fokal infeksi pada rongga mulut
DESCRIPTION
BEDAH MULUTTRANSCRIPT
7/21/2019 fokal infeksi pada rongga mulut
http://slidepdf.com/reader/full/fokal-infeksi-pada-rongga-mulut 1/16
BAB I
PENDAHULUAN
Rongga mulut merupakan tempat hidup bakteri aerob dan anaerob.
Organisme-organisme ini merupakan flora normal dalam mulut yang terdapat plak
gigi, cairan sulkus gingiva, mucus membrane, dorsum lidah, saliva dan mukosa mulut.
Penyakit gigi merupakan jenis penyakit urutan pertama yang dikeluhkan masyarakat.
Berdasar hasil survei dinas kesehatan tahun 2!, penyakit gigi dikeluhkan " persen
penduduk #ndonesia. $elain itu tanpa disadari keluhan penyakit gigi juga berdampak
pada merosotnya produktivitas penderita, kebanyakan berhenti beraktivitas antara 2
sampai % hari. &ubang pada gigi merupakan tempat jutaan bakteri. 'pabila bakteri
masuk ke dalam pembuluh darah dapat menyebar ke organ tubuh lainnya dan
menimbulkan infeksi, seperti masalah sistem pernafasan, otak dan jantung.
(okal infeksi merupakan pusat atau suatu daerah di dalam tubuh, dimana
kuman atau basil-basil dari kuman tersebut dapat menyebar jauh ke bagian tubuh lain
dan dapat menyebabkan penyakit, sumber infeksi dari salah satu organ tubuh yang
berasal dari gigi, salah satu penjalaran kuman dari pusat infeksi sampai ke organ
tubuh tersebut, diba)a melalui aliran darah*lymphe atau dapat pula secara
kontaminasi.!
+enurut . +iller !/01, seluruh bagian dari sistem tubuh yang utama
telah menjadi target utama dari infeksi yang berasal dari mulut, terutama bagian pulpa
dan periodontal. Organisme yang berasal dari mulut tersebut dapat menyebar ke
daerah sinus termasuk sinus daerah kranial1, sistem kardiovaskuler, mediastinum,
paru-paru, mata, saraf pusat dan perifer. Penyebaran infeksi dari fokal primer ke
tempat lain dapat berlangsung melalui beberapa cara, yaitu transmisi melalui sirkulasi
darah hematogen1, transmisi melalui aliran limfatik limfogen1, perluasan infeksi
1
7/21/2019 fokal infeksi pada rongga mulut
http://slidepdf.com/reader/full/fokal-infeksi-pada-rongga-mulut 2/16
dalam jaringan, dan penyebaran dari traktus gastrointestinal dan pernapasan akibat
tertelan atau teraspirasinya materi infektif.
