budaya dan sistem pelayanan kesehatan.doc

21
PENGERTIAN ETIKA Secara etiomologi etika berasal dari bahasa Yunani “ethos yang berarti watak kesulitan atau adat kebiasaan(custum). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah berasal dari bahasa Latin, yaitu mos dan dalam bentuk jamak morse, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik dan, menghindari hal-hal yang buruk. Etika dan moral secara garis besar mempunyai pengertian yang sama, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. MACAM-MACAM ETIK Etika Deskriptif Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan prilaku manusia serta apa yang di kejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya etika deskriptif berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan prilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya. Etika Normatif Etika yang menetapkan berbagai sikap dan prilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidupnya. Jadi etika normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindari hal- hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat. Norma dan Nilai dalam Masyarakat

Upload: samsul

Post on 13-Dec-2015

26 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUDAYA DAN SISTEM PELAYANAN KESEHATAN.doc

PENGERTIAN ETIKA

Secara etiomologi etika berasal dari bahasa Yunani “ethos yang berarti watak kesulitan atau adat kebiasaan(custum). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah berasal dari bahasa Latin, yaitu mos dan dalam bentuk jamak morse, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik dan, menghindari hal-hal yang buruk. Etika dan moral secara garis besar mempunyai pengertian yang sama, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.

MACAM-MACAM ETIK

Etika Deskriptif

Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan prilaku manusia serta apa yang di kejar oleh setiap orang dalam hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai. Artinya etika deskriptif berbicara mengenai fakta secara apa adanya, yakni mengenai nilai dan prilaku manusia sebagai suatu fakta yang terkait dengan situasi dan realitas yang membudaya.

Etika Normatif

Etika yang menetapkan berbagai sikap dan prilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidupnya. Jadi etika normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindari hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.

Norma dan Nilai dalam Masyarakat

Dalam kehidupan sehari-hari sering dikenal istilah norma atau kaidah, yang mempunyai arti suatu nilai yang mengatur dan memberikan pedoman atao patokan tertentu bagi setiap orang atau masyarakat untuk bersikap, bertindak, dan berperilaku sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah disepakati bersama. Patokan atau pedoman tersebut sebagai normaatau kaidah yang merupakan standar yang harus ditaati atau dipatuhi (Soekanto, 1989).

ETIKA DAN PRAKTEK KEPERAWATAN KOMUNITAS

Dalam membuat ketentuan moral biasanya kita melihat berbagai peraturan prinsip-prinsip

atau teori-teori. Peraturan menyatakan bahwa kegiatan tertentu harus/tidak dilaksanakan, karena

itu benar /salah. Contoh adalah bahhwa “perawatan harus selalu mengatekan yang benar kepda

klien’. Dalam keperawatan kesehatan masyarakat prinsip baik dapat di aplikasikan dalam :

a) Menyeimbangkan bahaya dan keuntungan bagi populasi klien.

Page 2: BUDAYA DAN SISTEM PELAYANAN KESEHATAN.doc

b) Didalam pemakaian untuk analisa keuntungan biaya dalam penentuan dampak kepada populasi klien menyeimbangkan bahaya dan keuntungan jasa yang membawa keseimbangan besar dari kebaikan diatas keburukan atau untung diatas malapetaka adalah sejalan dengan peraturan prnggunaan. peraturan tersebut berasal dari prinsip kebaikan dan mencakup kewajiban moral untuk menimmbang – nimbang keuntungan terhadap bahaya demi penimbangan keuntungan dan mencegah terulangnya bahaya ( Beauchamp dan Childriss).

Dalam kehidupan bermasarakat terdapat berbagai golongan dan aliran yang beraneka ragam, masing-masing mempunyai kepentingan sendiri, akan tetapi kepentingan bersama itu mengharuskan bersama, yang mengatur tingkah laku dalam masyarakat, yang disebut peraturan hidup. Untuk mengetahui kebutuhan dan kepentingan hidup dengan aman, tertib, dan damap tanpa gangguan tersebut, maka diperlukan suatu tata ( orde-ordnung ), dan tata itu diwujutkan dalam aturan main yang menjadi pedoman bagi segala pergaulan kehidupan sehari-hari, sehingga kepentingan masing-masing anggota masyarakat terpelihara dan terjamin.

Setiap anggota masyarakat mengetahui hand an kewajiban masing-masing sesuai dengan tata peraturan, dan tata itu lazim disebut kaidah (Arab), norma (Latin), atau ukuran-ukuran yang menjadi pedoman. Menurut isinya norma dibagi menjadi dua yaitu:

Perintah, yang merupakan keharusan bagi seorang untuk berbuat sesuatu karna akibatnya akan dipandang baik.

Larangan, yang merupakan keharusan bagi seorang untuk tidak berbuat sesuatu karena akibatnya akan dipandang tidak baik. Artinya, norma bertujuan untuk memberikan petunjuk kepada manusia mengenai bagaimana seharusnya seseorang bertindak dalam masyarakat serta perbuatan yang harus dilakukan dan dihindari (Kansil, 1989).

Norma-norma itu dapat dipertahankan melalui sanksi-sanksi, yaitu berupa ancaman hukuman terhadap siapa yang telah melanggarnya.bila seseorang melanggar suatu norma, maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan tingkat dan sifatnya suatu pelanggaran yang terjadi,misalnya sebagai berikut:

Semestinya tahu aturan tidak akan berbicara sambil mengisap rokok di hadapan tamu atau orang yang dihormatinya ketika menerima tamu dirumah, dan sanksinya hanya berupa celaan karena dianggap tidak sopan.

Seorang tamu yang hendak pulang, menurut tata kerama harus diantarsampe kemuka pintu rumah atau kanto, bila tidak maka sanksinya hanya berupa celaan karena dianggap sombong dan tidak menghormati tamunya.

Page 3: BUDAYA DAN SISTEM PELAYANAN KESEHATAN.doc

Orang yang mencuri barang milik orang lain tanpa sepengetahuan pemiliknya, maka sanksinya cukup berat dan bersangkutan dikenakan sanksi hukuman, baik hukuman pidana penjara maupun perdata (ganti rugi).

Norma-norma dalam aspek kehidupan

Aspek kehidupan pribadi (individu)

Kaidah kepercayaan untuk mencapai kesucian hidup pribadi atau kehidupan yang beriman.

Kehidupan kesusilaan, nilai moral, dan etika yang tertuju pada kebaikan hidup pribadi demi tercapainya kesucian hati nurani yang berahlak berbudi luhur.

Aspek kehidupan antar pribadi (bermasyarakat)

Kaidah-kaidah norma sopan santun, tata kerama, dan etiket dalam pergaulan bermasyarakat sehari-hari.

Etika Keperawatan

Merupakan kesadaran dan pedoman yang mengatur prinsip-prinsi moral dan etik dalam melaksanakan tugas, sehingga mutu dan kualitas keperawatan tetap terjaga dengan cara yang terhormat. Etika keperawat antara lain mengandung unsure-unsur pengorbanan, dedikasi, pengabdian, dan hubungan antara perawat dengan klien, dokter, sejawat perawat, maupun diri sendiri. Prilaku etik di bagi menjadi dua yaitu:

Etika yang berorentasi pada kewajiban

Pedoman yang digunakan adalah apa yang seharusnya dan wajib dilakukan oleh seseorang untuk mencapai kebaikan dan kewajiban.

Etik yang berorentasi kepada larangan

Pedoman yang digunakan adalah apa yang dilarang dan tidak boleh dilakukan untuk mencapai suatu kebaikan dan kewajiban.

Perawat dan Klien

perawat dalam memberikan pelayanana keperawatan menghargai harkat dan martabat manusia, keunukan klien tidak dipengaruhi oleh pertimbangan kebansaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut, sertakedudukan social.

Page 4: BUDAYA DAN SISTEM PELAYANAN KESEHATAN.doc

Perawatdalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana lingkungan yang dihormati nilai-nilai budaya, adat istiadat, dan kelansungan hidup Bergama dari klin.

Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan keperawatan.

Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

Perawat dan Praktik

Perawatmemelihara dan meningkatkan kompetisi di bidang keperawatan melalui belajar terus-menerus.

Perawat senantiasa memelihara mutu elayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran professional yang menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.

Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi, menerima delegasi, dan memberikan delegasi kepadaorang lain.

Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu menunjukan perilaku professional.

Perawat dan Masyarakay

Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.

Perawatdan Teman Sejawat

Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesame perawat maupun dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.

Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan secara tidak kompoten, tidak etis, dan illegal.

Perawat dan Profesi

Perawat mempunyai peran utama dalam menetukan standar pendididkan dan pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendididkan keperawatan.

Page 5: BUDAYA DAN SISTEM PELAYANAN KESEHATAN.doc

Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan.

Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujutnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.

Pengertian Budaya

Kebudayaan berasal dari kata sansekerta buddayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi,

yang berarti budi atau akal. Dengan demikian, kebudayaan berarti hal-hal yang bersangkutan

dengan akal. Adapun ahli antropologi yang merumuskan definisi tentang kebudayaan secara

sistematis dan ilmiah adalah Taylor, yang menulis dalam bukunya: “Primitive Culture”, bahwa

kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung ilmu

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan kemampuan lain, serta

kebiasaan yang di dapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Ranjabar, 2006).

Budaya dan Kesehatan

Kebudayaan kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap penghayatan

masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Sarwono, 1993).

Menurut Foster dan Anderson (dalam Djoht, 2002), kebudayaan kesehatan mengkaji masalah-

masalah kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi (pertumbuhan

dan perkembangan manusia, peranan penyakit dalam evolusi manusia dan paleopatologi atau

studi mengenai penyakit-penyakit purba) dan kutub sosial budaya (sistem medis tradisional atau

etnomedisin, masalah petugaspetugas kesehatan, tingkah laku sakit, hubungan antara dokter

pasien, dan dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

tradisional).

Dengan demikian kebudayaan kesehatan adalah disiplin ilmu yang memberi perhatian pada

aspek-aspek biologi dan sosial-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara

interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang memengaruhi kesehatan

Page 6: BUDAYA DAN SISTEM PELAYANAN KESEHATAN.doc

dan penyakit pada manusia.

Dari definisi yang dibuat oleh ahli antropologi, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan kesehatan

mencakup: interpretasi berbagai macam masalah tentang hubungan timbal-balik biobudaya,

antara tingkah laku manusia dimasa lalu dan masa kini dengan derajat kesehatan dan penyakit,

tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut; partisipasi

profesional mereka dalam program-program yang bertujuan memperbaiki derajat kesehatan

melalui pemahaman yang lebih besar tentang hubungan antara gejala bio-sosial-budaya dengan

kesehatan, serta melalui perubahan tingkah laku sehat kearah yang diyakini akan meningkatkan

kesehatan yang lebih baik.

Budaya Suku Melayu

Pentaloka BKKBN (dalam Ridwan, 2005), menerangkan masyarakat Melayu, adat yang

bersendikan Syara’, dan Syara’ yang bersendikan Qitabullah artinya sepanjang suatu program

atau konsep berterima oleh adat istiadat dan kebiasaan serta tidak bertentangan dengan ajaran

perintah dan norma agama (dalam hal ini agama islam) maka akan kecil sekali kemungkinannya

memperoleh kendala dalam pemberhasilannya yaitu upaya untuk memberhasilkan

pemasyarakatan dan pembudayaan konsep NKKBS, Maka dari itu sosialisasi KB IUD perlu

lebih ditingkatkan, sehingga pengetahuan masyarakat baik dan menerima metode tanpa

ragu-ragu dan menentukan pilihan pada kontrasepsi IUD.

Pandangan orang tua Melayu terhadap anak seperti dalam ungkapan bahasa Melayu "tuah ayam

karena kakinya, tuah manusia pada anaknya” menggambarkan kedudukan seorang anak dalam

kehidupan masyarakat Melayu. Yang dimaksud dengan "anak ber-tuah" dalam masyarakat

Melayu adalah anak yang "menjadi orang", yang setelah nantinya dewasa menjadi manusia yang

sempurna lahir dan batin, selalu mengingat dan berguna untuk orang tua dan kaum kerabat untuk

seterusnya terhadap bangsa dan negara, serta akan patuh juga yakin dan taat pada agama dengan

melaksanakan semua perintah agama dan menjauhi semua yang dilarang-Nya.

Dalam konteks NKKBS, pembinaan orang tua terhadap anak teramat penting untuk dapat

terbinanya generasi penerus yang berguna bagi negara, bangsa dan agama, demikian pula

terhadap keluarga, sanak dan handai serta lingkungan sendiri.

Keadaan ini menjurus pada suatu kenyataan umum bahwa keluarga yang besar akan

mengakibatkan kurang terbinanya anak secara baik dan sempurna. Pada umumnya pula dapat

Page 7: BUDAYA DAN SISTEM PELAYANAN KESEHATAN.doc

berakibat perlakuan orang tua yang seakan menyia-nyiakan anaknya seperti yang sering

tercermin dalam ungkapan pesimistis "membiarkan anak belayar dengan perahu bocor, berjalan

di rimba tidak berintis".

Budaya Suku Batak

Paham mengenai keadaan keluarga yang sejahtera menurut masyarakat Batak Toba bertumpu

pada tiga konsep, yaitu hagabeon, hamoraon dan hasangapon

(Taufiq, 2011).

1. Hagabeon

Kesejahteraan bagi orang Batak Toba pertama-tama tidak diukur dari tingkat pencapaian

material berupa harta benda yang bisa dimiliki oleh seseorang atau suatu keluarga. Persyaratan

pertama untuk bisa dikategorikan sejahtera bagi mereka adalah apabila cucu dan cicit baik dari

anak laki-laki maupun dari anak perempuan. Intisari dari hagabeon adalah tercapainya

kesinambungan garis keturunan, yang bisa mewariskan nama marga.

2. Hamoraon

Hamoraon yang secara harfiah berarti kekayaan yang bersifat material sebagai ukuran

kesejahteraan. Masyarakat Batak Toba tidak mengingkari pentingnya pemilikan harta benda,

namun harta benda diletakkan sebagai syarat kedua setelah yang pertama tercapai.

3. Hasangapon

Dalam lingkungan sosial orang Batak Toba yang masih tradisional, jika seseorang atau sebuah

keluarga telah memiliki keturunan dan harta benda maka peluangnya untuk mencapai

hasangapon akan terbuka dengan mudah. Kehormatan, sebagaimana mereka menghayatinya,

antara lain diukur melalui kenyataan bahwa mereka bisa meneruskan garis keturunan, bukan

keluarga yang anggotanya dari waktu ke waktu semakin sedikit dan terancam punah.

Kehormatan itu, pada kenyataannya juga berkaitan dengan kehadiran anak laki laki didalam

keluarga atau sebuah rumah tangga, karena secara sosial anak laki - lakilah yang dianggap bisa

meneruskan garis keturunan. Oleh karena itu, hasangapon hanya dimungkinkan apabila orang

memiliki banyak anak dan beberapa di antaranya harus ada anak laki-laki.

Page 8: BUDAYA DAN SISTEM PELAYANAN KESEHATAN.doc

1. KONSEP-KONSEP YANG RELEVAN DENGAN BUDAYA

a. Holisme / Seutuhnya

Antropologi percaya bahwa kebudayaan adalah fungsi yang terintegrasi seluruhnya

dengan bagian interelasi dan interdependensi. Demikian juga budaya lebih baik

dipandang dan dianalisa secara menyeluruh. Berbagai komponen dari budaya seperti

politik, ekonomi, agama, persaudaraan dan system kesehatan, melakukan fungsi yang

terpisah tetapi kemudian bercampur membentuk perbuatan yang menyeluruh. Jadi

untuk mengetahui system dari seseorang harus memandang masing-masing

hubunganya dengan orang lain dan dari keseluruhan kulturnya. (Benedict, 1934)

Peubahan budaya biasanya mengundang tantangan – tantangan baru dan berbagai

masalah. Perubahan meliputi adaptasi kreatif dari perilaku yang terdahulu yang

disebabkan Karena bahasa, adapt, kepercayaa, sikap, tujuan, undang – undang, tradisi

dank ode moral. Pada saat yang terdahulu sudah keluar dari mode atau kurang bias

diterima dan menjadi sum,ber konflik yang potensial (Elling, ((1977).

b. Enkulturasi

Adalah proses mendapatkan pengetahuan dan menghayati nilai-nilai. Melalui proses

ini oran bias mendapatkan kompetensi dari budayanya sendiri. Anak-anak melihat

orang tua dan mengambil kesimpulan tentang peraturan demi perilaku. Pola- pola

perilaku menyajikan penjelasan untuk kejadian dalam penghidupan seperti,

dilahirkan, maut, remaja, hami, membesarkan anak, sakit penyakit.

c. Etnosentris

Adalah suatu kepercayaan bahwa hanya sendiri yang terbaik. Sangat penting bagi

perawat untuk tidak berpendapat bahwa hanya caranya sendiri yang terbaik dan

menganggap ide orang lkain tidak diketahui atuau di pandang rendah.

d. Stereotip

Stereotip atau sesuatu yang bersifat statis / tetap merupakan kepercayaan yang dibesar

– besarkan dan gambaran yang dilukiskan dengan populer dalam media massa dan

ilmu kebangsaan. Sifat ini juga menyebabkan tidak bekembangnya pemikiran

seseorang.

e. Nilai – nilai Budaya

Sistem budaya mengandung berbagai orientasi nilai. Nilai merupakan bentuk

Page 9: BUDAYA DAN SISTEM PELAYANAN KESEHATAN.doc

kepercayaan bagaimana seseorang harus perperilaku , kepercayaan adalah sesuatu

pertanyaan yang tujuannya berpegang kepada kebenaran tapi mungkin boleh atau

tidak boleh berlandaskan kenyataan empiris. Salah satu elemen yang paling penting

terbangun dalam budaya dan nilainya. Nilai ini bersama – sama memiliki budaya

yang paling penting terbangun dalam budaya dan nilainya. Nilai ini bersama

memberikan stabilitas dan keamanan budaya, menyajikan standart perilaku. Bila dua

orang bersama – sama memiliki budaya yang serupa dan pengalamanya cenderung

serupa, nilai – nilai mereka akan serupa , walaupun dua orang tersebut tidak mungkin

pola nilai yang tetap serupa , namun mereka cukup serupa untuk mengenal kesamaan

dan utuk mengidentifkasi” yang lain sama sepeti saya” (Gooenough, 1966).

2. PERBEDAAN BUDAYA

Sesungguhnya karena tradisi berbeda budaya dan peningkatan mobilitas dan memiliki

standart pereilaku yang sama. Individu yang dibesarkan dalam kelompok seperti itu

mengikuti budaya oleh norma-norma yang menentukan jalan pikiran dan perilaku

mereka.

a. Kolektifitas Etnis

Adalah kelompok dengan asal yang umum, perasaan identitas dan memiliki standart

perilaku yang sama. Individu yang bedasarkan dalam kelompok seperti itu mengikuti

budaya oleh norma-norma yang menentukan jalan ikiran dan perilaku mereka

( Harwood, 1981 )

b. Shok Budaya

Adalah salah satu sebab karena bekerja dengan individu yang latar belakang

kulturnya ber beda. Shock budaya sebagai perasaan yang tidak ada yang menolong

ketidaknyamanan dan kondisi disoirentasi yang dialami oleh orang luar yang

berusaha beradaptasi secara komprehensif atau secara efektif dengan kelompok yang

berbeda akibat akibat paraktek nilai-nilai dan kepercayaan. (Leininger, 1976).

Perawat dapat mengurangi shock budaya dengan mempelajari tentang perpedaan

kelompok budaya dimana ia terlibat. Pemting untuk perawat mengembangkan hormat

kepada orang lain yang berbeda budaya sambil menghargai perasaan dirinya. Praktik

perawatan kesehatan memerlukan toleransi kepercayaan yang bertentangan dengan

Page 10: BUDAYA DAN SISTEM PELAYANAN KESEHATAN.doc

perawat.

c. Pola Komunikasi

Kendala yang paling nyata timbul bila kedua orang berbicara dengan bahasa ang

berbeda. Kebiasaan berbahasa dari klien adalah salah satu cara untuk melihat isi dari

budaya. Menurut Kluckhohn,1972, bahwa tiap bahasa adalah merupakan jalan khusus

untuk meneropong dan interprestasi pengalaman tiap bahasa membuat tatanan

seluruhnya dari asumsi yang tidak disadari tetang dunia dan penghidupan. Kendala

untuk komunkasi bisa saja terjadi walaupun individu berbicara dengan bahasa yang

sama. Perawat kadang kesulitan untuk menjelaskan sesuatu dengan bahasa yang

sederhana, bebas dari bahasa yang jlimet yang klien bisa menagkap. Sangat penting

untuk menentukan ahwa pesan kita bisa diterima dan dimengerti maksudnya.

d. Jarak Pribadi dan Kontak

Jarak pribdi adalah ikatan yang tidak terlihat dan flesibel. Pengertian tentang jarak

pribadi bagi perawat kesehatan masyarakat memungkinkan proses pengkajian dan

peningkatan interaksi perawat klien. Profesional kesehatan merasa bahwa mereka

mempunyai ijin keseluruh daerah badan klien. Kontak yang dekat sering diperlukan

perawat saat pemeriksaan fisik, perawat hendaknya berusaha untuk mengurangi

kecemasan dengan mengenal kebutuhan individu akan jarak dan berbuat yang sesuai

untuk melindungi hak privasi.

e. Padangan Sosiokultural Tentang Penyakit dan Sakit

Budaya mempengaruhi harapan dan persepsi orang mengenai gejala cra memberi

etika kepada penyakit, juga mempengaruhi bilamana, dan kepada siapa mereka harus

mengkomunikasikan masalah – masalah kesehatan dan berapa lama mereka berada

dalam pelayanan. Karena kesehatan dibentuk oleh faktor – faktor budaya, maka

terdapat variasi dari perilaku pelayanan kesehatan, setatus kesehatan, dan pola – pola

sakit dan pelayanan didalam dan diantara budaya yang berbeda – beda.

Perilaku pelayanan kesehatan merujuk kepada kegiatan-kegiatan sosial dan biologis

individu yang disertai penghormatan kepada mempertahankan akseptabilitas status

kesehatan atau perubahab kondisi yang tidak bisa diterima. Perilaku pelayanan

kesehatan dan status kesehatan saling keterkaitkan dan sistem kesehatan (Elling,

1977).

Page 11: BUDAYA DAN SISTEM PELAYANAN KESEHATAN.doc

3. FAKOR -FAKTOR SOSIOKULTURAL MASYARAKAT

Yang berikut ini adalah daftar faktor – faktor sosiokultural yang menonjol yang harus

dikaji dalam masyarakat :

1) Pengaruh – pengaruh yang selalu ada yang membagi oran kedalam kelompo-

kelompok dalam masyarakat seperti etnis, agama , kelas sosial, pekerjaan, tempat

tinggal, bahasa, pendidikan, jenis kelamin, kesuksesan dan umur.

2) Kondisi – kondisi yang menimbulkan konflik sosial dan / aturan jalur social.

3) Sikap terhadap kelompok minoritas, anak muda dengan orang dewasa, pria dengan

wanita.

4) Pembagian masyarakat kedalam tantangan atau distrik dengan karakteristiknya

5) Jalur – jalur formal dan informal utuk komunikasi diantara berbagai program dan

masyarakat.

6) Kendala -kendala timbul akibat perbedaan kepercayaan budaya praktek.

7) Politik orientasi dimasyarakat (sikap terhadap autoritas serta pemakaiannya pada

masalah kesehatan).

8) Pola – pola migrasi baik didalam maupun diluar masyarakat dan pengaruhnya

terhadap jasa pelayanan kesehatan.

9) Hubungan agama dan pengobatan dalam masyarakat (siapa dan apa penyebab dari

penyakit dan bagaimana cara mencegahnya).

10) Betuk penyakit atau sakit yang dipandang oleh berbagai anggota masyarakat

bagaimana hal itu bisa timbul (kondisi budaya yang spesifik, seperti penyakit yang

disebabkan oleh ketidakseimbangan antara panas dan dingin atau penyakit yang

disebabkan oleh magig).

4. FAKTOR – FAKTOR SOSIOKULTURAL KELUARGA DAN / ATAU INDIVIDU

Bila mengkaji keluarga atau individu perawat kesehatan masyarakat harus menyadari

yang berikut :

1) Kekhasan keluarga, peranan yang dipegagan oleh keluarga dan kerabat, pola – pola

pemukiman.

2) Berbagai jenis ritual dan berbagai upacara yang dianggap penting dalam siklus

Page 12: BUDAYA DAN SISTEM PELAYANAN KESEHATAN.doc

kehidupan seperti kelahiran, kematian, masa remaja, pernikahan.

3) Kepercayaan kesehatan dan nilai-nilai anggota keluarga dan arti sosial yang

bergantung kepada kesejahteraan dan sakit :

a. Kepercayaan mengenai organ rubuh dan / atau sistem dan bagiamana cara

berfungsinya.

b. Metode tertentu yang dipakai untuk mempertahankan kesehatan, seperti higine

dan praktek merawat diri sendiri.

c. Sikap terhadap imunisasi , penyaringan dan usaha – usaha pencegahan yang lian.

d. Kepercayaan dan praktek diseputar konsepsi, hamil, melahirkan, laktasi dan

membesarkan anak.

e. Sikap terhadap penyakit mental, cacat, mati.

4) Orang dalam keluarga yang bertanggung jawab untuk berbagai kepercayaan

kesehatan dan prakteknya dari program kesehatan yang sudah ditentukan.

5) Topik kesehatan yang sensitif atau dilarang oleh klien.

6) Kemungkinan konflik diantara keluarga mngenai kepercayaan kesehatan dan

prakteknya dari program kesehatan yang sudah ditetukan.

7) Kepercayaan dan peraturan dan pilihan atau keraguan mengenai makanan yang bisa

diyakini sebagai penyebab atau obat untuk penyakit.

8) Cara yang sesuai dengan budaya bila memasuki atau keluarga dari ruangan, termasuk

salam, ucapan selamat jalan, dan jam yang memudahkan kunjungan.

Selain disebutkan diatas, kita juga perlu mendalami karakteristik individual anggota

masyarakat. Karakteristik adalah ciri-ciri khusus yang ada pada seseorang, yang

membedakan satu dengan yang lainnya. Karakteristik merupakan ciri-ciri dari individu

yang terdiri dari demografi seperti jenis jenis kelamin, umur serta status sosial seperti,

tengkat pendidikan, pekerjaan, ras, status ekonomi dan sebagainya.

5. KONSEP – KONSEP KUNCI / RANGKUMAN

1. Budaya memungkinkan kita untuk bisa menginterprestasi lingkungan dan

kegiatan orang seputar kita dan beperilaku dengan cara yang sesuai.

2. Sementara antropologi memandang budaya sebagai satu tatanan peraturan

menyiapkan individu untuk berperilaku dan menginterpasikan perilaku orang lain.

Page 13: BUDAYA DAN SISTEM PELAYANAN KESEHATAN.doc

3. Konsep holisme memerlukan perilaku orang agar tidak terkurung dari konteks dimana

berlangsung dan budaya dipandangan dengan baik dan dianalisa secara keseluruhan.

4. Budaya tidak pernah statis tapi merupakan proses yang konstan untuk menambah dan

mengurangi elemen – elemen.

5. Enkulturasi merupakan proses mendapatkan pengetahuan dan penghayatan nilai-nilai,

dengan proses tersebut untuk memperoleh kompetensi kultur

6. Karena kita seringkali memandang dunia pandangan kita, seringkali kita menganggap

budaya kita adalah yang terbaik / etnosentris.

7. Sangatenting bagi perawat untuk mempertimbangkan cara sendiri sebagai yang

terbaik dan ide orang lain tidak diperdulikan dan dipandang inferior.

8. Stereptip adalah kepercayaan yang dibesar – besarkan dan image – imege yang

dimunculkan dalam media sebagai kriteria kebangsaanya image – imege itu palsu:

menyelubungi perbedan yang penting dikalangan kelompok dan membesar –

besarkan itu diantara kelompok.

9. Nilai – nilai budaya adalah panduan yang menonjol dan tekun mempengaruhi

pikikiran dan kegiatan orang.

10. Orang yang dibesarkan didalam koletifikasi etnis ( kelompok yang sama dari asal

yang biasa, perasaan identitas dan mempunyai standart perilaku yang sama )

seringkali memerlukan dari pengalaman itu norma – norma budaya yang menentukan

jalan pikiran dan perilaku dari anggota individu itu.

11. ” Shock budaya ” adalah salah satu pengaruh karena bekerja dengan individu yang

latar belakang kulturnya berbeda

Sumber :

Page 14: BUDAYA DAN SISTEM PELAYANAN KESEHATAN.doc

1. https://stikeskabmalang.wordpress.com/2009/09/01/budaya-dan-sistem-pelayanan-

kesehatan-kultural/

2. Harafiah, J.dan A.Amir.1999.Etika Kedokteraan dan Hukum Kesehatan. Jakarta: EGC.

3. Ferry Efendi, Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta:

SalembaMedika