fiqh lughah 1

4
Nama : OKI MITRA Nim : 088 13 1907 FIQH LUGHAH DAN PEMBAHARUANNYA Menurut bahasa, fiqh al-lughah terdiri dari dua kata yaitu kata al-fiqh yang berarti pemahaman dan al-lughah berarti bahasa. Jadi, fiqh al-Lughah adalah pemahaman tentang bahasa. Fiqh Lughah mengkaji bahasa sebagai sarana untuk mempelajari peradaban atau sastra dan memiliki tujuan akhir untuk mempelajari peradaban dan sastra melalui bahasa. Sedangkan menurut istilah para ulama ahli bahasa memberikan defenisi yang berbeda-beda. Fiqh Al-Lughah merupkan sebuah kajian tentang perbandingan bahasa Arab dan bahasa-bahasa samiyah lainnya. Menurut abd Tawwab fiqh al-lugahah adalah ilmu yang mempelajari rahasia bahasa, perkembangan bahasa, dan kajian fenomena bahasa yang berbeda-beda ditinjau dalam kajian sejarahnya maupun penjelasan tentang bahasa itu. Dari definisi di atas dapat disimpulkan fiqh al- Lughah adalah ilmu yang mengkaji bahasa dari segi perkembangan, makna lafaz, bentuk lafaz yang didasarkan pada kajian sejarah dan perbandingan dari bahasa-bahasa tersebut. Nama fiqh al-lughah sudah ada pada zaman dahulu, sekitar abad ke-4 H, atau sekitar abad ke-10 M. Namun dalam pembahasannya masih berbentuk wacana dan belum sempurna sebagaimana yang ada sekarang ini. Adapun kemunculannya adalah ketika zaman kerasulan terakhir mulai mendekat, bahasa arab mengalami masa kejayaan. Banyak orang-orang disibukan dengan meningkatkan

Upload: boris-antonius

Post on 17-Jan-2016

95 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Fiqh Lughah 1

TRANSCRIPT

Page 1: Fiqh Lughah 1

Nama : OKI MITRA

Nim : 088 13 1907

FIQH LUGHAH DAN PEMBAHARUANNYA

Menurut bahasa, fiqh al-lughah terdiri dari dua kata yaitu kata al-fiqh yang berarti pemahaman dan al-lughah berarti bahasa. Jadi, fiqh al-Lughah adalah pemahaman tentang bahasa. Fiqh Lughah mengkaji bahasa sebagai sarana untuk mempelajari peradaban atau sastra dan memiliki tujuan akhir untuk mempelajari peradaban dan sastra melalui bahasa.

Sedangkan menurut istilah para ulama ahli bahasa memberikan defenisi yang berbeda-beda. Fiqh Al-Lughah merupkan sebuah kajian tentang perbandingan bahasa Arab dan bahasa-bahasa samiyah lainnya. Menurut abd Tawwab fiqh al-lugahah adalah ilmu yang mempelajari  rahasia bahasa, perkembangan bahasa, dan kajian fenomena bahasa yang berbeda-beda ditinjau dalam kajian sejarahnya maupun penjelasan tentang bahasa itu.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan fiqh al-Lughah adalah ilmu yang mengkaji bahasa dari segi perkembangan, makna lafaz, bentuk lafaz yang didasarkan pada kajian sejarah dan perbandingan dari bahasa-bahasa tersebut.

Nama fiqh al-lughah sudah ada pada zaman dahulu, sekitar abad ke-4 H, atau sekitar abad ke-10 M. Namun dalam pembahasannya masih berbentuk wacana dan belum sempurna sebagaimana yang ada sekarang ini. Adapun kemunculannya adalah ketika zaman kerasulan terakhir mulai mendekat, bahasa arab mengalami masa kejayaan. Banyak orang-orang disibukan dengan meningkatkan kemampuan berbahasa masing-masing. Namun pada waktu itu belum ada kaidah yang mendasarinya. Dalam keadaan persaingan bahasa yang sangat sengit, hadirlah rasul Allah SWT yang membawa al-Qur’an yang melumpuhkan semua pihak, sehingga menjadikan al Qur’an sebagai silabus baru dalam pendidikan mereka.

Semenjak datangnya kebangkitan peradaban yang dikembangankan Islam, orang Arab sudah mengenal tiga istilah kebahasaan yaitu al-arabiyah yakni bahasa Arab yang Al-Qur'an, sya'ir yang dibentuk dengan bahasa tersebut. Kedudukan al-arabiyah ini sangat penting sehingga Umar bin Khatab mengatakan: "pelajarilah Arabiyah itu karena Arabiyah dapat mengembangkan akal dan menambah kehormatan". Kemudian istilah arabiyah itu berkembang dan pada perkembangan berikutnya  al-arabiyah itu sama dengan Nahwu. Abu Aswad Al-Duali adalah orang pertama yang mengembangkan dan membuka jalan untuk kajian Nahwu dan kaidah-kaidahnya.

Page 2: Fiqh Lughah 1

Kata fiqh al-lughah dikalangan ulama Arab sekarang pada awalnya muncul di universitas-universitas Mesir, tepatnya ketika datang sekelompok orentalis untuk membantu dalam perkuliahan di Mesir, Zaki Mubarok mengatakan "Sinur Juwaidi (Guidi) dalam kuliah perdananya di univeristas Mesir pada pada bulan oktober 1926 mengakatakan bahwa kata philogy sulit diterjemahkan kedalam bahasa Arab, dan kata tersebut dalam bahasa-bahasa barat memiliki makna khisis yang tidak disepakati oleh para ilmu.

Ada yang mengatakan bahwa fiqh al-lughah hanya mempelajari kaidah-kaidah nahwu, sharaf dan kritik sastra. Dan ada juga yang menyatakan  bahwa ilmu ini tidak hanya mempelajari  bahasa saja tetapi termasuk di dalamnya pembahasan mengenai kehidupan akal dengan berbagai aspeknya.

Ada juga yang mengatakan fiqh al-lughah itu matan atau ensiklopedi sebab di dalamnya membicarakan atau membahas tentang bahasa-bahasa serumpun (samiyah) dengan bahasa arab. Perbedaan-perbedaan dialek mereka, bunyi-bunyi pengucapan bahasa. Kajian fiqh al-Lughah seperti ini disebut dengan fiqh al-lughah (muqarran) komparatif atau sederhananya adalah metode perbandingan bahasa. Adanya perbedaan penelitian dalam fiqh al-lughah disebabkan oleh pengetahuan tentang mufradat bahasa arab. Jumlahnya, cara bacanya, penulisan dan penyebutannya. Hal ini menimbulkan 3 pecahan pembahasan fiqh al-lughah: Pertama yang meneliti tentang sejarah: memfokuskan atau menggali asal-usul bahasa yang pertama. Perbedaan satu bahasa dengan bahasa yang lain. Kedua ilmu south (bunyi) menggali serta mencari informasi dialek serta bahasa dan pengucapannya, serta perkembangan dan perubahan bunyi bahasa. Ketiga ilmu dalalah memfokuskan kajiannya pada perkembangan lafadz-lafadaz bahasa, manfaatnya serta kandungan yang terdapat di balik sebuah makna.

Ulama yang paling memahami dialek dan bahasa bangsa Arab adalah Abu Amr. Ia dikenal sebagai ulama yang paling paham tentang kalimat-kalimat asing (gharib-nawadir). Sejak masa remaja, ia gemar belajar ilmu bahasa Arab bersama kawan-kawannya di seluruh pelosok kota Damaskus. Abu Amr rela masuk ke pelosok desa dan bergaul dengan orang-orang badui di pedalaman untuk memahami dialek dan bahasa Arab yang mereka ucapkan. Akhirnya, ia pun menulis beberapa buku yang memuat koleksi bahasa dan dialek orang Kufah dan Baghdad sekaligus.

Guru Abu Amr Al-Syaibani yang paling terkenal adalah Al-Mufaddhal Al-Dhabi dan Al-Muhaddits Rukn Al-Syami. Sedangkan murid-murid Abu Amr, antara lain: Amr (putranya sendiri), Imam Ahmad bin Hambal, Abu Ubaid Al-Qasim bin Salam.

Masa hidup Abu Amr dihabiskannya untuk mencari riwayat syair-syair kuno di pelosok desa dan mencari data-data kebahasaan untuk mendukung penelitiannya. Abu Amr berhasil menyusun lebih dari 80 buah kitab diwan

Page 3: Fiqh Lughah 1

(kumpulan syair) dari berbagai kabilah yang telah dihampirinya. Hampir setiap kabilah telah dibuatkan diwan yang memuat syair-syair yang berasal dari kabilah tersebut. Prestasi ini yang membuat Abu Amr dikenal sebagai sosok ilmuan dan saastrawan yang peduli terhadap pengembangan dan pelestarian bahasa Arab.

Abu Amr Al-Syaibani juga tercatat sebagai penyusun kamus tematik dalam sejarah leksikologi Arab. Beberapa karyanya antara lain, Kamus Al-Jim, Al-Khail, Al-Lughaat, Al-Nawadir Al-kabir, Gharib AL-Hadits, Al-nahlah, AL-Ibil, Khalq Al-LIsan. Dari sekian judul bukunya, kitab Hurut fi Al-Lughah atau yang dikenal Kitab Al-Jim adalah kamus yang memiliki pengaruh besar terhadap pengembangan leksikologi bahasa Arab. Kamus Al-Jim adalah kamus makna yang disusun secara tematik. Pemilihan huruf Jim sebagai judul kamus, telah mengecohkan para ulama lain. Mereka mengira urutan huruf yang disusun di dalam kamus Al-Jim berawal dari huruf Jim seperti kamus Al-‘Ain (Khalil) yang dimulai dari huruf ‘Ain. Padahal, kamus Al-Jim dimulai dari huruf Alif hingga Ya sesuai dengan huruf hijaiyah.