filsafat.doc

43
FILSAFAT ILMU DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA PENGARANG : Drs. SURAJIYO Tugas ini dibuat sebagai Tugas akhir semester pendek Pada mata kuliah filsafat ilmu DI TULIS KEMBALI (RESUME) OLEH: AL’ARAS 06 14 003 DOSEN PEMBIMBING: Drs. Suyitno, M.Ag FAKULTAS SYARIAH JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAKHSYIYYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH

Upload: rendi-saputra

Post on 09-Dec-2014

124 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: Filsafat.doc

FILSAFAT ILMU DAN PERKEMBANGANNYA

DI INDONESIA

PENGARANG : Drs. SURAJIYO

Tugas ini dibuat sebagai

Tugas akhir semester pendek

Pada mata kuliah filsafat ilmu

DI TULIS KEMBALI (RESUME)

OLEH:

AL’ARAS 06 14 003

DOSEN PEMBIMBING:

Drs. Suyitno, M.Ag

FAKULTAS SYARIAH

JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAKHSYIYYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH

PALEMBANG

2008

PRAKATA

Page 2: Filsafat.doc

Filsafat ilmu adalah dua kata yang saling terkait, baik secara substansial maupun

historis karena kelahiran ilmu tidak lepas dari peranan filsafat, sebaiknya perkembangan

ilmu memperkuat keberadaan filsafat. Kelahiran filsafat di Yunani menunjukkan pola

pemikiran bangsa Yunani dari pandangan mitologi akhirnya lenyap dan pada gilirannya

rasiolah yang dominan.

Perubahan dari pola pikir mite-mite kerasio membawa implikasi yang tidak kecil.

Alam dengan segala gejalanya, yang selama itu ditakuti kemudian didekati dan bahkan bisa

dikuasai. Perubahan yang mendasar adalah ditemukannya hukum-hukum alam dan teori-

teori ilmiah yang menjelaskan perubahan yang terjadi, baik alam semesta maupun pada

manusia sendiri.

Maret, 2007

Penulis

DAFTAR ISI

1

Page 3: Filsafat.doc

PRAKATA ------------------------------------------------------------------------------------------

KATA PENGANTAR-----------------------------------------------------------------------------

Bagian Pertama:

PENGENALAN FILSAFAT ILMU

BAB I PENGANTAR FILSAFAT--------------------------------------------------------------3

A. Pengertian Filsafat ------------------------------------------------------------------------3

B. Objek Filsafat------------------------------------------------------------------------------7

C. Metode Filsafat-----------------------------------------------------------------------------9

D. Ciri-ciri Filsafat----------------------------------------------------------------------------14

E. Asal dan Peranan Filsafat-----------------------------------------------------------------16

F. Kegunaan Filsafat--------------------------------------------------------------------------18

G. Pembagian (Cabang-cabang Filsafat)---------------------------------------------------20

FILSAFAT ILMU DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA

2

Page 4: Filsafat.doc

Oleh : Drs. Surajiyo

BAB I

Pengantar Ilmu Filsafat

A. Pengertian Filsafat

B. Objek Filsafat

1. Objek Material filsafat

Yaitu suatu bahan yang menjadi tinjauan penelitian atau pembentukan pengetahuan

itu atau hal yang di selidiki, di oandang atau di sorot oleh suatu disiplin ilmu yang

mencakup apa saja baik hal-hal yang konkrit ataupun yang abstrak.

Menurut Drs. H.A.Dardiri bahwa objek material adalah segala sesuatu yang ada,

baik yang ada dalam pikiran, ada dalam kenyataan maupun ada dalam kemungkinan.

Segala sesuatu yang ada itu di bagi dua, yaitu :

a. Ada yang bersifat umum (ontologi), yakni ilmu yang

menyelidiki tentang hal yang ada pada umumnya.

b. Ada yang bersifat khusus yang terbagi dua yaitu ada secara

mutlak (theodicae) dan tidak mutlak yang terdiri dari manusia (antropologi

metafisik) dan alam (kosmologi).

2. Objek Formal filsafat

Yaitu sudut pandangan yang ditujukan pada bahan dari penelitian atau pembentukan

pengetahuan itu, atau sudut dari mana objek material itu di sorot.

Contoh : Objek materialnya adalah manusia dan manusia ini di tinjau dari sudut pandangan

yang berbeda-beda sehingga ada beberapa ilmu yang mempelajari manusia di

antaranya psikologi, antropologi, sosiologi dan lain sebagainya.

C. Metode Filsafat

3

Page 5: Filsafat.doc

Sebenarnya jumlah metode filsafat hampir sama banyaknya dengan defenisi dari

para ahli dan filsuf sendiri karena metode ini adalah suatu alat pendekatan untuk mencapai

hakikat sesuai dengan corak pandangan filsuf itu sendiri. Penjelasan secara singkat metode-

metode filsafat yang khas adlah sebagai berikut:

1. Metode Kritis : Socrates dan plato

Metode ini bersifat analisis istilah dan pendapat atau aturan-aturan yang di

kemukakan orang. Merupakan hermeneutika, yangmenjelaskan keyakinan dan

memperlihatkan pertentangan. Dengan jalan bertanya (berdialog), membedakan,

membersihkan, menyisihkan dan menolak yang akhirnya di temukan hakikat.

2. Metode Intuitif : Plotinus dan bergson

Dengan jalan metode intropeksi intuitif dan dengan pemakaian simbol-simbol di

usahakan membersihkan intelektual (bersama dengan pencucian moral), sehingga tercapai

suatu penerangan pemikiran. Sedangkan bergson dengan jalan pembauran antara kesadaran

dan proses perubahan, tercapai pemahaman langsung mengenai kenyataan.

3. Metode Skolastik : aristoteles, thomas aquinas, filsafat abad pertengahan.

Metode ini bersifat sintetis-deduktif dengan bertitik tolak dari defenisi-defenisi atau

prindip-prinsip yang jelas dengan sendirinya di tarik kesimpulan-kesimpulan.

4. Metode Geometris : rene descartes dan pengikutnya

Melalui analisis mengenai hal-hal kompleks di capai intiuisi akan hakikat-hakikat

sederhana (ide terang dan berbeda dari yang lain), dari hakikat-hakikat itu di dedukasikan

secara matematis segala pengertian lainnya.

5. Metode Empiris :Hobbes, Locke, Berkeley, David Hume

Hanya pengalamanlah menyajikan pengertian benar, maka semua pengertian (ide-

ide ) dalam intropeksi di bandingkan dengan cerapan-cerapan (impresi) dan kemudian di

susun bersama secara geometris.

6. Metode Transendental : Immanuel Kant dan Neo skolastik

4

Page 6: Filsafat.doc

Metode ini bertitik tolak dari tepatnya pengertian tertentu dengan jalan analisis di

selidiki syarat-syarat apriori bagi pengertian demikian.

7. Metode fenomenologis : Husserl, Eksistensialisme

Yakni dengan jalan beberapa pemotongan sistematis (reduction), refleksi atau

fenomin dalam kesadaran mencapai penglihatan hakikat-hakikat murni. Fenomelogi adalah

suatu aliran yang membicarakan tentang segala sesuatu yang menampakkan diri, atau yang

membicarakan gejala. Hakikat segala sesuatu adalah reduksi atau penyaringan dan menurut

Husserl ada tiga macam reduksi yaitu:

a. reduksi fenomologis, kita harus menyaring

pengalaman-pengalaman kita agar mendapat fenomena semurni-murninya.

b. Reduksi eidetis.

c. Reduksi transendental

8. Metode Dialektis : Hegel dan Mark

Dengan jalan mengikuti dinamik pikiran atau alam sendiri menurut triade tesis,

antitetis, sistesis di capai hakikat kenyataan. Dialektis itu di ungkapkan sebagai tiga

langkah, yaitu dua pengertian yang bertentangan kemudian di damaikan (tesis-antitesis-

sintesis).

9. Metode Non-positivistis

Kenyataan yang di pahami menurut hakikatnya dengan jalan mempergunakan

aturan-aturan seperti berlaku pada ilmu pengetahuan positif (eksakta).

10. Metode analitika bahasa : Wittgenstein

Dengan jalan analisa pemakaian bahasa sehari-hari ditentukan sah atau tidaknya

ucapan-ucapan filosofis. Metode ini di nilai cukup netral sebab tidak sama sekali

mengendalikan salah satu filsafat. Keistimewaannya adalah semua kesimpulan dan hasilnya

senantiasa di dasarkan kepada penelitian bahasa yang logis.

5

Page 7: Filsafat.doc

D. Ciri-ciri Filsafat

Menurut Drs. Suyadi MP dan Drs. Sri suprapto widodonongrat ciri filsafat adalah

menyeluruh, mendasar dan spekulatif. Sedangkan Sunoto menyebutkan ciri-cirinya adalah

deskriptip, kritik atau analitik, evaluatif atau normativ, spekulatif dan sistematik.

E. Asal dan Peranan filsafat

1. Asal filsafat

Ada tiga peranan yang mendorong manusia untuk berfilsafat, yaitu:

a. Keheranan

b. Kesangsian

c. Kesadaran akan keterbatasan

2. Peranan filsafat

- Pendobrak

Berabad-abad lamanya intelektualitas manusia tertawan dalam penjara tradisi dan

kebiasaan. Dalam penjara itu, manusia terlena dalam alam mistik yang penuh sesak dengan

hal-hal serba rahasia yang terungkap lewat berbagai mitos dan mite. Keadaan tersebut

berlangsung cukup lama dan kehadiran filsafat telah mendobrak pintu dan tembok tradisi

yang begitu sakral yang selama itu tidak boleh digugat. Kendati pendobrakan itu

membutuhkan waktu yang cukup panjang, kenyataan sejarah telah membuktikan bahwa

filsafat benar-benar telah berperan selaku pendobrak yang mencengangkan.

- Pembebas

Filsafat bukan hanya sekedar mendobrak pintu penjara tradisi dan kebiasaan yang

penuh dengan berbagai mitos dan mite itu melainkan juga merenggut manusia keluar dari

penjara itu. Filsafat membebaskan manusia dari ketidaktahuan dan kebodohannya.

