filsafat sains
DESCRIPTION
Nama Mata Kuliah Dosen Pengampu: Hutomo Atman Maulana : Filsafat Ilmu : Dr. Hary Soedarto HarjonoMagister Pendidikan IPA 1. Berdasarkan hasil bacaan, diskusi kelas, dan materi perkuliahan yang Anda peroleh, kemukakan pokok-pokok pikiran penting yang berkaitan dengan Filsafat Ilmu dalam kaitannya dengan Pendidikan IPA! Pada hakekatnya manusia selalu ada rasa ingin tahu. Ini muncul sejak manusia masih dalam kandungan sang ibu hingga mereka menjalani kehidupan ini. Pengalaman menambah pengetahuTRANSCRIPT
Nama : Hutomo Atman Maulana
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu : Dr. Hary Soedarto Harjono
Magister Pendidikan IPA
1. Berdasarkan hasil bacaan, diskusi kelas, dan materi perkuliahan yang Anda peroleh,
kemukakan pokok-pokok pikiran penting yang berkaitan dengan Filsafat Ilmu dalam
kaitannya dengan Pendidikan IPA!
Pada hakekatnya manusia selalu ada rasa ingin tahu. Ini muncul sejak manusia masih
dalam kandungan sang ibu hingga mereka menjalani kehidupan ini. Pengalaman menambah
pengetahuan, tetapi tidak otomatis manusia yang sudah berpengalaman memiliki persentuhan
alam dengan inderanya, otomatis dikatakan berpengetahuan. Jadi, pengalaman semata tidak
otomatis mendatangkan pengetahuan. Pengetahuan baru ada apabila demi pengalamannya
manusia bisa memberikan putusan. Ilmu adalah seperangkat pengetahuan yang diperoleh melalui
prosedur ilmiah. Ilmu harus universal, metodis, sistematis dan obyektif.
Universal, artinya berlaku kapan pun dan dimana pun.Ilmu adalah mencari sesuatu yang
bersifat umum, bukan khusus. Dari suatu ilmu yang bersifat umum ini akan terlahir apa yang kita
sebut sebagai teori. Teori masih harus diuji kebenarannya. Sebuah teori yang sudah tidak
terbantahkan kebenarannya menjadi hukum. Misalnya hukum gravitasi, hukum Newton dan
sebagainya.
Metodis artinya hanya pengetahuan yang memenuhi sejumlah tatacara tertentu yang
layak disebut ilmu, karena ilmu tidak dibangun secara kebetulan: ada metode dan ada
tatacaranya. Tatacara ini ditempuh seorang ilmuwan, agar ilmunya bisa diuji dan diuji lagi oleh
ilmuwan lain: diverifikasi bukan secara kebetulan walau idenya bisa saja datang secara kebetulan
yang lazim disebut inspirasi. Tata cara ilmiah ini disebut sebagai metode ilmiah.
Sistematis, artinya ilmu bersifat sistematis, tersusun dalam satu rangkaian sebab akibat.
Sistematis dapat juga diartikan masuk akal atau logis. Dengan kata lain ilmu itu tidak acak-
acakan, tidak ruwet asal-asalan, melainkan tertib dan teratur dengan logika berpikir yang juga
tertib dan teratur. Tampaknya dapat dikatakan bahwa jika suatu kesimpulan diperoleh secara
sistematis, maka hal tersebut adalah ilmu, tetapi tidak semua yang benar diperoleh secara ilmiah
misalnya kebenaran wahyu.
Ilmu bersifat objektif, tidak subjektif. Yang dicari ilmu adalah kebenaran. Sesuatu
dinyatakan objektif apabila yang menyatakan benar adalah fakta dan data yang melekat pada
objeknya. Sebaliknya, sesuatu dikatakan subjektif jika yang menyatakan benar adalah subjek
manusianya. Maka yang dicari ilmu adalah kebenaran objektif, bukan subjektif.
Salah satu tujuan dari filsafat adalah menemukan pemahaman dan tindakan yang sesuai.
Filsafat erat kaitannya dengan ilmu. Karena konsentrasi saya adalah Pendidikan Matematika,
maka menurut saya Matematika dan filsafat memiliki hubungan yang lebih erat, dibandingkan
ilmu-ilmu lainnya, karena filsafat adalah pangkal untuk mempelajari ilmu dan matematika adalah
ibu dari segala ilmu. Dengan kata lain, filsafat dan matematika adalah ibu dari segala ilmu.
