fix lkti tbc_hafid iqbal_universitas jember
DESCRIPTION
baTRANSCRIPT
1
Abstrak
Penyakit tuberkulosis (TB) membutuhkan penanganan yang kompleks. Penyakit ini tidak hanya membutuhkan pengobatan yang teratur. Terapi pendamping alami dalam bentuk nutrisi juga sangat diperlukan untuk mengatasi gangguan penyerta pada pasien TB. Malnutrisi merupakan salah satu gangguan yang menyertai TB. Malnutrisi pada pasien TB dapat terjadi dalam bentuk kekurangan energi protein (KEP). Kondisi malnutrisi mengakibatkan proses pemulihan pasien menjadi lama. Oleh karena itu, ikan gabus menjadi nutrisi inovatif berkadar albumin tinggi yang dapat dijadikan produk bagi pasien. Di sisi lain, kondisi malnutrisi telah mengakibatkan malabsorbsi zat makanan seperti protein karena potensi terjadinya defisiensi enzim protease. Dengan demikian, asupan protein ikan gabus beralbumin tinggi ini harus disertai dengan asupan zat yang mempermudah penyerapannya. Zat tersebut adalah bromelin nanas yang memiliki aktivitas enzim protease. Oleh karena itu, karya tulis ini bertujuan menganalisis optimalisasi penyerapan protein ikan gabus melalui bromelin nanas. Manfaat yang dapat diperoleh adalah penggunaan karya ini sebagai wawasan dan bahan kajian pembuatan produk, terutama oleh RS Paru Jember yang bekerja sama dengan Universitas Jember. Dalam hal metode penulisan, karya tulis ini bersifat kajian pustaka (library research). Data dipaparkan secara deskriptif dan analitik sehingga menunjukkan kajian ilmiah yang dapat dikaji, dikembangkan, dan diterapkan lebih lanjut. Hasil yang didapatkan ialah aktivitas enzimatik bromelin berpotensi besar mengoptimalkan penyerapan protein beralbumin tinggi dari ikan gabus. Model terapi yang digunakan yaitu terapi nutrisi kombinasi dari ekstrak ikan gabus dan nanas berbromelin tinggi. Penulis menyarankan untuk terselenggarannya riset lebih lanjut sehingga didapatkan formula efektif untuk membuat produk ikan gabus dan bromelin nanas yang praktis dan terjangkau oleh masyarakat. Kerja sama antar bidang yang terkait berperan besar dalam menyukseskan pengembangan produk ini.
2
Abstract
Tuberculosis ( TB ) requires complex handling . This disease not only requires regular treatment . Natural companion therapy in the form of nutrition is also needed to address comorbid disorders in patients with TB . Malnutrition is one of the disorders that accompany this disease. Malnutrition in patients with TB can occur in the form of protein-energy malnutrition ( PEM ) . Conditions malnourished in patients with active TB, resulted that it make the recovery process becomes longer . Therefore , fish cork can be an innovative nutrition with high albumin content to be a product that can be used for patients with TB. On the other hand , the condition of malnutrition has resulted in malabsorption of nutrients such as proteins as potential protease enzyme deficiency . Thus , intake of high- protein fish cork with albumin should be accompanied with the intake of substances which facilitate absorption . These substances is bromelain, an enzyme with protease enzyme activity from pineapple . Therefore , this paper aims to analyze the optimization of protein absorption from cork fish through bromelain that contains in pineapple . The benefits that can be obtained is the use of this work as insights and study materials manufacture products , mainly by Jember Lung Hospital in collaboration with the University of Jember . In terms of the writing method , this paper is based on literature review ( library research) . Data presented descriptively and analytically that showed scientific studies that can be studied , developed , and implemented further . The results obtained is enzymatic activity of bromelain has a great potential to optimize the absorption of high- protein with albumin from fish cork . Therapeutic model used is a combination of nutritional therapy from catfish and bromelain’s extract from pineapple . The authors suggest that further research must be done to obtain an effective formula for making fish products cork and pineapple bromelain that practically and affordable for the community . Cooperation among related fields play a major role in the successful development of this product .
Keyword : Tuberculosis, Albumin, Bromelain, Fish Cork, Pineapple.
