form work
DESCRIPTION
materi sipil mencakup formworkTRANSCRIPT
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada masa sekarang ini bangunan-bangunan yang dibangun baik gedung,
jembatan maupun bangunan lainnya, mayoritas komponen bangunannya terbuat dari
beton. Beton merupakan struktur utama pada suatu bangunan yang terdiri dari
campuran semen, air, pasir, dan agregat kasar, yang berfungsi untuk menopang beban
yang terjadi. Pada awalnya beton merupakan bahan yang elastis, tetapi setelah umur
tertentu akan mengeras dan mempunyai kekuatan tertentu pula, sehingga dapat
berfungsi sebagaimana mestinya.
Beton merupakan bahan bangunan yang hanya dapat menahan gaya tarik
namun tidak dapat menahan gaya tekan. Untuk menghasilkan bangunan yang
maksimal, beton tersebut haruslah dapat menahan gaya tarik dan tekan. Dalam
perwujudan hal tersebut, maka beton perlu ditambahkan tulangan agar dapat menahan
gaya tekan, sehingga beton dapat berfungsi dengan maksimal. Dengan
ditambahkannya tulangan beton tersebut dinamakan Beton Bertulang.
Untuk membentuk beton menjadi bentuk yang diinginkan diperlukan suatu alat
bantu yang biasa dikenal dengan sebutan Acuan dan Perancah/Bekisting/ Form
Work yang berupa cetakan, atau suatu konstruksi sementara dari suatu bangunan
yang berfungsi untuk mendapatkan suatu konstruksi beton yang diinginkan sesuai
dengan porsinnya sebagai bangunan pembantu. Acuan Perancah bersifat sementara
yang harus kuat dan kokoh, namun mudah dibongkar agar tidak menimbulkan
kerusakan pada beton.
Baik buruk dari pengerjaan acuan dan perancah dapat mempengaruhi hasil akhir
dari mutu beton yang dikerjakan. Acuan yang kurang baik dapat menimbulkan
kerugian seperti kehilangan material, perubahan dimensi beton, perubahan struktur
bangunan, dan juga dapat mempengaruhi keselamatan pekerja. Dalam pelaksanaannya
seorang ahli di bidang tersebut harus mempunyai keterampilan khusus dan
mempunyai pengetahuan dasar yang cukup tentang acuan dan perancah.
1
1.2 Tujuan dan Manfaat
Acuan dan Perancah merupakan suatu konstruksi yang berbahaya dan perlu
pemahamanan yang tinggi. Pekerjaan acuan perancah merupakan suatu pekerjaan
yang memerlukan suatu pemahaman atau nalar yang tinggi. Dalam Acuan Perancah
kita harus memperhatikan Instruktur yang menerangkan suatu pekerjaan, karena jika
tidak kita tidak akan dapat paham bagaimana kita menyelsaikan suatu pekerjaan
tersebut. Dalam pekerjaan Acuan Perancah ini kita harus dapat membaca suatu
gambar konstruksi dan paham serta tahu bagaimana cara membuat pekerjaan ini
selesai sesuai dengan yang kita harapkan. Acuan Perancah 2 ini memberikan suatu
ilmu baru seperti cara membaca gambar dengan baik dan benar dan kita harus dapat
menuangkan gambar yang kita baca tersebut kedalam suatu pekerjaan konstruksi,
kerja sama yang tinggi, serta kita harus dapat memikirkan dan memhami bagaimna
menyelasaikan suatu pekerjaan konstruksi itu dengan teknik yang baik benar serta
mudah dan cepat. Pekerjaan Acuan Perancah merupakan sutu pekerjaan yang
berbahaya yang mana kita harus memperhatikan aturan-aturan yang terdapat dalam
pekerjaan tersebut dan kita harus memiliki sikap displin yang tinggi dan kerja sama
yang tinggi sesama teman serta harus memperhatikan keselamatan kerja. Adapun
tujuan dari Acuan Perancah II ini antara lain:
Membentuk mahsiswa dapat membaca gambar suatu konstruksi dengan baik dan
benar dan paham bagaimana menyelesaikannya dengan teknik yang benar
Membentuk mahasiswa berpikir bagaimana menyelesaikan suatu pekerjaan
konstruksi itu dengan baik dan benar
Membentuk mahasiswa memiliki sikap disiplin,rasa gotong royong yang tinggi
dan saling menghormati sesama mahasiswa
Kita harus memilki sikap disiplin yang tinggi dan kerja sama sesama pekerja
agar tercipta suatu pekerjaan yang tadinya berbahaya dapat menjadian suatu pekerjaan
yang tenang dan menyenangkan.
2
BAB IIFORMWORK
2.1 Definisi
Formwork adalah suatu konstruksi sementara,yang terdiri dari acuan dan
perancah,dan berfungsi untuk mendukung terlaksananya pengerjaan adonan beton
yang dicorkan sesuai dengan bentuk yang dikehendaki.Acuan merupakan bagian dari
bekisting yang berfungsi sebagai cetakan untuk membentuk beton yang diinginkan
yang sifatnya sementara.perancah merupakan bagian dari bekisting yang berfungsi
sebagai dudukan acuan dan menahan beban acuan.Jadi acuan pekerja pengecor beton
dan lain sebagainya, sampai beton mengeras, sehingga dapat menahan berat sendiri
dan beban kerja. Acuan beton terdiri dari bidang bagian bawah dan samping.
Papanpapan bagian bawah dari acuan yang tidak terletak langsung di atas tanah
dipikul oleh gelagar acuan, sedangkan gelagar acuan didukung oleh perancah. Pada
konstruksi beton yang langsung terletak di atas tanah, bagian bawah tidak perlu diberi
cetakan, tetapi cukup dipasang lantai kerja dari beton dengan campuran 1 semen :
3pasir : 5 krikil dengan ketebalan 5 cm. Jadi, yang perlu diberi papan acuan bagian
samping saja.
Untuk pekerjaan beton yang akan difinishing dengan plesteran, papan acuan
tidak perlu dihaluskan, tetapi bila pekerjaan beton tidak memerlukan finishing, maka
permukaan acuan harus licin. Untuk pekerjaan tersebut biasnya digunakan acuan dari
multipleks, plywood, atau pelat baja.
2.2 Fungsi Acuan dan Perancah
1. Memberikan bentuk kepada konstruksi beton
2. Untuk mendapatkan permukaan struktur yang diharapkan
3. Menopang beton sebelum sampai kepada konstruksi yang cukup keras dan
mampu memikul beban sendiri maupun beban luar
4. Mencegah hilangnya air semen ( air pencampur ) pada saat pengecoran
5. Sebagai isolasi panas pada beton.
3
2.3 Macam-macam Konstruksi
Dalam ilmu teknik sipil terdapat 3 macam jenis konstruksi, yaitu :
a. konstruksi kayu
b. konstruksi baja
c. konstruksi beton bertulang
Masing-masing konstruksi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan:.
a) Konstruksi kayu
Keuntungan :
- Mudah dalam perawatan.
- Tidak dapat menghantarkan listrik.
Kerugian :
- Susah untuk dibentuk sesuai dengan keinginan.
- Mudah lapuk atau di makan rayap.
b) Konstruksi baja
Keuntungan :
- Baja memiliki tingkat keutuhan yang lebih tinggi.
c) Konstruksi beton
Keuntungan :
- Mudah didalam pembuatan.
2.4 Syarat–syarat Umum Acuan dan Perancah
1. Kuat
Didalam pekerjaan ini beban-beban beton yang berada pada bekisting dan beban
lain yang dipikul oleh bekisting itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan suatu
acuan perancah yang kuat untuk dapat memikul beban yang diterimanya.
Berat Sendiri (Beton)
Cetakan harus sanggup menahan berat beton yang di cetakan.
4
Berat Hidup
Cetakan harus sanggup menahan beban hidup, yaitu : baik orang yang sedang
mengerjakan beton tersebut, Vibrator, dan adanya kemungkinan terjadinya suatu
Gempa atau Retakan.
Pembebanan :
Beban mati (DL)
Akibat beton
Akibat acuan
Beban hidup (LL)
2. Kaku
Kaku atau tidak bergerak sangat penting pada acuan dan perancah ini, karena
apabila perancah tersebut tidak kaku atau dapat bergerak, maka hasil yang akan
dicapai tidak maksimal karena bentuk yang ingin kita capai tidak sempurna.
3. Mudah dibongkar
Acuan dan perancah harus mudah dibongkar karena acuan hanya bersifat
sementara, dan hal ini menyangkut efisiensi kerja, yaitu tidak merusak beton
yang sudah jadi dan acuan perancahnya dapat digunakan berkali-kali.
4. Ekonomis dan Efisien
Didalam pembuatan acuan dan perancah tidak perlu bahan yang terlalu bagus,
namun jangan pula bahan yang sudah tidak layak pakai. Karena kita harus
membuat acuan dan perancah sehemat mungkin dengan tidak mengurangi mutu
dari bekisting dan didalam pembongkarannya acuan dapat digunakan kembali
sehingga menghemat biaya.
5. Rapi
Rapi dalam penyusunan sehingga bisa enak dilihat dengan kasat mata dan mudah
dalam penyusunan dan pembongkaran.
6. Rapat
Kerapatan suatu bekisting sangat mempengaruhi didalam proses pengecoran.
Karena apabila bekisting yang kita pakai tidak rapat maka adukan yang kita pakai
tadi akan keluar dan akan mengakibatkan mutu beton yang kurang bagus karena
pasta semen keluar dari bekisting
5
7. Bersih
Untuk mendapatkan hasil yang baik cetakan harus bersih apabila cetakan tidak
bersih, maka dalam proses pengecoran kotoran mungkin akan naik dan masuk ke
dalam adukan beton sehingga akan mengurangi mutu beton dan apabila kotoran
tidak naik maka kotoran tersebut akan melekat pada bagian bawah beton sehingga
sulit untuk dibersihkan..
2.5 Kerugian–kerugian Jika Acuan dan Perancah Kurang Baik
1. Perubahan geometric
Perubahan ini mengakibatkan bentuk yang kita harapkan tidak sesuai dengan
rencana, misalkan : suatu konstruksi yang menyiku menjadi tidak siku,
akibatnya akan mengadakan perbaikan lagi atau misalkan perlu ditambahkan
pekerjaan finishing lagi.
2. Penurunan mutu beton
Seperti halnya terjadi kebocoran pada acuannya, hal ini akan mengakibatkan air
yang diikuti semen tadi keluar sehingga mutu / kekuatan beton menjadi
berkurang
3. Terjadinya perubahan dimensi
Terjadinya perubahan ukuran dari dimensi yang kita rencanakan akibatnya jika
terjadi perubahan ini maka akan memperbesar dan memperkecil volumenya.
Sedangkan untuk melakukan perbaikan akan membutuhkan waktu dan biaya
lagi, hal ini akan menghambat pekerjaan yang lainnya.
2.6 Bagian–bagian Acuan dan Perancah
a) Bagian pada acuan
1. Papan Cetakan
Dapat digunakan papan sebagai dinding acuan. Apabila digunakan papan
maka penyambungan dapat dilakukan dalam arah melebar ataupun
memanjang,perlu diiperhatikan dalam penyanbungan papan harus benar-
benar rapat agar tidak ada air yang keluar.
2. Klam Perangkai
Klam merupakan unsur acuan dan perancah yang mempunyai dua fungsi :
6
a) Sebagai bahan penyambung papan acuan pada arah memanjang
maupun melebar
b) Sebagai bahan pengaku acuan pada arah melebar.
klam dapat terbuat dari papan seperti papan acuan, namun perlu dipotong
potong sesuai ukuran yang dikehendaki atau cukup menggunakan papan
sisa yang masih cukup panjang dengan lebar papan yang disambung.
b) Bagian pada perancah
1. Tiang acuan/Tiang Penyangga
Tiang acuan biasanya digunakan kasau, kayu gelam, ataupun berbahan
besi. Umumnya jumlah tiang kolom 4 buah dan diletakkan diluar sudut
kolom.
Perletakan tiang pada tanah biasanya diletakkan diatas papan atau juga
ditanam pada tanah. Apabila tiang langsung berhubungan dengan tanah
sebaiknya ditanam sedalam 20 cm untuk menjaga agar konstruksi tidak
bergeser. dari ketinggian kedudukan acuan.
Jarak pemasangan tiang penyangga tergantung dari :
> beban yang ditopang
> ukuran balok
> ukuran penampang maupun panjang tiang penyangga itu sendiri
> skur/pengaku.
Dalam Acuan dan Perancah II terdapat 2 macam tiang yang
digunakan,yaitu:
1) Tiang tunggal (pipe support/steel proof).
2) Tiang rangka (scaffolding).
2. Gelagar
Gelagar berfungsi sebagai penopang langsung dari acuan yang ada
serta dapat berfungsi untuk mengatur elevasi yang diinginkan dari acuan.
Gelagar terbuat dari bahan kayu berukuran balok maupun papan.
Penggunaan bahan gelagar dari kayu berukuran balok maupun berukuran
papan tergantung dari perencanaan pemakaian bahan, tetapi yang pasti
gelagar yang berpenampang 8 x 12 cm akan digunakan untuk menopang
beban yang lebih berat jika dibandingkan balok kasau berukuran 4 x 6 cm
maupun papan 2 x 20 cm.
7
Gelagar dipasang pada tiang bagian atas sesuai dengan ketinggian yang
dibutuhkan. Pemasangan ini dimulai dari gelagar-gelagar bagian tepi, dan
kemudian gelagar bagian tengah. Gelagar bagian tepi dianggap sebagai
papan duga terhadap gelagar bagian tengah
Jarak pemasangan gelagar tergantung dari ;
> Ukuran penampang bahan gelagar
> Beban yang dipikul
> Ketebalan papan acuan.
3. Skur
Skur merupakan bagian dari acuan perancah yang berfungsi untuk
memperkokoh atau memperkaku dari sistem acuan perancah yang ada.
Agar didapat suatu sistem acuan perancah yang memenuhi persyaratan
kekakuan, maka skur dipasang pada dua posisi :
a) Skur horizontal merupakan skur yang mempunyai fungsi untuk
mempersatukan tiang penyangga yang ada, sehingga tiang-tiang tersebut
akan bekerja bersamaan pada saat mendapatkan gaya
b) Skur diagonal merupakan skur yang dipasang miring pada arah vertikal,
yang mempunyai fungsi utama untuk melawan gaya-gaya horizontal
( goyangan ) yang timbul pada tiang penyangga.
Skur horizontal saja tidak mampu mengatasi gaya. Skur diagonal saja
tidak mampu menerima gaya karena tidak ada persatuan antar tiang
penyangga dan yang bisa terjadi tiang akan melendut. Kombinasi antara
skur horizontal dan diagonal akan mempunyai kemampuan menopang gaya,
karena terjadi kekompakan tiang dan skur.
4. Landasan
Landasan merupakan untuk tiang penyangga agar tidak bergerak-gerak.
Landasan yang digunakan biasanya berupa balok kayu, baja atau beton.
Landasan berfungsi sebagai:
1) Sebagai bahan (alat) untuk memperluas bidang tekan pada setiap ujung
-ujung tiang penyangga
8
2) Sebagai bahan atau alat untuk menyangga tergesernya ujung-ujung
tiang akibat adanya gaya-gaya horizontal
3) Sebagai bahan atau alat untuk memudahkan pemasangan tiang -tiang
apabila tiang-tiang tersebut harus dipasang pada tempa- tempat
bergelombang.
5. Penyokong
Setelah papan landasan siap, maka tiang-tiang yang sudah dipotong
diletakkan diatas papan tersebut dan dipasangkan penyokong agar tiang–
tiang tersebut dapat berdiri dengan tegak dan kokoh.
2.7 Metode yang digunakan Dalam Acuan dan Perancah
1. System Tradisional
Yaitu suatu metode yang masih menggunakan material lokal, sedangkan
konstruksinya konvensional. Penggunaan terbatas hanya sampai pada beberapa
kali penggunaan untuk bentuk yang rumit akan banyak memakan waktu dan
tenaga.
2. Semi System
Yaitu suatu metode dimana material dan konstruksinya sudah merupakan
campuran antara material lokal dan buatan pabrik akan bisa kita pakai terus-
menerus, oleh karena itu penggunaan metode ini hanya untuk pekerjaan yang
mengalami beberapa kali pembuatan terus-menerus.
3. Full System
Yaitu suatu metode dimana semua materialnya merupakan buatan pabrik dan
konstruksinya tidak lagi konstruksi konvensional. Materialnya bisa digunakan
secara terus-menerus dan penggunaannya sangat mudah dan sesuai dengan
petunjuk dari pabrik pembuatannya. Untuk menginvestasikannya memerlukan
banyak pertimbangan karena harga bekisting ini cukup mahal. Sebelum
pekerjaan dimulai kita harus menghitung terlebih dahulu beban-beban yang
akan diterima.
9
Dalam Acuan dan Perancah II, metode yang digunakan adalah metode Semi Systerm.
Perencanaan Konstruksi Acuan & Perancah
Pembebanan
- Acuan horizontal, contoh : lantai
- Acuan vertikal, contoh: kolom
Pembebanan Vertikal
Perkiraan Tekanan yang dikembangkan oleh Beton
Ada 4 tekanan yang mungkin berbeda:
1. P. Hidrostatis
Phs = h = tinggi beton
P = tekanan beton = berat jenis beton (kg/m2)
2. Beton pada saat dituangkan tidak langsung rata, membentuk lengkungan dan
mendesak ke samping.
