fenomena budaya bersih pada masyarakat jepang ni …

71
FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NIHON SHAKAI NI OKERU SEIKETSU NO BUNKA GENSHOU SKRIPSI Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian skripsi dalam bidang ilmu Sastra Jepang OLEH: FANNI ARMIA 140708041 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2018 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Upload: others

Post on 04-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG

NIHON SHAKAI NI OKERU SEIKETSU NO BUNKA GENSHOU

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat ujian skripsi

dalam bidang ilmu Sastra Jepang

OLEH:

FANNI ARMIA

140708041

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG

NIHON SHAKAI NI OKERU SEIKETSU NO BUNKA GENSHOU

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan kepada panitia ujian Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Medan untuk melengkapi salah satu syarat

ujian Sarjana dalam Bidang Ilmu Sastra Jepang

OLEH :

FANNI ARMIA

140708041

Pembimbing

Prof. Hamzon Situmorang, MS., Ph.D

NIP. 19580704 1984 12 1 001

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 3: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

Disetujui Oleh :

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Medan

Medan, 4 Juli 2018

Departemen Sastra Jepang

Ketua,

Prof. Hamzon Situmorang, MS., Ph.D

NIP. 19580704 1984 12 1 001

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 4: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

i

KATA PENGANTAR

Syukur tak terhingga kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG”

ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna karena

kemampuan penulis yang masih terbatas. Tetapi, berkat bantuan beberapa pihak,

maka penulis berhasil menyelesaikan skripsi ini.

Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah memberi dukungan terutama kepada:

1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S. selaku dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Hamzon Situmorang, M.S. Ph.D, selaku ketua program studi

Sastra Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara sekaligus

Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membimbing penulis hingga dapat

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

3. Bapak Alimansyar, SS., M.A., Ph.d yang telah mempermudah skripsi saya

dengan buku yang bapak terbitkan.

4. Seluruh dosen dan para staf yang telah banyak memberikan ilmu serta

bantuan yang bermanfaat selama penulis mengikuti kegiatan akademik di

Program Studi Sastra Jepang ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 5: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

ii

5. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian

skripsi ini. Terima kasih kepada Ayahanda Benni dan Ibunda Rasmi, yang

telah memberikan kepercayaan dan dukungan, baik dalam bentuk

pengorbanan, nasehat, maupun kasih sayang tiada batas dan doa tulusnya

demi keberhasilan penulis. Kepada abang Arbi, terima kasih juga karena

selalu memberi dukungan nya.

6. Keluarga Besar Tahu Bulat yang tak bisa saya sebutkan satu persatu

namanya yang selalu mendoakan, mendukung dan memberi semangat

kepada penulis agar mempercepat pengerjaan skripsi ini.

7. Para sahabat saya Rifa, Mutia, Sartika, Hanif, dan Marasakti yang selalu

mendukung dan mendoakan saya dalam pengerjaan skripsi ini.

8. Para sahabat terdekat tempat berbagi cerita serta pengalaman selama di

Sastra Jepang, terutama “KOKORO NO TOMO” yang terdiri atas Cece

Lia, Sasa Ura, dan Ucik Ciwa.

9. Para sahabat saya ketika sempro Tantry dan Risna yang senantiasa saling

membantu dan support dalam pengerjaan dan pengurusan skripsi ini.

10. Teman-teman sesama mahasiswa Program Studi Sastra Jepang stambuk

2014 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namanya.

Segala upaya telah dilakukan oleh penulis untuk menyempurnakan

penulisan ini. Namun, tidak mustahil dalam penulisan skripsi ini masih terdapat

kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharap saran dan

komentar yang dapat dijadikan penyempurnaan skripsi ini. Penulis juga berharap

semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Pada akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 6: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

iii

Medan, Juli 2018

Penulis

Fanni Armia

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 7: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

iv

DAFTAR ISI

KATA

PENGANTAR........................................................................................................ i

DAFTAR ISI......................................................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah.......................................................................................... 6

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan............................................................................. 9

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori.............................................................. 9

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian....................................................................... 12

1.6 Metode

Penelitian......................................................................................................... 13

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BUDAYA BERSIH....................... 15

2.1 Budaya

Bersih.............................................................................................................. 15

2.2 Budaya Bersih dalam Shinto........................................................................... 18

2.3 Budaya Bersih di Jepang................................................................................. 25

BAB III FENOMENA BUDAYA BERSIH DI JEPANG................................ 30

3.1 Ruang Publik pada Masyarakat Jepang..................................................... 30

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 8: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

v

3.1.1 Peran Pemerintah terhadap Kebersihan.................................................... 30

3.1.2 Sosialisasi tentang Kebersihan pada Anak Sekolah.................................. 34

3.2 Ruang Private pada Masyarakat Jepang.................................................... 42

3.2.1 Kesadaran Tanggung Jawab Masyarakat terhadap Budaya Bersih........... 42

3.2.2 Pengajaran Budaya Bersih pada Anak di Lingkungan Keluarga.............. 45

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 48

4.1 Kesimpulan..................................................................................................... 48

4.2 Saran................................................................................................................ 49

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ABSTRAK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 9: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebudayaan menurut defenisi Koentjaraningrat adalah keseluruhan sistem,

gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dengan cara belajar. Jadi, kebudayaan

dapat didefenisikan adalah segala daya upaya manusia untuk memenuhi

kebutuhan hidup, baik kebutuhan rohani maupun kebutuhan jasmani. Setiap

budaya memiliki nilai-nilai moral sedangkan norma agama berasal dari Tuhan.

Kebudayaan Jepang yang sejak dulu kita kenal memiliki banyak

keanekaragaman. Salah satunya sangat kental dengan budaya bersih. Hampir

dimana pun kita berada, baik di rumah, kantor, jalan raya, ataupun tempat yang

lainnya, kita selalu menghasilkan sampah. Jika anda sedang berjalan kaki di

sebuah kota di Jepang, anda pasti akan menyadari bahwa hampir tidak ada

sampah sama sekali di pinggir jalan. Maka dari itu, pendidikan sejak dini anak-

anak di Jepang telah diajarkan untuk selalu menjunjung tinggi nilai kebersihan itu

sendiri. Di SD Jepang, anak-anak diwajibkan untuk membersihkan ruang kelas

dan lorong sekolah setiap hari sebelum pulang. Mereka bekerja sebagai tim untuk

menggeser semua meja dan kursi, dan menyapu lantai, lalu menggosok lantai

dengan kain lap setiap hari. Di Jepang, bukan tugas tukang bersih-bersih untuk

membersihkan ruangan kelas.

Kebersihan menjadi faktor yang penting untuk membentuk kepribadian

seseorang. Dan setiap orang mempunyai hak dan kewajiban atas lingkungan yang

bersih dan sehat. Kebersihan memang indah dan memanjakan mata, juga sebagian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 10: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

2

dari iman. Seperti yang kita ketahui bahwa kehidupan di Jepang yang aman dan

bersih membuat masyarakatnya damai dan tentram. Tetapi, meskipun di Jepang

merupakan negara yang bersih, sangat jarang menemukan tong sampah di jalan.

Tidak jarang turis asing berkeliling di sekitar jalan hanya untuk mencari tong

sampah. Karna minimnya tong sampah yang tersedia mengakibatkan banyak

orang yang mengantongi sampah dan akan membuangnya ketika menemukan

tong sampah. Ini menunjukkan bahwa kita sebagai masyarakat harus disiplin dan

peduli terhadap kebersihan lingkungan itu sendiri.

Pandangan public dan privat 公私観念 (Koushikannen) dalam jurnal

(https://lamunanmalam.wordpress.com/2008/01/14/antara-ruang-privat-dan-

ruang-publik) dalam kehidupan social, kita dituntut untuk berkomunikasi dan

bersosialisasi dengan public. Karena kita tidak hanya hidup di lingkungan rumah

saja, tetapi di dunia luar. Dunia luar disebut juga "Public Space" atau ruang

public. Ruang public adalah ruang bersama dimana didalamnya terdapat acuan

nilai bersama yang disepakati oleh masyarakat. Proses penentuan apa yang

menjadi share value atau ruang bersama melalui sebuah proses yang dinamis

dimana shared value tidak stagnan, tetapi mengalami bargaining sepanjang waktu

dimana masyarakat tersebut hidup. Pada ruang public ini ketika batasan

berdasarkan berdasarkan shared value telah ditetapkan ketika itulah muncul

aturan-aturan yang secara jelas mengikat masyarakat tesebut. Yang tentu saja

aturan tersebut bekerja di areanya tanpa dapat masuk ke ruang privat. Meskipun

demikian tidak lantas ruang privat seseorang lebih kuat posisinya dizbanding

ruang publik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 11: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

3

Menurut Syulhadi dalam jurnal di laman ini

(https:/syulhadi.wordpress.com/my-document umum/komunikasi-

antarbudaya/ruang-publikpublic space) menjelaskan bahwa Tipologi Umum

Ruang Publik ada tiga yaitu:

1. Erternal Public Space yaitu bagian lahan yang berada di antara

kepemilikan privat, seperti alun-alun, jalan, taman, parkir, dll.

2. Internal Public Space yaitu ruang pada fasilitas fasilitas umum di mana

warga bebas mengakses (perpustakaan umum, museum, terminal, stasiun,

pelabuhan, bandara umum, dll).

3. External and Internal "Quasi" Public Space yaitu ruang publik dengan

kepemilikan "privat". Fasilitas-fasilitas komorsial, kampus, dll. Di sini,

pengelola ruang bebas melakukan pengendalian akses dan perilaku.

Dalam jurnal (http:/leprints unsri acid 5356/3/BAB 2.pdf) ada beberapa fungsi

ruang public yaitu:

1. Untuk memberi rasa nyaman bagi individu.

2. Untuk relaksasi yaitu harus menjadi tempat bagi individu untuk dapat

beristirahat.

3. Untuk tempat dimana individu dapat menjumpai berbagai pengalaman

baru.

Dalam ruang privat dapat dilihat dari penerapan yang dilakukan pemerintah

untuk mewujudkan budaya bersih itu sendiri, dengan cara:

1. Membuat peraturan tentang cara pengolahan sampah.

2. Membuat peraturan tentang budaya bersih.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 12: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

4

Diceritakan bahwa kegiatan bersih-bersih mulai ada sejak jaman Asuka (abad

ke-7), yaitu setelah berlangsung Revormasi Taka. Pada masa itu, Buddha masuk

ke Jepang melalui China, dan kegiatan bersih-bersih mulai dilaksanakan di

kalangan bangsawan. Ketika memasuki periode Nara, budaya bersih-bersih erat

kaitannya dengan kegiatan agama. Dalam salah satu buku lagu tertua di Jepang,

“Manyoushu”, tertulis perkataan “shouji” dalam sebuah lagu/doa yang dibacakan

atau didendangkan pada saat kekasih pergi supaya dia kembali dengan selamat.

Kalimatnya adalah “osouji wo shinai” (tidak melakukan bersih-bersih) sampai

“douzo go buji de” (semoga kembali dengan selamat), yang dihaturkan kepada

Houkigami atau Tuhan Sapu (orang Jepang menganggap bahwa di semua benda

ada Tuhan yang tinggal di dalamnya).

Pada era Heian (akhir abad 8 sampai 12), budaya bersih mulai meluas ke

masyarakat awam. Namun, karena rumah orang awam sebagian besar adalah

berlantai tanah, maka bersih-bersih dipusatkan di dapur, dekat tungku masak.

Dalam sebuah lukisan dari periode Heian, digambarkan penggunaan alat-alat

kebersihan dalam festival untuk mengusir atau menghalau hantupengganggu atau

hantu orang yang sudah mati. Maksudnya, kebersihan di sini juga bermakna

kebersihan dari gangguan kejahatan makhluk ghaib.

Sikap warga Jepang dalam menghargai kebersihan ini sebagaimana telah

diajarkan dalam ajaran Shinto, kepercayaan asli masyarakat Jepang. Ajaran Shinto

beranggapan bahwa kebersihan adalah cara untuk mendekatkan diri kepada

Tuhan, sehingga mereka yang menganut kepercayaan Shinto berlomba-lomba

menjaga kebersihan dan menjadikan hal itu sebagai budaya untuk mendekatkan

diri pada Tuhan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 13: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

5

Lalu memasuki masa Edo, yang sangat terkenal di dunia dengan keunikan

kotanya. Kota-kota pada masa Edo terkenal dengan kekhasan budaya yang

mereka kembangkan secara mandiri, misalnya sistem pengolahan sampah dan

daur ulang. Kalau kita baca sejarah, pada masa itu Jepang yang wilayahnya sangat

kecil dibandingkan dengan negara-negara lain, harus menghemat dan

menggunakan sebaik mungkin sumber daya alam dan material yang ada. Jadi,

material dalam bentuk apapun harus di daur ulang, dan peralatan yang rusak harus

diperbaiki dan dipakai kembali. Situasi seperti ini sangat lazim ditemui pada masa

itu. Bahkan dikatakan bahwa pada masa itu kasta syokuoakindo (pedagang)

memiliki usaha inti memperbaiki barang. Mereka juga punya usaha sampingan

yaitu jual beli barang baru hingga jual beli tukar tambah. Sementara itu, selain

para tukang reparasi yang handal, muncul pula usaha lain, yaitu pengepul barang

bekas yang sangat beragam, termasuk kertas, pakaian bekas, lemak (minyak), abu,

dan juga rambut. Dengan sistem seperti itu, serta prinsip memanfaatkan barang-

barang bekas pada masa Edo, maka benar adanya jika orang-orang Edo dijuluki

sebagai orang yang sangat peduli lingkungan dan ekologinya.

(http://murniramli.wordpress.com/2016/03/07/sejarah-budaya-kebersihan-di-

jepang/)

Dalam Shinto, kesucian adalah hal yang sangat penting dan utama. Pengikut

Shinto diharuskan untuk senantiasa menjaga kesucian karena pada dasarnya,

Shinto memandang bahwa hidup manusia itu adalah suci. Namun, dalam

perjalanan hidupnya, kadang ada kalanya manusia bisa tercemar oleh kekotoran.

Apabila manusia telah tercemar oleh kekotoran, maka ia diharuskan untuk

melakukan upacara penyucian diri. Upacara penyucian diri dalam Shinto disebut

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 14: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

6

harai. Upacara keagamaan juga termasuk bagian dari religi. Penelitian ini

membahas tentang upacara penyucian diri dalam Shinto (harai) dilihat dari

konsep religi yang diajukan oleh Koentjaraningrat.

Banyak orang asing yang memberikan penilaian bahwa orang Jepang jujur,

bersih, teratur, tekun dan kooperatif. Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa

karakteristik bangsa ini didasarkan pada kesadaran dan hubungan interpersonal

yang dibentuk oleh Shinto.Terutama, kejujuran, kesucian, dan ketulusan dianggap

sebagai nilai moral dasar dalam Shinto. Karena budaya malu itu orang akan

bertindak sesuai dengan standar diri sendiri tentang baik atau tidaknya aksi

tersebut. Jadi, baik di permukaan akan melakukan hal baik itu bukan karena

memang baik tetapi hanya karena dia akan “malu” jika tidak melakukan hal

tersebut. Anda tidak akan menemukan slogan seperti “Buang Sampah Pada

Tempatnya” di Jepang, karena setiap orang Jepang telah sadar akan budaya bersih

yang penting untuk dijaga bagi kelangsungan hidupnya sendiri. Itu sebabnya

penulis ingin membahas tentang “Fenomena Budaya Bersih Pada Masyarakat

Jepang"

1.2 Perumusan Masalah

Kebudayaan adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya debu,

sampah, bau,virus, bakteri, serta bahan kimia berbahaya. Kebersihan lingkungan

adalah kebersihan di rumah (tempat tinggal), sekolah, tempat bekerja, dan tempat

umum (Wikipedia Indonesia). Dalam sikap beragama masyarakat Jepang, mereka

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 15: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

7

disebut sebagai masyarakat potheis, juga mengikuti berbagai agama dalam

kehidupan sehari-hari. Ketika mereka di dalam rumah mereka menyembah dewa

leluhur rumah tersebut berupa kamidana (rak dewa Shinto) atau butsudana (rak

dewa budha).

Shinto adalah kepercayaan asli dari Jepang yang lahir sejak zaman prasejarah

dan juga merupakan tradisi indigenous yang diterapkan turun temurun. Doktrin

dasar dalam agama Shinto adalah kesucian.

Kesucian sangat ditekankan dalam segala aspek kehidupan. Shinto

meyakinkan pengikutnya agar selalu menjaga kebersihan dan kesucian baik itu

kesucian secara fisik ataupun batin. Apabila seseorang telah terkena kegare

(kekotoran), maka ia diharuskan untuk menjalani ritual penyucian diri. Di dalam

agama shinto, ritual untuk membersihkan atau menyucikan diri adalah harai.

Harai berfungsi untuk menyucikan diri dari kekotoran.

Ajeng Endah Andriana berpendapat bahwa selain faktor ajaran agama Shinto,

kebersihan di Jepang tidak melulu disebabkan oleh kesigapan para petugas

kebersihan dalam membersihkan tempat-tempat umum maupun lingkungan

sekitar, tetapi juga didukung oleh masyarakat Jepang yang di didik sejak kecil

untuk berbudaya bersih dan memikirkan kenyamanan orang lain. Orang tua di

Jepang mendidik anak mereka sejak kecil untuk selalu menjaga kebersihan

dimanapun mereka berada, seperti membuang sampah pada tempatnya,

mengelompokkan sampah sesuai jenisnya, mengelap “dudukan” wc dengan tisu

sesudah memakainya, dsb. Hal ini lambat laun menjadi kepribadian yang

mengakar kuat dan cermin masyarakat Jepang di mata dunia sebagai negara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 16: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

8

dengan tingkat kebersihan paling baik.

(http://www.denpasar.id.embjapan.go.jp/indonesia/konnichiwa%2014/konnichiwa

14_041.html).

Kekompakan masyarakat Jepang menjaga kebersihan patut diacungi jempol,

sebab budaya kebersihan dalam masyarakat Jepang sudah mendarah daging

sehingga sulit dihilangkan. Jepang berhasil membuat peran petugas kebersihan

dan masyarakat dalam menjaga kebersihan seimbang, sehingga tidak ada konflik

yang ditemukan berkaitan dengan tanggung jawab kebersihan lingkungan itu

sendiri karena masing-masing individu telah menyadari betapa pentingnya

kebersihan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Karena masyarakat Jepang sangat menjunjung tinggi kebersihan, oleh karena

itu pemerintah Jepang tidak perlu memberikan peringatan tentang kebersihan di

jalanan seperti yang ada di Indonesia. Jadi, jangan heran jika saat pergi ke Jepang

anda tidak menemukan slogan atau himbauan untuk membuang sampah, karena

setiap orang Jepang sadar akan budaya bersih untuk kepentingan dan kenyamanan

mereka dalam hidup.

Adanya budaya malu menyebabkan masyarakat Jepang memiliki pemikiran

untuk tidak melakukan hal-hal yang merugikan diri sendiri, terutama dalam hal

budaya bersih itu sendiri dalam bentuk pertanyaan permasalahan nya adalah:

1. Bagaimana penerapan budaya bersih di ruang publik masyarakat Jepang?

2. Bagaimana penerapan budaya bersih di ruang privat masyarakat Jepang?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 17: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

9

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan

Terkait adanya budaya bersih bagi Masyarakat Jepang merupakan hal

menarik, karena negara Jepang salah satu negara yang menjunjung tinggi nilai

kebersihan dan sejak kecil sudah ditanamkan di dalam diri anak-anak untuk selalu

menjaga kebersihan baik di rumah, di sekolah, maupun di tempat umum. Dengan

demikian, ruang lingkup pembahasannya terhadap pada penerapan pandangan

publik dan penerapan pandangan privat di Jepang itu sendiri. Karena antara

pandangan publik dan pandangan privat itu adalah salah satu hal yang berkaitan

satu sama lain. Dalam menguraikan pembahasan tersebut, penulis akan

menggunakan konsep Shinto sebagai acuan dasar untuk budaya bersih itu sendiri.

1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori

1. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari studi pustaka, penulis

menemukan salah satu hasil peneliti yang terkait dengan penelitian yang

terkait dengan penelitian ini dan juga menjadi inspirasi serta pedoman

untuk melakukan penelitian ini. Salah satu hasil penelitian tersebut

dipaparkan sebagai berikut.

Dalam meneliti pembahasan ini penulis menggunakan buku

sebagai acuan. Buku-buku tersebut adalah SHINTO (Agama Asli Orang

Jepang, 2017) buku ini penulis gunakan untuk menjelaskan tentang sejarah

Shinto itu sendiri. Kemudian buku lain yang dijadikan acuan adalah buku

yang berjudul Minzoku Gaku (Ethnologi Jepang) dan diterbitkan oleh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 18: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

10

Hamzon Situmorang dan Rospita Uli pada tahun 2013 serta beberapa buku

lainnya. Selain mengumpulkan dan memanfaatkan buku-buku, penulis

juga berusaha mencari data-data dari situs internet.

Juga dalam meneliti pembahasan ini, penulis menggunakan istilah

fenomenologi yang berasal dari bahasa Yunani: Phainestai yang artinya

“menunjukkan” dan “menampakkan diri sendiri”. Sebagai aliran

epistemologi. Fenomena diperkenalkan oleh Edmund Husserl (1859-

1938), meski sebenarnya istilah ini telah digunakan oleh beberapa filsuf

sebelumnya. Dalam Bahasa Indonesia biasa dipakai istilah gejala. Secara

istilah, fenomenologi adalah ilmu pengetahuan (logos) tentang apa yang

tampak. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa fenomenologi

adalah suatu aliran yang membicarakan fenomena atau segala sesuatu yang

tampak atau yang menampakkan diri. Fenomenologi adalah suatu metode

pemikiran “a way of looking at things”.

Dari keterangan di atas dapat dipahami bahwa penelitian

fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkapkan makna konsep

atau fenomena pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada

beberapa individu. Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami,

sehingga tidak ada batasan dalam memaknai atau memahami fenomena

yang dikaji. Menurut Creswell (1998), oendekatan fenomenologi menunda

semua penilaian tentang sikap yang alami sampai menemukan dasar

tertentu. Penundaan ini biasa disebut epoch (jangka waktu). Konsep epoch

adalah membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi sendiri.

Konsep epoch menjadi pusat di mana peneliti menyusun dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 19: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

11

mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk mengerti tentang

apa yang dikatakan responden.

2. Kerangka Teori

Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti perlu menyusun

suatu kerangka teori. Kerangka teori disusun sebagai landasan berfikir

yang menujukkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang akan

diteliti (Nawawi, 2001 :40). Menurut Koentjaraningrat (1990: 1) kerangka

teori berfungsi sebagai pendorong proses berfikir deduktif yang bergerak

dari bentuk abstrak kedalam bentuk yang nyata.

Untuk membuktikan bahwa adanya budaya bersih dalam

Masyarakat Jepang, maka penulis akan menggunakan pendekatan yang

berhubungan dengan religi dan sejarah. Pendekatan religi menurut

Koentjaraningrat yaitu sistem kepercayaan yang mengandung keyakinan

dan bertujuan mencari hubungan antara manusia dengan Tuhan, dewa-

dewa atau makhluk halus yang ada di kehidupan dimasa dewasa ini.

Maka konsep Shinto sebagai acuan dalam menulis proposal skripsi

ini. Konsep Shinto bukan sekadar keyakinan beragama, tetapi gabungan

dari sikap, pola pikir, dan metode melakukan sesuatu yang sudah ada sejak

2000 tahun lalu dan sudah menjadi bagian dari cara hidup orang Jepang.

Oleh karena itu, Shinto adalah kepercayaan pribadi terhadap Kami, dan

cara hidup bermasyarakat yang sesuai dengan kehendak Kami. Hal

tersebut muncul dalam perjalanan berabad-abad karena berbagai pengaruh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 20: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

12

etnis dan budaya, baik dari dalam maupun dari luar, menyatu, dan negara

mencapai satu kesatuan di bawah keluarga kekaisaran.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan budaya bersih di

ruang publik Jepang.

2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan budaya bersih di

ruang privat Jepang.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Untuk menambah ilmu dan pengetahuan mengenai budaya

bersih pada konsep Shinto dalam masyarakat Jepang dan

bagaimana penerapan budaya bersih di ruang publik dan ruang

privat Jepang.

2. Dapat dijadikan sebagai bahan referensi apabila ada penulis

lain yang ingin menulis masalah yang berhubungan dengan

penelitian ini.

3. Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi penulis sendiri

maupun bagi masyarakat luas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 21: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

13

1.6 Metode Penelitian

Metode adalah alat untuk mencapai tujuan dari suatu kegiatan.

Dalam melakukan penelitian, sangat diperlukan metode-metode untuk

menunjang keberhasilan tulisan yang akan disampaikan penulis kepada

para pembaca. Untuk itu, dalam melakukan penelitian ini, penulis yang

bersifat deskriptif yaitu Menurut Koentjaraningrat penelitian yang bersifat

deskriptif yaitu memberikan gambaran yang secermat mungkin mengenai

suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu. Oleh karena itu,

data-data yang diperoleh dikumpulkan, disusun, diklasifikasikan, sekaligus

dikaji dan kemudian diinterpretasikan dengan tetap mengacu pada sumber

data dan informasi yang ada.

Disamping itu, penulis juga menggunakan metode studi

kepustakaan. Studi kepustakaan merupakan studi aktifitas yang sangat

penting dalam penelitian yang dilakukan beberapa aspek perlu dicari dan

diteliti meliputi : masalah, teori, konsep, dan penarikan kesimpulan.

Dengan kata lain studi kepustakaan adalah penelitian ini. Data yang

peroleh dari referensi tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan

kesimpulan.

Teknik penelitian yang digunakan adalah meneliti data berupa

buku-buku yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas. Jadi

teknik pengumpulan data yang digunakan adalah library research. Selain

itu penulis juga memanfaatkan koleksi pribadi, dan berbagai informasi dari

situs-situs internet hasil penelitian baik yang ilmiah seperti skripsi, thesis,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 22: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

14

ataupun referensi yang berkaitan dengan tema penulisan ini untuk

melengkapi data-data dalam penelitian ini.

Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan

menggunakan konsep religi dari Koentjaraningrat. Koentjaraningrat telah

menggolongkan teori-teori tentang azas religi ke dalam tiga golongan,

yaitu (1) Teori-teori yang dalam pendekatannya berorientasi pada

keyakinan dalam religi; (2) Teori-teori yang dalam pendekatannya

berorientasi pada sikap manusia terhadap alam gaib atau hal yang gaib; (3)

Teori-teori yang dalam pendekatannya berorientasi pada upacara religi.

Selain itu, penulis juga akan mewawancari beberapa orang Jepang

yang ada di Jepang dan juga yang telah menetap lama di Medan, serta

masyarakat yang sudah pernah tinggal bertahun-tahun di Jepang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 23: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

15

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG BUDAYA BERSIH PADA

MASYARAKAT JEPANG

2.1 BUDAYA BERSIH

Jika berbicara mengenai kebersihan, negara kita Indonesia sepertinya

masih jauh tertinggal oleh Negara lain. Hal itu dapat kita lihat dari contoh terkecil

semisal masih rendahnya tingkat kesadaran masyarakat untuk tidak membuang

sampah di sembarang tempat, terutama pada tempat umum. Tidak jarang kita

masih sering menjumpai orang yang membuang sampah sembarangan baik di

jalanan, kali, selokan dan lainnya.

Bahkan tidak jarang dapat kita jumpai sampah yang berserakan dilapangan

dan jalanan setelah acara-acara tertentu seperti pasca berlangsungnya konser

musik, kegiatan keagamaan, budaya dan semisalnya. Walaupun sudah tersedianya

tempat sampah, akan tetapi mungkin karena faktor kebiasaan dan belum

terbangunnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan, memicu

kebiasaan buruk itu masih sering terjadi disekitar kita.

Tidak perlu menghakimi orang lain, tentu anda dan saya juga mungkin

pernah melakukannya. Semua itu membuktikan bahwa belum terciptanya

kesadaran masyarakat Indonesia dalam menjaga kebersihan.

Menurut Rival Pradana, terekam dengan jelas suasana kota-kota Jepang

yang teratur,bersih, dan masyarakatnya sangat santun, jujur, disiplin, dan pekerja

keras. Ada salah satu budaya Jepang yang sederhana namun manfaatnya sangat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 24: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

16

luar biasa dalam kehidupan ini, yakni budaya bersih. Bangsa Jepang, kapanpun

dan dimanapun selalu menerapkan budaya bersih ini, di jalan, di toko, kantor,

rumah, di sekolah, dll.

Hidup bersih akan berdampak pada jiwa kita, contohnya jika dirumah kita

bersih maka hati kita akan senang dan terasa betah dirumah, demikian juga jika

suasana di kelas, lingkungan sekolah bersih maka suasana belajar akan terasa

lebih nyaman dan enak sehingga hasil belajar akan lebih maksimal. Orang bijak

mengatakan bahwa, dirimu adalah apa yang kamu lakukan setiap hari, sesuatu

yang dilakukan berulang akan menjadi kebiasaan, dan kebiasaan yang diulang

akan menjadi budaya. Budaya bersih tentunya harus mendapat respon dan

dukungan positif dari masyarakat dimanapun berada.

(https://rifalpradana.wordpress.com/2008/02/21/budaya-bersih/)

Menurut laman (http://flox-strawberry.blogspot.co.id/2016/04/makalah-

ilmu-budaya-dasar-budaya-bersih.html) budaya bersih adalah dimana kita

mempunyai kebebasan untuk bisa menjaga lingkungan kita menjadi bersih nan

asri. Jadi berbagai macam penyakit juga mempengaruhi terhadap lingkungan yang

kotor. Dalam budaya bersih ada beberapa manfaat yang dapat dipetik, salah

satunya yaitu:

1. Agar terhindar dari penyakit.

2. Lingkungan menjadi sejuk dan asri.

3. Tidak terjadi masalah banjir atau semacamnya.

4. Terciptanya rasa nyaman dan tentram dalam lingkungan tersebut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 25: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

17

Dalam hal menjaga budaya bersih, ada beberapa cara untuk menjaganya,

salah satunya yaitu:

1. Saling bergotong royong antara masyarakat.

2. Mengurangi polusi karena polusi juga termasuk pencemaran udara

terhadap lingkungan sekitar.

3. Tidak membuang sampah sembarangan.

4. Mengurangi limbah karena limbah termasuk pencemaran air.

Menurut jurnal (http://rikokoban.blogspot.co.id/2013/05/kebersihan-

lingkungan.html) kebersihan sebuah lingkungan dapat mencerminkan kepribadian

orang-orang yang tinggal atau menetap pada lingkungan tersebut, contohnya

seperti halaman rumah atau pekarangan yang selalu bersih, maka akan

menunjukkan kepribadian para penghuni rumah yang rajin dan mempunyai nilai

keindahan yang tinggi terhadap diri maupun lingkungannya.

Jika seseorang selalu menjaga kebersihan diri dan lingkungannya, maka

orang tersebut akan selalu sehat dan terhindar dari segala penyakit, contohnya

seperti jika ada seseorang yang telah lama mengidap penyakit asma, namun jika

orang tersebut selalu menjaga kebersihan dirinya serta lingkungan sekitarnya,

maka perlahan-lahan penyakitnya akan membaik dan ia juga dapat terhindar dari

berbagai penyakit yang lain, karena kebersihan merupakan pangkal kesehatan.

Selain dari diri sendiri, kebersihan juga dapat dicerminkan dari sebuah

lingkungan yang bersih, baik dari lingkungan keluargan maupun dalam

lingkungan kelompok.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 26: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

18

Ada juga semboyan yang berbunyi “ Mensana Incor Foresana “ , yang

artinya “ Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat “, sehingga berarti

jika kita selalu menjaga kebersihan tubuh, maka kita akan mendapatkan tubuh

yang sehat serta jiwa dan tenaga yang kuat untuk beraktivitas.

Menurut laman (https://www.kompasiana.com/faifadli/5-alasan-kenapa-

harus-menciptakan-budaya-bersih-dan-senyum_57f354cace92734a096e6106)

negara yang aman dan nyaman tentu tidak datang dengan sendirinya, untuk itu

diperlukan peran pemerintah dan masyarakat untuk bersinergi dalam menciptakan

keamanan dan kenyamanan.

Semua itu bisa dimulai dari diri sendiri dengan tidak membuang sampah

sembarangan, mengelola limbah sampah, mengembangkan usaha kerajinan

berbasis limbah dan membuat gerakan yang berkaitan dengan budaya bersih dan

senyum.

Jika negara bersih, tertata dengan baik dan ditambah dengan budaya

masyarakat yang bersahabat, pasti akan terasa aman dan nyaman sehingga

masyarakat akan merasa senang tinggal di dalamnya.

2.2 BUDAYA BERSIH DALAM SHINTO

Sistem religi mempunyai wujud sebagai sistem keyakinan dan gagasan

tentang Tuhan, Dewa, roh halus, neraka, surga dan sebagainya (Koentjaraningrat

dalam Harsojo, 1967 : 173-174). Menghargai kebersihan telah dipelajari

masyarakat Jepang seperti yang diajarkan dalam kepercayaan asli orang Jepang,

yaitu Shinto. Sayidiman (1982 : 11, 197) mengatakan Shinto adalah suatu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 27: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

19

kepercayaan yang merasakan bahwa alam dunia ini didiami oleh banyak “kami”

yaitu dewa-dewa, kekuatan gaib dan kekuatan lain yang berhubungan dengan

alam atau orang-orang yang memiliki kekuatan khas. Manusia adalah satu dengan

alam semesta, selain kemurnian. Karena adanya kesatuan manusia dengan alam

semesta, maka kepercayaan ini juga langsung masuk ke dalam pemerintah.

Menurut Ono Sokyo, Shinto bukan sekedar keyakinan beragama, tetapi

gabungan dari sikap, pola pikir, dan metode melakukan sesuatu yang sudah ada

sejak 2000 tahun lalu dan sudah menjadi bagian dari cara hidup orang Jepang.

Oleh karena itu, Shinto adalah kepercayaan pribadi terhadap kami, dan cara hidup

bermasyarakat yang sesuai dengan kehendak kami. Hal tersebut muncul dalam

perjalanan berabad-abad karena berbagai pengaruh etnis dan budaya, baik dari

dalam maupun dari luar, menyatu, dan negara mencapai satu kesatuan di bawah

keluarga kekaisaran.

Tsuda Sokichi dalam buku berjudul “Nihon no Shinto” menyebutkan

bahwa istilah Shinto pertama sekali ditemukan dalam literatur Cina, di dalamnya

istilah Shinto bermakna “reimyo no machi (jalan yang memesonakan) atau shizen

no riho (hukum alam)”. Artinya huruf dengan simbol Kami memiliki makna

“memesonakan” dan itu mengungkapkan jalan. Ini kemudian dihubungkan

dengan pemikiran penganut ajaran Tao, sehingga ajaran Tao, sihir dan sebagainya

disebut Shinto.

Pemujaan dalam kepercayaan Shinto terdiri dari 3 macam, yaitu

penghormatan, sesajen dan doa. Sebelum melakukan hal itu, setiap orang harus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 28: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

20

membersihkan diri, yang terdiri dari harai (pengusiran roh jahat), misogi

(pembersihan diri), dan imi (pantangan).

Jinja merupakan tempat untuk melaksanakan ritual dan festival. Ritual dan

festival Shinto adalah cara komunikasi antara Kami dengan umatnya. Melalui

ritual dan festival Kami meningkatkan kekuatan spiritualnya, dan umatnya

menerima anugerah darinya.

Dalam upacara Shinto doa disebut dengan norita, merupakan

pengangkatan yang tidak dapat dipisahkan dari upacara, dibaca oleh pemimpin

upacara atau kepala pendeta (guji). Norita ditulis dan dibaca berdasarkan aturan

bahasa klasik, dengan alasan bahwa kami diyakini lebih mudah memahami bahasa

klasik daripada bahasa modern.

Pada prinsipnya, doa diawali dengan kata-kata dalam pujian kepada kami,

menceritakan asal usul atau sejarah ritual atau festival tertentu, menyajikan

persembahan (makanan untuk kami), mengungkapkan rasa syukur kepada kami,

laporan atau permohonan kepada kami, dan diakhiri dengan kata-kata hormat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 29: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

21

2.2.1 Konsep Kesucian (Harae) dalam Kepercayaan Shinto di Jepang

Penyucian diri, dalam Bahasa Jepang disebut dengan harae, adalah kegiatan

menyucikan jasmani dan rohani di hadapan Kami atau dewa. Dalam ajaran Shinto

penyucian diri dianggap sesuatu yang sangat penting, karena dengan

menghilangkan semua kekotoran (kerage) dan dosa (tsumi), maka kesucian

jasmani dan rohani dapat dipulihkan kembali. Kegiatan penyucian diri yang

paling terpresentatif adalah Shubatsu yang dilakukan oleh pendeta sebelum

memulai ritual.

Harae menurut Aoki dalam (http://prastiti-fib06.web.unair.ac.id/) merupakan

suatu bentuk kebudayaan dalam hal religi bagi masyarakat Jepang. Pengertian

akan kesucian (harae) dan kekotoran (kerage) serta cara melaksanakan upacara

penyucian di Jepang memiliki pengaruh yang luar biasa dan telah menyebar

sebagai suatu kebudayaan yang utuh. Upacara tradisional di kuil Shinto (jinja)

seperti upacara mencuci tangan dan mulut sebagai simbol akan kesucian sebelum

masuk ke kuil dan melakukan komunikasi dengan kami.

Harae adalah salah satu upacara terpenting dalam Shinto dan berbagai bentuk

telah berkembang, namun pada umunnya ada 3 metode dasar dari harae, yaitu:

1. Haraigushi (tongkat penyucian)

Ini merupakan bentuk biasa yang paling umum diselenggarakan oleh

seorang pendeta Shinto, yaitu dengan cara mengibaskan tongkat penyucian

di atas kepala dari kiri ke kanan dan kembali ke kiri. Kadang-kadang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 30: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

22

kanting kecil dari pohon sakral sakaki maupun onusa digunakan sebagai

pengganti haraigushi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 31: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

23

2. Misogi (menggunakan air)

Ini lebih umum dihubungkan kepada kessai, yang berarti penyucian

dengan air. Penyucian ini dijalankan melalui aktivitas yang mendalam

seperti latihan pernapasan, berdiri dibawah air terjun atau membenamkan

tubuh di laut atau sungai. Semua dewa tidak menyukai segala sesuatu yang

kotor tetapi suka akan kebersihan, karena kotor berarti buruk, dan bersih

berarti baik. Beberapa kuil Shinto di gunung memiliki fasilitas khusus

seperti air terjun untuk misogi ketika kuil-kuil shinto yang lainnya

menggunakan laut terbuka untuk upacara penyucian dalam air garam. Para

pendeta dan pemuja-pemuja di pagi sekali sama-sama berdiri dengan

hampir telanjang dibawah air terjun yang dingin mengalir ke bawah dari

gunung, secara ritual menyucikan mereka dan menguatkan untuk

menyelesaikan tugas-tugas mereka dalam kehidupan.

3. Imi (advoidance/ pencegahan)

Ini kontras dengan kedua tipe penyucian yang telah disebutkan di atas,

yang mana memerlukan pembersihan dari kekotoran atau kenajisan

dengan sebuah tindakan penyucian yang sebenarnya atau secara simbolik.

Ini dijalankan khusus oleh pendeta-pendeta Shinto, yang diperintahkan

untuk mengindari kontak dengan penyakit, kematian, atau perkabungan

sebelum menyelenggarakan upacara keagamaan. Secara tradisional, wanita

yang memiliki kemungkinan kecemaran akibat menstruasi atau melahirkan

anak, tidak diijinkan memasuki tempat-tempat suci. Seseorang yang baru

kehilangan/berkabung tidak akan menghadiri sebuah perayaan pernikahan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 32: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

24

Dari ketiga tipe penyucian, ini sangat dekat hubungannya dengan takhayul

rakyat.

Di lain kesempatan, harae juga dilaksanakan pada waktu pernikahan, bisa

untuk penyucian dan kesuksesan seorang kandidat di awal kampanye pemilihan,

untuk keselamatan perjalanan, atau sukses di sebuah kontes. Harae tak hanya

diselenggarakan bagi orang dan tempat, tapi juga kendaraan. Membersihkan

semua kekotoran yang ada di kendaraan berguna menjamin keselamatan yang

lebih daripada kemungkinan yang bisa terjadi jika orang mengendarai di

lingkungan yang kotor.

2.2.2 Konsep Ketidaksucian (Kerage) dalam Kepercayaan Shinto di Jepang

Menurut jurnal (http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-3-

00264-JP%20Bab%202.pdf), ketidaksucian atau pencemaran dalam Shinto

diartikan sebagai kerage. Dalam Japan: An Illustated Encyclopedia (1993:767)

dijelaskan bahwa kerage disebabkan oleh berbagai hal, misalnya kematian, darah,

penyakit, bencana, atau kesialan. Kematian yang dimaksud dalam kerage tidak

hanya terbatas pada manusia, tetapi juga mengarah pada kematian hewan.

Melukai, membunuh, atau memasak hewan untuk dimakan juga termasuk dalam

kerage.

Dalam legenda Shinto, diceritakan bahwa Izanagi yang bersedih karena

kematian istrinya, Izanami, pergi ke neraka untuk menemui istrinya tersebut,

tetapi pada saat bertemu,Izanagi kaget dan melarikan diri setelah melihat wajah

dan tubuh istrinya yang sudah membusuk. Izanagi kembali ke dunia atas dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 33: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

25

perasaan takut dan gemetar. Kemudian, akibat mengunjungi tempat yang

menurutnya sangat kotor dan mengerikan, ia pun membersihkan dirinya di sungai.

Dari legenda diatas, dapat diketahui bahwa kematian merupakan salah satu

bentuk ketidaksucian dalam Shinto dan mandi di sungai merupakan salah satu

bentuk penyucian diri yang dilakukan sejak lebih kurang 1700 tahun yang lalu.

Konsep awal kerage di Jepang intinya ialah harus menghindarkan jenis-jenis

kerage tersebut agar dapat memelihara kesucian diri. Pada ajaran Shinto,

pendetanya yang menampilkan ritual tidak diijinkan mempunyai kerage. Mereka

menjaga kesuciannya dengan menghindari kerage dalam periode tertentu. Periode

khusus ini disebut imi. Imi adalah pantangan atau penghindaran terhadap sesuatu

yang tidak normal, tidak sempurna, polusi, atau ketidakbersihan hasil dari

tindakan manusia.

2.3 BUDAYA BERSIH DI JEPANG

Seperti telah diuraikan sebelumnya Situmorang (2006: 2) berpendapat

budaya berbeda dengan kebudayaan. Jikalau ditanya apa contoh kebudayaan

Jepang, maka mungkin akan dijawab dengan chanoyu, pakaian kimono, sumo atau

ikebana. Tetapi kalau ditanya apakah contoh budaya Jepang, maka akan dijawab

budaya bersih, budaya rasa malu, budaya kelompok, atau budaya nenkoujoretsu

(senioritas) dan sebagainya.

Kebersihan negara Jepang dapat dikategorikan kedalam perwujudan

kebudayaan berupa aktivitas (tindakan). Dalam Wikipedia Indonesia dikatakan

bahwa kebersihan merupakan keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 34: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

26

debu, sampah dan bau. Kebersihan adalah salah satu dari keadaan hygene yang

baik. Manusia perlu menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan diri agar

sehat, tidak berbau, tidak menyebarkan kotoran, atau menularkan kuman penyakit

bagi diri sendiri maupun orang lain. Kebersihan badan meliputi kebersihan diri

sendiri seperti mandi, gosok gigi, mencuci tangan, dan memakai pakaian yang

bersih.

Sebelumnya penulis juga sudah menggambarkan bagaimana bersih itu

menjadi budaya bagi masyarakat Jepang, mulai dari kalangan anak-anak hingga

orang dewasa. Orang tua mendidik anak-anak mereka sejak kecil untuk selalu

menjaga kebersihan dimanapun mereka berada.

Salah satu sifat Jepang yang menonjol adalah peran kelompok dalam

kehidupan masyarakat. Besarnya peranan kelompok dalam kehidupan masyarakat

sebenarnya tidak hanya terdapat pada bangsa Jepang, karena pada umumnya

terdapat juga pada ummat manusia yang belum terkena pengaruh individualisme.

Akan tetapi di Jepang wujudnya lebih kuat dan nyata. Dalam bermasyarakat,

bangsa Jepang lebih memberatkan pada berkelompok daripada individu. Peranan

individu diakui dan dihargai, tetapi senantiasa dalam lingkungan serta

kepentingan kelompok. Secara jelas dikemukakan Dr. Nakane Chie pada bukunya

Japanese Society dalam (Sayidiman 1982: 42-44) yang membedakan antara

kerangka dengan atribut dalam posisi individu di dalam masyarakat. Yang

dimaksud “kerangka” disini adalah lingkungan dimana individu itu berada atau

dalam kelompoknya, sedangkan “atribut” adalah tempat individu itu berada. Di

jepang, kerangka lebih penting daripada atribut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 35: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

27

Bagi orang Jepang yang tinggal di luar negeri mereka, sebagian besar dari

mereka terkejut dan heran jika melihat negara lain terasa kotor dan tidak seperti

negaranya. Orang Jepang memang sangat menyukai kebersihan, hal ini juga

disadari oleh orang asing. Kali ini, akan diulas mengenai 7 kebiasaan orang

Jepang yang menyukai kebersihan tersebut.

1. Makan roti yang dibungkus dengan selembar kertas pembungkus

Kalau membeli roti baguette di negara lain, ada juga toko yang hanya

membungkus kemasan rotinya dengan kertas berukuran B5. Sedangkan Jepang

membungkus rotinya dengan Fukuro. Dibandingkan dengan negara lain yang jauh

lebih sederhana dalam membungkusnya, banyak yang terkejut melhat orang

Jepang membungkusnya dengan cara yang berlebihan.

2. Menjemur futon

Pada umumnya orang-orang di negara lain jarang menjemur kasur mereka.

Beda halnya dengan orang Jepang yang menjemur futon setelah digunakan untuk

tidur. Sedangkan di beberapa negara lain banyak tempat yang melarang orang-

orang menjemur kasur mereka di balkon apartemen.

3. Mencuci tangan setelah dari toilet

Toilet di beberapa negara umumnya difasilitasi dengan wastafel yang

terpisah dengan wc/kloset duduk/jongkok. Ada juga toilet di negara lain yang

tidak memiliki wastafel di dalamnya, tapi orang Jepang sangat membutuhkan

wastafel. Kalau orang Jepang berkunjung ke rumah orang lain, setelah dari wc

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 36: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

28

pasti selalu bertanya di mana wastafelnya? Bagi orang-orang di negara lain

mungkin setelah dari toilet mereka tidak perlu mencuci tangan. Sedangkan orang

Jepang baik pria ataupun wanita, setelah dari toilet mereka selalu mencuci

tangannya.

4. Tidak mencorat-coret di dalam kereta

Di kereta di negara-negara lain ada banyak sekali coretan. Baik itu di

dinding, di jendela, dan di manapun banyak dipenuhi dengan coretan. Kesadaran

orang-orang supaya bersih itu rendah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 37: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

29

5. Menggunakan shampoo

Orang-orang di negara lain mengatakan bahwa menggunakan shampoo

setiap hari itu tidak baik untuk rambut. Sama halnya dengan orang Jepang, mereka

akan bertanya-tanya ketika disarankan harus menggunakan shampoo setiap hari.

6. Menyemprotkan desinfektan antibakteri pada berbagai barang

Di Jepang, penggunaan spray antibakteri pada barang-barang sangat

diutamakan. Selain itu orang Jepang juga sangat memperhatikan soal pengemasan

makanan, jadi bakteri sulit untuk berkembang.

7. Menjaga kebersihan di semua toko

Baik di supermarket maupun di toko baju, di Jepang nampaknya jarang

sekali ada barang dagangan yang berjatuhan di lantai. Tentu saja ini tergantung

tokonya, namun di supermarket di Jepang, jarang ditemukan ada selada yang

berjatuhan atau jus yang tumpah di lantai. Hal ini cukup mencengangkan.

Konsep kebersihan setiap negara pun berbeda-beda. Jepang menganggap

bersih itu bebas dari kuman, sedangkan beberapa negara lain menganggap

ruangan yang apik itu adalah kebersihan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 38: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

30

BAB III

PENERAPAN BUDAYA BERSIH DI RUANG PUBLIK DAN RUANG

PRIVATE PADA MASYARAKAT JEPANG

3.1 Ruang Publik pada Masyarakat Jepang

3.1.1 Peran Pemerintah terhadap Kebersihan

Menurut buku “Jepang Dewasa Ini” Badan Lingkungan didirikan tahun

1971 sebagai badan administratif sentral untuk melindungi lingkungan alam dan

memberantas pencemaran. Pemerintah daerah juga telah mendirikan badan

administratif untuk menangani pencegaham dan pemberantasan polusi di daerah

masing-masing.

Pada tahun 1971 Pemerintah telah menentukan buku mutu lingkungan

hidup yang meliputi bidang luas mengenai pencemaran udara, air, dan bising.

Juga dilaksanakan dengan ketat standar pengendalian emisi, limbah cair, dan

bising yang mengatur pengeluaran gas beracun, limbah cair dari pabrik-pabrik

perindustrian. Berbeda dengan baku mutu, undang-undang yang mengatur standar

ini meliputi ketentuan pelaksanaan untuk memaksa kepatuhan, termasuk hukum

untuk pelanggaran.

Perseorangan maupun perusahaan yang menyebabkan timbulnya bahaya

pencemaran sekarang harus bertanggung jawab berdasarkan hukum atas perbuatan

mereka, dan mereka harus melaksanakan semua tindakan yang ditentukan oleh

undang-undang untuk mencegah dan menghilangkan bahaya tersebut dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 39: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

31

memberikan kompensasi seperlunya atas kerusakan yang terjadi. Berdasarkan

prinsip “si pencemar membayar” semua industri sekarang dipaksa

mengembangkan pembaharuan teknologi yang efektif dan secara ekonomis layak

untuk mengendalikan pencemaran.

Ketetapan hukum dan administrasi mengenai penanggulangan masalah

kesehatan yang diakibatkan oleh pencemaran diperkuat pada tahun 1973 ketika

Undang Undang Kompensasi Kerusakan Kesehatan Oleh Pencemaran ditetapkan.

Dalam artikel yang terdapat pada IMC (international Munticulture Centre

2014) (http://www.imccsub.com/tentang-jepang/jepang-modern/229-

bagaimanakah-sistem-pembuangan-sampah-di-jepang.html) dikatakan pada tahun

1991 Jepang memberlakukan Undang-Undang Daur Ulang dengan tujuan

mengurangi volume sampah dan meningkatkan tindakan daur ulang. Berdasarkan

undang-undang ini, perusahaan produsen barang harus berusaha merancang

produknya sedemikian rupa sehingga kelak mudah didaur ulang antara lain

dengan memberi tanda pada kaleng (can) apakah terbuat dari baja atau

aluminium.

Setelah itu undang-undang mengenai daur ulang wadah atau pembungkus

yang mulai berlaku pada tahun 1997 mengatur cara pembuangan wadah atau

pembungkus kemasan. Konsumen diwajibkan untuk memisahkan sampah botol

PET (Polyethylene Terephthalate), botol kaca dan kaleng (baja dan aluminium).

Perusahaan-perusahaan diwajibkan mengumpulkan kembali dan memakai

kembali (daur-ulang) wadah dari produknya, yaitu botol PET, botol kaca, dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 40: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

32

sebagainya. Kemudian pada bulan April 2000 keluar lagi undang-undang lainnya

yang mengatur pembungkus dari kertas dan jenis-jenis plastik selain botol PET.

Plastik dan vinyl yang dipakai sebagai bahan pengemas yang sekali-pakai-

bang karena murah, telah menjadi penyebab utama timbulnya gas dioxin dan

bertambahnya sampah. Oleh karena itu diupayakan agar pemakaiannya dibatasi

dandidaur ulang semaksimal mungkin. (International Munticulture Centre: 2014)

Menurut laman (http://j-cul.com/8-alasan-kenapa-negara-jepang-sangat-

bersih/) ada 8 alasan mengapa negara Jepang sangat bersih yaitu:

1. Tidak ada sampah di public area, simpan dan bawa ke tempat sampah

terdekat. Maksudnya adalah sebuah tanggung jawab terhadap sampah yang

kita buat sendiri. Di Jepang, anak-anak di didik dari kecil untuk

bertanggung jawab akan sampahnya. Membuang sampah di tempat sampah

adalah bagus. Tetapi membawa sampah saat tidak ada tempat sampah akan

jauh lebih bagus. Mereka akan merasa malu jika membiarkan sampah

mengacaukan lingkungan sekitar.

2. Kantong plastik kecil. Maksudnya adalah plastik kantong kecil selalu

disedikan disetiap kursi pada bus untuk rute-rute jauh di Jepang.Siapa yang

mau menyimpan botol minuman yogurt atau minuman lainnya di dalam

tas? Tentu saja tidak seorang pun mau melakukannya. Dan inilah gunanya

kantong plastik tersedia di dalam kereta, agar masyarakat tidak

meninggalkan bekas minuman di pojokan kursi kereta, jadi gunakanlah

plastik yang tersedia dan menyimpannya sampai menemukan tempat

sampah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 41: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

33

3. Lingkungan sekitar menjadi tanggung jawab pemilik rumah/gedung.

Maksudnya adalah setiap gedung/rumah menjadi tanggung jawab masing-

masing penghuni. Setiap pagi kalian akan menemukan orang-orang di

Jepang membersihkan lingkungan mereka, bahkan orang-orang berdasi di

perkantoran sekalipun.

4. Membedakan jenis sampah. Maksudnya adalah jika berhadapan dengan

sampah rumah tangga, tentu saja akan terdapat banyak sampah di dalam 1

harinya (apalagi seminggu). Di Jepang, setiap rumah tangga diharuskan

untuk membedakan jenis sampah mereka, mana sampah yang bisa di daur

ulang dan yang tidak bisa. Jangan pernah menyatukan sampah botol

minuman dengan tumpukan buku/majalah. Bahkan sampah kertas pun

harus dibedakan, mana majalah, koran, buku, dllnya..

5. Lembaga kebersihan membantu kesadaran masyarakat akan sampah.

Maksudnya adalah ada sukarelawan kebersihan seperti Greenbird

Okayama, mereka dengan sukarela membersihkan kota. Seragam dan yang

terpenting adalah sarung tangan. Greenbird, adalah sebuah organisasi yang

menyebar di seluruh prefektur di seluruh Jepang, bertugas untuk mengajak

warga menjaga kebersihan di public area seperti di stasion kereta api.

Petugas ini juga membersihkan sampah di area-area yang tersembunyi dari

pandangan mata, seperti misalnya puntung rokok di semak-semak, kertas-

kertas kecil yang berserakan, dll dimana orang-orang dengan sengaja

menyembunyikan agar tidak terlihat.

6. Kebersihan dan kerapian area transprotasi umum adalah keharusan.

Maksudnya adalah setiap masyarakat nya dituntut untuk menjaga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 42: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

34

kebersihan dan kerapian dimanapun berada. Jika ada orang yang

membuang sampah sembarangan akan mendapat sanksi tegas dari petugas.

7. Kebersihan jalan raya. Maksudnya adalah bahkan truk pengangkut sampah

sungguh sangat bersih di Jepang. Petugas kebersihan akan bergantian

mencuci truk mereka setelah bertugas agar tidak mengotori jalanan. Tidak

hanya truk, tetapi setiap alat transportasi di Jepang terlihat sangat bersih.

8. Komunitas kebersihan. Maksudnya adalah saat kalian hidup bermasyarakat

di Jepang, kalian harus masuk ke komunitas kebersihan di lingkungan

masyarakat. Mungkin jika di Indonesia seperti bergotong royong di

lingkungan RW. Berkumpul sekali dalam seminggu untuk membersihkan

lingkungan sekitar.

3.1.2 Sosialisasi tentang Kebersihan pada Anak Sekolah

Kenapa moral orang-orang Jepang ini sangat luar biasa ketika berkaitan

dengan kebersihan lingkungan? Ada yang bilang, tentu saja karena sudah di

giatkan dan genjot saat usia mereka masih kecil. Membiasakan sesuatu yang

akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang sudah lazim untuk dilakukan, Justru jika

melihat ada yang membuang sampah sembarangan mereka akan melihat itulah

"alien" yang sesungguhnya.

Part timer yang kerjaannya segudang, sebagai kasir, pelayan, pencuci piring,

tukang nyapu dan bersih lantai, dll. Anak kecil tidak akan melakukan itu semua

dengan sendirinya, pastinya ada campur tangan dari lingkungan sekolah dan

rumah. Mereka juga melihat orang dewasa di sekelilingnya. Karena itu manner

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 43: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

35

dan habit dalam menjaga kebersihan, bukanlah hal yang sangat menyusahkan dan

berat untuk dilakukan di sini.

Dalam dunia kerja, khususnya untuk pekerjaan di sektor industri dan

pelayanan publik, Jepang mempunyai lima slogan luar biasa. Dan sebagian slogan

ini ternyata diajarkan pula kepada anak-anak di sekolah, 5 slogan itu antara lain:

1. SEIRI (Sort)

Slogan ini mempunyai arti, membuang barang-barang yang tidak

dibutuhkan, misalnya saja sampah atau bekas potongan yang tidak dipakai

lagi, sampah dokumen yang harus disobek atau hancurkan agar keamanan

terjaga atau alat-alat yang sudah usang, agar tidak menumpuk di gudang

sehingga lingkungan bisa bebas sampah dan terlihat bersih.

2. SEITON (Set in order)

Seiton bermakna mengembalikan barang ketempatnya semula,

merapikan dan menaruh ke tempat yang semestinya setelah kita pakai.

Arti seiton biasa kita pakai dalam kata sehari hari adalah katazuke atau

tidying up. Dalam dunia kerja, apalagi yang berhubungan dengan

produksi seperti di pabrik, semua barang atau alat-alat yang habis kita

pakai harus dikembalikan ke tempat nya sendiri, tujuaanya agar tidak

membingungkan orang lain yang ingin memakainya dan juga file

dokumen yang habis kita lihat juga wajib ditaruh di tempat semula.

Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari makna SEIRI dan SEITON,

sering kali kita terapkan tanpa disadari. Membuang sampah mereka dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 44: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

36

menyingkirkan barang-barang yang tak terpakai untuk dibuang (seiri) dan

menyuruh anak-anak untuk katazuke (seiton), membereskan kamarnya,

merapikan buku yang berserakan di tempat tidur dan meja belajar,

membereskan selimut, dan membereskan sepatu.

3. SEISOU (Cleaning)

Seisou bermakna membersihkan, Ternyata bukan hanya di sekolahan

saja para penghuninya di geber untuk menyapu, mengepel, ngosrek wc,

bersihkan debu dan lain-lain, tapi dalam dunia kerja khususnya para

pekerja part timer dan pegawai yang bekerja di sektor industri dan

pelayanan publik, urusan bersih-bersih pun tidak bisa dianggap hal sepele.

Misalnya saja waktu kerja sebagai part timer Uniqlo. Waktu itu bekerja

sebagai pelayan toko, yang tugasnya selain melayani pembeli, menjadi

kasir, melipat baju, mengecek stock dan size baju ternyata ada juga yang

kerjaan bersih-bersihnya. Dan kerjaan bebersih ini pun ada step-stepnya,

ada yang membersihkan AC, mengelap kaca, mengibas-ibaskan debu,

mengepel lantai, vacum lantai, membuka rolling door, nyapu halaman,

guntingin pohon, buang sampah bahkan mengosrek WC. Yang

mengerjakan ini adalah seluruh stafnya. Tidak ada istilah senior dan junior

karena semuanya akan kena tugas bersih-bersih dan sudah ada giliran

setiap harinya. Maka dari itu tak ada yang mandang kalau menyikat wc

atau buang sampah merupakan kerjaan hina dan rendah. Semua adalah

kerjaan yang wajib dilakukan, tidak bisa kita seenaknya.

4. SEIKETSU (Maintain Cleanliness)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 45: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

37

Seiketsu bermakna bersih. Slogan ke empat ini diwajibkan kita

menjaga kebersihan, yang didalamnya ada 3 slogan di atas, seiri, seiton

dan seisou tadi. Menjaga 3 slogan yang diatas tadi berjalan dengan baik

dan semestinya.

5. SHITSUKE (Discipline)

Slogan terakhir ini bermakna menjalankan aturan dengan benar

terhadap ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

Misalnya saja, ketepatan waktu dalam bekerja, mematuhi manner dan

habit yang berlaku, misalnya mencuci tangan sebelum kerja, memakai

baju dan perlengkapan keselamatan yang sesuai aturan perusahaan (helm,

baju khusus, sarung tangan, sepatu khusus, dan lain sebagainya).

Melihat 5 slogan di atas dan mendalami maknanya seperti yang terjadi

dalam kehidupan sehari-hari. Bukan saja di dunia kerja, ternyata di rumah anak-

anak akan kena marah orangtua nya untuk buang sampah, bereskan mainan/buku,

membersihkan toilet dan ngosrek kamar mandi serta mau berdisiplin bangun

pagi dan pulang sekolah tepat waktu. Berdisiplin sejak kecil untuk makan sendiri

tidak disuapi, berdisiplin untuk menghabiskan makanan yang tersaji tanpa sisa,

berdisiplin memakan apa saja tanpa memilah milih makanan, berdisiplin untuk

segera tidur dan masih banyak lagi. Semuanya ini sadar tak sadar ternyata bisa

membentuk karakter kita. Dan katanya aturan ini juga masuk dalam buku

pelajaran mereka disekolah. Sehingga semua masyarakat Jepang bisa kompak

dalam menjaga kebersihan dan keteraturan lingkungannya. Karena budaya bersih

dalam semua elemen kehidupan mereka, semua lapisan masyarakat, baik dunia

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 46: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

38

sekolah, lingkungan rumah, dan dalam dunia kerja semuanya menekankan hal-hal

dan poin-poin yang sama.

(https://www.kompasiana.com/weedykoshino/59ecb97c4869327f280e37f2/5-

slogan-luar-biasa-jepang-bisa-bersih-dan-teratur).

Dalam laman (https://notethink.com/2017/10/04/o-soji-piket-

membersihkan-sekolah-di-jepang-serialpendidikandankehidupan-dijepang/) juga

dijelaskan bagaimana piket membersihkan sekolah di Jepang. Aktifitas ini di

Jepang dinamakan osoji, dilakukan oleh semua sekolah negeri maupun swasta

dari tingkat sekolah dasar sampai menengah atas.

Kegiatan ini dilakukan oleh peserta didik setiap hari setelah istirahat

makan siang. Ditandai dengan bel, anak-anak bergegas membersihkan seluruh

sekolah sesuai tugasnya masing-masing. Pada awal semester sekolah telah

membagi anak-anak dalam kelompok-kelompok kebersihan. Satu kelompok

kebersihan terdiri dari anak kelas rendah (I,II,III) sampai tinggi (IV, V, VI). Satu

kelompok bertugas membersihan bagian tertentu, hampir setiap sudut sekolah ada

anak-anak yang menjadi petugas kebersihan. Lantai aula atau lapangan indoor

dibersihkan oleh kelompok anak, kaca kelas, ruang kelas, ruang perpustakaan,

koridor, toilet, tangga, dan lainnya kecuali ruang guru dan kepala sekolah, semua

sudut sekolah dibersihkan peserta didik.

Setelah selesai membersihkan sekolah, anak-anak kelas VI sebagai

supervisor akan menanyakan pada setiap kelompok yang telah selesai

membersihkan dengan pertanyaan: “Tadi sudah membersihkan apa saja? Apakah

ada kesulitan dalam membersihkannya?”

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 47: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

39

Setelah selesai kegiatan osoji anak-anak membereskan kembali peralatan

kebersihan. Termasuk peralatan kebersihan yang mereka bawa. Setiap anak di

sekolah Jepang mempunyai lap yang mereka bawa dari rumah.

Kegiatan osoji dilakukan oleh anak-anak di seluruh Jepang setiap hari.

Kegiatan ini merupakan program di sekolah-sekolah Jepang baik negeri maupun

swasta dari mulai sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. Pembiasaan inilah

yang menjadikan Jepang sebagai negara bersih. Budaya membersihkan sekolah,

bukan sekedar menumbuhkan rasa kepemilikan dan cinta terhadap sekolah, tetapi

berdampak pada merasakan capeknya melakukan tugas kebersihan. Akibatnya

jika akan mengotori dan buang sampah sembarangan, maka akan pikir panjang.

Kegiatan osoji pun menumbuhkan rasa empati.

Anak-anak Jepang tidak mengeluh dan senang hati melakukan osoji.

Selama observasi kegiatan osoji di berbagai sekolah dasar di Jepang, baik sekolah

di pegunungan seperti Jinzu Midori Propinsi Toyama maupun di sekolah

perkotaan seperti Tokyo, tidak ada satu pun anak yang leha-leha tidak

mengerjakan tugasnya. Semuanya bekerja membersihkan sekolah sesuai tugas

mereka. Hal ini mereka lakukan karena sadar bersih berarti sehat.

Di Jepang anak-anak diberikan pengertian bahwa kuman dan hewan

pembawa penyakit seperti nyamuk, lalat, kecoa, dan tikus sangat suka hidup di

tempat yang kotor. Lalat akan hinggap ditempat yang berbau dan busuk. Kuman

adalah mikroorganisme kecil akan menempel pada debu-debu. Jika tidak ingin

terkena penyakit, maka bersih dari debu, bau, dan kotor. Bersih dari debu dan

kotoran, tentu tidak mengundang hewan-hewan pembawa penyakit untuk datang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 48: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

40

Jika sakit, maka banyak biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar rumah

sakit, dokter, dan obat. Selain itu sakit membuat badan merasa tidak nyaman,

tidak semangat beraktifitas, dan tidak produktif. Sakit membuat diri menjadi sedih

dan menyusahkan orang lain di rumah. Tidak ada orang bahagia karena sakit.

Sakit pun dapat berakibat pada kematian. Pengetahuan inilah yang ditanamkan

sehingga peserta didik paham mengapa ada slogan “Kebersihan pangkal

kesehatan, kesehatan pangkal kesejahteraan dan kebahagian”.

Dari mulai masuk sekolah, mereka telah menjaga kebersihan sekolah.

Tidak membiarkan debu mengotori sekolah, caranya anak-anak di sekolah Jepang

mempunyai sepatu khusus selama di sekolah. Sepatu ini di simpan di sekolah, dan

dipakai selama di kelas. Sepatunya terbuat dari karet, dan semua sepatu anak

lelaki dan perempuan sama. Sepatu yang mereka pakai dari rumah, yang telah

menginjak jalan berdebu akan di simpan di loker selama belajar di sekolah,

mereka menggunakan kembali sepatu tersebut ketika pulang. Begitu pula para

guru, mereka menggunakan dua sepatu. Sepatu khusus untuk di kelas yang tak

berdebu dan tak dipakai di luar. Mengapa itu dilakukan? Selain menjaga

kebersihan sekolah mereka dari debu yang berterbangan, debu yang dibawa dari

luar atau jalanan mengandung kuman yang dapat membuat mereka sakit. Melepas

sepatu luar dan mengganti dengan sepatu khusus selama di kelas dan sekolah

adalah cara menjaga kebersihan dan kesehatan.

Menurut Wiena Putri, budaya bersih di Jepang juga diajarkan di

lingkungan tempat ia kuliah di 保育.介護.ビジネス 名古屋専門学校. Di

sekolah, sampah yang dibawa dari luar kampus dan sampah bungkus makanan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 49: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

41

yang dibeli di jidouhambaiki kampus harus dipisahkan tempat sampahnya.

Fungsinya agar perusahaan yang memberi stok untuk jidouhambaiki tidak merasa

dirugikan karena sampahnya bercampur. (Wawancara via chatting).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 50: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

42

3.2 Ruang Private pada Masyarakat Jepang

3.2.1 Kesadaran Tanggung Jawab Masyarakat terhadap Budaya Bersih

Disamping penerapan yang baik terhadap budaya bersih di Jepang, ada juga

kegiatan untuk mengelompokkan dan membuang sampah, itu dilakukan untuk

menekan angka penumpukan sampah. Agar sampah rumah tangga tidak

bertumpuk dan terbakar sia-sia, masyarakat perlu mencoba sistem pengelolaan

sampah yang biasa dikenal dengan istilah 3R; Reduce, Reuse, Recycle. Sistem ini

juga mudah dilakukan dalam kegiatan sehari-hari.

Menurut laman (https://bacaterus.com/sistem-pembuangan-sampah-di-

jepang/) di Jepang setidaknya mereka memiliki tiga jenis pembagian sampah

secara umum yaitu:

1. Moeru Gomi「燃えるゴミ」

Moeru Gomi artinya adalah sampah yang bisa dibakar. Misalnya kertas-

kertas, pakaian-pakaian, sampah plastik ringan, sampah kayu,dll. Sampah

dapur seperti sisa makanan dan kulit buah juga termasuk jenis sampah ini,

setiap sebelum dibuang airnya diperas terlebih dahulu baru dimasukkan ke

dalam plastik sampah.

2. Moenai Gomi 「燃えないゴミ」

Moenai Gomi artinya sampah yang tidak dapat dibakar. Misalnya sampah

kaleng, barang-barang yang terbuat dari plastik seperti ember, benda-benda

logam hingga barang elektronik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 51: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

43

3. Sampah Besar

Sampah besar artinya merupakan barang-barang bekas yang besar yang

tidak dapat dimasukkan ke dalam plastik sampah. Misalnya adalah sepeda,

microwave, kursi, dan barang plastik lainnya yang sulit dibongkar di

rumah.

Di Jepang, kita tidak dapat membuang sampah secara sembarangan. Karena

untuk jenis sampah tertentu sudah ada jadwal tersendiri. Namun, jadwal

pembuangan sampah pun di setiap kota berbeda-beda. Pasalnya jika membuang

sampah dan bukan jadwal membuang sampah tersebut, maka sampah tersebut

tidak akan diambil oleh petugas kebersihan.

Menurut Wiena Putri yang telah tinggal di Nishio Jepang, jadwal buang

sampah di kotanya yaitu:

1. Senin dan Kamis: Moeru Gomi (sampah yang dapat di bakar)

2. Minggu ke-2 dan ke-4 di hari Selasa: kaleng, botol kaca atau beling,

dan juga kertas-kertas bekas.

3. Jumat: botol-botol bekas minyak makan dan sterofoam bekas

4. Minggu ke-1 dan ke-3 di hari Rabu: Moenai Gomi (sampah yang tidak

dapat di bakar) yaitu alat-alat elektronik bekas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 52: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

44

5. Pemilahan dan pemisahan tersebut dilakukan sesuai dengan jenisnya,

misalnya pada botol-botol bekas cara memilahnya yaitu dengan cara di

cuci bersih, di cabut labelnya, dikempesin/ dibuang udaranya dan tutup

botol dipisahkan pada saat membuang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 53: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

45

3.2.1 Pengajaran Budaya Bersih pada Anak di Lingkungan Keluarga

Kebersihan adalah pangkal kesehatan. Pepatah ini sebenarnya sudah

pernah populer beberapa dekade belakangan di kalangan anak sekolah, mulai dari

sekolah dasar, sekolah menengah pertama sampai sekolah menengah atas. Pepatah

itu lebih kurang bermakna, dengan menerapkan pola hidup bersih akan

memungkinkan seseorang terjangkit berbagai penyakit. Masalahnya sekarang

bagaimana menerapkan pepatah itu di lingkungan, baik di rumah maupun di

sekolah.

Tidak mudah memang menerapkannya secara nyata. Budaya hidup bersih

merupakan salah satu budaya baik. Dimulai dari rumah, di lingkungan keluarga.

Perlu dimulai sejak usia dini di rumah masing-masing. Kalau sudah demikian,

kebiasaan hidup bersih akan membudaya di tengah keluarga, sekolah dan

lingkungan masyarakat.

Rumah adalah tempat seseorang tinggal dan bernaung dari hujan dan

panas, pengaruh cuaca dan lain sebagainya. Jika rumah seseorang bersih, kita

pasti akan lebih betah tinggal di dalamnya. Namun jika rumah kita kotor, pasti

kita tidak akan kerasan tinggal di rumah itu. Maka dari itu kita harus selalu

menanamkan budaya hidup bersih dan sehat agar kita terbebas dari segala

penyakit. Sumber penyakit itu berasal sarang hewan, seperti kecoa, lalat, nyamuk,

tikus, dan sebagainya.

Di Jepang, hubungan ibu dan anak sangatlah kuat, seolah tidak mau jauh

dari anak dan memang karena di Jepang jarang ada asisten rumah

tangga. Kemanapun si ibu pergi anak akan ikut dalam aktivitas kesehariannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 54: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

46

Dengan melihat kedisiplinan ibunya anak akan dengan sendirinya belajar. Anak-

anak Jepang secara teratur dibiarkan ke dunia luar pada usia yang sangat muda

oleh orang tua mereka. Banyak dari mereka percaya bahwa berjalan ke sekolah

dan kunjungan lapangan sederhana merupakan langkah awal dalam mengajarkan

anak untuk mandiri. Kemandirian adalah salah satu atribut Jepang yang

membedakan mereka dari negara lain. Jadi jangan heran jika Anda melihat anak-

anak kecil di Jepang mengenakan kaus kaki berlutut, sepatu kulit paten yang

dipoles dan jumper kotak-kotak dengan topi bulat yang menuju ke stasiun, toko

kelontong, toko roti, dan banyak tempat lainnya.

Banyak anak-anak Jepang sudah mulai diberi tugas sederhana pada usia 2

atau 3 tahun. Sebagian besar tugas ini berkaitan dengan urusan rumah tangga

seperti membersihkan atau membuang sampah kecil. Anak-anak juga dibesarkan

dengan gagasan bahwa mereka akan menerima konsekuensi jika membuat sebuah

kekacauan. Mereka tahu bahwa mereka harus merapikan kekacauan yang mereka

buat. Dalam pengertian ini, mereka benar-benar memahami tanggung jawab

mereka bahkan pada lingkungan keluarga.

Menurut Hiroki Kimura, pengajaran budaya bersih sudah diajarkan di

lingkungan keluarga sejak kecil. Ia dituntut untuk belajar membereskan barang-

barang mainan yang berserakan. Sehabis main, biasanya mainan akan berserakan

memenuhi kamar apartement, maka setelah ia selesai bermain, dia harus segera

membereskannya sesuai dengan jenis dan meletakkannya kembali ke tempat

semula. Hal itu harus dilakukannya, karena kalau tidak dilakukan maka orangtua

terutama ibu nya akan memarahinya. Begitu juga jika ia sehabis makan, Hiroki

tidak boleh meletakkan piring dan gelas sembarangan, melainkan harus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 55: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

47

meletakkannya di tempat pencucian piring. Hiroki juga harus membereskan dan

membersihkan kamar tempat ia tidur sebelum berangkat ke sekolah. Hal-hal kecil

seperti itu yang membuatnya menjadi pribadi yang mandiri hingga saat ini. Hiroki

juga dilarang untuk membuang sampah sembarangan. Ia diwajibkan untuk

membuang sampah sesuai jenisnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 56: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

48

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

2.3 Kesimpulan

1. Jepang merupakan salah satu negara ter-bersih di dunia. Hal positif yang

dapat kita tiru dan dapat diterapkan salah satunya yaitu tentang budaya

bersih. Negara Jepang terkenal akan lingkungannya yang bebas dari

sampah. Kalau kita pergi ke negara ini, kita sangat sulit mendapatkan

sampah berserakan di jalan raya maupun tempat lainnya. Hal ini

disebabkan adanya budaya rasa malu dan tanggung jawab penuh masing-

masing individu atas sampah yang dihasilkan. Ternyata di Jepang, anak-

anak telah diajarkan sejak dini tentang menjaga kebersihan, tergambar dari

Sekolah Dasar (SD) di Jepang yang rata-rata tidak memiliki petugas

kebersihan. Para siswa lah yang bahu membahu membersihkan kelas,

toilet setelah jam makan siang bersama.

2. Landasan dasar masyarakat Jepang yang begitu menjaga kebersihan

lingkungan ini sebenarnya ialah prinsip dari ajaran Shinto, kepercayaan

asli masyarakat Jepang. Di dalam Shinto terdapat konsep kesucian (harae)

dan konsep ketidaksucian (kerage), dimana sesuatu yang dianggap kotor

seperti darah, kematian, dll. Upacara tradisional di kuil Shinto (jinja)

seperti upacara mencuci tangan dan mulut sebagai simbol akan kesucian

sebelum masuk ke kuil dan melakukan komunikasi dengan kami. Pada

ajaran Shinto, pendetanya yang menampilkan ritual tidak diijinkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 57: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

49

mempunyai kerage. Mereka menjaga kesuciannya dengan menghindari

kerage dalam periode tertentu.

3. Jepang mempunyai lima slogan luar biasa. Dan sebagian slogan ini

ternyata diajarkan pula kepada anak-anak di sekolah, 5 slogan itu antara

lain: Seiri (Sort), Seiton (Set in order), Seisou (Cleaning), Seiketsu

(Maintain Cleanliness) dan juga Shitsuke (Discipline). Di Jepang, kita

tidak dapat membuang sampah secara sembarangan. Karena untuk jenis

sampah tertentu sudah ada jadwal tersendiri. Namun, jadwal pembuangan

sampah pun di setiap kota berbeda-beda. Pasalnya jika membuang sampah

dan bukan jadwal membuang sampah tersebut, maka sampah tersebut

tidak akan diambil oleh petugas kebersihan.

2.4 Saran

Setelah membaca isi dari skripsi ini, diharapkan kepada pembaca agar dapat

mengambil manfaat, yaitu:

1. Melalui skripsi ini penulis berharap ada solidaritas, kerjasama dari sikap

saling menghargai antar sesama seperti masyarakat Jepang ini yang harus

ditiru oleh Indonesia. Sebagai negara ke-2 di dunia yang menghasilkan

banyak sampah, kerjasama antara masyarakat dan solidaritas itu sangat

diperlukan. Tidak ada salahnya belajar dari Negara Jepang yang sangat

luar biasa. Ambil sisi baik dari negara Jepang dan jangan mencontoh sisi

buruknya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 58: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

50

2. Penulis berharap melalui skripsi ini, masyarakat dapat menjaga hubungan

baik dengan alam sekitar. Baik itu antara manusia dengan manusia,

manusia dengan alam, dan manusia dengan Tuhannya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 59: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

DAFTAR PUSTAKA

Alimansyar, 2017. Shinto: Agama Asli Orang Jepang, Medan. USU Press

Intania, Vonny, 2017. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga di Jepang.

Medan: Universitas Sumatera Utara

International Society for Education Information: Jepang Dewasa Ini, 1989,

Tokyo Japan

Koentjaraningrat, 1990. Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT.

Gramedia

Koentjaraningrat, 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rieneke

Cipta

Nawawi, Hadari, 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta:

Gajah Mada University Press

Nazir, Mohammad, 1988. Metode Penelitian. Jakarta, Ghalia Indonesia

Situmorang, Hamzon, 2006. Ilmu Kejepangan. Medan. USU Press

Situmorang, Hamzon, 2005. Telaah Pranata Masyarakat Jepang. Medan.

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara

Situmorang, Hamzon, 2013. Minzoku Gaku (Ethnologi) Jepang, Medan .

USU Press

Suryohadiprojo, Sayidiman. 1982. Manusia dan Masyarakat Jepang dalam

Perjalanan Hidup. Jakarta: UI-Press

Tantawi, Isma, 2015. Masyarakat dan Kebudayaan Indonesia, Medan.

Penerbit Al-Hayat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 60: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

http://journal.unair.ac.id/JPLG@harai:-telaah-konsep-religi-

koentjaraningrat-article-11624-media-44-category-8.html

https://media.neliti.com/media/publications/31637-ID-analisis-perilaku-

masyarakat-dalam-upaya-menciptakan-kebersihan-lingkungan-di-ko.pdf

http://muhammadhakim02.blogspot.co.id/2014/11/teori-model-

fenomenologi-menurut-edmund.html

http://murniramli.wordpress.com/2016/03/07/sejarah-budaya-kebersihan-

di-jepang/

http://www.denpasar.id.emb-

japan.go.jp/indonesia/konnichiwa%2014/konnichiwa14_041.html

http://angelinaregita.blogspot.co.id/2016/03/budaya-bersih-orang-jepang.

https://id.wikipedia.org/wiki/Kebudayaan

http://lamunanmalam.wordpress.com/2008/01/14/antara-ruang-privat-dan-

ruang-publik/

http://syulhadi.wordpress.com/my-document-/umum/komunikasi-

antarbudaya/ruang-publikpublic-space/

http://eprints.unsri.ac.id/5356/3/BAB_2.pdf

http://prastiti-fib06.web.unair.ac.id/

http://j-cul.com/8-alasan-kenapa-negara-jepang-sangat-bersih/

https://notethink.com/2017/10/04/o-soji-piket-membersihkan-sekolah-di-

jepang-serialpendidikandankehidupan-dijepang/

https://www.kompasiana.com/weedykoshino/59ecb97c4869327f280e37f2/

5-slogan-luar-biasa-jepang-bisa-bersih-dan-teratur

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 61: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

http://www.imccsub.com/tentang-jepang/jepang-modern/229-

bagaimanakah-sistem-pembuangan-sampah-di-jepang.html

https://bacaterus.com/sistem-pembuangan-sampah-di-jepang/

http://jpninfo.com/id/323

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 62: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

LAMPIRAN

Gambar 1. Di Jepang, setiap rumah tangga diharuskan untuk membedakan jenis

sampah mereka, mana sampah yang bisa di daur ulang dan yang tidak bisa di daur

ulang. (http://j-cul.com/8-alasan-kenapa-negara-jepang-sangat-bersih/)

Gambar 2. Tidak ada tempat sampah di public area, simpan dan bawa ke

tempat sampah terdekat atau membawanya pulang sebagai tanggung jawab

dari perbuatan mereka. (http://j-cul.com/8-alasan-kenapa-negara-jepang-sangat-

bersih/)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 63: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

Gambar 3. Lingkungan sekitar tanggung jawab pemilik rumah/gedung.

(http://j-cul.com/8-alasan-kenapa-negara-jepang-sangat-bersih/)

Gambar 4. Anak-anak SD Jinju Midori membersihkan setiap sudut sekolah

termasuk lapangan indoor dan toilet. (http://j-cul.com/8-alasan-kenapa-negara-

jepang-sangat-bersih/)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 64: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

Gambar 5. Sampah Menurut Jenisnya di Jepang

(http://www.olahsampah.com/index.php/manajemen-sampah/39-rahasia-sukses-

pengolahan-sampah-di-jepang)

Gambar 6. Pemilahan sampah pada jenisnya. (http://www.imccsub.com/tentang-

jepang/jepang-modern/229-bagaimanakah-sistem-pembuangan-sampah-di-

jepang.html)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 65: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

Gambar 7. Barang-barang yang dapat didaur ulang, disarankan agar warga kota

berpegang pada

prinsip “3R” yaitu reduce, reuse, dan recycle. (http://www.imccsub.com/tentang-

jepang/jepang-modern/229-bagaimanakah-sistem-pembuangan-sampah-di-

jepang.html)

Gambar 8. Tipe sampah yang harus dipilah ada 4. Yaitu moeru gomi, moenai

gomi, sampah ukuran besar, dan botol atau kaleng. (jp.fotolia.com/)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 66: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

ABSTRAK

FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG

Kebudayaan Jepang yang sejak dulu kita kenal memiliki banyak keanekaragaman.

Salah satunya sangat kental dengan budaya bersih. Hampir dimana pun kita berada,

baik di rumah, kantor, jalan raya, ataupun tempat yang lainnya, kita selalu

menghasilkan sampah.

Diceritakan bahwa kegiatan bersih-bersih mulai ada sejak jaman Asuka (abad ke-

7), yaitu setelah berlangsung Revormasi Taka. Pada masa itu, Buddha masuk ke

Jepang melalui China, dan kegiatan bersih-bersih mulai dilaksanakan di kalangan

bangsawan. Ketika memasuki periode Nara, budaya bersih-bersih erat kaitannya

dengan kegiatan agama.

Pada era Heian (akhir abad 8 sampai 12), budaya bersih mulai meluas ke

masyarakat awam. Namun, karena rumah orang awam sebagian besar adalah

berlantai tanah, maka bersih-bersih dipusatkan di dapur, dekat tungku masak.

Sikap warga Jepang dalam menghargai kebersihan ini sebagaimana telah

diajarkan dalam ajaran Shinto, kepercayaan asli masyarakat Jepang. Ajaran Shinto

beranggapan bahwa kebersihan adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan,

sehingga mereka yang menganut kepercayaan Shinto berlomba-lomba menjaga

kebersihan dan menjadikan hal itu sebagai budaya untuk mendekatkan diri pada

Tuhan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 67: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

Dalam Shinto, kesucian adalah hal yang sangat penting dan utama. Pengikut

Shinto diharuskan untuk senantiasa menjaga kesucian karena pada dasarnya, Shinto

memandang bahwa hidup manusia itu adalah suci. Shinto meyakinkan pengikutnya

agar selalu menjaga kebersihan dan kesucian baik itu kesucian secara fisik ataupun

batin. Apabila seseorang telah terkena kegare (kekotoran), maka ia diharuskan untuk

menjalani ritual penyucian diri. Di dalam agama Shinto, ritual untuk membersihkan

atau menyucikan diri adalah harae. Harae berfungsi untuk menyucikan diri dari

kekotoran.

Pendidikan sejak dini anak-anak di Jepang telah diajarkan untuk selalu

menjunjung tinggi nilai kebersihan itu sendiri. Di SD Jepang, anak-anak diwajibkan

untuk membersihkan ruang kelas dan lorong sekolah setiap hari sebelum pulang. Di

Jepang, bukan tugas tukang bersih-bersih untuk membersihkan ruangan kelas.

Ada 5 slogan yang diajarkan kepada anak-anak di sekolah yaitu: seiri, seiton,

seisou, seiketsu, dan shitsuke. Dan di Jepang, ada juga kegiatan untuk

mengelompokkan dan membuang sampah, itu dilakukan untuk menekan angka

penumpukan sampah.

Di Jepang setidaknya mereka memiliki tiga jenis pembagian sampah secara

umum yaitu: moeru gomi (sampah yang bisa dibakar) , moenai gomi (sampah yang

tidak bisa dibakar) dan sampah besar.

Di Jepang, kita tidak dapat membuang sampah secara sembarangan. Karena untuk

jenis sampah tertentu sudah ada jadwal tersendiri. Namun, jadwal pembuangan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 68: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

sampah pun di setiap kota berbeda-beda. Pasalnya jika membuang sampah dan bukan

jadwal membuang sampah tersebut, maka sampah tersebut tidak akan diambil oleh

petugas kebersihan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 69: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

日本社会にほんしゃかい

における「清潔せいけつ

」の文化現象ぶんかげんしょう

世界中せかいじゅう

で昔むかし

から日本に ほ ん

は様々さまざま

な文化ぶ ん か

を持も

っていることが知し

られている。その

様々さまざま

な文化ぶ ん か

の一ひと

つは清潔せいけつ

の文化ぶ ん か

である。自宅じ た く

、事務所じ む し ょ

、高速道路といったいろいろ

な場所ば し ょ

でも、人間にんげん

は常つね

にゴミご み

を生成せいせい

する。

飛鳥時代あ す か じ だ い

(7世紀せ い き

)特とく

に大化た い か

の改新かいしん

のときから、お清掃せいそう

の活動かつどう

がもう始はじ

まった

そうである。当時と う じ

、仏教ぶっきょう

は中国ちゅうごく

を通つう

じて日本に ほ ん

に入はい

り、貴族き ぞ く

でお清掃せいそう

の活動かつどう

が行おこな

れていた。奈良時代な ら じ だ い

の始はじ

まり、お清掃せいそう

は宗 教 的しゅうきょうてき

な活動かつどう

によく関連かんれん

された。

平安時代へいあんじだい

(794年ねん

ー1185年ねん

)の間あいだ

はお清掃せいそう

の文化ぶ ん か

が普通ふ つ う

の市民し み ん

まで広ひろ

がって

いた。しかし、昔市民むかししみん

の家いえ

は床ゆか

がないため、お清掃せいそう

の活動かつどう

は台所だいどころ

を中心ちゅうしん

に、特とく

暖炉だ ん ろ

の近ちか

くで行おこな

われていた。

清潔せいけつ

を守まも

るという日本人にほんじん

の習慣しゅうかん

は神道しんとう

の教おし

えから始はじ

まった。神道しんとう

の教おし

えによ

ると、清潔せいけつ

を守まも

ることが神かみ

を崇拝すうはい

する方法ほうほう

の一ひと

つである。そのため、神道しんとう

を信仰しんこう

る人ひと

たちはできるだけ清潔せいけつ

を守まも

り、お清掃せいそう

の活動かつどう

を文化ぶ ん か

にしたことである。そのた

め、神道しんとう

を信仰しんこう

する人ひと

たちはできるだけ清潔せいけつ

を守まも

り、お清掃せいそう

の活動かつどう

が文化ぶ ん か

になり、

神かみ

を崇拝すうはい

する方法ほうほう

にされた。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 70: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

神道しんとう

の教おし

えでは、清潔せいけつ

は非常ひじょう

に重要じゅうよう

で大切たいせつ

なことである。神道しんとう

は基本的きほんてき

人間にんげん

の生活せいかつ

が清潔せいけつ

であると考かんが

えているため、神道信者しんとうしんじゃ

は常つね

に清潔を維持する必要が

ある。神道しんとう

は、肉体的にくたいてき

であれ精神的せいしんてき

であれ、神道信者しんとうしんじゃ

が常つね

に清潔せいけつ

と清 浄しょうじょう

を保たも

つこ

とだという教おし

えがある。もし、誰だれ

かが穢けが

れに曝さら

された場合ば あ い

、その人ひと

は浄化じょうか

の儀式ぎ し き

受う

ける必要ひつよう

がある。神道しんとう

の宗 教しゅうきょう

では浄化じょうか

の儀式は祓言われる。祓は罪や穢れ、災

禍などを除き去るという目的である。

日本に ほ ん

における清潔せいけつ

の文化現象ぶんかげんしょう

に関連かんれん

して、上記じょうき

で述の

べられたように、その

清潔せいけつ

の文化ぶ ん か

は昔むかし

から始はじ

まり、全世界ぜんせかい

で認みと

められてきた。日本教育制度にほんきょういくせいど

でも、清潔せいけつ

維持い じ

する必要ひつよう

であることも子供こ ど も

のときから教おし

えられている。日本小学校にほんしょうがっこう

では、

毎日家まいにちいえ

へ帰かえ

る前まえ

に子こ

どもたちに教室きょうしつ

や廊下ろ う か

を清掃せいそう

させるという規則き そ く

がある。日本に ほ ん

学校がっこう

では、教室きょうしつ

や廊下ろ う か

をきれいにする管理人かんりにん

がいない。

学校がっこう

で子供こ ど も

たちに教おし

える決き

まりが五いつ

つあり、それは整理せ い り

、整頓せいとん

、清掃せいそう

、清潔せいけつ

躾しつけ

である。日本に ほ ん

には、ゴミご み

を出だ

す前、分別ぶんべつ

するという活動かつどう

もある。その活動かつどう

はゴミご み

を減へ

らすという目的もくてき

である。日本に ほ ん

は少すく

なくとも一般的いっぱんてき

に三種類さんしゅるい

の廃棄物はいきぶつ

に分別ぶんべつ

され、

それは燃も

えるゴミご み

、燃も

えないゴミご み

、粗大そ だ い

ごみである。

日本に ほ ん

で勝手か っ て

にゴミご み

を捨す

ててはいけない。ゴミご み

種類しゅるい

によって、出だ

す日ひ

が違ちが

うか

ら。しかしながら、地域ち い き

や都市と し

によっても、ゴミご み

を出だ

す日が違う。ゴミご み

出だ

し日付ひ づ け

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 71: FENOMENA BUDAYA BERSIH PADA MASYARAKAT JEPANG NI …

守まも

らずに、ゴミご み

を勝手か っ て

に捨す

てる場合ば あ い

はそのゴミご み

が管理人かんりにん

に持も

って行い

かず、そのまま

にされる。外国がいこく

に住す

んでいる日本人にほんじん

はゴミご み

の出だ

し方かた

が日本と違ちが

って、ほとんど驚おどろ

く。

日本に ほ ん

と比べたら、その国くに

の清潔せいけつ

が違ちが

うから。日本人にほんじん

は清潔せいけつ

が大好だ い ず

きで、世界中せかいじゅう

でも

すでに知し

られている。

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA