

untuk membentuk melanin lebih banyak, akibatnya kulit akan menjadi lebih gelap

yang sering disebut terbakar, atau jika ukurannya sangat kecil biasa disebut titik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

17

atau flek hitam (Anonim, 2005a). Selain itu, radiasi UVB akan menginduksi

pembentukan radikal bebas, dimana jika tubuh sudah tidak mampu menahan

radikal bebas yang jumlahnya sangat berlebih maka radikal bebas tersebut akan

bereaksi dengan molekul yang ada di dekatnya sehingga akan merusak molekul

dan struktur sel. Perusakan ini akan mendorong timbulnya kanker kulit seperti

melanoma (Anonim, 2006c).

Sinar UV yang memiliki panjang gelombang paling tinggi adalah UVA.

Sinar ini dapat menembus kulit sampai ke lapisan dermis, dimana pada lapisan ini

terdapat kolagen, elastin, pembuluh darah, dan ujung saraf. Lapisan ini

memberikan perlindungan bagi kulit. Paparan UVA dalam jangka panjang dapat

merusak dan menyusutkan kolagen dan elastin, dengan demikian lapisan terluar

(epidermis) akan mengkerut atau tidak terikat lagi dengan jaringan tubuh

(Anonim, 2005a).

Radiasi UV berlebih yang masuk ke dalam tubuh dapat menimbulkan

efek negatif seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Efek negatif lainnya

adalah pengaruh radiasi UV terhadap sistem imun dan radikal bebas dalam tubuh.

Efek lokal radiasi UV adalah menghentikan respon sel imun terhadap sel

abnormal yang dapat mengakibatkan terbentuknya kanker kulit, sedangkan efek

sistemiknya adalah menekan respon imun dari sel Thelper (Th)-1 yang dapat

mengakibatkan timbulnya autoimmune disorder (gangguan autoimun), dimana

tubuh mengenali sel-sel di dalamnya sebagai sel asing (Lucas et al., 2006).

Salah satu cara untuk melindungi kulit dari efek berbahaya sinar UV

adalah menggunakan sunscreen setiap hari. Sunscreen adalah senyawa kimia yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

18

mengabsorpsi dan atau memantulkan sinar UV sebelum berhasil mencapai kulit.

Biasanya sunscreen merupakan kombinasi dari dua atau lebih zat aktif. Jika hanya

digunakan satu zat aktif, sunscreen tersebut hanya mampu mengabsorpsi energi

UV pada spektrum yang terbatas (Stanfield, 2003).

Sunscreen bekerja dengan 2 cara:

1. Memantulkan sinar (light scattering). Mekanisme tersebut menyebabkan

radiasi UV dipantulkan ke segala arah oleh permukaan kecil kristal dari

beberapa pigmen. Prinsipnya adalah membentuk lapisan tipis yang

kusam/buram pada permukaan kulit.

2. Mengabsorpsi panjang gelombang pada range UVA dan UVB oleh suatu

senyawa. Radiasi yang diabsorpsi kemudian dikeluarkan kembali sebagai

panas oleh getaran deeksitasi pada keadaan eksitasi (Calder, 2005).

Tingkat perlindungan (efektivitas) produk sunscreen terhadap sinar UV

dilihat dari nilai SPF (Sun Protection Factors). SPF dapat mengindikasikan

lamanya seseorang yang menggunakan sunscreen dapat bertahan di bawah sinar

matahari tanpa menimbulkan eritema sebagai salah satu akibat dari sunburn

(Anonim, 2007b).

Uji nilai SPF menggunakan metode in vivo adalah membandingkan MED

(Minimal Erythema Dose) antara seseorang yang menggunakan sunscreen dengan

yang tidak (Walters, Keeney, Wigal, Johnston, dan Cornelius, 1997). MED adalah

kuantitas energi yang efektif menimbulkan eritema (Joules/m2) yang dibutuhkan

untuk menghasilkan penampakan pertama, reaksi kemerahan dengan batas yang

jelas (Anonim, 1999).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

19

SPF = skinprotected-non in

skinprotected in MED

MED

(Anonim, 1999)

Metode in vitro untuk mencari nilai SPF merupakan hubungan antara SPF dan

absorbansi yang ditunjukkan pada persamaan berikut :

A = – log10 SPF

1 = log10 SPF

(Walters et al., 1997)

Produk sunscreen yang telah beredar di pasaran saat ini mengandung

sunscreen agent antara lain PABA (para amino benzoic acid) yang mengabsorbsi

pada panjang gelombang 260 – 313 nm, oxybenzone yang mengabsorbsi pada

panjang gelombang 270 – 350 nm, octyl methoxycinnamate yang mengabsorbsi

pada panjang gelombang 280 – 310 nm, dan octyl salicylate yang mengabsorbsi

pada panjang gelombang 260 – 310 nm (Anonim, 2007c).

H. Spektrofotometri UV–Vis

Spektrofotometri UV–Vis adalah tehnik analisis fisika-kimia yang

mengamati tentang interaksi atom atau molekul yang memakai sumber radiasi

elektromagnetik (REM) UV dekat (200 – 400 nm) dan sinar tampak (400 – 750

nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer. Radiasi ultraviolet jauh (100 –

200 nm) tidak dipakai sebab pada daerah radiasi tersebut diabsorpsi oleh udara

(atmosfer) (Fessenden dan Fessenden, 1986 ; Mulja dan Suharman, 1995).

Absorpsi cahaya UV atau cahaya tampak mengakibatkan transisi

elektronik, yaitu promosi (peningkatan) elektron-elektron dari orbital keadaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

20

dasar (ground state) yang berenergi rendah ke orbital keadaan eksitasi yang

berenergi lebih tinggi. Energi yang terserap selanjutnya terbuang sebagai kalor,

sebagai cahaya, atau tersalurkan dalam reaksi kimia (misalnya isomerisasi atau

reaksi-reaksi radikal bebas) (Fessenden dan Fessenden, 1986). Panjang

gelombang dimana terjadinya eksitasi elektronik yang memberikan absorbansi

yang maksimum disebut sebagai panjang gelombang maksimum (λ maks) (Mulja

dan Suharman, 1995).

Keadaan dasar suatu molekul organik mengandung elektron-elektron

valensi dalam tiga tipe utama orbital molekul, yaitu orbital sigma (σ), orbital pi

(π), dan orbital terisi tapi tak terikat (n). Transisi-transisi elektron mencakup

promosi sutau elektron dari salah satu keadaan dasar (σ, π, atau n) ke salah satu

keadaan eksitasi (σ* atau π*). Transisi elektron σ ke σ* memberikan energi yang

terbesar dan terjadi pada daerah UV jauh yang diberikan oleh ikatan tunggal.

Transisi elektron π ke π* diberikan oleh ikatan rangkap dua atau tiga yang dapat

terjadi pada daerah UV jauh (untuk ikatan rangkap menyendiri) dan UV dekat

(untuk senyawa dengan ikatan rangkap terkonjugasi). Transisi elektron n ke σ*

atau n ke π* dapat terjadi pada senyawa yang memiliki gugus dengan satu atau

lebih elektron bebas. Transisi elektron n ke π* membutuhkan energi yang lebih

kecil daripada transisi elektron yang lain (Fessenden dan Fessenden, 1986 ; Mulja

dan Suharman, 1995 ; Silverstein, Bassler, dan Morril, 1991).

Sebelum dikembangkan teori transisi elektron, orang telah mengetahui

bahwa beberapa tipe struktur organik menimbulkan warna, sedangkan tipe yang

lain tidak. Struktur parsial yang perlu untuk warna (gugus tak jenuh yang dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

21

menjalani transisi elektron π ke π* dan n ke π*) disebut kromofor, yang dalam

bahasa Yunani berarti bertanggung jawab menimbulkan warna, contohnya C≡C,

C=C, C=O, N=N, dan N=O2. Disamping itu, pada senyawa organik dikenal juga

gugus fungsionil yang mempunyai elektron bebas yang dapat mengintensifkan

warna, dikenal sebagai gugus auksokrom, yang dalam bahasa Yunani berarti

meningkatkan. Gugus auksokrom tidak dapat menjalani transisi elektron π ke π*,

tetapi dapat menjalani transisi elektron n. Gugus ini akan meningkatkan panjang

gelombang dan intensitas absorpsi, contohnya ―OH, ―OR, ―NH2, ―NHR

―NR2, dan ―X (Fessenden dan Fessenden, 1986 ; Mulja dan Suharman, 1995 ;

Silverstein et al., 1991).

Analisis dengan spektrofotometri UV–Vis selalu melibatkan pembacaan

absorbansi REM oleh molekul atau radiasi elektromagnetik yang diteruskan.

Keduanya dikenal sebagai absorbansi (A) tanpa satuan dan transmitan dengan

satuan persen (T%). Lambert dan Beer membuat formula secara matematik

hubungan antara transmitan atau absorbansi terhadap intensitas radiasi sebagai

berikut :

T1logA

II

To

t

=

=

Dimana T adalah persen transmitan, Io adalah intensitas radiasi yang datang, It

adalah intensitas radiasi yang diteruskan, dan A adalah absorbansi. Pembacaan A

(0,2 – 0,8) atau %T (15% - 65%) akan memberikan persentase kesalahan analisis

yang dapat diterima (0,5 – 1%) (Mulja dan Suharman, 1995).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

22

Spektrofotometri UV-Vis dapat melakukan penentuan terhadap sampel

yang berupa larutan, gas, atau uap. Sampel yang berupa larutan perlu

memperhatikan beberapa persyaratan pelarut yang digunakan, yaitu pelarut yang

tidak mengandung sistem ikatan rangkap terkonjugasi pada struktur molekulnya,

tidak berwarna, tidak terjadi interaksi dengan molekul senyawa yang dianalisis,

dan memiliki kemurnian atau derajat yang tinggi untuk dianalisis (Mulja dan

Suharman, 1995).

I. Metode Desain Faktorial

Desain faktorial adalah pendekatan eksperimental kuno yang dilakukan

dengan meneliti efek dari suatu variabel eksperimental dengan menjaga variabel

lain konstan. Desain faktorial digunakan dalam percobaan untuk menentukan

secara simulasi efek dari beberapa faktor dan interaksinya secara signifikan.

Signifikan ini berarti adanya perubahan dari level rendah ke level tinggi pada

faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan yang besar pada respon

(Bolton, 1990).

Desain faktorial ini mengandung beberapa pengertian, yaitu faktor, level,

efek, dan respon. Faktor adalah setiap besaran yang mempengaruhi respon (Voigt,

1994). Level merupakan nilai atau tetapan untuk faktor. Pada percobaan dengan

desain faktorial perlu ditetapkan level yang diteliti meliputi level rendah dan level

tinggi. Efek adalah perubahan respon yang disebabkan variasi tingkat dari faktor.

Efek faktor atau interaksi merupakan rata-rata respon pada level tinggi dikurangi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

23

rata-rata respon pada level rendah. Respon merupakan sifat atau hasil percobaan

yang diamati. Respon yang diukur harus dapat dikuantitatifkan (Bolton, 1990).

Desain faktorial merupakan pilihan aplikasi persamaan regresi, yaitu

teknik untuk memberikan model hubungan antara variabel respon dengan satu

atau lebih variabel bebas. Model yang diperoleh dari analisis tersebut berupa

persamaan matematika (Bolton, 1990).

Desain faktorial dua faktor dan dua level berarti ada dua faktor (misal

sifat alir dan viskositas) yang masing-masing faktor diuji pada level yang berbeda,

yaitu level rendah dan level tinggi. Dengan desain faktorial dapat didesain

percobaan untuk mengetahui faktor yang dominan berpengaruh secara signifikan

terhadap suatu respon. Desain faktorial dalam suatu percobaan dengan dua faktor

memberikan pertanyaan sebagai berikut :

a. Apakah faktor A memiliki pengaruh signifikan terhadap suatu respon ?

b. Apakah faktor B memiliki pengaruh signifikan terhadap suatu respon ?

c. Apakah interaksi faktor A dan B memiliki pengaruh signifikan terhadap suatu

respon? (Bolton, 1990).

Optimasi campuran dua bahan (berarti ada dua faktor) dengan dua level

desain faktorial (two level factorial design) dilakukan berdasarkan rumus :

Y = b0 + b1(A) + b2(B) + b12(A)(B) ... (1)

Keterangan : Y = respon hasil yang diamati A, B = level bagian A dan B, yang nilainya tertentu dari minimum sampai

maksimum b0 = rata-rata dari semua percobaan b1, b2, b12 = koefisien, dapat dihitung dari hasil percobaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

24

Pada desain faktorial dua level dan dua faktor diperlukan empat

percobaan (2n = 4, dengan 2 menunjukkan level dan n menunjukkan faktor), yaitu

(1) A dan B masing-masing pada level rendah, (a) A pada level tinggi dan B pada

level rendah, (b) A pada level rendah dan B pada level tinggi, serta (ab) A dan B

masing-masing pada level tinggi (Bolton, 1990).

Tabel I. Desain faktorial dengan dua level dan dua faktor Formula Faktor A Faktor B Interaksi

(1) – – + a + – – b – + – ab + + +

Keterangan :

– = level rendah + = level tinggi Formula (1) = faktor A pada level rendah, faktor B pada level rendah Formula a = faktor A pada level tinggi, faktor B pada level rendah Formula b = faktor A pada level rendah, faktor B pada level tinggi Formula ab = faktor A pada level tinggi, faktor B pada level tinggi

Dari persamaan (1) dan data yang diperoleh dapat dibuat contour plot

suatu respon tertentu yang sangat berguna dalam memilih komposisi campuran

yang optimum (Bolton, 1990).

Besarnya efek masing-masing faktor, maupun efek interaksinya dapat

diperoleh dengan menghitung selisih antara rata-rata respon pada level tinggi dan

rata-rata respon pada level rendah. Konsep perhitungan efek sebagai berikut :

{ } { }2

b-ab (1) - a A faktor Efek +=

{ } { }2

a-ab (1) - b Bfaktor Efek +=

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

25

{ } { }2

a - (1) b-ab interaksiEfek +=

(Bolton, 1990)

J. Iritasi Primer

Iritasi primer adalah suatu reaksi kulit terhadap zat kimia misalnya alkali

kuat, asam kuat, pelarut, dan deterjen. Beratnya bermacam-macam, dari

hiperaemia (kelebihan zat kimia dalam darah), edema, dan vesikulasi sampai

pemborokan. Iritasi primer terjadi di tempat kontak dan umumnya pada sentuhan

pertama (Lu, 1995).

Suatu rangsangan kimia langsung pada jaringan disebabkan oleh zat yang

mudah bereaksi dengan berbagai bagian jaringan. Biasanya zat ini tidak mencapai

peredaran darah, karena langsung bereaksi dengan tempat jaringan yang pertama

berhubungan. Organ tubuh yang terlibat terutama mata, hidung, tenggorokan,

trakea, bronkus, epitel, alveolus, esophagus, dan kulit (Ariens, Simons, dan

Mutschler, 1985).

K. Landasan Teori

Radiasi sinar UV yang masuk sampai ke permukaan bumi (UVA dan

UVB) dapat menimbulkan kerusakan yang berbahaya bagi tubuh. Salah satu

langkah untuk mengurangi kerusakan ini adalah dengan menggunakan sunscreen.

