fenomena sosial budaya dalam perspektif kajian transkultural (lexy)

32
TRANSKULTURAL KEPERAWATAN I ´FENOMENA SOSIAL BUDAYA DALAM PERSPEKTIF KAJIAN TRANSKULTURAL NAMA : RANI LEKSI. NDOLU KELAS : KPN-101C PRODY : S1 – KEPERAWATAN DOSEN : BENEDIKTUS B.NIRON.SS.M.Si 1

Upload: biront-lex-nealz

Post on 25-Jul-2015

191 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

document

TRANSCRIPT

Page 1: Fenomena Sosial Budaya Dalam Perspektif Kajian Transkultural (Lexy)

TRANSKULTURAL KEPERAWATAN I

´FENOMENA SOSIAL BUDAYA

DALAM PERSPEKTIF KAJIAN

TRANSKULTURAL

NAMA : RANI LEKSI. NDOLU

KELAS : KPN-101C

PRODY : S1 – KEPERAWATAN

DOSEN : BENEDIKTUS B.NIRON.SS.M.Si

STIKES NUSANTARA KUPANG

20111

Page 2: Fenomena Sosial Budaya Dalam Perspektif Kajian Transkultural (Lexy)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas

rahmat dan bimbingan - Nya sehingga Tugas Transkultural Keperawatan II dengan

judul ´Fenomena Sosial Budaya Dalam Perspektif Kajian Transkultural sehingga

dapat diselesaikan dengan baik.

Dalam penyusunan makalah ini kami mendapat bimbingan dan pengarahan

dari semua pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Bapak Benediktus B. Niron, SS, Msi selaku Dosen Transkultural Keperawatan

II yang telah memberikan pengarahan serta membimbing kepada kami.

2. Kedua Orang Tua dan saudara-saudari kami yang telah membantu dan

mendukung kami.

3. Rekan-rekan seangkatan dan semua pihak yang telah membantu dan bekerja

sama dengan kami sehingga dapat terselesainya makalah ini dengan baik.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari

enyempurnaan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang

membangun dari semua pembaca.

Kupang, 03 Oktober 2011

Rani Leksi Ndolu

2

Page 3: Fenomena Sosial Budaya Dalam Perspektif Kajian Transkultural (Lexy)

DAFTAR ISI

Halaman :

Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i

Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .ii

Bab I. Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1

Bab II. Pembahasan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3

A. Pengertian Konsep Diri & Interaksi Sosial . . . . . . . . . 3

B. Pembahasan Tentang Konsep Diri . . . . . . . . . . . . . . . .4

C. Pembahasan Tentang Interaksi Sosial . . . . . . . . . . . . . . . . . 8

Bab III. Penutup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .16

Daftar Pustaka . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 18

BAB I

PENDAHULUAN3

Page 4: Fenomena Sosial Budaya Dalam Perspektif Kajian Transkultural (Lexy)

1.1. Latar Belakang

Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam perkembangan suatu

bangsa. Melalui pendidikan, kualitas sumber daya manusia suatu bangsa dapat

ditingkatkan. Oleh karena itu, pendidikan merupakan salah satu wujud interaksi sosial

dalam pengembangan juga terhadap konsep diri. Sebagai makhluk sosial, disadari

atau tidak, setiap harinya manusia melakukan interaksi dengan individu lain. Dengan

demikian tidak dapat dipungkiri antara manusia dan lingkungannya memiliki

hubungan yang sangat erat dan saling mempengaruhi dalam berbagai faktor. Dalam

memenuhi konsep interaksi sosial di haruskan mengetahui pengertian dari interaksi

sosial itu sendiri. Dengan kata lain, akan ada penyebab interaksi sosial yang muncul

dari pengertiannya.

Konsep diri berkaitan erat dengan individu termasuk ide, pikiran, kepercayaan

serta keyakinan yang diketahui dan dipahami oleh individu tentang dirinya. Hal ini

akan mempengaruhi kemampuan individu dalam membina hubungan dengan orang

lain. Setiap orang akan mendasarkan, membanding, merepon dan bentuk perlaku

sesuai dengan konsep dirinya.

Konsep diri terbentuk melalui proses yang terjadi sejak lahir kemudian secara

bertahap mengalami perubahan seiring dengan tingkat pertumbuhan dan perkembanga

individu. Pembentukan konsep diri sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Konsep diri

juga akan dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain termasuk

berbagai tekanan yang dialami individu. Hal ini akan membentuk persepsi individu

terhadap dirinya sendiri dan penilaian terhadap pengalaman akan situasi tertentu.