BAB II
2
7/21/2019 fokal infeksi pada rongga mulut
http://slidepdf.com/reader/full/fokal-infeksi-pada-rongga-mulut 3/16
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Fokal Infeksi
(okal infeksi adalah suatu infeksi lokal yang biasanya berlangsung dalam
jangka )aktu yang cukup lama kronis1, dimana hanya melibatkan bagian kecil dari
tubuh, yang kemudian dapat menyebabkan suatu infeksi atau kumpulan gejala pada
bagian tubuh yang lain. eori tentang fokal infeksi sangat erat hubungannya dengan
bagian gigi, dimana akan mempengaruhi fungsi sistemik seorang sistem sirkulasi,
skeletal dan sistem saraf. 3al ini disebabkan oleh penyebaran mikroorganisme atau
toksin yang dapat berasal dari gigi, akar gigi, atau gingiva yang terinfeksi.!,2
$udibyo dalam &i dkk, 21, menyatakan bah)a fokal infeksi merupakan
asal mula dan penyebab berkembangnya penyakit sistemik, terutama penyakit
periodontal di permukaan marginal maupun apikal, jumlah bakteri pada infeksi
jaringan periodontal apikal mencapai 2 macam dan pada infeksi jaringan
periodontal marginal mencapai % macam atau lebih dan umumnya bakteri gram
negatif.4
2.2. Fokal Infeksi dalam Rongga Mulu
!. 5tiologi
#nfeksi odontogenik dapat disebabkan karena trauma, infeksi post-operasi dan
sekunder dari infeksi jaringan periodontal atau perikoronal. Bakteri penyebab infeksi
umumnya bersifat endogen dan bervariasi berupa bakteri aerob, anaerob maupun
infeksi campuran bakteri aerob dan anaerob. +ikroba yang menjadi penyebab
tersering adalah Streptococcus Mutans dan Lactobacillus Sp yang memiliki aktivitas
produksi asam yang tinggi.2
3
7/21/2019 fokal infeksi pada rongga mulut
http://slidepdf.com/reader/full/fokal-infeksi-pada-rongga-mulut 4/16
isebutkan bah)a etiologi dari infeksi odontogenik berasal dari bakteri
komensal yang berproliferasi dan menghasilkan en6im. Pada saat bayi baru
dilahirkan, proses kolonisasi bakteri dimulai dan dikatakan predominan terdiri atas
$treptococcus salivarius. Pada saat gigi pertama tumbuh, yaitu pada saat bayi berusia
" bulan, komunitas bakteri berubah menjadi predominan S.sanguis dan S.mutans dan
pada saat gigi selesai tumbuh terdapat komunitas heterogen antara bakteri aerobik dan
anaerobik. iperkirakan terdapat 7 spesies bakteri yang berkolonisasi di mulut
dimana 8 dari spesies tersebut dapat ditemukan pada area subgingival.
#nfeksi odontogenik merupakan suatu infeksi polimikrobial dan campuran.
#nfeksi tersebut merupakan hasil dari perubahan bakteri, hubungan antara bakteri
dengan morfotipe yang berbeda dan peningkatan jenis bakteri. Perubahan bakteri
yang terjadi berupa perubahan yang pada a)alnya predominan gram positif, fakultatif
dan sakarolitik menjadi predominan gram negatif, anaerobik dan proteolitik.2
abel !. +ikroorganisme penyebab infeksi odontogenik 4
Mik!oo!ganisme "en#e$a$ %umla& "asien Pe!senase '()
Ae!o$ik 2/ 7
Anae!o$ik !44 44
Ae!o$ik*Anae!o$ik 284 "Sumber: Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery, 3rd ed, 199
abel 2. +ikroorganisme penyebab infeksi odontogenik 4
Mik!oo!ganisme "en#e$a$ Pe!senase '()
Ae!o$ik +o,,us g!am'-)
Streptococcus spp.
Streptococcus spp.(grup D)
Stafilococcus spp.
Eikenella spp.
+o,,us g!am'*)
Neisseria spp.
Baang g!am'-)
Corynebacterium spp.
Baang g!am'*)
Haemophillus spp.Lainn#a
2%/%
0
2
"
2
2
4
"
8
4
7/21/2019 fokal infeksi pada rongga mulut
http://slidepdf.com/reader/full/fokal-infeksi-pada-rongga-mulut 5/16
Anae!o$ik
+o,,us g!am'-)
Streptococcus spp. Peptostreptococcus spp.
+o,,us g!am'*)
Viellonella spp.
Baang g!am'-)
Eubacterium spp.
actobacillus spp.
!ctinomyces spp.
Clostri"ia spp.
Baang g!am'*)
#acteroi"es spp. $usobacterium
spp.Lainn#a
7%
4
44"%
8
!8
%
7%
2%"
Sumber: Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery, 3rd ed, 199
2./. Paogenesis dan Paofisiologi Fokal Infeksi
Penetrasi dari bakteri komensal yang mengalami perubahan, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif bila diikuti sistem imun dan pertahanan seluler yang
terganggu, akan menyebabkan infeksi. $elain itu terganggunya keseimbangan
mikroflora akibat penggunaan antibiotik tertentu juga dapat menyebabkan adanya
dominasi bakteri lainnya yang potensial. 9ondisi-kondisi maupun penyakit yang
menyebabkan keadaan imunokompromais seperti penyakit metabolik tak terkontrol
uremia, alkoholisme, malnutrisi, diabetes1, penyakit suppresifleukimia, limfoma,
tumor ganas1, dan penggunaan obat-obat immunosupresif misalnya pada pasien yang
menjalani kemoterapi kanker juga dapat memfasilitasi dengan mudah terjadinya
infeksi odontogenik.2,4,8
+ekanisme tersering terjadinya infeksi odontogenik bera)al dari karies
dentis. Proses demineralisasi enamel gigi akan merusak enamel yang selanjutnya
melanjutkan invasi bakteri ke pori* trabekula dentin yang kemudian menyebabkan
pulpitis hingga nekrosis pulpa. ari pulpa maka infeksi dapat menyebar ke akar gigi
5
7/21/2019 fokal infeksi pada rongga mulut
http://slidepdf.com/reader/full/fokal-infeksi-pada-rongga-mulut 6/16
dan selanjutnya menyebar ke os maksila atau mandibula, menyebabkan osteomyelitis.
9erusakan ini dapat menyebabkan perforasi sehingga melibatkan pula mukosa mulut
maupun kulit )ajah.4,8,%
$ebagian besar bakteri yang berlokasi pada supragingival adalah gram positif,
fakultatif dan sakarolitik yang berarti bah)a pada keadaan dimana terdapat
karbohidrat terutama sukrosa, maka akan diproduksi asam. 'sam ini akan membuat
enamel mengalami demineralisasi yang memfasilitasi infiltrasi dari bakteri pada
dentin dan pulpa. engan adanya invasi dari bakteri pada jaringan internal gigi,
bakteri berkembang, terutama bakteri gram negatif, anaerobik dan proteolitik akan
menginfeksi rongga pulpa. Beberapa bakteri ini memiliki faktor virulensi yang dapat
menyebabkan invasi bakteri pada jaringan periapikal melalui foramen apikal. &ebih
dari sebagian lesi periapikal yang aktif tidak dapat dideteksi dengan sinar-: karena
berukuran kurang dari .! mm.2
;ika respon imun host menyebabkan akumulasi dari netrofil maka akan
menyebabkan abses periapikal yang merupakan lesi destruktif pada jaringan. <amun
jikan respon imun host lebih didominasi mediasi oleh makrofag dan sel limfosit ,
maka akan berkembang menjadi granuloma apikal, ditandai dengan reorganisasi
jaringan melebihi destruksi jaringan. Perubahan pada status imun host ataupun
virulensi bakteri dapat menyebabkan reaktivasi dari silent periapical lessions.4,8,%
#nfeksi odontogenik juga dapat berasal dari jaringan periodontal. 9etika
bakteri subgingival berkembang dan membentuk kompleks dengan bakteri
periodontal patogen yang mengekspresikan faktor virulensi, maka akan memicu
respon imun host yang secara kronis dapat menyebabkan periodontal bone loss. 'bses
periodontal dapat berasal dari eksaserbasi periodontitis kronik, defek kongenital yang
dapat memfasilitasi invasi bakterifusion dari akar, development grooves, dll1,
6
7/21/2019 fokal infeksi pada rongga mulut
http://slidepdf.com/reader/full/fokal-infeksi-pada-rongga-mulut 7/16
maupun iatrogenik karena impaksi dari kalkulus pada epitel periodontal pocket
selama scaling. Beberapa abses akan membentuk fistula dan menjadi kronik yang
pada umumnya bersifat asimptomatik ataupun paucisimptomatik. Bentuk khusus dari
abses periodontal rekuren adalah perikoronitis yang disebabkan oleh invasi bakteri
pada coronal pouch selama erupsi molar.8,%
2.0. Sum$e! Fokal Infeksi "ada Mulu
2.8.!. Plak dan kalkulus
Penyebab utama infeksi pada gingiva serta jaringan pendukung gigi lainnya
adalah mikroorganisme yang berkumpul di permukaan gigi atau yang disebut sebagai
plak bakteri. Plak yang telah lama melekat pada gigi dan jaringan gingiva dapat
mengalami kalsifikasi menjadi kalkulus yang biasanya tertutup lapisan lunak bakteri.
Bakteri plak yang melekat dalam jangka )aktu yang lama dapat menyebabkan
jaringan gingiva terpapar toksin produksi bakteri tersebut. 'pabila jaringan gingiva
terpapar toksin bakteri plak, tubuh akan membaca hal tersebut sebagai antigen yang
merangsang antibody dalam tubuh untuk membentuk kompleks antigen-antibodi.
alam keadaan normal kompleks antigen antibody tersebut dimusnahkan dan
selanjutnya hilang dari sirkulasi dapat mengakibatkan berbagai kelainan dalam organ
tubuh yang disebut penyakit kompleks imun.
2.8.2. 9aries gigi
=igi berlubang merupakan penyebab penyakit infeksi yang umum terjadi dan
dialami oleh 0%> penduduk dunia. ata tahun 28 dari epartemen 9esehatan
menunjukkan bah)a insiden gigi berlubang di #ndonesia terjadi sebanyak 0,%>.
+eski prevelansinya tinggi, namun karies masih sering dianggap sepele.
Banyak riset yang menunjukkan hubungan antara penyakit periodontal dan
gigi berlubang dengan penyakit sistemik,terutama penyakit jantung. 9uman yang
bersarang pada karies dapat ?mendarat@ ke pembuluh darah dan organ seperti
7
7/21/2019 fokal infeksi pada rongga mulut
http://slidepdf.com/reader/full/fokal-infeksi-pada-rongga-mulut 8/16
jantung, ginjal, dan liver. Oleh karena itu ada beberapa kasus penyakit yang
menyeluruh pada tubuh yang sebenarnya dipicu oleh infeksi dari gigi, biasa disebut
sebagai infeksi fokal, misalnya infeksi pada otot jantung miokarditis1. 9eberadaan
kuman di dalam rongga mulut sangat dipengaruhi oleh kebiasaan makan, jumlah
sukrosa yang terdapat dalam karbohidrat yang dikonsumsi, dan kebersihan mulut. ;ika
frekuensi aktivitas makan dan jumlah sukrosa yang dikonsumsi berada dalam level
tinggi disertai kebersihan mulut yang tidak terjaga maka konsentrasi fluoride pada
mulut dan kemampuan sistem penyangga buffer1 saliva liur1 akan menjadi rendah
akibatnya tingkat keasaman mulut dan jumlah kuman $treptococcus mutans pun akan
meningkat.
9eadaan ini akan membuat mineral gigi menghilang secara progresif, yang
disebut sebagai proses demineralisasi. $ebenarnya ada proses yang mengimbangi
demineralisasi tersebut,yaitu proses remineralisasi oleh saliva. $aliva akan
menetralkan asam sehingga ion A ion mineral dari cairan di sekitar gigi dapat
diletakkan kembali pada gigi. engan kata lain, proses karies dianggap sebagai hasil
ketidakseimbangan antara proses demineralisasi dan remineralisasi yang terjadi terus
menerus.
2.8.4. Perikoronitis
Perikoronitis merupakan inflamasi jaringan gingiva sekitar mahkota gigi yang
mengalami erupsi inkomplit. hal ini biasanya dapat disertai operkulitis yakni
inflamasi pada ginggi!al flap dari gigi yang mengalami erupsi inkomplit.
perikoronitis sering terjadi pada molar-4 namun dapat juga terjadi pada gigi lain yang
mengalami erupsi inkomplit. =igi yang mengalami erupsi inkomplit disebut gigi
impaksi.!,2 Perikoronitis disebabkan oleh adanya gigi erupsi parsial, kelainan pada
8
7/21/2019 fokal infeksi pada rongga mulut
http://slidepdf.com/reader/full/fokal-infeksi-pada-rongga-mulut 9/16
kantong periodontal, kelainan pada upper toot" biting pada gum flap, ri)ayat
perikoronitis, oral higiene buruk, infeksi saluran nafas atas, adanya impaksi makanan
dan akumulasi plak di ba)ah gum flap, dan ginggivitis ulseratif akut.!,2
=ambar :. Operkulitis kiri1 dan perikoronitis pada +olar 4 ba)ah kiri yang erupsi inkomplit
kanan1
2.8.8. <ekrosis Pulpa
<ekrosis pulpa merupakan kematian pulpa yang disebabkan oleh iskemik
jaringan pulpa yang disertai dengan infeksi. #nfeksi tersebut disebabkan oleh
mikroorganisme yang bersifat saprofit namun juga dapat disebabkan oleh
mikroorganisme yang memang bersifat patogen. <ekrosis pulpa sebagian besar terjadi
oleh komplikasi dari pulpitis baik yang akut mapun yang kronik yang tidak ditata
laksana dengan baik dan adekuat.
5tiologi nekrosis pulpa yang paling sering adalah karies dentis, trauma, dan
iatrogenik. <ekrosis pulpa sebagian besar bera)al dari pulpitis yang disebabkan oleh
karies dentis. rauma dapat menyebabkan pulpitis yang berakhir dengan nekrosis
pulpa!,2. +enurut Robertson dkk, pada obliterasi kanal pulpa akibat trauma pada gigi
insisivus permanen didapatkan !"> kasus mengalami nekrosis pulpa melalui tes
elektrikal pulpa4. <ekrosis juga dapat disebabkan prosedur medik yang dilakukan
oleh klinisi. +enurut Poul dkk, dari "!7 gigi dari %! pasien yang dilakukan osteotomi
pada fraktur &e (ort # didapatkan ,%> gigi mengalami nekrosis pulpa
8
.
9
7/21/2019 fokal infeksi pada rongga mulut
http://slidepdf.com/reader/full/fokal-infeksi-pada-rongga-mulut 10/16
Berbeda dengan pulpitis yang bermanifestasi klinis nyeri yang hebat, nekrosis
pulpa pada umumnya bersifat asimptomatik. <yeri pada nekrosis terjadi dari
penjalaran dari daerah periapikal. =igi dapat berubah )arna menjadi putih keabu-
abuan atau kehitaman. Perubahan )arna gigi ini disebabkan penghancuran sel darah
merah akibat ekstravasasi dan degradasi dari protein matriks pulpa. 9ematian jaringan
pulpa menyebabkan gigi menjadi mudah untuk retak dan patah. $elain itu dengan
adanya infeksi, dapat berisiko terjadi penyebaran fokal infeksi secara hematogen yang
berlanjut dengan adanya reaksi sistemik. <ekrosis pulpa dapat disertai atau tanpa
adanya penyakit periapikal. Pada pemeriksaan elektrikal pulpa dan tes dengan suhu
dingin, nekrosis pulpa tidak memberikan respon. <amun nekrosis pulpa masih dapat
berespon pada tes dengan suhu panas!.
=ambar.:. <ekrosis Pulpa yang terlihat diskolorasi keabuan pada mahkota
2.. Pen#e$a!an infeksi
Penyebaran infeksi dari fokal primer ke tempat lain dapat berlangsung
melalui beberapa cara, yaitu transmisi melalui sirkulasi darah hematogen1,
transmisi melalui aliran limfatik limfogen1, perluasan infeksi dalam jaringan, dan
penyebaran dari traktus gastrointestinal dan pernapasan akibat tertelannya atau
teraspirasinya materi infektif.!,4
10
7/21/2019 fokal infeksi pada rongga mulut
http://slidepdf.com/reader/full/fokal-infeksi-pada-rongga-mulut 11/16
2.%.!. ransmisi melalui sirkulasi darah hematogen1
=ingiva, gigi, tulang penyangga, dan stroma jaringan lunak di sekitarnya
merupakan area yang kaya dengan suplai darah. 3al ini meningkatkan kemungkinan
masuknya organisme dan toksin dari daerah yang terinfeksi ke dalam sirkulasi darah.
i lain pihak, infeksi dan inflamasi juga akan semakin meningkatkan aliran darah
yang selanjutnya menyebabkan semakin banyaknya organisme dan toksin masuk ke
dalam pembuluh darah. ena-vena yang berasal dari rongga mulut dan sekitarnya
mengalir ke pleksus vena pterigoid yang menghubungkan sinus kavernosus dengan
pleksus vena faringeal dan vena maksilaris interna melalui vena emisaria. 9arena
perubahan tekanan dan edema menyebabkan penyempitan pembuluh vena dan karena
vena pada daerah ini tidak berkatup, maka aliran darah di dalamnya dapat
berlangsung dua arah, memungkinkan penyebaran infeksi langsung dari fokal di
dalam mulut ke kepala atau faring sebelum tubuh mampu membentuk respon
perla)anan terhadap infeksi tersebut. +aterial septik infektif1 yang mengalir melalui
vena jugularis internal dan eksternal dan kemudian ke jantung dapat membuat sedikit
kerusakan. <amun, saat berada di dalam darah, organisme yang mampu bertahan
dapat menyerang organ manapun yang kurang resisten akibat faktor-faktor
predisposisi tertentu.2,4
2.%.2. ransmisi melalui aliran limfatik limfogen1
$eperti halnya suplai darah, gingiva dan jaringan lunak pada mulut kaya
dengan aliran limfatik, sehingga infeksi pada rongga mulut dapat dengan mudah
menjalar ke kelenjar limfe regional. Pada rahang ba)ah, terdapat anastomosis
pembuluh darah dari kedua sisi melalui pembuluh limfe bibir. 'kan tetapi
anastomosis tersebut tidak ditemukan pada rahang ba)ah.4
9elenjar getah bening regional yang terkena adalah sebagai berikutC
11
7/21/2019 fokal infeksi pada rongga mulut
http://slidepdf.com/reader/full/fokal-infeksi-pada-rongga-mulut 12/16
Sumber infeksi %&# regional
=ingiva ba)ah $ubmaksila
;aringan subkutan bibir ba)ah $ubmaksila, submental, servikal profunda
;aringan submukosa bibir atas dan ba)ah $ubmaksila=ingiva dan palatum atas $ervikal profunda
Pipi bagian anterior Parotis
Pi"i $agian "ose!io! $ubmaksila, fasial
Banyaknya hubungan antara berbagai kelenjar getah bening memfasilitasi
penyebaran infeksi sepanjang rute ini dan infeksi dapat mengenai kepala atau leher
atau melalui duktus torasikus dan vena subklavia ke bagian tubuh lainnya.4
einmann mengatakan bah)a inflamasi gingiva yang menyebar sepanjang
sisi krista alveolar dan sepanjang jalur pembuluh darah ke sumsum tulang. #a juga
menyatakan bah)a inflamasi jarang mengenai membran periodontal. 9apiler berjalan
beriringan dengan pembuluh limfe sehingga memungkinkan absorbsi dan penetrasi
toksin ke pembuluh limfe dari pembuluh darah.
4
2.%.4. Peluasan langsung infeksi dalam jaringan
3ippocrates pada tahun 8" sebelum +asehi menyatakan bah)a supurasi
yang berasal dari gigi ketiga lebih sering terjadi daripada gigi-gigi lain dan cairan
yang disekresikan dari hidung dan nyeri juga berkaitan dengan hal tersebut, dengan
kata lain infeksi antrum. $upurasi peritonsilar, faringeal, adenitis servikal akut,
selulitis, dan angina &ud)ig dapat disebabkan oleh penyakit periodontal da infeksi
prikoronal sekitar molar ketiga. Parotitis, keterlibatan sinus kavernosus, noma, dan
gangren juga dapat disebabkan oleh infeksi gigi. Osteitis dan osteomyelitis seringkali
merupakan perluasan infeksi dari abses alveolar dan poc#et periodontal. 9eterlibatan
bifurkasio apikal pada molar rahang ba)ah melalui infeksi periodontal merupakan
faktor yang penting yang menyebabkan osteomyelitis dan harus menjadi bahan
12
7/21/2019 fokal infeksi pada rongga mulut
http://slidepdf.com/reader/full/fokal-infeksi-pada-rongga-mulut 13/16
pertimbangan ketika mengekstraksi gigi yang terinfeksi.2,4
Perluasan langsung infeksi dapat terjadi melalui penjalaran material septik
atau organisme ke dalam tulang atau sepanjag bidang fasial dan jaringan penyambung
di daerah yang paling rentan. ipe terakhir tersebut merupakan selulitis sejati, di mana
pus terakumulasi di jaringan dan merusak jaringan ikat longgar, membentuk ruang
spaces1, menghasilkan tekanan, dan meluas terus hingga terhenti oleh barier
anatomik. Ruang tersebut bukanlah ruang anatomik, tetapi merupakan ruang potensial
yang normalnya teriis oleh jaringan ikat longgar. 9etika terjadi infeksi, jaringan
areolar hancur, membentuk ruang sejati, dan menyebabkan infeksi berpenetrasi
sepanjang bidang tersebut, karena fasia yang meliputi ruang tersebut relatif padat. 2,4
Perluasan langsung infeksi terjadi melalui tiga cara, yaituC
2.%.8. Perluasan di dalam tulang tanpa pointing
'rea yang terkena terbatas hanya di dalam tulang, menyebabkan
osteomyelitis. 9ondisi ini terjadi pada rahang atas atau yang lebih sering pada rahang
ba)ah. # rahang atas, letak yang saling berdekatan antara sinus maksila dan dasar
hidung menyebabkan mudahnya ketelibatan mereka dalam penyebaran infeksi melalui
tulang.
2.%.%. Perluasan di dalam tulang dengan pointing
#ni merupakan tipe infeksi yang serupa dengan tipe di atas, tetapi perluasan
tidak terlokalisis melainkan mele)ati tulang menuju jaringan lunak dan kemudian
membentuk abses. i rahang atas proses ini membentuk abses bukal, palatal, atau
infraorbital. $elanjutnya, abses infraorbital dapat mengenai mata dan menyebabkan
edema di mata. i rahag ba)ah, pointing dari infeksi menyebabkan abses bukal.
'pabila pointing terarah menuju lingual, dasar mulut dapat ikut terlibat atau pusa
terdorong ke posterior sehingga membentuk abses retromolar atau peritonsilar.
13
7/21/2019 fokal infeksi pada rongga mulut
http://slidepdf.com/reader/full/fokal-infeksi-pada-rongga-mulut 14/16
2.%.". Perluasan sepanjang bidang fasial
+enurut 3; Burman, fasia memegang peranan penting karena fungsinya yang
membungkus berbagai otot, kelenjar, pembuluh darah, dan saraf, serta karena adanya
ruang interfasial yang terisi oleh jaringan ikat longgar, sehingga infeksi dapat
menurun. i ba)ah ini adalah beberapa fasia dan area yang penting, sesuai dengan
klasifikasi dari BurmanC
&apisan superfisial dari fasia servikal profunda
!. Regio submandibula
2. Ruang space1 sublingual
4. Ruang submaksila8. Ruang parafaringeal
Penting untuk diingat bah)a kepala, leher, dan mediastinum dihubungkan oleh
fasia, sehingga infeksi dari kepala dapat menyebar hingga ke dada. #nfeksi menyebar
sepanjang bidang fasia karena mereka resisten dan meliputi pus di area ini. Pada regio
infraorbita, edema dapat sampai mendekati mata. ipe penyebaran ini paling sering
melibatkan rahang ba)ah karena lokasinya yang berdekatan dengan fasia.2,4
2.%.7. Penyebaran ke traktus gastrointestinal dan pernapasan
Bakteri yang tertelan dan produk-produk septik yang tertelan dapat
menimbulkan tonsilitis, faringitis, dan berbagai kelainan pada lambung. 'spirasi
produk septik dapat menimbulkan laringitis, trakeitis, bronkitis, atau pneumonia.
'bsorbsi limfogenik dari fokal infeksi dapat menyebabkan adenitis akut dan selulitis
dengan abses dan septikemia. Penyebaran hematogen terbukti sering menimbulkan
infeksi lokal di tempat yang jauh.2
#nfeksi oral dapat menimbulkan sensitisasi membran mukosa saluiran napas
atas dan menyebabkan berbagai gangguan, misalnya asma. #nfeksi oral juga dapat
memperburuk kelainan sistemik yang sudah ada, misalnya tuberkulosis dan diabetes
mellitus. #nfeksi gigi dapat terjadi pada seseorang tanpa kerusakan yang jelas
14
7/21/2019 fokal infeksi pada rongga mulut
http://slidepdf.com/reader/full/fokal-infeksi-pada-rongga-mulut 15/16
)alaupun pasien memiliki sistem imun yang normal. $uatu tipe pneumonia dapat
disebabkan oleh aspirasi material infeksi, terutama pada kelainan periodontal yang
lanjut. ;uga telah ditunjukkan bah)a tuberkel basil dapat memasuki tubuh melalui
oral, yaitu poc#et periodontal dan flap gingiva yang terinfeksi yang meliputi molar
ketiga. #nfeksi oral, selain dapat memperburuk B paru yang sudah ada, juga dapat
menambah systemic load , yang menghambat respon tubuh dalam mela)an efek
kaheksia dari penyakit B tersebut. +endel telah menunjukkan perjalanan tuberkel
basilus dari gigi melalui limfe, 9=B submaksila dan servikal tanpa didahului ulserasi
primer. ertelannya material septik dapat menyebabkan gangguan lambung dan usus,
seperti konstipasi dan ulserasi.2,4
Dafa! Pusaka
!. $hafer illiam =, 3ine +aynard 9, &evy Barnet +. ' teDtbook of oral pathology,
chapter 0. P. 8"4-77. PhiladelphiaC .B. $aunders. !078.
2. &iD, 9olltveit, ronstad &, Olsen #. $ystemic diseases caused by oral infection.
Elinical +icrobiology Revie)s 2 OctF %87-%/.
15
7/21/2019 fokal infeksi pada rongga mulut
http://slidepdf.com/reader/full/fokal-infeksi-pada-rongga-mulut 16/16
4. $andler <'.Odontogenic infections. iunduh dariC
httpC**)))!.umn.edu*dental*courses*oralGsurgGseminars*odontogenicGinfections.
pdf, 20 ;uni 201.
8. Peterson &;. Odontogenic infections. iunduh dariC
httpC**famona.erbak.com*OO3<$*EummingsHcumm"0.pdf, 20 ;uni 201.
%. $onis $, (a6io RE, (ang &. Principles and practice of oral medicine. 2nd ed.
PhiladelphiaC B $aunders EompanyF !00%. p.400-8!%.
". aubert 9', ajani '$. Preventing bacterial endocarditisC american heart
association guidelines. 'merican (amiliy Physician !00/F%741.
16