askeb filosofi

35
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal . Pada setiap kunjungan antenatal care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya masalah atau komplikasi(Saifudin,dkk., 2002). Berdasarkan data dan penelitian tentang kualitas penduduk indonesia 2011 tercatat angka kematian ibu (AKI atau MMR) masih sebesar 228/100.000 kelahiran hidup. KementrianKesehatan menargetkan, sampai tahun 2014 ini akan menurunkan jumlah menjadi 118/100.000kelahiran hidup dan tahun 2015 akan diupayakan menjadi 102/100.000 kelahiran hidup. Depkes menargetkan angka kematian ibu pada tahun 2010 sekitar 226 orang, dan pada tahun 2015menjadi 102 orang pertahun. Untuk mewujudkan 1

Upload: vinasoraya38

Post on 06-Feb-2016

55 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

askeb

TRANSCRIPT

Page 1: askeb filosofi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan

atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk

mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal . Pada setiap kunjungan

antenatal  care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data

mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk

mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine, serta ada tidaknya masalah

atau komplikasi(Saifudin,dkk., 2002).

Berdasarkan data dan penelitian tentang kualitas penduduk indonesia 2011

tercatat angka kematian ibu (AKI atau MMR) masih sebesar 228/100.000

kelahiran hidup. KementrianKesehatan menargetkan, sampai tahun 2014

ini akan menurunkan jumlah menjadi 118/100.000kelahiran hidup dan

tahun 2015 akan diupayakan menjadi 102/100.000 kelahiran hidup.

Depkes menargetkan angka kematian ibu pada tahun 2010 sekitar 226

orang, dan pada tahun 2015menjadi 102 orang pertahun. Untuk

mewujudkan hal ini, salah satu upaya terobosan dan terbuktimampu

meningkatkan keadaan ini masih jauh dari target harapan yaitu 75% atau

125/100.000kelahiran hidup (Eko Sutriyanto, 2012).

Tujuan pelayanan Antenatal Care adalah:a) Mempromosikan dan

menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan

memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses kelahiran bayi.

b) Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis, bedah ataupun

obstetri selama kehamilan. c) Mengembangkan persiapan persalinan serta

rencana kesiagaan menghadapi komplikasi. d) Membantu menyiapkan ibu

untuk menyusui dengan sukses, menjalankan puerperium normal, dan

1

Page 2: askeb filosofi

merawat anak secara fisik, psikologi dan social (Kusmiyati, et al., 2008).

Berdasarkan salah satu tujuan di atas maka pelaksanaan ANC puskesmas

dan BPM diharapkan mampu melakukan deteksi dini komplikasi sehingga

bias mengurangi terjadimya kegawatan pada ibu yang berujung pada

kematian. Tingginya angka kematian ibu di Indonesia kemungkinan terjadi

pada ibu hamil yang berisiko tidak terdeteksi secara dini. Untuk itu bidan

harus mampu dan terampil memberikan pelayanan sesuai dengan

standart yang ditetapkan khususnya bidan desa sebagai ujung tombak,

dengan peran serta yang proaktif dari petugas supervise sebagai penyelia

untuk bidan di desa diharapkan percepatan penurunan angka kematian ibu

dan bayi di Indonesia serta meningkatkan cakupan : kunjungan pertama

ibu hamil (K1), kunjungan ke empat ibu hamil (K4), dan semua persalinan

harus ditolong oleh tenaga kerja terlatih, semua komplikasi obstetric

mendapat pelayanan rujukan yang adekuat, semua perempuan dalam usia

reproduksi mendapat akses pencegahan dan penatalaksanaan kehamilan

yang tidak diinginkan dan aborsi yang tidak aman (Linda, 2007).

Pelayanan antenatal berkualitas mempunyai kedudukan penting dalam

upaya menurunkan angka kematian ibu dan perinatal, karena melalui

pelayanan antenatal yang profesional dan berkualitas, ibu hamil

memperoleh pendidikan tentang cara menjaga diri agar tetap sehat,

mempersiapkan kelahiran bayi yang sehat, serta meningkatkan kesadaran

dan pengetahuan tentang kemungkinan adanya risiko atau terjadinya

komplikasi dalam kehamilan,sehingga dapat dicapai kesehatan yang

optimal dalam menghadapi persalinan dan nifasnya(Wijayanti YT, 2001).

Penerapan standar pelayanan akan sekaligus melindungi masyarakat,

karena penilaian terhadap proses dari hasil pelayanan dapat dilakukan

dengan dasar yang jelas, sehingga masyarakat akan mempunyai

kepercayaan yang lebih mantap terhadap pelaksanaan pelayanan. Standar

pelayanan perlu dimiliki oleh setiap pelaksana pelayanan karena fungsinya

2

Page 3: askeb filosofi

yang penting dalam pelaksanaan, pemeliharaan dan penilaian kualitas

pelayanan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari pembuatan makalah ini, yaitu:

Bagaimana konsep dasar dan filosofi asuhan kehamilan?

Apa sajakah tujuan asuhan kehamilan?

Bagaimana lingkup dan prinsip pokok asuhan kehamilan?

Bagaimana sejarah asuhan kehamilan?

Bagaimana pendekatan risiko?

Apa sajakah hak-hak wanita hamil?

Siapakah tenaga profesionalisme asuhan kehamilan?

Bagaimana peran dan tanggung jawab bidan dalam asuhan kehamilan?

Apa itu Evidence Based?

Bagaimana manajemen proses dalam kehamilan?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini, yaitu:

Dalam pemenuhan tugas Asuhan Kebidanan Kehamilan

Untuk mempelajari awal konsep dasar asuhan kehamilan

Untuk memperdalam materi mengenai asuhan kehamilan

1.4 Metode Penulisan

Metode yang digunakan yaitu kajian teori

1.5 Manfaat Penulisan

Memahami konsep dasar dan filosofi asuhan kehamilan

Menambah wawasan mengenai wanita hamil dan bagaimana

memanajemennya

Menambah pengetahuan dan keterampilan dalam pengasuhan

3

Page 4: askeb filosofi

BAB II

KAJIAN TEORI

Konsep Dasar dan Filosofi Asuhan Kehamilan

2.1 Konsep Dasar Asuhan Kehamilan

Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama

kehamilan,

a.       Satu kali pada triwulan pertama

b.      Satu kali pada triwulan kedua

c.       Dua kali pada triwulan ketiga

Pelayanan atau asuhan standar minimaltermasuk “7T”:

a.       Timbang berat badan

b.      Ukur (Tekanan) darah

c.       Ukur (Tinggi) fundus uteri

d.      Pembeian imunisaasi (Tetanus Tiksoid) TT lengkap

e.       Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan

f.      Tes terhadap penyakit menular seksual

g.      Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan

Pelayanan atau asuhan antenatal inihanya dapat diberikanoleh tenaga

kesehatan professional dan tidak dapat diberikan oleh dukun bayi.

4

Page 5: askeb filosofi

2.2 Tujuan Asuhan Kehamilan

Tujuan Antenatal Care, yaitu:

1. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi

dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, serta proses kelahiran

bayi.

2. Mendeteksi dan menatalaksanaan komplikasi medis, beda, atau

observasi selama kehamilan.

3. Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan ibu, dan

tumbuh kembang janin.

4. Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan menghadapi

komplikasi.

5. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui sukses, menjalankan nifas

normal, serta merawat anak secara fisik, psikologis, dan sosial.

6. Mempersiapkan ibu dan keluarga dapat berperan dengan baik dalam

memelihara bayi agar dapat tumbuh dan berkemnbang secara normal.

2.3 Filosofi Asuhan Kehamilan

Filosofi adalah nilai atau keyakinan atau kepercayaan yang mendasari

seorang untuk berperilaku sehingga mempengaruhi pola kehidupannya.

Pada prinsipnya filosofi asuhan kehamilan merujuk pada filosofi bidan

dalam memberikan pelayanan kebidanan antara lain menyatakan bahwa:

1. Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah (normal) dan

bukan proses patologi tetapi kondisi normal dapat menjadi

patologi/abnormal.Menyadari hal tersebut dalam melakukan asuhan

tidak perlu melakukan intervensi-intervensi yang tidak perlu kecuali

ada indikasi.

2. Setiap perempuan berkepribadian unik,dimana terdiri atas

biologis,psikologis dan sosial yang berbeda sehingga dalam

memperlakukan pasien satu dengan yang lainnya juga berbeda dan

tidak boleh disamakan.

5

Page 6: askeb filosofi

3. Mengupayakan kesejahteraan perempuan dan bayi baru lahir.Ini dapat

dilakukan dengan berbagai upaya baik promosi kesehatan melalui

penyuluhan atau konseling pemenuhan kebutuhan ibu hamil maupun

dengan upaya preventif misalnya pemberian imunisasi TT pada ibu

hamil,pemberian tablet tambah darah dan lain sebagainya.

4. Perempuan mempunyai hal memilih/memutuskan tentang

kesehataan,siapa dan dimana mendapatkan pelayanan kesehatan.

5. Fokus asuhan kebidanan adalah untuk memberikan upaya preventif

(pencegahan) dan promotif (peningkatan kesehatan).

6. Mendukung dan mengahargai proses fisiologi,intervensi dan

penggunaan teknologi dilakukan hanya dengan indikasi.

7. Membangun kemitraan dengan profesi lain untuk memberdayakan

perempuan.

2.4 Lingkup Asuhan Kehamilan

Dalam memberikan asuhan kepada ibu hamil, bidan harus memberikan

pelayanan secara komprehensif. Kusmiyati (2008,hal.2) menguraikan

lingkup asuhan kehamilan pada ibu hamil meliputi:

1. Mengumpulkan dan menganalisa data riwayat kesehatan dan

kehamilan.

2. Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistimatis dan lengkap.

3. Melakukan pemeriksaan abdomen termasuk tinggi fundus, posisi,

presentasi dan penurunan janin.

4. Melakukan penilaian pelvic, ukuran dan struktur panggul.

6

Page 7: askeb filosofi

5. Menilai kesejahteraan janin selama kehamilan.

6. Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir

7. Mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan pertumbuhan janin.

8. Mengkaji kenaikan Berat badan dan hubungannya dengan komplikasi.

9. Memberi penyuluhan tanda-tanda bahaya dan bagaimana

menghubungi bidan.

10. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia, hiperemesis

gravidarum tingkat pertama, abortus iminens dan preeclampsia ringan.

11. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengurangi

ketidaknyamanan.

12. Memberi imunisasi.

13. Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan

penanganannya termasuk rujukan yang tepat.

14. Memberi bimbingan dan persiapan persalinan,kelahiran dan menjadi

orang tua.

15. Memberi bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku sehat selama

hamil.

16. Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan yang tersedia.

7

Page 8: askeb filosofi

Standar 7T dalam asuhan antenatal

1. timbang berat badan

2. ukur tekanan darah

3. ukur tinggi fundus uteri

4. pemberian imunisasi TT (Tetanus Toxoid) lengkap

5. pemberian tablet zat besi minimum 90 tablet selama kehamilan

6. tes terhadap penyakit menular seksual

7. temu wicara dalam rangka persiapan rujuk

2.5 Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan

Prinsip merupakan dasar atau asas atau kebenaran yang menjadi pokok

dasar pemikiran, bertindak, dan sebagainya. Sebagai seorang bidan dalam

melakukan asuhan kebidanan harus berdasarkan prinsip sesuai tugas

pokok dan fungsinya agar apa yang dilakukan tidak melanggar

kewenangan/malpraktik. Selain harus memiliki kompetensi, bidan dalam

melaksanakan asuhan harus berpegang pada Undang-Undang Kesehatan

Nomor 23 Tahun 1992tentang registrasi dan praktik bidan yang mana

pelayanann dilakukan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dan

standar profesi bidan.

Ruang lingkup praktik kebidanan menurut KepMenkes nomor :

900/MENKES/SK/VII/2002 Pelayanan kebidanan kepada ibu meliputi

(pasal 16):

1. Penyuluhan dan konseling

2. Pemeriksaan fisik

8

Page 9: askeb filosofi

3. Pelayanan antenatal pada kehamilan nomal

4. Pertolongan pada kehamilan abnormal, yang mencakup ibu hamil

dengan abortus imminens, hiperemesis gravidarum tingkat I, preeklampsia

ringan dan anemia ringan.