Demikian pula filsafat membebaskan manusia dari belenggu cara berpikiryang mistis dan

mitis.

- Pembimbing

Filsafat membebaskan manusia dari cara berpikir yang mistik mitis

denganmembimbing manusiauntuk berpikir secara rasional. Membebaskan manusia dari

6

Page 8: Filsafat.doc

cara berpikir yang picik dan dangkal dengan membbimbing untuk berpikir lebih luas dan

mendalam.

F. Kegunaan filsafat

Pada umumnya dapat dikatakan bahawa dengan belajar filsafat semakin menjadikan

orang mampu untuk menangani berbagai pertanyaan mendasar manusia yang tidak terletak

dalam wewenang metodis ilmu-ilmu khusus. Jadi filsafat membantu untuk mendalami

berbagai pertanyaan asasi manusia tentang makna realitas dan lingkup tanggung jawabnya.

Kemampuan itu dipelajarinya dari dua jalur yakni secara sistematis dan historis.

G. Pembagian ( cabang-cabang) filsafat

Pembagian secara garis besar dapat dibagi kedalam dua kelompok, yakni filsafat

sistematis dan sejarah filsafat. Filsafat sistematis bertujuan dalam pembentukan dan

pemberian landasan pemikiran. Didalamnya meliputi logika, metodelogi, epistimologi,

filsafat ilmu, etika, estetika metafisika, teologi (filsafat ketuhanan), filsafat manusia, dan

kelompok filsafat khusus seperti filsafat sejarah, hukum, komunikasi dan lain-lain.

Adapun sejarah filsafat adalah bagian yang berusaha meninjau pemikiran filsafat

sepanjang masa. Sejak zaman kuno hingga zaman modern, bagian ini meliputi sejarah

filsafat yunani (barat), india, cina dan sejarah filsafat islam.

Berikut ini pengertian ari cabang-cabang filsafat yang utama:

- Logika, adala cabang filsafat yang menyelildiki lurus tidaknya pemikran

kita. Lapamngan dalam logika adlah asa-asas yang menentukan pemikiran yang

lurus, tepat dan sehat. Dengan mempelajari logika diharapkan dapat menerapkan

asas bernalar sehingga dapat menaarik kesimpulan dengan tepat.

- Epistemologi, adlah bagian filasfat yang membicarakan tentang

terjadinya pengetauan, sumber pengetahuan, asla mula pengetahuan, batas-batas,

sifat, metode dan kesahihan pengetahuan.

- Etika, adlah cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku atau

perbuatan manusia dalam hubungannya dengan baik buruk.

- Estetika, adlah cabang filsafat yang membicarakan tentang keindahan

7

Page 9: Filsafat.doc

- Metafisika, adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang yang ada

atau membicarakan sesuatu di sebalik yang tampak. Persoalan metafisis di bedakan

menjadi tiga yaitu ontologi, kosmologi dan antropologi.

8

Page 10: Filsafat.doc

BAB II

FILSAFAT PENGETAHUAN (EPISTEMOLOGI)

A. Pengertian Epistemologi

B. Arti pengetahuan

Pengetahuan adlah suatu istilah yang di pergunakan untuk menuturkan apabila

seseorang mengenal tentang sesuatu.suatu hal yang menjadi penggetahuannya adalah selalu

terdiri atas unsur yang mengetahui dan diketahui serta kesadaran mengenai hal yang ingin

diketahuinya itu.oleh karna itu penggetahuan selalu menuutut adanya subjek yang

mempunyai kesdaran untuk mengetahui tentang sesuatu objek dan objek yang merupakan

sesuatu yang dihadapinya sebagai hal ingin diketahuinya.jadi bisa dikatakan penggetahuan

adalah hasil tahu manusia terhadap sesuatu,atau segala perbuatan manusia untuk

memahami suatu objek yang dihadapinya,atau asil usaha manusia untuk memahami suatu

objek.

C. Terjadinya suatu pengetahuan

Alat untuk mengetahui terjadinya penggetahuan menurut jhon horpers ada enam

yaitu

1. Pengalaman indera

2. Nalar

3. Otoritas

4. Intuisi

5. Wahyu

6. Keyakinan

D. Jenis-jenis penggetahuan

Penggetahuan menurut Soejono Soemargono (1983) dapat dibagi atas :

1. Penggetahuan non-ilmiah.

2. Penggetahuan ilmiah

9

Page 11: Filsafat.doc

Sedangkan menurut plato dan aristoteles.plato membagi penggetahuan menurut

tingkatan-tingkatan penggetahuan sesuai dengan karakteristik objeknya.pembagiannya

adalah sebagai berikut :

1. Penggetahuan eikasia (khayalan)

2. Penggetahuan fistis

3. Penggetahuan dianoya(metematik)

4. Penggetahuan neosis(filsafat)

Aristoteles mempunyai pendapat yang berbeda, menurut aristoteles penggetahuan

harus merupakan kenyataan yang dpat dihindari dan kenyataan adalah sesuatu yang

merangsang budi kita kemudian mengolahnya.penggetahuan yang umumnya merupakan

kumpulan yang dinamakan rational knowledge dipisahkan dalam 3 jenis kumpulan yaitu

(1) Penggetahuan produksi (seni)

(2) Penggetahuan praktis (etika, ekonomi, politik)

(3) Penggetahuan teoretis (fisika, matematika ,dan metafisika)

E. Asal usul penggetahuan

1. Aliran-aliran dalam penggetahuan

a. Rasoinalisme

Aliran ini berpendapat bahwa sumber penggetahuan yang mencukupi dan

yang dapat dipercaya adalah rasio (akal)

b. Empirisme

Aliran ini berpendapat, bahwa empiris atau pengalamlah yang menjadi

sumber penggetahuan baik pengalaman yang batiniah maupun lahiriah.

c. Kritisme

Penyelesaian pertentangan antara rasionalisme danempirisme hnedak

diselesaikan oleh umanuel kant dengan kritismenya.

d. Positivisme

Positivisme berpangkal dari apa yang telah di ketahui, yanng faktual dan

yang positif.

10

Page 12: Filsafat.doc

2.Metode ilmiah

Menurut soejono soemargono (1983) metode ilmiah secara garis besar ada dua

macam,yaitu sebagai berikut

a. Metode ilmiah yang bersifat umum

Metode ilmiah yang bersifat umum masih dapat dibagi dua,yaitu metode

analitiko-sintesis dan metode nono deduksi

b. Metode penyelidikan ilmiah

Metode penyelidikan dibagi menjadi dua,yaitu metode penyelidikan yang

berbentuk daur atau metode siklus empiris dan metode vertikal yang

berbentuk garis lempang atau metode linier.

3.Sarana berpikir ilmiah

Sarana berpikir ilmiah pada dasarnya ada tiga yakni;

a. Bahasa ilmiah, yaitu kalimat berita yang merupakan suatu pernyataan atau

pendapat-pendapat.

b. Bahasa logika dan matematika, merupakan dua pengetahuan yang selalu

berhubungan erat, yang keduanya sebagai sarana berpikir deduktif. Baik

logika maupun matematika lebihh mementingkan bentuk logis pernyataan-

pernyataannya mempunyai sifat yang jelas.

c. Logika dan statistika, mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif

untuk konsep yang berlaku umum.

11

Page 13: Filsafat.doc

BAB III

RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU

A. Pengertian filsafat ilmu

B. Objek filsafat ilmu

1. Objek Material Filsafat Ilmu

Objek material adalah objek yang di jadikan sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu,

atau objek yang yang di pelajari oleh ilmu itu. Objek material filsafat illmu adalah

pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan yang telah di susun secara sistematis dengan

metode ilmiah tertentu, sehingga dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya secara

umum.

2. Objek Formal Filsafat Ilmu

Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek

materialnya. Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan artinya

filsafat ilmu lebih menaruh perhatian terhadap problem mendasar ilmu pengetahuan, seperti

apa hakikat ilmu pengetahuan, bagaimana cara memperoleh kebenaran ilmiah dan apa

fingsi ilmu itu bagi manusia. Problem inilah yang di bicarakan dalam landasan

pengembangan ilmu pengetahuan yakni landasan ontologis, epistemologis dan aksiologis.

C. Lingkupan filsafat ilmu menurut para filsuf

D. Problema filsafat ilmu

E. Manfaat belajar filsafat ilmu

1. Sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga menjadi kritis

terhadap kegiatan ilmiah.

2. Merupakan usaha merepleksi, menguji, mengkritik asumsi dan metode

keilmuan.

12

Page 14: Filsafat.doc

3. Memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan.

BAB IV

APA ITU ILMU PENGETAHUAN

A. Defenisi Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan di ambil dari bahasa inggris science, yang berasal dari bahasa

latin scientie dari bentuk kata kerja scire yang berarti mempelajari,

mengetahui.pertumbuhan selanjutnya pengertian ilmu mengalami perluasan arti sehingga

menunjuk segenap pengetahuan sistematik. Adapun menurut Bahm defenisi ilmmu

pengetahuan paling tidak melibatkan enam macam komponen yaitu masalah, sikap,

metode, aktivitas, kesimpulan dan pengaruh.

B. Ciri-Ciri Ilmu Pengetahuan

C. Keragaman Dan Pengelompokan Ilmu Pengetahuan

Berikut ini merupakan penggolongan ilmu-ilmu, yaitu:

- Ilmu formal dan ilmu non formal (non empiris)

Dua contoh ilmu formal atau non empiris yaitu matematika dan filsafat.

- Ilmu murni dan ilmu terapan

Ilmu terapan atau praktis ialah ilmu yang bertujuan untuk di aplikasikan atau di

ambil manfaatnya. Contoh : ilmu kedokteran

- Ilmu nomotesis dan idiografis

Yang termasuk ilmu nomotesis adlah ilmu-ilmu alam yang objeknya adlah

gejala pengalaman yang dapat di ulangi terus menerus dan hanya merupakan

kasus-kasus yang mempunyai hubungan dengan suatu hukum alam. Sedangkan

ilmu idiografis yakni ilmu-ilmu budaya yang objeknya bersifat individual yang

terjadi sekali untuk di pahami dan di mengerti menurut keunikannya.

- Ilmu deduktif dan induktif

Deduktif adalah proses pemikiran dimana akal budi manusia dari pengetahuan

yang umum yang abstrak menyimpulkan hal yang bersifat khusus dan

individual. Contoh : ilmu deduktif matematika sedangkan ilmu induktif adalah

13

Page 15: Filsafat.doc

bertolak belakang dari ilmu deduktif yakni dari khusus menjadi umum dan

abstrak.

- Naturwissenschaften dan geisteswissenschaften

- Ilmu-ilmu empiris secara lebih khusus

D. Susunan ilmu pengetahuan

1. langkah-langkah dalam ilmu pengetahuan :

- perumusan masalah, dirumuskan secara tepat dan jelas dalam bentuk

pertanyaan agar ilmuwan mempunyai jalan unuttuk mengetahu fakta-fakta apa

saja yang di kumpulkan.

- Pengamatan dan pengumpulan data (observasi)

- Pengamatan dan klasifikasi data

- Perumusan pengetahuan (defenisi)

- Tahap ramalan (prediksi)

- Pengujian kebenaran hipotesis

2. limas ilmu

3. siklus empiris

a. Observasi

b. Induksi

c. Deduksi

d. Kajian (eksperimentasi)

e. Hasil-hasil kajian membawa kepada ahap evaluasi yang di

susun secara deduksi dan induksi.

4. penjelasan dan ramalan

a. penjelasan logis

b. penjelasan probabilistik

c. penjelasan finalistik

d. penjelasan historis atau genetik

e. penjelasan fungsional

untuk ramalan

14

Page 16: Filsafat.doc

E. Ilmu Dan Teknologi

F. Wujud ilmu

15

Page 17: Filsafat.doc

BAB V

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN

A. Pengantar

Pemikiran filsafat banyak dipengaruhi oleh lingkungan.namun pada dasarnya

filsafat baik dibarat, india dan Cina muncul dari yang sifatnya religius. Pembagian secara

periodesasi filsafat barat adalah zaman kuno, zaman abad pertengahan, zaman modern dan

masa kini. Periodesasi filsafat cina adalah zaman kuno, zaman pembauran, zaman

neokonfusionisme dan zaman modern. Untuk cina adalah periode weda, biracarita, sutra-

sutra dan sekolastik. Dalam filsafat india yang penting adalah bagaimana manusia bisa

berteman dengan dunia bukan untuk menguasai dunia. Adapun filsafat islam hanya ada 2

periode yaitu: periode mutakalimin dan filsafat islam.

Jadi, perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini tidaklah berlangsung secara

mendadak melainkan berlangsung secara bertahap. Karena untuk memahami sejarah

perkembangan ilmu mau tidak mau harus melakukan pembagian secara periode yang

menampilkan ciri khas tertentu.

B. Zaman Pra Yunani Kuno(zaman batu)

Pada abad VI SM yunani muncul lahirnya filsafat dan mulai berkembang suatu

pendekatan yang sama sekali berlainan. Mulai saat itu orang mencari jawaban rasional

tentang problem alam semesta.dengan demikian filsafat dilahirkan.

C. Zaman yunani kuno

1. Zaman keemasan yunani

Zaman yunani kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini

orang memiliki kebebasan untuk menguingkapkan ide atau pendapatnya. Yunani pada

masa itu dianggap sebagai gudang ilmu, karena yunani pada masa itu tidak lagi

mempercayai mitologi-mitologi.

2. Masa Helinistis Romawi

Pada masa ini muncul beberapa aliran yaitu sebagai aliran sebagai berikut:

16

Page 18: Filsafat.doc

a. stoisisme, menurut paham ini jagad raya ditentukan oleh kuasa-kuasa yang disebut

logos. Oleh karena itu segala kejadian menurut ketetpan yang tidak dapat dihindari.

b. epikurisme, segala-galanya terdiri dari atom-atom.

c. skepisisme, mereka berfikir bahwa bidang teoritis manusia tidak sanggup mencapai

kebenaran

d. eklektisisme, suatu kecenderungan umum yang mengambil berbagai unsur filsafat

dari aliran-aliran lain tanpa berhasil mencapai suatu pemikiran yang sungguh-sungguh.

e. neoplatoisme, yakni paham yang ingin menghidupkan kembali filsafat plato.

D. Zaman Abad Pertengahan

Pada abad pertengahan mengalami 2 periode, yaitu:

1. periode patriktis; mengalami 2 tahap:

a. permulaan agama kristen

b. filsafat agustinus; yang

terkenal pada masa patristik

2. periode skolastik; menjadi 3 tahap

yakni:

a. periode awal, ditandai dengan

pembentukan metode yang lahir karena hubungan yang rapat antara agama dan

filsafat

b. periode puncak, ditandai oleh

keadaan yang dipengaruhi oleh aristoteles akibat kedatangan ahli filsafat arab dan

yahudi

c. periode akhir, ditandai

dengan pemikiran kefilsafatan yang berkembang kearah nominalisme.

E. Zaman Renaissance

Ialah zaman peralihan ketika kebudayaan abad pertengahan mulai berubah menjadi

kebudayaan modern. Manusia pada zaman ini adalah manusia yang merindukan pemikiran

17

Page 19: Filsafat.doc

yang bebas. Manusia ingin mencapai kemajuan atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan

atas campur tangan Illahi.

F. Zaman Modern

Zaman modern ditandai dengan berbagai penemuan ilmiah. Perkembangan ilmu

pengetahuan pada zaman modern sesungguhnya sudah dirintis sejak zaman renaissance.

G. Zaman Kontemporer (Abad XX Dan Seterus)

Fisi kawan termashur adalah Albert Einstein yang percaya akan kekekalan materi.

Dengan kata lain tidak mengakui adanya penciptaan alam. Zaman kontemporer ini ditandai

dengan penemuan teknologi canggih.

18

Page 20: Filsafat.doc

BAB VI

PRINSIP-PRINSIP METODOLOGI

A. Pengantar

Metodologi merupakan hal yang mengkaji perurutan langkah-langkah yang

ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi pengetahuan yang ilmiah. Untuk

memahami perinsip-perinsip metode filsafat perlu dibahas pengertian metodologi, unsur-

unsur metodologi, dan beberapa pandangan tentang prinsip metodologi bagi para filsuf.

B. Pengertian Metodologi

Metodologi dapat diartikan sebagai ilmu yang membicarakan tentang metode-

metode. Metode ialah cara bertindak menurut aturan tertentu.

C. Unsur-Unsur Metodelogi

Menurut anton Baker dan ahmad charris zubair adalah

1. Interpretasi

(menafsirkan)

2. Induksi dan

deduksi

3. Koherensi

intern

4. Holistis

5. Kesinambunga

n historis

6. Idealisasi

7. Komperasi

19

Page 21: Filsafat.doc

8. Heuristika

9. Analogi

10. Deskripsi

BAB VII

PENEMUAN KEBENARAN

A. Cara Penemuan Kebenaran

Cara penemuan kebenaran berbeda-beda, kebenaran dapat dilihat secara ilmiah dan

non ilmiah. Menurut hartono kasmadi dkk (1960) adalah sebagai berikut:

1. penemuan secara kebetulan, adalah

penemuan yang berlangsung secara tanpa disengaja.

2. penemuan coba dan ralat ( trial dan

error), terjadi tanpa adanya kepastian akan berhasil atau tidak berhasil

kebenaran yang dicari.

3. penemuan melalui otoritas atau

kewibawaan, misalnya orang-orang yang mempunyai kedudukan dan kekuasaan

sering di terima sebagai kebenaran meskipun pendapatnya tidak di dasarkan

pada pembuktian ilmiah.

4. lpenemuan secara spekulatif, cara ini

mirip dengan cara coba dan ralat. Akan tetapi, perbedaannya dengan coba dan

ralat memang ada.

5. penemuan kebenaran lewat cara

berpikir, kritis dan rasional. Cara berpikir yang di tempuh pada tingkat

permulaan dalam memecahkan masalah adlah dengan cara berpikir analitis dan

sintetis.

20

Page 22: Filsafat.doc

6. penemuan kebenaran melalui

penelitian ilmiah, cara mencari kebenaran yang di pandang ilmiah adlah yang

dilakukan melalui penelitian. Penelitian adlah penyaluran hasrat ingin tahu pada

manusia dalam teraf keilmuan.

B. Defenisi kebenaran

Hal kebenaran sesungguhnya memang merupakan tema sentral dalam filsafat ilmu.

Problematik mengenai kebenaran, sebenarnya seperti halnya problematik tentang

pengetahuan, merupakan masalah-maslah yang mengacu pada tumbuh dan berkembangnya

dalam filsafat ilmu.

C. Jenis-jenis kebenaran

Telaah dalam filsafat ilmu membawa orang kepada kebenaran di bagi dalam tiga

jenis menurut A.M.W.Pranarka (1987) yaitu:

1. Kebenaran

epistemologikal

2. Kebenaran

ontologikal

3. Kebenaran

semantikal

D. Sifat Kebenaran

Menurut Abbas hamami mintaredja (1983), kata kebenaran dapat di gunakan

sebagai suatu kata benda konkrit maupun abstrak. Jika subjek hendak menuturkan

kebenaran artinya proposisi yang benar.

E. Teori kebenaran dan kehilafan

1. Teori Kebenaran Saling Berhubungan

(coherence theory of truth)

21

Page 23: Filsafat.doc

Teori koherensi dibangun oleh para pemikir rationalis seperti Leibniz, Spinoza,

Hegel, dan Bradley. Menurut Kattsoff (1986) dalam bukunya Elements of Philosophy teori

koherensi dijelaskan “...suatu proposisi cenderung benar jika proposisi tersebut dalam

keadaan saling berhubungan dengan proposisi-proposisi lain yang benar, atau jika makna

yang dikandungnya dalam keadaan saling berhubungan dengan pengalaman kita.

2. Teori Kebenaran Saling Berkesesuaian

(Correspondence Theory of Truth)

Teori ini berpandangan bahwa suatu proposisi bernilai kebenaran apabila

berkesesuaian dengan dunia kenyataan. Kebenaran demikian dapat dibuktikan secara

langsung pada dunia kenyataan.

3. Teori Kebenaran Inherensi (inherent

theory of truth)

Kadang-kadang teori ini disebut juga teori pragmatis. Pandangannya adalah suatu

proposisi bernilai benar apabila mempunyai konsekuensi yang dapat dipergunakan atau

bermanfaat.

4. Teori Kebenaran Berdasarkan Arti

(semantic theory of truth)

Teori kebenaran semantik dianut oleh paham filsafat analitika bahasa yang

dikembangkan paska filsafat bertrand Russell sebagai tokoh pemula dari filsafat Analitika

Bahasa.

5. Teori Kebenaran Sintaktis

Teori berkembang diantara filsuf analisis bahasa, terutama yang begitu ketat

terhadap pemakaian gramatika.

6. Teori Kebenaran Nondeskripsi

Teori ini dikembangkan oleh penganut filsafat fungsionalisme. Karena pada

dasarnya suatu statemen atau pernyataan akan mempunyai nilai benar yang amat tergantung

pada peran dan fungsi dari pernyataan itu.

7. Teori Kebenaran Logik Yang Berlebihan

(logical superfluity of truth)

22

Page 24: Filsafat.doc

Teori ini dikembangkan oleh kaum positivistik yang diawali oleh Ayer. Pada

dasarnya menurut teori kebenaran ini, problema kebenaran hanya merupakan kekacauan

bahsa saja dan hal ini mengakibatkan suatu pemborosan, karena pada dasarnya apa yang

hendak dibuktikan kebenarannya memiliki derajat logis yang sama yang masing-masing

saling melingkupinya.

BAB VIII

DEFINISI DAN PENALARAN

Dalam penalaran ada dua proposisi pokok yang dinalar, yakni proposisi kategoris

dan proposisi majemuk.

A. Definisi

23

Page 25: Filsafat.doc

Definisi terdiri atas dua bagian, yakni bagian pangkal disebut defeniendum yang

berisi istilah yang harus diberi penjelasan, dan bagian pembatas disebut disebut definiens

yang berisi uraian mengenai arti dari bagian pangkal.

1. Macam-macam Definisi

a. Definisi nominalis ialah menjelaskan sebuah kata

dengan kata lain lebih umum dimengerti.

b. Definisi Realis

Ialah penjelasan tentang hal yang ditandai oleh suatu term.

c. Definisi Praktis

Ialah penjelasan tentang hal sesuatu ditinjau dari segi penggunaan dan tujuan yang

sederhana.

2. Syarat-Syarat Definisi

a. sebuah definisi harus menyatakan ciri-ciri hakiki dari

apa yang didefinisikan.

b. sebuah definisi harus merupakan suatu kesetaraan arti dengan yang didefinisikan.

c. sebuah definisi harus menghindarkan pernyataan yang memuat term yang

didefinisikan.

d. sebuah definisi harus sedapat mungkin dinyatakan secara rumusan positif.

e. sebuah definisi harus dinyatakan secara singkat dan jelas terlepas dari rumusan yang

kabur atau bahsa kiasan.

B. PENALARAN

1. Prinsip-prinsip Penalaran

- Prinsip Identitas

- Prinsip Kontradiksi

- Prinsip Eksklusif.

2. Penalaran Proposisi

Penalaran adalah suatu proses penarikan kesimpulan dari satu atau lebih proposisi.

Penalaran ada dua:

- Penalaran Langsung

24

Page 26: Filsafat.doc

- Penalaran tidak langsung

C. Silogisme Kategoris

Silogisme adalah proses menggabungkan tiga proposisi, dua menjadi dasar

penyimpulan, satu menjadi kesimpulan.

D. Proposisi Majemuk

Proposisi majemuk adalah pernyataan yang terdiri atas dua bagian yang dapat

dinilai benar atau salah.

E. Silogisme Majemuk dan Dilema

1. Silogisme disjungtif inklusif

2. Silogisme disjungtif ekskutif

3. Silogisme disjungtif alternatif

4. Silogisme hipotesis kondisional

5. Silogisme hipotesis bikondisional

F. Sesat Pikir

Sesat pikir dapat terjadi ketika menyimpulkan sesuatu lebih luas daripada dasarnya

(latinus hos).

BAB IX

HUBUNGAN DAN PERANAN ILMU PENGETAHUAN TERHADAP

PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN NASIONAL

A. Ilmu Masyarakat

25

Page 27: Filsafat.doc

Dewasa ini ilmu menjadi sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, seolah-olah

manusia sekarang tidak dapat hidup tanpa ilmu pengetahuan. Kebutuhan manusia yang

paling sederhana pun sekarang memerlukan ilmu.