1.2. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah :

a. Untuk mengetahui pengertian Konsep Diri & Interaksi Sosial.

b. Untuk mengetahui hal-hal yang termasuk dalam konsep diri.

c. Untuk menjelaskan tentang interaksi sosial dan beberapa faktor dan bentuk serta

contoh yang berkaitan dengan interaksi sosial.

4

Page 5: Fenomena Sosial Budaya Dalam Perspektif Kajian Transkultural (Lexy)

Dengan makalah ini diharapkan proses interaksi sosial dapat berlangsung dengan baik

dalam bermasyarakat sehingga tercapai sebuah gambaran nyata mengenai kehidupan

manusia serta dapat memenuhi kebutuhan manusia satu dengan manusia lainnya.

BAB II

5

Page 6: Fenomena Sosial Budaya Dalam Perspektif Kajian Transkultural (Lexy)

PEMBAHASAN

A. Pengertian Konsep Diri & Interaksi Sosial

Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang

diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan

dengan orang lain (Stuart dan Sudeen, 1998). Hal ini temasuk persepsi individu akan

sifat dan kemampuan, in teraksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai - nilai yang

berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya.

Beck, Willian dan Rawlin (1986) menyatakan bahwa konsep diri merupakan

cara individu memandang dirinya secara utuh, baik fisik, emosional intelektual, sosial

dan spiritual. Konsep diri merupakan suatu ukuran kualitas yang memungkinkan

seseorang dianggap dan dikenali sebagai individu yang berbeda dengan individu

lainnya. Kualitas yang membuat seseorang memiliki keunikan sendiri sebagai

manusia, tumbuh dan berkembang melalui interaksi sosial, yaitu berkomunikasi dan

menjalin hubungan dengan orang lain. Individu tidak dilahirkan dengan membawa

kepribadian tetapi dipengaruhi oleh lingkungan disekitarnya. Pengalaman dalam

kehidupan akan membentuk diri (kepribadian), tetapi setiap orang juga harus

menyadari apa yang sedang terjadi dan apa yang telah terjadi pada diri pribadinya.

Kesadaran terhadap diri pribadi merupakan suatu proses persepsi yang ditujukan pada

dirinya sendiri. Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan - hubungan sosial

yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara

individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan

kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga

terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya

diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya.

B.Pembahasan Tentang Konsep Diri

6

Page 7: Fenomena Sosial Budaya Dalam Perspektif Kajian Transkultural (Lexy)

Faktor-faktor yang mempengaruhi KonsepDiri

Perkembangan Konsep diri bukan bawaan (hereditas) sejak lahir, tetapi

berkembang melalui tahapan tertentu karena interaksi dengan lingkungan. Sejak lahir

seseorang mulai mengenal dan membedakan dirinya dengan orang lain. Dengan

demikian pembentukan konsep diri melalui suatu p roses belajar. Dalam melakukan

kegiatannya seseorang memiliki batasan diri yang terpisah dari lingkungan dan

berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan, penggunaan bahasa, suara,

pengalaman atau pengenalan tubuh, nama panggilan, pangalaman budaya, interaksi

sosia, hubungan interpersonal, kemampuan dalam bidang terntentu yang dinilai oleh

diri, kelompok atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasikan potensi

yang dimilikinya. Orang terpenting atau yang Terdekat (Significant Other).

Pembentukan konsep diri terjadi melalui kedekatan dan hubungan personal dengan

orang terdekat disekitarnya. Hal ini dipelajari melalui kontak dan pengalaman pribadi

dengan orang lain. Belajar melalui cermin orang lain dengan cara pandangan diri

Merupakan interprestasi diri atas pandangan orang lain terhadap dirinya. Ketika anak

mulai tumbuh dewasa akan sangat dipengaruhi oleh orang tua (ayah dan ibunya),

dimana perilakunya akan banyak dibentuk dengan ukuran dan interpretasi dengan

tindakan³ perilaku orang tuanya. Demikian halnya, pada saat remaja dipengaruhi oleh

teman di lingkungan bermain, sekolah, atau orang lain yang dekat dengan dirinya,

pengaruh orang dekat atau orang penting sepanjang siklus hidup, pengaruh budaya

dan sosialisasi akan membentuk konsep diri seseorang. Persepsi Terhadap Diri

Pribadi (Self-Perception) Proses psikologis diasosiasikan dengan interpretasi dan

pemberian makna terhadap orang atau objek tertentu yang dikenal dengan persepsi.

Menurut Fisher, persepsi didefenisikan sebagi interpretasi terhadap berbagai

sensasi sebagai representasi dari objek eksternal. Dengan demikian persepsi

merupakan pengetahuan yang dapat ditangkap oleh panca indera.

Gambaran diri (Body Image)

Gambaran diri (body image) merupakan sikap seseorang terhadap tubuhnya secara

sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran,

bentuk, fungsi penampilan dan potensi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara

berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap individu (Stuart and

Sundeen, 1991). Sejak lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima

stimulus dari orang lain, kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar

7

Page 8: Fenomena Sosial Budaya Dalam Perspektif Kajian Transkultural (Lexy)

dirinya terpisah dari lingkungan (Keliat,1992). Gambaran diri berhubungan dengan

kepribadian, cara individu memandang dirinya memiliki dampak terhadap

perkembangan psikologisnya. Pandangan yang realistis terhadap dirinya dengan

menerima dan mengukur bagian tubuhnya akan terhindar dari rasa cemas dan

meningkatkan harga diri (Keliat, 1992). Individu yang stabil, realistis dan konsisten

terhadap gambaran dirinya akan memperlihatkan kemampuan yang mantap terhadap

aktualisasi diri dalam rangka memperbaiki hubungan dengan orang lain, penerimaan

diri dan menjadi pemicu sukses dalam kehidupannya.

1. Ideal Diri

Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana dirinya harus

berperilaku dan bertindak berdasarkan standar, aspirasi, tujuan atau penilaian personal

tertentu (Stuart and Sundeen, 1991). Standar diri terkait dengan tipe orang yang akan

diinginkan ³patokan atau sejumlah aspirasi, cita-cita, nilai-nilai yang ingin di capai.

Ideal diri akan mewujudkan cita-cita, nilai-nilai yang ingin dicapai. Ideal diri akan

mewujudkan harapan dan cita-cita pribadi berdasarkan norma sosial (keluarga

budaya) serta kepada siapa ingin dilakukan. Ideal diri sebagai cermin dari konsep diri

mulai berkembang sejak masa kanak ²kanak yang di pengaruh orang-orang

terdekat³penting dalam hidupnya yang memberikan keuntungan dan harapan pada

perkembangan berikutnya. Ideal diri akan di bentuk melalui proses identifikasi pada

oranglian seperti, teman, guru, pemimpin, orang tua, dan sebagainya.

2. Identitas dan Kesadaran Diri

Identitas diri adalah cara-cara yang digunakan untuk membedakan individu

satu dengan individu-individu lainnya. Dengan demikian diri adalah suatu pengertian

yang mengacu pada identitas spesif ik dari individu. Identitas diri adalah kesadaran

akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesa

dari semua aspek konsep diri sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh (Stuart and

Sudeen, 1991). Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan

memandang dirinya berbeda dengan orang lain. Kemandirian timbul dari perasaan

berharga (aspek diri sendiri), kemampuan dan penyesuaian diri. Seseorang yang

mandiri dapat mengatur dan menerima dirinya.

8

Page 9: Fenomena Sosial Budaya Dalam Perspektif Kajian Transkultural (Lexy)

3. Pembentukan Konsep Diri

Wuryanano (2007) menguraikan bagaimana membentuk konsep diri menjadi

lebih baik, maka terlebih dahulu Anda harus mengetahui hal-hal yang mempengaruhi

Konsep Diri, yaitu:

cita-cita diri

Cita-cita diri adalah keinginan untuk mencapai sesuatu tujuan, harapan, dan

keinginan pribadi yang dipengaruhi oleh lingkungan disekitarnya seperti, orang tua,

teman atau tetangga. Hal ini biasanya sangat kuat mempengaruhi kehidupan

seseorang di masa depan. Seringkali terjadi cita-cita diri bukanlah harapan pribadi,

tetapi sudah terjadi dan dijalani saat ini, tidaklah mungkin mengubah secara fisik apa

yang saat ini sudah terjadi. Misalnya, Anda tidak bercita-cita untuk menjadi seorang

guru, tetapi karena orang tua sangat menginginkan punya anak seorang guru, maka

akhirnya di dalam perjalanan pendidikan Anda sudah terarah untuk menjadi pendidik.

Hal ini secara fisik sangat sulit untuk dirubah. Seseorang akan tetap menjadi seorang

guru, dokter, insinyur atau pengacara. Hal ini sebenarnya tidak begitu berpengaruh

pada kehidupan pribadi. Tetapi yang penting di pahami, bahwa kehidupan pribadi

sangat dipengaruhi oleh sesuatu yang lebih prinsip, sesuatu dari dalam diri yang

diyakini, yaitu citra diri.

Citra Diri

Citra Diri merupakan suatu produk dari pengalaman masa lalu beserta sukses

dan kegagalannya. Citra diri dibangun oleh sebuah gambaran tentang diri yang

menurut keyakinan dianggap benar. Citra Diri sebenarnya muncul sebagai "Konsepsi

diri mengenai seperti apakah diri Anda sebenarnya". Seringkali keyakinan tentang diri

tidak tepat atau memang salah. Tetapi yang sering terjadi seseorang menganggap hal

itu sesuatu yang sesungguhya. Seseorang bisa menjadikan pengalaman hidup dan

aktualisasi dirinya sebagai sebuah kisah sukses, atau sebaliknya suatu kisah penuh

kegagalan, keburukan, keterpurukan, dan kesulitan. Semuanya tergantung pada apa

yang akan dilakukan terhadap citra dalam dirinya. Dengan kata lain citra diri

merupakan alat penting untuk mencapai kebaikan atau keburukan. Upaya mengubah,

memperbaiki dan meningkatkan citra diri harus menggunakan kekuatan pikiran super,

bekerja keras dengan sebuah wawasan³cara pandang dan berfikir baru. Semua

9

Page 10: Fenomena Sosial Budaya Dalam Perspektif Kajian Transkultural (Lexy)

tindakan dan emosi akan selalu konsisten dengan citra diri. Anda akan bertindak

sesuai dengan diri yang menurut pikiran menunjukk an keberadaan dirinya. Anda

tidak bisa bertindak selain dari itu, meskipun mungkin melatih seluruh daya

kemampuannya. Jika orang berpikir dengan keyakinan bahwa dirinya sebagai "tipe

orang gagal", maka dirinya akan menemukan cara untuk mendekati kegagalan;

biarpun dia sudah berusaha keras sekali agar berhasil. Orang yang berpikir dirinya

"tidak beruntung" seperti itu akan mendapatkan bukti bahwa dia memang selalu

ditimpa kemalangan dalam hidupnya, meskipun dia selalu mencoba berusaha agar

berhasil. Hal pent ing yang perlu ditekankan bahwa citra diri sebagai landasan

sekaligus pilar yang menyangga seluruh kepribadian seseorang. Hal ini menandakan

bahwa citra diri dapat dirubah atau masih mungkin untuk diperbaiki sesuai kehendak

dirinya.

Harga Diri :

Harga diri merupakan penilaian diri terhadap hasil yang dicapai dengan

menganalisis seberapa jauh perilaku memenuhi ideal diri (Stuart and Sundeen, 1991).

Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau harga

diri yang tinggi. Jika indi vidu sering gagal, maka cenderung harga diri rendah. Harga

diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama adalah di cintai dan

menerima penghargaan dari orang lain (Keliat, 1992). Biasanya harga diri sangat

rentan terganggu pada saat remaja dan usia lanjut. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa masalah kesehatan fisik mengakibatkan harga diri rendah. Harga Diri

merupakan ukuran seberapa besar seseorang bisa memberikan penghargaan terhadap

diri sendiri akan menentukan seberapa tinggi harga dirinya. Jika seseorang kerapkali

tidak mampu menghargai diri sendiri, menganggap remeh dirinya, maka orang

lainpun dipastikan tidak akan menghargai dirinya sebagaimana mestinya. Citra Diri

juga sangat kuat pengaruhnya terhadap harga diri. Oleh karena itu, langkah awal yang

harus diperhatikan bagaimana membentuk citra diri lebih baik, sehingga menentukan

tingkat harga diri yang diharapkan. Satu hal yang mendasar bahwa citra diri dapat

diubah. Orang tidak pernah terlalu muda atau terlalu tua untuk bisa mengubah citra

dirinya. Individu memulai hidup baru secara lebih produktif, kreatif, inovatif serta

berani mengambil risiko. Seseorang memungkinkan untuk mengubah citra dirinya.

Kebanyakan orang kurang menyadari bahwa kesulitan terletak pada penilaian atas diri

10

Page 11: Fenomena Sosial Budaya Dalam Perspektif Kajian Transkultural (Lexy)

sendi ri. Begitu banyak di antara kita yang kurang menghargai diri sendiri.

Keberhasilan seseorang dalam memperbaiki atau membentuk kembali konsep diri

yang benar sesuai keinginan, sangat ditentukan oleh sikap pribadinya. Sikap tidak

lebih dari kebiasaan berpikir dan kebiasaan yang dapat dibentuk dan dipelajari. Sikap

yang sehat secara pasti akan membimbing menuju kesuksesan. Sikap yang sehat harus

terus menerus dipupuk dan dibiasakan dalam kehidupan sehari -hari.

C. Pembahasan Tentang Interaksi Sosial

Konsep Teori

Sosiologi memperhatikan kedua segi dari masyarakat, yaitu segi statis dan segi

dinamis. Segi statis masyarakat, yaitu struktur masyarakat, sedangkan segi

dinamisnya yaitu fungsi masyarakat. Perubahan dan perkembangan masyarakat

mewujudkan segi dinamisnya. Hal ini disebabkan adanya hubungan antarindividu

ataupun kelompok sosial. Sebelum hubungan interaksi sosial mempunyai bentuk yang

konkret, terlebih dahulu dialami suatu proses kearah bentuk konkret yang sesuai

dengan nilai-nilai sosial dalam masyarakat. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

proses-proses interaksi sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika

kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-

bentuk hubungan tersebut. Dengan perkataan lain, proses-proses interaksi sosial

diartikan sebagai pengaruh timbal balik antar berbagai segi kehidupan masyarakat.

Menurut Abu Ahmadi (dalam Abdul Syani, 2002, 152) mengatakan bahwa

dengan proses sosial kita amati apabila perubahan -perubahan mengganggu cara hidup

yang telah ada. Dengan konsep interaksi, ia memberikan batasan proses sosial sebagai

pengaruh timbal balik antarindividu dan golongan di dalam usaha mereka untuk

memecahkan persoalan yang dihadapi dan didalam usaha mereka untuk mencapai

tujuan mereka. Sementara menurut pendapat ahli yang lain (Gillin dan Gillin) dalam

buku Soerjono Soekanto mengatakan bahwa bentuk lain proses sosial hanya

merupakan bentuk-bentuk khusus dari interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan

hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-

orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang

perorangan dengan kelompok manusia. Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial

dimulai pada saat itu. Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau

bahan mungkin berkelahi.

11

Page 12: Fenomena Sosial Budaya Dalam Perspektif Kajian Transkultural (Lexy)

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-bentuk interaksi sosial yang berkaitan dengan proses asosiatif dapat

terbagi atas bentuk kerja sama, akomodasi, dan asimilasi. Kerja sama merupakan

suatu usaha bersama individu dengan individu atau kelompok-kelompok untuk

mencapai satu atau beberapa tujuan. Akomodasi dapat diartikan sebagai suatu

keadaan, di mana terjadi keseimbangan dalam interaksi antara individu-individu atau

kelompok-kelompok manusia berkaitan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai

sosial yang berlaku dalam masyarakat. Usaha-usaha itu dilakukan untuk mencapai

suatu kestabilan. Sedangkan Asimilasi merupakan suatu proses di mana pihak-pihak

yang berinteraksi mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta

tujuan-tujuan kelompok. Bentuk interaksi yang berkaitan dengan proses disosiatif ini

dapat terbagi atas bentuk persaingan, kontravensi, dan pertentangan. Persaingan

merupakan suatu proses sosial, di mana individu atau kelompok-kelompok manusia

yang bersaing, mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan. Bentuk

kontravensi merupakan bentuk interaksi sosial yang sifatnya berada antara persaingan

dan pertentangan. Sedangkan pertentangan merupakan suatu proses sosial di mana

individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menantang

pihak lawan yang disertai dengan ancaman dan kekerasan.

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial adalah :

1. Proses-proses yang asosiatif

Merupakan interaksi sosial yang mengarah kepada bentuk -bentuk asosiatif seperti :

a. Kerja sama (cooperation)

Menurut Soerjono Soekanto, kerjasama merupakan suatu usaha bersama

antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa

tujuan bersama.

b. Akomodasi

Akomodasi adalah Usaha-usaha untuk menunjukkan pada suatu keadaan dan

untuk menunjukkan pada suatu proses. Akomodasi yang menunjukkan suatu keadaan,

adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antar orang-perorang dan kelompok-

kelompok manusia sedangkan dalam suatu proses yaitu menunjukkan usaha-usaha

manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha untuk mencapai kestabilan.

12

Page 13: Fenomena Sosial Budaya Dalam Perspektif Kajian Transkultural (Lexy)

Salah satu tujuannya adalah untuk mengurangi pertentangan antar orang atau

kelompok manusia dan untuk mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk

sementara waktu.

c. Asimilasi

Merupakan proses sosial yang timbul bila ada kelompok masyarakat dengan

latar belakang kebudayaan yang berbeda saling bergaul dalam jangka waktu lama

sehingga lambat laun kebudayaan asli berubah sifat dan wujudnya membentuk

kebudayaan baru. Proses asimilasi timbul bila ada kelompok-kelompok manusia yang

berbeda kebudayaannya, orang-perorangan sebagai warga kelompok saling bergaul

secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama sehingga kebudayaan dari

kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri.

2. Proses-proses yang disosiatif

Proses disosiatif disebut juga proses oposisi. Oposisi dapat diartikan cara yang

bertentangan dengan seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk

kepentingan ilmu pengetahuan, oposis i atau proses-proses yang disosiatif.

a. Bentuk-bentuk persaingan, antara lain :

1. Persaingan ekonomi

2. Persaingan kebudayaan

3. Persaingan kedudukan dan peranan

4. Persaingan ras

b. Kontravensi (contravention)

Kontravensi merupakan bentuk proses sosial yang berbeda antara persaingan

atau pertikaian. Kontravensi merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap

orang-orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu. Bentuk-

bentuk Kontravensi adalah sebagai berikut :

1. Perbuatan, penolakan, perlawa nan dan lain-lain

2. Menyangkal pernyataan orang lain dimuka umum

3. Melakukan penghasutan

4. Berkhianat

5. Mengejutkan lawan, dan lain-lain

c. Pertentangan (pertikaian atau conflict).

13

Page 14: Fenomena Sosial Budaya Dalam Perspektif Kajian Transkultural (Lexy)

Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses sosial dimana individu atau

kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan

dengan ancaman atau kekerasan. Bentuk-bentuk pertentangan antara lain :

1. Pertentangan pribadi

2. Pertentangan rasial

3. Pertentangan antara kelas-kelas sosial, umumnya disebabkan oleh karena

adanya perbedaan-perbedaan kepentingan.

4. Pertentangan politik.

5. Pertentangan yang bersifat internasional.

3. Bentuk Interaksi Sosial Menurut Proses Terjadinya.

Imitasi

Imitasi adalah pembentukan nilai melalui dengan meniru cara-cara orang lain.

Salah satu dari segi positif adalah bahwa imitasi dapat mendorong seseorang untuk

mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku.

Contoh : Seorang anak sering kali meniru kebiasan-kebiasan orang tuanya .

Identifikasi

Identifikasi adalah menirukan dirinya menjadi sama dengan orang yang

ditirunya . Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian

seseorang dapat ter batas atas dasar faktor ini. Contoh : Seorang anak laki-laki yang

begitu dekat dan akrab dengan ayahnya suka mengidentifikasikan dirinya menjadi

sama dengan ayah nya.

Sugesti

Sugesti dapat diberikan dari seorang individu kepada kelompok.

Kelompok kepada kelompok kepada seorang individu. Faktor ini berlangsung apabila

seseorang memberi suatu pandangan yang berasal dari dirinya yang kemudian

diterima orang lain.

Contoh :

Seorang remaja putus sekolah akan dengan mudah ikut-ikutan terlibat

´Kenalan Remaja´. Tanpa memikirkan akibatnya kelak.

Motivasi

Motivasi juga diberikan dari seorang individu kepada kelompok.

Contoh :

14

Page 15: Fenomena Sosial Budaya Dalam Perspektif Kajian Transkultural (Lexy)

Pemberian tugas dari seorang guru kepada muridnya merupakan salah satu

bentuk motivasi supaya mereka mau belajar dengan rajin dan penuh rasa tanggung

jawab.

Simpati

Perasaan simpati itu bisa juga disampaikan kepada seseorang / kelompok orang atau

suatu lembaga formal pada saat-saat khusus.

Misalnya apabila perasaan simpati itu timbul dari seorang perjaka terhadap

seorang gadis / sebaliknya kelak akan menimbulkan perasaan cinta kasih / kasih

saying.

Empati

Empati itu dibarengi perasaan organisme tubuh yan g sangat dalam.

Contoh :

Jika kita melihat orang celaka sampai luka berat dan orang itu kerabat kita,

maka perasaan empati menempatkan kita seolah-olah ikut celaka.

Jenis Interaksi Sosial

Ada empat jenis interaksi sosial dengan lingkungannya, yaitu :

- Individu dapat bertentangan dengan lingkungannya.

- Individu dapat memanfaatkan lingkungannya.

- Individu dapat berinteraksi dengan lingkungannya.

- Individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Lingkungan di sini bisa berupa lingkungan fisik (alam bend a-benda yang konkrit),

lingkungan psikis (jiwa, badan, orang-orang dalam lingkungan) serta lingkungan

rohaniah (keyakinan-keyakinan, ide-ide, dan filsafat-filsafat yang terdapat di

lingkungan individu).

Proses Interaksi Sosial

Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia

bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi

manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara

seseorang dengan sesamanya. Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun

dapat dirubah, perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran

15

Page 16: Fenomena Sosial Budaya Dalam Perspektif Kajian Transkultural (Lexy)

yang dilakukan orang ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan

interpretative process.

Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat

kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya

hubungan sosial Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian

tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels

menunjukkan beberapa hal yang dapat menjadi sumber informasi bagi dimulainya

komunikasi atau interaksi sosial. Sumber Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu

Ciri Fisik dan Penampilan.

Ciri Fisik, adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir

yang meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan disini dapat meliputi daya tarik

fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan wacana.

Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi

ruang dan dimensi waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I. Thomas.

Hall membagi ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak

intim, jarak pribadi, jarak sosial, dan jarak publik. Selain aturan mengenai ruang Hall

juga menjelaskan aturan mengenai Waktu. Pada dimensi waktu ini terlihat adanya

batasan toleransi waktu yang dapat mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan yang

terakhir adalah dimensi situasi yang dikemukakan oleh W.I. Thomas.

Definisi

Situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum memberikan reaksi.

Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat.

Faktor-Faktor Yang Mendorong Terjadinya Interaksi Sosial

1. Tindakan Sosial

16

Page 17: Fenomena Sosial Budaya Dalam Perspektif Kajian Transkultural (Lexy)

Tidak semua tindakan manusia dinyatakan sebagai tindakan sosial misalnya:

Seorang pemuda yang sedang mengkhayalkan gadis impiannya secara diam-diam .

Menurut MAX WEBER , tindakan sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat

mempengaruhi individu-individu lainnya dalam masyarakat .

Tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4 macam yaitu :

a. Tindakan Rasional Instrumental : Tindakan yang dilakukan dengan

memperhitungkan kesesuaian antara cara dan tujuan. Contoh : Bekerja Keras

untuk mendapatkan nafkah yang cukup .

b. Tindakan Rasional Berorientasi nilai : Tindakan-tindakan yang berkaitan

dengan nilai-nilai dasar dalam masyarakat . Contoh : Tindakan-tindakan yang

bersifat Religio magis .

c. Tindakan Tradisional; Tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan

Rasional . Contoh : Berbagai macam upacara / tradisi yang dimaksudkan

untuk melestarikan kebudayaan leluhur .

d. Tindakan Ofektif : Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh seorang /

kelompok orang berdasarkan perasaan / emosi

2. Kontak Sosial

Dalam kehidupan sehari-hari kontak sosial dapat dilakukan dengan cara :

Kontak Sosial yang dilakukan menurut cara pihak-pihak yang berkomunikasi .

Cara kontak sosial itu ada 2 macam yaitu :

Kontak Langsung : Pihak komunikator menyampaikan pesannya

secara langsung kepada pihak komunikan.

Kontak Tidak Langsung : Pihak komunikator menyampaikan pesannya kepada

pihak komunikan melalui perantara pihak ketiga .

Kontak Sosial yang dilakukan menurut terjadinya proses komunikasi .

Ada 2 macam kontak sosial:

Kontak Primer

Kontak Sekunder

Komunikasi Sosial

Komunikasi artinya berhubungan atau bergaul dengan orang lain.

Orang yang menyampaikan komunikasi disebut komunikator , orang yang menerima

komunikasi disebut komunikan. Tidak selamanya kontak sosial akan menghasilkan

17

Page 18: Fenomena Sosial Budaya Dalam Perspektif Kajian Transkultural (Lexy)

interaksi sosial yang baik apabila proses komunikasinya tidak berlangsungnya secara

komunikatif .

Contoh : Pesan yang disampaikan tidak jelas, berbelit-belit , bahkan mungkin sama

sekali tidak dapat dipahami .

Contoh-Contoh Interaksi Sosial

Untuk contoh-contoh interaksi sosial sudah disinggung sedikit dalam konsep

teori. Jika dua orang atau lebih bertemu, mereka akan saling menegur, berjabat tangan

atau mungin berkelahi, ini merupakan contoh interaksi sosial. Contoh lain, sangat

banyak terjadi di kehidupan bermasyarakat. Seperti, belanja di warung atau pasar,

menolong tetangga yang dalam kesulitan, datang ke acara pesta, bahkan berbicara

melalui media elektronik termasuk dalam contoh interaksi sosial dan masih banyak

contoh interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh interaksi sosial yang sedang hangat dibicarakan adalah masalah kasus

KPK dan Kapolri. Menurut harian Dumai Pos yang terbit pada tanggal (03 November

2009) memaparkan tentang kasus unjuk rasa yang dilakukan oleh sejumlah orang. Di

dalam internet yang dikenal dengan istilah e-mail, banyak orang yang pro dan kontra

terhadap interaksi sosial tidak akan terjadi jika manusia mengadakan hubungan yang

langsung dengan sesuatu yang sama sekali tidak berpengaruh terhadap sistem

syarafnya sebagai akibat hubungan tersebut.

BAB III

PENUTUP18

Page 19: Fenomena Sosial Budaya Dalam Perspektif Kajian Transkultural (Lexy)

A. Kesimpulan

Kunci keberhasilan hidup adalah konsep diri positif. Konsep diri memainkan

peran yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang, karena

konsep diri dapat dianalogikan sebagai suatu ´operating systemµ yang menjalankan

suatu komputer. Terlepas sebaik apapun perangkat keras komputer dan program yang

di-install, apabila sistem operasinya tidak baik dan banyak kesalahan, maka komputer

tidak dapat bekerja dengan maksimal. Hal yang sama berlaku bagi manusia. Konsep

diri merupakan sistem operasi yang menjalankan komputer mental, yang

mempengaruhi ke mampuan berpikir seseorang. Konsep diri setelah terinstall akan

masuk di pikiran bawah sadar dan mempunyai bobot pengaruh sebesar 88% terhadap

tingkat kesadaran seseorang dalam suatu saat. Semakin baik konsep diri, maka akan

semakin mudah seseorang untuk be rhasil.

Proses-proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat jika orang

perorangan dan kelompok -kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem

serta bentuk-bentuk hubungan tersebut. Interaksi sosial didirikan oleh individu itu

sendiri dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Karena pada dasarnya

manusia berinteraksi dengan manusia lainnya. Sesuatu yang didasarkan pada

kebiasaan -kebiasaan sehari-hari yang tercipta dapat dikategorikan kedalam proses

sosial dalam interaksi sosial.

B. Saran

Dalam interaksi sosial, dapat terjadi hubungan yang positif maupun hubungan

yang negatif. Interaksi sosial yang positif terjadi dikarenakan hubungan antara kedua

belah pihak saling menguntungkan sehingga hubungan tersebut dapat berlangsung

lebih lama dan aman serta dapat mengarah pada suatu kerja sama. Sedangkan

interaksi sosial yang negatif akan mengakibatkan suatu pertentangan atau

perselisihan. Secara otomatis, akan merugikan kedua belah pihak yang bersangkutan.

Dengan kata lain, hendaknya kita sebagai makhluk sosial dasar akan peran dalam

masyarakat dan menjaga hubungan baik dengan manusia atau pun lingkungan

masyarakat dimanapun kita berada. Maka dengan hubungan yang baik akan

mewujudkan interaksi sosial yang positif. Serta perlu ditingkatkan pengetahuan

19

Page 20: Fenomena Sosial Budaya Dalam Perspektif Kajian Transkultural (Lexy)

pengetahuan dalam batas interaksi sosial agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diingin

kan.

DAFTAR PUSTAKA

20

Page 21: Fenomena Sosial Budaya Dalam Perspektif Kajian Transkultural (Lexy)

1. Soekanto, Soerjono, 2007, Sosiologi Suatu Pengantar, PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

2. Sunarto, Kamanto, 2004, Pengantar Sosiologi, Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia, Jakarta.

3. Syani, Andal, 2002, Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, Bumi Aksara,

Jakarta.

4. Harian Dumai Pos, Terbitan 03 November 2009.

5. Web : http :// www . sosiologi . com .

21