Keeratan keduanya menjadi lebih karena keduanya adalah apriori dan tidak eksperimentalis.
Artinya, hasil dari keduanya tidak memerlukan bukti secara fisik. Filsafat matematika
mempunyai tujuan untuk menjelaskan dan menjawab tentang kedudukan dan dasar dari obyek
dan metode matematika, yaitu menjelaskan apakah secara ontologism obyek matematika itu ada,
dan menjelaskan secara epistemologis apakah semua pernyataan matematika mempunyai tujuan
dan menentukan suatu kebenaran. Mengingat bahwa hukum-hukum alam dan hukum-hukum
matematika mempunyai kesamaan status, maka obyek-obyek pada dunia nyata mungkin dapat
menjadi pondasi matematika.
Pendidikan IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang
sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses
pendidikan dan juga perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki upaya untuk
membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum
terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi
ilmu pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka
seluruh kajian tentang ilmu pendidikan alam harus disertai dengan bukti-bukti yang diperoleh
melalui serangkaian eksperimen ilmiah kemudian diiringi dengan mekanisme penalaran.
Adapun metode-metode penalaran yang bias dilakukan adalah metode induktif dan
metode deduktif. Metode induktif yaitu metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak
dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi
fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
Metode berpikir deduktif yaitu metode yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu
untuk seterysnya dihubungkan dalam bagian-bagian yang khusus.
2. Selain dari bahan perkuliahan, literature apa sajakah yang pernah Anda pelajari?
Kemukakan salah satu sumber bacaan yang relevan dengan konteks filsafat sains dan
kemukakan gagasan penting yang anda peroleh dari bacaan tersebut!
Selain dari bahan perkuliahan saya juga membaca sebuah e-book yang berjudul filsafat
sains yang ditulis oleh Lilik Hendrajaya. Buku itu memuat tentang pengetahuan bagaimana
perkembangan bernalar dalam sains dan bagaimana membentuk sikap dan perilaku sains.
Dengan naluri ingin tahunya, manusia ingin mengetahui segala yang tersentuh
inderanya, segala apa yang ia lihat dan ia rasa, termasuk ikhwal dirinya sendiri: Siapa saya?
Darimana saya? Mau ke mana saya? Apakah/dimanakah pusat tatasurya? Mengapa air jika
dipanaskan mendidih? Maka, manusia mencari tahu, baik melalui pengalamannya sendiri
maupun pengalaman orang lain yang disampaikan kepadanya. Yang dicari manusia adalah
pengetahuan yang benar. Manusia tidak suka dengan kekeliruan dan selalu mencari kebenaran.
Pada awalnya manusia meyakini bahwa bumi adalah pusat tatasurya. Belakangan manusia
menyadari bahwa pengetahuannya keliru. Manusia tidak suka kekeliruan. Bisa jadi tadinya ia
menyangka bahwa ia benar. Manakala ia tahu bahwa ia keliru, maka tidak puaslah ia, dan
mencoba mencari kebenaran. Manusia tidak akan pernah lelah dalam mencari dan menemukan
kebenaran.
Maka, apa itubenar? Apa pula keliru? Benar adalah kesesuaian antara pengetahuan/apa
yang kita ketahui dengan kenyataan objek-nya. Jika pengetahuan kita menyatakan Kutub Utara
dingin dan ternyata Kutub Utara dingin maka dikatakan bahwa pengetahuan kita benar.
Sebaliknya, jika pengetahuan kita menyatakan bahwa Kutub Utara panas, padahal kenyataannya
Kutub Utara dingin, maka dinyatakan bahwa pengetahuan kita keliru. Jadi, keliru adalah
ketidaksesuaian antara pengetahuan dengan kenyataan objeknya.
Satu objek bisa terdiri dari beberapa aspek. Maka, apabila kita hanya tahu sebagian
aspek dari sebuah objek, kita tidak dikatakan keliru, melainkan pngetahuannya belum lengkap.