P. arching = P.arc =
R = Laju kecepatan vertikal pengecoran (m/jam)
d = Tebal beton (mm) dipertimbangkan jika d 500mm (faktor lengkung
tidak mendesak lagi)
3. Faktor pengaruh kekentalan dan suhu diabaikan
P. Stiffering = P.st =
K = nilai koreksi antara suhu dan slump
Tabel Nilai K
10
4. P. Impect = P. imp =
Bila tekanan jatuh Beton lebih dari 2m, pada waktu menghitung ditambahkan
dengan P. Impect. Apabila berat untuk beton lembek sangat berbeda dari nila
2400 kN/m2 maka suatu koreksi harus dibuat dengan rumus :
Keadaan Khusus:
Dengan campuran zat penghambat hanya Ph dan Pg dapat
dipertimbangkan.
Pada Beton dengan campuran zat Plasticizer hanya Ph dapat
dipertimbangkan.
Pada Beton dengan kemantapan S> 80 mm (Turun) dan getaran luar hanya
Ph dan Pv dapat dipertimbangkan.
Pada pengecoran Beton dengan pipa, dimana ujungnya berda dibeton,maka
tekanan hidrostatik sepanjang pipa keseluruhan harus dipertimbangkan.
Pengecoran Beton dengan menggunakan pompa,diaman ujung pipa berada
didalam Beton, maka 150% dari tekanan hidrostatik yang ada harus
ditambahkan.
Pembebanan Horizontal
o Biasanya terjadi akibat tekanan hidrostatis dari beton basah dan gaya getar
11
Kemantapan
Penurunan
(mm)
Suhu Beton (C°)
15 20 25 30 35
25 K-C, 8 0,60 0,45 0,35 0,30
50 1,10 0,80 0,60 0,45 0,40
75 1,35 1,00 0,75 0,55 0,50
100 1,60 1,15 0,90 0,65 0,60
2.8 Alat-alat yang digunakan
1. Palu
2. Gergaji
3. Waterpas
12
4. Mesin Potong
5. Benang
6. Unting-unting
7. Penggaris siku
8. Rol meteran
13
9. Linggis
10. Pensil / Kapur
Pensil / kapur digunakan sebagai bahan penanda atau batasan.
A. Peralatan Khusus
Peralatan Khusus merupakan peralatan yang tidak pernah digunakan dalam Acuan
Perancah I,antara lain:
1. Rapid Klem
Rapid Klem merupkan alat penjepit dengan memsaukkan tulangan besi untuk
penjepitnya dan dikunci hingga sesuatu yang akan diikat itu tidak bergerak
lagi atau kuat. Rapid Klem diikat dengan perantara kunci rapid klem yang
diputar hingga kencang.
14
2. Plat Besi
Plat Besi juga memiliki fungsi hampir sama dengan rapid klem, akan tetapi
plat besi lebih simple dari rapid klem karena plat besi hanya ditaruh dan kunci
dengan plat besi yang berbentuk segitiga pada tiap lubang yang sesuai.
3. Steel Prop
Steel Prop memiliki fungsi yang sma dengan dolken pada Acuan Perancah
I,akan tetapi steel prop biasanya digunakan pada gedung yang tinggi.Steel
Prop memiliki tinggi yang dapat diatur.
Kelebihan Steel Prop dari dolken ,antara lain:
Steel Prop lebih simple dari dolken
Steel Prop memiliki bentuk yang sama sehingga mempermudah dlam
penegakannya dan pengaturan kedatarannya
Ketinggian Steel dapat diatur sesuai dengan yang dinginkan sedangkan
Dolken jika tinggnya kurang harus disambung.
15
4. Schaffoelding
Schaffoelding merupakan alat perancah yang terbuat dari baja. Alat Perancah
ini digunakan untuk konstruksi besar dan ini dapat digunakan terus sampai alat
perancah ini rusak. Alat Perancah ini dapat disambung–sambung sesuai
dengan kegunaannya. Alat Perancah ini selain sebagai alat perancah juga
memiliki fungsi lain yaitu sebagai tempat orang berkerja yang dialasnya dapat
dipasang roda.
Schaffoelding ada 2 macam sesuai dengan tinggi standarnya:
Schaffoelding Besar
Schaefolding merupakan alat perancah yang memiliki tinggi standard 170
cm.
Schaffoelding kecil
Extra Folding merupakan tambahan scahefolding yang memiliki tinggi 90
cm
16
Tampak Samping
Tampak Depan
5. Pipa Penyambung Schaffoelding
Pipa Penyambung ini digunakan jika kita ingin menyambung dengan
schaffoelding yang lainnya.
17
6. Extra Foelding
Extra Foelding adalah suatu alat tambah dalam Schaffoelding yang berfungsi
sebagai alas dan tempat balok sesuai dengan bentuknya.
Bahan – bahan yang digunakan
B. Bahan Utama
18
Pada Acuan Perancah 2 ada sedikit perbedaan dengan Acuan Perancah 1, pada
bahan yang digunakan. Bahan-bahan yang digunakan pada Acuan Perancah 2 ini
antara lain:
1. Kayu
Kayu merupakan bahan utama dalam suatu konstruksi bangunan,begitu juga
dalam Acuan Perancah II ini kayu sangat diperlukan kegunaanya.Dalam Acuan
Perancah ini akan digunakan balok kayu yang berukuran 8 X 12 cm dan papan
yang difungsikan sebagai penguat atau skur dan klem
Papan
Papan harus disimpan dengan baik dan harus telindung dari pengaruh
cuaca dan serangan serangga serta peresapan air tanah.
Untuk penyimpanan papan harus diberi tumpuan .Bagi kayu yang basah
tiap satu papan diberi tumpuan teapi bagi papan yang kering tiap
tumpukan 5 papan diberi tumpuan
Dolken (Gelam)
Dolken biasa digunakan dalam perancah, dan dolken yang digunakan
biasanya bersal dari jenis pinus akasia, kayu manis, kayu laut dan lain-lain.
Doken harus tahan akan cuaca .Ukuran yang biasa digunakan dolken
dalam perancah yaitu memeiliki diameter 6-10 cm dengan panjang (tinggi)
4m.
Kasau
Tidak berbeda dengn penyimpanan papan.Ukuran kasau yang digunakan
untuk acuan :4/6 –400 cm ,5/7-400 cm.
2. Plywood / Multiplex
Pada Acuan Perancah II tidak hanya bahan yang dari alam saja yang
digunakan tetapi juga digunakan bahan buatan, yaitu plywood yang
merupakan salah satu bahan utama dalam Acuan Perancah II ini. Dalam
Acuan Perancah ini, akan digunakan Plywood sebagai bahannya , yang
digunakan untuk cetakan. Digunakan Plywood sebagai cetakan karena
permukaan dari plywood yang telah rata dan halus sehingga tidak perlu
diketam lagi.Keunggulan dari cetakan dengan plywood anatara lain:
Hasil beton akan lebih baik dari pada cetakan papan
Permukaannya telah rata dan halus sehingga tidak perlu untuk diketam
19
Ukuran plywood telah memenuhi standard (1,22 m X 2,44 m)
Plywood tidak mengalami perubahan bentuk plywood sendiri,sedangkan
papan mengalami perubahan akibat dari factor alam dan manusia seperti
melentingnya suatu papan yang mempengaruhi kekuatan suatu beton
Plywood biasanya digunakan pada pekerjaan yang cukup besar dan untuk
permukaan beton yang tidak diplaster lagi tidak memerlukan finishing
(exposed concret). Pada acuan yang menggunakan plywood diusahakan agar
tidak banyak pemakuan, agar pembongkaran dapat mudah dilakukan dan
kemungkinan plywood rusak sangat kecil, sehingga dapat digunakan berkali-
kali (yang baik dapat digunakan 10 kali). Untuk plywood berkualitas baik,
penggunaan paku yang sedit pada plywood dapat dilaksanakan kalau
kestabilan konstruksi perencanaan nya dilaksanakan dengan baik. Adapun
plywood yang sering diperginakan di Indonesia khusus untuk acuan termasuk
kelas II dan tebal 1,8 cm.
3. Baja Tulangan
Baja selain digunakan dalam pembuatan beton, pada Acuan Perancah II ini
baja tulangan digunakan sebagai alat penjepit pada pembuatan Kolom atau
Balok dengan Rapid Klem.
4. Paku
Bentuk penampang paku yang digunakan dalam acuan dan perancah ialah
yang berpenampang bulat. Hal ini untuk mempermudah didalam
pembongkarannya.
Panjang paku yang digunakan tergantung dari tebal sambungan yang
dibuat atau maximal sepanjang tebal sambungan. Paku tidak boleh
melebihi tebal sambungan karena bagian ujung paku yang dibengkokkan
akan menyuklitkan pekerjaan pembongkaran.
Kekuatan paku berpenampang bulat dapat dilihat dalam daftar A yang
berlaku pula untuk tebal kayu yang akan di sambung.
Jarak minimum pemakuan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
a. Dalam arah gaya
12.d. untuk tepi kayu yang dibebani
20
5.d. untuk tepi kayu yang tidak dibebani
10.d. untuk jarak antar paku
b. Dalam arah tegak lurus arah gaya
5.d. untuk jarak sampai tepi kayu
5.d. untuk jarak barisan paku
Penggunaan sambungan dengan paku harus memenuhi persyaratan PKKI
sebagai berikut :
a) Paku yang dipergunakan dapat mempunyai penampang melintang
yang berbentuk bulat persegi atau berakhir lurus.
b) Kekuatan paku berpenampang bulat diberikan dalam tebal II
PKKI dibawah ini dan berlaku untuk tebal kayu seperti tertera pada daftar
tersebut. Kekuatan paku tersebut tidak tergantung dari besar sudut yaitu
sudut antara arah gaya dan arah serat kayu.
c) Untuk sambungan yang menyimpang tebal dari II, dapat dipakai
rumus dibawah ini dengan mengingat syarat-syarat ukuran paku seperti
tertera dalam table III.
1. Sambungan berpenampang Satu
S = ½ b d b 7d
S = 3,5 d2 7d b
2. Sambungan berpenampang dua
S = b d. b 7d
S = 7 d2 7d b
Ket :
S = gaya yang diperkenankan /paku
b = tebal paku
D = diameter paku (tebal II )
= kokoh desak kayu
d) Ujung paku yang keluar dari sambungan, sebaiknya
dibengkokkan tegaklurus arah serst, asal pembengkokan tersebut tidak
akan merusak kayu
e) Apabila dalam suatu barisan terdapat lebih dari 10 batang paku
maka kekuatan paku harus dikurangi dengan 10% dan jika lebih dari 20
batang harus dikurangi 20%.
21
f) Pada sambungan dengan paku ,paling sedikit harus digunakan 4 batang
paku.
5. Kawat Beton
Kawat Beton merupakan bahan pembantu dalam Acuan Perancah II ini,kawat
beton digunakan sebagai pengikat antara Steel Prop dengan skur (Karena Skur
tidak dipakukan pada Steel Prop).
BAB IIIJOB 1
BEKISTING KOLOM
3.1 Definisi
Kolom adalah tiang yang menahan suatu konstruksi bangunan. Kolom
merupakan bagian terpenting dalam suatu konstruksi,sehingga kita harus teliti dalam
merencanakan suatu kolom yang baik, tegak lurus dan kuat serta memiliki mutu yang
baik.
Rapid Klem adalah suatu alat yang dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat
menjepit atau membuat kaku suatu cetakan dengan menjepit baja tulanang sebagai
penjepitnya. Kolom yang dibuat cetakannya dengan pengakuan Rapid Klem sangat
kuat cetakan tersebut, akan tetapi Cetakan Kolom yang menggunakan Rapid Klem
relatif susah dalam pemasangan Rapid Klem dan berbahaya, sehingga kita harus dapat
memahami cara atau teknik pemasangan Kolom dengan Rapid Klem.
Tujuan :
Pada akhir dari pelajaran Mahasiswa diharapkan dapat:
1. Membuat cetakan dengan baik dan benar serta rapi sesuai dengan bentuknya
2. Menggunakan alat dan bahan dengan baik dan benar
3. Menghitung bahan yang digunakan setiap kolom
4. Menegakkan kedudukan cetakan jika daerahnya tidak rata
5. Membuat kolom yang lurus dan jika dilhat seperti garis lurus
22
Bahan dan alat :
Panel 2/244 x 40 cm
Skur baja vertikal
Tirus
Klem perangkai
Meteran
Stager
Unting-unting
Tangga lipat
Instruksi Umum :
1. Perhatikanlah Keselamatan Kerja
2. Persiapkanlah bahan dan peralatan yang digunakan
3. Perhatikanlah instruktur menerangkan
4. Pahamilah gambar kerja yang akan dilaksanakan
Langkah kerja:
Mempelajari gambar kerja dan hitung kebutuhan bahan.
Menyiapkan peralatan, bahan dan lokasi kerja yang akan
digunakan.
Rangkaikan papan – papan sebagai cetakan kolom dengan
menggunakan klam perangkai, sesuai dengan ukuran yang
tercantum di gambar kerja..
Buat papan duga, tentukan letak as kolom.
Pasang tulangan beserta penjaga jarak ( tebal selimut beton )
pada tempatnya.
Letakkan cetakan pada tempatnya.
Rangkaikan tiang acuan dengan papan gelagar. Jarak gelagar
sama dengan jarak klam perangkai, tetapi diukur dari as klam
perangkai.
Tiang acuan harus tegak
23
Memasang papan penjepit untuk bagian atas dan bawah terlebih
dahulu, bagian tengah menyusul setelah cetakan kolom benar –
benar telah tegak.
Untuk menegakkan kolom dipakai unting – unting.
Kedudukan kolom harus benar – benar tegak dan siku / lurus
terhadap kedudukan kolom yang lain.
Selanjutnya setelah kolom berdiri tegak, pasanglah balok
vertikal pada kolom dan harus segaris jika tampak dari jauh.
Agar balok vertikal tersebut kuat, sebaiknya kita pasang skoor
diantara keduanya.
24
25
Detail bekisting kolom dengan metode semi system hasil praktek kelas 2 gedung
2 pagi
Foto bekisting kolom pada proyek gedung baru di politeknik negeri Jakarta
Gambar bekisting kolom dengan metode full system
26
BAB IVJOB II
BEKISTING BALOK
4.1 Definisi
Balok dapat disebut kolom horizontal yang mana cetakan kolom dan balok
memiliki cara yang sama serta memiliki fungsi sebagai penahan tekanan baik beban
mati maupun beban hidup.
Balok pada Acuan Perancah 2 ini berbeda dengan balok pada Acuan Perancah 1,
perbedaan itu terdapat pada tiang perancah yang digunakan:
● Balok pada Acuan Perancah 1 tiang perancah yang digunakan yaitu dolken,
sedangkan pada Acuan Perancah 2 ini akan digunakan Steel Prop atau tiang perancah
yang terbuta dari baja.
● Balok pada Acuan Perancah 1 lebih rumit pada saat penegakan Balok, karena
kadang-kadang dolken yang digunakan tidak memiliki tinggi yang sama sehingga
perlu disambung jika kurang, sedangkan Steel Prop pada Acuan Perancah 2 tingginya
dapat diatur daan dilahat kedataran dengan WaterPass agar memiliki tinggi yang
sama.
Alat dan bahan:
Panel 2/244 x 40 cm
Papan 2/20-400cm
Kaso 4/6-400cm
Paku 4,5,7cm
Balok borneo 8/12-400cm
Meteran
Gergaji
Palu
Klem penjepit
Selang air
Tangga
Steel Prop
Schafoelldieng
Circular Hand Saw
Klem penjepit
27
Papan cetakan
Klam penjepit
Papan gelagar
schaffoeldieng
Skur samping
Skur horizontal
Langkah kerja :
Mempelajari gambar kerja dan hitung kebutuhan bahan.
Menyiapkan peralatan, bahan dan lokasi kerja yang akan digunakan.
Rangkaikan papan – papan sebagai cetakan balok dengan menggunakan
klam perangkai, sesuai dengan ukuran yang tercantum di gambar kerja.
Dirikan tiang perancah dengan jarak antara tiang perancah sama dengan
jarak klam perangkai.
Tiang perancah dikakukan ke arah panjangnya dengan skor.
Menimbang dan memasang gelagar.
Letakkan cetakan pada tempatnya di atas gelagar.
Pasang klam penjepit dan skor atas.
Pasang tulangan beserta penjaga jarak ( tebal selimut beton ) pada
tempatnya
Periksa kesikuan balok dan sambungan antara balok dan kolom.
28
Detail bekisting balok dengan metode semi system hasil praktek kelas 1 gedung 2 pagi
29
Bekisting balok pada proyek gedung di politeknik negeri Jakarta yang sudah di
perbaiki setelah mengalami patah akibat salah konstruksi.
BAB V
30
JOB IIIBEKISTING LANTAI
5.1 Definisi
Cetakan lantai adalah lantai yang bisanya terletak diatas lantai dasar yang
mana lantai itu harus kuat dan plat lantai harus terikat kuat satu sama lainnya.
