filsafat islam (litbang)

14
BAB I PENDAHULUAN Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen- eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika . Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal. Etimologi Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab ة ف س ل ف, yang juga diambil dari bahasa Yunani ; philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”. Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut "filsuf" . Filsafat Islam Filsafat Islam merupakan filsafat yang seluruh cendekianya adalah muslim. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semula filsuf- filsuf muslim klasik menggali kembali karya filsafat Yunani terutama Aristoteles dan Plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam. Kedua, Islam adalah agama tauhid . Maka, bila dalam filsafat lain masih 'mencari Tuhan', dalam filsafat Islam justru Tuhan

Upload: achmad-algan

Post on 03-Feb-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

filsafat islam

TRANSCRIPT

Page 1: Filsafat Islam (Litbang)

BAB I

PENDAHULUAN

Filsafat adalah studi tentang seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.

Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, rasa penasaran dan ketertarikan. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.

Etimologi

Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab ,فلسفة yang juga diambil dari bahasa Yunani; philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”.

Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut "filsuf".

Filsafat Islam

Filsafat Islam merupakan filsafat yang seluruh cendekianya adalah muslim. Ada sejumlah perbedaan besar antara filsafat Islam dengan filsafat lain. Pertama, meski semula filsuf-filsuf muslim klasik menggali kembali karya filsafat Yunani terutama Aristoteles dan Plotinus, namun kemudian menyesuaikannya dengan ajaran Islam.

Kedua, Islam adalah agama tauhid. Maka, bila dalam filsafat lain masih 'mencari Tuhan', dalam filsafat Islam justru Tuhan 'sudah ditemukan, dalam arti bukan berarti sudah usang dan tidak dibahas lagi, namun filsuf islam lebih memusatkan perhatiannya kepada manusia dan alam, karena sebagaimana kita ketahui, pembahasan Tuhan hanya menjadi sebuah pembahasan yang tak pernah ada finalnya.

Salah satu filsuf islam adalah Abū Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Fārābi (870-950, Bahasa Persia: فارابی ( محمد singkat Al-Farabi adalah ilmuwan dan filsuf Islam yang berasal dari Farab, Kazakhstan. Ia juga dikenal dengan nama lain Abū Nasir al-Fārābi (dalam beberapa sumber ia dikenal sebagai Abu Nasr Muhammad Ibn Muhammad Ibn Tarkhan Ibn Uzalah Al- Farabi , juga dikenal di dunia barat sebagai Alpharabius, Al-Farabi, Farabi, dan Abunasir. Kemungkinan lain adalah Farabi adalah seorang Syi’ah Imamiyah (Syiah Imamiyah adalah salah satu aliran dalam islam dimana yang menjadi dasar aqidah mereka adalah soal Imam) yang berasal dari Turki.

Page 2: Filsafat Islam (Litbang)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, berkat limpahan rahmat, taufik

dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Shalawat serta salam terlimpahcurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW, yang

menjadi rahmatan lil alamin sehingga terlepaslah kita semua dari kejahiliyahan.

Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyelesaian penyusunan makalah ini.

Makalah ini berjudul “Al Farabi dan Pemikirannya” yang berisikan tentang kehdiupan

seorang filsuf “Al Farabi” dengan buah pemikirannya. Makalah ini dibuat selain untuk

memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Islam oleh Bapak Drs. Yayan Taryana, M.Pd.I juga

untuk khalayak ramai sebagai bahan penambah pengetahuan kita.

Makalah ini kami susun dengan usaha yang maksimal. Namun kami menyadari bahwa

kami bukan manusia yang sempurna masih banyak kekurangan. Oleh karena itu saran, kritik

dan pesan dari pembaca terutama dari Bapak Drs. Yayan Taryana, M.Pd.I selaku dosen mata

kuliah Filsafat Islam sangat kami nantikan.

