final bab 1 repaired)
TRANSCRIPT
1
Rencana Skripsi
I. Judul Rencana Skripsi
Pengaruh Modernisasi Militer Cina terhadap Jepang
dalam Penyelesaian Sengketa memperebutkan
Kepulauan Diaoyu 2007-2009
A. Latar Belakang Permasalahan
Modernisasi militer Cina semenjak awal era Hu Jintao
berimplikasi pada perimbangan kekuatan yang strategis di kawasan
Asia Timur, hal ini menjawab mitra strategis Aliansi keamanan
Jepang-Amerika yang telah terjalin pasca perang Dunia ke-II.1
Modernisasi militer dilakukan dikarenakan Cina memiliki kapasitas
militer yang besar namun minim teknologi yang membuat
kemampuan militer mereka rapuh. Kerapuhan tersebut Nampak
pada kecilnya pengaruh Cina terhadap dunia luar pada saat itu
yang sangat jauh dengan potensi kekuatan mereka.
Akibat sejarah dan masa lalu Cina dan Jepang maka kedua
negara ini sering kali mengalami konflik antara kedua negara
1 Yanyan M. Yani, “Makna Pengembangan Kekuatan Militer Cina”, diproleh dari http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/01/makna_kekuatan_militer_cina.pdf yang diakses pada tanggal 25 Oktober 2010 pada jam 16.38 WIB.
2
tersebut. Kedua negara tersebut saling mengklaim sekelompok
pulau di kepulauan Diaoyu, sebutan bagi orang Cina sedangkan
bagi orang Jepang disebut kepulauan Senkaku. Kepulauan Diauyu
dikenal sebagai daerah yang mempunyai cadangan minyak yang
sangat besar. Pada tahun 1974 kedua negara tersebut hampir
terlibat perang akibat dari memperebutkan kepulaun tersebut.
Dalam kondisi cadangan minyak dunia yang semakin habis
kecemasan kedua negara khususnya Cina dalam menyuplai
kebutuhan energi industrinya yang terus meningkat secara
signifikan semakin menginginkan keberadaan kepulauan tersebut. 2
Problem kedua negara berlanjut hingga saat ini, dimana
kedua negara saling memperebutkan kepulauan yang berada di
perbatasan kedua negara. Kepulauan tersebut bernama kepulauan
Diaoyu atau dalam bahasa Jepang disebut kepulauan Senkaku.
Dinamika politik kedua negara yang cukup menarik membuat
penyelesaian sengketa kepulauan ini menjadi sangat dinamis.
Bagaimana cara dan sejarah Cina dalam menghadapi Jepang serta
dendam di masa lalu dimana Jepang (Dinasti Meiji) mempermalukan
2 Heri H Makmun, “Persaingan Raksasa Asia Timur”, http://indonesianvoices.com/index.php?option=com_content&view=article&id=57:persaingan-dua-raksasa-asia-timur&catid=1:latest-news&itemid=50, diunduh pada tanggal 5 november 2010 pukul 20.30 WIB
3
Cina (Dinasti Qing) membuat Cina merasa tidak ingin dipermalukan
kembali.3
Meskipun mengalami banyak rintangan dan terkucilkan, Cina
pada abad ke-21 ini memugarkan kembali namanya. Dengan
amunisi 1,3 miliar penduduk dan pertumbuhan ekonomi diatas 11%
pertahun Cina akan menjadi salah satu negara yang sangat
disegani di dunia.4 Pertumbuhan Cina yang pesat dan menjadi salah
satu negara yang sangat diperhitungkan didunia membuat posisi
Cina berada diatas angin.
Meningkatnya kapasitas perekonomian Cina disertai
meningkatnya kapabilitas militernya membuat Cina memiliki posisi
yang cukup baik dalam perebutan kepulauan Diaoyutai. Kekuatan
pertumbuhan perekonomian Cina, posisi tawar-menawarnya yang
baru dalam kancah internasional, serta kekuatan teknologi yang
maju merupakan indikasi kebangkitan Cina yang perlu disikapi
dengan baik oleh Jepang.5
Kepulauan Diaoyu adalah sebuah pulau yang berada di timur
laut cina dan sebelah barat Okinawa, Jepang. Jepang menguasai
3 WD Sukisman, “Sejarah Cina Kontemporer: dari Revolusi Nasional Melalui Revolusi Kebudayaan Sampai Modernisasi Sosialis” Jakarta: Pradnya Paramita, 1993, hal 31-334 Oded Shenkar, “The Chinese Century”,2005 diterjemahkan oleh Rita Setyowati, Jakarta: Bhuana Ilmu Populer hal 2715 Susan L. Shirk, “China: Fragile Superpower”, New York, Oxford, 2008, hal 150.
4
pulau Diaoyu sejak tahun 1895 hingga akhir perang dunia ke II.
Ketika jepang menyerah kepada Amerika, Amerika menempatkan
pulau tersebut sebagai bagian administrasi dari Kepulauan Ryukyu
dari tahun 1945 sampai 1972. Namun Jepang mendapatkan protes
dari dua Negara sekaligus yaitu Republik Cina (Taiwan), dan
Republik Rakyat Cina. Cina mengklaim telah berkuasa atas pulau
tersebut sejak abad ke-16. Kepulauan Diauyo telah menjadi isu
utama dalam hubungan luar negeri kedua negara.6
Kepulauan tersebut berada di tepi landas Benua Asia daratan,
yang terpisah dari Kepulauan Ryukyu oleh Palung Okinawa
Dalam urutan jarak perbatasan pulau:
- 140 km (87 mil) timur Pengjia Islet
- 170 km (110 mil) utara Pulau Ishiga
- 186 km (116 mil) timur laut Keelung
- 410 km (250 mil) barat Pulau Okinawa
Jepang memasukkan pulau ini di bawah administrasi Okinawa
sedangkan Republik Rakyat Cina dan Republik Cina (Taiwan)
sebagai bagian dari Taiwan. Diantara semua pulau yang berada di
kepulauan Diaoyu, Nan Xiaodao/Minami Kojima adalah salah satu
6 Seokwoo Lee, “Territorial Disputes Among Japan, China and Taiwan Concerning the Senkaku Islands”,Boundary & Territory Briefings (Vol.3 No 7)
5
tempat penangkaran beberapa Albatross berekor pendek yang
sangat langka.
Penyebab perselisihan kedua negara tersebut adalah subyek
tambahan kontroversi. Di satu sisi, beberapa orang Cina telah
menggambarkan sengketa teritorial sebagai lahan pengganggu
yang ditanam oleh Amerika Serikat ke dalam hubungan Cina-
Jepang. Di sisi lain, beberapa sumber berita media Jepang
membicarakan tentang status kepulauan tersebut lebih luas dari
pernyataan teritorial Cina. Catatan sejarah menyatakan konteks
bagi kejadian khusus dalam sejarah terungkapnya kepulauan ini.
Negara-negara lain pun memantau evolusi dan perkembangan
sengketa ini.7
Cina merupakan negara konsumen minyak ke-2 terbesar di
dunia dengan nilai konsumsi 7,6 juta baerl perhari. Sedangkan
Jepang tepat berada dibawahnya dengan jumlah 5 juta barel
perhari.8 Jumlah ini mungkin akan terus meningkat terutama Cina
yang prekonomianya sedang selalu tumbuh. perebutan kepulauan
tersebut merupakan implementasi dari Energy Security kedua
negara.9
7 Seokwoo Lee, Op. Cid, hal 32-34.8http://www.nationmaster.com/graph-T/ene_oil_con diakses pada tanggal 22 Oktober 2010 pada jam 02:249 Dwijaya Kusuma, “Cina Mencari Minyak
6
7
8
B. Permasalahan
Cina dan Jepang memang sudah bermusuhan dari sejak
berabad-abad yang lalu. Permusuhan tersebut disebabkan karena
kedua Negara tersebut berada dalam wilayah yang saling
berdekatan, sehingga hubungan kedua Negara selalu mengalami
perselisihan sampai saat ini. Cina dan Jepang adalah Negara yang
sudah termasuk dalam golongan Negara-negara maju baik dalam
bidang teknologi, pendidikan, ekonomi, serta kapabilitas militernya.
Karena kedua Negara merupakan Negara maju, maka kebutuhan
energi kedua Negara tersebut semakin meningkat demi kebutuhan
energy sehari-hari kedua negara tersebut. Karena semakin
meningkatnya kebutuhan energy Cina dan Jepang, kedua negara
tersebut selalu mencari cadangan energinya. Kepulauan Diaoyu
adalah kepulauan yang berada diantar perbatasan kedua Negara
yaitu Cina dan Jepang. Karena letak Kepulauan Diaoyu sangat
strategis dan di pulau tersebut diperkirakan terdapat sumber
energi, maka pulau ini menjadi incaran untuk kepantingan kedua
negara tersebut.
Untuk itu, penulis merumuskan permasalahan yang akan
dibahas dalam menanggapi perebutan Kepulauan Diaoyua oleh
Cina dan Jepang. Berdasarkan penjelasan didalam latar belakang,
9
penulis terdorong untuk mencari data dalam menentukan masalah
yang akan dibahas dalam bentuk research question sebagai
berikut:
“ Bagaimanakah pengaruh moderenisasi militer Cina
terhadap Jepang dalam penyelesaian sengketa kepemilikan
Kepulauan Diaoyu?”
Periode waktu yang digunakan ini, dipilih karena pada tahun
2004, Cina mengalami modernisasi militer. Pada waktu itu, Cina
memiliki power yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Oleh
karena itu, adanya hubungan antara peningkatan kapabilitas
kekuatan Cina dengan posisinya memperebutkan kepulauan Diaoyu
terhadap Jepang maka perlu diteliti secara mendalam untuk
mendapatkan kejelasan akan kepentingan Cina dalam
memperebutkan Kepulauan Diaoyu.
C. Tujuan dan manfaat penelitian
Adapun tujuan dari skirpsi ini adalah:
1. Mengetahui latar belakang penyelesaian sengketa
kepulauan Diaoyu antara Cina dan Jepang.
2. Menjelaskan faktor-faktor yang menjadi pendorong
Cina menyelesaikan sengketa kepulauan Diaoyu.
10
3. Menganalisa pengaruh peningkatan
kapabilitaskekuatan Cina dalam penyelesaian
sengketa kepulauan Diaoyu dengan Jepang.
D. Tinjauan pustaka
1. Dwijaya Kusuma, China Mencari Minyak: Diplomasi
China ke Seluruh Dunia 1990-2007.
Dalam buku ini membahas tentang bagaimana
upaya Cina dalam mencari sumber daya energy bagi
kebutuhan domestiknya. Dalam buku ini pula
diceritakan bagaimana hubungan antara Cina
dengan Jepang dan bagaimana persaingan antara
keduanya dalam mendapat akses energi di kawasan
mereka khususnya kawasan perbatasan seperti
Kepulauan Diaoyu.
2. Susan L. Shirk, China: Fragile Superpower.
Buku ini menceritakan sejarah hubungan Cina
dengan Jepang yang mengalami pasang surut. Dari
waktu ke waktu hubungan kedua negara mengalami
pasang surut. Buku ini juga menceritakan bagaimana
aliansi Jepang-Amerika yang memaksa Cina untuk
meningkatkan kapabilitas militernya.
11
E. KERANGKA TEORI
I. Teori Keseimbangan Kekuatan (Balance of Power)
Balance of power atau perimbangan kekuasaan dapat
digunakan untuk menggambarkan suatu jenis kebijaksanaan
tertentu yang sama kebijaksanaan tersebut biasanya berupa
pembentukan aliansi defensif dengan tujuan untuk mencegah agar
suatu kosalisi tidak dapat memperoleh posisi yang dominan dan
terdapat paling tidak suatu Negara yang berperan sebagai
balancer.10 Negara yang berperan sebagai balancer ini harus
berupaya untuk mencegah agar tidak ada suatu negara pun yang
dapat memperbesar kekuatannya terlalu jauh dan biasanya
balancer ini bergabung dengan suatu aliansi. Selain itu,
perimbangan kekuasaan juga merupakan suatu keadaan nyata,
dimana kekuasaan terbagi kurang lebih sama di antara bangsa-
bangsa.11
Bentuk reaksi dari suatu negara terhadap Negara lain dapat
berupa akomodasi (accommodate), mengabaikan (ignorre),
berpura-pura seolah-olah informasi/pesa dari Negara lain belun di
terima (pretend), mengulur-ngulur waktu (procrastinate), menawar
10 Mohtar Mas’oed, Ilmu Hubungan Internasianal: Disiplin dan Metodologi, Jakarta: LP3S, hal. 13311 Hans. J. Morgenthau, Polotics Among Nations, New York: Albet & Knopf, 1979, hal 41.
12
(bargain), dan menolak (resist), aksi dari negara lain.12 Dalam
kerangka model aksi reaksi, konsep dinamika persenjataan sendiri
didefinisikan oleh Buzan sebagai satu susunan tekanan yang
membuat negara dan kuantitas di angkatan bersenjata yang telah
mereka miliki sebelumnya.13
Menurut Barry Buzan keamanan merupakan reaksi non linier
dari ancaman didalam suatu sitem internasional yang anarkis.
Keamanan tersebut terkait dengan keamanan sosial, politik,
budaya, dan ekonomi. Terkait dengan ekonomi maka akses ke
sumber daya, pasar, dan kemanan lingkungan di definisikan
sebagai perlindungan biosfer ekologi.14 Perlindungan bisofer ekologi
meliputi pemanfaatan energy dan ancaman perubahan iklim.
II. Teori Keamanan Energi (Energy Security)
Terdapat 3 komponen utama menurut Mason Willrich
memastikan Energy Security:
1. Rationing yaitu usaha untuk mengalokasi suplai yang ada dan
membatasi konsumsi
12 K.J. Holsti, Politik Internasional: Suatu Kerangka Anlisa, Bandung: Bina Cipta, 1992, hlm 122.Dikutip dari DR. Anak Agung Banyu Perwita dan DR. Yayan Mochamad Yani. 13 Barry Buzan.”An Introdudtion to Strategic Studies: Military Technology and International Relations”.St. Martins. New York. 1987 hlm.19314 Barry Buzan People, State and Fear: an Agenda for International Security Studys In the Post-Cold War Era, Harvester Wheatsheaf, Second Edition, 1991, hal 19
13
2. Stock Pilling yaitu pengarahan untuk mengurangi kerapuhan
negara importir dari gangguan suplai dengan menyediakan
peredam dari efek tersebut.
3. Diversification yaitu usaha dimana menandakan usaha-usaha
untuk memastikan keberlangsungan suplai energi dengan
penganekaragaman sumber energi dan penyalur energi.15
F. HIPOTESA
Aliansi Jepag-Amerika di Pasifik memberikan ancaman bagi
keamanan Cina, sehingga Cina berupaya untuk meningkatkan
kapabilitas kekuatan militer Cina. Untuk meningkatkan kekuatan
kapabilitas militernya, Cina melakukan modernisasi militernya. Hal
ini dilakukan pada masa pemerintahan Hu Jintao sejak tahun 2004
– 2007. Dampak dari peningkatan kapabilitas Cina terciptanya
perimbangan kekuatan (Balance of Power) dikawasan tersebut
khususnya di kepulauan Diaoyu
Kepulauan Diaoyu menjadi perebutan antara kedua Negara
Jepang dan Cina. Banyak alasan yang menyebabkan kepulauan
Diaoyu menjadi perebutan antara kedua negara Cina dan Jepang.
Dulu Cina tidak terlalu agresif untuk mengklaim kepulauan Diaoyu
15 Bob Sugeng Hadiwinata, Bringing the State Back In Indonesia, vol. 8 No. 2, Mei-November, hal. 9
14
sebagai milik Cina, setelah Cina memoderenisasi perlengkapan
militernya, Cina mulai berani untuk mengklaim bahwa kepulauan
Diaoyu adalah milik Cina. Hal ini dilakukan Cina demi
mengamankan tempat eksplorasi minyak dan gas di kawasan
tersebut.
G. MODEL ANALISIS
Unit Analisis
Modernisasi peralatan militer sebagai peningkatan
kekuatan Cina
Sengketa dengan Jepang dalam perebutan Kepulauan
Diaoyu
Pengaruhnya terhadap Jepang dalam kasus penyelesaian
sengketa kepulauan Diaoyu
Pengaruh Modernisasi Militer Cina terhadap Jepang
dalam Penyelesaian Sengketa memperebutkan
Kepulauan Diaoyu 2007-2009
15
H. METODE PENELITIAN
1. Jenis dari penelitian yang digunakan dalam penulisan
skripsi ini adalah penelitian deskriptif analisis, yaitu
peneliti menggambarkan informasi mengenai fakta dan
fenomena yang menjelaskan secara sistematis dan
menyeluruh, sehingga terciptanya pemahaman mengenai
masalah yang akan diteliti.
2. Metode pengumpulan data yang digunakan penulis untuk
penelitian ini adalah studi kepustakaan. Dengan teknik
dokumentasi yang terdiri dari buku, majalah, surat kabar,
internet dan dokumen-dokumen lain yang berhubungan
dengan penulisan.
3. Sifat penelitian adalah kualitatif; dimana seluruh data dan
informasi yang digunakan berupa data non-angka atau
bersifat campuran
16
I. SISTEMATIKA PENULISAN
Didalam suatu penulisan karya tulis, baik yang bersifat ilmiah
maupun non-ilmiah, diperlukan suatu sistematika tertentu agar
dapat menguraikan dengan jelas isi dari tulisan tersebut. Adapun
sistematikanya sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Memuat latar belakang, perumusan masalah, tujuan
penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, hipotesa, model
analisis, metode penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II : Dinamika Hubungan Cina-Jepang.
Bab ini membahas latar belakang dan perkembangan
hubungan Cina-Jepang.
BAB III: Kepentingan Cina dan Jepang terhadap Kepulauan Diaoyu
dan modernisasi Militer Cina.
Bab ini membahas tentang permasalah sengketa Kepulauan
Diaoyu. Bab ini juga membahas tentang bagaimana proses
modernisasi Cina
BAB IV:Pengaruh Modernisasi Militer Cina terhadap perebutan
Kepulauan Diaoyu.
Bab ini membahas tentang pengaruh penigkatan kapabilitas
militer Cina.
17
BAB V: Kesimpulan.