filsafat sains

11
Nama : Hutomo Atman Maulana Mata Kuliah : Filsafat Ilmu Dosen Pengampu : Dr. Hary Soedarto Harjono Magister Pendidikan IPA 1. Berdasarkan hasil bacaan, diskusi kelas, dan materi perkuliahan yang Anda peroleh, kemukakan pokok-pokok pikiran penting yang berkaitan dengan Filsafat Ilmu dalam kaitannya dengan Pendidikan IPA! Pada hakekatnya manusia selalu ada rasa ingin tahu. Ini muncul sejak manusia masih dalam kandungan sang ibu hingga mereka menjalani kehidupan ini. Pengalaman menambah pengetahuan, tetapi tidak otomatis manusia yang sudah berpengalaman memiliki persentuhan alam dengan inderanya, otomatis dikatakan berpengetahuan. Jadi, pengalaman semata tidak otomatis mendatangkan pengetahuan. Pengetahuan baru ada apabila demi pengalamannya manusia bisa memberikan putusan. Ilmu adalah seperangkat pengetahuan yang diperoleh melalui prosedur ilmiah. Ilmu harus universal, metodis, sistematis dan obyektif. Universal, artinya berlaku kapan pun dan dimana pun.Ilmu adalah mencari sesuatu yang bersifat umum, bukan khusus. Dari suatu ilmu yang bersifat umum ini akan terlahir apa yang kita sebut sebagai teori. Teori masih harus diuji kebenarannya. Sebuah teori yang sudah tidak terbantahkan kebenarannya menjadi hukum. Misalnya hukum gravitasi, hukum Newton dan sebagainya.

Upload: hutomo-atman-maulana

Post on 25-Jul-2015

242 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Nama Mata Kuliah Dosen Pengampu: Hutomo Atman Maulana : Filsafat Ilmu : Dr. Hary Soedarto HarjonoMagister Pendidikan IPA 1. Berdasarkan hasil bacaan, diskusi kelas, dan materi perkuliahan yang Anda peroleh, kemukakan pokok-pokok pikiran penting yang berkaitan dengan Filsafat Ilmu dalam kaitannya dengan Pendidikan IPA! Pada hakekatnya manusia selalu ada rasa ingin tahu. Ini muncul sejak manusia masih dalam kandungan sang ibu hingga mereka menjalani kehidupan ini. Pengalaman menambah pengetahu

TRANSCRIPT

Page 1: filsafat sains

Nama : Hutomo Atman Maulana

Mata Kuliah : Filsafat Ilmu

Dosen Pengampu : Dr. Hary Soedarto Harjono

Magister Pendidikan IPA

1. Berdasarkan hasil bacaan, diskusi kelas, dan materi perkuliahan yang Anda peroleh,

kemukakan pokok-pokok pikiran penting yang berkaitan dengan Filsafat Ilmu dalam

kaitannya dengan Pendidikan IPA!

Pada hakekatnya manusia selalu ada rasa ingin tahu. Ini muncul sejak manusia masih

dalam kandungan sang ibu hingga mereka menjalani kehidupan ini. Pengalaman menambah

pengetahuan, tetapi tidak otomatis manusia yang sudah berpengalaman memiliki persentuhan

alam dengan inderanya, otomatis dikatakan berpengetahuan. Jadi, pengalaman semata tidak

otomatis mendatangkan pengetahuan. Pengetahuan baru ada apabila demi pengalamannya

manusia bisa memberikan putusan. Ilmu adalah seperangkat pengetahuan yang diperoleh melalui

prosedur ilmiah. Ilmu harus universal, metodis, sistematis dan obyektif.

Universal, artinya berlaku kapan pun dan dimana pun.Ilmu adalah mencari sesuatu yang

bersifat umum, bukan khusus. Dari suatu ilmu yang bersifat umum ini akan terlahir apa yang kita

sebut sebagai teori. Teori masih harus diuji kebenarannya. Sebuah teori yang sudah tidak

terbantahkan kebenarannya menjadi hukum. Misalnya hukum gravitasi, hukum Newton dan

sebagainya.