Semoga apa yang kami buat bermanfaat. Amin.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Subang, Nopember 2011

Penyusun

http://angsolihin91.blogspot.co.id/2011/12/contoh-makalah-mata-kuliah-filsafat.html 11 oktober 2015. 13:30

Page 3: Filsafat Islam (Litbang)

Andre's Blog

Jumat, 10 Mei 2013

FILSAFAT ISLAM

BAB I

PENDAHULUAN

1.      Latar Belakang

Pemikiran atau statemen adalah milik sipempunya sebelum diucapkan. Sebaliknya,

setelah dikatakan segera menjadi milik umum. Ada pemikiran dan statemen yang hilang

bersama hembusan angin, tetapi ada juga yang abadi. Pemikiran dan statemen yang abadi

menjadi milik semua manusia melampaui ruang dan waktu. Sehingga generasi belakangan

mewarisinya dari generasi terdahulu. Individu bergantian dengan masyarakat. Dari situlah

terjadinya silih berganti peradaban dan saling mengisi. Hingga sekarang tidak ada keraguan

bahwa kebudayaan Yunani mengambil dari peradaban-peradaban Timur. Ia amat

mempengaruhi peradaban latin, yang pengaruhnya berkembang hingga kebangkitan Eropa.

Peradaban-peradaban modern saling mengisi satu sama lain tanpa terputus.

2.      Tujuan

a.            Untuk melengkapi tugas mata kuliah Pengantar Filsafat

b.           Untuk memahami lebih dalam lagi akan arti filsafat dan sejarah perkembangannya

c.            Sebagai bahan diskusi

.

4.      Rumusan Masalah

a.        Pengertian Filsafat Islam

b.       Objek Filsafat Islam

c.        Manfaat mempelajarinya

d.       Pemikiran Ibnu Rusdy yang terpengaruh terhadap timbulnya Renaissance

Page 4: Filsafat Islam (Litbang)

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Filsafat Islam

Filsafat Islam diartikan sebagai berpikir yang bebas, radikal dan berada dalam dataran

makna. Bebas artinya tidak ada yang menghalang pikiran bekerja, sepanjang seseorang itu

dalam keadaan sehat.

Filsafat Islam membahas hakikat semua yang ada sejak dari tahapan ontologis hingga

menjangkau dataran epistemologis, ekstetika dan etika disamping itu Filsafat Islam

membahas pula tema-tema fundamental dalam kehidupan manusia yaitu Tuhan, manusia,

alam dan kebudayaan.

Kajian filsafat islam terhadap objeknya (objek material) dari waktu ke waktu mungkin

tidak berubah. Tetapi, corak dan sifat serta dimensi yang menjadi tekanan atau fokus-fokus

kajiannya (objek formal) harus berubah, serta konteks kehidupan manusia semangat baru

yang selalu muncul dalam perkembangan zaman.

Dalam makalah ini juga mengkaji secara khusus objek-objek Filsafat Islam. Seorang

calon filosof atau guru pembimbing dapat menfasilitasi perkembangan pribadi para

mahasiswa.

Filsafat Islam terdiri dari 2 kata yaitu Filsafat dan Islam, dalam khasanah ilmu, Filsafat

diartikan sebagai berpikir yang bebas, radikal dan berada dalam dataran makna.

Bebas artinya tidak ada yang menghalangi pikiran bekerja. Kerja pikiran terdapat di

otak, oleh karena itu tidak ada satu kekuatan apapun baik raja/penguasa negara manapun

yang bisa menghalangi seseorang untuk berfikir apalagi mengatur/menyeragamkannya,

sepanjang seseeorang itu dalam keadaan sehat.[1[1]]

B.     Objek-objek dalam Filsafat Islam

Secara khusus objek-objek kajian tersebut dapat dirinci menjadi :

1.      Ontologi, berhubungan dengan bahasan yang ada (wujud/eksisteni) itu, mana/apa yang

sebenarnya ada yang menjadi landasan/sumber keberadaan yang lainnya. Ada beberapa

sesuatu yang ada itu, mengapa sesuatu ada dan bagaimana mengadanya, dalam konteks Islam

berkaitan degan apa dan siapa yang benar-benar wujud.

1[1] Asy’arie, Musa, Filsafat Umum, Yogykarta : Lesfi, 2002 hal.1

Page 5: Filsafat Islam (Litbang)

2.      Teologi yaitu pembahasan tentang keTuhanan yang akan meliputi eksistensi, esensi, sifat,

nama dan perbuatan-Nya

3.      Epistemologi yaitu pembahasan tentang sumber asal segala sesuatu dan metode

mengada/cara mendapatkan sesuatu bila berhubungan dengan ilmu maka berarti sumber-

sumber dan metode perolehannya.

