filosofi padi tak sebatas ilmu

Upload: bagaskoro-meyca-dwiyananda-putra

Post on 24-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Filosofi Padi tak sebatas Ilmu

    1/4

    FILOSOFI PADI TAK SEBATAS ILMU

    Detik ini, di saat gemuruh langit yang kering, udara terasa begitu sejuk bernafas di

    sekitar butir peluh leherku. Mengusap juga peluh penat kelabu yang tercekik jauh

    dalam pikiranku. Ketenangan ini, aku terduduk sepi di tingkatan teratas gedung

    tinggi ini. Terlihat hanya pemandangan tebaran manusia di bawahku dan langit

    kelabu bergemuruh. Udara yang begitu tenang ini. Begitu tenangnya hanya nafas

    ragaku yang terdengar, kicauan tebaran manusia di bawah hanya tampak sebatas

    gerak. Di tempat ini, aku berusaha semakin mendekat dengan batas jatuh raga.

    Lebih banyak sisi tebaran manusia yang dapat aku lihat dari sini. Disini pun aku

    terdiam, namun tak diam. Dari tempatku sekarang ini aku menerawang jauh ke

    lubuk terdalam menembus abuabu langit itu.

    Kisah-kisah akhir pengukirDi lembar akhir buku penutup

    Membumbung sebatas refleksi diri

    Tak sampai terbagi dalam kehangatan padi

    !eg"res katakata yang tersusun dari pena yang menari luwes mengartikan mimik

    pikirannku dalam kesucian lembar buku ini. #ku bukanlah penulis atau se"rang

    pujangga. #ku hanya sang pengamat kehidupan. Meski terlalu cepat dalam

    keremajaanku yang akan berakhir.

    #ku masih terduduk diam menelisik tebaran manusia yang tercakup mata untuk

    melihat.

    Guratan senyuman keabadian

    Tersimpan dalam memoir pikiran

    Gelak tawa,

    Haru pilu,

    Aman dalam kenang lubuk-lubuk terdasar

    Dalam tenang, dalam damai ini. #ku hanya ingin mengenang semua yang tlah ada

    di sini. #ku hanya ingin menyimpan semuanya, dalam rak susunan keindahan

    hidupku. Tersimpan rapi menjadi bagian dari perpustakaan besar perjalanan

    panjang nafasku.

    $$$$

    Langit kering masih bergemuruh, dalam tenang dalam damai. Udara pun masih

    mengalir mesra melewati tubuh ini, yang duduk pada batas jatuh raga. #ku masih

    terdiam namun tak diam. %ikiranku pun masih melayang bebas. Menc"ba

    memanggil mem"ri dalam kebersamaan yang akan berakhir.

  • 7/25/2019 Filosofi Padi tak sebatas Ilmu

    2/4

    Mengingat dan mengingat semakin dalam. Keindahan kebersamaan dalam hidup

    berdampingan. Di tempat ini, tebaran manusia di bawah yang akan selalu

    terngiang. Mereka yang kutemukan sekitar tiga tahun yang lalu sebagai keluarga

    tanpa darah mengikat. Ku terus menc"ba menguak kenangan demi kenangan. Di

    sekitar gedung dalam hidup yang selalu berdampingan.

    Kilas balik menayangkan diri dalam pr"yeksi pikiranku. !eakan terpampang layar

    lebar untuk cerita terskenari". Dalam kilas balik ini berawal dengan teringat

    perjuangan bersama yang dihiasi peng"rbanan batin dan fisik.

    Detik itu,

    Waktu tak beralan semestinya

    hanya merangkak perlahan!

    Detik itu,

    "ersama dalam gelap gulita

    Diringi bunyi genderang antung berdebar

    Detik itu,

    "erdebar begitu ken#ang

    Hati pun berteriak melihat sesama tersiksa

    $iwa dan %aga

    M"men itu, mengenang dengan senyuman. M"men kelam kebersamaan yang

    diuji. %ada saat itu saat kedisiplinan dibentakkan keras dalam pikiran. &amun aku

    bersyukur. Dengan mereka aku bisa menghadapi saat itu. Kami bisa bertahan

    dalam skenari" mereka yang duduk lebih tinggi dari kami. Masih aku terdiam

    namun tak diam.

    Mulai muncul mem"rimem"ri berikutnya. Di saat kami melangkah dalam satu

    ikatan batin. Menyatukan pikiran dan tujuan dalam tekanan mereka. Berkumpul

    padu menuangkan pikiran. Menc"ba bertahan menguatkan dekapan kebersamaan

    yang semakin mereka c"ba untuk hancurkan. !emakin masuk jauh dalam suasana

    itu, hatiku semakin bergetar. Memanggil mem"ri lain yang kami lewati.

    Dalam tenang, dalam damai ini. %ikiranku masih terus melayang lebih tinggi.

    Mengingat di saat kebersamaan pada tehun kedua. Kemi berkumpul bersama,

    bergandengan tangan dalam sepi malam ditemani api unggun yang berk"bar di

    tengah lingkaran kami.

    Malam dingin men#ekam

    "ersama dekapan tangan

    "ersama api yang berkobar

    &amun tak ada pengaruh

    Hangat ini bukan dari mereka

  • 7/25/2019 Filosofi Padi tak sebatas Ilmu

    3/4

    &amun kesatuan hati

    Malam ini pun berubah menadi kehangatan abadi

    Mem"irmem"ir itu. Berawal mulai tiga tahun yang lalu. !aat masuk dalam

    kehidupan ini, kehidupan berdampingan di lingkungan pendidikan f"rmal instansiyang masih dibawah tingkatan pendidikan untuk gelar. Takdir telah menentukan

    jalanku dalam jalan ini. Di awal yang begitu asing dengan mereka, namun dalam

    duduk di batas jatuh raga ini tak ada yang asing, bahkan ikatan kuat keluarga,

    tanpa darah mengikat. Dengan mereka, manusia yang bertebaran di bawah

    ditemani langit kering bergemuruh, dalam balutan udara yang mengalir mesra.

    $$$$

    #ir mata keharuan seakan berusaha mend"brak keluar dari balik kel"pak. &amun

    kutahan dengan senyum ikhlas yang tibatiba tercurahkan ketika membayangkanmem"ir itu. Kuhirup dalamdalam udara yang mesra mengalir ini. Ku pandang

    langit biru yang masih kering dan tak bergemuruh lagi dengan kelabu yang telah

    pergi.

    !esaat kemudian Udara berhenti mengalir seakan mengingatkanku untuk terjaga.

    #ku bangun. Ku berdiri masih di batas jatuh raga, menetes tanpa disadari satu

    butir air mata bahagia. Memerhatikan sejenak, tebaran keluargaku yang tak

    mengikat darah itu. Lalu berbalik badan, kembali menuju ke kamar, kembali ke

    tempat aku beristirahat dalam kehidupan berdampingan dengan mereka. Memulai

    mengemas barangbarangku yang telah sekitar tiga tahun terpaku dalam ruangan

    ini. #ku hanya ingin menghilang dari tebaran itu. #ku tak ingin dirindukan, hanya

    cukup bagikku merindukan. Tebaran mereka di bawah yang melepas saat terakhir

    karena bes"k kami akan berpisah, sejenak atau selamanya'

    $$$$

    Akhir dari buku penutup'

    Apakah benar akhir'

    Disaat aku tak mau mengakhiri

    Aku hanya hilangMen#ari buku baru untuk menyiratkan

    Memulai kisah

    (embebasan kalbu yang masih terikat

    Aku menadi tak ada

    Dalam pandang

    &amun masih ada

    Takkan ku lepas ikatan itu

    Terukir terlalu dalam tak bisa terhapus

  • 7/25/2019 Filosofi Padi tak sebatas Ilmu

    4/4

    Aku menadi tak ada

    "ukan untuk tak bersama

    &amun kan slalu bersama

    Aku hilang dalam raga

    &amun iwa hangat seperti padi

    )ebar berdekatan dalam ladang dingin

    Tumbuh bersama mendekat diri

    Merunduk semua

    Ketika tahu benar akan datang sebuah akhir

    Akhir yang sebenarnya

    &amun ini bukan akhir

    "ukan untuk merunduk bersama

    Aku menadi tak ada

    Dalam raga

    Akan kutemukan buku baru untuk menyiratkan

    Memulai kisah

    (embebasan kalbu yang masih terikat

    *++++*