9.bab 3 (repaired)

30
BAB 3 PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Pengkajian di Ruang C2 RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya dilakuka mulai tanggal 23 ebruari ! 2" ebruari 2#$%. Dari data yang di&er'le( di &r')e) anali)a data )am&ai dengan &eren*anaan kegiatan+ yang kemudian di&re)enta)ikan &ada de)imina)i a,al &ada tanggal 2- ebruari 2#$% yang d 'le( d')en &embimbing ma(a)i),a &raktek ke&era,atan manajemen.Pada &ertemuan ter)ebut tela( di)e&akati &ri'rita) ma)ala( yang tela( diteta&k ung)i management meli&uti ung)i &eren*anaan+ ung)i &eng'rgani)a)ian+ u &engara(an+ dan ung)i &engendalian. Ren*ana &enyele)aian ma)ala( adala( melakukan kegiatan &enyegaran dengan tema &enera&an m'del &raktik ke&era,atan &r' e)i'nal dengan menggunakan met'de tim. 'ku) &enyegaran meli&uti/ &embuatan 0i)i mi)i ruangan+ SP1+ SAK+ &enyu)unan )tandart kerja+ menyu)un &erangkat MPKP+ &embuatan )truktur 'rgani)a)i+ uraian tuga)+ jad dina) &era,at+ dan da tar &a)ien+ timbang terima+ &re dan &')t * &endelega)ian+ )u&er0i)i ke&era,atan+ r'nde ke&era,atan+ PKMRS+ discharge planning, audit d'kumenta)i+ )ur0ey ke&ua)an &a)ien dan &era,at+ dan indikat mutu. 3.1 Persiapan Kegiatan Penyia&an &erangkat MPKP dilakukan dengan menyu)un 'rmat! 'rmat yang di&erlukan ber)ama dengan tim kel'm&'k di ruangan &raktek manajemen+ antara lain 'rmat &engkajian a,al dengan met'de ,a,an*ara+ 'b)er0 kue)i'ner+ kartu angg'ta tim+ 'rmat da tar dina)+ 'rmat timbang terima+ &endelega)ian+ 'rmat )u&er0i)i+ 'rmat r'nde ke&era,atan+ 'rmat discharge planning + 'rmat &engkajian ke&era,atan+ 'rmat audit d'kumenta)i 1R+ AL1S+ T1I+ Kejadian in ek)i n')'k'mial+ Kejadian *edera+ Ke&ua)an &a)ien4. Penyia&an &erangkat dilakukan &ada tanggal 23 ebruari 2#$% )am&ai dengan tanggal 2" ebruari 2#i% 'rmat terlam&ir 4. 35

Upload: sarah-anindita

Post on 05-Nov-2015

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

9.BAB 3 (Repaired)

TRANSCRIPT

BAB 3

44

BAB 3PELAKSANAAN DAN PEMBAHASANPengkajian di Ruang C2 RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya dilakukan mulai tanggal 23 Februari - 26 Februari 2015. Dari data yang diperoleh dilakukan proses analisa data sampai dengan perencanaan kegiatan, yang kemudian dipresentasikan pada desiminasi awal pada tanggal 27 Februari 2015 yang dihadiri oleh dosen pembimbing mahasiswa praktek keperawatan manajemen. Pada pertemuan tersebut telah disepakati prioritas masalah yang telah ditetapkan sesuai fungsi management meliputi fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pengarahan, dan fungsi pengendalian. Rencana penyelesaian masalah di atas adalah melakukan kegiatan penyegaran dengan tema penerapan model praktik keperawatan profesional dengan menggunakan metode tim. Fokus penyegaran meliputi: pembuatan visi misi ruangan, SPO, SAK, penyusunan standart kerja, menyusun perangkat MPKP, pembuatan struktur organisasi, uraian tugas, jadwal dinas perawat, dan daftar pasien, timbang terima, pre dan post conference, pendelegasian, supervisi keperawatan, ronde keperawatan, PKMRS, discharge planning, audit dokumentasi, survey kepuasan pasien dan perawat, dan indikator mutu.

3.1 Persiapan KegiatanPenyiapan perangkat MPKP dilakukan dengan menyusun format-format yang diperlukan bersama dengan tim kelompok di ruangan praktek manajemen, antara lain format pengkajian awal dengan metode wawancara, observasi dan kuesioner, kartu anggota tim, format daftar dinas, format timbang terima, format pendelegasian, format supervisi, format ronde keperawatan, format discharge planning, format pengkajian keperawatan, format audit dokumentasi (BOR, ALOS, TOI, Kejadian infeksi nosokomial, Kejadian cedera, Kepuasan pasien). Penyiapan perangkat dilakukan pada tanggal 23 Februari 2015 sampai dengan tanggal 26 Februari 20i5 ( format terlampir ).

3.2 Penyiapan perangkat MPKPPelaksanaan kegiatan MPKP dilakukan mulai tanggal 23 Februari 2015 sampai dengan 22 Maret 2015. Metode MPKP yang digunakan adalah dengan menggunakan metode Tim. Dalam setiap shift memiliki perawat penanggung jawab jaga yang memiliki job description masing-masing. Penggunaan metode ini disesuaikan dengan kemampuan, kondisi, serta SDM perawat yang ada di ruangan C2. 3.2.1 Fungsi Perencanaan1. Visi Ruangana. PengertianVisi adalahrangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi yang ingin dicapai di masa depan. Statemen visi dirancang untuk mengilhami dan memotivasi karyawan untuk mencapai suatu kondisi yang diinginkan. Visi ini dirumuskan bersama dengan kelompok di Ruang C2 dan visi seharusnya ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan tuntutan masyarakat. Visi di ruangan diturunkan dari visi RS yang merupakan pengembangan yang disesuaikan dengan ruang masing-masing.b. PelaksanaanVisi yang dijalankan oleh kelompok di Ruang C2 yaitu:Menjadi Ruangan Pilihan Utama Bagi Perawatan Penyakit Dalamc. KendalaTidak ada kendala dalam pembuatan visi untuk ruangand. Rencana tindak lanjutMenempelkan visi ruangan di dinding agar terlihat dan terbaca dengan mudah oleh siapapun yang membacanya. Mengupayakan sosialisasi visi ke semua staf ruangan setiap operan dalam pergantian shift agar dalam pemberian pelayanan keperawatan berdasarkan visi ruangan.

2. Misi Ruangana. PengertianMisi adalah rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi. Misi merupakan langkah-langkah atau arahan dalam mewujudkan visi dan dinyatakan dalam tujuan-tujuan yang dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu yang mengandung pokok-pokok bentuk kegiatan utama yang dapat menjadi landasan hubungan kerja serta pengalokasian sumber daya ke segenap pihak yang berkepentingan.b. PelaksanaanMisi yang dijalankan oleh kelompok di Ruang C2 yaitu :1) Memberikan pelayanan keperawatan yang optimal sesuai perkembangan IPTEK2) Memberikan pelayanan keperawatan oleh tenaga yang berkompeten di bidangnya3) Mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien4) Selalu menerapkan SPO dalam setiap tindakan keperawatan5) Meningkatkan pelayanan keperawatan metode tim ke model keperawatan ke profesional (MPKP)6) Memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga serta masyarakat7) Meningkatkan kualitas tenaga perawat secara berkesinambunganc. KendalaTidak ada kendala dalam pembuatan misi untuk ruangan.d. Rencana tindak lanjutMenempelkan misi ruangan di dinding agar terlihat dan terbaca dengan mudah oleh siapapun yang membacanya, dan mensosialisasikan kepada seluruh staf dalam operan pergantian shift agar dalam pemberian pelayanan keperawatan sesuai dengan misi ruangan.

3. Standar Prosedur Operasionala. PengertianStandar Prosedur Operasional (SPO) adalah suatu perangkat instruksi atau langkah-langkah yang berurutan dan dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu.

b. PelaksanaanPelaksanaan Standar Prosedur Operasional (SPO) dilakukan dengan cara membuat SPO untuk tindakan keperawatan sebanyak minimal 10 SPO.c. KendalaTidak ada kendala dalam pembuatan Standar Operasional Prosedur (SPO).d. Rencana tindak lanjutMenetapkan SPO dan mensosialisasikan kepada perawat sehingga dapat melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan standar yang telah dibuat. Dilakukan supervisi dalam ruangan untuk penetapan standar kinerja perawat dalam melakukan tindakan.

4. Standar Asuhan Keperawatana. PengertianStandar Asuhan Keperawatan (SAK) adalah Menggambarkan tingkat kompeten dari asuhan yang diberikan oleh proses keperawatan, mencakup pengkajian, diagnosis, perencanaan dan evaluasi.b. PelaksanaanPelaksanaan Standar Asuhan keperawataan (SAK) dilakukan dengan cara membuat SAK untuk diagnosa medis dan diagnosa keperawatan sebanyak minimal 10 SAK.c. KendalaTidak ada kendala dalam pembuatan Standar Asuhan Keperawatan (SAK).d. Rencana tindak lanjutMenetapkan SAK dan mensosialisasikan kepada perawat sehingga dapat melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan standar yang telah dibuat. Dilakukan Audit mutu asuhan keperawatan dan melakukan peninjauan kembali mengenai tindakan asuhan keperawatan yang sesuai pada SAK.

5. Standar Kinerjaa. PengertianStandar kinerja merupakan identifikasi tugas pekerjaan, kewajiban, dan elemen kritis yang menggambarkan apa yang harus dilakukan. Setiap standar/kriteria harus dinyatakan secara cukup jelas sehingga manajer dan bawahan atau kelompok kerja mengetahui apa yang diharapkan dan apakah telah tercapai atau tidak.b. PelaksanaanPelaksanaan yaitu dengan membuat standar kinerja yang telah disepakati oleh anggota kelompok. Standar kinerja yang telah dibuat adalah :1) Memberikan senyum, salam, dan sapa pada setiap anggota kelompok, pasien, maupun pengunjung2) Ketentuan seragam Dinasa) Pagi: Seragam Biru dengan Cap ( wanita tidak berkerudung)Seragam Biru dengan Kerudung Abu-abu b) Siang: Seragam Biru dengan Cap (Wanita tidak berkerudung)Seragam Biru dengan kerudung abu-abuc) Malam: Seragam Putih dengan Cap (Wanita Tidak berkerudung)Seragam Putih dengan Kerudung Putih3) Memakai Sepatu Hitam dan tidak berbunyi saat berjalan4) Kerudung dimasukkan kedalam baju bagi yang berjilbab sesuai ketentuan yang ditetapkan5) Rambut wajib diharnet dan dicap sesuai dengan ketentuan bagi yang tidak berjilbab6) Menggunakan skort putih sesuai ketentuan yag ditetapkan7) Rambut wajib rapi bagi anggota laki-laki8) Ketentuan ShiftPagi: Pukul 07.00 15.00 WIBSiang: Pukul 14.00 22.00 WIBMalam: Pukul 21.00 07.00 WIBDiharapkan anggota datang 20 menit setiap shift yang ditetapkan9) Istirahat setiap shift 30 menit termasuk sholat dan makan 10) Tidak diperkenankan meninggalkan ruang perawatan C2 tanpa sepengetahuan anggota lainnya pada shift yang dilaksanakan11) Wajib menggunakan Self Precaution sebelum kontak dengan pasien, sebelum tindakan aseptik, setelah kontak dengan pasien, setelah terpapar cairan tubuh, setelah kontak dengan lingkungan pasien, minimal menggunakan handscoon dan masker.12) Dilarang Menggunakan atau memegang Telepon Seluler saat jam dinas, kecuali Konsul dokter.13) Dilarang berada nurse station kecuali pendokumentasian dan konsulan dokter setiap jam dinas.14) Wajib menggunakan Jam Tangan analog setiap dinasc. KendalaTidak ada kendala dalam pembuatan standar kinerja, dan standar kinerja sudah disetujui oleh anngota kelompok dan ketua kelompok.d. Rencana tindak lanjutMenempelkan standar kinerja di dinding agar bisa dibaca setiap saat oleh perawat di ruangan., dan menunjuk perawat penanggung jawab setiap shift untuk mengontrol dan melakukan dokumentasi bagi perawat lain yang melanggar setiap poinnya.

3.2.2 Fungsi pengorganisasian1. Sruktur organisasia. PengertianStruktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi.b. PelaksanaanPengorganisasian di ruangan menggunakan pendekatan sistem/metode tim murni. Ruang MPKP dipimpin oleh kepala ruang yang membawahi dua KATIM. Masing-masing KATIM membawahi beberapa perawat pelaksana yang memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada sekelompok klien. Perawat dibagi dalam tim sesuai dengan jumlah pasien di ruangan. Jumlah pasien untuk tiap tim adalah 3 orang, dan jumlah perawat pelaksana adalah 5 orang.

Struktur organisasinya adalah sebagai berikut:

Kepala RuanganEka Yenita S.Anggota Tim (Perawat Pelaksana)Mariati Dwi NM. SalehMedio Hari NNiken IsnariaPriska AgustinSarah AninditaAnggota Tim (Perawat Pelaksana)Cynthia PutriErik Puji Rizki AmeliaRully KhristinaSahman HaskalTri WahyuniTim IITim I IiKetua Tim IILinda Prima S.Ketua Tim IMuslim EfendiPasien 2EPasien 2CPasien 2DPasien 2FPasien 2BPasien 2A

c. KendalaTidak ada kendala dalam pembuatan struktur organisasid. Rencana tindak lanjutMenempelkan struktur organisasi yang telah dibuat pada dinding agar semua anggota mengetahui struktur organisasi dan melaksanakan tugas sesuai jobdiscnya masing-masing.

2. Uraian tugasa. PengertianPerincian tugas pekerja yang akan dilaksanakan dalam suatu pekerjaan.

b. PelaksanaanUraian tugas dibuat berdasarkan jobdisc masing-masing anggota kelompok sesuai dengan yang dibuat. Adapun uraian tugas yang telah dibuat yaitu :1) Tugas Kepala Ruangana) Membuat rencana tahunan, bulanan, mingguan, dan harianb) Mengorganisir pembagian tim dan pasienc) Memberi pengarahan kepada seluruh kegiatan yang ada diruangand) Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegatan yang ada di seluruh ruangan.e) Memfasilitasi kolaborasi tim dengan anggota tim kesehatan yang lain.f) Melakukan audit asuhan dan pelayanan keperawatan di ruangan, kemudian menindak lanjuti.g) Mewakili MPKP dalam koordinasi dengan unit kerja lain.2) Tugas Ketua Tim (KATIM)a) Membuat rencana tahunan bulanan, mingguan, dan harian.b) Mengatur jadwal dinas tim yang dikoordinasikan dengan kepala ruangan.c) Melakukan pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi asuahn keperawatan bersama-sama anggota tim.d) Memberi pengarahan kepada perawat pelaksana tentang pelaksanaan asuhan keperawatan.e) Melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.f) Melakukan audit asuhan keperawatan yang menjadi tanggungjawab tim.g) Melakukan perbaikan pemberian asuhan keperawatan.3) Tugas Perawat Pelaksana (PP)a) Membuat rencana harian asuahan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya.b) Melaksanakan asuhan keperawatan dengan melakukan interaksi dengan pasien dan keluarga.c) Melaporkan perkembangan kondisi pasien kepada ketua tim.c. KendalaTidak ada kendala dalam pembuatan uraian tugasd. Rencana tindak lanjutMensosialisasikan agar semua anggota dapat mengetahui dan mengerti serta melaksanakan tugasnya masing-masing.

3. Pengaturan jadwal dinasa. PelaksanaanPengaturan jadwal dinas dilaksanakan berdasarkan penghitungan ketenagaan yang dibutuhkan dalam waktu 24 jam dan pembagian masing-masing shift diwakili oleh masing-masing tim.b. KendalaTidak ada kendala dalam pengaturan jadwal dinas yang telah dibentuk.

4. Pengaturan daftar pasiena. PengertianDaftar pasien adalah daftar semua pasien yang menjadi tanggung jawab tiap kelompok selama 24 jam. Secara individu, setiap pasien mempunyai perawat yang bertanggung jawab secara total selama dirawat dan jaga setiap shift dinas. Hal ini menggambarkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat atas asuhan keperawatan pasien sehingga terwujudlah perawatan pasien yang holistikb. PelaksanaanDaftar pasien dibuat berdasarkan pasien yang dirawat oleh kelompok sesuai dengan kamar yang dikelola. Pasien kelolaan kelompok adalah pasien di Ruang C2 khususnya yang bertempat di kamar 2 yang kapasitas tempat tidur yang tersedia adalah 6 bed sehingga bila terisi penuh total adalah 6 pasien kelolaan. Pada daftar pasien berisi tentang daftar identitas pasien yang ada di kamar 2 Ruang C2 beserta diagnosa medis pasien, Dokter penanggung jawab dan perawat pelaksana yang bertanggung jawab pada masing-masing pasien. Pasien yang menempati kamar 2 bed A, B, C menjadi tanggung jawab dari perawat tim 1, sedangkan pasien yang menempati bed D, E, F menjadi tanggung jawab perawat tim 2.

c. KendalaTidak ada kendala dalam pembuatan daftar pasien

5. Sistem penghitungan tenagaa. PelaksanaanPada sistem penghitungan tenaga perawat kami menggunakan sistem berdasarkan sistem perhitungan tenaga keperawatan dan berdasarkan pengelompokan unit kerja di rumah sakit (rawat inap): Jumlah pasien kamar 2 ruang C2 RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya = 6 pasien Rata-rata jam perawatan pasien perhari = 3.5 jam (pasien kelolaan merupakan pasien dengan ketergantungan minimal) Jadi jumlah jam perhari = rata-rata pasien/ hari x rata-rata jam perawatan pasien perhari = 5 x 3.5 = 17.5 hariJumlah tenaga keperawatan yang diperlukan adalah : Jumlah jam perawatan= 17.5 = 2.5 = 3 orangJam kerja efektif pershif 7* Untuk perhitungan jumlah tenaga ditambah ( faktor koreksi) yaitu hari libur (loss day)Jmlh hari minggu dlm 2 mgg + hari libur perawat x jml perawat yang ada Jumlah hari kerja efektif dalam 2 minggu = 2 + 2 x 15 = 4,2 = 4 hari 14Jumlah tenaga keperawatan yang mengerjakan tugas-tugas non keperawatan seperti membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat makan pasien, dan lainya diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.= Jumlah tenaga keperawatan + Loss day x 25 100= 3 + 4 x 25 100= 175 = 1,75 = 2 orang100Jadi tenaga yang diperlukan dalam waktu 1 hari adalah:Tenaga yang ada + faktor koreksi + tugas non keperawatan = 3+4+2 = 9 orang.

3.2.3 Fungsi pengarahan 1. Timbang Terima Pasiena. PengertianTimbang terima adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan klien. Timbang terima merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantian shift. Selain laporan antar shift, dapat disampaikan juga informasi-informasi yang berkaitan dengan rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan.Timbang terima adalah metode untuk mengkomunikasikan informasi keperawatan dan merupakan fasilitas untuk menyampaikan informasi penting tentang pasien dalam memberikan asuhan keperawatan sehari-hari dan berkelanjutan. Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin dengan menjelaskan secara singkat tentang keadaan klien saat itu, tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan, masalah keperawatan yang mungkin muncul, intervensi kolaboratif dan perkembangan klien saat itu ( Nursalam, 2002; 176).b. PelaksanaanPelaksanaan timbang terima secara penuh dilaksanakan pada tanggal 02 Maret sampai tanggal 19 Maret 2015 setiap hari setiap pergantian shift dinas. Timbang terima dilaksanakan pukul 07.00 dari dinas malam ke dinas pagi, pukul 14.00 dari dinas pagi ke dinas sore dan pukul 21.00 dari dinas sore ke dinas malam. Adapun alur pelaksanaannya dimulai dari nurse station dimana kepala ruangan, KATIM dan PP shift malam dan shift pagi sudah siap. Kepala ruangan membuka acara yang didahului dengan doa, kemudian kepala ruangan menyerahkan acara timbang terima kepada PJ shift malam, kemudian PJ shift malam melaporkan keadaan dan perkembangan pasien selama bertugas kepada KATIM pagi dan PP yang akan berdinas selanjutnya. PP shift malam yang sudah bertugas memberikan klarifikasi keluhan, intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan (secara umum), intervensi kolaboratif, rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan (persiapan operasi, pemeriksaan penunjang, dll) serta hal yang belum jelas atas laporan yang telah disampaikan. Setelah melakukan timbang terima berupa laporan tertulis dan lisan, kemudian diteruskan validasi ke tempat pasien. KATIM dinas pagi mengklarifikasi dan memvalidasi data langsung kepada pasien atau keluarga yang mengalami masalah khusus. Untuk pasien yang tidak mengalami masalah khusus, kunjungan tetap dikasanakan. Lama kunjungan tidak lebih dari 5 menit per pasien.Bila terdapat hal-hal yang bersifat rahasia bagi pasien dan keluarga perlu diklarifikasi, maka dilakukan di nurse station setelah kunjungan ke pasien berakhir. Para perawat dan kepala ruangan kembali ke nurse station mendiskusikan tentang keadaan pasien yang bersifat rahasia, setelah proses timbang terima dilakukan, maka kedua KATIM menandatangani laporan timbang terima dengan diketahui oleh kepala ruangan.c. Evaluasi kegiatan1) Evaluasi strukturPada kegiatan timbang terima masing-masing mahasiswa telah melaksanakan tugas sesuai dengan peran masing-masing yang telah ditentukan. Pada timbang terima sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain : status pasien, buku catatan, bolpoint, buku timbang terima KATIM 1 dan KATIM 2. Kepala ruangan selalu memimpin kegiatan timbang terima yang dilaksanakan pada pergantian shift, yaitu malam ke pagi, dan pagi ke sore. Kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin oleh PJ shift yang bertugas saat itu.2) Evaluasi prosesProses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. PJ Shift mengoperkan ke KATIM berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di Nurse Station. Isi timbang terima mencakup jumlah pasien, diagnosa medis, diagnosa keperawatan, intervensi yang belum dan sudah dilakukan. Waktu untuk setiap pasien tidak lebih dari 5 menit saat klarifikasi ke pasien. Dan setelah itu dilakukan validasi data oleh KATIM dan perawat pelaksana yang berdinas saat itu dengan mengamati keadaan pasien kamar per kamar.3) Evaluasi hasilSelama praktek mahasiswa mampu melaksanakan timbang terima yang komunikatif berdasarkan format yang sudah disediakan dan alur timbang terima. Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.d. KendalaKendala yang dialami oleh kelompok pada saat pelaksanaan timbang terima adalah kurang lengkapnya pengisian lembar timbang terima, pendokumentasian dan penjelasan lebih dominan pada tindakan kolaboratif berupa terpai dokter, sedangkan untuk rencana maupun tindakan keperawatan sangat minimal.e. Rencana tindak lanjutSetelah dilakukan timbang terima yang telah dilaksanakan mulai tanggal 2 Maret 18 Maret 2015 diharapkan perawat pelaksana dapat melakukan timbang terima lebih fokus pada diagnosa keperawatan, rencana keperawatan, dan tindakan keperawatan.

2. Pre dan Post Conferencea. PengertianConference merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari. Pre Conference merupakan pertemuan tim yang dilakukan setiap hari sebelum (pre) melakukan asuhan keperawatan pada pasien atau setelah selesai operan dinas, sore atau malam sesuai dengan jadwal dinas perawatan pelaksana.Post Conference adalah komunikasi ketua tim dengan perawat pelaksana tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan dilakukan sebelum operan shift berikutnya. Isinya adalah asuhan keperawatan dan hal-hal lain yang perlu dioperkan.b. PelaksanaanPelaksanaan pre dan post conference dilakukan oleh mahasiswa mulai tanggal 2 Maret 18 Maret 2015. Kegiatan pre dan post conference dilakukan di nurse station yang diikuti oleh KATIM dan perawat pelaksana dari kedua shift dinas dan pelaksanaan dilakukan sebelum dan sesudah timbang terima. Pada saat pre conference setiap KATIM I dan II mencari tempat masing-masing untuk diskusi antar Tim. Setiap KATIM mengumpulkan anggotanya yang dinas malam untuk menanyakan tentang hasil asuhan keperawatan, kendala dalam pemberian asuhan keperawatan dan tindak lanjut atau rencana tindakan dalam pemberian asuhan keperawatan. Setiap KATIM membuka acara pre conference terlebih dahulu dan mengingatkan pada perawat pelaksana untuk menyiapkan buku catatan serta bolpoint dan KATIM membawa buku tim nya. Setelah itu, KATIM menanyakan tentang hasil asuhan keperawatan atau tindakan dari masing-masing pasien kelolaan yang sudah dilakukan selama dinas malam oleh perawat. Lalu KATIM menanyakan tentang tindak lanjut atau rencana untuk dinas berikutnya serta memberi reinforcement pada perawat. Terakhir KATIM menutup acara post conference.Untuk pelaksanaan post conference setiap KATIM I dan II mencari tempat masing-masing untuk diskusi antar anggota tim. Setiap KATIM wajib mengumpulkan anggotanya yang dinas pagi untuk menyusun rencana harian dan tindak lanjut dalam melakukan asuhan keperawatan selama satu hari. Dimana setiap KATIM membuka acara terlebih dahulu dan mengingatkan pada perawat pelaksana untuk menyiapkan buku catatan serta bolpoint dan KATIM membawa buku tim nya. Setelah itu, KATIM membicarakan rencana harian pada perawat pelaksana untuk perawatan pasien, lalu KATIM memberi masukan dan tindak lanjut untuk masalah keperawatan pasien pada perawat pelaksana serta memberi reinforcement pada perawat. Terakhir KATIM menutup acara pre conference. c. Evaluasi1) Evaluasi strukturPada pre dan post conference, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia antara lain : catatan timbang terima, status pasien dan kelompok shift. KATIM atau penanggung jawab shift pada shift sebelumnya selalu memimpin kegiatan pre dan post conferece yang dilaksanakan pada pergantian shift, yaitu malam ke pagi, dan pagi ke sore.2) Evaluasi prosesProses pre dan post conference dipimpin oleh KATIM dan dilaksanakan oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift. Isi pre conference adalah hasil asuhan keperawatan tiap perawat dan hal penting untuk operan. Isi post conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian) dan tambahan rencana dari KATIM. 3) Evaluasi hasilSelama praktek profesi mahasiswa mampu menerapkan pre dan post yang komunikatif berdasarkan format yang sudah disediakan dan alur pre dan post conference. Pre dan post conference dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.d. KendalaSelama pelaksanaan tidak terdapat hambatan yang berarti karena komunikasi dan kerja sama yang baik antar anggota kelompok sesuai dengan peran masing-masing, namun pelaksanaan pre post lebih didominasi dengan penyampaian tindakan kolaborasi (terapi dokter) sehingga tindakan keperawatan mandirinya nampak tidak dilakukan.e. Rencana tindak lanjutSetelah dilakukan pre dan post conference diharapkan KATIM dapat melaksanakan pre dan post conference secara rutin sesuai dengan standar kegiatan yang telah dibuat oleh ruangan, serta komunikasi pre dan post conferencenya lebih kearah tindakan keperawatan mandirinya.

3. Pendelegasian a. PengertianDelegasi adalah pemberian sebagian tanggung jawab dan kewibawaan kepada orang lain. Pendelegasian atau pelimpahan wewenang merupakan salah satu elemen penting dalam fungsi pembinaan.Pendelegasian adalah penyelesaian pekerjaan yang dikerjakan melalui orang lain untuk menyelesaikan tujuan organisasi.b. PelaksanaanPelaksanaan pendelegasian dilakukan oleh mahasiswa pada tanggal 13 Maret 2015, dibawah bimbingan pembimbing lahan dan pembimbing akademik. Pendelegasian dilakukan di ruang kepala ruangan kelompok yang diikuti oleh kepala ruangan dan KATIM 2.Dalam kegiatan pendelegasian, kepala ruangan menjelaskan tujuan pendelegasian yang diberikan kepada KATIM. Hal yang disampaikan dalam pendelegasian adalah pemberian tugas, wewenang dan tanggung jawab kepala ruangan kepada KATIM karena ada rapat dengan KARUMKIT perihal Akreditasi rumah sakit Angkatan Laut Dr Ramelan Surabaya. Setelah kepala ruangan menjelaskan tugas yang diberikan, kemudian kepala ruangan memberikan kesempatan pada KATIM untuk menanyakan hal yang kurang jelas. Setelah ada kesepakatan, kedua belah pihak menandatangani format surat pendelegasian yang ada.c. Evaluasi1) Evaluasi strukturPada pendelegasian, sarana dan prasarana dalam hal ini adalah persiapan dilakukan saat sehari sebelum keberangkatan kepala ruangan dalam menjalankan tugasnya, koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik, menyusun proposal, menetapkan waktu, pengorganisasian peran serta penyusunan format pendelegasian telah dilaksanakan. Semua mahasiswa bekerja sesuai dengan perannya masing-masing dan dihadiri oleh pembimbing klinik.2) Evaluasi prosesKegiatan penilaian pendelegasian dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 13 Februari 2015 jam 13.00 WIB sampai dengan 14.00 WIB bertempat di ruang Kepala Ruangan kelompok. Proses pendelegasian dipimpin oleh Kepala Ruangan. Selama berlangsungnya penilaian tidak ada mahasiswa yang meninggalkan atau tidak hadir di tempat.

3) Evaluasi hasilKegiatan pendelegasian yang telah dilaksanakan berjalan dengan baik. Mahasiswa mampu menerapkan pendelegasian secara komunikatif berdasarkan format yang sudah disediakan, hanya saja Kepala Ruangan belum maksimal dalam memberikan pengarahan kepada KATIM, seperti informasi secara keseluruhan keadaan pasien serta dalam kondisi seperti apa sehingga tidak ada kesalah pahaman informasi yang diberikan.d. KendalaSelama pelaksanaan tidak terdapat hambatan yang berarti. Namun dalam proses pendelegasian ada beberapa hal yang belum disampaikan seperti informasi secara keseluruhan keadaan pasien serta dalam kondisi seperti apa sehingga tidak ada kesalah pahaman informasi yang diberikan.e. Rencana tindak lanjutSetelah dilakukan pendelegasian yang telah dilaksanakan pada tanggal 11 April 2013 diharapkan kedua belah pihak yang melakukan pendelegasian menandatangani format yang berlaku, dan yang diberikan pelimpahan wewenang dapat melakukan tugasnya dengan penuh rasa tanggung jawab.

4. Supervisi Keperawatana. PengertianSupervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif (Sudjana, 2004) Supervisi merupakan salah satu bentuk kegiatan dari manajemen dan merupakan cara yang tepat untuk menjaga mutu pelayanan keperawatan. Supervisi adalah teknik pelayanan yang tujuan utamanya adalah mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama.Supervisi merupakan hal yang penting dilakukan untuk memastikan pelayanan dan asuhan keperawatan berjalan sesuai standar mutu yang ditetapkan. Supervisi tidak diartikan sebagai pemeriksaan dan mencari kesalahan, tetapi lebih pada pengawasan partisipatif yaitu perawat yang mengawasi pelaksanaan kegiatan memberikan penghargaan pada pencapaian atau keberhasilan dan memberi jalan keluar pada hal-hal yang belum terpenuhi. b. PelaksanaanPelaksanaan supervisi dilakukan pada hari Kamis tanggal 13 Februari 2015, dengan obyek supervisi observasi tanda tanda vital kepada pasien. Supervisi diawali dengan penyampaian kegiatan supervise oleh kepala ruangan kepada KATIM, kemudian dilanjutkan supervise persiapan alat, kepala ruangan menggunakan instrumen supervisi seperti terlampir. Hasil supervisi didapati dalam pelaksanaan pengukuran TTV tidak sesuai urutan SPO dan waktunya kurang dari 5 menit. Selanjutnya kepala ruangan selaku supervisor melakukan pembinaan dan pengarahan untuk lebih memperdalam tindakan sesuai dengan SPO yang sudah ditentukan.c. Evaluasi Kegiatan1) Evaluasi StrukturUntuk pelaksanaan supervisi, kelompok. telah melakukan beberapa persiapan yaitu persiapan instrument penilaian supervisi, format pendokumentasian hasil supervisi, jenis kegiatan yang akan disupervisi, menetapkan supervisior. Supervisi dilakukan oleh KATIM kepada perawat pelaksana terhadap tindakan observasi tanda-tanda vital.2) Evaluasi ProsesPada pelaksanaan supervise di Ruang C2 belum dilakukan secara formal dan terjadwal baik dalam hal keterampilan perawat, ketenagaan serta kinerja perawat. Dalam teorinya pelaksanaan supervise yang dilakukan oleh kepala ruangan harus secara formal dan terjadwal. Supervisi keperawatan dilakukan pada tanggal 11 april 2013 jam 12.00 WIB. Dengan focus kegiatan mengukur observasi tanda tanda vital. Kegiatan supervise dilaksanakan oleh supervisior (Letkol Pudji Agung S.kep dan Muharini, S.Kep; Ns) terhadap KATIM 1 (Medio Hari S.Kep), dan KATIM 2 (Rully K S.Kep), dan dibantu PP (Niken Isnaria S.Kep dan Mariati Dwi S.Kep) dan masing masing melaksanakan tugas sesuai perannya.

3) Evaluasi HasilPelaksanaan supervisi di ruangan sudah dilakukan oleh kepala ruangan secara informal dan dilaksanakan sesuai jadwal. Pada pelaksanaan supervise yang dihadiri oleh supervisior, Pembimbing Klinik, Selama kegiatan supervisi mahasiswa melakukan peran dan tugasnya masing-masing baik supervisior (Pembimbing Klinik) maupun KATIM dan PP. Kegiatan supervise berjalan dengan lancar dan tujuan tercapai dengan baik.d. KendalaDalam kegiatan role play supervisi, kelompok mengalami sedikit hambatan yaitu dalam pelaksanaan pengukuran TTV tidak sesuai urutan SPO dan waktunya kurang dari 5 menit. d. Rencana Tindak Lanjut Rencana tindak lanjut pelaksanaan supervise yang harus dilakukan adalah : direncanakan siapa, kapan waktunya, kegiatan apa, apa yang akan disupervisi, bagaimana supervise dilaksanakan dan penentuan standar serta alat supervise. Agar supervisi dapat dilakukan dengan lebih baik, kepala ruangan/KATIM perlu melatih dan membudayakan kegiatan supervisi secara terus-menerus dan mengembangkan ilmu yang dimiliki. Pihak menajer keperawatan turut terlibat dalam pelaksanaan supervis di ruangan-ruangan, merencanakan pengembangan SDM baik secara formal maupun informal dan juga memberikan pengayaan fungsi manajerial bagi kepala ruangan dan KATIM terutama yang berkaitan dengan supervisi.

5. Ronde Keperawatana. PengertianRonde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan (Nursalam, 2002).Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping klien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukan oleh kepala ruangan, KATIM, perawat pelaksana serta melibatkan seluruh anggota tim (Dokter, ahli Gizi, dll) (Nursalam, 2002).b. PelaksanaanKegiatan ronde keperawatan pada klien di ruang C2 RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Maret 2014, jam 10.30 12.00 wib bertempat di Ruang mahasiswa Ruang C2 RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya.c. Evaluasi1) Evaluasi struktura) Peserta dalam ronde keperawatan dihadiri oleh pembimbing institusi, pembimbing klinik, Karu, Katim, PP, dan Konselor (perawat konselor, ahli gizi)b) Kegiatan ronde keperawatan pada klien di Ruang C2 RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Maret 2014, jam 10.30 12.00 wib bertempat di Ruang mahasiswa Ruang C2 RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya.c) Pengorganisasian penyelenggaraan ronde keperawatan pada klien di Ruang C2 RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya yaitu Pra Ronde yang dilakukan sehari sebelum pelaksanaan ronde keperawatan, Ronde keperawatan yang dilakukan untuk menyampaikan masalah keperawatan yang belum terselesaikan kemudian divalidasi dengan melibatkan konselor dalam memberi justifikasi, reinforcement, mengenai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta tindakan. Pasca Ronde dilakukan dengan evaluasi dan revisi di nurse station oleh Karu, Katim, PP dan Konselor. Kegiatan dilakukan dengan berdiskusi kelompok.2) Evaluasi prosesTahap-tahap pelaksanaan kegiatan ronde keperawatan pada klien di Ruang C2 RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya meliputi :a) Persiapan kasus dan topik sehari sebelum pelaksanaan ronde keperawatanb) Melakukan informed consent ke klien yang akan dirondec) Membuat perencanaan masalahd) Diskusi kelompoke) Mencari sumber dan literature untuk kasus rondef) Menyampaikan tujuan dari ronde keperawatang) Menyampaikan masalah klien yang belum terselesaikanh) Memvalidasi data yang telah disampaikan i) PP lain menanyakan dan memberi masukanj) Konselor memberi justifikasi, reinforcement mengenai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta tindakan k) Melakukan diskusi/tanya jawab dan menetapkan tindakan keperawatan yang perlu dilakukan selanjutnyal) Kegiatan dilaksanakan pukul 10.30 12.00 wibm) Kegiatan ronde keperawatan pada klien di Ruang C2 RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya bekerja sesuai struktur dan tugas masing-masing.n) Kegiatan ronde keperawatan diikuti oleh pembimbing lahan, pembimbing klinik, Karu, Katim, PP, dan Konselor (perawat senior, ahli gizi) yang terlibat aktif membahas masalah keperawatan yang belum terselesaikan.o) Pembing lahan, pembimbing klinik, Karu, Katim, PP dan Konselor (perawat senior, ahli gizi) mengikuti kegiatan dengan tertib dan mengikuti kegiatan hingga akhir ronde keperawatan.

3) Evaluasi hasila) Kegiatan acara berjalan10.30 12.00 kurang lebih sekitar 90 menit.b) Hasil pembahasan pada kegiatan ronde keperawatan adalah mengenai diit sehat pada pasien dengan CKD e.c Nefrolotiasis Sinistra rekomendasi HD 2x seminggu yang memiliki masalah keperawatan hambatan mobilitas fisik, nyeri akut yang teratasi sebagian serta perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dengan hasil konsultasi gizi adalah resiko malnutrisi sedang dengan jumlah kalori 2100 kkal/ hari. Rencana dari ahli tim gizi akan mempertimbangkan kembali menu dan bentuk diit yang disesuaikan dengan kesukaan pasien dengan jumlah kalori per hari sesuai kebutuhan kalori tubuh, agar masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi serta resiko malnutrisi sedang tidak terjadi.d. KendalaKendala dalam pelaksanaan ronde keperawatan yang ditemukan adalah tidak hadirnya dokter penanggung jawab pasien dan Farmasi sehingga kurang optimal dalam penyelesaiaan masalah klien.e. Rencana tindak lanjutRencana tindak lanjut pelaksanaan ronde yang harus dilakukan adalah ruangan diharapkan melakukan kegiatan ronde keperawatan secara terencana dan terjadwal sehingga dapat menghadirkan pihak-pihak yang mendukung pelaksanaan ronde sesuai dengan masalah yang dialami klien.

6. PKMRS a. PengertianPKMRS merupakan salah satu wujud pelayanan paripurna di Rumah Sakit dimana masyarakat pemakai jasa Rumah Sakit diberi kesempatan untuk berperan serta aktif dalam upaya penyembuhan penyakit maupun pencegahan penularannya.PKMRS adalah penyuluhan kesehatan yang khusus dikembangkan untuk membantu pasien dan keluarganya untuk bisa menangani kesehatannya, hal ini merupakan tanggung jawab bersama yang berkesinambungan antara dokter dan pasien atau petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya. Selain itu efektivitas suatu pengobatan dipengaruhi juga oleh pola pelayanan masyarakat yang ada, sikap dan keterampilan para pelaksananya serta lingkungan, sikap dan pola hidup pasien serta keluarganya.b. PelaksanaanKegiatan PKMRS dilakukan pada hari selasa tanggal 17 Maret 2015 di kamar 2 Ruang C2. Materi PKMRS yang kami sampaikan adalah cuci tangan yang benar. Metode yang digunakan adalah dengan penyuluhan kesehatan (Diskusi, tanya jawab, dan pemaparan materi). Media yang dipergunakan adalah leaflet. Pelaksanaan dapat berjalan lancar sesuai dengan proposal dikarenakan antusiasme dan peran aktif semua peserta PKMRS.c. Evaluasi1) Evaluasi StrukturKegiatan PKMRS dilakukan oleh perawat pelaksana. Program PKMRS dilakukan setiap 1 bulan sekali. Semua peserta dikumpulkan dalam satu ruangan kemudian perawat primer melakukan PKMRS sesuai dengan metode PKMRS yang telah ditentukan sebelumnya.2) Evaluasi ProsesPelaksanaan PKMRS dapat berjalan dengan baik dan lancar dikarenakan terdapat kerjasama yang baik antara mahasiswa dengan peserta PKMRS. Para peserta PKMRS memiliki antusiame yang tinggi terhadap PKMRS yang disampaikan.3) Evaluasi HasilDengan adanya PKMRS semua keluarga pasien memperoleh tambahan ilmu dan wawasan mengenai cara cuci tangan yang benar.d. KendalaDalam pelaksanaan PKMRS terdapat kendala yaitu belum adanya tempat yang strategis dalam melakukan PKMRS di Ruang C2, sehingga PKMRS dilakukan di kamar pasien.e. Rencana Tindak Lanjut Adanya program PKMRS yang rutin dan tempat serta media yang memadai sehingga dapat menjadi program tambahan bagi ruangan C2.

7. Discharge Planninga. PengertianDischarge planning adalah suatu proses yang sistematis untuk menilai, menyiapkan, dan melakukan koordinasi dengan fasilitas kesehatan yang ada atau yang telah ditentukan serta bekerjasama dengan pelayanan sosial yang ada di komunitas, sebelum dan sesudah pasien pindah/pulang.

b. PelaksanaanPerawat di Ruang C2 selalu melakukan discharge planning setiap pasien akan pulang, akan tetapi ruang C2 belum memiliki kartu khusus tentang discharge planning. Tidak tersedianya leaflet yang berguna bagi pasien sebelum pasien pulang. Sehingga nanti saat dirumah pasien bisa melihat kembali leaflet jika pasien lupa dengan informasi yang diberikan perawat.Pada saat Discharge planning kepala ruangan memeriksa kelengkapan berkas-berkas yang dilakukan oleh KATIM, KATIM melakukan Discharge planning kepada pasien di ners station. c. Evaluasi1) Evaluasi StrukturPelaksanaan Discharge Planning dilakukan pada semua pasien yang masuk atau rawat inap dan persiapan dilakukan pada saat pasien masuk ruang C2. Pelaksanaan discharge planning dilakukan dengan mempersiapkan format terlebih dahulu. Perawat yang bertugas adalah KATIM.2) Evaluasi ProsesPelaksanaan discharge planning dilakukan sesuai dengan ruangan yang telah ditentukan dan pasien yang akan pulang serta sesuai dengan alur yang telah ditentukan. Discharge Planning dilakukan sejak pasien masuk RS sampai dengan pulang. Discharge Planning tidak hanya dilakukan pada pasien yang akan pulang, tetapi saat perawatan juga dilakukan karena untuk mengetahui sejauh mana pemahaman pasien dan keluarga tentang penyakit atau masalah kesehatan yang diderita pasien yang telah disampaikan dan diterima dengan baik atau tidak perlu untuk dievaluasi.3) Evaluasi HasilHasil observasi selama praktek di Ruang C2, discharge planning sudah dilakukan sesuai alur. Discharge planning dilakukan sejak pasien masuk RS sampai dengan pulang, dalam menyampaikan persiapan pasien pulang fokus dengan sakit yang diderita oleh pasien (tanda dan gejala, perawatan di rumah) dan pada keluarga ditanyakan kembali bagaimana cara perawatan di rumah, tanda dan gejala serta evaluasi kepada pasien dan keluarga tentang materi yang diberikan oleh perawat, dan memberikan kartu discharge planning yang didalamnya dituliskan jadwal kontrol, diit, jadwal minum obat.d. KendalaKendala dalam pelaksanaan discharge planing yang ditemukan adalah para perawat belum terbiasa dengan perencanaan pengorganisasian yang baik serta tenggelam dengan kegiatan rutin, ilmu pengetahuan masih kurang, belum adanya format discharge planing yang baku yang dibuat oleh rumah sakit. e. Rencana Tindak Lanjut Rencana tindak lanjut pelaksanaan discharge planing yang harus dilakukan adalah: membuat kartu discharge planing dan disosialisasikan kepada pasien.

3.2.4 Fungsi Pengendalian 1. Indikator mutu umum dan khususa. Pengertian1) Indikator mutu umum (BOR, ALOS, dan TOI)BOR (bed occupancy rate) adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu.ALOS (average length of stay) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien.TOI (turn over interval) adalah rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat diisi ke saat terisi berikutnya.2) Indikator mutu khusus (kejadian infeksi nosokomial, kejadian cedera)Angka infeksi nosokomial adalah jumlah pasien infeksi yang didapat atau muncul selama dalam perawatan dirumah sakit. Angka cedera adalah jumlah pasien yang mengalami luka selama dalam perawatan yang disebabkan karena tindakan jatuh, fiksasi dan lainnya.b. Pelaksanaan1) Indikator umumPenghitungan BOR di Ruang C2BOR = Jumlah pasien dalam 1 bulan x jumlah tempat tidurx 100%Jumlah hari 1 bulanSedangkan sesuai teori Depkes, 2005 menggunakan rumus :BOR Februari 2015 = Jumlah pasien dalam sebulan x 100%Jumlah TT x jumlah hari 1 bulan = 259 x 100% 18 x 28 = 0,51 x 100% = 51%BOR selama praktik di kamar 2 ruang C2 RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya adalah 51 %.Berdasarkan hasil observasi di ruang C2, didapatkan perhitungan ALOS pada bulan Februari 2015:Perhitungan ALOS ruangan C2 ALOS= Jumlah lama hari perawatan Jumlah pasien Yang keluar hidup/mati

ALOS bulan Februari= 260 = 9,3 28(Nilai ALOS menurut Depkes RI, 2005 adalah 6 9 hari )

Perhitungan TOI ruang C2Berdasarkan hasil observasi di ruang C2, didapatkan perhitungan TOI.TOI= (Jumlah TT x Hari) hari perawatan di RS )Jumlah klien KRS (Hidup + mati )TOI bulan Januari 2015 = (18 x 28) 260 28 = 504 260 28 = 8,7( Nilai TOI menurut Depkes RI, 2005 adalah 1 3 hari )2) Indikator khususAngka kejadian infeksi nosokomial

total kejadian infeksi nosokomial pada periode monitoringIndikator = x 100%Total pasien pada periode monitoring

0Indikator = x 100%0 = 0%

Selama praktik Keperawatan Manajemen angka kejadian infeksi nosokomial di ruang C2 adalah 0 % (tidak ada kejadian infeksi nosokomial yang terjadi).

total kejadian pasen jatuh pada periode monitoringIndikator = x 100%Total pasien pada periode monitoringAngka kejadian cedera

0Indikator = x 100%0 = 0%

Selama praktik Keperawatan Manajemen angka cedera di ruang GI adalah 0 % (tidak ada cedera yang terjadi).c. KendalaSelama pelaksanaan kegiatan tidak ada kendala berarti yang dihadapi.d. Rencana tindak lanjutPenghitungan BOR, ALOS, TOI, angka kejadian infeksi nosokomial dapat dijadikan sebagai dokumentasi rutin di Ruang C2 dan dijadikan sebagai audit pendokumentasian yang sesuai dengan standar yang berlaku, sehingga dapat dipahami oleh semua perawat.

2. Audit dokumentasia. PengertianAudit adalah suatu proses analisa data yang menilai tentang proses keperawatan/hasil asuhan keperawatan pada pasien untuk mengevaluasi kelayakan dan keefektifan tindakan keperawatan akan bertanggung jawab hal ini akan meningkatkan akuntabilitas dari perawat, (GILLIES, 1994)Audit adalah proses membandingkan praktik yang ada dengan standar yang telah disepakati, (Karen Holland, 2009).Audit dokumentasi keperawatan dilakukan pada rekam medik yang pulang atau yang sedang dirawat lalu dibuat rekapitulasinya untuk ruangan. Survey masalah pasien yang diambil dari pasien baru yang dirawat pada bulan yang bersangkutan untuk menganalisa apakah ada masalah baru yang belum dibuat standar asuhannya. Ketua tim akan memberi kontribusi data yang dibutuhkan oleh kepala ruangan dalam menilai pencapaian kegiatan MPKP.b. PelaksanaanPendokumentasian dilaksanakan tanggal 02 Maret 2015 sampai dengan 15 Maret 2015. Sedangkan kegiatan audit pendokumentasian keperawatan dilaksanakan setiap minggu yakni pada tanggal 8, 15, dan 22 April 2013. Berdasarkan hasil observasi pada 6 status pasien, didapatkan pendokumentasian pada 4 status pasien telah diisi secara lengkap dan benar, sedangkan sisanya yaitu 2 status pasien pengisian status kurang lengkap, yang terbukti dari belum diisinya lembar persetujuan tindakan medis dan nama terang pada pengkajian asuhan keperawatan.c. Evaluasi1) Evaluasi strukturPelaksanaan audit dokumentasi keperawatan dilakukan pada semua pasien yang masuk atau rawat inap di Ruang C2. Pelaksanaan audit dokumentasi keperawatan dilakukan dengan mempersiapkan rekam medik pasien dan instrumen penilaian audit dokumentasi. Audit dokumentasi dilaksanakan oleh KATIM dan diawasi oleh kepala ruangan.2) Evaluasi prosesPelaksanaan audit dokumentasi keperawatan dilakukan oleh KATIM dengan mengisi instrumen audit dokumentasi dan mengecek kelengkapan dokumantasi keperawatan milik pasien kelolaan masing-masing tim. 3) Evaluasi hasilDari hasil audit yang sudah dilaksanakan, dokumentasi keperawatan dan tindakan keperawatan sudah dilakukan sejak pasien masuk RS sampai dengan pulang. Pendokumentasi keperawatan sudah dilakukan sesuai dengan format yang ada tetapi sebagian masih ada yang belum menulis tindakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat, hanya sebatas tindakan rutin. Penulisan evaluasi masih belum mengarah pada tujuan dan kriteria hasil yang dibuat. d. KendalaDalam pelaksanaan audit pendokumentasian keperawatan didapatkan beberapa kendala, yaitu pendokumentasian kurang efektif karena ada beberapa format yang belum terisi penuh..e. Rencana tindak lanjutRencana tindak lanjut yang perlu dilakukan : 1) Hasil audit selanjutnya harus ditampilkan secara transparan untuk memudahkan supervisi sesuai target yang diperlukan.2) Melakukan supervisi di lapangan guna memastikan perawat dapat melakukan pendokumentasian dengan baik3. Survey kepuasana. PengertianAlat yang digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pasien atau keluarga dalam menerima pelayanan.b. PelaksanaanPelaksanaan survey kepuasan pasien dan keluarga dilakukan setiap pasien akan pulang dan mengisi kuesioner yang telah disediakan. Dari hasil penghitungan didapatkan bahwa sebanyak 93% pasien dan keluarga merasa puas dengan pelayanan kesehatan yang diberikan oleh ruangan.c. KendalaTidak ada kendala dalam pelaksanaan survey kepuasand. Rencana tindak lanjutSurvey kepuasan hendaknya dilakukan terus menerus untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih optimal.

39