4.      Aksiologi yaitu pembahasan tentang nilai, kegunaan dan manfaat segala sesuatu

5.      Etika, pembahasan tentang baik buruknya prilaku manusia berdasarkan dalil-dalil tertentu

6.      Estetika yaitu pembahasan tentang keindahan, seni dan berbagai dimensi dan cabangnya.

Keindahan tersebut mencangkup Keindahan Hakiki, Keindahan Natural, dan Artifisial.

7.      Logika, berhubungan dengan pembahasan benar salahnya suatu pemikiran rasio atau akal

berdasarkan sistem tertentu. Atau berkaitan dengan cara / metode berpikir yang dapat

dipertanggungjawabkan dan menghasilkan kebenaran yang sesungguhnya.

8.      Metafisika, yaitu pembahasan tentang sesuatu yang berada di luar jangkauan mata

fisik/material atau yang tidak tampak yang dalam bahasa agama disebut pembahasan yang

gaib

9.      Antropologi, membahas masalah hakekat manusia dan hubungannya dengan fungsi dan

perannya dari berbagai sudut pandang

10.  Psikologi, membahas masalah aspek kejiwaan manusia, hakekatnya, sifat-sifatnya dan relasi

dengan realitas yang lainnya serta pengarhunya pada perilaku dhahir dan batinnya manusia.

11.  Kosmologi, membahas thakekat alam darimana asal dan bagaimana penciptaanya serta jenis

dari cakupannya

12.  Eskatologi, membahaw tentang masalah kehidupan sesudah kematian.[2[2]]

Objek Kajian Filsafat Islam menurut Prof. Dr. Musa Asy’arie

1.      Filsafat Islam membahasa hakikat semua yang ada sejak dari tahapan ontologis, hingga

menjangkau dataran metafisi. Filsafat Islam juga membahasa mengenai nilai-nilai, yang

meliputi dataran epistemologis, estetika, dan etika. Disamping itu, filsafat islam membahas

pula tema-tema fundametal dalam kehidupan manusia, yaitu Tuhan, manusia, alam dan

kebudayaan. Yang disesuaikan dengan kecenderungan perubahan dan semangant jaman

2.      Kajian filsafat Islam terhadap objeknya (objek material) dari waktu ke watu, mungkin, tidak

berubah tetapi corak dan sifat serta dimensi yang menjadi tekanan atau fokus kajiannya

(objek formal) harus berubah, serta konteks kehidupan manuisa dan semangat baru yang

selalu muncul dalam setiap perkembangan zaman.[3[3]]

2[2] Imam Hanafi Al Jauharie, M.Ag, Filsafat Islam, Pekalongan : Stain Pekalongan Press.2006 hal 7-8

Page 6: Filsafat Islam (Litbang)

C.    Manfaat Filsafat

Menurut Harold H. Titus, filsafat adalah suatu usaha untuk memahami alam semesta,

maknanya dan nilainya. Apabila tujuan ilmu adalah kontrol, dan tujuan seni adalah

kreativitas, kesempurnaan, bentuk keindahan komunikasi dan ekspresi, maka tujuan filsafat

adalah pengertian dan kebijaksanaan (understanding and wisdom).

Dr. Oemar A. Hoesin mengatakan : ilmu memberi kepada kita pengetahuan, dan filsafat

memberikan hikmah. Filsafat memberikan kepuasan kepada keinginan manusia akan

pengetahuan yang tersusun dengan tertib akan kebenaran.

S. Takdir Alisyahbana menulis dalam bukunya : filsafat itu dapat memberikan

ketenangan pikiran dan kemantapan hati, sekalipun menghadapi maut. Dalam tujuannya yang

tunggal (yaitu kebenaran) inilah letaknya kebesaran, kemuliaan, malahan kebangsawan

filsafat di antara kerja manusia yang lain. Kebenaran dalam arti yang sedalam-dalamnya dan

seluas-luasnya baginya, itulah tujuan yang tertinggi dan satu-satunya. Bagi manusia,

berfilsafat itu berarti mengatur hidupnya seinsaf-insafnya, senetral-netralnya dengan perasaan

tanggung jawab, yakni tanggung jawab terhadap dasar hidup yang sedalam-dalamnya, baik

Tuhan, alam atau pun kebenaran.

Radhakrishman dalam bukunya, History of Philosophy, menyebutkan : Tugas filsafat

bukanlah sekedar mencerminkan semangat masa ketika kita hidup, melainkan

membimbingnya maju. Fungsi filsafat adalah kreatif, menetapkan nilai, menetapkan tujuan,

menentukan arah danmenuntun pada jalan baru. Filsafat hendaknya mengilhamkan keyakinan

kepada kita untuk menopang duniabaru, mencetak manusia-manusi yang menjadikan

penggolongan-penggolongan berdasarkan nation, ras, dan keyakinan keagamaan mengabi

kepada cita mulia kemanusiaan. Filsafat tidak ada artinya sama sekali apabila tidak universal,

baik dalam ruang lingkupnya maupun dalam semangatnya.

Studi filsafat harus membantu orang-orang untuk membangun keyakinan keagamaan atas

dasar yang matang secara intelektual. Filsafat dapat mendukung kepercayaan keagamaan

seseorang, asal saja kepercayaan tersebut tidak bergantung kepada konsepsi yang prailmiah,

yang usang, yang sempit, dan yang dogmatis. Urusan (concerns) utama agama ialah harmoni,

pengaturan, ikatan, pengabdian, perdamaian, kejujuran, pembebasan, dan Tuhan

Berbeda dengan pendapat Soemadi Soerjabrata, yaitu mempelajari filsafat adalah untuk

mempertajam pikiran, maka H. De Vos berpendapat bahwa filsafat tidak hanya cukup

diketahui, tetapi harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Orang mengharapkan

bahwa filsafat akan memberikan kepadanya dasar-dasar pengetahuan yang dibutuhkan untuk

3[3] Prof. Dr. Musa Asy’arie, Filsafat Islam. Yogyakara : LESFI, 2002. hal 31

Page 7: Filsafat Islam (Litbang)

hidup secara baik. Filsafat hars mengjar manusia bagaimana ia harus hidup agar dapat

menjadi manusia yang baik dan bahagia.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan filsafat adalah mencari hakikat

kebenaran sesuatu, baik dalam logika (kebenaran berpikir), etika (berperilaku), maupun

metafisika (hakikat keadilan).

D.    Filsafat Islam dan Kebangkitan Eropa (Renaissance)

Pemikiran Ibnu Rusdy yang berpengaruh terhadap timbulnya Renaissance.

Pmeikiran/Statemen adalah milik siempunya sebelum diucapkan, tapi sebaliknya, setelah

dikatakan segera menjadi milik umum. Ada pemikiran dan statemen yang hilang bersama

hembusan angi. Tetapi ada juga yang abadi. Pemikiran dan statemen yang abadi menjadi

milik semua manusia melampaui ruang dan waktu sehingga generasi belakangan

mewarisinya dari generasi terdahulu.

Page 8: Filsafat Islam (Litbang)

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Rasionalisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang berpendirian bahwa sumber

pengetahuan yang mencukupi dan dapat dipercaya adalah akal. Rasionalisme tidak

mengingkari peran pengalaman, tetapi pengalaman dipandang sebagai perangsang bagi akal

atau sebagai pendukung bagi pengetahuan yang telah ditemukan oleh akal. Akal dapat

menurunkan kebenaran-kebenaran dari dirinya sendiri melalui metode deduktif. Rasionalisme

menonjolkan “diri” yang metafisik, ketika Descartes meragukan “aku” yang empiris, ragunya

adalah ragu metafisik.

Empirisme adalah suatu aliran dalam filsafat yang berpendapat bahwa empiri atau

pengalamanlah yang menjadi sumber pengetahuan. Akal bukanlah sumber pengetahuan, akan

tetapi akal berfungsi mengolah data-data yang diperoleh dari pengalaman. Metode yang

digunakan adalah metode induktif. Jika rasionalisme menonjolkan “aku” yang metafisik,

maka empirisme menonjolkan “aku” yang empiris.

Ciri-ciri kritisisme diantarnya adalah sebagai berikut:

• Menganggap bahwa objek pengenalan itu berpusat pada subjek dan bukan pada objek.

• Menegaskan keterbatasan kemampuan rasio manusia untuk mengetahui realitas atau

hakikat sesuatu; rasio hanyalah mampu menjangkau gejalanya atau fenomenya saja.

Page 9: Filsafat Islam (Litbang)

DAFTAR PUSTAKA

Hadiwijono, Harun. 1980. Sari Sejarah Filsafat Baru 2. Yogyakarta : Kanisius

Syadali, Ahmad dan Mudzakir. 1997. Filsafat Umum. Bandung : Pustaka Setia

Diposkan oleh Andre Wicaksono di Jumat, Mei 10, 2013 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest