ilmu filsafat barat
DESCRIPTION
Ilmu Filsafat BaratTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena
berkat kemurahan-Nya makalah mata kuliah Filsafat Ilmu yang berjudul “Ilmu
Filsafat Barat” dapat kami selesaikan sesuai dengan apa yang kami harapkan.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada drg. Edhi Jularso selaku dosen
Filsafat Ilmu dan seluruh pihak yang telah membantu terwujudnya makalah ini.
Kami harap dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca
mengenai Filsafat Barat.
Demikian makalah ini kami susun, semoga bermanfaat bagi para pembaca.
Terima kasih.
Surabaya, 8 Desember 2014
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................1
1.3 Manfaat..................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
2.1 Pengertian dan Pembagian Filsafat........................................................3
2.2 Pengertian Filsafat Barat........................................................................4
2.3 Ciri-ciri Filsafat Barat Abad Pertengahan (Achmadi, 2014).................4
2.4 Sejarah Filsafat Barat.............................................................................4
2.5 Perkembangan Filsafat Barat.................................................................9
2.6 Filsafat Barat pada Zaman Modern.....................................................10
BAB III KESIMPULAN........................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iv
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini filsafat biasa dibagi menjadi dua kategori besar menurut
wilayah dan menurut latar belakang agama. Menurut wilayah bisa dibagi
menjadi filsafat barat dan filsafat timur. Filsafat Barat adalah sebutan dari
filsafat yang lahir sejak masa Yunani kuno. Filsafat Barat adalah ilmu yang
biasa dipelajari secara akademis di universitas-universitas di Eropa dan
daerah-daerah jajahan mereka. Filsafat ini berkembang dari tradisi falsafi
orang Yunani kuno. Filsafat barat di anut oleh negara-negara di Eropa,
Negara- negara di Eropa umumnya adalah negara-negara kecil sehingga warga
negaranya mempunyai ambisi kuat untuk menguasai dunia, sehingga lahirlah
filsafat barat tersebut
Sifat dari filsafat ini condong kepada ilmu pengetahuan dan teknologi
yang selalu berkembang pesat di dunia. Filsafat barat digunakan sebagai alat
merasionalkan hal-hal yang didogmakan gereja pada abad pertengahan.
Filsafat ini didasari pada pandangan universal yaitu manusia sebagai penakluk
alam. Terdapat pula tokoh-tokoh yang berpengaruh bagi perkembangan
filsafat barat yaitu Plato, Thomas Aquinas, Réne Descartes, Immanuel Kant,
Georg Hegel, Arthur Schopenhauer, Karl Heinrich Marx, Friedrich Nietzsche,
dan Jean-Paul Sartre.
1.2 Tujuan
Menjelaskan tentang sejarah perkembangan filsafat barat.
Menjelaskan ciri-ciri filsafat barat.
Menjelaskan tentang filsafat barat pada zaman modern.
1.3 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan wawasan tentang filsafat.
Dalam makalah ini akan dijelaskan secara singkat pembagian filsafat. Topik
utama yang akan dibahas ialah filsafat barat. Dari segi latar belakangnya,
sejarah perkembangan, ciri-cirinya serta filsafat barat pada zaman kini.
Dengan adanya pemaparan tentang filsafat barat, diharapkan pembaca dapat
1
memahami materi pada makalah ini. Pembaca juga akan lebih menerapkan
nilai-nilai yang ada dalam filsafat barat. Serta pembaca dapat menggunakan
materi ini sebagai media pembelajaran.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1.4 Pengertian dan Pembagian Filsafat
Filsafat adalah studi tentang masalah umum dan mendasar, seperti yang
berhubungan dengan realitas, eksistensi, pengetahuan, nilai-nilai, alasan,
pikiran, dan bahasa. (Teichmann, Evans. 1999). Filsafat dibedakan dari cara
lain untuk mengatasi masalah dengan kritis, pendekatan umumnya sistematis
dan ketergantungan pada argumen rasional. (Quinton, 1995)
"Filsafat" dapat merujuk kepada "keyakinan yang paling dasar, konsep,
dan sikap individu atau kelompok"(Webster, line dict)
"Filsafat "berasal dari φιλοσοφία Yunani kuno (philosophia), yang
secara harfiah berarti" cinta akan kebijaksanaan ". (Webster’s New world
Dictionary). Pengenalan istilah" filsuf "dan" filsafat " dianggap berasal dari
pemikir Yunani, yaitu Pythagoras.
Keraf membedakan ilmu filsafat menjadi 5 cabang besar: (1) metafisika
atau ilmu tentang yang ada sebagai ada; (2) epistemologi atau filsafat ilmu
pengetahuan; (3) etika atau filsafat moral yang berbicara mengenai baik-
buruknya perilaku manusia; (4) logika berbicara mengenai cara berpikir lurus
dan tepat; (5) estetika atau filsafat keindahan berbicara tentang seni.
Aristoteles memasukkan ke dalam bidang filsafat: logika, etika,
estetika, psikologi, filsafat politik, fisika, dan metafisika. Pembagiannya
terhadap bidang-bidang ilmu, mempunyai tiga bagian: ilmu-ilmu teoritis,
ilmu-ilmu praktis, dan ilmu-ilmu produktif.
Christian Wolff membagi filsafat menjadi: logika, filsafat pertama,
ontologi, teologi, kosmologi, psikologi rasional, etika, dan teori pengetahuan.
Disiplin-disiplin ini dibagi menjadi tiga bagian: teoritir, praktis dan
kriteriologis.
Dewasa ini, bidang-bidang filsafat diketahui meliputi kebanyakan
disiplin yang disebut di atas tadi, meski ada kekecualian, seperti fisika dan
3
psikologi telah mendapat privilesenya sendiri. Filsafat sering dianggap
sebagai ilmu politik. Teologi telah digantikan oleh filsafat agama.
1.5 Pengertian Filsafat Barat
Filsafat berasal dari kata Yunani “philosophia”, yakni “philein”
(menicintai) atau “philia” (persahabatan, tertarik kepada…) dan “sophos”
(kebijaksanaan, ketrampilan, pengalaman praktis, intelegensi. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa filsafat bisa diartikan sebagai cinta atau kecenderungan
akan kebijaksanaan, cinta pada pengetahuan yang bijaksana, atau cinta secara
mendalam akan kebijaksanaan, kearifann, atau pandangan kebenaran. Dalam
dunia Barat, pengertian filsafat cenderung mengarah pada cinta pada
pengetahuan yang bijaksana. Hal ini karena filsafat di dunia barat muncul
akibat usaha yang gigih untuk mencari keselarasan antara iman dan akal, pada
zamannya direfleksikan berbagai hal tentang rasio, manusia, dan dunia. Usaha
di dunia barat diawali dengan ketertarikan pada alam memngenai bagaimana
alam semesta berkembang dan dari apa mereka terbentuk.
1.6 Ciri-ciri Filsafat Barat Abad Pertengahan (Achmadi, 2014)
1. Cara berfilsafat dipimpin oleh gereja.
2. Berfilsafat di dalam lingkungan ajaran Aritoteles.
3. Berfilsafat dengan pertolongan Agustinus.
4. Penuh dominasi gereja.
5. Dibagi menjadi masa skolastik awal, skolastik puncak, dan skolastik
akhir.
1.7 Sejarah Filsafat Barat
Filsafat Barat tersebar dan berawal dari wilayah Eropa dan Amerika.
Periodeisasi Filsafat Barat
Dalam beberapa buku filsafat, kita akan menemukan pembahasan tentang
periodeisasi atau pembabakan filsafat barat yang terbagi atas 5 bagian besar.
Diantaranya;
4
1) Filsafat Yunani Klasik, bermula pada abad ke 6 sebelum masehi hingga
abad 5 sebelum masehi. Atau sekitar 500-600 tahun sebelum lahirnya
Yesus Kristus di dunia ini. Filsafat Yunani awalnya dipengaruhi oleh
mitologi Yunani dan peradaban tetangganya, Mesir dan Babilonia atau
Irak sekarang ini. Dimana kedua bangsa tersebut merupakan tempat
dimana Nabi-Nabi berdakwah dan menyebarkan ajarannya. Sebelum trio
filsuf Yunani yang paling terkenal (Socrates, Plato dan Aristoteles), telah
ada filsuf alam Yunani yang terkenal. Dikatakan filsuf alam karena studi
filsafat mereka membahas tentang apa unsur utama (arkhe) yang
menyusun alam semesta. Thales mengatakan air, Anaximandros
mengatakan sesuatu yang nonfisik dan tak terbatas, sementara
Anaximenes mengatakannya udara. Kemudian setelah filsuf alam, lahirlah
filsuf yang membahas tentang ilmu pasti dan matematika seperti
Phytagoras, Herakleitus dan Parmenides.
2) Filsafat Abad Pertengahan, di mulai pada abad ke 4 sampai abad ke 15.
Filsafat Barat pada pasca kelahiran Yesus Kristus ini ditandai dengan
berpadunya filsafat dan agama. Sayangnya, ajaran filsafat yang
bertentangan dan doktrin gereja diberangus bahkan filsif yang
mengeluarkan ajaran tersebut di hukum mati. Hal itu bisa kita dapati dari
peristiwa matinya Copernicus dan Galileo yang mengeluarkan teori yang
bertentang dengan doktrin gereja. Itulah mengapa filsafat abad-abad ini
juga dissebut sebagai abad kegelapan filsafat. Filsafat barat mengalami
stagnansi atau keterhambatan. Di sisi lain, filsafat timur khususnya filsafat
Islam mengalami perkembangan pesat pasca lahir dan tersebarnya ajaran
Muhammad Saw. Di abad kegelapan filsafat ini, hanya yang berhasil
memadukan filsafat dan agamalah yang berhasil bertahan dan diakui
ajarannya. Masa abad pertengahan ini terbagi menjadi dua masa yaitu
masa Patristik dan masa Skolastik.
a. Masa Patristik
Patristik berasal dari kata Patres (bentuk jamak dari Pater) yang
berarti bapak-bapak. Yang dimaksudkan adalah para pujangga
gereja dan tokoh-tokoh gereja yang sangat berperan sebagai
5
peletak dasar intelektual kekristenan. Mereka fokus pada
pengembangan teologi tetapi tidak lepas dari wilayah kefilsafatan.
Masa keemasan patristik Yunani didorong oleh Edik Milan yang
dikeluarkan Kaisar Constatinus Agung tahin 313 yang menjamin
kebebasan beragama bagi umat Kristen. Agustinus adalah seorang
pujangga gereja dan filsuf besar. Setelah melewati kehidupan masa
muda yang hedonistis, Agustinus kemudian memeluk agama
Kristen dan menciptakan sebuah tradisi filsafat Kristen yang
berpengaruh besar pada abad pertengahan. Menurut Agustinus
skeptisisme itu sebetulnya merupakan bukti bahwa ada kebenaran.
Orang ragu-ragu itu sebenarnya bukti bahwa dia tidak ragu-ragu
tehadap satu hal yaitu bahwa ia ragu-ragu. Orang yang ragu-ragu
itu sebetulnya berpikir, dan siapa yang harus berpikir harus ada.
Aku ragu-ragu maka aku berpikir, aku berpikir maka aku berada.
Filsafat patristik mengalami kemunduran sejak abad V hingga
abad VIII. Di barat dan timur tokoh-tokoh dan pemikir-pemikir
baru dengan corak pemikiran yang berbeda dengan masa patristik.
b. Masa Skolastik ( skolastik barat )
Istilah Skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school,
yang berarti sekolah. Jadi, skolastik berati aliran atau yang
berkaitan dengan sekolah.
Terdapat beberapa pengertian dari corak khas skolastik, sebagai
berikut :
1. Filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama.
2. Filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang rasional.
3. Suatu sistem filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan alam
kodrat.
4. Filsafat Nasrani karena banyak dipengaruhi oleh ajaran gereja.
Dalam perkembangannya, periode skolastik Kristen terbagi
menjadi tiga masa. Yaitu, Skolastik Awal (abad 9 – 12 M),
Skolastik Keemasan (abad 13–14 M), dan Skolastik Akhir (abad
14–15 M). Setiap masa memiliki cirinya masing-masing.
6
Skolastik awal (abad 9 – 12 M) ditandai dengan kebangkitan
pemikiran dari kungkungan gerejawan yang telah membatasi
filsafat. Atau, setidaknya mengarahkan filsafat agar sesuai dengan
doktrin-doktrin agama. Walaupun filsafat belum sepenuhnya lepas
dari pemikiran teologi kristiani. Sutardjo Wiramihardja
mengatakan bahwa zaman ini berhubungan dengan terjadinya
perpindahan penduduk, yaitu perpindahan bangsa Hun dari Asia
ke Eropa sehingga bangsaJerman pindah melewati perbatasan
kekaisaran Romawi yang secara politik sudah mengalami
kemerosotan6. Walaupun demikian masa ini merupakan
kebangkitan pemikiran abad pertengahan yang mana sebelumnya
merosot karena kuatnya dominasi golongan Gereja.
