farmakologi kel5

15
MAKALAH ANTAGONISME FARMAKODINAMIKA Kelompok V: Hendra Apriadi Joko Haryono Juliani Venia B. M. Zain Titik Meigha Trimitha Livenia YAYASAN EKA HARAP PALANGKARA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN TINGKAT I A

Upload: malaykathitam

Post on 11-Nov-2015

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

MAKALAHANTAGONISME FARMAKODINAMIKA

Kelompok V:Hendra ApriadiJoko HaryonoJuliani Venia B.M. ZainTitik MeighaTrimitha Livenia

YAYASAN EKA HARAP PALANGKARASEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANPROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATANTINGKAT I ATAHUN AJARAN 2013/2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ANTAGONISME FARMAKODINAMIKA ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai ANTAGONISME FARMAKODINAMIKA kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Palangkaraya, 04 April 2014

PenyusunDAFTAR ISI

Halaman juduliKata pengantar iiDaftar isiiiiBAB I PENDAHULUAN :A. Latar belakang1B. Rumusan masalah2C. Tujuan Penulisan2

BAB II PEMBAHASAN: A. Farmakologi1B. Farmakodinamika1C. Antagonisme Farmakodinamika1

BAB III KESIMPULAN:A. Kesimpulan5B. Saran5

DAFTAR PUSTAKA 6

iii

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangDalam arti luas farmakologi ialah ilmu mengenai pangaruh senyawa terhadap sel hidup, lewat proses kimia khususnya lewat reseptor dalam ilmu kedokteran denyawa tersebut di sebut obat dan lebih menekankan pengetahuan yang mendasari manfaat dan resiko penggunaan obat. Karena itu farmakologi dikatakan seni menimbang (the art of wighing). Tanpa pengetahuan farmakologi yang baik seorang dokter dapat merupakan sumber bencana yang bagi pasien, karena tidak ada obat yang aman secara murni. Hanya dengan penggunaan yang cermat, obat dapat bermanfaat tanpa efek samping tidak diinginkan yang mengganggu. Selain itu, pengetahuan menngenai efek samping obat memampukan dokter mengenal tanda dan gejala yang disebabkan obat. Hampir tidak ada gejala dari demam, gatal, sampai syok anafilaktik, yang tidak terjadi pada obat. Jadi obat selain barmanfaan dalam pengobatan penyakit, juga merupakaan penyebab penyakit. Menurut satu survey di amerika serikat, sekitar 5% pasien masuk rumah sakit akibat obat. Resiko fatalitas kasus akibat obat di rumah sakit bervariasi antara 2-12% efek samping obat meningkat sejalan dengan obat yang di minum.melihat fakta tersebut, pentingnya pengetahuan tentang obat bagi dokter tidak dapat diragukan. Obat didefinisikan sebagai senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati, mendiagnosis penyakit atau gangguan, atau menimbulkan suatu kondisi tertentu, misalnya membuat orang infertil, atau melumpuhkan otot rangka selama pembedahan. Farmakologi sebagai ilmu yang berbeda dari ilmu lain secara umum pada keterkaitan erat pada ilmu dasasr maupun ilmu klinik. Sangat sulit memngerti farmakologi tanpa mengetahuifisiologi tubuh, bio kimia, dan patogenesis penyakit dan ilmu kedokteran klinik. Jadi farmakologi ialah ilmu yang mengintegrasikan ilmu kedokteran dasar, dan menjembatani ilmu praklinik dan ilmu klinik. Mahasiswa yang belajar farmakologi mendapat bayangan yang lebih jelas mengenai keterkaitan antara ilmu kedokteran dasar yang telah mereka dapan dan yang akan didapat, karena farmakologiterkait dengan hampir semua ilmu kedokteran lainnya termasuk ilmu gizi. Farmakologi mempunyai keterkaitan dengan perawat, yaitu untuk mempelajari ilmu mengenai cara membuat, memformulasi, menyimpan, dan menyediakan obat. Farmakologi terutama terfokus pada dua sub, yaitu farmakokinetik dan farmakodinamik.1

Dalam makalah ini akan dibahas secara umum mengenai farmakologi pada sub farmakodinamika terutama pada materi antagonisme farmakodinamika.1B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan farmakologi?2. Apa yang dimaksud dengan farmakodinamika?3. Apa yang dimaksud dengan antagonisme farmakodinamika?4. Apa saja jenis-jenis yang termasuk dalam antagonisme farmakodinamika?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan farmakologi.2. Untuk mengatahui apa yang dimaksud dengan farmakodinamika.3. Untuk mengatahui apa yang dimaksud dengan antagonisme farmakodinamika.4. Untuk mengatahui apa saja jenis-jenis yang termasuk dalam antagonisme farmakodinamika.

2

BAB IIPEMBAHASAN

D. Farmakologi

Dalam arti luas, farmakologi ialah ilmu mengenai pengaruh senyawa terhadap sel hidup, lewat proses kimia khususnya reseptor. Senyawa ini biasanya disebut obat dan lebih menekankan pengetahuan yang mendasari manfaat dan risiko penggunaan obat.

E. Farmakodinamika

Farmakodinamika adalah subdisiplin farmakologi yang mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi obat, serta mekanisme kerjanya . tujuan mempelajari mekanisme obat ialah untuk meneliti efek obat, mengetahui interaksi obat dengan sel, dan mengetahui urutan peristiwa serta spektrum efek dan respons yang terjadi. Pengetahuan yang baik mengenai ini merupakan dasar terapi rasional dan berguna dalam sintesis obat baru.F. Antagonisme FarmakodinamikaAntagonisme farmakodinamika yaitu yang mempengaruhi proses interaksi obat dengan reseptor spesifik, sehingga menurunkan respons biologis obat.Secara farmakodinamik dapat dibedakan dua jenis antagonisme farmakodinamik, yaitu:1. Antagonis fisiologik, yaitu antagonisme pada sistem fisiologik yang sama, tetapi pada reseptor yang lain berlainan. Misalnya, efek histamindan autakoid lainnya yang dilepaskan tubuh sewaktu terjadi syok anafilatik dapat diantagonisasi dengan pemberian adrenalin.

2. Antagonisme pada reseptor, yaitu antagonisme melalui sistem reseptor yang sama. Misalnya, efek histamin yang dilepaskan dalam reaksi alergi dapat dicegah dengan pemberian antihistamin, yang menduduki reseptor yang samaPembahasan selanjutnya dibatasai antara antagonisme pada reseptor, yang dapat dikualifikasi berdasarkan interaksi obat-reseptor. Telah disrbutkan bahwa agonis adalah obat yang jika menduduki reseptornya mampu secara intrinsik menimbulkan efek farmakologik, sedangkan antagonis adalah obat yang menduduki reseptor yang sama tetapi secara intrinsik menimbulkan efek farmakologik. Dengan demikian antagonisbmenghalangi ikatan reseptor dengan agonisnya sehingga terjadi hambatan kerja agonisnya. Oleh karena itu, antagonis sering juga disebut receptor bloker atau bloker saja. Jadi, bloker tidak menimbulkan efek langsung, tetapi efek tidak langsung akibat hambatan kerja agonisnya. Antagonisme pada reseptor dapat bersifat kompetitif atau nonkompetitif.a. Antagonisme KompetitifAntagonisme kompetitif, dalam hal ini antagonisme mengikat reseptor ditempat ikatan reseptor secara reversibel sehingga dapat digeser oleh antagonis kadar tinggi. Dengan demikian hambatan agonis dapat diatasi dengan menghilangkan kadar agonis sehingga akhirnya dicapai efek maksimal yang sama. Jadi diperlukan kadar agonis yang tinggi untuk memperoleh efek yang sama. Ini berarti afinitas agonis terhadp reseptornya mennurun (lihat gambar) contoh antagonis kompetitif adalah -bloker dan antihistamin.Kadang-kadang suatu antagonis mengikat suatu reseptor dari tempat lain dari recepto rsiteagonis dan menyebabkan perubahan konformasi reseptorsedemikan sehingga anafinitas terhadap agosninya menurun. Jika penurunan afinitas agonis ini dapat diatasi maka dapat meningkatkan dosis agonis, maka keadaan ini tdak disebut antagonisme kompetitif tetapi disebut kooperativitas negatif.

b. Antagonis NonkompetitifAntagonis nonkompetitif, hambatan efek agonis oleh angatonis nonkompetitif didak dapat diatasi dengan meningkatkan kadar agonisnya. Akibatnya efek maksimal yang dicapai akan berkurang, tetapi afinitas agonis terhadap reseptornya tidak berubah. Antagonis nonkompetitif terjadi jika: Antagonis mengikat reseptor secara irevesibel diereseptor site maupun tempat lain, sehingga menghalangi reseptor dengan agonisnya. Dengan demikaian antagonis mengurangi jumlah reseptor yang tersedia untuk berikatan dengan agonisnya, sehingga efek maksimalnya akan berkurang. Tetapi afinitas terhadap yang bebas tidak berubah. Antagonis mengikat bukan pada molekulnya teapi pada komponen lain dalam sistem reseptor, yakni pada molekul lain yang meneruskan fungsi reseptor dalam sel target, misalnya molekul adenilat siklase atau protein yang membentuk kanal ion. Ikatan antagonis pada molekul-molekul tersebut secara revesibel maupun irevesibel, akan mengurangi sefek yang dapat ditimbulkan oleh agonis-reseptor tanpa menggangu ikatan agonis dengan molekul reseptornya.Agonis parsial adalah agonis yang lemah, artinya agonis yang mempunyai aktivitas intrinsik atau efektifitas yang rendah sehingga menimbulkan efek maksimal yang lemah. Akan tetapi, obat ini akan mengurangi efek maksimal yang ditimbulkan oleh agonis penuh. Oleh karena itu agonis parsial disebut juga dengan antagonis parsial. Contoh: Nalorfin adalah agonis parsial atau antagonis parsial dengan morfin sebagai agonis penuh dan nalokson sebai antagonis kompetitif yang murni. Nalofrin dapat digunakan sebagai antagonis pada keracunan morfin, tetapi jika diberikan sendiri nalorfin juga menimbulkan berbagai efek opiat dengan derajat yang lebih ringan. Nalokson yang tidak mempunyai efek agonis akan mengantagonisasikan dengan sempurna semua efek opiat dari morfin.

4

3BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanDalam arti luas, farmakologi ialah ilmu mengenai pengaruh senyawa terhadap sel hidup, lewat proses kimia khususnya reseptor. Senyawa ini biasanya disebut obat dan lebih menekankan pengetahuan yang mendasari manfaat dan risiko penggunaan obat.Farmakodinamik ialah sub farmakologi yang mempelajari efek biokimiawi dan fisiologi obat serta mekanisme kerjanya. Tujuan mempelajari mekanisme obat ialah untuk meneliti efek utama obat, mengetahui interaksi obat dengan sel, dan mengetahui urutan peristiwa serta spektrum efek dan respons yang terjadi. Pengetahuan yang baik mengenai hal ini merupakan dasar terapi rasional dan berguna dalam sintesis obat baru. Antagonisme farmakodinamika yaitu yang mempengaruhi proses interaksi obat dengan reseptor spesifik, sehingga menurunkan respons biologis obat. Secara farmakodinamik dapat dibedakan dua jenis antagonisme farmakodinamik, yaitu antagonisme fisiologik dan antagonis pada reseptor. Antagonis pada reseptor dapat bersifat kompetitif atau non kompetitif.

B. SaranBagi tenaga medis, di sarankan untuk mengetahui ilmu farmakologi, agar dapat mengatahui kandungan obat, efek samping obat, dosis obat, dan cara penggunaan obat, agar dapat menerapkan pada pasien dengan tepat.

35

Daftar Pustaka

Anief, Moh. 2009. Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi. Yogykarta: Gadjah Mada University Press.

Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2008. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

http://idwebnurse.wordpress.com/2012/03/28/farmakodinamik/ diakses pada tanggal 3 April 2014.http://www.slideshare.net/septianraha/farmakologi-dasar-29130520 diakses pada tanggal 3 April 2014.

6