ilmu filsafat barat

42
KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya makalah mata kuliah Filsafat Ilmu yang berjudul “Ilmu Filsafat Barat” dapat kami selesaikan sesuai dengan apa yang kami harapkan. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drg. Edhi Jularso selaku dosen Filsafat Ilmu dan seluruh pihak yang telah membantu terwujudnya makalah ini. Kami harap dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca mengenai Filsafat Barat. Demikian makalah ini kami susun, semoga bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih. Surabaya, 8 Desember 2014 Tim Penulis ii

Upload: anggy-prayudha

Post on 10-Dec-2015

98 views

Category:

Documents


20 download

DESCRIPTION

Ilmu Filsafat Barat

TRANSCRIPT

Page 1: Ilmu Filsafat Barat

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena

berkat kemurahan-Nya makalah mata kuliah Filsafat Ilmu yang berjudul “Ilmu

Filsafat Barat” dapat kami selesaikan sesuai dengan apa yang kami harapkan.

Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drg. Edhi Jularso selaku dosen

Filsafat Ilmu dan seluruh pihak yang telah membantu terwujudnya makalah ini.

Kami harap dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca

mengenai Filsafat Barat.

Demikian makalah ini kami susun, semoga bermanfaat bagi para pembaca.

Terima kasih.

Surabaya, 8 Desember 2014

Tim Penulis

ii

Page 2: Ilmu Filsafat Barat

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1

1.2 Tujuan....................................................................................................1

1.3 Manfaat..................................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3

2.1 Pengertian dan Pembagian Filsafat........................................................3

2.2 Pengertian Filsafat Barat........................................................................4

2.3 Ciri-ciri Filsafat Barat Abad Pertengahan (Achmadi, 2014).................4

2.4 Sejarah Filsafat Barat.............................................................................4

2.5 Perkembangan Filsafat Barat.................................................................9

2.6 Filsafat Barat pada Zaman Modern.....................................................10

BAB III KESIMPULAN........................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iv

iii

Page 3: Ilmu Filsafat Barat

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini filsafat biasa dibagi menjadi dua kategori besar menurut

wilayah dan menurut latar belakang agama. Menurut wilayah bisa dibagi

menjadi filsafat barat dan filsafat timur. Filsafat Barat adalah sebutan dari

filsafat yang lahir sejak masa Yunani kuno. Filsafat Barat adalah ilmu yang

biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas di Eropa dan

daerah-daerah jajahan mereka. Filsafat ini berkembang dari tradisi falsafi

orang Yunani kuno. Filsafat barat di anut oleh negara-negara di Eropa,

Negara- negara di Eropa umumnya adalah negara-negara kecil sehingga warga

negaranya mempunyai ambisi kuat untuk menguasai dunia, sehingga lahirlah

filsafat barat tersebut

Sifat dari filsafat ini condong kepada ilmu pengetahuan dan teknologi

yang selalu berkembang pesat di dunia. Filsafat barat digunakan sebagai alat

merasionalkan hal-hal yang didogmakan gereja pada abad pertengahan.

Filsafat ini didasari pada pandangan universal yaitu manusia sebagai penakluk

alam. Terdapat pula tokoh-tokoh yang berpengaruh bagi perkembangan

filsafat barat yaitu Plato, Thomas Aquinas, Réne Descartes, Immanuel Kant,

Georg Hegel, Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx, Friedrich Nietzsche,

dan Jean-Paul Sartre.

1.2 Tujuan

Menjelaskan tentang sejarah perkembangan filsafat barat.

Menjelaskan ciri-ciri filsafat barat.

Menjelaskan tentang filsafat barat pada zaman modern.

1.3 Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang filsafat.

Dalam makalah ini akan dijelaskan secara singkat pembagian filsafat. Topik

utama yang akan dibahas ialah filsafat barat. Dari segi latar belakangnya,

sejarah perkembangan, ciri-cirinya serta filsafat barat pada zaman kini.

Dengan adanya pemaparan tentang filsafat barat, diharapkan pembaca dapat

1

Page 4: Ilmu Filsafat Barat

memahami materi pada makalah ini. Pembaca juga akan lebih menerapkan

nilai-nilai yang ada dalam filsafat barat. Serta pembaca dapat menggunakan

materi ini sebagai media pembelajaran.

2

Page 5: Ilmu Filsafat Barat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1.4 Pengertian dan Pembagian Filsafat

Filsafat adalah studi tentang masalah umum dan mendasar, seperti yang

berhubungan dengan realitas, eksistensi, pengetahuan, nilai-nilai, alasan,

pikiran, dan bahasa. (Teichmann, Evans. 1999). Filsafat dibedakan dari cara

lain untuk mengatasi masalah dengan kritis, pendekatan umumnya sistematis

dan ketergantungan pada argumen rasional. (Quinton, 1995)

"Filsafat" dapat merujuk kepada "keyakinan yang paling dasar, konsep,

dan sikap individu atau kelompok"(Webster, line dict)

"Filsafat "berasal dari φιλοσοφία Yunani kuno (philosophia), yang

secara harfiah berarti" cinta akan kebijaksanaan ". (Webster’s New world

Dictionary). Pengenalan istilah" filsuf "dan" filsafat " dianggap berasal dari

pemikir Yunani, yaitu Pythagoras.

Keraf membedakan ilmu filsafat menjadi 5 cabang besar: (1) metafisika

atau ilmu tentang yang ada sebagai ada; (2) epistemologi atau filsafat ilmu

pengetahuan; (3) etika atau filsafat moral yang berbicara mengenai baik-

buruknya perilaku manusia; (4) logika berbicara mengenai cara berpikir lurus

dan tepat; (5) estetika atau filsafat keindahan berbicara tentang seni.

Aristoteles memasukkan ke dalam bidang filsafat: logika, etika,

estetika, psikologi, filsafat politik, fisika, dan metafisika. Pembagiannya

terhadap bidang-bidang ilmu, mempunyai tiga bagian: ilmu-ilmu teoritis,

ilmu-ilmu praktis, dan ilmu-ilmu produktif.

Christian Wolff membagi filsafat menjadi: logika, filsafat pertama,

ontologi, teologi, kosmologi, psikologi rasional, etika, dan teori pengetahuan.

Disiplin-disiplin ini dibagi menjadi tiga bagian: teoritir, praktis dan

kriteriologis.

Dewasa ini, bidang-bidang filsafat diketahui meliputi kebanyakan

disiplin yang disebut di atas tadi, meski ada kekecualian, seperti fisika dan

3

Page 6: Ilmu Filsafat Barat

psikologi telah mendapat privilesenya sendiri. Filsafat sering dianggap

sebagai ilmu politik. Teologi telah digantikan oleh filsafat agama.

1.5 Pengertian Filsafat Barat

Filsafat berasal dari kata Yunani “philosophia”, yakni “philein”

(menicintai) atau “philia” (persahabatan, tertarik kepada…) dan “sophos”

(kebijaksanaan, ketrampilan, pengalaman praktis, intelegensi. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa filsafat bisa diartikan sebagai cinta atau kecenderungan

akan kebijaksanaan, cinta pada pengetahuan yang bijaksana, atau cinta secara

mendalam akan kebijaksanaan, kearifann, atau pandangan kebenaran. Dalam

dunia Barat, pengertian filsafat cenderung mengarah pada cinta pada

pengetahuan yang bijaksana. Hal ini karena filsafat di dunia barat muncul

akibat usaha yang gigih untuk mencari keselarasan antara iman dan akal, pada

zamannya direfleksikan berbagai hal tentang rasio, manusia, dan dunia. Usaha

di dunia barat diawali dengan ketertarikan pada alam memngenai bagaimana

alam semesta berkembang dan dari apa mereka terbentuk.

1.6 Ciri-ciri Filsafat Barat Abad Pertengahan (Achmadi, 2014)

1. Cara berfilsafat dipimpin oleh gereja.

2. Berfilsafat di dalam lingkungan ajaran Aritoteles.

3. Berfilsafat dengan pertolongan Agustinus.

4. Penuh dominasi gereja.

5. Dibagi menjadi masa skolastik awal, skolastik puncak, dan skolastik

akhir.

1.7 Sejarah Filsafat Barat

Filsafat Barat tersebar dan berawal dari wilayah Eropa dan Amerika.

Periodeisasi Filsafat Barat

Dalam beberapa buku filsafat, kita akan menemukan pembahasan tentang

periodeisasi atau pembabakan filsafat barat yang terbagi atas 5 bagian besar.

Diantaranya;

4

Page 7: Ilmu Filsafat Barat

1) Filsafat Yunani Klasik, bermula pada abad ke 6 sebelum masehi hingga

abad 5 sebelum masehi. Atau sekitar 500-600 tahun sebelum lahirnya

Yesus Kristus di dunia ini. Filsafat Yunani awalnya dipengaruhi oleh

mitologi Yunani dan peradaban tetangganya, Mesir dan Babilonia atau

Irak sekarang ini. Dimana kedua bangsa tersebut merupakan tempat

dimana Nabi-Nabi berdakwah dan menyebarkan ajarannya. Sebelum trio

filsuf Yunani yang paling terkenal (Socrates, Plato dan Aristoteles), telah

ada filsuf alam Yunani yang terkenal. Dikatakan filsuf alam karena studi

filsafat mereka membahas tentang apa unsur utama (arkhe) yang

menyusun alam semesta. Thales mengatakan air, Anaximandros

mengatakan sesuatu yang nonfisik dan tak terbatas, sementara

Anaximenes mengatakannya udara. Kemudian setelah filsuf alam, lahirlah

filsuf yang membahas tentang ilmu pasti dan matematika seperti

Phytagoras, Herakleitus dan Parmenides.

2) Filsafat Abad Pertengahan, di mulai pada abad ke 4 sampai abad ke 15.

Filsafat Barat pada pasca kelahiran Yesus Kristus ini ditandai dengan

berpadunya filsafat dan agama. Sayangnya, ajaran filsafat yang

bertentangan dan doktrin gereja diberangus bahkan filsif yang

mengeluarkan ajaran tersebut di hukum mati. Hal itu bisa kita dapati dari

peristiwa matinya Copernicus dan Galileo yang mengeluarkan teori yang

bertentang dengan doktrin gereja. Itulah mengapa filsafat abad-abad ini

juga dissebut sebagai abad kegelapan filsafat. Filsafat barat mengalami

stagnansi atau keterhambatan. Di sisi lain, filsafat timur khususnya filsafat

Islam mengalami perkembangan pesat pasca lahir dan tersebarnya ajaran

Muhammad Saw. Di abad kegelapan filsafat ini, hanya yang berhasil

memadukan filsafat dan agamalah yang berhasil bertahan dan diakui

ajarannya. Masa abad pertengahan ini terbagi menjadi dua masa yaitu

masa Patristik dan masa Skolastik.

a. Masa Patristik

Patristik berasal dari kata Patres (bentuk jamak dari Pater) yang

berarti bapak-bapak. Yang dimaksudkan adalah para pujangga

gereja dan tokoh-tokoh gereja yang sangat berperan sebagai

5

Page 8: Ilmu Filsafat Barat

peletak dasar intelektual kekristenan. Mereka fokus pada

pengembangan teologi tetapi tidak lepas dari wilayah kefilsafatan.

Masa keemasan patristik Yunani didorong oleh Edik Milan yang

dikeluarkan Kaisar Constatinus Agung tahin 313 yang menjamin

kebebasan beragama bagi umat Kristen. Agustinus adalah seorang

pujangga gereja dan filsuf besar. Setelah melewati kehidupan masa

muda yang hedonistis, Agustinus kemudian memeluk agama

Kristen dan menciptakan sebuah tradisi filsafat Kristen yang

berpengaruh besar pada abad pertengahan. Menurut Agustinus

skeptisisme itu sebetulnya merupakan bukti bahwa ada kebenaran.

Orang ragu-ragu itu sebenarnya bukti bahwa dia tidak ragu-ragu

tehadap satu hal yaitu bahwa ia ragu-ragu. Orang yang ragu-ragu

itu sebetulnya berpikir, dan siapa yang harus berpikir harus ada.

Aku ragu-ragu maka aku berpikir, aku berpikir maka aku berada.

Filsafat patristik mengalami kemunduran sejak abad V hingga

abad VIII. Di barat dan timur tokoh-tokoh dan pemikir-pemikir

baru dengan corak pemikiran yang berbeda dengan masa patristik.

b. Masa Skolastik ( skolastik barat )

Istilah Skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school,

yang berarti sekolah. Jadi, skolastik berati aliran atau yang

berkaitan dengan sekolah.

Terdapat beberapa pengertian dari corak khas skolastik, sebagai

berikut :

1. Filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama.

2. Filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang rasional.

3. Suatu sistem filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan alam

kodrat.

4. Filsafat Nasrani karena banyak dipengaruhi oleh ajaran gereja.

Dalam perkembangannya, periode skolastik Kristen terbagi

menjadi tiga masa. Yaitu, Skolastik Awal (abad 9 – 12 M),

Skolastik Keemasan (abad 13–14 M), dan Skolastik Akhir (abad

14–15 M). Setiap masa memiliki cirinya masing-masing.

6

Page 9: Ilmu Filsafat Barat

Skolastik awal (abad 9 – 12 M) ditandai dengan kebangkitan

pemikiran dari kungkungan gerejawan yang telah membatasi

filsafat. Atau, setidaknya mengarahkan filsafat agar sesuai dengan

doktrin-doktrin agama. Walaupun filsafat belum sepenuhnya lepas

dari pemikiran teologi kristiani. Sutardjo Wiramihardja

mengatakan bahwa zaman ini berhubungan dengan terjadinya

perpindahan penduduk, yaitu perpindahan bangsa Hun dari Asia

ke Eropa sehingga bangsaJerman pindah melewati perbatasan

kekaisaran Romawi yang secara politik sudah  mengalami

kemerosotan6. Walaupun demikian masa ini merupakan

kebangkitan pemikiran abad pertengahan yang mana sebelumnya

merosot karena kuatnya dominasi golongan Gereja.

Pada masa Skolastik awal, filsafat bertumpu pada alam pikiran dan

karya-karya Kristianai. Tetapi sejak pertengahan (abad 13 – 14 M)

karya-karya non Kristiani mulai muncul dan filosuf Islam mulai

berpengaruh. Dan pada masa in merupakan kejayaan Skolastik

yang berlangus dari abad 1200-1300 M, yang disebut juga masa

berbunga karena bersamaan dengan munculnya beberapa

universitas dan ordo-ordo yang menyelenggarakan pendidikan

ilmu pengetahuan. Mulai abad ke-12 ada hubungan-hubungan baru

dengan dunia pemikiran Yunani dan dunia pemikiran Arab, yaitu

dengan peradaban Yunani dari Italia Selatan dan Silsilia dan

dengan kerajaan Bizantium di satu pihak, dan peradaban arab yang

ada diSpanyol di lain pihak. Abad ke-13 menjadi abad kejayaan

skolastik.

Masa Skolastik ( abad 14-15 ) akhir ditandai dengan kemalasan

berpikir filsafati sehingga menyebabkan stagnasi (kemandegan)

pemikiran filsafat Scholastik Kristen.Tokoh yang terkenal pada

masa ini adalah Nicolous Cusanus (1401-1404 M.). Dari

filsafatnya ia beranggapan bahwa Allah adalah obyek sentral bagi

intuisi manusia. Karena menurutnya dengan intuisi manusia dapat

mencapai yang terhingga, obyek tertinggi filsafat, dimana tidak

7

Page 10: Ilmu Filsafat Barat

ada hal-hal yang berlawanan. Dalam diri Allah semua hal yang

berlawanan mencapai kesatuan. Semua makhluk berhingga berasal

dari Allah pencipta, dan segalanyaakan kembali pula pada

pencipta-Nya.

3) Filsafat Masa Peralihan, setelah abad pertengahan berakhir sampilah

pada masa peralihan yang diisi dengan gerakan kerohanian yang bersifat

pembaharuan. Zaman peralihan ini merupakan embrio masa modern.

Masa peralihan ini ditandai dengan munculnya renaissance, humanisme

dan reformasi yang berlangsung antara abad ke-14 hingga ke-16.

a. Renaissance

Renaissance atau kelahiran kembali di Eropa ini merupakan suatu

gelombang kebudayaan dan pemikiran yang dimulai di Italia,

kemudian di Prancis, Spanyol, dan selanjutnya hingga menyebar

keseluruh Eropa. Diantara tokoh-tokohnya adalah Leonardo da

Vinci, Michelangelo, Machiavelli, dan Giordano Bruno. Abad

pertengahan disebut masa kelam bagi pemikiran filsafat, kerena

kebebasan berpikir manusia telah dipangkas dan didominasi oleh

dogma gereja. Tetapi, justru abad pertengahan menjadi titik balik

bagi munculnya cahaya baru pemikiran filsafat, yang ditandai

dengan gerakan Renaisance yang kembali melahirkan budaya

berfikir ilmiah.

b. Humanisme

Humanisme pada mulanya dipakai sebagai suatu pendirian

dikalangan ahli pikir Renaissance yang mencurahkan perhatiannya

terhadap pengejaran kesusastraan Yunani dan Romawi, serta

perikemanusiaan. Kemudian, humanisme berubah fungsinya

menjadi gerakan untuk kembali melepaskan ikatan dari gereja dan

berusaha menemukan kembali sastra Yunani dan Romawi.

Diantara para tokohnya adalah Boccaccio, Petrarcus, Lorenco

Vallia, Erasmus, dan Thomas Morre.

c. Reformasi

8

Page 11: Ilmu Filsafat Barat

Reformasi merupakan revolusi keagamaan di Eropa barat pada

abad ke-16. Refolusi tersebut dimulai dari gerakan terhadap

perbaikan keadaan gereja Katolik. Kemudian berkembang menjadi

asas-asas Protestantisme. Para tokohnya antara lain Jean Calvin

dan Martin Luther.

4) Filsafat Abad Modern, berawal dari abad 16 hingga abad ke 19. Filsafat

Abad Modern didahului oleh pergerakan filsuf yang menentang dominasi

gereja pada pertengahan abad ke 16. Lahirlah gerakan Renaissance di

Prancis dan Italia, Enlightment di Inggris dan Aufklarung di Jerman.

Intinya, Eropa berada pada zaman pencerahan. Filsafat kemudian

memisahkan diri dari kungkungan agama versi gereja. Di sinilah berawal

istilah sekularisasi atau pemisahan kewenangan antara keilmuan atau sains

(materi) dan agama (nonmateri). Sekularisme inilah yang membawa

filsafat barat pada perkembangan dan penyebaran yang sangat pesat. Hal

ini terbukti dengan banyaknya lahir filsuf-filsuf baru pada zaman ini

diantaranya; Francis Bacon, Thomas Hobbes, Rene de Cartes, Immanuel

Kant, John Locke, Baruch Spinoza, Soren Kierkegaard, Auguste Comte,

Karl Marx, Nietzsche dan masih banyak lagi.

5) Filsafat Kontemporer, atau biasa juga disebut filsafat postmodernisme

(setelah modern) di mulai sejak abad ke 20 hingga sekarang ini (abad 21).

Filsuf pada zaman ini melahirkan paham-paham baru, diantaranya

Fenomenologi, Filsafat perempuan atau Feminisme, filsafat hidup atau

eksistensialisme dan paham-paham lainnya. Pada abad ini pula, para filsuf

kemudian mengkhususkan diri pada obyek kajian filsafat tertentu. Di sisi

lain, para filsuf tersebut mengumumkan atau mengeneralisasi gerakan

mereka ke dalam bentuk komunitas tertentu. Perbedaan paling mencolok

pada filsafat zaman kita ini adalah banyaknya beredar jurnal filsafat

(kumpulan beberapa tulisan oleh penulis berbeda). Para filsuf zaman ini di

antaranya; Edmun Husserls, Henri Bergson, Ernst Cassirer, Bertrand

Russell, Thomas Kuhn, Martin Heidegger, Jean Paul Sartre, Jurgen

Habermas dan lainnya.

9

Page 12: Ilmu Filsafat Barat

1.8 Perkembangan Filsafat Barat

1.9 Filsafat Barat pada Zaman Modern

1) Awal Perkembangan Filsafat Modern

Berbicara tentang kelahiran dan perkembangan filsafat pada awal

kelahirannya tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan (ilmu)

pengetahuan yang munculnya pada masa peradaban kuno (masa Yunani)

pada tahun 2000 sebelum masehi Babylon yang hidup di lembah sungai

Nil (Mesir) dan sungai Efrat, telah mengenal alat pengukur berat, table

bilangan berpangkat, table perkalian dengan menggunakan sepuluh jari.

Piramida yang merupakan salah satu keajaiban dunia itu, yang ternyata

pembuatannya menggunakan geometri dan matematika, menunjukkan

cara berpikirnya yang sudah tinggi. Selain itu merekapun sudah dapat

mengadakan pengamatan benda-benda langit,baik

bintang,bulan,matahari,sehingga dapat meramalkan gerhana bulan

maupun gerhana matahari. Ternyata ilmu yang mereka pakai dewasa ini

disebut astronomi. Di India dan Cina pada waktu itu telah ditemukan cara

pembuatan kertas dan kompas (sebagai petunjuk arah).

Batas jelas mengenai kapan dimulainya penghabisan abad pertengahan

sulit ditentukan. Yang dapat ditentukan ialah bahwa abad pertengahan itu

telah selesai tatkala datangnya zaman Renaisssance yang meliputi kurun

waktu abad ke-15 dan ke-16 (bertens: 44). Abad pertengahan adalah abad

ketika alam pikiran dikungkung oleh gereja. Dalam keadaan seperti itu

kebebasan pemikiran amat sangat terbatas, perkembangan sains sulit

terjadi, juga perkembangan filsafat, bahkan dikatakan manusia tidak

mampu menemukan dirinya sendiri. Oleh karena itu, orang mulai mencari

alternative. Di dalam perenungan mencari alternative itu orang teringat

pada suatu zaman ketika peradaban begitu bebas, pemikiran tidak

dikungkung, sains maju, yaitu zaman dan peradaban Yunani kuno. Usaha

ini sebenarnya telah dimulai didalam karya orang-orang Italia di dalam

kesusastraan, misalnya pada Petrarce (1304-1374) dan Boccaccio (1313-

1375).

10

Page 13: Ilmu Filsafat Barat

1. Renaissance

Istilah Renaissance berasal dari bahasa Perancis. Dalam bahasa Latin

berarti “re + nasci” berarti lahir kembali (rebirth). Istilah ini biasanya

digunakan oleh sejarawan untuk menunjuk berbagai periode

kebangkitan intelektual, khususnya yang terjadi di Eropa. Dan lebih

khusus lagi di Italia, sepanjang abad ke-15 dan ke-16. Istilah ini mula-

mula digunakan oleh seseorang sejarawan terkenal, Michelet dan

dikembangkan oleh J. Burckhardt (1860) untuk konsep sejarah yang

menunjuk kepada periode yang bersifat individualism, kebangkitan

kebudayaan antik, penemuan dunia dan manusia, sebagai periode yang

dilawankan dengan periode abad pertengahan (runes:270). Karya

filsafat pada abad ini sering disebut filsafat Renaissance (runes:271).

(ahmad tafsir, 2010:124).

Oleh sejarawan, istilah tersebut digunakan untuk menunjukkan

berbagai periode kebangkitan intelektual, khususnya yang terjadi di

Eropa. Dalam keadaan seperti itu kebebasan pemikiran amat dibatasi,

sehingga perkembangan sains sulit terjadi, demikian pula filsafat tidak

berkembang, bahkan dapat dikatakan bahwa manusia tidak mampu

menemukan dirinya sendiri. Oleh karena itu, orang mulai mencari

alternatif. Dalam perenungan mencari alternatif itulah orang teringat

pada suatu zaman ketika peradaban begitu bebas dan maju, pemikiran

tidak dikungkung, sehingga sains berkembang, yaitu zaman Yunani

kuno. Pada zaman Yunani kuno tersebut orang melihat kemajuan

kemanusiaan telah terjadi. Kondisi seperti itulah yang hendak

dihidupkan kembali. Orang yang pertama menggunakan istilah

tersebut adalah Jules Michelet, sejarawan Perancis terkenal.

Menurutnya, Renaissance ialah periode penemuan manusia dan dunia

dan bukan senagai kebangkitan kembali yang merupakan permulaan

kebangkitan modern. Bila dikaitkan dengan keadaan, Renaissence

adalah masa antara zaman pertengahan dan zaman modern yang dapat

dipandang sebagai masa peralihan, yang ditandai oleh sejumlah

kekacauan dalam bidang pemikiran. Di satu pihak terdapat Astrologi,

11

Page 14: Ilmu Filsafat Barat

kepercayaan yang bersangkutan dengfan dunia hitam, perang-perang

agama, dan sebagainya, dan di lain pihak muncul lah ilmu

pengetahuan alam modern serta mulai berpengarunya suatu perasaan

hidup baru. Pada saat itu muncul lah usaha-usaha penelitian yang lebih

giat yang pada akhirnya memunculkan sains baru.

Awal mula dari suatu masa baru ditandai oleh satu usaha besar dari

Descartes (1596-1650) untuk memberikan kepada filsafat suatu

bangunan yang baru dalam bidang filsafat, zaman Renaissance kurang

menghasilkan karya penting bila dibandingkan dengan bidang seni dan

sains. Namun, diantara perkembangan itu, terjadi pula perkembangan

dalam bidang filsafat. Descartes sering disebut sebagai tokoh pertama

filsafat modern.

Sejak itu dan juga telah dimunculkan sebelumnya, yaitu sejak

permulaan Renaissance, sebenarnya individualisme dan humanisme

telah dicanangkan. Descartes memperkuat idea-idea ini. Humanisme

dan Indevidualisme merupakan ciri Renaissance yang penting.

Humanisme adalah pandangan bahwa manusia mampu mengatur

dunia dan dirinya. Ini suatu pandangan yang tidak menyenangkan

orang0orang yang beragama. Oleh karena itu, zaman ini sering juga

disebut sebagai zaman Humanisme, maksudnya manusia diangkat dari

abad pertangahan.

Ciri utama Renaissance ialah Humanisme, Individualisme, lepas dari

agama (tidak mau diatur oleh agama), Empirisme, dan Rasionalisme.

Filsafat berkembang bukan pada zaman Renaissance, melaunkan kelak

pada zaman sesudahnya (zaman modern). Sains berkembang karena

semangat dan hasil Empirisme itu. Agama Kristen semakin

ditinggalkan, karena semangat Humanisme itu. Ini kelihatan dengan

jelas kelak pada zaman modern. Pada zaman modern filsafat di

dahului oleh zaman Renaissance. Ciri-ciri filsafat Renaissance ada

pada filsafat modern. Tokoh pertama filsafat modern adalah Descartes.

Yaitu menghidupkan kembali Rasionalisme Yunani, Individualisme,

lepas dari pengaruh agama. Sekalipun demikian, para ahli lebih

12

Page 15: Ilmu Filsafat Barat

senang menyebut Descartes sebagai tokoh Rasionalisme. (atang dan

beni ahmad, 2008:339-340).

Pada zaman Renaissance ada banyak penemuan di bidang ilmu

pengetahuan. Di antara tokoh-tokohnya adalah :

a. Nicolaus Copernicus (1473-1543)

Ia dilahirkan di Torun, Polandia dan belajar di Universitas

Cracow. Walaupun ia tidak mengambil  studi astronomi, namun ia

mempunyai koleksi buku-buku astronomi dan matematika. Ia

sering disebut sebagai Founder of Astronomy. Ia mengembangkan

teori bahwa matahari adalah pusat jagad raya dan Bumi.

mempunyai dua macam gerak, yaitu : perputaran sehari-hari pada

porosnya dan perputaran tahunan mengitari matahari. Teori itu

disebut Heliocentric menggeser teori Ptolemaic. Ini adalah

perkembangan besar, tetapi yang lebih penting adalah metode

yang dipakai Copernicus, yaitu metode mencakup penelitian

terhadap benda-benda langit dan kalkulasi matematik dari

pergerakan benda-benda tersebut.

b. Galileo Galilei (1564-1642)

Galileo Galilei adalah salah seorang penemu terbesar dibidang

ilmu pengetahuan.

Ia Menemukan bahwa sebuah peluru yang ditembakkan membuat

suatu gerak parabola, bukan gerak horizontal yang kemudian

berubah menjadi gerak vertical. Ia menerima pandangan bahwa

matahari adalah pusat jagad raya. Dengan teleskopnya, ia

mengamati jagad raya dan menemukan bahwa bintang Bimasakti

terdiri dari bintang-bintang yang banyak sekali jumlahnya dan

masing-masing berdiri sendiri. Selain itu, ia juga berhasil

mengamati bentuk Venus dan menemukan beberapa satelit Jupiter.

c. Francis Bacon (1561-1626)

Francis Bacon adalah seorang filosof dan plitikus Inggris. Ia

belajar di Cambridge University dan kemudian menduduki jabatan

penting dipemerintahan serta pernah terpilih menjadi anggota

13

Page 16: Ilmu Filsafat Barat

parlemen. Ia adalah pendukung penggunaan Scientific Methods, ia

berpendapat bahwa pengakuan tentang pengetahuan pada zaman

dahulu kebanyakan salah, tetapi ia percaya bahwa orang dapat

mengungkapkan kebenaran dengan Inductive Methods, tetapi lebih

dahulu harus membersihkan pikiran dari prasangka yang ia

namakan idols (arca). Bacon telah memberi kita pernyataan yang

klasik tentang kesalahan-kesalahan berpikir dalam Idols of the

Mind. (ahmad tafsir, 1990:162).

2. Humanisme

Pada masa Renaissance muncul aliran yang menetapkan kebenaran

berpusat pada

manusia, Yang kemudian disebut dengan Humanisme. Aliran ini lahir

disebabkan oleh kekuasaan gereja yang telah menafikan berbagai

penemuan manusia, bahkan dengan doktrin dan kekuasaan, gereja

telah meredam para filosof dan ilmuwan yang dipandang dengan

penemuan ilmiahnya telah mengingkari kitab suci yang selama ini

diacu oleh kaum Kristiani.

Humanisme menurut Ali Syaryati (1992:39), berkaitan dengan

eksistensi manusia, bagian dari aliran filsafat yang menyatakan bahwa

tujuan pokok dari segala sesuatu adalah kesempurnaan manusia.

Aliran ini memandang bahwa manusia adalah makhluk mulia yang

semua kebutuhan pokok diperuntukkan untuk memperbaiki

spesiesnya.

Ada empat aliran yang mengklaim sebagai bagian dari Humanisme,

yaitu :

a. Liberalisme Barat

b. Marxisme

c. Esiktensialisme

d. Agama

Liberalisme barat menyatakan diri sebagai pewaris asli filsafat dan

peradaban humanisme dalam sejarah. Yang dipandangnya sebagai

aliran pemikiran peradaban yang dimulai dari Yunani kuno dan

14

Page 17: Ilmu Filsafat Barat

mencapai puncak kematangan kesempurnaan relative pada Eropa

Modern.

Teori Humanisme barat dibangun atas asas yang sama yang dimiliki

oleh mitologi Yunani kuno bahwa antara langit dan bumi, alam dewa-

dewa dan alam manusia, terdapat pertentangan dan pertarungan

sampai-sampai muncul kebencian dan kedengkian antara keduanya.

Para dewa adalah kekuatan yang memusuhi manusia. Seluruh

perbuatan yang kesadarannya ditegakkan atas kekuasaannya yang

lazim terhadap manusia yang dibelenggu oleh kelemahan dan

kebodohannya. Hal ini dilakukan karena dewa-dewa takut

menghadapi ancaman kesadaran, kebebasan, kemerdekaan, dan

kepemimpinan manusia atas alam. Setiap manusia yang menempuh

jalan ini dipandang telah melakukan dosa besar dan memberontak

kepada dewa-dewa. Karena pemberontakkannya itu, manusia dihukum

dengan berbagai siksaan yang amat kejam.

Berdasarkan hal itu, pertempuran antara dewa-dewa dan manusia,

pada dasarnya adalah pertempuran alam yang berlaku atas kehidupan,

kehendak dan nasib manusia. Dengan kekuatan, kecerdasan, dan

kesadarannya yang terus meningkat, manusia mencoba untuk

membebaskan dirinya dari cengkraman kekuatan tersebut, agar dia

bisa menentukan urusannya sendiri dan menjadi kekuatan paling

berkuasa atas alam semesta ini. Artinya, ia bisa menjadi wakil zeus

yang merupakan fenomena kekuasaan alam atas manusia.

Kesalahan barat yang paling serius yang diatasnya ditegakkan

bangunan Humanisme modern dunia mitologi Yunani kuno yang

bergerak di seputar jiwa yang terbatas, alami dan fisikal, dan dunia

spiritual yang sacral dalam pandangan agama-agama besar timur

sekalipun ada perbedaan esensial antara keduanya sebagai dunis yang

sama dan menganalogikan fenomena yang ada dalam hubungan

manusia dengan ahuramazda, rhama, Tao, Yesus sang juru selamat,

dengan hubungan manusia dengan zeus, bahkan mereka menyatakan

15

Page 18: Ilmu Filsafat Barat

adanya kesamaan antara keduanya. Padahal, mereka tahu bahwa

kedua bentuk hubungan tersebut sepenuhnya berbanding terbalik.

Pada mitologi Yunani Kuno pada terdapat bramateuf yang

menghadiahkan “api ketuhanan” kepada manusia, yang dicurinya dari

pada dewa ketika mereka sedang tidur lelap, lalu dibawaknya

kebumi.Bramateus memproleh siksaan keras akibat dosanya itu.

Adapun dalam agama-agama terdapat malaikat besar, iblis, yang

kemudian diusir dan dilaknat oleh tuhan,karena ia mengingkari

perintah Allah dan tidak mau bersujud kepada Adam sebagaimana

Malaikat lainnya.

Selanjutnya, ”api ketuhanan” itu ditemukan dalam agama-agama

dalam bentuk nur (cahaya, hikmah atau dakwah) dari langit yang

dibawak oleh para utusan ilahi untuk disampaikan kepada manusia,

dan seterusnya anak-cucu adam disuru untuk berkiprahdan

berdakwah, takut (akan siksa ilahi) dan berharap agar mereka terbebas

dari kegelapan menuju cahaya. Berbeda dengan zeus, dalam agama-

agama, Tuhan berkhendak membebaskan manusia dari belenggu

tersebut adalah mengikuti “api bramateus”.Itulah sebabnya, bila dalam

pandangan Yunani Kuno yang memitoskan alam tersebut, humanisme

mengambil bentuk sebagai penentang kekuasaan para dewa, yakni

Tuhan-Tuhan alam dan sesembahan mereka. Berdasarkan itu hal

itu,humanusme yunani berusaha untuk mencapai jati diri manusia

dengan seluruh kebenciandengan tuhan pengingkarannya atas

kekuasaannya serta memutuskan taliperhamban manusia dengan

“langit”, ketika ketika ia menjadikan manusia sebagai penentu benar

atau tidaknya suatu perbuatan, dan menentukan bahwa segala potensi

keindahan itu terletak pada tubuh manusia.

Kosistensi humanisme seperti itu, manakala menampakkan dirinya di

depan “ langit “ ia pun berubah sosoknya menjadi bercorak bumi dan

menyimpang kearah materialisme atau pengagungan terhadap nilai-

nilai materialis. Itu sebabnya, humanisme, dalam pandangan Barat

16

Page 19: Ilmu Filsafat Barat

sejak Yunani kuno hingga Eropa modern bermuara pada materialisme,

dan menemukan nasibnya yang tercermin dalam liberalisasi sains,

peradaban Borjuis barat, Marxisme timadur.

Semua otu menyeret humanisme yang mengagungkan manusia di

barat untuk memilih bentuk dengan posisi yang semakin meningkat

penentangnya terhadap theisme, karena katolik abad pertengahan

menjadi agama masehi yang dipandangnya sebagai agama mutlak,

sebagai musuh humanisme, serta menciptakan pertarungan langit dan

bumi yang juga ada pada metologi Yunai dan Romawi kuno.

Akibatnya, manusia sejalan dengan interpretasi-interpretasi tentang

Yunani “dosa asal “ dan pengusiran manusia dari surga” dinyatakan

sebagai mutlak yang dipaksa tunduk kepada kehendak tuhan dan

tertindas di muka bumi, serta menyebutnya sebagai “pendosa yang

lemah dan terkutuk” . yang memperoleh pengecualian dari komunitas

manusia seperti itu hanyalah lapisan kaum pendekarvkarena pandang

memiliki “roh tuhan” , dan bahwa satu-satunya jlan menuju

kebahagian yang harus ditempuh orang lain adalah taklik buta kepada

mereka, serta bergabung dalam lembaga resmi yang dikendalikan oleh

suatu institusi formal yang mengatas namakan diri sebagai wakil

tuhan dimuka bumi.

Metode berfikir seperti inilah yang menyebabkan theisme yang

menjadi lawan humanisme, dan cara prealisasian kekuasaan tuhan ini,

secara paksa, digerakan diatas mazhab yang menjadikan humanisme

sebagai korbannya. Oleh karna itu, humanisme pada abad pertengahan

betul-beul tertindas. Itulah sebabnya fenomena-fenomena abad

pertengahan merupakan ungkapan dari lukisan-lukisan metafisik dan

apa yang dibalik alam manusia: roh kudus, yesus kristus, malaikat,

mukjizat, dan sebagainnya. Walupun disitu terlihat wajah manisnya,

itu pasti wajah orang-orang suci. Itupun pasti dengan jubah yang

menutup kepala hingga mata kaki, dan lazimnya merekapun

tersembunyi demikian rupa, atau tenggelam dibalik cahaya malaikat.

Inilah alasannya perhatian sepenuhnya dalam estitika yunani

17

Page 20: Ilmu Filsafat Barat

dicurahkan pada tubuh manusia, dan bangunan keindahan dipusatkan

pada lekak-lekuk tubuh telanjang. Patung-patung dan lukisan yunani

yang mengemukakan keindahan kepada manusia dan menjadikan

puncak keindaha terletak pada tubuh telanjang, merupakan gaya yang

muncul dari humanisme seperi itu. Oleh karna itu, seni di eropa

mengenal unsur-unsur kemanusiaan.

Kalau kita bisa mengatakan bahwa humanisme pasca renaissance di

eropa modern merupakan kelanjutan dari humanisme yunani kuno,

kitapun bisa mengatakan bahwa mazhab langit yang ada dalam agama

masehi abad pertengahan juga merupakan kelanjutan dari mazhab

langit dalam metologi yunani dan romawi kuno, baik yang ada pada

abad pertengahan maupun abad modern sekarang ini.

Bagaimanapun, liberarisme barat yang borjuis maupun komunis,

kedoa duanya mengklaim bahwa tercapainya pengembangan potensi-

potensi manusia bisa dilakukan dengan cara pribadi dan kebebasan

berfikir kepada manusia dalam penelitian ilmiyah, mengemukakan

pendapat, dan produk-produk ekonomi. Adapun yang kedua

mengklaim bahwa tujuan tersebut bisa tercapai dengan cara tidak

mengakui kebebasan-kebebasan filsafat dan memasungnya dalam

kepemimpinan diktator tunggal, yang di bantu kelompok tunggal,

kemudian membentuk manusia dalam sosok yang sama pula.

Akan tetapi filsafat dan rekayasa manusianya persis sama dengan

terkandung dalam filsafat borjuis-liberalis, yaitu meratanya borjuis

pada seluruh bangunan masyarakat.Tidakah menggelikan manakala

kemudian dikatakan bahwa denga demikian, marxisme jauh lebih

borjuis daripada borjuisme? Benar, memang mengelikan, dan itu dari

sudut pandagan humanisme adalah faktual.Sebagaimana halnya

dengan liberalisme barat borjuis yang mengklaim sebagai pewaris

peradaban humanisme dalam sejarah, marxismepun mengklaim diri

sebagai metode untuk merealisasikan humanisme dalam bentuk

manusia sempurna.Eksistensialisme, mengajukan klaim lebih dari dua

18

Page 21: Ilmu Filsafat Barat

aliran sebelumnya, seperti yang terlihat dalam ucapan sartre,

“eksistensialisme adalah humanisme itu sendiri,” dengan klaim seperti

itu, otomatis eksistensialisme mempunyai hak yang lebih besar dari

pada dua yang tersebut terdahul.

Mengingat semua agama menyatakan bahwa atas dakwahnya

memberi petunjuk kepada manusia menuju kebahagiaan abadi, tidak

bisa tidak, ia memilh filsafat tersendiri tentang manusia. Serba musthil

berbicara tentang kebahagiaan manusia, sepanjang belum dijelaskan

terlebih dahulu makna yang definitif tentang manusia.Dengan

demikian, semua agama dimulai dengan filsafat pembentukan dan

perekayasaan manusia. Berdasarkan hal itu, sejalan dengan pandangan

berbagai aliran pemikiran tentang manusia yang berkembang dewasa

ini, yang menganggap manusia sebagai jati diri atau sejenis itu, dan itu

diklaim sesuai dengan pandangan aliran masing-masing.

Pemikiran filsafat dapat diupayakan lebih bersifat praktis, karena

semakin pesatnya orang mngunakan metode induksi/eksperimental

dalam berbagai penelitian ilmiyah, akibatnya perkembangan

pemikiran filsafat mulai tertinggal oleh perkembangan ilmu-ilmu alam

kodrat (natural sciences). Rene Descartes (1596-1650) sebagai bapak

filsafat modern yang berhasil melahrkan sebuah konsep dari

perpaduan antara metode ilmu alam denganilmu filsafat.

Upaya ini dimaksudkan agar kebenaran dan kenyataan filsafat juga

sebagai jelas dan terang. Pada abad ke-18, perkembangan pemikiran

filsafat mengarah kepada filsafat ilmu pengetahuan, dimana pemikiran

filsafat diisi dengan upaya manusia, bagaimana cara sarana apa yang

dipakai untuk mencari kebenaran dan kenyataan.

Sebagai tokohnya George Berkeley (1685-1753), David Hume (1711-

1776), J.Rousseaun (1722-1778). Dijerman muncul Cristian Wolft

(1679-1754) dan Immanuel Kant (1724-1804), yang mengupayakan

agar filsafat menjadi ilmu pengetahuan yang pasti dan berguna, yaitu

dengan cara membentuk pengertian-pengertian yang jelas, bukti yang

19

Page 22: Ilmu Filsafat Barat

kuat. Pada abad ke-19, perkembangan pemikiran filsafat terpecah

belah. Pemkiran filsafat pada saat itu telah mampu membentuk suatu

kepribadian tiap-tiap bangsa dan pengertian dan caranya sendiri.Ada

filsafat Amerika, Prancis, Inggris, Jerman, Tokoh-tokohnya adalah

Hegel (1770-18311), Karl Marx (1818-1883), Augst Comte (1798-

1857), JS.Mill (1806-1873), Jhon Dewey (1858-1952).

Demikian beberapa uraian tentang sejarah kelahiran filsaft secara

umum.Dengan adanya ragam variasi model peikiran filsafat tersebut

di maksudkan akan menciptakan suasana pikir generasi mendatang

untuk lebih kritis. Terpacu dan terinspirasi untuk

mengimplementasikan pemikiran filsafatyang kontekstual dengan

perubahan zaman dimana ia tinggal. Karena hakikatnya berfikir secara

mendalam sampai hakikat, atau berpikir secara global, menyeluruh,

atau berpikir yang dilihat dari berbagai sudut pandang ilmu

pengetahuan. Berfikir yang demikian ini sebagai upaya untuk dapat

berpikir secara tepat dan benar serta dapat dipertanggung

jawabkan.Dengan memahami konsep yang mendasari sejarah

kelahiran masing-masing pemikiran filsafat, diharapkan dapat

menjadikannya sebagai pandangan hidup, sebagai penjelmaan

manusia secara total dan sentral sesuai dengan hakikat manusia

sebagai makhluk modoalisme (manusia secara kodrat terdiri dari jiwa

dan raga).

2) Abad Modern

Di era filsafat modern muncul berbagai aliran- aliran pemikiran yaitu :

1. Rasionalisme

Rasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal

adalah alat terpenting untuk memperoleh pengetahuan karena suatu

pengetahuan dapat diperoleh dengan cara berfikir. Dalam aliran ini

muncul istilah Cogito ergo sum yang artinya adalah saya berfikir

maka saya ada.

2. Empirisme

20

Page 23: Ilmu Filsafat Barat

Aliran empirisme beranggapan bahwa pengetahuan yang bermanfaat,

pasti dan benar hanya dapat diperoleh lewat indera (empiri) , dan

empirilah satu- satunya sumber pengetahuan.

3. Kritisme

Aliran kritisme beranggapan bahwa diperlukan upaya agar filsafat

dapat berkembang sejajar dengan ilmu pengetahuan alam. Dan

jalannya yaitu dengan pemikiran yang kritis pada setiap gejala-

gejala . Karena itu dibutuhkan sebuah analisis.

4. Idealisme

Idealis pertama dalam pengertian modern ialah Berkeley yang pada

abad ke- 18 menolak eksistensi independen benda-benda. Idealisme

adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya

dapat dipahami dalam kaitannya dengan jiwa dan roh. Menurut aliran

idealisme segala peristiwa didunia ini hanya dapat dimengerti jika

suatu syarat tertentu terpenuhi.

5. Positivisme

Positivisme adalah aliran filsafat yang berpangkal dari fakta yang

positif sesuatu yang diluar fakta atau kenyataan dikesampingkan

dalam pembicaraan filsafat dan ilmu pengetahuan.

6. Evolusionisme

Aliran evolusionisme dalam pemikirannya memiliki konsep tentang

perkembangan segala sesuatu diatur oleh hukum- hukum mekanik,

artinya pada hakikatnya dimungkinkan adanya perkembangan

manusia pada masa yang akan dating terbentuknya lebih sempurna.

7. Meterialisme

Aliran filsafat materialism memandang bahwa realitas yang ada

seluruhnya adalah materi belaka . Dalam pandangan materialisme

tentang manusia bahwa manusia  adalah benda,  seperti halnya kayu

dan batu yang pada akhirnya akan kembali kebentuk material asalnya.

8. Neo-kantianisme

Herman Chohen, seorang tokoh neo- kantianisme mengemukakan

bahwa keyakinannya pada otoritas akal manusia untuk mencipta.

21

Page 24: Ilmu Filsafat Barat

Karena segala sesuatu itu baru dikatakan ada apabila terlebih dahulu

dipikirkan sehingga apa yang dipikirkan akan melahirkan isi pikiran.

9. Pragmantisme

Aliran pragmantisme adalah aliran yang mengajarkan bahwa yang

benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar

dengan akibat- akibat yang bermanfaat secara praktis. Artinya segala

sesuatu dapat diterima asalkan bermanfaat bagi kehidupan.

10. Filsafat hidup

Filsafat hidup dipengaruhi oleh kemajuan iptek  dalam kehidupan

manusia sehungga menimbulkan pandangan bahwa peranan akal piker

hanya digunakan untuk menganalisis sampai menyusun suatu sintesis

baru.

11. Fenomenologi

Fenomenologi berasal dari kata fenomen yang berarti gejala, yaitu

suatu hal yang tidak nyata. Suatu gejala tidak harus diamati oleh

indera karena gejala juga dapat dilhat secara batiniah dan tidak harus

berupa kejadian- kejadian. Pandangan aliran fenomenologi bahwa

sebuah objek harus diberi kesempatan untuk berbicara yaitu dengan

cara diskriptif fenomenologi.

12. Ekistensialisme

Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang memandang berbagai

gejala yang berdasar pada eksistensinya. Artinya bagaimana manusia

bisa berada atau bereksistensi dalam dunia.

13. Neo-thomisme

Aliran ini adalah aliran yang mengikuti paham Thomas Aquinas .

Paham thomisme yaitu pertama, paham yang menganggap bahwa

ajaran Thomas tidak sempurna. Kedua, paham yang menganggap

bahwa walaupun ajaran Thomas tidak sempurna masih terdapat hal-

hal yang belum dibahas. Ketiga, paham yang menganggap bahwa

ajaran Thomas harus diikuti akan tetapi tidak boleh dianggap

ajarannya betul- betul sempurna.

3) Ciri Khas Pemikiran Filsafat Zaman Modern

22

Page 25: Ilmu Filsafat Barat

Ada dua hal yang menandai sejarah modern, yakni runtuhnya otoritas

gereja dan menguat otoritas Sains. Dua hal itu yang pada dasarnya

menjelaskan lain-lainnya. Kebudayaan modern kurang bernuansa gerejawi

negara-negara semakin menggantikan gereja sebagai otoritas politik yang

mengontrol kebudayaan. Mula-mula kekuasaan bangsa-bangsa utamanya

berada ditangan raja, kemudian sebagaimana di Yunani Kuno. Raja-raja

secara perlahan digantikan oleh demokrasi atau tran. Penolakan terhadap

ororitas gereja yang merupakan ciri negatif dari abad modern. Muncul

lebih awal dari pada ciri positifnya yakni penerimaan terhadap otoritas

Sains. Dalam penasonse Italia, sains memainkan peran yang sangat kecil,

perlawanan terhadap gereja oleh orang-orang di hubungkan dengan zaman

kuno jauh sebelum tumbuhnya otoritas gereja dan abad pertengahan

serbuan sains pertama kali datang secara serius melalui publikasi teori

copernican pada tahun 1543. Tetapi teori ini tidak kunjung menebar

pengaruh sampai kemudian dipelajari dan di kembangkan oleh kepler dan

Gahleo pada abad ke-17. Sejak saat itu di mulailah pertikaian panjang

antara Sains dan dogma. Dan akhirnya kaum tradisionalis terpaksa

mengakui kemenangan ilmu pengetahuan baru. Namun demikian filsafat

modern kebanyakan mempertahankan kecenderungan individualistik dan

subjektif-subjektif ciri ini sangat kentara dalam diri descarles yang

membangun seluruh ilmu pengetahuan ari kepastian eksistensinya sendiri.

2.1

23

Page 26: Ilmu Filsafat Barat

BAB III KESIMPULAN

24

Page 27: Ilmu Filsafat Barat

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, A., 2003. Filsafat Umum. 5th penyunt. Jakarta: PT Raha Grafindo

Persada.

Achmadi, A., 2014. Filsafat Umum. Jakarta: Rajawali pers..

Anon., 2014. Cuyamaca College. [Online]

Available at:

http://www.cuyamaca.edu/courtneyhammond/pdf/Whatisphilosophy.pdf

Anon., t.thn. Filsafat Kompasiana. [Online]

Available at: http://filsafat.kompasiana.com/2014/03/31/-sejarah-dan-

perkembangan-filsafat-barat-643474.html

Anon., t.thn. Iswady Wordpress. [Online]

Available at: iswady.wordpress.com/makalah/ulumul-hadits-dan-sejarah-

penghimpunan-hadits

Anon., t.thn. Merriam-Webster Online: Dictionary and Thesaurus. [Online]

Available at: www.merriam-webster.com

Anon., t.thn. Online Etymology Dictionary. [Online]

Available at: etymonline.com

Anon., t.thn. Sumber Ilmu Islam. [Online]

Available at: http://sumber-ilmu-islam.blogspot.com/2014/01/masa-

pertumbuhan-dan-perkembangan.html

Anon., t.thn. Webster's New World Dictionary. [Online]

Available at: websters.yourdictionary.com

Bambang, A. H., 2003. Filsafat Umum. Jakarta: Prenada Media.

Bernaddien, W., 2011. Membuka Gerbang Filsafat. Dalam: Yogyakarta: Pustaka

Belajar, pp. 1-2, 107.

Grayling, A., 1999. "Editor's Introduction". In A.C. Grayling, ed. Philosophy 1: A

Guide through the Subject vol. 1. Oxford: Oxford University Press.

iv

Page 28: Ilmu Filsafat Barat

Imron, 2013. Filsafat Umum. Palembang: Noer Fikri.

Liddell, H. G. & Scott, R., t.thn. A Greek–English Lexicon at the Perseus Project.

s.l.:s.n.

Quinton, A., 1995. The Ethics of Philosophical Practice. Oxford: Oxford

University Press.

Teichmann, J. & Evans, K. C., 1999. Philosophy: A Beginner's Guide.

s.l.:Blackwell Publishing.

v