2.6 Sejarah Asuhan Kehamilan

Sebagaimana sejarah perkembangan kebidanan dunia maka sejarah asuhan

kebidanan pun tidak lepas dari itu. Telah diketahui dalam sejarah bahwa

bidan sudah ada sejak zaman prasejarah di zaman Mesir yaitu Simprah dan

Poah yang tidak setuju dengan raja Fir’aun yang melakukan pembunuhan

pada bayi laki-laki yang baru lahir. Dengan perkembangan zaman, pada

masa sebelum Masehi mulai diketahui fisiologi dan patologi kehamilan.

Pada tahun 1899 di Ediburn mulai disediakan tempat untuk merawat

wanita hamil. Adolphe Pinard daei Pranci tahun 1878 menemukan palpasi

abdominal yang dikenal dengan cara Pinard. Jean Lubumean dari Prancis

menemukan leneac dan stetoskop pada tahun 1819 dan pertama

mendengar DJJ tahun 1920. John Braxton Hiks dari Inggris tahun 1872

menggambarkan kontraksi uterus selama kehamilan yang dikenal dengan

kontraksi Braxton Hiks. Sebelum dikenal asuhan berdasarkan evidence

based, asuhan yang diberikan berdasarkan tradisional. Asuahn yang

banyak berkembang saat ini dari model yang berkembang di Eropa awal

dekade abad ini dengan lebih mengarah ke ritual daripada rasional. Lebih

mengarah ke frekuensi dan jumlah daripada tujuan yang essensial.

2.7 Pendekatan Risiko

Pendekatan risiko mempunyai rasionalisasi bahwa asuhan antenatal adalah

melakukan skrening untuk memprediksi faktor-faktor resiko untuk

memprediksi suatu penyakit.

9

Page 10: askeb filosofi

Kehamilan dengan faktor risiko tinggi adalah suatu kehamilan yang

memiliki keadaan tertentu sehingga menyebabkan meningkatnya risiko

selama kehamilan. Adapun faktor-faktor risiko tinggi pada ibu hamil

antara lain, yaitu:

Primigravida kurang dari 20 tahun

Kehamilan dengan umur lebih dari 35 tahun

Anak lebih dari empat

Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang dari dua

tahun

Tinggi badan kurang dari 245 cm

Berat badan kurang dari 33 kg atau lingkar lengan atas kurang dari

23,5 cm

Riwayat keluarga menderita penyakit kencing manis, hipertensi, dan

riwayat cacat kongenital

Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau

panggul

Hb kurang dari 11 gram % (Dinas Kesehatan Pemerintah Aceh, 2007)

Hasil-hasil penelitian yang dikaji oleh WHO (MaternalNeonatal Health) di

Kasango, Zaire menunjukkan bahwa :

10

Page 11: askeb filosofi

2.8 Hak-Hak Wanita Hamil

A. Petugas kesehatan harus menyadari hak-hak ibu ketika menerima

layanan asuhan kehamilan, yaitu:

1. Setiap perempuan/ibu penerima asuhan mempunyai hak

mendapatkan keterangan mengenai kesehatanya

2. setiap perempuan/ibu mempunyai hak mendiskusikan

keprihatinannya di dalam lingkungan di mana ia merasa percaya.

3. Setiap perempuan/ibu harus mengetahui sebelumnya jenis prosedur

yang akan dilakukan.

4. Prosedur harus dilaksanakan di dalam suatu lingkungan (misalnya

kamar bersalin) supaya hak ibu untuk mendapatkan privasi

dihormati.11

Page 12: askeb filosofi

5. Setiap perempuan/ibu harus dibuat senyaman mungkin ketika

menerima layanan.

6. Setiap perempuan/ibu mempunyai hak untuk mengutarakan

pandangan dan pilihannya mengenai layanan yang diterimanya.

B. Hak-hak ibu ketika menerima layanan asuhan kehamilan (Saifuddin,

2002), yaitu :

1. Mendapatkan keterangan mengenai kondisi kesehatannya.

Informasi harus diberikan langsung kepada klien (dan

keluarganya).

2. Mendiskusikan keprihatinannya, kondisinya, harapannya terhadap

sistem pelayanan, dalam lingkungan yang dapat ia percaya. Proses

ini berlangsung secara pribadi dan didasari rasa saling percaya.

3. Mengetahui sebelumnya jenis prosedur yang akan dilakukan

terhadapnya.

4. Mendapatkan pelayanan secara pribadi / dihormati privasinya

dalam setiap pelaksanaan prosedur.

5. Menerima layanan senyaman mungkin.

6. Menyatakan pandangan dan pilihannya mengenai pelayanan yang

diterimanya.

C. Dalam pelayanan asuhan kehamilan, Bidan dan tenaga professional

lainnya harus

mempertahankan hak-hak ibu dalam menjalankan masa kehamilan.

Beberapa hak-hak wanita ini bisa digunakan sebagai pedoman.

12

Page 13: askeb filosofi

1. Wanita hamil berhak mendapatkan perawatan pada masa

kehamilan yang dikenal dengan Antenatal Care (ANC). ANC

merupakan pelayanan kesehatan kepada ibu hamil selama

kehamilannya (Depkes, 1994). ANC selama kehamilan terdiri dari

tiga kunjungan kali kunjungan baik di puskesmas maupun rumah

sakit.

2. Menurut UU Kesehatan Nomor 23 Tahun 1992 hanya berlaku bagi

istri yakni pada pasal 14: “Kesehatan istri meliputi masa

prakehamilan, kehamilan, pascapersalinan dan masa di luar

kehamilan dan persalinan. Artinya, belum mengatur semua

khususnya pada kasus kehamilan di luar hubungan suami-istri

(pemerkosaan, remaja hamil di luar nikah).

3. Pada Nomor 7 Tahun 1984 Pasal 12: Negara wajib menjamin

pelayanan kehamilan, persalinan dan pascapersalinan.

4. UU Ketenagakerjaan Nomor 25 Tahun 1997 (UUK). UU ini tidak

mengatur Secara tegas mengenai hak-hak reproduksi buruh

perempuan seperti cuti haid, melahirkan dan menyusui yang

sebelumnya diatur dalam UU No.12 Tahun 1948 tentang UU Kerja.

 Dalam UU Tenaga Kerja Pasal 13 (Ayat 1,2,3):

Ayat 1 : Buruh wanita tidak diperbolehkan bekerja pada hari

pertama haid,

Ayat 2: Buruh wanita harus diberi istirahat selama satu

setengah bulan sebelum saatnya melahirkan menurut

perhitungan dan setelah melahirkan anak atau mengalami

keguguran.

Ayat 3: Dengan tidak mengurangi yang telah ditentukan pada

Ayat 1 dan 2, buruh wanita yang anaknya masih menyusui

13

Page 14: askeb filosofi

harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya

kalau hal ini dilakukan selama waktu kerja.

5. Hak-hak wanita khususnya yang berkaitan dengan Reproduksi

Hak untuk Hidup

Hak mendapatkan kebebasan dan keamanan

Hak atas kesetaraan dan terbebas dari segala bentuk

diskriminasi

Hak privasi

Hak kebebasan berpikir

Hak atas informasi dan edukasi

Hak untuk memilih menikah atau tidak serta untuk membentuk

dan merencanakan sebuah keluarga

Hak untuk memutuskan apakah ingin dan kapan punya anak

Hak atas pelayanan dan proteksi kesehatan

Hak untuk menikmati kemajuan ilmu pengetahuan

Hak atas kebebasan berserikat dan berpartisipasi dalam arena

politik, dan Hak untuk terbebas dari kesakitan dan kesalahan

pengobatan.

6. Dalam pembukaan UU HAM Tahun 1999 sudah menjamin wanita

hamil berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus.

7. Berdasarkan UU, maka ibu hamil bisa meminta seseorang yang

sehat berdiri dan memberinya tempat duduk. Dan sopir berhak

menyuruh penumpang lain berdiri dan memberikan tempat duduk.

14

Page 15: askeb filosofi

Jika tidak, maka bus yang menaikkan orang hamil tanpa

memberkannya tempat duduk bisa disebut melanggar UU HAM.

8. Menurut UU HAM Nomor 39 Pasal 48:

Wanita berhak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran di

semua jenis jenjang dan jalur pendidikan sesuai dengan persyaratan

yang telah ditentukan.

9. Menurut UU HAM Nomor 39 Pasal 49:

Wanita berhak untuk memilih, dipilih, dingkat dalam

pekerjaan, jabatan, dan profesi sesuai dengan peraturan dan

perundang-undangan.

Wanita berhak untuk mendapatkan perlindungan khusus dalam

pelaksanaan pekerjaan atau profesinya terhadap hal-hal yang

dapat mengancam keselamatan atau kesehatannya berkenaan

dengan fungsi reproduksi wanita.

Hak khusus yang melekat pada diri wanita dikarenakan fungsi

reproduksinya, dijamin dan dilindungi oleh hukum.

Pasal 50: Wanita yang telah dewasa dan atau telah menikah

berhak melakukan perbuatan hukum sendiri, kecuali

ditentukan lain oleh hukum agamanya.

10. Deklarasi Barcelona 23 – 27 September 2001 tentang hak – hak

wanita

Melahirkan merupakan pilihan yang bebas

Memperoleh pendidikan dan informasi yang memadai

mengenai kesehatan reproduksi, kehamilan, persalinan, dan

perawatan BBL

15

Page 16: askeb filosofi

Mendapatkan jaminan dan dari pemerintah di Negara

manapun untuk memperoleh pertolongan yang benar dan

suatu kehamilan tanpa resiko

Memperoleh informasi yang benar tentang prosedur dan

perkembangan teknologi tersebut terhadap kehamilan ,

persalinan dan prosedur yang paling aman

Memperoleh gizi yang cukup selama kehamilan

Tidak dikeluarkan dari pekerjaan hanya karena kehamilan

Tidak menerima diskriminasi dan hukuman yang diberikan

masyarakat akibat mengalami gangguan kehamilan

Kelahiran tidak boleh dibatasi atas dasar tatanan sosial

Membagi tanggung jawab dengan suami berkaitan dengan

pengambilan keputusan dalam proses reproduksi

Mendapatkan informasi tentang keuntungan menyusui dan

diberikan dorongan agar segera menyusui setelah melahirkan

berhak turut dalam pengambilan keputusan yang mungkin

memengaruhi dirinya dan janinnya

Wanita yang melahirkan di institusi berhak memutuskan

mengenai pekerjaan, tempat dan praktek secara kultural yang

dianggap penting bagi individu

Wanita hamil dengan ketergantungan obat, AIDS, penyakit

kelamin ataupun masalah sosial yang memungkinkan mereka

dijauhi masyarakat berhak mendapatkan pertolongan khusus.

11. Pasien hamil memiliki hak, yang ditujukan pada pemberian obat

atau tindakan, akan mendapat penjelasan oleh petugas kesehatan

yang memberikan asuhan padanya tentang efek-efek potensial

16

Page 17: askeb filosofi

langsung atau tidak langsung, risiko atau bahaya terhadap dirinya

atau bayinya yang belum lahir atau bayinya yang baru lahir yang

mungkin diakibatkan dari penggunaan obat yang diresepkan atau

tindakan-tindakan yang diharus selama masa kehamilan,

persalinan, kelahiran atau menyusui.

12. Pasien hamil memiliki hak, sebelum dilakukan terapi, berhak untuk

mendapatkan informasi tidak hanya tentang keuntungan-

keuntungan, risiko-risiko dan bahaya dari terapi yang diberikan,

tetapi juga terapi alternatif, seperti tersedianya kelas-kelas

pendidikan melahirkan anak yang dapat mempersiapkan pasien

hamil secara mental dan fisik untuk mengatasi ketidak nyamanan

atau stres selama masa kehmilan dan pengalaman melahirkan anak,

dengan demikian mengurangi atau meniadakan kebutuhannya akan

obat dan intervensi obstetrik. Ia harus diberikan informasi tersebut

sejak awal kehamilannya dengan tujuan agar ia membuat suatu

keputusan yang cukup beralasan.

13. Pasien memiliki hak, sebelum memberikan obat apa saja, untuk

mendapat informasi dari petugas kesehatan yang meresepkan atau

memberikan obat padanya bahwa setiap obat yang ia dapatkan

selama masa kehamilan, proses persalinan dan melahirkan, tidak

perduli bagaimana dan kapan obat tersebut diminum atau

diberikan, yang dapat memberikan efek buruk pada bayinya yang

belum lahir, secara langsung atau tidak, dan bahwa tidak terdapat

obat atau bahan-bahan kimia yang telah terbukti aman untuk bayi

yang dikandungnya.

14. Pasien hamil mempunyai hak, bila diantisipasikan akan dilakukan

seksio sesaria.

2.9 Tenaga Profesionalisme (Asuhan Kehamilam)

17

Page 18: askeb filosofi

Dalam memberikan asuhan kebidanan, bidan merupakan tenaga

profesional dan bukan dukun.

Tindakan bidan saat kunjungan antenatal : 

1. Mendengarkan dan berbicara kepada ibu serta keluarganya untuk

membina hubungan saling percaya

2. Membantu setiap wanita hamil dan keluarga untuk membuat rencana

persalinan

3. Membantu setiap wanita hamil dan keluarga untuk persiapan

menghadapi komplikasi

4. Melakukan penapisan untuk kondisi yang mengharuskan melahirkan

di RS

5. Mendeteksi dan mengobati komplikasi-komplikasi yang dapat

mengancam jiwa (pre-eklamsia, anemia, PMS)

6. Mendeteksi adanya kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28 mg

dan adanya kelainan letak setelah usia kehamilan 36 mg

7. Memberikan konseling pada ibu sesuai usia kehamilannya, mengenai

nutrisi, istirahat, tanda-tanda bahaya, KB, pemberian ASI,

ketidaknyamanan yang normal selama kehamilan dsb 8. Memberikan

suntikan imunisasi TT bila diperlukan

8. Memberikan suplemen mikronutrisi, termasuk zat besi an folat

secara rutin, serta vitamin A bila perlu

2.10 Peran dan Tanggung Jawab Bidan Asuhan Kehamilan

1. Peran:

a. Pelaksana: memberi asuhan/ pelayanan. Bidan mempunyai 3 (tiga)

tugas utama yaitu: mandiri, kolaborasi, dan rujukan.

Ada 7 langkah utama:

1)  Mengkaji

2)  Menentukan Diagnosa

3)  Menyusun rencana tindakan

18

Page 19: askeb filosofi

4)  Melaksanakan tindakan

5)  Evaluasi

6)  Tindak lanjut

7)   Dokumentasi

b. Pengelola: menyusun rencana kerja, mengelola kegiatan pelayanan

ibu hamil, berpartisipasi dalam kegiatan program pelayanan

kehamilan

c. Pendidik: melakukan penyuluhan, mendidik siswa bidan/ calon bidan

d. Peneliti: melakukan penelitian kebidanan

2. Kewajiban Bidan

a. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kehamilan sesuai standart

profesi dengan menghormati hak-hak klien

b. Wajib merujuk, memberi kesempatan klien ibadah, menjaga rahasia,

memberikan informasi, inform consent, dokumentasi, kerjasama pihak

lain.

2.11 Evidence Based dalam Praktik Kehamilan

Evidence Based adalah cara yang untuk membantu tenaga kesehatan

dalam membuat keputusan saat merawat pasien sesuai dengan Kebutuhan

pasien dan keahlian klinis tenaga kesehatan berdasarkan bukti-bukti

ilmiah.

Praktik berdasarkan penelitian merupakan penggunaan yang sistematik,

ilmiah dan eksplisit dari penelitian terbaik saat ini dalam pengambilan

keputusan tentang asuhan pasien secara individu. Hal ini menghasilkan

asuhan yang efektif dan tidak selalu melakukan intervensi. Kajian ulang

intervensi secara historis memunculkan asumsi bahwa bahwa sebagian

19

Page 20: askeb filosofi

besar komplikasi obstetri yang mengancam jiwa bisa diprediksi atau

dicegah.

Menurut MNH (Maternal Neonatal Health) asuhan antenatal atau yang

dikenal antenatal care merupakan prosedur rutin yang dilakukan petugas

(dokter/bidan/perawat) dalam membina suatu hubungan dalam proses

pelayanan pada ibu hamil untuk mempersiapkan persalinan.

2.12 Manajemen Proses dalam Kehamilan

Manajemen kehamilan baik secara fisik maupun psikis, senam

kehamilan  merupakan suatu  keharusan bagi ibu hamil untuk mengikuti

kelas kelahiran ini. Tetapi jika Manajemen kehamilan seperti kondisi

keuangan memungkinkan, sebaiknya ibu hamil ikut kelas kehamilan

apalagi jika ibu hamil tersebut baru pertama kali merasakan sebagai ibu

hamil. Kelas kelahiran memang perlu dan penting memberikan banyak

informasi penting dan lengkap menangani berbagai kemungkinan yang

bisa terjadi saat melahirkan. Selain itu,   anda juga akan dilatih untuk

menghadapi setiap situasi yang dihadapi dengan benar.

Pengetahuan dalam pengaturan atau memanajemen kehamilan selama

proses kehamilan dan saat menghadapi  persalinan  serta saat melahirkan

ini penting untuk mempersiapkan fisik dan psikologis anda tentang.

Melahirkan itu memang nyeri, namun jika kita mempersiapkannya  yang

sesuai denagn anjuran  dokter ahlinya saya kira semuanya dapat diatasi.

Kelas kelahiran berusaha mematahkan hubungan antara rasa nyeri dan rasa

takut tersebut, disamping itu anda juga akan mendapatkan informasi

mengenai penggunaan teknologi di rumah sakit bersalin dan cara yang

tepat untuk memanfaatkan teknologi tersebut, sehingga mememudahkan

bagi anda untuk mempertimbangkan perlu tidaknya anda menggunakan

cara tersebut.

20

Page 21: askeb filosofi

Dengan informasi lengkap yang anda terima diharapkan akan memberi

dukungan secara psikologis. Manajemen kehamilan juga akan bertemu

dengan ibu-ibu lain yang sedang menghadapi kondisi yang sama dengan

anda, sehingga anda bisa saling bertukar informasi dan pengalaman

lainnya. Biasanya berbicara dengan orang-orang yang berada dalam

kondisi yang sama dengan kita juga akan memberi dukungan psikologis.

Dukungan psikologis yang anda dapatkan diharapkan dapat memberikan

ketenangan batin dan menambah rasa percaya diri dalam menghadpi

proses persalinan, sedangkan persiapan fisik yang akan anda dapatkan

adalah latihan-latihan fisik atau senam bagi ibu hamilyang ditujukan

untuk mengatasi rasa nyeri saat melahirkan.

21

Page 22: askeb filosofi

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa evidence based merupakan cara

untuk membantu tenaga kesehatan dalam membuat keputusan saat merawat

pasien sesuai dengan Kebutuhan pasien dan keahlian klinis tenaga kesehatan

berdasarkan bukti-bukti ilmiah.

Setiap wanita hamil, melahirkan atau nifas mengalami resiko komplikasi

yang serius dan mengancam jiwanya. Meskipun pertimbangan ’resiko’ ini

bisa digunakan oleh individu-individu bidan, perawat dan dokter untuk

menyusun advis pengobatan. Kadang kala wanita hamil yang beresiko

rendah sering terabaikan sehingga mengembangkan komplikasi dan banyak

yang lainnya yang memiliki RESTI malah melahirkan tanpa masalah sama

sekali.

Wanita hamil juga harus mempersiapkan kondisi fisik dan mental dalam

proses kehamilan dan saat menjalani  persalinan. Melalui kelas hamil

dan manajemen kehamilan semuanya dapat teratasi baik secara mental

maupun fisik karena informasi serta manajemen kehamilan yang di

butuhkan oleh  ibu hamil .

3.2 Saran

Untuk asuhan kehamilan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan seharusnya

dapat berdampingan dengan hak-hak dari pasien yaitu wanita hamil. Bidan

dan tenaga medis setempat dapat memberi pengetahuan dan keterampilan

dalam melakukan asuhan kehamilan dan ditambah dengan sang ibu

membaca referensi tentang gizi-gizi yang harus dicukupi oleh seorang ibu

hamil. Seorang bidan dan tenaga kesehatan hendaknya sering-sering

22

Page 23: askeb filosofi

memberikan pendidikan kesehatan pada masyarakat setempat agar

masyarakat dapat merubah pola pikirannya tentang makanan yg dianggap

pantang dimakan oleh ibu hamil yang sejatinya sangat diperlukan untuk

perkembangan janin yang dikandungnya.

23

Page 24: askeb filosofi

DAFTAR PUSTAKA

Jannah, Nurul. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta:

Andi Offset.

Dikutip dari https://www.academia.edu/6064215/Makalah_ANC Pada

tanggal 13 April 2015

Dikutip dari http://www.khususkebidanan.com/hak-hak-wanita-hamil/ Pada

tanggal 13 April 2015

Dikutip dari

https://plus.google.com/101289584271981117830/posts/i886uFPcNRM Pada

tanggal 13 April 2014

24