Pada masa Skolastik awal, filsafat bertumpu pada alam pikiran dan
karya-karya Kristianai. Tetapi sejak pertengahan (abad 13 – 14 M)
karya-karya non Kristiani mulai muncul dan filosuf Islam mulai
berpengaruh. Dan pada masa in merupakan kejayaan Skolastik
yang berlangus dari abad 1200-1300 M, yang disebut juga masa
berbunga karena bersamaan dengan munculnya beberapa
universitas dan ordo-ordo yang menyelenggarakan pendidikan
ilmu pengetahuan. Mulai abad ke-12 ada hubungan-hubungan baru
dengan dunia pemikiran Yunani dan dunia pemikiran Arab, yaitu
dengan peradaban Yunani dari Italia Selatan dan Silsilia dan
dengan kerajaan Bizantium di satu pihak, dan peradaban arab yang
ada diSpanyol di lain pihak. Abad ke-13 menjadi abad kejayaan
skolastik.
Masa Skolastik ( abad 14-15 ) akhir ditandai dengan kemalasan
berpikir filsafati sehingga menyebabkan stagnasi (kemandegan)
pemikiran filsafat Scholastik Kristen.Tokoh yang terkenal pada
masa ini adalah Nicolous Cusanus (1401-1404 M.). Dari
filsafatnya ia beranggapan bahwa Allah adalah obyek sentral bagi
intuisi manusia. Karena menurutnya dengan intuisi manusia dapat
mencapai yang terhingga, obyek tertinggi filsafat, dimana tidak
7
ada hal-hal yang berlawanan. Dalam diri Allah semua hal yang
berlawanan mencapai kesatuan. Semua makhluk berhingga berasal
dari Allah pencipta, dan segalanyaakan kembali pula pada
pencipta-Nya.
3) Filsafat Masa Peralihan, setelah abad pertengahan berakhir sampilah
pada masa peralihan yang diisi dengan gerakan kerohanian yang bersifat
pembaharuan. Zaman peralihan ini merupakan embrio masa modern.
Masa peralihan ini ditandai dengan munculnya renaissance, humanisme
dan reformasi yang berlangsung antara abad ke-14 hingga ke-16.
a. Renaissance
Renaissance atau kelahiran kembali di Eropa ini merupakan suatu
gelombang kebudayaan dan pemikiran yang dimulai di Italia,
kemudian di Prancis, Spanyol, dan selanjutnya hingga menyebar
keseluruh Eropa. Diantara tokoh-tokohnya adalah Leonardo da
Vinci, Michelangelo, Machiavelli, dan Giordano Bruno. Abad
pertengahan disebut masa kelam bagi pemikiran filsafat, kerena
kebebasan berpikir manusia telah dipangkas dan didominasi oleh
dogma gereja. Tetapi, justru abad pertengahan menjadi titik balik
bagi munculnya cahaya baru pemikiran filsafat, yang ditandai
dengan gerakan Renaisance yang kembali melahirkan budaya
berfikir ilmiah.
b. Humanisme
Humanisme pada mulanya dipakai sebagai suatu pendirian
dikalangan ahli pikir Renaissance yang mencurahkan perhatiannya
terhadap pengejaran kesusastraan Yunani dan Romawi, serta
perikemanusiaan. Kemudian, humanisme berubah fungsinya
menjadi gerakan untuk kembali melepaskan ikatan dari gereja dan
berusaha menemukan kembali sastra Yunani dan Romawi.
Diantara para tokohnya adalah Boccaccio, Petrarcus, Lorenco
Vallia, Erasmus, dan Thomas Morre.
c. Reformasi
8
Reformasi merupakan revolusi keagamaan di Eropa barat pada
abad ke-16. Refolusi tersebut dimulai dari gerakan terhadap
perbaikan keadaan gereja Katolik. Kemudian berkembang menjadi
asas-asas Protestantisme. Para tokohnya antara lain Jean Calvin
dan Martin Luther.
4) Filsafat Abad Modern, berawal dari abad 16 hingga abad ke 19. Filsafat
Abad Modern didahului oleh pergerakan filsuf yang menentang dominasi
gereja pada pertengahan abad ke 16. Lahirlah gerakan Renaissance di
Prancis dan Italia, Enlightment di Inggris dan Aufklarung di Jerman.
Intinya, Eropa berada pada zaman pencerahan. Filsafat kemudian
memisahkan diri dari kungkungan agama versi gereja. Di sinilah berawal
istilah sekularisasi atau pemisahan kewenangan antara keilmuan atau sains
(materi) dan agama (nonmateri). Sekularisme inilah yang membawa
filsafat barat pada perkembangan dan penyebaran yang sangat pesat. Hal
ini terbukti dengan banyaknya lahir filsuf-filsuf baru pada zaman ini
diantaranya; Francis Bacon, Thomas Hobbes, Rene de Cartes, Immanuel
Kant, John Locke, Baruch Spinoza, Soren Kierkegaard, Auguste Comte,
Karl Marx, Nietzsche dan masih banyak lagi.
5) Filsafat Kontemporer, atau biasa juga disebut filsafat postmodernisme
(setelah modern) di mulai sejak abad ke 20 hingga sekarang ini (abad 21).
Filsuf pada zaman ini melahirkan paham-paham baru, diantaranya
Fenomenologi, Filsafat perempuan atau Feminisme, filsafat hidup atau
eksistensialisme dan paham-paham lainnya. Pada abad ini pula, para filsuf
kemudian mengkhususkan diri pada obyek kajian filsafat tertentu. Di sisi
lain, para filsuf tersebut mengumumkan atau mengeneralisasi gerakan
mereka ke dalam bentuk komunitas tertentu. Perbedaan paling mencolok
pada filsafat zaman kita ini adalah banyaknya beredar jurnal filsafat
(kumpulan beberapa tulisan oleh penulis berbeda). Para filsuf zaman ini di
antaranya; Edmun Husserls, Henri Bergson, Ernst Cassirer, Bertrand
Russell, Thomas Kuhn, Martin Heidegger, Jean Paul Sartre, Jurgen
Habermas dan lainnya.
9
1.8 Perkembangan Filsafat Barat
1.9 Filsafat Barat pada Zaman Modern
1) Awal Perkembangan Filsafat Modern
Berbicara tentang kelahiran dan perkembangan filsafat pada awal
kelahirannya tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan (ilmu)
pengetahuan yang munculnya pada masa peradaban kuno (masa Yunani)
pada tahun 2000 sebelum masehi Babylon yang hidup di lembah sungai
Nil (Mesir) dan sungai Efrat, telah mengenal alat pengukur berat, table
bilangan berpangkat, table perkalian dengan menggunakan sepuluh jari.
Piramida yang merupakan salah satu keajaiban dunia itu, yang ternyata
pembuatannya menggunakan geometri dan matematika, menunjukkan
cara berpikirnya yang sudah tinggi. Selain itu merekapun sudah dapat
mengadakan pengamatan benda-benda langit,baik
bintang,bulan,matahari,sehingga dapat meramalkan gerhana bulan
maupun gerhana matahari. Ternyata ilmu yang mereka pakai dewasa ini
disebut astronomi. Di India dan Cina pada waktu itu telah ditemukan cara
pembuatan kertas dan kompas (sebagai petunjuk arah).
Batas jelas mengenai kapan dimulainya penghabisan abad pertengahan
sulit ditentukan. Yang dapat ditentukan ialah bahwa abad pertengahan itu
telah selesai tatkala datangnya zaman Renaisssance yang meliputi kurun
waktu abad ke-15 dan ke-16 (bertens: 44). Abad pertengahan adalah abad
ketika alam pikiran dikungkung oleh gereja. Dalam keadaan seperti itu
kebebasan pemikiran amat sangat terbatas, perkembangan sains sulit
terjadi, juga perkembangan filsafat, bahkan dikatakan manusia tidak
mampu menemukan dirinya sendiri. Oleh karena itu, orang mulai mencari
alternative. Di dalam perenungan mencari alternative itu orang teringat
pada suatu zaman ketika peradaban begitu bebas, pemikiran tidak
dikungkung, sains maju, yaitu zaman dan peradaban Yunani kuno. Usaha
ini sebenarnya telah dimulai didalam karya orang-orang Italia di dalam
kesusastraan, misalnya pada Petrarce (1304-1374) dan Boccaccio (1313-
1375).
10
1. Renaissance
Istilah Renaissance berasal dari bahasa Perancis. Dalam bahasa Latin
berarti “re + nasci” berarti lahir kembali (rebirth). Istilah ini biasanya
digunakan oleh sejarawan untuk menunjuk berbagai periode
kebangkitan intelektual, khususnya yang terjadi di Eropa. Dan lebih
khusus lagi di Italia, sepanjang abad ke-15 dan ke-16. Istilah ini mula-
mula digunakan oleh seseorang sejarawan terkenal, Michelet dan
dikembangkan oleh J. Burckhardt (1860) untuk konsep sejarah yang
menunjuk kepada periode yang bersifat individualism, kebangkitan
kebudayaan antik, penemuan dunia dan manusia, sebagai periode yang
dilawankan dengan periode abad pertengahan (runes:270). Karya
filsafat pada abad ini sering disebut filsafat Renaissance (runes:271).
(ahmad tafsir, 2010:124).
Oleh sejarawan, istilah tersebut digunakan untuk menunjukkan
berbagai periode kebangkitan intelektual, khususnya yang terjadi di
Eropa. Dalam keadaan seperti itu kebebasan pemikiran amat dibatasi,
sehingga perkembangan sains sulit terjadi, demikian pula filsafat tidak
berkembang, bahkan dapat dikatakan bahwa manusia tidak mampu
menemukan dirinya sendiri. Oleh karena itu, orang mulai mencari
alternatif. Dalam perenungan mencari alternatif itulah orang teringat
pada suatu zaman ketika peradaban begitu bebas dan maju, pemikiran
tidak dikungkung, sehingga sains berkembang, yaitu zaman Yunani
kuno. Pada zaman Yunani kuno tersebut orang melihat kemajuan
kemanusiaan telah terjadi. Kondisi seperti itulah yang hendak
dihidupkan kembali. Orang yang pertama menggunakan istilah
tersebut adalah Jules Michelet, sejarawan Perancis terkenal.
Menurutnya, Renaissance ialah periode penemuan manusia dan dunia
dan bukan senagai kebangkitan kembali yang merupakan permulaan
kebangkitan modern. Bila dikaitkan dengan keadaan, Renaissence
adalah masa antara zaman pertengahan dan zaman modern yang dapat
dipandang sebagai masa peralihan, yang ditandai oleh sejumlah
kekacauan dalam bidang pemikiran. Di satu pihak terdapat Astrologi,
11
kepercayaan yang bersangkutan dengfan dunia hitam, perang-perang
agama, dan sebagainya, dan di lain pihak muncul lah ilmu
pengetahuan alam modern serta mulai berpengarunya suatu perasaan
hidup baru. Pada saat itu muncul lah usaha-usaha penelitian yang lebih
giat yang pada akhirnya memunculkan sains baru.
Awal mula dari suatu masa baru ditandai oleh satu usaha besar dari
Descartes (1596-1650) untuk memberikan kepada filsafat suatu
bangunan yang baru dalam bidang filsafat, zaman Renaissance kurang
menghasilkan karya penting bila dibandingkan dengan bidang seni dan
sains. Namun, diantara perkembangan itu, terjadi pula perkembangan
dalam bidang filsafat. Descartes sering disebut sebagai tokoh pertama
filsafat modern.
Sejak itu dan juga telah dimunculkan sebelumnya, yaitu sejak
permulaan Renaissance, sebenarnya individualisme dan humanisme
telah dicanangkan. Descartes memperkuat idea-idea ini. Humanisme
dan Indevidualisme merupakan ciri Renaissance yang penting.
Humanisme adalah pandangan bahwa manusia mampu mengatur
dunia dan dirinya. Ini suatu pandangan yang tidak menyenangkan
orang0orang yang beragama. Oleh karena itu, zaman ini sering juga
disebut sebagai zaman Humanisme, maksudnya manusia diangkat dari
abad pertangahan.
Ciri utama Renaissance ialah Humanisme, Individualisme, lepas dari
agama (tidak mau diatur oleh agama), Empirisme, dan Rasionalisme.
Filsafat berkembang bukan pada zaman Renaissance, melaunkan kelak
pada zaman sesudahnya (zaman modern). Sains berkembang karena
semangat dan hasil Empirisme itu. Agama Kristen semakin
ditinggalkan, karena semangat Humanisme itu. Ini kelihatan dengan
jelas kelak pada zaman modern. Pada zaman modern filsafat di
dahului oleh zaman Renaissance. Ciri-ciri filsafat Renaissance ada
pada filsafat modern. Tokoh pertama filsafat modern adalah Descartes.
