fluorida topikal dan toksisitas fluorida
TRANSCRIPT
FLUORIDA TOPIKAL
Fluorida telah dikenal dengan baik efektif untuk mencegah karies gigi dan
pengobatan osteoporosis. Kedua aplikasi klinik berasal dari observasi epidemiologi bahwa
individu yang tinggal di daerah dengan air yang mengandung fluorida secara alamiah (1-2
ppm) kurang mengalami karies gigi dan sedikit yang mengalami fraktur kompresi vertebra
dibandingkan individu yang berdiam di tempat yang airnya tidak mengandung fluorida.
Fluorida diakumulasi oleh tulang dan gigi, dimana zat ini dapat menstabilkan kristal
hidroksiapatit. Mekanisme seperti ini dapat menjelaskan efektifitas fluorida dalam
meningkatkan daya tahan gigi terhadap karies, tetapi tidak menerangkan mengenai
pertumbuhan tulang – tulang baru.
Fluorida di dalam air minum tampaknya paling efektif dalam mencegah karies gigi
bila digunakan sebelum munculnya gigi permanen. Konsentrasi optimum di dalam air
minum ialah 0,5 – 1 ppm. Pemberian topikal paling efektif bila dilakukan segera setelah gigi
permanen muncul. Hanya ada sedikit manfaat untuk memberikan fluorida setelah gigi – gigi
permanen terbentuk belum sempurna. Kelebihan fluorida di dalam air minum di atas 1 ppm
menyebabkan bercak –bercak pada email gigi.
Karena kekurangan efektifitas obat – obat lain di dalam merangsang pertumbuhan
tulang baru pada pasien osteoporosis, maka perhatian penggunaan fluorida untuk kelainan
ini diperbaharui. Hasil penelitian pendahuluan menyatakan bahwa fluorida sendiri tanpa
tambahan kalsium yang cukup akan menyebabkan osteomalasia. Pada penelitian yang
paling baru, di mana ditambahkan kalsium adekuat, telah menunjukkan suatu perbaikan
dalam keseimbangan kalsium, peningkatan mineral tulang dan peningkatan volume
trabekular tulang. Namun, dua penelitian akan kemampuan fluorida dalam mengurangi
fraktur memberikan kesimpulan yang berlawanan (Riggs, 1990: Pak, 1989). Efek samping
yang diamati pada dosis yang digunakan untuk menguji efek fluorida pada tulang termasuk
mual dan muntah, perdarahan intestinal, athralgia, dan artritis pada kebanyakan pasien.
Efek seperti ini biasanya menyebabkan pengurangan dosis atau fluorida bersama makanan
(atau keduanya). Sekarang ini, fluorida tidak disetujui oleh FDA untuk digunakan pada
osteoporosis.
TOKSISITAS FLUORIDA
Toksisitas akut, biasanya disebabkan termakan racun tikus yang mengandung
fluorida, termasuk gejala – gejala gastrointestinal dan tanda – tanda neurologis
hipokalsemia yang diduga berhubungan dengan sifat mengikat kalsium dari fluorida.
Fluorida dalam dosis toksik akut dapat juga menyebabkan kegagalan jantung atau kegagalan
pernapasan. Paparan kronis pada kadar fluorida sangat tinggi dalam udara pernapasan
menyebabkan fluorosis yang melumpuhakn, ditandai dengan penebalan korteks tulang –
tulang panjang dan eksostosis, terutama pada tulang – tulang vertebra.
REFERENSI :
FARMAKOLOGI DASAR DAN KLINIK. Edisi VI. G.Katzung Bertram. EGC