Metodis artinya hanya pengetahuan yang memenuhi sejumlah tatacara tertentu yang

layak disebut ilmu, karena ilmu tidak dibangun secara kebetulan: ada metode dan ada

tatacaranya. Tatacara ini ditempuh seorang ilmuwan, agar ilmunya bisa diuji dan diuji lagi oleh

ilmuwan lain: diverifikasi bukan secara kebetulan walau idenya bisa saja datang secara kebetulan

yang lazim disebut inspirasi. Tata cara ilmiah ini disebut sebagai metode ilmiah.

Sistematis, artinya ilmu bersifat sistematis, tersusun dalam satu rangkaian sebab akibat.

Sistematis dapat juga diartikan masuk akal atau logis. Dengan kata lain ilmu itu tidak acak-

acakan, tidak ruwet asal-asalan, melainkan tertib dan teratur dengan logika berpikir yang juga

tertib dan teratur. Tampaknya dapat dikatakan bahwa jika suatu kesimpulan diperoleh secara

sistematis, maka hal tersebut adalah ilmu, tetapi tidak semua yang benar diperoleh secara ilmiah

misalnya kebenaran wahyu.

Page 2: filsafat sains

Ilmu bersifat objektif, tidak subjektif. Yang dicari ilmu adalah kebenaran. Sesuatu

dinyatakan objektif apabila yang menyatakan benar adalah fakta dan data yang melekat pada

objeknya. Sebaliknya, sesuatu dikatakan subjektif jika yang menyatakan benar adalah subjek

manusianya. Maka yang dicari ilmu adalah kebenaran objektif, bukan subjektif.

Salah satu tujuan dari filsafat adalah menemukan pemahaman dan tindakan yang sesuai.

Filsafat erat kaitannya dengan ilmu. Karena konsentrasi saya adalah Pendidikan Matematika,

maka menurut saya Matematika dan filsafat memiliki hubungan yang lebih erat, dibandingkan

ilmu-ilmu lainnya, karena filsafat adalah pangkal untuk mempelajari ilmu dan matematika adalah

ibu dari segala ilmu. Dengan kata lain, filsafat dan matematika adalah ibu dari segala ilmu.

Keeratan keduanya menjadi lebih karena keduanya adalah apriori dan tidak eksperimentalis.

Artinya, hasil dari keduanya tidak memerlukan bukti secara fisik. Filsafat matematika

mempunyai tujuan untuk menjelaskan dan menjawab tentang kedudukan dan dasar dari obyek

dan metode matematika, yaitu menjelaskan apakah secara ontologism obyek matematika itu ada,

dan menjelaskan secara epistemologis apakah semua pernyataan matematika mempunyai tujuan

dan menentukan suatu kebenaran. Mengingat bahwa hukum-hukum alam dan hukum-hukum

matematika mempunyai kesamaan status, maka obyek-obyek pada dunia nyata mungkin dapat

menjadi pondasi matematika.

Pendidikan IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang

sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses

pendidikan dan juga perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki upaya  untuk

membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang mempunyai banyak fakta yang belum

terungkap dan masih bersifat rahasia sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi

ilmu pengetahuan alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Maka

seluruh kajian tentang ilmu pendidikan alam harus disertai dengan bukti-bukti yang diperoleh

melalui serangkaian eksperimen ilmiah kemudian diiringi dengan mekanisme penalaran.

Adapun metode-metode penalaran yang bias dilakukan adalah metode induktif dan

metode deduktif. Metode induktif yaitu metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak

dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi

fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.

Page 3: filsafat sains

Metode berpikir deduktif yaitu metode yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu

untuk seterysnya dihubungkan dalam bagian-bagian yang khusus.

2. Selain dari bahan perkuliahan, literature apa sajakah yang pernah Anda pelajari?

Kemukakan salah satu sumber bacaan yang relevan dengan konteks filsafat sains dan

kemukakan gagasan penting yang anda peroleh dari bacaan tersebut!

Selain dari bahan perkuliahan saya juga membaca sebuah e-book yang berjudul filsafat

sains yang ditulis oleh Lilik Hendrajaya. Buku itu memuat tentang pengetahuan bagaimana

perkembangan bernalar dalam sains dan bagaimana membentuk sikap dan perilaku sains.

Dengan naluri ingin tahunya, manusia ingin mengetahui segala yang tersentuh

inderanya, segala apa yang ia lihat dan ia rasa, termasuk ikhwal dirinya sendiri: Siapa saya?

Darimana saya? Mau ke mana saya? Apakah/dimanakah pusat tatasurya? Mengapa air jika

dipanaskan mendidih? Maka, manusia mencari tahu, baik melalui pengalamannya sendiri

maupun pengalaman orang lain yang disampaikan kepadanya. Yang dicari manusia adalah

pengetahuan yang benar. Manusia tidak suka dengan kekeliruan dan selalu mencari kebenaran.

Pada awalnya manusia meyakini bahwa bumi adalah pusat tatasurya. Belakangan manusia

menyadari bahwa pengetahuannya keliru. Manusia tidak suka kekeliruan. Bisa jadi tadinya ia

menyangka bahwa ia benar. Manakala ia tahu bahwa ia keliru, maka tidak puaslah ia, dan

mencoba mencari kebenaran. Manusia tidak akan pernah lelah dalam mencari dan menemukan

kebenaran.

Maka, apa itubenar? Apa pula keliru? Benar adalah kesesuaian antara pengetahuan/apa

yang kita ketahui dengan kenyataan objek-nya. Jika pengetahuan kita menyatakan Kutub Utara

dingin dan ternyata Kutub Utara dingin maka dikatakan bahwa pengetahuan kita benar.

Sebaliknya, jika pengetahuan kita menyatakan bahwa Kutub Utara panas, padahal kenyataannya

Kutub Utara dingin, maka dinyatakan bahwa pengetahuan kita keliru. Jadi, keliru adalah

ketidaksesuaian antara pengetahuan dengan kenyataan objeknya.

Satu objek bisa terdiri dari beberapa aspek. Maka, apabila kita hanya tahu sebagian

aspek dari sebuah objek, kita tidak dikatakan keliru, melainkan pngetahuannya belum lengkap.

Misalnya seseorang mengikuti ujian dengan sejumlah soal sebagai alat ukur untuk tujuan

tertentu. Ia menjawab, memberikan putusan. Atas jawabannya, penilai memberi nilai, mulai dari

Page 4: filsafat sains

10 hingga 0. Bagi yang menjawab seluruh aspek dari objek yang ditanyakan, memperoleh nilai

10. Nilai 7 atau 6 jika hanya sebagian aspek yang yang diberikan putusannya. Nilai 0 diberikan

untuk Anda yang keliru, atau bisa juga ketidaksesuaian antara pengetahuan dengan kenyataan

objeknya.

3. Jelaskan tautan antara filsafat dan ilmu dari perspektif ontologism, epistemologis, dan

metodologis!

Filsafat dan Ilmu dari perspektif ontologis yakni tentang hakikatnya. Pertanyaan yang

menyangkut wilayah ini antara lain: apakah objek yang ditelaah ilmu? Bagaimanakah hakikat

dari objek itu? Bagaimanakah hubungan antara objek tadi dengan daya tangkap manusia yang

membuahkan pengetahuan dan ilmu? Ontologi ilmu membatasi diri pada ruang kajian keilmuan

yang bisa dipikirkan manusia secara rasional dan yang bisa diamati melalui panca indera

manusia. Wilayah ontologi ilmu terbatas pada jangkauan pengetahuan ilmiah manusia. Filsafat

secara hakikat adalah suatu pengetahuan yang menggali secara mendalam segala apa saja yang

dapat dipikirkan oleh manusia, demikian juga dengan ilmu yang berupaya menelaah dan meneliti

apa saja yang rasional di dalam pikiran manusia. Keduanya memiliki hubungan yang sagat dekat

apabila dihadapkan pada suatu objek dan kesamaan kriteria.