Misalnya seseorang mengikuti ujian dengan sejumlah soal sebagai alat ukur untuk tujuan
tertentu. Ia menjawab, memberikan putusan. Atas jawabannya, penilai memberi nilai, mulai dari
10 hingga 0. Bagi yang menjawab seluruh aspek dari objek yang ditanyakan, memperoleh nilai
10. Nilai 7 atau 6 jika hanya sebagian aspek yang yang diberikan putusannya. Nilai 0 diberikan
untuk Anda yang keliru, atau bisa juga ketidaksesuaian antara pengetahuan dengan kenyataan
objeknya.
3. Jelaskan tautan antara filsafat dan ilmu dari perspektif ontologism, epistemologis, dan
metodologis!
Filsafat dan Ilmu dari perspektif ontologis yakni tentang hakikatnya. Pertanyaan yang
menyangkut wilayah ini antara lain: apakah objek yang ditelaah ilmu? Bagaimanakah hakikat
dari objek itu? Bagaimanakah hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia yang
membuahkan pengetahuan dan ilmu? Ontologi ilmu membatasi diri pada ruang kajian keilmuan
yang bisa dipikirkan manusia secara rasional dan yang bisa diamati melalui panca indera
manusia. Wilayah ontologi ilmu terbatas pada jangkauan pengetahuan ilmiah manusia. Filsafat
secara hakikat adalah suatu pengetahuan yang menggali secara mendalam segala apa saja yang
dapat dipikirkan oleh manusia, demikian juga dengan ilmu yang berupaya menelaah dan meneliti
apa saja yang rasional di dalam pikiran manusia. Keduanya memiliki hubungan yang sagat dekat
apabila dihadapkan pada suatu objek dan kesamaan kriteria.
Perspektif epistemologis yakni asal mula atau sumber, struktur, metode dan sahnya
(validitas) pengetahuan. Pertanyaan yang menyangkut wilayah ini antara lain: bagaimanakah
proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan menjadi ilmu? Bagaimanakah
prosedurnya? Untuk hal ini, akan mengarah ke cabang fisafat metodologi. Secara epistemologis
filsafat memberikan peranan sebagai dasar dalam bernalar dan berpikir dalam mencari suatu
kebenaran. Langkah dalam epistemologi ilmu antara lain berpikir deduktif dan induk -tif berpikir
deduktif memberikan sifat yang rasional kepada pengetahuan ilmiah dan bersifat konsisten
dengan pengetahuan yang telah dikurnpuikan sebelumnya Secara sistematik dan kumulatif
pengetahuan ilmiah disusun setahap demi setahap dengan menyusun argumentasi mengenai
sesuatu yang baru berdasarkan pengetahuan yang telah ada. Secara konsisten dan koheren maka
ilmu mencoba memberikan penjelasan yang rasional kepada objek yang berada dalam fokus
penelaahan.
Perspektif metodologis yakni tentang bagaimana cara bertindak menurut sistem aturan
tertentu. Sehingga dengan menggunakan metode suatu tindakan atau kegiatan dapat terlaksana
secara rasional dan terarah, serta hasilnya dapat tercapai secara optimal. Secara umum antara
Filsafat dan ilmu memiliki tautan dalam hal menjelaskan (eksplanasi) suatu keadaan atau suatu
hal yang dipikirkan, kemudian digunakan dalam meramalkan suatu yang masih menjadi misteri,
memprediksinya dengan diikuti oleh cara-cara berpikir yang terarah dan sistemik.
4. Berdasarkan pemahaman Anda, Apa tujuan utama dari ilmu dan bagaimana kaitannya
dengan pengetahuan, pengalaman, dan etika social yang mengatur dan membatasi
ruang gerak ilmuwan dalam berkreasi?
Tujuan, pokok suatu ilmu adalah menemukan kebenaran, yaitu kebenaran ilmiah yang
dapat ditemukan secara ilmiah atau dengan menggunakan Metode Ilmiah. Dalam proses
menemukan kebenaran ilmiah ini dapat berkembang nilai-nilai lain yang sering dinamakan pola
umum.Pemikiran Ilmiah yaitu kebenaran berfikir, kejujuran intelektual sikap obyektif,
berpandangan terbuka dan sebagainya. Mempunyai pemikiran ilmiah belum menjamin seseorang
berkembang dalam menemukan kebenaran ilmiah tadi bila tidak didukung dengan sikap ilmiah.