Cetakan lantai biasanya disuatu konstruksi bangunan rumah lantai 2 dan
seterusnya dan gedung.Lantai ini harus terikat denngan balok
5.2 Tujuan
Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat:
1. Membuat cetakan lantai dengan benar.
2. Meperhitungkan kekuatan terhadap lantai.
3. Mepergunakan bahan dan perlata dengan baik dan benar.
Alat dan bahan:
Papan 2/20-400cm
Kaso 4/6-400cm
Paku 4,5,7cm
Balok borneo 8/12-400cm
Meteran
Gergaji
Palu
Klem penjepit
Selang air
Tangga
Steel Prop
Schafoelldieng
Circular Hand Saw
Klem penjepit
Skur horizontal
U head
Jack base
Pipa galvanis
5.3 Instruksi Umum
31
1. Perhatikan Keselamatan Kerja.
2. Pahamilah Instruktur menerangkan dan bertanyalah jika kurang
mengerti.
3. Pahamilah cara menghitung kebutuhan bahan dan lata yang
digunakan.
4. Gunakanlah waktu seefektif mungkin
5.4 Langkah Kerja
1. Persiapkanlah bahan dan alat yang akan digunakan.
2. Taruhlah Schefolding 170 cm ditengah dengan jarak kanan-kiri
50 cm.
3. Pasanglah Extra folding Alas di Schaefolding dan pasanglah
penyambung Schaefolding dan pasanglah juga shcaefolding 90
cm dan taruhlah juga Extra Folding terbuka, sebaiknya
Schaefolding dialasi papan yang rata .
4. Aturlah ketinggian Schaefolding sampai dengan ketinggian 298
cm, yaitu:
Jadi Tingginya yaitu:
32
Tinggi = Papan Alas+T.Schaefolding I+Schaefolding II+Balok penyangga+Gelagar+Extrafolding[atur sampai sesuai dengan
ukurannya]
[2 + 170 + 90 + 12 +12 + 7(Extrafolding Bawah)+7(Extrafolding)]=300 cm(Sisa
14 cm dibagi ½ sehingga 7 cm untuk atas dan 7cm untuk bawah)
5. Setelah telah dipasang Schaefolding ,taruhlah Balok penyangga
8/12 300 cm di extra folding atas, pakukan dan ikat dengan kawat
beton agar kuat.
6. Setelah Balok penyangga dipasang taruhlah gelagar dengan jarak
50-60 cm, dan kedataranya dilihat dengan WaterPass.
7. Setelah dipsang dan pakukan semuanya taruhlah papan multiplex
uk.2.44 X1.22 m dengan tebal 2 cm diatas a gelagar dan harus
rapat dengan ½ dari tebal tep balok 30 cm.
8. Setelah selesai, periksanlah pekerjaan pada Instruktur.
9. Selanjutnya, rapikanlah bahan dan peralatan yang digunakan dan
simpan pada tempat semula.
BAB IVMEMBUAT CETAKAN DINDING
33
4.1 Definisi
Dinding dengan Rapid Klem memiliki cara teknik pekerjaanya sama dengan
Kolom dengan Rapid Klem. Dinding dengan Rapid Klem itu harus kuat dan kaku
serta siku dalam pembuatan cetakannya ,agar menghasilkan dinding sesuai dengan
harapan kita dan bermutu yang baik. Cetakan Dinding dengan menggunakan Rapid
Klem relatif rumit dan perlu ketelitian dan kehati-hatian,karena dalam pembuatan
cetakan dinding dengan Rapid Klem cetakan itu harus siku dan memiliki jarak sama
tiap dinding serta datar dan tegak.
4.2 Tujuan
Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat :
1. Membuat cetakan dinding dengan rapid klem dengan baik dan benar.
2. Memperhitungkan kebutuhan bahan dan peralatan yang digunakan dalam
pembuatan cetakan dinding dengan rapid klem.
3. Menggunakan peralatn dengan baik dan benar.
Alat dan bahan:
Panel 2/244 x 40 cm
Kaso 4/6-400cm
Paku 4,5,7cm
tirut
Meteran
Gergaji
Palu
Klem penjepit
Tangga
Circular Hand Saw
Pipa galvanis
Skur vertical
Pipa PVC
4.3 Instruksi Umum
1. Perhatikanlah Keselamatan Kerja
34
2. Perhatikanlah Instruktur menerangkan cara pembuatan cetakan dinding dengan
rapid klem.
3. Persiapknlah bahan dan peralatan yang dibutuhkan.
4. Gunakanlah waktu seefektif mungkin.
4.4 Langkah Kerja
1. Persiapkanlah bahan dan peralatan yang akan digunakan.
2. Buatlah Papan Duga dengan lebar dinding 100 cm
3. Setelah papan duga dibuat,pasanglah tiang vertical rapat dengan benang dengan
jarak masing-masing 60 cm dari AS dan di skoor horizontal dan miring.
4. Periksakanlah ketegakanya dengan dengan WaterPass dan pasanglah skoor tiap
Balok vertical.
5. Setelah kita pasang balok vertical, pasanglah cetakan dinding dengan tinggi 30
cm + 1cm + 122 cm + 1cm + 122 cm sehingga tinggi total dari dinding tersebut
276 cm.
6. Pakukanlah cetakan tersebut pada balok vertikal dengan kuat.
7. Cetakan memiliki panjang 244 cm
8. Usahakan cetakan tersebut datar dan tegak dengan melihat kaedah Unting-Unting
dan WaterPass.
9. Usahakan cetakan harus siku denga kaedah siku.
10. Setelah, cetakan dinding terpasangan, jepitlahlah dengan rapid klem.
11. Sebelum memasang balok 8/12 sebagai penjepitnya, buatlah jarak dengan
memasang klem dan WaterPasskanlah klem tersebut serta setelah itu taruhlah
balok 8/12 tersebut dan jepitlah dengan kuat dengan Rapid Klem.
12. Setelah dinding dibagian bawah dipasang Rapid Klem lakukan dengan cara yang
sama untuk Rapid Klem bagian Atas.
13. Setelah dinding semuanya dipasang Rapid Klem, periksalah ketegakannya dan
kedataranya dengan WaterPass dan Unting-Unting.
14. Periksakanlah pekerjaan pada Instruktur.
15. Setelah selesai, rapikanlah bahan dan perlatannya yang digunakan dan simpan
pada tempat semula.
Detail cetakan dinding hasil praktek kelas 1 gedung 2 pagi
35
BAB VJOB V
36
MEMBUAT CETAKAN TANGGA ¼ LINGKARAN
5.1 Definisi
Tangga merupakan suatu konstruksi yang digunakan untuk tempat yang tinggi
(rumah berlantai 2, gedung besar, dll) merupakan perantarat jalan dari bawah keatas
atupun sebaliknya. Bentuk tangga berbagai macam baik dari segi bentuk,bahan serta
fungsinya. Beberapa bentuk tangga kebanyakan di Indonesia,diantaranya:
Tangga biasa
Tangga ¼ Lingkaran
Tangga ½ Lingkaran
Tangga Lingkaran
Dan lain sebagainya
Sebelum kita membuat Tangga kita harus memperhitungakn dahulu tangga yang akan
kita buat tersebut, Perhitungan Pembuatan Tangga ¼ Lingkaran
Hitunglah tinggi dinding ,tinggi tangga ialah sama dengan jumlah banyaknya optride
Setelah Kita menghitung tinggi tangga, tentukanlah optride dan antride
5.2 Tujuan
37
2 Optride +Antride = 57-65 cmOptride minimal =18 cm
Pada akhir pelajaran mahasiswa diharapkan dapat:
1. Menghitung dan membuat berbagai bentuk tangga.
2. Merencanakan Tangga yang ideal.
3. Membuat cetakan dan acuan tangga dengan bentuk ¼ lingkaran.
4. Menentukan panjang optride dan lebar antride.
Alat dan bahan:
Panel 2/244 x 40 cm
Kaso 4/6-400cm
Paku 4,5,7cm
Meteran
Gergaji
Palu
Klem penjepit
Tangga
Pipa galvanis
Skur vertical
5.3 Instruksi Umum
1. Perhatikanlah Keselamatan Kerja.
2. Persiapkanlah bahan dan peralatan yang diperlukan.
3. Perhatikanlah penjelasan cara pembuatan Tangga ¼ Lingkaran,bertanyalah pada
Intruktur jika kurang mengerti.
4. Pahamilah bentuk gambar kerja.
5. Gunakanlah waktu seefektif mungkin.
5.4 Langkah Kerja
1. Persiapkanlah bahan dan peralatan yang diperlukan.
2. Pelajarilah gambar kerja dan hitunglah kebutuhan bahan-bahan yang digunakan.
3. Hitunglah optride dan antride tangga yang akan kita buat.
4. Rencanakan pada optride keberapa tangga tersebut mulai membentuk lingkaran.
5. Gambarlah pada kedua dinding cetakan kedudukan daripada tangga tersebut
sesuai dengan kita rencanakan.
38
6. Pada gambar untuk lantai tangganya harus kita turunkan setebal papan-papan
cetakannya.
7. Potong papan sesuai dengan gambar tersebut dan masing-masing kita pakukan
pada dinding cetakan hingga sampa selesai .
8. Potongan papan-papan yang sudah dipasang harus kita sokong hingga
kedudukannya kuat dan kokoh.
9. Pasang papan-papan cetakan lantai tangga yang telah kita belah pada kedudukan
papan-papan tersebut sampai selesai,mengenai ukurannya dapat kita potong
ditempat.
10. Pada cetakan papan-papan cetakan tersebut ,ditengah-tengah anatara lebar papan
cetakan kita buatkan penyokong/pengaku.
11. Pasang papan-papan optride pada dinding yang telah kita gambar.
12. Pada masing-masing papan optride,ditengah-tengahnya (diantara) kita pasang
papan penyokong.
13. Periksanlah semua hasil pekerjaa sesuai dengan gambar kerja dan ketentuan-
ketentuan lainnya.
14. Kedudukan dari cetakan dan acuan tangga tersebut harus benar-benar kuat,kokoh
dan kaku.
15. Setelah selesai,periksanlah hasil pekerjaan pada Instruktur.
Gambar hasil praktek membuat cetakan tangga ¼ lingkaran
39
Gambar rencana
BAB VIPENUTUP
40
6.1 Kesimpulan
Acuan Perancah 2 merupakan pengembangan dari Acuan Perancah 1,yang
mana pada Acuan Perancah 1 kita tahu akan cara menbuat cetakan dengan bimbingan
Instruktur, tetapi pada Acuan Perancah 2 kita dituntut untuk berpikir bagaimana cara
menyelesaikan suatu konstruksi dengan baik dan benar.
Dalam Acuan Perancah 2 yang telah dilaksanakan di Bengkel Terbuka Teknik
Sipil Politeknik Negri Sriwijaya, banyak ilmu baru dan ketrampilan yang didapat,
antara lain:
Kita dapat menghitung kebutuhan bahan dan peralatan serta pekerja dalam suatu
konstruksi.
Kita dapat menghitung kekuatan suatu konstruksi yang akan kita buat.
Kita dapat merencanakan suatu konstruksi sendiri dengan meperhitungakan segala
kebutuhanya konstruksi yanag akan kita buat tersebut.
6.2 Saran
Dalam Acuan Perancah II ini, ada bebrapa perbedaan dengan Acuan Perancah
I, diantaranya peralatan serta bahan yang digunakan. Acuan Perancah II ini lebih
berbahaya dari Acuan Perancah I, karena dalam Acuan Perancah II ini peralatan yang
digunakan relati berbahaya serta kontruksi dalam Acuan Perancah II ini suatu ilmu
yang harus kita pahami benar, sehingga sebaiknya dalam pelaksanakan Acuan
Perancah II kita harus paham dan mengerti tentang Acuan Perancah II.
Adapun beberapa saran, diantaranya:
Mematuhi peraturan yang ada dalam Bengkel baik tertulis maupun tersirat.
Bersikap disiplin dan bekerja sama sehingga waktu yang digunakan efektif.
Gunakanlah pakaian kerja seperti helm dan sepatu.
Perhatikanlah Instruktur dalam menerangakan sutu pekerjaan.
41