fenomena budaya dalam kesehatan.doc

9
FENOMENA BUDAYA DALAM KESEHATAN Banyak kebudayaan dan keyakinan yang mempunyai akar dari latar belakang budaya, etnik , keagamaan, sosial dari individu, keluarga atau komunitas yang diwariskan selain warisan budaya. Ada 6 fenomena kultural yang diidentifikasi oleh Giger & Davidhizar (1995) dikutip dari potter & Perry (2005) yaitu: 1. Kontrol lingkungan Kontrol lingkungan mngacu pada kemampuan untuk merencanakan aktivitas yang mengontrol sifat dan faktor lingkungan langsung termasuk sistem keyakinan tradisional tentang kesehatan dan penyakit, praktik pegobatan tradisional dan penggunaan penyembuhan tradisional. 2. Variasi biologis Terdapat beberapa cara seseorang dari satu kelompok kultural berbeda secara biologis dari anggota lainnya. Seperti struktur dan bentuk tubuh lebih kecil di kebangsaan Asia. Perbedaan warna kulit, kerentanan terhadap penyakit seperti TBC lebih tinggi di suku Indian-amerika. Variasi nutrisi misalnya kesukaan panas dan dingin pada keturunan Spanyol, kesukaan yin dan yang pada keturunan Asia-amerika, intoleransi laktosa pada orang Meksiko, kulit hitam dari Afrika, Asia dan Yahudi Eropa Timur. 3. Organisasi sosial Lingkungan sosial mempunyai peranan penting. Proses sosialisasi merupakan warisan yang diturunkan kultural, agama dan latar belakang etnik. Organisasi sosial mengacu pada unit keluarga dan organisasi kelompok sosial. 4. Komunikasi Perbedaan komunikasi memberikan dampak pada proses asuhan keperawatan termasuk bahasa, perilaku verbal dan non verbal.

Upload: ayurachmayanti

Post on 24-Dec-2015

35 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: FENOMENA BUDAYA  DALAM KESEHATAN.doc

FENOMENA BUDAYA DALAM KESEHATAN

Banyak kebudayaan dan keyakinan yang mempunyai akar dari latar belakang budaya, etnik , keagamaan, sosial dari individu, keluarga atau komunitas yang diwariskan selain warisan budaya. Ada 6 fenomena kultural yang diidentifikasi oleh Giger & Davidhizar (1995) dikutip dari potter & Perry (2005) yaitu:

1. Kontrol lingkunganKontrol lingkungan mngacu pada kemampuan untuk merencanakan aktivitas yang mengontrol sifat dan faktor lingkungan langsung termasuk sistem keyakinan tradisional tentang kesehatan dan penyakit, praktik pegobatan tradisional dan penggunaan penyembuhan tradisional.

2. Variasi biologisTerdapat beberapa cara seseorang dari satu kelompok kultural berbeda secara biologis dari anggota lainnya. Seperti struktur dan bentuk tubuh lebih kecil di kebangsaan Asia. Perbedaan warna kulit, kerentanan terhadap penyakit seperti TBC lebih tinggi di suku Indian-amerika. Variasi nutrisi misalnya kesukaan panas dan dingin pada keturunan Spanyol, kesukaan yin dan yang pada keturunan Asia-amerika, intoleransi laktosa pada orang Meksiko, kulit hitam dari Afrika, Asia dan Yahudi Eropa Timur.

3. Organisasi sosial Lingkungan sosial mempunyai peranan penting. Proses sosialisasi merupakan warisan yang diturunkan kultural, agama dan latar belakang etnik. Organisasi sosial mengacu pada unit keluarga dan organisasi kelompok sosial.

4. KomunikasiPerbedaan komunikasi memberikan dampak pada proses asuhan keperawatan termasuk bahasa, perilaku verbal dan non verbal. Perawat dapat belajar tentang frase pertanyaan atau pernyataan dari klien dengan latar belakang etnik berbeda yang membentuk respon berbeda. Misalnya seorang pria Meksiko-Amerika ditanyakan apakah ia merasakan nyeri, ia akan gampang menjawab “tidak”, karena jika ia mengakui mengalami nyeri adalah tanda bahwa ia tidak jantan. Akhirnya perawat harus belajar bahasa klien.

5. RuangRuang personal mencakup perilaku individu dan sikap. Teritorialitas adalah sikap yang ditunjukkan ketika seseorang bereaksi terhadap emosional dan dipengaruhi oleh kultur. Perawat harus menghargai teritorial klien ketika melakukan prosedur keperawatan.

6. WaktuBanyak kultur di Amerika Serikat dan Kanada cenderung untuk berorientasi pada masa mendatang. Orientasi waktu beragam diantara kelompok kultur yang berbeda dan perawat mempunyai sikap untuk menemukan kesulitan, memahami, merencanakan asuhan bagi

Page 2: FENOMENA BUDAYA  DALAM KESEHATAN.doc

klien denga orientasi waktu yang berbeda. Misal: klien datang terlambat dalam suatu janji karena mereka tidak terlalu memikirkan tentang perencanaan kedepan dan sibuk dengan aktifitas mereka.

Keyakinan dalam praktek kesehatan berhubungan dengan kaitannya dengan kultur, etnis dan agama. Keyakinan tradisional yang didasari oleh kultur sering menentukan definsi tentang kesehatan dan penyakit. Keyakinan ini berbeda mengenai penyebab penyakit antara lain: kekosongan jiwa, kerasukan roh, mantra, mata setan dan guna-guna. Di bawah ini adalah beberapa keyakinan tradisional yang mempengaruhi kesehatan. Praktik tradisional

Banyak praktik tradisional digunakan untuk mencegah dan mengatasi penyakit, termasuk penggunaan bahan, benda, dan prakik keagamaan dikenal juga sebagai folk-medicine (pengobatan rakyat). Pengobatan praktik tradisional ini terus ada walaupun pengobatan modern telah meningkat. Praktik tradisional ini menggunakan 2 jenis pengobatan rakyat yaitu:

a. Pengobatan rakyat alamiah. Pengobatan dengan menggunakan lingkungan alamiah, herbal, tumbuhan, mineral dan substansi hewan untuk mencegah dan mengatasi penyakit misalnya bawang putih untuk mencegah mata setan.

b. Pengobatan rakyat magisoreligius, menggunakan kata-kata suci dan tindakan untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit misalnya penggunaan jimat atau air suci untuk penyembuhan rakyat.

Ramuan tradisionalPenggunaan obat-obat tradisional terus meningkat bahkan digunakan untuk perawatan kesehatan tradisional. Pengobatan ini disebut juga pengobatan alternatif. Sifat farmasitas dari tumbuhan, akar, batang, bunga, biji telah banyak diteliti, dicoba dan digunakan di berbagai negara.

Penyembuhan Dalam konteks tradisional, penyembuhan adalah pemulihan seseorang kedalam keadaan harmoni antara tubuh, pikiran dan jiwa. Dalam komunitas tertentu, seseorang yang mempunyai kekuatan untu (suku Indian-amerika), dokter cina.

Hubungan antara budaya dan pengobatan sangatlah erat hubungannya, sebagai salah satu contoh suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan tertentu sesuai dengan tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat membentuk kebiasaan dan respon terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa memandang tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan untuk membuat mereka mengerti tentang proses terjadinya suatu penyakit dan bagaimana meluruskan keyakinan atau budaya yang berhubungan dengan pengobatan. Sebagian orang menjelaskan bahwa kebudayaan itu adalah sikap hidup yang khas dari sekelompok individu yang dipelajari secara turun temurun, tetapi sikap hidup ini ada kalanya malah mengundang resiko bagi timbulnya suatu penyakit. Di dalam masyarakat sederhana, kebiasaan hidup dan adat istiadat dibentuk untuk mempertahankan hidup diri sendiri dan kelangsungan hidup suku mereka.Berbagai kebiasaan

Page 3: FENOMENA BUDAYA  DALAM KESEHATAN.doc

dikaitkan dengan kehamilan, kelahiran, pemberian makanan bayi,yang bertujuan supaya reproduksi berhasil, ibu dan bayi selamat. Dari sudut pandang modern, tidak semua kebiasaan itu baik. Ada beberapa yang kenyataannya malah merugikan. Kebiasaan menyusukan bayi yang lama pada beberapa masyarakat, merupakan contoh yang baik kebiasaan yang bertujuan melindungi bayi. Tetapi bila air susu ibu sedikit, atau pada ibu-ibu lanjut usia, tradisi budaya ini dapat menimbulkan masalah tersendiri. Dia berusaha menyusukan bayinya dan gagal. Bila mereka tidak mengetahui nutrisi mana yang dibutuhkan bayi (biasanya demikian) bayi dapat mengalami malnutrisi dan mudah terserang infeksi.

Menjadi sakit memang tidak diharapkan oleh semua orang apalagi penyakit-penyakit yang berat dan fatal. Masih banyak masyarakat yang tidak mengerti bagaimana penyakit itu dapat menyerang seseorang. Ini dapat dilihat dari sikap mereka terhadap penyakit tersebut. Ada kebiasaan dimana setiap orang sakit diisolasi dan dibiarkan saja. Kebiasaan ini ini mungkin dapat mencegah penularan dari penyakit-penyakit infeksi seperti cacar dan TBC. Bentuk pengobatan yang diberikan biasanya hanya berdasarkan anggapan mereka sendiri tentang bagaimana penyakit itu timbul. Kalau mereka menganggap penyakit itu disebabkan oleh hal-hal yang supernatural atau magis, maka digunakan pengobatan secara tradisional. Pengobatan modern dipilih bila mereka duga penyebabnya adalah faktor ilmiah. Didalam masyarakat industri modern iatrogenic disease merupakan problema.Budaya menuntut merawat penderita di rumah sakit, pada hal rumah sakit itulah tempat ideal bagi penyebaran kuman-kuman yang telah resisten terhadp antibiotika.

Kebudayaan yang dianut oleh masyarakat tertentu tidaklah kaku dan bisa berubah, tantangannya adalah mampukah tenaga kesehatan memberikan penjelasan dan informasi yang rinci tentang pelayanan kesehatan yang akan diberikan kepada masyarakat. Ada banyak cara yang bisa dilakukan, mulai dari perkenalan program kerja, menghubungi tokoh-tokoh masyarakat maupun melakukan pendekatan secara personal. Masyarakat etnik tradisional umumnya mempunyai budaya kehidupan yang juga tradisional, termasuk dalam hal pemeliharaan kesehatan. Budaya tradisional yang kuat menyebabkan pengetahuan obat dan cara pengobatan juga diperoleh secara turun temurun, terbatas dalam pengetahuan jenis penyakit dan cara penanggulangannya. Di Indonesia bagian Barat, godogan pucuk daun jambu biji (Psidiumguajava L) digunakan untuk mengatasi gangguan diare karena senyawa kimia golongan tanin yang dikandungnya. Masyarakat dan pengobat tradisional menganut dua konsep penyebab sakit,yaitu: Naturalistik dan Personalistik. Penyebab bersifat Naturalistik yaitu seseorang menderita sakit akibat pengaruh lingkungan, makanan (salah makan),kebiasaan hidup, ketidak seimbangan dalam tubuh, termasuk juga kepercayaan panas dingin seperti masuk angin dan penyakit bawaan. Anak yang sakit ditandai dengan tingkah laku rewel, sering menangis dan tidak nafsu makan. Orang dewasa dianggap sakit jika lesu, tidak dapat bekerja,kehilangan nafsu makan, atau "kantong kering" (tidak punya uang). Selanjutnya masyarakat menggolongkan penyebab sakit ke dalam 3 bagian yaitu : karena pengaruh gejala alam (panas, dingin) terhadap tubuh manusia,makanan yang diklasifikasikan ke dalam makanan panas dan dingin; supranatural (roh, guna-guna, setan dan lain-lain). Untuk mengobati sakit yang termasuk dalam golongan pertama dan ke dua, dapat digunakan obat-obatan, ramuan-ramuan, pijat, kerok, pantangan makan, dan bantuan tenaga kesehatan.

Page 4: FENOMENA BUDAYA  DALAM KESEHATAN.doc

Untuk penyebab sakit yang ketiga harus dimintakan bantuan dukun, kyai dan lain-lain. Dengan demikian upaya penanggulangannya tergantung kepada kepercayaan mereka terhadap penyebab sakit. Beberapa contoh penyakit pada bayi dan anak sebagai berikut :

Sakit demam dan panas. Penyebabnya adalah perubahan cuaca, kena hujan, salah makan, atau masuk angin. Pengobatannya adalah dengan cara mengompres dengan es, oyong, labu putih yang dingin atau beli obat influenza. Di Indramayu dikatakan penyakit adem meskipun gejalanya panas tinggi, supaya panasnya turun. Penyakit tampek (campak) disebut juga sakit adem karena gejalanya badan panas.

Sakit mencret (diare). Penyebabnya adalah salah makan, makan kacang terlalu banyak, makan makanan pedas, makan udang, ikan, anak meningkat kepandaiannya, susu ibu basi, encer, dan lain-lain. Penanggulangannya dengan obat tradisional misalkan dengan pucuk daun jambu dikunyah ibunya lalu diberikan kepada anaknya (Bima Nusa Tenggara Barat) obat lainnya adalah Larutan Gula Garam (LGG), Oralit, pil Ciba dan lain - lain. Larutan Gula Garam sudah dikenal hanya proporsi campurannya tidak tepat.

Sakit kejang-kejang Masyarakat pada umumnya menyatakan bahwa sakit panas dan kejang-kejang disebabkan oleh hantu. Di Sukabumi disebut hantu gegep, sedangkan di Sumatra Barat disebabkan hantu jahat. Di Indramayu pengobatannya adalah dengan dengan pergi ke dukun atau memasukkan bayi ke bawah tempat tidur yang ditutupi jaring.

Menurut orang Jawa, “sehat “ adalah keadaan yang seimbang dunia fisik dan batin. Bahkan, semua itu berakar pada batin. Jika “batin karep ragu nututi”, artinya batin berkehendak, raga / badan akan mengikuti. Sehat dalam konteks raga berarti “ waras“.Apabila seseorang tetap mampu menjalankan peranan sosialnya sehari-hari, misalnya bekerja di ladang, sawah, selalu gairah bekerja, gairah hidup, kondisi inilah yang dikatakan sehat. Dan ukuran sehat untuk anak-anak adalah apabila kemauannya untuk makan tetap banyak dan selalu bergairah untuk bermain. Untuk menentukan sebab-sebab suatu penyakit ada dua konsep, yaitu konsep personalistik dan konsep naluralistik. Dalam konsep personalistik, penyakit disebabkan oleh makhluk supernatural (makhluk gaib, dewa), makhluk yang bukan manusia (hantu, roh leluhur, roh jahat ) dan manusia (tukang sihir, tukang tenung). Penyakit ini disebut “ora lumrah“ atau “ora sabaene“ (tidak wajar / tidak biasa). Penyembuhannya adalah berdasarkan pengetahuan secara gaib atau supernatural,misalnya melakukan upacara dan sesaji. Dilihat dari segi personalistik jenis penyakit ini terdiri dari kesiku, kebendhu, kewalat, kebulisan, keluban, keguna-guna, atau digawe wong, kampiran bangsa lelembut dan lain sebagainya. Penyembuhan dapat melalui seorang dukun atau “wong tuo“. Pengertian dukun bagi masyarakat Jawa adalah yang pandai atau ahli dalam mengobati penyakit melalui “Japa Mantera“, yakni doa yang diberikan oleh dukun kepada pasien. Sedangkan konsep naturalistik, penyebab penyakit bersifat natural dan mempengaruhi kesehatan tubuh, misalnya karena cuaca, iklim, makanan racun, bisa,kuman atau kecelakaan. Di samping itu ada unsur lain yang mengakibatkan ketidakseimbangan dalam tubuh, misalnya dingin, panas, angin atau udara lembab.Oleh orang Jawa hal ini disebut dengan penyakit “Lumrah“ atau biasa. Adapun penyembuhannya dengan model keseimbangan dan keselarasan, artinya dikembalikan pada keadaan semula sehingga orang sehat kembali. Misalnya orang sakit masuk angin,

Page 5: FENOMENA BUDAYA  DALAM KESEHATAN.doc

penyembuhannya dengan cara “kerokan“ agar angin keluar kembali. Begitu pula penyakit badan dingin atau disebut “ndrodok” (menggigil, kedinginan),penyembuhannya dengan minum jahe hangat atau melumuri tubuhnya dengan air garam dan dihangatkan dekat api . Di samping itu juga banyak pengobatan yangdilakukan dengan pemberian ramuan atau “dijamoni“. Jamu adalah ramuan dari berbagai macam tumbuhan atau dedaunan yang dipaur, ditumbuk, setelah itu diminum atau dioleskan pada bagian yang sakit. Di samping itu ada juga ramuan tumbuhan lain sebagai pelengkap, misalnya kulit pohon randu yang sudah diberi mantera. Budaya jawa beranggapan bahwa nama yang “berat“ bisa mendatangkan sial. Pendapat yang lain mengatakan “nama yang buruk” akan mempengaruhi aktivitas pribadi dan sosial pemilik nama itu. Dan juga kebiasaan bagi orang Jawa yakni jika ada salah satu pihak keluarga atau sanak saudara yang sakit, maka untuk menjenguknya biasanya mereka mengumpulkan dulu semua saudaranya dan bersama–sama mengunjungi saudaranya yang sakit tersebut. Karena dalam budaya Jawa dikenal prinsip “ mangan ora mangan, seng penting kumpul “Adapun beberapa contoh pengobatan tradisional masyarakat Jawa yang tidak terlepas dari tumbuhan dan buah-buahan yang bersifat alami adalah:daun dadap sebagai penurun panas dengan cara ditempelkan di dahi; temulawak untuk mengobati sakit kuning dengan cara di parut, diperas dan airnya diminum 2 kali sehari satu sendok makan, dapat ditambah sedikit gula batu dan dapat juga digunakan sebagai penambah nafsu makan; akar ilalang untuk menyembuhkan penyakit hepatitis B; mahkota dewa untuk menurunkan tekanan darah tinggi, yakni dengan dikeringkan terlebih dahulu lalu diseduh seperti teh dan diminum seperlunya;brotowali sebagaiobat untuk menghilangkan rasa nyeri, peredam panas, dan penambah nafsu makan; cicak dan tokek untuk menghilangkan gatal – gatal, dsb. Contoh lain pengobatan tradisional yang dilakukan oleh orang Batak adalah: jika ada orang Batak yang menderita penyakit gondok, maka cara pengobatannya dengan menggunakan belau. Apabila ada orang Batak yang menderita penyakit panas (demam) biasanya pengobatannya dengan cara menyelimutinya dengan selimut / kain yang tebal..

Beberapa contoh lain di Amerika-Asia. Orang Amerika-Asia berasal dari Cina, Hawai, Piliphina, Korea, Jepang, Laos, Kamboja dan Vietnam. Menurut mereka, yin(wanita, energi negatif) dan yang(pria,energi positif) harus seimbang. Jika tidak seimbang antara yin dan yang maka terjadi penyakit, juga cuaca, terlalu banyak aktifitas dan duduk terlalu lama. Hal ini dapat dicegah dengan mematuhi diet, olahraga dan meminum ramuan tradisional. Huo Li Jian Mei Su adalah pil kecil berwarna coklat yang berselaput yang diminum 2 kali sehari untuk memperlambat penuaan, menghilangkan keletihan, mempertahankan keremajaan, kesehatan dan kecantikan. Dan bisa digunakan untuk mengobati insomnia, gastritis dan konstipasi.

Di Amerika asal kulit hitam /Afrika. Penyakit dipandang sebagai ketidakharmonisan antara pikiran, tubuh, jiwa atau antara manusia dan alam. Penyakit sering dikaitkan dengan iblis dan roh jahat. Beberapa metode digunakan sebagai perlindungan termasuk keyakinan kuno dan praktik voodoo. Voodoo : tindakan kekuatan karena kedengkian, ilmu “putih” melindungi dan ilmu “hitam” menyalurkan energi. Ramuan pengobatan yang sering digunakan bangles yaitu: gelang perak yang sering digunakan untuk mencegah roh jahat memasuki tubuh.

Page 6: FENOMENA BUDAYA  DALAM KESEHATAN.doc

Ref:

Potter & Perry, (2005), buu ajar Fundamental Keperawatan; Konsp,Proses dan Praktik, Ed 4, Jakarta : EGC.

Koentjaraningrat (1984), kebudayaan jawa, Jakarta; Balai Pustaka.