filosofi kopi.docx

25
Filosofi Kopi Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Gaya penulisan artikel atau bagian ini tidak atau kurang cocok untuk Wikipedia. Silakan lihat halaman pembicaraan . Lihat juga panduan menulis artikel yang lebih baik . Filosofi Kopi Pengarang Dewi Lestari Negara Indonesia Bahasa Indonesia Genre Roman Penerbit Jakarta: Trudee Books & GagasMedia Tanggal rilis 2006 Halaman xi, 134 halaman Filosofi Kopi adalah sebuah buku fiksi karya Dewi Lestari yang akrab dipanggil dengan nama Dee. Selain Filosofi Kopi, karya lain Dee adalah Supernova , Rectoverso , dan Perahu Kertas. Melalui buku Filosofi Kopi ini, Dee ingin menghadirkan bagaimana perjuangan seorang yang memiliki hobi terhadap kopi dan memaknai kopi dari sudut pandang kehidupan. Buku ini dianugerahi sebagai karya sastra terbaik tahun 2006 oleh majalah Tempo . Pada tahun yang sama, Filosofi Kopi juga berhasil dinobatkan menjadi 5 Besar Khatulistiwa Award kategori fiksi . Daftar isi [sembunyikan ] 1 Daftar cerita 2 Ringkasan Cerita 3 Lihat pula

Upload: umizull

Post on 14-Nov-2015

89 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Filosofi KopiDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasBelum DiperiksaGayapenulisan artikel atau bagian ini tidak atau kurang cocok untuk Wikipedia.Silakan lihathalaman pembicaraan. Lihat jugapanduan menulis artikel yang lebih baik.

Filosofi Kopi

PengarangDewi Lestari

NegaraIndonesia

BahasaIndonesia

GenreRoman

PenerbitJakarta: Trudee Books & GagasMedia

Tanggal rilis2006

Halamanxi, 134 halaman

Filosofi Kopiadalah sebuah buku fiksi karyaDewi Lestariyang akrab dipanggil dengan nama Dee. Selain Filosofi Kopi, karya lain Dee adalahSupernova,Rectoverso, dan Perahu Kertas. Melalui buku Filosofi Kopi ini, Dee ingin menghadirkan bagaimana perjuangan seorang yang memiliki hobi terhadap kopi dan memaknai kopi dari sudut pandang kehidupan. Buku ini dianugerahi sebagai karya sastra terbaik tahun 2006 oleh majalahTempo. Pada tahun yang sama, Filosofi Kopi juga berhasil dinobatkan menjadi 5 Besar Khatulistiwa Award kategorifiksi.Daftar isi[sembunyikan] 1Daftar cerita 2Ringkasan Cerita 3Lihat pula 4Pranala luar 5ReferensiDaftar cerita[sunting|sunting sumber]Buku ini berisi 18 tulisan yang terdiri dari prosa lirik, cerita pendek, dan cerita tidak terlalu pendek. Buku ini ditulis pada tahun 1995-2005.[1]1. Filosofi Kopi (1996)2. Mencari Herman (2004)3. Surat Yang Tak Pernah Sampai (2001)4. Salju Gurun (1998)5. Kunci Hati (1998)6. Selagi Kau Lelap (2000)7. Sikat Gigi (1999)8. Jembatan Zaman (1998)9. Kuda Liar (1998)10. Sepotong Kue Kuning (1999)11. Diam (2000)12. Cuaca (1998)13. Lara Lana (2005)14. Lilin Merah (1998)15. Spasi (1998)16. Cetak Biru (1998)17. Budha Bar (2005)18. Rico de Coro (1995)Ringkasan Cerita[sunting|sunting sumber]Crita utama dalam buku Filosofi Kopi bercerita tentang Ben dan Jody. Ben merupakan seorang barista yang handal dalam meramu kopi. Bersama Jody, dia mendirikan suatu kedai kopi yang disebutFilosofi Kopi Temukan Diri Anda Di Sini.Ben memberikan sebuah deskripsi singkat mengenai filosofi kopi dari setiap ramuan kopi yang disuguhkannya di kedai tersebut. Kedai tersebut menjadi sangat ramai dan penuh pengunjung. Suatu hari, seorang pria kaya menantang Ben untuk membuat sebuah ramuankopi yang apabila diminum akan membuat kita menahan napas saking takjubnya, dan cuma bisa berkata: hidup ini sempurna, dan Ben berhasil membuatnya. Ramuan kopi yang disebut Ben's Perfecto tersebut menjadi yang minuman terenak hingga seorang pria datang dan mengatakan bahwa rasa kopi tersebut hanya "lumayan enak" dibandingkan kopi yang pernah dicicipinya di suatu lokasi di Jawa Tengah.Ben dan Jody yang penasaran langsung menuju lokasi tersebut dan mereka menemukan secangkir kopi tiwus yang disuguhkan oleh pemilik warung reot di daerah tersebut. Ben dan Jody meminum kopi tersebut tanpa berbicara sedikitpun, dan hanya meneguk serta menerima tuangan kopi yang disuguhkan oleh pemilik warung tersebut. Kopi tersebut memiliki rasa yang sempurna dan ada cerita serta filosofi yang menarik dari kopi tersebut. Ben yang merasa gagal kembali ke Jakarta dan putus asa. Untuk mencari tahu cara menghibur temannya, Jody kembali menemui pemilik warung di Jawa Tengah tersebut dan sepulangnya dari sana, dia menghidangkan Ben segelas Kopi Tiwus. Bersamaan dengan kopi tersebut, dia menmberikan sebuah kartu bertuliskan "Kopi yang Anda minum hari ini Adalah: "Kopi Tiwus. Walau tak ada yang sempurna, hidup ini indah begini adanya". Pada akhirnya Ben sadar bahwa dia selama ini mengambil jalan hidup yang salah, dan Ben juga sadar bahwa hidup ini tidak ada yang sempurna. Dengan demikian Ben kembali sadar dan melanjutkan perjuangan serta hobinya di kedai filosofi kopi.http://id.wikipedia.org/wiki/Filosofi_Kopi

Rahasia Cerita 'FILOSOFI KOPI' Dari Dee, Simpel Namun PentingSelasa, 14 April 2015 11:28|Dewi Lestari

Dewi Lestari @foto: KapanLagi.com/Bayu HerdiantoKumpulan Berita Terkait: Film Filosofi Kopi04Share179Tweet

Kapanlagi.com-Dewi Lestaripatut berbangga karena salah satu kisah cerita pendeknya baru saja diangkat ke dalam layar lebar. Yap,FILOSOFI KOPItelah digarap manis olehAngga Dwimas Sasongkoselaku sutradara dengan sentuhan ajaibnya.Dirilis pada tanggal 9 April 2015 kemarin, film ini dipenuhi banyak antusiasme penonton. Wajar saja, sebab cerita yang ditawarkan dalamFILOSOFI KOPImemang menyuguhkan kesegaran kisah yang belum pernah dibawa oleh tontonan lain.Riset selalu jadi bagian penting dalam tulisan saya, kadang riset lebih panjang agar kita yakin pada apa yang kita tulis. Riset itu bisa menghidupkan cerita.Dewi Lestari

Ssst, ternyata ada sebuah rahasia lho di balik ceritaFILOSOFI KOPIyang dibuat olehDewi Lestari. Menurut dia, untuk membuat sebuah karya yang sempurna, para penulis harus atau wajib untuk melakukan riset agar karya yang dihasilkannya tak mengada-ada.

Dewi Lestari @foto: KapanLagi.com/Bayu Herdianto"Riset selalu jadi bagian penting dalam tulisan saya, kadang riset lebih panjang agar kita yakin pada apa yang kita tulis. Riset itu bisa menghidupkan cerita. Aku ngekost sebulan buat riset, pas film PERAHU KERTAS, biar tahu," ujarDeeketika ditemui di acara Filosofi Kopi Live in Concert di Rolling Stone Cafe, Ampera, Jakarta Selatan, Senin (13/4) malam.KisahFILOSOFI KOPIyang diangkat dalam film layar lebar ternyata belum membuat dirinya puas. Penulis yang juga mengisisoundtrackdalam film ini pun mengungkapkan keinginannya agar semua karya yang dibuatnya dapat dirilis dalam versi bahasa asing."Saya kepingen karya saya bisa diterjemahkan ke bahasa asing, meminta pemerintah aktif, nanti adaeventuntuk menunjang hal ini, tapi saya belum bisa ngomong karenaevent-nya belum terlaksana," tambahnya.Simak Juga:Glenn Fredly Berikan Bibit Kopi di Konser Filosofi KopiKonser Mini Buat Para Pecinta Kopi, Total Gratis Buat Kamu!Suguhan Tabrakan Karakter di 'FILOSOFI KOPI', Seperti Apa?Dee Ingin Julie Estelle - Chico Jericho Jadian, Ini BuktinyaDewi Lestari: Dari Melamun, Tercipta Semuanyahttp://www.kapanlagi.com/showbiz/film/indonesia/rahasia-cerita-filosofi-kopi-dari-dee-simpel-namun-penting-9c042c.html

Resensi Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa SatuDekade12DECJudul buku :Filosofi Kopi: Kumpulan Cerita dan Prosa Satu DekadePenulis : Dewi Dee LestariPenerbit : Truedee Books dan GagasMediaTahun terbit : 2006Jumlah halaman : 134No. ISBN : 979-96257-3-4Buku Filosofi Kopi ini merupakan buku yang berisi kumpulan 18 cerpen dan prosa yang ditulis Dee selama satu dekade (tahun 1995 hingga 2005).Buku ini dianugerahi sebagai karya sastra terbaik tahun 2006 oleh majalahTempo. Pada tahun yang sama, Filosofi Kopi juga berhasil dinobatkan menjadi 5 Besar Khatulistiwa Award kategorifiksi. Filosofi Kopi sendiri merupakan judul dari salah satu cerpen, yang penulis jadikan sebagai cerita pembuka dalam buku ini.Filosofi Kopi bercerita tentang dua orang pemuda bernama Ben dan Jody yang memulai usaha kedai kopinya dari nol. Usaha dan kegigihan mereka membuat kedainya menjadi incaran para pecinta kopi dari berbagai daerah. Ben yang bertugas sebagai peramu kopi sangat tergila-gila pada kopi, dan ia yakin bahwa setiap jenis kopi memiliki filosofi tersendiri. Maka dari itu, ia yang telah menjelajahi semua jenis kopi dari berbagai negara, membuat filosofi untuk setiap kopi racikannya. Selain rasanya yang nikmat, hal inilah yang menjadikan kedai kopi yang mereka namai Filosofi Kopi diminati oleh banyak orang. Selain itu, Ben membuat kartu kecil yang dibagikan kepada setiap orang sehabis berkunjung, yang bertuliskan nama kopi yang diminum dan keterangan filosofinya.Suatu hari datang salah seorang pria pecinta kopi yang memberikan tantangan kepada Ben untuk menciptakan kopi yang apabila diminum akan membuat peminumnya menahan napas dan hanya bisa berkata: hidup ini sempurna. Apabila Ben dapat menciptakan kopi sempurna sesuai keinginannya, maka ia akan memberikan uang sebesar Rp50 juta kepada Ben. Ben yang ambisius tentu saja menerima tantangan tersebut. Kerja kerasnya selama beberapa minggu membuahkan hasil. Kemudian Ben menamai kopi tersebut BENs PERFECTO.Pagi-pagi sekali Ben menelepon penantangnya dan akhirnya ia datang pada sore hari. Disaksikan semua pelanggan, Ben menyuguhkan secangkir Bens Perfecto. Pria itu menyeruput perlahan, setelah beberapa saat, ia berkata, hidup ini sempurna. Kedai kopi tersebut pun dipenuhi tepuk tangan pelanggan yang lain. Kemudian pria itu mengeluarkan selembar cek kepada Ben dan berkata, Selamat. Kopi iniperfect.Sempurna. Minuman tersebut menjadi menu favorit semua langganan, sehingga omzet yang diraih pun meningkat.Di suatu pagi, datang seorang pengunjung baru ke Filosofi Kopi. Jody langsung menyambutnya dan merekomendasikan Bens Perfecto kepada tamunya. Ia setuju. Dalam waktu singkat, Ben sudah menyuguhkan secangkir Bens Perfecto. Lalu ia menanyakan pendapat tamu tersebut. Dengan wajah datar, tamu tersebut hanya menjawab, lumayan jika dibandingkan kopi yang pernah dicicipinya di suatu tempat di Jawa Tengah.Untuk memenuhi rasa keingintahuannya, Ben dan Jody langsung menuju lokasi tersebut dan mereka menemukan secangkir kopi tiwus yang disuguhkan oleh pemilik warung reot di daerah tersebut. Ben dan Jody meminum kopi tersebut tanpa berbicara sedikitpun. Kopi tersebut memiliki rasa yang jauh lebih sempurna dibandingkan Bens Perfecto. Ben yang merasa gagal kembali ke Jakarta dan putus asa. Untuk mencari tahu cara menghibur temannya, Jody kembali menemui pemilik warung tersebut dan sepulangnya dari sana, dia menghidangkan Ben segelas Kopi Tiwus. Bersamaan dengan kopi tersebut, dia memberikan sebuah kartu bertuliskanKopi yang Anda minum hari ini Adalah: Kopi Tiwus. Walau tak ada yang sempurna, hidup ini indah begini adanya. Pada akhirnya Ben sadar bahwa hidup ini tidak ada yang sempurna. Semangat Ben pun kembali tumbuh dan melanjutkan perjuangan serta hobinya di kedai Filosofi Kopi.Jika dibandingkan dengan cerpen yang lain, Filosofi Kopi-lah yang paling saya sukai. Ceritanya sungguh menarik dan mengandung pesan yang sangat dalam. Selain cerita tentang Ben, sang peramu kopi, terdapat karya-karya lain yang bercerita tentang pencarian cinta sejati, cinta bertepuk sebelah tangan, melupakan masa lalu dengan sikat gigi, persahabatan, kisah cinta dari sudut pandang kecoa.Buku ini berisi kata-kata yang tidak begitu saja dimengerti. Sehingga untuk mendalami cerita dan prosa ini, pembacanya harus cukup berpikir. Akan tetapi, jika dibandingkan dengan Rectoverso yang pernah saya baca sebelumnya, Filosofi Kopi masih termasuk bacaan yang lebih ringan. Namun tetap saja terdapat beberapa karya yang menurut saya membingungkan, sebab dikemas dalam prosa yang berbentuk puisi, atau sebaliknya. Satu kelemahan lainnya adalah di cover buku tersebut yang menurut saya kurang menarik minat baca para remaja.https://dewirhy09.wordpress.com/2013/12/12/resensi-filosofi-kopi-kumpulan-cerita-dan-prosa-satu-dekade/

Jumat, 31 Januari 2014Review Buku: Filosofi Kopi (Dewi Lestari)

Buku ini hasil pinjaman dari medankuLPM Arena:D Dan ini buku pertama Dee yang aku baca, menarik sekali. Buku ini terdiri darikumpulan cerpen dan prosa berjumlah 18 biji. Udah 5 hari yang lalu aku baca, daripada ntar lupa.. mending sebagai pengingat aku tulis saja isinya (karena kebiasaan, habis baca buku itu banyak yang terselip trus gak bisa balik). Oke, cukup segitu prolognya.. langsung saja

Filosofi Kopi

Cerpen pertama (sesuai judul buku) Filosofi Kopi bercerita tentang seorang barista (peramu kopi yang ahli beud) bernama Ben yang mendirikan sebuah kedai kopi bersama temannya Jody. Ben sangat berdidikasi sekali menjadi seorang barista. Bermacam-macam ramuan kopi dalam menunya ia racik sendiri. Keunikan lain dari kedai ini, Ben memberikan kartu kecil yang diberikan pada pengunjung bertulis nama kopi yang diminum berserta filosofinya. Suatu hari ada orang kaya berusia 30 tahun yang menginginkan rasa kopi yang sempurna.kopi yang punya arti: kesuksesan adalah wujud kesempurnaan hidup!(hal 9). Pengunjung kaya itu menantang Ben, ia berani membeli kopi itu seharga 50 juta jika Ben berhasil menyuguhkan kopi sempurna itu untuknya. Ben merasa tertantang.. sebagaithe mad barista, kedai ia tutup, ia buat racikan itu siang dan malam.. hingga akhirnya kopi paling enak se-dunia hadir dan dinamai Bens Perfecto. Dan bapak pengunjung kaya itu pun memberikan cek 50 juta kepada Ben. Suatu hari lagi, ada seorang pria setengah baya yang datang ke kedai Ben. Ia memesan kopi apa pun yang penting enak. Maka, disuguhkanlah Bens Perfecto. Ben bercakap-cakap pada pria itu mengenai rasanya. Pria itu ngomong: rasanya lumayan. Ben panik dan berpikir: apa ada kopi yang lebih enak dari ini? Ben mengintrogasi pria itu dan bertanya: dimana bapak menemukan rasa kopi lebih enak dari ini?! Next, kedai ditutup. Ben dan Jody pergi ke sebuah pedesaan di Jawa Tengah (di daerah klaten gitu). Disana Ben dan Jody bertandang ke sebuah warung reyot milik pak Seno yang kata orang-orang menjual kopi enak bernama: KOPI TIWUS. Setelah mencoba kopi itu, Ben kalut dan merasa kalah.Pak Seno bilang, kopi itu mampu menghasilkan reaksi macam-macam. Dan dia benar. Kopi tiwus telah membuatku sadar, bahwa aku barista terburuk. Bukan Cuma sok tahu, mencoba membuat filosofi kopi lalu memperdagangkannya, tapi yang paling parah, aku sudah merasa membuat kopi paling sempurna di dunia. bodoh! Bodoooh!(Hal 23)Lalu ia ingin memberikan cek 5o juta itu kepada pak Seno, tapi Jody melarangnya. Terjadilah ketegangan antara Ben dan Jody hingga kedai kopi mereka ditutup. Hingga akhirnya, Jody memahami Ben, ia pergi ke warung pak Seno dan memberikan cek itu. Jody mendekati Ben yang masih kalut. Jody membuatkan secangkir kopi tiwus dan mendekatinya.bahwa uang puluhan juta sekalipun tidak akan membeli semua yang sudah kita lewati. Kesempurnaan itu memang palsuorang-orang ini tidak menuntut kesempurnaan seperti Bens Perfecto. Mereka mencintaimu dan Filososfi Kopi, apa adanya.Ben kembali bangkit dan kedai itu pun kembali mengepul. Di tempat yang jauh dari Jakarta sana, pak Seno bingung cek itu buat apa.

Cerpen kedua berjudul Mencari Herman. Singkatnya, cerpen ini berkisah entang Hera yang berambisi mencari sosok bernama Herman, sebuah nama yang dilontarkan dari seorang pria yang diam-diam mencintainya. Bertahun-tahun ia mencari. Bahkan kefanatikannya akan Herman ini mengakibatkan hidupnya hancur, dari drop out kuliah, hamil di luar nikah, aborsi, hingga akhirnya ia meninggal tersangkut di tengah jurang karena pria tak dikenal bernama Herman Suherman.Bila engkau ingin satu, maka jangan ambil dua. Karena satu menggenapkan, tapi dua melenyapkan(Hal 31).

Cepern ketiga berjudul Surat yang Tak Pernah Sampai. Belum bisa ku pahami seutuhnya, sekilas menceritakan tentang seorang yang memendam cinta tapi tak pernah tersampai. Ia menulis surat untuk orang yang dicintainya itu tapi kembali dikonsumsi sendiri. (Ada yang mau menambahi??)

Prosa keempat berjudul Salju Gurun. Menurutku lebih mirip puisi :) bagus banget nilai moralnya. Kasarannya jangan jadi orang kebanyakan.. jadilah berbeda dan istimewa. Seperti kaktus dalam gurun yang serba serupa. Seperti oase di lanskap gurun yang serba luas. Seperti salju di tengah gurun (jadi ingat lagunya Anggun :D).Dan setiap senti gurun akan terinspirasi karena kau berani beku dalam neraka, kau berani putih meski sendiri, karena kau berbeda(Hal 49).

Prosa kelima (yang kembali mirip puisi-puisinya Kahlil Gibran) berjudul Kunci Hati. Tentang sebuah ruang yang hanya bisa kita isi sendiri dan kita yang memegang kuncinya. Ruang itu bernama inti hati. Orang lain hanya berhak ada di terasnya.

Cerpen keenam berjudul Selagi kau Lelap.Bercerita tentang seorang yang jatuh cinta selama tiga tahun. Suatu malam saat orang yang dicintainya itu tidur, ia ekspresikan cintanya itu ke dalam sebuah lamunan:Terkadang, benda-benda mati justru mendapatkan apa yang paling kita inginkan, dan tak sanggup kita bersaing denganya. aku iri pada baju tidurmu, handukmu, apalagi pada guling(Hal 54). Haha, kisah ini mengingatkanku dengan pengalaman pribadiku, aku iri pada sandal yang dipakai orang yang aku sukai, sampai ku ajak dia ngomong, Sandal, andai aku jadi kamu.

Cerpen ketujuh berjudul Sikat Gigi. Mengisahkan tentang seorang Tio yang mencintai gadis filsuf eksentrik bernama Egi. Namun, cinta Tio bertepuk sebelah tangan. Egi mencintai pria lain, dan pria yang dicintainya itu tidak mencintai Egi. Egi mempunyai hobi menyikat gigi, hanya dengan menyikat gigi ia bisa lupa sejenak dengan dunia dan pria yang dicintainya itu.Waktu saya menyikat gigi, saya tidak mendengar apa-apa selain bunyi sikat. Dunia saya mendadak sempit Cuma gigi, busa, dan sikat. Tidak ada ruang untuk yang lain. Hitungan menit, Tio, tapi berarti banyak(Hal 59).

Prosa kedelapan berjudul Jembatan Zaman. Kasarannya bercerita tentang umur. Waktu kita kecil sampai kita tua semua memiliki masanya sendiri-sendiri. Yang kadang saat kita menua, kita tak mampu mendengar bahasa-bahasa anak kecil .Setiap jenjang memiliki dunia sendiri, yang selalu dilupakan ketika umur bertambah tinggi. Tak bisa kembali ke kacamata yang sama, bukan berarti kita lebih mengerti dari yang semula. Rambut putih tak menjadikan kita manusia yang segala tahu(Hal 69). Tercipta kutub-kutub pemahaman yang berbeda, yang tak akan bersua jika tidak dijembatani. Jembatan itu adalah RENDAH HATI bukan KESOMBONGAN DIRI.

Prosa kesembilan berjudul Kuda Liar. Intinya, mari kita belajar arti kebebasan pada kuda liar :)Hidup mereka indah dalam keinginan bebas. Hari ini ke padang, esok ke gunung, tak ada yang bingung. Kebimbangan tak pernah hadir karena mereka tahu apa yang dimau. Yakin apa yang diingin. Lari mereka ringan karena tak ada yang menunggangi(Hal 71). Yaa, seperti kata Dee,melambungkan mutu dalam hidup yang cuma satu.

Cerepn kesepuluh berjudul Sepotong Kue Kuning. Tentang Indi (seorang guru musik biola) dan selingkuhannya bernama Lei yang sudah beristri. Dan aku masih belum mengeri, metafor apa yang tersembunyi dalam diksi kue kuning itu?

Prosa kesebelas berjudul Diam. Tarik nafas. Mungkin tentang seorang yang berduka, ia ada di ruang berukuran 4 x 6 neter. Ia berkata-kata dalam diamnya.Diammu menginfeksi udara-_-

Prosa ke-dua belas berjudul Cuaca. Yang ku tangkap ini bercerita tentang satir keadaan kita. Biasanya, kalau sedih itu selalu ditutupi. Kenapa?karena awan mendung tak pantas jadi pajangan(hal 87)

Cerpen ke-tiga belas berjudul Lara Lana. Berkisah tentang Lana manusia unik yang mempunyai kacung intelektual (seseorang yang sekaligus dicintai Lana). Namun, seseorang itu menikah dengan orang lain.

Prosa ke-empat belas berjudul Lilin Merah. Tentang ulang tahun yang dirayakan melalui kesunyian.Berbahagialah, sesungguhnya engkau mampu berulang tahun setiap hari(Hal 97)Prosa ke-lima belas (menarik sekali menurutku) berjudul Spasi. Tentang sesuaatu yang bernama jeda. Bahwa manusia akan bergerak jika ada jarak. Tulisan akan mampu dibaca jika ada jeda. So, mari berkelana tapi tidak dibebat dan berjalan secara beriringan.

Prosa ke-enam belas berjudul Cetak Biru. Mungkin (pandanganku) berkisah tentang nasib dan usaha seseorang. Bahwa sejak lahir kita diciptakan dengan cetak birunya masing-masing, yang memiliki rancangan dan bangunan yang berbeda-beda. Saat kita gagal, pondasi kita tidak hancur, hanya menunggu uluranmu, kekuatan hatimu, dan rancangan cetak biru. Rancangan cetak biru disini apa berarti sebuah tulisan atau planning gitu yaa????

Cerpen ke-tujuh belas berjudul Buddha Bar. Jujur, sekali membaca aku nggak dong. Berkisah tentang lima sahabat: Nelly, Probo, Omen, Jack, Bejo. Dengan karakter dan sikap mereka masing masing. Dan Nelly menjadi satu-satunya anggota wanita. Probo dalam mitologi Yunani itu kayak dewa Hermes. Omen, seorang lesbi yang tenang tapi nggak nyambungan. Jack, seorang humoris yang hidup penuh dengan keceriaan dan positivitas. Bejo, orang lugu yang menstabilkan teman-temannya yang lain, tapi Bejo tanpa teman-temannya seperti sebatang kayu.

Dannn.. cerpen terakhir berjudul Rico de Coro. Banyak ketawanya aku membaca ini cerpen :D Ada saja imajinasi Dee. Tentang kecoak yang bernama Rico de Coro yang mencintai gadis bernama Sarah. Namun, Sarah memiliki kakak-kakak nakal bernama David dan Natalia yang sering memburu para kecoak untuk disiksa atau sebagai santapan ikan arwana mereka yang bernama Michael dan Meil. Suatu hari Natalia membawa binatang eksperimen sekolah yang nggak jadi untuk memburu para kecoak, ia mirip monster kecoak yang nggak jadi bernama Tuan Absurdo. Ia mengandung racun, niatnya. kerajaan kecoak ingin memanfaatkan tuan Absurdo untuk membalas David dan Natalia karena mereka telah membunuh saudara-saudara kecoak. Tapi, tuan absurdo membidik orang yang salah bernama Sarah. Namun, Rico datang sebagai pahlawan bagi Sarah. Ia rela kena racun tuan absurdo dan rela mati untuk melindungi Sarah. So sweet banget nih kecoak, haha. Jangan-jangan, di dunia lain sana ada semut kecil bernama Kevin de Antyang naksir sama aku, hahaha :D

Yogyakarta, 30 Januari 2014 jam 11:11 pm.http://pilea-eureka.blogspot.com/2014/01/review-buku-filosofi-kopi-dewi-lestari.html

Selasa, 13 November 2012Resensi "Filosofi Kopi"

Judul Buku : Filosofi Kopi

Oleh : Wahid Sabillah

Pengarang : Dewi "Dee" Lestari

Penerbit : Gagas Media

Cetakan : 1 / Februari 2006

Tebal : (xii) + 132 hal. 20.5 Cm

Dewi "Dee" Lestari adalah seorang penyanyi, pengarang lagu, dan penulis. menurut beliau ketika wawancara banyak yang bertanya "kenapa tiba tiba menulis?". menurutnya konsep "tiba-tiba" itu seakan-akan kemampuan/minat/bakat yang runtuh dari langit begitu saja pada suatu malam, dan keesokan paginya beliau menyalakan komputer dan menulis novel pertamanya "Supernova" bagai orang kesurupan.

Bagi seorang Dee, menulis adalah karir panjang yang berjalan secara paralel. beliau menganalogikan karir menulisnya seperti Wombat. tidak ada yang tau apa yang dikerjakan Wombat selain keluarganya, teman dekatnya, dan sahabatnya.

Filosofi Kopi adalah kumpulan cerita dan prosa 1 dekade yang dibuat oleh Dee. dimana dalam buku ini terdapat 18 Bab. Filosofi Kopi sendiri adalah judul yang diusung Dee pada Bab pertama yang bercerita tentang Ben seseorang yang pergi berkeliling dunia untuk mencari koresponden tentang kopi kopi terbaik. Ben pun mengajak temannya yang bernama Jody untuk membuat suatu kedai kopi yang pertamanya dinamakan "Kedai Koffie Ben dan Jody" lalu kedai tersebut diubah namanya menjadi "Filosofi Kopi (Temukan Diri Anda di Sini)", dikarnakan setiap orang yang minum di tempat tersebut Ben selalu memberikan selembar kertas dan dituliskannya filosofi filosofi yang dibuat sendiri oleh Ben.

Saya tidak bisa melepas buku ini sampai semua Bab nya terselesaikan. Dee sangat pandai menggunakan kalimat dan kata kata yang membuat saya mengucapkan "wiiiiiih" lalu membuat bulu kuduk saya berdiri. Ide yang dimuat dalam cerita cerita dibuku ini juga menarik. contohnya pada Bab ke 18 "Rico de Coro" Dee menceritakan kisah tentang seekor kecoa jantan yang bernama Rico yang notabene mencintai seorang manusia. Pada Bab ke 2 "Mencari Herman", Dee menceritakan tentang seorang gadis yang terus menerus mencari lelaki yang bernama Herman, dan akhirnya gadis tersebut harus meregang nyawa karna seorang yang bernama Herman.

Dee adalah penulis yang sangat peka terhadap Ritme dan Tempo dari setiap kalimat yang dia tuliskan, sehingga pembaca bukunya tidak lelah karna harus mengernyitkan dahi sepanjang cerita dibukunya tersebut, dan ini merupakan kelebihan selanjutnya dari buku Filosofi Kopi.

Dalam buku ini Dee juga mencantumkan beberapa Prosa yang "wiiiiiih". diantaranya pada Bab 3 "Surat yang Tak Pernah Sampai". Pada bab ini Dee menuliskan beberapa istilah istilah yang jarang kita dengar dan menurut saya kata kata tersebut adalah kata yang sangat sastra dan kata yang sangatScienties, diantaranya "Stagnan", "Kosmik". satu kalimat yang membuat bulu kuduk saya berdiri adalah ketika Dee menuliskan:Kalau saja hidup tidak ber-evolusi, kalau saja sebuah momen dapat selamanya menjadi fosil tanpa terganggu, kalau saja kekuatan kosmik mampu stagnan di satu titik, maka... tanpa ragu kamu akan memilihsatudetik bersamanya untuk diabadikan, cukup satu.cukup lama saya terhenyak ketika membaca seorang Dee menuliskan beberapa "jika" yang membuat saya harus menerka, memahami kata kata itu cukup lama. dan ketika saya berhasil sedikit mengerti maksud tersebut sesaat bulu kuduk saya merinding.

Dee memang seorang penulis yang menurut saya tulisan nya tidak "Encer" (saya mengambil istilah yang pernah beliau tuliskan di blognya) tulisannya padat, berisi dan tidak boros.Dalam buku ini banyak kata kata yang "AHA" (lagi lagi saya mengambil istilah AHA yang pernah beliau tuliskan di blog nya), kata kata yang membuat kita harus berfikir sejenak untuk memahami makna kata tersebut.mungkin dari situlah saya bisa mengambil kekurangan buku ini, mungkin. jujur saya adalah orang yang sangat menggilai semua karya karya Dee dan saya sangat setuju dengan pendapat Goenawan Mohammad pada awal buku ini. buku ini adalah buku yang cerkas, buku yang tidak ruwet, buku yang mematuhi Ejaan dan Gramar, buku yang ditulis oleh seorang eseis yang menunggu, dibalik seorang pencerita.http://sabillahwahid.blogspot.com/2012/11/resensi-filosofi-kopi.html

Kita Dipertemukan Oleh BukuKamis, Maret 29, 2012Sastra dalam Secangkir Kopi

Judul: Filosofi KopiPenulis: Dewi Lestari (Dee)Penerbit: Bentang PustakaCetakan: I, Januari 2012Tebal: 152 halaman

Nama Dewi Lestari(yang akrab dipanggil Dee) masih harum. Seharum buku ini yang sesungguhnya terbit pada 2006. Meski karya paling anyarnya adalah Madre (2011), lantaran keharumannya, buku ini diterbitkan kembali oleh penerbit yang berbeda. Bak aroma kopi dalam cangkir, buku ini juga nampak harumnya masih belum pudar. Pembaca masih merasakan sensasinya. Buku ini adalah kumpulan cerita dan prosa satu dekade, rentang 1995 hingga 2005. Judulnya diambil dari salah satu judul tulisan di dalamnya. Barangkali ini menjadi tulisan andalan dari tulisan lainnya.

Seorang lelaki bernama Ben, peracik kopi yang mencari cita rasa kopi yang sempurna. Saat mendapatkan kesempurnaan, maka saat itu pula akan mendapatkan ketidaksempurnaannya. Ya, Ben memang tergila-gila pada kopi. Dia berkeliling dunia demi mendapatkan kopi-kopi terbaik dari seluruh negeri serta berkonsultasi dengan para ahli peracik kopi. Walhasil, dia termasuk salah satu peramu kopi handal. Dia membuka kedai kopi dengan nama Kedai Koffie. Dia mengajak kawannya, Jody, sebagai manajernya.

Dia tidak sekadar meramu, mengecap rasa, tapi juga merenungkan kopi yang dia buat. Ben menarik arti, membuat analogi, hingga terciptalah satu filosofi untuk setiap jenis ramuan kopi. Baginya, setiap kopi punya karakter masing-masing. Mulai dari cafe latte, cappucino, hingga kopi tubruk. Lalu dia mengganti nama kedainya menjadi Filosofi Kopi, berikut slogannya, Temukan Diri Anda di Sini. Semua racikannya punya arti.

Kedainya menjadi magnet, banyak orang betah tinggal di situ. Hingga suatu hari ada seorang pengusaha kaya mencari kopi yang punya arti : kesuksesan adalah wujud kesempurnaan hidup. Berhubung kopi tersebut tidak ada, maka lelaki itu menantang Ben untuk membuatnya, dengan bayaran 50 juta, apabila Ben berhasil menemukan racikan sesuai dengan arti tersebut. Ben tertantang. Berminggu-minggu Ben melakukan uji coba. Kedainya berubah menjadi laboratorium.

Ben berhasil menemukan racikannya. Kopi tersebut berhasil memenangkan taruhannya. Sang pengusaha terkagum-kagum sembari memberikan cek senilai 50 juta. kopi tersebut dinamakan Ben's Perfecto; sukses adalah wujud kesempurnaan hidup. Keuntungan kedai meningkat dan berlipat ganda sejak hadirnya kopi tersebut. Namun, tak lama kemudian kebanggaannya pudar seketika, saat dia menemukan warung kopi sederhana di puncak Merapi. Cita rasanya sungguh aduhai. Barangkali itulah refleksi manusia modern. Idealisme dibenturkan dengan kapitalisme. Haus kesempurnaan dan pengakuan. Mengejar kemapanan dalam arti holistik.

Karya yang DipaksakanMembaca Filosofi Kopi dan Mencari Herman adalah dua kisah tentang obsesi. Yang pertama obsesi perihal kopi yang punya cita rasa sempurna, dan yang kedua obsesi akan sosok bernama Herman. Dua-duanya mendapatkan jawaban dari ketidaksengajaan dan kesederhanaan. Sama halnya Filosofi Kopi, Mencari Herman juga kisah tentang pencarian kesempurnaan. Hera, perempuan remaja, terobsesi mencari lelaki bernama Herman hingga dewasa. Namun tidak kunjung menemuinya. Hingga Hera mati mengenaskan.

Buku ini sebenarnya mempunyai potensi kumpulan cerpen, jika saja beberapa tulisan prosa dikembangkan seperti halnya Filosofi Kopi, Mencari Herman, dan Rico de Coro. Maka, dengan berat hati saya katakan bahwa karya ini terlalu dipaksakan untuk menjadi sebuah buku. Jadi, sebenarnya hanya beberapa tulisan saja yang pantas dijadikan peran penting dalam buku ini. Selebihnya pelengkap saja, sekadar mempertebal halaman agar dijadikan sebuah buku.

Kaver menjadi kelebihan tersendiri untuk buku ini. Meski agak spekulatif juga dengan mempertebal kata "Kopi" dari yang lainnya. Karena, bagi pembaca yang tidak tahu kalau ini adalah karya sastra, boleh jadi menganggap buku ini tentang kopi atau filsafat. Dan, bisa jadi, buku ini ditaruh di rak toko buku bagian tanaman atau filsafat apabila karyawan toko buku buta atas isi buku ini.

Keegoisan penulis untuk memaksakan kehendak dengan memasukkan tulisan-tulisan pendeknya sungguh sebentuk pemaksaan kepada khalayak pembaca. Saya merasa terganggu oleh tulisan-tulisan tersebut. Secara tidak langsung hal itu memengaruhi rasa suka saya pada karya lainnya yang luar biasa, seperti Supernova dan Perahu Kertas yang berkualitas prima itu. Mumpungisme telah dipraktikkan oleh penulisnya. Seolah semua tulisan pasti disukai oleh pembaca.

Mestinya dia tidak memaksakan kehendak untuk memilah dan memilih tulisan sesuai kategorisasi. Jika tulisan prosanya masih sedikit, sabarlah sebentar, tulis dulu prosa yang lainnya, sehingga ketika sudah banyak bisa diterbitkan secara mandiri. Tulisan yang tidak mesti dimasukan ke dalam buku, yang terkesan dipaksakan di antaranya: Salju Turun, Kunci Hati, Selagi Kau Lelap, Jembatan Zaman, Kuda Liar, Diam, Cuaca, Lilin Merah, Spasi, dan Cetak Biru.

Meski tulisan-tulisan itu pendek namun harus diakui, bahasanya begitu nyastra dan padat makna. Dalam Lilin Merah, misalnya, Dee menulis dengan indah sekali. Adakalanya kesendirian menjadi hadiah ulang tahun yang terbaik. Keheningan menghadirkan pemikiran yang bergerak ke dalam, menembus rahasia terciptanya waktu. Lilin merah berdiri megah di atas glazur, kilau apinya menerangi usia yang baru berganti. Namun, seusai disembur napas, lilin tersungkur mati di dasar tempat sampah. Hangat nyalanya sebatas sumbu dan usailah sudah. Sederet doa tanpa api menghangatkanmu di setiap kue hari, kalori bagi kekuatan hati yang tak habis dicerna usus. Lilin tanpa sumbu menyala dalam jiwa, menerangi jalan setapakmu ketika dunia terlelap dalam gelap. Berbahagialah, sesungguhnya engkau mampu berulang tahun setiap hari.

Dee juga piawai dalam bermetafora. Dalam Spasi, bisa kita lihat. Dee mengatakan, Seindah apa pun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi? Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu.

Saya berharap Dewi Lestari bisa menulis lebih bagus lagi, meski sudah mapan. Biasanya, godaan seorang penulis yang sudah terkenal, karyanya menjadi dangkal. Idealisme sudah tidak dibangun lagi. Dia telah memasuki ranah industri, yang notabene-nya mengutamakan keuntungan ketimbang kualitas karya. Saya rindu karya-karya Dee semisal Supernova yang mengundang pro-kontra dan Perahu Kertas yang asyik, kocak, namun tetap memerhatikan cita rasa sastranya. Kedua karya itu sama-sama menjaga kedalaman makna dan kedetailannya.

M. IQBAL DAWAMI, penikmat sastra, tinggal di Pati.http://resensor.blogspot.com/2012/03/sastra-dalam-secangkir-kopi.html