Perspektif epistemologis yakni asal mula atau sumber, struktur, metode dan sahnya

(validitas) pengetahuan. Pertanyaan yang menyangkut wilayah ini antara lain: bagaimanakah

proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan menjadi ilmu? Bagaimanakah

prosedurnya? Untuk hal ini, akan mengarah ke cabang fisafat metodologi. Secara epistemologis

filsafat memberikan peranan sebagai dasar dalam bernalar dan berpikir dalam mencari suatu

kebenaran. Langkah dalam epistemologi ilmu antara lain berpikir deduktif dan induk -tif berpikir

deduktif memberikan sifat yang rasional kepada pengetahuan ilmiah dan bersifat konsisten

dengan pengetahuan yang telah dikurnpuikan sebelumnya Secara sistematik dan kumulatif

pengetahuan ilmiah disusun setahap demi setahap dengan menyusun argumentasi mengenai

sesuatu yang baru berdasarkan pengetahuan yang telah ada. Secara konsisten dan koheren maka

ilmu mencoba memberikan penjelasan yang rasional kepada objek yang berada dalam fokus

penelaahan.

Page 5: filsafat sains

Perspektif metodologis yakni tentang bagaimana cara bertindak menurut sistem aturan

tertentu. Sehingga dengan menggunakan metode suatu tindakan atau kegiatan dapat terlaksana

secara rasional dan terarah, serta hasilnya dapat tercapai secara optimal. Secara umum antara

Filsafat dan ilmu memiliki tautan dalam hal menjelaskan (eksplanasi) suatu keadaan atau suatu

hal yang dipikirkan, kemudian digunakan dalam meramalkan suatu yang masih menjadi misteri,

memprediksinya dengan diikuti oleh cara-cara berpikir yang terarah dan sistemik.

4. Berdasarkan pemahaman Anda, Apa tujuan utama dari ilmu dan bagaimana kaitannya

dengan pengetahuan, pengalaman, dan etika social yang mengatur dan membatasi

ruang gerak ilmuwan dalam berkreasi?

Tujuan, pokok suatu ilmu adalah menemukan kebenaran, yaitu kebenaran ilmiah yang

dapat ditemukan secara ilmiah atau dengan menggunakan Metode Ilmiah. Dalam proses

menemukan kebenaran ilmiah ini dapat berkembang nilai-nilai lain yang sering dinamakan pola

umum.Pemikiran Ilmiah yaitu kebenaran berfikir, kejujuran intelektual sikap obyektif,

berpandangan terbuka dan sebagainya. Mempunyai pemikiran ilmiah belum menjamin seseorang

berkembang dalam menemukan kebenaran ilmiah tadi bila tidak didukung dengan sikap ilmiah.

Sikap ilmiah bisa diartikan sebagai suatu kecenderungan pribadi seorang (ilmuwan) untuk

berprilaku atau mcmberi tanggapan dalam hal-hal tertentu yang sesuai dengan pemikiran

ilmiahnya atau tidak bertentangan dengan cita keilmuan pada umumnya.

Etika adalah sebuah ilmu dan bukan sebuah ajaran. Ilmu dan etika sebagai suatu

pengetahuan yang diharapkan dapat meminimalkan dan menghentikan perilaku penyimpangan

dan kejahatan di kalangan masyarakat. Disamping itu, ilmu dan etika diharapkan mampu

mengembangkan kesadaran moral di lingkungan masyarakat sekitar agar dapat menjadi

cendekiawan yang memiliki moral dan akhlak yang baik.

Sebagai suatu subyek, etika berkaitan dengan konsep yang di miliki oleh individu

ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah di kerjakannya itu salah

atau benar, buruk atau baik. Dengan begitu dalam proses penilaiannya ilmu sangat berguna

dalam menentukan arah dan tujuan masing-masing orang.

Etika memberikan batasan maupun standar yang mengatur pergaulan manusia di dalam

kelompok sosialnya. Etika ini kemudian dituangkan kedalam bentuk aturan tertulis yang secara

Page 6: filsafat sains

sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada dan pada saat dibutuhkan

dapat difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-

rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik. Ilmu sebagai asas moral atau

etika mempunyai kegunaan khusus yakni kegunaan universal bagi umat manusia dalam

meningkatkan martabat kemanusiaan.

5. Apa fungsi etika dan religi dalam pengembangan ilmu dan teknologi? Jelaskan dengan

disertai contoh kasus yang relevan!

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berlansung sangat cepat. Dengan

pekembangan tersebut diharapkan akan dapat mempertahankan dan meningkatkan taraf hidup

manusia. Untuk menjadi manusia secara utuh. Maka tidak cukup dengan mengandalkan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi, manusia juga harus menghayati secara mendalam kode etik ilmu,

teknologi dan kehidupan. Apabila manusia sudah jauh dari nalai-nilai, maka kehidupan ini akan

terasa kering dan hampa. Oleh karena ilmu dan teknologi yang dikembangkan oleh manusia

harus tidak mengabaikan nilai-nilai kehidupan dan keluhuran.

Secara umum, etika menuntut kejujuran dan dalam iptek ini berarti kejujuran ilmiah

(scientific honesty). Mengubah, menambah, dan mengurangi data demi kepentingan tertentu

termasuk dalam ketidakjujuran ilmiah. fungsi etika dan religi dalam pengembangan ilmu dan

teknologi adalah sebagai penuntun para pelaku ilmu dan teknologi dalam melakukan berbagai

pengembangan terkait imu dan teknologi tersebut

Ilmu sangat bermanfaat, tetapi juga bisa menimbulkan bencana bagi manusia dan alam

semesta tergantung dengan orang-orang yang menggunakannya. Karena itu ilmu sebagai

masyarakat, karena ilmu didukung dan dikembangkan oleh masyarakat yang mematuhi kaedah-

kaedah tertentu. Untuk itu perlu ada etika dan religi yang berfungsi sebagai ukuran-ukuran yang

diyakini oleh para ilmuwan yang dapat menjadikan pengembangan ilmu dan aplikasinya bagi

kehidupan manusia tidak menimbulkan dampak negatif.

Contoh kasus kaitan antara etika dan agama dalam pengembangan ilmu dan teknologi

adalah dalam dunia ilmu telah ditemukan DNA sebagai konstitusi genetik makhluk hidup.

Ditemukan DNA unggul dan DNA cacat. Ketika mengembangkan DNA jati unggul untuk

memperluas, mempercepat dan meningkatkan kualitas reboisasi kita, tidak jadi masalah. Juga

Page 7: filsafat sains

ketika kloning domba kita berhasil dan tergambarkan bagaimana domba masa depan akan lebih

dapat memberikan protein hewani kepada manusia yang semakin bertambah dengan pesat, juga

tidak menimbulkan masalah. Tetapi ketika masuk ranah manusia, apakah manusia unggul perlu

dikloning? Maka akan menimbulkan masalah yaitu pelanggaran etika dan religi. Etika dan religi

harus difungsikan dalam menuntun para ilmuwan dan teknolog dalam bertindak. Pemahaman

tentag etika dan religi akan menjadikan ilmuwan dan teknolog tersebut menjadi lebih peka

terhadap nilai yang berlaku di masyarakat.