peran mediasi budaya organisasi, pada pengaruh … · pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya...

91
LAPOARAN PENELITIAN PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU MANAJEMEN UNIVERSITAS UDAYANA PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI KETUA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) TERHADAP KINERJA LPD (STUDI PADA LPD DI KABUPATEN GIANYAR) TIM PENELITI Prof. Dr. Wayan Gede Supartha, SE., SU NIP. 19550202 198003 1 004 Dr. I Wayan Suana, SE., MM NIP. 19550122 198702 1 001 Dr. Putu Saroyeni Priartini, Ak. MM NIP. 19640910 199003 2 001 Dr. Made Surya Putra, SE., M.Si NIP. 19740924 200312 1 002 Dr. I. Gst. A. Manuati Dewi, MA. NIP. 19620427 198803 2 002 PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA 2014

Upload: phamthuan

Post on 01-Apr-2018

245 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

i

LAPOARAN PENELITIAN

PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU MANAJEMEN

UNIVERSITAS UDAYANA

PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI,

PADA PENGARUH KOMPETENSI DAN MOTIVASI

KETUA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD)

TERHADAP KINERJA LPD

(STUDI PADA LPD DI KABUPATEN GIANYAR)

TIM PENELITI

Prof. Dr. Wayan Gede Supartha, SE., SU NIP. 19550202 198003 1 004

Dr. I Wayan Suana, SE., MM NIP. 19550122 198702 1 001

Dr. Putu Saroyeni Priartini, Ak. MM NIP. 19640910 199003 2 001

Dr. Made Surya Putra, SE., M.Si NIP. 19740924 200312 1 002

Dr. I. Gst. A. Manuati Dewi, MA. NIP. 19620427 198803 2 002

PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU MANAJEMEN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

2014

Page 2: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi
Page 3: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

i

Identitas Peneliti

Judul : Peran Mediasi Budaya Organisasi, pada Pengaruh Kompetensi dan

Motivasi Ketua Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Terhadap Kinerja

LPD (Studi pada LPD di Kabupaten Gianyar)

Konsentrasi : Sumber Daya Manusia

Ketua Peneliti :

a. Nama Lengkap : Prof. Dr. Wayan Gede Supartha, SE,. SU

b. NIP/NIDN : 19550202 198003 1 004 / 0002025510

Pangkat/Gol. : Pembina Utama Muda/ IVC

c. Jabatan Fungsional : Guru Besar

d. Jurusan : Manajemen

Alamat Rumah : Jl. Kebo Iwa Gg. Danau Beratan No. 1, Denpasar

e. Telp./Hp : (0361) 422553 / 08123950199

f. Alamat Email : [email protected]

Anggota Peneliti:

No Nama Bidang

Keahlian

Fakultas/PS Alokasi Waktu

(Jam/Minggu

1 Dr. I Wayan Suana, SE.,

MM

Manajemen Ekonomi &

Bisnis/Manajemen

10 Jam/minggu

2 Dr. Putu Saroyeni Priartini,

Ak. MM

Manajemen Ekonomi &

Bisnis/Manajemen

10 Jam/minggu

3 Dr. Made Surya Putra Manajemen Ekonomi &

Bisnis/Manajemen

10 Jam/minggu

4 Dr. I.G.A. Manuati Dewi,

MA.

Manajemen Ekonomi &

Bisnis/Manajemen

10 Jam/minggu

1. Obyek Penelitian : Kinerja LPD

2. Masa Pelaksanaan Penelitian : 6 (enam) bulan

3. Anggaran yang diusulkan : Rp. 16.000.000,-

4. Lokasi Penelitian : Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali

5. Hasil yang ditargetkan :

a. Agar Ketua LPD mampu menganalisis dan memperkuat budaya organisasi LPD,

untuk meningkatkan kinerja LPD dalam kontek perkuatan kompetensi dan

motivasi sumber daya manusia (SDM) organisasi, khususnya Ketua LPD.

b. Penjelasan

Page 4: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

ii

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Peran mediasi budaya organisasi pada pengaruh

kompetensi dan motivasi ketua LPD terhadap kinerja LPD (studi pada LPD di

Kabupaten Gianyar)”. Penelitian ini bertujuan agar ketua LPD mampu menganalisis dan

memperkuat budaya organisasi serta meningkatkan kompetensi, motivasi dan kinerja

LPD.

Responden dalam penelitian ini berjumlah 73 orang ketua LPD di Kabupaten

Gianyar. Pengambilan sampel dilakukan secara area purporsional random sampling di

seluruh Kecamatan di Kabupaten Gianyar. Metode analisis yang dipergunakan adalah

analisis jalur (path analysis). Variabel dalam penelitian ini adalah; kompetensi ketua

LPD, motivasi ketua LPD, budaya organisasi LPD serta kinerja LPD.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi ketua LPD, motivasi ketu LPD

dan budaya organisasi LPD berpengaruh terhadap kinerja LPD. Sedangkan kompetensi

ketua LPD dan motivasi ketua LPD berpengaruh terhadap budaya organisasi LPD. Untuk

meningkatkan kinerja LPD maka perlu peningkatan budaya organisasi, kompetensi dan

motivasi ketua LPD. Kompetensi ketua LPD yang perlu ditingkatkan adalah; pendidikan

dan pengetahuan berkaitan dengan perbankan dan ekonomi, motivasi ketua LPD yang

perlu ditingkatkan adalah; prosedur kerja, waktu kerja, mengedepankan kepentingan

LPD dan melakukan langkah-langkah persuasif sebelum melakukan tindakan tegas,

budaya organisasi LPD yang perlu ditingkatkan adalah; komit melayani nasabah dengan

kejujuran, memisahkan keuangan LPD dengan keuangan pribadi.

Kata Kunci : Budaya Organisasi, Kompetensi, Motivasi dan Kinerja

Page 5: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN …....................................................................... ii

IDENTITAS PENELITI ………........................................................................ ii

ABSTRAK …..................................................................................................... iv

DAFTAR ISI ….................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ….......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ….................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN …..................................................................... 1

1.1. Latar Belakang …................................................................... 1

1.2. Tujuan Khusus …................................................................... 4

1.3. Urgensi Penelitian ….............................................................. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……............................................................. 5

2.1. Budaya Organisasi ……………………….…………………. 5

2.1.1. Konsep Budaya …………………...………………….……. 5

2.1.2. Budaya Organisasi …..…………...………………….……. 6

2.1.3 Klasifikasi Budaya Organisasi ..............................................

10

2.2 Kompetensi ……………………………………….………..... 12

2.2.1 Pengertian Kompetensi ………………………………..…... 12

2.2.2 Jenis-Jenis Kompetensi …………….……………………… 13

2.2.3 Aplikasi dan Manfaat Kompetensi ..........…….……...........

15

2.3 Motivasi Kerja………………………………………\.........… 17

2.3.1 Pengertian Motivasi ……………….……………………..... 17

2.3.2 Bentuk Motivasi ……………………….………………...…

18

2.4 Kinerja Organisasi………………………………..………….. 22

2.4.1 Pengertian Kinerja Organisasi …………………………..… 22

2.4.2. Pengukuran Kinerja Organisasi ………………..………….. 23

2.4.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja

Organisasi .............................................................................

24

2.5. Road Map Penelitian ………………………………….......... 28

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ........................ 33

3.1. Kerangka Pikir………………….............................................. 33

3.2. Kerangka Konseptual Penelitian.............................................. 34

3.3. Hipotesis Penelitian……………….......................................... 38

3.3.1. Pengaruh kompetensi terhadap kinerja LPD……….... 39

3.3.2. Pengaruh motivasi terhadap kinerja LPD………….... 39

3.3.3. Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja LPD..... 39

3.3.4. Pengaruh kompetensi terhadap buudaya organisasi..... 40

3.3.3. Pengaruh motivasi terhadap buudaya organisasi…...... 41

Page 6: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

iv

BAB IV METODE PENELITIAN …............................................................ 42

4.1. Lokasi dan Obyek Penelitian …............................................... 42

4.2. Identifikasi Variabel …............................................................ 42

4.3. Definidi Operasional Variabel …............................................. 42

4.4. Jenis dan Sumber Data …........................................................ 44

4.4.1. Jenis Data…................................................................... 44

4.4.2. Sumber Data….............................................................. 44

4.5. Populasi dan Sampel Penelitian …........................................... 45

4.6. Metode Pengumpulan Data …................................................. 46

4.7. Instrumen dan Skala Pengukuran …........................................ 46

4.8. Uji Validitas dan Reliabilitas………….................................... 47

4.8.1. Uji Validitas................................................................... 47

4.8.2. Uji Reliabilitas............................................................... 49

4.8. Teknik Analisis Data …........................................................... 49

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 54

5.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian ...................................... 54

5.2. Karakteristik Responden........................................................... 55

5.3. Deskripsi Variabel Penelitian................................................... 56

5.3.1. Deskripsi variabel kompetensi ketua LPD…............... 57

5.3.2. Deskripsi variabel motivasi ketua LPD…................... 58

5.3.3. Deskripsi variabel budaya organisasi ketua LPD…..... 59

5.3.4. Deskripsi variabel kinerja LPD…................................ 60

5.4. Hasil Analisis Faktor................................................................ 61

5.4.1. Analisis faktor variabel kompetensi ketua LPD (X1). 61

5.4.2. Analisis faktor variabel motivasi ketua LPD (X2)…. 62

5.4.3. Analisis faktor variabel budaya organisasi LPD (Y1). 63

5.4.1. Analisis faktor variabel kinerja LPD (Y2)……….….. 64

5.5. Hasil Analisis Jalur (Path Analysis.......................................... 65

5.5.1. Analisis Jalur Pengaruh Langsung Kompetensi Ketu

LPD (X1) dan Motivasi Ketua LPD (X2) Terhadap

Budaya Organisasi LPD (Y1)………………………....

65

5.5.2. Analisis Jalur Pengaruh Langsung Kompetensi Ketua

LPD (X1), Motivasi Ketua LPD (X2) dan Budaya

Organisasi LPD (Y1) Terhadap Kinerja LPD (Y2)…...

66

5.5.3. Peran Mediasi Budaya Organisasi LPD (Y2) pada

Pengaruh Kompetensi Ketua LPD (X2) dan Motivasi

Ketua LPD (X2) Terhadap Kinerja LPD (Y2)………...

67

5.6. Pembahasan Hasil Penelitian………........................................ 71

5.6.1. Pengaruh kompetensi ketua LPD terhadap kinerja LPD 71

5.6.2. Pengaruh motivasi ketua LPD terhadap kinerja LPD... 72

5.6.3. Pengaruh budaya organisasi LPD terhadap kinerja LPD 72

5.6.4. Pengaruh kompetensi ketua LPD terhadap budaya

organisasi LPD ............................................................

73

5.6.5. Pengaruh motivasi ketua LPD terhadap budaya

organisasi LPD ............................................................

74

Page 7: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

v

5.6.6. Variabel budaya organisasi LPD memediasi

pengaruh kompetensi ketua LPD terhadap Kinerja

LPD.............................................................................

75

5.6.7. Variabel budaya organisasi LPD memediasi pengaruh

motivasi ketua LPD terhadap Kinerja

LPD...............................................................................

76

5.7. Implikasi Penelitian ………..................................................... 77

5.7.1. Implikasi teori ……………………………………… 77

5.7.2. Implikasi praktis…………………………………… 77

5.8. Kontribusi Penelitian………………….................................... 78

5.9. Keterbatasan Penelitian……………….................................... 78

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 79

6.1. Kesimpulan............................................................................... 79

6.2. Saran……………………......................................................... 80

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………. 82

LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………………. 86

Page 8: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

vi

DAFTAR TABEL

No Keterangan Hal

2.1 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi ............... 27

2.2 Road Map Penelitian ……………………………………………….. 28

4.1 Jumlah Populasi dan Sampel LPD Per Kecamatan di Kabupaten

Gianyar, Tahun 2014 ………………………………………………..

45

4.2 Hasil Uji Validitas Data Penelitian ………………………………… 48

4.3 Hasil Uji Reliabilitas Data Penelitian ……………………………… 49

5.1 Karakteristik Responden……………………………………………. 56

5.2 Persepsi Responden Terhadap Variabel Kompetensi Ketua LPD (X1) 57

5.3 Persepsi Responden Terhadap Variabel Motivasi Ketua LPD (X2)... 58

5.4 Persepsi Responden Terhadap Variabel Budaya Organisasi Ketua

LPD (Y1)……………………………………………………………..

59

5.5 Persepsi Responden Terhadap Variabel Kinerja LPD (Y2)…………. 60

5.6 Hasil Analisis Faktor Untuk Variabel Kompetensu Ketua LPD (X1). 61

5.7 Hasil Analisis Faktor Untuk Variabel Motivasi LPD (X2)................ 62

5.8 Hasil Analisis Faktor Untuk Variabel Budaya Organisasi LPD (Y1). 63

5.9 Hasil Analisis Faktor Untuk Variabel Kinerja LPD (Y2).................. 64

5.10 Hasil Koefisien Path Kompetensi Ketua LPD (X1) dan Motivasi

Ketua LPD (X2) Terhadap Budaya Organisasi LPD (Y1)…………...

65

5.11 Hasil Koefisien Path Kompetensi Ketua LPD (X1), Motivasi Ketua

LPD (X2) dan Budaya Organisasi LPD (Y1) Terhadap Kinerja LPD

(Y2)…………………………………………………………………...

66

5.12 Koefisien jalur, pengaruh langsung dan tidak langsung dari

Kompetensi Ketua LPD (X1) dan Motivasi Ketua LPD (X2)

terhadap Budaya Organisasi LPD (Y1) serta Kinerja LPD (Y2) di

Kabupaten Gianyar ………………………………………………….

70

Page 9: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

vii

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Hal

3.1 Kerangka Konseptual....................................................................... 36

3.2 Kerangka Model Penelitian.............................................................. 37

3.1 Model path analysis (path

model).........................................................

51

3.1 Hubungan Kausal Empiris dari Variabel X1 dan X2 Terhadap Y1

serta Y2 ……………………………………………………………..

67

Page 10: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

viii

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Hal

Lampiran 1 : Daftar Pertanyaan (Kuesioner).……………….……………..

Lampiran 2 : Data Ordinal dan Interval………………………………..…..

Lampiran 3 : Uji Validitas dan Reliabilitas ……………………………….

Lampiran 4 : Analisis Faktor ……………………………………………...

Lampiran 5 : Karakteristik Responden ……………………………………

Lampiran 6 : Deskripsi Variabel Penelitian ……………………………….

Lampiran 7 : Path Analysis (Analisis Jalur) ………………………………

Page 11: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam mempermudah akses permodalan di wilayah pedesaan maka

keberadaan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) atau lembaga yang sejenis

(Lembaga Perkreditan Desa/LPD) sangat di perlukan. Untuk itu manajemen LKM

atau LPD perlu memperkuat budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan

yang optimal serta meningkatkan kinerja. Hal ini sejalan dengan Susan and

Michael (2004) yang menyatakan budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja

organisasi.

Di Bali perhatian pemerintah untuk pengembangan LPD cukup besar

terbukti dari adanya program kemitraan antara LPD dengan usaha mikro, kecil

dan menengah (UMKM) yang di dukung oleh pemerintah. Lembaga keuangan

yang mendukung perkembangan ekonomi masyarakat Desa Pekraman di Bali

adalah Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Hampir setiap Desa Pekraman di

Provinsi Bali memiliki LPD. Namun dari data yang tersedia, keberadaan LPD

tersebut tidak semuanya termasuk dalam kategori sehat, karena ada sebagian LPD

yang masuk dalam kategori kurang sehat, yang memerlukan pembenahan dan

pembinaan, dari sisi; keuangan, pemasaran, organisasi dan pengembangan SDM

khususnya kompetensi dan motivasi Ketua LPD. Jumlah LPD di Provinsi Bali

dari tahun ketahun terus meningkat, dimana pada tahun 2013 telah ada sebanyak

1.418 LPD dengan total dana yang dihimpun mencapai 10,2 triliun dan menyerap

tenaga kerja sebanyak 7.568 tenaga kerja.

Di Kabupaten Gianyar sampai dengan tahun 2013 ada sebanyak 270 unit

LPD yang tersebar di 7 (tujuh) kecamatan yakni ; Kecamatan Sukawati sebanyak

33 LPD, Kecamatan Blahbatuh sebanyak 36 LPD, Kecamatan Gianyar sebanyak

40 LPD, Kecamatan Tanpaksiring sebanyak 36 LPD, Kecamatan Ubud sebanyak

32 LPD, Kecamatan Tegallalang sebanyak 45 LPD dan Kecamatan Payangan

sebanyak 48 LPD. Berdasarkan pengamatan dari 20 LPD yang berada di

Kabupaten Gianyar, sebanyak 5 (lima) LPD kinerjanya termasuk dalam kategori

1

Page 12: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

kurang sehat, yakni ada LPD yang sebagian kreditnya digelapkan oleh Ketua LPD

sehingga masuk ranah pidana (sedang proses di pengadilan), ada yang asetnya

tetap kecil tidak bertambah secara signifikan dan ada juga Non Performing Loan

(NPL) diatas 5 (lima) persen dari jumlah kredit yang diberikan.

Kinerja organisasi selain dipengaruhi oleh budaya organisasi, juga dipengaruhi oleh kompetensi dan motivasi Ketua organisasi. Hal ini diungkap oleh Supartha dkk (2008) pada penelitian Kinerja Usaha Mikro dan Kecil di Kota Denpasar. Kinerja organisasi publik juga dipengaruhi oleh kepemimpinan dan kebijakan pemerintah (Supartha, 2010). Disisi lain Suana et. al. (2014) menyatakan keberhasilan wirausaha ditentukan oleh budaya Tri Hita Karaana, lingkungan bisnis dan kepribadian pengusaha itu sendiri. Hal ini menunjukkan kinerja usaha dipengaruhi oleh kompetensi dan motivasi dari pimpinan perusahaan.

Kinerja juga dipengaruhi oleh komitmen organisasi serta komitmen organisasi dipengaruhi oleh pemimpin (Dana dkk, 2012). Supartha (2012) menyatakan, manajemen berbasis keharifan lokal yakni perkuatan budaya organisasi mampu meningkatkan kinerja organisasi (Subak). Hal ini mengungkapkan bahwa kinerja organisasi dipengaruhi oleh budaya organisasi dan motivasi serta kompetensi dari pemimpin organisasi. Juga dinyatakan bahwa pengembangan organisasi pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dapat meningkatkan kinerja LPD (Supartha, 2013). Demikian pula, Wahyudi dan Supartha (2014) mengungkapkan bahwa budaya organisasi yang kuat mempengaruhi kinerja organisasi.

Salah satu kegiatan yang diharapkan mampu meningkatkan peran serta masyarakat marginal dan miskin serta generasi muda adalah adanya kegiatan–kegiatan untuk memberikan pelayanan dan pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah melalui peningkatan kerjasama dengan LPD yang ada di daerah untuk mempermudah akses dana (permodalan) yang dibutuhkan. Hal tersebut adalah sejalan dengan pembangunan yang dapat dikatakan prorakyat, dalam arti meningkatkan peran LPD terhadap usaha mikro dan kecil dalam meningkatkan perekonomian kerakyatan. Namun demikian, ada beberapa hambatan yang pada umumnya dihadapi oleh masyarakat dalam mengembangkan usaha mikro dan kecil. Karafir (1997) menyatakan bahwa pemupukan modal para pedagang kaki

2

Page 13: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

lima dipengaruhi oleh pendapatan yang diperolehnya, pengeluaran produktif, pengeluaran konsumtif dan tabungan. Hal ini sejalan dengan keluhan yang disampaikan oleh para pengusaha mikro dan kecil di Kabupaten Gianyar, yang mengalami masalah dalam: permodalan yang relatif lemah sehingga sulit untuk mengembangkan potensi yang dimiliki serta sumber daya manusia yang belum memiliki jiwa wirausaha. Disamping itu hambatan lainnya adalah penguasaan teknologi serta akses pasar untuk dapat menjual produk serta bersaing secara global (Supartha, 2007).

Pemberdayan dan pembinaan LPD adalah merupakan satu cara dalam

memperkuat ekonomi kerakyatan yang diharapkan mampu memperkuat posisi

ekonomi dari masyarakat miskin dan marginal, generasi muda dan wanita, dalam

kerangka mewujudkan Ajeg Bali terutama melalui perkuatan ekonomi rakyat dari

masyarakat tradisional Bali. LPD adalah merupakan salah satu sektor yang relatif

tidak terpengaruh oleh krisis ekonomi.

Kinerja yang baik merupakan tujuan organisasi yang ingin dicapai. Secara umum kinerja LPD belum maksimal. Hal ini ditunjukkan oleh keberadaan beberapa LPD, yang kinerjanya termasuk dalam kategori kurang sehat. LPD sangat perlu untuk memiliki kinerja yang tinggi, karena LPD merupakan lembaga keuangan masyarakat yang ada di pedesaan untuk memenuhi kebutuhan dana masyarakat desa. Apabila kinerja LPD baik maka hal ini akan meningkatkan perkembangan perekonomian masyarakat. Demikian juga sebaliknya apabila kinerja LPD rendah maka perkembangan ekonomi masyarakat akan semakin rendah.

Johnston, dkk. (2002) menyatakan bahwa kinerja usaha dalam hal ini LPD hendaknya diukur dengan pendekatan Balanced Scorecard, sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan manajemen. Serta dinyatakan bahwa perkembangan usaha harus imbangi dengan evaluasi dan kontrol dari lembaga pemerintah yang terkait dalam pembinaan perusahaan kecil.

Dari sisi pelaku usaha, Gratton dkk. (1999) menyatakan bahwa kinerja bisnis dalam hal ini LPD sangat terkait dengan kinerja individu dari pengelola usaha itu sendiri. Pengelola yang memiliki kompetensi dan motivasi yang kuat serta melaksanakan budaya organisasi (etika bisnis) yang kuat menyebabkan kinerja perusahaannya semakin baik. Adrian (2011) mengatakan kompetensi SDM berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.

3

Page 14: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

Moreno et. al. (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja. Sedangkan Ojo (2010) menyatakan bahwa budaya organisasi dalam perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi pada bank komersial di Nigeria. Demikian juga Shakil (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa budaya organisai berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di Pakistan.

Luc Sels et. al. (2006) menyatakan bahwa usaha mikro dan kecil yang menerapkan fungsi sumber daya manusia secara baik, dalam arti melaksanakan ; seleksi, pelatihan, pemberian kompensasi yang layak, memperhatikan pengembangan karir, mengukur kinerja individu, mengambil keputusan berdasarkan partisipasi, memiliki kinerja perusahaan yang lebih baik dari usaha kecil lainnya, baik dari sisi produksi maupun dari sisi finasial.

Berdasarkan uraian tersebut, salah satu lembaga keuangan yang mampu meningkatkan perekonomian rakyat adalah berkembangnya LPD. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang variabel yang berpengaruh terhadap kinerja LPD khususnya pengaruh variabel kompetensi dan motivasi Ketua LPD terhadap budaya organisasi serta kinerja LPD.

1.2 Tujuan Khusus

Berdasarkan latar belakang masalah dan perumusan masalah yang ada, maka

yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : Agar Ketua LPD mampu

menganalisis dan memperkuat budaya organisasi serta meningkatkan kompetensi,

motivasi dan kinerja LPD.

1.3 Urgensi Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi khazanah ilmu pengetahuan

manajemen khususnya pengembangan sumber daya manusia (SDM) sesuai

dengan; kondisi dan kebutuhan dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi

(LPD) di Bali. Secara lebih khusus hal ini diharapkan berguna:

a. Bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini akan memperluas khazanah penelitian di

bidang manajemen SDM.

b. Bagi pengelola LPD, agar mampu menganalisis dan memperkuat budaya

organisasi dan meningkatkan kompetensi, motivasi serta kinerja organisasi

(LPD).

4

Page 15: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Budaya Organisasi

2.1.1. Konsep Budaya

Budaya mempengaruhi banyak aspek kehidupan, baik organisasi maupun

individu. Dalam literatur teori organisasi, budaya telah didefinisikan dalam

berbagai ragam oleh berbagai ahli. Definisi budaya (culture) secara umum

dikemukakan oleh Hofsted dalam Bourantas et al., (1988) sebagai “the collective

programming of the mind which distinguishes the members of one human group

from another”. Menurut Hofsted, manusia membawa mental program yang

terbentuk sejak dini, dari masa kecil di lingkungan keluarga, di sekolah, dan di

organisasi. Definisi budaya dalam artian budaya kelompok dikemukakan Edgar

(1997) sebagai suatu pola asumsi dasar bersama yang dipelajari kelompok karena

menyelesaikan masalah-masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal yang

telah berjalan baik dan valid, dan karenanya diajarkan pada para anggota baru

sebagai cara yang benar untuk memandang, berpikir dan merasakan, dalam

hubungannya dengan berbagai masalah yang dihadapi. Schein (2004) menyatakan

bahwa budaya merupakan suatu pola asumsi dan keyakinan dasar yang dirasakan

bersama oleh para anggota dari sebuah kelompok atau organisasi ketika organisasi

itu memecahkan masalah adaptasi eksternal dan integrasi internal para

anggotanya. Luthans (2007) menyatakan bahwa budaya adalah pengetahuan yang

diperoleh untuk menginterprestasikan pengalaman dan menghasilkan perilaku

sosial. Budaya memiliki beberapa lapisan atau hierarkhi yang meliputi budaya

organisasi, budaya kelompok dan budaya individu. Sangat dimungkinkan terjadi

konflik antara budaya dengan subbudaya dalam organisasi sebagai konsekuensi

logis perkembangan organisasi.

Dari uraian tersebut dapat dinyatakan hal – hal sebagai berikut : (1)

Budaya terbentuk sejak dini melalui lingkungan, (2) Budaya menyediakan sarana

bagi anggota untuk menyelesaikan masalah eksternal dan internal, (3) Budaya

sebagai nilai dan kebiasaan bersama yang membentuk perilaku anggota organisasi

5

Page 16: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

dan (4) Budaya memiliki lapisan atau hierarki, meliputi organisasi, kelompok dan

individu.

Konsep budaya banyak digunakan untuk membantu menjelaskan aspek

irasional yang terjadi dalam kelompok pada suatu organisasi. Budaya tidak dapat

dipisahkan dengan kepemimpinan dalam organisasi, karena pemimpinlah yang

pertama kali menciptakan budaya dalam organisasi. Sering organisasi dihadapkan

pada aspek disfungsional budaya, dan tugas pemimpin untuk mengevaluasi

budaya yang ada serta mengantar organisasi melakukan perubahan budaya yang

sesuai dengan tuntutan perkembangan lingkungan. Hal ini juga dapat dikaji pada

organisasi Pusat Kesehatan Masyarakat.

2.1.2. Budaya Organisasi

Budaya organisasi semakin disadari berperan besar dalam meningkatkan

kinerja organisasi. Tika (2006) menyatakan “Organizational culture is the set of

shared values and norms that controls organizational members interactions with

each other and with suppliers, customers, and other people outside the

organization”.

Menurut Luthans (2007), terdapat 3 (tiga) faktor yang membentuk budaya

dalam organisasi, yaitu : (1) komunikasi, (2) motivasi, dan (3) kepemimpinan.

Komunikasi merupakan transfer informasi, ide, pemahaman dan perasaan di

antara para anggota organisasi. Manajer yang ingin berhasil dalam organisasi

harus mampu berkomunikasi secara efektif. Dalam lingkungan bisnis global,

masalah komunikasi menjadi semakin sulit akibat hambatan bahasa. Motivasi

merupakan kemauan untuk berusaha dalam mengejar tujuan organisasi.

Sebelumnya manajer tidak dapat secara langsung memotivasi bawahan, karena

motivasi adalah masalah internal masing – masing individu. Tugas manajemen

adalah menghadirkan budaya organisasi yang mendorong perilaku positif dari

bawahannya. Manajemen organisasi perlu memahami faktor – faktor yang

memicu perilaku bawahan dan mengembangkan serta mempertahankan

lingkungan yang produktif dalam organisasi. Kepemimpinan merupakan proses

mempengaruhi anggota organisasi untuk bertindak sesuai dengan keinginan

6

Page 17: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

pimpinan. Para manajer organisasi menggunakan pendekatan yang beragam

dalam mempengaruhi para anggota organisasi, dan hal ini sangat mempengaruhi

budaya organisasi.

Kotter dan Heskett (1997), menyatakan bahwa budaya organisasi berdampak signifikan terhadap kinerja ekonomi jangka panjang. Penelitian mereka menunjukkan bahwa organisasi – organisasi yang memiliki budaya yang mementingkan pelanggan, pemegang saham dan karyawan terbukti memiliki kinerja yang jauh lebih baik dibanding dengan organisasi – organisasi yang tidak berbudaya seperti itu. Budaya organisasi diprediksi menjadi faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan organisasi di masa mendatang. Budaya yang merosotkan kinerja akan berdampak negatif terhadap kinerja organisasi, khususnya kinerja keuangan. Budaya organisasi yang menghambat kinerja keuangan organisasi terdapat pada banyak organisasi, bahkan di berbagai organisasi yang penuh dengan orang pandai sekalipun. Walaupun budaya relatif sulit dirubah, tetapi budaya organisasi dapat dibuat agar lebih meningkatkan kinerja.

Luthans (2007), menyatakan “Organizational culture has a number of

important characteristics. Some of the most readily agreed upon are the

following : (1) Observed behavioral regularities, (2) Norms, (3) Dominant values,

(4) Philisophy, (5) Rules, (6) Organizational climate”. Budaya kerja dengan

demikian dapat diartikan sebagai sikap dan perilaku individu dan kelompok yang

didasari atas nilai – nilai yang diyakini kebenarannya dan telah menjadi sifat serta

kebiasaan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan sehari – hari.

Isu utama dalam hubungan antar budaya dengan kinerja adalah jenis

budaya organisasi apa yang mampu meningkatkan kinerja organisasi jangka

panjang. Kotter dan Heskett (1997), membagi teori yang berkaitan dengan

hubungan antar budaya organisasi dengan kinerja jangka panjang menjadi 3 (tiga)

kategori, yaitu : teori budaya yang kuat, teori budaya yang sesuai dan teori budaya

yang adaptif

1) Teori Budaya Yang Kuat

Teori budaya yang kuat menyatakan bahwa para manajer menganut

bersama seperangkat nilai dan metode menjalankan bisnis yang konsisten.

7

Page 18: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

Organisasi dengan budaya yang kuat umumnya dapat dilihat memiliki gaya

tertentu dalam melakukan sesuatu. Organisasi menjadikan nilai yang dianut

bersama itu dalam suatu kredo atau pernyataan misi dan secara serius mendorong

para manajer mengikuti pernyataan itu. Gaya dan nilai budaya yang kuat tidak

banyak berubah walaupun ada pergantian manajemen puncak karena telah berakar

secara mendalam.

Kekuatan budaya inilah yang memberi kontribusi penting pada kinerja

melalui 3 (tiga) cara yaitu : (1) penyatuan tujuan, (2) menciptakan motivasi yang

tinggi pada karyawan dan (3) memberikan struktur dan kontrol yang diperlukan

tanpa harus bersandar pada birokrasi formal yang sering menurunkan motivasi

dan menghambat inovasi.

Kotter dan Heskett (1997), menyatakan budaya yang kuat menyebabkan

kinerja yang kuat. Bila arah yang dituju baik, maka budaya yang kuat akan

menyebabkan kinerja yang baik, tetapi bagaimana jika arah yang dituju salah ?

Para pendukung teori budaya yang kuat umumnya membantah dengan

menyatakan bahwa budaya yang kuat sangat jarang menjadi tidak terkendali.

Hanya para pemimpin yang benar – benar kuatlah yang mampu menciptakan

keselarasan dan motivasi budaya yang kuat. Resiko organisasi memiliki pemimpin

yang kuat adalah pemimpin membawa organisasi pada arah yang salah, atau

berhenti tanpa mempersiapkan penggantinya. Pada saat itu organisasi terancam

kelangsungan hidupnya.

2) Teori Budaya Yang Sesuai

Para ahli budaya organisasi yang memfokuskan gagasan mereka pada

teori kesesuaian adalah Schein, Lorsch, dan Davis, dalam Kotter dan Heskett

(1997). Teori budaya yang sesuai secara stratejik menyatakan bahwa arah budaya

harus menyelaraskan dan memotivasi karyawan jika ingin meningkatkan kinerja

organisasi. Teori ini menyatakan bahwa isi (content) budaya lebih penting atau

sama pentingnya dengan kekuatan budaya itu sendiri. Tidak ada ukuran untuk isi

budaya yang paling baik atau paling unggul yang dapat berlaku secara umum.

Budaya yang baik adalah budaya yang sesuai dengan konteksnya dalam artian

sesuai dengan kondisi obyektif industri, segmen industri, strategi organisasi atau

8

Page 19: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

strategi bisnis itu sendiri. Budaya yang tepat secara kontektual atau stratejiklah

yang dapat diasosiasikan dengan kinerja yang baik.

Kritik terhadap teori ini umumnya ditujukan pada sifatnya yang tampak

statis. Para penentang teori ini mempertanyakan tentang apa yang terjadi jika

lingkungan industri berubah.

3) Teori Budaya Adaptif

Menurut Kirkman and Shapiro (2001), budaya adaptif mensyaratkan

pendekatan yang siap menanggung resiko, percaya dan proaktif terhadap

kehidupan organisasi maupun kehidupan individu. Teori budaya adaptif

menyatakan bahwa hanya budaya yang dapat membantu organisasi

mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang dapat

diasosiasikan dengan kinerja yang unggul dalam jangka panjang. Secara aktif para

anggota organisasi saling mendukung dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan

masalah. Para anggota organisasi menerima perubahan dan inovasi dengan

baik. Jenis budaya adaptif menghargai dan mendorong kewirausahaan yang dapat

membantu organisasi beradaptasi dengan lingkungan yang berubah dengan

memungkinkannya mengidentifikasi dan mengeksploitasi peluang – peluang

baru. Kotter dan Heskett (1997) memiliki pandangan yang sama, hanya saja lebih

menekankan pada aspek kepemimpinan dibanding kewirausahaan. Fungsi utama

kepemimpinan adalah menghasilkan perubahan di seluruh jenjang organisasi

untuk meningkatkan inisiatif, penanggungan resiko, kimunikasi dan motivasi.

Para kritisi teori ini menyatakan bahwa budaya yang menghargai

perubahan bisa tidak adaptif karena bisa mendorong orang untuk mengubah

sesuatu kearah yang salah. Hal yang sama terjadi pada teori budaya yang kuat

dimana pemimpin yang kuat mengarahkan organisasi pada arah yang salah.

Peters dalam Kotter dan Heskett (1997), menekankan pada aspek

pelanggan dengan menyatakan bahwa organisai dengan budaya yang sangat

menghargai pelanggan akan membuat organisasi memiliki budaya yang adaptif.

Organisasi seharusnya memiliki budaya yang menghargai semua

stakeholders, khususnya pelanggan, pemegang saham, dan karyawan.

9

Page 20: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

Manajemen organisasi dalam hal ini Ketua LPD dan pengurus lainnya

harus mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan

organisasi. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa teori budaya organisasi

yang kuat, sangat sesuai dengan kondisi Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang

memiliki tugas pokok dan fungsi yang jelas dalam usaha membiayai unit kegiatan

masyarakat khususnya dalam usaha mikro dan kecil.

2.1.3. Klasifikasi Budaya Organisasi

Dalam kerangka konseptual tentang budaya organisasi Bourantas et al.,

(1998) mengatakan bahwa budaya organisasi dapat dibagi menjadi 4 (empat),

yaitu :

1) Budaya Klub (Zeus)

Organisasi yang mengikuti budaya ini umumnya dibagi dalam fungsi atau lini produk. Gaya manajemen mengarah pada sentralisasi yang kuat. Harrison dan Handy dalam Bourantas et al., (1998), mengibaratkan organisasi dengan club culture sebagai sarang laba – laba, dimana jaring menunjukkan kekuasaan dan pengaruh. Posisi jaring yang semakin jauh dari pusat menunjukkan semakin kecil kekuasaan dan pengaruhnya. Dewa Zeus dianggap sesuai sebagai simbol organisasi dengan budaya organisasi yang menekankan tradisi patrialchial. Tidak rasional dan berlandaskan kekuasaan, dan kharisma.

2) Budaya Peran (Apollo)

Organisasi dengan role culture lebih menempatkan peran (role) dan bukan

orang sebagai pusat budaya organisasi. Oleh karena itu, dewa Apollo dianggap

sesuai sebagai simbol karena merupakan dewa pengatur. Budaya organisasi ini

berasumsi bahwa manusia bersifat rasional dan segala sesuatu dapat dianalisis

secara logis. Peran atau sekumpulan tugas bersifat tetap dalam organisasi sehingga

para individu dalam organisasi adalah bagian dari sistem dan melakukan tugas

yang secara bebas dapat berganti.

3) Budaya Tugas (Athena)

Organisasi dengan task culture mengumpulkan sumber daya dari berbagai

pihak untuk memecahkan masalah. Manajemen senantiasa berorientasi pada

10

Page 21: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

keberhasilan memecahkan masalah. Budaya ini hanya mengakui expertise

sebagai dasar kekuasaan dan pengaruh.

4) Budaya Eksistensi (Dionysus)

Organisasi dengan existensial culture menganggap keberadaan individu

dalam organisasi dimaksudkan untuk membantu organisasi mencapai tujuan

organisasi dan keberadaan organisasi dimaksudkan untuk membantu anggota

organisasi dalam mencapai tujuan anggota organisasi. Budaya organisasi ini

sangat disukai para profesional karena mereka dapat mempertahankan identitas

dan kebebasan mereka. Pada dasarnya, budaya ini mengakui tidak ada atasan

meskipun mereka dapat menerima koordinasi.

Robbins (2002), menyatakan terdapat 10 (sepuluh) karakteristik kunci

yang membedakan satu budaya organisasi dengan budaya organisasi lainnya,

yaitu :

(1) Inisiatif individu, yaitu sampai seberapa jauh tingkat tanggungjawab,

kebebasan, dan indepedensi yang dimiliki organisasi;

(2) Toleransi resiko, yaitu sampai seberapa jauh karyawan didorong untuk

agresif, inovatif dan mau mengambil resiko;

(3) Arahan, yaitu sampai seberapa jauh organisasi menentukan tujuan

ekspektasi kinerja yang jelas;

(4) Integrasi, yaitu sampai seberapa jauh unit – unit dalam organisasi didorong

untuk beroperasi secara terkoordinasi;

(5) Dukungan manajemen, yaitu sampai sejauh mana manajer memberikan

sarana komunikasi, bantuan dan dukungan pada bawahan;

(6) Pengendalian, yaitu sejumlah aturan dan supervisi langsung yang digunakan

untuk mengendalikan perilaku karyawan;

(7) Identitas, yaitu sejauh mana anggota organisasi mengidentifikasi diri sebagai

anggota organisasi secara keseluruhan dan bukan sebagai anggota kelompok

atau expertise;

(8) Sistem imbalan, yaitu sejauh mana imbalan didasarkan pada kinerja

karyawan, bukan pada senioritas, favoritisme, dan lain – lain;

11

Page 22: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

(9) Toleransi konflik, yaitu sejauh mana karyawan didorong untuk

menyelesaikan konflik dan memberikan kritik secara terbuka;

(10) Pola komunikasi, yaitu sampai sejauh mana komunikasi dalam organisasi

dibatasi pada hierarkhi formal dari otoritas;

Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa pengkajian atas budaya

organisasi LPD lebih tepat dilakukan dengan pendekatan budaya eksistensi

(Dionysus).

2.2. Kompetensi

2.2.1. Pengertian kompetensi

Menurut Spencer & Spencer dalam Ruky (2006) kompetensi adalah

karakteristik dasar seseorang (individu) yang mempengaruhi cara berpikir dan

bertindak, membuat generalisasi terhadap segala situasi yang dihadapi serta

bertahan cukup lama dalam diri manusia. Sejalan dengan definisi tersebut,

komponen-komponen yang membentuk sebuah kompetensi adalah :

1) Motif (motives), adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau

dikehendaki oleh seseorang, yang selanjutnya akan mengarahkan,

membimbing dan memilih suatu perilaku tertentu terhadap sejumlah aksi atau

tujuan.

2) Karakter pribadi (traits), adalah karakteristik fisik dan reaksi atau respon yang

dilakukan secara konsisten terhadap suatu situasi atau informasi.

3) Konsep diri (self concept), adalah perangkat sikap, sistem nilai atau citra diri

yang dimiliki seseorang

4) Pengetahuan (knowledge), adalah informasi yang dimiliki seseorang terhadap

suatu area spesifik tertentu.

5) Ketrampilan (skills), adalah kemampuan untuk mengerjakan serangkaian tugas

fisik atau mental tertentu.

Komponen kompetensi yang berupa motif, karakter pribadi dan konsep diri dapat

meramalkan suatu perilaku tertentu yang pada akhirnya akan muncul sebagai

kinerja.

12

Page 23: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

Definisi kompetensi menurut beberapa ahli manajemen dalam

Sedarmayanti (2007) adalah :

1) Konsep luas, memuat kemampuan mentransfer keahlian dan kemampuan

kepada situasi baru dalam wilayah kerja. Menyangkut organisasi dan

perencanaan pekerjaan, inovasi dan mengatasi aktivitas rutin, kualitas

efektivitas personil yang dibutuhkan di tempat berkaitan dengan rekan kerja,

manajer serta pelanggan.

2) Kemampuan dan kemauan melakukan tugas

3) Dimensi perilaku yang mempengaruhi kinerja

4) Karakteristik individu apapun yang dapat dihitung dan diukur secara

konsisten, dapat dibuktikan untuk membedakan secara signifikan antara

kinerja efektif dengan tidak efektif.

5) Kemampuan dasar dan kualitas kinerja yang diperlukan untuk mengerjakan

pekerjaan dengan baik.

6) Bakat, sifat dan keahlian individu apapun yang dapat dibuktikan, dapat

dihubungkan dengan kinerja efektif dan baik sekali.

Bersdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat dinyatakan bahwa

kompetensi adalah karakteristik mendasar yang dimiliki seseorang yang

mempengarui cara berpikir dan berindak untuk menghasilkan kinerja yang baik.

2.2.2. Jenis-jenis kompetensi

Spencer & Spencer dalam Ruky (2006), menyatakan bahwa kompetensi

dalam kaitannya dengan kinerja dapat digolongkan dalam dua jenis yaitu :

1) Kompetensi ambang (Threshild Competencies), yaitu kriteria minimal dan

esensial yang dibutuhkan/dituntut dari sebuah jabatan dan harus bisa dipenuhi

oleh setiap pemegang jabatan tersebut untuk dapat bekerja menjalankan

pekerjaannya tersebut dengan efektif.

2) Kompetensi pembeda (Differentiating Competencies), yaitu kriteria yang

dapat membedakan antara orang yang selalu mencapai kinerja superior dan

orang yang kinerjanya rata-rata saja.

13

Page 24: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

Menurut Sedarmayanti (2007) ada 18 model kompetensi yang umum

ditemui pada berbagai bidang pekerjaan dan industri, yaitu :

1) Orientasi pencapaian (Achievement Orientation)

2) Berpikir analitis (Analytical Thinking)

3) Berpikir konseptual (Conseptual Thinking)

4) Orientasi layanan pelanggan (Customer Service Orientation)

5) Mengembangkan lainnya (Developing Others)

6) Penginstruksian (Directiveness)

7) Fleksibilitas (Flexibility)

8) Dampak dan pengaruh (Impact and Influence)

9) Pencairan informasi (Information Seeking)

10) Inisiatif (Initiative)

11) Integritas (Integrity)

12) Pemahaman antar pribadi (Interpersonal Understanding)

13) Kesadaran organisasi (Organizational Awareness)

14) Komitmen organisasi (Organizational Commitment)

15) Menjalin hubungan (Relationship Building)

16) Rasa percaya diri (Self Confidence)

17) Kepemimpinan dalam Kelompok (Team Leadership)

18) Kerjasama dan kelompok kerja (Teamwork and cooperation)

Menurut Ruky (2006), pada beberapa perusahaan ada beberapa model

kompetensi yang dapat dibagi dalam dua kelompok.

1) Kompetensi Inti (Core Competencies), yaitu kelompok kompetensi yang harus

dimiliki oleh semua orang dalam organisasi termasuk didalamnya fokus pada

pelanggan, kesadaran bisnis, manajemen perubahan, orientasi pada

prestasi/output, komunikasi, kerja sama kelompok, kepemimpinan,

mengembangkan orang lain, berpikit analitis dan pemecahan masalah.

2) Kompetensi Spesifik (Specific Competencies), yaitu kelompok kompetensi

yang harus dimiliki oleh seseorang yang menduduki suatu jabatan tertentu.

14

Page 25: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

Kompetensi spesifik ini terdiri dari komponen-komponen motive dan traits,

yaitu karakteristik pribadi yang spesifik dengan pekerjaan dalam bidang itu

serta pengetahuan dan ketrampilan yang relevan dan lebih bersifat teknis.

2.2.3. Aplikasi dan manfaat kompetensi

Keberhasilan sistem berbasis kompetensi sangat tergantung pada :

1) Keakuratan pengukuran kompetensi karyawan

2) Keakuratan pendefinisian model kompetensi. Kompetensi penting diisyaratkan

pada tiap jabatan agar seseorang dapat melaksanakan pekerjaan dengan sangat

baik.

3) Validasi model yang digunakan dalam mengukur kesesuaian antara pekerjaan

dan calon pemangku jabatan

Kompetensi dapat diaplikasikan dan bermanfaat dalam beberapa kegiatan

sumber daya manusia (SDM) antara lain :

1) Seleksi/rekrutmen

Seleksi adalah proses mencocokkan antara pekerjaan dan calon pemegang

jabatan, baik yang direkrut dari dalam maupun dari luar perusahaan.

Keuntungan penggunaan kompetensi dalam proses seleksi adalah :

a. Menghindari kesalahan perekrutan dan biaya terkait yang sia-sia

b. Proses belajar yang lebih cepat dari karyawan baru

c. Dasar pengambilan keputusan (untuk merekrut) yang kuat terkait jenis

dengan persyaratan jabatan

2) Manajemen kinerja

Manajemen kinerja adalah proses yang menciptakan pemahaman bersama

antara atasan dan bawahan mengenai apa yag harus dicapai (hasil akhir yang

harus dicapai) dan bagaimana mencapainya (kompetensi yang dibutuhkan),

sehingga akan meningkatkan kemampuan tercapainya sasaran yang

ditetapkan. Keuntungan dari penggunaan kompetensi dalam proses

manajemen kinerja adalah :

15

Page 26: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

a. Karyawan potensial dapat secara tepat diidentifikasi untuk dikembangkan

b. Dapat lebih meningkatkan motivasi karyawan (karena ”arah” yang jelas

dalam karirnya).

3) Perencanaan karir dan suksesi

Adalah proses yang berkesinambungan untuk memilih karyawan kompetensi

yang siap naik ke jabatan yang lebih tinggi/lebih strategis, apabila pada suatu

saat jabatan tersebut lowong. Keuntungan penggunaan kompetensi dalam

proses perencanaan karir dan suksesi adalah :

a. Karyawan yang potensial dapat secara lebih tepat diidentifikasi untuk

seterusnya dikembangkan

b. Dapat lebih meningkatkan karyawan (karena ”arah” yang jelas dalam

karirnya)

4) Pelatihan dan pengembangan

Kegiatan competency base training and development mencakup program

pelatihan formal, penugasan, monitoring, coaching dan intervensi terhadap

struktur organisasi, proses kerja dan budaya organisasi untuk meningkatkan

kompetensi karyawan. Keuntungan dari penggunaan kompetensi dalam proses

pelatihan dan pengembangan adalah :

a. Menghemat biaya dengan melakukan pelatihan yang sudah terfokus pada

peningkatan kompetensi.

b. Fokus pada pengembangan kompetensi yang jelas berpengaruh pada

peningkatan kinerja.

5) Penggajian

Sistem penggajian adalah sebuah metode untuk menentukan gaji tetap dan

variabel untuk karyawan dalam sebuah organisasi. Competency base pay

mempertimbangkan kompetensi (seperti keahlian, pengalaman, potensi,

kreativitas) dari pemegang jabatan.

16

Page 27: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

2.3. Motivasi Kerja

2.3.1. Pengertian motivasi

Pengertian motivasi yang telah dirumuskan oleh beberapa ahli manajemen dalam buku Sedarmayanti (2007) adalah : (1) George R. Terry, menyatakan Motivasi adalah keinginan yang terdapat pada seorang individu yang merangsangnya melakukan tindakan. (2) Porter & Lawler, menyatakan Motivasi adalah proses dimana perilaku dibangkitkan, diarahkan dan dipertahankan selama berjalannya waktu. (3) Richard M. Steers, menyatakan Motivasi adalah kekuatan kecendrungan seorang individu melibatkan diri dalam kegiatan yang berarahkan sasaran dalam pekerjaan. Ini bukan perasaan senang yang relatif terhadap hasil berbagai pekerjaan sebagaimana halnya kepuasan tetapi lebih merupakan perasaan sedia/rela bekerja untuk mencapai tujuan pekerjaan. (4) Paul Hersey & Kenneth Blanchard, menyatakan Motivasi adalah motif cendrung menurun kekuatannya apabila terpenuhi atau terhambat pemenuhannya. (5) Siagian, menyatakan Motivasi adalah keseluruhan proses pemberian motivasi bekerja kepada bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau bekerja dengan ikhlas demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien dan ekonomis. Bersumber dari beberapa pendapat tersebut, Sedarmayanti mendefinisikan motivasi sebagai kesediaan mengeluarkan tingkat upah tinggi ke arah tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi kebutuhan individu. Nawawi (2001) menjelaskan bahwa motivasi berasal dari bahasa yunani yakni movere yang berarti menggerakkan (to move). Motivasi adalah suatu dorongan sebab seseorang melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondidi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar.

Yulk dalam Toha (2000) memberikan batasan mengenai motivasi, bahwa

motif adalah yang melatar-belakangi individu berbuat untuk mencapai tujuan.

Adapun ciri-ciri dari pada motif individu adalah sebagai berikut.

1) Motif adalah majemuk

Dalam suatu perbuatan tidak hanya mempunyai suatu tujuan tetapi beberapa

tujuan yang berlangsung bersama-sama. Misalnya seorang karyawan yang

melakukan kerja giat, dalam hal ini tidak hanya karena ingin lekas naik

17

Page 28: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

pangkat, tetapi juga ingin diakui atau dipuji, dapat upah yang tinggi dan

sebaginya.

2) Motif dapat berubah-ubah

Motif bagi seseorang seringkali mengalami perubahan. Ini disebabkan karena

keinginan manusia berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan atau keinginannya.

Misalnya seorang karyawan pada suatu ketika menginginkan gaji yang tinggi,

pada waktu yang lain menginginkan pimpinan yang baik atau kondisi kerja

yang menyenangkan.

3) Motif berbeda-beda bagi individu

Dua orang yang melakukan pekerjaan yang sama, tetapi ternyata terdapat

perbedaan motif. Misalnya dua orang karyawan yang bekerja pada suatu

mesin yang sama dan pada ruang yang sama pula, tetapi motivasinya bisa

berbeda. Yang satu menginginkan teman kerja yang baik, sedang yang lain

menginginkan kondisi kerja yang menyenangkan.

4) Beberapa motif tidak disadari oleh individu

Banyak tingkah laku manusia yang tidak disadari oleh pelakunya. Sehingga

beberapa dorongan (needs) yang muncul seringkali karena berhadapan dengan

situasi yang kurang menguntungkan lalu ditekan dibawah sadarnya. Dengan

demikian sering kali kalau ada dorongan dari dalam yang kuat sekali

menjadikan individu yang bersangkutan tidak bisa memahami motifnya

sendiri.

2.3.2. Bentuk Motivasi

Nawawi mengkatagorikan motivasi kerja berdasarkan asal pendorong atau

penggerak dari motivasi kerja tersebut, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi

ekstrinsik. Menurut Robbins (2002), dinyatakan bahwa ada dua bentuk dari

motivasi yaitu :

18

Page 29: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

1) Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah pendorong kerja yang bersumber dari dalam diri

pekerja sebagai individu berupa kesadaran mengenai pentingnya atau

maanfaat/makna pekerjaan yang dilaksanakan.

2) Motivasi ekstrinsik

Motovasi ekstrinsik adalah pendorong kerja yang bersumber dari luar diri

pekerja sebagai individu berupa suatu kondisi yang mengharuskannya

melaksanakan pekerjaan secara maksimal.

Pada garis besarnya motivasi yang diberikan bisa dibagi menjadi dua yaitu

motivasi positip dan motivasi negatif. Motivasi positif adalah proses mencoba

mempengaruhi orang dengan cara memberikan kemungkinan untuk mendapatkan

hadiah. Motovasi negatif adalah proses untuk mencoba mempengaruhi seseorang

agar mau melakukan sesuatu yang kita inginkan, tetapi teknik dasar yang

digunakan adalah melalui kekuatan-kekuatan. Pada motivasi negatif apabila

karyawan tidak mau melakukan sesuatu yang kita inginkan, kita memberitahukan

bahwa ia mungkin akan kehilangan sesuatu, bisa kehilangan pengakuan, uang atau

jabatan. Beberapa cara yang digunakan dalam motivasi positif yaitu :

1) Penghargaan terhadap pekerjaan yang dilakukan

Penghargaan terhadap pekerjaan yang terselesaikan dengan baik akan

menyenangkan karyawan karena menerima pengakuan terhadap hasil

kerjanya.

2) Informasi

Pemberian informasi yang jelas tentang suatu tindakan yang harus dilakukan

akan menghindarkan dari persepsi yang salah tentang tujuan ssuatu pekerjaan.

3) Pemberian perhatian yang tulus kepada karyawan sebagai seorang individu.

4) Persaingan

Pada umumnya orang bersaing secara jujur dan seorang atasan bisa

menggunakannya sebagai alat motivasi dengan memberikan sesuatu yang

lebih bagi pemenang persaingan sehat.

19

Page 30: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

5) Partisipasi

Bawahan atau karyawan ikut dalam berbagai kegiatan atasan dan hal tersebut

akan sangat bermanfaat seperti bisa menghasilkan kepuasan yang lebih baik

(karena banyaknya sumbangan pikiran), adanya penerimaan yang lebih besar

terhadap perintah yang diberikan dan adanya perasaan diperlukan.

6) Kebanggaan

Memberikan tantangan yag wajar agar dapat diselesaikan karyawan.

Penyelesaian suatu pekerjaan yang dibebankan akan menimbulkan rasa puas

dan bangga.

7) Uang

Uang jelas merupakan alat motivasi yang berguna untuk memuaskan

kebutuhan ekonomi karyawan.

Bukti yang paling dasar terhadap keberhasilan suatu bentuk motivasi

adalah hasil yang diperoleh dari pelaksanaan suatu pekerjaan (Heidjrachman dan

Suad Husnan, 2000). Menurut Mc. Clelland dalam As’ad (2000) dinyaatakan

bahwa timbulnya tingkah laku karena dipengaruhi oleh kebutuhan-kebutuhan

yang ada dalam diri manusia. Dalam diri individu terdapat tiga kebutuhan pokok

yang mendorong tingkah lakunya, yang kemudian dikenal dengan social motive

theory, yaitu:

1) Kebutuhan untuk berprestasi (Need for Achievement)

Merupakan kebutuhan untuk mencapai sukses, yang diukur berdasarkan

standar kesempatan dalam diri seseorang. Kebutuhann ini berhubungan erat

dengan pekerjaan, dan mengarahkan tingkah laku pada usaha untuk mencapai

prestasi tertentu. Tingkah laku ini individu ini didorong oleh kebutuhan

berprestasi yang tinggi akan tampak sebagai berikut.:

a. Berusaha melakukan sesuatu dengan cara-cara baru dan kreatif

b. Mencari feed back (umpan balik) tentang perbuatnnya

20

Page 31: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

c. Memilih resiko yang moderat (sedang) didalam perbuatannya. Dengan

memilih resiko tersebut berarti masih ada peluang untuk berprestasi yang

lebih tinggi.

d. Mengambil tanggung jawab pribadi atas perbuatan-perbuatnnya.

2) Kebutuhan untuk beraafiliasi (Need for Affiliation)

Merupakan kebutuhan akan kehangatan dan sokongan dalam hubungannya

dengan orang lain. Kebutuhan ini mengarahkan tingkah laku untuk

mengadakan hubungan secara akrab dengan orang lain. Tingkah laku individu

yang didorong oleh kebutuhan untuk bersahabat yang tinggi akan tampak

sebagai berikut.

a. Lebih memperhatikan hubungan pribadi yang ada dalam pekerjaannya, dari

pada segi tugas-tugas yang ada pada pekerjaan itu.

b. Melakukan pekerjaan lebih efektif apabila bekerjasama dengan orang lain

dalam suasana yang lebih kooperatif.

c. Mencari persetujuan atau kesepakatan dari orang lain

d. Lebih suka dengan orang lain dari pada sendiri

3) Kebutuhan untuk berkuasa (Need for Power)

Kebutuhan untuk menguasai dan mempengaruhi orang lain. Kebutuhan ini,

menyebabkan orang tersebut tidak atau kurang memperdulikan perasaan orang

lain. Tingkah laku individu yang didorong oleh kebutuhan untuk berkuasa

yang lebih tinggi akan tampak sebagai berikut:

a. Berusaha menolong orang lain walaupun pertolongan itu tidak diminta.

b. Sangat aktif dalam menentukan arah kegiatan dari organisasi dimana ia

berada.

c. Mengumpulkan barang-barang atau menjadi anggota suatu perkumpulan

yang dapat mencerminkan prestasi.

d. Sangat peka terhadap struktur pengaruh antar pribadi dari kelompok atau

organisasi.

21

Page 32: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

2.4. Kinerja Organisasi

2.4.1. Pengertian Kinerja Organisasi

Sampai saat ini disadari bahwa, belum terdapat kesepakatan bulat perihal

pendefinisian kinerja organisasi. Sebuah organisasi dapat langsung mengukur

kinerjanya dari data internal, seperti yang dilakukan banyak organisasi secara

historis selama ini.

Kinerja organisasi belakangan ini sering di perdebatkan. Jacky Holloway, dalam Zainal and Hassel (2004), menyatakan ; At its broadest, performance management can be defined as the managerial work needed to ensure that the organisation’s top – level aims (sometimes expressed as Vision and Mission statement) and objectives are attained. Usually this will require realistic time periods for their attainment, and the indentification of sub-objectives and tasks which in turn have to be attained in a controlled way, contributing in a tangible way to top-level objectives.

Levine dkk, dalam Ruky (2006), mengemukakan 3 konsep yang dapat

dijadikan sebagai acuan guna mengukur kinerja organisasi, yakni: responsivitas

(responsiveness), responsibilitas (responsibility) dan akuntabilitas

(accountability).

Mardiasmo (2002), mengemukakan tolak ukur kinerja organisasi

berkaitan dengan ukuran keberhasilan yang dapat dicapai oleh organisasi tersebut.

Satuan ukuran yang relevan digunakan adalah efisiensi pengelolaan dana dan

tingkat kualitas pelayanan yang dapat diberikan kepada publik.

Whittaker dan Robert Simons, dalam Zainal dan Hessel (2004),

menyatakan bahwa pengukuran kinerja merupakan suatu metode untuk menilai

kemajuan yang telah dicapai dibandingkan dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Pengukuran kinerja tidak dimaksudkan untuk berperan sebagai mekanisme untuk

memberikan penghargaan / hukuman (reward / punishment), akan tetapi

pengukuran kinerja berperan sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk

memperbaiki kinerja organisasi.

Dengan demikian, dapat dinyatakan kinerja organisasi adalah hasil kerja

yang dapat menjamin tercapainya tujuan organisasi sesuai dengan visi, misi dan

sasaran organisasi.

22

Page 33: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

2.4.2. Pengukuran Kinerja Organisasi

James B. Whittaker, dalam Zainal dan Hessel (2004), menyatakan bahwa

pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk

meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Pengukuran

kinerja juga digunakan untuk menilai pencapaian tujuan dan sasaran (goals and

objectives).

Wibisono dalam Zainal dan Hesell (2004), mencoba membedakan sistem

pengukuran kinerja atas Taktis, Operasional dan Strategi. Pengukuran kinerja

taktis ditekankan pada titik pandangan konsumen, sebagai contoh kualitas dapat

diukur melalui ukuran eksternal seperti tercapainya kebutuhan konsumen yang

dideteksi berdasarkan jumlah klaim yang ditujukan terhadap produk yang dijual.

Delivery diukur berdasarkan persentase yang dapat dilayani tepat waktu dan

sebagainya. Pengukuran kinerja operasional lebih ditekankan pada proses operasi

internal dan kemampuan internal organisasi. Dan pengukuran kinerja strategis di

tekankan pada pencapaian visi dan misi organisasi.

Menurut Bastian (2001), indikator kinerja organisasi adalah ukuran

kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian sasaran atau

tujuan yang telah ditetapkan dengan memperhitungkan elemen-elemen indikator

berikut ini :

1). Indikator masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar

organisasi mampu menghasilkan produknya, baik barang atau jasa, yang

meliputi sumber daya manusia, informasi, kebijakan dan sebagainya.

2). Indikator keluaran (output) yaitu sesuatu yang diharapkan langsung dicapai

dari suatu kegiatan yang berupa fisik ataupun non fisik.

3). Indikator hasil (outcomes) adalah segala sesuatu yang mencerminkan

berfungsinya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).

4). Indikator manfaat (benefit) adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir

dari pelaksanaan kegiatan.

5). Indikator dampak (impacts) adalah pengaruh yang ditimbulkan, baik positif

maupun negatif pada setiap tingkatan indikator berdasarkan asumsi yang telah

ditetapkan.

23

Page 34: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

Penetapan indikator kinerja merupakan proses identifikasi dan klasifikasi indikator kinerja melalui sistem pengumpulan dan pengolahan data / informasi untuk menentukan indikator kinerja kegiatan / program / kebijakan. Indikator kinerja dapat dikaitkan dengan beberapa kategori teknis, operasional, kelembagaan dan ekonomi. Karena itu indikator kinerja dapat dinyatakan dalam unit yang dihasilkan, waktu yang diperlukan, nilai yang dihasilkan, dana yang diperlukan dan produktivitas. Untuk menentukan keberhasilan suatu unit kerja diperlukan pengukuran kinerja terhadap unit kerja tersebut, dimana pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang penting bagi organisasi. Pengukuran tersebut antara lain dapat dipergunakan untuk menilai keberhasilan dan dapat dipergunakan sebagai dasar dalam penyusunan sistem imbalan atau sebagai dasar penyusunan strategi organisasi, Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan dalam rangka kelancaran pengukuran kinerja adalah, melibatkan manajemen puncak (top management), kepekaan terhadap pentingnya pengukuran kinerja (sense of urgency), keselarasan dengan aturan strategik, adanya kerangka kerja konseptual, adanya sistem komunikasi yang baik dan melibatkan karyawan yang ada dalam organisasi, (Lembaga Administrasi Negara, 2004). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa indikator pengukuran kinerja

organisasi tersebut (indikator hasil atau out come) dapat dipergunakan untuk

mengkaji kinerja usaha mikro dan kecil.

2.4.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Organisasi

Menurut Donaldson (1999), Organizational portfolio theory attends to the causes of organizational performance both from within the organizational and from the external economy. These factors have been relatively neglected in that there has been no systematic theoretical treatment of organizational performance as a cause of adaptive change. There is widespread acceptance that low performance is a trigger of adaptive change, but little formal theory beyond that basic point. Given that organizational performance is accepted as a causes of adaptive organizational change, it behaves us to consider fully the implications of this insight. Its ramification need to be developed in order to maximize the explanatory power that may be obtained.

24

Page 35: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

Yowono dkk. (2002), mengemukakan faktor – faktor yang mempengaruhi

kinerja suatu Organisasi meliputi ; upaya manajemen dalam menerjemahkan dan

menyelaraskan tujuan organisasi, budaya organisasi, kualitas sumber daya

manusia yang dimiliki organisasi dan kepemimpinan yang efektif.

Soetarto (2000) menyebutkan bahwa kinerja suatu organisasi akan

maksimal jika memperhatikan budaya organisasi, kepemimpinan dan koordinasi,

karena ketiga faktor ini akan menentukan kelancaran suatu organisasi dalam

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sedangkan Ruky (2006), mengidentifikasi faktor – faktor yang

berpengaruh langsung terhadap tingkat pencapaian kinerja organisasi adalah

sebagai berikut :

1) Teknologi yang meliputi peralatan kerja dan metode kerja yang digunakan

untuk menghasilkan produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi, semakin

berkualitas teknologi yang digunakan maka akan semakin tinggi tingkat

kinerja organisasi tersebut.

2) Kualitas input atau material yang digunakan oleh organisasi.

3) Kualitas lingkungan fisik yang meliputi keselamatan kerja, penataan ruang

dan kebersihan.

4) Budaya organisasi sebagai pola tingkah laku dan pola kerja yang ada dalam

organisasi yang bersangkutan.

5) Kepemimpinan sebagai upaya untuk mengendalikan anggota organisasi agar

bekerja sesuai dengan standar dan tujuan organisasi.

6) Pengelolaan sumber daya manusia yang meliputi aspek kompensasi, imbalan,

promosi dan lainnya.

Soesilo (2000), mengemukakan kinerja suatu organisasi birokrasi di

masa depan dipengaruhi oleh faktor – faktor berikut :

1) Struktur organisasi sebagai hubungan internal yang berkaitan dengan fungsi

yang menjalankan aktivitas organisasi.

2) Kebijakan pengelolaan, berupa visi dan misi organisasi.

3) Sumber daya manusia, yang berkaitan dengan kualitas karyawan untuk

bekerja dan berkarya secara optimal.

25

Page 36: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

4) Sistem informasi manajemen, yang berhubungan dengan pengelolaan data

base untuk digunakan dalam mempertinggi kinerja organisasi.

5) Sarana dan prasarana yang dimiliki, yang berhubungan dengan penggunaan

teknologi bagi penyelenggaraan organisasi pada setiap aktivitas organisasi.

Atmosoeprapto (2001), mengemukakan kinerja suatu organisasi akan

sangat dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal seperti berikut :

1) Faktor eksternal yang terdiri dari :

(1) Faktor Politik, yaitu hal yang berhubungan dengan keseimbangan

kekuasaan negara yang berpengaruh pada keamanan dan ketertiban yang

akan mempengaruhi ketenangan organisasi untuk berkarya secara

maksimal.

(2) Faktor Ekonomi, yaitu tingkat perkembangan ekonomi yang berpengaruh

pada tingkat pendapatan masyarakat sebagai daya beli untuk

menggerakkan sektor – sektor lainnya sebagai suatu sistem ekonomi yang

lebih besar.

(3) Faktor Sosial, yaitu orientasi nilai yang berkembang di tengah masyarakat

yang mempengaruhi pandangan mereka terhadap etos kerja yang

dibutuhkan bagi peningkatan kinerja organisasi.

2) Faktor internal yang terdiri dari :

(1) Tujuan Organisasi, yaitu apa yang ingin dicapai dan apa yang ingin

diproduksi oleh suatu organisasi.

(2) Struktur Organisasi, sebagai hasil desain antara fungsi yang akan

dijalankan oleh unit organisasi dengan struktur formal yang ada.

(3) Sumber daya manusia, yaitu kualitas dan pengelolaan anggota organisasi

sebagai penggerak jalannya organisasi secara keseluruhan.

(4) Budaya organisasi, yaitu gaya dan identitas suatu organisasi dalam pola

kerja yang baku dan menjadi citra organisasi yang bersangkutan.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, secara teoritis dapat diinventarisir

berbagai faktor yang dianggap mempengaruhi kinerja organisasi, baik yang

26

Page 37: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

berpengaruh secara langsung maupun yang berpengaruh secara tidak langsung,

seperti terlihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA ORGANISASI

No. Faktor – Faktor Perspektif / Pendekatan Referensi

1. Tujuan Organisasi Proses Atmosoeprapto (2001) 2. Budaya Organisasi Proses Yowono (2002) 3. Sumber Daya Manusia Proses Ruky (2001), 4 Kepemimpinan Proses Yowono (2002) Ruky (2001) 5 Kompetensi Proses Teti Suharti (2006) 6 Motivasi Proses Suharti (2006), Marifah (2004) 7 Teknologi Proses Ruky (2001) 8 Raw Materials Proses Ruky (2001) 9 Lingkungan Fisik /

Sarana prasarana Proses Ruky (2001),

10 Budaya Organisasi Proses Ruky (2001), Atmosoeprapto (2001) 11 Struktur Organisasi Proses Atmosoeprapto (2001 12 Politik Sistem Atmosoeprapto (2001 13 Ekonomi Sistem Atmosoeprapto (2001 14 Sosial Sistem Atmosoeprapto (2001 15 Perilaku Organisasi Proses Supartha (2008) 16 Perilaku Organisasi Proses Supartha (2010) 17 Perilaku Organisasi Proses Supartha (2012) 18 Perilaku Organisasi Proses Supartha (2013) 19 Perilaku Organisasi Proses Dana et. al. (2012) 20 Perilaku Organisasi Proses Wahyudi dan Supartha (2014) 21 Perilaku Organisasi Proses Suana et. al. (2014)

Sumber : Zainal dan Hessel, 2004, serta Jurnal lainnya.

Berdasarkan Tabel 2.1. dapat dipaparkan faktor-faktor yang

mempengaruhi tingkat kinerja suatu organisasi. Faktor manakah yang relevan

untuk diteliti sebagai faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi, sangat

tergantung pada jenis, karakteristik dan tujuan pembentukan organisasi itu sendiri.

Setiap organisasi tentu memiliki karakteristik yang berbeda sehingga faktor atau

variabel yang mempengaruhi tingkat kinerja organisasi akan berbeda juga.

27

Page 38: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

Berdasarkan uraian tersebut, pendekatan proses dapat dipergunakan untuk mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi (LPD), Dalam hal ini variabel yang diperkirakan berpengaruh secara langsung terhadap kinerja organisasi (LPD) adalah kompetensi, motivasi dan budaya organisasi serta budaya organisasi dipengaruhi juga oleh kompetensi dan motivasi Ketua LPD.

2.5. Road Map Penelitian Penelitian atas budaya organisasi, kompetensi, motivasi dan kinerja sudah banyak dilakukan. Namun penelitian ini akan fokus pada penelitian tentang kompetensi dan motivasi Ketua LPD serta budaya organisasi dan kinerja LPD. Berikut ini disajikan road map penelitian tentang budaya organisasi, kompetensi, motivasi dan kinerja yang sudah pernah dilakukan.

Tabel 2.2.

Road Map Penelitian

No Nama Penulis/ Tahun

Judul Variabel Yang dikaji

Pendekatan Hasil Penelitian

1 Suharti, Teti (2006)

Pengaruh Motivasi dan Kompetensi terhadap Pengembangan Karir pada PT. Lion Superindo Area Jawa Barat.

Motivasi, Kompetensi & Pengembangan Karir

Regresi Berganda

Motivasi kerja dan kompetensi karyawan secara signifikan mempengaruhi pengembangan karir karyawan pada PT. Lion Superindo

2 Bourantas, AnagnoteliMantes & Kefalas Ag. (1998)

Culture Gap in Greece Management, Organization Studies,

Buday Organisasi, Kinerja

Analisis Diskriminasi

Ada perbedaan yang signifikan antara persepsi manajer yang bekerja di sektor swasta dan sektor pemerintah. Manajer sektor swasta memilih Zeus sebagai budaya dominan, sementara manajer sektor pemerintah memilih Athena sebagai budaya organisasi yang dominan.

4 George Boyne and Jay Dahya (2002)

Executive Succession and the Performance of Public Organizations, Public Administration.

Budaya Organisasi, Kinerja Organisasi

Structural Equation Modeling (SEM)”.

Budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi.

28

Page 39: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

No Nama

Penulis/ Tahun

Judul Variabel Yang dikaji

Pendekatan Hasil Penelitian

5 Curtis C. Verschoor (1999)

Corporate Performance is Closely Linked to a Strong Ethical Commitment

Kinerja Perusahaan, Budaya organisasi (etika)

Analisis korelasi

Perusahaan yang telah melaksanakan etika (budaya organisasi) memiliki kinerja yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menerapkan etika sebagai bagian dalam internal kontrol.

6 Denison Daniel R. and Mishra Aneil K (1995)

Toward A Theory Of Organizational Culture and Effectiveness,

Budaya organisasi (keterlibatan, konsistensi, keterbukaan, responsivitas). Kinerja organisasi (kepuasan, kualitas produk dan profitabilitas)

Analisis korelasi

Ada hubungan positif dan signifikan antara budaya organisasi dengan efektivitas organisasi (Kinerja)

7 Kirkman Bradley L. and Shapiro Debra L. (2001)

The Impact Of Cultural Values On Job Satisfaction and Organizational Commitment In Self – Managing Work Teams : The Mediating Role Of Employee Resistance

Budaya organisasi, Kepuasan dan Komitmen

Analisis Faktor

• Nilai budaya di tiga benua (Amerika, Eropa dan Asia) cukup berbeda.

• Semakin tinggi tingkat kolektivitas team kerja, maka kepuasan kerja semakin tinggi,

• Terdapat perbedaan yang sangat signifikan atas kepuasan kerja dan komitmen dari budaya yang berbeda

• Nilai budaya berpengaruh signifikan terhadap resistensi pegawai dalam mengelola team kerja

29

Page 40: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

No Nama

Penulis/ Tahun

Judul Variabel Yang dikaji

Pendekatan Hasil Penelitian

8 James L. Perry and Lyman W. Porter (1982)

Factors Affecting the Context for Motivation in Public Organizations

Sikap karyawan, Kepercayaan dan Kepentingan karyawan dan Kinerja organisasi.

Regresi Berganda

Sikap, kepercayaan, kepentingan, berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi.

9 Su Maddock and Glenn Morgan (1998)

Barriers to Transformation Beyond Bureaucracy and the Market Conditions for Collaboration in Health and Social Care,

Pelayanan publik, kolaborasi budaya, manajerial skil, sistem manajemen, moral karyawan

Structural Equation Modeling (SEM)”.

Kolaborasi budaya, manajerial skil, sistem manajemen, moral karyawan berpengaruh sifnifikan terhadap pelayanan publik (kinerja)

10 Susan Michie and Michael A. West (2004)

Managing People and Performance : an Evidence Based Framework Applied to Health Service Organizations

budaya organisasi, manajemen SDM, konsekuensi psikologis, perilaku karyawan dan kinerja organisasi.

Regresi Berganda

Budaya organisasi, manajemen SDM, konsekuensi psikologis dan perilaku karyawan berpengaruh terhadap kinerja organisasi.

11 Moreno. at. al. (2010)

Motivation and Performance in Physical Education: An experimental Test

Motivasi, Kinerja

Analisis Faktor

Motivasi intriksik berpengaruh signifikan terhadap kinerja kelompok

12 Ojo Olu (2010)

Organizational Culture and Corporate Performance: Empirical Evidence from Nineria.

Budaya organisasi, Kinerja Perusahaan

Analisis Deskriptif dan Parametrik T-test

Budaya Organisasi berpengarug signifikan terhadap kinerja perusahaan

13 Shakil (2012)

Impact of Organisational Culture on Performance Management Practice in Pakistan

Budaya organisasi, Kinerja Perusahaan

Analisis Regresi dan Korelasi

Budaya organisai berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di Comsats Institute di Pakistan

30

Page 41: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

No Nama Penulis/ Tahun

Judul Variabel Yang dikaji

Pendekatan Hasil Penelitian

14 Adrian (2011)

Developing Operational Competency in Purcasing

Competency, Kinerja (purchasing)

Structure Equation Technique (Analisis Korelasi)

Kompetensi karyawan berpengaruh signifikan terhadap kinerja bagian pembelian (persediaan)

15 Aworemi et. al. (2011)

An Empirical Study of the Motivation Factors of Employees in Nigeria

Motivasi, Kinerja Karyawan

Analisis Faktor

Motivasi karyaawan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan

16 Supartha (2008)

Pengaruh Kompetensi dan Motivasi Pengusaha Terhadap Kinerja Perusahaan melalui Budaya Perusahaan pada Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Kota Denpasar

Kompetensi, Motivasi, Budaya dan kinerja

Structural Equation Modeling (SEM)”

• Kompetensi berpengaruh signifikan terhadap budaya organisasi dan kinerja UKM.

• Motivasi berpengaruh signifikan terhadap budaya organisasi dan kinerja UKM.

• Budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja UKM

17 Supartha (2010)

Budaya Organisasi dan Kepemimpinan: Transformasi Nilai Ideal menjadi Faktual dalam Meningkatkan Kinerja Organisasi.

Budaya organisasi, kepemimpinan dan kinerja organisasi

Structural Equation Modeling (SEM)

• Budaya organisasi dan kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi.

18 Supartha (2012)

Peranan Manajemen Berbasis Kearifan Lokal dalam Melestarikan Subak di Kabupaten Badung

Peran manajemen, kearifan lokal dan melestarikan subak

Analisis Regresi dengan Variabel moderating

• Peran manajemen berpengaruh signifikan terhadap usaha melestarikan subak

• Kearifan lokal berpengaruh signifikan terhadap usaha melestarikan subak

• Kearifan lokal memediasi peran manajemen dalam melestarikan subak

31

Page 42: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

No Nama Penulis/ Tahun

Judul Variabel Yang dikaji

Pendekatan Hasil Penelitian

19 Supartha (2013)

Pengembangan Organisasi pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Pakeraman GW Kabupaten Gianyar.

Pengembangan organisasi LPD dan kinerja LPD

Analisis SWOT dan diskriptif

• Pengembangan organisasi LPD mampu meningkatkan kinerja LPD

20 Dana dkk. (2012)

Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasional dan Kinerja Karyawan Koperasi Krama Bali.

Kepuasan kerja, komitmen organisasional dan kinerja karyawan

Structural Equation Modeling (SEM)

• Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap komitmen karyawan koperasi krama Bali

• Komitmen berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan koperasi krama Bali

• 21 Wahyudi

dan Supartha (2014)

Penerapan konsep Tri Hita Karana dalam Hubungan dengan Budaya Organisasi di Rektorat Unud

Tri Hita Karana dan budaya organisasi

Analisis faktor

• Tri Hita Karana berpengaruh terhadap budaya organisasi di Rektorat Unud.

22 Suana et. al. (2014)

The Role of Tri Hita Karana (THK) Culture and Business Environment Toward Personality and Entrepreneurial Spirit (Study on The Member of Chambers of Commerce in Bali Province)

Budaya THKa Karana, lingkungan bisnis, kepribadian dan jiwa kewirausahaan

Path Analisis

• Budaya THK dan lingkungan bisnis berpengaruh signifikan terhadap kepribadian

• Budaya THK dan lingkungan bisnis berpengaruh signifikan terhadap jiwa kewirausahaan

• Kepribadian memediasi budaya THK dan lingkungan bisnis terhadap jiwa kewirausahaan

32

Page 43: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka Pikir

Kinerja organisasi selain dipengaruhi oleh budaya organisasi, juga

dipengaruhi oleh kompetensi dan motivasi Ketua organisasi. Hal ini diungkap

oleh Supartha dkk (2008) pada penelitian Kinerja Usaha Mikro dan Kecil di Kota

Denpasar. Kinerja organisasi publik juga dipengaruhi oleh kepemimpinan dan

kebijakan pemerintah (Supartha, 2010). Disisi lain Suana et. al. (2014)

menyatakan keberhasilan wirausaha ditentukan oleh budaya Tri Hita Karana,

lingkungan bisnis dan kepribadian pengusaha itu sendiri. Hal ini menunjukkan

kinerja usaha dipengaruhi oleh kompetensi dan motivasi dari pimpinan

perusahaan.

Kinerja juga dipengaruhi oleh komitmen organisasi serta komitmen

organisasi dipengaruhi oleh pemimpin (Dana dkk, 2012). Supartha (2012)

menyatakan, manajemen berbasis keharifan lokal yakni perkuatan budaya

organisasi mampu meningkatkan kinerja organisasi (Subak). Hal ini

mengungkapkan bahwa kinerja organisasi dipengaruhi oleh budaya organisasi dan

motivasi serta kompetensi dari pemimpin organisasi. Juga dinyatakan bahwa

pengembangan organisasi pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dapat

meningkatkan kinerja LPD (Supartha, 2013). Demikian pula, Wahyudi dan

Supartha (2014) mengungkapkan bahwa budaya organisasi yang kuat

mempengaruhi kinerja organisasi.

Dari sisi pelaku usaha, Gratton dkk. (1999) menyatakan bahwa kinerja

bisnis dalam hal ini LPD sangat terkait dengan kinerja individu dari pengelola

usaha itu sendiri. Pengelola yang memiliki kompetensi dan motivasi yang kuat

serta melaksanakan budaya organisasi (etika bisnis) yang kuat menyebabkan

kinerja perusahaannya semakin baik. Adrian (2011) mengatakan kompetensi SDM

berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.

33

Page 44: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

3.2. Kerangka Konseptual Penelitian

Suharti, Teti (2006) menyatakan bahwa kompetensi karyawan secara

signifikan mempengaruhi pengembangan karir karyawan. Adrian (2011) juga

menyatakan bahwa kompetensi karyawan berpengaruh signifikan terhadap kinerja

bagian pembelian (persediaan). Supartha (2012) menyebutkan dalam

penelitiannya bahwa peran manajemen (kompetensi) berpengaruh signifikan

terhadap usaha melestarikan subak (kinerja subak). Demikian juga Supartha

(2013) menyatakan, pengembangan organisasi LPD mampu meningkatkan kinerja

LPD, sedangkan Chen (2004) menyatakan kompetensi mempunyai hubungan

signifikan terhadap kinerja organisasi.

Moreno. at. al. (2010) menyatakan motivasi intriksik berpengaruh

signifikan terhadap kinerja kelompok. Demikian juga Aworemi et . al. (2011)

dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa motivasi karyaawan berpengaruh

signifikan terhadap kinerja karyawan. Sedangkan Suharti, Teti (2006) menyatakan

bahwa motivasi karyawan secara signifikan mempengaruhi pengembangan karir

karyawan, Supartha (2008) menyatakan bahwa motivasi berpengaruh signifikan

terhadap kinerja UKM. dan Luc at. al. (2006) menyebutkan bahwa motivasi

(pemberian kompensasi yang layak) berpengaruh signifikan terhadap kinerja

perusahaan.

George Boyne and Jay Dahya (2002) mengungkapkan bahwa budaya

organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi. Curtis

C. Verschoor (1999) dalam penelitiannya menyatakan, perusahaan yang telah

melaksanakan etika (budaya organisasi) memiliki kinerja yang lebih tinggi

dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menerapkan etika sebagai bagian

dalam internal kontrol. Sedangkan Denison Daniel R. and Mishra Aneil K (1995)

menyatakan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara budaya organisasi

dengan efektivitas organisasi (Kinerja). Demikian juga James L. Perry and

34

Page 45: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

Lyman W. Porter (1982) dalam penelitiannya menyatakan bahwa sikap,

kepercayaan, kepentingan, berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi.

Selanjutnya Su Maddock and Glenn Morgan (1998) menyatakan kolaborasi

budaya, manajerial skil, sistem manajemen, moral karyawan berpengaruh

sifnifikan terhadap pelayanan publik (kinerja). Susan Michie and Michael A.

West (2004) mengungkapkan bahwa budaya organisasi, manajemen SDM,

konsekuensi psikologis dan perilaku karyawan berpengaruh terhadap kinerja

organisasi. Sedangkan Ojo Olu (2010) menyebutkan bahwa budaya organisasi

berpengarug signifikan terhadap kinerja perusahaan. Shakil (2012) menyatakan

budaya organisai berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di Comsats

Institute di Pakistan. Demikian juga Kirkman Bradley L. and Shapiro Debra L.

(2001) mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan atas

kepuasan kerja dan komitmen dari budaya yang berbeda.

Supartha (2008) menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan

terhadap budaya organisasi dan kinerja UKM. Demikian juga Kirkman Bradley L.

and Shapiro Debra L. (2001) mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan yang

sangat signifikan atas kepuasan kerja dan komitmen (kompetensi) dari budaya

yang berbeda. Eleni et. al. (2005) menyatakan terdapat korelasi yang sangat kuat

antara budaya organisasi dengan kepribadian (motivasi) seorang pemimpin.

Sedangkan Chen (2004) menyatakan kompetensi mempunyai hubungan signifikan

terhadap budaya organisasi dan Wen et. al. (2011) menyebutkan bahwa budaya

yang berbeda akan mempengaruhi kepribadian (kompetensi) seseorang.

Supartha (2008) menyatakan bahwa Motivasi berpengaruh signifikan

terhadap budaya organisasi dan kinerja UKM. Sedangkan Dana dkk. (2012)

menyebutkan dalam penelitiannya dimana kepuasan kerja dan komitmen

berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan koperasi krama Bali. Demikian

35

Page 46: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

juga Suana et. al. (2014) dalam penelitiannya menyatakan ada kaitan antara

budaya THK dengan lingkungan bisnis (motivasi). Sedangkan Kim (2012)

menyatakan ada hubungan yang erat antara motivasi/kepribadian dengan budaya

organisasi/lingkungan usaha demikian juga Bahattin and Muge (2010)

menyatakan motivasi/kepribadian memiliki hubungan yang kuat dengan budaya

organisasi/lingkungan usaha.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disajikan kerangka konseptual

seperti Gambar 3.1.

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual

Mengacu pada Gambar 3.1. tersebut, variabel yang mempengaruhi kinerja

dapat diklasifikasi kedalam variabel internal (kepemimpinan, lingkungan kerja,

kompetensi, dan motivasi) serta variabel eksternal (budaya THK, budaya

organisasi, etika/perilaku, dan kepuasan kerja). Disisi lain variabel yang

mempengaruhi budaya organisasi adalah; budaya THK, kompetensi dan motivasi.

KOMPETENSI

ETIKA / PERILAKU

KINERJA LPD

MOTIVASI

KEPUASAN KERJA

KEPEMIMPINAN

LINGKUNGAN KERJA

BUDAYA ORGANISASI

BUDAYA THK

36

Page 47: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

Berdasarkan saling keterkaitan antara variabel tersebut, maka dapat

dibangun model penelitian yang lebih sederhana seperti Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Kerangka Model Penelitian

Keterangan :

: Pengaruh Langsung

: Pengaruh Tidak Langsung

1). Hipotesis ke 1 (H1) : Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja LPD, mengacu

pada penelitian yang dilakukan oleh: Suharti, Teti (2006), Adrian (2011),

Supartha (2012), Supartha (2013), Chen (2004).

2). Hipotesis ke 2 (H2) : Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja LPD, mengacu pada

penelitian yang dilakukan oleh: Moreno. et. al. (2010), Aworemi et . al.

(2011), Suharti, Teti (2006), Supartha (2008) dan Luc at. al. (2006)

H5

H4

H1

H3

H2

KOMPETENSI KETUA LPD

MOTIVASI KETUA LPD

BUDAYA ORGANISASI

LPD

KINERJA LPD

37

Page 48: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

3). Hipotesis ke 3 (H3) : Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja LPD,

mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh: George Boyne and Jay

Dahya (2002), Curtis C. Verschoor (1999), Denison Daniel R. and

Mishra Aneil K (1995), James L. Perry and Lyman W. Porter (1982), Su

Maddock and Glenn Morgan (1998), Susan Michie and Michael A. West

(2004), Ojo Olu (2010), Shakil (2012) dan Kirkman Bradley L. and

Shapiro Debra L. (2001).

4). Hipotesis ke 4 (H4) : Pengaruh Kompetensi terhadap Budaya Organisasi,

mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh: Supartha (2008), dan

Kirkman Bradley L, Shapiro Debra L. (2001), Eleni et. al. (2005) dan

Chen (2004) dan Wen et. al. (2011).

5). Hipotesis ke 5 (H5) : Pengaruh Motivasi terhadap Budaya Organisasi,

mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh: Supartha (2008), Dana

dkk. (2012), Suana et. al. (2014), Kim (2012) dan Bahattin and Muge

(2010)

3.3. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dapat diartikan sebagai sebuah hubungan yang diperkirakan

secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkap dalam bentuk

pernyataan yang dapat diuji (Sekaran, 2006). Dengan menguji hipotesis dan

menegaskan perkiraan hubungan, maka diharapkan solusi dapat ditemukan

untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Ferdinand (2006), menyatakan

perlunya membuat pertanyaan penelitian (research question) untuk

memerinci masalah penelitian sehingga memudahkan penelitian untuk

mengembangkan jawaban sementara atau dugaan jawaban terhadap masalah

penelitian yang dipergunakan sebagai dasar dalam mebuat hipotesis.

Berdasarkan hubungan antar variabel dalam kerangka konseptual

penelitian maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian dengan mengacu pada

rumusan masalah, tujuan penelitian, kajian pustaka dan penelitian terdahulu.

38

Page 49: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

3.3.1 Pengaruh kompetensi terhadap kinerja LPD

Suharti, Teti (2006) menyatakan bahwa motivasi kerja dan kompetensi

karyawan secara signifikan mempengaruhi pengembangan karir karyawan. Adrian (2011) juga menyatakan bahwa kompetensi karyawan berpengaruh signifikan terhadap kinerja bagian pembelian (persediaan). Sedangkan Supartha (2012)

menyebutkan dalam penelitiannya bahwa peran manajemen (kompetensi) berpengaruh signifikan terhadap usaha melestarikan subak (kinerja subak). Demikian juga Supartha (2013) menyatakan, pengembangan organisasi LPD mampu meningkatkan kinerja LPD. Dari uraian tersebut maka perlu dikaji apakah kompetensi Ketua LPD berpengaruh terhadap kinerja LPD ?. Dari pernyataan penelitian itu maka jawaban sementara atas permasalahan penelitian ini : H1 : Variabel kompetensi Ketua LPD berpengaruh terhadap kinerja LPD.

3.3.2 Pengaruh motivasi terhadap kinerja LPD

Moreno. at. al. (2010) menyatakan motivasi intriksik berpengaruh

signifikan terhadap kinerja kelompok. Demikian juga Aworemi et . al.

(2011) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa motivasi karyaawan

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Sedangkan Supartha

(2008) menyatakan bahwa motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja

UKM.

Dari uraian tersebut maka perlu dikaji apakah motivasi Ketua LPD

berpengaruh terhadap kinerja LPD ?. Dari pernyataan penelitian itu maka

jawaban sementara atas permasalahan penelitian ini :

H2 : Variabel motivasi Ketua LPD berpengaruh terhadap kinerja LPD.

3.3.3 Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja LPD

George Boyne and Jay Dahya (2002) mengungkapkan bahwa budaya

organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja organisasi.

Curtis C. Verschoor (1999) dalam penelitiannya menyatakan, perusahaan

yang telah melaksanakan etika (budaya organisasi) memiliki kinerja yang

lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menerapkan etika

39

Page 50: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

sebagai bagian dalam internal kontrol. Sedangkan Denison Daniel R. and

Mishra Aneil K (1995) menyatakan bahwa ada hubungan positif dan

signifikan antara budaya organisasi dengan efektivitas organisasi (Kinerja).

Demikian juga James L. Perry and Lyman W. Porter (1982) dalam

penelitiannya menyatakan bahwa sikap, kepercayaan, kepentingan,

berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi. Selanjutnya Su Maddock

and Glenn Morgan (1998) menyatakan kolaborasi budaya, manajerial skil,

sistem manajemen, moral karyawan berpengaruh sifnifikan terhadap

pelayanan publik (kinerja). Susan Michie and Michael A. West (2004)

mengungkapkan bahwa budaya organisasi, manajemen SDM, konsekuensi

psikologis dan perilaku karyawan berpengaruh terhadap kinerja organisasi.

Sedangkan Ojo Olu (2010) menyebutkan bahwa budaya organisasi

berpengarug signifikan terhadap kinerja perusahaan. Shakil (2012)

menyatakan budaya organisai berpengaruh signifikan terhadap kinerja

karyawan di Comsats Institute di Pakistan. Demikian juga Kirkman Bradley

L. and Shapiro Debra L. (2001) mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan

yang sangat signifikan atas kepuasan kerja dan komitmen dari budaya yang

berbeda.

Dari uraian tersebut maka perlu dikaji apakah budaya organisasi LPD berpengaruh terhadap kinerja LPD ?. Dari pernyataan penelitian itu maka jawaban sementara atas permasalahan penelitian ini : H3 : Variabel budaya organisasi LPD berpengaruh terhadap kinerja LPD. 3.3.4 Pengaruh kompetensi terhadap budaya organisasi

Supartha (2008) menyatakan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap budaya organisasi dan kinerja UKM. Demikian juga Kirkman Bradley L. and Shapiro Debra L. (2001) mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan atas kepuasan kerja dan komitmen (kompetensi) dari budaya yang berbeda. Sedangkan Eleni et. al. (2005) menyatakan terdapat korelasi yang sangat kuat antara budaya organisasi dengan kepribadian (motivasi) seorang pemimpin. Demikian juga Chen (2004) menyatakan kompetensi mempunyai hubungan signifikan terhadap budaya organisasi.

40

Page 51: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

Dari uraian tersebut maka perlu dikaji, apakah kompetensi Ketua LPD,

berpengaruh terhadap budaya organisasi LPD ?. Sehingga dari pertanyaan

penelitian itu, maka jawaban sementara atas permasalahan penelitian ini :

H4 : Variabel kompetensi Ketua LPD berpengaruh terhadap budaya

organisasi LPD.

3.3.5 Pengaruh motivasi terhadap budaya organisasi

Supartha (2008) menyatakan bahwa Motivasi berpengaruh signifikan

terhadap budaya organisasi dan kinerja UKM. Sedangkan Dana dkk. (2012)

menyebutkan dalam penelitiannya dimana kepuasan kerja dan komitmen

berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan koperasi krama Bali.

Demikian juga Suana et. al. (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa

budaya THK dan lingkungan bisnis (motivasi) berpengaruh signifikan

terhadap jiwa kewirausahaan (kinerja). Sedangkan Kim (2012) menyatakan

ada hubungan yang erat antara motivasi/kepribadian dengan budaya

organisasi/lingkungan usaha.

Dari uraian tersebut maka perlu dikaji, apakah motivasi Ketua LPD

berpengaruh terhadap budaya organisasi LPD ? Sehingga dari pertanyaan

penelitian itu, maka jawaban sementara atas permasalahan penelitian ini :

H5 : Variabel motivasi Ketua LPD berpengaruh terhadap budaya organisasi

LPD.

41

Page 52: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Obyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Gianyar, Bali, dengan objek penelitian adalah

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten Gianyar Tahun 2014,

4.2. Identifikasi Variabel

Berdasarkan pokok masalah, maka variabel dalam penelitian ini dapat

diidentifikasi sebagai berikut ;

1. Motivasi Ketua LPD (X1)

2. Kompetensi Ketua LPD (X2)

3. Budaya Organisasi LPD (Y1)

4 Kinerja LPD (Y2)

4.3. Definisi Operasional Variabel

Dalam definisi operasional variabel ini dijelaskan tentang : Kompetensi

Ketua LPD, Motivasi Ketua LPD, dan Budaya Organisasi LPD serta Kinerja LPD.

Data yang dianalisis adalah fakta yang ada dalam periode pengamatan yakni tahun

2014, untuk masing – masing sampel LPD di Kabupaten Gianyar.

Secara lebih rinci, definisi operasional variabel tersebut diuraikan sebagai

berikut :

1. Kompetensi Ketua Lembaga Perkreditan Desa (X1) adalah kesiapan ketua

LPD dalam menghadapi persaingan untuk mencapai tujuan, sesuai dengan

bidang usaha yang ditekuni. Dalam hal ini indikator kompetensi ketua LPD

diukur dengan; pernyataan responden tentang latar belakang pendidikan yang

berkaitan dengan perbankan atau ekonomi untuk memajukan dan mengelola

LPD (X11), pernyataan responden tentang sistem nilai atau kejujuran tertentu

untuk mengelola LPD (X12), pernyataan responden tentang pengetahuan

manajemen dan mengaplikasikannya untuk mendukung pengelolaan LPD

(X13) dan pernyataan responden (Ketua LPD) tentang ketrampilan keuangan

untuk mendukung pengelolaan LPD (X14).

42

Page 53: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

2. Motivasi Ketua Lembaga Perkreditan Desa (X2) adalah faktor-faktor

pendorong yang melandasi ketua LPD untuk mengembangkan usahanya.

Motivasi yang diukur adalah motivasi untuk berprestasi (Need for

Achievement) dan motivasi untuk berkuasa ((Need for Power).

Dalam hal ini indikator dari motivasi berprestasi diukur dengan

pernyataan responden terhadap ; tugas yang dilakukan diusahakan selesai

dengan kualitas yang tinggi (X21), Tugas-tugas diselesaikan tepat pada

waktunya (X22), Hasil kerja yang optimal selalu menjadi focus (X23). Prosedur

kerja dilakukan secara konsekuen (X24). Waktu kerja digunakan untuk

kepentingan LPD (X25).

Sedangkan indikator dari motivasi berkuasa diukur dengan pernyataan

responden terhadap; Kebijakan yang dilahirkan mampu mengapresiasi

kebutuhan bawahan (X26), Kebijakan yang dilahirkan mengedepankan

kepentingan LPD (X27), Pemecahan permasalahan didahului dengan identifikasi

permasalahan (X28) dan langkah-langlah persuasif dikedepankan sebelum

melakukan tindakan tugas (X29)

3. Budaya organisasi/perusahaan Lembaga Perkreditan Desa (Y1) adalah sebagai

suatu nilai-nilai dasar bersama (berbagai norma, etika, keyakinan dan aturan)

yang diyakini dan dilaksanakan secara konsisten oleh masing-masing tenaga

kerja. Dalam hal ini indikator dari budaya organisasi LPD diukur dengan

pernyataan responden ketua LPD atas; pernyataan responden (Ketua LPD)

yakni; dalam menjalankan usaha selalu meyakini dan menjalankan etika bisnis

LPD dengan baik (Y11), pernyataan responden bahwa mereka selalu yakin

atau komit untuk melayani dengan kejujuran, dalam melayani nasabah (Y12),

pernyataan responden bahwa mereka (karyawan LPD) selalu loyal terhadap

kegiatan LPD (Y13), memisahkan secara jelas keuangan LPD dengan

keuangan untuk kepentingan pribadi (Y14) dan pernyataan responden bahwa

LPD selalu berusaha memberikan penghidupan yang layak pada karyawan

dalam melaksanakan usahanya (Y15). 4. Kinerja LPD (Y2) adalah hasil kerja yang dicapai oleh LPD yang dapat

menjamin tercapainya tujuan LPD dalam mengembangkan usahanya. Dalam

43

Page 54: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

hal ini indikator Kinerja LPD diukur dengan ; pernyataan responden bahwa

eksistensi usaha mereka selama ini tetap baik dan selalu dijaga, sehingga tidak

mengalami kebangkrutan (Y21), pernyataan responden bahwa efisiensi dalam

menjalankan LPD dilakukan dan selalu di jaga, sehingga dapat bersaing

dengan usaha lain (Y22), pernyataan responden bahwa volume penjualan dari

usaha mereka selalu meningkat dari waktu-kewaktu, sehingga dapat

menguasai pangsa pasar yang lebih banyak (Y23) dan pernyataan responden

bahwa keuntungan LPD selalu meningkat (Y24), dan sebagian besar

keuntungan LPD diinvestasikan untuk kemajuan LPD (Y25).

4.4. Jenis dan Sumber Data

4.4.1 Jenis Data

1) Data kuantitatif, yaitu data berupa angka-angka yang meliputi jumlah sampel

Ketua LPD, jumlah pegawai LPD, jumlah asset masing-masing LPD yang

menjadi obyek penelitian di Kabupaten Gianyar tahun 2014.

2) Data kualitatif, yaitu data yang tidak berbentuk angka-angka melainkan

berupa informasi-informasi akurat yang sesuai dengan tujuan penelitian,

dalam hal ini informasi tentang latar belakang pendidikan Ketua LPD, kursus-

kursus yang pernah diikuti oleh Ketua LPD dan langkah-langkah bisnis dalam

mengelola LPD.

4.4.2 Sumber Data

1) Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya, mencakup

persepsi ketua LPD tentang Kompetensi, Motivasi, Budaya Organisasi dan

Kinerja LPD di Kabupaten Gianyar.

2) Data sekunder, yaitu data yang pengumpulan dan pengolahannya bukan dari

usaha sendiri, melainkan dilakukan oleh pihak lain yang berkaitan dengan

penelitian ini. Data sekunder tentang Kompetensi dan Motivasi, Budaya

Organisasi dan Kinerja. tersebut di dapatkan melalui berbagai sumber

informasi (media cetak, media sosial dll)

44

Page 55: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

4.5. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang ada di Kabupaten Gianyar. Berdasarkan data statistik Gianyar Dalam Angka 2013 jumlah LPD yang ada di Kabupaten Gianyar sebanyak 270 Unit yang tersebar di 7 (tujuh) Kecamatan yang ada di Kabupaten Gianyar, sehingga populasi dalam hal ini adalah sebanyak 270 unit LPD. Penetapan besarnya sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin

(Umar, 2007), yaitu sampel minimal ditentukan dengan menggunakan rumus

seperti berikut.

N n = ----------- ……………………………………………..…. (1) 1 + Ne2

Keterangan : n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = persentase kelonggaran kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir.

Berdasarkan perhitungan yang menggunakan rumus Slovin, dengan

prosentase kelonggaran kesalahan pengambilan sampel sebesar 10%, maka

sampel penelitian dapat dihitung sebagai berikut :

N 270 n = --------- n = ------------------- n = 73 1 + Ne2 1 + 270(0,1)2

Rincian jumlah populasi dan sampel per kecamatan seperti terlihat pada

Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Jumlah Populasi dan Sampel LPD Per Kecamatan

di Kabupaten Gianyar, Tahun 2014 No Kecamatan Populasi Cara Menghitung Sampel 1 Sukawati 33 (33/270) x 73 9 2 Blahbatuh 36 (36/270) x 73 10 3 Gianyar 40 (40/270) x 73 11 4 Tampaksiring 36 (36/270) x 73 9 5 Ubud 32 (32/270) x 73 9 6 Tegallalang 45 (45/270) x 73 12 7 Payangan 48 (48/270) x 73 13

Jumlah 270

73 Sumber : Data diolah

45

Page 56: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

4.6. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah.

1) Observasi, adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

mengamati secara langsung ke lokasi penelitian, untuk mengetahui secara

jelas tentang aktivitas LPD dan Ketua LPD.

2) Wawancara terstruktur adalah, pengumpulan data dengan melakukan tanya

jawab langsung dengan sumber informasi yang dianggap berkompeten.

Wawancara dilakukan kepada Ketua LPD. Instrumen yang dipergunakan

adalah panduan wawancara berupa daftar pertanyaan terstruktur, melalui

metode focus Group Discussion (FGD). Isi dari daftar pertanyaan tersebut

menyangkut tentang persepsi Ketua LPD terhadap kompetensi, motivasi,

budaya organisasi dan konerja LPD.

4.7. Instrumen dan Skala Pengukuran

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah intrumen terstruktur,

dimana setiap pertanyaan sudah disediakan alternatif jawabannya. Skala

pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert, yaitu dari 1

sampai 5. Skala pengukuran untuk variabel yang diteliti diukur melalui modifikasi

poin yang disesuaikan dengan materi penelitian yang dikembangkan. Penggunaan

skala 1 - 5 untuk setiap jawaban responden dibagi kedalam 5 (lima) kategori

yakni: i) Sangat Setuju (SS) diberi skor 5; ii) Setuju (S) diberi skor 4; iii) Netral

(N) diberi skor 3; iv) Tidak Setuju (TS) diberi skor 2; dan v) Sangat Tidak Setuju

(STS) diberi skor 1.

46

Page 57: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

4.8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas dan reliabilitas data penelitian, dilakukan dengan

mempergunakan data dari 73 responden. Analisis faktor dipergunakan untuk Uji

validitas data penelitian, yaitu dengan mengkorelasikan jumlah skor faktor dengan

skor total (Sugiono, 2008). Sedangkan Uji Reliabilitas data penelitian adalah

indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau

diandalkan. Uji reliabilitas dapat dilihat dari Cronbach Alpha (α) dengan skor

minimal 0,60.

Uji validitas dan reliabilitas data penelitian ini, merupakan langkah

pengecekan ulang (cross check) tentang validitas dan reliabilitas data dari seluruh

data yang dikumpulkan untuk masing-masing indikator. Apabila masing-masing

indikator masuk dalam katagori valid dan reliabel maka masing-masing indikator

tersebut dapat dipergunakan untuk mengkonstruk (membentuk) masing-masing

variabel. Hasil uji validitas dan reliabilitas data penelitian untuk masing-masing

variabel dapat diuraikan sebagai berikut.

4.8.1. Uji validitas

Analisis faktor konfirmatori terhadap item pengukuran masing-masing

variabel dengan keseluruhan item pernyataan yang valid, dengan nilai faktor

loading tinggi mengelompok menjadi satu. Metode ekstraksi Principal Axis

Factoring menghasilkan 1 variabel dengan nilai Kaiser-Mayer-Olkin (KMO) >

0,50, dengan Nilai Variance Explained total seperti yang terlihat pada

Tabel 4.2.

47

Page 58: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

Tabel 4.2.

Hasil Uji Validitas Data Penelitian

Variabel Item Factor Loading

Nlai Kritis KMO Variance

Explained Keterangan

Kompetensi Ketua LPD (X1)

X1.1 0,912 0,50 0,750 85,095 Valid X1.2 0,915 Valid X1.3 0,921 Valid X1.4 0,941 Valid

Motivasi Ketua LPD (X2

X2.1 0,963 0,50 0,824 88,740 Valid X2.2 0,893 Valid X2.3 0,924 Valid X2.4 0,958 Valid X2.5 0,971 Valid X2.6 0,966 Valid X2.7 0,923 Valid X2.8 0,906 Valid X2.9 0,970 Valid

Budaya Organisasi LPD (Y1)

Y1.1 0,956 0,50 0,868 87,265 Valid Y1.2 0,907 Valid Y1.3 0,913 Valid Y1.4 0,956 Valid Y1.5 0,937 Valid

Kinerja LPD (Y2)

Y2.1 0,942 0,50 0,801 86,211 Valid Y2.2 0,872 Valid Y2.3 0,949 Valid Y2.4 0,937 Valid Y2.5 0,940 Valid

Sumber: Data Primer Diolah (Lampiran 4) Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa variabel kompetensi ketua

LPD, motivasi ketua LPD, budaya organisasi LPD dan kinerja LPD masing-

masing memiliki nilai Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) > 0,50 sehingga dapat

dinyatakan bahwa data hasil penelitian tersebut valid.

48

Page 59: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

4.8.2. Uji reliabilitas

Reliabilitas merupakan bentuk uji kualitas data yang menunjukkan

stabilitas dan konsistensi dari instrumen untuk mengukur konstruk atau variabel

(Sugiyono, 2008). Nilai batas yang diperkenankan untuk menilai atau menguji

apakah setiap variabel dapat dipercaya, handal dan akurat, dipergunakan formula

Koefisien Alpha dari Cronbach. Nilai batas yang umum dipergunakan untuk

menilai variabel, agar dapat dinyatakan reliable, apabila Koefisien Alpha

Cronbach ≥ 0,6 artinya tingkat reliabilitas sebesar 0,6 merupakan indikasi

reliabelnya sebuah konstruk. Hasil uji validitas masing-masing variabel terlihat

pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Hasil Uji Reliabilitas Data Penelitian

Variabel Koefisien

Cronbach Alpha Nilai Kritis

Keterangan

Kompetensi Ketua LPD (X1) 0,940 0,6 Reliabel

Motivasi Ketua LPD (X2) 0,984 0,6 Reliabel

Budaya Organisasi LPD (Y1) 0,963 0,6 Reliabel

Kinerja LPD (Y2) 0,957 0,6 Reliabel

Sumber: Data Primer Diolah (Lampiran 3) Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa variabel kompetensi ketua

LPD, motivasi ketua LPD, budaya organisasi LPD dan kinerja LPD masing-

masing memiliki nilai Cronbach Alpha > 0,6 sehingga dapat dinyatakan bahwa

data hasil penelitian tersebut reliabel.

4.9. Teknik Analisis Data

Analisis dan pengolahan data, dilakukan dengan analisis jalur (Path

Analysis). Analisis jalur digunakan untuk menganalisa hubungan antar variabel

dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung,

49

Page 60: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen). Model

analisis jalur merupakan pola hubungan sebab akibat atau a set of hypothesized

causal asymmetric relation among the variable (Riduwan dan Engkos, 2007).

Dalam penelitian ini ada empat variabel laten yakni; Kompetensi Ketua

LPD, Motivasi Ketua LPD, Budaya Organisasi LPD dan Kinerja LPD. Data

keempat variabel laten tersebut tidak dapat diukur secara langsung, oleh karena itu

diperlukan indikator (berupa item pernyataan) yang dipergunakan untuk

mengukur data variabel laten tersebut. Masing-masing item pernyataan tersebut

diukur dengan menggunakan skala Likert dengan rentang nilai 1, 2, 3, 4 dan 5.

Sedangkan untuk meregresi variabel endogen berdasarkan variabel eksogen

dipergunakan skor faktor dari masing-masing variabel.

Seperti yang dikemukakan Sugiyono (2008), dalam model kausal

dibedakan antara variabel eksogenus dan variabel endogenus. Variabel eksogenus

adalah variabel yang keberagamannya tidak dipengaruhi oleh penyebab di dalam

sistem (model), variabel ini ditetapkan sebagai variabel pemula yang memberi

efek kepada variabel lain. Variabel ini tidak diperhitungkan jumlah sisanya

(disturbance) meskipun sebenarnya juga mempunyai sisa/eror. Sedangkan

variabel endogenus adalah variabel yang keragamannya terjelaskan oleh variabel

eksogenus dan variabel endogenus lainnya dalam model.

Beberapa asumsi yang mendasari analisis jalur (path analysis) menurut

Riduwan dan Engkos (2007) adalah sebagai berikut.

1) Hubungan antar variabel adalah bersifat linier, adaptif dan bersifat normal.

2) Hanya ada sistem aliran kausal ke satu arah, artinya tidak ada arah kausalitas

yang berbalik.

3) Varibel terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval atau ratio.

4) Menggunakan random sampling yaitu teknik pengambilan sampel untuk

memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih

menjadi anggota sampel.

50

Page 61: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

5) Observed variables diukur tanpa kesalahan (intrumen pengukuran valid dan

reliable), artinya variabel yang diteliti dapat diobservasi secara langsung.

6) Model yang dianalisis dispesifikasikan (diidentifikasi) dengan benar

berdasarkan teori-teori dan konsep-konsep yang relevan, artinya model teori

yang dikaji atau diuji, dibangun berdasarkan kerangka teoritis tertentu yang

mampu menjelaskan hubungan kausalitas antar variabel yang diteliti. Model

path analysis yang digunakan dalam penelitian ini seperti pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Model path analysis (path model)

Keterangan :

: Pengaruh Langsung : Pengaruh Tidak Langsung

Langkah-langkah yang dilakukan dalam path analysis adalah, sebagai

berikut :

1) Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural

Struktur : Y1 = ρy1x1 X1 + ρy1x2 X2 + ρy1ε1 ………………………………………… (2)

Y2 = ρy2y1 Y1 + ρy2x1 X1 + ρy2x2 X2 + ρy2y1 ε2 …………………………….. (3)

ε1 Kompetensi Ketua LPD

(X1)

Motivasi Ketua LPD

(X2)

Budaya Organisasi LPD (Y1)

Kinerja LPD (Y2)

ρy1x1

ρy1x2

ρy2y1

ρy2x2

ρy2x1 ε1

51

Page 62: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

2) Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi

(1) Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan

rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang diajukan,

lihat Gambar 4.1

(2) Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan.

Persamaan regresi ganda:

Y1 = ρy1x1 X1 + ρy1x2 X2 + ρy1ε1 ………………………………………… (4)

Y2 = ρy2y1 Y1 + ρy2x1 X1 + ρy2x2 X2 + ρy2y1 ε2 ……………..….………….. (5)

Keterangan :

Pada dasarnya koefisien jalur (path) adalah koefisien regresi yang

distandarkan yaitu koefisien regresi yang dihitung dari basis data yang

telah diset dalam angka baku atau Z-score (data yang diset dengan nilai

rata-rata = 0 dan standar deviasi = 1). Koefisien jalur yang distandarkan

(standardized path coefficient) ini digunakan untuk menjelaskan besarnya

pengaruh (bukan memprediksi) variabel bebas (eksogen) terhadap variabel

lain yang diberlakukan sebagai variabel terikat (endogen).

Khusus untuk program SPSS menu analisis regresi, koefisien path

ditunjukkan oleh output yang dinamakan coefficient yang dinyatakan

sebagai standardized coefficient atau dikenal dengan nilai Beta. Jika ada

diagram jalur sederhana mengandung satu unsur hubungan antara variabel

eksogen dengan variabel endogen, maka koefisien path-nya adalah sama

dengan koefisien korelasi r sederhana.

(3) Kaidah pengujian signifikan : Program SPSS

a. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau [0,05 ≤ Sig], maka Ho diterima dan Ha

ditolak, artinya berpengaruh tidak signifikan.

52

Page 63: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

b. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar dengan nilai probabilitas Sig

atau [0,05 > Sig], maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya

berpengaruh signifikan.

3) Meringkas dan menyimpulkan

53

Page 64: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

Kabupaten Gianyar merupakan satu dari sembilan Kabupaten/Kota yang

ada di Propinsi Bali. Secara Astronomis Kabupaten Gianyar terletak diantara 80

180 520 Lintang Selatan, 1150 050 290 dan 1150 220 230 Bujur Timur. Batas-batas

administrasi sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Bangli, Sebelah

Timur: Kabupaten Klungkung/Bangli, Sebelah Selatan : Kota Denpasar dan

Selat Badung, Sebelah Barat : Kabupaten Badung.

Kabupaten Gianyar meliputi wilayah daratan dengan luas 368 Km2 atau

36.800 Ha, yang terdiri dari 7 (tujuh) kecamayan yakni : Kecamatan

Sukawati 55,02 Km2 (14,95%), Kecamatan Blahbatuh 39,70 Km2 (10,79%),

Kecamatan Gianyar : 50,59 Km2 (13,75%), Kecamatan Tampaksiring 42,63 Km2

(11,58%), Kecamatan Ubud 42,38 Km2 (11,52%), Kecamatan Tegallalang 61,80

Km2 (16,79%) dan Kecamatan Payangan 75,88 Km2 (20,62%).

Administrasi pemerintahan di Kabupaten Gianyar meliputi Lembaga

Pemerintah (7 Kecamatan, 6 Kelurahan, 64 Desa, 504 Banjar Dinas dan 43

Lingkungan). Sedangkan Lembaga Adat terdiri dari ; 271 Desa Pekraman, 534

Sekaa Teruna dan 7 Widya Sabha Kecamatan.

Jumlah Penduduk di Kabupaten Gianyar Tahun 2013 sebanyak 486.000

jiwa yang terdiri dari laki-laki 245.400 jiwa dan perempuan 240.600 jiwa, Jumlah

penduduk tersebut tersebar di Kecamatan Sukawati 116 060 Jiwa, Kecamatan

Blahbatuh, 68 260 Jiwa, Kecamatan Gianya 89 840 Jiwa, Kecamatan

Tampaksiring 46 950 Jiwa, Kecamatan Ubud 71 270 Jiwa, Kecamatan

Tegallalang 51 630 Jiwa dan Kecamatan Payangan 41 990 Jiwa.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Gianyar pada tahun

2012 sebesar Rp. 9.125.976.400.000,- dan pada tahun 2013 diperkirakan sebesar

Rp. 10.562.264.350.000,- atau meningkat sebesar 15,74 % dari tahun 2012.

Kontribusi sektor terhadap PDRB Kabupaten Gianyar pada tahun 2013 paling

tinggi adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran (29,15%), sektor jasa-jasa

54

Page 65: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

(20,00%), sektor industri pengolahan (18,11%), sektor pertanian (14,91%) dan

sektor yang lainnya (pertambangan, listrik, gas dan air bersih, bangunan,

pengangkutan dan komunikasi serta keuangan, persewaan dan jasa-jasa

perusahaan) masing-masing kurang dari 7,00%.

Di Kabupaten Gianyar sampai dengan tahun 2013 ada sebanyak 270 unit

LPD yang tersebar di 7 (tujuh) kecamatan yakni ; Kecamatan Sukawati sebanyak

33 LPD, Kecamatan Blahbatuh sebanyak 36 LPD, Kecamatan Gianyar sebanyak

40 LPD, Kecamatan Tanpaksiring sebanyak 36 LPD, Kecamatan Ubud sebanyak

32 LPD, Kecamatan Tegallalang sebanyak 45 LPD dan Kecamatan Payangan

sebanyak 48 LPD.

5.2 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini seluruhnya berjumlah 73 responden yang

merupakan Ketua Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten Gianyar.

Adapun karakteristik responden, menurut jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan,

lamanya berusaha dan klasifikasi usaha dapat dijelaskan seperti Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Karakteristik Responden

No Uraian Jumlah Prosentase (%)

1 Jenis Kelamin

Laki-Laki 51 69,9 Perempuan 22 30,1

Jumlah 73 100,0 2 Jenjang Pendidikan SLTA 23 31,5 Diploma 26 35,6 Sarjana 24 32,9 Jumlah 73 100,0 3 Usia (Tahun)

< 35 2 2,7 35 – 45 47 64,4

46 – 56 22 30,2 > 56 2 2,7 Jumlah 73 100,0

55

Page 66: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

No Uraian Jumlah Prosentase 4 Lamanya Menjabat Ketua < 5 37 50,7 6 – 10 34 46,6 > 10 2 2,7 Jumlah 73 100,0

Sumber : Data Primer Diolah, 2014 (Lampiran 5)

Berdasarkan data Tabel 5.1 dapat dinyatakan bahwa responden

berdasarkan jenis kelamin, didominasi oleh laki-laki sebanyak 51 orang (69,9%),

sedangkan sisanya adalah perempaun sebanyak 22 orang (30,1 %). Dari sisi

tingkat pendidikan, Diploma sebanyak 26 orang (35,6%), Sarjana sebanyak 24

orang (32,9%), dan yang berpendidikan SLTA relatif banyak yakni sebesar 23

orang (31,5%).

Dari sisi umur/usia dapat dinyatakan bahwa responden yang berumur 35 -45 tahun adalah paling banyak yakni 47 orang (64,40%) dibandingkan dengan responden yang berumur 46 – 56 tahun yakni sebanyak 22 orang (30,1%), yang berumur diatas 56 tahun sebanyak 2 orang (2,7%), dan yang berumur dibawah 35 Tahun sebanyak 2 orang (2,7%). Dari sisi lamanya masa kerja responden, didominasi oleh responden dengan lamanya masa kerja kurang atau sama dengan 5 tahun sebanyak 37 orang (50,7%), sedangkan yang lamanya masa kerja 6 – 10 tahun sebanyak 34 orang (46,6%), dan yang lamanya berusaha lebih dari 10 tahun sebanyak 2 orang (2,7%).

5.3. Deskripsi Variabel Penelitian

Deskripsi variabel penelitian dilakukan untuk mendapatkan persepsi responden terhadap pernyataan yang diberikan terkait dengan variabel-variabel penelitian yang digunakan. Analisis deskriptif dilakukan atas persentase jawaban responden terhadap pernyataan penelitian dengan menggunakan nilai rerata (mean) dari setiap indikator yang diajukan untuk menggambarkan persepsi seluruh responden. Berdasarkan nilai rerata (mean) tersebut, selanjutnya dilakukan interprestasi persepsi responden dengan menggunakan kriteria three-box method (Ferdinand, 2006), yaitu 1,0 – 2,3 = rendah/kurang baik, 2,4 – 3,7 = sedang/cukup baik, dan 3,8 – 5,0 = tinggi/sangat baik. Berdasarkan kriteria tersebut ditentukan kategori persepsi responden terhadap variabel-variabel dalam penelitian.

56

Page 67: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

5.3.1 Deskripsi kompetensi Ketua LPD

Dalam penelitian ini digunakan empat indikator/item pernyataan yang

berkaitan dengan kompetensi ketua LPD yakni; latar belakang pendidikan (X1.1),

memiliki/memahami system nilai atau kejujuran (X1.2), memiliki pengetahuan

manajemen dan mampu mengaplikasikannya (X1.3), memiliki ketrampilan

keuangan (X1.4), Persepsi responden terhadap kompetensinya sebagai ketua LPD

terlihat seperti Tabel 5.2.

Tabel 5.2. Persepsi Responden Terhadap Variabel Kompetensi Ketua LPD (X1)

Item Frekuensi Jawaban Rata- Rata

Keterangan STS TS N S SS

Saya memiliki latar belakang pendidikan yang berkaitan dengan perbankan atau ekonomi untuk memajukan dan mengelola LPD (X1.1)

24 14 21 11 3 2,38 Kurang Baik

Saya memiliki / memahami sistem nilai atau kejujuran tertentu untuk mengelola LPD (X1.2)

12 31 15 10 5 2,52 Cukup Baik

Saya memiliki pengetahuan manajemen dan mengaplikasikannya untuk mendukung pengelolaan LPD (X1.3)

18 22 9 20 4 2,59 Cukup Baik

Saya memiliki ketrampilan keuangan untuk mendukung pengelolaan LPD (X1.4).

23 19 16 4 11 2,47 Cukup Baik

Rata-Rata Skor (X1) 2,49 Cukup Baik

Sumber : Data Primer Diolah (Lampiran 6) Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dinyatakan bahwa persepsi responden

terhadap kompetensinya sebagai ketua LPD memiliki skor rata-rata sebesar 2,49

masuk kategori sedang/cukup baik. Item yang memiliki skor rata-rata tertinggi

adalah memiliki pengetahuan manajemen dan mengaplikasikannya untuk

mendukung pengelolaan LPD (X1.3) yakni sebesar 2,59 (cukup baik). Sedangkan

item yang memiliki skor rata-rata (kurang baik) adalah memiliki latar belakang

pendidikan yang berkaitan dengan perbankan atau ekonomi untuk memajukan dan

mengelola LPD (X1.1) yakni dengan skor rata-rata sebesar 2,38.

57

Page 68: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

5.3.2 Deskripsi motivasi Ketua LPD

Dalam penelitian ini digunakan sembilan indikator/item pernyataan yang berkaitan dengan kompetensi ketua LPD yakni; menyelesaikan tugas dengan kualitas yang tinggi (X2.1), menyelesaikan tugas tepat waktu (X2.2), hasil kerja yang optimal (X2.3), melaksanakan proses kerja dengan konsekuen (X2.4), waktu kerja dipergunakan untuk kepentingan LPD (X2.5), kebijakan yang dibuat mengapresisi kebutuhan bawahan(X2.6), kebijakan yang dibuat mengedepankan kepentingan LPD (X2.7), pemecahan masalah dilakukan dengan identifikasi permasalahan (X2.8) dan langkah-langkah persuasif dikedepankan sebelum melakukan tindakan tegas (X2.9). Persepsi responden terhadap motivasinya sebagai ketua LPD terlihat seperti Tabel 5.3.

Tabel 5.3. Persepsi Responden Terhadap Variabel Motivasi Ketua LPD (X2)

Item Frekuensi Jawaban Rata- Rata

Keterangan STS TS N S SS

Saya melakukan tugas yang dilakukan diusahakan selesai dengan kualitas yang tinggi (X2.1).

21 15 17 14 6 2,58 Cukup Baik

Saya menyelesaikan tugas-tugas tepat pada waktunya (X2.2) 16 27 17 11 2 2,40 Cukup

Baik Hasil kerja yang optimal selalu menjadi focus saya (X2.3) 17 20 13 16 7 2,67 Cukup

Baik Saya melaksanakan Prosedur kerja secara konsekuen (X2.4) 30 7 23 8 5 2,33 Kurang

Baik Waktu kerja saya gunakan untuk kepentingan LPD (X2.5) 30 11 15 14 3 2,30 Kurang

Baik Kebijakan yang saya lahirkan mampu mengapresiasi kebutuhan bawahan (X2.6)

21 15 16 14 7 2,60 Cukup Baik

Kebijakan yang saya lahirkan mengedepankan kepentingan LPD (X2.7)

25 16 18 10 4 2,34 Kurang Baik

Dalam pemecahan permasalahan didahului dengan identifikasi permasalahan (X2.8)

16 23 10 19 5 2,64 Cukup Baik

Langkah-langlah persuasif saya kedepankan sebelum melakukan tindakan tegas (X2.9)

30 11 13 16 3 2,33 Kurang Baik

Rata-Rata Skor (X2) 2,47 Cukup Baik

Sumber : Data Primer Diolah (Lampiran 6)

Berdasarkan Tabel 5.3 dapat dinyatakan bahwa persepsi responden terhadap motivasinya sebagai ketua LPD memiliki skor rata-rata sebesar 2,47 masuk kategori sedang/cukup baik. Item yang memiliki skor rata-rata tertinggi

58

Page 69: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

adalah fokus pada hasil kerja yang optimal (X2.3) yakni sebesar 2,67 masuk kategori cukup baik. Sedangkan item yang memiliki skor rata-rata (kurang baik) adalah penggunaan waktu kerja untuk kepentingan LPD (X2.5) yakni sebesar 2,30, melaksanakan prosedur kerja secara konsekuen (X2.4) dan melakukan langkah-langlah persuasif sebelum melakukan tindakan tegas (X2.9) yakni dengan skor rata-rata masing-masing sebesar 2,33 dan melahirkan kebijakan dengan mengedepankan kepentingan LPD (X2.7) yakni sebesar 2,34. 5.3.3 Deskripsi budaya organisasi LPD

Dalam penelitian ini digunakan lima indikator/item pernyataan yang berkaitan dengan budaya organisasi LPD yakni; selalu meyakini dan menjalankan etika bisnis LPD dengan baik (Y1.1), selalu komit untuk melayani dengan kejujuran terhadap nasabah (Y1.2), karyawan LPD selalu loyal terhadap kegiatan LPD (Y1.3), memisahkan dengan jelas keuangan LPD dengan keuangan pribadi (Y1.4) dan berusaha memberikan penghidupan yang layak kepada karfyawannya (Y1.5). Persepsi responden terhadap motivasinya sebagai ketua LPD terlihat seperti Tabel 5.4.

Tabel 5.4. Persepsi Responden Terhadap Variabel Budaya Organisasi LPD (Y1)

Item Frekuensi Jawaban Rata- Rata

Keterangan STS TS N S SS

Dalam menjalankan usaha saya, selalu meyakini dan menjalan kan etika bisnis LPD dengan baik (Y1.1)

25 18 13 10 7 2,40 Cukup Baik

Saya selalu yakin atau komit untuk melayani dengan kejujuran, dalam melayani nasabah (Y1.2)

24 19 17 11 2 2,29 Kurang Baik

Saya menyatakan bahwa mereka (karyawan LPD) selalu loyal terhadap kegiatan LPD (Y1.3)

19 26 9 11 8 2,49 Cukup Baik

Saya memisahkan secara jelas keuangan LPD dengan keuangan untuk kepentingan pribadi (Y1.4)

36 3 19 7 8 2,29 Kurang Baik

Saya selalu berusaha memberikan penghidupan yang layak pada karyawan dalam melaksanakan usahanya (Y1.5)

17 22 14 13 7 2,60 Cukup Baik

Rata-Rata Skor (Y1) 2,41 Cukup Baik

Sumber : Data Primer Diolah (Lampiran 6)

Berdasarkan Tabel 5.4 dapat dinyatakan bahwa persepsi responden terhadap budaya organisasi LPD memiliki skor rata-rata sebesar 2,41 masuk

59

Page 70: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

kategori sedang/cukup baik. Item yang memiliki skor rata-rata tertinggi adalah selalu berusaha memberikan penghidupan yang layak pada karyawan dalam melaksanakan usahanya (Y1.5) yakni sebesar 2,60 (cukup baik). Sedangkan item yang memiliki skor rata-rata (kurang baik) adalah selalu yakin atau komit untuk melayani nasabah dengan kejujuran (Y1.2) dan memisahkan secara jelas keuangan LPD dengan keuangan untuk kepentingan pribadi (Y1.4) dengan skor rata-rata masing-masing sebesar 2,29. 5.3.4 Deskripsi kinerja LPD

Dalam penelitian ini digunakan lima indikator/item pernyataan yang berkaitan dengan kinerja LPD yakni; eksistensi usaha selama ini tetap baik dan selalu dijaaga (Y2.1), efisiensi dalam menjalankan LPD selalu dilakukan dan dijaga sehingga mampu bersaing Y2.2), volume penjualan dari usaha selalu meningkat dari waktu-kewaktu sehingga dapat menguasai pasar (Y2.3), keuntungan LPD selalu meningkat (Y2.4) dan sebagian besar keuntungan LPD diinvestasikan untuk kemajuan LPD (Y2.5). Persepsi responden terhadap kinerja LPD terlihat seperti Tabel 5.5.

Tabel 5.5. Persepsi Responden Terhadap Variabel Kinerja LPD (Y2) Item Frekuensi Jawaban Rata-

Rata Keterangan

STS TS N S SS Saya menyatakan bahwa eksistensi usaha saya selama ini tetap baik dan selalu dijaga, sehingga tidak mengalami kebangkrutan (Y2.1)

18 24 18 10 3 2,40 Cukup Baik

Saya menyatakan bahwa efisiensi dalam menjalankan LPD dilakukan dan selalu di jaga, sehingga dapat bersaing dengan usaha lain (Y2.2)

18 22 10 17 6 2,60 Cukup Baik

Saya menyatakan bahwa volume penjualan dari usaha selalu meningkat dari waktu-kewaktu, sehingga dapat menguasai pangsa pasar yang lebih banyak (Y2.3)

21 21 12 8 11 2,55 Cukup Baik

Saya menyatakan bahwa keuntungan LPD selalu meningkat (Y2.4)

24 12 18 11 8 2,55 Cukup Baik

Saya menyatakan bahwa sebagian besar keuntungan LPD diinvestasikan untuk kemajuan LPD (Y2.5)

17 25 18 11 2 2,40 Cukup Baik

Rata-Rata Skor (Y2) 2,50 Cukup Baik

Sumber : Data Primer Diolah (Lampiran 6)

60

Page 71: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dinyatakan bahwa persepsi responden

terhadap kinerja LPD memiliki skor rata-rata sebesar 2,50 masuk kategori

sedang/cukup baik. Item yang memiliki skor rata-rat tertinggi adalah selalu

melakukan dan menjaga efisiensi dalam menjalankan LPD sehingga dapat

bersaing dengan usaha lain (Y2.2) dengan skor rata-rata sebesar 2,60 (cukup baik).

Sedangkan item yang memiliki skor rata-rata (kurang baik) tidak ada, ini berarti

rata-rata kinerja LPD di Kabupaten Gianyar adalah sedang/cukup baik.

5.4. Hasil Analisis Faktor

Penelitian ini menggunakan empat variabel yaitu; Kompetensi Ketua LPD

(X1), Motivasi Ketua LPD (X2), Budaya Organisasi (Y1) dan Kinerja LPD (Y2),

yang merupakan unobservable variabel yang diukur dari beberapa indikator/item

pertanyaan. Hasil pengukuran keempat variabel tersebut menggunakan Second

Order Factor Analysis. Hasil analisis faktor terhadap empat variabel tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut.

5.4.1. Analisis faktor untuk variabel kompetensi ketua LPD (X1)

Variabel kompetensi ketua LPD (X1) diukur dengan menggunakan empat

indikator/item pertanyaan yaitu; latar belakang pendidikan (X1.1), memiliki

sistem nilai atau kejujuran (X1.2), memiliki pengetahuan manajemen (X1.3) dan

memiliki ketrampilan keuangan (X1.4). Berikut disajikan hasil analisis faktor

untuk variabel kompetensi ketua LPD(X1), seperti terlihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6. Hasil Analisis Faktor Untuk Variabel Kompetensu Ketua LPD (X1)

Indikator/Item Loading Factor

Latar belakang pendidikan (X1.1) 0,912

Memiliki sistem nilai atau kejujuran (X1.2) 0,915

Memiliki pengetahuan manajemen (X1.3) 0,921

Memiliki ketrampilan keuangan (X1.4). 0,941

Sumber : Data Primer Diolah (Lampiran 4)

61

Page 72: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

Berdasarkan Tabel 5.6. dapat dinyatakan, bahwa empat indikator/item variabel kompetensi ketua LPD (X1) yakni; latar belakang pendidikan (X1.1), memiliki sistem nilai atau kejujuran (X1.2), memiliki pengetahuan manajemen (X1.3) dan memiliki ketrampilan keuangan (X1.4) signifikan sebagai pengukur variabel kompetensi ketua LPD (X1), yang dapat dilihat dari nilai loading factor masing-masing indikator diatas 0,5. Dari nilai loading factor dapat dilihat bahwa indikator/item memiliki ketrampilan keuangan (X1.4) adalah indikator/item terkuat sebagai pengukur variabel kompetensi ketua LPD (X1) dengan nilai loading factor 0,941.

5.4.2. Analisis faktor untuk variabel motivasi ketua LPD (X2)

Variabel motivasi ketua LPD (X2) diukur dengan menggunakan sembilan indikator/item pertanyaan yaitu; menyelesaikan tugas dengan kualitas yang tinggi (X2.1), menyelesaikan tugas tepat waktu (X2.2), hasil kerja yang optimal (X2.3), melaksanakan proses kerja dengan konsekuen (X2.4), waktu kerja dipergunakan untuk kepentingan LPD (X2.5), kebijakan yang dibuat mengapresisi kebutuhan bawahan(X2.6), kebijakan yang dibuat mengedepankan kepentingan LPD (X2.7), pemecahan masalah dilakukan dengan identifikasi permasalahan (X2.8) dan langkah-langkah persuasif dikedepankan sebelum melakukan tindakan tegas (X2.9). Berikut disajikan hasil analisis faktor untuk variabel motivasi ketua LPD (X2), seperti terlihat pada Tabel 5.7.

Tabel 5.7. Hasil Analisis Faktor Untuk Variabel Motivasi Ketua LPD (X1)

Indikator/Item Loading Factor Menyelesaikan tugas dengan kualitas yang tinggi (X2.1) 0,963 Menyelesaikan tugas tepat waktu (X2.2) 0,893 Hasil kerja yang optimal (X2.3) 0,924 Melaksanakan proses kerja dengan konsekuen (X2.4) 0,958 Waktu kerja dipergunakan untuk kepentingan LPD (X2.5) 0,971 Kebijakan yang dibuat mengapresisi kebutuhan bawahan(X2.6) 0,966 Kebijakan yang dibuat mengedepankan kepentingan LPD (X2.7) 0,923

Pemecahan masalah dilakukan dengan identifikasi permasalahan (X2.8)

0,906

Langkah-langkah persuasif dikedepankan sebelum melakukan tindakan tegas (X2.9)

0,970

Sumber : Data Primer Diolah (Lampiran 4)

62

Page 73: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

Berdasarkan Tabel 5.7. dapat dinyatakan, bahwa sembilan indikator/item variabel motivasi ketua LPD (X1) yakni; menyelesaikan tugas dengan kualitas yang tinggi (X2.1), menyelesaikan tugas tepat waktu (X2.2), hasil kerja yang optimal (X2.3), melaksanakan proses kerja dengan konsekuen (X2.4), waktu kerja dipergunakan untuk kepentingan LPD (X2.5), kebijakan yang dibuat mengapresisi kebutuhan bawahan(X2.6), kebijakan yang dibuat mengedepankan kepentingan LPD (X2.7), pemecahan masalah dilakukan dengan identifikasi permasalahan (X2.8) dan langkah-langkah persuasif dikedepankan sebelum melakukan tindakan tegas (X2.9), signifikan sebagai pengukur variabel motivasi ketua LPD (X1), yang dapat dilihat dari nilai loading factor masing-masing indikator diatas 0,5. Dari nilai loading factor dapat dilihat bahwa indikator/item waktu kerja dipergunakan untuk kepentingan LPD (X2.5) adalah indikator/item terkuat sebagai pengukur variabel motivasi ketua LPD (X2) dengan nilai loading factor 0,971.

5.4.3. Analisis faktor untuk variabel budaya organisasi LPD (Y1)

Variabel budaya organisasi LPD (Y1) diukur dengan menggunakan lima indikator/item pertanyaan yaitu; selalu meyakini dan menjalankan etika bisnis LPD dengan baik (Y1.1), selalu komit untuk melayani dengan kejujuran terhadap nasabah (Y1.2), karyawan LPD selalu loyal terhadap kegiatan LPD (Y1.3), memisahkan dengan jelas keuangan LPD dengan keuangan pribadi (Y1.4) dan berusaha memberikan penghidupan yang layak kepada karfyawannya (Y1.5). Berikut disajikan hasil analisis faktor untuk variabel motivasi ketua LPD (X2), seperti terlihat pada Tabel 5.8.

Tabel 5.8. Hasil Analisis Faktor Untuk Variabel Budaya Organisasi LPD (Y1)

Indikator/Item Loading Factor

Selalu meyakini dan menjalankan etika bisnis LPD dengan baik (Y1.1)

0,956

Selalu komit untuk melayani dengan kejujuran terhadap nasabah (Y1.2)

0,907

Karyawan LPD selalu loyal terhadap kegiatan LPD (Y1.3) 0,913

Memisahkan dengan jelas keuangan LPD dengan keuangan pribadi (Y1.4)

0,956

Berusaha memberikan penghidupan yang layak kepada karfyawannya (Y1.5).

0,937

Sumber : Data Primer Diolah (Lampiran 4)

63

Page 74: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

Berdasarkan Tabel 5.8. dapat dinyatakan, bahwa lima indikator/item variabel budaya organisasi LPD (Y1) yakni; selalu meyakini dan menjalankan etika bisnis LPD dengan baik (Y1.1), selalu komit untuk melayani dengan kejujuran terhadap nasabah (Y1.2), karyawan LPD selalu loyal terhadap kegiatan LPD (Y1.3), memisahkan dengan jelas keuangan LPD dengan keuangan pribadi (Y1.4) dan berusaha memberikan penghidupan yang layak kepada karfyawannya (Y1.5), signifikan sebagai pengukur variabel budaya organisasi LPD (Y1), yang dapat dilihat dari nilai loading factor masing-masing indikator diatas 0,5. Dari nilai loading factor dapat dilihat bahwa indikator/item selalu meyakini dan menjalankan etika bisnis LPD dengan baik (Y1.1) dan memisahkan dengan jelas keuangan LPD dengan keuangan pribadi (Y1.4) adalah indikator/item terkuat sebagai pengukur variabel budaya organisasi LPD (Y1) dengan nilai loading factor 0,956.

5.4.4. Analisis faktor untuk variabel kinerja LPD (Y2)

Variabel kinerja LPD (Y2) diukur dengan menggunakan lima indikator/item pertanyaan yaitu; eksistensi usaha selama ini tetap baik dan selalu dijaaga (Y2.1), efisiensi dalam menjalankan LPD selalu dilakukan dan dijaga sehingga mampu bersaing Y2.2), volume penjualan dari usaha selalu meningkat dari waktu-kewaktu sehingga dapat menguasai pasar (Y2.3), keuntungan LPD selalu meningkat (Y2.4) dan sebagian besar keuntungan LPD diinvestasikan untuk kemajuan LPD (Y2.5). Berikut disajikan hasil analisis faktor untuk variabel kinerja LPD (Y2), seperti terlihat pada Tabel 5.9.

Tabel 5.9. Hasil Analisis Faktor Untuk Variabel Kinerja LPD (Y2)

Indikator/Item Loading Factor

Eksistensi usaha selama ini tetap baik dan selalu dijaaga (Y2.1) 0,942

Efisiensi dalam menjalankan LPD selalu dilakukan dan dijaga sehingga mampu bersaing Y2.2)

0,872

Volume penjualan dari usaha selalu meningkat dari waktu-kewaktu sehingga dapat menguasai pasar (Y2.3)

0,949

Keuntungan LPD selalu meningkat (Y2.4) 0,937

Sebagian besar keuntungan LPD diinvestasikan untuk kemajuan LPD (Y2.5)

0,940

Sumber : Data Primer Diolah (Lampiran 4)

64

Page 75: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

Berdasarkan Tabel 5.9. dapat dinyatakan, bahwa lima indikator/item

variabel kinerja LPD (Y2) yakni; eksistensi usaha selama ini tetap baik dan selalu

dijaaga (Y2.1), efisiensi dalam menjalankan LPD selalu dilakukan dan dijaga

sehingga mampu bersaing Y2.2), volume penjualan dari usaha selalu meningkat

dari waktu-kewaktu sehingga dapat menguasai pasar (Y2.3), keuntungan LPD

selalu meningkat (Y2.4) dan sebagian besar keuntungan LPD diinvestasikan untuk

kemajuan LPD (Y2.5), signifikan sebagai pengukur variabel kinerja LPD (Y2),

yang dapat dilihat dari nilai loading factor masing-masing indikator diatas 0,5.

Dari nilai loading factor dapat dilihat bahwa indikator/item volume penjualan dari

usaha selalu meningkat dari waktu-kewaktu sehingga dapat menguasai pasar

(Y2.3) adalah indikator/item terkuat sebagai pengukur variabel kinerja LPD (Y2)

dengan nilai loading factor 0,949.

5.5. Hasil Analisis Jalur (Path Analysis)

Perhitungan koefisien path diolah menggunakan software SPSS versi 15.0.

Analisis jalur digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variabel dengan

tujuan untuk mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat

variabel eksogen terhadap endogen. Berikut ini disajikan hasil perhitungan

koefisien jalur dalam penelitian ini.

5.5.1. Analisis Jalur Pengaruh Langsung Kompetensi Ketu LPD (X1) dan Motivasi Ketua LPD (X2) Terhadap Budaya Organisasi LPD (Y1).

Hasil Koefisien Path kompetensi ketua LPD (X1) dan motivasi ketua LPD

(X2) Terhadap Budaya Organisasi LPD (Y1) dapat dilihat seperti Tabel 5.10.

Tabel 5.10. Hasil Koefisien Path Kompetensi Ketua LPD (X1) dan

Motivasi Ketua LPD (X2) Terhadap Budaya Organisasi LPD (Y1).

Variabel Terikat Variabel Bebas Koefisien Beta Nilai t Sig. Keterangan

Budaya Organisasi LPD (Y1)

Kompetensi Ketua LPD (X1)

0,268 2,504 0,015 Signifikan

Motivasi Ketua LPD (X2)

0,705 6,588 0,000 Signifikan

R2 0,930 Sumber : Data diolah (Lampiran 7)

65

Page 76: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

Berdasarkan Tabel 5.10 tersebut dapat dilihat bahwa standardized

coefficients beta variabel kompetensi ketua LPD (X1) sebesar 0,268 dengan taraf

signifikan 0,015, hal tersebut berarti kompetensi ketua LPD (X1) berpengaruh

langsung yang positif dan signifikan terhadap budaya organisasi LPD (Y1).

Standardized coefficients beta variabel motivasi ketua LPD (X2) sebesar 0,705

dengan taraf signifikan 0,000, hal tersebut berarti motivasi ketua LPD (X2)

berpengaruh langsung yang positif dan signifikan terhadap budaya organisasi

LPD (Y1).

5.5.2. Analisis Jalur Pengaruh Langsung Kompetensi Ketua LPD (X1),

Motivasi Ketua LPD (X2) dan Budaya Organisasi LPD (Y1) Terhadap Kinerja LPD (Y2).

Hasil Koefisien Path kompetensi ketua LPD (X1), motivasi ketua LPD

(X2) dan budaya organisasi LPD (Y1) terhadap kinerja LPD (Y2) terlihat seperti

Tabel 5.11.

Tabel 5.11. Hasil Koefisien Path Kompetensi Ketua LPD (X1), Motivasi Ketua LPD (X2)

dan Budaya Organisasi LPD (Y1) Terhadap Kinerja LPD (Y2).

Variabel Terikat Variabel Bebas

Koefisien Beta Nilai t Sig. Keterangan

Kinerja LPD (Y2)

Kompetensi Ketua LPD (X1)

0,637 6,453 0,000 Signifikan

Motivasi Ketua LPD (X2)

0,278 2,310 0,024 Signifikan

Budaya Organisasi LPD (Y1)

0,069 2,657 0,035 Signifikan

R2 0,946

Sumber : Data diolah (Lampiran 7)

Berdasarkan Tabel 5.11 tersebut dapat dilihat bahwa standardized

coefficients beta variabel kompetensi ketua LPD (X1) sebesar 0,637 dengan taraf

signifikan 0,000, hal tersebut berarti kompetensi ketua LPD (X1) berpengaruh

langsung yang positif dan signifikan terhadap kinerja LPD (Y2). Standardized

66

Page 77: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

coefficients beta variabel motivasi ketua LPD (X2) sebesar 0,278 dengan taraf

signifikan 0,024, hal tersebut berarti motivasi ketua LPD (X2) berpengaruh

langsung yang positif dan signifikan terhadap kinerja LPD (Y2). Standardized

coefficients beta variabel budaya organisasi LPD (Y1) sebesar 0,069 dengan taraf

signifikan 0,035, hal tersebut berarti budaya organisasi LPD (Y1) berpengaruh

langsung yang positif dan signifikan terhadap kinerja LPD (Y2).

5.5.4. Peran Mediasi Budaya Organisasi LPD (Y2) pada Pengaruh Kompetensi Ketua LPD (X2) dan Motivasi Ketua LPD (X2) Terhadap Kinerja LPD (Y2)

Hasil dari koefisien jalur dapat digambarkan secara keseluruhan yang

menjelaskan hubungan kausal empiris antara variabel kompetensi ketua LPD (X1)

dan motivasi ketua LPD (X2) terhadap budaya organisasi LPD (Y1) serta kinerja

LPD (Y2) seperti terlihat pada Gambar 5.1.

Gambar 5.1 Hubungan Kausal Empiris dari Variabel X1 dan X2

Terhadap Y1 serta Y2

Keterangan :

: Pengaruh Langsung : Pengaruh Tidak Langsung

0,018

0,049

0,637

Kinerja LPD (Y2)

Budaya Organisasi LPD

(Y1)

R2 = 94,6 %

0,278

R2 = 93,0

0,705

0,268

Kompetensi Ketua LPD

(X1)

Motivasi Ketua LPD (X2)

0,069

67

Page 78: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

Berdasarkan hasil perhitungan secara keseluruhan pengaruh variabel X1

dan X2 terhadap variabel Y1 dan X1, X2 dan Y1 terhadap Y2, maka dapat

dijelaskan sebagai berikut :

(1) Hipotesis pertama yang berbunyi, kompetensi ketua LPD berpengaruh

terhadap kinerja LPD. Berdasarkan pengujian, diperoleh koefisien jalur

variabel X1 (kompetensi ketua LPD) terhadap variabel Y2 (kinerja LPD)

adalah sebesar 0,637 dengan signifikansi 0,000. Dalam penelitian ini

ditemukan pengaruh signifikan dan positip dari kompetensi ketua LPD

terhadap kinerja LPD. Ini berarti bahwa semakin tinggi kompetensi ketua LPD

maka akan semakin tinggi kinerja LPD. Sebaliknya semakin rendah (lemah)

kompetensi ketua LPD maka semakin rendah (lemah) pula kinerja LPD.

(2) Hipotesis kedua yang berbunyi, motivasi ketua LPD berpengaruh terhadap

kinerja LPD. Berdasarkan pengujian, diperoleh koefisien jalur variabel X2

(motivasi ketua LPD) terhadap variabel Y2 (kinerja LPD) adalah sebesar

0,278 dengan signifikansi 0,024. Dalam penelitian ini ditemukan pengaruh

signifikan dan positip dari motivasi ketua LPD terhadap kinerja LPD. Ini

berarti bahwa semakin kuat motivasi ketua LPD maka akan semakin kuat

kinerja LPD. Sebaliknya semakin rendah (lemah) motivasi ketua LPD maka

semakin rendah (lemah) kinerja LPD.

(3) Hipotesis ketiga yang berbunyi, budaya organisasi berpengaruh terhadap

kinerja LPD. Berdasarkan pengujian, diperoleh koefisien jalur variabel Y1

(budaya organisasi) terhadap variabel Y2 (kinerja LPD) adalah sebesar 0,069

dengan signifikansi 0,035. Dalam penelitian ini ditemukan pengaruh

signifikan dan positip dari budaya organisasi LPD terhadap kinerja LPD. Ini

berarti bahwa semakin kuat budaya organisasi LPD maka semakin kuat pula

kinerja LPD. Sebaliknya semakin rendah (lemah) budaya organisasi LPD

maka semakin rendah (lemah) pula kinerja LPD.

68

Page 79: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

(4) Hipotesis keempat yang berbunyi, variabel kompetensi ketua LPD

berpengaruh terhadap budaya organisasi LPD. Berdasarkan pengujian,

diperoleh koefisien jalur variabel X1 (kompetensi ketua LPD) terhadap

variabel (Y1) budaya organisasi LPD adalah sebesar 0,268 dengan signifikansi

0,015. Dalam penelitian ini ditemukan pengaruh signifikan dan positip dari

kompetensi ketua LPD terhadap budaya organisasi LPD. Ini berarti bahwa

semakin kuat kompetensi ketua LPD maka semakin kuat pula budaya

organisasi LPD. Sebaliknya semakin rendah (lemah) kompetensi ketua LPD

maka semakin rendah (lemah) budaya organisasi LPD.

(5) Hipotesis kelima yang berbunyi, variabel motivasi ketua LPD berpengaruh

terhadap budaya organisasi LPD. Berdasarkan pengujian, diperoleh koefisien

jalur variabel X2 (motivasi ketua LPD) terhadap variabel Y1 (budaya

organisasi LPD) adalah sebesar 0,705 dengan signifikansi 0,000. Dalam

penelitian ini ditemukan pengaruh signifikan dan positip dari motivasi ketua

LPD terhadap budaya organisasi LPD. Ini berarti bahwa semakin kuat

motivasi ketua LPD maka semakin kuat pula budaya organisasi LPD.

Sebaliknya semakin rendah (lemah) motivasi ketua LPD maka semakin

rendah (lemah) budaya organisasi LPD.

Pengaruh kompetensi ketua LPD terhadap kinerja LPD melalui budaya

organisasi LPD, dapat dilihat dari koefisien jalur variabel X1 (kompetensi ketua

LPD) terhadap variabel Y2 (kinerja LPD) melalui variabel Y1 (budaya organisasi

LPD) yakni sebesar 0,018. Dalam penelitian ini ditemukan pengaruh positip dari

kompetensi ketua LPD terhadap kinerja LPD melalui budaya organisasi LPD. Ini

berarti bahwa semakin kuat kompetensi ketua LPD maka semakin kuat pula

budaya organisasi dan kinerja LPD. Sebaliknya semakin rendah (lemah)

kompetensi ketua LPD maka semakin rendah (lemah) budaya organisasi dan

kinerja LPD.

69

Page 80: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

Pengaruh dukungan motivasi ketua LPD terhadap kinerja LPD melalui

budaya organisasi, dapat dilihat dari koefisien jalur variabel X2 (motivasi ketua

LPD) terhadap variabel Y2 (kinerja LPD) melalui variabel Y1 (budaya organisasi)

yakni sebesar 0,049. Dalam penelitian ini ditemukan pengaruh positip dari

motivasi ketua LPD terhadap kinerja LPD melalui budaya organisasi LPD. Ini

berarti bahwa semakin kuat motivasi ketua LPD maka semakin kuat pula budaya

organisasi dan kinerja LPD. Sebaliknya semakin rendah (lemah) dukungan

motivasi ketua LPD maka semakin rendah (lemah) budaya organisasi dan kinerja

LPD.

Rekapitulasi hasil perhitungan pengujian pengaruh kompetensi ketua LPD

(X1) dan motivasi ketua LPD (X2) terhadap budaya organisasi LPD (Y1) serta

kinerja LPD (Y2) di Kabupaten Gianyar dapat dilihat seperti pada Tabel 5.12.

Tabel 5.12.

Koefisien jalur, pengaruh langsung dan tidak langsung dari Kompetensi Ketua LPD (X1) dan Motivasi Ketua LPD (X2) terhadap Budaya Organisasi LPD (Y1)

serta Kinerja LPD (Y2) di Kabupaten Gianyar

No Variabel Koefisien Jalur

Langsung Tidak Langsung Melalui Y1

Pengaruh Total

1. Kompetensi Ketua LPD (X1) terhadap Budaya Organisasi LPD (Y1)

0,268 - -

2. Motivasi Ketua LPD (X2) terhadap Budaya Organisasi LPD (Y1)

0,705 - -

3. Kompetensi Ketua LPD (X1) terhadap Kinerja LPD (Y2) 0,637 0,018 0,655

4. Motivasi Ketua LPD (X2) terhadap Kinerja LPD (Y2) 0,278 0,049 0,327

5. Budaya Organisasi LPD (Y1) terhadap Kinerja LPD (Y2) 0,069 - -

Sumber : Data Primer Diolah (Lampiran 7) Berdasarkan Tabel 5.12, dapat dinyatakan bahwa pengaruh total (pengaruh

langsung + pengaruh tidak langsung) dari variabel kompetensi ketua LPD

70

Page 81: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

terhadap kinerja LPD lebih kuat dibandingkan dengan pengaruh total (pengaruh

langsung + pengaruh tidak langsung) dari variabel motivasi ketua LPD terhadap

kinerja LPD. Pengaruh langsung kompetensi ketua LPD terhadap kinerja LPD

adalah positif dan signifikan demikian juga pengaruh tidak langsung dari

kompetensi ketua LPD terhadap kinerja LPD melalui budaya organisasi LPD

adalah positif. Dengan demikian dapat dikatakan variabel budaya organisasi LPD

sebagai variabel mediasi parsial dari pengaruh kompetensi ketua LPD terhadap

kinerja LPD. Pengaruh langsung motivasi ketua LPD terhadap kinerja LPD adalah

positif dan signifikan demikian juga pengaruh tidak langsung dari motivasi ketua

LPD terhadap kinerja LPD melalui budaya organisasi LPD positif. Dengan

demikian dapat dikatakan variabel budaya organisasi LPD sebagai variabel

mediasi parsial dari pengaruh motivasi ketua LPD terhadap kinerja LPD. Variabel

motivasi ketua LPD memiliki peran yang lebih penting dibandingkan dengan

variabel kompetensi ketua LPD dalam usaha meningkatkan kinerja LPD. Hal ini

dapat dilihat dari koefisien jalur total kompetensi ketua LPD terhadap kinerja LPD

melalui budaya organisasi LPD yakni sebesar 0,655 dan koefisien jalur total

motivasi ketua LPD terhadap kinerja LPD melalui budaya organisasi LPD yakni

sebesar 0,327.

5.6. Pembahasan Hasil Penelitian

5.6.1. Pengaruh kompetensi ketua LPD terhadap kinerja LPD

Kompetensi ketua LPD berpengaruh signifikan dan positif terhadap

kinerja LPD. Ini berarti semakin baik kompetensi ketua LPD maka kinerja LPD

semakin baik. Hasil penelitian ini konsisten dengan beberapa teori yang

menyatakan bahwa ada beberapa variabel yang dapat mempengaruhi kinerja

perusahaan. Salah satu variabel yang berpengaruh adalah kompetensi dalam hal

ini kompetensi ketua LPD. Hal ini konsisten dengan kajian yang dilakukan oleh :

Suharti, Teti (2006) yang menyatakan kompetensi karyawan secara signifikan

mempengaruhi pengembangan karir/kinerja karyawan. Adrian (2011) yang

71

Page 82: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

menyatakan kompetensi karyawan berpengaruh signifikan terhadap kinerja pada

bagian pembelian. Supartha (2012) yang menyebutkan peran manajemen

(kompetensi) berpengaruh signifikan terhadap usaha melestarikan subak (kinerja

subak). Demikian juga Supartha (2013) menyatakan, pengembangan organisasi

LPD mampu meningkatkan kinerja LPD, sedangkan Chen (2004) menyatakan

kompetensi mempunyai hubungan signifikan terhadap kinerja organisasi.

5.6.2. Pengaruh motivasi ketua LPD terhadap kinerja LPD

Motivasi ketua LPD berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

LPD. Ini berarti semakin tinggi/kuat motivasi ketua LPD maka semakin

tinggi/kuat kinerja LPD. Fenomena ini konsisten dengan beberapa teori yang

menyatakan bahwa ada beberapa variabel yang dapat mempengaruhi kinerja

perusahaan, salah satu variabel yang berpengaruh adalah motivasi. Kondisi ini

sejalan dengan kajian yang dilakukan oleh : Moreno at. al. (2010) yang

menyatakan motivasi intriksik berpengaruh signifikan terhadap kinerja

kelompok. Demikian juga Aworemi et . al. (2011) mengataakan bahwa

motivasi karyaawan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Sedangkan Suharti, Teti (2006) menyatakan motivasi karyawan secara signifikan

mempengaruhi pengembangan karir karyawan, Supartha (2008) yang menyatakan

motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja UKM. dan Luc at. al. (2006)

menyebutkan bahwa motivasi (pemberian kompensasi yang layak) berpengaruh

signifikan terhadap kinerja perusahaan.

5.6.3. Pengaruh budaya organisasi LPD terhadap kinerja LPD

Budaya organisasi LPD berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja LPD. Ini berarti semakin tinggi/kuat budaya organisasi LPD maka kinerja

LPD semakin tinggi/kuat. Hasil penelitian ini konsisten dengan beberapa teori

yang menyatakan bahwa ada beberapa variabel yang dapat mempengaruhi kinerja

organisasi, salah satu variabel yang berpengaruh adalah budaya organisasi.

72

Page 83: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

Fenomena ini konsisten dengan kajian yang dilakukan oleh : George Boyne and

Jay Dahya (2002) menyatakan budaya organisasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja organisasi. Curtis C. Verschoor (1999) menyebutkan

perusahaan yang telah melaksanakan etika (budaya organisasi) memiliki kinerja

yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tidak menerapkan etika

sebagai bagian dalam internal kontrol. Sedangkan Denison Daniel R. and Mishra

Aneil K (1995) menyatakan ada hubungan positif dan signifikan antara budaya

organisasi dengan efektivitas organisasi (Kinerja). Demikian juga James L. Perry

and Lyman W. Porter (1982) menyatakan bahwa sikap, kepercayaan,

kepentingan, berpengaruh signifikan terhadap kinerja organisasi. Su Maddock

and Glenn Morgan (1998) menyatakan kolaborasi budaya, manajerial skil, sistem

manajemen, moral karyawan berpengaruh sifnifikan terhadap pelayanan publik

(kinerja). Susan Michie and Michael A. West (2004) mengungkapkan bahwa

budaya organisasi, manajemen SDM, konsekuensi psikologis dan perilaku

karyawan berpengaruh terhadap kinerja organisasi. Sedangkan Ojo Olu (2010)

menyebutkan bahwa budaya organisasi berpengarug signifikan terhadap kinerja

perusahaan. Demikian juga Shakil (2012) menyatakan budaya organisai

berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di Comsats Institute di

Pakistan.

5.6.4. Pengaruh kompetensi ketua LPD terhadap budaya organisasi LPD

Kompetensi ketua LPD berpengaruh positif dan signifikan terhadap

budaya organisasi LPD. Ini berarti semakin baik kompetensi ketua LPD maka

semakin meningkat atau baik budaya organisasi LPD. Hasil penelitian ini

konsisten dengan beberapa teori yang menyatakan bahwa ada beberapa variabel

yang dapat mempengaruhi budaya organisasi perusahaan, salah satu variabel yang

berpengaruh adalah kompetensi. Hal ini konsisten dengan kajian yang dilakukan

73

Page 84: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

oleh : Supartha (2008) yang menyatakan kompetensi berpengaruh signifikan

terhadap budaya organisasi. Kirkman Bradley L. and Shapiro Debra L. (2001)

menyebutkan bahwa terdapat perbedaan yang sangat signifikan atas kepuasan

kerja dan komitmen (kompetensi) dari budaya yang berbeda. Eleni et. al. (2005)

menyatakan terdapat korelasi yang sangat kuat antara budaya organisasi dengan

kepribadian (kompetensi) seorang pemimpin. Sedangkan Chen (2004)

menyatakan kompetensi mempunyai hubungan signifikan terhadap budaya

organisasi dan Wen et. al. (2011) menyebutkan bahwa budaya yang berbeda akan

mempengaruhi kepribadian (kompetensi) seseorang.

5.6.5. Pengaruh motivasi ketua LPD terhadap budaya organisasi LPD

Motivasi ketua LPD berpengaruh signifikan dan positif terhadap budaya

organisasi LPD. Ini berarti semakin tinggi/kuat motivasi ketua LPD maka

semakin tinggi/kuat budaya organisasi LPD. Kondisi ini konsisten dengan

beberapa teori yang menyatakan bahwa ada beberapa variabel yang

mempengaruhi budaya organisasi, salah satu variabel yang berpengaruh adalah

motivasi. Hal ini konsisten dengan kajian yang dilakukan oleh : Dana dkk.

(2012) yang menyebutkan kepuasan kerja dan komitmen berpengaruh positif

terhadap kinerja karyawan koperasi krama Bali. Supartha (2008) menyatakan

bahwa Motivasi berpengaruh signifikan terhadap budaya organisasi. Demikian

juga Suana et. al. (2014) menyatakan ada hubungan antara budaya THK dan

lingkungan bisnis (motivasi). Sedangkan Kim (2012) menyatakan ada hubungan

yang erat antara motivasi/kepribadian dengan budaya organisasi/lingkungan

usaha demikian juga Bahattin and Muge (2010) menyatakan motivasi/kepribadian

memiliki hubungan yang kuat dengan budaya organisasi/lingkungan usaha.

74

Page 85: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

5.6.6. Variabel budaya organisasi LPD memediasi pengaruh kompetensi ketua LPD terhadap Kinerja LPD

Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa kompetensi ketua LPD

berpengaruh terhadap kinerja LPD dengan budaya organisasi LPD sebagai

variabel mediasi. Peran mediasi variabel budaya organisasi LPD dalam pengaruh

kompetensi ketua LPD terhadap kinerja LPD relatif rendah dibandingkan dengan

pengaruh langsung komitmen ketua LPD terhadap kinerja LPD. Dalam hal ini,

kompetensi ketua LPD mempengaruhi budaya organisasi LPD dan budaya

organisasi LPD mempengaruhi kinerja LPD. Hal ini menunjukkan bahwa

budaya organisasi LPD adalah merupakan mediasi parsial dari pengaruh

kompetensi ketua LPD terhadap kinerja LPD.

Pengaruh tersebut mengindikasikan bahwa untuk menjadikan kinerja LPD

yang semakin tinggi/kuat, maka kompetensi ketua LPD harus tinggi/kuat dan

budaya organisasi LPD harus tinggi/kuat sehingga terbentuk kinerja LPD yang

kuat. Pengaruh variabel kompetensi ketua LPD terhadap kinerja LPD yang di

mediasi oleh variabel budaya organisasi LPD lebih rendah dibandingkan dengan

pengaruh langsung dari variabel kompetensi ketua LPD terhadap kinerja LPD.

Hasil penelitian ini konsisten dengan beberapa teori yang dinyatakan oleh; Eleni

et al. (2005) melakukan penelitian dengan menggunakan sampel sebanyak 51

responden di Cyprus. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis korelasi.

Hasil penelitiannya menyatakan terdapat korelasi yang sangat kuat antara budaya

organisasi dengan kepribadian pemimpin (komitmen) dan terdapat korelasi yang

sangat kuat antara budaya organisasi dengan kinerja.

Westerman and Simmons (2007) melakukan penelitian dengan responden

penelitian sebanyak 106 orang yang bekerja sebagai finansial analis, tenaga

penjualan, customer service, pengawas gudang di Amerika Serikat. Penelitian ini

menggunakan Teknik analisis stepwise multiple regression. Hasil penelitiannya

75

Page 86: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

menyatakan bahwa lima jenis kepribadian (kompetensi) berpengaruh dan tidak

signifikan terhadap kinerja dengan budaya organisasi (lingkungan) sebagai

variabel moderasi.

5.6.7. Variabel budaya organisasi LPD memediasi pengaruh variabel motivasi ketua LPD terhadap kinerja LPD

Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa motivasi ketua LPD

berpengaruh terhadap kinerja LPD dengan budaya organisasi LPD sebagai

variabel mediasi. Peran mediasi variabel budaya organisasi LPD dalam pengaruh

motivasi ketua LPD terhadap kinerja LPD relatif lebih rendah/lemah

dibandingkan dengan pengaruh langsung motivasi ketua LPD terhadap kinerja

LPD. Dalam hal ini motivasi ketua LPD mempengaruhi budaya organisasi LPD

dan pada akhirnya budaya organisasi LPD mempengaruhi kinerja LPD. Hal ini

menunjukkan bahwa budaya organisasi LPD adalah merupakan mediasi

parsial dari pengaruh motivasi ketua LPD terhadap kinerja LPD.

Pengaruh tersebut mengindikasikan bahwa untuk memperkuat kinerja

LPD maka harus diperkuat motivasi ketua LPD dan budaya organisasi LPD yang

kuat sehingga terbentuk kinerja LPD yang kuat. Pengaruh tidak langsung variabel

motivasi ketua LPD terhadap kinerja LPD lebih rendah/lemah dibandingkan

dengan pengaruh langsung motivsi ketua LPD terhadap kinerja LPD. Hasil

penelitian ini konsisten dengan beberapa teori yang dinyatakan oleh; Alberto et al.

(2008) melakukan penelitian dengan cara membandingkan penelitian terdahulu

(Kirton, JM. 1976, Kirton, JM. 2003, Gildsmith. 1991, Digman JM. 1990,

McCrae and John 1992, Ajzen 1991) dengan pokok bahasan tentang keberhasilan

inovasi, kinerja perusahaan, motivasi dan lingkungan bisnis/budaya organisasi.

Hasil penelitiannya menyatakan bahwa kepribaian/motivasi berpengaruh

signifikan terhadap budaya organisasi/lingkungan bisnis dan budaya organisasi

berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.

76

Page 87: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

5.7. Implikasi Penelitian

5.7.1. Implikasi teori

Berdasarkan temuan tersebut dapat disampaikan implikasi teoritis. Oleh

karena pengaruh tidak langsung dari variabel kompetensi ketua LPD terhadap

kinerja LPD melalui variabel budaya organisasi lebih rendah/lemah dibandingkan

dengan pengaruh langsung variabel kompetensi ketua LPD terhadap kinerja LPD

maka, secara teori kinerja LPD lebih dominan dibentuk oleh kompetensi.

Demikian juga pengaruh tidak langsung dari variabel motivasi ketua LPD

terhadap kinerja LPD melalui variabel budaya organisasi LPD lebih rendah/lemah

dibandingkan dengan pengaruh langsung variabel motivasi ketua LPD terhadap

kinerja LPD, sehingga secara teori kinerja LPD lebih dominan dibentuk oleh

motivasi ketua LPD.

5.7.2. Implikasi Praktis

Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian, maka implikasi praktis dari

penelitian ini (untuk meningkatkan kinerja LPD), dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Dalam hal kompetensi ketua LPD, maka ketua LPD harus memperbanyak

kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kemampuan/kompetensinya terutama

dalam hal; pendidikan yang berkaitan dengan perbankan atau ekonomi untuk

memajukan dan mengelola LPD.

2. Dalam hal motivasi ketua LPD, maka; motivasi berafiliasi yang perlu

ditingkatkan seperti; prosedur kerja secara konsekuen, menggunakan waktu

untuk kepemtingan LPD dan motivasi berkuasa yang perlu ditingkatkan

adalah; mengedepankan langkah-langkah persuasif sebelum melakukan

tindakan tegas.

3. Dalam hal budaya organisasi LPD, maka perlu ditingkaykan hal-hal seperti;

selalu komit untuk melayani nasabah dengan baik, memisahkan keuangan

LPD dengan keuangan pribadi.

77

Page 88: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

4. Dalam hal kinerja LPD, maka ketua LPD harus menjaga eksistensi usaha

tetap baik dan mempergunakan sebagian besar keuntungan untuk

diinvestasikan untuk kemajuan LPD.

5.8. Kontribusi Penelitian

Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian, maka kontribusi dari

penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Penelitian ini memberikan kontribusi dalam upaya pengembangan dan

pemberdayaan ketua LPD, terutama berkaitan dengan peningkatan kompetensi

dan motivasi serta perbaikan budaya organisasi pada LPD.

2) Dalam penelitian ini dinyatakan juga bahwa pengaruh langsung kompetensi

ketua LPD dan motivasi ketua LPD terhadap kinerja LPD dimediasi oleh

budaya organisasi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa pengaruh langsung

kompetensi ketua LPD dan motivasi ketua LPD terhadap kinerja LPD belum

maksimal, sehingga budaya organisasi LPD yang kuat sangat diperlukan

dalam membangun kinerja LPD.

5.9. Keterbatasan Penelitian

Jumlah sampel yang diambil dari populasi relative kecil yakni sebanyak 73

responden dari jumlah populasi sebanyak 270, sehingga hal tersebut

mengakibatkan ada tendensi kinerja LPD dari responden yang diamati masuk

dalam kategori cukup.

Oleh karena penelitian ini mempergunakan alat analisis jalur, maka tidak

dapat diuji signifikansi dari pengaruh tidak langsung kompetensi ketua LPD

terhadap kinerja LPD melalui budaya organisasi LPD, dan pengaruh tidak

langsung dari motivasi ketua LPD terhadap kinerja LPD melalui budaya

organisasi LPD.

78

Page 89: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil

beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1) Kompetensi ketua LPD berpengaruh secara nyata terhadap kinerja LPD di

Kabupaten Gianyar. Dalam penelitian ini ditemukan pengaruh signifikan dan

positip dari kompetensi ketua LPD terhadap kinerja LPD. Ini berarti bahwa

semakin tinggi kompetensi ketua LPD maka akan semakin tinggi kinerja LPD.

Sebaliknya semakin rendah (lemah) kompetensi ketua LPD maka semakin

rendah (lemah) pula kinerja LPD.

2) Motivasi ketua LPD berpengaruh secara nyata terhadap kinerja LPD di

Kabupaten Gianyar. Dalam penelitian ini ditemukan pengaruh signifikan dan

positip dari motivasi ketua LPD terhadap kinerja LPD. Ini berarti bahwa

semakin kuat motivasi ketua LPD maka akan semakin kuat kinerja LPD.

Sebaliknya semakin rendah (lemah) motivasi ketua LPD maka semakin

rendah (lemah) kinerja LPD.

3) Budaya organisasi LPD berpengaruh secara nyata terhadap kinerja LPD di

Kabupaten Gianyar. Dalam penelitian ini ditemukan pengaruh signifikan dan

positip dari budaya organisasi LPD terhadap kinerja LPD. Ini berarti bahwa

semakin kuat budaya organisasi LPD maka semakin kuat pula kinerja LPD.

Sebaliknya semakin rendah (lemah) budaya organisasi LPD maka semakin

rendah (lemah) pula kinerja LPD.

4) Kompetensi ketua LPD berpengaruh secara nyata terhadap budaya organisasi

LPD di Kabupaten Gianyar. Dalam penelitian ini ditemukan pengaruh

signifikan dan positip dari kompetensi ketua LPD terhadap budaya organisasi

LPD. Ini berarti bahwa semakin kuat kompetensi ketua LPD maka semakin

kuat pula budaya organisasi LPD. Sebaliknya semakin rendah (lemah)

kompetensi ketua LPD maka semakin rendah (lemah) budaya organisasi LPD.

79

Page 90: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

5) Motivasi ketua LPD berpengaruh secara nyata terhadap budaya organisasi

LPD di Kabupaten Gianyar. Dalam penelitian ini ditemukan pengaruh

signifikan dan positip dari motivasi ketua LPD terhadap budaya organisasi

LPD. Ini berarti bahwa semakin kuat motivasi ketua LPD maka semakin kuat

pula budaya organisasi LPD. Sebaliknya semakin rendah (lemah) motivasi

ketua LPD maka semakin rendah (lemah) budaya organisasi LPD.

6) Budaya organisasi LPD memediasi parsial pengaruh kompetensi ketua LPD

terhadap kinerja LPD di Kabupaten Gianyar. Dalam penelitian ini ditemukan

pengaruh positip dari kompetensi ketua LPD terhadap kinerja LPD melalui

budaya organisasi LPD. Ini berarti bahwa semakin kuat kompetensi ketua

LPD maka semakin kuat pula budaya organisasi dan kinerja LPD. Sebaliknya

semakin rendah (lemah) kompetensi ketua LPD maka semakin rendah (lemah)

budaya organisasi dan kinerja LPD.

7) Budaya organisasi LPD memediasi parsial pengaruh motivasi ketua LPD

terhadap kinerja LPD di Kabupaten Gianyar. Dalam penelitian ini ditemukan

pengaruh positip dari motivasi ketua LPD terhadap kinerja LPD melalui

budaya organisasi LPD. Ini berarti bahwa semakin kuat motivasi ketua LPD

maka semakin kuat pula budaya organisasi dan kinerja LPD. Sebaliknya

semakin rendah (lemah) dukungan motivasi ketua LPD maka semakin rendah

(lemah) budaya organisasi dan kinerja LPD.

6.2. Saran

Berdasarkan simpulan penelitian tersebut maka dapat disarankan hal-hal

sebagai berikut.

1) Kinerja LPD di Kabupaten Gianyar

Beberapa item dari variabel kinerja LPD yang perlu dipertahankan adalah ;

efisiensi dalam pengelolaan, peningkatan jumlah nasabah dan meningkatkan

keuntungan LPD.

80

Page 91: PERAN MEDIASI BUDAYA ORGANISASI, PADA PENGARUH … · Pengaruh motivasi terhadap buudaya ... budaya organisasi agar dapat memberikan pelayanan ... organisasi publik juga dipengaruhi

2) Budaya organisasi LPD di Kabupaten Gianyar

Beberapa item dari variabel budaya organisasi LPD yang perlu dipertahankan

adalah ; menjalankan bisnis dengan etika, loyal terhadap kegiatan di LPD dan

memberikan penghidupan yang layak kepada karyawan.

3) Kompetensi ketua LPD di Kabupaten Gianyar.

Beberapa item dari variabel kompetensi ketua LPD yang perlu dipertahankan

dalam implementasi adalah ; menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk

pengembangan LPD dan jujur dalam mengelola LPD.

4) Motivasi ketua LPD di Kabupaten Gianyar.

Beberapa item dari variabel motivasi ketua LPD yang perlu dipertahankan

adalah ; focus terhadap hasil kerja yang optimal, menyelesaikan masalah

dengan identifikasi masalah dan mengapresiasi kebutuhan bawahan.

81