Yaitu menghidupkan kembali Rasionalisme Yunani, Individualisme,
lepas dari pengaruh agama. Sekalipun demikian, para ahli lebih
12
senang menyebut Descartes sebagai tokoh Rasionalisme. (atang dan
beni ahmad, 2008:339-340).
Pada zaman Renaissance ada banyak penemuan di bidang ilmu
pengetahuan. Di antara tokoh-tokohnya adalah :
a. Nicolaus Copernicus (1473-1543)
Ia dilahirkan di Torun, Polandia dan belajar di Universitas
Cracow. Walaupun ia tidak mengambil studi astronomi, namun ia
mempunyai koleksi buku-buku astronomi dan matematika. Ia
sering disebut sebagai Founder of Astronomy. Ia mengembangkan
teori bahwa matahari adalah pusat jagad raya dan Bumi.
mempunyai dua macam gerak, yaitu : perputaran sehari-hari pada
porosnya dan perputaran tahunan mengitari matahari. Teori itu
disebut Heliocentric menggeser teori Ptolemaic. Ini adalah
perkembangan besar, tetapi yang lebih penting adalah metode
yang dipakai Copernicus, yaitu metode mencakup penelitian
terhadap benda-benda langit dan kalkulasi matematik dari
pergerakan benda-benda tersebut.
b. Galileo Galilei (1564-1642)
Galileo Galilei adalah salah seorang penemu terbesar dibidang
ilmu pengetahuan.
Ia Menemukan bahwa sebuah peluru yang ditembakkan membuat
suatu gerak parabola, bukan gerak horizontal yang kemudian
berubah menjadi gerak vertical. Ia menerima pandangan bahwa
matahari adalah pusat jagad raya. Dengan teleskopnya, ia
mengamati jagad raya dan menemukan bahwa bintang Bimasakti
terdiri dari bintang-bintang yang banyak sekali jumlahnya dan
masing-masing berdiri sendiri. Selain itu, ia juga berhasil
mengamati bentuk Venus dan menemukan beberapa satelit Jupiter.
c. Francis Bacon (1561-1626)
Francis Bacon adalah seorang filosof dan plitikus Inggris. Ia
belajar di Cambridge University dan kemudian menduduki jabatan
penting dipemerintahan serta pernah terpilih menjadi anggota
13
parlemen. Ia adalah pendukung penggunaan Scientific Methods, ia
berpendapat bahwa pengakuan tentang pengetahuan pada zaman
dahulu kebanyakan salah, tetapi ia percaya bahwa orang dapat
mengungkapkan kebenaran dengan Inductive Methods, tetapi lebih
dahulu harus membersihkan pikiran dari prasangka yang ia
namakan idols (arca). Bacon telah memberi kita pernyataan yang
klasik tentang kesalahan-kesalahan berpikir dalam Idols of the
Mind. (ahmad tafsir, 1990:162).
2. Humanisme
Pada masa Renaissance muncul aliran yang menetapkan kebenaran
berpusat pada
manusia, Yang kemudian disebut dengan Humanisme. Aliran ini lahir
disebabkan oleh kekuasaan gereja yang telah menafikan berbagai
penemuan manusia, bahkan dengan doktrin dan kekuasaan, gereja
telah meredam para filosof dan ilmuwan yang dipandang dengan
penemuan ilmiahnya telah mengingkari kitab suci yang selama ini
diacu oleh kaum Kristiani.
Humanisme menurut Ali Syaryati (1992:39), berkaitan dengan
eksistensi manusia, bagian dari aliran filsafat yang menyatakan bahwa
tujuan pokok dari segala sesuatu adalah kesempurnaan manusia.
Aliran ini memandang bahwa manusia adalah makhluk mulia yang
semua kebutuhan pokok diperuntukkan untuk memperbaiki
spesiesnya.
Ada empat aliran yang mengklaim sebagai bagian dari Humanisme,
yaitu :
a. Liberalisme Barat
b. Marxisme
c. Esiktensialisme
d. Agama
Liberalisme barat menyatakan diri sebagai pewaris asli filsafat dan
peradaban humanisme dalam sejarah. Yang dipandangnya sebagai
aliran pemikiran peradaban yang dimulai dari Yunani kuno dan
14
mencapai puncak kematangan kesempurnaan relative pada Eropa
Modern.
Teori Humanisme barat dibangun atas asas yang sama yang dimiliki
oleh mitologi Yunani kuno bahwa antara langit dan bumi, alam dewa-
dewa dan alam manusia, terdapat pertentangan dan pertarungan
sampai-sampai muncul kebencian dan kedengkian antara keduanya.
Para dewa adalah kekuatan yang memusuhi manusia. Seluruh
perbuatan yang kesadarannya ditegakkan atas kekuasaannya yang
lazim terhadap manusia yang dibelenggu oleh kelemahan dan
kebodohannya. Hal ini dilakukan karena dewa-dewa takut
menghadapi ancaman kesadaran, kebebasan, kemerdekaan, dan
kepemimpinan manusia atas alam. Setiap manusia yang menempuh
jalan ini dipandang telah melakukan dosa besar dan memberontak
kepada dewa-dewa. Karena pemberontakkannya itu, manusia dihukum
dengan berbagai siksaan yang amat kejam.
Berdasarkan hal itu, pertempuran antara dewa-dewa dan manusia,
pada dasarnya adalah pertempuran alam yang berlaku atas kehidupan,
kehendak dan nasib manusia. Dengan kekuatan, kecerdasan, dan
kesadarannya yang terus meningkat, manusia mencoba untuk
membebaskan dirinya dari cengkraman kekuatan tersebut, agar dia
bisa menentukan urusannya sendiri dan menjadi kekuatan paling
berkuasa atas alam semesta ini. Artinya, ia bisa menjadi wakil zeus
yang merupakan fenomena kekuasaan alam atas manusia.
Kesalahan barat yang paling serius yang diatasnya ditegakkan
bangunan Humanisme modern dunia mitologi Yunani kuno yang
bergerak di seputar jiwa yang terbatas, alami dan fisikal, dan dunia
spiritual yang sacral dalam pandangan agama-agama besar timur
sekalipun ada perbedaan esensial antara keduanya sebagai dunis yang
sama dan menganalogikan fenomena yang ada dalam hubungan
manusia dengan ahuramazda, rhama, Tao, Yesus sang juru selamat,
dengan hubungan manusia dengan zeus, bahkan mereka menyatakan
15
adanya kesamaan antara keduanya. Padahal, mereka tahu bahwa
kedua bentuk hubungan tersebut sepenuhnya berbanding terbalik.
Pada mitologi Yunani Kuno pada terdapat bramateuf yang
menghadiahkan “api ketuhanan” kepada manusia, yang dicurinya dari
pada dewa ketika mereka sedang tidur lelap, lalu dibawaknya
kebumi.Bramateus memproleh siksaan keras akibat dosanya itu.
Adapun dalam agama-agama terdapat malaikat besar, iblis, yang
kemudian diusir dan dilaknat oleh tuhan,karena ia mengingkari
perintah Allah dan tidak mau bersujud kepada Adam sebagaimana
Malaikat lainnya.
Selanjutnya, ”api ketuhanan” itu ditemukan dalam agama-agama
dalam bentuk nur (cahaya, hikmah atau dakwah) dari langit yang
dibawak oleh para utusan ilahi untuk disampaikan kepada manusia,
dan seterusnya anak-cucu adam disuru untuk berkiprahdan
berdakwah, takut (akan siksa ilahi) dan berharap agar mereka terbebas
dari kegelapan menuju cahaya. Berbeda dengan zeus, dalam agama-
agama, Tuhan berkhendak membebaskan manusia dari belenggu
tersebut adalah mengikuti “api bramateus”.Itulah sebabnya, bila dalam
pandangan Yunani Kuno yang memitoskan alam tersebut, humanisme
mengambil bentuk sebagai penentang kekuasaan para dewa, yakni
Tuhan-Tuhan alam dan sesembahan mereka. Berdasarkan itu hal
itu,humanusme yunani berusaha untuk mencapai jati diri manusia
dengan seluruh kebenciandengan tuhan pengingkarannya atas
kekuasaannya serta memutuskan taliperhamban manusia dengan
“langit”, ketika ketika ia menjadikan manusia sebagai penentu benar
atau tidaknya suatu perbuatan, dan menentukan bahwa segala potensi
keindahan itu terletak pada tubuh manusia.
Kosistensi humanisme seperti itu, manakala menampakkan dirinya di
depan “ langit “ ia pun berubah sosoknya menjadi bercorak bumi dan
menyimpang kearah materialisme atau pengagungan terhadap nilai-
nilai materialis. Itu sebabnya, humanisme, dalam pandangan Barat
16
sejak Yunani kuno hingga Eropa modern bermuara pada materialisme,
dan menemukan nasibnya yang tercermin dalam liberalisasi sains,
peradaban Borjuis barat, Marxisme timadur.
Semua otu menyeret humanisme yang mengagungkan manusia di
barat untuk memilih bentuk dengan posisi yang semakin meningkat
penentangnya terhadap theisme, karena katolik abad pertengahan
menjadi agama masehi yang dipandangnya sebagai agama mutlak,
sebagai musuh humanisme, serta menciptakan pertarungan langit dan
bumi yang juga ada pada metologi Yunai dan Romawi kuno.
Akibatnya, manusia sejalan dengan interpretasi-interpretasi tentang
Yunani “dosa asal “ dan pengusiran manusia dari surga” dinyatakan
sebagai mutlak yang dipaksa tunduk kepada kehendak tuhan dan
tertindas di muka bumi, serta menyebutnya sebagai “pendosa yang
lemah dan terkutuk” . yang memperoleh pengecualian dari komunitas
manusia seperti itu hanyalah lapisan kaum pendekarvkarena pandang
memiliki “roh tuhan” , dan bahwa satu-satunya jlan menuju
kebahagian yang harus ditempuh orang lain adalah taklik buta kepada
mereka, serta bergabung dalam lembaga resmi yang dikendalikan oleh
suatu institusi formal yang mengatas namakan diri sebagai wakil
tuhan dimuka bumi.
Metode berfikir seperti inilah yang menyebabkan theisme yang
menjadi lawan humanisme, dan cara prealisasian kekuasaan tuhan ini,
secara paksa, digerakan diatas mazhab yang menjadikan humanisme
sebagai korbannya. Oleh karna itu, humanisme pada abad pertengahan
betul-beul tertindas. Itulah sebabnya fenomena-fenomena abad
pertengahan merupakan ungkapan dari lukisan-lukisan metafisik dan
apa yang dibalik alam manusia: roh kudus, yesus kristus, malaikat,
mukjizat, dan sebagainnya. Walupun disitu terlihat wajah manisnya,
itu pasti wajah orang-orang suci. Itupun pasti dengan jubah yang
menutup kepala hingga mata kaki, dan lazimnya merekapun
tersembunyi demikian rupa, atau tenggelam dibalik cahaya malaikat.
Inilah alasannya perhatian sepenuhnya dalam estitika yunani
17
dicurahkan pada tubuh manusia, dan bangunan keindahan dipusatkan
pada lekak-lekuk tubuh telanjang. Patung-patung dan lukisan yunani
yang mengemukakan keindahan kepada manusia dan menjadikan
puncak keindaha terletak pada tubuh telanjang, merupakan gaya yang
muncul dari humanisme seperi itu. Oleh karna itu, seni di eropa
mengenal unsur-unsur kemanusiaan.
Kalau kita bisa mengatakan bahwa humanisme pasca renaissance di
eropa modern merupakan kelanjutan dari humanisme yunani kuno,
kitapun bisa mengatakan bahwa mazhab langit yang ada dalam agama
masehi abad pertengahan juga merupakan kelanjutan dari mazhab
langit dalam metologi yunani dan romawi kuno, baik yang ada pada
abad pertengahan maupun abad modern sekarang ini.
Bagaimanapun, liberarisme barat yang borjuis maupun komunis,
kedoa duanya mengklaim bahwa tercapainya pengembangan potensi-
potensi manusia bisa dilakukan dengan cara pribadi dan kebebasan
berfikir kepada manusia dalam penelitian ilmiyah, mengemukakan
pendapat, dan produk-produk ekonomi. Adapun yang kedua
mengklaim bahwa tujuan tersebut bisa tercapai dengan cara tidak
mengakui kebebasan-kebebasan filsafat dan memasungnya dalam
kepemimpinan diktator tunggal, yang di bantu kelompok tunggal,
kemudian membentuk manusia dalam sosok yang sama pula.