Sunscreen bekerja dengan mengabsorpsi atau memantulkan sinar UV. Produk

sunscreen yang beredar di pasaran saat ini masih banyak yang mengandung

senyawa sintetik. Penelitian ini menggunakan zat aktif dari bahan alam, yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

26

diharapkan dapat mengurangi efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh

senyawa sintetik. Bahan alam yang digunakan adalah rimpang kunir putih yang

diketahui mengandung kurkumin yang dapat mengabsorpsi sinar UVA dan UVB.

Produk sunscreen yang baik seharusnya mudah dan praktis, nyaman,

aman, dan efektif saat digunakan. Oleh karena itu diperlukan suatu bentuk sediaan

yang memenuhi persyaratan mutu. Penelitian ini membuat sediaan sunscreen

dalam bentuk gel berbasis senyawa hidrofilik. Sediaan gel memiliki konsistensi

yang lembut, tidak terlalu berminyak, memberikan rasa dingin yang timbul karena

terjadinya evaporasi etanol dan air, serta dapat membentuk lapisan tipis di

permukaan kulit dengan daya lekat tinggi sehingga efek perlindungannya lebih

stabil.

Dalam penelitian ini dilakukan optimasi formula gel dengan bahan

ekstrak rimpang kunir putih yang menggunakan Carbopol® sebagai gelling agent

dan sorbitol sebagai humectant, dimana Carbopol® dan sorbitol dikombinasi

untuk mendapatkan sediaan gel dengan sifat fisik yang baik. Gelling agent dan

humectant merupakan bahan yang memegang peranan penting dalam sediaan gel

sunscreen karena Carbopol® sebagai gelling agent membentuk matriks tiga

dimensi yang akan menghasilkan gel dan sorbitol sebagai humectant yang bersifat

higroskopis akan menahan air pada sediaan gel untuk mengurangi penguapan,

selain itu penambahan humectant dalam sediaan sunscreen bertujuan untuk

mencegah timbulnya garis atau kerutan pada kulit, kulit kering, dan efek jangka

panjang lainnya karena paparan radiasi UV dari sinar matahari. Sifat fisik dan

stabilitas formula dilihat dari formula yang memiliki viskositas tertentu, yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

27

memiliki konsistensi padat pada penyimpanan dan memiliki konsistensi cair

sesaat setelah diaplikasikan pada kulit, serta memiliki daya sebar yang baik,

dalam arti tanpa tekanan besar mampu menyebar secara merata sehingga

menjamin pemerataan dosis (efektif). Nilai SPF didapatkan melalui pengukuran

serapan ekstrak rimpang kunir putih menggunakan spektrofotometer UV dan

untuk membuktikan keamanan pemakaian gel dilakukan uji iritasi primer dengan

hewan uji kelinci albino.

L. Hipotesis

Berdasarkan landasan teori, diduga terdapat efek yang dominan dalam

menentukan sifat fisik, dan stabilitas gel, serta komposisi yang optimum antara

Carbopol® sebagai gelling agent dan sorbitol sebagai humectant.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan rancangan eksperimental murni menggunakan

desain faktorial dan bersifat eksploratif, yaitu mencari formula sunscreen ekstrak

etanol rimpang kunir putih yang memenuhi syarat mutu, yaitu aman (safe),

manjur (effective), dan dapat diterima masyarakat (acceptable).

B. Variabel dalam Penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi level gelling agent dan

humectant, yaitu Carbopol® 940 dan sorbitol, masing-masing dengan level

rendah dan tinggi.

2. Variabel tergantung

Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisik gel (daya sebar,

viskositas, dan pergeseran viskositas gel setelah penyimpanan selama satu

bulan).

3. Variabel pengacau terkendali

Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah lama, cahaya, dan

wadah penyimpanan.

4. Variabel pengacau tak terkendali

Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah suhu penyimpanan,

suhu ruangan, dan kelembaban ruangan.

28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

29

C. Definisi Operasional

a. Ekstrak rimpang kunir putih adalah ekstrak yang diperoleh dari hasil perkolasi

rimpang kunir putih menggunakan pelarut etanol 70% v/v. Hasil perkolasi ini

diasumsikan sebagai ekstrak rimpang kunir putih dengan konsentrasi 100%.

b. SPF ekstrak rimpang kunir putih adalah kemampuan ekstrak sebagai zat aktif

sunscreen untuk melindungi kulit dari paparan radiasi sinar UVB yang diukur

berdasarkan serapannya pada panjang gelombang 300 nm dengan

menggunakan Spectrophotometer UV.

c. Gelling agent adalah bahan pembentuk sediaan gel yang membentuk matriks

tiga dimensi. Penelitian ini menggunakan Carbopol® 940 sebagai gelling agent.

d. Humectant adalah bahan dalam kosmetik yang dimaksudkan untuk

meningkatkan jumlah air (kelembaban) pada lapisan kulit terluar dengan cara

mengambil lembab dari lingkungan. Penelitian ini menggunakan sorbitol

sebagai humectant.

e. Sifat fisik gel adalah parameter yang digunakan untuk mengetahui kualitas

fisik gel, meliputi daya sebar, viskositas, dan pergeseran viskositas untuk

melihat stabilitas gel selama penyimpanan satu bulan.

f. Faktor adalah variabel bebas dalam penelitian, yaitu gelling agent (Carbopol®

3% b/v) dan humectant (sorbitol) yang digunakan.

g. Level merupakan nilai untuk faktor, yaitu level tinggi dan level rendah. Dalam

penelitian ini, level tinggi Carbopol® adalah 38,33 g, level rendah Carbopol®

adalah 28,33 g, level tinggi sorbitol adalah 20 g, dan level rendah sorbitol

adalah 10 g.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

30

h. Respon merupakan sifat atau hasil percobaan yang diamati, yaitu sifat fisik gel

yang meliputi daya sebar, viskositas, dan pergeseran viskositas.

i. Contour plot menunjukkan profil dari respon sifat fisik gel yang diperoleh

melalui persamaan desain faktorial.

j. Contour plot superimposed adalah penggabungan profil respon sifat fisik gel

yang optimal dari contour plot masing-masing respon berdasarkan standar

yang digunakan.

k. Komposisi optimum adalah area komposisi gelling agent dan humectant yang

menghasilkan gel dengan daya sebar kurang dari 5 cm, viskositas 250 sampai

260 dPa.s, dan pergeseran viskositas kurang dari 3%.

l. Iritasi primer adalah suatu reaksi kulit terhadap zat kimia yang terjadi di tempat

kontak dan umumnya pada sentuhan pertama.

D. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah ekstrak rimpang kunir

putih (Curcuma mangga Val.), etanol (kualitas p.a.), etanol (kualitas teknis),

sorbitol (kualitas farmasetis), Carbopol® 940 (kualitas farmasetis), aquadest,

standar kurkuminoid E. Merck®, triethanolamine (TEA).

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah alat-alat gelas (PYREX-

GERMANY), pipet mikro, mesin penyerbuk, ayakan, perkolator, mixer dengan

kecepatan 700 rpm, Viscotester seri VT 04 (RION-JAPAN), Spectrophotometer

UV–Vis GenesysTM 6 (THERMOSPECTRONIC-USA), oven (Laboratorium

Farmakognosi Fitokimia USD), lemari pendingin (Refrigerator Toshiba).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

31

E. Tata Cara Penelitian

1. Pengumpulan dan penyiapan simplisia rimpang kunir putih

Rimpang kunir putih (Curcuma mangga Val.) diperoleh dari

Kulonprogo. Rimpang dicuci dengan air mengalir kemudian dilakukan sortasi

basah. Rimpang dikupas kulitnya lalu diiris tipis-tipis (± 3 mm). Pengeringan

dilakukan dengan menggunakan oven pada suhu 30 – 40ºC sampai rimpang

kering, ditandai dengan mudah dipatahkan atau hancur bila diremas. Setelah

simplisia kering, dilakukan sortasi kering.

2. Pembuatan serbuk rimpang kunir putih

Simplisia yang sudah kering diserbuk dengan mesin penyerbuk

kemudian diayak dengan derajat kehalusan (20/30) (Anonim, 1986).

3. Pembuatan ekstrak rimpang kunir putih

Ekstrak rimpang kunir putih diperoleh dengan proses perkolasi serbuk

rimpang kunir putih dengan cairan penyari berupa campuran etanol dan air

dengan perbandingan 70 : 30 (etanol 70% v/v). Serbuk rimpang kunir putih

sebanyak 1 kg dimasukkan ke dalam bejana dan dibasahi dengan cairan

penyari sebanyak 1,5 L (sampai semua serbuk terendam), dimaserasi selama 24

jam. Serbuk yang telah dibasahi tersebut lalu dimasukkan ke dalam sebuah

perkolator, kemudian ditambahkan sejumlah cairan penyari sehingga cairan

penyari mulai menetes dan serbuk masih ditutupi dengan suatu lapisan cairan

penyari. Cairan penyari dibiarkan menetes dan ditambahkan terus-menerus

sampai diperoleh hasil perkolat tidak berwarna. Perkolasi 1 kg serbuk rimpang

kunir putih membutuhkan pelarut etanol sekitar 7 L.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

32

4. Penetapan konsentrasi ekstrak rimpang kunir putih dengan nilai SPF 30

a. Scanning serapan pada panjang gelombang UV

Ekstrak rimpang kunir putih diukur absorbansinya dengan spektrofotometer

UV pada panjang gelombang 200 – 400 nm. Dari range tersebut, diamati

panjang gelombang yang memberikan serapan.

b. Pengukuran konsentrasi ekstrak rimpang kunir putih

Berbagai konsentrasi ekstrak rimpang kunir putih diukur absorbansinya

pada panjang gelombang 300 nm. Absorbansi yang didapat kemudian

dihitung sebagai nilai SPF. Konsentrasi yang mendekati nilai SPF 30 adalah

konsentrasi ekstrak yang digunakan untuk percobaan selanjutnya. Rumus

konversi absorbansi menjadi nilai SPF :

T1SPF = (Stanfield, 2003)

T log II log A0

−=−= (Walters et al., 1997)

SPF1 log A −=

A = log SPF

SPF = 10A

c. Pembuatan larutan baku kurkumin

Standar kurkumin E. Merck® dilarutkan dalam etanol p.a. sebagai larutan

stok. Dibuat seri pengenceran menggunakan etanol p.a. dari larutan stok

hingga diperoleh konsentrasi 4,0966 mg%, 5,1208 mg%, 6,1449 mg%,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

33

7,1691 mg%, 8,7054 mg%, dan 9,2174 dan mg%. Larutan baku tersebut

diukur serapannya pada λ 300 nm dengan spektrofotometer. Pembuatan seri

larutan baku dan pengukuran serapan tersebut setiap konsentrasi diulangi

sebanyak 3 kali, kemudian dibuat persamaan garis regresi linear kurva

bakunya.

5. Pengukuran kadar kurkumin dalam ekstrak rimpang kunir putih 10 %

a. Penetapan panjang gelombang (λ) maksimum

Larutan baku kurkumin diukur absorbansinya dengan spektrofotometer UV–

Vis pada panjang gelombang 200 – 700 nm. Panjang gelombang maksimum

ditandai dengan nilai serapan yang paling besar.

b. Pembuatan larutan baku kurkumin

Standar kurkumin E. Merck® dilarutkan dalam etanol p.a. sebagai larutan

stok. Dibuat seri pengenceran menggunakan etanol p.a. dari larutan stok

hingga diperoleh konsentrasi 0,1792 mg%, 0,2560 mg%, 0,3328 mg%,

0,4097 mg%, dan 0,4865 mg%. Larutan baku tersebut diukur serapannya

pada λ maks dengan spektrofotometer. Pembuatan seri larutan baku dan

pengukuran serapan tersebut setiap konsentrasi diulangi sebanyak 3 kali,

kemudian dibuat persamaan garis regresi linear kurva bakunya.

c. Pengukuran kadar kurkumin dalam ekstrak

Ekstrak rimpang kunir putih diambil 10 mL lalu diencerkan dengan etanol

p.a. sampai 100 mL (konsentrasi ekstrak 10 % v/v), kemudian larutan

tersebut diambil 5 mL lalu diencerkan dengan etanol p.a. sampai 10 mL

sehingga diperoleh konsentrasi ekstrak 5 % v/v. Ekstrak tersebut kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

34

diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum dengan

spektrofotometer. Pembuatan ekstrak dan pengukuran serapan diulangi

sebanyak 4 kali. Serapan yang didapat kemudian dimasukkan ke dalam

persamaan garis regresi linear kurva baku dan dikalikan dengan faktor

pengenceran sehingga diperoleh kadar kurkumin dalam ekstrak 10 % v/v.

6. Optimasi proses pembuatan gel

a. Formula

i. Formula gel sunscreen menurut A Formulary of Cosmetic Preparation

(Ash dan Michael, 1977)

Ethanol (SD-40) 48,0

Carbopol® 940 1,0

Escalol 106 (Glyceryl-p-amino benzoate) 3,0

Monoisopropilamine 0,09

Aquadest 47,91

Parfum 9,5

ii. Dalam optimasi formula ini dilakukan modifikasi formula dengan

berbagai konsentrasi gelling agent :

Carbopol® 940 (3 % b/v) 28,33 – 38,33 gram

Sorbitol 10 – 20 gram

Ekstrak rimpang kunir putih 10 gram

Aquadest 40 gram

Triethanolamine (TEA) 1 mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

35

Tabel II. Formula desain faktorial Formula Carbopol® 3 % (g) Sorbitol (g)

1 28,33 10 a 38,33 10 b 28,33 20 ab 38,33 20

b. Pembuatan gel

Ekstrak rimpang kunir putih dan sorbitol dicampur secara manual dengan

pengadukan tanpa pemanasan sampai homogen (campuran 1). Carbopol®

dan aquadest juga dicampur secara manual dengan pengadukan tanpa

pemanasan sampai homogen (campuran 2). Campuran (1) dimasukkan ke

dalam campuran (2) kemudian dicampur menggunakan mixer dengan

kecepatan 700 rpm selama 10 menit. Setelah campuran homogen,

tambahkan TEA sedikit demi sedikit sambil tetap dicampur mengunakan

mixer dengan kecepatan 700 rpm selama 5 menit.

7. Uji sifat fisik dan stabilitas gel sunscreen ekstrak rimpang kunir putih

a. Uji daya sebar

Uji daya sebar sediaan gel sunscreen ekstrak rimpang kunir putih dilakukan

48 jam setelah pembuatan dengan cara : gel ditimbang seberat 1,0 gram,

diletakkan di tengah kaca bulat berskala. Di atas gel diletakkan kaca bulat

lain dan pemberat dengan berat total 125 gram, didiamkan selama 1 menit,

kemudian dicatat penyebarannya (Garg, Aggarwal, dan Singla, 2002).

b. Uji viskositas

Pengukuran viskositas menggunakan alat Viscotester Rion seri VT 04

dengan cara : gel dimasukkan dalam wadah dan dipasang pada portable

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

36

viscotester. Viskositas gel diketahui dengan mengamati gerakan jarum

penunjuk viskositas. Uji ini dilakukan dua kali, yaitu (1) segera setelah gel

selesai dibuat dan (2) setelah disimpan selama 1 bulan untuk uji stabilitas.