Sikap ilmiah bisa diartikan sebagai suatu kecenderungan pribadi seorang (ilmuwan) untuk
berprilaku atau mcmberi tanggapan dalam hal-hal tertentu yang sesuai dengan pemikiran
ilmiahnya atau tidak bertentangan dengan cita keilmuan pada umumnya.
Etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran. Ilmu dan etika sebagai suatu
pengetahuan yang diharapkan dapat meminimalkan dan menghentikan perilaku penyimpangan
dan kejahatan di kalangan masyarakat. Disamping itu, ilmu dan etika diharapkan mampu
mengembangkan kesadaran moral di lingkungan masyarakat sekitar agar dapat menjadi
cendekiawan yang memiliki moral dan akhlak yang baik.
Sebagai suatu subyek, etika berkaitan dengan konsep yang di miliki oleh individu
ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah di kerjakannya itu salah
atau benar, buruk atau baik. Dengan begitu dalam proses penilaiannya ilmu sangat berguna
dalam menentukan arah dan tujuan masing-masing orang.
Etika memberikan batasan maupun standar yang mengatur pergaulan manusia di dalam
kelompok sosialnya. Etika ini kemudian dituangkan kedalam bentuk aturan tertulis yang secara
sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat dibutuhkan
dapat difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-
rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik. Ilmu sebagai asas moral atau
etika mempunyai kegunaan khusus yakni kegunaan universal bagi umat manusia dalam
meningkatkan martabat kemanusiaan.
5. Apa fungsi etika dan religi dalam pengembangan ilmu dan teknologi? Jelaskan dengan
disertai contoh kasus yang relevan!
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berlansung sangat cepat. Dengan
pekembangan tersebut diharapkan akan dapat mempertahankan dan meningkatkan taraf hidup
manusia. Untuk menjadi manusia secara utuh. Maka tidak cukup dengan mengandalkan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, manusia juga harus menghayati secara mendalam kode etik ilmu,
teknologi dan kehidupan. Apabila manusia sudah jauh dari nalai-nilai, maka kehidupan ini akan
terasa kering dan hampa. Oleh karena ilmu dan teknologi yang dikembangkan oleh manusia
harus tidak mengabaikan nilai-nilai kehidupan dan keluhuran.
Secara umum, etika menuntut kejujuran dan dalam iptek ini berarti kejujuran ilmiah
(scientific honesty). Mengubah, menambah, dan mengurangi data demi kepentingan tertentu
termasuk dalam ketidakjujuran ilmiah. fungsi etika dan religi dalam pengembangan ilmu dan
teknologi adalah sebagai penuntun para pelaku ilmu dan teknologi dalam melakukan berbagai
pengembangan terkait imu dan teknologi tersebut
Ilmu sangat bermanfaat, tetapi juga bisa menimbulkan bencana bagi manusia dan alam
semesta tergantung dengan orang-orang yang menggunakannya. Karena itu ilmu sebagai
masyarakat, karena ilmu didukung dan dikembangkan oleh masyarakat yang mematuhi kaedah-
kaedah tertentu. Untuk itu perlu ada etika dan religi yang berfungsi sebagai ukuran-ukuran yang
diyakini oleh para ilmuwan yang dapat menjadikan pengembangan ilmu dan aplikasinya bagi
kehidupan manusia tidak menimbulkan dampak negatif.
Contoh kasus kaitan antara etika dan agama dalam pengembangan ilmu dan teknologi
adalah dalam dunia ilmu telah ditemukan DNA sebagai konstitusi genetik makhluk hidup.
Ditemukan DNA unggul dan DNA cacat. Ketika mengembangkan DNA jati unggul untuk
memperluas, mempercepat dan meningkatkan kualitas reboisasi kita, tidak jadi masalah. Juga
ketika kloning domba kita berhasil dan tergambarkan bagaimana domba masa depan akan lebih
dapat memberikan protein hewani kepada manusia yang semakin bertambah dengan pesat, juga
tidak menimbulkan masalah. Tetapi ketika masuk ranah manusia, apakah manusia unggul perlu
dikloning? Maka akan menimbulkan masalah yaitu pelanggaran etika dan religi. Etika dan religi
harus difungsikan dalam menuntun para ilmuwan dan teknolog dalam bertindak. Pemahaman
tentag etika dan religi akan menjadikan ilmuwan dan teknolog tersebut menjadi lebih peka
terhadap nilai yang berlaku di masyarakat.