3
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang
Penyakit tuberkulosis (TB) di Indonesia menjadi permasalahan kesehatan
yang membutuhkan penanganan kompleks. Indonesia menduduki peringkat
keempat dalam hal insidensi TB terbanyak di dunia (WHO, 2013). Penyakit ini
tidak hanya membutuhkan pengobatan yang teratur. Terapi pendamping alami
dalam bentuk nutrisi juga sangat diperlukan untuk mengatasi gangguan penyerta
pada pasien TB.
Malnutrisi merupakan salah satu kondisi buruk yang menyertai penyakit
TB. Malnutrisi merupakan kondisi saat status gizi dalam tubuh di bawah normal.
Salah satu bentuk malnutrisi yang terkait dengan TB adalah kekurangan energi
protein (KEP). KEP adalah keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya
kadar energi dan protein tubuh sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi
(Luckita et al, 2013). KEP dapat menjadi penyebab timbulnya TB dan sebaliknya
TB dapat menyebabkan KEP (Hood, 2013). Pasien TB dengan kondisi KEP akan
mengalami penurunan massa tubuh. Selain itu, pasien akan mengalami penurunan
sistem imunitas tubuh karena kekurangan protein yang menjadi penyusun utama
sistem imun (Luckita et al, 2013).
Dengan demikian, pasien malnutrisi tersebut membutuhkan nutrisi yang
mengandung protein dalam jumlah yang cukup. Protein yang diperlukan terdiri
atas albumin yang menjadi komponen terbesarnya. Ikan gabus merupakan sumber
protein hewani yang mengandung albumin dengan kadar tinggi. Oleh karena itu,
ikan gabus berpotensi sebagai terapi berbentuk nutrisi bagi pasien TB untuk
memulihkan kesehatan dan meningkatkan sistem imunitas tubuh.
Namun, sistem pencernaan pasien tidak bisa menyerap protein secara
optimal. Hal ini disebabkan defisiensi enzim protease. Enzim protease berfungsi
mengubah protein menjadi asam amino agar bisa diserap tubuh (Luckita et al,
2013). Kondisi penyerapan yang abnormal ini mengakibatkan asupan protein ikan
4
gabus tidak terserap secara maksimal. Dengan begitu, nutrisi yang mengandung
enzim protease perlu ditambahkan untuk dikonsumsi bersama dengan ikan gabus.
Nanas merupakan tanaman yang mudah diperoleh di Indonesia dan dapat
dipanen sepanjang tahun. Nanas mengandung bromelin yang terdapat dalam
semua jaringan tanaman nanas. Bromelin merupakan salah satu jenis enzim
protease yang mampu mengubah protein menjadi asam amino untuk diserap
dalam tubuh.
Rumah Sakit Paru Jember bekerja sama dengan Universitas Jember untuk
pemanfaatan ikan gabus sebagai terapi nutrisi bagi pasien TB. Produk yang akan
dihasilkan harus mudah dikonsumsi. Selain itu, produk tersebut harus terserap
dengan baik oleh sistem pencernaan pasien sehingga diperlukan zat lain untuk
mengoptimalkan penyerapan, salah satunya ialah enzim bromelin dari nanas.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk menganalisis terapi
yang difokuskan pada optimalisasi penyerapan protein ikan gabus yang
beralbumin tinggi untuk pasien TB. Optimalisasi dilakukan melalui penambahan
nanas. Nanas digunakan sebagai sumber bromelin yang berpotensi menambah
aktivitas protease untuk memudahkan absorbsi atau penyerapan protein ikan
gabus tersebut.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada karya tulis ini ialah sebagai berikut.
1. Bagaimana pengaruh pemberian asupan protein dengan albumin berkadar
tinggi terhadap pasien TB ?
2. Bagaimana upaya optimalisasi penyerapan protein dalam tubuh pasien TB ?
3. Bagaimana model terapi nutritif yang dapat digunakan ?
Tujuan Penulisan
Tujuan dari karya tulis ini ialah sebagai berikut.
1. Sarana pemberi informasi mengenai pengaruh pemberian asupan protein
dengan albumin berkadar tinggi terhadap pasien TB.
5
2. Sarana pemberi informasi mengenai upaya optimalisasi penyerapan protein
dalam tubuh pasien TB sekaligus model terapi nutritif yang digunakan.