B. Pengertian dan Unsur-Unsur Kebudayaan

Ki Hajar Dewantara; kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil

perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan

masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai

rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan

dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

C. Pengaruh Timbal Balik Antara Ilmu dan Kebudayaan

Ilmu adalah dari pengetahuan. Untuk mendapatkan ilmu diperlukan cara-cara

tertentu, ialah adanya suatu metode dan mempergunakan sistem, mempunyai objek formal

dan objek material.

D. Peranan Ilmu Terhadap Pengembangan Kebudayaan Nasional

Istilah kebudayaan diartikan sebagai hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi)

manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat istiadat.

E. Strategi Kebudayaan

Strategi kebudayaan merupakan upaya bagaimana menangani kebudayaan

khususnya di Indonesia yang beragam budaya.

BAB X

ETIKA KEILMUAN

A. Pengantar

26

Page 28: Filsafat.doc

Ilmu berupaya mengungkapkan realitas sebagaimana adanya, sedangkan moral pada

dasarnya adalah petunjuk tentang apa yang seharusnya dilakukan manusia.

B. Antara, Etika, Moral, Norma, dan Kesusilaan

Menurut Sunoto (1982) etika dapat dibagi menjadi dua yaitu etika deskripsi yaitu

menggambarkan, dan etika normatif yaitu etika prinsif-prinsif.

Moral artinya adat atau cara hidup yang pakai dalam masyarakat.

Norma adalah alat tukang kayu atau tukang batu yang berupa segitiga. Kemudian

norma adalah sebuah ukuran.

Kesusilaan adalah hasil suatu menjadi yang terjadi didalam jiwa.

C. Problema Etika Ilmu Pengetahuan

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan menghambat ataupun

meningkatkan keberadaan manusia tergantung pada menusianya itu sendiri, karena ilmu

pengetahuan dan teknologi dilakukan oleh manusia dan untuk kepentingan manusia dan

kebudayaannya.

D. Ilmu Bebas Nilai atau Tidak Bebas Nilai

Bebas nilai atau tidak bebas nilai yang dimaksudkan adalah tuntunan setiap kegiatan

ilmiah agar didasarkan pada hakikat ilmu pengetahuan itu sendiri.

E. Pendekatan Ontologis

Ontologis adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang yang ada. Secara

ontologis ilmu membatasi lingkup penelaah keilmuannya hanya pada daerah-daerah yang

berada dalam jangkauan pengalaman manusia.

F. Pendekatan Epistemologi

Epistemologi adalah cabang filsafat yang membicarakan tentang asal muasal,

sumber, metode, struktur, dan validitas atau kebenaran pengetahuan.

27

Page 29: Filsafat.doc

G. Pendekatan Akseologis

Aksiologis adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang nilai secara umum

H. Sikap Ilmiah yang Harus Dimiliki Ilmuwan

Ilmu bukanlah merupakan pengetahuan yang datang demikian saja sebagai barang

yang sudah jadi dan datang dari dunia khayal.

BAB XI

STRATEGI PENGEMBANGAN ILMU DI INDONESIA

A. Pengantar

28

Page 30: Filsafat.doc

Pancasila digali dari budaya bangsa Indonesia sendiri, sehingga Pancasila

mempunyai fungsi dan peranan yang sangat luas dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara.

B. Pengertian Paradigma

Paradigma menurut Thomas S. Kuhn adalah suatu asumsi dasar dan asumsi teoritis

yang umum (merupakan suatu sumber nilai), sehingga menjadi suatu sumber hukum,

metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuan sehingga sangat menentukan sifat, ciri,

serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri.

C. Landasan Ontologis, Epistemologis, axiologis, dan Antropologis Pancasila

Landasan ontologis dimaksudkan untuk mengungkapkan jenis keberadaan yang

diterapkan pancasila. Landasan epistemologis dimaksudkan untuk mengungkapkan sumber

pengetahuan dan kebenaran tentang pancasila sebagai sistem filsafat dari ideologi.

Landasan aksiologis dimaksudkan untuk mengungkapkan jenis nilai dasar yang terkandung

dalam pancasila. Landasan antropologis dimaksudkan untuk mengungkapkan hakikat

manusia dalam rangka pengembangan sistem filsafat pancasila.

D. Pancasila Sebagai Paradigma Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi

Pembangunan nasional adalah upaya bangsa untuk mencapai tujuan nasionalnya

sebagaimana yang dunyatakan dalam pembukaan UUD 1945.

DAFTAR PUSTAKA BUKU

29

Page 31: Filsafat.doc

Abbas Hamami M. 1976. Filsafat (Suatu Pengantar Logika Formal-Filsafat Pengatahuan).

Yogyakarta : Yayasan Pembinaan Fakultas Filsafat UGM.

. 1982. Epistemologi Bagian I Teori Pengetahuan. Diktat. Yogyakarta: Fakultas

Filsafat UGM.

. 1980. Disekitar Masalah Ilmu; Suatu Problema Filsafat. Surabay: Bina Ilmu.

. Epistimologi Masa Depan dalam jurnal filsafat. Seri 1, februari 1990.

30