filsafat islam - barat

10
Sering kali kita membaca dua sejarah besar antar Islam dan Barat seakan-akan tak pemah saling bertemu antara keduanya atau seperti dua sejarah yang harus dibedakan antara keduanya. Padahal tidaklah begitu, ketika kita mau membaca atau menyimak sejarah, sains dan ilmu pengetahuan yang kini telah berkembang pesat di era millenium sekarang ini. Secara filosofis bisa dilihat ketika dunia Islam dalam keemasan. Banyak orang-orang Eropa (Barat) pada umumnya, sekitar kurang lebih abad pertengahan, negara-negara Barat mengalami kegelapan dan kemunduran, setelah berapa saat mengalami kemajuan di bidang filsafat-khususnya di negara Yunani-diawal abad Masehi. Alam pikir mereka cenderung mengarah pada profanistik.Sehingga Barat hams mengakui kemundurannya. Kronologi Sejarah kemajuan di Barat bisa ditelusuri sejak Kekhalifahan Umayah masuk ke Spanyol (Andalusia) tahun 711 di bawah pimpinan Abdurrahrnan ad-Dakhil (755 M). Pada masa pemerintahannya Abdurrahman ad-Dakhil membangun masjid, sekolah dan perpustakaan di Cordova. Semenjak itu lahirlah sarjana-sarjana Islam yang membidangi masalah-masalah tertentu seperti Abbas ibn Famas yang ahli dalam Ilmu Kimia, Ibn Abbas dalam bidang Farmakologi, Ibrahim ibn Yahya al- Naqqash dalam bidang astronomi dimana ia dapat menghitung gerhana dan penemu teropong bintang untuk pertama kali, Ibnu Jubair (Valencia, 1145-1228) ahli dalam Sejarah dan Geografi, Ibn Batuthah (Tangier, 1304-1377), Ibn alKhatib

Upload: franci-chandra

Post on 29-Jun-2015

307 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: filsafat islam - barat

Sering kali kita membaca dua sejarah besar antar Islam dan Barat seakan-akan tak

pemah saling bertemu antara keduanya atau seperti dua sejarah yang harus dibedakan

antara keduanya. Padahal tidaklah begitu, ketika kita mau membaca atau menyimak

sejarah, sains dan ilmu pengetahuan yang kini telah berkembang pesat di era millenium

sekarang ini. Secara filosofis bisa dilihat ketika dunia Islam dalam keemasan. Banyak

orang-orang Eropa (Barat) pada umumnya, sekitar kurang lebih abad pertengahan,

negara-negara Barat mengalami kegelapan dan kemunduran, setelah berapa saat

mengalami kemajuan di bidang filsafat-khususnya di negara Yunani-diawal abad Masehi.

Alam pikir mereka cenderung mengarah pada profanistik.Sehingga Barat hams mengakui

kemundurannya.

Kronologi Sejarah kemajuan di Barat bisa ditelusuri sejak Kekhalifahan Umayah

masuk ke Spanyol (Andalusia) tahun 711 di bawah pimpinan Abdurrahrnan ad-Dakhil

(755 M). Pada masa pemerintahannya Abdurrahman ad-Dakhil membangun masjid,

sekolah dan perpustakaan di Cordova. Semenjak itu lahirlah sarjana-sarjana Islam yang

membidangi masalah-masalah tertentu seperti Abbas ibn Famas yang ahli dalam Ilmu

Kimia, Ibn Abbas dalam bidang Farmakologi, Ibrahim ibn Yahya al-Naqqash dalam

bidang astronomi dimana ia dapat menghitung gerhana dan penemu teropong bintang

untuk pertama kali, Ibnu Jubair (Valencia, 1145-1228) ahli dalam Sejarah dan Geografi,

Ibn Batuthah (Tangier, 1304-1377), Ibn alKhatib (1317-1374), dan Ibn Khaldun. Dalam

bidang filsafat juga lahir beberapa tokoh seperti Ibnu

Bajjah (lahir di Saragosa, wafat tahun 1138 M) yang hidup di Spanyol

menyaingi al-Farabi dan Ibn Sina yang hidup di Baghdad ibu kota

Kekhalifahan Abbasiyah. la menulis buku Tadbir al-Mutawahhid

yang mernbahas masalah etos dan eskatologis. Filosof lain Abu Bakr

ibn Tufail (lahir di Granada, wafat th 1185 M) menulis buku Hay ibn

Yaqzhan, Ibn Rusyd (1126-1198) yang merupakan pewaris pemikiran

Aristoteles) menulis buku Bidayalt al- Mujtahid. Pada perkembangan

selanjutnya Ibnu Rusyd melahirkan aliran filsafat baru tersendiri di

Eropa, Avoreisme.

Abad Pertengahan ini didominasi oleh agama, agama Kristiani

di Barat dan agama Islam di Timur. Jaman ini memberikan pemikiranpemikiran

Page 2: filsafat islam - barat

baru meskipun tidak menghilangkan sama sekali kebudayaan

Yunani dan Romawi. Karya-karya Aristoteles dipelajari oleh

para ahli pikir Islam yang kemudian diteruskan oleh ahli pikir di

Barat.

Filsuf Arab Islam yang dikenal pertama adalah al-Kindi,

(796-873M). la dengan tegas mengatakan bahwa antara filsafat

dan agama tak ada pertentangan. Filsafat ia artikan sebagai pembahasan

tentang yang benar (al-bahs'an al-haqq). Agama dalam

pada itu juga menjelaskan yang benar. Maka kedua-duanya

membahas yang benar. Selanjutnya filsafat dalam pembahasannya

memakai akal dan agama, dan dalam penjelasan tentang

yang benar juga memakai argumen-argumen rasional. Dengan

filsafat "al-Haqq al-Awwal"nya, al-Kindi, berusaha memumikan

keesaan Tuhan dari arti banyak. Selain al-Kindi, filsuf lain yang

banyak berbicara mengenai pemumian tauhid adalah al-Farabi

(870-950 M). Percikan pemikiran filsuf-filsuf pada fase awal

perkembangan filsafat diantaranya adalah: (l) Alam qadim

dalam arti tak bermula dalam zaman, (2) Pembangkitan jasmani

tak ada, (3) Tuhan tidak mengetahui perincian yang terjadi di

alam. Ini adalah tiga dari dua puluh kritikan yang diajukan alGhazali

(l 058-1111 M) terhadap pcmikiran para filsufIslam.

Konsep alam qadim membawa kepada kekufuran dalam

pendapat al-Ghazali karena qadim dalam filsafat berarti sesuatu

yang wujudnya tidak mempunyai permulaan dalam zaman yaitu

tidak pemah tidak ada di zaman lampau, dan ini berarti tidak

diciptakan. Yang tidak diciptakan adalah Tuhan, maka syahadat

dalam teologi Islam adalah: la qadim a, ilallah, tidak ada yang

qadim selain Allah. Kalau alam qadim, maka alam adalah pula

Tuhan dan terdapatlah dua Tuhan, ini membawa kepada paham

syirik atau politheisme. Tidak diciptakan bisa pula berarti tidak

perlu adanya Pencipta yaitu Tuhan, dan ini membawa pula

Page 3: filsafat islam - barat

kepada atheisme. Mengenai pembangkitan jasmani, al-Qur'an

menggambarkan adanya pembangkitan jasmani itu . Umpamanya

ayat 78-79 dari QS. Yasin "Siapa yang menghidupkan tulangtulang

yang telah rapuh ini? Katakanlah: Yang menghidupkan

adalah Yang Menciptakannya pertama kali. " Kemudian tentang

masalah ketiga, Tuhan tidak mengetahui perincian yang ada di

alam juga didasarkan atas keadaan falsafat itu, berlawanan

dengan al-Qur'an ayat 59 dari surat al-An'am: Tiada daun yang

jatu}i yang tidak diketahui-Nya. Al-Ghazali mengeluarkan pendapat

bahwa jalan sebenamya untuk mencapai hakikat bukanlah

filsafat tetapi tasawuf.

Dalam bidang hukum muncul aliran ancilla theologiae, yaitu

paham yang menetapkan bahwa hukum yang ditetapkan harus dicocokkan

dengan aturan yang telah ada, yaitu ketentuan-ketentuan

agama. Teori-teori mengenai hukum pada Abad Pertengahan ini dikemukakan

oleh Agustinus (354-430), Thomas Aquinas (1225-1275),

dan para sarjana Islam, antara lain AI-Safii (820). Menurut Agustinus,

hukum abadi ada pada Budi Tuhan. Tuhan mempunyai ide-ide Abadi

yang merupakan contoh bagi segala sesuatu yang ada dalam dunia

nyata. Oleh karena itu, hukum ini juga disebut sebagai hukum alam,

yang mempunyai prinsip, "Jangan berbuat kepada orang lain, apa yang

engkau tidak ingin berbuat kepadamu." Dalam prinsip ini nampak

adanya rasa keadilan.

Arti hukum menurut Thomas Aquinas adalah adanya hukum

yang datang dari wahyu, dan hukum yang dibuat oleh manusia.

Hukum yang didapat dari wahyu dinamakan hukum Ilahi positif.

Hukum wahyu ada pad a norma-norma moral agama, sedangkan

hukum yang datang dari akal budi manusia ada tiga mac am, yaitu

hukum alam, hukum bangsa-bangsa, dan hukum positif manusiawi.

Hukum alam bersifat umum, dan karena itu tidak jelas. Maka perlu

disusun hukum yang lebih jelas yang merupakan undang-undang

Page 4: filsafat islam - barat

negara yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat. I-Iukum

ini disebut hukum positif. Apabila hukum positif ini bertentangan

dengan hukum alam, maka hukum alamlah yang berlaku.

Keadilan juga merupakan suatu hat yang utama dalam teori

hukum Thomas Aquinas. Meskipun Thomas Aquinas membedakan

antara keadilan distributif, keadilan tukar-rnenukar, dan keadilan legal,

tetapi keadilan legal menduduki peranan yang sangat penting. Hal ini

disebabkan karena keadilan legal menuntut agar orang tunduk pada

undang-undang, sebab mentaati hukum merupakan sikap yang baik.

Jelaslah bahwa kedua tokoh Kristiani ini mendasarkan teori hukumnya

pada Hukum Tuhan.

Pemikir Islam mendasarkan teori hukurnnya pada agama Islam,

yaitu pada wahyu Ilahi yang disampaikan kepada Nabi . Dari ahli pikir

Islam AI-Syafii-Iah aturan-aturan hukum diolah secara sistematis.

Sumber hukum Islam adalah AI-Quran, kemudian Hadis yang merupakan

ajaran-ajaran dalam hidup Nabi Muhammad saw . Peraturanperaturan

yang disetujui oleh umat juga menjadi hukum, hukum

mufakat, yang disebut juga ijmak. Sumber hukum yang lainnya adalah

qiyas, yaitu analogi atau persamaan. Hukum Islam ini meliputi segala

bidang kehidupan manusia. I-Iukum Islam hidup dalam jiwa orangorang

Islam, dan berdasarkan pad a agama. I-lukum Islam merupakan

hidup ideal bagi penganutnya. Oleh karena Hukum Islam berdasarkan

pada Al Quran maka Hukum Islam adalah hukum yang mempunyai

hubungan dengan Allah, langsung sebagai wahyu. Aturan hukum

harus dibuat berdasarkan wahyu (Muhammad Khalid Masud, 1996:

12-13).

Dengan kata lain pada abad pertengahan ini ada dua pandangan

yang berbeda. Menurut Syafi'i mengapa hukum harus dicocokkan

dengan ketentuan agama karena hukum berhubungan dengan wahyu

secara langsung, sehingga hukum dipandang sebagai bagian dari

wahyu. Berbeda dengan Syafi 'i, menurut Agustinus dan Thomas

Page 5: filsafat islam - barat

Aquinas hukum berhubungan dengan wahyu secara tidak langsung,

yaitu hukum yang dibuat manusia, disusun di bawah inspirasi agama

dan wahyu (Huijbers, 1995: 27).

Pengertian hukum yang berbeda ini membawa konsekuensi

dalam pandangannya terhadap hukum alam. Para tokoh Kristiani

cenderung untuk mempertahankan hukum alam sebagai norma

hukum, akan tetapi bukan disebabkan oleh alam yang dapat mencipta

hukum melainkan karena alam merupakan ciptaan Tuhan. Menurut

Thomas Aquinas aturan alam tidak lain dari partisipasi aturan abadi

(lex aeterna) yang ada pada Tuhan sendiri. .

Dalam Islam, agama merupakan pengakuan manusia untuk

bersikap pasrah kepada sesuatu yang lebih tinggi, lebih agung dan

lebih kuat dari mereka, yang bersifat transedental. Telah menjadi

fitrah manusia untuk memuja dan sikap pasrah kepada sesuatu yang

dia agung-agungkan untuk dijadikan sebagai Tuhannya. 01eh karena

Tuhan telah menetapkan hukum-hukumnya bag i manusia, maka tiada

lain sebagai konsekuensi dari kepasrahan terse but manusia harus taat

pada hukum-hukurn terse but. Islam memandang tidak ada perbedaan

antara hukum alam dengan hukum Tuhan (syariat) , ·karena syariat

yang ditetapkan Allah dalam Al-Quran sesuai dengan hukum alam itu

sendiri, yang dalam Islam disebut fitrah . Namun pemaknaan fitrah

dalam Islam jauh lebih tinggi daripada pemaknaan hukum alam

sebagaimana dipahami dalam kont eks ilmu hukum. Jika hukum alam

(lex naturae) dipahami sebagai eara segala yang ada berjalan sesuai

dengan aturan semesta alam seperti manusia dalam bertindak meng-

) kuti kecenderungan-kecenderungan dalam jasmaninya (Huijbers,

1995), maka fitrah berarti pembebasan manusia dari keterjajahan

terhadap kemauan jasmaninya yang serba tidak terb atas pada kemauan

ruhani yang mendekat pada Tuhan.

Pada abad ini para ahli kemudian membedakan ada Iima jenis

hukum, yaitu:

Page 6: filsafat islam - barat

a. Hukum abadi (lex aetema): reneana Allah tentang aturan

seme sta alam. Hukum abadi itu merupakan suatu pengertian

teologis tentang asal mula segala hukum, yang kurang berpengaruh

atas pengertian hukum lainnya.

b. Hukum ilahi positif (lex divino positiva): hukum Allah yang

terkandung dalam wahyu agama, terutama mengenai prinsipprinsip

keadilan.

e. Hukum alam (lex natura/is) : hukum Allah sebagaimana nampak

dalam aturan semesta alam melalui akal budi manusia.

d. Hukum bangsa-bangsa (ius gentium): hukum yang diterima oleh

semua atau kebanyakan bangsa. Hukum itu yang berasal dari

hukum romawi , lambat Iaun hilang sebab diresepsi dalam

hukum positif.

e. Hukum positif (lex humana positiva): hukum sebagaimana

ditentukan oleh yang berkuasa; tata hukum negara. Hukum ini

pada zaman modem ditanggapi sebagai hukum yang sejati.