Akan tetapi filsafat dan rekayasa manusianya persis sama dengan
terkandung dalam filsafat borjuis-liberalis, yaitu meratanya borjuis
pada seluruh bangunan masyarakat.Tidakah menggelikan manakala
kemudian dikatakan bahwa denga demikian, marxisme jauh lebih
borjuis daripada borjuisme? Benar, memang mengelikan, dan itu dari
sudut pandagan humanisme adalah faktual.Sebagaimana halnya
dengan liberalisme barat borjuis yang mengklaim sebagai pewaris
peradaban humanisme dalam sejarah, marxismepun mengklaim diri
sebagai metode untuk merealisasikan humanisme dalam bentuk
manusia sempurna.Eksistensialisme, mengajukan klaim lebih dari dua
18
aliran sebelumnya, seperti yang terlihat dalam ucapan sartre,
“eksistensialisme adalah humanisme itu sendiri,” dengan klaim seperti
itu, otomatis eksistensialisme mempunyai hak yang lebih besar dari
pada dua yang tersebut terdahul.
Mengingat semua agama menyatakan bahwa atas dakwahnya
memberi petunjuk kepada manusia menuju kebahagiaan abadi, tidak
bisa tidak, ia memilh filsafat tersendiri tentang manusia. Serba musthil
berbicara tentang kebahagiaan manusia, sepanjang belum dijelaskan
terlebih dahulu makna yang definitif tentang manusia.Dengan
demikian, semua agama dimulai dengan filsafat pembentukan dan
perekayasaan manusia. Berdasarkan hal itu, sejalan dengan pandangan
berbagai aliran pemikiran tentang manusia yang berkembang dewasa
ini, yang menganggap manusia sebagai jati diri atau sejenis itu, dan itu
diklaim sesuai dengan pandangan aliran masing-masing.
Pemikiran filsafat dapat diupayakan lebih bersifat praktis, karena
semakin pesatnya orang mngunakan metode induksi/eksperimental
dalam berbagai penelitian ilmiyah, akibatnya perkembangan
pemikiran filsafat mulai tertinggal oleh perkembangan ilmu-ilmu alam
kodrat (natural sciences). Rene Descartes (1596-1650) sebagai bapak
filsafat modern yang berhasil melahrkan sebuah konsep dari
perpaduan antara metode ilmu alam denganilmu filsafat.
Upaya ini dimaksudkan agar kebenaran dan kenyataan filsafat juga
sebagai jelas dan terang. Pada abad ke-18, perkembangan pemikiran
filsafat mengarah kepada filsafat ilmu pengetahuan, dimana pemikiran
filsafat diisi dengan upaya manusia, bagaimana cara sarana apa yang
dipakai untuk mencari kebenaran dan kenyataan.
Sebagai tokohnya George Berkeley (1685-1753), David Hume (1711-
1776), J.Rousseaun (1722-1778). Dijerman muncul Cristian Wolft
(1679-1754) dan Immanuel Kant (1724-1804), yang mengupayakan
agar filsafat menjadi ilmu pengetahuan yang pasti dan berguna, yaitu
dengan cara membentuk pengertian-pengertian yang jelas, bukti yang
19
kuat. Pada abad ke-19, perkembangan pemikiran filsafat terpecah
belah. Pemkiran filsafat pada saat itu telah mampu membentuk suatu
kepribadian tiap-tiap bangsa dan pengertian dan caranya sendiri.Ada
filsafat Amerika, Prancis, Inggris, Jerman, Tokoh-tokohnya adalah
Hegel (1770-18311), Karl Marx (1818-1883), Augst Comte (1798-
1857), JS.Mill (1806-1873), Jhon Dewey (1858-1952).
Demikian beberapa uraian tentang sejarah kelahiran filsaft secara
umum.Dengan adanya ragam variasi model peikiran filsafat tersebut
di maksudkan akan menciptakan suasana pikir generasi mendatang
untuk lebih kritis. Terpacu dan terinspirasi untuk
mengimplementasikan pemikiran filsafatyang kontekstual dengan
perubahan zaman dimana ia tinggal. Karena hakikatnya berfikir secara
mendalam sampai hakikat, atau berpikir secara global, menyeluruh,
atau berpikir yang dilihat dari berbagai sudut pandang ilmu
pengetahuan. Berfikir yang demikian ini sebagai upaya untuk dapat
berpikir secara tepat dan benar serta dapat dipertanggung
jawabkan.Dengan memahami konsep yang mendasari sejarah
kelahiran masing-masing pemikiran filsafat, diharapkan dapat
menjadikannya sebagai pandangan hidup, sebagai penjelmaan
manusia secara total dan sentral sesuai dengan hakikat manusia
sebagai makhluk modoalisme (manusia secara kodrat terdiri dari jiwa
dan raga).
2) Abad Modern
Di era filsafat modern muncul berbagai aliran- aliran pemikiran yaitu :
1. Rasionalisme
Rasionalisme adalah paham filsafat yang mengatakan bahwa akal
adalah alat terpenting untuk memperoleh pengetahuan karena suatu
pengetahuan dapat diperoleh dengan cara berfikir. Dalam aliran ini
muncul istilah Cogito ergo sum yang artinya adalah saya berfikir
maka saya ada.
2. Empirisme
20
Aliran empirisme beranggapan bahwa pengetahuan yang bermanfaat,
pasti dan benar hanya dapat diperoleh lewat indera (empiri) , dan
empirilah satu- satunya sumber pengetahuan.
3. Kritisme
Aliran kritisme beranggapan bahwa diperlukan upaya agar filsafat
dapat berkembang sejajar dengan ilmu pengetahuan alam. Dan
jalannya yaitu dengan pemikiran yang kritis pada setiap gejala-
gejala . Karena itu dibutuhkan sebuah analisis.
4. Idealisme
Idealis pertama dalam pengertian modern ialah Berkeley yang pada
abad ke- 18 menolak eksistensi independen benda-benda. Idealisme
adalah suatu aliran yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya
dapat dipahami dalam kaitannya dengan jiwa dan roh. Menurut aliran
idealisme segala peristiwa didunia ini hanya dapat dimengerti jika
suatu syarat tertentu terpenuhi.
5. Positivisme
Positivisme adalah aliran filsafat yang berpangkal dari fakta yang
positif sesuatu yang diluar fakta atau kenyataan dikesampingkan
dalam pembicaraan filsafat dan ilmu pengetahuan.
6. Evolusionisme
Aliran evolusionisme dalam pemikirannya memiliki konsep tentang
perkembangan segala sesuatu diatur oleh hukum- hukum mekanik,
artinya pada hakikatnya dimungkinkan adanya perkembangan
manusia pada masa yang akan dating terbentuknya lebih sempurna.
7. Meterialisme
Aliran filsafat materialism memandang bahwa realitas yang ada
seluruhnya adalah materi belaka . Dalam pandangan materialisme
tentang manusia bahwa manusia adalah benda, seperti halnya kayu
dan batu yang pada akhirnya akan kembali kebentuk material asalnya.
8. Neo-kantianisme
Herman Chohen, seorang tokoh neo- kantianisme mengemukakan
bahwa keyakinannya pada otoritas akal manusia untuk mencipta.
21
Karena segala sesuatu itu baru dikatakan ada apabila terlebih dahulu
dipikirkan sehingga apa yang dipikirkan akan melahirkan isi pikiran.
9. Pragmantisme
Aliran pragmantisme adalah aliran yang mengajarkan bahwa yang
benar adalah apa saja yang membuktikan dirinya sebagai yang benar
dengan akibat- akibat yang bermanfaat secara praktis. Artinya segala
sesuatu dapat diterima asalkan bermanfaat bagi kehidupan.
10. Filsafat hidup
Filsafat hidup dipengaruhi oleh kemajuan iptek dalam kehidupan
manusia sehungga menimbulkan pandangan bahwa peranan akal piker
hanya digunakan untuk menganalisis sampai menyusun suatu sintesis
baru.
11. Fenomenologi
Fenomenologi berasal dari kata fenomen yang berarti gejala, yaitu
suatu hal yang tidak nyata. Suatu gejala tidak harus diamati oleh
indera karena gejala juga dapat dilhat secara batiniah dan tidak harus
berupa kejadian- kejadian. Pandangan aliran fenomenologi bahwa
sebuah objek harus diberi kesempatan untuk berbicara yaitu dengan
cara diskriptif fenomenologi.
12. Ekistensialisme
Eksistensialisme merupakan aliran filsafat yang memandang berbagai
gejala yang berdasar pada eksistensinya. Artinya bagaimana manusia
bisa berada atau bereksistensi dalam dunia.
13. Neo-thomisme
Aliran ini adalah aliran yang mengikuti paham Thomas Aquinas .
Paham thomisme yaitu pertama, paham yang menganggap bahwa
ajaran Thomas tidak sempurna. Kedua, paham yang menganggap
bahwa walaupun ajaran Thomas tidak sempurna masih terdapat hal-
hal yang belum dibahas. Ketiga, paham yang menganggap bahwa
ajaran Thomas harus diikuti akan tetapi tidak boleh dianggap
ajarannya betul- betul sempurna.
3) Ciri Khas Pemikiran Filsafat Zaman Modern
22
Ada dua hal yang menandai sejarah modern, yakni runtuhnya otoritas
gereja dan menguat otoritas Sains. Dua hal itu yang pada dasarnya
menjelaskan lain-lainnya. Kebudayaan modern kurang bernuansa gerejawi
negara-negara semakin menggantikan gereja sebagai otoritas politik yang
mengontrol kebudayaan. Mula-mula kekuasaan bangsa-bangsa utamanya
berada ditangan raja, kemudian sebagaimana di Yunani Kuno. Raja-raja
secara perlahan digantikan oleh demokrasi atau tran. Penolakan terhadap
ororitas gereja yang merupakan ciri negatif dari abad modern. Muncul
lebih awal dari pada ciri positifnya yakni penerimaan terhadap otoritas
Sains. Dalam penasonse Italia, sains memainkan peran yang sangat kecil,
perlawanan terhadap gereja oleh orang-orang di hubungkan dengan zaman
kuno jauh sebelum tumbuhnya otoritas gereja dan abad pertengahan
serbuan sains pertama kali datang secara serius melalui publikasi teori
copernican pada tahun 1543. Tetapi teori ini tidak kunjung menebar
pengaruh sampai kemudian dipelajari dan di kembangkan oleh kepler dan
Gahleo pada abad ke-17. Sejak saat itu di mulailah pertikaian panjang
antara Sains dan dogma. Dan akhirnya kaum tradisionalis terpaksa
mengakui kemenangan ilmu pengetahuan baru. Namun demikian filsafat
modern kebanyakan mempertahankan kecenderungan individualistik dan
subjektif-subjektif ciri ini sangat kentara dalam diri descarles yang
membangun seluruh ilmu pengetahuan ari kepastian eksistensinya sendiri.
2.1
23
BAB III KESIMPULAN
24
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, A., 2003. Filsafat Umum. 5th penyunt. Jakarta: PT Raha Grafindo
Persada.
Achmadi, A., 2014. Filsafat Umum. Jakarta: Rajawali pers..
Anon., 2014. Cuyamaca College. [Online]
Available at:
http://www.cuyamaca.edu/courtneyhammond/pdf/Whatisphilosophy.pdf
Anon., t.thn. Filsafat Kompasiana. [Online]
Available at: http://filsafat.kompasiana.com/2014/03/31/-sejarah-dan-
perkembangan-filsafat-barat-643474.html
Anon., t.thn. Iswady Wordpress. [Online]
Available at: iswady.wordpress.com/makalah/ulumul-hadits-dan-sejarah-
penghimpunan-hadits
Anon., t.thn. Merriam-Webster Online: Dictionary and Thesaurus. [Online]
Available at: www.merriam-webster.com
Anon., t.thn. Online Etymology Dictionary. [Online]
Available at: etymonline.com
Anon., t.thn. Sumber Ilmu Islam. [Online]
Available at: http://sumber-ilmu-islam.blogspot.com/2014/01/masa-
pertumbuhan-dan-perkembangan.html
Anon., t.thn. Webster's New World Dictionary. [Online]
Available at: websters.yourdictionary.com
Bambang, A. H., 2003. Filsafat Umum. Jakarta: Prenada Media.
Bernaddien, W., 2011. Membuka Gerbang Filsafat. Dalam: Yogyakarta: Pustaka
Belajar, pp. 1-2, 107.
Grayling, A., 1999. "Editor's Introduction". In A.C. Grayling, ed. Philosophy 1: A
Guide through the Subject vol. 1. Oxford: Oxford University Press.
iv
Imron, 2013. Filsafat Umum. Palembang: Noer Fikri.
Liddell, H. G. & Scott, R., t.thn. A Greek–English Lexicon at the Perseus Project.
s.l.:s.n.
Quinton, A., 1995. The Ethics of Philosophical Practice. Oxford: Oxford
University Press.
Teichmann, J. & Evans, K. C., 1999. Philosophy: A Beginner's Guide.
s.l.:Blackwell Publishing.
v