Manfaat Penulisan
Manfaat dari karya tulis ini ialah sebagai berikut.
1. Karya tulis ini dapat dijadikan bahan kajian keilmuan untuk pengembangan
produk ikan gabus yang dilakukan atas kerja sama antara Rumah Sakit Paru
Jember dan Universitas Jember.
2. Karya tulis ini juga dapat dijadikan landasan pertimbangan kebijakan bagi
pemerintah dalam memperluas upaya pengembangan produk agar antar
instansi yang mengembangkannya dapat bersinergi menciptakan produk ikan
gabus yang efektif sebagai nutrisi pasien TB.
3. Karya tulis ini menambah wawasan penulis tentang ilmu biokimia dan
penerapannya dalam pengembangan medikasi untuk memperbaiki kualitas
kesehatan pasien TB yang menjalani pengobatan.
BAB II Tinjauan Pustaka
Tuberkulosis
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan
oleh Mycobacterium tubercolosis. TB merupakan penyakit yang dikendalikan
oleh respons imunitas yang diperantarai oleh sel dengan sel efektor berupa
makrofag dan limfosit sebagai sel imunoresponsif. Tipe imunitas ini melibatkan
pengaktifan makrofag pada bagian yang terinfeksi oleh limfosit dan limfokin.
Respon yang terjadi berupa reaksi hipersensitivitas seluler (Price, 2013).
Gejala-gejala klinis TB paru diantaranya berupa batuk produktif yang
berkepanjangan lebih dari 3 minggu, nyeri dada, dan hemoptisis. Selain itu,
manifestasi umum lainnya berupa anoreksia, berat badan menurun,
bronkopneumonia, dan kadang dijumpai panas menyerupai tifus abdominalis atau
malaria tanpa hepatosplenomegali (Price, 2013).
6
Pemeriksaan yang tepat berperan penting untuk modalitas ketepatan
pengobatan TB. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis TB
adalah darah lengkap, yaitu LED meningkat, anemia, lekosit normal atau sedikit
meningkat. Kultur sputum memakai ZN menunjukkan basil tahan asam (BTA).
Pada pemeriksaan radiologis didapatkan gambaran berupa III define air
space shadowing. Selain itu,gambaran lainnya ialah kavitas dengan dinding tebal
dikelilingi konsolidasi, dan Millet seed like appearanceatau granuler pada
tuberkulosis milier (Nurtjahja, 2009).
Kondisi Nutrien Pasien dengan Tuberkulosis
Tuberkulosis berhubungan dengan kondisi malnutrisi. Malnutrisi bisa
berpotensi membuat orang rentan terinfeksi TB, sedangkan TB juga mampu
menginduksi pasien TB menjadi malnutrisi. Kondisi ini juga dipengaruhi oleh
kemampuan ekonomi suatu negara, sehingga negara sedang berkembang atau
negara berkembang memiliki kasus malnutrisi dengan TB dalam jumlah besar.
Tipe malnutrisi yang berhubungan erat dengan TB adalah kekurangan energi
protein (KEP). KEP ditandai dengan kuantitas protein tubuh yang sebagian besar
berupa albumin menjadi turun.(Usman, 2011).
Penurunan Albumin
Penderita tuberkulosis mempunyai konsentrasi serum albumin yang
rendah (Hood, 2013). Faktor penyebabnya antara lain nafsu makan menurun dan
penggunaan sejumlah besar protein dalam tubuh menjadi energi sehingga tidak
terdapat cukup cadangan untuk mempertahankan kandungan normal albumin
(Gupta et al., 2009).
Defisiensi protein atau hipoalbuminemia ini lebih lanjut menyebabkan
pembentukan enzim protease berkurang. Oleh karena itu, meskipun protein yang
dikonsumsi pasien TB cukup memadai, namun penyerapannya menjadi tidak
optimal karena akativitas proteolitik dari enzim tersebut berkurang.
Dampak Malnutrisi
7
Tuberkulosis dapat menyebabkan penurunan massa tubuh. Selain itu,
sistem imunitas tubuh juga akan menurun. Kedua hal ini meningkatkan derajat
keparahan penyakit TB yang menginfeksi pasien. Oleh karena itu, nutrisi yang
adekuat sangat dibutuhkan.
Nutrisi yang diperlukan harus terdiri dari unsur pembangun massa tubuh
maupun sistem imunitas tubuh. Dengan demikian nutrisi yang optimal berguna
untuk mempercepat perbaikan kualitas kesehatan pasien yang menjalani
pengobatan TB (Chandra, 2010).
Kandungan Albumin pada Ikan Gabus
Ikan gabus yang mempunyai nama latin Channa striata merupakan
sumber alternatif albumin berkadar tinggi (Mustafa et al, 2012). Menurut
Suprayitno et al. (2008), albumin ikan gabus memiliki kualitas yang lebih baik
daripada albumin telur yang umum digunakan dalam penyembuhan pasien
pascabedah. Ikan gabus mengandung albumin sekitar 64.61 % dari total
protein(Mustafa et al., 2012).
Komponen asam amino esensial ikan ini antara lain treonin, valin,
metionin, isoleusin, leusin, fenilalanin, lisin, histidin, dan arginin. Sedangkan
komponen asam amino non esensial yang terkandung dalam ikan yaitu asam
aspartat, serin, asam glutamat, glisin, alanin, sistein, tiroksin, hidroksilisin,
amonia, hidroksiprolin dan prolin. Nutrien lain penting yang dapat diikat protein
adalah Zn. Ekstrak ikan gabus mengandung Zn sekitar 3.43mg/100mL (Mustafa et
al., 2012).
Bromelin pada Nanas
Nanas (Ananas comosus) adalah tumbuhan tipe tropis yang berasal dari
Brasil, Bolivia, dan Paraguay.Berdasarkan bentuk daun dan buahnya, dikenal 4
jenis golongan nanas yaitu Cayene, Queen, Spanyol/Spanish, dan Abacaxi.
Nanas memiliki banyak kandungan gizi di dalamnya, salah satu yang
sangat berkhasiat bagi kesehatan adalah bromelin (Fajrin, 2012). Bromelin
8
merupakan salah satu jenis enzim protease sulfhidril yang mampu menghidrolisis
ikatan peptida pada protein atau polipeptida menjadi asam amino.
Bromelin ini berbentuk serbuk amori dengan warna putih bening sampai
kekuning-kuningan, dan berbau khas. Selain itu, ia larut sebagian dalam aseton.
Bromelin stabil pada pH 6,5-7,5 dan suhu optimum 37 °C (University of
Maryland Medical Center, 2009; Ferreira et al., 2011). Kandungan bromelin pada
daging buah masak sebesar 0,08-0,125%, daging buah mentah sebesar 0,050-
0,070%, kulit buah sebesar 0,05-0,075%, dan pada tangkai buah sebesar 0,04-
0,06% (Murniati,2006).
Bab III Metode Penulisan
Jenis Penulisan
Semua data maupun informasi yang mendasari penulisan karya tulis ini
bersifat kajian pustaka (library research). Data dipaparkan secara deskriptif dan
analitik sehingga menunjukkan kajian ilmiah yang dapat dikaji, dikembangkan,
dan diterapkan lebih lanjut.
Analisis Sintesis
Aspek-aspek yang akan dianalisis yaitu peran penambahan asupan albumin
pada pasien TB dan peran bromelin untuk optimalisasi penyerapan albumin oleh
tubuh pasien TB. Selain itu, model pengembangan produk nutrisi juga dianalisis
dalam karya tulis ini.
Teknik Pengambilan Data
Data dan informasi yang dikumpulkan berkaitan dengan tuberkulosis,
malnutrisi, albumin, dan bromelin. Data dan informasi ini diperoleh dari berbagai
literatur di antaranya jurnal-jurnal ilmiah dan buku yang relevan terhadap objek
yang dikaji.
9
Prosedur Penulisan
Setelah dilakukan pengumpulan data, semua hasil diseleksi. Penyeleksian
dilakukan untuk mengambil data dan informasi yang relevan dengan masalah
yang dikaji.
Setelah itu penarikan kesimpulan dan perumusan saran dibentuk dengan
acuan data-data yang telah dianalisis berdasarkan masalah. Beberapa masalah
yang akan dibahas dalam tulisan ini disajikan dalam 3 pokok bahasan, yaitu :
1. Upaya Penambahan Asupan Albumin pada Pasien TB.
2. Upaya Optimalisasi Penyerapan Albumin oleh Tubuh Pasien TB.
3. Model Terapi Nutritif Menggunakan Ikan Gabus dan Nanas.
BAB IV Pembahasan
Upaya Penambahan Asupan Albumin pada Pasien TB
Penjelasan sebelumnya menyebutkan bahwa malnutrisi dapat terjadi pada
pasien. Kondisi inilah yang mampu membuat pasien mengalami penurunan massa
tubuh dan kerentanan terhadap infeksi. Dengan demikian, pasien tidak hanya
memerlukan pengobatan TB, namun juga membutuhkan asupan gizi yang
memadai agar mendukung pemulihan kesehatan.
Protein merupakan zat penting yang diperlukan tubuh untuk membangun
sel baru (Kompas, 2013).Komponen terbesar protein ialah albumin. Asupan
protein yang adekuat menyebabkan peningkatan kadar albumin tubuh pasien TB
yang sebelumnya mengalami defisiensi akibat malnutrisi. Oleh karena itu, peran
penting albumin untuk pemulihan kesehatan pasien TB akan dijelaskan sebagai
berikut.
Peran Albumin dalam Meningkatkan Kebugaran Tubuh
Kekurangan energi mengakibatkan tubuh menggunakan cadangan energi
yang dimiliki, salah satunya protein. Ketika sumber energi tersebut semakin
diperbanyak melalui nutrisi, maka tubuh secara perlahan akan mendeposit
10
cadangan energi. Dampak yang lebih penting lagi ialah defisiensi protein semakin
direduksi. Oleh karena itu, albumin menjadi zat penting yang diperlukan.
Albumin memiliki beberapa fungsi penting di dalam tubuh antara lain
menjaga tekanan onkotik plasma dan membawa berbagai substansi seperti
bilirubin, asam lemak, ion, logam, hormon, dan obat.
Albumin berperan penting guna meningkatkan kebugaran tubuh.
Ketersediaan albumin yang cukup memadai akan merangsang penambahan massa
tubuh seperti jaringan otot yang membutuhkan substrat berupa protein. Jumlah
albumin tubuh yang bertambah juga berperan sebagai faktor pemicu pertumbuhan
dan pemeliharaan jaringan, pembentukan antibodi, serta regenerasi sel-sel baru
dalam tubuh (Rivai, 2009).
Peran Albumin dalam Meningkatkan Sistem Imunitas Tubuh
Sistem kekebalan atau imunitas tubuh bekerja untuk mempertahankan
kondisi normal tubuh dari serangan patogen atau infeksi. Albumin sebagai
komponen terbesar protein mampu meningkatkan kualitas sistem imunitas tubuh.
Hal ini terlihat dari penelitian Luckita (2013) yang menyatakan bahwa
peningkatan albumin berpengaruh positif pada peningkatan jumlah limfosit tubuh.
Albumin juga bersinergi dengan zat lainnya seperti Zn (Mustafa et al, 2012).
Kedua zat ini meningkatkan fungsi limfosit T dan B. Apabila fungsi limfosit pada
pasien TB meningkat, maka terjadi perbaikan sistem pertahanan tubuh terhadap
infeksi, terutama kuman TB dan kuman-kuman lainnya. Keunggulan limfosit
ialah kemampuannya dalam mengenal dan menghancurkan bebagai determinan
antigenik melalui dua sifat respon imun khusus, yaitu spesifitas dan memori
(Luckita et al, 2013).
Nutrisi yang Mengandung Kadar Albumin Tinggi
Inovasi di bidang nutrisi semakin berkembang dengan memanfaatkan
peluang berupa kondisi masyarakat yang mengharapkan produk yang praktis dan
bergizi tinggi. Begitu pula dengan pengembangan nutrisi TB. Ikan gabus pun
11
menjadi alternatif pilihan karena kandungan albuminnya yang tinggi dan
kandungan nutrisi lainnya yang penting pula.
Albumin dapat disederhanakan lagi menjadi asam-asam amino. Menurut
Suprayitno et al. (2008), kandungan asam amino esensial dan non-esensial ikan
gabus berkualitas lebih baik daripada albumin telur. Dengan demikian, albumin
ikan gabus memiliki potensi menjadi nutrisi efektif bagi pemulihan pasien TB.
Ikan gabus juga mengandung senyawa penting, yaitu mineral Zn (Mustafa
et al., 2012).Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa unsur Zn dapat bersinergi
dengan protein melalui ikatan satu sama lain. Kedua zat inilah yang terutama
berperan dalam pemulihan gizi, energi, dan kesehatan pasien TB.
Upaya Optimalisasi Penyerapan Albumin oleh Tubuh Pasien TB
Malnutrisi membuat pasien TB mengalami malabsorbsi nutrisi seperti
protein. Oleh karena itu, bromelin sangat menguntungkan untuk memudahkan
penyerapan protein dalam tubuh pasien TB.
Peran Enzim Bromelin sebagai Enzim Protease
Pencernaan dan absorbsi protein tidak terlepas dari peran enzim protease.
Enzim ini memproses protein menjadi asam-asam amino. Sebagian besar hasil
pencernaan protein ini memang hampir seluruhnya berupa asam amino, jarang
sekali berupa polipeptida atau molekul protein utuh.
Enzim bromelin bersifat protease. Enzim ini diduga mampu meningkatkan
pemecahan protein menjadi asam amino seperti halnya enzim protease endogen
dalam tubuh (Luckita et al, 2013). Jika dikaitkan dengan inovasi penulis berupa
produk ikan gabus yang dikonsumsi beserta produk nanas yang mengandung
enzim bromelin, maka gambaran mekanisme optimalisasi penyerapan protein ikan
gabus oleh enzim bromelin dijelaskan sebagai berikut. Setelah pasien
mengonsumsi produk ikan gabus, protein ikan akan dicerna usus. Aktivasi kerja
enzim bromelin di dalamnya akan memecah protein tersebut menjadi asam-asam
12
amino. Berbagai asam amino pun diabsorbsi dan mengalir dalam darah. Darah
menyalurkannya dengan cepat ke hepar.
Asam amino ini akan diolah sesuai kebutuhan tubuh. Apabila sel-sel tubuh
memerlukannya, maka asam amino akan diserap sel untuk proses pembentukan
protein sel. Jika kebutuhan protein sel telah mencukupi, maka sisa asam amino
yang belum terpakai disimpan dalam hepar sebagai cadangan yang dapat
digunakan kembali pada saat tubuh memerlukannya. Hepar merupakan organ
penting yang mengatur metabolisme protein (Guyton and Hall,2008).
Nutrisi yang Mengandung Enzim Bromelin (Nanas)
Nanas merupakan tanaman yang mengandung bromelin. Kandungan
bromelin paling tinggi terdapat pada daging buah yang masak. Kadar bromelin
dalam nanas tergantung juga pada proses pematangan buahnya. Buah yang masak
karena diperam, ternyata mengandung bromelin yang lebih sedikit daripada buah
yang masih hijau. Hal ini menjadi bahan pertimbangan dalam pengembangan
produk agar mendapatkan kandungan bromelin yang banyak (Luckita et al, 2013).
Selain berpotensi memudahkan penyerapan protein melalui aktivitas
proteolitiknya, bromelin memiliki fungsi penting lainnya yaitu menjaga
hemostasis atau kelancaran peredaran darah. Fungsi berikutnya ialah menggurangi
peradangan, menghilangkan bekas luka, dan membantu metabolisme lemak
(Luckita et al, 2013).
Model Terapi Nutritif Menggunakan Ikan Gabus dan Nanas
Dalam perancangan model terapi ini, penulis menggunakan beberapa
sumber rujukan. Referensi yang dipakai terkait kadar konsumsi ikan gabus dan
nanas bagi ketercapaian peningkatan albumin tubuh bagi pasien TB.
Berdasarkan referensi, setengah kilogram ikan gabus dapat menghasilkan
sekitar 100 ml ekstrak (Florentinus, 2014). Sedangkan kandungan albumin dalam
100 ml ekstrak berkisar 2.17 ± 0.14 gram atau dapat dikatakan sekitar 2 gram/dl
(Mustafa et al., 2012). Di sisi lain, kadar normal albumin dalam serum manusia
antara 3,5-4,5 g/dl (Luckita et al., 2013). Oleh karena itu, saat ekstrak secara
13
optimal terserap dalam tubuh, setengah kilogram ikan gabus mampu menambah
albumin tubuh sebanyak 2 gram/dl.
Ekstrak diharapkan mampu diserap optimal karena albumin bersifat water
soluble atau zat yang larut air. Dengan demikian ekstrak yang berbahan dasar air
dengan mudah diserap oleh tubuh melalui proses enzimatik di saluran pencernaan.
Produk yang dapat dikembangkan dari ekstrak cair ikan gabus ini adalah ekstrak
kering yang dapat diolah lebih lanjut dalam bentuk kapsul dengan prosedur
khusus untuk mempertahankan kandungan albumin dalam ekstrak.
Selain itu, nanas sebagai nutrisi tambahan turut disertakan bersama asupan
produk ikan gabus tersebut. Nanas mengandung enzim bromelin yang bertindak
sebagai enzim protease dan berguna untuk mempermudah pemecahan protein
menjadi asam amino sehingga mudah diserap tubuh (Luckita et al., 2013). Dengan
demikian, albumin ikan gabus dapat diserap dengan mudah pada pasien TB yang
cenderung malnutrisi dan mengalami penurunan aktivitas enzimatik saluran
pencernaan.
Nanas diolah menjadi ekstrak nanas. Ekstrak cair nanas sebesar 611 mg
mampu mengoptimalkan penyerapan protein dengan komponen terbesarnya
berupa albumin (Luckita et al., 2013). Ekstrak cair tersebut juga dapat diolah
menjadi ekstrak kering dengan menjaga kandungan bromelin di dalamnya.
Penjaminan aktivitas enzim bromelin secara tepat dan pengembangan produk
memerlukan analisis lebih lanjut dan sarana yang memadai untuk mendapatkan
produk yang berkualitas. Selanjutnya produk nanas tersebut diintegrasikan
dengan produk ikan gabus sehingga menjadi terapi nutrisi yang efektif bagi
pemulihan kesehatan pasien TB.
Skema 4.1 Optimalisasi penyerapan albumin oleh enzim bromelin
Enzim bromelin
Absorbsi oleh usus
Metabolisme protein untuk pemenuhan kebutuhan berbagai jaringan
Asam amino non-esensialAsam amino esensial
Albumin
14
Bab V Penutup
Kesimpulan
Berdasarkan kajian pustaka di atas, kesimpulan karya tulis ini adalah
sebagai berikut. Pemulihan kesehatan pasien TB tidak hanya diupayakan melalui
pengobatan berdasarkan pedoman WHO, namun juga harus memperhatikan faktor
gizi pasien karena pasien berpeluang mengalami malnutrisi.
Strategi untuk mengantisipasi bahkan mengatasi malnutrisi yang rentan
terjadi pada pasien harus berbasis nutrisi yang adekuat, terutama albumin yang
banyak pada ikan gabus. Penyerapan albumin harus dioptimalkan melalui reaksi
enzimatik bromelin. Enzim ini mendukung kerja enzim protease alami dalam
tubuh agar semakin efektif. Albumin yang terserap ini berpotensi meningkatkan
derajat kepulihan pasien TB dari segi penambahan massa tubuh, sistem imunitas,
dan segala aspek kesehatan lainnya. Kepraktisan terapi memicu penulis membuat
inovasi berupa model terapi yang dapat menjadi gambaran produk yang bagus dan
bermanfaat.
Saran
Penulis menyarankan untuk terselenggarannya riset lebih lanjut sehingga
didapatkan formula efektif untuk membuat produk ikan gabus dan bromelin nanas
yang praktis dan terjangkau oleh masyarakat. Pendataan terhadap status gizi setiap
pasien perlu dilakukan agar formula dan produk yang dihasilkan menjadi tepat
Keterangan:: Alur: Aktivitas protease
15
guna untuk peningkatan kesehatan pasien TB. Upaya-upaya pendukung lainnya
adalah kerja sama antar lembaga yang terkait agar tercipta sinergi dalam proses
pembuat produk yang berkualitas dan penggunaan produk yang merata bagi
pasien TB.
16
Daftar Pustaka