8. Uji iritasi primer

0,5 g gel diletakkan di bawah kasa berukuran 1 inci persegi yang ditempatkan

di atas bagian kulit yang telah dicukur. Kasa diikatkan dengan cermat pada

hewan selama 24 jam. Pada akhir periode, kasa diambil dan reaksi kulit diberi

angka sesuai dengan tingkat (1) eritema dan (2) pembentukan edema. Reaksi

kulit dibaca lagi setelah 48 jam dan 72 jam (Lu, 1995).

Tabel III. Evaluasi reaksi iritasi kulit (Lu, 1995) Jenis Iritasi Skor

Tanpa eritema 0 Eritema hampir tidak tampak 1 Eritema berbatas jelas 2 Eritema moderat sampai berat 3

Eritema

Eritema berat (merah bit) sampai sedikit membentuk kerak 4 Tanpa edema 0 Edema hampir tidak tampak 1 Edema tepi berbatas jelas 2 Edema moderat (tepi naik ± 1 mm) 3

Edema

Edema berat (tepi naik lebih dari 1 mm dan meluas keluar daerah pejanan)

4

Tabel IV. Kriteria iritasi (Lu, 1995)

Indeks Iritasi Kriteria Iritasi Senyawa Kimia < 2 Kurang merangsang 2-5 Iritan Moderat >6 Iritan Berat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

37

F. Analisis Data dan Optimasi

Data yang terkumpul dari uji sifat fisik dianalisis dengan analisis statistik

Anova menggunakan taraf kepercayaan 95% dengan metode desain faktorial

untuk melihat besarnya efek yang dominan dalam menentukan sifat fisik gel.

Selanjutnya dibuat contour plot dengan menggunakan persamaan desain faktorial

dari masing-masing sifat fisik, kemudian contour plot tersebut digabungkan

menjadi contour plot superimposed untuk mencari area komposisi optimum

gelling agent dan humectant serta prediksi formula optimum gel sunscreen pada

komposisi gelling agent dan humectant yang diteliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembuatan Ekstrak Rimpang Kunir Putih (C. mangga Val.)

Tahap awal pembuatan ekstrak rimpang kunir putih adalah pengumpulan

bahan baku rimpang kunir putih yang diperoleh dari Wates, Kulonprogo.

Rimpang yang didapat kemudian disortasi, dibersihkan dari bahan organik asing

atau kotoran-kotoran yang melekat, seperti tanah, daun, batang, dan rimpang

tanaman lain. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa bahan baku simplisia

benar dan murni, berasal dari tanaman kunir putih (Curcuma mangga Val.).

Rimpang selanjutnya dicuci dengan air mengalir untuk menekan angka kuman,

kemudian ditiriskan agar kelebihan air mengalir. Rimpang yang sudah bersih lalu

dirajang dengan tebal irisan ± 3 mm. Perajangan ini dilakukan untuk mempercepat

dan memudahkan proses pengeringan simplisia. Irisan yang terlalu tebal dapat

memperlama proses pengeringan dan kemungkinan dapat menyebabkan simplisia

berjamur atau membusuk karena enzim yang terkandung masih aktif. Irisan yang

terlalu tipis juga tidak baik karena mempermudah terjadinya perusakan

kandungan kimia akibat reaksi oksidasi dan reduksi.

Irisan rimpang kunir putih kemudian dikeringkan di bawah sinar

matahari dan dilanjutkan dengan dikeringkan menggunakan oven. Pengeringan

tidak langsung dilakukan dengan menggunakan oven karena kapasitas irisan

rimpang yang dapat muat ke dalam oven hanya sedikit, sedangkan irisan rimpang

yang akan dikeringkan jumlahnya sangat banyak. Pengeringan di bawah sinar

38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

39

matahari dilakukan dengan menata irisan rimpang sedemikian rupa sehingga

irisan rimpang tidak saling menumpuk agar rimpang lebih cepat mengering dan

mencegah pertumbuhan kapang. Irisan rimpang ditutup dengan kain hitam untuk

menghindari terurainya kandungan kimia karena radiasi sinar matahari dan debu.

Pengeringan dilakukan agar simplisia tahan lama dalam penyimpanan karena

terurainya kandungan kimia akibat pengaruh enzim dapat dihindari, selain itu juga

bertujuan untuk menekan angka kapang. Irisan rimpang yang sudah cukup kering

kemudian dilanjutkan pengeringannya dengan menggunakan oven pada suhu 30 –

40ºC sampai simplisia sudah benar-benar kering, ditandai dengan simplisia mudah

hancur jika diremas atau mudah dipatahkan. Simplisia yang sudah kering

kemudian disortasi kembali untuk memisahkan simplisia dari sisa-sisa kotoran

dan simplisia yang rusak akibat proses sebelumnya. Simplisia selanjutnya

diserbuk dengan mesin penyerbuk. Penyerbukan bertujuan untuk meningkatkan

luas permukaan serbuk simplisia yang bersentuhan dengan pelarut, dengan

demikian semakin halus serbuk simplisia makin baik ekstraksinya. Akan tetapi,

penyerbukan yang terlalu halus menyebabkan banyak dinding sel pecah sehingga

zat yang tidak diinginkan akan ikut dalam hasil penyarian, selain itu serbuk akan

memadat atau merapat karena ukurannya yang terlalu kecil sehingga pelarut susah

membasahi serbuk karena ruang antar sel berkurang. Oleh karena itu, serbuk

simplisia yang didapat kemudian diayak dengan ukuran ayakan 20/30 agar ukuran

serbuk lebih homogen dan pembasahan oleh pelarut lebih mudah.

Serbuk simplisia kemudian diekstrak dengan pelarut etanol 70%. Etanol

70% digunakan sebagai pelarut karena penelitian ini merupakan studi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

40

pendahuluan sehingga yang diharapkan akan diperoleh adalah seluruh ekstraknya.

Pemilihan pelarut yang digunakan didasarkan pada kemampuannya melarutkan

metabolit sekunder (selektif), mudah dipindahkan, murah dan mudah diperoleh,

inert, tidak toksik, dan tidak mudah terbakar. Campuran etanol-air (etanol 70%)

digunakan sebagai pelarut karena air murah dan mudah diperoleh, stabil, tidak

mudah menguap dan tidak mudah terbakar, tidak beracun, dan alamiah,

sedangkan etanol dapat efisien berpenetrasi ke dalam membran sel, lebih selektif,

kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% ke atas, absorbsinya baik,

dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan, dan panas yang diperlukan

untuk pemekatan lebih sedikit. Etanol dapat melarutkan kurkumin yang

terkandung dalam ekstrak kunir putih yang berkhasiat sebagai bahan aktif gel

sunscreen (penyerap UV).

Ekstraksi serbuk rimpang kunir putih yang dilakukan adalah dengan cara

perkolasi, yaitu cara penyarian dengan mengalirkan cairan penyari melalui serbuk

simplisia yang telah dibasahi. Prinsip perkolasi adalah serbuk simplisia yang telah

dibasahi ditempatkan dalam suatu bejana silinder yang bagian bawahnya diberi

sekat berpori. Cairan penyari yang selalu baru dialirkan dari atas ke bawah

melalui serbuk tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang

dilalui sampai mencapai keadaan jenuh. Gerak ke bawah disebabkan oleh

kekuatan gaya berat (gravitasi) dikurangi dengan daya kapiler. Pemilihan

ekstraksi dengan cara perkolasi didasarkan pada cairan penyari yang selalu baru

sehingga memungkinkan zat yang larut dalam pelarut akan tersari hampir

seluruhnya, selain itu juga didasarkan pada tidak adanya pemanasan selama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

41

proses. Hal ini ditujukan agar amilum yang terdapat dalam simplisia tidak

mengembang karena amilum akan mengembang (swelling) dengan adanya panas

(73 – 82ºC). Jika mengembang, butiran amilum akan menutup pori-pori serbuk

sehingga senyawa lain yang berada di dalam serbuk tidak dapat tersari keluar

(Majeed, Badmaev, Shivakumar, dan Rajendran, 1995). Namun demikian,

kelemahan perkolasi adalah tidak dapat distandarisasi sehingga

reprodusibilitasnya rendah. Serbuk simplisia yang akan diperkolasi sebelumnya

harus melalui proses pembasahan atau maserasi selama 24 jam terlebih dahulu

untuk memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada cairan penyari memasuki

seluruh pori-pori dalam simplisia sehingga mempermudah penyarian selanjutnya

dengan perkolator. Perkolasi dilakukan sampai diperoleh tetesan yang jernih dari

perkolator. Hal ini menunjukkan bahwa tetesan yang dihasilkan hanyalah pelarut

yang tidak lagi mengandung ekstrak, dimana ekstrak yang tersari akan berwarna

kuning karena kandungan kurkumin dalam rimpang kunir putih. Perkolasi 1 kg

serbuk rimpang kunir putih membutuhkan pelarut etanol sekitar 7 L.

B. Penetapan Konsentrasi Ekstrak Rimpang Kunir Putih dengan

Nilai SPF 30

Sediaan gel sunscreen rimpang kunir putih yang akan dibuat diharapkan

memiliki nilai SPF 30. SPF merupakan nilai yang menyatakan kemampuan

sunscreen melindungi kulit dari paparan radiasi sinar UV terutama UVB. SPF

adalah perbandingan MED pada kulit yang sudah dilindungi sunscreen dengan

MED pada kulit yang tidak menggunakan sunscreen. Pemilihan nilai SPF 30 ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

42

didasarkan pada penggunaannya oleh konsumen di Indonesia. Nilai SPF 30

merupakan nilai SPF yang optimal karena sudah cukup melindungi kulit selama

waktu yang diperlukan. Indonesia termasuk negara tropis dimana matahari

bersinar terus-menerus sepanjang tahun dan setiap harinya bersinar dalam waktu

yang cukup lama. Akan tetapi, masyarakat Indonesia rata-rata berkulit sawo

matang atau kuning langsat, dimana kandungan melanin dalam kulit cukup tinggi

sehingga dapat menahan sinar UV lebih lama dibandingkan orang yang berkulit

putih. Oleh karena itu, nilai SPF yang digunakan tidak terlalu rendah dan juga

tidak terlalu tinggi. Nilai SPF yang terlalu tinggi memberikan efek yang tidak baik

untuk kesehatan karena sinar matahari yang dibutuhkan oleh tubuh tidak dapat

menembus kulit sama sekali.

Gambar 4. Spektrum serapan sediaan sunscreen

Gambar 4 menunjukkan perbandingan spektrum serapan sediaan

sunscreen yang menggunakan bahan aktif avobenzone dengan nilai SPF yang

berbeda-beda, yaitu nilai SPF 4, 30, dan 45. Sediaan sunscreen dengan nilai SPF

30 dapat menyerap UV dari panjang gelombang 290 – 400 nm dengan serapan

yang lebih besar daripada produk dengan nilai SPF 4, sedangkan sediaan dengan

nilai SPF 45 menyerap UV dari panjang gelombang 290 – 330 nm lebih banyak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

43

daripada sediaan dengan nilai SPF 30, tetapi lebih sedikit menyerap UV dengan

panjang gelombang 330 – 400 nm (Stanfield, 2003). Penggunaan sunscreen

dengan nilai SPF 30 dapat memberikan perlindungan terhadap kerusakan kulit

akibat paparan sinar matahari 30 kali lebih lama daripada kulit yang tidak

dilindungi sama sekali.

Konsentrasi ekstrak rimpang kunir putih yang digunakan harus dapat

memberikan nilai SPF 30 pada sediaan. Ekstrak rimpang kunir putih sebelumnya

discanning terlebih dahulu untuk melihat serapannya pada range panjang

gelombang sinar UV. Serapan yang dihasilkan oleh ekstrak rimpang kunir putih

ditunjukkan pada Gambar 5, dan dari hasil scanning ini diketahui bahwa ekstrak

rimpang kunir putih dapat menyerap panjang gelombang pada range sinar UVA –

UVB, yaitu pada panjang gelombang 290 – 400 nm.

Gambar 5. Scanning panjang gelombang ekstrak rimpang kunir putih

Ekstrak rimpang kunir putih dibuat dalam beberapa seri konsentrasi

kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 300 nm. Penggunaan

panjang gelombang 300 nm karena merupakan panjang gelombang pada range

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

44

UVB. Serapan (A) yang diperoleh kemudian dikonversikan menjadi nilai SPF

dengan rumus :

A = log SPF

SPF = 10A

Perhitungan nilai SPF pada masing-masing konsentrasi direplikasi tiga

kali kemudian dirata-rata. Hasil perhitungan SPF dari beberapa konsentrasi

ekstrak menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak rimpang kunir

putih semakin besar nilai SPF yang dihasilkan. Konsentrasi ekstrak 8% v/v

memberikan nilai SPF 6,466, konsentrasi ekstrak 9% v/v memberikan nilai SPF

23,686, konsentrasi ekstrak 10% v/v memberikan nilai SPF 30,224, konsentrasi

ekstrak 11% v/v memberikan nilai SPF 44,195, dan konsentrasi ekstrak 12% v/v

memberikan nilai SPF 62,534. Dengan demikian, nilai SPF 30 diperoleh dari

konsentrasi ekstrak 10% Konsentrasi ekstrak 10% memberikan serapan yang

cukup besar (tidak memenuhi hukum Lambert-Beer, absorbansi yang dihasilkan

lebih dari 0,8) untuk menghasilkan nilai SPF yang diinginkan (SPF 30) sehingga

perlu dilihat linearitas antara absorbansi dengan konsentrasi menggunakan kurva

baku.

Pembuatan kurva baku standar kurkuminoid dengan konsentrasi yang

menghasilkan serapan yang sama dengan serapan seri konsentrasi ekstrak

bertujuan untuk memastikan linearitas dari serapan yang diberikan oleh larutan

baku standar kurkuminoid agar dapat digunakan untuk menghitung nilai SPF.

Standar kurkumin yang digunakan adalah kurkuminoid dari E. Merck®. Hasil

perhitungan analisis regresi linear memberikan persamaan kurva baku y =

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

45

0,1964x – 0,0084 serta menunjukkan bahwa nilai r hitung adalah 0,9938, dan nilai

tersebut lebih tinggi daripada nilai r tabel dengan derajat bebas 4 dan taraf

kepercayaan 95% (r tabel = 0,811). Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa kurva

larutan baku standar kurkuminoid linear, dan dengan demikian dapat digunakan

untuk menentukan nilai SPF ekstrak rimpang kunir putih.

C. Pengukuran Kadar Kurkumin dalam Ekstrak Rimpang

Kunir Putih 10 %

Konsentrasi ekstrak rimpang kunir putih 10% menghasilkan nilai SPF 30

dalam sediaan gel sunscreen. Salah satu kandungan di dalam ekstrak yang

berperan dalam memberikan nilai SPF adalah kurkumin. Pengukuran kadar

kurkumin yang terhitung sebagai kadar kurkuminoid dalam ekstrak bertujuan

untuk mengetahui kadar senyawa identitas (kurkumin) dalam ekstrak rimpang

kunir putih. Standar kurkumin yang digunakan adalah kurkuminoid dari E.

Merck®. Standar kurkumin sebelumnya discanning pada panjang gelombang 200

– 700 nm untuk mendapatkan panjang gelombang maksimum kurkumin. Hasil

scanning (Gambar 6) menunjukkan bahwa standar kurkumin memberikan serapan

maksimum pada panjang gelombang 425, disamping itu juga dapat memberikan

serapan pada range panjang gelombang UVA dan UVB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

46

Gambar 6. Scanning panjang gelombang larutan kurkuminoid standar

Standar kurkumin dilarutkan dalam pelarut etanol p.a. kemudian dibuat

seri pengenceran dengan beberapa konsentrasi berbeda untuk membuat larutan

baku kurkumin dan masing-masing konsentrasi diukur serapannya pada panjang

gelombang 425 nm dengan spektrofotometer. Serapan pada larutan baku

kurkumin yang didapatkan sebaiknya memenuhi hukum Lambert-Beer untuk

meminimalkan kesalahan analisis.

Etanol p.a. digunakan sebagai pelarut karena memenuhi persyaratan

pemilihan pelarut pada pengukuran dengan spektrofotometer. Penetapan kadar

kurkumin dapat menggunakan spektrofotometer karena struktur kurkumin

mengandung kromofor dan gugus auksokrom yang bertanggung jawab dalam

penyerapan sinar UVA – UVB, ditunjukkan pada Gambar 7. Panjang gelombang

425 nm merupakan panjang gelombang maksimum dimana kurkumin

memberikan serapan maksimum. Serapan yang diperoleh dari seri larutan standar

kemudian dimasukkan ke dalam analisis regresi linear, sehingga dari hubungan

konsentrasi dan serapan didapat persamaan kurva baku yaitu y = 1,5737x +

0,0034 serta diperoleh nilai r hitung yaitu 0,9972, dimana nilai tersebut lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

47

tinggi daripada nilai r tabel dengan derajat bebas 3 dan taraf kepercayaan 95% (r

tabel = 0,878). Oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa persamaan kurva larutan

baku standar kurkuminoid tersebut dapat digunakan untuk menentukan

konsentrasi kurkumin dalam ekstrak rimpang kunir putih.

.

Keterangan : — kromofor — gugus auksokrom

Gambar 7. Ikatan terkonjugasi (kromofor) dan gugus auksokrom pada struktur kurkumin

Ekstrak rimpang kunir putih 10% memberikan hasil serapan yang terlalu

besar (tidak masuk dalam range kurva baku dan tidak memenuhi hukum Lambert-

Beer, absorbansi yang dihasilkan lebih dari 0,8). Oleh karena itu, ekstrak 10% v/v

diencerkan menjadi 5% v/v. Ekstrak tersebut kemudian diukur serapannya dan

direplikasi sebanyak empat kali. Serapan yang dihasilkan adalah 0,449; 0,426;

0,417; dan 0,420. Serapan yang didapat kemudian dimasukkan dalam persamaan

kurva baku dan dikalikan dengan faktor pengenceran, dari perhitungan diperoleh

kadar kurkumin (terhitung sebagai kurkuminoid) dalam ekstrak rimpang kunir

putih 10% sebesar 5,3955 0,1839 ppm. ±

D. Sifat Fisik dan Stabilitas Gel

Masalah yang berhubungan dengan pembuatan produk topikal adalah

kualitas farmasetis. Kualitas sediaan gel dapat dilihat dari sifat fisik dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

48

stabilitasnya. Sifat fisik gel meliputi daya sebar dan viskositas sediaan, sedangkan

stabilitas gel dapat dilihat dari pergeseran viskositas setelah sediaan disimpan

selama satu bulan.

Daya sebar merupakan sifat fisik yang penting pada formulasi dan

berperan pada pemerataan dosis pada tempat aplikasi. Pengukuran daya sebar

menggunakan metode parallel-plate, dimana metode ini paling sering digunakan

untuk mengukur daya sebar pada sediaan semisolid. Gel diletakkan di antara dua

buah piringan kaca yang di atasnya diberi beban. Keuntungan metode ini adalah

sederhana, relatif murah, dan reprodusibilitas cukup baik. Daya sebar diukur

setelah 48 jam dari pembuatan, gel ditimbang 1 g dan diletakkan di atas piringan

kaca berskala, kemudian gel ditutup dengan piringan kaca dan di atasnya diberi

beban sehingga berat total piringan kaca dan beban adalah 125 g. Diameter rata-

rata dari lima kali pengukuran sebaran gel dilakukan setelah didiamkan selama

satu menit. Nilai daya sebar yang baik untuk semistiff adalah kurang dari 5 cm

(Garg et al., 2002).

Viskositas gel berperan dalam menentukan daya alir sediaan agar mudah

dikeluarkan dari kemasan, kemudahan dalam pengaplikasian, dan penerimaan

oleh konsumen. Pengukuran viskositas dilakukan sebanyak dua kali, yaitu segera

setelah pembuatan untuk mengetahui kekentalan sediaan dan satu bulan setelah

pembuatan untuk mengetahui pergeseran viskositas yang dapat menggambarkan

stabilitas gel selama penyimpanan. Viskositas yang meningkat akan memperlama

waktu tinggal sediaan di tempat aplikasi, tetapi relatif akan menurunkan daya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

49

sebar (Garg et al., 2002). Gel dikatakan stabil apabila nilai pergeseran

viskositasnya kecil.

Hasil pengukuran daya sebar, viskositas, dan pergeseran viskositas gel

sunscreen :

Tabel V. Hasil pengukuran sifat fisik dan stabilitas gel

Formula Daya Sebar (cm)

Viskositas (dPa.s)

δ Viskositas (%)

1 4,277 ± 0,096 243,75 ± 10,897 5,487 ± 2,434 a 4,185 ± 0,083 268,75 ± 3,769 1,395 ± 0,741 b 4,248 ± 0,081 257,50 ± 5,839 2,487 ± 2,506 ab 4,217 ± 0,088 261,25 ± 4,330 1,967 ± 1,268

Pengaruh dominan dari Carbopol® 3% b/v, sorbitol, atau interaksi antar

keduanya dalam menentukan sifat fisik dan stabilitas gel sunscreen dapat

diketahui melalui beberapa cara, yaitu perhitungan efek dengan desain faktorial,

grafik, dan analisis Yate’s Treatment.

Perhitungan efek dengan desain faktorial dari masing-masing faktor dan

interaksi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap

respon. Semakin besar efek yang diperoleh maka semakin dominan faktor tersebut

mempengaruhi sifat fisik dan pergeseran viskositas gel. Efek yang dihasilkan

dapat memberikan nilai positif maupun negatif terhadap respon. Efek dengan nilai

positif menunjukkan bahwa faktor tersebut mempengaruhi peningkatan viskositas,

daya sebar, dan pergeseran viskositas semakin tinggi (perubahan viskositas akan

meningkat). Efek dengan nilai negatif menunjukkan bahwa faktor tersebut

mempengaruhi penurunan viskositas dan daya sebar, serta pergeseran viskositas

semakin kecil (perubahan viskositas akan menurun).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

50

Hasil perhitungan efek masing-masing faktor dan interaksi dalam

mempengaruhi daya sebar, viskositas, dan pergeseran viskositas gel sunscreen

adalah sebagai berikut :

Tabel VI. Efek Carbopol® 3% b/v, efek sorbitol, dan efek interaksi antar keduanya dalam menentukan sifat fisik gel sunscreen

Faktor Daya Sebar Viskositas δ Viskositas Carbopol® 3% b/v | – 0,0615 | 14,375 | – 2,306 | Sorbitol 0,0015 3,125 | – 1,214 | Interaksi 0,0305 | – 10,625 | 1,786

Interpretasi grafik hubungan respon-Carbopol® 3% b/v dan grafik

hubungan respon-sorbitol dapat memperlihatkan besar pengaruhnya masing-

masing terhadap respon.

Analisis Yate’s Treatment bertujuan untuk menegaskan faktor yang

dominan dalam mempengaruhi respon. Hipotesis alternatif (H1) ditentukan untuk

mengetahui apakah suatu faktor benar-benar menentukan respon, yaitu terdapat

regresi (hubungan) antara faktor Carbopol®, sorbitol, dan interaksi keduanya

dengan respon, sedangkan H0 merupakan negasi dari H1 yaitu tidak terdapat

regresi (hubungan) antara faktor Carbopol®, sorbitol, dan interaksi keduanya

dengan respon. Nilai F yang diperoleh (F hitung) dari perhitungan dengan analisis

Yate’s Treatment dibandingkan dengan nilai F tabel. H1 diterima dan H0 ditolak

apabila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F tabel, yang berarti bahwa faktor

berpengaruh secara signifikan terhadap respon. F tabel diperoleh dari nilai

Fα(numerator,denominator), dimana taraf kepercayaan yang digunakan pada

analisis ini adalah 95%, derajat bebas faktor dan interaksi (experiment) sebagai

numerator, yaitu 1, dan derajat bebas experimental error sebagai denominator,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

51

yaitu 3, sehingga didapat F tabel untuk faktor dan interaksi pada semua respon

adalah F0,05(1,3) dengan nilai 10,128.

1. Daya Sebar

Perhitungan efek Carbopol® 3% b/v, efek sorbitol, dan efek interaksi

dengan analisis desain faktorial yang ditunjukkan dalam Tabel VI

membuktikan bahwa Carbopol® 3% b/v paling dominan dalam menentukan

daya sebar gel. Efek Carbopol® 3% b/v bernilai negatif yang berarti dominan

menurunkan daya sebar gel. Peningkatan Carbopol® 3% b/v dari level rendah ke

level tinggi akan menurunkan daya sebar. Efek sorbitol bernilai positif yang

berarti berpengaruh meningkatkan daya sebar gel, tetapi efeknya tidak

dominan dalam menentukan daya sebar gel. Peningkatan sorbitol dari level

rendah ke level tinggi akan meningkatkan daya sebar gel. Efek interaksi antara

Carbopol® 3% b/v dengan sorbitol bernilai positif yang berarti berpengaruh

meningkatkan daya sebar gel. Efeknya lebih dominan daripada efek sorbitol

dalam meningkatkan daya sebar gel, tetapi kurang dominan daripada efek

Carbopol® 3% b/v dalam menentukan daya sebar gel.

Pengaruh peningkatan penggunaan Carbopol® 3% b/v sebagai gelling

agent dan sorbitol sebagai humectant terhadap daya sebar gel dapat dilihat

melalui grafik berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

52

4,17

4,20

4,23

4,26

4,29

28 31 34 37 40Carbopol 3% b/v (g)

Day

a Se

bar

(cm

)

Level rendah SorbitolLevel tinggi Sorbitol

4,17

4,20

4,23

4,26

4,29

9 12 15 18 21Sorbitol (g)

Day

a Se

bar

(cm

)

Level rendah Carbopol 3%Level tinggi Carbopol 3%

Gambar 8a Gambar 8b Gambar 8. Hubungan pengaruh Carbopol® 3% b/v (a) dan Sorbitol (b)

terhadap daya sebar gel sunscreen

Peningkatan jumlah Carbopol® 3% b/v yang digunakan dalam formula

gel pada penggunaan sorbitol level rendah maupun level tinggi akan

menurunkan daya sebar gel. Peningkatan Carbopol® 3% b/v dari level rendah ke

level tinggi akan menurunkan daya sebar lebih besar pada penggunaan sorbitol

level rendah dibandingkan penggunaan sorbitol level tinggi (Gambar 8a).

Peningkatan jumlah sorbitol yang digunakan pada formula gel pada

penggunaan Carbopol® 3% b/v level rendah akan menurunkan daya sebar gel,

sedangkan peningkatan jumlah sorbitol yang digunakan pada formula gel pada

penggunaan Carbopol® 3% b/v level tinggi akan meningkatkan daya sebar gel

(Gambar 8b).

Perhitungan dengan analisis Yate’s Treatment dalam taraf

kepercayaan 95% untuk respon daya sebar gel ditunjukkan dalam Tabel VII.

Nilai F hitung yang diperoleh dari analisis Yate’s Treatment membuktikan

bahwa Carbopol® 3% b/v dan interaksi memberikan pengaruh bermakna secara

statistik terhadap perubahan respon daya sebar karena nilai F hitung keduanya

lebih besar dari nilai F tabel (10,128), yaitu 372,764 dan 86,523. Carbopol®

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

53

3% b/v merupakan faktor dominan dalam menurunkan daya sebar gel dan

interaksi antara Carbopol® 3% b/v dengan sorbitol merupakan faktor yang

dominan dalam meningkatkan daya sebar gel. Hal ini menegaskan bahwa

Carbopol® 3% b/v adalah faktor yang memiliki pengaruh paling dominan dan

signifikan dalam menentukan daya sebar gel.

Tabel VII. Analisis Yate’s Treatment untuk respon daya sebar gel

Source of variation

Degrees of

freedom Sum of square Mean square F

Replikasi 1 0,000000125 0,000000125 Perlakuan 3 0,009402375 0,003134125 Carbopol® 3% 1 0,007626125 0,007626125 372,764 Sorbitol 1 0,000006125 0,000006125 0,299 Interaksi 1 0,001770125 0,001770125 86,523 Experimental error

3 0,000061375 0,0000204583

Total 7 0,0094875

Carbopol® 3% b/v merupakan faktor yang paling dominan dalam

menentukan daya sebar gel karena Carbopol® termasuk senyawa polimer,

dimana kohesivitasnya sangat dipengaruhi oleh konsentrasinya (Garg et al.,

2002). Peningkatan konsentrasi Carbopol® akan meningkatkan viskositas

sediaan, dengan demikian daya sebar yang memiliki korelasi berbanding

terbalik dengan viskositas akan menurun.

2. Viskositas

Perhitungan efek Carbopol® 3% b/v, efek sorbitol, dan efek interaksi

dengan analisis desain faktorial yang ditunjukkan dalam Tabel VI

membuktikan bahwa Carbopol® 3% b/v paling dominan dalam menentukan

viskositas gel. Efek Carbopol® 3% b/v bernilai positif yang berarti dominan

meningkatkan viskositas gel. Peningkatan Carbopol® 3% b/v dari level rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

54

ke level tinggi akan meningkatkan viskositas. Efek sorbitol bernilai positif

yang berarti berpengaruh meningkatkan viskositas gel, tetapi efeknya tidak

dominan dalam menentukan viskositas gel. Peningkatan sorbitol dari level

rendah ke level tinggi akan meningkatkan viskositas gel. Efek interaksi antara

Carbopol® 3% b/v dengan sorbitol bernilai negatif yang berarti berpengaruh

menurunkan viskositas gel. Efeknya lebih dominan daripada efek sorbitol

dalam menentukan viskositas gel, tetapi kurang dominan daripada efek

Carbopol® 3% b/v dalam menentukan viskositas gel.

Pengaruh peningkatan penggunaan Carbopol® 3% b/v sebagai gelling

agent dan sorbitol sebagai humectant terhadap viskositas gel dapat dilihat

melalui grafik berikut :

240

250

260

270

28 31 34 37 40Carbopol 3% b/v (g)

Vis

kosi

tas (

dPa.

s)

Level rendah SorbitolLevel tinggi Sorbitol

240

250

260

270

9 12 15 18 21Sorbitol (g)

Vis

kosi

tas (

dPa.

s)

Level rendah Carbopol 3%Level tinggi Carbopol 3%

Gambar 9a Gambar 9b Gambar 9. Hubungan pengaruh Carbopol® 3% b/v (a) dan Sorbitol (b)

terhadap viskositas gel sunscreen

Peningkatan jumlah Carbopol® 3% b/v yang digunakan dalam formula

gel pada penggunaan sorbitol level rendah maupun level tinggi akan

meningkatkan viskositas gel. Peningkatan Carbopol® 3% b/v dari level rendah

ke level tinggi akan meningkatkan viskositas lebih besar pada penggunaan

sorbitol level rendah dibandingkan dengan penggunaan sorbitol level tinggi

(Gambar 9a).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

55

Peningkatan jumlah sorbitol yang digunakan pada formula gel pada

penggunaan Carbopol® 3% b/v level rendah akan meningkatkan viskositas gel,

sedangkan peningkatan jumlah sorbitol yang digunakan pada formula gel pada

penggunaan Carbopol® 3% b/v level tinggi akan menurunkan viskositas gel

(Gambar 9b).

Perhitungan dengan analisis Yate’s Treatment dalam taraf

kepercayaan 95% untuk respon viskositas gel ditunjukkan dalam Tabel VIII.

Nilai F hitung yang diperoleh dari analisis Yate’s Treatment membuktikan

bahwa Carbopol® 3% b/v dan interaksi memberikan pengaruh bermakna secara

statistik terhadap perubahan respon viskositas karena nilai F hitung keduanya

lebih besar dari nilai F tabel (10,128), yaitu 34,062 dan 18,610. Carbopol® 3%

b/v merupakan faktor dominan dalam meningkatkan viskositas gel dan interaksi

antara Carbopol® 3% b/v dengan sorbitol merupakan faktor yang dominan

dalam menurunkan viskositas gel. Hal ini menegaskan bahwa Carbopol® 3%

b/v adalah faktor yang memiliki pengaruh paling dominan dan signifikan dalam

menentukan viskositas gel.

Tabel VIII. Analisis Yate’s Treatment untuk respon viskositas gel

Source of variation

Degrees of

freedom Sum of square Mean square F

Replikasi 1 0,78125 0,78125 Perlakuan 3 658,59375 219,53125 Carbopol® 3% 1 413,28125 413,28125 34,062 Sorbitol 1 19,53125 19,53125 1,610 Interaksi 1 225,78125 225,78125 18,610 Experimental error

3 36,39935 12,13312

Total 7 695,77435

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

56

Carbopol® 3% b/v merupakan faktor yang paling dominan dalam

menentukan viskositas gel karena peningkatan konsentrasi Carbopol®, yang

termasuk dalam senyawa polimer, akan meningkatkan viskositas sediaan (Garg

et al., 2002).

3. Stabilitas

Perhitungan efek Carbopol® 3% b/v, efek sorbitol, dan efek interaksi

dengan analisis desain faktorial yang ditunjukkan dalam Tabel VI

membuktikan bahwa Carbopol® 3% b/v paling dominan dalam menentukan

pergeseran viskositas gel. Efek Carbopol® 3% b/v bernilai negatif yang berarti

dominan menurunkan pergeseran viskositas gel. Peningkatan Carbopol® 3% b/v

dari level rendah ke level tinggi akan menggeser viskositas dengan perubahan

yang lebih sedikit (jarak antara viskositas awal dengan viskositas setelah

penyimpanan menjadi lebih kecil). Efek sorbitol bernilai negatif yang berarti

berpengaruh menurunkan pergeseran viskositas gel, tetapi efeknya tidak

dominan dalam menentukan pergeseran viskositas gel. Peningkatan sorbitol

dari level rendah ke level tinggi akan menggeser viskositas dengan perubahan

yang lebih sedikit. Efek interaksi antara Carbopol® 3% b/v dengan sorbitol

bernilai positif yang berarti berpengaruh meningkatkan pergeseran viskositas

gel (jarak antara viskositas awal dengan viskositas setelah penyimpanan

menjadi lebih besar). Efeknya lebih dominan daripada efek sorbitol, tetapi

kurang dominan daripada efek Carbopol® 3% b/v dalam menentukan pergeseran

viskositas gel.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

57

Pengaruh peningkatan penggunaan Carbopol® 3% b/v sebagai gelling

agent dan sorbitol sebagai humectant terhadap pergeseran viskositas gel dapat

dilihat melalui grafik berikut :

0123456

28 30 32 34 36 38 40Carbopol 3% b/v (g)

Perg

eser

an

Vis

kosi

tas (

%)

Level rendah Sorbitol Level tinggi Sorbitol

0123456

9 11 13 15 17 19 21Sorbitol (g)Pe

rges

eran

Vis

kosi

tas

(%)

Level rendah Carbopol 3%Level tinggi Carbopol 3%

Gambar 10a Gambar 10b Gambar 10. Hubungan pengaruh Carbopol® 3% b/v (a) dan Sorbitol (b)

terhadap pergeseran viskositas gel sunscreen

Peningkatan jumlah Carbopol® 3% b/v yang digunakan dalam formula

gel pada penggunaan sorbitol level rendah maupun level tinggi akan

menurunkan pergeseran viskositas gel. Peningkatan Carbopol® 3% b/v dari

level rendah ke level tinggi akan menurunkan pergeseran viskositas lebih besar

pada penggunaan sorbitol level rendah dibandingkan penggunaan sorbitol level

tinggi (Gambar 10a).

Peningkatan jumlah sorbitol yang digunakan pada formula gel pada

penggunaan Carbopol® 3% b/v level rendah akan menurunkan pergeseran

viskositas gel, sedangkan peningkatan jumlah sorbitol yang digunakan pada

formula gel pada penggunaan Carbopol® 3% b/v level tinggi akan

meningkatkan pergeseran viskositas gel (Gambar 10b).

Perhitungan dengan analisis Yate’s Treatment dalam taraf

kepercayaan 95% untuk respon viskositas gel ditunjukkan dalam Tabel IX.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

58

Nilai F hitung yang diperoleh dari analisis Yate’s Treatment membuktikan

bahwa Carbopol® 3% b/v, sorbitol, maupun interaksi antara Carbopol® 3% b/v

dengan sorbitol tidak memberikan pengaruh bermakna secara statistik terhadap

perubahan respon pergeseran viskositas karena nilai F hitung lebih kecil dari

nilai F tabel (10,128), yaitu 7,830; 2,169; dan 4,695. Carbopol® 3% b/v

merupakan faktor dominan dalam menurunkan pergeseran viskositas gel, tetapi

dari hasil analisis Yate’s Treatment menegaskan bahwa Carbopol® 3% b/v tidak

memberikan pengaruh yang signifikan.

Tabel IX. Analisis Yate’s Treatment untuk respon pergeseran viskositas gel

Source of variation

Degrees of

freedom Sum of square Mean square F

Replikasi 1 0,0250880 0,0250880 Perlakuan 3 19,9670685 6,6556895 Carbopol® 3% 1 10,6398845 10,6398845 7,830 Sorbitol 1 2,9475920 2,9475920 2,169 Interaksi 1 6,3795920 6,3795920 4,695 Experimental error

3 4,0768590 1,358953

Total 7 24,0690155

E. Optimasi Formula Gel Sunscreen

Formula gel sunscreen yang telah diuji sifat fisik dan stabilitas kemudian

dilakukan optimasi berdasarkan contour plot dengan perhitungan persamaan

regresi desain faktorial. Optimasi formula bertujuan untuk memperoleh formula

gel sunscreen yang optimum, yaitu formula yang memenuhi karakteristik yang

baik sesuai dengan yang dikehendaki dari bentuk sediaan. Area optimum

komposisi Carbopol® sebagai gelling agent dan sorbitol sebagai humectant untuk

mendapatkan respon yang dikehendaki dapat diperoleh dari masing-masing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

59

contour plot sifat fisik, yaitu daya sebar dan viskositas, serta stabilitas yang

digabungkan dalam contour plot superimposed.

Optimasi terhadap formula gel sunscreen meliputi daya sebar, viskositas,

dan stabilitas gel. Daya sebar yang terlalu rendah dan viskositas yang terlalu

tinggi pada sediaan gel dapat mempersulit pemerataan sediaan saat diaplikasikan

ke kulit maupun pengeluaran sediaan dari kemasan. Hasil optimasi formula

diharapkan akan diperoleh sediaan gel sunscreen yang memiliki viskositas dan

daya sebar yang baik. Optimasi formula gel sunscreen terhadap stabilitas dilihat

dari pergeseran viskositas yang terjadi setelah gel disimpan selama satu bulan.

Hasil optimasi formula gel diharapkan akan meminimalkan kemungkinan

pergeseran viskositas yang terjadi

Persamaan desain faktorial pada respon daya sebar gel sunscreen yang

diperoleh adalah Y = 4,7395 – 0,0153 (A) – 0,0202 (B) + 6,1 .10–4 (A)(B), dari

persamaan ini dapat dibuat contour plot daya sebar sebagai berikut:

Gambar 11. Contour plot daya sebar gel sunscreen ekstrak rimpang kunir

putih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

60

Area komposisi optimum gel untuk memperoleh respon daya sebar

seperti yang dikehendaki, terbatas pada jumlah bahan yang diteliti, dapat

ditentukan dari contour plot daya sebar gel (Gambar 11). Daya sebar gel yang

optimum diharapkan dapat menjamin pemerataan gel sunscreen saat diaplikasikan

ke kulit, selain itu juga dapat memudahkan pengeluaran gel sunscreen dari

kemasan. Hasil respon yang digunakan dalam optimasi adalah respon dengan

daya sebar kurang dari sama dengan 5 cm karena memiliki area daya sebar

formula yang optimum dan diharapkan daya sebar gel sunscreen tersebut

mendekati nilai daya sebar yang direkomendasikan untuk sediaan semistiff, yaitu

≤ 5 cm (Garg et al., 2002).

Persamaan desain faktorial pada respon viskositas gel sunscreen yang

diperoleh adalah Y = 98,9738 + 4,625 (A) + 7,3951 (B) – 0,2125 (A)(B)dari

persamaan ini dapat dibuat contour plot viskositas sebagai berikut:

Gambar 12. Contour plot viskositas gel sunscreen ekstrak rimpang kunir

putih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

61

Area komposisi optimum gel untuk memperoleh respon viskositas seperti

yang dikehendaki, terbatas pada jumlah bahan yang diteliti, dapat ditentukan dari

contour plot viskositas gel (Gambar 12). Viskositas gel yang optimum diharapkan

dapat menjamin kenyamanan dan pemerataan gel sunscreen saat diaplikasikan ke

kulit, selain itu juga dapat memudahkan pengeluaran gel sunscreen dari kemasan.

Hasil respon yang digunakan dalam optimasi adalah respon dengan viskositas

antara 250 – 260 dPa.s. Hal ini didasarkan pada hasil subjective assessment,

dimana konsumen dapat menerima sediaan dengan viskositas tersebut.

Persamaan desain faktorial pada respon pergeseran viskositas gel

sunscreen yang diperoleh adalah Y = 30,1991 – 0,7664 (A) – 1,3120 (B) + 0,0357

(A)(B), dari persamaan ini dapat dibuat contour plot pergeseran viskositas sebagai

berikut:

Gambar 13. Contour plot pergeseran viskositas gel sunscreen ekstrak

rimpang kunir putih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

62

Area komposisi optimum gel untuk memperoleh respon pergeseran

viskositas seperti yang dikehendaki, terbatas pada jumlah bahan yang diteliti,

dapat ditentukan dari contour plot pergeseran viskositas gel (Gambar 13).

Pergeseran viskositas gel yang optimum diharapkan dapat menjamin kestabilan

sediaan gel sunscreen selama penyimpanan agar sifat fisik dan keefektifan gel

sunscreen tidak berubah. Penelitian metilhidroksietilselulosa (polimer semi-

sintetik) menggunakan metode pengukuran single-point untuk mengetahui

stabilitas polimer pada berbagai temperatur membuktikan bahwa ada sedikit

perubahan viskositas pada penyimpanan selama 2 bulan pada temperatur ruangan

dan temperatur pendingin. Penyimpanan pada temperatur 40ºC akan

menyebabkan penurunan viskositas 15% atau lebih (Zatz et al., 1996). Hasil

respon yang digunakan dalam optimasi adalah respon dengan pergeseran

viskositas kurang dari atau sama dengan 3% karena memiliki area pergeseran

viskositas formula yang optimum dan diharapkan pergeseran viskositas yang

terjadi sangat minimal atau bahkan tidak terjadi.

Formula optimum pada level gelling agent dan humectant yang diteliti

dapat diperoleh melalui penggabungan area komposisi optimum pada contour plot

dari uji daya sebar, viskositas, dan stabilitas gel yang telah dilakukan. Komposisi

gelling agent dan humectant yang optimum dapat memberikan formula gel

dengan karakteristik sifat fisik dan stabilitas yang baik dan sesuai dengan yang

diharapkan. Grafik contour plot area optimum dari masing-masing uji yang telah

dipilih digabungkan dalam grafik contour plot superimposed sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

63

Gambar 14. Contour plot superimposed sifat fisik dan stabilitas gel sunscreen

ekstrak rimpang kunir putih

Area komposisi optimum gel sunscreen dengan respon yang dikehendaki

dalam batas jumlah bahan yang diteliti didasarkan pada contour plot sifat fisik dan

stabilitas gel. Gambar 14 menunjukkan area komposisi optimum gel sunscreen

dengan Carbopol® 3% b/v sebagai gelling agent dan sorbitol sebagai humectant

dengan respon yang dipilih meliputi daya sebar kurang dari 5 cm, viskositas

antara 250 – 260 dPa.s, dan pergeseran viskositas kurang dari 3%. Area tersebut

diprediksi sebagai formula optimum gel tanpa adanya indikasi mengiritasi kulit.

Area komposisi optimum menunjukkan bahwa penggunaan Carbopol® 3% b/v

tidak boleh terlalu tinggi, sedangkan sorbitol dapat digunakan dari level rendah

sampai level tinggi.

F. Uji Iritasi Primer Gel Sunscreen Ekstrak Rimpang Kunir Putih

Uji iritasi primer gel sunscreen ekstrak rimpang kunir putih bertujuan

untuk mengetahui daya iritasi sediaan gel terhadap kulit. Uji ini dilakukan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

64

menegaskan bahwa sediaan gel sunscreen yang telah dibuat tidak menimbulkan

iritasi pada kulit. Uji iritasi primer menggunakan kelinci albino sebagai hewan

percobaan karena kulitnya tidak memiliki pigmen sehingga dapat mempermudah

pemberian perlakuan dan pengamatan efek iritasi. Iritasi yang timbul ditandai

dengan adanya eritema (kemerahan) dan edema (pembengkakan) pada kulit yang

telah diberi gel sunscreen. Hasil perhitungan indeks iritasi primer adalah sebagai

berikut :

Tabel X. Skor indeks iritasi primer gel sunscreen pada kelinci albino Formula Indeks Iritasi Primer

1 0 a 0 b 0 ab 0

Hasil uji iritasi primer gel sunscreen yang ditampilkan dalam Tabel X

menunjukkan bahwa formula 1, formula a, formula b, dan formula ab memberikan

nilai indeks iritasi primer 0, dimana nilai indeks iritasi primer kurang dari 2

memiliki kriteria iritasi kurang merangsang (Lu, 1995). Keempat formula gel

sunscreen yang telah dibuat tersebut bersifat kurang merangsang. Hal ini dapat

membuktikan bahwa gel sunscreen ekstrak rimpang kunir putih bersifat kurang

merangsang terhadap timbulnya iritasi pada kulit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Ekstrak rimpang kunir putih dapat memberikan serapan pada range panjang

gelombang UVA – UVB (290 – 400 nm).

2. Carbopol® 3% b/v memberikan efek paling dominan dalam menentukan respon

daya sebar, viskositas, dan pergeseran viskositas gel sunscreen setelah

penyimpanan selama satu bulan.

3. Diperoleh area optimum formula gel sunscreen dengan Carbopol® 3% b/v

sebagai gelling agent dan sorbitol sebagai humectant berdasarkan contour plot

superimposed yang meliputi daya sebar, viskositas, dan stabilitas gel pada level

yang diteliti.

B. Saran

1. Kandungan kimia yang terkandung dalam rimpang kunir putih perlu diteliti

lebih lanjut untuk mendapatkan senyawa-senyawa yang dapat mengabsorbsi

sinar UVA – UVB.

2. Uji SPF sediaan gel sunscreen ekstrak rimpang kunir putih perlu diteliti lebih

lanjut dengan cara in vivo.

65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

66

DAFTAR PUSTAKA

Allen Jr., Loyd V., 2002, The Art, Science, and Technology of Pharmaceutical

Compounding, Second edition, 301-315, American Pharmaceutical Association, USA.

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, 9, 567, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

--------, 1986, Sediaan Galenik, 3, 6-7, 19-21, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

--------, 1999, Sunscreen Drug Produgs for Over-The Counter Human Use, http://www.fda.gov/cder/otcmonographs/Sunscreen/sunscreen(352).pdf. Diakses pada 10 Februari 2007.

--------, 2000a, Curcuminoids-Pharmacological Efects. Curcuminoids [serial Online], www.curcuminoids.com/Pharmacological.htm. Diakses pada 13 Januari 2006.

--------, 2000b, Remington : The Science and Practice of Pharmacy, 20th Ed., 1032 – 1033, Edited by Daniel Limner, University of the Sciences in Philadephia, USA.

--------, 2001, Final Report on the Safety Assessment of Carbomers-934, -910P, -940, -941, and -962, http://www.personalcare.noveon.com/Toxicology/finalsafety.pdf. Diakses pada 19 November 2006.

--------, 2003, Kunir Putih, http://nusaindah.tripod.com/kunirputih.htm. Diakses pada 20 Februari 2006.

--------, 2004a, Sunblock is the Most Important Cosmetic You Will Ever Use, www.holistic-facial-skin-care.com/sunblock.html. Diakses pada 13 November 2005.

--------, 2004b, Kunir Putih, www.geocities.com/jamusegar/kp.html. Diakses pada 10 Februari 2006.

--------, 2005a, UVA – UVB Sun Rays, www.skin911.com/UV A - UV B Sun Rays.htm. Diakses pada 13 November 2005.

--------, 2005b, Sorbitol, http://en.wikipedia.org/wiki/sorbitol.htm. Diakses pada 19 April 2006.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

67

Anonim, 2006a, The Chemical Sunscreen Health Disaster, http://www.skinbiology.com/toxicsunscreens.html. diakses pada 28 Februari 2007.

--------, 2006b, Water Soluble Carbomer for Thickening, Suspending, and Stabilizing, http://www.pharma-excipients.com/carbomer_940-980.html. Diakses pada tanggal 19 November 2006.

--------, 2006c, Understanding Free Radicals and Antioxidants, http://www.healthchecksystems.com. Diakses pada tanggal 22 Februari 2007.

--------, 2007a, Ultraviolet, http://en.wikipedia.org/wiki/Ultraviolet. Diakses pada 6 Januari 2007.

--------, 2007b, Sunscreen, http://en.wikipedia.org/wiki/Sun_protection_factor. Diakses pada 6 Januari 2007.

--------, 2007c, Active Ingredients in Sunscreens, http://www.geocities.com/Hotsprings/4809/sunscr.htm. Diakses pada 6 Januari 2007.

Anief, Moh., 2003, Ilmu Meracik Obat, 71, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Ansel, Howard C., 1989, Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms, Edisi IV, 313, 390, diterjemahkan oleh Farida Ibrahim, Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Ariens, Y., Simons, C., dan Mutschler, E., 1985, General Toxicology, Edisi I, 127-134, diterjemahkan oleh R. Yoke, dkk, UGM Press, Yogyakarta.

Ash, I., dan Michael, 1977, A Formulary of Cosmetic Preparations, Chemical Publishing Co., New York.

Badmaev, Vladimir M.D., 2003, Cross-regulin Composition of Turmeric-derived Tetrahydrocurcuminoids for Skin Lightening and Protection Against UVB Rays, www.sabinsa.com. Diakses pada tanggal 13 Januari 2006.

Badmaev, Vladimir M.D., Prakash, Lakshmi., dan Majeed, Muhammed, 2005, Topical and Nutraceutical Skin Care Naturals, www.personalcaremagazine.com. Diakses pada 13 Januari 2006.

Bolton, S., 1990, Pharmaceutical Statistics Practical and Clinical Applications, 3th Ed., 308-553, Marcel Dekker Inc., New York.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

68

Calder, Vince, 2005, How Does Sunblock Blockout UVA and UVB Rays, www.PhysLink.com. Diakses pada 17 November 2005.

Fessenden, Ralp J., dan Fessenden, Joan S., 1986, Kimia Organik, jilid II, diterjemahkan oleh Aloysius Hadyana Pudjaatmaka, edisi III, 436-437, 439-440, 447, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Garg, Alka, Aggrawal, Deeplika, Garg, Sanjay, dan Singla, Anil K., 2002, Spreading of Semisolid Formulations. Pharmaceutical Technology, September 2002, 84-105.

Harborne, J.B., 1984, Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Iwang Soediro, edisi III, 70-72, Penerbit ITB, Bandung.

Heinrich, M., Barnes, J., Gibbons, S., dan Williamson, Elizabeth M., 2004, Fundamentals of Pharmacognosy and Phytotherapy, 264, Elsevier Science Limited, UK.

Hutapea, Johnny Ria DR., 1993, Inventaris Tanaman Obat Indonesia (II), 165, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Jellinek, J Stephan DR., 1970, Formulation and Function of Cosmetics, translated by G.L.Fenton, 322-326, John Wiley & Sons Inc., USA.

Johnson, Anthony W., 2002, The Skin Moisturizer Marketplace, in Leyden, James J., dan Rawlings, Anthony V., (Eds.), Skin Moisturization, 25, Marcel Dekker Inc., New York.

Loden, Marie, 2001, Hydrating Substance, in Barrel, Andre O.,Paye, Marc, dan Maibach, Howard I., Handbook of Cosmetics Science and Technology, 355-356,Marcel Dekker Inc., New York.

Lu, F.C., 1995, Basic Toxicology: Fundamentals, Target Organs, and Risk Assesment, diterjemahkan oleh Edi Nugroho, Edisi III, 239-245, UI Press, Jakarta.

Lucas, R., McMichael, T., Smith, W., & Armstrong, B., 2006, Solar Ultraviolet Radiation: Global Burden of Disease From Solar Ultraviolet Radiation. Environmental Burden of Disease [Serial Online], 4, 88, 148, 151 (No. 13): (258 screens), Available from URL: http// www.who.int.

Majeed, Muhammed, Badmaev, Vladimir, Shivakumar, Uma, dan Rajendran, R., 1995, Curcuminoids: Antioxidant Phytonutrients, 23, Nutriscience Publisher, Inc., Piscataway, New Jersey.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

69

Muhlizah, F., 1999, Temu-temuan dan Empon-empon Budidaya dan Manfaatnya, 73-76, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Mulja, Muhammad H., dan Suharman, 1995, Analisis Instrumental, 19, 24-32, Airlangga University Press, Surabaya.

Muller, Alban, 1996, Herbal Complexes with Proven Efficacy, in Fridd, Petrina, (Ed), Natural Ingredients in Cosmetics-II, 156-158, Micelle Press, Wayemouth, England.

Nakayama, T., 1997, Affinities of Dietary Phenolic Antioxidants for Lipid Bilayers, in Shahidi, F., Ho, Chi-Tang. (Eds.), Phytochemicals and Phytopharmaceutical, 355-356, AOCS Press, USA.

Rawlings, Anthony V., Harding, Clive R., Watkinson, Allan, Chandar, Prem, dan Scott, Ian R., 2002, Humectants, in Leyden, James J., dan Rawlings, Anthony V., (Eds.), Skin Moisturization, 248-249, Marcel Dekker Inc., New York.

Robinson, Trevor, 1991, Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi, diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata, 6th Ed., 191-193, Penerbit ITB, Bandung.

Sayekti, dan Ernita, 1994, Prosiding Simposium Penelitian Bahan Obat Alami VIII, 553-556, Perhimpunan Peneliti Bahan Obat Alami (PERHIBA) kerjasama dengan Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO), Bogor.

Silva, G. L., Lee, Ik-Soo, dan Kinghorn, A. D., 1998, Natural Product Isolation, 349, Humana Press, Inc., New Jersey.

Stanfield, Joseph W., 2003, Sun Protectans: Enhancing Product Functionality with Sunscreens, in Schueller, R., Romanowski, P., (Eds.), Multifunctional Cosmetics, 145-148, Marcel Dekker Inc., New York.

Voigt, Rudolf, 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, edisi ke-5, 141, 343, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Walters, Christina, Keeney, Allen, Wigal, Carl T., Johnston, Chyntia R., dan Cornellius, Richard D., 1997, The Spectrophotometric Analysis and Modeling of Sunscreens. Journal of Chemical Education, 74, 1, 99-101.

Williams, C.A., dan Harborne, J.B., 1994, Flavone and Flavonol, in Harborne, J.B., The Flavonoids, Advances in Research Since 1986, 362, Chapman & Hall, USA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

70

Zats, J.L., Berry, J.J., dan Alderman, D.A., 1996, Viscosity-Imparting Agents in Disperse System, in Banker, Gilbert S., Lieberman, H.A., Rieger, Martin M., (Eds.), Pharmaceutical Dosage Forms: Disperse System Vol. 1, 2nd Ed., 291, 304-309, Marcel Dekker Inc., New York.

Zats, J.L., dan Kushla, G.P., 1996, Gels, in Lieberman, H.A., Lachman, L., Schwatz, J.B., (Eds.), Pharmaceutical Dosage Forms: Dysperse System Vol. 2, 2nd Ed., 413-414, Marcel Dekker Inc., New York.

Zocchi, Germaine, 2001, Skin-Feel Agents, in Barrel, Andre O.,Paye, Marc, dan Maibach, Howard I., Handbook of Cosmetics Science and Technology, 406, Marcel Dekker Inc., New York.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

71

LAMPIRAN

Lampiran 1. Konsentrasi C. mangga dengan Nilai SPF 30

1. Uji nilai SPF

Ekstrak C. mangga yang diperoleh dari hasil perkolasi diasumsikan memiliki konsentrasi 100%. Pembuatan seri kadar • Pengenceran I

C1 . V1 = C2 . V2 100 % . 15 ml = C2 . 50 ml C2 = 30 %

• Pengenceran II

▪ C1 = 8 % C1 . V1 = C2 . V2

8 % . 10 ml = 30 % . V2V2 = 2,67 ml

▪ C1 = 9 %

C1 . V1 = C2 . V29 % . 10 ml = 30 % . V2

V2 = 3 ml ▪ C1 = 10 %

C1 . V1 = C2 . V210 % . 10 ml = 30 % . V2

V2 = 3,33 ml ▪ C1 = 11 %

C1 . V1 = C2 . V211 % . 10 ml = 30 % . V2

V2 = 3,67 ml ▪ C1 = 12 %

C1 . V1 = C2 . V212 % . 10 ml = 30 % . V2

V2 = 4 ml Absorbansi diukur menggunakan spektrofotometer UV–Vis seri GenesysTM 6 pada λ 300 nm.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

72

Rumus konversi absorbansi menjadi nilai SPF :

A = –log10 ⎟⎠⎞

⎜⎝⎛

SPF1 ⇔ A = log10 SPF ⇔ SPF = A10

Abs SPF C (%) 1 2 3 1 2 3

SPF rata–rata

8 0,809 0,810 0,813 6,442 6,456 6,501 6,466 9 1,367 1,365 1,391 23,281 23,174 24,604 23,686 10 1,485 1,482 1,474 30,549 30,339 29,785 30,224 11 1,649 1,650 1,637 44,566 44,668 43,351 44,195 12 1,778 1,786 1,823 59,979 61,094 66,427 62,534

Sediaan yang diinginkan adalah gel sunscreen dengan nilai SPF 30. Dengan demikian, dari pengukuran absorbansi beberapa konsentrasi ekstrak, diperoleh konsentrasi ekstrak 10 % yang mempunyai nilai SPF mendekati 30. C ekstrak 10 %

1. SPF = 10 A

= 549,3010 485,1 =

2. SPF = A10 = 339,3010 482,1 =

3. SPF = A10 = 785,2910 474,1 =

SPF rata–rata = 224,303

785,29339,30549,30=

++

2. Pembuatan kurva baku standar kurkuminoid E. Merck® Penimbangan standar kurkuminoid E. Merck®

Bobot kertas = 0,1993 g Bobot kertas + zat = 0,2671 g = 0,26731 g Bobot kertas + sisa = 0,20330 g Bobot zat = 0,06401 g

Pembuatan larutan stok standar kurkuminoid

0,06401 g ad 25 mL etanol p.a = 0,06401 g/25 ml = 256,04 mg/100 ml = 256,04 mg%

Pembuatan seri kurva baku standar kurkuminoid

i. Konsentrasi 4,0966 mg% V1 . C1 = V2 . C2

V1 . 256,04 mg% = 10 ml . 4,0966 mg% V1 = 0,16 ml

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

73

ii. Konsentrasi 5,1208 mg% V1 . C1 = V2 . C2

V1 . 256,04 mg% = 10 ml . 5,1208 mg% V1 = 0,20 ml

iii. Konsentrasi 6,1449 mg% V1 . C1 = V2 . C2

V1 . 256,04 mg% = 10 ml . 6,1449 mg% V1 = 0,24 ml

iv. Konsentrasi 7,1691 mg% V1 . C1 = V2 . C2

V1 . 256,04 mg% = 10 ml . 7,1691 mg% V1 = 0,28 ml

v. Konsentrasi 8,7054 mg% V1 . C1 = V2 . C2

V1 . 256,04 mg% = 10 ml . 8,7054 mg% V1 = 0,34 ml

vi. Konsentrasi 9,2174 mg% V1 . C1 = V2 . C2

V1 . 256,04 mg% = 10 ml . 9,2174 mg% V1 = 0,36 ml

Pengukuran absorbansi kurva baku menggunakan spektrofotometer UV –

Vis seri GenesysTM 6 pada λ 300 nm

Absorbansi Konsentrasi (mg%) 1 2 3

Absorbansi rata-rata

4,0966 0,729 0,700 0,700 0,709 5,1208 0,876 0,886 0,872 0,878 6,1449 1,158 1,151 1,191 1,167 7,1691 1,366 1,372 1,411 1,383 8,7054 1,589 1,570 1,578 1,579 9,2174 1,791 1,769 1,710 1,723

A = – 0,0084 B = 0,1964 r = 0,9938

Persamaan kurva baku : y = B x + A y = 0,1964 x – 0,0084

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

74

Lampiran 2. Kadar Kurkumin dalam Ekstrak C. mangga 10 %

1. Pembuatan kurva baku standar kurkuminoid E. Merck®

Penimbangan standar kurkuminoid E. Merck

Bobot kertas = 0,1993 g Bobot kertas + zat = 0,2671 g = 0,26731 g Bobot kertas + sisa = 0,20330 g Bobot zat = 0,06401 g

Pembuatan larutan stok standar kurkuminoid

0,06401 g ad 25 mL etanol p.a = 0,06401 g/25 ml = 256,04 mg/100 ml = 256,04 mg%

Pembuatan seri baku standar kurkuminoid

Konsentrasi 0,1792 mg%

V1 . C1 = V2 . C2V1 . 256,04 mg% = 10 ml . 0,1792 mg% V1 = 0,007 ml = 7 μL

Konsentrasi 0,2560 mg%

V1 . C1 = V2 . C2V1 . 256,04 mg% = 10 ml . 0,2560 mg% V1 = 0,01 ml = 10 μL

Konsentrasi 0,3328 mg%

V1 . C1 = V2 . C2V1 . 256,04 mg% = 10 ml . 0,3328 mg% V1 = 0,013 ml = 13 μL

Konsentrasi 0,4097 mg%

V1 . C1 = V2 . C2V1 . 256,04 mg% = 10 ml . 0,4097 mg% V1 = 0,016 ml = 16 μL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

75

Konsentrasi 0,4865 mg%

V1 . C1 = V2 . C2V1 . 256,04 mg% = 10 ml . 0,4865 mg% V1 = 0,019 ml = 19 μL

Pengukuran absorbansi kurva baku menggunakan spektrofotometer UV –

Vis seri GenesysTM 6 pada λ 425 nm

Absorbansi Konsentrasi (mg%) 1 2 3

Absorbansi rata-rata

0,1792 0,275 0,275 0,282 0,277 0,25604 0,419 0,409 0,390 0,406 0,3328 0,537 0,525 0,543 0,535 0,4097 0,688 0,651 0,662 0,667 0,4865 0,721 0,793 0,740 0,751

A = 0,0034 B = 1,5737 r = 0,9972

Persamaan kurva baku : y = B x + A y = 1,5737 x + 0,0034

2. Perhitungan kadar kurkuminoid dalam ekstrak C. mangga 10 %

Pembuatan ekstrak C. mangga 5 %

Ekstrak 100 % → 10 % v/v = 10 ml ekstrak ad 100 ml etanol absorbansi terlalu besar, maka diencerkan

Ekstrak 10 % → 5 % v/v

V1 . C1 = V2 . C2V1 . 10 % = 10 ml . 5 % V1 = 5 ml

5 ml ekstrak ad 10 ml etanol

Pengukuran absorbansi ekstrak C. mangga 5 % menggunakan

spektrofotometer UV – Vis seri GenesysTM 6 pada λ 425 nm

Replikasi AbsorbansiI 0,449 II 0,426 III 0,417 IV 0,420

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

76

Perhitungan kadar kurkuminoid dalam ekstrak C. mangga 10 %

y = 1,5737 x + 0,0034

Kadar kurkuminoid dalam ekstrak 10 % = x (kadar kurkumioid dalam ekstrak 5%) . faktor pengenceran

= x . 5

10

I. 0,449 = 1,5737 x + 0,0034 x = 0,2831 mg%

C (ekstrak 10%) = 0,2831 . 5

10

= 0,5662 mg% = 5,662 . 10–4 %

II. 0,426 = 1,5737 x + 0,0034 x = 0,2685 mg%

C (ekstrak 10%) = 0,2685 . 5

10

= 0,5370 mg% = 5,370 . 10–4 %

III. 0,417 = 1,5737 x + 0,0034 x = 0,2628 mg%

C (ekstrak 10%) = 0,2628 . 5

10

= 0,5256 mg% = 5,256 . 10–4 %

IV. 0,420 = 1,5737 x + 0,0034 x = 0,2647 mg%

C (ekstrak 10%) = 0,2647 . 5

10

= 0,5294 mg% = 5,294 . 10–4 %

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

77

Kadar kurkuminoid rata–rata dalam ekstrak 10 %

( )4

% 10294,5256,5370,5662,5 4−⋅+++=

= 5,3955 . 10–4 % b/v= 5,3955 ppm

SD = 1,839 . 10–5 % b/v = 0,1839 ppm

Kadar kurkumin (terhitung sebagai kurkuminoid) dalam ekstrak kunir putih 10 % adalah 5,3955 0,1839 ppm. ±

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

78

Lampiran 3. Data Penimbangan, Notasi, dan Formula Desain Faktorial

Data Penimbangan

Formula 1 a b ab Carbopol® 3 % (g) 28,33 38,33 28,33 38,33 Sorbitol (g) 10 10 20 20 Ekstrak kunir putih (g) 10 10 10 10 Aquades (g) 40 40 40 40 Triethanolamine (ml) 1 1 1 1

Notasi Level tinggi : + Level rendah : – Faktor A : Carbopol® 3 % Faktor B : Sorbitol

Formula Faktor A Faktor B Interaksi 1 – – + a + – – b – + – ab + + +

Formula Desain Faktorial

Formula Carbopol® 3 % (g) Sorbitol (g) 1 28,33 10 a 38,33 10 b 28,33 20 ab 38,33 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

79

Lampiran 4. Data sifat fisik dan stailitas gel

Daya Sebar

Satuan : cm

1 a b ab Formula i ii i ii i ii i ii 1 4,22 4,36 4,26 4,22 4,20 4,30 4,24 4,36 2 4,44 4,24 4,28 4,30 4,16 4,16 4,34 4,26 3 4,28 4,42 4,06 4,14 4,42 4,28 4,10 4,18 4 4,16 4,28 4,12 4,08 4,34 4,26 4,12 4,20 5 4,34 4,24 4,28 4,16 4,22 4,24 4,32 4,14 6 4,20 4,14 4,12 4,20 4,14 4,26 4,20 4,14 x 4,273 4,280 4,187 4,183 4,247 4,250 4,220 4,213

SD 0,103 0,099 0,099 0,075 0,110 0,049 0,100 0,085

Formula x SD 1 4,277 0,096 a 4,185 0,083 b 4,248 0,081 ab 4,217 0,088

Viskositas

δ viskositas = 100%dibuatsetelah segera x

dibuatsetelah segera x bulan 1npenyimpanasetelah ×

Satuan : dPa.s

Formula 1

Segera setelah dibuat Setelah penyimpanan 1 bulan

δ viskositas (%) No.

i ii i ii i ii 1 265 245 265 260 7,07 8,33 2 260 240 265 255 7,07 6,25 3 230 230 250 250 1,01 4,17 4 250 235 260 255 5,05 6,25 5 240 250 250 260 1,01 8,33 6 240 240 260 255 5,05 6,25 x 247,5 240 258,33 255,83 4,377 6,597

SD 13,323 7,071 2,760 1,568

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

80

Formula a

Segera setelah dibuat Setelah penyimpanan 1 bulan

δ viskositas (%) No.

i ii i ii i ii 1 270 275 275 275 2,80 1,85 2 270 270 270 275 0,93 1,85 3 270 265 270 265 0,93 1,85 4 265 270 265 270 0,93 0,00 5 265 265 265 265 0,93 1,85 6 265 275 270 275 0,93 1,85 x 267,50 270 269,17 270,83 1,246 1,543

SD 2,739 4,472 0,763 0,756

Formula b

Segera setelah dibuat Setelah penyimpanan 1 bulan

δ viskositas (%) No.

i ii i ii i ii 1 265 255 265 250 3,58 3,54 2 260 260 260 255 1,63 1,61 3 255 265 255 265 0,32 2,25 4 260 255 255 255 0,32 1,61 5 250 260 240 260 6,19 0,32 6 245 260 235 260 8,14 0,32 x 255,83 259,17 251,67 257,5 3,366 1,608

SD 7,360 3,764 3,235 1,221

Formula ab

Segera setelah dibuat Setelah penyimpanan 1 bulan

δ viskositas (%) No.

i ii i ii i ii 1 260 260 270 265 3,18 1,60 2 270 260 270 260 3,18 0,32 3 265 255 265 260 1,27 0,32 4 260 260 265 270 1,27 3,52 5 260 265 270 265 3,18 1,60 6 255 265 260 270 0,64 3,52 x 261,67 260,83 266,67 265 2,122 1,811

SD 5,164 3,764 1,185 1,439

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

81

Segera setelah dibuat δ viskositas (%) Formula

x SD x SD 1 243,75 10,897 5,487 2,434 a 268,75 3,769 1,395 0,741 b 257,50 5,839 2,487 2,506 ab 261,25 4,330 1,967 1,268

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

82

Lampiran 5. Perhitungan Efek Sifat Fisik dan Stabilitas Gel Keterangan :

– = level rendah + = level tinggi Formula 1 = Carbopol® pada level rendah, Sorbitol pada level rendah Formula a = Carbopol® pada level tinggi, Sorbitol pada level rendah Formula b = Carbopol® pada level rendah, Sorbitol pada level tinggi Formula ab = Carbopol® pada level tinggi, Sorbitol pada level tinggi

Daya Sebar

Formula Carbopol® Sorbitol Interaksi Respon 1 – – + 4,277 a + – – 4,185 b – + – 4,248 ab + + + 4,217

Efek Carbopol® = ( ) ( )2

bab1a −+−

= ( ) ( )2

4,248217,44,2774,185 −+− = | – 0,0615 |

Efek Sorbitol = ( ) ( )2

aab1b −+−

= ( ) ( )2

4,185217,44,2774,248 −+− = 0,0015

Efek interaksi = ( ) ( )2

a1bab −+−

= ( ) ( )2

4,185277,44,2484,217 −+− = 0,0305

Viskositas

Formula Carbopol® Sorbitol Interaksi Respon 1 – – + 243,75 a + – – 268,75 b – + – 257,50 ab + + + 261,25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

83

Efek Carbopol® = ( ) ( )2

bab1a −+−

= ( ) ( )2

50,57225,26175,24375,682 −+− = 14,375

Efek Sorbitol = ( ) ( )2

aab1b −+−

= ( ) ( )2

75,68225,2613,754250,572 −+− = 3,125

Efek interaksi = ( ) ( )2

a1bab −+−

= ( ) ( )2

8,756275,2437,50521,2562 −+− = | – 10,625 |

Stabilitas

Formula Carbopol® Sorbitol Interaksi Respon 1 – – + 5,487 a + – – 1,395 b – + – 2,487 ab + + + 1,967

Efek Carbopol® = ( ) ( )2

bab1a −+−

= ( ) ( )2

487,2967,1487,5395,1 −+− = | – 2,306 |

Efek Sorbitol = ( ) ( )2

aab1b −+−

= ( ) ( )2

395,1967,1487,5487,2 −+− = | – 1,214 |

Efek interaksi = ( ) ( )2

a1bab −+−

= ( ) ( )2

395,1487,5487,2967,1 −+− = 1,786

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

84

Lampiran 6. Analysis of Variance (ANOVA) dengan Metode Yate’s Treatment Keterangan : a1 = Carbopol® level rendah b1 = Sorbitol level rendah a2 = Carbopol® level tinggi b2 = Sorbitol level tinggi F tabel → F0,05(1,3) = 10,128 Daya Sebar

a1 a2Replikasi b1 b2 b1 b21 4,273 4,247 4,187 4,220 2 4,280 4,250 4,183 4,213

Σy2 = total sum square

= (4,273)2 + (4,280)2 + (4,247)2 + (4,250)2 + (4,187)2 + (4,183)2 +

(4,220)2 + (4,213)2 – 8

)853,33( 2

= 143,262665 – 143,253201125

= 0,009463875

Ryy = replicate sum of square

= 8

)853,33(4

)926,16()927,16( 222−

+

= 0,000000125

Tyy = treatment sum of square

= 8

)853,33(2

)433,8()370,8()497,8()553,8( 22222−

+++

= 0,009402375

Eyy = experimental error sum of square

= Σy2 – Ryy – Tyy

= 0,009463875 – 0,000000125 – 0,009402375

= 0,000061375

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

85

ayy = sum of squares associated with the different levels of a

= 8

)853,33(4

)803,16()050,17( 222−

+

= 0,007626125

byy = sum of squares associated with the different levels of b

= 8

)853,33(4

)930,16()923,16( 222−

+

= 0,000006125

abyy = Tyy – ayy – byy

= 0,009402375 – 0,007626125 – 0,000006125

= 0,001770125

Source of variation

Degrees of

freedom Sum of square Mean square F

Replikasi 1 0,000000125 0,000000125 Perlakuan 3 0,009402375 0,003134125 Carbopol® 3% (a)

1 0,007626125 0,007626125 372,764

Sorbitol (b) 1 0,000006125 0,000006125 0,299 Interaksi (ab) 1 0,001770125 0,001770125 86,523 Experimental error

3 0,000061375 0,0000204583

Total 7 0,0094875

Viskositas

a1 a2Replikasi b1 b2 b1 b21 247,50 255,83 267,50 261,67 2 240 259,17 270 260,83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

86

Σy2 = total sum square

= (247,50)2 + (240)2 + (255,83)2 + (259,17)2 + (267,50)2 + (270)2 +

(261,67)2 + (260,83)2 – 8

)5,2062( 2

= 532434,05560 – 531738,28125

= 695,77435

Ryy = replicate sum of square

= 8

)5,2062(4

)1030()5,1032( 222−

+

= 0,78125

Tyy = treatment sum of square

= 8

)5,2062(2

)5,522()5,537()515()5,487( 22222−

+++

= 658,59375

Eyy = experimental error sum of square

= Σy2 – Ryy – Tyy

= 695,77435 – 0,78125 – 658,59375

= 36,39935

ayy = sum of squares associated with the different levels of a

= 8

)5,2062(4

)1060()5,1002( 222−

+

= 413,28125

byy = sum of squares associated with the different levels of b

= 8

)5,2062(4

)5,1037()1025( 222−

+

= 19,53125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

87

abyy = Tyy – ayy – byy

= 658,59375 – 413,28125 – 19,53125

= 225,782125

Source of variation

Degrees of

freedom Sum of square Mean square F

Replikasi 1 0,78125 0,78125 Perlakuan 3 658,59375 219,53125 Carbopol® 3% (a)

1 413,28125 413,28125 34,062

Sorbitol (b) 1 19,53125 19,53125 1,610 Interaksi (ab) 1 225,78125 225,78125 18,610 Experimental error

3 36,39935 12,13312

Total 7 695,77435 Stabilitas

a1 a2Replikasi b1 b2 b1 b21 4,377 3,366 1,246 2,122 2 6,597 1,608 1,543 1,811

Σy2 = total sum square

= (4,377)2 + (6,597)2 + (3,366)2 + (1,608)2 + (1,246)2 + (1,543)2 +

(2,122)2 + (1,811)2 – 8

)670,22( 2

= 88,3101280 – 64,2411125

= 24,0690155

Ryy = replicate sum of square

= 8

)670,22(4

)559,11()111,11( 222−

+

= 0,0250880

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

88

Tyy = treatment sum of square

= 8

)670,22(2

)933,3()789,2()974,4()974,10( 22222−

+++

= 19,9670685

Eyy = experimental error sum of square

= Σy2 – Ryy – Tyy

= 24,0690155 – 0,0250880 – 19,9670685

= 4,0768590

ayy = sum of squares associated with the different levels of a

= 8

)670,22(4

)722,6()948,15( 222−

+

= 10,6398845

byy = sum of squares associated with the different levels of b

= 8

)670,22(4

)907,8()736,13( 222−

+

= 2,9475920

abyy = Tyy – ayy – byy

= 19,9670685 – 10,6398845 – 2,9475920

= 6,3795920

Source of variation

Degrees of

freedom Sum of square Mean square F

Replikasi 1 0,0250880 0,0250880 Perlakuan 3 19,9670685 6,6556895 Carbopol® 3% (a)

1 10,6398845 10,6398845 7,830

Sorbitol (b) 1 2,9475920 2,9475920 2,169 Interaksi (ab) 1 6,3795920 6,3795920 4,695 Experimental error

3 4,0768590 1,358953

Total 7 24,0690155

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

89

Lampiran 7. Perhitungan Persamaan Regresi Persamaan umum :

Y = b0 + b1(A) + b2(B) + b12(A)(B) Keterangan :

Y = respon hasil yang diamati A, B = level bagian A (Carbopol®) dan bagian B (Sorbitol) b0 = rata – rata koefisien dari semua percobaan b1, b2, b12 = koefisien, dihitung dari hasil percobaan

Carbopol® level rendah = 28,33 g Sorbitol level rendah = 10 g Carbopol® level tinggi = 38,33 g Sorbitol level tinggi = 20 g

Daya Sebar

Formula Replikasi 1 a b ab 1 4,273 4,187 4,247 4,220 2 4,280 4,183 4,250 4,213

Rata–rata 4,277 4,185 4,248 4,217 Formula 1

4,277 = b0 + 28,33 b1 + 10 b2 + (28,33)(10) b12 = b0 + 28,33 b1 + 10 b2 + 283,3 b12 (1)

Formula a 4,185 = b0 + 38,33 b1 + 10 b2 + (38,33)(10) b12 = b0 + 38,33 b1 + 10 b2 + 383,3 b12 (2)

Formula b 4,248 = b0 + 28,33 b1 + 20 b2 + (28,33)(20) b12 = b0 + 28,33 b1 + 20 b2 + 566,6 b12 (3)

Formula ab 4,217 = b0 + 38,33 b1 + 20 b2 + (38,33)(20) b12 = b0 + 38,33 b1 + 20 b2 + 766,6 b12 (4)

Eliminasi (3) dan (1)

)5(b 3,283b 10029,0

b 283,3 b 10 b 28,33 b 4,277 )1(b 566,6 b 20 b 28,33 b 4,248 (3)

122

12210

12210

+=−

+++=+++=

Eliminasi (4) dan (2)

)6(b 3,383b 10032,0

b 383,3 b 10 b 38,33 b 4,185 (2)b 766,6 b 20 b 38,33 b 4,217 (4)

122

12210

12210

+=

+++=+++=

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

90

Eliminasi (6) dan (5)

412

12

122

122

0.1 1,6b

b 100061,0

b 283,3 b 10 029,0 (5)b 383,3 b 10 032,0 (6)

−=

=

+=−+=

Subtitusi b12 ke (5)

0,0201813 b)0.1 ,16( 283,3 b 10 0,029

b 283,3 b 10 0,029 (5)

2

42

122

−=+=−

+=−−

Eliminasi (2) dan (1)

)7(b 100b 10092,0

b 283,3 b 10 b 28,33 b 4,277 )1(b 383,3 b 10 b 38,33 b 4,185 (2)

121

12210

12210

+=−

+++=+++=

Substitusi b12 ke (7)

0,0153 b)0.1 ,16( 100 b 10 0,092

b 100 b 10 0,092 (7)

1

41

121

−=+=−

+=−−

Substitusi b1, b2, b12 ke (1)

4,739449b )0.1 ,16( 283,3 0,0201813)( 10 0,0153)( 28,33 b 4,277

b 283,3 b 10 b 28,33 b 4,277 (1)

0

40

12210

=+−+−+=

+++=−

Persamaan :

Y = 4,7395 – 0,0153 (A) – 0,0202 (B) + 6,1 .10–4 (A)(B)

Viskositas

Formula Replikasi 1 a b ab 1 247,50 267,50 255,83 261,67 2 240,00 270,00 259,17 260,83

Rata–rata 243,75 268,75 257,50 261,25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

91

Formula 1 243,75 = b0 + 28,33 b1 + 10 b2 + (28,33)(10) b12 = b0 + 28,33 b1 + 10 b2 + 283,3 b12 (1)

Formula a 268,75 = b0 + 38,33 b1 + 10 b2 + (38,33)(10) b12 = b0 + 38,33 b1 + 10 b2 + 383,3 b12 (2)

Formula b 257,50 = b0 + 28,33 b1 + 20 b2 + (28,33)(20) b12 = b0 + 28,33 b1 + 20 b2 + 566,6 b12 (3)

Formula ab 261,25 = b0 + 38,33 b1 + 20 b2 + (38,33)(20) b12 = b0 + 38,33 b1 + 20 b2 + 766,6 b12 (4)

Eliminasi (3) dan (1)

)5(b 3,283b 1075,13

b 283,3 b 10 b 28,33 b 243,75 )1(b 566,6 b 20 b 28,33 b 50,572(3)

122

12210

12210

+=

+++=+++=

Eliminasi (4) dan (2)

)6(b 3,383b 1050,7

b 383,3 b 10 b 38,33 b 268,75 (2)b 766,6 b 20 b 38,33 b 261,25 (4)

122

12210

12210

+=−

+++=+++=

Eliminasi (6) dan (5)

2125,0b b 10025,21

b 283,3 b 10 75,13 (5)b 383,3 b 10 7,50 (6)

12

12

122

122

−==−

+=+=−

Subtitusi b12 ke (5)

,39517 b0,2125)( 283,3 b 10 75,13

b 283,3 b 10 75,13 (5)

2

2

122

=−+=

+=

Eliminasi (2) dan (1)

)7(b 100b 1025

b 283,3 b 10 b 28,33 b 243,75 )1(b 383,3 b 10 b 38,33 b 75,682 (2)

121

12210

12210

+=

+++=+++=

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

92

Substitusi b12 ke (7)

,6254 b0,2125)( 100 b 10 52

b 100 b 10 52 (7)

1

1

121

=−+=

+=

Substitusi b1, b2, b12 ke (1)

9738,89b 0,2125)( 283,3 ,3951)7( 10 ,625)4( 28,33 b 243,75

b 283,3 b 10 b 28,33 b 243,75 (1)

0

0

12210

=−+++=

+++=

Persamaan :

Y = 98,9738 + 4,625 (A) + 7,3951 (B) – 0,2125 (A)(B)

Stabilitas

Formula Replikasi 1 a b ab 1 4,377 1,246 3,366 2,122 2 6,597 1,543 1,608 1,811

Rata–rata 5,487 1,395 2,487 1,967 Formula 1

5,487 = b0 + 28,33 b1 + 10 b2 + (28,33)(10) b12 = b0 + 28,33 b1 + 10 b2 + 283,3 b12 (1)

Formula a 1,395 = b0 + 38,33 b1 + 10 b2 + (38,33)(10) b12 = b0 + 38,33 b1 + 10 b2 + 383,3 b12 (2)

Formula b 2,487 = b0 + 28,33 b1 + 20 b2 + (28,33)(20) b12 = b0 + 28,33 b1 + 20 b2 + 566,6 b12 (3)

Formula ab 1,967 = b0 + 38,33 b1 + 20 b2 + (38,33)(20) b12 = b0 + 38,33 b1 + 20 b2 + 766,6 b12 (4)

Eliminasi (3) dan (1)

)5(b 3,283b 10000,3

b 283,3 b 10 b 28,33 b 487,5 )1(b 566,6 b 20 b 28,33 b 487,2 (3)

122

12210

12210

+=−

+++=+++=

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

93

Eliminasi (4) dan (2)

)6(b 3,383b 10572,0

b 383,3 b 10 b 38,33 b 395,1(2)b 766,6 b 20 b 38,33 b 967,1(4)

122

12210

12210

+=

+++=+++=

Eliminasi (6) dan (5)

03572,0b b 100572,3

b 283,3 b 10 000,3 (5)b 383,3 b 10 572,0 (6)

12

12

122

122

==

+=−+=

Subtitusi b12 ke (5)

3119476,1 b,03572)0( 283,3 b 10 000,3

b 283,3 b 10 000,3 (5)

2

2

122

−=+=−+=−

Eliminasi (2) dan (1)

)7(b 100b 10092,4

b 283,3 b 10 b 28,33 b 5,487 )1(b 383,3 b 10 b 38,33 b 395,1 (2)

121

12210

12210

+=−

+++=+++=

Substitusi b12 ke (7)

7664,0 b,03572)0( 100 b 10 092,4

b 100 b 10 092,4 (7)

1

1

121

−=+=−+=−

Substitusi b1, b2, b12 ke (1)

199112,30b ,03572)0( 283,3 )3119476,1( 10 )7664,0( 28,33 b 5,487

b 283,3 b 10 b 28,33 b 5,487 (1)

0

0

12210

=+−+−+=

+++=

Persamaan :

Y = 30,1991 – 0,7664 (A) – 1,3120 (B) + 0,0357 (A)(B)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

94

Lampiran 8. Data Uji Iritasi Primer

( )[ ] ( )[ ]percobaanhewan Σ

/3jam 24/48/72 pada edemaskor Σ/3jam 24/48/72 pada eritemaskor ΣIIP

+=

Keterangan : IIP = Indeks Iritasi Primer

Formula 1

Interval Observasi Jumlah Replikasi 1

jam 24

jam 48

jam 72

jam 1

minggu Eritema Edema

Eritema 0 0 0 0 0 0 0 Kelinci 1 Edema 0 0 0 0 0 0 0

Eritema 0 0 0 0 0 0 0 Kelinci 2 Edema 0 0 0 0 0 0 0

Eritema 0 0 0 0 0 0 0 Kelinci 3 Edema 0 0 0 0 0 0 0

Total 0 0

03

00IIP =+

= (kurang merangsang)

Formula a

Interval Observasi Jumlah Replikasi 1

jam 24

jam 48

jam 72

jam 1

minggu Eritema Edema

Eritema 0 0 0 0 0 0 0 Kelinci 1 Edema 0 0 0 0 0 0 0

Eritema 0 0 0 0 0 0 0 Kelinci 2 Edema 0 0 0 0 0 0 0

Eritema 0 0 0 0 0 0 0 Kelinci 3 Edema 0 0 0 0 0 0 0

Total 0 0

03

00IIP =+

= (kurang merangsang)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

95

Formula b

Interval Observasi Jumlah Replikasi 1

jam 24

jam 48

jam 72

jam 1

minggu Eritema Edema

Eritema 0 0 0 0 0 0 0 Kelinci 1 Edema 0 0 0 0 0 0 0

Eritema 0 0 0 0 0 0 0 Kelinci 2 Edema 0 0 0 0 0 0 0

Eritema 0 0 0 0 0 0 0 Kelinci 3 Edema 0 0 0 0 0 0 0

Total 0 0

03

00IIP =+

= (kurang merangsang)

Formula ab

Interval Observasi Jumlah Replikasi 1

jam 24

jam 48

jam 72

jam 1

minggu Eritema Edema

Eritema 0 0 0 0 0 0 0 Kelinci 1 Edema 0 0 0 0 0 0 0

Eritema 0 0 0 0 0 0 0 Kelinci 2 Edema 0 0 0 0 0 0 0

Eritema 0 0 0 0 0 0 0 Kelinci 3 Edema 0 0 0 0 0 0 0

Total 0 0

03

00IIP =+

= (kurang merangsang)

Formula Indeks Iritasi Primer 1 0 a 0 b 0 ab 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

96

Lampiran 9. Foto Tanaman dan Rimpang Kunir Putih (C. mangga)

Tanaman C. mangga

Rimpang C. mangga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

97

Lampiran 10. Foto Serbuk dan Ekstrak Rimpang Kunir Putih (C. mangga)

Serbuk rimpang C. mangga

Ekstrak rimpang C. mangga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

98

Lampiran 11. Foto Perkolator dan Spectrophotometer UV-Vis GenesysTM 6 (THERMOSPECTRONIC–USA)

Perkolator

Spectrophotometer UV-Vis GenesysTM 6 (THERMOSPECTRONIC–USA)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

99

Lampiran 12. Foto Gel Sunscreen Ekstrak Rimpang Kunir Putih

Formula 1

Formula a

Formula b

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

100

Formula ab Lampiran 13. Foto Uji Iritasi Primer pada Kelinci Albino

Uji iritasi primer pada kelinci albino

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: FORMULASI SEDIAAN SUNSCREEN EKSTRAK RIMPANG KUNIR

101

BIOGRAFI PENULIS

Eva Nur Fitriana, penulis skripsi yang berjudul

Formulasi Sediaan Sunscreen Ekstrak Rimpang

Kunir Putih (Curcuma mangga Val.) dengan

Carbopol® 940 sebagai Gelling Agent dan Sorbitol

sebagai Humectant, lahir di kota Bontang,

Kalimantan Timur, pada tanggal 1 Juli 1985. Penulis

merupakan putra kedua dari pasangan Bapak Herry

Tristinggarto dan Ibu Dwi Putraningsih, memiliki

seorang saudara bernama Nur Afiat Tristiadhi.

Penulis telah menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak di TK–1 YPK

(Yayasan Pupuk Kaltim) Bontang pada tahun 1989 hingga tahun 1991 dan

pendidikan dasar di SD–2 YPK Bontang pada tahun 1991 hingga tahun 1997.

Penulis melanjutkan sekolah dengan menempuh pendidikan SLTP pada tahun

1997 hingga tahun 2000 di SLTP YPK Bontang, pendidikan SMU pada tahun

2000 hingga tahun 2003 di SMU YPK Bontang, dan kuliah di Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun 2003 sampai tahun 2007.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI